KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL
Artikel Jurnal Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh: Karenina Parastika NIM. 09101244006
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER 2016
Kontribusi Komunikasi Interpersonal …….(Karenina Parastika) 1
KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL CONTRIBUTION OF INTERPERSONAL COMMUNICATION TO TEACHER PERFORMANCE PUBLIC ON PRIMARY SCHOOL ONE DISTRICT BANTUL Oleh: Karenina Parastika Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kontribusi komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Bantul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah guru SD Negeri Se Kecamatan Bantul dari 17 sekolah berjumlah 202 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 132 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data dengan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kontribusi komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Bantul. Hal ini dibuktikan dari nilai = 7,325 lebih besar dari nilai = 1,978 dan nilai signifikansi 0,000 kurang dari 0,05. Hasil analisis juga diperoleh nilai koefisien korelasi positif sebesar 0,541. Nilai koefisien determinasi menunjukkan sebesar 0,292, nilai tersebut berarti 29,2% perubahan pada variabel kinerja guru dapat diterangkan oleh komunikasi interpersonal, sisanya sebesar 70,8% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti. Kata kunci: Komunikasi Interpersonal dan Kinerja Guru Abstract This study aims to aseess the contribution of interpersonal communication on public Elementary School teacher performance one district of Bantul. Research approach with quantitative analysis. The population in this study is a primary school teacher’s district of Bantul of 17 schools amounted to 202 peoples. The sampling technique using simple random sampling, in order to obtain a total sample of 132 people. The technique of collecting data using questionnaires that have been tested for validity and reliability. Data analysis techniques with simple linear regression. The results showed that there are interpersonal communication contribution to the performance of public elementary school teacher one district of Bantul. This is evidenced from t observed value = 7.325 greater than the value t table= 1.978 and 0.000 significance value less than 0.05. The analysis also obtained a positive correlation coefficient of 0.541. The coefficient of determination shows the R2 0.292, the value of 29.2% change in the variable teacher's performance can be explained by interpersonal communication, the rest 70,8% influenced by other factors not examined. Keywords: Interpersonal Communication and Teacher Performance
2 Jurnal Hanata Widya Tahun 2015
Sementara itu, ditinjau dari komunikasi
PENDAHULUAN Sekolah Dasar merupakan salah satu
interpersonal antara kepala sekolah dengan
lembaga pendidikan formal yang memberikan
guru akan terkait langsung dengan kualitas
kontribusi dalam pembangunan pendidikan
pendidikan. Hal ini disebabkan akan terjalin
bagi anak didiknya. Untuk menunjang hal
hubungan yang harmonis dalam sebuah
tersebut maka dibutuhkan kerjasama yang
sekolah. Guru menghormati kepala sekolah
baik antara kepala sekolah dan para guru.
sebagai
Salah satunya yaitu dalam hal komunikasi
masukan,
interpersonal antara kepala sekolah dan guru.
menghargai guru sebagai mitra kerja yang
Penelitian
Se
berperan guna memberi masukan, kritik, dan
Kecamatan Bantul. Komunikasi yang terjadi
saran demi kemajuan sekolah. Seorang kepala
di
adalah
sekolah yang tidak mampu mengembangkan
komunikasi dari kepala sekolah dan guru
komunikasi interpersonal antara dirinya dan
dalam
bawahan
SD
ini
Se
bentuk
dilaksanakan
Kecamatan
perintah
di
Bantul
untuk
SD
segera
atasan,
pemberi
sebaliknya
akan
petunjuk
kepala
sangat
dan
sekolah
sulit
menyelesaikan tugas guru dan karyawan
mengimplementasikan
ataupun penyampaian informasi dari kepala
yang dibuatnya bila tidak terjalin hubungan
sekolah kepada guru dan karyawan. Sebagian
yang harmonis, karena kunci keberhasilan
guru
dalam
masih
merasa
sungkan
untuk
melaksanakan
program-program
suatu
program
menyampaikan ide-ide mereka kepada Kepala
pengajaran dengan baik akan dapat diperoleh
sekolah yang mereka anggap sebagai orang
apabila kepala sekolah mau dan mampu
yang tertinggi dalam organisasi dan selalu
menciptakan hubungan yang baik dengan
wajib untuk dihormati, para guru dan
guru.
karyawan selalu menunggu perintah dari
Adanya komunikasi interpersonal antara
kepala sekolah dan berusaha menjalankan
guru
dengan
kepala
perintah tanpa ada masukan dari para guru.
menciptakan: (1) hubungan individu yang
Para guru juga jarang sekali mendiskusikan
diwujudkan dengan menghargai pendapat
tentang pekerjaan, mereka sering berkumpul
guru, menghargai keputusan guru secara
tetapi selalu membicarakan hal yang tidak
individu, menghargai kebebasan berkreasi,
formal. Dengan posisi kantor kepala sekolah
(2) hubungan kelompok yang diwujudkan
dan kantor guru yang terpisah menjadikan
dengan
komunikasi antara kepala sekolah dan kepada
kelompok, menghargai pendapat dan sikap
guru sangat sulit dilakukan.
kelompok, dan (3) hubungan bawahan-atasan
memberikan
sekolah
kebebasan
dapat
diskusi
yang diwujudkan dengan menghargai dan
Kontribusi Komunikasi Interpersonal …….(Karenina Parastika) 3 menghormati
kritik
dan
saran
kepada
pimpinan, mau mendengarkan segala keluhan
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
dan permasalahan bawahan. Hasil
pengamatan
Penelitian ini merupakan penelitian yang
dilakukan
kuantitatif, artinya semua data diwujudkan
peneliti tentang adanya indikasi rendahnya
dalam
kinerja guru SD Negeri Se Kecamatan Bantul
berdasarkan analisis statistik. Penelitian ini
terlihat dari adanya guru yang mengajar
termasuk jenis penelitian korelasi, yang
hanya
bertujuan menemukan adanya pengaruh antar
melepas
tugas
sehari-hari
tanpa
bentuk
angka
dan
memahami makna profesinya sebagai guru,
variabel.
adanya guru yang kurang memahami kondisi
Waktu dan Tempat Penelitian
atau keadaan siswanya, kurangnya guru
analisisnya
Penelitian ini dilakukan di Sekolah
menjalin hubungan dengan warga sekolah
Dasar
Se
Kecamatan
baik dengan Kepala Sekolah, sesama guru
penelitian
atau siswa bahkan dengan orang tua siswa.
September 2015.
Rendahnya kinerja guru juga diindikasikan
Subjek Penelitian
dilaksanakan
Bantul.
Waktu
pada
bulan
dari sebagian guru belum mengenal masalah
Populasi dalam penelitian ini adalah
pembelajaran dan masalah pengelolaan kelas
semua guru SD Negeri Se Kecamatan Bantul
yang baik, sebagian guru yang mengajar
dari 17 sekolah berjumlah 202, kemudian dari
hanya dengan metode mencatat tanpa ada
populasi guru tersebut akan diambil 132
perencanaan yang jelas dan guru tidak
sampel guru sebagai sampel untuk penelitian
mampu dan tidak
indikator
ini. Sampel penelitian ini diambil dengan cara
seharusnya
simple random sampling. Penentuan jumlah
disampaikan, dan sebagian guru belum
anggota sampel yang sering disebut dengan
mampu berkomunikasi inter-personal dengan
ukuran sampel menggunakan tabel Krejcie.
optimal.
Tabel krejcie dalam melakukan perhitungan
kompetensi
dasar
memahami yang
Bertitik tolak pada latar belakang di
ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%,
atas, maka penyusun mengambil penelitian
jadi sampel yang diperoleh mempunyai
dengan
Komunikasi
kepercayaan 95% terhadap populasi. Sesuai
Interpersonal terhadap Kinerja Guru Sekolah
dengan tabel Krejcie, maka dengan populasi
Dasar Negeri Se-Kecamatan Bantul”.
sebanyak 202 orang dapat diambil sampel
judul
“Kontribusi
sebanyak 132 orang.
4 Jurnal Hanata Widya Tahun 2015
Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data Teknik
pengumpulan
data
dalam
penelitian ini menggunakan angket/kuesioner dan
dokumentasi.
Uji
validitas
dengan
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Variabel
Cronbach. Instrumen dapat dikatakan reliabel jika koefesien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,600 (Suharsimi Arikunto, 2008: 193). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
adalah
analisis
regresi
0,197
Normal
0,510
Normal
Sumber : Data Primer Diolah, 2015 Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa semua variabel penelitian mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 pada (sig>0,05),
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa data penelitian berdistribusi normal. 2. Uji Linieritas
linier
berganda (Sutrisno Hadi, 2004: 23).
Keterangan
Komunikasi Interpersonal Kinerja Guru
bantuan SPSS Statistics 13.0 For Windows dan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha
Signifikansi
Hasil
rangkuman
uji
linieritas
disajikan berikut ini: Tabel 2. Hasil Uji Linieritas
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Hasil Penelitian Hasil
analisis
data
penelitian
akan
Variabel
df
Komunikasi interpersonal
32:98
Hitung 1,309
Sig. 0,159
Sumber : Data Primer Diolah, 2015 Hasil
diuraikan dengan analisis frekuensi disajikan
uji
sebagai berikut:
menunjukkan bahwa
Deskripsi Kategori Variabel
pada
Berdasarkan perhitungan deskripsi
Harga F Tabel (5%) 1,561
variabel
(1,309<1,561)
linieritas <
komunikasi dan
di
atas yaitu
interpersonal
signifikansi
sebesar
kategori variabel diketahui bahwa komunikasi
0,159>0,05; sehingga variabel tersebut dapat
interpersonal berada pada kategori sangat
dikatakan linier.
tinggi (59,1%) dan kinerja guru berada pada
Pengujian Hipotesis
kategori tinggi yaitu 65 guru (83,3%).
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
Pengujian Prasyarat Analisis
dilakukan
1. Uji Normalitas
analisis regresi sederhana. Hasil analisis
Hasil uji normalitas untuk masingmasing variabel penelitian disajikan berikut ini.
dengan
menggunakan
teknik
regresi sederhana disajikan sebagai berikut.
Kontribusi Komunikasi Interpersonal …….(Karenina Parastika) 5 Tabel 3. Ringkasan Hasil Regresi Sederhana Variabel Konstanta Koefisien regresi R
Koefisien 34,432 0,482 0,541 0,292 t hitung 7,325 Sig. 0,000 Sumber : Data Primer Diolah, 2015
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai sebesar
dapat
Jika
dibandingkan
sebesar 1,978 pada taraf
signifikansi 5%, maka nilai
.
Selain itu apabila dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 maka signifikansi kurang dari
Berdasarkan analisis maka persamaan regresi
7,325.
dengan nilai
a. Persamaan garis regresi
garis
c. Pengujian Signifikansi Regresi Sederhana dengan Uji t
dinyatakan
dalam
persamaan sebagai berikut:
0,05 (0,000<0,05). Dengan begitu Hipotesis Diterima,
ini
berarti
“Ada
kontribusi
komunikasi interpersonal terhadap kinerja
Y = 34,432 + 0,482X
guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa
Bantul”. Hasil analisis juga diperoleh nilai
nilai koefisien komunikasi interpersonal (X)
koefisien korelasi sebesar 0,541, karena nilai
sebesar 0,482 yang berarti apabila nilai
koefisien korelasi (r) bernilai positif, maka
komunikasi interpersonal meningkat satu
dapat dinyatakan bahwa variabel komunikasi
satuan
interpersonal berpengaruh positif terhadap
maka
nilai
kinerja
guru
akan
kinerja guru.
meningkat 0,482 satuan. b. Koefisien Korelasi Determinasi
dan
Koefisien
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
Berdasarkan perhitungan SPSS versi 13.0 dapat diketahui nilai r dan
Pembahasan
kontribusi komunikasi interpersonal terhadap
. Koefisien
kinerja guru Sekolah Dasar Negeri Se-
korelasi menunjukkan nilai sebesar 0,541.
Kecamatan Bantul. Berdasarkan hasil analisis
Sedangkan
determinasi
regresi sederhana menunjukkan bahwa ada
menunjukkan tingkat ketepatan garis regresi.
kontribusi komunikasi interpersonal terhadap
Berdasarkan
dengan
kinerja guru Sekolah Dasar Negeri Se-
menggunakan SPSS versi 13,0 menunjukkan
Kecamatan Bantul. Hal ini dibuktikan dari
koefisien
hasil
analisis data
sebesar 0,292. Nilai tersebut berarti 29,2%
hasil
uji
hasil
uji
diperoleh
perubahan pada variabel kinerja guru dapat
sebesar
diterangkan oleh komunikasi interpersonal,
dengan nilai
sisanya sebesar 70,8% dipengaruhi faktor lain
signifikansi 5%, maka nilai
yang tidak diteliti.
Selain
itu,
7,325.
t
Jika
nilai
dibandingkan
sebesar 1,978 pada taraf
apabila
dilihat
. dari
nilai
signifikansi sebesar 0,000 maka signifikansi
6 Jurnal Hanata Widya Tahun 2015
kurang dari 0,05 (0,000<0,05). Hasil analisis
motivasi kerja dan kemampuan kerja yang
juga diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar
tinggi, maka kinerja akan tinggi pula.
0,541, karena nilai koefisien korelasi (r)
Guru sebagai tenaga profesional dalam
bernilai positif, maka dapat dinyatakan bahwa
bidang pendidikan haruslah dapat memiliki
variabel
dan
komunikasi
interpersonal
memahami
kompetensi-kompetensi
berpengaruh positif terhadap kinerja guru.
dalam melaksanakan kewajibannya sebagai
Nilai koefisien determinasi menunjukkan
guru, yaitu dalam pembelajaran maupun
sebesar 0,292, nilai tersebut berarti 29,2%
hidup atau bersikap di dalam masyarakat.
perubahan pada variabel kinerja guru dapat
Menurut Slamet PH (Syaiful Sagala, 2001:
diterangkan oleh komunikasi interpersonal,
31-40), kompetensi guru terbagi menjadi
sisanya sebesar 70,8% dipengaruhi faktor lain
empat
yang tidak diteliti, misalnya: kualitas dan
kompetensi
kuantitas
kepribadian, kompetensi social, kompetensi
kerja,
kehadiran/kedisiplinan,
(2002:4)
“kinerja
menyatakan
merupakan
komunikasi
sub-kompetensi, pedagogik,
yaitu
kompetensi
profesional.
kreatifitas dan kejujuran. Bacal
dengan
sebuah
bahwa
Salah
proses
diperhatikan
yang berkesinambungan dan
satu
kompetensi
kompetensi
oleh
seorang
profesional
yang
perlu
guru
adalah
Kompetensi
dilakukan dalam kemitraan antara seorang
profesional adalah kemampuan penguasaan
guru dengan penyedia langsung”. Proses ini
materi
meliputi kegiatan membangun harapan yang
mendalam yang memungkinkan membimbing
jelas dan pemahaman mengaenai pekerjaan
peserta didik. Guru yang profesional adalah
yang akan dilakukan. Kinerja ini sebagai
guru
sebuah
dipersyaratkan untuk melaksanakan tugas
sistem,
artinya
bahwa
kinerja
pembelajaran
yang
memiliki
luas
kompetensi
yang
pendidikan
harus diikutsertakan apabila sistem ini ingin
tersebut meliputi pengetahuan, sikap, dan
memberikan nilaii tambah bagi orgaisasi,
keterampilan professional, baik yang bersifat
pimpinan, dan guru itu sendiri.
pribadi, sosial, maupun akademis (Kunandar,
kinerja sebagai berikut, kinerja (performance)
pengajaran.
dan
memiliki sejumlah bagian yang semuanya
Moh As’ad (2003: 58) merumuskan
dan
secara
Kompetensi
2009: 46). Kinerja seorang guru agar dapat dikatakan
sama dengan motivasi (motivation) dikali
professional
perlu
dengan kemampuan dasar (ability). Kinerja
komunikasi interpersonal yang baik dalam
seorang guru merupakan hasil interaksi antara
diri guru. Komunikasi interpersonal adalah
motivasi dengan kemampuan dasar. Adanya
proses
pertukaran
ditunjang
informasi
adanya
diantara
Kontribusi Komunikasi Interpersonal …….(Karenina Parastika) 7 seseorang dengan paling kurang seorang
tidak akan tahu informasi apa yang akan
lainnya atau biasanya di antara dua orang
dilakukan, dan kepala sekolah tidak akan
yang dapat langsung diketahui balikannya. Di
mendapatkan informasi dari para guru.
dalam suatu organisasi khususnya sekolah,
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
proses komunikasi adalah proses yang pasti
sebelumnya yang dilakukan oleh Maryadi
dan selalu terjadi. Komunikasi adalah sarana
Syarif (2011) tentang “Pengaruh Komunikasi
untuk mengadakan koordinasi antara berbagai
Interpersonal dan Supervisi Kepala Sekolah
subsistem dalam sekolah. Sekolah yang
terhadap Kinerja Guru”, hasil penelitian
berfungsi
menunjukkan
baik,
ditandai
oleh
adanya
bahwa
komunikasi
kerjasama secara sinergis dan harmonis dari
interpersonal kepala sekolah berpengaruh
berbagai
positif dengan kinerja guru.
komponen.
Semakin
baik
komunikasi antara kepala sekolah dan guru diperkirakan dapat meningkatkan kinerja
SIMPULAN DAN SARAN
guru. Kinerja memberikan dampak yang
Simpulan
serius bagi suatu organisasi terutama sekolah.
Berdasarkan
hasil
analisis
regresi
Kinerja yang dirasakan oleh guru akan
sederhana menunjukkan bahwa ada kontribusi
menimbulkan semangat untuk bekerja lebih
komunikasi interpersonal terhadap kinerja
baik, akan tetapi apabila guru dalam suatu
guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan
sekolah tidak mendapatkan kepuasan dalam
Bantul. Hal ini dibuktikan dari hasil uji hasil
pekerjaan
uji t diperoleh nilai
akan
mengakibatkan
ketidakdisiplinan dan kinerja kerja menurun. Komunikasi interpersonal yang efektif dalam
suatu
dibandingkan dengan nilai
tidak ada keterbukaan dalam memberikan informasi baik diantara guru dengan guru maupun dengan kepala sekolah maka akan mempengaruhi kinerja masing-masing. Pola komunikasi yang interaktif antara atasan dengan bawahan dan sesama rekan kerja dapat memberikan pemahaman dan toleransi dalam sebuah organisasi sehingga dapat menimbulkan kinerja yang baik. Tanpa adanya komunikasi dalam suatu sekolah, guru
sebesar 1,978
pada taraf signifikansi 5%, maka nilai
sekolah akan memberikan
suasana yang nyaman dalam bekerja. Apabila
sebesar 7,325. Jika
. Selain itu, apabila dilihat dari nilai
signifikansi
sebesar
0,000
maka
signifikansi kurang dari 0,05 (0,000<0,05). Hasil analisis juga diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,541, karena nilai koefisien korelasi (r) bernilai positif, maka dapat dinyatakan
bahwa
variabel
komunikasi
interpersonal berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Nilai koefisien determinasi menunjukkan
sebesar 0,292, nilai tersebut
berarti 29,2% perubahan pada variabel kinerja
8 Jurnal Hanata Widya Tahun 2015
guru dapat diterangkan oleh komunikasi
misalnya melalui wawancara mendalam
interpersonal,
70,8%
terhadap para guru, sehingga informasi
dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti,
yang diperoleh dapat lebih bervariasi
misalnya:
daripada angket yang jawabannya telah
sisanya
kualitas
sebesar
dan
kehadiran/kedisiplinan,
kuantitas
kerja,
kreatifitas
dan
tersedia.
kejujuran. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagi Guru
Arni
Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui bahwa masih terdapat beberapa guru dengan kinerja kerja yang berada pada kategori rendah (10,6%), oleh karena itu,
para
guru
disarankan
untuk
meningkatkan kinerjanya dengan cara meningkatkan komunikasi interpersonal antara kepala sekolah dan guru, sehingga dapat menumbuhkan kerjasama, semangat kerja, tercipta hubungan yang harmonis, akan memberikan suasana yang nyaman dalam bekerja, dan pada akhirnya kinerja guru dapat meningkat. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih mendalam tentang kontribusi
komunikasi
terhadap
kinerja
interpersonal guru
dengan
menambahkan faktor-faktor lain, misalnya: kualitas
dan
kuantitas
kehadiran/kedisiplinan, kejujuran.
kerja,
kreatifitas
dan
Penelitian selanjutnya
juga
disarankan agar menggunakan metode lain dalam meneliti interpersonal
kontribusi komunikasi
terhadap
kinerja
guru,
Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Bacal, Robert. 2005. Performance Management. Jakarta: SUN. Kunandar. 2009. Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Press. Maryadi Syarif. 2011. Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru. Jurnal Tidak Diterbitkan. Jambi: STIT Darul Ulum Sarolangun. Moh As’ad. 2003. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri (edisi ke-4). Yogyakarta: Liberty. Sutrisno Hadi. 2004. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Syaiful Sagala. 2001. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.