WARDHANI, et. al. / HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar The Correlation Between Interpersonal Communication And Achievement Motivation Toward Teachers Working Performance Of Elementary School In Subdistrict Colomadu Region Of Regency Karanganyar Yashinta Ayu Wardhani, Sri Wiyanti, Tuti Hardjajani Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret ABSTRAK Guru merupakan komponen yang penting dalam proses belajar mengajar, karena mutu hasil pendidikan sangat tergantung dari kemampuan kerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Upaya untuk meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan dengan menjalin komunikasi interpersonal yang baik antara guru dengan seluruh komponen sekolah dan meningkatkan motivasi berprestasi yang dimiliki guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja guru, hubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru, dan hubungan antara komunikasi interpersonal dan motivasi berprestasi dengan kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 23 sekolah. Sampling menggunakan purposive cluster random sampling, sehingga diperoleh 10 sekolah yang terdiri dari 48 guru yang memenuhi syarat sebagai sampel. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah skala kinerja guru, skala komunikasi interpersonal, dan skala motivasi berprestasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ganda, dan selanjutnya digunakan analisis korelasi parsial. Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi (rx1y) sebesar 0,452, p<0,05, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (rx2y) sebesar 0,167, p>0,05. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,773, p<0,05 dan F Hitung 33.409 > F Tabel 3,204. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal dan motivasi berprestasi dengan kinerja guru. Nilai R2 dalam penelitian ini sebesar 0,598 atau 59,8%, terdiri atas sumbangan efektif komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru sebesar 45,75% dan sumbangan efektif motivasi berprestasi terhadap kinerja guru sebesar 14,05%. Ini berarti masih terdapat 40,2% variabel lain yang turut mempengaruhi kinerja guru. Kata Kunci: komunikasi interpersonal, motivasi berprestasi, kinerja guru.
PENDAHULUAN
mencapai pendidikan dasar yang berkualitas,
Pendidikan merupakan faktor utama
diperlukan guru yang berkualitas pula, karena
manusia.
guru Sekolah Dasar merupakan peletak dasar
Pendidikan yang berkualitas perlu dimulai
ilmu pengetahuan. Menurut Undang-Undang
sejak pendidikan dasar atau sekolah dasar.
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pendidikan dasar adalah suatu tahap penting
Pasal 1 Ayat 1, disebutkan bahwa Guru adalah
dalam
pembentukkan
pribadi
dalam jenjang pendidikan anak, karena dari sinilah awal yang menentukan perkembangan pendidikan anak selanjutnya. Agar dapat
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengarahkan,
mengajar, melatih,
membimbing, menilai,
dan 1
WARDHANI, et. al. / HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
didik yang berkualitas pula. Oleh karena itu,
anak usia dini jalur pendidikan formal,
diperlukan kinerja guru yang optimal sebagai
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
perwujudan atas kualitas kerja seorang guru,
Segala tugas serta tanggung jawab yang
melalui
diemban guru membuat guru diharuskan untuk
interpersonal
menghasilkan
motivasi berprestasi pada setiap guru untuk
kinerja
yang
baik
demi
terciptanya pendidikan yang bermutu. Peningkatan dilakukan
kinerja
dengan
guru
upaya
pengefektifan serta
melalui
komunikasi peningkatan
dapat menunjang pengoptimalan kinerja. dapat
mempertimbangkan
DASAR TEORI
hubungan yang yang terjalin di antara seluruh komponen sekolah. Bentuk hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik melalui adanya komunikasi
interpersonal.
Komunikasi
interpersonal merupakan sarana penting untuk dapat menjalin hubungan yang harmonis dalam segala aspek kehidupan. Selain itu, kinerja guru menurut Martinis Yamin dan Maisah (2010) salah satunya dipengaruhi oleh faktor
personal
yang
meliputi
unsur
A. Kinerja Guru Martinis Yamin dan Maisah (2010) mendefinisikan kinerja guru sebagai segala aktivitas yang ditunjukkan oleh guru dalam tanggung jawabnya menjalankan perannya dalam dunia pendidikan guna membimbing peserta didik mencapai kedewasaan baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Syafri
Mangkuprawira
Vitayala (dalam
kemampuan dan motivasi.
dan
Aida
Martinis Yamin dan
Maisah, 2010) menyatakan bahwa kinerja Mulyasa (2005) menyatakan bahwa
guru mencakup banyak faktor, antara lain :
para guru akan bekerja dengan sungguhsungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Apabila para guru memiliki motivasi yang positif, maka cenderung memperlihatkan
a. Faktor
personal,
meliputi
unsur
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, dan motivasi.
minat, mempunyai perhatian, dan ikut serta
b. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek
dalam suatu tugas atau kegiatan sekolah. Hal
kualitas manajer dan team leader dalam
ini dapat berarti bahwa seorang guru akan
memberikan
melakukan semua pekerjaan dengan baik
arahan, dan dukungan kerja pada guru.
apabila ada faktor pendorong (motivasi).
c. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan
Motivasi merupakan bagian penting dalam
dan semangat yang diberikan oleh rekan.
setiap kegiatan, tanpa adanya motivasi tidak akan
ada
menunjukkan
kegiatan kinerja
nyata
yang
dapat
guru.
Guru
yang
dorongan,
semangat,
d. Faktor sistem, meliputi sistem kerja di sekolah, fasilitas kerja, dan budaya kerja yang dimiliki oleh sekolah.
berkualitas akan mampu menghasilkan siswa 2
WARDHANI, et. al. / HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
e. Faktor situasional, meliputi tekanan dan perubahan lingkungan.
McClelland (1987) menggambarkan beberapa aspek motivasi berprestasi, yaitu:
Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan
kreatif dan inovatif, ukuran atas hasil dan
Penilaian Kinerja Guru dari Direktorat
umpan balik, tanggung jawab pribadi,
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
pemilihan tugas, dan berorientasi sukses.
Kementerian
Pendidikan Nasional (2010), penilaian
METODE PENELITIAN
kinerja guru didasarkan pada empat domain kompetensi
sebagaimana
yang
disebutkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 yang meliputi
:
kompetensi
Variabel
telah
kompetensi
paedagogik,
kepribadian,
kompetensi
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah variabel kinerja guru, variabel
komunikasi
interpersonal,
dan
variabel motivasi berprestasi. Kinerja guru dalam penelitian ini akan diungkap melalui Skala Kinerja Guru yang disusun berdasarkan
professional, dan kompentensi sosial.
aspek yang meliputi kompetensi paedagogik, B. Komunikasi Interpersonal
kompetensi
DeVito (dalam Alo Liliweri, 1991) mengungkapkan
bahwa
komunikasi
profesional, Komunikasi
kepribadian, dan
kompetensi
kompetensi
interpersonal
akan
sosial. diungkap
interpersonal merupakan pengiriman pesan
melalui Skala komunikasi interpersonal yang
dari seseorang dan diterima orang yang
disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan
lain, atau sekelompok orang dengan umpan
DeVito (2007) yang terdiri atas
balik secara langsung. DeVito
aspek
keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap
(1997)
mengungkapkan
positif, dan kesetaraan. Motivasi berprestasi
beberapa aspek penting dalam komunikasi
akan
interpersonal, yaitu keterbukaan, empati,
berprestasi yang terdiri atas aspek kreatif dan
sikap
inovatif, ukuran atas hasil dan umpan balik,
mendukung,
sikap
positif,
dan
kesetaraan.
diungkap melalui Skala motivasi
tanggung jawab pribadi, pemilihan tugas, dan berorientasi sukses.
C. Motivasi Berprestasi Motivasi
berprestasi
menurut
Populasi dalam penelitian ini adalah
McClelland (dalam Alex Sobur, 2003)
guru
adalah suatu daya dalam mental manusia
Colomadu
untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih
terdiri atas 23 sekolah. Karakteristik populasi
baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih
yang digunakan adalah berstatus sebagai guru
efisien
kelas Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
daripada
kegiatan
dilaksanakan sebelumnya.
yang
kelas
SD
Negeri
Kabupaten
di
Kecamatan
Karanganyar
yang
Colomadu Kabupaten Karanganyar, sudah 3
WARDHANI, et. al. / HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS),
Berikut ini merupakan hasil analisis data
dan memiliki masa kerja menjadi guru
penelitian :
minimal 5 tahun. Teknik pengambilan sampel
1. Uji Asumsi, meliputi :
yang digunakan adalah purposive cluster
a. Uji normalitas
random sampling. Teknik cluster random
Dilakukan dengan statistik One Sample
sampling digunakan untuk menentukan 10
Kolmogorov-Smirnov Test.
sekolah yang akan digunakan sebagai sampel
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
dan 8 sekolah untuk keperluan uji coba, setelah
itu
kemudian
pemilihan
sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling. Prosedur
validitas
skala
Variabel
KS-Z
Kinerja Guru Komunikasi Interpersonal Motivasi Berprestasi
0,630 0,638 0,539
Asymp.Sig. (2-tailed) 0,822 0,810 0,933
Keterangan Normal Normal Normal
melalui
pengujian isi skala dengan menganalisis
Tabel di atas menunjukkan nilai
rasional atau lewat professional judgement.
signifikansi untuk ketiga variabel lebih
Langkah selanjutnya adalah prosedur seleksi
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan
aitem
bahwa data berdistribusi normal.
berdasarkan
daya
diskriminasinya
menggunakan Product Moment dari Pearson. Uji
reliabilitas
menggunakan
dilakukan
formula
Alpha
b. Uji Linearitas
dengan
Tabel 3. Hasil Uji Linearitas
Cronbach.
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi ganda.
Keterangan
Signf.
Kondisi
Kesimpulan
Komunikasi Interpersonal*Kinerja Guru Motivasi Berprestasi*Kinerja Guru
0,000
p < 0,05
Linier
0,000
p < 0,05
Linier
HASIL- HASIL Berdasarkan tabel di atas, bahwa Berikut ini disajikan data hasil ujicoba
antara variabel bebas dengan variabel
skala penelitian yang didasarkan pada sampel
tergantung terdapat hubungan yang linear.
ujicoba sebanyak 42 responden : 2. Uji Hipotesis Tabel 1. Hasil Uji Coba Skala Penelitian Variabel
Validitas Koef. Validitas
Kinerja Guru Komunikasi Interpersonal Motivasi Berprestasi
0,334 - 0,692 0,342 -0,722 0,325 -0,643
Jumlah Aitem Valid Gugur 38 12 45 5 41
9
Uji hipotesis yang digunakan adalah
Reliabilitas
analisis regresi ganda, dengan hasil :
Koef. Alpha
0,915 0,939
Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Ganda
0,924
Model Summaryb Model
Berdasarkan hasil ujicoba tersebut, maka dilaksanakan penelitian dengan menggunakan
1
R .773a
R Square
Adjusted R Square
.598
.580
Std. Error of the Estimate 6.098
a. Predictors: (Constant), Motivasi Berprestasi, Komunikasi Interpersonal
b. Dependent Variable: Kinerja Guru
aitem yang valid sebagai alat ukur penelitian.
4
WARDHANI, et. al. / HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
Tabel di atas menunjukkan hasil korelasi antara komunikasi interpersonal dan motivasi
Tabel 7. Hasil Analisis Korelasi Parsial antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru
berprestasi dengan kinerja guru didapatkan R2 sebesar 0,598.
Correlations
Komunikasi Kinerja Interpersonal Guru
Tabel 5. Hasil Uji F-Test
Sum of Squares
1
Mean Square
Df
Regression
2484.851
Residual
1673.462
45
Total
4158.313
47
Correlation Significance (2-tailed) Df
ANOVAb Model
Kinerja Guru
Control Variables
F
Motivasi Correlation Berprestasi Significance (2-tailed)
Sig. .000a
2 1242.425 33.409
Df
Motivasi Berprestasi
1.000
.167
.
.262
0
45
.167
1.000
.262
.
45
0
37.188
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa
a. Predictors: (Constant), Motivasi Berprestasi, Komunikasi Interpersonal
b. Dependent Variable: Kinerja Guru
korelasi variabel motivasi berprestasi dengan
Berdasarkan tabel, F Hitung 33.409 > F
variabel kinerja guru yaitu sebesar 0,167 (p-
Tabel 3,204 dan p<0,05 berarti hipotesis
value 0,262 > 0,05), menunjukkan tidak ada
dalam penelitian ini diterima, yaitu ada
hubungan yang signifikan antara motivasi
hubungan yang signifikan antara komunikasi
berprestasi dengan kinerja guru.
interpersonal dan motivasi berprestasi dengan
4. Kategorisasi Responden
kinerja guru.
Tabel 9. Kriteria Kategorisasi Responden
Tabel 6. Hasil Analisis Korelasi Parsial antara
Penelitian
Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja Guru Variabel
Correlations Kinerja Guru
Control Variables Motivasi Kinerja Guru Correlation Berprestasi Significance (2-tailed) Df Komunikasi Correlation Interpersonal Significance (2-tailed) Df
Komunikasi Interpersonal
1.000
.452
.
.001
kinerja
komunikasi guru
%
Sangat Rendah
38 ≤ X < 60,8
0
0%
0
0%
Rendah Kinerja Guru
Sedang
60,8 ≤ X < 83,6 83,6 ≤ X < 106,4 106,4 ≤ X < 129,2 129,2 ≤ X < 152
1
2,083 % 66,67 % 31,25 %
45 1.000
.001
.
Sangat Tinggi
45
0
Sangat Rendah
45 ≤ X < 72
0
0%
Rendah
72 ≤ X < 99
0
Sedang
99 ≤ X < 126
2
Tinggi
126 ≤ X < 153
37
Sangat Tinggi
153 ≤ X < 180
9
0% 4,167 % 77,083 % 18,75 %
Sangat Rendah
41 ≤ X < 65,6
0
0,452
Tinggi
Komunikasi Interpersonal
dengan (p-value
0,001<0,05), berarti terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja guru.
Jumlah Responden
0
interpersonal
sebesar
Norma
.452
Tabel di atas menunjukkan korelasi antara
Kategori sasi
Rendah Motivasi Berprestasi
Sedang Tinggi Sangat Tinggi
65,6 ≤ X < 90,2 90,2 ≤X < 114,8 114,8 ≤ X < 139,4 139,4 ≤ X < 164
32 15
0%
0
0%
2
4,167 %
42
87,5%
4
8,333 %
5
WARDHANI, et. al. / HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
4.
Sumbangan
Relatif
dan
Sumbangan
Efektif
memprediksi kinerja guru. Semakin tinggi komunikasi
Hasil sumbangan relatif komunikasi interpersonal
terhadap
kinerja
guru
sebesar 76,5% dan sumbangan relatif motivasi berprestasi terhadap kinerja guru sebesar 23,5%. Hasil sumbangan efektif
interpersonal
dan
motivasi
berprestasi individu, maka semakin tinggi kinerja gurunya, begitu pula sebaliknya, semakin rendah komunikasi interpersonal dan motivasi berprestasi individu, maka semakin rendah kinerja gurunya.
komunikasi interpersonal terhadap kinerja
Hasil analisis dan kategorisasi variabel
guru sebesar 45,75%, dan sumbangan
kinerja guru dapat diketahui bahwa secara
efektif
motivasi
umum responden berada pada kategori tinggi
kinerja
guru sebesar 14,05%.
berprestasi
terhadap Total
yaitu sekitar 66,67% dengan rerata empirik
sumbangan efektif ditunjukkan oleh nilai
124,69. Hal tersebut dapat disebabkan karena
koefisien determinasi (R2) sebesar 59,8%.
jenjang pendidikan di Sekolah Dasar lebih menonjolkan fungsi guru kelas yaitu sebagai guru yang bertanggung jawab atas kelas tertentu dan diharuskan menguasai ilmu
PEMBAHASAN Hasil pengujian hipotesis menggunakan
pengetahuan yang mendasari semua mata
teknik analisis regresi ganda diperoleh nilai
pelajaran yang diajarkan. Selain itu, guru di
korelasi (R) sebesar 0,773, p-value 0,000 <
Sekolah Dasar memiliki peran yang sangat
0,05 dan F Hitung 33.409 lebih besar dari F
penting
Tabel 3,204. Pola hubungan antara variabel-
pengetahuan yang nantinya akan menjadi
variabel tersebut dinyatakan oleh persamaan
yaitu
sebagai
peletak
dasar
landasan bagi pendidikan selanjutnya. Guru
regresi Y = 19,429 + 0,532X1 + 0,222X2. Hasil
Sekolah
tersebut menandakan bahwa hipotesis ketiga
kemampuan dan keterampilan yang memadai
yang diajukan dalam penelitian ini diterima,
serta memiliki budi pekerti yang luhur untuk
yaitu ada hubungan positif yang signifikan
mampu berperan sebagai tauladan bagi anak
antara komunikasi interpersonal dan motivasi
didik. Pentingnya peran guru di Sekolah Dasar
berprestasi dengan kinerja guru pada Sekolah Dasar
Negeri
di
Kecamatan
Colomadu
Dasar
diharapkan
memiliki
menuntut agar para guru membekali diri dengan berbagai macam kemampuan yang
Kabupaten Karanganyar. Variabel komunikasi
turut mempengaruhi keoptimalan kinerja yang
interpersonal dan motivasi berprestasi secara
ditunjukkan.
bersama-sama memiliki hubungan dengan
Hasil uji parsial menunjukkan nilai
kinerja guru. Hal tersebut menunjukkan bahwa
koefisien korelasi antara variabel komunikasi
komunikasi
motivasi
interpersonal dengan kinerja guru (rx1y) yaitu
berprestasi dapat dijadikan prediktor untuk
sebesar 0,452 dengan p-value 0,001 < 0,05.
interpersonal
dan
6
WARDHANI, et. al. / HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
Hasil tersebut menandakan bahwa hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini ditolak
pertama yang diajukan dalam penelitian ini
yaitu tidak ada hubungan yang signifikan
diterima, yaitu ada hubungan positif yang
antara motivasi berprestasi dengan kinerja
signifikan komunikasi interpersonal dengan
guru pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
kinerja guru pada Sekolah Dasar Negeri di
Colomadu Kabupaten Karanganyar. Hasil
Kecamatan
Kabupaten
tersebut dapat dikarenakan adanya variabel
memiliki
lain yang lebih mempengaruhi kinerja guru
komunikasi interpersonal tinggi akan memiliki
khususnya pada guru kelas Sekolah Dasar
tingkat kinerja guru yang tinggi, begitu pula
Negeri di Kecamatan Colomadu Kabupaten
sebaliknya,
individu
Karanganyar yang tidak diperhitungkan secara
komunikasi
interpersonal
Karanganyar.
Colomadu Individu
yang
yang
memiliki
rendah
akan
memiliki tingkat kinerja guru yang rendah. Hasil analisis dan kategorisasi variabel komunikasi
interpersonal
Hasil analisis dan kategorisasi variabel motivasi berprestasi dapat diketahui bahwa
diketahui
secara umum responden berada pada kategori
bahwa secara umum responden berada pada
tinggi yaitu sekitar 87,5% dengan rerata
kategori tinggi yaitu sekitar 77,083% dengan
empirik 128,71. Hal tersebut dapat disebabkan
rerata empirik 144,15. Hal tersebut dapat
karena motivasi berprestasi yang dimiliki oleh
disebabkan karena komunikasi interpersonal
guru sudah tinggi karena telah mempunyai
merupakan bentuk realisasi dari salah satu
keinginan untuk melakukan suatu pekerjaan
aspek yang terdapat dalam kinerja guru, yaitu
yang berprestasi lebih baik dari yang dicapai
dalam
orang lain serta
kompetensi
dapat
empiris dalam penelitian.
sosial.
Komunikasi
mempunyai semangat,
interpersonal merupakan hal yang sangat
keinginan dan energi yang besar untuk
penting bagi guru karena merupakan suatu hal
menghasilkan kinerja optimal.
yang rutin dilakukan. Komunikasi terjadi
Berdasarkan nilai koefisien determinasi
ketika proses belajar mengajar di kelas, dan
(R²) diketahui besarnya sumbangan efektif
juga ketika kegiatan guru sehari-hari sebagai
komunikasi
bagian
berprestasi terhadap kinerja guru yaitu sebesar
dari
organisasi
sekolah
yang
diharuskan untuk mampu menjalin hubungan yang baik antar seluruh komponen sekolah.
interpersonal
dan
motivasi
0,598. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan
pengaruh
komunikasi
Hasil uji parsial menunjukkan bahwa nilai
interpersonal dan motivasi berprestasi secara
koefisien korelasi antara variabel motivasi
bersama-sama mampu mendukung kinerja
berprestasi dengan kinerja guru (rx2y) yaitu
guru khususnya guru kelas pada Sekolah
sebesar 0,167 dengan p-value 0,262 > 0,05.
Dasar
Berdasarkan
analisis
Kabupaten
korelasi parsial tersebut maka hipotesis kedua
sedangkan
hasil
perhitungan
Negeri
di
Kecamatan
Karanganyar sisanya
Colomadu
sebesar sebanyak
59,8%, 40,2% 7
WARDHANI, et. al. / HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diuji
guru sebesar 45,75% dan sumbangan efektif
secara empiris dalam penelitian ini. Syafri
motivasi berprestasi terhadap kinerja guru
Mangkuprawira dan Aida Vitayala (dalam
sebesar 14,05%. Hal tersebut menunjukkan
Martinis Yamin : 2010) menyatakan bahwa
bahwa komunikasi interpersonal memberikan
kinerja
konstruksi
pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja
multidimensi yang mencakup banyak faktor
guru daripada motivasi berprestasi pada
yang mempengaruhinya, antara lain faktor
Sekolah
personal, faktor kepemimpinan, faktor tim,
Colomadu Kabupaten Karanganyar.
faktor
merupakan
sistem,
dan
suatu
faktor
Dasar
Negeri
di
Kecamatan
kontekstual.
Guru dengan kemampuan berkomunikasi
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa guru
yang memadai akan mampu meningkatkan
yang menampilkan kinerja tinggi tidak hanya
kinerjanya, karena gagasan dan pemikiran
dipengaruhi oleh faktor personalnya, yaitu
dapat disampaikan dengan baik dan lancar.
motivasi berprestasi saja, tetapi ada beberapa
Melalui komunikasi dapat terbentuk rasa
faktor lain yang dapat turut menyebabkan
saling
kinerja yang optimal.
persahabatan, memelihara kasih sayang dan
pengertian,
menumbuhkan
Penelitian yang dilakukan oleh Ludi
menyebarkan empati. Komunikasi yang baik
Wishnu Wardana (2008), menunjukkan bahwa
mengakibatkan kinerja yang tinggi, karena
secara
kerja,
masalah yang timbul dapat diselesaikan
pendidikan dan pelatihan memiliki pengaruh
dengan baik dan dapat dipecahkan bersama-
yang signifikan terhadap kinerja guru. Selain
sama. Komunikasi interpersonal merupakan
itu, ada juga penelitian dari Keke T. Aritonang
bentuk realisasi dari salah satu aspek dalam
(2005) menyimpulkan bahwa kompensasi
kinerja guru, yaitu aspek kompetensi sosial
kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama
sehingga
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
komunikasi interpersonal guru Sekolah Dasar
kinerja guru. Uraian di atas menunjukkan
akan
bahwa terdapat variabel lain yang tidak
kinerjanya.
Meskipun
diperhitungkan
berprestasi
tidak
motivasi
kerja,
secara
disiplin
empiris
dalam
semakin
mampu
tinggi
mendukung
kemampuan
pengoptimalan
aspek
motivasi
berpengaruh
secara
penelitian ini yang dapat mempengaruhi
signifikan terhadap kinerja guru Sekolah
kinerja guru.
Dasar, tapi aspek tersebut juga penting untuk
Hasil
sumbangan
relatif
komunikasi
interpersonal terhadap kinerja guru sebesar 76,5%
dan
sumbangan
relatif
membantu para guru memunculkan optimisme dan dorongan untuk berkarya lebih baik.
motivasi
berprestasi terhadap kinerja guru sebesar 23,5%.
Sedangkan
sumbangan
efektif
komunikasi interpersonal terhadap kinerja 8
WARDHANI, et. al. / HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
PENUTUP
sehingga masih terdapat 40,2% variabel lain yang menentukan kinerja guru.
A. Kesimpulan 1. Secara parsial, ada hubungan positif yang signifikan
antara
komunikasi
interpersonal dengan kinerja guru pada
B. Saran 1. Kepada Guru
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan a. Bapak dan Ibu guru Sekolah Dasar
Colomadu Kabupaten Karanganyar. 2. Secara parsial, tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru pada Sekolah Dasar Negeri
di
Kecamatan
Colomadu
3. Ada hubungan positif yang signifikan komunikasi
dapat
mempertahankan
komunikasi interpersonal dalam bentuk komunikasi efektif dengan sesama guru, melalui forum diskusi sebagai upaya pengakraban dengan guru lain.
Kabupaten Karanganyar.
antara
diharapkan
interpersonal
dan
b. Bapak dan Ibu guru Sekolah Dasar diharapkan
dapat
tetap
semangat
motivasi berprestasi dengan kinerja guru
melaksanakan tugas sebagai pendidik,
pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
agar dapat meningkatkan keberhasilan
Colomadu Kabupaten Karanganyar.
dalam mendidik melalui pemahaman
4. Komunikasi
interpersonal,
motivasi
berprestasi, dan kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar masuk dalam kategori tinggi. 5. Hasil
relatif
terhadap
komunikasi
kinerja
guru
sebesar 76,5% dan sumbangan relatif motivasi berprestasi terhadap kinerja guru sebesar
23,5%.
Sumbangan
efektif
komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru sebesar 45,75%, dan sumbangan efektif
motivasi
kinerja
guru sebesar 14,05%.
sumbangan
2. Kepada Kepala Sekolah Kepala
berprestasi
efektif
Sekolah
diharapkan
dapat
memberikan perlakuan yang sesuai dalam rangka
sumbangan
interpersonal
tentang pentingnya kinerja optimal.
meningkatkan
komunikasi
interpersonal dan motivasi berprestasi guru
sehingga
dapat
meningkatkan
kinerjanya. Hal ini dapat dilakukan melalui komunikasi yang efektif dengan guru dan melalui pemberian motivasi terhadap guru, agar guru dapat tetap semangat dalam melaksanakan tugasnya.
terhadap Total
komunikasi
3. Kepada Peneliti Lain Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk
interpersonal dan motivasi berprestasi
mengadakan
terhadap kinerja guru sebesar 59,8%,
dengan penelitian ini, disarankan dapat
penelitian
yang
sejenis
menerapkan di tempat atau level yang 9
WARDHANI, et. al. / HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
lebih tinggi, agar tercapai hasil yang bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA Aritonang, Keke T.. 2005. Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK Penabur Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur. No.04/ Th.IV. Davidoff. 1981. Psikologi Suatu Pengantar. Alih Bahasa : Mari Juniati. Jakarta : Erlangga. DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Alih Bahasa Agus Maulana. Jakarta : Profesional Books.
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan. Bandung : CV Alfabeta. Sobur, Alex. 2003. Psikoloi Umum. Bandung : CV Pustaka Setia. Undang-Undang Guru Dan Dosen. 2006. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Wardana, Ludhi Wishnu. 2008. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Gayungan Kota Surabaya. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis (EMAS) Vol. II, No. 1. Yamin, Martinis dan Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta : Gaung Persada Press.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Http://www.bermutuprofesi.org. Diakses pada 11 Mei 2011. Effendy, Onong Uchyana. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung : CV Remadja Karya. Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. McClelland, David. 1987. Memacu Masyarakat Berprestasi Mempercepat Laju Pertumbuhan Ekonomi Melalui Peningkatan Motif Berprestasi. Alih Bahasa : Siswo Suyanto & Wihelmus W Bakowatun. Jakarta : CV Intermedia. Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UIPress. 10