KONTRIBUSI EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN HEADING PEMAIN SEPAKBOLA SMPN 14 MERANGIN

1

KONTRIBUSI EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN HEADING PEMAIN SEPAKBOLA SMPN 14 MERANGIN SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang

Oleh: INDRA IRAWAN 85634/2007

JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

2

3

4

ABSTRAK

Indra Irawan (2012). Kontribusi Explosive Power Otot Tungkai Dan Kelentukan Pinggang Terhadap Kemampuan Heading Pemain Sepakbola SMPN 14 Merangin

Kemampuan Heading pemain sepakbola SMP Negeri 14 Merangin masih jauh dari yang diharapkan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kontribusi Explosive Power Otot Tungkai (X1) dan Kelentukan pinggang (X2) sebagai dua variabel bebas terhadap kemampuan Kemampuan Heading Pemain Sepakbola SMPN 14 Merangin (Y) sebagai veriabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola SMPN 14 Merangin yang terdaftar berjumlah 25 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling yaitu semua populasi yang berjumlah 25 orang dijadikan sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur daya ledak otot tungkai melalui tes Vertical Jump Test dan kelentukan pinggang dengan tes bridgeup (kayang). Selanjutnya kemampuan Heading dilakukan dengan tes kemampuan Heading. Analisa data dan pengujian hipotesis 1 dan 2 menggunakan teknik analisis korelasi sederhana dan teknik analisis koefisien determinasi sedangkan hipotesis 3 menggunakan teknik analisis korelasi ganda dan teknik analisis koefesien determinasi dengan taraf signifikan α = 0,05. Dari analisis data dapat diperoleh hasil: 1. Terdapat kontribusi daya Explosive Power tungkai terhadap kemampuan Heading Pemain Sepakbola SMPN 14 Merangin sebesar 32,83%. 2. Terdapat kontribusi Kelentukan pinggang terhadap kemampuan Heading Pemain Sepakbola SMPN 14 Merangin sebesar 45,02%. 3. Terdapat kontribusi Explosive Power otot tungkai dan Kelentukan pinggang terhadap kemampuan Heading Pemain Sepakbola SMPN 14 Merangin sebesar 48,02%. Kata kunci : Explosive Power otot tungkai, Kelentukan pinggang dan Kemampuan Heading.

i

5

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan pada penulis, sehingga telah dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Kontribusi Eksplosive Power Otot Tungkai Dan Kelentukan Pinggang Terhadap

Kemampuan

Heading

Pemain

Sepakbola

SMPN

14

MERANGIN”. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat penyelesaian program Strata satu (SI) guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Sehingga dengan itu pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Drs. Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 2. Drs. Maidarman,M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang sekaligus sebagai Pembimbing I.

ii

6

3. Bapak Roma Irawan,S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing II yang penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs.Afrizal S ,M.Pd, Drs. H.Witarsyah dan Drs M.ridwan selaku penguji yang telah bersedia menjadi penguji, memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. 5. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa tahun 2007 Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang Semoga bantuan, bimbingan dan petunjuk yang bapak/ibu, dan rekanrekan berikan menjadi amal saleh dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan keritikan yang konstruktif dari semua pihak. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pengelola pendidikan di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik hidaya-Nya pada kita semua Amin……

Padang,

April 2012

Indra Irawan NIM. 85634

iii

7

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN ABSTRAK ......................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...................................................................................

ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

viii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................

1

B. Identifikasi Masalah ................................................................

9

C. Batasan Masalah .....................................................................

10

D. Rumusan Masalah ...................................................................

10

E. Tujuan Penelitian ....................................................................

10

F. Kegunaan Penelitian ...............................................................

11

KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori ............................................................................

12

1. Hakikat sepak bola ............................................................

12

2. Hakikat Heading ..............................................................

14

3.

Explosive Power Otot Tungkai ........................................

20

4. Hakikat Kelentukan Pinggang ..........................................

23

iv

8

BAB III

B. Kerangka Konseptual ..............................................................

27

C. Hipotesis Penelitian ................................................................

30

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................

31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................

31

C. Defenisi Operasional ...............................................................

31

D. Populasi dan Sampel ...............................................................

32

E. Jenis dan Sumber Data ............................................................

33

F. Prosedur Penelitian .................................................................

34

G. Instrument Penelitian ..............................................................

36

H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................

36

I. Teknik Analisa Data ...............................................................

41

BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ..........................................................................

43

B. Uji Persyaratan Analisis ...........................................................

47

C. Uji Hipotesis ............................................................................

48

D. Pembahasan ..............................................................................

51

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................

57

B. Saran-Saran ..............................................................................

58

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

59

LAMPIRAN.....................................................................................................

61

v

9

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tenaga Dosen Pengawas .................................................................

34

Tabel 2 Tenaga pembantu ..............................................................................

35

Tabel 3Alat-alat yang Diperlukan ..................................................................

35

Tabel 4.Pengukuran Explosive power Otot Tungkai dan Normanya ............

38

Tabel 5.Distribusi Frekuensi Explosive power Otot tungkai (X1) ................

43

Tabel 6.Distribusi Frekuensi Kelentukan Pinggang(X2) ...............................

45

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kemampuan Heading (Y) ..............................

46

Tabel 8. Rangkuman Uji Normalitas .............................................................

47

Tabel 9. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Explosive Power Otot Tungkai (X1) Terhadap kemempuan Heading (Y) pada Pemain Sepakbola SMPN 14 Merangin ........................................................

48

Tabel10. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Kelentukan Pinggang (X2) Terhadap kemempuan Heading (Y) pada Pemain Sepakbola SMPN 14 Merangin ............................................

49

Tabel11. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Explosive Power Otot Tungkai (X1) dan Kelentukan Pinggang (X2)Terhadap kemempuan Heading (Y) pada Pemain Sepakbola SMPN 14 Merangin ........................................................

vi

50

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Heading bola dalam sikap berdiri ...............................................

16

Gambar 2.

Heading bola dalam sikap meloncat ...........................................

17

Gambar 3.

Heading bola dalam sikap melayang ..........................................

18

Gambar 4.

Otot Tungkai Atas dan bawah ....................................................

22

Gambar 5.

Kerangka Konseptual .................................................................

30

Gambar 6.

Tes vertical Jump ........................................................................

36

Gambar 7.

Tes Bridge-up (kayang) ..............................................................

39

Gambar 8.

Tes Heading ................................................................................

40

Gambar 9.

Histogram Explosive Power Otot Tungkai (X1) ....................... 44

Gambar 10. Histogram Kelentukan pinggang(X2) ........................................ 45 Gambar 11. Histogram Kemampuan heading (Y) ........................................ 46

vii

11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Data Mentah Vertical Jump

Lampiran 2

: Data Mentah Penelitian

Lampiran 3

: Analisis Uji Normalitas Sebaran Data Vertical Jump Test melalui uji Liliefors

Lampiran 4

: Analisis Uji Normalitas Sebaran Data kelentukan melalui uji Liliefors

Lampiran 5

: Analisis Uji Normalitas Sebaran Data kemampuan Heading uji Liliefors

Lampiran 6

: Analisis Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda variable Vertical jump, Kelentukan Pinggang dan kemampuan Heading

Lampiran 7

: Pengujian Hepotesis 1

Lampiran 8

: Pengujian Hepotesis 2

Lampiran 9

: Pengujian Hepotesis 3

Lampiran 10 : Daftar Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors Lampiran 11 : Tabel Dari harga Kritik dari Product-Moment Lampiran 12 : Daftar Luas Dibawah lengkungan Normal Standar dari 0 ke z Lampiran 13 : Dokumentasi Penelitian Lampiran 14 : Surat penelitian dari FIK UNP Lampiran 15 : Surat Balasan Dari SMPN 14 Merangin Lampiran 16 : Surat Keterangan dari UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang

viii

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga yang digemari oleh setiap kalangan masyarakat. Sampai saat ini sepakbola masih dianggap sebagai olahraga yang terpopuler, ini terbukti dengan banyaknya kompetensi-kompetensi yang di gelar di berbagai Daerah baik kejuaraan tingkat Daerah, Nasional maupun Internasional. Untuk membina dan mengembangkan olahraga sepakbola menuju prestasi yang maksimal, tidak terlepas dari unsur-unsur yang akan mendukung tercapainya suatu prestasi tersebut. Perkembangan olahraga sepakbola juga didukung sepenuhnya oleh masyarakat dan pemerintah, hal ini terbukti dengan adanya turnamen antar klub yang diadakan oleh berbagai daerah maupun turnamen resmi lainnya. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Repoblik Indonesia Nomor: 3 Tahun 2005. Tentang pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi pada Pasal 27 Ayat: 4 yang menyatakan bahwa “Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dengan memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuh kembangkan sentra pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan”.

1

2

Dalam olahraga sepakbola banyak faktor yang mempengaruhi untuk dapat meraih suatu prestasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi tersebut adalah: kondisi fisik, teknik, taktik dan mental psikis. Di samping penguasaan teknik dan taktik yang baik sangat diperlukan sekali kondisi fisik yang bagus, karena tanpa kondisi fisik yang bagus seorang atlet tidak akan dapat manguasai teknik dan taktik dengan baik. Oleh karena itu diperlukan sekali pemahaman dari seorang pelatih tentang kondisi fisik para atletnya, agar seorang pelatih dapat merancang dan menjalankan program latihan sesuai dengan apa yang menjadi tujuannya dalam melatih. Untuk meraih prestasi sepakbola yang baik di samping usaha pembina dan pelatih yang teratur, terarah dan kontiniu hendaknya pembinaan tersebut diarahkan kepada pembinaan kondisi fisik sebagai faktor yang dominan terhadap keberhasilan dalam meraih prestasi puncak. Adapun komponen kondisi fisik tersebut terdiri dari: “daya tahan, kekuatan, kecepatan, daya ledak, kelentukan, keseimbangan, kordinasi, kelincahan, ketepatan dan reaksi”, Sajoto (1988:58-59). Masing-masing komponen tersebut harus berada pada tingkat teratas sesuai dengan tuntutan dari masing-masing cabang olahraga. Dalam cabang olahraga sepakbola hampir setiap komponen kondisi fisik menjadi dominan dalam suatu pertandingan sepakbola, seperti: daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, sedangkan kemampuan teknik terdiri dari : 1). Teknik tanpa bola yaitu lari, melompat, tackling. 2). Teknik

3

dengan bola yaitu menendang, menahan, menyudul, mengontrol, dan menggiring bola. Djezed, (1984). Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor kondisi fisik, teknik, taktik dan mental memegang peranan penting dalam mencapai prestasi yang diinginkan. Bila salah satu unsur belum memiliki atau dikuasai, maka prestasi terbaik tidak akan tercapai. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa salah satu teknik dasar yang penting dimiliki oleh seorang atlet sepak bola adalah kemampuan heading. Untuk memperoleh heading yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti explosive power otot tungkai dan kelentukan pinggang agar dapat menghasilkan heading sesuai dengan fungsi dan kegunaannya yang kita diinginkan. Explosive power otot tungkai sangat berperan dalam heading bola-bola di udarah. Untuk menghasilkan power dengan baik tentunya diperlukan latihan fisik, yang dilatih tersebut meliputi kekuatan dan kecepatan dimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa unsur utama power adalah kekuatan dan kecepatan. Seperti banyak kita lihat orang yang memiliki otot yang besar, akan tetapi tidak mampu bergerak dengan cepat atau sebaliknya mampu bergerak dengan cepat, tetapi tidak mampu mengatasi beban dengan gerakan yang cepat. Hal ini menandakan bahwa kekuatan otot saja tidak cukup untuk menghasilkan power otot tungkai.

Sedangkan kelentukan pinggang sangat berperan pada saat mengambil awalan untuk melakukan heading dengan mencondongkan badan ke belakang

4

karena keberhasilan suatu teknik heading ini dipengaruhi oleh kelentukan. Jadi jelaslah bahwa kedua komponen ini sangat diperlukan sekali dalam melakukan teknik heading dalam sepakbola untuk memperoleh hasil maksimal. SMPN 14 Merangin merupakan salah satu sekolah yang melakukan pembinaan olahraga sepak bola, para siswa di latih untuk mempersiapkan menanghadapi

berbagai pertandingan sepak bola antar sekolah maupun luar

sekolah tingkat daerah dan tingkat kota. Namun sudah dua tahun ini prestasi yang didapat menurun. Gejala yang terlihat saat bermain,pemain sepakbola SMPN 14 Merangin Merangin adalah seringnya melakukan kesalahan dalam melakukan heading. Rendahnya kemampuan heading para pemain juga disebabkan menurunya kondisi fisik seperti ; kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan dan koordinasi gerak. Zalfendi dkk (2010) mengungkapkan bahwa” pembinaan prestasi sepakbola paling tidak ada empat unsur yang saling terkait yaitu unsur Kondisi, Teknik, Taktik dan Mental. Teknik tanpa didukung oleh kondisi fisik yang baik, maka teknik akan hilang begitu saja, begitu juga kondisi tanpa didukung oleh teknik yang baik, maka kondisi terbuang begitu saja, kondisi dan teknik baik tapi tidak dibarenggi dengan taktik, maka kondisi dan teknik juga tidak bisa apa-apa, begitu juga dengan mental, kondisi, teknik dan taktik bagus tapi mental atau kepribadian tidak bagus, maka kondisi, teknik dan taktik tadi juga akan terbuang percuma. Untuk itu dalam pembinaan prestasi sepakbola keempat unsur tadi perlu

5

mendapatkan perhatian oleh para pembina dalam menggembangkan dan membina sepakbola agar lebih berprestasi. Rendahnya prestasi sepakbola SMPN 14 Merangin sekarang ini salah satu penyebabnya adalah karena mengabaikan unsur-unsur yang dapat menentukan kemampuan pemain, seperti kondisi fisik dan teknik, terutama pada kekuatan dan kecepatan untuk menghasilkan kemampuan daya explosive power para pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Selain itu, kelentukan pinggang juga sangat berpengaruh agar penguasaan teknik lebih maksimal untuk melakukan heading. Bila keterampilan heading salah satu teknik yang bagus sudah dimiliki, maka kesempatan untuk memenangkan pertandingan akan semakin besar. Untuk meraih prestasi sepakbola yang baik, di samping usaha pembinaan dan pelatihan yang teratur, terarah dan kontinyu hendaknya pembinaan tersebut diarahkan kepada pembinaan kondisi fisik sebagai faktor yang paling dominan terhadap keberhasilan dalam meraih prestasi puncak. Adapun menurut Sajoto (1988: 58-59), komponen kondisi fisik tersebut terdiri dari: “(1) Kekuatan, (2) Daya tahan, (3) Daya ledak (4) Kecepatan, (5) Kelentukan, (6) Keseimbangan, (7) Koordinasi, (8) Kelincahan, (9) Ketepatan, dan (10) Reaksi”. Masing-masing komponen tersebut harus berada pada tingkat maksimal sesuai dengan tuntutan dari masing-masing cabang olahraga. Dalam cabang olahraga sepakbola hampir setiap komponen kondisi fisik menjadi dominan

6

dalam suatu pertandingan sepakbola, seperti: “(1) Daya tahan, (2) Kekuatan, (3) Kecepatan, (4) Daya ledak, (5) Kelincahan dan (6) Kelentukan” (Syafruddin, 1999: 7). Dalam kegiatan olahraga banyak faktor pendukung yang mempengaruhi untuk mendapatkan prestasi seperti: kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. Begitu juga dalam olahraga sepakbola di samping memiliki kondisi fisik, taktik dan mental yang baik diperlukan sekali penguasaan teknik yang baik pula oleh para atletnya, karena tanpa adanya penguasaan teknik yang baik seorang atlet tidak dapat mewujudkan apa yang ia cita-citakan. Seiring dengan pesatnya perkembangan sepakbola maka tuntutan terhadap suatu permainan yang bermutu sangat diperlukan sekali, untuk itu pemain dituntut untuk memiliki teknik yang komplek yang mendukung pencapaian prestasi yang diinginkan salah satunya yaitu teknik Heading. Teknik sendiri merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi keberhasilan pemain dalam melakukan menyerang ataupun bertahan. Pada dasarnya setiap pemain diharapkan mampu melakukan Heading yang akurat baik secara bertahan maupun menyerang, karena Heading yang baik merupakan bagian terpenting dalam sepakbola selain mencetak gol itu sendiri. Untuk dapat melakukan Heading yang akurat dibutuhkan banyak faktor, di

7

antaranya daya ledak otot tungkai, kelentukan pinggang, kekuatan otot tungkai, perkenaan kepala dengan bola, dan teknik heading yang baik. Bagi seorang atlet, olahraga merupakan ajang untuk berkompetisi dalam meraih prestasi olahraga yang setinggi-tingginya. Prestasi itu sebagai hasil tertinggi yang dicapai dengan proses panjang yang memiliki tujuan dan target tertentu. Untuk meraih tujuan tersebut diperlukan usaha melalui perencanaan dan pelaksanaan yang terarah, terkoordinir dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Dari sekian banyak teknik dalam permaian sepakbola, Heading merupakan salah satu teknik dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemain sepakbola yang berguna dalam penyusunan serangan dan menciptakan peluang terciptanya gol dalam suatu pertandingan. Bila keterampilan Heading yang bagus sudah dimiliki maka kesempatan untuk memenangkan pertandingan akan semakin besar. Berdasarkan pengamatan penulis terhadap fenomena yang terjadi dilapangan, serta wawancara penulis dengan guru olahraga SMPN 14 Merangin dikatakan bahwa pemain sepakbola SMPN 14 Merangin masih banyak kelemahankelemahannya terutama dari segi Heading masih sering mengalami kegagalan. berdasarkan pengamatan penulis bahwa pemain masih belum

8

maksimal dalam melakukan heading ke kegawang lawan maupun heading untuk bertahan. Sebenarnya banyak faktor yang penyebab dari kegagaln pemain sepakbola SMPN 14 Merangin untuk melakukan Heading salah satu penyebabnya adalah karena mengabaikan unsur-unsur yang dapat menentukan kemampuan pemain, seperti kondisi fisik dan teknik, terutama pada kekuatan dan kelentukan untuk menghasilkan kemampuan daya ledak para pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Selain itu, kelentukan togok juga sangat berpengaruh agar penguasaan teknik lebih

maksimal

untuk melakukan tendangan. Bila

keterampilan Heading salah satu teknik yang bagus sudah dimiliki, maka kesempatan untuk memenangkan pertandingan akan semakin besar. Dari sekian banyak teknik dalam permaian sepakbola, heading merupakan salah satu teknik dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemain sepakbola yang berguna dalam bertahan dan menciptakan peluang terciptanya gol dalam suatu pertandingan. Bila keterampilan heading yang bagus sudah dimiliki maka kesempatan untuk memenangkan pertandingan akan semakin besar. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap fenomena yang terjadi dilapangan, kemampuan heading pemain-pemain sepakbola SMPN 14 Merangin masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini terlihat dari masih belum maksimal dalam melakukan heading, dikarenakan heading kurang akurat, datangnya bola

9

lemah dan variasi heading. Disamping itu gerakan pemain terlihat kaku membuat sering terjadinya benturan dengan lawan yang menyebabkan cidera pada pemain itu sendiri. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis berkeinginan untuk meneliti tentang Kontribusi antara explosive power otot tungkai dan kelentukan pinggang dengan kemampuan heading bola, dengan judul penelitian adalah “Kontribusi Explosive Power Otot Tungkai Dan Kelentukan Pinggang Terhadap Kemampuan Heading Pemain Sepakbola SMPN 14 Merangin “ B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Apakah explosive power otot tungkai berkontribusi terhadap kemampuan heading? 2. Apakah kelentukan pinggang berkontribusi terhadap kemampuan heading? 3. Apakah explosive power otot tungkai dan kelentukan pinggang secara bersama-sama berkontribusi terhadap kemampuan heading? 4. Apakah kondisi fisik mempunyai kontribusi terhadap kemampuan heading? 5. Apakah teknik berkontribusi terhadap kemampuan heading sepakbola? 6. Apakah mental berkontribusi terhadap kemampuan heading sepakbola? 7. Apakah sarana dan prasarana berkontribusi terhadap kemampuan heading sepakbola?

10

C. Pembatasan Masalah Berdasarkan

banyaknya

variabel

yang

berhubungan

dengan

kemampuan heading dalam permainan sepakbola, serta keterbatasan waktu, pendanaan dan tenaga yang dimiliki. maka penulisan ini hanya melihat tentang seberapa besar kontribusi explosive power otot tungkai dan kelentukan pinggang terhadap kemampuan heading pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka peneliti merumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Apakah terdapat kontribusi explosive power otot tungkai terhadap kemampuan heading dalam cabang olahraga sepakbola? 2. Apakah terdapat kontribusi kelentukan pinggang terhadap kemampuan heading dalam cabang olahraga sepakbola? 3. Apakah terdapat kontribusi explosive power otot tungkai dan kelentukan pinggang secara bersama-sama terhadap kemampuan heading dalam cabang olahraga sepakbola? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk

mengetahui

Seberapa

besar

teknik

berkontribusi

terhadap

kemampuan heading sepakbola kontribusi explosive power otot tungkai terhadap kemampuan heading pemain sepakbola SMPN 14 Merangin.

11

2. Untuk

mengetahui

Seberapa

besar

teknik

berkontribusi

terhadap

kemampuan heading sepakbola kontribusi kelentukan pinggang terhadap kemampuan heading pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. 3. Untuk

mengetahui

Seberapa

besar

teknik

berkontribusi

terhadap

kemampuan heading sepakbola kontribusi explosive power otot tungkai dan kelentukan pinggang secara bersama-sama terhadap kemampuan heading pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat barguna dan bermanfaat untuk: 1. Sebagai persyaratan bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana (S1) di Jurusan Kepelatihan Fakukltas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 2. Sebagai bahan masukan bagi pelatih dan para pemain sepakbola SMPN 14 Merangin.

3. Sebagai bahan bacaan di perpustakaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 4. Sebagai bahan perbandingan dan masukan bagi penelitian selanjutnya bagi mahasiswa di fakultas ilmu keolahragaan UNP.

12

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Kajian Teori 1. Hakikat Sepakbola Sepakbola merupakan sesuatu yang umum diantara orang-orang dengan latar belakang dan keturunan yang berbeda-beda, sebuah jembatan yang menghubungkan jenjang ekonomi, politik, kebudayaan dan agama dikenal sebagai bolakaki. Sepakbola merupakan olahraga yang sederhana yang hanya memiliki 17 peraturan dasar. Peraturan resmi FIFA memiliki standar internasional dan dipergunakan dalam semua pertandingan internasional (Low Of The Game 2009/2010). “Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang masingmasing tim terdiri dari 11 pemain dan salah satu pemainnya menjadi penjaga gawang yang dipimpin oleh seorang wasit, dibantu asisten 1 dan asisten 2, serta satu orang wasit cadangan. Permainan berlangsung pada satu lapangan yang berukuran panjang 100 sampai 110 meter dan lebar lapangan 64 sanpai 75 meter, yang dibatasi dengan garis selebar 12 cm serta dilengkapi dengan 2 gawang yang tingginya 2,24 meter dan lebar 7,32 meter.

Sepakbola merupakan olahraga yang memiliki aktivitas yang menuntut berbagai keterampilan teknik dan taktik disamping kondisi yang prima dari pelakunya itu sendiri. Disamping itu sepakbola menuntut kreativitas teknik yang baik. Menurut Betty (1986:4) sepakbola adalah sebuah permainan sederhana dan rahasia dari permainan sepakbola yang baik adalah

12

13

melakukan hal-hal sederhana sebaik-baiknya. Menurut Sneyers (1988:10) mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar tentang sepakbola, makin baik teknik penguasaan bola oleh seorang pemain, maka mudah baginya untuk dapat melepaskan diri dari suatu situasi yang gawat atau tekanan dari lawan. Djezed (1985) mengemukakan bahwa ide dalam permain sepakbola adalah “Berusaha untuk memasukkan bola sebanyak mungkin ke gawang lawan dan berusaha menghindari kemasukan bola dari serangan lawan”.Seluruh kegiatan dalam bermain sepakbola dilakukan dengan gerakan-gerakan, baik gerakan dilakukan tanpa bola maupun gerakan dengan bola. Bagi pemain pemula untuk dapat bermain cukup dengan melakukan gerakan-gerakan tenik dengan taktik dasar permainan sepakbola. Tim sepakbola (2007) mengemukakan bahwa: 1)

Gerakan tanpa bola : a) Lari, merupakan langkah-langkah pendek tanpa bola. b) Melompat, merupakan suatu usaha untuk mengambil bola setinggi yang tidak mungkin diambil dengan mempergunakan kaki. c) Tackling (merampas bola), merupakan suatu kewajiban setiap pemain yang sedang bertahan atau pada saat bola dimainkan oleh pihak lawan. d) Rempel (body chart), merupakan usaha mendorong lawan menggunakan samping badan pada lengan. 2) Gerakan dengan bola : a) Menendang; merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki. b) Menahan dan mengontrol; merupakan suatu usaha untuk menghentikan atau mengambil bola untuk dikuasai sepenuhnya.

14

c) Menggiring bola (dribbling); merupaka teknik dalam usaha memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat permainan sedang berlangsung. d) Heading bola; merupakan teknik untuk memasukan bola ke gawang lawan, memberikan atau mengoper bola kepada kawan dan menjauhkan bola dari daerah pertahanan.

Berdasarkan uraian di atas, seorang pemain sepakbola harus menguasai gerakan-gerakan teknik dan taktik dasar dalam sepakbola. Karena teknik dan taktik sangat mendukung seorang atlet untuk memenangkan suatu pertandingan. 2. Hakikat Heading a) Pengertian Kemampuan heading pada hakekatnya merupakan salah satu teknik dasar pemain yang penting dalam permainan sepakbola, karena heading adalah teknik yang memainkan bola dengan kepala dengan tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan, atau mengoper bola ke teman.

Selanjutnya Djezed (1985:27) mengemukakan, “heading

adalah suatu teknik dalam permainan sepakbola yang mempunyai tujuan yang sama dengan menendang bola, yaitu memasukkan bola ke gawang lawan, dapat menghalangi bola masuk ke gawang sendiri yang datang dari udara”. Pada pelaksanaannya Sucipto (2000:33) membagi pelaksanaan heading menjadi tiga yaitu: “1) heading bola sambil berdiri, 2) heading bola sambil meloncat, dan 3) heading bola sambil melayang”.

15

Berorientasi pada pelaksanaan heading bola yang dilakukan Dengan cara berdiri diperlukan dayatahan kekuatan otot perut yang dikoordinasikan dengan kelentukan togok sebagai upaya persiapan. Pelaksanaan kekuatan otot perut akan memungkinkan seorang pemain untuk melakukan gerakan ayunan badan ke depan secepatnya yaitu dalam usaha menyongsong bola dari udara dan melakukan sentuhan dengan kening agar bola dapat memantul lebih jauh dan lebih terarah. Adapun analisis heading sambil berdiri menurut Sucipto (2000:33) adalah sebagai berikut : a. Persiapan 1) Posisi badan tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu atau salah satu kaki maju ke depan dan menghadapi sasaran. 2) Kedua lutut sedikit ditekuk b. Pelaksanaan 1) Lentingkan badan ke belakang, pandangan diarahkan ke datangnya bola dan dagu merapat dengan leher 2) Dengan gerakan bersamaan otot-otot perut, dorongan panggul dan kedua lutut diluruskan, badan dilecutkan ke depan sehingga dahi mengenai bola. 3) Seluruh berat badan diikutsertakan ke depan, sehingga berat badan berada di depan dan menghadapi sasaran c. Follow-through 1) Salah satu kaki maju ke depan sebagai gerak lanjutan 2) Kedua lengan menjaga keseimbangan”.

16

Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 1 : Heading bola dalam sikap berdiri Sumber

: (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 2. Kusyanto, 1999:148) Selanjutnya Joseph A Luxbacher (2004:88) mengemukakan

analisis heading bola sambil meloncat (jump header) adalah sebagai berikut: a. Persiapan 1) Luruskan bahu dengan bola yang datang 2) Tekukkan lutut 3) Tahan berat badan pada bantalan telapak kaki 4) Tarik tangan ke belakang 5) Fokuskan perhatian pada bola b. Pelaksanaan 1) Melompat ke atas 2) Melompat dengan kedua kaki 3) Angkat tangan ke atas 4) Melengkungkan badan 5) Tarik dagu ke dada 6) Leher tidak bergerak 7) Sentakkan badan ke depan 8) Kontak bola dengan kening 9) Mata terbuka dan mulut tertutup

17

c. Follow-through 1) Gerakkan kening pada saat kontak dengan bola 2) Lanjutkan gerakan akhir dengan badan 3) Tangan direntangkan ke samping untuk menjaga keseimbangan 4) Mendarat dengan halus di atas permukaan lapangan dengan kedua kaki”.

Gambar 2

: Heading bola dalam sikap meloncat

Sumber

: (Sepakbola. Joseph A Luxbacher, 2004:88)

Kemudian Joseph A Luxbacher (2004:88) mengemukakan analisis heading bola sambil melayang (dive header) adalah sebagai berikut: a.

Persiapan 1) 2) 3) 4) 5)

Luruskan bahu dengan bola yang datang Posisi tubuh sedikit merunduk Tahan berat badan pada bantalan telapak kaki Tarik tangan ke samping belakang Fokuskan perhatian pada bola

b. Pelaksanaan 1) Terjun ke depan untuk meminta gerakan bola 2) Tubuh paralel dengan permukaan lapangan 3) Miringkan kepala ke belakang

18

4) Leher tidak bergerak 5) Tangan diulurkan ke bawah depan 6) Mata terbuka dan mulut tertutup 7) Kontak bola dengan kening c. Follow-through 1) Daya gerak ke depan pada titik kontak dengan bola 2) Tahan tubuh yang jatuh dengan tangan 3) Melompat berdiri dengan kedua kaki”.

Gambar 3

: Heading bola dalam sikap melayang

Sumber

: (Sepakbola. Joseph A Luxbacher, 2004:88)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka pada penelitian ini akan mengacu kepada heading bola sambil berdiri, karena pada fase pelaksanaan, otot-otot perut berkontraksi dengan kekuatan otot perut yang dimiliki mempengaruhi kemampuan heading bola pemain sehingga dapat berfungsi dengan baik.

19

b) Fungsi Heading Fungsi dan tujuan heading menurut Chusaeri (1976:23) antara lain adalah : a. untuk memberi umpan kepada teman, b. untuk membuat gol, c. untuk menghentikan bola. Hal

serupa juga disampaikan oleh Sarumpaet

(1992:23)

mengatakan bahwa “Tujuan heading sama dengan menendang bola yaitu untuk memasukan bola ke gawang lawan, untuk memberikan bola kepada teman atau mengoper bola, untuk membuang bola dan menjauhkan bola dari daerah pertahanan”. Di samping itu, heading bola harus dilakukan dengan kening dengan pandangan mata harus ditujukan ke bola. Seorang pemain harus ditunjang dengan kemampuan fisik yang prima atau baik terutama sekali pada unsur Dayatahan kekuatan otot perut agar unjuk kerja yang dilakukan dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dikemukakan bahwa kemampuan heading merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola dalam mencapai tujuan permainan bola itu sendiri dan juga heading sangat penting bagi pemain sepak bola yaitu untuk memberikan umpan kepada teman ketika pemain menguasai bola, kemudian dalam menciptakan gol kegawang lawan ketika bola tinggi di udara, saat inilah heading berperan dalam menciptakan gol, serta untuk

20

menghentikan bola yang melambung tinggi maupun untuk menghalau bola dari serangan lawan yang datangnya bola dari atas. 3. Explosive Power Otot Tungkai a) pengertian Menurut Arsil (1999:71) Explosive adalah kemampuan untuk menampilkan atau mengeluarkan kekuatan secara eksplosif atau dengan cepat. Suharno (1983) Explosive adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktifitas. Syahara (2004:20-23) “Explosive merupakan hasil dari dua kemampuan yaitu kekuatan dan kecepatan dan dipertimbangkan sebagai suatu kemampuan untuk menampilkan kekuatan yang maksimum dalam waktu yang paling pendek”. Sedangkan Ismiyarti (2008) mengatakan bahwa Explosive menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Jarver dalam Basirun (2006:113) Explosive otot tungkai adalah kemampuan melakukan kerja secara cepat atau salah satu element kemampuan materi yang banyak dibutuhkan dalam olahraga terutama olahraga yang memiliki unsur lompat atau loncat, lempar, tolak, dan sprint.

21

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Explosive merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan kontraksi otot secara dinamis dan eksplosif untuk mengatasi suatu beban dengan kecepatan serta mengeluarkan kekuatan otot secara eksplosif dalam waktu yang singkat atau secepat-cepatnya b) Fungsi Explosive Power Otot Tungkai Explosive otot tungkai banyak sekali fungsinya dalam orang meningkatkan prestasi olahraga seperti: (1). Shooting, dribbling, passing, dan heading dalam sepakbola (2). Lompat jauh dan lompat tinggi dalam atletik (3). Lompat dan smash dalam bola voli dan bulu tangkis (4). Kekuatan tendangan dalam karate dan pencak silat (5) lari sprint. (Syafruddin, 1996:37). Suharno (1982) mengatakan “Explosive merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki untuk dapat mencapai prestasi maksimal. Disamping untuk mencapai prestasi maksimal, explosive juga berguna untuk mempermudah mempelajari teknik”. Sementara gerakan dasar anatomis yang ditekankan pada kemampuan explosive pada saat heading bola antara lain fleksi pada paha (sartorius, illiacus, gracillis), ekstensi lutut dan tungkai (biceps femoris, gluteus maximus), fleksi lutut dan kaki (gastronemeus) serta kelompk otot edductor dan abductor paha. Otot yang berperan adalah (sartorius, illiacus, gracillis), ekstensi lutut (rectus femoris), ekstensi

22

paha (hamstring muscle), fleksi lutut dan kaki (gastronecmeus), serta kelompok otot adductor dan abductor paha (gluteus, adductor longus).

Gambar 4. Otot Tungkai Atas dan Bawah Sumber : Human Anatomy and Physiologi dalam Nawawi (2007) Berdasarkan pendapat dan penjelasan para ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa explosive otot tungkai ada kaitannya dengan kerja kemampuan heading dan mempunyai peranan yang sangat menentukan untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dengan demikian kemampuan seseorang dalam mengerakan explosive otot tungkai menjadi komponen utama kemampuan heading dalam sepakbola.

23

c) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Explosive Otot Tungkai Menurut Markworh dalam Syafruddin (1996) faktor yang mempengaruhinya adalah: (1). Kekuatan otot (2). Besarnya beban yang digerakan (3). Koordinasi antar otot inter dan intra (4). Kecepatan kontraksi otot yang terkait (5). Panjang otot sewaktu otot berkontraksi, dan (6). Sudut sendi. Arsil (1999:7) faktor yang mempengaruhi explosive otot tungkai adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi. Sedangkan Bompa dalam Syahara (2004) mengatakan bahwa, faktor lain yang mempengaruhinya adalah kecepatan otot yang terkait, dalam hal ini yang berperan adalah jenis serabut otot putih dan cepat, kemudian kecepatan kontraksi otot merupakan hal yang penting karena explosive akan timbul apabila kekukatan otot dipadukan dengan kecepatan. 4. Hakikat Kelentukan Pinggang a) Pengertian Menurut Lutan dkk (2005:114) menyatakan bahwa kelentukan adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendian. Kelentukan merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan amplitudo gerakan yang besar atau luas, Syafruddin (1999:58).

24

Sementara Soekarman, (1987) menyatakan bahwa kelentukan ditentukan oleh kondisi tulang, otot, ligamen, jaringan ikat dan kulit. Kelentukan bersifat esensial untuk semua cabang olahraga, guna memberikan kebebasan dari gerak pada persendian, mempertinggi elastisitas otot dan membantu untuk mencegah kerusakan pada otot tendon, Jarver dalam Basirun (2006). Selanjutnya Jonath dan Krempel (1985), menyatakan bahwa kelentukan merupakan persyaratan yang diperlukan secara otomatis bagi berlangsungnya gerak dalam olahraga. Kelentukan pinggang adalah sifat alami dari pinggang manusia yang mudah dilekukkan, kelentukan meliputi seluruh sendi. Hal ini sejalan dengan pendapat Poerwadarminto (1986) yang menyatakan bahwa Kelentukan adalah suatu sifat dari benda yang mudah dibengkokkan. Kelentukan terdapat dibeberapa lokasi dari tubuh manusia. Dari beberapa lokasi tersebut, yang akan diteliti pada penelitian ini adalah kelentukan di daerah pinggang. Pinggang merupakan daerah gerak ditogok manusia, maka kelentukan pinggang disebut dengan kelentukan togok. “Kelentukan togok adalah sifat dari togok manusia yang mudah dilekukkan. Hasil dari latihan togok adalah kemampuan togok untuk di lekukkan atau dilentikkan sedalam mungkin sesuai dengan kemampuan”, (Afrizal, 1994:16).

25

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelentukan adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendian. Dengan kata lain kelentukan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur kondisi fisik lainnya dalam melakukan keterampilan gerak pada setiap cabang olahraga pada umumnya dan olahraga sepakbola pada khususnya. b) Fungsi Kelentukan Dalam suatu gerakan, kelentukan berfungsi mempertinggi keindahan suatu gerak, mengurangi terjadinya cidera, mempermudah menjalani teknik-teknik gerakan yang rumit, dan mempertinggi mutu kelincahan. (Suharno, 1983:28). Menurut

Syafruddin

(1999:58)

kelentukan

berfungsi

mengurangi terjadinya cidera, mempermudah mempelajari teknik gerakan

yang

rumit,

mengembangkan

kemampuan

kekuatan,

kecepatan, daya tahan dan koordinasi.Kelentukan memegang peranan yang penting dalam bahkan

untuk

mengoptimalkan kemampuan kondisi fisik ,

mengembangkan

kemampuan

dalam

kecepatan,

kelentukan merupakan salah satu unsur yang menentukan keberhasilan kecepatan Latihan kelentukan bertujuan untuk memulihkan jangkauan gerakan yang normal, memperbaiki keluwesan dan kekenyalan,

26

mengembangkan aliran darah yang lebih efisien dalam jaringan kapiler, mendorong pengendoran dan mengurangj potensi cidera dalam jaringan lunak. (Kosasih,1994:15) Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kelentukan yang baik dapat mempermudah mempelajari teknik-teknik yang rumit, berarti kelentukan dapat mempertinggi keterampilan dalam berbagai cabang olahraga. Dengan demikian kelentukan akan dapat mempertinggi kemampuan heading dalam sepakbola. c)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelentukan Untuk menampilkan gerak yang baik, dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Masrun (1994:31-35) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelentukan itu antara lain: (1). Usia dan jenis kelamin (2). Tingkat aktivitas tubuh (3). Kondisi dan waktu

(4).

Struktur jaringan lunak (5). Temperatur tubuh dan organ

(6).

Kelelahan dan emosional. Sementara itu kelentukan juga dapat terjadi dikarenakan ada faktor-faktor penentunya seperti: (1). Elastisitas dari otot, ligamentum, tendo dan kapsul (2). Luas sempitnya ruang gerak sendi (ROM) (3). Tonus dari otot, tendo, ligamentum dan capsula (4). Tergantung dari derajat panas semangat (6). Kualitas tulang-tulang yang membentuk persendiaan (7). Faktor umur dan jenis kelamin. Maidarman (2009).

27

Menurut Syafruddin (2005), kemampuan kelentukan dibatasi oleh beberapa faktor antara lain: (1). Koordinasi otot synergis dan antagonis (2). Bentuk persendian (3). Temperatur otot (4). Kemampuan tendon dan ligamen (5). Kemampuan proses pengendalian fisiologi persyarafan (6). Usia dan jenis kelamin. Dengan demikian, kelentukan sangat erat kaitannya dengan bakat dan potensi yang dimiliki seorang atlet tersebut. B. Kerangka Konseptual 1. Kontribusi Explosive Power Otot Tungkai terhadap Kemampuan Heading Pemain Sepakbola SMPN 14 merangin Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan pada kajian teori di atas dapat dijelaskan bahwa explosive power otot tungkai merupakan salah satu komponen dari kondisi fisik yang penting peranannya dalam hampir semua cabang olahraga. Explosive power otot tungkai adalah gabungan kekuatan, kecepatan dan kelentukan untuk mengeluarkan tenaga secara maksimal dalam waktu yang singkat. Baik tidaknya explosive power seseorang juga dipengaruhi oleh komponen kondisi fisik lainnya seperti: kekuatan, kecepatan, koordinasi, kelentukan dan lain-lain. Dalam olahraga sepakbola khususnya pada teknik kemampuan heading, explosive power otot tungkai merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam melakukan heading ke gawang. Tanpa memiliki

explosive power

otot

tungkai

yang baik

akan

mempengaruhi hasil heading yang dilakukan serta mempengaruhi kemampuan heading sehingga akan sulit untuk meraih prestasi khususnya

28

dalam cabang olahraga sepakbola. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi sepakbola adalah kemampuan heading atlet sepakbola itu sendiri, jadi dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi explosive power otot tungkai terhadap kemampuan heading Pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. 2. Kontribusi Kelentukan Pinggang terhadap Kemampuan Heading Pemain Sekolah SMPN 14 Merangain. Seperti yang telah diuraikan terdahulu kelentukan (pleksibilitas) merupakan kemampuan suatu persendian beserta otot-otot disekitarnya untuk melakukan gerak secara maksimal. Kelentukan ini sangat menentukan kecepatan dan koordinasi gerakan terutaman pada teknik heading bola. Kalau kita lihat pada olahraga sepakbola kemampuan heading ke gawang sangat ditentukan oleh faktor kelentukan pinggang, hal ini dikarenakan sikap badan sangat menentukan hasil heading yang dilakukan. Dalam cabang olahraga sepakbola untuk memperoleh heading yang baik, atlet harus memiliki kelentukan pinggang yang baik agar dapat melakukan heading dengan maksimal. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi kelentukan pinggang terhadap kemampuan heading Pemain sepakbola SMPN 14 Merangin

29

3. Kontribusi Explosive Power Otot Tungkai Dan Kelentukan Pinggang terhadap Kemampuan Heading Pemain Pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Explosive power merupakan komponen kondisi fisik yang di dalamnya terdapat kekuatan dan kecepatan. Sedangkan kelentukan juga merupakan komponen kondisi fisik yang sangat menunjang kecepatan dan koordinasi gerakan. Jadi keterkaitan satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Dalam olahraga sepakbola khususnya pada teknik kemampuan heading. Ada beberapa komponen kondisi fisik yang diperlukan seperti explosive power otot tungkai dan kelentukan pinggang, kedua komponen kondisi fisik ini merupakan komponen yang dominan sekali diperlukan dalam meningkatkan kemapuan heading atlet sepakbola. Penelitian ini ingin mengungkap kontribusi explosive power otot tungkai

dan

kelentukan

pinggang

secara

bersama-sama

terhadap

kemampuan heading Pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Untuk lebih jelasnya gambaran keterkaitan ketiga variabel tersebut di atas, ada baiknya dijelaskan dengan suatu model hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat seperti bagan di bawah ini:

30

Explosive Power Otot Tungkai (X1)

\ Kemampuan Heading (Y)

Kelentukan Pinggang (X2)

Gambar 5. Kerangka konseptual

C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1.

Terdapat kontribusi yang signifikan explosive power otot tungkai terhadap kemampuan heading Pemain sepakbola SMPN 14 Merangin.

2.

Terdapat kontribusi yang signifikan kelentukan pinggang terhadap kemampuan heading Pemain sepakbola SMPN 14 Merangin.

3.

Terdapat kontribusi yang signifikan explosive power otot tungkai dan kelentukan pinggang secara bersama-sama terhadap kemampuan heading Pemain sepakbola SMPN 14 Merangin.

31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang ingin melihat kontribusi antara variabel bebas dengan variabel terikat, adapun variabel bebasnya adalah exsposive power otot tungkai dan kelentukan pinggang sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan heading.

B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan sepakbola SMPN 14 Merangin. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 2 maret 2012.

C. Definisi Operasional Untuk menghilangkan salah penafsiran maka didapat definisi operasinal secara sederhana tentang: 1. Eksplosive Power otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai dalam mengatasi beban dengan kontraksi yang tinggi dan dalam waktu yang singkat. Didalam penelitian ini Eksplosive power otot tungkai di tentukan dengan tes vertical jump test.

31

32

2. Kelentukan pinggang adalah sifat alami dari pinggang manusia yang mudah dilekukkan, kelentukan meliputi seluruh sendi. Didalam penelitian kelentukan pinggang ini di tentukan dengan tes bridge-up. 3. Kemampuan heading bola adalah kemampuan untuk mengheading bola dari satu tempat ke tempat lain sejauh mungkin dengan perkenaan pada bagian dahi, Pengukuran kemampuan Testee melakukan heading bola sambil melompat sebanyak 3 kali.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Yusuf (2007:180) populasi adalah satu hal yang essensial dan perlu mendapat perhatian dengan saksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercayakan dan tepat guna untuk daerah atau objek penelitiannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola SMPN 14 Merangin yang terdaftar dan aktif mengikuti latihan. Setelah peneliti survey ke kesekolahan dan berdasarkan informasi yang diberikan guru olahraga SMP N 14 Merangin, jumlah pemain yang aktif latihan adalah sebanyak 25 orang.

33

2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi yang ada yaitu semua sampel yang ditarik berdasarkan total sampling sesuai dengan penjelasan Winarno dalam Juniardi (2005) yang menyatakan: “Adakalanya penarikan sampel ini ditiadakan sama sekali dengan memasukkan semua populasi sebagai sampel yakni selama jumlah populasi itu diketahui terbatas atau sedikit”. Jadi teknik penarikan sampel adalah total sampling. Semua populasi dijadikan sampel yang berjumlah 25 orang.

E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang diambil langsung dari hasil tes yang dilakukan pemain sepakbola SMPN 14 Merangin dan data sekunder yaitu data tentang jumlah pemain yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi serta narasumber seperti pengurus dan pelatih SMPN 14 Merangin. 2. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari tes explosive power otot tungkai, tes kelentukan pinggang dan tes kemampuan heading pemain sepakbola SMPN 14 Merangin, yang dijadikan sampel.

34

F. Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan langkahlangkah yang sistematis. Langkah-langkah tersebut terdiri dari langkah persiapan dan langkah pelaksanaan. 1. Langkah Persiapan a. Mengajukan judul kepada dosen penasehat akademik peneliti. b. Setelah judul disetujui oleh dosen penasehat akademik dilanjutkan kepada ketua jurusan untuk menentukan dosen pembimbing. c. Konsultasi dengan dosen pembimbing. d. Melakukan seminar proposal penelitian. e. Mendapatkan surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 2.

Langkah Pelaksanaan a. Melaksanakan tes terhadap sampel yang telah ditetapkan b. Dalam melakukan tes diawasi oleh dua pengawas Tabel 1. Tenaga Pengawas No

Nama

Jabatan

1

Maidarman,M.Pd

Pengarah

2

Roma Irawan, S.Pd.,M.Pd

Pengarah

3

Afizar, S.Pd

Pengawas

Dalam melakukan tes dibantu oleh lima orang tenaga pembantu penelitian

35

Tabel 2. Tenaga Pembantu

No 1 2 3 4 5

Nama Ade putra Feby septian Agus triono Sendy Jajang Rusmana

Tugas Penghitung skor Pencatat skor Pencatat skor Pengamat tes Pelambung bola

c. Menyiapkan alat serta perlengkapan untuk melakukan tes explosive power otot tungkai, kelentukan pinggang dan kemampuan heading sebagai berikut: Tabel 3. Alat-alat yang diperlukan

No

Alat

Jumlah

1

Belangko tes

1 lembar

2

Alat tulis

1 buah

3

Meteran

1 buah

4

Bola kaki

10 buah

5

Papan tolakan

1 buah

6

Timbangan berat badan

1 buah

sebelum mengambil data terlebih dahulu disiapkan format tes yang diperlukan untuk mempermudah dalam mencatat dan menghindari kekeliruan data. d. Mengambil data langsung kelapangan sepakbola SMPN 14 Merangin.

36

G. Instrument Penelitian Alat yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah dengan instrument tes “vertucal jump” untuk tes explosive power otot tungkai, instrument tes “bridge-up” untuk tes kelentukan pinggang dan instrument tes “heading bola” untuk tes kemapuan heading. H. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan tes terhadap pemain sepakbola SMPN 14 Merangin yang dijadikan sampel. Penelitian ini dibutuhkan tiga jenis data, sedangkan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : 1. Tes Explosive Power Otot Tungkai Untuk mengambil data explosive power otot tungkai dinamakan tes “vertical jump” ismaryati, (2006:60) dengan alat papan bermeteran yang dipasang di dinding dengan ketinggian dari 150 cm hingga 350 cm tingkat ketelitiannya hingga satu 1cm, bubuk kapur, dinding tinggi sedikitnya 365 cm (12 Feet).

.

Sumber : tes dan pengukuran olahraga(Ismaryati, 2009) Gambar 6. Tes vertical jump

37

Pelaksanaannya: a. Teste berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat, telapak kaki menempel penuh di lantai, ujung jari tangan yang dekat dinding di bubuhi kapur. b. Satu tangan testee yang dekat di dinding meraih ke atas setinggi mungkin, kaki tetap menempel di lantai, catat tinggi raihannya pada bekas ujung jari tengah. c. Teste meloncat keatas setinggi mungkin dan menyentuh papan. Lakukan tiga kali loncatan. Catat tinggi loncatan pada bekas ujung jari tengah. d. Posisi awal ketika meloncat adalah: telapak kaki tetap menempel di lantai, lutut di tekuk, tangan lurus agak di belakang badan. Tidak bolah melakukan awalan ketika akan meloncat ke atas. Daya ledak otot tungkai dihitung berdasarkan unit formula (kg-m/sec) dengan rumus Nomogram lewis: P=( Keterangan: P = Power, W = Berat badan dalam kg, D”= Selisih tinggi raihan dengan tinggi loncatan]

38

Tabel 4: Pengukuran Eplosive power otot tungkai dan normanya

Putra

Putri

Kategori

>92

>65

Baik Sekali

79-91

57-64

Baik

65-77

49-56

Sedang

52-64 <51

42-48 Kurang <41 Kurang Sekali Sumber : kondisi Fisik (Arsil , 1999:179)

Selisih yang terbesar antara tinggi jangkauan sesudah melompat dengan tinggi jangkauan sebelum melompat dari 3 kali percobaan, tinggi jangkauan di ukur dengan satuan centi meter (cm) 2. Tes Kelentukan Pinggang Untuk mengambil data kelentukan pinggang, ini dinamakan tes “bridge-up“ ismaryati (2006:103) dengan alat flexomeasures,jika tidak ada gunakan penggaris panjang. Pelaksanaannya: a. Teste tidur terlentang, telapak tangan di letakkan di sisi telinga (posisi siap untuk kayang). b. Dorong ke atas setinggi mungkin sambil kaki berjalan menutup mendekati tangan, kepala ngak boleh terangkat (posisi badan melengkung). c. Pasang fleksometer atau penggaris dengan angka nol di lantai.

39

d. Sorongkan bagian muka atau jendela fleksometer ke sampai lengkungan ke atas sampai pada lengkungan tertinggi. e. Bacalah angka di bawah garis C-D. f. Bila menggunakan penggaris, bacalah pada lengkungan yang terdalam. g. Tes dilakukan 3 kali pengualangan h. Sebelum melakukan tes harus pemanasan terlebih dahulu.

Gambar 7 : Bridge-up(kayang) Sumber : Ismyarti (2008)

3. Tes Kemampuan Heading Bola Dikarenakan tes pengukuran kemampuan heading bola belum diketahui maka penelitian ini mengunakan tes modifikasi, dengan pelaksanaan sebagai berikut: Peserta berdiri dibelakang garis dengan bola dilambungkan oleh seseorang dari jarak 2 meter dari berdirinya peserta, bola yang dilambungkan langsung heading sambil melompat. Kesempatan

40

diberikan sebanyak 3 (tiga) kali dan diambil sebagai data yang terbaik adalah jauhnya heading.

Arah heading

Gambar 8. Tes heading Pelaksanaannya: Persiapan a. Luruskan bahu dengan bola yang datang b. Tekukan lutut c. Tahan berat badan pada bantalan telapak kaki d. Tarik tangan kebelakang e. Fokuskan perhatian pada bola Pelaksanaan a. Melompat keatas b. Lompat dengan kedua kaki c. Angkat tangan keatas d. Lengkungkan badan tarik dagu kedada e. Leher tidak bergerak

41

f. Sentakan badan kedepan g. Kontak bola dengan kening h. Mata terbuka dan mulut tertutup Gerakan lanjutan a. Gerakan kening pada saat kontak dengan bola b. Lanjutkan dengan gerakan akhir dengan badan c. Tangan direntangkan kesamping untuk menjaga keseimbangan d. Mendarat dengan halus diatas permukaan lapangan dengan kedua kaki. I. Teknik Analisa Data Dari ketiga hipotesis yang digunakan, analisis data dilakukan dengan teknik analisis korelasi guna melihat kontribusi explosive power otot tungkai dan kelentukan pinggang terhadap kemampuan heading pemain sepakbola SMPN 14 Merangin Maka dilakukan uji normalitas, analisis korelasi dan kontribusi. Setelah data yang diperoleh diketahui berdistribusi normal, maka dipakai korelasi product moment dari Pearson. 1. Analisis statistik inferensial a. Uji Persyaratan Analisis 1) Uji Normalitas Pengujian ini dimaksud untuk memeriksa apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok sampel berasal dari populasi yang

42

berdistribusi normal atau tidak, dan untuk menguji normalitas dilakukan uji lilifour (Sudjana, 1992). 2) Uji Hipotesis Hipotesis pertama dan kedua hubungan antara explosive power otot tungkai terhadap akurasi long passing diuji dengan rumus korelasi sederhana product moment :

N

rx1 y N

x2

xy x

x 2

N

y y2

y

2

a) Hipotesis ketiga hubungan antara explosive power otot tungkai dan kelentukan pinggang secara bersama-sama terhadap akurasi long passing diuji dengan rumus koefisien korelasi ganda :

b)

Uji koefisien determinan Kd=r2 X 100% Kd.rxy

= koefisien korelasi antara variabel x dan y

Kd. r2 x 100% = Kontribusi

43

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data Dalam bab ini akan disajikan hasil pengukuran Explosive Power

otot

tungkai dan Kelentukan pingang terhadap kemampuan Heading pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Agar lebih jelasnya masing-masing deskripsi data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 1. Explosive Power Otot Tungkai (X1) Berdasarkan hasil Explosive Power otot tungkai dengan menggunakan tes vertical jump test yang dilakukan oleh sampel, diperoleh skor maksimum = 86,74 dan skor minimum = 58,73. disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 71,48 median = 70,48, modus = 67,42 dan Standar Deviasi = 7,32. Agar lebih jelasnya data tes Explosive Power otot tungkai dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 5. Distribusi frekuensi Eplosive Power otot tungkai (X1)

No 1 2 3 4 5

Kelas Interval (cm) >92 79-91 65-77 52-64 <51 Jumlah

Frekuensi Relatif Absolut (Fa) (%) 7 28% 14 56% 4 16% 25 100%

43

Kategori

Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

44

56 %

28 % 16 %

Gambar 9 : Histogram Explosive Power Otot Tungkai (X1) Berdasarkan histogram di atas dari 25 orang sampel, 7 orang (28%) memiliki Explosive Power otot tungkai berkisar antara 79 – 91 tergolong kategori baik, 14 orang (56%) memiliki 65 - 77 tergolong kategori sedang, 4 orang (16%) memiliki 52 - 64 tergolong kategori kurang, untuk kategori baik sekali dan kurang sekali tidak ada. Dari data Explosive Power otot tungkai yang diperoleh dari 25 orang sampel rata-rata memiliki daya ledak otot tungkai 71,48 yang termasuk kedalam katagori cukup. Jadi dapat disimpulkan bahwa Explosive Power otot tungkai dari sampel adalah cukup. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 62. 2. Kelentukan (X2) Berdasarkan hasil Explosive Power otot tungkai dengan menggunakan tes Bridge-up (kayang) yang dilakukan, diperoleh skor maksimum adalah 70 dan skor minimum 43. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 59,76, median = 60,00, modus = 58,00 dan Standar Deviasi = 7,40. Agar lebih jelasnya deskripsi data Kelentukan pinggang dapat dilihat pada tabel 2

45

Tabel 6.Distribusi frekuensi Kelentukan Pinggang (X2)

No 1 2 3 4 5

Frekuensi Absolut (Fa) Relatif (%) 7 28% 6 24% 7 28% 3 12% 2 8% 25 100%

Kelas Interval (meter) 64,6 – 70 59,1 - 64,5 53,6 – 59,0 48,1 – 53,5 42,6 – 48,0 Jumlah

28 %

Kategori Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

28 % 24 %

12 % 8%

Gambar 10 : Histogram Kelentukan Pinggang (X2) Berdasarkan histogram di atas dari 25 orang sampel, 7orang (28%) memiliki Kelentukan pinggang berkisar antara 64,6 – 70 tergolong kategori baik sekali, 6 orang (24%) memiliki 59,1 - 64,5 tergolong kategori baik, 7 orang (28%) memiliki 53,6 – 59,0 tergolong kategori cukup, 3 orang (12%) memiliki 48,1 – 53,5 tergolong kategori kurang, dan 2 orang (8 %) memiliki 42,6 – 48,0 tergolong kategori kurang sekali. Dari data Kelentukan pinggang yang diperoleh dari 25 orang sampel rata-rata memiliki Kelentukan pinggang 59,76 yang termasuk

46

kedalam katagori baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kelentukan dari sampel adalah baik. Agar lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 62. 3. Kemampuan Heading Sepakbola (Y) Berdasarkan hasil tes Kemampuan Heading, diperoleh skor maksimum = 6,10 dan skor minimum = 3,10. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 4,9, median = 5,0, dan modus = 5,70 dan Standar Deviasi = 0,91. Agar lebih jelasnya hasil Kemampuan Heading dapat dilihat pada tabel 3

No 1 2 3 4 5

Tabel 7.Distribusi frekuensi Kemampuan Kemampuan Heading (Y) Frekuensi Kategori Kelas Interval Absolut (Fi) Relatif (%) 5,5 – 6,1 9 36% Baik sekali 4,8 – 5,4 5 20% Baik 4,1 – 4,7 6 24% Cukup 3,4 – 4,0 4 16% Kurang 2,7 – 3,3 1 4% Kurang sekali Jumlah 25 100%

36%

24 % 20 % 16 %

4%

Gambar 11 : Histogram Kemampuan Heading(Y)

47

Berdasarkan histogram di atas dari 25 orang sampel, 9 orang (36%) memiliki Kemampuan Kemampuan Heading berkisar antara 5,5 – 6,1 tergolong kategori baik sekali, 5 orang (20%) memiliki 4,8 – 5,4 tergolong kategori baik, 6 orang (24%) memiliki 4,1 – 4,7 tergolong kategori cukup, 4 orang (16%) memiliki 3,4 – 4,0

tergolong kategori kurang, dan 1 orang (4%) memiliki 2,7 – 3,3

tergolong kategori kurang sekali. Dari data kemampuan Kemampuan Heading yang diperoleh dari 25 orang sampel rata-rata memiliki kemampuan Heading 4,9 yang termasuk kedalam katagori baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan Heading dari sampel adalah baik. B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Persyaratan analisis yang dimaksud adalah Uji normalitas data variabel tes Explosive Power otot tungkai, tes Kelentukan, dan kemampuan Heading dianalisis melalui uji lilliefors, dengan taraf signifikansi α = 0,05. Rangkuman hasil uji normalitas lilliefors dapat dilihat tabel berikut: Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Normalitas No 1 2 3

Varibel X1. Y X2. Y X1 X2. Y

N 25 25 25

Lhitung (l0) 0,1173 0,0918 0,1213

Ltabel 0,173 0,173 0,173

Ket Normal Normal Normal

Berdasarkan tabel 4, rangkuman hasil uji normalitas data 1 Explosive Power otot tungkai berdistribusi normal Lhitung < Ltabel diketahui Lo = 0,1173< Lt = 0,173. Data 2 Kelentukan Pinggang berdistribusi normal Lhitung < Ltabel di ketahui Lo diketahui Lo = 0,0918< Lt = 0,173. Data Kemampuan Heading

berdistribusi

48

normal Lhitung < Ltabel di ketahui Lo diketahui Lo = 0, 0,1213 < Lt = 0,173. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 62. C. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Satu (X1. Y) Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah Explosive Power otot tungkai (X1) terhadap Kemampuan Heading (Y). Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Rangkuman hasil perhitungan dapat dilihat pada table 5 Tabel 9. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Explosive Power otot tungkai (X1) terhadap Kemampuan Heading (Y) pada pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Koefisien Koefisien Taraf Signifikan Korelasi korelasi Determinasi rtabel (α = 0,05) (r) (r2x 100%) Explosive Power otot tungkai terhadap 0,573 32,83% 0,505 kemampuan Heading

Hasil perhitungan pada tabel 5 di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara Explosive Power otot tungkai terhadap Kemampuan Heading adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,573 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0.505 dengan demikian r

hitung

>r

tabel.

Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara Explosive Power

otot tungkai dengan kemampuan heading. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi Explosive Power otot tungkai dengan kemampuan heading adalah dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (R) = 32,83%, berarti Explosive Power otot tungkai

49

memberikan kontribusi terhadap kemampuan heading sebesar 32,83%. Oleh sebab itu hipotesis satu dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. Agar lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 67. 2. Hipotesis Dua (X2. Y) Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah Kelentukan pinggang (X2) terhadap kemampuan heading (Y). Untuk mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Rangkuman hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel 6 Tabel 10. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Kelentukan Pinggang (X2) Terhadap Kemampuan Heading (Y) pada pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Koefisien Koefisien Taraf Korelasi korelasi Determinasi Signifikan (r) (r2x 100%) rtabel (α = 0,05) Kelentukan Pinggang terhadap 0,671 45,02 0,505 kemampuan Heading

Hasil perhitungan pada tabel 6 di atas menunjukan bahwa koefisien korelasi antara Kelentukan pinggang terhadap Kemampuan Heading adalah positif. hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r dan r

tabel

hitung

dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,505 dengan demikian r

sebesar 0,671

hitung

>r

tabel.

Ini

berarti terdapat hubungan yang berarti antara Kelentukan pinggang dengan Kemampuan Heading. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi Kelentukan pinggang terhadap Kemampuan Heading adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi (r) dan dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan

50

diperoleh nilai (R) = 45,02, berarti Kelentukan memberikan kontribusi terhadap Kemampuan Heading sebesar 45,02%. Oleh sebab itu hipotesis dua dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. Agar lebih jelas dapat lihat pada lampiran 8 halaman 68. 3. Hipotesis Tiga (X1 X2. Y) Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah Explosive Power otot tungkai (X1) dan Kelentukan pinggang (X2) secara bersama-sama terhadap Kemampuan Heading(Y). Untuk mengetahui kontribusi tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi ganda. Rangkuman hasil penghitungan analisis koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 11. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Explosive Power otot tungkai (X1) dan Kelentukan pinggang (X2) secara bersama-sama terhadap Kemampuan Heading(Y) Pemainsepakbola FIK UNP Korelasi

Explosive Power otot tungkai dan Kelentukan pinggang terhadap Kemampuan Heading

Koefisien Korelasi (r)

Koefisien Determinasi (r2x 100%)

Taraf Signifikan rtabel (α = 0,05)

0,693

48,02

0,505

Hasil perhitungan tabel 7 diatas menunjukan bahwa analisis korelasi ganda antara Explosive Power otot tungkai dan Kelentukan secara bersama-sama terhadap Kemampuan Heading adalah positif. Hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r

hitung

sebesar 0,505, dengan demikian r

sebesar 0,693 dan r hitung

>r

tabel.

tabel

dalam taraf α = 0,05

Ini berarti terdapat hubungan yang

51

berarti antara Explosive Power otot tungkai dan Kelentukan pinggang secara bersama-sama terhadap Kemampuan Heading. Untuk mengetahui besarnya kontribusi Explosive Power otot tungkai dan Kelentukan pinggang secara bersama-sama terhadap Kemampuan Heading pemain sepakbola SMPN 14 Merangin adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi nilai (r) dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (R) = 48,02, berarti Explosive Power otot tungkai dan Kelentukan pinggang memberikan kontribusi secara bersama-sama terhadap Kemampuan Heading sebesar 48,02%. Oleh sebab itu hipotesis tiga dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. Agar lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 70. D. Pembahasan 1. Kontribusi Explosive Power Otot Tungkai terhadap Kemampuan Heading pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Explosive Power adalah kekuatan kerja otot untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.

Menurut Maidarman (2009: 63)

mengatakan bahwa “Explosive Power merupakankemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan utuh”. Pada permainan sepakbola sangat dibutuhkan sekali unsur Explosive Power yaitu Explosive Power otot tungkai. Explosive Power otot tungkai sangat berperan penting pada saat melakukan Heading. Dalam pelaksanaan Heading unsur kondisi fisik Explosive Power otot tungkai sangat berperan, yaitu pada saat melakukan

52

tolakan dengan mengantarkan tubuh ke udara sehingga tercapainya tujuan pelaksanaan Heading yang keras dan akurat yang diinginkan oleh pemain tersebut. Bagi pemain, kekuatan tolakan merupakan modal utama untuk melakukan Heading yang baik dan keras sehingga tujuan dari Heading tersebut bisa tercapai dengan baik, karena kekuatan lompatan yang tinggi dan cepat merupakan modal utama untuk bagi pemain dalam merebut bola dari lawan maupun dalam tujuan untuk memasukan bola kegawang lawan sehingga tujuan dari permainan bola bisa tercapai. Oleh karena itu Explosive Power otot tungkai sangat mempengaruhi dan berperan penting saat melakukan Heading. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat kontribusi secara signifikan antara Explosive Power Otot Tungkai terhadap Kemampuan Heading. Artinya variabel Explosive Power otot tungkai dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan Heading. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, variabel Explosive Power otot tungkai memiliki peran serta terhadap keberhasilan gerakan heading dalam permainan sepakbola. Oleh karena itu, untuk meningkatkan Kemampuan Heading dalam permainan sepakbola dibutuhkan Explosive Power otot tungkai yang baik. Dengan Explosive Power otot tungkai yang baik maka hasil Kemampuan Heading sepakbola akan mendapatkan hasil yang maksimal. Explosive Power Otot Tungkai yang dihasilkan dari latihan merupakan sekelompok otot untuk bergerak dengan motorik tinggi berfungsi untuk mempermudah mempelajari teknik yang sangat bergantung dari masing-masing individu. Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Explosive Power otot tungkai

adalah dengan latihan weight training. Latihan

53

weight training seperti latihan dengan legpress, legextention dan juga dapat dilatih dengan latihan dengan beban sendiri seperti bliometri, harvaststeptes, naik turun tangga dan juga dapat dikembangkan dengan latihan kaki lainya dengan terprogram secara sistematis agar memiliki kontribusi yang lebih besar terhadap kemampuan Heading. 2. Kontribusi Kelentukan Pinggang Terhadap Kemampuan Heading pemain Sepakbola SMPN 14 Merangin. Keletukan pinggang merupakan efektivitas tubuh seseorang dalam melakukan perluasan gerakan semaksimal mungkin tanpa mengalami rasa sakit. Menurut Irawadi (2011:58) menyatakan bahwa ”Kelentukan adalah kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh suatu persendian. Seseorang dikatakan lentuk apabila mampu membungkuk dengan maksimal (mampu mencium lututnya), dan meliukkan badannya ke kiri atau ke kanan secara maksimal”. Kelentukan adalah salah satu bagian dari komponen kondisi fisik yang dimiliki seseorang. Kelentukan memberikan pengaruh besar terhadap penampilan, keterampilan serta prestasi yang akan didapat oleh seorang pemain, terutama pada pelaksanaan heading dalam permainan sepakbola. Heading merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola. Dimana keberhasilan seorang pemain dalam melakukan heading perlu didukung pula oleh kemampuan kondisi fisik yang optimal, salah satunya adalah Kelentukan. Dengan Kelentukan yang baik, dimungkinkan tercapainya hasil yang diharapkan. Karena Kelentukan adalah kemungkinan gerak maksimal yang dilakukan oleh sendi. Dilihat dari pelaksanaan heading unsur kelentukan sangat berperan agar tercapainya keberhasilan pemain dalam pelaksaan heading yaitu saat pemain bisa dengan maksimal membengkokan

54

tubuhnya kebelakang dan kemudian mendorong tubunya jauh kedepan untuk menyudul bola sehingga hasil heading yang diperoleh bisa jauh dan keras. Berdasarkan data hasil penelitian tersebut dan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelentukan adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendian. Dengan kata lain kelentukan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur kondisi fisik lainnya dalam melakukan keterampilan gerak pada setiap cabang olahraga pada umumnya dan olahraga sepakbola pada khususnya.Agar seorang pemain dapat mempunyai Kelentukan yang baik dapat dilakukan latihan-latihan Kelentukan seperti: back up, kayang dan berbagai variasi latihan lainya untuk meningkatkan Kelentukan sendi agar dapat memberikan kontribusi terhadap Heading sepakbola. 3. Kontribusi Explosive Power Otot Tungkai dan Kelentukan pinggang secara bersama-sama terhadap Kemampuan Heading sepakbola SMPN 14 Merangin. Heading merupakan salah satu teknik yang sering dilakukan pemain dalam permainan sepakbola untuk menciptakan gol ke gawang lawan maupun mempertahankan gawang dari kebobolan oleh pemain bertahan untuk menjauhkan atau membuang bola jauh dari gawang sendiri. Seorang pemain sepakbola harus dapat menguasai heading dengan baik. Agar dapat menghasilkan heading yang akurat dan tajam, diperngaruhi oleh Explosive Power otot tungkai dan Kelentukan pinggang yang dimiliki oleh pemain, yaitu tolakan kuat dan cepat dari tungkai untuk melompat dengan baik dan keluwesan tubuh untuk memberikan dorongan

55

tubuh dalam pelaksanaan heading . pelaksanaan heading baik akan menghasilkan bola yang tepat dan keras sehingga dapat menyulitkan penjaga gawang lawan dan dapat menghasilkan gol serta dapat mempertahankan daerah dari serangan lawan. Penelitian membuktikan bahwa terdapat kontribusi Explosive Power Otot Tungkai dan Kelentukan pinggang secara bersama-sama terhadap kemampuan heading Pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Artinya variabel Explosive Power Otot Tungkai dan Kelentukan pinggang secara bersama-sama berkontribusi terhadap Heading Pemain Sepakbola SMPN 14 Merangin. Dan berdasarkan hasil penelitian kontribusi Explosive Power otot tungkai dan kelentukan pinggang terhadap kemampuan heading Explosive Power otot tungkai dan Kelentukan pinggang berperan dalam pelaksanaan gerakan Heading permainan sepakbola. Oleh karena itu, untuk meningkatkan Kemampuan Heading dalam permainan sepakbola maka seorang pelatih ataupun pemain harus memperhatikan kondisi Explosive Power otot tungkai dan Kelentukan pinggang yang dimiliki. Hasil penelitian dapat disimpulkan jika Explosive Power otot tungkai dan Kelentukan pinggang pada tingkat kondisi yang baik maka Kemampuan heading yang dimiliki oleh seorang pemain dalam permainan sepakbola juga baik. Explosive Power otot tungkai dan Kelentukan pinggang sangat memberikan sumbangan yang sangat berarti, karena pelaksanaan heading yaitu pada saat mengantarkan tubuh ke udara dan diteruskan dengan membekokan tubuh kebelakang kemudian mendorong kedepan untuk melakukan heading bola diperlukan adanya perpaduan gerak yang saling mendukung untuk menghasilkan

56

teknik heading yang baik, yaitu perpaduan antara Explosive Power otot tungkai untuk melompat yang tinggi dan didukung oleh kelentukan yang bagus serta ketepatan menyundul bola diperlukan kemampuan berpikir dengan cepat untuk dapat memutuskan bermacam-macam pola gerak dari teknik awalan sampai menghasilkan heading yang baik. Sehingga perpaduan gerak tersebut sesuai dengan irama maupun ritmenya serta tercapai sesuai dengan tujuan dalam melakukan Heading itu sendiri. Berdasarkan pembahasan diatas jelas bahwa unsur Explosive Power Otot Tungkai dan Kelentukan pinggang memberikan kontribusi kepada pemain, sehingga pemain tersebut mampu melakukan Heading dengan baik.

57

BAB V PENUTUP

B. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Explosive Power otot tungkai memberikan kontribusi sebesar 32,83% terhadap Kemampuan pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Hal ini berarti bahwa apabila Explosive Power otot tungkai pemain tinggi, maka kemampuan Heading pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Dan sebaliknya apabila Explosive Power otot tungkai pemain rendah, maka Kemampuan Heading yang dimiliki oleh pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. 2. Kelentukan memberikan kontribusi yang cukup besar 45,02% terhadap kemampuan Heading Pemain pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Hal ini berarti bahwa apabila Kelentukan pemain tinggi, maka kemampuan Heading pemain sepakbola SMPN 14 Merangin cenderung tinggi. sebaliknya apabila Kelentukan rendah, maka kemampuan heading heading yang dimiliki oleh pemain sepakbola SMPN 14 Merangin cenderung rendah. 3.

Explosive Power otot tungkai dan Kelentukan pinggang secara bersamasama memberikan kontribusi yang cukup besar 42,25% terhadap kemampuan Heading yang dimiliki oleh pemain sepakbola SMPN 14 Merangin. Dengan demikian untuk meningkatkan kemampuan Heading

57

58

yang dimiliki oleh pemain sepakbola SMPN 14 Merangin dapat dilakukan dengan berupaya meningkatkan Explosive Power Otot Tungkai dan Kelentukan pinggang pemain. C. Saran Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran yang dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam pelaksanaan Heading, yaitu: 1. Bagi pelatih pada umumnya dan khususnya pelatih sepakbola SMPN 14 Merangin disarankan untuk melatih unsur Kelentukan Pinggang dan Explosive Power Otot Tungkai dengan cara melatih otot-otot yang dominan agar kemampuan Heading dapat ditingkatkan lagi. 2. Bagi

pemain

sepakbola

SMPN

14

Merangin

disarankan

dapat

meningkatkan Kemampuan Heading dengan cara melakukan latihan untuk meningkatkan Explosive Power otot tungkai dan kelentukan pinggang secara sistematis dan berkesinambungan. 3. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan informasi dan meneliti dengan jumlah populasi atau sampel yang lebih besar serta di daerah yang berbeda.

59

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arsil. (1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK UNP. Sarumpaet. (1992). Permainan Besar. Padang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Djezed, Zulfar dkk, (1985). Buku Pembelajaran Sepakbola. FPOK IKIP Padang. Irawadi, Hendri. 2011. Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang: FIK UNP Padang. Ismaryati. 2008. Tes Dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: LPP UNS. Lutan, Rusli dkk. 2005. Manusia Dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK/ IKIP Bandung. Luxbacher, Joseph. (2001). Sepakbola: Langkah-Langkah Menuju Sukses. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. Maidarman. 2009. Bahan Ajar Pengelolaan Fitness. Padang: FIK UNP. Nawawi, Umar. 2007. Fisiologi Dan Anatomi. Padang: FIK UNP. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga Poerwadarminto, (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka. Sayoto, (1988). Peningkatan Dan Pembinaan Kondisi Fisik. Semarang: Dahara Priz. Suharno. 1983. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: Yayasan Sekolah Tinggi Olahraga. Syafruddin, (1996). Pengantar Ilmu Melatih. FPOK, IKIP Padang. _________. (1999). Dasar-dasar kepelatihan olahraga. FiK UNP. Padang. Syahara, Sayuti. (2004). Kemampuan Biomotorik Dan Metodologi Penbangunan. FIK UNP: Padang. Tim Pengajar Sepakbola. 2007. Buku Ajar Sepakbola. Padang: FIK UNP.

60

Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional No 3 (2005). Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Prestasi Pasal 27 Ayat: 4. PT. Sinar Grafika. Yusuf, Muri. (2007). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

61

Lampiran 1 DATA MENTAH VERTICAL JUMP Vertical jump tes NO

NAMA

BB

Skore RH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Rifandi Hengki Gunawan Zuhdipadli Ahmad Alfendri Febri Ade syaputra Dandi dwi harmanto Leonardo Sukri Alan Amprianto Andika Imam Nanang Prima Supriadi Roby Raka Simun Hariyono Juli susilo Setiaji Agus waluyo

52 43 42 47 48 45 46 48 48 44 46 47 49 47 46 50 49 40 45 49 50 47 45 45 40

2.07 2.10 1.80 1.91 1.97 1.94 2 1.93 1.60 1.98 1.95 1.93 1.96 2.06 1.73 2.04 2.02 2 2.01 2.15 2.13 2. 2.06 1.83 2.06

LCT 2.60 2.78 2.24 2.47 2.42 2.41 2.44 2.37 2.04 2.35 2.40 2.35 2.46 2.48 2.31 2.45 2.42 2.50 2.47 2.68 2.65 2.58 2.59 2.50 2.50

D* 0.53 0.68 0.44 0.56 0.45 0.47 0.44 0.44 0.44 0.37 0.45 0.42 0.50 0.42 0.58 0.41 0.40 0.50 0.46 0.53 0.42 0.58 0.53 0.67 0.44

83,79 86,74 61.67 77,86 71,27 68,29 67,54 70,48 70,48 59,24 68,30 67,42 76,69 67,42 77,54 70,87 68,60 62,60 67,56 78,96 71,73 79,23 72,52 81,53 58,73

Keterangan :

BB RH LPT

: Berat badan (kg) : Raihan (m) : Lompatan (m)

P=

4.9 W

D"

P= Power, W= berat badan dalam kg, D” = jarak selisih antara tinggi raihan dan tinggi loncatan.

62

Lampiran 2 DATA MENTAH PENELITIAN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

NAMA Rifandi Hengki Gunawan Zuhdipadli Ahmad Alfendri Febri Ade syaputra Dandi dwi harmanto Leonardo Sukri Alan Amprianto Andika Imam Nanang Prima Supriadi Roby Raka Simun Hariyono Juli susilo Setiaji Agus waluyo Mean Median Modus Standar Deviasi Minimum Maximum rx1y rx2y rx1x2

Vertical jump tes 83,79 86,74 81,53 79,23 78,96 77,86 72,52 68,29 67,56 71,73 70,87 59,24 70,48 70,48 68,6 77,54 76,69 68,3 67,54 67,42 67,42 62,6 61,67 71,27 58,73 71,48 70,48 67,42 7,32 58,73 86,74

Kelenturan 67 70 66 64 70 65 70 64 64 58 58 62 60 59 59 58 66 63 55 47 46 51 49 54 53 59,76 60,00 58,00 7,40 43,00 70,00 0,573 0,671 0,656

Kemampuan Heading 6,1 5,8 5,9 5,8 5,7 5,5 5,4 5,6 5,7 4,8 4,7 5 5 5,7 5,3 4,4 3,9 3,7 4,2 4,2 4 4,4 4,3 3,6 3,1 4,9 5,0 5,7 0,91 3,10 6,10

63

Lampiran 3 Tabel Analisis uji normalitas sebaran data Vertical Jump Test melalui uji liliefors (X1) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Xi

Fi

86,74 83,79 81,53 79,23 78,96 77,86 77,54 76,69 72,52 71,73 71,27 70,87 70,48 68,6 68,3 68,29 67,56 67,54 67,42 62,6 61,67 59,24 58,73 Jumlah Mean SD

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 25

Xi - X SD

Peluang

F(Zi)

S(Zi)

IF(Zi)-S(Zi))

2,08 1,68 1,37 1,06 1,02 0,87 0,83 0,71 0,14 0,03 -0,03 -0,08 -0,14 -0,39 -0,43 -0,44 -0,54 -0,54 -0,55 -1,21 -1,34 -1,67 -1,74

0,4812 0,4535 0,4147 0,3554 0,3461 0,3078 0,2967 0,2612 0,0596 0,012 0,012 0,319 0,0596 0,1517 0,1664 0,1700 0,2054 0,2054 0,2088 0,3869 0,4099 0,4525 0,4591

0,0188 0,0465 0,0853 0,1446 0,1539 0,1922 0,2033 0,2388 0,4404 0,488 0,512 0,819 0,5596 0,6517 0,6664 0,67 0,7054 0,7054 0,7088 0,8869 0,9099 0,9525 0,9591

0,0435 0,0870 0,1304 0,173913 0,2174 0,2609 0,304348 0,3478 0,3913 0,434783 0,4783 0,5217 0,5652 0,608696 0,6522 0,6957 0,73913 0,7826 0,8261 0,869565 0,913043 0,956522 1

0,0247 0,0405 0,0451 0,0293 0,0635 0,0687 0,1010 0,1090 0,0491 0,0532 0,0337 0,0129 0,0056 0,0430 0,0142 0,0257 0,0337 0,0772 0,1173 0,0173 0,0031 0,0040 0,0409

71,48 7,32

Lo tertinggi = 0,1173 Dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,173 Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal.

64

Lampiran 4 Tabel Analisis uji normalitas Sebaran data Kelentukan melalui uji liliefors (X2) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Xi

Fi

70 67 66 65 64 63 62 60 59 58 55 54 53 51 49 46 47 Jumlah Mean SD

3 1 2 1 3 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 25

Xi - X SD

Peluang

F(Zi)

S(Zi)

IF(Zi)-S(Zi))

1,38 0,98 0,84 0,71 0,57 0,44 0,30 0,03 -0,10 -0,24 -0,64 -0,78 -0,91 -1,18 -1,45 -1,86 -1,72

0,4162 0,3365 0,2996 0,2612 0,2157 0,1700 0,1179 0,012 0,0386 0,0948 0,2389 0,2823 0,3186 0,381 0,4265 0,4686 0,4573

0,0838 0,1635 0,2004 0,2388 0,2843 0,33 0,3821 0,488 0,5386 0,5948 0,7389 0,7823 0,8186 0,881 0,9265 0,9686 0,9573

0,0588 0,1176 0,1765 0,235294 0,2941 0,3529 0,411765 0,4706 0,5294 0,5882 0,6471 0,7059 0,764706 0,8235 0,8824 0,941176 1,0000

0,0250 0,0459 0,0239 0,0035 0,0098 0,0229 0,0297 0,0174 0,0092 0,0066 0,0918 0,0764 0,0539 0,0575 0,0441 0,0274 0,0427

59,76 7,40

Lo tertinggi = 0,0918 Dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,173 Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal.

65

Lampiran 5 Tabel Analisis uji normalitas Sebaran data kemampuan Heading melalui uji liliefors (Y) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Xi

Fi

6,1 5,9 5,8 5,7 5,6 5,5 5,4 5,3 5 4,8 4,7 4,4 4,3 4,2 4 3,9 3,7 3,6 3,1 Jumlah Mean SD

1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 25

Xi - X SD

Peluang

F(Zi)

S(Zi)

IF(Zi)-S(Zi))

1,32 1,10 0,99 0,88 0,77 0,66 0,55 0,44 0,11 -0,11 -0,22 -0,55 -0,66 -0,77 -0,99 -1,10 -1,32 -1,43 -1,98

0,4066 0,4634 0,3389 0,3106 0,2794 0,2454 0,2088 0,1700 0,0483 0,0483 0,0871 0,2088 0,2454 0,2794 0,3389 0,4634 0,4066 0,4236 0,4761

0,0934 0,0366 0,1611 0,1894 0,2206 0,2546 0,2912 0,3300 0,4517 0,4517 0,5871 0,7088 0,7454 0,7794 0,8389 0,9634 0,9066 0,9236 0,9761

0,0526 0,1053 0,1579 0,2105 0,2632 0,3158 0,3684 0,4211 0,4737 0,5263 0,5789 0,6316 0,6842 0,7368 0,7895 0,8421 0,8947 0,9474 1,0000

0,0408 0,0687 0,0032 0,0211 0,0426 0,0612 0,0772 0,0911 0,0220 0,0746 0,0082 0,0772 0,0612 0,0426 0,0494 0,1213 0,0119 0,0238 0,0239

4,9 0,91

Lo tertinggi = 0,1213 Dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,173 Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal.

66

Lampiran 6 Tabel Analisis korelasi sederhana dan korelasi berganda variabel Vertical Jump (X1) Kelentukan pinggang (X2) dan Kemampuan Heading (Y) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah

X1 83,79 86,74 81,53 79,23 78,96 77,86 72,52 68,29 67,56 71,73 70,87 59,24 70,48 70,48 68,6 77,54 76,69 68,3 67,54 67,42 67,42 62,6 61,67 71,27 58,73 1787,06

X2 67 70 66 64 70 65 70 64 64 58 58 62 60 59 59 58 66 63 55 47 46 51 49 54 53 1498

Y 6,1 5,8 5,9 5,8 5,7 5,5 5,4 5,6 5,7 4,8 4,7 5 5 5,7 5,3 4,4 3,9 3,7 4,2 4,2 4 4,4 4,3 3,6 3,1 121,8

X12 7020,76 7523,83 6647,14 6277,39 6234,68 6062,18 5259,15 4663,52 4564,35 5145,19 5022,56 3509,38 4967,43 4967,43 4705,96 6012,45 5881,36 4664,89 4561,65 4545,46 4545,46 3918,76 3803,19 5079,41 3449,21 129032,8

X22 4489,00 4900,00 4356,00 4096,00 4900,00 4225,00 4900,00 4096,00 4096,00 3364,00 3364,00 3844,00 3600,00 3481,00 3481,00 3364,00 4356,00 3969,00 3025,00 2209,00 2116,00 2601,00 2401,00 2916,00 2809,00 90958

Y2 37,21 33,64 34,81 33,64 32,49 30,25 29,16 31,36 32,49 23,04 22,09 25,00 25,00 32,49 28,09 19,36 15,21 13,69 17,64 17,64 16,00 19,36 18,49 12,96 9,61 610,72

X1 Y 511,12 503,09 481,03 459,53 450,07 428,23 391,61 382,42 385,09 344,30 333,09 296,20 352,40 401,74 363,58 341,18 299,09 252,71 283,67 283,16 269,68 275,44 265,18 256,57 182,06 8792,252

X2 Y 408,70 406,00 389,40 371,20 399,00 357,50 378,00 358,40 364,80 278,40 272,60 310,00 300,00 336,30 312,70 255,20 257,40 233,10 231,00 197,40 184,00 224,40 210,70 194,40 164,30 7394,9

X1 X2 5613,93 6071,80 5380,98 5070,72 5527,20 5060,90 5076,40 4370,56 4323,84 4160,34 4110,46 3672,88 4228,80 4158,32 4047,40 4497,32 5061,54 4302,90 3714,70 3168,74 3101,32 3192,60 3021,83 3848,58 3112,69 107896,75

67

Lampiran 7

1. Pengujian hipotesis Korelasi sederhana natara variable (X1) dengan Y r x1 y =

n r= r= r= r=

n

X1 Y -

2

X1

X1

X1 2

n

Y Y2

Y

2

25.8792,252 - (1787,06)(121,8) 25.129032,8 (1787,06) 2 25.610,72 (121,8) 2 219714,175 - 217663,908 3225820 - 3193583,44 4 15268 - 14835,24 2050,267 32236 ,5564 432,76 2050,267 13950692,1 5

ro = 0,573 rtab (α = 0,05) = 0.505 ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima) Koefisien determinasi : Kd

= r2 x 100% =0,5732x 100% = 0,328329x 100% = 32,83%

68

Lampiran 8

2. Pengujian hipotesis 2 Korelasi sederhana natara variable (x2) dengan Y

n

r x2 y =

n

X2

X2Y -

2

X2

X2 2

Y Y2

n

Y

2

25.7394,9- (1498)(121,8)

r=

25.90958 (1498) 2 25.610,72 (121,8) 2 184872,5 - 182456,4 r= 2273950 - 2244004 15268 - 14835,24 2416,1 r= 29946 432,76 2416,1 r= 12959430,9 6 ro = 0,671 rtab (α = 0,05) = 0.505 Koefisien determinasi : Kd

= r2 x 100% =0,6712x 100% = 0,450241x 100% = 45,02% Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima) Korelasi sederhana atara variable (x1) dengan (x2)

n

r x1 x 2 =

n r= r= r=

X1

2

X1 X 2 X1

X1 2

n

X2 X2

2

X2

2

25.107869,75 - (1787,06)(1498) 25.129032,8 (1787,06) 2 25.90958 (1498) 2 2696743- 2677015,88

3225820 - 3193583,444 2274625- 2244004) 19727,12 32236,5564 30621

69

r=

19727,12 987115593, 5

ro = 0,656 rtab (α = 0,05) = 0.505 Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho diterima (Ha ditolak) Koefisien determinasi : Kd

= r2 x 100% =0,6562x 100% = 0,43033529x 100% = 43,03%

70

Lampiran 9

3. Pengujian hipotesis 3 Korelasi Ganda antara variable (x1) dan (x2) terhadap variable Y r x1 x 2 y =

=

0,5732

r 2 x1y

r 2 x 2 y - 2 rx1 y rx 2 y rx1 x 2 1 - r 2 x1 x 2

0,6712 2(0,573)(0,671)(0,656) 2 1 0,656

=

0,328329 0,450241 0,504441696 0,569664

=

0.785482 0,504441696 0,569664

R= 0,693 rtab (0.505 pada taraf signifikan α = 0,05 Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima) Kd

= r2 x 100% =0,6932x 100% = 0,4802x 100% = 48,02%

71

Lampiran 10

Ukuran Sampel 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30 n >30

DAFTAR NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS Taraf Nyata 0.01 0.05 0.10 0.15 0.417 0.381 0.352 0.319 0.405 0.337 0.315 0.299 0.364 0.319 0.294 0.277 0.348 0.300 0.276 0.258 0.331 0.285 0.261 0.244 0.311 0.271 0.249 0.233 0.294 0.258 0.239 0.224 0.284 0.249 0.230 0.217 0.275 0.242 0.223 0.212 0.268 0.234 0.214 0.202 0.261 0.227 0.207 0.194 0.257 0.220 0.201 0.187 0.250 0.213 0.195 0.182 0.245 0.206 0.289 0.177 0.239 0.200 0.184 0.173 0.235 0.195 0.179 0.169 0.231 0.190 0.174 0.166 0.200 0.173 0.158 0.147 0.184 0.161 0.144 0.136 1.031 0.886 0.805 0.768 n n n n

0.20 0.300 0.285 0.265 0.247 0.233 0.223 0.215 0.206 0.199 0.190 0.183 0.177 0.173 0.169 0.166 0.163 0.160 0.142 0.131 0.736 n

Sumber : Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons, In,1973

72

Lampiran 11 Tabel dari harga kritik dari Product-Moment N (1) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Interval 95% (2) 0.997 0.950 0.878 0.811 0.754 0.707 0.666 0.632 0.602 0.576 0.553 0.532 0.514 0.497 0.482 0.468 0.456 0.444 433 0.423 0.413 0.404 0.396 1.031

Kepercayaan 99% (3) 0.999 0.990 0.959 0.912 0.874 0.874 0.798 0.762 0.735 0.708 0.684 0.661 0.641 0.623 0.606 0.590 0.575 0.561 0.549 0.537 0.526 0.515 0.505 0.886

N (1) 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

Interval 95% (2) 0.388 0.381 0.374 0.367 0.361 0.355 0.347 0.344 0.339 0.334 0.329 0.325 0.320 0.316 0.312 0.308 0.304 0.301 0.297 0.294 0.291 0.288 0.264 0.281 0.297

Kepercayaan 99% (3) 0.4905 0.487 0.478 0.470 0.463 0.456 0.449 0.442 0.436 0.430 0.424 0.418 0.413 0.408 0.403 0.396 0.393 0.389 0.384 0.380 0.276 0.372 0.368 0.364 0.361

J=Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r

N (1) 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Interval 95% (2) 0.266 0.254 0.244 0.235 0.227 0.220 0.213 0.207 0.202 0.195 0.176 0.159 0.148 0.138 0.113 0.098 0.088 0.080 0.074 0.070 0.065 0.062

kepercayaan 99% (3) 0.345 0.330 0.317 0.306 0.296 0.286 0.278 0.270 0.263 0.256 0.230 0.210 0.194 0.181 0.148 0.128 0.115 0.105 0.097 0.091 0.085 0.081

Lampiran 12 DAFTAR LUAS DIBAWAH LENGKUNGAN NORMAL STANDAR Dari 0 Ke Z

Z 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.0 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9

0 0000 0386 0793 1179 1554 1915 2258 2580 2881 3159 3413 4634 3849 4032 4192 4332 4452 4554 4641 4713 4772 4821 4861 4893 4918 4938 4953 4965 4974 4981 4987 4990 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000

1 0040 0483 0832 1217 1591 1950 2291 2612 2910 3186 3438 3665 3869 4049 4207 4345 4463 4564 4649 4719 4778 4826 4864 4896 4920 4940 4955 4966 4975 4982 4987 4991 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000

2 0080 0478 0871 1255 1628 1985 2324 2642 2939 3212 3461 3686 3888 4066 4222 4357 4474 4573 4656 4726 4783 4830 4868 4898 4922 4941 4956 4967 4976 4982 4987 4991 4994 4995 4997 4998 4999 4999 4999 5000

3 0120 0557 0910 1293 1664 2019 2357 2673 2967 3238 3485 3708 3907 4082 4236 4370 4484 4580 4664 4732 4788 4838 4871 4901 4925 4943 4957 4968 4977 4983 4988 4991 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000

4 0160 0596 0948 1331 1700 2054 2389 2704 2996 3264 2508 3729 3925 4099 4251 4382 4495 4591 4671 4738 4793 4838 4875 4904 4927 4945 4959 4969 4977 4984 4988 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000

5 0199 0636 0987 1368 1736 2088 2422 2734 3023 3289 3531 3749 3944 4115 4265 4394 4505 4599 4678 4744 4798 4842 4878 4906 4929 4946 4960 4970 4978 4984 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000

6 0239 0675 1026 1406 1772 2123 2454 2764 3051 3315 3554 3770 3962 4131 4279 4406 4515 4608 4686 4750 4803 4846 4881 4909 4931 4948 4961 4971 4979 4985 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000

7 0279 0714 1064 1443 1808 2157 2486 2794 3078 3340 3577 3790 3980 4147 4292 4418 4525 4626 4692 4756 4808 4850 4884 4911 4932 4949 4962 4972 4979 4985 4989 4992 4995 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000

73

8 0319 0754 1103 1480 1844 2190 2418 2823 3106 3365 3599 3810 3997 4162 4306 4429 4535 4625 4699 4761 4812 4854 4887 4913 4934 4951 4963 4973 4980 4986 4990 4993 4995 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000

Sumber : Theory And Problems of Statistics, Spigel, M.R.,PhD.,Schaum Publishing., New York, 1961

9 0359 0360 1141 1517 1879 2224 2549 2852 3133 3389 3621 3830 4015 4177 4319 4441 4545 4633 4633 4767 4817 4857 4890 4916 4936 4952 4964 4974 4981 4986 4990 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 4999 5000

74

Lampiran 13 Foto_foto tes penelitian

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85