KERANGKA PEMIKIRAN Penyakit jantung dan pembuluh darah masih merupakan penyakit mematikan yang utama di Indonesia. Hipertensi dan kolesterol merupakan faktor resiko pemicu terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare 2001). Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa
faktor
yang
tidak
berjalan
sebagaimana
mestinya
dalam
mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens 2003). Menurut Siswono (2006), kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80 % kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL dan kolesterol LDL. Tekanan darah dan kolesterol dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya terdapat faktor-faktor yang tidak dapat diubah dan faktor-faktor yang dapat diubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu usia, jenis kelamin dan genetik. Sedangkan
faktor-faktor yang dapat diubah diantaranya kebiasaan
merokok, diet atau pola makan yang tidak sehat serta kurangnya aktifitas fisik. Selain itu ada pula faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi gaya hidup. Sedangkan stress merupakan faktor perancu tekanan darah dan kolesterol, namun sulit untuk diukur. Tingginya kejadian penyakit-penyakit degeneratif di masyarakat, ditambah lagi dengan adanya isu back to nature, maka tanaman obat banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Tanaman torbangun (Coleus amboinicus Lour) merupakan tanaman obat di kalangan suku Batak Provinsi Sumatera Utara yang mengandung serat tinggi, terutama serat larut air. Selain mengandung serat
25
juga kaya akan kandungan zat gizi mikro seperti magnesium, besi, zink, kalsium, α-tocopherol dan β-karoten. Selain itu juga mengandung minyak atsiri antara lain fenol, karvakrol, isopropyl okresol dan sinerol serta zat aktif seperti flavonoid dan glikosida yang berguna sebagai antioksidan (Batubara 2004). Beberapa kandungan zat gizi tersebut dapat membantu mempertahankan tekanan darah dan total kolesterol. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Konsumsi suplemen kapsul serbuk daun Torbangun (tinggi serat, K, vit.C dan antioksidan)
- Usia - Jenis - Kelamin
- Aktifitas fisik
Konsumsi makanan sehari-hari
Konsumsi zat gizi (serat, K,vit.C dan antioksidan)
Angka Tekanan darah dan Total kolesterol
status gizi & sosial ekonomi
Stress
Keterangan: : diamati : tidak diamati
Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian
Penyakit jantung dan Pembuluh darah
26
METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental semu. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-post test with control design. Penelitian dilakukan di pemukiman sekitar kampus IPB Baranang Siang, Bogor dan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2011. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan Ethical Clearance nomor: KE.01.05/EC/298/2011 dari Balitbangkes Departemen Kesehatan, Jakarta. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah mahasiswa program ekstensi IPB Bogor yang memiliki kecendrungan pola makan yang tidak teratur akibat jadwal perkuliahan yang didominasi pada sore hari (14.00) hingga malam hari (21.00 WIB). Subjek yang digunakan belum bekerja dan termasuk dalam kategori usia dewasa yaitu berusia lebih dari 18 tahun tahun. Jumlah subjek yang digunakan dihitung berdasarkan rumus Supranto J (2000) dengan formulasi sebagai berikut. (t-1) (r-1) > 15 dimana : t = banyaknya kelompok perlakuan r = jumlah replikasi (jumlah anggota dalam satu kelompok) Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh jumlah subjek yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 orang bagi satu kelompok perlakuan. Kemudian ditambah estimasi 20% yaitu sekitar 4 orang sehingga total subjek yang diperlukan dalam satu perlakuan adalah sebanyak 20 orang. Namun karena penelitian ini melakukan proses pengambilan darah dan jumlah subjek yang memenuhi syarat kriteria inklusi penelitian masih tersedia, maka jumlah subjek penelitian dalam setiap kelompok perlakuan yang digunakan adalah sebanyak 26 orang. Sehingga total subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 52 orang yang terbagi menjadi dua kelompok secara random (26 perlakuan kapsul serbuk daun torbangun dan 26 kontrol). Subjek yang digunakan (perlakuan maupun kontrol) harus memenuhi persyaratan kriteria inklusi maupun eksklusi.
27
Kriteria inkslusi yang perlu dipenuhi oleh subjek adalah sebagai berikut: 1) berusia lebih dari 18 tahun serta memiliki tingkat tekanan darah normal (110/70 hingga 120/80 mmHg) hingga at risk (<140/90 mmHg) dan total kolesterol normal (<200 mg/dl). 2) tidak dalam keadaan sakit dan tidak mengkonsumsi obat-obatan secara rutin. 3) bagi wanita, memiliki siklus haid yang teratur (30 hari) dan tanggal haid yang berdekatan (maksimal jadwal haid antar subjek perempuan selisih 5 hari). 4) tidak dan belum menerima intervensi yang serupa sebelumnya. 5) bersedia mengisi informed concern. Adapun kriteria ekslusi bagi subjek pada penelitian ini diantaranya: 1) menderita sakit dan harus mengkonsumsi obat-obatan secara rutin. 2) dalam keadaan hamil. 3) pindah atau berada di luar lokasi dalam jangka waktu yang lama, sehingga tidak dapat mengikuti pemeriksaan serta pemeriksaan tekanan darah dan total kolesterol pada saat penelitian. 2.3
Jenis dan Cara Pengambilan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer yang digunakan meliputi data karakteristik subjek (umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan). Kemudian terdapat data tekanan darah dan total kolesterol yang diukur sebanyak enam kali. Selain itu digunakan juga data tingkat konsumsi dan tingkat aktivitas yang diukur dengan melakukan record selama 7 hari. Sementara data kandungan gizi serbuk daun torbangun merupakan data sekunder. Jenis dan cara pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 3. Data Karakteristik: - Umur - Jenis kelamin - Status gizi (BB dan TB) Tekanan darah Total kolesterol Tingk.konsumsi Tingk.aktivitas (PAL)
Tabel 3 Jenis dan Cara Pemangambilan Data Waktu Cara Skala Kategori Pengambilan Pengambilan Rasio Nominal Ordinal Rasio Rasio Ordinal Ordinal
Laki-laki, Perempuan Kurus, normal, gemuk, obese Kurang, cukup Sangat ringan, ringan, aktif dan sangat aktif
1 kali 1 kali 1 kali
Kuesioner Kuesioner Kuesioner
6 kali 6 kali
Pengukuran Pengukuran
1 kali 1 kali
Record Record
28
2.4
Analisa Data Analisa data dilakukan dengan cara bertahap mulai dari data yang
terkumpul di lapangan sampai data siap untuk dianalisis. Data yang dikumpulkan di lapangan dilakukan tahap editing, coding kemudian entry. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak microsoft excel dan SPSS 16. Data karakteristik, tingkat konsumsi dan aktivitas subjek serta tekanan darah dan total kolesterol subjek disajikan secara deskriptif. Hubungan antar variabel diuji dengan analisis hubungan sesuai skala data yang digunakan. Untuk variabel data yang berskala nominal akan dianalisa dengan menggunakan chi-square, variabel data ordinal dianalisa dengan menggunakan uji Spearman, dan untuk variabel data rasio dianalisa dengan uji Pearson. Pengaruh berbagai macam variabel terhadap tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan regresi linier berganda. Sedangkan perbedaan dampak pemberian kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen serta kontrol terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan uji beda. 2.5
Prosedur Penelitian
2.5.1
Pembuatan Serbuk dan Pengkapsulan Tahap pembuatan kapsul diawali dengan pembuatan serbuk torbangun.
Tanaman torbangun yang digunakan diambil dari kebun budidaya di daerah Bogor. Tanaman torbangun yang dijadikan bahan pembuatan kapsul, adalah tanaman yang berusia 2,5 bulan. Pembuatan serbuk torbangun menggunakan bagian daun dan batang dari tanaman torbangun. Daun dan batang-batang lunak tanaman torbangun yang masih segar dipilih, dicuci kemudian digiling dengan menggunakan drum dryer. Satu kilo gram tanaman torbangun segar akan menghasilkan 100 g serbuk daun torbangun yang telah di drum dryer. Setelah dilakukan proses drum dryer tanaman torbangun kemudian dihaluskan kembali dengan cara digiling menggunakan alat grinder. Setelah mengalami proses penggilingan, kandungan air dalam serbuk daun torbangun akan berkurang menjadi <5 %. Hal tersebut akan menjaga kualitas serbuk daun torbangun dan menjadi lebih awet pada saat penyimpanan kapsul selama intervensi. Serbuk torbangun kemudian akan dimasukkan ke dalam kapsul ukuran 0 (nol), dengan dosis 250 mg per kapsul (Devi 2009). Kontrol yang digunakan
29
adalah amilum, karena jika dikonsumsi dalam jumlah kecil amilum tidak akan memberikan efek samping. Alur proses pembuatan kapsul serbuk daun torbangun dapat dilihat pada Gambar 3. Daun torbangun Digiling dengan drum dryer Dihaluskan dengan grinder Serbuk torbangun Dimasukkan ke dalam kapsul (250 mg serbuk daun torbangun per kapsul) Dikemas dan diberi kode perlakuan danplacebo Gambar 3 Alur pembuatan kapsul serbuk daun torbangun
2.5.2 Analisa Zat Gizi Kapsul Serbuk Daun Torbangun Torbangun selain kaya akan serat juga kaya akan kandungan zat gizi mikro seperti magnesium, besi, zink, kalsium, α-tocopherol dan β-karoten, minyak atsiri antara lain fenol, karvakrol, isopropyl okresol dan sinerol serta zat aktif seperti flavonoid dan glikosida yang berguna sebagai antioksidan (Batubara 2004). Kapsul serbuk daun torbangun terlebih dahulu dianalisa angka zat gizi makronya, yaitu serat, karbohidrat, protein total dan lemak total. Selain itu dianalisa pula zat gizi mikro vitamin (vit. C), mineral (Fe, Ca, K, Na) serta antioksidan. Analisis angka zat gizi dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ekologi Manusia, IPB Bogor. a. Kadar serat kasar diukur dengan metode hidrolisis dengan asam atau alkali mendidih (Sudarmadji et al. 1997). b. Kadar karbohidrat total diukur dengan metode proksimat. c. Kadar lemak diukur dengan metode ekstraksi soxhlet dan kadar protein total diukur dengan metode Kjehdahl-Mikro. Metode ini tepat dilakukan untuk
30
semua jenis pangan, relatif sederhana, tidak mahal, dan keakuratannya tinggi (Apriyantono et al. 1988; Nielsen 1999). d. Kadar Vitamin (vit. C)
dan mineral (Kalium) serta antioksidan (metode
DPPH dengan satuan µg/g AEAC atau Ascorbic acid Equivalent Antioxidant Capacity) (AOAC 1995). 2.5.3 Tahap 3 Intervensi kapsul Tahap intervensi kapsul dilakukan selama 2 x 14 hari. Setelah intervensi selama 14 hari kemudian diselingi dengan 10 hari (saat haid) tanpa pemberian kapsul sebagai masa istirahat. Pemberhentian intervensi selama 10 hari dilakukan untuk menghindari masa haid pada subjek wanita, karena pemberian daun torbangun pada saat haid dapat menyebabkan bleeding akibat dari rangsangan hormon oksitosin untuk melakukan kontraksi pada uterus. Selain itu masa istirahat 10 hari dilakukan agar subjek sudah beradaptasi terlebih dahulu dengan perlakuan intervensi yang dilakukan sebelumnya. Intervensi diulang pada 14 hari berikutnya, setelah masa istirahat 10 hari. Tahap intervensi subjek laki-laki mengikuti tahap intervensi wanita dalam setiap kelompok perlakuan. Keakuratan dan validitas data pada saat intervensi dilakukan dengan cara double blind. Artinya peneliti dan subjek sama-sama tidak mengetahui apakah kapsul yang diintervensikan kepada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol adalah jenis kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen atau kontrol. Kapsul yang digunakan sebagai intervensi dan dibuat di Liza Herbal Internasional Bogor. Setelah dikemas kemudian diberi kode perlakuan dan kontrol pada masing-masing kemasan kapsul. Contoh kapsul dari masing-masing kapsul perlakuan dan kontrol (masing-masing 1 kapsul) akan disimpan dan akan dibuka isi kapsulnya setelah selesai penelitian. Hal ini dilakukan agar tidak ada rekayasa hasil terhadap dampak konsumsi kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen maupun kontrol yang diakibatkan oleh penilaian subjektif dari peneliti maupun subjek penelitian.
Penentuan kelompok subjek penelitian yang mendapatkan
intervensi kapsul daun torbangun sebagai suplemen maupun kontrol untuk masing-masing subjek dilakukan secara random (laki-laki dan perempuan untuk masing-masing kelompok subjek penelitian). Kapsul dengan dosis @250 mg
31
dikomsumsi sebanyak 3x1 sehari (pagi, siang dan malam setelah makan). Kepatuhan konsumsi kapsul dikontrol 3 hari sekali. Alur proses pemberian intervensi dapat dilihat pada Gambar 4. Diukur tekanan darah dan kolesterol awal Dikelompokkan secara random
26 orang kelompok kapsul torbangun (13 laki-laki dan 13 perempuan) -
26 orang kelompok placebo (13 laki-laki dan 13 perempuan)
Diukur tekanan darah dan total kolesterol Tidak diberi perlakuan selama 10 hari Diukur tekanan darah dan total kolesterol akhir
Gambar 4 Alur pemeriksaan tekanan darah dan total kolesterol darah Pengukuran tekanan darah dan total kolesterol dilakukan dengan menggunakan alat pengukuran digital. Kalibrasi alat pengukur tekanan darah dilakukan dengan cara di terra (di nol-kan). Posisi yang disarankan untuk pengukuran tekanan darah adalah duduk di kursi dengan sandaran punggung untuk menyangga, kaki menapak di lantai, lengan dijulurkan setinggi jantung di atas meja. Posisi tersebut memiliki tingkat akurasi lebih baik dari pada berbaring atau duduk di dipan pemeriksaan atau dengan lengan ditekuk ke samping. Angka tekanan darah sistol sangat sensitif terhadap perubahan gerakan tubuh. Oleh karena itu jika hasil pengukuran pertama dan kedua tidak jauh berbeda (5-10 mmHg), maka angka tekanan darah akan dirata-ratakan. Sedangkan bila hasil pengukuran pertama dan kedua berbeda nyata (>10 mmHg), maka akan diulang dengan posisi pengukuran yang benar. Kolesterol darah puasa juga diperiksa dari darah perifer dengan alat Accutrend GC dan strip kolesterol serta strip kalibrasi. Penggunaan metode reflectance photometry untuk pembacaannya membutuhkan waktu 180 detik. Hasil pengukuran kolesterol darah minimal–maksimal adalah 150 mg/dl sampai dengan 300 mg/dl (Siswanto dan Handayani 2004). Data kolesterol berasal dari
32
subjek yang berpuasa selama 8 jam sebelum pengambilan darah yang diambil sebanyak 1-2 ul (2 tetes). Subjek disarankan berpuasa selama kurang 8 jam agar hasil pemeriksaan kolesterol lebih akurat dan tidak dipengaruhi oleh asupan berlemak (seperti makanan yang diolah dengan cara ditumis maupun digoreng). Pelatihan (uji coba) penggunaan alat pengukuran tekanan darah dan total kolesterol dilakukan selama 2 (dua) hari sebelum pengukuran terhadap subjek oleh paramedis yang membantu dalam penelitian. Alat-alat yang digunakan untuk memperoleh biodata awal serta pemeriksaan tekanan darah dan total kolesterol subjek dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat Intervensi serta Pengukuran Data Biodata awal dan data kesehatan subjek Tekanan darah Total kolesterol
Jumlah 1 x 60 subjek
Alat Kuesioner
6 x 60 subjek
Tensi meter ’omron. - Alat tes kolesterol ’accutrend’ 6 x 60 subjek - Kit total kolesterol
Proses pemberian intervensi kapsul akan bersamaan dengan proses pengukuran tekanan darah dan total kolesterol darah. Skema pola intervensi serta pengukuran tekanan darah dan total kolesterol darah, dapat dilihat pada Gambar 5.
1
3
2
(
14 hari intervensi
4
10 hari istirahat
5
14 hari intervensi
Keterangan: = pengukuran tekanan darah (TD) dan total kolesterol
Gambar 5 Skema pola intervensi dan pengukuran
6
33
Definisi Operasional Aktivitas Fisik didefinisikan sebagai gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energy (WHO 2011). Hipertensi adalah tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2001). Intervensi adalah pemberian perlakuan dalam bentuk kapsul torbangun kepada subjek penelitian. Kapsul Torbangun adalah jenis intervensi yang diberikan kepada subjek penelitian dalam bentuk kapsul yang di isi dengan serbuk daun torbangun. Mahasiswa program ekstensi adalah mahasiswa S1 IPB yang melakukan kegiatan perkuliahan di luar jadwal mahasiswa S1 reguler dan digunakan sebagai subjek penelitian dalam penelitian. Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat (Smeltzer & Bare 2001). Tingkat Konsumsi adalah persentase nilai kandungan gizi asupan
makanan
subjek penelitian dibandingkan dengan angka kebutuhan gizi. Total Kolesterol adalah angka hasil pengukuran kadar total kolesterol darah pada subjek penelitian.