MIEKE H. SATARI FIRMAN F. WIRAKUSUMAH
KONSISTENSI PENELITIAN
-------------
SEBUAH PENGANTAR MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN YANG KONSISTEN DALAM BIDANG KESEHATAN
FILOSOFI – RANCANGAN PENELITIAN – ANALISIS 1
DAFTAR ISI
BAB I
: PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
BAB II : FALSAFAH ILMU ................. .................................................................................... 2 -
ONTOLOGI EPISTEMOLOGI AXIOLOGI
BAB III : PENGETAHUAN ..................................................................................................... 13 BAB
IV : PENELITIAN .......................................................................................................... 20
-
PENELITIAN KUALITATIF PENELITIAN KUANTITATIF LATAR BELAKANG PENELITIAN MASALAH PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN PREMIS HIPOTESIS RANCANGAN PENELITIAN ANALISIS STATISTIKA
-
TABEL MODEL (DUMMY TABLES)
BAB V : KEPUSTAKAAN ........................................................................................................... BAB VI : ETIKA PENELITIAN ...................................................................................................... BAB VII : PENULISAN ARTIKEL .................................................................................................. BAB VIII jk: DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... PENJURUS .................................................................................................................................. RIWAYAT HIDUP SINGKAT PENGARANG .....................................................................................
2
KATA PENGANTAR
Buku ini ditulis dalam rangka membantu mahasiswa program Pascasarjana dalam membuat Tesis, Disertasi atau penulisan Artikel Ilmiah. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan praktis sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengenal pola dasar penelitian dari masalah mendasar yaitu; 1) mengetahui falsafah ilmu, 2) rancangan penelitian yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti dan 3), analisis, khususnya uji statistika yang diperlukan. Buku ini disusun dengan organisasi sbb.; diawali dengan uraian ringkas falsafah ilmu dilanjutkan dengan tata cara penelitian dibidang kesehatan, khususnya kedokteran. Diharapkan buku ini dapat membantu mahasiswa dalam menyusun suatu karya ilmiah yang akan dipublikasikan secara runtut, konsisten. Metodologi penelitian dan analisisnya disajikan secara praktis dengan contoh-contoh. Diharapkan dapat membentuk alur fikir yang konsisten tidak berlebihan tetapi sesuai dengan kaidah-kaidah metode penelitian yang dapat merubah pengetahuan yang menjadi masalah utamanya maupun masalah yang khusus/spesifik menjadi suatu ilmu. Diharapkan peneliti dapat mengenal tata cara meneliti dan menyajikan hasil penelitiannya dalam bentuk karya tulis sebagai suatu pola dasar, selanjutnya dapat mengunakan pola/metode ilmiah ini dengan menganti-ganti masalah yang dihadapinya dengan cara yang sama dan dapat menjawab berbagai macam masalah/faktor/variabel sesuai dengan konsep yang baku dalam metode penelitian ilmiah. Dengan perkataan lain pola ini menjadi pakem bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Dalam meneliti bukan saja kemampuan akademis yang perlu dibangun tetapi perlu juga diketahui mengenai etika dan moral penelitian. Dalam buku ini dikupas pula hubungan akademik, etika penelitian dan moral penelitian yang sangat perlu dalam mempertahankan usulan penelitiannya didepan komite etik penelitian kesehatan untuk mendapat ethical clearance. Akhirul kalam penulis mengucapkan terima kasih kepada semua fihak yang telah membantu penyuntingan buku ini, sehingga buku ini dapat diterbitkan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan buku ini.
Bandung ,........, 2010
Penulis
3
BAB I. PENDAHULUAN
Dewasa ini diperkirakan laporan hasil penelitian kedokteran tidak kurang dari dua juta artikel pertahun yang dimuat dalam puluhan ribu jurnal ilmiah. Jurnal-jurnal kedokteran maupun kesehatan pada umumnya dipublikasikan dalam berbagai bahasa di seluruh dunia. Diakui bahwa jumlah penelitian yang berkualitas tinggi lebih banyak dilakukan dan dilaporkan di negara maju. Keadaan yang kurang menggembirakan ini harus kita carikan cara yang baik untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian di negara berkembang, khususnya di Indonesia. Penelitian kedokteran pada umumnya lebih banyak menggunakan rancangan penelitian kuantitatif. Penelitian ini disenangi oleh peneliti di bidang eksakta, termasuk para ahli kesehatan. Pendekatan dilakukan secara deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka pemikiran, gagasan peneliti berdasar pengalamannya. Fenomena atau masalah utama dikembangkan dan dicari akar permasalahannya, dipecahkan dan diuji dan diajukan untuk memperoleh kebenaran sebagai pembenaran suatu pengujian, dikenal sebagai proses dedukto-hipotetiko-verivikatif. Data dukung penelitian berupa fakta-fakta yang didapat dengan melakukan penelitian secara empiris di lapangan atau laboratorium, hasilnya dianalisis secara statistika. Metode pemecahan masalah ini dipakai untuk memperoleh pembenaran (verifikasi). Cara berfikir demikian diterapkan dalam penelitian kuantitatif, dikembangkan oleh penganut faham positivisme yang dipelopori Auguste Comte (17981857). Filsuf Perancis ini dikenal sebagai bapak Ilmu Sosiologi dan penggagas Doktrin Positivisme. Kebenaran menurut Comte dibagi berdasar 3 hukum umum : 1) teologi (fictitious), 2) metafisik (abstract) dan 3) positif (scientific). Tujuan penelitian adalah untuk menjawab fenomena alam (what), dikembangkan secara kuantitatif dengan model-model matematis, secara linier mendeduksi masalah yang timbul, membentuk hipotesis melalui premis-premis. Pengukuran penelitian kuantitatif didasarkan pada kekuatan angka-angka dan data empiris yang merupakan bagian sentral dari penelitian. Proses penyusunan hasil penelitian dipakai pendekatan empiris dengan memakai berbagai alat ukur dan skala yang sesuai, kemudian kumpulan data itu di analisis dalam bentuk pembaghasan. Di dalam membahas hasil penelitian tersebut dilakukan pendekatan induktif-deduktif (how & why) untuk sampai kepada tujuan yaitu, mendapatkan teori baru atau se-kurang2-nya mencapai suatu hipotesis yang teruji mendukung atau memperkuat teori lama (re-teori). Sebagai tujuan akhir dari suatu penelitian adalah untuk mendapatkan suatu nilai yang baru (novel and value). Semoga buku ini dapat membantu peneliti dalam menyusun laporan penelitiannya berupa suatu tesis atau disertasi ataupun penulisan artikel ilmiah untuk publikasi.
4
BAB II. FALSAFAH ILMU
Mengapa dan untuk apa kita perlu memahami ; falsafah ilmu, pengetahuan, ilmu itu sendiri dan teknologi?. Pertanyaan ini timbul masa kini, karena jauh sebelumnya, dahulu kala, manusia banyak menggunakan akal dan nalarnya dengan menggantungkan pada hal-hal yang bersifat teologis dan metafisika. Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu; Philos : gemar, senang atau cinta dan Sophia : kebijaksanaan atau kebenaran. Filsafat berarti “cinta kebenaran”, berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakekat adanya sesuatu ; fungsi, ciri-ciri, kegunaan, masalah-masalah serta pemecahannya. Dengan perkataan lain kita berfalsafah, kita mengadakan usaha secara akademis untuk mendapat jawaban mengenai fenomena alam semesta, “to see the problem beyond”. Perasaan peneliti timbul dan berkembang dari diri peneliti akan rasa keingin tahuan, atas dasar keraguan dan keinginan kita untuk mencari-cari kebenaran. Dengan kerendahan hati seseorang, berterus terang, jujur mencari sesuatu kebenaran mendekati yang sebenar-benarnya. Kebenaraan hakiki itu sendiri tidak ada dalam kamus duniawi, kebenaran yang hakiki akan kita dapatkan diakhir yaitu, kelak bila kita kembali. Kita jangkau kebenaran itu dengan menggunakan akal sehat, metode ilmiah sedapat mungkin sedekat mungkin seakan–akan nampak dalam pengertian kita itu adalah kebenaran hakiki. Kebenaran yang kita dapatkan sekarang seperti kata filsuf Timur adalah, sebagai perumpamaan sebuah “cermin besar”. Cermin yang utuh itu dibawa Nabi Adam dan Siti Hawa dari Arsy, dalam perjalanannya menuju bumi pecah tercerai-berai, kepingan-kepingan cermin itu sampai di bumi dan yang seperti kita pegang sekarang, hanyalah sepotong kecil cermin kebenaran. Kebenaran duniawi adalah, kebenaran individu atau kelompok dan kebenaran tersebut ditarik atas dasar konsensus. Benar kata sekelompok orang, belum tentu benar kata kelompok lain. Kebenaran hanya dapat diuji yang mungkin suatu waktu akan terpatahkan dan akan dibangun kebenaran lain, yang lebih mendekati akan kebenaran hakiki. Pada dasarnya pemikiran manusia diawali oleh pemikiran religius, kemudian masuk ke pemikiran era metafisika. Metafisika adalah sesuatu yang berada dibalik/belakang benda-benda fisik. Masa kini umumnya manusia; berfikir logis, empiris dan etis. Dengan kemampuan manusia berfalsafah, kita dapat menjawab masalah-masalah yang kita hadapi sebagai yang kita kenal sekarang “pengetahuan”. Pengetahuan itu kita uji dengan metodologi khusus sehingga sampai pada tingkat “ilmu”. Ilmu selanjutnya kita terjemahkan ke dalam “teknologi”. Landasan Filasafat Ilmu terdiri dari 3 cabang ilmu yaitu; Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Ontologi : Ontologi adalah kajian filsafat Yunani yang paling kuno dengan tokoh-nya a.l.: Thales (624646 SM), Socrates (470 SM – 399 SM), Aristoteles (460-370 SM dan Plato (428-347 SM). Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu; Onto : being, becoming, wujud dan Logos: ilmu. Ontologi adalah ilmu tentang hakikat kenyataan/tentang wujud. Ontologi adalah membahas sesuatu yang nyata. Dikatakan pula bahwa ontologi adalah koseptualisasi yang spesifik. Secara sederhana ontologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan yang konkrit secara kritis.
5
Definisi Onkologi bervariasi, dikemukakan dengan berbagai cara dan banyak kajian-kajian serta turunan-turunannya dalam berbagai pandangan para filsuf. Ontologi pada dasarnya mempermasalahkan akan adanya hakikat kenyataan, digolongkan kedalam 3 golongan yaitu ; 1) materialisme, sesuatu yang bersumber dari materi, 2) idealisme/spiritualisme, sesuatu yang bersumber dari spirit/rohani dan 3) antagonisme, aliran yang bersifat skeptis (ragu-ragu atas jawaban yang sebenarnya). Peneliti lain membaginya kedalam golongan-golongan sbb.: 1) realisme, 2) naturalisme, 3) empirisme. Dapat disimpulkan bahwa ontologi adalah ilmu yang membicarakan mengenai hakikat segala sesuatu dan mencari penyelesaian mengenai masalah “ADA”. Menjawab mengenai keberadaan atau dalam perkataan lain menjawab “WHAT”. Ontologi adalah bagian dari filsafat yang dikelompokkan dalam filsafat metafisika. Metafisika adalah pengembangan dari falsafah religius. Thales mengembangkan Ontologi ini kearah pemikiran ilmiah, maka Thales dianggap sebagai “Bapak dari Ilmu” (Father of Science), kemudian pandangan ilmiah ini mempengaruhi Phytagoras (570-495 SM), Plato dan Aristoteles. Pada abad ke 5 Masehi Ontologi berkembang pesat, memasuki masa Medieval (500-1350) dan masa Renaissance di Eropa (13501600). Dikenal banyak filsuf-filsuf terkemuka yang mengembangkannya seperti ; Edmund Husserl (Ontologi formal), Bernard Bolsano (Ontologi kontemporer), Bolzano & Brentano (Ontologi fenomenologis) dll. Lebih dari seribu tahun telah berlalu, Ontologi berkembang menjadi ilmu modern yang mencoba mencari jawaban mengenai “ADA”nya Alam Semesta. Ontologi dengan menggunakan pendekatan-pendekatan empiris, menyusun fakta untuk justifikasi dalam menjawab fenomena semesta alam. Ontologi dalam perkembangannya dapat mendampingkan antara ilmuilmu empiris dengan agama maupun seni, etika, dan estetika. Di masa sekarang kita dapatkan di dalam ilmu-ilmu modern yang berkembang pesat dan membentuk cabang cabang ilmu. Ilmu-ilmu modern yang didasari pemikiran ilmiah dari Thales ribuan tahun yang lalu, sekarang kita kenal seperti ilmu ; Antropologi, Sosiologi, Fisika maupun Kedokteran atau Kesehatan pada umumnya.
Thales (624-546 SM)
Phytagoras (570-495 SM)
6
Socrates (470 SM – 399 SM)
Plato (427 SM – 347 SM)
Gambar 1 : Filsuf-filsuf yang mendasari Falsafah Ilmu Sumber : Wikipedia
Gambar : Falsafah hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan ilmu Kesehatan Epistemologi : Epistemologi adalah kajian filsafat Yunani yang kuno dengan tokoh-nya a.l.: Socrates (469399 SM), Plato dan Aristoteles. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu; Episteme : pengetahuan dan Logos: ilmu. Socrates merupakan filsuf yang menyebarkan filsafatnya dalam kajian epistemologi dan etika. Kurang banyak di beritakan tetapi muridnya Plato menceritakan banyak mengenai Socrates dalam bukunya yang terkenal Platos’s Apology. Epistemologi adalah ilmu, disebut sebagai pengetahuan yang sistematik mengenai pengetahuan. Epistemologi dikaitkan pula dengan suatu disiplin yang disebut critica. Secara sederhana epistemologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari proses berfikir logis, empiris dengan menggunakan pengetahuan (HOW, WHY, WHEN, WHERE). Dalam perkembangan filsafat terbentuklah macam-macam aliran. Pada abad pertengahan di Eropa berkembang aliran-aliran misalnya : Positivisme, Idealisme, Rasionalisme, Empirisme. Positivisme: Positivisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa Ilmu Alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan Metafisika. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Positivisme dikenal pula sebagai aliran filsafat dari aliran perspektif epistemologi. Auguste Comte (1798-1857), filsuf Perancis dari Universitas Montpellier ini dalam bukunya, antara lain yang dikenal sebagai “Cours de Philosophie Positive”, mengemukakan tahapan berfikir manusia dapat dibagi menjadi ; 1) tingkatan teologi, 2) tingkatan metafisik dan 3) tingkatan positif. Pada tahapan tingkat positif (Etat Positive), manusia sudah menemukan pengetahuan yang cukup untuk menguasai Alam Semesta. Manusia mampu mengatur alam dan memanfaatkannya untuk kepentingan kemanusiaan. Didalam masa ini, aliran positivisme berkembang pesat. Di dalam Era ini manusia mengandalkan akalnya untuk berfikir dan mengembangkan pemikirannya dari suatu pengetahuan, dirubah dengan metodologi ilmiah kearah penemuan ilmu. Ilmu dijabarkan dalam bentuk teknologi. Pengetahuan yang sistematik tersebut dilengkapi kriteria dan patokan yang menentukan bahwa, pengetahuan itu membahas mengenai 7
benar atau tidak benar dan membahas dalam pengetahuan itu mengenai isi dan arti. Dalam mencari kebenaran kemudian berkembanglah aliran Rasionalisme. Idealisme, Rasionalisme dan Empirisme : Idealisme adalah teori filsafat yang mendasarkan alam dan realitas, di dasarkan pada ide dan pemikiran. Falsafah ini di dasarkan bukan dari kebendaan tetapi dari alam pemikiran atau ide. Idealis yang dianggap sangat berperan dalam perkembangan aliran ini adalah Plato. Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah aliran filsafat lain yang mendasarkan pada metode penelitian dengan dasar rancangan eksperimen. Alam rasional dikembangkan menggunakan logika, dengan mencari fakta-fakta untuk pembuktian empiris. Rasionalisme mempunyai kemiripan dengan aliran Ideologime. Arah dan tujuannya adalah humanisme dan atheisme. Kebenaran itu tidak harus ditentukan oleh ; iman, dogma atau ajaran agama. Suasana batin di waktu itu adalah penolakan terhadap perasaan (emosi), adat istiadat dan kepercayaan yang sedang populer pada masanya. Rene Descartes (1596-1650), filsuf Perancis, mengawali gagasan Rasionalisme ini. Rasionalisme Descates dikenal dengan Rasionalisme Kontinental. Perkembangan aliran ini sekarang lebih fleksibel dengan mendasarkan pengujian–pengujian gagasan melalui pendekatan sains yang mengandalkan pada percobaan, pengamatan (Rasionalisme modern). Empirisme adalah aliran lainya yang berkembang pada waktu yang bersamaan, suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme dilahirkan di Inggris dengan 3 aspek esponennya yaitu ; David Heme, George Berkeley dan John Locke (1632-1704). Immanuel Kant (1724-1804), filsuf dari Jerman mempercayai bahwa pemikiran metafisika dapat di rubah menjadi pemikiran yang didasari pengetahuan (Epistemologi). Kant berpendapat bahwa aliran empirisme dan rasionalisme mempunyai arah yang bersamaan. Para filsuf sejak Plato di masa Yunani Kuno mengembangkan Falsafah, suatu pemikiran spekulatif menjadi pengetahuan yang lebih bersifat tentatif untuk merancang metode penelitian secara ilmiah dan sampai pada hasil normatif yang kita kenal sebagai ilmu. Perkembangan falsafah ilmu ini mencapai puncaknya di daratan Eropa pada abad pertengahan dan terus berkembang sampai sekarang. Filsuf-filsuf mengembangkan pemikiran atau ide-nya dengan diperkuat data dan fakta empiris, menjauhkan diri dari kebenaran dogma. Sejauh mana kebenarannya Wallahu Alam. Manusia berusaha , Tuhan yang menentukan (“Man proposes, God disposes”) karena “ A lot of research is concerned not with ’finding out something you dont’t know’ but finding out that you dont’t know something”
8
IDEALISME/ RASIONALISME/ EMPIRISME BERFIKIR RASIONAL MERUMUSKAN MASALAH
FORMULASIKAN IDE P R E M I S DEDUKSI
DASAR-DASAR PEMECAHAN MASALAH
DEDUKSI INDUKSI
MEMAHAMI FENOMENA
Gambar 3 : Rasionalisme/Idealisme/Empirisme Axiologi : Aksiologi berasal dari kata Yunani : Axios yang berarti nilai, jadi Aksiologi adalah Teori tentang Nilai. Teori nilai ini dikaitkan dengan kegunaan dari pegetahuan yang diperoleh. Hal-hal yang dipermasalahkan adalah ; 1) moral dalam melahirkan etika, membahas mengenai hal yang baik dan yang lebih baik, 2) estetika melahirkan ekspresi keindahan, membahas yang indah dan lebih indah dan Bramel menambahkan, 3) membahas mengenai kehidupan sosial politik. Mencari nilai-nilai (value/what for). Dalam kalimat tanya dapat disampaikan sebagai : What is the value of your study for mankind?. Jujun Suryasumantri, mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Pada intinya aksiologi membahas dan menyoroti fakta bahwa, pengetahuan yang didapat di rubah menjadi sebuah ilmu yang didasari metode menghasilkan suatu manfaat yang dinamakan Nilai.
9
ONTOLOGI MENCARI MASALAH/ MENGENAI “ADA” (WHAT)
EPISTEMOLOGI BERFIKIR LOGIS, EMPIRIS dengan PENGETAHUAN (HOW ,WHY, WHEN, WHERE )
AXIOLOGI MENCARI NILAI-NILAI (VALUE/WHAT FOR)
WHAT IS THE VALUE OF YOUR STUDY FOR MANKIND ?
Gambar 6 : Dasar Falsafah Ilmu
PENGETAHUAN
FILSAFAT
ILMU ALAMIAH
SOSIAL PSIKOLOGI
KIMIA
FISIKA
EKONOMI POLITIK SOSIOLOGI HUKUM BUDAYA ANTROPOLOGI
BIOLOGI
KEDOKTERAN
KESEHATAN
Gambar : Filsafat hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan Ilmu Kesehatan
10
Filosofi dalam bidang Kedokteran/Kesehatan Umumnya para filsuf dahulu mempunyai banyak kemampuan dalam berbagai masalah, mereka di pengaruhi filsuf yang lahir sebelumnya dan mempengaruhi filsuf-filsuf yang datang kemudian. Hippocrates (460-377 SM), filsuf Yunani kuno, seorang dokter, dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, dikenal dengan Sumpah Hippocrates-nya. Ibnu Sina (Avicenna) : (980-1037), seorang Persia. Ibnu Sina dikenal sebagai filsuf Islam dan seorang dokter selain itu menguasai bidang ilmu2 lainnya seperti; kimia, astronomi, etik, geografi, matematik, psikologi, fisika, poetry, sain dan dijuluki Bapak Kedokteran Modern. Ibnu Sina mempengaruhi pemikiran Omar Khayyam, al-Gazali, Albertus Magnus, Thomas Aquina, Jean Buridan. Hermann Boerhaave (1668-1738). Bangsa Belanda dari Universitas Leiden, menguasai ilmu-ilmu; filosofi, botani, kimia, sain, anatomi. Dikenal dalam dunia Kedokteran dengan Boerhaave syndrome. Mempengaruhi pemikiran : Linnaeus, Voltaire. Charles Robert Darwin (1809-1882): Bangsa Inggris dari Universitas Edinburg dan Universitas Cambridge. Dikenal dengan perjalanan lautnya mengelilingi dunia dengan kapal HMS Beagle. Bukunya yang terkenal : On the Origin of Species. Mempengaruhi pemikiran : Alfred Wallace, George Mendel. Darwin Dikenal dengan hukum Evolusinya. George Mendel (1822-1884) : Bangsa Austria dari Universitas Vienna. Penemu hukumhukum Genetika dan dikenal sebagai Bapak Genetika Modern. Dikenal dengan hukum Kebakaannya. Dua kosep filsuf diatas yaitu, Evolusi dari Darwin dan Kebakaan dari Mendel, sekarang dikembangkan konsep baru yang dikenal sebagai Neo-Darwinian. Dalam kajian-kajiannya HardyWeiberg mengemukakan suatu rumus keseimbangan dari kombinasi populasi genetik dan seleksi alam dalam rumusan statistik untuk melihat efek seleksi dari genotip dan memperkirakan apa yang akan terjadinya, pemikiran ini berdasarkan konsep seleksi genetik dalam kaitannya dengan hukum Mendel dan Darwin tersebut.
Hippocrates (460-377 SM)
Avicenna (980-1037)
11
Charles Darwin (1809-1882) Hermann Boerhaave (1668-1738)
George Mendel (1822-1884) Gambar 7 : Filsuf-filsuf yang mempengaruhi ilmuwan dibidang Kesehatan/Kedokteran Sumber : Wikipedia
BAB III PENGETAHUAN
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia. Pengetahuan merupakan hasil tahu yaitu, kesan dalam fikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Hal ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu.
12
ILMU PENGETAHUAN Ilmu pengetahuan merupakan suatu hasil kegiatan berkelanjutan, berkesinambungan antara kegiatan-kegiatan yang dirintis oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Pakar-pakar ilmiah tersebut melahirkan teori-teori bagi masing-masing disiplin ilmunya. Bagaimana seseorang akan mulai meneliti?. Berdasar bukti-bukti ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuwan terdahulu, dipakailah hasil penelitiannya (premis) sebagai dasar membangun kerangka pemikiran untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (fenomena). Bertitik tolak dari seleksi bukti-bukti yang ada, dibuat kajian-kajian (kajian pustaka) dan setelah itu di kristalisasi dalam kerangka berfikir deduktif maka akan didapat esensi pernyataan dari masalah yang dihadapi yang kemudian di deduksi menjadi premis-premis. Kerangka penelitian adalah alur fikir seorang peneliti yang dapat digolongkan dalam sebuah esei argumentasi yaitu, suatu penalaran yang menampilkan sikap dan pandangan peneliti ; bersifat kritis dan analitis dalam mengkaji masalah yang dihadapi. Penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang akan dinalar sehingga dapat sampai pada simpulan. Data yang di nalar boleh benar boleh pula tidak benar. Penalaran terdapat 2 golongan ; 1) penalaran deduktif, 2) penalaran induktif. Disini peneliti mengemukakan atau membangun peran apa saja dari berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah penelitian. Faktorfaktor tersebut diubah menjadi variabel yang dapat diukur. Di kemukakan alasan-alasan pemilhan varibel, yang mana yang akan diteliti dan variabel lain sebagai kontrol. Argumentasi peneliti ini merupakan daya dukung dasar teoritis yang kuat. Data dukung yang di dasarkan atas kajian pustaka ini merupakan kerangka pemikiran yang akan di deduksi menjadi premis-premis. Premis-premis mempunyai ciri-ciri : 1) mempunyai gabungan atau hubungan antara dua atau lebih preposisi, 2) tersusun sistematis dan runtut untuk membangun hipotesis.
TAHU DAN PENGETAHUAN (Al Ghazali 1058-1111) TAHU BAHWA TAHU TAHU BAHWA TIDAK TAHU TIDAK TAHU BAHWA TAHU TIDAK TAHU BAHWA TIDAK TAHU
Penalaran deduktif : Suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini dan berakhir pada simpulan atau pengetahuan baru yang lebih khusus. Metode ini dipakai dalam penelitian kuantitatif dengan diawali pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instumen dan operasionalisasi. Dengan perkataan lain dalam meneliti seseorang harus memulai langkahnya dari pemahaman gejala atau fenomena. Kemukakan masalah 13
utamanya terlebih dahulu, kemudian membuat konsep dan menguasai teorinya. Penelitian baru dilaksanakan setelah penguasaan hal-hal tersebut diatas. Dalam penalaran deduktif kata konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran induktif : Suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empiris dan berakhir pada suatu simpulan atau pengetahuan yang baru dan bersifat umum. Penalaran induktif merupakan kebalikan penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memiliki konsep secara lengkap tetapi cukup mengamati masalah di lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini teori bukan merupakan persaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi. Penalaran induktif merupakan dasar dari pembahasan dalam penelitian kualitatif. Korelasi Penalaran deduktif dan induktif Penalaran deduktif dan induktif seolah-olah merupakan cara berfikir yang berbeda dan terpisah. Didalam praktiknya antara berfikir berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau berbicara mengenai teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau kita bicara fakta kita sedang mengandalkan teori. Dengan lain perkataan untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah, kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum logika. Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dan penalaran induktif tersebut melahirkan proses berfikir refleksi (reflective thinking). Cara penalaran korelasional seperti ini merupakan dasar pada waktu membahas hasil penelitian, khususnya dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif penalaran didasarkan atas suatu peristiwa umum, kebenarannya sudah diketahui dan diyakini. Perkembangan ilmu ini melahirkan metode ilmiah yang kita kenal sekarang sebagai konsep; dedukto-hipotetikoverifikatif. MYSTICAL SUPERSTITION
ONTOLOGIGAL truth OBSERVATION AROUND/NATURE
FUNCTIONAL USING KNOWLEDGE BASED ON ONTOLOGICAL THE BEGINNING OF THE DEVELOPMENT OF SCIENCE
START WITH FACTS ENDED WITH FACTS NEW THEORY A RATIONAL EXPLANATION WHICH IS COMPATIBLE WITH THE EXPLANATORY OBJECT SCIENTIFIC THEORY CONDITIONS : 1. CONSISTENT WITH THE PREVIOUS THEORY (DEDUCTIVE) 2. MATCH WITH THE EMPIRICAL FACT (INDUCTIVE)
Gambar 5 : Teori Ilmiah 14
Perkembangan Pengetahuan menjadi ilmu :
Bagaimana membedakan pengetahuan dengan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan dari sesuatu yang “ADA” yang di teliti dengan suatu metodologi yang diduga akan mendekati kebenaran dan dapat disimpulkan menjadi suatu teori baru yang disebut ilmu. Bagaimana kita dapat menguji mengenai keberadaan ilmu tersebut secara shahih. Maka dibuat metode ilmiah yang dapat menerangkan keberadaannya. Dengan perkataan lain, alur fikir (the way of thinking) seorang peneliti adalah suatu aktifitas peneliti untuk mencari kebenaran relatif dari pengetahuan luas yang dikuasainya didasari pemikiran logis, analitis dan ilmiah serta di bungkus dengan etika dan moral tinggi. Perkembangan Ilmu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu: alamiah dan sosial. Ilmu alamiah berkembang kearah ilmu-ilmu ; Kimia, Fisika, Biologi, Kedokteran. Ilmu sosial berkembang kearah Ilmu-ilmu ; Ekonomi, Politik, Hukum, Sosiologi, Budaya, Antropologi. Diantaran kedua ilmu ini berkembang ilmu-ilmu seperti Ilmu Psikologi. Dikenal pula kumpulan ilmu yang digolongkan kepada rumpun ilmu Kesehatan. Rumpun ilmu Kesehatan seperti : Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Kebidanan, Farmasi dan Psikologi.
PENGETAHUAN
FILSAFAT
ILMU ALAMIAH
SOSIAL PSIKOLOGI
KIMIA
FISIKA
EKONOMI POLITIK SOSIOLOGI HUKUM BUDAYA ANTROPOLOGI
BIOLOGI
KEDOKTERAN
KESEHATAN
Gambar 2 : Falsafah ilmu hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan ilmu Kesehatan
15
HEALTH SCIENCES MEDICINE
SURGERY
INTERNAL MEDICINE
DIGESTIVE
PEDIATRICS
ANESTESIOLOGY
NEUROLOGY
ENT
DERMATOVENEROLOGY
PSYCHIATRY
UROLOGY ORTHOPEDICS OBGYN
OPHTHALMOLOGY
NEURO SURGERY
HUMAN BEING NURSING
PSYCHOLOGY
DENTISTRY
Gambar : Kelompok ilmu Kesehatan
PROSES PENGUNGKAPAN DAN TERWUJUDNYA ILMU FENOMENA
(Masalah yang dihadapi)
Kesenjangan
“das sein und das sollen”
ASUMSI IDENTIFIKASI/PERUMUSAN MASALAH KERANGKA BERPIKIR
-Penelusuran kepustakaan -“State of the art”
HIPOTESIS METODOLOGI PENELITIAN
-Rancangan penelitian -Etika -Hukum -Uji Statistik
TESIS FAKTA
TEORI
ILMU
Gambar : Proses pengungkapan dan terwujudnya ilmu
16
MASALAH UTAMA
FORMULASIKAN Cari hal yang spesifik Kerangka konsep/ pemikiran
DEDUKSI Elaborasi (kajian pustaka)
Premis Mayor/Minor
Hipotesis penelitian (simpulan sementara)
Hipotesis statistik Ho – H1 Hipotesis teruji
VERIVIKASI INDUKSI (berfikir logis + empiris)
SIMPULAN Teori baru/Reteori
Gambar : Proses deduksi dan induksi masalah dalam penelitian
17
BAB IV PENELITIAN Penelitian adalah suatu sistematika atau metode ilmiah dalam pencarian fakta yang dilakukan untuk menguji keingintahuan atau suatu sistematika pencarian untuk mendukung fakta, dilakukan secara ilmiah. Apa yang diperlukan oleh seorang peneliti : -
Memahami kepustakaan Logika deduktif-induktif Kejelian mengamati fenomena (pengetahuan luas) Kemampuan menggunakan alat uji statistika : deskriptif inferensial, parametrik dan nonparametrik. Kemampuan menyusun tesis/disertasi dan membuat artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
Karakteristik ilmiah seorang ilmuwan : -
Sikap ingin tahu, sikap kritis, skeptis, tabayyun. Sikap terbuka, sikap objektif, rela menghargai karya orang lain. Berani mempertahankan kebenaran. Mempunyai pandangan jauh ke depan.
Penelitian Kesehatan : -
Kesehatan individu : orientasi klinis pengobatan(Kedokteran), molekuler,para klinik, klinik (Medik-Bedah) Kesehatan Komunitas : Orientasi Pencegahan (Kesehatan Masyarakat): epidemiologi, pendidikan kesehatan-kesehatan lingkungan-administrasi kesehatan –gizi masyarakat Secara makro : Kesehatan : sistem dari kumpulan ilmu alamiah-sosial-budaya dan terkait dengan subsistem lain : pendidikan-ekonomi-politik dlsb.
Orientasi/Fokus Kegiatan : Masalah bidang Kesehatan : Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Kefarmasian, Kebidanan dan Psikologi. Subjek Penelitian : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Dasar-dasar Falsafah Pengetahuan Bahasa Pengantar dan Matematika Statistika Metodologi Penelitian Dasar keilmuan (Substansi dan materi Penelitian) Penguasaan tahapan Penelitian Pemilighan rancangan penelitian Penguasaan Ilmu dan teknologi Etika dan moral penelitian
18
Pembimbingan Presentasi Ilmiah
More Info : Penugasan Learning Issue
Filsafat Ilmu Metodologi Latar Belakang Tujuan Metode Penelitian Dasar Ilmu Statistik Etika More Info : Laboratory Technique
More Info : Diskusi Metode Statistik
Gambar : Kerangka konsep modul pembelajaran terintegrasi Pendekatan Penelitian : Secara umum pendekatan penelitian dibagi dalam dua bagian; 1) paradigma penelitian kuantitatif dan 2) paradigma penelitian kualitatif. PENELITIAN KUALITATIF Penelitian kualitatif mempunyai ciri-ciri ; 1) rasionalistik, 2) fungsionalis, 3) positif, 4) naturalistik, 5) penelitian dari dalam, 6) interpretatif, 7) konstruktif, 8) naturalistik etnografi. Peneltian kualitatif banyak dipakai oleh peneliti sosial, walaupun demikian di bidang kesehatan banyak juga dipakai metode penelitian kualitatif antara lain di dalam penelitian bidang kesehatan masyarakat. Penelitian kuantitatif banyak diminati para peneliti bidang eksakta, termasuk bidang Kesehatan dan Kedokteran pada umumnya. Lincoln dan Guba mengemukakan perbedaan kuantitatif dan kualitatif yang menekankan kepada perbedaan pandangan mengenai ; 1) asumsi kenyataan, 2) hubungan antara mencari tahu dengan tahu, 3) generalisasi, 4) kausalitas dan 5) masalah nilai. PENELITIAN KUANTITATIF Penelitian kuantitatif mempunyai ciri, yaitu, suatu penelitian ilmiah dengan cara melihat suatu fenomena, kemudian merumuskan masalahnya dan menghubungkan satu dengan lainnya secara sistematis. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan modelmodel matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Dengan pendekatan secara ini, telah banyak dikembangkan berbagai ilmu pengetahuan baru. Proses pengukuran menjadi bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif. Dicari hubungan yang
19
mendasar antara pengamatan empiris yang diperlihatkan dalam tabel-tabel hasil dengan ekspresi matematis dalam uji-uji statistik. Penelitian kuantitatif mempunyai ciri-ciri : 1. Adanya jarak antara peneliti dan yang diteliti atau yang mengamati dan yang diamati, sehingga pengaruh peneliti pada objek yang diteliti dapat dihindari. Penelitian didasarkan atas kekuatan angka. 2. Penelitian dimulai dengan kerangka teori, menentukan variabel beserta alat ukurnya, merumuskan premis dan hipotesis dengan cara deduksi, selanjutnya di induksi untuk mendapat teori baru atau memperkuat toeri lama (re-teori). 3. Objek,gejala, peristiwa atau perilaku harus dapat diamati, ditangkap oleh panca indra, terencana, terkontrol dan diukur (dikuantifikasi) dan diramalkan. 4. Rancangan penelitian sudah ditentukan sebelumnya, perubahan rancangan merubah komponen-komponen dari rancangan tersebut. 5. Jumlah sampel ditentukan sebelumnya, lazimnya secara acak yang ditarik dari populasi dan hasil penggalian data dari kepustakaan, direncanakan dalam bentuk tabel model (dummy tables). Jumlah sampel minimal dapat di generalisasi/ekstrapolasi pada populasi target. 6. Analisis dengan uji statistik.
MEMBEDAKAN PENELITIAN BIDANG KESEHATAN Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
- Diminati peneliti eksakta
- Diminati peneliti sosial
- Dilandasi kekuatan angka
- Dilandasi kekuatan naratif
- Mengambil jarak dari situasi alamiah
- Kejadian dalam situasi
alamiah -Menjaga jarak peneliti subjek
- Kontak langsung di lapangan
- Cara berfikir deduktif
- Cara berfikir induktif
- Perspektif reduktif
- Perspektif holistik
- Orientasi pada kasus unik
- Jumlah sampel sesuai dengan
ditentukan jumlah sampel dimuka
keperluan (berubah)
- Dibangun ; deduksi-hipotesis-verivikatif
- Tanpa hipotesis-induktifgeneralisasi
- Berfikir linier
- Berfikir sirkuler/dinamis
- Peneliti; satu aspek diantara yang lain
- Peneliti; instrumen kunci
Gambar : Membedakan Penelitian Bidang Kesehatan (Kuantitatif dan Kualitatif).
20
Proses dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian kuantitatif dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini. Bagan ini mencerminkan isi penelitian yang dimulai dari masalah yang akan diteliti sampai dengan Simpulan dan Saran. Didalam proses ini terkandung kerangka pemikiran peneliti dalam menjawab permasalahannya dengan pendekatan penalaran deduksi dan induksi untuk mencapai hasil penelitian dalam bentuk Simpulan dan saran.
PROSES & PELAKSANAAN PENELITIAN Deducto—Hypothetico—Verivikatif
Deduktif
Masalah Landasan Teoritik = Landasan Empirik
Deduktif & Induktif
Rancangan Penelitian Struktur
Premis - Premis Hipotesis Penelitian
Strategi
Identifikasi dan Klasifikasi Variabel Konseptualisasi Definisi Operasional Paradigma / Model Pengembangan Alat Ukur/skala/alat uji statistika
Tipe Penelitian : Eksperimental / Observasional Rancangan :Kohor/ kasus-kontrol/ potong silang
Pengumpulan data = Hipotesis Operasional / Statistika
Pembahasan : Analisis Ilmiah/ Simpulan statistika
Terima / Tolak
Masalah Utama Dampak Masalah Spesifik Elaborasi Kesenjangan
SIMPULAN PENELITIAN SARAN
Gambar : Proses & Pelaksanaan Penelitian Judul Penelitian : Judul penelitian mencerminkan isi penelitian yang mengandung konsep atau hubungan antar konsep yang menggambarkan gejala atau fenomena yang diteliti, sasaran penelitian (populasi dan lokasi) serta metode penelitian.
21
JUDUL PENELITIAN
LATAR BELAKANG PENELITIAN
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
KEGUNAAN PENELITIAN : ILMIAH
KEGUNAAN PENELITIAN : PRAKTIS
Gambar : Alur dari Judul Penelitian sampai Kegunaan Penelitian Latar Belakang Penelitian : Latar belakang penelitian merupakan uraian mengenai fenomena yang dapat diangkat dari masalah-masalah teoritis atau praktis. Di dalamnya tersurat dan tersirat argumentasiargumentasi mengenai pemilihan topik. Di ungkapkan alasan-alasan kuat mengenai adanya perbedaan antara konsep (das Sein) dan teori yang ada (das Sollen). Di gambarkan pula situasi dan inti sari yang melatar belakangi masalah dengan dilandasi laporan penelitianpenelitian terdahulu yang bersangkut paut dengan masalah yang diajukan. Secara keseluruhan merupakan narasi yang menggambarkan penalaran deduktif peneliti. Latar belakang ini diakhir dengan tema sentral yang bertujuan mengemukakan dan meletakkan penelitian yang akan dilakukan dalam peta keilmuan yang menjadi perhatian peneliti. Langkah-langkah menulis Latar Belakang Penelitian dapat disarikan sbb.:
Pernyataan tentang gejala atau fenomena umum yang akan diteliti, boleh diangkat dari masalah teoritis atau diangkat dari masalah praktis Argumentasi tentang pemilihan topik penelitian (menunjukkan permasalahan sebagai perbedaan antara das Sein dan das Sollen (konsep atau teori yang ada) Besarnya masalah, dampaknya bila masalah tidak teratasi serta manfaatnya bila masalah teratasi Aktual dalam waktu dan lokasi merupakan masalah yang spesifik untuk diteliti Situasi yang melatar belakangi masalah (yang dipermasalahkan) Penelitian terdahulu yang bersangkutpaut dengan masalah (elaborasi) Kesenjangan yang akan dijawab dalam penelitian ini Intisari dari kerangka teori yang menjadi masalah, termasuk di dalamnya mengemukakan identifikasi masalah, pemilihan masalah, isu atau tema sentral Memiliki sifat-sifat, sbb: mampu laksana, menarik, memberikan sesuatu yang baru, etis, serta aktual (FINER : Feasible, Interesting, Novel, Ethical, Relevant) Tema sentral merupakan kumpulan kalimat dalam beberapa paragraf yang merupakan sari dari masalah penelitian dan merupakan narasi dari rumusan masalah Orisinalitas penelitian dapat diketahui dari latar belakang penelitian 22
THE CONCEPT OF ORIGINALITY
1. Carrying out emperical work that hasn’t been done before
2. Making a synthesis that hasn’t been made before
3. Using already known material but with a new interpretation
4. Trying out something in this country that has previously only been done in other countries
5. Taking particular technique and applying it in a new area
6. Bringing new evidence to bear on an old issue.
7. Being cross-disciplinary and using differrent methodologies
8. Looking at areas that people in the discipline haven’t looked at before
9. Adding to knowledge in a way that hasn’t previously been done before.
Sumber : Phillips and Pugh
23
Contoh praktis membuat Latar Belakang Penelitian :
Mengisi 5 komponen dalam penelitian : M,D,Ms,E,K
1. KOMPONEN MASALAH (M) 1.
KOMPONEN MASALAH (M)
2.
KOMPONEN DAMPAK (D)
3.
KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (Ms)
4.
KOMPONEN ELABORASI (E)
5.
KOMPONEN KESENJANGAN (K)
“Prevalen/insiden yang relatif tinggi terhadap tempat lain, waktu lain, atau target yang diharapkan”
2. 3. 4. 5.
1. KOMPONEN MASALAH (M) 2. KOMPONEN DAMPAK (D) 3. KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (MS)
1. KOMPONEN MASALAH (M) 2. KOMPONEN DAMPAK (D) “Berbagai akibat yang mungkin muncul akibat masalah”
“Patogenesis, diagnostik, prognostik, terapetik”
3. KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (MS) 4. KOMPONEN ELABORASI (E) 5. KOMPONEN KESENJANGAN (K)
1. 2. 3. 4.
KOMPONEN DAMPAK (D) KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (MS) KOMPONEN ELABORASI (E) KOMPONEN KESENJANGAN (K)
4. KOMPONEN ELABORASI (E) 5. KOMPONEN KESENJANGAN (K)
KOMPONEN MASALAH (M) KOMPONEN DAMPAK (D) KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (MS) KOMPONEN ELABORASI (E)
1. 2. 3. 4. 5.
“Berbagai penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan”
KOMPONEN MASALAH (M) KOMPONEN DAMPAK (D) KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (MS) KOMPONEN ELABORASI (E) KOMPONEN KESENJANGAN (K) “Suatu hal yang baru yang diangkat dalam penelitian yang akan dilakukan”
5. KOMPONEN KESENJANGAN (K)
Gambar : Langkah-langkah merumuskan Latar Belakang Penelitian
24
Rumusan Masalah : Jantung penelitian adalah masalah penelitian. Masalah penelitian dirumuskan sbb.: 1) Mengamati fenomena alam, sosial dan atau teknologi yang menarik perhatian 2) Mempelajari tulisan, karya, pengalaman peneliti (termasuk peneliti lain) yang terbit lebih dahulu 3) Mengembangkan penelitian sebelumnya 4) Mengaitkan masalah penelitian dengan minat peneliti 5) Mengikuti firasat/intuisi peneliti Setiap penelitian harus selalu berangkat dari masalah : Masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan, apa yang direncanakan dan apa kenyataan, adanya pengaduan dan kompetensi. Dengan lain perkataan, masalah adalah kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan(das sein und das sollen). Rumusan masalah adalah pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam membuat rumusan masalah perlu diperhatikan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Harus dinyatakan dengan jelas dan tegas, konkrit masalah yang akan diteliti. Relevan dengan waktu Berhubungan dengan suatu persoalan teoritis atau praktis Berorientasi pada teori (teori merupakan body of knowledge) Dinyatakan dalam kalimat tanya atau pernyataan yang mengandung masalah Harus dapat menjelma menjadi Hipotesis (misalnya : lima masalah akan menjadi lima Hipotesis dan lima Simpulan Umum) 7. Benang merah penelitian tampak jelas sejak merumuskan masalah sampai dengan menyimpulkan hasil penelitian. Bentuk kalimat tanya dapat mencerminkan rumusan masalah tersebut dengan rancangan penelitian dan analisis statistikanya sehingga, dapat menggambarkan alur fikir atau benang merah penelitian tersebut. Rumusan masalah dapat dikatagorikan kedalam beberapa golongan seperti ; rumusan masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif. Misalnya: Apakah ada perbedaan ?, menggambarkan akan dilakukan uji-uji satistika berupa uji beda dalam proses selanjutnya. Apakah ada korelasi (asosiasi) ?, menggambarkan akan dilakukan uji-uji asosiasi atau korelasi pada proses selanjutnya. Faktor risiko yang mana yang dominan dari faktor risiko yang relevan dari masalah diatas ini?, menggambarkan akan dilakukan uji-uji risiko pada proses selanjutnya.
25
Apakah marka-marka tersebut dalam rancangan penelitian ini sensitif untuk dipakai sebagai alat bantu diagnosis?, menggambarkan akan dilakukan uji-uji diagnostik pada proses selanjutnya.
Contoh membuat masing-masing komponen : KOMPONEN MASALAH : 1.
The prevalence of type 2 diabetes mellitus (DM) patients who progress to diabetic nephropathy is 20-30%. In September 1998, World Heath Organization (WHO) estimated that the prevalence of type 2 DM patients will increase by 41%, i.e. from 51 millions in 1995 to 92 millions in 2005.
2. Sindrom Syok Dengue (SSD) adalah stadium infeksi virus Dengue paling berat yang ditandai dengan adanya kebocoran endotel. Ringer laktat adalah cairan resusitasi yang dipakai sekarang ini untuk mengatasi syok.
KOMPONEN DAMPAK : 1
2
Diabtetic nephropathy is a leading cause of morbidity and mortality among type 2 DM patients. If albuminuria present, there will be a reduction of 2-20 mL/min of glomerular filtration rate (GFR) per year. Mortalitas SSD dilaporkan masih berkisar antara 1-5% atau 25.000 jiwa per tahun di Indonesia.
KOMPONEN MASALAH SPESIFIK DAN ELABORASI : 1. Sitompul has reported that the prevalence of microalbuminuria and macroalbuminuria in type 2 DM were 6.9% and 8.6%, respectivelly. Hariyono found that the prevalence of microalbuminuria and macroalbuminuria were 31.3% and 4.4%, respectively. Further observation showed that after 1.5 year, 40.4% of the normoalbuminuria group became microalbuminuria, while in the group of microalbminuria, 8.4% became albuminuria. 2. Cindy Bloom melaporkan bahwa Natrium Laktat hipertonik adalah cairan kristaloid hipertonik untuk resusitasi volume kecil pada keadaan syok yang mempunyai efek anti infalmasi dan dapat menghindari kelebihan cairan serta jejas reperfusi. KOMPONEN KESENJANGAN : 1. Currently there is no data on the prevalence of diabetic nephropathy among type 2 diabetic patients in terms of the persistence of microalbuminuria or macroalbuminuria. 2. Belum diketahui peran cairan kristaloid Natrium Laktat Hipertonik untuk resusitasi pada SSD.
26
Rumusan masalah : Dalam membuat rumusan masalah perlu diperhatikan hal-hal sbb.: -
-
Merupakan kalimat tanya yang khas (menyebutkan variabel penelitian), misalnya :
Bagaimanakah hubungan antara perilaku merokok dengan penyakit jantung? Satu variabel bebas, satu variabel tergantung Variabel bebas lebih dari satu BOLEH DISATUKAN, Variabel tergantung lebih dari satu DIPISAH, misalnya : Adakah hubungan antara pengobatan dengan kesembuhan dan efek samping? Pertanyaan pertama untuk kesembuhan, pertanyaan berikutnya untuk efek samping. Untuk kesembuhan pada pemakaian obat mungkin jumlah sampel cukup dengan 50 subjek, tetapi efek samping obat jumlah sampel akan sampai 1000 subjek.
Tujuan penelitian : Kalimat tujuan penelitian dibuat dalam kalimat deklaratif. Suatu contoh pertanyaan penelitian hubungannya dengan tujuan penelitian dan analisisnya : 1. Pertanyaan Penelitian : Apakah terdapat perbedaan ekspresi mRNA; p53, BCl 2 dan FasL dengan VICAM1 antara pasien preeklamsia dan kehamilan normal? Tujuan Penelitian : Mengukur perbedaan antara ekspresi mRNA; p53, BCl 2 dan FasL dengan VICAM1 antara pasien preeklamsia dan kehamilan normal. Konsistensi dari penelitian ini, dalam metode penelitian akan diterangkan macammacam uji statistikanya (uji beda), misalnya dipakai : uji beda bivariabel ; Chi kuadrat, Mann Whitney atau Kruskal Wallis 2. Pertanyaan Penelitian : Apakah terdapat hubungan antara ekspresi mRNA; p53,BCl2 dan FasL dengan kadar VICAM1 pada pasien preeklamsia dan kehamilan normal Tujuan Penelitian : Menganalisis hubungan antara ekspresi mRNA; p53,BCl2 dan FasL dengan kadar VICAM1 pada pada pasien preeklamsia dan kehamilan normal Uji statistika adalah uji multivariabel ; regresi logistik ganda 3. Pertanyaan Penelitian : Apakah ada korelasi pengetahuan dan sikap bidan berdasarkan pendidikan dengan ketepatan rujukan pada kasus asfiksia neonatorum? Tujuan Penelitian : Menganalisis korelasi pengetahuan dan sikap bidan berdasarkan pendidikan dengan ketepatan rujukan pada kasus asfiksia neonatorum Uji satatistika adalah uji korelasi bivariabel ; Pearson, Rank Spearman, v Cramer
27
4. Pertanyaan Penelitian : Apakah terdapat interaksi antara faktor risiko pada gen GRYG-D,GJA-3 dan polimorfisme C677T MTHFR terhadap kejadian katarak kongenital bilateral? Tujuan Penelitian : Menganalisis interaksi antara faktor risiko pada gen GRYG-D, GJA-3 dan polimorfisme C677T MTHFR terhadap kejadian katarak kongenital bilateral Uji satatistika adalah uji bivariabel dan multivariabel ; uji beda dengan Chi kuadrat dilanjutkan dengan uji risiko dengan rasio Odds (crude and adjusted) TUJUAN PENELITIAN : Tujuan penelitian adalah menegaskan hal-hal terkait dengan pengembangan keilmuan dan pemanfaatan praktis dari masalah yang akan diteliti. Merupakan penjabaran secara spesifik hal-hal yang akan diukur, dinilai, diamati atau diperoleh, yang terkait dengan rumusan masalah. Merupakan konsekuensi dari masalah penelitian dan merujuk pada hasil yang akan dicapai atau diperoleh dari maksud penelitian. Untuk mengetahui hasil penelitian maka dilakukan pengukuran, analisis, evaluasi dlsb. KEGUNAAN PENELITIAN : Mengungkapkan secara spesifik kegunaan yang hendak dicapai dari :
Aspek teoretis (keilmuan) dengan menyebutkan kegunaan teoretis apa yang dapat dicapai dari masalah yang diteliti Aspek praktis (gunalaksana) dengan menyebutkan kegunaan apa yang dapat dicapai dari penerapan pengetahuan yang dihasilkan penelitian ini
KAJIAN PUSTAKA : Dikemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil kajian kepustakaan terkait dengan masalah yang akan diteliti untuk kemudian menguraikan kerangka pemikiran dan menyatakan hipotesis. Kajian Pustaka (difokuskan pada penelitian sebelumnya). Sebelum menyusun usulan penelitian penulis tentunya telah mencari dan kemudian membahas terbitan (publikasi) yang berhubungan dengan topik atau masalah penelitian. Untuk itu, literature review dari setiap terbitan/buku/publikasi yang dianggap relevan dibahas secara kritis, yang meliputi: -
Siapa yang pernah meneliti topik atau masalah itu Dimana penelitian itu dilakukan Apa unit dari bidang studinya Bagaimana pendekatan dan analisisnya Bagaimana kesimpulannya Apa kritikan terhadap studi itu Bersifat relevant, aktual/terbaru, evidence based, serta merupakan fenomena atau fakta untuk menyusun premis dan hipotesis 28
KERANGKA PEMIKIRAN : Widayat & Amirullah merumuskan bahwa kerangka pemikiran adalah suatu kerangka konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Deskripsi teori dan hasil penelitian terdahulu merupakan landasan utama untuk menyusun kerangka pemikiran dan untuk merumuskan hipotesis. Menurut Purnomo, kerangka pemikiran adalah suatu yang dapat menjelaskan gejala yang menjadi objek permasalahan penulis. Kerangka pemikiran disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan dan merupakan argumentasi penulis dalam merumuskan hipotesis. Dipakai logika deduktif (untuk penelitian kualitatif) dengan menggunakan pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya, sistematis dan menggunakan teori yang relevan. Unpad menjelaskan bahwa kerangka pemikiran berisikan rangkaian penalaran peneliti untuk menjawab rumusan masalah dari hasil kajian pustaka (lima tahun terakhir). Disini disampaikan juga peran dari berbagai faktor atau variabel yang akan mempengaruhi penelitian ini, serta alasan pemilihan variabel yang akan diteliti dan variabel yang akan dikontrol (kalau perlu ditampilkan dalam bentuk bagan alur pemikiran dan bersifat deduktif). Kerangka berpikir ini dapat dikatakan pula, merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Bisa dikatakan bahwa kerangka konsep merupakan jastifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberikan landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya. Kerangka konsep harus didukung landasan teori yang kuat serta ditunjang oleh informasi yang bersumber pada bagian laporan ilmiah, hasil penelitian, jurnal penelitian dll. Seorang peneliti harus menguasai toeri-teori ilmiah sebagai dasar emnyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran menrupakan penjelasana sementara terhadap gejala yang menjadi obyek permasalahan. Alur fikir harus logis yang membangun suatu cara berfikir yang membuahkan simpulan.Bentuk ringkas dari kerangka berfikir ini dituangkan dalam kerangka konsep sebagai model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang openeliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah.Konsep harus dapat diukur dan kaitan antra variabel dan menntukan variabel apa dan sebagai apa. Bebas atau terikat. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yang akan menjadi varabel perancu. Banyak penulis membuat definisi kerangka penelitian, variasinya antara lain berkisar pada ; kerangka penelitian atau juga disebut kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori dihubungkan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah utama suatu penelitian. Deskripsi teori dan hasil penelitian terdahulu merupakan landasan utama untuk menyusun kerangka pemikiran, dideduksi 29
menjadi premis dan dirumuskan sampai menjadi suatu hipotesis. Peneliti dalam membangun kerangka penelitian harus dapat menjelaskan gejala yang menjadi objek permasalahannya. Diawali dengan kajian pustaka dan menelaah variabel-variabel yang akan diuji, dicari kesamaannya dengan variabel-variabel yang relevan yang telah dilaporkan peneliti sebelumnya. Dengan lain perkataan kerangka berfikir merupakan sintesis tentang hubungan anta variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Narasi yang dikemukakan merupakan argumentasi peneliti dan ditunjang dengan pandanganpandangan peneliti lain yang didapat dari kajian pustaka sebelumnya. Hal-hal yang perlu dihindarkan dalam membangun kerangka pemikiran adalah, jangan mengambil banyak pustaka yang tidak ada relevansinya dengan masalah yang akan diteliti. Diperlukan kecermatan dalam memilih kepustakaan dan kemampuan dalam telaah kritis (critical appraisal). Data yang diperoleh harus data primer dari suatu penelitian secara komprehensif bukan saja dari data literatur tetapi dari data lain yang mendukung, misalnya media masa saat terkini, mengapa masalah itu mencuat di dalam lingkungan setempat (orisinalitas/kebaruan) dengan metodologinya yang dapat dipertanggung jawabkan. Bila masih belum jelas kerangka pemikiran dapat di lengkapi dengan gambar atau bagan Kerangka Penelitian. Kerangka Penelitian dapat disimpulakn sbb.: 1) Mengemukakan faktor apa yang akan diteliti dan di terjemahkan dalam bentuk variabel yang dapat diukur. 2) Harus mengemukakan antara pertautan hubungan variabel yang diteliti dan teori yang mendasari. 3) Hubungan variabel itu harus dapat dijelaskan apakah berbentuk ; simetris, kausal atau interaktif. 4) Bila diperlukan dapat dilengkapi dengan Diagram Kerangka Penelitian. PREMIS Premis adalah apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan kemudian. Merupakan kristalisasi pernyataan yang didapat dari penelitian sebelumnya. Premis adalah suatu dasar membuat Hipotesis. Seseorang dalam mencari kebenaran melakukan penalaran. Penalaran dilakukan secara deduktif maupun induktif. Pengetahuan yang sudah didapatkan akan menjadi dasar konklusi. Dasar ini dinamakan premis. Premis adalah bagian dari penalaran deduktif daan dilakukan dapat ditarik secara langsung maupun tidak langsung. Jenis penalaran deduksi yang menarik simpulan secara langsung dikatagorikan sebagai Silogisme (logika berfikir yang benar) ; Kategorial, Hipotesis, Alternatif dan Entimen. Contoh :
-
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terdiri dari tiga proporsi : Premis umum : Premis Mayor (My) misal ; Manusia mati Premis Khusus : Premis Minor (Mn) misal : Saya manusia Premis Simpulan : Premis Simpulan (S) maka : Saya mati
30
-
Dalam penelitian gaya berpikir dari sudut pandang logika dalam membentuk premis ada 6 kelompok (Cooper & Schinder (1991); 1) opini tidak teruji, 2)kebenaran diri sendiri, 3) otoritas, 4) kajian pustaka, 5) pembuatan postulat dan 6) metode ilmiah. Keenam kelompok gaya berpikir ini ditempatkan di antara 4 bidang yaitu; 1) rasionalisme (pembuktian terstruktur formal), 2) eksistensialisme (intuisi dan pembuktian tidak formal), 3) idealisme (ide yang diinterpretasi pada taraf yang tinggi) dan 4) emprisme (teramati).
Premis memiliki ciri-ciri antara lain ; 1) merupakan gabungan atau hubungan antara 2 atau lebih preposisi, 2) tersusun secara sistematis dan runtut, untuk membangun hipotesis, 3) diakhiri dengan nomor rujukan. Premis tidak boleh sama dengan Hipotesis yang akan dibangun. Contoh praktis Premis dalam penelitian? Misalnya : Gigi geligi itu gigi geligi rahang Tyrex Gigi geligi itu gigi geligi pemakan daging Jadi : Tyrex itu pemakan daging Filosofi seperti demikian tentunya harus dapat di bumi-kan dalam pemahaman pelaksanaan penelitian ilmiah. Bagaimana contoh konkrit yang mungkin akan kita dapatkan dalam penelitian ilmiah, khususnya dalam bidang Ilmu Kesehatan. Kita dapat gunakan alur berfikir ini dalam rangka membuat Premis. Premis di deduksi menjadi suatu Hipotesis. Misalnya : Premis Mayor : Zat aktif (tannin, tritepenes, xanton) fraksi kulit Manggis (Garcinia manggostoma Linn.) dapat menurunkan kadar IL 8 dan VEGF, mempengaruhi proses angiogenesis sel, zat-zat tersebut dipakai sebagai indikator keganasan, karena berperan dalam aktifasi zat onkogen Premis Minor : Meningkatnya kadar IL 8 dan VEGF terjadi pada pasien dengan kanker Lidah Jadi : Hipotesis
: Zat aktif kulit Manggis menurunkan kadar IL 8 dan VEGF pada pasien kanker Lidah
31
HIPOTESIS Istilah Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu; hipo = dibawah dan thesis = pernyataan atau teori. Hipotesis dikatakan sebagai Simpulan probabilistik sebagai jawaban atas masalah. Sehingga hipotesis sering dikatakan sebagai pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya. Untuk sampai kepada simpulan perlu pengujian atas kebenarannya. Dalam penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Jawaban sementara ini biasanya disebut hipotesis. Dikatakan pula sebagai patokan duga atau dalil sementara. Setelah melalui pengujian dari hasil penelitian, hipotesis ini dapat teruji benar (diterima) atau salah (ditolak). Hipotesis dibagi atas; 1) Hipotesis penelitian dan 2) Hipotesis statistika. Umumnya hipotesis adalah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris. Variabel berupa ; 1) variabel bebas, 2) variabel terikat. Variabel bebas merupakan varabel penyebab atau variabel pengaruh, sedangkan varabel terikat merupakan varabel akibat atau variabel terpengaruh. Jika hipotesis sudah diuji dan diterima kebenarannya, maka hipotesis tersebut menjadi simpulan. Simpulan itu dapat dibuat sebagai suatu teori atau dalil. Jadi sebuah hipotesis adalah turunan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya muncul teori baru. Pengujian suatu teori dapat pula menjawab hal-hal yang masih kontroversial dan suatu penelitian akan dapat memperkuat salah satu teori, hasil pengujian tersebut akan menghasilkak penguatan teori lama (re-teori). Bila teori itu belum ada yang melaporkannya maka hasil penelitian tersebut membuahkan teori baru. Ciri-ciri Hipotesis penelitian adalah narasi yang : -
-
Konsisten dengan pertanyaan rumusan maslah penelitian Dalam penulisannya dinyatakan dalam kalimat deklaratif jelas dan sederhana, tidak bermakna ganda Hanya dibuat untuk penelitian analitik Dibangun dari premis-premis sebelumnya Analisis atau konsekuensi dari 2 atau lebih premis Menyatakan hubungan yang diharapkan ada dari variabel-variabel yang diuji Faktor-faktor yang diuji merupakan variabel secara spesifik yang dapat diukur dan dapat dibandingkan Hipotesis hanya dibuat untuk pertanyaan utama. Hipotesis dapat dibuat dalam bentuk hipotesis negatif maupun hipotesis positif.
-
Hipotesis positif dapat dibuat dalam hipotesis satu arah atau dua arah.
-
Hipotesis boleh mengandung beberapa variabel bebas tapi hanya mengandung satu variabel tergantung (untuk menghindari uji hipotesis statistika yang mendua sebaiknya hanya mengandung satu variabel bebas dan satu variabel tergantung)
-
32
Contoh Hipotesis Penelitian : -
Tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol antara pasien yang mendapat terapi A dengan terapi B (NEGATIF) Terdapat perbedaan kadar kolesterol antara pasien yang mendapat terapi A dengan terapi B (POSITIF DUA ARAH) Kadar kolesterol subjek yang mendapat terapi A lebih rendah daripada pasien yang mendapat terapi B (POSITIF SATU ARAH)
HIPOTESIS PENELITIAN Peneliti 1
Peneliti 2
HIPOTESIS STATISTIKA (H0)
Terdapat perbedaan proporsi kesembuhan antara pasien yang diobati obat A dibandingkan obat B
Tidak terdapat perbedaan proporsi kesembuhan antara pasien yang diobati obat A dibandingkan obat B
Tidak terdapat perbedaan proporsi kesembuhan antara pasien yang diobati obat A dibandingkan obat B
Tidak terdapat perbedaan proporsi kesembuhan antara pasien yang diobati obat A dibandingkan obat B
Hipotesis penelitian bersifat individual, sementara hipotesis statistik bersifat universal
Bagan : Hipotesis penelitian kaitannya dengan hipotesis statistika
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI Argumentasi tentang pemilihan pendekatan atau metode dengan memperhatikan sifat-sifat variabel yang diteliti dan jenis informasi yang diperlukan dengan :
Menguraikan struktur penelitian atau masing-masing bagian penelitian yang meliputi operasionalisasi variabel dan model Strategi penelitian atau masing-masing bagian penelitian, temasuk di dalamnya populasi, metode penarikan sampel, teknik pengumpulan data, metode analisis serta jadwal penelitian.
33
Contoh : Judul penelitian : Hubungan antara kadar serum asam urat dengan kejadian preeklamsia. Kriteria inklusi (penerimaan) : 1). Hamil tunggal sesuai Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), 2) Usia kehamilan 28-42 minggu, 3) Parturient, 4) Di diagnosis sebagai preeklampsi sesuai protokol. Kriteria Eksklusi (penolakan) : 1) Ada kelainan bawaan pada skrining dengan USG, 2) Terjadi hipertensi oleh sebab lain (bukan preeklampsi) METODE PENELITIAN Metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian, meliputi uraian tentang argumentasi pemilihan, pendekatan atau metode dengan memperhatikan sifat-sifat variabel yang diteliti dan jenis informasi yang diperlukan yaitu dengan ; 1) pupulasi, menjelaskan tentang populasi penelitian berupa populasi target dan populasi terjangkau, 2) sampel, cara pemilihan dan ukuran sampel minimal, 3) menguraikan struktur penelitian atau masingmasing bagian penelitian yang meliputi operasionalisasi variabel dan model, 4) strategi penelitian, menerangkan masing-masing bagian penelitian, temasuk di dalamnya populasi, metode penarikan sampel, teknik pengumpulan data, metode analisis serta jadwal penelitian. Populasi : Populasi adalah secara umum dikatakan adalah objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan peneliti. Sampel adalah bagian dari populasi tersebut yaitu, sejumlah objek atau subjek yang dapat atau dianggap mewakili populasi. Tentunya sampel yang baik adalah sampel yang dapat diukur dan dapat mewakili sebanyak mungkin populasi. Misalnya, akan mengukur masyarakat etnis Sunda tidak benar dengan cara mengukur orang Bandung. Sampel akan tidak memenuhi syarat, karena tidak mengukur apa yang harus diukur. Pengertian populasi : -
Populasi Sasaran (target): Populasi dari keseluruhan objek/bahan/subjek yang akan diteliti Populasi Terjangkau : Populasi yang dapat dijangkau dan dapat mewakili populasi sasaran Sampel : Sebagian unsur populasi yang dijadikan objek/bahan/subjek penelitian Data yang diperoleh dapat digeneralisasi mewakili populasi. Di dalam penelitian observasional atau longitudinal jumlah sampel kemungkinan berkurang. Hasil penelitian jumlah sampel tidak berkurang dari 10-20% dari sampel yang diinginkan. 34
POLA DASAR GENERALISASI PENELITIAN
POPULASI TARGET
POPULASI TERJANGKAU
SAMPEL YANG DIINGINKAN
SAMPEL YANG DIPEROLEH
Gambar : Pola dasar generalisasi penelitian RANCANGAN PENELITIAN “ Welcome to the jungle of design”, merupakan suatu motto untuk memperlihatkan bahwa rancangan penelitian itu bervariasi, sesuai dengan tingkat penelitian yang akan dilaksanakan. Seni memilih rancangan yang tepat merupakan dasar untuk suksesnya penelitian. Klasifikasi jenis penelitian :
Berdasarkan waktu : kohor, kasus-kontrol, potong silang Berdasarkan arah waktu : prospektif, longitudinal, retrospektif Berdasarkan substansi : penelitian dasar, terapan, laboratorium Berdasarkan statistika : deskriptif, analitik Bedasarkan rancangan penelitian : uji klinis, eksperimental Berdasarkan metode : intervensional, observasional Berdasarkan metode acak : tersamar ganda, tunggal Berdasarkan pengukuran : berulang
Hasil yang diharapkan: “Bahkan sebelum penelitian dilakukan, kita sudah dapat membayangkan apa yang akan diperoleh oleh penelitian kita” 35
Di dalam membuat usulan penelitian diharapkan, alur fikir peneliti sudah dapat dilihat dari sejak awal yaitu, membuat rumusan masalah, membuat kerangka pemikiran sampai membangun hipotesis penelitian. Dari hipotesis penelitian peneliti dapat meramalkan hasil yang akan dicapai dengan cara melampiran tabel model (dummy tables). Peneliti diharapkan dapat mempertanggung jawabkan usulan penelitiannya secara komprehensif. Didalam pendidikan, seminar usulan penelitian selain disanggah penguji akademik, dalam waktu bersamaan diuji pula kaidah lainnya yaitu sanggahan dari segi ; etika, moral penelitian dan estetika penulisan. Seminar Usulan Penelitian Terpadu seperti ini akan menghasilkan persetujuan pelaksanaan penelitian dan juga etihical clearance secara bersama-sama.
LANGKAH-LANGKAH UMUM PENELITIAN SAMPAI UP Perumusan masalah dan tujuannya
Perumusan suatu hipotesis
Penetapan metode kerja dan bahan penelitian
Metode pengumpulan data / sebagai hasil penelitian Seminar UP: Akademik + Etika Penelitian
Izin meneliti + ethical clearence
Meneliti
Gambar : Alur penelitian sampai Seminar Usulan Penelitian (SUP)
RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam rangka mencari hubungan dapat digolongkan sbb.: 1) Eksperimen/Kuasi Eksperimen 2) Kohort Prospektif-Retrospektif 3) Kasus Kontrol 4) Potong Silang 5) Laporan Kasus (tunggal/serial) .
36
Kanker (+) Perokok
Kanker (-) Kanker (+)
Bukan perokok
Kanker (-)
Kanker (+)
Kanker (+) Perokok
Bukan perokok
Perokok
Kanker (-) Kanker (+)
Kanker (-) Kanker (+)
Bukan perokok
Kanker (-)
Perokok
Kanker (-)
Diabetes (+)
Bukan perokok
Perokok
Diabetes (-)
Bukan perokok
Gambar : Macam-macam rancangan penelitian dan sudut pandang peneliti
37
Bisakah melakukan penelitian eksperimental
EKSPERIMEN
ya
tidak Bisakah melakukan penelitian kohort prospektif
ya
Kohort Prospektif
tidak Bisakah melakukan penelitian kohort retrospekstif
ya
Kohort Retrospektif
tidak
Bisakah melakukan penelitian kasus kontrol
ya
kasus kontrol
tidak Bisakah melakukan penelitian potong silang
ya
Potong silang
tidak
Bisakah melakukan penelitian serial kasus
ya
Serial Kasus
tidak Bisakah melakukan penelitian laporan kasus
ya
Lap. Kasus
Gambar : Alur pemilihan rancangan penelitian
UJI KLINIS Konsep dasar uji klinis adalah suatu penelitian mengenaii risiko dan kegunaan obat baru yang dilakukan pada manusia. Banyak dilakukan oleh ahli farmasi dan dokter pada hasil bioteknologi berupa obat atau alat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas produk inovasi tersebut. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang sudah mendapat sertifikat Good Clinical Practice (GCP)(Dawson, Korstellon) : Persyaratan uji klinis : 1) Prospektif, umumnya random, rancangan kasus kontrol. Penggunaan plasebo dapat dilakukan bila tidak ada obat kontrol. 2) Non random dapat dilaksanakan. Harus digunakan pembanding, kelompok kasus dari hasil pengobatan obat sejenis yang dipakai sebelumnya (historical control group). 3) Memenuhi jumlah sampel minimal 4) Uji klinik secara acak tersamar ganda (Randiomized Control Trial), merupakan uji klinis yang unggul, selama tidak melanggar etika penelitian 5) Bila jumlah subjek sedikit, dapat dilakukan uji klinik multi-senter, misalnya dalam uji klinik mengukur sensitivitas, spesifisitas obat atau untuk mengetahui efek samping obat yang memerlukan subjek penelitian dalam jumlah besar. Fase Uji Klinis :
38
Di dalam uji klinis untuk obat baru perlu didahului penelitian pada hewan coba. Penelitian itu meliputi uji; farmako kinetika, farmako dinamika dan uji toksisitas. Penelitian pada manusia dibagi dalam 4 fase : 1)
Fase I (pilot study) dilakukan pada kelompok kecil subjek (30 orang) dilakukan pada manusia sehat. Misalnya mencoba obat influenza , dilakukan pada subjek orang sehat, untuk obat kanker dipakai subjek dengan kasus pasien stadium lanjut. Uji klinik fase ini tidak dilakukan uji tersamar, subjek diberi tahu efek dan sifat obat secara jelas Maksud penelitian adalah untuk mengetahui ; keamanan obat , dosis optimal dan efek samping . 2) Fase II : Obat baru di cobakan kepada subjek yang lebih besar (100-300 orang). Tujuannya untuk mengetahui efektivitas dan memantau kejadian yang tidak diinginkan (adverst event), subjek sukarela dan bentuk penelitian tidak tersamar. 3) Fase III : penelitian ilmiah ekstensif dengan subjek sangat besar (500-3000 orang) dibandingkan obat baru dengan plasebo atau obat standar. Tujuan penelitian adalah melihat efikasi dan memonitor efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sertifikat izin pemasaran obat baru. 4) Fase IV : Fase ini dinamakan fase pasca pemasaran, dilakukan dalam bentuk survei pada masyarakat banyak, bertujuan untuk mengevaluasi mengenai keamanan dan efikasi obat setelah dipasarkan.
Bisakah melakukan Uji Klinis Tersamar ganda randominasi?
Ya
Uji klinis tersamar ganda randominasi
Ya
Uji klinis tersamar Tunggal randomisasi
Ya
Uji klinis terbuka randominasi
Ya
Uji klinis terbuka Tanpa randominasi
Ya
Uji klinis tanpa pembanding
Tidak Bisakah melakukan Uji Klinis Tersamar tunggal randominasi? Tidak Bisakah melakukan Uji Klinis Terbuka randominasi? Tidak Bisakah melakukan Uji Klinis dengan Pembanding? Tidak Bisakah melakukan Uji Klinis tanpa Pembanding?
Gambar : Alur rancangan penelitian uji klinis
39
No
Contoh klasifikasi masalah penelitian
1
Prevalensi inkontinensia
2
Rerata skor kualitas hidup
3
Hubungan obesitas dengan inkontinensia
4
Klasifikasi kualitas hidup sebelum dan sesudah operasi
5
Perbandingan BMI antara inkontinensia dan noninkontinensia
6
Perbandingan BMI antara inkontinensia ringan, sedang, dan berat
7
Skor kualitas hidup sebelum dan sesudah terapi
8
Skor kualitas hidup sebelum, seminggu, dan dua minggu setelah terapi
9
Korelasi skor kualitas hidup dengan derajat inkontinensia
40
ANALISIS STATISTIKA
Statistika adalah ilmu cabang ilmu matematika terapan yang membahas tentang pengumpulan data, meringkasnya kemudian mengolah dan menyajikannya. Dari sajian datadata yang baik akan dapat membuat simpulan dan usulan sebatas kaidah-kaidah ilmu itu dipenuhi.
KATEGORIK
DESKRIPTIF KATEGORIK
DESKRIPTIF
DESKRIPTIF NUMERIK
NUMERIK TIDAK BERPASANGAN
ANALITIK KOMPARATIF KATEGORIK TDK BPASANGAN
KATEGORIK
MASALAH STATISTIK
ANALITIK KOMPARATIF KATEGORIK BPASANGAN
BERPASANGAN
KOMPARATIF
2 KLPK
ANALITIK KOMPARATIF NUMERIK TDK BPASANGAN 2 KLPK
>2 KLPK
ANALITIK KOMPARATIF NUMERIK TDK BPASANGAN >2 KLPK
TIDAK BERPASANGAN
ANALITIK NUMERIK
2 KLPK BERPASANGAN >2 KLPK
KORELATIF KHUSUS
ANALITIK KOMPARATIF NUMERIK BPASANGAN 2 KLPK ANALITIK KOMPARATIF NUMERIK BPASANGAN >2 KLPK ANALITIK KORELATIF
SURVIVAL, MULTIVARIATE, DIAGNOSTIK, VALIDITAS&RELIABILITAS
Gambar : Macam-macam jenis penelitian dan dasar uji statistika yang akan dipakai
41
KATEGORIK
ANALITIK
Mencari hubungan antar variabel
DESKRIPTIF Tidak mencari hubungan antar variabel
NUMERIK
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
Indeks masa tubuh (IMT)
Kata kunci : proporsi, persentase, klasifikasi
Kata kunci : rerata
Contoh: persentase laki-laki 55%
Contoh: rerata IMT adalah 22 5 kg
KOMPARATIF
KORELATIF
Variabel
Kategorik-kategorik Kategorik-Numerik
Kategorik-kategorik Kategorik-numerik Numerik-numerik
- Hubungan antara BMI dengan inkontinensia
Hasil
Perbandingan proporsi Perbandingan rerata
Koefisien korelasi (r)
-Perbandingan BMI antara inkontinensia dengan non-inkontinensia
Padanan
Comparation
Correlation
Istilah
Hubungan, perbedaan, perbandingan
Korelasi
Desain 1 Kohort prospektif
2 Kohort retrospektif 3 Kasus kontrol
4 Potong lintang
- Perbedaan BMI antara inkontinensia dengan non-inkontinensia
Temporality
Identifikasi awal
Prospektif
Variabel bebas
Prospektif yang retrospektif’
Variabel bebas
Retrospektif
Variabel tergantung
Salah satu dari temporality dan identifikasi awal tidak terpenuhi
KASUS KONTROL = UNTUK INSIDENS ATAU PREVALEN YANG KECIL
Gambar : Klasifikasi penelitian dan acuan dalam memilih analisis yang tepat
42
Gambar : Rancangan penelitian atas jenis pertanyaan dan hasil yang diharapkan
Jenis Penelitian
Perhitungan
deskriptif
Insidensi, prevalensi, rerata, rasio
Potong silang
Prevalensi, rasio prevalensi
Kasus kontrol
Population Attributable Risk (PAR) , Odds rasio (OR)
Kohor
Risiko Relatif (RR)
Uji klinik
Relative risk reduction (RRR), Absolute risk reduction (ARR), Number Needed to Treat (NTT), Odds rasio (OR)
Uji diagnostik
Sensitivitas, Spesifisitas, Nilai prediksi positif, Nilai prediksi positif, ROC
Gambar : Jenis penelitian dan hasil uji statistika yang dapat diharapkan 43
BESARAN SAMPEL : Cara ideal untuk menjawab suatu masalah dalam suatu penelitian adalah dengan melakukan penelitian pada semua anggota populasi (total sampling). Tetapi karena berbagai kendala seperti ; biaya , waktu dan SDM, maka akan sulit mendapat data lengkap tersebut diperoleh. Dari sudut etika perlu juga diperhatikan karena akan mengganggu misalnya, korban akan banyak, risiko besar dan belum tentu berguna (Risk and Benefit, Replacement, Reduction, Refinement). Randomisasi akan dapat mengurangi kelemahan sistem sampling ini. Dari sudut pandang statistika, probabilistik akan sama atau hampir sama, secara etis juga dibenarkan. Dengan memperhatikan atas kondisi tersebut diatas, dipakailah cara dengan memakai sebagian data tetapi dapat menggambarkan populasi sehingga dapat di generalisasi. Salah satu langkah dalam penelitian ilmiah adalah menetukan populasi. Target populasi ditentukan dahulu, kemudian populasi terjangkau. Populasi terjangkau dapat dipenuhi maka poopulasi itui dinamakan besaran sampel. Kesalahan dalam menentukan besaran sampel dapat berakibat fatal, karena sampel menjadi tidak representatif dan hasil penelitian tidak akan mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Kekuatan uji statistika yang ditetapkan dalam kekuatan (power) statistika penelitian tidak dapat dicapai.. Oleh karena itu memilih tehnik penentuan sampel yang tepat menjadi sangat penting untuk mendapatkan sampel yang representatif Tehnik randomisasi : Randomisasi adalah suatu cara untuk mendapatkan jumlah sampel yang representatif atau mewakili populasi, dikenal sebagai Random Sampling. Bermacam cara melakukan randomisasi antara lain ; 1) acak sederhana ,2) acak stratifikasi, 3) acak sistematik dan 4) acak area (cluster). Tehnik penelitian tanpa randomisasi, pemilihan sampel mempunyai cara tersendiri seperti cara ; 1) sistematis , 2) kuota, 3) aksidental, 4) purposif, 5) jenuh (sensus) dan 6) snowball (bola salju). Seni dalam menentukan besaran sampel adalah dengan cara peneliti memperhatikan: 1) kepustakaan, 2) berapa variabel yang akan diujikan (kelompok dan pasangan), 2) rancangan pengujiannya apa yang akan digunakan (analisis ; komparatif, korelasi, survival), 3) perlu digambarkan dahulu hasil yang diharapkan (tabel model) dan 4) berapa kekuatan uji statistika ( power) yang disepakati. Makin besar jumlah sampel, makin mendekati populasi, makin kecil kesalahan untuk menduga atau generalisasi dan sebaliknya. Kesepakatan itu dijelaskan dalam membahas metode penelitian. Tingkat ketelitian atuau kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan SDM yang tersedia.
44
Menentukan besaran sampel yang tidak benar : Contoh 1 : -
Penelitian terdahulu dalam masalah ini diambil sebanyak 150 subjek, hasil penelitian terdapat perbedaan yang bermakna (p=0.014), sehingga pada penelitian kali ini akan diambil besaran sampel yang sama (150 subjek).
Contoh 2 : -
Acuan jumlah sampel untuk penelitian ini tidak tersedia karena, belum ada penelitian serupa sebelumnya. Jumlah sampel tidak ditentukan.
Contoh 3 : -
Di dapat dari laporan tahunan, di Rumah Sakit ini kasus yang sama dengan kasus yang akan diteliti yaitu, sebanyak 50 orang/tahun, di laporkan peneliti yang lalu subjek menolak sebanyak 10% dari jumlah kasus. Di dalam penelitian yang akan dilaksanakan dalam 2 tahun kedepan di tentukan jumlah subjek sebanyak 90 orang.
Menentukan besaran sampel yang benar :
Pertanyaan yang paling sering muncul : 1) Bagaimana menentukan rumus besar sampel? 2) Bagaimana menghitung besar sampel dari rumus yang telah ditentukan?
45
Deskriptif kategorik
Zα2.pq d2
Deskriptif numerik
Zα2.s2 d2
Analitik komparatif kategorik tdk berpasangan
(Zα√2pq + Zβ√p1q1+ p2q2)2 (p1-p2)2
Analitik komparatif kategorik berpasangan
(Zα+Zβ)2π (p1-p2)2
Analitik komparatif numerik tdk bpasangan 2 klpk (dan >2 klpk)
2(Zα+Zβ)2s2 (x1-x2)2
Analitik komparatif numerik bpasangan 2 klpk (dan >2 klpk)
(Zα+Zβ)2s2 (x1-x2)2
Analitik korelatif
(Zα+Zβ)2 +3 [0,5ln(1+r)(1-r)]2
Gambar : Macam-macam rumus untuk menentukan besaran sampel
Gambar : Simbol-Simbol dari parameter dalam menentukan besaran sampel 46
Contoh menghitung besaran sampel :
Contoh 1 : Deskriptif kategorik Prevalensi stres inkontinensia urin pada perawat di RS Hasan Sadikin Bandung Rumus :
Zα2.pq d2
α ditetapkan sebesar 5%, Zα=1,96, p tidak ada dari kepustakaan, sehingga : p=50%, q=1-50%=50%, d (presisi) ditetapkan 10% 96 orang
Contoh 2 : Deskriptif numerik Penelitian rasio kolagen-otot ligamentum rotundum pasien prolaps Zα2.s2
Rumus :
d2 α ditetapkan sebesar 5%, Zα=1,96, diketahui simpang baku rasio kolagen-otot pasien prolaps pada penelitian pendahuluan = (misal) 0.4, d (presisi) ditetapkan 0,1 64 orang
Contoh soal : Analitik komparatif kategorik tidak berpasangan Penelitian efektifitas pemberian Betanekol pada pasien pasca-operasi histerektomi radikal untuk mencegah atonia bladder Rumus :
α ditetapkan 5%, Zα=1,96/1,64?
(Zα√2pq + Zβ√p1q1+ p2q2)2
β ditetapkan 20%, Zβ=0,84
(p1-p2)2
p dari kepustakaan (artinya?) 2 p -p ditetapkan (artinya?) 1 2 p= (p1+p2)/2 .... orang
q1=1-p1, q2=1-p2, q=1-p
Jawaban soal :
47
α ditetapkan 5%, Zα=1,96, β ditetapkan 20%, Zβ=0,84, p
dari kepustakaan 80%, p -p 1 2 ditetapkan 10%, p= (p1+p2)/2=85%, q1=1-p1, q2=1-p2, q=1-p 199 orang 2
Panduan menentukan nilai “p” dan “d” 1. Bila tidak ada data kepustakaan p=50% jika p diperkirakan = 20%-80% 2. Bila p=20%-80%. maka d<=10% 3. Bila p<20% atau p>80%, maka d<=5% 4. PxN > 5 (P=prevalensi, N=jumlah yang sudah dihitung) p = prosentase kejadian di kepustakaan, d= presisi, P = prevalensi, N = jumlah yang sudah dihitung
Contoh praktis : Analitik korelatif Judul penelitian : Korelasi faktor-faktor yang relevan pada pola pemberian ASI ibu pekerja di Kabupaten Cilacap Dalam penelitian ini sampel diambil dengan teknik acak area (cluster). Pemilihan sampel dihitung secara proporsional berdasarkan jumlah wanita pekerja di tiga wilayah Kecamatan Eks-Kota Administratif Cilacap yaitu ; Kecamatan Cilacap Utara, Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan. Karena dalam penelitian ini menggunakan analisis yang bersifat korelasional, yaitu mencari faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, maka ukuran sampel yang digunakan didasarkan pada rumus ukuran sampel minimal untuk metode korelasi sebagai berikut: 2
Z Z n 3 0,5 ln(1 r ) /(1 r ) Keterangan : n=
Ukuran sampel
Z () = Harga yang diperoleh dari tabel distribusi normal baku dengan yang ditentukan. Z () = Harga yang diperoleh dari tabel distribusi normal baku dengan harga yang ditentukan. 48
r
=
Koefisien korelasi terkecil, diharapkan dapat dideteksi secara signifikan.
Ukuran sampel minimal ditentukan dengan taraf kepercayaan 95% dan power test 95%. Taksiran besarnya koefisien korelasi minimal yang mungkin antara faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI adalah 0,3. sehingga besarnya sampel dapat dihitung : 2
1,96 1,645 n 3 0,5 ln(1 0,3) /(1 0,3) = 138,45 139 orang Berdasarkan hasil penghitungan, maka jumlah sampel minimal dalam penelitian yang akan diambil adalah sebanyak 139 wanita pekerja.
49
1%
2,81
2,57
20 %
0,84
P2= proporsi pada kelompok kontrol (proporsi sembuh yang diberi obat standar)
P1-p2= effect size Obat standar Betanekol
80% 81% 82% 85% 90% 95%
=Selisih proporsi terkecil pasien yang tercegah dari atonia, yang dianggap bermakna antara obat standar dengan betanekol
50
2(Zα+Zβ)22s22
(x1-x2)22
α ditetapkan 5%, Zα=1,96/1,64? β ditetapkan 20%, Zβ=0,84 S, simpang baku skor fungsi seksual pasca HSV dari kepustakaan (misal) 25 (Jepang) X1-x2, ditetapkan … … ORANG
Skor FS HSV Skor FS HT Catatan
90 89
85
80
75
70
: peneliti menggunakan skor 0-100 untuk menggambarkan fungsi seksual.
Menentukan nilai diagnostik pemeriksaan serum iron untuk mendeteksi anemia dalam kehamilan trimester I di RS Hasan Sadikin Bandung Uji Diagnostik Zα2.p q d2
α ditetapkan sebesar 5%, Zα=1,96 p = sensitivitas pemeriksaan SI yang diinginkan 80% q=1-80%=20% Presisi ditetapkan 10%
62 orang (ibu hamil trim I yang anemia)
Diketahui dari penelitian sebelumnya, prevalensi anemia pada ibu hamil trimester I di RS Hasan Sadikin Bandung berdasarkan pemeriksaan baku emas adalah 10%. Maka jumlah subjek untuk penelitian ini adalah: 62 x (100/10) = 620 subjek
51
-5% 5% 15%
40%
20%
50% 60%
50%
80%
Gambar : Besaran Sampel
Contoh : Ukuran Sampel Penelitian
Ukuran sampel ditentukan berdasarkan formula uji hipotesis dua proporsi didapatkan total sampel minimal 31 orang dengan hasil perhitungan berikut ini:
n1, 2
2 * ( Z Z ) 2 * P * (1 P) ( P1 P2 ) 2
2 * (1,65 0,84) 2 * 0,34 * (1 0,34) n1, 2 (0,49 0,19) 2
n1, 2 30,9 31 n1 31 orang n2 31 orang
52
Pada penelitian ini diperlukan 31 orang pada kelompok kasus dan 31 orang kelompok kontrol sehingga diperlukan total sampel minimal 62 orang.
N
= Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini
Z 1-α/2
= Derajat kepercayaan yaitu 95% (1,65) (one tailed)
Z1-β
= Kekuatan uji 80% (0,84)
P1
= Proporsi penderita preeklamsi yang memiliki indeks apoptosis meningkat (49%).11 = Proporsi bukan penderita preeklamsi yang memiliki indeks
P2
apoptosis meningkat (19%).11
P1 P2 2
P
=
P1 P2
= Presisi
Bila ada sampel yang rusak atau tidak dapat digunakan maka akan diambil sampel lain yang memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan serta sesuai prosedur pengambilan. Sampai total sampel minimal terpenuhi pada masing-masing kelompok.
Variabel : Pengertian variabel : Variabel didefinisikan sebagai atribut subjek atau objek yang mempunyai variasi antara satu dan yang lain. Variabel merupakan atribut yang dikenal dalam bidang ilmu tertentu misalnya untuk penelitian dengan subjek manusia; tinggi badan, berat badan, pengetahuan, sikap, perilaku, motivasi, ide, perasaan, kepemimpinan. Untuk penelitian menggunakan objek (benda) misalnya ; berat, ukuran, bentuk, warna.
53
Macam-macam variabel : Definisi : 1. Variabel bebas (independent) adalah : Variabel mandiri dan tidak berubah oleh variabel lain, dapat mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas mengakibatkan suatu perubahan (pada variabel terikat). Pada suatu keadaan mungkin pula variabel terikat dapat menyebabkan perubahan pada variabel bebas. Misalnya : lama belajar mengakibatkan perubahan dalam hasil nilai ujian. Hal ini tidak mustahil menjadi ; hasil ujian dapat menyebabkan suatu perubahan dalam lama belajar. Hal ini dapat diterangkan dengan mengkaitkannya pada rancangan penelitian yang dipakai (Kohor, kasus-kontrol, potong silang). Contoh lain : Dalam penelitian dengan rancangan kohor prospektif, merokok menjadi variabel bebas (x) untuk variabel terikat (y); kanker (y1), gangguan kardiovaskuler (y2), impotensi (y3), gangguan pertumbuhan janin (y4). 2. Variable terikat (dependent) adalah: Variabel yang se-olah2 tergantung pada faktor lain. sering disebut variabel luaran (output).
sesuatu yang
Misalnya : Dalam rancangan penelitian kohor (prospektif), kejadian kanker (terikat) pada perokok . Dengan lain perkataan, variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Contoh lain : Dalam hal penelitian dengan rancangan kasus kontrol (retrospektif) output/luaran menjadi variabel bebas (x) ; pengetahuan(x1), sikap(x2) dan keterampilan(x3) siswa, (variabel bebas) akan meningkat bila diberikan suatu pelatihan (y)(variabel terikat). 3. Variabel perancu adalah: Variabel tidak terkendali variabel bebas dalam penelitian.
yang dapat mempengaruhi
Misalnya : Pemberian obat anti hipertensi pada kelompok kasus, mungkin akan dipengaruhi oleh perbedaan umur subjek, sehingga efek penyembuhan bukan diakibatkan dari efek obat itu sendiri. Dalam hal ini umur dapat merancu. Untuk mengendalikannya perlu dibuat konstanta, sehingga perbedaan umur tidak berpengaruh lagi. Variabel tersebut dinamakan pula sebagai variabel yang dikendalikan (variabel kontrol). Diharapkan pengaruh variabel bebas (obat anti hipertensi) tidak dipengaruhi oleh faktor yang tidak diteliti (variasi umur). 4. Variabel ; moderator, antara, intervening adalah: Varabel antara yang dapat memperlemah atau memperkuat variabel bebas. 54
Misalnya : Diabetes Melitus tipe 2 (variabel bebas) dipengaruhi oleh Gaya Hidup (variabel intervening) dan budaya lingkungan/tempat tinggal (variabel moderator) untuk Harapan Hidup (variabel terikat). Definisi lain yang sering dipakai/timbul adalah : Variabel berpasangan. Variabel berpasangan adalah bila, variabel diukur dari subjek/kelompok yang sama baik karena : Pengukuran berulang pretest-posttest Matching cara pengambilan sampel Cross over pada uji klinis Satu tubuh dua mata, dua tangan (uji pada kelinci, mata kiri dan mata kanan) Contoh : Variabel Konsep Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut:
Judul Penelitian : Hubungan antara ekspresi mRNA; p53,BCl2 dan FasL dengan kadar VCAM 1 pada suatu kajian patogenesis Hipertensi dalam Kehamilan. Definisi Variabel Penelitian : Variabel Bebas (Independen) ; 1) ekspresi mRNA p53, 2) ekspresi mRNA BCl2, 3) ekspresi mRNA FasL dan 4) kadar VCAM1 Variabel Terikat (Dependen) ; 1) hipertensi dalam kehamilan dan 2) kehamilan normal Variabel Perancu (Confounding) ; 1) usia ibu hamil 2) usia kehamilan, 3) paritas, 4) indeks massa tubuh Judul Penelitian : Hubungan faktor-faktor yang berpengaruh pada pola pemberian ASI ibu pekerja di kabupaten Cilacap Definisi Variabel Penelitian : Variabel Bebas ; 1) faktor sistem dukungan (x1), 2) faktor promosi susu formula (x2), 3) faktor lingkungan kerja (x3), 4) faktor pengetahuan (x4), 5) faktor sikap (x5)
55
Variabel Terikat ; 1) pola pemberian ASI saja (y1), 2) minuman pralakteal (y2) dan 3) makanan pendamping ASI (MP-ASI) (y3).
HASIL PENELITIAN Dalam suatu penelitian memilih analisis statistika yang tepat merupakan suatu langkah yang penting. Menguraikan hasil penyajian hipotesis dan deskripsi data penunjang disertai interpretasinya disajikan dengan baik. Instrumen penelitian disusun sehingga mudah diolah. Memilih analisis statistika yang tepat Statistika Statistika adalah Ilmu tentang data dan angka. Dalam penelitian kuantitatif, statistika menjadi alat bantu mengambil Simpulan. Pengujian statistika perlu di dasari data-data dan informasi lengkap, dapat dipercaya, tersusun sitematis. Kumpulan data selanjutnya diolah, masa sekarang penghitungan data dapat dengan mudah karena dibantu jasa komputer, hasil olah komputre yang sangat teliti akan menghasilkan luaran yang sangat berguna sebagai dasar pembahasan hasil penelitian. Komputer adalah alat yang sangat teliti, tergantung dari data yang dimasukan, bila data tidak “dibersihkan “ dahulu, data masuk menjadi tidak sahih dan akan menghasilkan luaran yang tidak berguna “garbage in garbage out”. Statistika pada dasarnya dapat dibagi atas dasar : 1. Statistika Deskriptif a). Statistika deskriptif mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penelitian. Tujuan utamanya adalah membantu menggambarkan fakta sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami. b). Statistika induktif adalah statistika yang terkait dengan penarikan simpulan serta mengambil keputusan berdasarkan fakta. Dalam pengertian lain didefinisikan sebagai statistika yang mepelajari cara-cara penarikan suatu simpulan dari suatu populasi tertentu berdasarkan sebagian data (sampel). Dalam menarik simpulan statistika induktif mengacu pada suatu pengujian hipotesis.
2. Statistika Inferensial/Induktif Statistika Induktif pada dasarnya dikelompokkan dalam : 1) Statistika Parametrik dan 2) Statistika Non-parametrik. Analisis data penelitian diproses dengan program komputer seperti, SPSS V.13.0 for Window. Dalam bidang biologi termasuk 56
Kesehatan/Kedokteran, tingkat kemaknaan yang digunakan adalah, nilai p <= 0,05, langka-langkahnya sbb.: Uji normalitas/uji homogenitas: Sebelum dilakukan uji statistika lebih lanjut, data diuji normalitas dan homogenitasnya terlebih dahulu. Dari uji-uji tersebut dapat diketahui uji apa selanjutnya yang akan dipakai.
Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov/Shaphiro Wilk yaitu, untuk mengetahui rerata data sampel terdistribusi normal atau tidak normal. Analisis data berikutnya dilakukan dengan cara analisis parametrik (data sampel berdistribusi normal) atau non-parametik (data sampel tidak terdistribusi normal). Uji homogenitas, uji homogenitas antar kelompok dapat diuji F (uji homogenitas varians), Liliefors, uji linieritas, untuk mengetahui homogen atau tidaknya varians antar kelompok. Bila data berdistribusi normal maka dilakukan uji statistika Parametrik, sebaliknya bila didapatkan hasil distribusi tidak normal dilakukan uji statistika non-parametrik.
STATISTIKA PARAMETRIK Uji Statistika Parametrik adalah uji statistika didasarkan atas asumsi mengenai populasi yang diwakili oleh sejumlah sampel minimal untuk data kuantitatif, yaitu ; sampel dari populasi dengan distribusi normal (homogen), diambil secara acak, mempunyai varians yang sama dengan skala pengukuran numerik ; interval atau rasio. Jumlah sampel minimal menjadi penting. Tabel model (dummy tables) dipakai menjadi dasar untuk menentukan jumlah sampel (minimal sample size). Dengan dilandasi asumsi tertentu yaitu, memenuhi uji normalitas. Bila data dan jumlah sampel minimal terpenuhi, uji normalitas didapatkan sebaran sampel tersebut homogen, maka uji selanjutnya dipakai uji parametrik . Uji asumsi merupakan salah satu syarat dalam uji parametrik yaitu; 1) uji normalitas (Kolmogorov Smirnov atau Shapiro Wilk, , untuk mengetahui rerata data sampel terdistribusi normal atau tidak normal. 2) Uji homogenitas (Lilliefors) dan 3) uji linieritas, untuk mengetahui homogen atau tidaknya varians antar kelompok. Bentuk-bentuk uji statistika parametrik, misalnya untuk uji beda ; anova (analisis varians; independent/ repeated measures (> 2 kelompok), ztest, (t-test; independent/dependent) , tes proporsi, untuk uji korelasi ; Product Moment Pearson. STATISTIKA NON-PARAMETRIK Bila data dan jumlah sampel minimal terpenuhi, uji normalitas didapatkan sebaran sampel tersebut tidak homogen, atau skala data ordinal atau nominal, maka uji selanjutnya dipakai uji non-parametrik. Hasil uji non-parametrik kekurangannya adalah, nilai uji relatif lebih rendah dibanding uji statistika parametrik, sedangkan keuntungannya sampel dapat kecil, populasi tidak perlu homogen. Macam skala yang digunakan dapat nominal atau 57
ordinal. Uji non-parametrik lebih mudah dimengerti dan relatif lebih sederhana. Bentukbentuk uji statistikanya, untuk data nominal/ordinal dipakai uji beda ; Chi kuadrat, Friedman, McNemar, Wilcoxon, Mann-Whitney atau Kruskal Wallis (> 2 kelompok). Untuk uji korelasi : Rank Spearman (ordinal), Point biserial, Phi Cramer (nominal). Syarat-syarat analisis menggunakan data numerik : -
-
Sebaran data harus memenuhi syarat statistika. Uji Statistika parametrik menyaratkan antara lain ; 1) sebaran data normal dipakai uji-uji parametrik, 2) sebaran data tidak normal di pakai uji-uji statistika non-parametrik. Syarat uji Chi-kuadrat : Nilai duga (expected) yang < 5 tidak boleh lebih dari 20%
Contoh penelitian 1 : Melihat efektifitas pemberian Betanekol pada pasien pasca operasi histerektomi radikal untuk mencegah atonia bladder. Jenis penelitian : Analitik komparatif kategorikal tidak berpasangan 2x2. Uji statistika : Chi kuadrat (parametric) atau Fischer (non-paramerik) Contoh penelitian 2 : Melihat perbedaan klasifikasi pengetahuan tentang Ante Natal Care (ANC) (baik, sedang, kurang) antara sebelum dan sesudah penyuluhan. Jenis penelitian : Analitik komparatif, katagorikal, berpasangan 2 X 3. Uji statistika : uji beda Marginal Homogenity atau Wilcoxon. Contoh penelitian 3 : Melihat perbedaan kadar placenta growth factor (PGF) antara ibu hamil normal dengan ibu hamil yang mengalami preeklampsia. Jenis penelitian : Analitik komparatif numerik tidak berpasangan 2 kelompok. Uji statistika : uji beda Uji t tidak berpasangan, Mann Whitney Contoh penelitian 4 : Melihat perbedaan klasifikasi pengetahuan tentang ANC antara sebelum dan sesudah penyuluhan Jenis penelitian : Analitik komparatif kategorikal berpasangan. Uji Statistika : Mc Nemar, Marginal Homogenity, Wilcoxon, Cochran, Friedman Contoh penelitian 5 : Melihat efektifitas pemberian Betanekol pada pasien pasca operasi histerektomi radikal untuk mencegah atonia bladder. Jenis penelitian : Analitik komparatif kategorikal tidak berpasangan 2x2. Uji statistika : Chi
kuadrat, Fischer Contoh penelitian 6 : Perbedaan klasifikasi pengetahuan tentang ANC antara sebelum dan sesudah penyuluhan
58
Jenis penelitian : Analitik komparatif kategorikal berpasangan. Uji statistika : Mc Nemar, Marginal Homogenity, Wilcoxon, Cochran, Friedman
Analisis tergantung sebaran data Parametrik Non Parametrik Normal
Tidak normal
T tdk berpasangan
Mann Whitney
T berpasangan
Wilcoxon
One way anova
Kruskal Wallis
Two way anova
Friedman
Pearson
Spearman
Gambar : Uji satatistika untuk data numerik
59
Fertile
Infertile
Merokok
a
B
Tidak merokok
c
d
Gambar : Syarat uji Chi-kuadrat, nilai duga yang < 5 tidak boleh lebih dari 20%
60
61
62
Interval Kepercayaan (Confidence interval)
Interval kepercayaan adalah rentang nilai yang diprediksikan pada populasi dengan menggunakan nilai yang diperoleh pada sampel sebagai alat prediksi. Bisa dihitung untuk semua nilai yang diperoleh pada sampel . Kita ingin mengetahui populasi, tetapi penelitian dilakukan pada sampel bukan pada popula, oleh karena itu kita hanya bisa memprediksikan populasi. Karena prediksi, maka dalam bentuk interval. Prediksi pada populasi inilah yang disebut dengan Interval Kepercayaan. 63
POPULASI SAMPEL
Gambar : Hubungan populasi dan sampel penelitian, kaitannya dengan interval kepercayaan (IK)
INTERVAL KEPERCAYAAN PERBANDINGAN PROPORSI DAN RERATA
INTERVAL KEPERCAYAAN DARI PROPORSI DAN RERATA
Gambar : Interval Kepercayaan pada penelitian dari proporsi, rerata dan jenis risiko (relatif rasio/rasio odds)
Nilai p : 64
Nilai probabilitas (p) pada uji hipotesis ,Alpha <0,05 Bila p < 0,05, maka Ho diterima .
Kesimpulan : Bandung
Informasi : kota kembang dan ibu kota Jabar
Bisa saling menggantikan
= Batas kemaknaan. Umumnya digunakan
Lebih informatif yang mana ? Hubungan antara interval kepercayaan dengan nilai p. Misalnya : Pernyataan Kota Kembang adalah ibu kota Jawa Barat
Hubungan antara interval kepercayaan dengan nilai p. Memberikan kesimpulan yang sama tetapi informasi berbeda Kesimpulan: bermakna atau tidak bermakna
Memberikan informasi berbeda : Nilai p = nilai probabilitas pada uji hipotesis IK
= prediksi rentang nilai pada populasi
Bisa saling menggantikan
Informasi mana yang lebih informatif ?
LOGIKA 1 : Jika A≠B maka A/B ≠ 1 Jika A=B maka A/B = 1
LOGIKA 2: Jika A≠B maka A-B ≠ 0 Jika A=B maka A-B = 0
65
ANALISIS UJI RISIKO : Rasio Odds (OR) :
tabel 2 X 2 Efek
Faktor risiko
+
-
Jumlah
+
A
B
A+B
-
C
D
Jumlah
A+C
B+D
C+D A+B+C+D
Rasio Odds = AD/BC PAR = Population Attributte Risk PAR =
p(r-1)
p=proporsi dari populasi terpajan (B/B+D)
______
r= rasio odds
P(r-1)-1
Risiko Relatif (RR) RR = A/(A+B):C/(C+D)
Penggunaan uji risiko tergantung kepada rancangan penelitian yang dipakai. Rasio odds (OR) digunakan pada pengujian penelitian ; kohor retrospektif, kasus-kontrol (retrospektif), potong silang. Pada rancangan penelitian kohor prospektif atau eksperimen
66
digunakan uji Risiko Relatif atau Rasio Relatif (RR). Kedua uji ini dapat digunakan untuk semua macam rancangan bila jumlah sampel banyak karena hasilnya akan mendekati (sama). Besaran sampel untuk rancangan khusus : Cara pelaporan hasil dapat pula dipakai uji uji lain yang khusus misalnya ; 1) Likelihood, 2) Cut off point , 3) ROC atau 4) uji Astrea Under the Curve (AUC). Klinisi dalam penelitiannya sering menggunakan studi uji diagnostik. Uji diagnostik menggunakan tabel 2 X 2 , Perhitungan yang dikemukakan misalnya ; sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, akurasi.
Analisis uji diagnostik :
Tabel . Gambaran suatu uji diagnostik yang dapat dihitung dengan cara membandingkannya dengan baku-emas pada suatu pemeriksaan validasi. Sifat Tes
Nama alternatif
Pertanyaan yang mengarah ke sifat tersebut
Rumus (lihat tabel 2X 2)
Sensitivitas
Tingkat positif sebenarnya (Positif pada Penyakit)
Berapa baik tes ini dalam menentukan orang yang mempunyai kondisi tersebut?
a/(a+c)
Spesifisitas
Tingkat negatif sebenarnya (Negatif pada Penyakit)
Berapa baik tes ini dalam menyingkirkan secara benar orang yang TIDAK mempunyai kondisi tersebut?
d/(b+d)
Nilai Prediksi positif
Peluang tes positif sesudah tes.
Jika tes seseorang positif, berapa peluang bahwa ia mempunyai kondisi tersebut?
a/(a+b)
Nilai prediksi negatif
Peluang tes negatif sesudah tes.
Jika tes seseorang negatif, berapa peluang bahwa ia TIDAK mempunyai kondisi tersebut?
d/(b+d)
Akurasi
-
Berapa porposi dari semua tes telah memberikan hasil yang benar(yaitu positif benar dan negatif benar sebagai proporsi dari semua hasil)?
(a+d)/(a+b+c+d)
67
Rasio kemungkinan dari suatu tes yg positif.
-
Berapa kali lipat lebih mungkin bahwa tes positif ditemukan pada seseorang yang mempunyai daripada yang TIDAK mempunyai kondisi tersebut?
sensitivitas/ (1-spesifisitas)
Contoh analisis uji diagnostik : Suatu studi uji diagnostik suatu tes tuberkulin pada pasien tuberkulosis.
Hasil test ADA Positif Negatif Total
Tuberkulosis 11 5 16
Bukan tuberkulosis 8 21 29
Total 19 26 45
Sensitifitas = 11/16 X 100% = 68,8 % Spesifisitas = 21/29 X 100% = 72,4 % Nilai prediksi positif = 11/19 = 57,80 % Nilai prediksi negatif = 21/29= 72,41 %
Pengujian Alat Ukur
Contoh : Judul Penelitian : Evaluasi pengaruh lamanya pemberian ASI saja terhadap pertumbuhan anak (Suatu studi di Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat)
Uji Validitas Sebelum alat ukur dipergunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
68
Dalam hal ini akan dibahas instrumen yang valid (shahih) dan instrumen yang reliabel. Misalnya pada penelitian survei dipakai alat ukur kuesioner, dilakukan pengujian validitas terhadap responden di suatu tempat yang diasumsikan mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan tempat penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan istilah reliabel adalah data yang yang didapat dari hasil uji alat ukur ada kesamaannya dengan data yang didapat, bila dilakukan berkali-kalig pada waktu berbeda. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kesahihan alat ukur yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil atau dengan kata lain tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud tes tersebut; sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisian validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,3.
Pengujian validitas dalam penelitian dilakukan dengan cara: korelasi item-total, yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antar setiap item dengan skor keseluruhan, bila koefisien korelasi item dengan totalnya lebih besar atau sama dengan 0.3, maka item tersebut dinyatakan valid.
ri
N X
N XY X Y 2
( X) 2 N Y 2 ( Y) 2
Dari hasil uji validitas faktor yang relevan dengan pola pemberian ASI mempunyai nilai yang valid (> 0,3), dengan demikian alat ukur ini dapat dipakai dalam variabel penelitian. 3.6.2
Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan atau keterpercayaan hasil
suatu pengukuran; atau sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan 69
perbedaan interpretasi dalam memahami pertanyaan. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih besar atau sama dengan 0,7. Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : k 2 Si k 1 i 12 k 1 S total
Di mana : k adalah banyaknya belahan item Si2 adalah varians dari item ke-i S2total adalah total varians dari keseluruhan item Dari hasil uji reliabilitas faktor yang relevan dengan pola pemberian ASI mempunyai nilai reliabilitas (> 0,7); dengan demikian alat ukur ini dapat dipakai dalam variabel penelitian.
Teknik Analisis Data a. Analisis Bivariabel Analisis bivariabel merupakan analisis dari variabel bebas dan variabel terikat. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 13.0. -
Kruskall-Wallis
70
Kruskall-Wallis digunakan untuk mengetahui perbedaan diantara ibu yang memberikan ASI saja, minuman prelakteal dan makanan pendamping ASI pada faktor-faktor yang memperngaruhi pola pemberian ASI. Statistika uji yang digunakan adalah sebagai berikut : k Ri2 12 T 3 N 1 N N 1 i 1 ni
di mana :
Ri
: Jumlah rangking untuk responden yang masuk ke dalam kategori ke - i
ni
: Jumlah responden pada kategori ke i
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Kruskal – Wallis Bandingkan nilai Thitung dengan nilai Ttabel Chi-kuadrat dengan derajat bebas sebesar k –1 dan taraf signifikansi . Bila nilai Thitung < dari nilai Ttabel maka terima H0, demikian pula sebaliknya apabila nilai Thitung > dari nilai Ttabel maka terima H0 (Uji Signifikans). -
Mann Whitney
Untuk mengetahui kelompok ibu yang berbeda secara signifikan (ASI saja dengan minuman prelakteal, atau ASI saja dengan MP-ASI, dll) maka dilakukan analisis dengan menggunakan uji Mann Whitney. Langkah pengujian menggunakan Mann Whitney adalah sebagai berikut : 1. Tentukan hipotesis 2. Buat urutan dari kelompok 1 dan kelompok 2 dari kecil ke besar kemudian hitung R1 = jumlah urutan kelompok 1 R2 = jumlah urutan kelompok 2 71
U 1 n1 .n2
n1 n1 1 R1 2
U 2 n1 .n2
n2 n2 1 R2 2
U = nilai terkecil antara U1 dan U2 n1 = ukuran sampel kelompok 1 n2 = ukuran sampel kelompok 2 3. Kriteria uji : a. Jika n1 dan n2 8 , cari nilai peluang pada tabel J, sesuaikan dengan nilai U dan , jika
p tolak Ho. b. Jika 9 n1 dan n2 20 , lihat tabel K. Bandingkan U dengan Utabel K, sesuaikan dengan nilai
, n1 dan n2. Jika U U tabel tolak Ho. c. Gunakan pendekatan distribusi normal.
z
U U
U
dengan :
U
U
n1 .n2 2 n1 .n2 n1 n2 1 12
Jika ada angka sama :
72
n .n
N 3 N T 12
U 1 2 N N 1
dengan : N = n1 + n2
T
t3 t 12
t : banyak observasi yang berangka sama
Kriteria Uji : Tolak Ho jika p < (1 arah) atau p
2
(2 arah).
Uji Korelasi ETA : Uji ini dilakukan untuk melihat hubungan korelasional antara variabel. Adapun rumus uji Korelasi Eta (The Correlation Ratio η) adalah sebagai berikut:
Keterangan: N1 dan N2 = sampel 1 dan sampel 2 YT = rata-rata besar untuk kelompok 1 dan 2 digabung ∑YT2 = jumlah kuadrat kedua buah sampel Y1 dan Y2 = rata-rata tiap kelompok
73
Analisis multivariabel Analisis multivariat dengan menggunakan multinomial regresi logistik. Analisis multivariat digunakan untuk menguji faktor apa saja yang mempengaruhi variabel dependen secara bersamasama. Multinomial regresi logistik digunakan karena skala variabel dependen dalam penelitian ini bersifat 3 kategori. Jumlah kategori pada beberapa variabel di uji bersama-sama. Model regresi logistik multinomial dapat di rumuskan secara matematis sebagai berikut:
Logit ( xi ) 0 1x1i 2 x2i ...... p x pii log it ( xi ) i : fungsi logistik untuk tiga kategori variabel dependen : koefisien regresi (bobot untuk masing-masing variabel bebas)
PEMBAHASAN Pembahasan adalah cara menganalisis hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan yang telah ditentukan, antara lain mengaitkan hasil penelitian dengan teori/hasil penelitian lainnya. Membahas hasil pengujian hipotesis dan mengungkapkan temuan yang mengacu pada tujuan penelitian. Dalam pembahasan penelitian ini akan tampak alur fikir peneliti yang di tulis dengan runtut dari logika berfikir ditunjang oleh hasil penelitiannya dan pemahaman pengetahuannya yang luas, sehingga tergambar alur berfikir logis, empiris dengan pengetahuan luas suatu penerapan dari falsafah Epistemologi. Cara berfikir secara komprehensif dengan penalaran deduktif dan induktif. SIMPULAN DAN SARAN Menyatakan pemahaman peneliti tentang masalah yang diteliti berkaitan dengan Tesis/Disertasi berupa Simpulan dan Saran. Alur fikir peneliti sejak rumusan masalah, hipotesis sampai simpulan umum runtut merupakan “benang merah” penelitian. Simpulan : Menyatakan temuan-temuan penelitian berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan. Simpulan Umum : Merupakan jawaban atas rumusan masalah, berupa narasi tidak memakai istilah statistika.
74
Simpulan Khusus: Merupakan hasil pembahasan yang khusus, hasil dari pembahasan yang didapat diluar masalah utama dan penting untuk di simpulkan, dapat dilengkapi dengan hasil uji statistika. Saran : Pernyataan saran teoretis tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut untuk pengembangan ilmu pengetahuan dari bidang ilmu yang dikaji, serta saran praktis dalam bentuk penyataan penerapan ilmu pengetahuan terkait.
DAFTAR PUSTAKA. Daftar dari seluruh kepustakaan yang digunakan dalam menunjang penelitian ini Cara penulisan daftar pustaka mengacu pada kaidah/gaya yang umumnya disajikan dalam gaya Vancouver atau Harvard. Contoh gaya Vancouver : Artikel standar : Vega KJ, Pina I, Krevsky B. Heart transplantation is associated with an increase risk for pancreatobiliary disease An Intern Med 1996 Jun; 124(11):980-3 Penulis perorangan : Ringsven MK, Bond D. Gerontology and leadership skills for nurses. 2nd ed. Albany (NY): Delmar Publishers;1966. Bab dalam buku : Phillips SJ, Whisnant JP. Hypertentions and stroke. In: Laragh JH, Benner BM, editors. Hypertension: patophsilogy, diagnosis, and management. Snd ed. New York: Raven Press, 1995.p.465-78. Artikel dalam koran : Lee G. Hospitalizations tied to ozone pollution: study estimates 50.000 adminissions annually. The Washington Post 1996 Jun 21;Sec A:3 (col.5) Artikel Journal dalam format elektronik : Morse SS. Factors in the emergence of infectious diseases. Emerg Infect Dis (serial online) 1995 Jan-Mar [citied 1996 Jun 5];1(1):[24 screens]. Available from URL: HYPERLINK http://www.cdc.gov/ ncidod/EID/eid.htm
TABEL MODEL (DUMMY TABLES) Contoh : Judul Penelitian : Hubungan pengetahuan dan sikap bidan tentang rujukan kasus obstetri dengan ketepatan rujukan (suatu studi analisis verifikatif di Kabupaten Bantul, Yogyakarta)
75
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Masa Kerja
No
Karakteristik
1
Umur (tahun)
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
TOTAL
2
Pendidikan TOTAL
3
Masa Kerja (tahun)
TOTAL
Tabel 2. Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Ketepatan Rujukan
Kasus Rujukan Karakteristik
Tepat
Tidak Tepat
(n=..)
(n=..)
1. Umur (tahun) : Rata-rata (SD)
Kemaknaan
t = .. p = ..
Rentang X2 = .. 2. Masa kerja (tahun) : p = .. X2 = ..
3. Pendidikan :
76
p = .. Keterangan : t = uji t; X2 = Uji Chi-Kuadrat.
Tabel 3. Perbedaan Skor Pengetahuan dan Sikap antara Kasus Rujukan Tepat dan Tidak Tepat
Ketepatan Rujukan Variabel
Tepat
Tidak Tepat
Gabungan
(n=..)
(n=..)
(n=..)
ZM-W
nilai -p
1. Skor pengetahuan Rata-rata (SD) Median Rentang
2. Skor sikap : Rata-rata (SD) Median Rentang
Keterangan : ZM-W = Uji Mann-Whitney.
Tabel 4. Korelasi antara Variabel Pengetahuan dan Sikap, serta Variabel Karakteristik dengan Ketepatan Rujukan
77
No
Variabel
Ketepatan Rujukan V
1
Pengetahuan
2
Sikap
3
Umur
4
Masa Kerja
5
Pendidikan
nilai –p
Keterangan: nilai V = koefisien korelasi phi-Cramer Tabel 5. Hubungan antara berbagai Variabel terhadap Ketepatan Rujukan
Variabel
Koefisien B
SE (B)
OR
IK 95%
Nilai p
Pengetahuan Sikap Pendidikan Masa kerja(th) Keterangan : Analisis regresi ganda
ETIKA PENELITIAN Bahasan Etika Penelitian : Secara universal Pedoman Etik Penelitian pada manusia bersumber dari Deklarasi Helsinki (1964). Masalah penelitian cenderung dianggap hanyalah sebagai masalah tehnis, tetapi tidak jarang hal ini menjadi masalah yang berkaitan dengan etika, moral dan hukum dan sering timbul dilema dalam melakukan penelitian. Deklarasi Helsinki diprakarsai Ikatan Dokter Sedunia (World Medical Association) berisi prinsip-prinsip etika untuk para dokter sehubungan denganpenelitian opada manusia. Dokumen ini selanjutnya diberlakukan sebagai prinsip yang dipakai secara luas dan Pemerintah Indonesia meratifikasinya. Deklarasi ini terus direvisi, sampai terakhir di perbaharui tahun 2008 di kota Seoul.
78
Prinsip dasar dari Deklarasi Helsinki (1964) : Riset biomedis pada manusia sebagai subjek penelitian harus memenuhi prinsip ilmiah yang diakui. Harus didasarkan atas eksperimen laboratorium dan hewan yang memadai, serta berdasarkan pengetahuan yang lengkap dari literatur ilmiah. Dilema yang timbul dalam melakukan penelitian adalah pertentangan antara menghormati hak pasien dan memajukan ilmu pengetahuan. Prosedur yang sekarang dilakukan adalah peneliti harus membuat protokol penelitian dan diajukan kepada Komite Etik Penelitian yang independen yang ditunjuk khusus untuk memberikan pertimbangan, ulasan dan bimbingan. Sejak tahun 1982 diperkuat dengan adanya CIOMS (Council for International Organization of Medical Sciences) yang dikeluarkan oleh WHO (World Health Organization) untuk penelitian pada manusia yang dikenal sebagai International Ethical Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subject. Nuremberg Code (1946) merupakan awal dari kesepakatan Internasional dalam etika penelitian berkenaan dengan peristiwa menyalahi prinsip kemanusiaan yang dalam penelitian-penelitian yang dilakukan dokter-dokter terhadap tawanan orang Yahudi di kamp konsentrasi Nazi pada waktu itu. Secara filosofis etika dalam penelitian adalah suatu upaya untuk memahami mengapa dan untuk apa, para profesional khususnya tenaga kesehatan/kedokteran melakukan penelitian. Setidak-tidaknya para profesional dalam penelitiannya mengetahui, bagaimana proses penelitian itu berjalan dan apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaannya. Pada hakikatnya penelitian (ilmiah) penting untuk mencari dan mengungkapkan kebenaran (ilmu) yang diperlukan untuk menjalankan profesi sehari-hari secara benar ditinjau dari aspek metodologi, etika, estetika maupun hukum. Pelaksanaan tugas seorang profesional ini tidak lain adalah, menjalankan amanah, bentuk kewajiban manusia dalam beribadah mengisi hidup dan kehidupannya di muka bumi. Walaupun kebenaran ilmiah itu pada dasarnya hanya sampai tingkatan kebenaran empirik dan logis saja, tetapi untuk mendekati kebenaran hakiki perlu ; validasi, verifikasi dengan kebenaran absolut yaitu Wahyu Ilahi. Kebenaran hakiki akan kita dapatkan nanti diakhir kelak. Agar mencapai maksud tersebut perlu direnungkan dan dihayati karakteristik sifat ilmuwan yang harus dimiliki oleh seorang profesional. Para profesional khususnya dalam bidang kesehatan tidak hanya dituntut profesionalismenya tetapi sedikit banyak haruslah juga sebagai ilmuwan, dengan perkataan lain sebagai akademisi yang profesional yang memahami proses pengungkapan ilmu. Diharapkan seorang profesional khususnya tenaga kesehatan akan lebih kritis lagi dalam menyikapi fenomena-fenomena Alam Semesta beserta isinya yang dihadapinya selama menjalankan tugas profesionalismenya dan akan selalu berusaha mencari kebenaran.
79
Pedoman Nasional Etika Penelitian Kesehatan dan Pedoman Operasional Komisi Etik Penelitian Kesehatan di Indonesia yang diterbitkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia dipakai acuan dalam pelaksanaan penelitian kesehatan di Indonesia. Penelitian secara etis dapat dibenarkan bila : 1). Secara moral ada alasan penting dan relevansinya dengan cara menghormati nilai kemanusiaan (respect for person). 2). Harus ada harapan cukup kuat bahwa penelitian menghasilkan pengetahuan yang bermanfaat (beneficence). 3). Penelitian harus memenuhi prinsip keseimbangan dan berlaku adil (justice). 4). Penggunaan subjek manusia pada penelitian hanya dapat dilakukan jika mutlak diperlukan dan tidak ada jalan lain, meliputi analisis risiko untung rugi (risk and benefit). 5). Subjek penelitian harus secara sukarela dalam berperan serta, sehingga konsekuensinya harus sudah dapat diketahui sebelum pelaksanaan penelitian (informed consent). Implikasi penelitian pada manusia : Masalah etik yang mungkin timbul harus diatasi dengan cara-cara/di perhatikan hal-hal sbb.: -
-
-
Memberikan informasi tentang pengambilan spesimen yang akan menyebabkan ketidak nyamanan dan rasa nyeri. Memberikan pengertian dan penjelasan tentang prosedur penelitian secara jelas sehingga, subjek mengetahui secara jelas rencana penelitian dan tidak menimbulkan kekhawatiran subjek selama penelitian berlangsung. Keuntungan harus sebesar-besarnya, bukan saja untuk peneliti tetapi harus didapatkan oleh subjek, masyarakat ilmiah dan masyarakat umum. Misalnya; hasil penelitian dipublikasikan dan diinformasikan dalam bentuk artikel ; ilmiah, semi ilmiah/populer maupun ceramah. Subjek berhak mendapat penjelasan tentang keuntungan dan kerugian bila mengikuti penelitian ini, dijelaskan latar belakang, tujuan penelitian, diberikan kebebasan untuk memilih apakah bersedia mengikuti penelitian ini kemudian subjek diminta untuk mengisi dan menanda tangani lembaran formulir kesediaan mengikuti penelitian. 80
-
Subjek diberi kebebasan untuk mengundurkan diri dari penelitian lebih lanjut apabila di kehendaki. Biaya penelitian ditanggung peneliti atau donor/sponsor penelitian. Penyulit dan komplikasi (adverst event) dari efek penelitian ini perlu diberitahukan dan diantisipasi sebelumnya. Semua data hasil penelitian dijamin kerahasiaannya, diberitahukan kepada masingmasing subjek penelitian. Organisasi penelitian dibuat rapih dan dapat dipertanggung jawabkan bila ada audit dari Komite Etik Penelitian (Ethical Research Commette) maupun Penyandang Dana Peneleitian (Donor Agency/Sponsor).
Implikasi penelitian pada Hewan Coba : Penelitian dengan menggunakan hewan coba untuk mengganti manusia diperbolehkan misalnya, mengadakan percobaan pada otak mencit yang tidak dapat dilakukan pada manusia. Perlakuan penelitian pada hewan coba ada berbagai hal yang perlu diperhatikan. Prinsip yang perlu diperhatikan antara lain : 1) Replacement, mengganti hewan coba dengan alternatif lain seperti sel atau jaringan (cell line) yang dikultur in vitro atau dipakai hewan invertebrata. 2) Reduction, model alternatif agar dapat mengurangi jumlah hewan coba yang digunakan. 3) Refinement, mengurang/menghindari penderitaan dari rasa nyeri maupun stres.
LANGKAH-LANGKAH UMUM PENELITIAN SAMPAI UP Perumusan masalah dan tujuannya
Perumusan suatu hipotesis
Penetapan metode kerja dan bahan penelitian
Metode pengumpulan data / sebagai hasil penelitian
Seminar UP: Akademik + Etika Penelitian
Izin meneliti + ethical clearence
Meneliti
Gambar : Mekanisme Seminar Usulan Penelitian (UP) 81
PENULISAN NASKAH ARTIKEL Hasil penelitian tentunya bukan hanya akan menjadi kepuasan akademis dari peneliti, tetapi harus berguna pula bagi masyarakat umum. Penulisan daftar pustaka masing-masing bidang ilmu disusun mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh organisasi profesi nasional maupun internasional yang menerbitkan publikasi berkala. Umumnya redaksi majalah memberikan petunjuk untuk para penulis. Naskah di tik dalam kertas kuarto dengan spasi yang ditentukan dan dikirim dalam rangkap dua serta dilengkapi soft copy berupa CD. Judul ditulis sesingkat mungkin, bersifat informatif dan mampu menerangkan isi karangan. Nama penulis utama dan penulis pendamping ditulis dengan nama keluarga, disertai alamat lengkap penulis. Abstrak dalam dua bahasa dengan mengacu pada tata cara penulisan abstrak, diakhiri kata kunci. Karangan asli diurut sbb.; pendahuluan, bahan dan cara kerja, hasil, diskusi, ikhtisar dan simpulan. Dilengkapi dengan pernyataan terima kasih (bila ada) dan diakhiri daftar pustaka. Dalam bidang Kesehatan umumnya, khususnya bidang Kedokteran, daftar pustaka umumnya mengacu kepada kaidah/gaya Vancouver. Makalah diterbitkan yang akan diterbitkan harus disetujui oleh para penulis dan dilampirkan persetujuan Komite Etik Penelitian Kesehatan. Makalah yang masuk akan dibahas pakar dalam bidang keilmuan yang bersangkutan (peer review) yaitu, Mitra Bestari dan Dewan Redaksi.
Pedoman bagi penulis di jurnal ilmiah Artikel penelitian berisi hasil penelitian asli dalam ilmu kedokteran dasar maupun terapan dan subjek kesehatan pada umumnya
Deklarasi Helsinki : Makalah penelitian yang diterbitkan harus memperoleh persetujuan komite etik penelitian
Publikasi
82
DAFTAR PUSTAKA Suriasumantri JS. Filsafat Ilmu, sebuah pengantar populer.Suria Multi Grafika. Jakarta, 2005 Siagian SP. Filsafat Administrasi. Gunung Agung. Jakarta 1981 Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. 2005 Phillips EM,Pugh DS. How to get a PhD. 4th. Edit. Open University Press.NY.USA. 2007 Winarno WW. Mudah Menulis Karya Ilmiah dengan Endnote X. Penerbit Andi.Yogyakarta, 2007 Siegel S. Statistik Nonparametrik untuk ilmu-ilmu sosial. PT Gramedia Jakarta 1990 Sugiyono. Statistik nonparametris, untuk penelitian. Alfabeta Bandung 2008 Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung 2007 Mangkuatmodjo S. Pengantar Statistik. Rineka Cipta, Jakarta 1997 Wijaya. Statistika Non Parametrik (Aplikasi Program SPSS) Alfabeta.Bandung. 2000 Riduan, Akdon. Rumus dan data dalam Analisis Statistika. Alfabeta, Bandung 2005 Pusat Penelitian Kesehatan, Seminar dan Lokakarya Metode Penelitian dalam Bidang Kesehatan. LPM-Unpad. 2002. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Pedoman Penulisan Tesis/Disertasi dan Penulisan Artikel Ilmiah. Fakultas Kedokteran 2009-2010. Bandung, 2009. Kountur R, Metode Penelitian untuk penulisan Skripsi dan Tesis.Penerbit PPM, Jakarta, 2007 Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 1995 Dawson B, Trapp RG. Basic & Clinical Biostatistic. 4th.edit. McGraw-Hill Intl.edit. 2004 Gerstman BB. Basic Biostatistics. Jones and Bartlett Publ.Inc. USA.2008 Rosner B. Fundamentals of Bio Statistics. 6th edit. Duxbury. USA.2006 Korstelleon D. Clinical Statistics. Jones and Bartlett Publ.Inc. Massachusetts, USA. 2009 Armitage P,Berry G.Statistical Methods in Medical Research, 2nd.edit. Blackwell Scientific Publication. 1988 Rimm AA,Hartz AJ,Kalbfleisch JH, Anderson AJ, Hoffmann RG. Basic Biostatistics in Medicine and Epidemiology. Appleton-Century-Crofts, NY,USA. 1980
83
PENJURUS A Adverst event Analisis statistika Analitik anova antropologi Aristoteles AUC Avicenna axiologi B Besaran sampel C Chi Kuadrat Cohran D daftar pustaka das sein das sollen deduktif deklarasi Helsinki deskriptif dummy tables E eksperimental
84
empirisme epistemologi ethical clearance ethical research comettee etika penelitian F Falsafah Fisher Fisika Friedman G George Mendel H Hermann Boerhaave hipotesis Hippocrates I idealisme Immanuel Kant Induktif Informed consent insidensi Interval kepercayaan J K kajian pustaka Kapplan Meier
85
kasus kontrol kategorik kedokteran kegunaan penelitian kerangka pemikiran kesehatan kohor Kolmogorov-Smirnov Komparatif Korelasi ETA korelatif kualitatif kuantitatif Kruskal Wallis L laporan kasus latar belakang likelihood M
Mann Whitney Mc Nemar Medieval Metode penelitian multivariate N Nilai prediksi
86
Numerik Nuremberg code O ontologi P Pearson Phi Cramer Phytagoras Plato Point biserial populasi Positivisme Potong silang Premis presisi prevalensi Q R Rancangan penelitian randomisasi rank Spearman rasio Odds rasionalisme reabilitas reduction refinement regresi logistik
87
renaissance Rene Descartes replacement rerata risiko relatif Robert Darwin ROC S sensitivitas Serial kasus Shaphiro Wilks sosiologi Socrates Spesifisitas Standar deviasi survival T Tabel model Thales T test tujuan penelitian U Uji klinis V Validitas Vancouver v Cramer
88
variabel W Wilcoxon X Y Z
RIWAYAT HIDUP SINGKAT PENGARANG Dr. Mieke Hemiawati Satari, drg., MS. Lahir di Bandung pada tanggal 20 Maret 1953, jabatan fungsionalnya, dosen tetap Universitas Padjadjaran. Mengawali pendidikannya di bidang Ilmu Kedokteran Gigi di Universitas Padjadjaran dan melanjutkan pendidikan Master dan Doktor (S3) di Universitas yang sama. Pekerjaan yang digelutinya sejak tahun 1979 adalah sebagai staf pengajar di Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Bandung. Ilmu yang diminatinya : Ilmu Mikrobiologi Molekuler. Pendidikan tambahan yang pernah ditempuh antara lain : Dalam Negeri : -
Berbagai kursus biologi molekuler terutama dibidang mikrobilologi molekuler di Institut Teknologi Bandung (ITB) (1995-1998). Sertifikat Pendidik, Dirjen Dikti 2010
Luar negeri : -
Isolasi bakteri-bakteri jaringan periodontal secara anaerob, Vrije Universiteit Amsterdam (ACTA), Nederland (1990-1992). Isolasi kromosom dan gen pembentuk betalaktamase S. aureus, Rijksuniversiteit Leiden/LUMC, Nederland (2000). Isolasi bakteri-bakteri Streptococcus mutans, Vrije Universiteit Amsterdam (ACTA) (2004).
Jabatan struktural yang diembannya sekarang adalah : Kepala Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran.
Prof. Dr. Firman Fuad Wirakusumah,dr.,SpOG(K), 89
Lahir di Ciamis pada tanggal 15 Januari 1948, jabatan fungsionalnya kini adalah Guru Besar, dosen tetap Universitas Padjadjaran. Mengawali pendidikannya di bidang Ilmu Kedokteran di Universitas Padjadjaran dan melanjutkan pendidikan spesialis dalam bidang Obstetri dan Ginekologi di Universitas yang sama. Pendidikan Doktor (S3) di tempuh di Rijksuniversiteit Leiden, Nederland. Pekerjaan yang digelutinya sejak tahun 1973 adalah sebagai staf pengajar di Bagian Biokimia dan dilanjutkan di Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RS dr. Hasan Sadikin, Bandung. Ilmu yang diminatinya : Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Pendidikan tambahan yang pernah ditempuh antara lain : Dalam Negeri : -
Program Akta Mengajar Lima 1985-1986, Dirjen Dikti 1986 Dokter Konsultan Fetomaternal, Kolegium Obstetri dan Ginekologi, Jakarta 2 Juli 2000 Sertifikat Pendidik, Dirjen Dikti 2008
Luar negeri : -
Course in Foetal and Perinatal Medicine, Singapore, 1984 Course in Modern Management of Labor, Singapore, 1985 Course in Diagnostic Ultrasound, Sydney, Australia, 1988 Training of Usage of Cardiotocography, Berlin (West) 1988 Exchange Scientist in Perinatology, Yonago, Japan, 1989
Jabatan struktural yang diembannya sekarang adalah : Koordinator Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Ketua Komite Etik Penelitian Kesehatan FK Unpad/RS Hasan Sadikin, Bandung.
90