KONSEP EVALUASI PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL- QUR’AN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN (PENDEKATAN TAFSIR TEMATIK) Diajukan kepada Program Studi Magister Pendidikan Islam Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam (M.pd.I)
Disusun Oleh : Maria Ulfa1, Ari Anshori2, Muthoifin3 1 2 3
Mahasiswa Magister Pendidikan Islam, UMS Surakarta
Pembimbing 1, Staf pengajar Pascasarjana UMS Surakarta
Pembimbing 2, Staf Pengajar Pascasarjana UMS Surakarta
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
KONSEP EVALUASI PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL-QURAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN (PENDEKATAN TAFSIR TEMATIK )
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Islam Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam (M.pd.I)
MARIA ULFA O 100 120 011
Naskah Publikasi ini telah disetujui oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ari Anshori, M.Ag
Dr.Muthoifin, M.Ag
i
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar magister di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 22 Juni 2016 Penulis
Maria Ulfa O 100 120 011
iii
ABSTRAK Evaluasi dalam proses pembelajaran dan pendidikan berkaitan dengan kegiatan mengontrol sejauh mana hasil yang telah dicapai sesuai dengan program yang telah direncanakan dalam kurikulum pendidikan. Kedudukan dan fungsi evaluasi dalam pendidikan Islam adalah sebagai input untuk melakukan perbaikan kegiatan pendidikan. Evaluasi dan pengembangan pendidikan sangat penting dan diperhatikan dalam Islam. Hal ini misalnya dapat dipahami menurut Qs. al-Baqarah : 31-32. Penelitian ini untuk menggugah kembali kesadaran akan pentingnya evaluasi dalam pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan Sedangkan jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau studi pustaka yang popular dengan istilah library research. Sumber penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. sebagai sumber data primer adalah al- Qur’an dan buku-buku evaluasi pendidikan serta tafsir al-Maraghi. Sedangkan sumber data sekunder adalah buku, artikel yang berhubungan dengan evaluasi pendidikan dalam perspektif al-Qur’an. Dalam menganalisis data digunakan analisis isi atau content analysis . Hasil dari penelitian ini adalah konsep evaluasi pendidikan erspektif al-Qur’an adalah al-Inba’, al-Hisab, al-Bala’, al-Wazn, al-Taqdir, al-Nadzr, Al-Fitnah . Adapun Implikasinya dalam pendidikan adalah diantaranya adalah dalm Qs. al-Baqarah ayat 3133 bahwa Jika ayat tersebut dihubungkan dengan kegiatan evaluasi dan pengembangan dalam pendidikan, maka dapat dikemukakan beberapa unsur evaluasi. Pertama, unsur evaluator dan pengembang yaitu Allah SWT, jika dalam dunia pendidikan adalah guru. Kedua, unsur yang dievaluasi yaitu nabi Adam jika dalam dunia pendidikan adalah peserta didik. Ketiga, unsur materi yang dievaluasi yaitu materi yang telah diajarkan oleh guru. Keempat, unsur kesahihan hasil evaluasi. Kelima, unsur pengakuan terhadap hasil evaluasi. Kata kunci: evaluasi pendidikan, al-Qur’an, tafsir tematik. Concept of Educational Evaluation Perspective of the Qur'an and Implication To Development of Education (Thematic Interpretation)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Evaluation of the learning and education process related to the control of the extent to which results have been achieved in accordance with a program that has been planned in the education curriculum.. Evaluation and development of education is very important and considered in Islam. This example can be understood by Qs. al-Baqarah : 31-32. This research is to inspire re awareness of the importance of evaluation in education. The method used in this study is a qualitative method While this type of research is research literature. Source of this research consisted of primary data sources and secondary data sources. as the primary data source is the Qur'an and books of educational evaluation and interpretation of al-Maraghi. While secondary data sources are books, articles related to evaluation of education in the perspective of the Koran. In analyzing the data used content analysis or content analysis. Results from this study is the concept of educational evaluation perspective of the Qur'an is al-Inba ', al-Hisab, al-Bala', al-Wazn, al-taqdir, al-Nadzr, Al-Fitnah. The implication in education is including the preformance Qs. al-Baqarah verses 31-33 that if the verse is connected with the evaluation and development activities in education, it can put forward some elements of evaluation. First, evaluators and developers element that is Allah, if in the world of education is the teacher. Second, the elements that are evaluated which the prophet Adam if in the world of education is the learner. Third, the material elements to be evaluated is the material that has been taught by the teacher. Fourth, elements of the validity of the evaluation results. Fifth, the element of recognition of the results of the evaluation. Keywords: education of evaluation, quran, thematic interpretation.
1
A. Pendahuluan Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan, dan dengan evaluasi pula kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik kedepan. Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran. Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran pendidikan dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil (produk). Menurut Undang-Undang Pendidikan Nasional. Evaluasi yang dilakukan oleh berbagai komponen dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi pendidikan nasional secara umum merupakan bagian penting dalam proses pendidikan, karena evaluasi merupakan bagian terpenting dalam struktur kurikulum. Dengan demikian jelaslah bahwa kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integratif, artinya setiap ada proses pembelajaran ada kegiatan evaluasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang guru PAI memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Al-Qur’an merupakan hudan, petunjuk ke jalan yang benar, dan hal ini sudah diyakini oleh setiap orang yang beriman. Kebenaran al-Qur’an 2
sebagai kalamullah yang berisi petunjuk, merupakan kebenaran mutlak yang tidak boleh ada keraguan dan tidak boleh diragukan tentang kebenarannya. Untuk menampilkan al-Qur’an sebagai kitab yang berfungsi sebagai hudan, nur, syifa, penggalian pesan-pesan moral al-Quran harus terus dilakukan. Tentu, yang dimaksud dalam hal ini tidak hanya menggali, tetapi menggali berdasarkan perangkat keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, yaitu dengan tafsir dan ilmu tafsir. Dalam melakukan kegiatan tafsir, seorang mufasir dapat memilih salah satu atau keempat metode tafsir, yaitu metode analisis-holistik (tahlili), metode serba singkat (ijmali), metode komparatif (muqaran), metode tematik (maudhu’i). Metode tematik adalah cara menafsirkan al-Qur’an yang didasarkan pada tema tertentu. Beberapa keistimewaan metode ini adalah menghindari problem atau kelemahan metode lain, menafsirkan ayat dengan ayat atau dengan hadis nabi, kesimpulan yang dihasilkan mudah dupahami, dan memungkinkan seseorang untuk menolak anggapan adanya ayat-ayat yang bertentangan dalam al-Qur’an. Ia sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa ayat-ayat al-Qur’an sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan
masyarakat. B. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep evaluasi pendidikan perspektif al-Qur’an dengan pendekatan tafsir tematik dan Mengetahui bagaimana implikasi evaluasi pendidikan perspektif al-Qur’an terhadap pendidikan.
3
Dalam melakukan penelitian metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Sedangkan jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau studi pustaka yang popular dengan istilah library research. Adapun sumber penelitian penulis adalah sumber data primer yaitu sumber informasi yang lansung mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap pengumpulan ataupun penyimpanan data. Dalam penelitian ini sebagai sumber data primer adalah al- Qur’an dan buku-buku evaluasi pendidikan serta tafsir al maraghi. Sedangkan sumber data sekunder yaitu sumber informasi yang secara tidak langsung mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi yang ada padanya. Dalam penelitian ini, sumber data sekunder adalah buku, artikel yang berhubungan dengan evaluasi pendidikan dalam perspektif al-Qur’an. Dalam menganalisis data digunakan analisis isi atau content analysis . Yang dimaksud dengan content analysis adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (repicable) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil penelitian konsep evaluasi pendidikan perspektif al-Qur’an Term atau konsep evaluasi dalam wacana keislaman tidak dapat ditemukan padanan yang pasti, tetapi terdapat term-term tertentu yang mengarah pada makna evaluasi. Menurut Ramayulis dan Syamsul Nizar, term-term tersebut adalah. a. Al-Hisab, memiliki makna mengira, menafsirkan, dan menghitung. Hal ini dapat dilihat pada firman Allah Qs. al Baqarah ayat 284. 4
“ Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
b. Al-Bala’, memiliki makna cobaan, ujian, misalnya dalam firman Allah Qs. al-Mulk ayat 2.
“ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”
c. Al-Hukm, memiliki makna putusan atau vonis misalnya dalam firmn Allah Qs. al-Naml ayat 78.
”Sesungguhnya
Tuhanmu akan menyelesaikan perkara antara mereka dengan keputusan-Nya, dan dia Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” d. Al-Qadha, memiliki arti putusan, misalnya Qs. at Thaha ayat 72.
5
“Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang Telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang Telah menciptakan Kami; Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu Hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia Ini saja” e. Al-Nazr. Memiliki arti melihat. Firman Allah Qs. an Naml 27.
“Berkata
Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Dalam al-quran, terdapat beberapa ayat yang dapat dikaitkan dalam pengertian pendidikan dan teknik evaluasi yang tersebar di beberapa surat, seperti al-inba’, al-hisab, al-bala’, al-wazn, al-taqdir dan al-nadzr, alfitnah. a. al-Inba’. Terdapat dalam surat al Baqarah ayat 31 dan 33, Allah berfirman.
“dan Dia mengajarkan kepada adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakan kepada malaikau, lalu berfirman”Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu, jika kamu memang benar orang-orang yang benar”.(al Baqarah ayat 31).
6
“Allah berfirman: Hai adam, beritahukanlah kepada mereka namanama benda ini, maka setelah diberitahukannya kepada mereka, Allah berfirman”Bukankah sudah Ku katakana kepadamu, bahwa sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ” (al Baqarah ayat 33). b. al-Hisab.yang diterjemahkan perhitungan semakna dengan evaluasi. Di dalam Qs. al Baqarah ayat 202, Allah berfirman
“Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungannya”. (al Baqarah ayat 202). c. al-Bala’. yang diartikan cobaan dan ujian. Ibtala’ atau menguji, mencoba, banyak digunakan oleh Allah dalam mengungkapkan bentuk ujian yang disebutkan nama bahan ujiannya atau dalam istilah pendidikan adalah matakuliah, bidang studi atau mata pelajaran. Sehingga dalam penggunaan kata ini dalam al-Qur’an selalu menyebutkan nama-nama yang diujikan, diantaranya firman Allah dalam Qs. al Baqarah ayat 124 dan 155, Qs. al A’raaf ayat 168, Qs, al Kahfi ayat 7, Qs. al anbiya ayat 35, Qs. Muhammad ayat 31. Sebagai contoh Qs. al Baqarah ayat 155.
7
“Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan berbagai kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia” Ibrahim berkata “ (Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman “janjiku (ini) tidak mengenai orang dzalim”. (Qs. al Baqarah 124) Ujian terhadap nabi Ibrahim diantaranya membangun ka’bah, membersihkan ka’bah dari kemusyrikan, mengorbankan putranya Ismail, menghadapi raja Namrud, dan lain-lain. Allah telah mengabulkan doa nabi Ibrahim as karena banyak diantara rasul-rasul itu adalah keturunan nabi Ibrahim. d. al-Wazn atau taqdir ats-tsiqal yakni penimbangan seperti dalam firman Allah Qs. al Qari’ah ayat 6-9.
”Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya (6.) Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (7.) Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya (8). Maka tempat kembalinya adalah neraka hawiyah (9.) e. al-Taqdir, ketentuan, jumlah, ukuran, seperti firman Allah dalam Qs. al Hijr ayat 21 .
8
“Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya. Dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.” f. al-Nadzr, searti dengan al-bashar yaitu penglihatan, juga searti dengan arri’ayah wal I’tibari yakni pertimbangan seperti firman Allah Qs. Yunus ayat 14
“Kemudian kami jadikan kamu pengganti-pengganti mereka di muka bumi sesudah mereka. supaya kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat.” g. Al-Fitnah, cobaban dan ujian, yakni sesuatu yang berat hati untuk melakukan, meninggalkan, menerima atau menolaknya. Dan Allah pun memberi ujian ini kepada siapa saja. Demikian juga firman allah Qs. al Anbiya ayat 35
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarbenarnya dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan)”. 2. Implikasi konsep evaluasi pendidikan perspektif al-Qur’an terhadap pendidikan. Ajaran Islam menaruh perhatian yang besar terhadap evaluasi pendidikan. Oleh karena itu, jika evaluasi dihubungkan dengan kegiatan
9
pendidikan memiliki kedudukan yang amat strategis, maka hasilnya dapat digunakan sebagai input untuk melakukan perbaikan kegiatan dalam bidang pendidikan. Dalam berbagai firman Allah SWT memberitahukan kepada kita, bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia didik adalah merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian proses pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pendidikan Hal ini, misalnya dapat dipahami dari ayat yang berbunyi sebagai berikut:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (al-Baqarah : 31-32) Dia, yakni Allah mengajarkan Adam nama-nama seluruhnya, yakni memberinya benda-benda dan mengajarkan fungsi benda-benda. Setelah pengajaran Allah dicerna oleh Adam as sebagaimana dipahami dari kata kemudian, Allah memaparkan benda-benda itu kepada malaikat lalu berfirman “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu, jika kamu orang-orang yang benar dalam dugaan kau bahwa kalian lebih wajar menjadi khalifah”. Para malaikat yang ditanya itu secara tutur menjawab 10
sambil mensucikan Allah, tidak ada pengetahuan bagi kami selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang maha mengetahui lagi maha bijaksana. Maksudnya bukan karena Engkau tidak tahu, tetapi karena ada hikmah diantara itu.
“Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka namanama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (al-Baqarah : 33) Dari ayat tersebut ada empat hal yang dapat diketahui. Pertama, Allah SWT dalam ayat tersebut bertindak sebagai guru memberikan pengajaran kepada Nabi Adam as; kedua, para malaikat tidak memperoleh pengajaran sebagaimana yang telah diterima Nabi Adam. Ketiga, Allah SWT memerintah kepada Nabi Adam agar mendemonstrasikan ajaran yang diterima dihadapan para malaikat. Keempat, materi evaluasi atau yang diujikan haruslah yang pernah diajarkan. Sehingga salah satu implikasinya adalah selain Allah bertindak memberikan pengajaran kepada makhluk-Nya atau hamba-Nya dan dapat pula memberikan pengawasan dengan melalui perantara malaikat sebagai pencatat amal 11
perbuatan manusia. Hal ini akan membuat manusia senantiasa menjaga diri dan berhati-hati dalam melakukan sesuatu dan akan didapatkan hasil evaluasi yang baik.
D. Simpulan Konsep evaluasi dalam wacana keislaman tidak dapat ditemukan padanan yang pasti, tetapi terdapat term-term tertentu yang mengarah pada makna evaluasi. Menurut Ramayulis dan Syamsul Nizar, term-term tersebut adalah. a. al-Hisab, memiliki makna mengira, menafsirkan, dan menghitung. Hal ini dapat dilihat pada firman Allah Qs. al Baqarah ayat 284. b. al-Bala’, memiliki makna cobaan, ujian, misalnya dalam firman Allah Qs. al-Mulk ayat 2. c. al-Hukm, memiliki makna putusan atau vonis misalnya dalam firmn Allah Qs. al-Naml ayat 78. d. al-Qadha, memiliki arti putusan, misalnya Qs. at Thaha ayat 72. e. al-Nazr. Memiliki arti melihat. Firman Allah Qs. an Naml 27. Dalam al-quran, terdapat beberapa ayat yang dapat dikaitkan dalam pengertian pendidikan dan teknik evaluasi yang tersebar di beberapa surat. a. al-Inba’. Terdapat dalam surat al Baqarah ayat 31 dan 33. b. al-Hisab.yang diterjemahkan perhitungan semakna dengan evaluasi. Di dalam Qs. al Baqarah ayat 202.
12
c. al-Bala’. yang diartikan cobaan dan ujian. Ibtala’ atau menguji, mencoba, banyak digunakan oleh Allah dalam mengungkapkan bentuk ujian yang disebutkan nama bahan ujiannya atau dalam istilah pendidikan adalah matakuliah, bidang studi atau mata pelajaran. Sehingga dalam penggunaan kata ini dalam al-Qur’an selalu menyebutkan nama-nama yang diujikan, diantaranya firman Allah dalam Qs. al Baqarah ayat 124 dan 155, Qs. al A’raaf ayat 168, Qs, al Kahfi ayat 7, Qs. al anbiya ayat 35, Qs. Muhammad ayat 31. d. al-Wazn atau taqdir ats-tsiqal yakni penimbangan seperti dalam firman Allah Qs. al Qari’ah ayat 6-9. e. al-Taqdir, ketentuan, jumlah, ukuran, seperti firman Allah dalam Qs. al Hijr ayat 21 . f. al-Nadzr, searti dengan al-bashar yaitu penglihatan, juga searti dengan arri’ayah wal I’tibari yakni pertimbangan seperti firman Allah Qs. Yunus ayat 14. g. Al-Fitnah, cobaban dan ujian, yakni sesuatu yang berat hati untuk melakukan, meninggalkan, menerima atau menolaknya. Dan Allah pun memberi ujian ini kepada siapa saja. Demikian juga firman allah Qs. al Anbiya ayat 35. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara 13
Ali, Muhammad Ash-Shabuuniy. 1992. “Studi Ilmu Al-Qur’an. Alih Bahasa oleh Aminuddin”. Bandung: Pustaka Setia. Baidar, Nasrudin. 2002. “Metode penafsiran al-Qur’an”. Yogyakarta: Pestaka Pelajar. Djalal, Abdul. 1990. “Urgensi Tafsir Maudhu’i Pada Masa Kini”. Jakarta: Kalam Mulia. Fuad, Evaluasi Pendidikan dalam al Qur’an. (objek application/pdf) Gojali , Nanang. 2013. Tafsir dan Hadits tentang Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Hadi, Sutrisno. 1979. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan penerbitan fakultas psikologi UGM. Hasam Ali, al Aridl. 1992. “Sejarah dan metodologi Tafsir”. Jakarta: Rajawali Press. Kementrian Pendidikan nasional RI. 2009. Panduan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Remdiknas RI. Mappanganro.
Implementasi
Pendidikan
Islam
di
Sekolah.
Ujungpandang: Yayasan Ahkam, 1996 Moleong, Lexy J. 2006. “Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung: Remaja Rosda Karya. Muthoifin, 2013. Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara Perspektif Pendidikan Islam. Disertasi : Universitas Ibn Khaldun Bogor. Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana.
14
Nizar, Syamsul. 2002. “Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis.” Cet.I. Jakarta: Ciputat Press. Quraish, M Syihab. 2000. “tafsir al Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an)”. Jakarta: Lentera Hati Ramayulis, Prof. Dr. H.. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Ramayulis dan Syamsul Nizar. 2009. “Filsafat Pendidikan Islam”. Jakarta: Kalam Mulia. Sudiono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Tafsir, Ahmad. Metodologi pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya Thoha, Chabib. 1990. Teknik-Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tilaar, H.AR. 2008. Manajemen Pendidikan Nasional, Kajian Pendidikan
Masa
Depan.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya. Yafie Ali. 1992. “Sejarah dan Metodologi Tafsir”. Jakarta: Rajawali Press.
15