KONSEP DIRI MAHASISWA UNTIRTA PENDENGAR ELECTRONIC DANCE MUSIC (EDM) PADA EVENT DJAKARTA WAREHOUSE PROJECT (DWP) 2015
SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh STEPTIAN AKBAR 6662102584
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2017
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
BILA KAU CEMAS DAN GELISAH AKAN SESUATU, MASUKLAH KE DALAMNYA SEBAB KETAKUTAN MENGHADAPINYA LEBIH MENGANGGU DARIPADA SESUATU YANG KAU TAKUTI SENDIRI (ALI BIN ABI THALIB)
KARENA SESUNGGUHNYA SESUDAH KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN, SESUNGGUHNYA SESUDAH N KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN (SURAT AL-INSYIRAH 5:6)
Skripsi Ini ku persembahkan untuk bapak Agus Wibisono, ibu Nety Usmiyati, dan adikku yang tanpa putus memberikan doa dan cinta kasih, selalu mendukung dan membuat penulis mampu menghadapi apapun untuk bisa menggapai cita-cita. v
ABSTRAK Steptian Akbar. NIM 102584. Skripsi. Konsep Diri Mahasiswa UNTIRTA Pendengar Electronic Dance Music (EDM) Pada Event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Pembimbing I: Dr. Rd. Nia Kania Kurniawati, S.IP., M.Si. dan Pembimbing II: Dr. Ing Rangga Galura G, M.Si. UNTIRTA merupakan satu-satunya Universitas Negeri dibawah Kemenristekdikti yang berada di Provinsi Banten, tepatnya di Kota Serang dan Cilegon. Adanya perkembangan zaman, mempengaruhi Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA dimana jika dilihat dari letak geografisnya UNTIRTA dekat dengan Ibu Kota Negara yaitu Jakarta yang menjadi pusat perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM) di Indonesia dan lokasi diselenggarakannya event Djakarta Warehouse Project (DWP), sehingga disinyalir memunculkan animo sebagian kecil mahasiswa UNTIRTA pendengar musik Electronic Dance Music (EDM) untuk menghadiri event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan berbagai macam alasan juga motif dan simbol yang beragam. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Interaksi Simbolik. Menurut teori ini, suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. Perspektif Interaksi Simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi. Informan kunci dalam penelitian ini adalah dua orang mahasiswa. Berdasarkan pada hasil penelitian dengan key Informan mulai mencari tahu tentang Electronic Dance Music (EDM) sejak sekitar tahun 2010-2015 karena kebutuhan pribadi dari keduanya dalam rutinitas sehari-hari. tercipta (mind) dari key informan yang dirasa perlu untuk sejenak mendapatkan hiburan. Dalam sehari key informan bisa berjam-jam dalam mendengarkan Electronic Dance Music (EDM). Key informan memiliki keinginan (self) untuk datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang up to date, keren, high class, glamour, mewah, dan berstatus sosial tinggi. Kedua key informan sejatinya adalah mahasiswa dan merupakan seseorang yang lahir dan tumbuh di lingkungan masyarakat (society) yang terlalu fanatik terhadap satu jenis musik tertentu misalnya Electronic Dance Music (EDM). Masyarakat (society) memang ada yang menerima ada yang mungkin tidak menerima keberadaan mereka sebagai pendengar Electronic Dance Music (EDM), namun kembali kepada orangnya selama masih dalam batas kewajaran. Kata Kunci : Komunikasi, Konsep Diri, Teori Interaksi Simbolik.
vi
ABSTRACT Steptian Akbar. NIM 102584. Thesis. Self-Concept Of Hearing Students UNTIRTA Electronic Dance Music (EDM) In Djakarta Warehouse Project (DWP) Event 2015. Supervisor I: Dr. Rd. Nia Kania Kurniawati, S.IP., M.Si., And Supervisor II: Dr. Ing. Rangga Galura G, M.Si. UNTIRTA is the only State University under Kemenristekdikti located in Banten province, specifically in the city of Serang and Cilegon. The existence of the times, affecting the Self Concept student UNTIRTA which, if viewed from its geographical position UNTIRTA close to the Capital City of Jakarta at the center of the development of music Electronic Dance Music (EDM) in Indonesia and the location of the holding of the event Djakarta Warehouse Project (DWP), so they are led to the interest of a small portion of students UNTIRTA music listeners Electronic Dance music (EDM) to attend the event Djakarta Warehouse Project (DWP) for various reasons too diverse motifs and symbols. The purpose of this study was to determine the student's self-concept UNTIRTA listener Electronic Dance Music (EDM) in the event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. The theory used in this research is the theory of Symbolic Interaction. According to this theory, an activity that is characteristic of the person, that the communication or exchange of symbols given meaning. Symbolic Interaction Perspective trying to understand human behavior from the perspective of the subject. This study uses qualitative descriptive method by collecting data through interviews and observations. The key informants in this study were two students. Based on research with key informants began to find out about Electronic Dance Music (EDM) since about 2010-2015 for the personal needs of both the daily routine. created (mind) of key informants were deemed necessary for the moment to get entertainment. In a day of key informants can take hours to listen Electronic Dance Music (EDM). Key informants have the desire (self) to come to the event Djakarta Warehouse Project (DWP) are up to date, cool, high class, glamor, luxury, and high social status. Both key informant actually is a student and a person who was born and grew up in the community (society) who are fanatical about a particular type of music, for example Electronic Dance Music (EDM). Society (society) do exist are received there who might not accept their presence as a listener Electronic Dance Music (EDM), but returned to the person as long as the limits of reasonableness. Keywords: Communication, Self-Concept, Theory of Symbolic Interaction.
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini, yang berjudul “KONSEP DIRI MAHASISWA UNTIRTA PENDENGAR ELECTRONIC DANCE MUSIC (EDM) PADA EVENT DJAKARTA WAREHOUSE PROJECT (DWP) 2015”. Shalawat serta salam senantiasa kita sampaikan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat menempuh ujian sarjana program S1 (Strata Satu) pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis telah mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas kontribusinya sebagai pemimpin di kampus penulis. 2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 4. Ibu Dr. Rd. Nia Kania Kurniawati, S.IP.,M.Si selaku dosen pembimbing satu skripsi, terimakasih karena telah membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Dr. Ing Rangga Galura G, M.Si selaku dosen pembimbing dua skripsi yang telah membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si selaku ketua penguji sidang, terima kasih untuk meluangkan waktunya untuk menguji saya. 7. Ibu Andin Nesia, S.IK., M.Ikom selaku penguji sidang yang telah meluangkan waktunya untuk menguji saya.
viii
8. Bapak/Ibu Dosen jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis. Tak lupa juga untuk para staf dan karyawan jurusan Ilmu Komunikasi. 9. Kedua orang tua, Agus Wibisono dan Nety Usmiyati, yang tanpa putus memberikan doa dan cinta kasih, terimakasih yang tak terkira untuk motivasi dan nasihat yang telah Papa dan Mama berikan hingga pendidikan ini selesai. 10. Adik tersayang, Junio Agusta. Terimakasih atas segala dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Para informan kunci Agi Maulana Rizky, Merina Fauziyah dan informan pendukung Muhamad Ridwan, M. Firmansyah yang telah menyempatkan waktunya dan memberikan banyak informasi kepada penulis, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. 12. Mondar Mandir Management Amallia Utami Putri, S.Ikom Indra Handayani, S.Ikom, Akmal Alamsyah, S.Ikom, Amriyatunnisa, S.Ikom dan Dhamar Indraloka. Terimakasih atas segala sindiran, doa dan dukungannya yang membuat penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. Kalian sahabat terbaik. 13. Agung, Yanto, M. Vicky Darmawan, Sari Puji Fitriani dan teman menunggu dosen lainnya, terimakasih atas bantuan dan dukungannya. 14. BASTARD Andi Muhammad Adzan Khomeni Baso, S.T, Achmad Reza Permana S.Kom, Bella Muhammad Anugrah, S.Pd, Eko Prasetyo, Amd.Kep, Baik Muhammad Ramadhan, S.T, Amir Syopian, Amd.ak, Budi, Pudin, Mamad, Kiki, Kuntring, Fian, Bona, Defri, Riska Dwi Apriliani, S.E, Litta Ladia Refna, S.Akun, Indah Puspita Sari, S.E, dan teman-teman Coboy Senior, Terimakasih sudah banyak membantu dan menemani dengan canda tawa kalian selama pengerjaan skripsi ini. 15. Teman-teman Ilmu Komunikasi 2010 kelas F NR Yosa, Eki, Risya, Titi, Puput, Mbak Putri, Maya, Vita, Sarah, Widi, Windi, Bunda Sinta, Tata, Caca, Grego, Yaumu, Safiullah, Megi dan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu namanya, terimakasih atas segala kenangan yang penuh dengan warna. Terimakasih telah mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 16. Teman-teman seperjuangan di SEMUT UNTIRTA, dan HMI. Terimakasih banyak atas pengalaman berharga yang telah kalian berikan kepada penulis selama berorganisasi di kampus.
ix
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan baik dari segi kemampuan penyajian maupun pengetahuan yang dimiliki oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada, maka kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis untuk memperbaiki kesalahan dan melengkapi kekurangan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Serang, Februari 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iv LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................... v ABSTRAK ............................................................................................. vi ABSTRACT ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ........................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv DAFTAR TABEL.................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1.1 Latar Belakang Masalah............................................................. 1.2 Rumusan Penelitian ................................................................... 1.3 Identifikasi Masalah ................................................................... 1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian................................................... 1.4.1 Maksud Penelitian ............................................................ 1.4.2 Tujuan Penelitian ............................................................. 1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 1.5.1 Manfaat Akademis ........................................................... 1.5.2 Manfaat Praktis ................................................................
1 1 10 10 11 11 12 12 12 13
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 2.1 Tinjauan Komunikasi ................................................................. 2.1.1 Pengertian Komunikasi..................................................... 2.1.2 Proses Komunikasi ........................................................... 2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi .................................................. 2.1.4 Sifat Komunikasi .............................................................. 2.1.5 Tujuan Komunikasi .......................................................... 2.1.6 Fungsi Komunikasi ........................................................... 2.2 Tinjauan Mengenai Interaksi Simbolik ..................................... 2.2.1 Pengertian Interaksi Simbolik .......................................... 2.3 Tinjauan Konsep Diri ................................................................ 2.3.1 Pengertian Konsep Diri .................................................... 2.3.2 Pembentukan Konsep Diri ............................................... 2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri ..............
14 14 14 17 18 19 20 21 23 23 32 32 36 38
xi
2.3.4 Pengaruh Konsep Diri ...................................................... 2.3.4.1 Nubuat yang dipenuhi sendiri .................................... 2.3.4.2 Membuka Diri ............................................................ 2.3.4.3 Percaya Diri ................................................................ 2.3.4.4 Selektivitas ................................................................. 2.4 Tinjauan Tentang Mahasiswa .................................................... 2.4.1 Pengertian Mahasiswa ...................................................... 2.4.2 Karakteristik, Ciri, dan Jenis Mahasiswa ......................... 2.5 Kerangka Pemikiran .................................................................. 2.6 Penelitian terdahulu ................................................................... BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................ 3.2 Paradigma Penelitian ................................................................. 3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................ 3.4 Informan Penelitian .................................................................... 3.4.1 Pemilihan Informan .......................................................... 3.4.1.1 Informan Utama .................................................... 3.4.1.2 Informan Pendukung ............................................. 3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 3.5.1 Wawancara ....................................................................... 3.5.2 Observasi .......................................................................... 3.5.3 Studi Pustaka .................................................................... 3.5.4 Dokumentasi ..................................................................... 3.5.5 Internet Searching............................................................. 3.6 Sumber Data............................................................................... 3.6.1 Data Primer ....................................................................... 3.6.2 Data Sekunder................................................................... 3.7 Teknik Analisis Data.................................................................. 3.8 Uji Keabsahan Data ................................................................... 3.8 Jadwal Penelitian ....................................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................... 4.1 Deskripsi Penelitian ................................................................... 4.1.1 Djakarta Warehouse Project (DWP) ................................ 4.1.2 Electronic Dance Music (EDM) ....................................... 4.1.2.1 House Music ................................................................ 4.1.2.2 Trance ......................................................................... 4.1.2.3 Techno ......................................................................... 4.1.2.4 Dubstep ....................................................................... 4.2 Deskripsi Informan Penelitian.................................................... 4.2.1 Informan Utama (Key Informan) .....................................
xii
39 39 41 41 42 43 43 44 46 51 54 54 55 58 58 60 61 62 62 62 63 63 63 64 64 64 64 64 67 68 69 70 70 71 73 74 74 75 75 75
4.2.2 Informan Pendukung ........................................................ 4.3 Analisis Deskriptif Hasil Penelitian ........................................... 4.3.1 Mind mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015............. 4.3.2 Self mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015............. 4.3.3 Society memaknai Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 ................................................................... 4.4 Informan Pendukung .................................................................. 4.5 Pembahasan................................................................................
78 80
81
88
96 98 102
BAB V PENUTUP ................................................................................ 5.1 Kesimpulan ............................................................................... 5.2 Saran..........................................................................................
117 117 119
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ LAMPIRAN ........................................................................................... BIODATA PENULIS ............................................................................
121 124 197
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman GAMBAR 1.1 Event Djakarta Warehouse Project (DWP) ................... GAMBAR 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................... GAMBAR 1 Event Djakarta Warehouse Project (DWP) ...................... GAMBAR 2 Key Informan ..................................................................... GAMBAR 3 Wristbrand Djakarta Warehouse Project (DWP) ............. GAMBAR 4 Venue Djakarta Warehouse Project (DWP) ..................... GAMBAR 5 Prohibited Items ................................................................ GAMBAR 6 Ticket Box & Line up ......................................................... GAMBAR 7 Ticket Price’s..................................................................... GAMBAR 8 Meme Djakarta Warehouse Project (DWP) .....................
xiv
5 44 125 125 126 126 127 127 128 128
DAFTAR TABEL Halaman TABEL 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................... TABEL 3.1 Key Informan ...................................................................... TABEL 3.2 Informan Pendukung ........................................................... TABEL 3.3 Jadwal Penelitian ................................................................
xv
49 59 60 66
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Dokumentasi ................................................................... LAMPIRAN 2 Draft Wawancara Key Informan ..................................... LAMPIRAN 3 Draft Wawancara Informan Pendukung ......................... LAMPIRAN 4 Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan ............. LAMPIRAN 6 Transkrip Wawancara Key Informan 1 ........................... LAMPIRAN 7 Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan ............. LAMPIRAN 8 Transkrip Wawancara Key Informan 2 ........................... LAMPIRAN 9 Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan ............. LAMPIRAN 10 Transkrip Wawancara Informan Pendukung 1 ............ LAMPIRAN 11 Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan........... LAMPIRAN 12 Transkrip Wawancara Informan Pendukung 2 ............ LAMPIRAN 13 Catatan Lapangan ......................................................... LAMPIRAN 14 Catatan Lapangan ......................................................... LAMPIRAN 15 Catatan Lapangan ......................................................... LAMPIRAN 16 Catatan Lapangan ......................................................... LAMPIRAN 17 Catatan Bimbingan .......................................................
xvi
Halaman 125 133 134 140 141 153 154 165 166 181 191 192 193 194 195 196
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi di era globalisasi menyebabkan tergesernya budaya setempat dari lingkungannya, yang disebabkan oleh kemunculan sebuah kebudayaan baru yang konon katanya lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian masyarakat, bahkan masyarakat yang memiliki status sosial yang rendah pun dapat dengan mudah menerapkannya. Fenomena ini tidaklah dianggap terlalu aneh untuk dibicarakan dan bahkan sudah menjadi bagian dari budaya baru hasil dari para importir yaitu para penguasa industri budaya yang sengaja memporakporandakan tatanan budaya yang sudah mapan selama bertahun-tahun menjadi bagian dari jati diri bangsa Indonesia itu sendiri. Fenomena modernisasi melahirkan kehidupan yang telah banyak mengubah cara pandang dan pola hidup masyarakat, sehingga peradaban yang terlahir adalah terciptanya budaya masyarakat konsumtif dan hedonis dalam lingkungan masyarakat kapitalis (Marisaduma, 2007:30). Globalisasi dan perkembangan teknologi menyebabkan industri wisata dan hiburan malam berkembang pesat di kota-kota besar (Stevanio, 2007:01). Istilah hiburan malam mulai banyak di Indonesia seiring dengan kebutuhan para masyarakat penikmat dunia malam untuk menyeimbangkan diri dari tumpukan emosi dan rutinitas kehidupan sehari-hari mereka, hal ini ditandai
1
2
dengan selalu ramainya pengunjung tempat-tempat hiburan malam di perkotaan seperti Ibu kota Jakarta bahkan hingga penuh sesak saat akhir pekan tiba. 'Memasuki Fable ibarat memasuki dunia berbeda…' Club di bawah bendera grup All-In Entertainment ini terletak di lantai dua Fairground SCBD dan bisa menampung sekitar 800 club-goers. Yang membuat tempat ini selalu penuh adalah penampilan Disk Jockey (DJ) sering didatangkan dari luar negeri. Salah satu club malam yang sering diserbu hotel di dalam hotel adalah New Stingray Club yang bersituasi di Crowne Plaza Hotel. Club ini dulunya bernama Kama Sutra dan seiring dengan perubahan tim pengelola baru, namanya pun kini menjadi New Stingray Club. Club yang bisa menampung sekitar 700 pengunjung ini akan merasakan nuasa hijau di dalam club karena tata lampu hampir di semua ornamen interior mereka berwarna hijau.1 Beberapa hal yang menyebabkan animo pengunjung selalu ramai adalah sering didatangkannya Disk Jockey (DJ) dari lokal kenamaan atau mancanengara dan diputarnya lagu bergenre Electronic Dance Music (EDM) yang cenderung up beat dan suasana menjadi meriah. Electronic Dance Music (EDM) merupakan sebuah genre musik yang banyak dimainkan di tempat-tempat hiburan malam, genre musik ini menggunakan instrumen elektronik, baik dalam pembuatan lagu maupun memainkannya. Instrumen-instrumen tersebut berupa controller, mixer, recorder, keyboard, dan sebagainya. Electronic Dance Music (EDM) sudah tidak asing ditelinga anak muda zaman sekarang. Hadirnya aliran musik Electronic Dance Music (EDM) ini tidak lepas dari tangan-tangan kreatif para Disk Jockey (DJ). Instrumen untuk menghasilkan musik Electronic Dance Music (EDM) seperti synthesizer, turntable, mixer, bass, dan sebagainya. Electronic Dance Music (EDM) bahkan bisa diproduksi melalui berbagai aplikasi komputer. Musik-musik yang dihasilkan merupakan gabungan dari berbagai instrumen elektronik tersebut.2
1
http://lifestyle.okezone.com/read/2015/08/04/298/1190427/lima-club-malam-paling-happeningdi-jakarta, diakses pada hari Sabtu 04 Februari 2016 pukul 12:30 WIB 2 https://beritabojonegoro.com/read/9623-musik-edm-yang-populer-di-kalangan-anak-muda.html diakses pada hari Sabtu 04 Februari 2016 pukul 12:35 WIB
3
Electronic Dance Music (EDM) hadir sebagai event di Indonesia sejak tahun 2012 hingga saat ini. Event adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati halhal penting sepanjang hidup manusia, baik secara individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi, dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu (Any Noor didalam buku Event Management, 2009:7). Di Ibu Kota Jakarta sendiri menyediakan sebuah wadah yang bernama Djakarta Warehouse Project (DWP) bagi para penikmat musik Electronic Dance Music (EDM). “Karena banyaknya animo penikmat musik Electronic Dance Music (EDM), banyak promotor konser di berbagai belahan dunia membuat konser atau festival musik, seperti Tommorowland, TommorowWorld, Ultra Music Festival, A State of Trance, dan lain-lain. Promotor konser di Indonesia pun tak mau kalah. Untuk memenuhi permintaan penggemar musik Electronic Dance Music (EDM) di Indonesia, berbagai konser dan festival musik Electronic Dance Music (EDM) pun diselenggarakan, seperti Dreamfields dan Djakarta Warehouse Project (DWP). Para promotor tersebut mengundang berbagai Disk Jockey (DJ) kelas dunia untuk performance pada konser atau festival musik yang mereka selenggarakan. Istilah keren bagi pesta, konser, atau festival musik Electronic Dance Music (EDM) disebut rave party.”3 Djakarta Warehouse Project (DWP) sebagai sebutan yang sudah tidak asing lagi ditelinga generasi muda yang relatif aktif di sosial media seperti instagram, twitter, facebook, dan lain sebagainya. Hal ini ditandai dengan banyaknya meme atau gambar lelucon yang mengangkat fenomena Djakarta Warehouse Project
3
Made Widya Paramartha. 2015. Melihat Sisi lain Lain Musik EDM, http://www.kompasiana.com/madewparamartha/melihat-sisi-lain-musikedm_54f95f64a33311ed068b4ebf diakses pada hari Selasa, 29 September 2016 pukul 19:28 WIB.
4
(DWP) diberbagai sosial media tersebut, yang menjadikan nama baru bagi identitas yang mengikuti perkembangan zaman tersebut. Event Djakarta Warehouse Project (DWP) mengalami perkembangan secara signifikan, hal ini terbukti dari penjualan tiket Djakarta Warehouse Project (DWP) di tahun 2012 terjual mencapai 15.000 tiket. Disebutkan lagi nantinya tiap penampil akan menyuguhkan sekitar 1,5 jam. Antusiasme tinggi pun diperoleh oleh event ini dengan jumlah tiket yang telah terjual. "Tiketnya minggu pertama 6000 tiket, itu udah 2 bulan yang lalu. Sekarang paling udah 10.000. Nanti ada tiket box juga. Tahun ini targetnya 15 ribu," ucap Edward Kurniadi, Brand Marketing Djarum Super MLD saat media chill out, Aria Cafe, di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (4/12).4 Pada tahun 2013 Djakarta Warehouse Project (DWP) mengalami peningkatan jumlah tiket yang terjual sebanyak 35.000 tiket. Kalau 2013 lalu Djakarta Warehouse Project (DWP) sukses menjual 35 ribu tiket, maka tahun ini penyelenggara sudah menyiapkan 50 ribu, dengan harga yang beragam. Bahkan, seminggu sebelum acara, beberapa tiket untuk kelas tertentu sudah terjual habis. Menurut pihak penyelenggara (Ismaya Live). 5 Djakarta Warehouse Project (DWP) tahun 2014 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan jumlah tiket yang terjual sebanyak 50.000 tiket. Hal ini disebabkan karena Djakarta Warehouse Project (DWP) tahun 2014 berbeda dari tahun sebelumnya yaitu berpindahnya lokasi penyelengaraan dari Ecopark Ancol ke JIEXPO Kemayoran dan diselenggarakan selama dua hari.
4
http://musik.kapanlagi.com/berita/djakarta-warehouse-project-diserbu-penonton-mancanegarace1b01.html diakses pada hari Selasa, 29 September 2016 pukul 19:30 WIB 5
http://showbiz.liputan6.com/read/2143710/dwp-2014-belum-dimulai-tiket-sudah-habis. diakses pada hari Selasa, 29 September 2016 pukul 19:35 WIB
5
Tidak hanya line up yang gila namun anda juga akan merasakan pengalaman festival Electronic Dance Music (EDM) di venue yang lebih besar dan mampu menampung sekitar 50.000 pengunjung. Tampak banyak pengembangan yang dilakukan promotor untuk menyajikan Djakarta Warehouse Project (DWP) yang lebih baik. Mulai dari venue yang lebih luas di JIEXPO Kemayoran, lalu adanya fasilitas shuttle bus selama dua hari dari Gandaria City, Kota Kasablanka, dan Grand Indonesia, dan hiburan yang keren dengan adanya Life In Color yang akan membuat party-goers basah dan berwarna-warni.6 Djakarta Warehouse Project (DWP) tahun 2015 pun kembali mengalami peningkatan dengan total penjualan tiket mencapai 75.000 tiket. Tapi di sisi lain, ada fakta mengejutkan yang bisa jadi belum kamu tahu sama sekali. Yap, selama 2 hari, pagelaran acara musik itu berhasil mendatangkan 75.000 penikmat musik Electronic Dance Music (EDM).7 Meskipun sejarah event Djakarta Warehouse Project (DWP) masih dianggap baru dan lebih awal dikenal oleh generasi muda dan kalangan eksekutif muda (eksmud) dibandingkan kalangan yang sudah berumur, Akan tetapi event Djakarta Warehouse Project (DWP) menyuguhkan musik Electronic Dance Music (EDM) yang dapat dinikmati oleh berbagai usia termasuk mahasiswa. “Event musik Djakarta Warehouse Project (DWP) pertama kali diselenggarakan di Ibu kota Jakarta pada tahun 2012. Event ini merupakan acara yang menampilkan berbagai macam musik elektronik yang bergenrekan Electronic Dance Music (EDM). Event Djakarta Warehouse Project (DWP) merupakan event musik tahunan yang digelar oleh Ismaya Live, event ini juga menjadi ajang musik elektronik tahunan terbesar di Asia Tenggara.”8 6
http://www.freemagz.com/event/dwp-2014-will-give-you-amazing-festival-experience-9290). diakses pada hari Selasa, 29 September 2016 pukul 19:40 WIB 7
http://musik.kapanlagi.com/berita/sukses-djakarta-warehouse-project-2015-dihadiri-75-ribuorang-63bb9c.html). diakses pada hari Selasa, 29 September 2016 pukul 19:45 WIB 8
Dreses Putranama. 2015. Siap-siap DWP digelar akhir tahun ini, http://www.bintang.com/music/read/2266912/siap-siap-djakarta-warehouse-project-digelar-akhirtahun-ini diakses pada hari senin, 29 September 2015 pukul 20:29 WIB.
6
Gambar 1.1 Event Djakarta Warehouse Project Sumber: www.djakartawarehouse.com
Dalam perkembangannya Djakarta Warehouse Project (DWP) memberikan konsep diri baru bagi mahasiswa yang melihatnya sebagai event musik yang mencerminkan gaya hidup yang glamour dan hedonis. Konsep diri merupakan gambaran yang bersifat individu dan sangat pribadi, dinamis dan evaluatif yang masing-masing orang mengembangkannya di dalam transaksi - transaksinya dengan lingkungan kejiwaannya dan yang dia bawa-bawa di dalam perjalanan hidupnya. Konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, pendapat orang mengenai diri kita dan seperti apa diri kita inginkan. Dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif, Deddy Mulyana mengatakan bahwa inti dari teori Interaksi Simbolik adalah teori tentang diri (self) dari George Herbert Mead (Mulyana, 2008:73). Menurut George Herbert Mead, cara manusia mengartikan dunia dan dirinya sendiri berkaitan erat dengan masyarakatnya (society). Mead melihat pikiran (mind) dan dirinya (self) menjadi bagian dari perilaku manusia yaitu bagian interaksinya dengan orang lain.
7
Tiga ide dasar Interaksionisme Simbolik terdiri dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self) dan hubungannya ditengah interaksi sosial, dan bertujuan akhir untuk memediasi, dan menginterpretasi makna ditengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap. Konsep tentang self atau diri merupakan inti dari teori Interaksi Simbolik. Mead menganggap Konsep Diri adalah suatu proses yang berasal dari interaksi sosial individu dengan orang lain (Mulyana, 2008:73). Mahasiswa merupakan salah satu elemen dari masyarakat yang berperan dalam perubahan bangsa. Mahasiswa sebagai salah satu elemen dari masyarakat mempunyai gaya hidup dan perilaku yang berbeda–beda dari latar belakang yang berbeda-beda pula. Ada mahasiswa yang yang berperilaku religius berpakaian sopan dan sering terlihat di tempat ibadah dan ada juga mahasiswa yang berpakaian glamour atau berlebihan dengan aksesoris yang bermacam–macam. Mahasiswa yang berperilaku sopan dan religius mempunyai alasan tersendiri mengapa mereka mempunyai selera berpakaian seperti itu. Para mahasiswa yang berpakaian glamour pun mempunyai alasan tersendiri mengapa mereka menggunakan aksesoris yang bermacam-macam dengan berlebihan, karena selain sebagai gaya hidup, mahasiswa pasti mempunyai alasan sentimentil mengapa mereka seperti itu. Ada yang melatarbelakangi mereka karena dorongan lingkungan sekitarnya, yang jelas mahasiswa tersebut ingin dipandang dengan menarik oleh orang lain sebagai kompensasi terhadap kekurangan tertentu dari dalam dirinya (Sumadi, 2003:185).
8
Kota Serang merupakan Ibu Kota Provinsi Banten dengan jumlah penduduk 577.785 jiwa yang seluruhnya menganut agama tertentu (multi religi) menurut Badan Pusat Stastistik Nasional.9 Kota Serang memiliki slogan, semboyan, atau motto yaitu Kota Serang Madani. Dalam KBBI kata „Madani‟ berarti menjunjung tinggi nilai, norma, hukum yang ditopang oleh penguasaan iman, ilmu, dan teknologi yang berperadaban.10 Hal ini merupakan cerminan Kota Serang yang lahir dari budaya masyarakatnya yang menjunjung norma-norma yang berlaku salah satunya norma agama. Di sepanjang jalan protokol Kota Serang juga dapat ditemui berbagai ornamen atau hiasan Kota berbentuk tulisan Asmaul Husna, Masjid Agung yang bersebelahan dengan Gereja Kristus Raja, beragam tempat ibadah umat beragama, dan banyaknya acara keagamaan yang biasa diselenggarakan pada hari-hari besar keagaaman tertentu seperti pawai mulud, ziarah ke Banten lama, hari raya natal, dan upacara keagamaan lain yang mengindikasikan bahwa Kota Serang merupakan salah satu kota yang religius. Ribuan jemaat mengikuti perayaan misa natal di Gereja Kristus Raja, Kota Serang Banten. Selain Gereja Kristus Raja, ratusan jemaat juga melaksanakan misa natal di Gereja HKBP, Kota Serang. Para jemaat yang terdiri dari perempuan, laki-laki, dan anak-anak itu terlihat khusuk melakukan perayaan misa natal. Arus lalu lintas di sekitar Gereja HKBP Serang pun terpantau padat. Hal itu dikarenakan para jemaat berbondong-bondong memasuki gereja yang tak jauh dari Masjid Agung At-Tsauroh, Kota Serang itu.11
9
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=3600000000 diakses pada hari senin, 11 Januari 2016 pukul 22:15 WIB. 10
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://kbbi.web.id/madani diakses pada hari senin, 11 Januari 2017 pukul 22:20 WIB 11 http://news.okezone.com/read/2016/12/24/340/1575109/ribuan-jemaat-ikuti-misa-natal-digereja-kristus-raja-serang diakses pada hari sabtu 04 Februari 2017 pukul 12:40 WIB
9
Sementara di sisi lain permasalahan sosial yang makin kompleks, seperti: maraknya gelandangan, pengemis, orang gila, anak jalanan, prostitusi terselubung, kenakalan remaja, peredaran narkotika, hingga tidak tertatanya pedagang kaki lima, berimplikasi pada terbentuknya citra baru yang cenderung negatif di tengah ketidakberdayaan untuk mempertahankan citra lama yang positif sebagai Kota Pendidikan, Kota Santri, dan Kota Madani yang relijius. Inilah yang mendasari kekhawatiran banyak kalangan tentang arah pembangunan dan jati diri Kota Serang di masa depan (Sumber: Bappeda) 12 UNTIRTA
merupakan
satu-satunya
Universitas
Negeri
dibawah
Kemenristekdikti yang berada di Provinsi Banten, tepatnya di Kota Serang dan Cilegon.13 Adanya perkembangan zaman, mempengaruhi Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA dimana jika dilihat dari letak geografisnya UNTIRTA dekat dengan Ibu Kota Negara yaitu Jakarta yang menjadi pusat perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM) di Indonesia dan lokasi diselenggarakannya event Djakarta Warehouse Project (DWP), sehingga disinyalir memunculkan animo sebagian kecil mahasiswa UNTIRTA pendengar musik Electronic Dance Music (EDM) untuk menghadiri event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan berbagai macam alasan juga motif dan simbol yang beragam.
12
http://www.serangkota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=220:memperkua t-kearifan-lokal-kota-serang&catid=36:serang-hari-ini, diakses pada hari Sabtu, 04 Februari 2016 pukul 12:45 WIB 13 http://ristekdikti.go.id/perguruan-tinggi/1/ diakses pada hari senin, 11 Januari 2016 pukul 22:20 WIB.
10
Simbol ini berupa bendera, lambang, atribut-atribut, serta segala hal yang merepresentasikan jenis musik Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP). Menurut pandangan George Herbert Mead mengajarkan bahwa makna muncul sebagai hasil interaksi diantara manusia baik secara verbal maupun nonverbal. Melalui aksi dan respon yang terjadi, kita memberikan makna ke dalam kata-kata atau tindakan, dan karenanya kita dapat memahami suatu peristiwa dengan cara-cara tertentu. Menurut paham ini, masyarakat muncul dari percakapan yang saling berkaitan diantara individu. (Morissan, 2013:111)
Dari berbagai penjabaran latar belakang tersebut peneliti mencoba mengelaborasi Konsep Diri seorang individu, dalam hal ini beberapa mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) dikehidupannya seharihari dan saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) serta berbagai persiapannya yang melahirkan karakteristik mind, self, society individu tersebut.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti memfokuskan kepada sebuah pertanyaan mengenai penelitian ini, adalah sebagai berikut : “Bagaimana Konsep Diri Mahasiswa UNTIRTA Pendengar Electronic Dance Music (EDM) Pada Event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015”?
1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan
fokus
penelitian
tersebut
diatas
maka
penulis
mengidentifkasikan beberapa pertanyaan yang akan menjawab fokus penelitian. Pertanyaan berikut ini didapat dari asumsi penelitian yang merupakan fokus dari Teori Interaksi Simbolik. Pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:
11
1.
Bagaimana Mind mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015?
2.
Bagaimana Self mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015?
3.
Bagaimana Society memaknai Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015?
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian Maksud dari tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Bagaimana Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015.
12
1.4.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Mind mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. 2. Untuk mengetahui Self mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. 3. Untuk mengetahui Society memaknai Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ciri ilmiah pada sebuah
penelitian
dengan
mengaplikasikan
teori-teori,
khususnya
teori-teori
komunikasi tentang Interaksi Simbolik dan Konsep Diri. Bagaimana makna simbolik dapat dibentuk oleh lingkungan sosial dalam komunikasi mahasiswa UNTIRTA terhadap lingkungan kampusnya. Semoga dengan adanya penelitian ini para mahasiswa UNTIRTA sadar akan makna simbolik yang mereka munculkan.
13
1.5.2 Manfaat Praktis Kegunaan
praktis
adalah
untuk
membantu
memecahkan
dan
mengantisipasi masalah yang pada objek yang akan diteliti. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk seluruh mahasiswa untuk meningkatan pengetahuan mahasiswa, memberikan pengetahuan tentang makna dari sebuah Interaksi Simbolik pada Konsep Diri mahasiswa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Agar dapat lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian tentang Bagaimana Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar musik Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015, dalam hal ini peneliti ingin memaparkan hal-hal dibawah ini terlebih dahulu. 2.1 Tinjauan Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Dalam Mulyana dijelaskan, kata komunikasi atau communications dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2007:46). Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa latin atau communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang di komunikasikan, yakni baik si penerima
14
15
maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy, 2002: 9) Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang diungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh Onong Uchana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asasasas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2001: 10). Hovland juga mengungkapkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan hanya penyampaian informasi melainkan juga pembentukan pendapat umum (Public Opinion) dan sikap publik (Public Attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Dalam pengertian khusus komunikasi, Hovland yang dikutip dari Onong Uchana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the procces to modify the behaviour of other individuals) jadi dalam berkomunikasi bukan sekedar memberitahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku orang lain, hal ini bisa terjadi apabila komunikasi yang disampaikan bersifat komunikatif yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan harus benar-benar dimengerti dan dipahami oleh komunikan untuk mencapai tujuan komunikasi yang komunikatif (Effendy, 2001:10).
16
Menurut Willbur Schramm, seorang ahli ilmu komunikasi kenamaan dalam karyanya Communication Research In The United States menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (Frame of Reference) yakni panduan pengalaman dan pengertian (collection of experience and meanings) yang pernah diperoleh komunikan. Proses komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seseorang komunikator kepada komunikan, pesan itu bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain. Dalam prosesnya Mitchall. N. Charmley memperkenalkan 5 (lima) komponen yang melandasi komunikasi yang dikutip dari buku Astrid P. Susanto yang berjudul Komunikasi Dalam Praktek dan Teori, yaitu sebagai berikut: 1. Sumber (source) 2. Komunikator (encoder) 3. Pertanyaan/pesan (message) 4. Komunikan (decoder) 5. Tujuan (destination) Roger dalam Mulyana berpendapat bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Mulyana, 2007:69) Harold Lasswell menjelaskan bahwa (Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who
17
Says What In Which Channel To Whom With What Effect? atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana? (Mulyana, 2007: 69) Pendapat para ahli tersebut memberikan gambaran bahwa komponen-komponen pendukung komunikasi termasuk efek yang ditimbulkan, antara lain adalah: 1. Komunikator (komunikator, source, sender) 2. Pesan (message) 3. Media (channel) 4. Komunikan (komunikan, receiver) 5. Efek (effect) Dari beberapa pengertian di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran makna atau pesan dari seseorang kepada orang lain dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain. Unsurunsur dari proses komunikasi diatas merupakan faktor penting dalam komunikasi, bahwa pada setiap unsur tersebut oleh para ahli ilmu komunikasi dijadikan objek ilmiah untuk ditelaah secara khusus. 2.1.2 Proses Komunikasi Komunikasi tidak terlepas dari sebuah proses, oleh karena itu sampai atau tidaknya pesan tergantung dari proses komunikasi yang terjadi. Seperti yang diungkapkan oleh Ruslan bahwa “Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan tersebut
18
bertujuan
(feed
back)
untuk
mencapai
saling
pengertian
(mutual
understanding) antara kedua belah pihak. menurut Deddy Mulyana, Proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian yaitu: a. Komunikasi verbal Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistem kode verbal b. Komunikasi non verbal Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata Menurut Larry A. Samovar dan Richard E Porter komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. (Mulyana, 2000: 237) 2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus di pahami, menurut Onong Uchana Effendy dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi bahwa dari berbagai pengertian komunikasi
19
yang telah ada tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsurunsur tersebut menurut Onong Uchana Effendy adalah sebagai berikut: a. Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan. b. Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang. c. Komunikan : Orang yang menerima pesan. d. Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. e. Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan (Effendy: 2002, 6). 2.1.4 Sifat Komunikasi Onong Uchana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek menjelaskan bahwa komunikasi memiliki sifat-sifat. Adapun beberapa sifat komunikasi tersebut yakni: 1. Tatap muka (face-to-face) 2. Bermedia (mediated) 3. Verbal (verbal) ada lisan dan tulisan 4. Non verbal (non-verbal) ada gerakan atau isyarat ba‟daniah (gestural) dan bergambar (picturial) (Effendy, 2002:7). Komunikator (pengirim pesan) dalam menyampaikan pesan kepada komunikan (penerima pesan) dituntut untuk memiliki kemampuan dan
20
pengalaman agar adanya umpan balik (feedback) dari si komunikan itu sendiri, dalam penyampaian pesan komunikator bisa secara langsung atau face-to-face tanpa menggunakan media apapun. Komunikator juga bisa menggunakan bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia kepada komunikan fungsi media tersebut sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya. Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal. Verbal dibagi menjadi dua macam yaitu lisan (oral) dan tulisan (written/printed) Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat ba‟daniah (gesturial) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata, dan sebagainya ataupun menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau gagasan. 2.1.5 Tujuan Komunikasi Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari komunikasi
itu
sendiri,
secara
umum
tujuan
berkomunikasi
adalah
mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan bicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Onong Uchana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengemukakan beberapa tujuan berkomunikasi, yaitu: a. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak.
21
b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka inginkan arah kebarat tapi kita memberikan jalur ke timur. c. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya. d. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti. Sebagai pejabat atau komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan. (Effendy. 1993: 18) Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Serta tujuan yang sama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti dan diterima oleh komunikan. 2.1.6 Fungsi Komunikasi Komunikasi memiliki beberapa fungsi. Menurut Onong Uchjana Effendy ada empat fungsi utama dari kegiatan komunikasi, yaitu:
22
1.
Menginformasikan (to inform) Menginformasikan yaitu memberikan informasi kepada
masyarakat,
memberitahukan
kepada
masyarakat
mengenai
peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain. 2.
Mendidik (to educate) Mendidik yaitu komunikasi merupakan sarana pendidikan,
dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan. 3.
Menghibur (to entertain) Menghibur adalah komunikasi selain berguna, untuk
menyampaikan komunikasi, pendidikan, mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain. Event Djakarta Warehouse Project (DWP) selain sebagai identitas juga dibuat sebagai gaya hidup dalam menghibur pendengar Electronic Dance Music (EDM). Dalam hasil pengamatan penulis para penonton merasa terhibur atau terpuaskan setelah melihat event Djakarta Warehouse Project (DWP). 4.
Mempengaruhi (to influence) Mempengaruhi
individu
yang
adalah
berkomunikasi,
fungsi
mempengaruhi
tentunya
berusaha
setiap saling
mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi
23
berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang diharapkan. 2.2 Tinjauan Mengenai Interaksi Simbolik 2.2.1 Pengertian Teori Interaksi Simbolik Mead dianggap sebagai bapak Interaksionisme simbolik, karena pemikirannya yang luar biasa. Dia mengatakan bahwa pikiran manusia mengartikan dan menafsirkan benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang dialaminya, menerangkan asal mulanya dan meramalkannya. Bagi Mead tidak ada pikiran yang lepas bebas dari situasi sosial. Berpikir adalah hasil internalisasi proses interaksi dengan orang lain. Berlainan dengan reaksi binatang yang bersifat naluriah dan langsung, perilaku manusia diawali oleh proses pengertian dan penafsiran. Esensi Interaksi Simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. Perspektif Interaksi Simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka. Definisi yang mereka berikan kepada orang lain, situasi, objek, dan bahkan diri mereka sendirilah yang menentukan perilaku mereka (Mulyana, 2008:70).
24
Menurut teoritisi Interaksi Simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol. Mereka tertarik pada cara manusia menggunakan simbol-simbol yang menginterpretasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya, dan juga pengaruh yang ditimbulkan penafsiran atas simbol-simbol ini terhadap perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial. Penganut Interaksionisme simbolik berpandangan, perilaku manusia pada dasarnya adalah produk dari interpretasi mereka atas dunia disekeliling mereka. Secara ringkas, Interaksi Simbolik didasarkan premis-premis berikut : a. Pertama, individu merespon suatu situasi simbolik. Mereka merespon lingkungan, termasuk objek fisik, (benda) dan objek sosial (perilaku manusia) berdasarkan makna yang dikandung komponen-komponen lingkungan tersebut bagi mereka. Ketika mereka menghadapi suatu situasi, respon mereka tidak bersifat mekanis, tidak pula ditentukan oleh faktorfaktor eksternal, alih-alih respon mereka bergantung pada bagaimana mereka mendefinisikan situasi yang dihadapi dalam interaksi sosial. Jadi, individulah yang dipandang aktif untuk menentukan lingkungan mereka sendiri. b. Kedua, makna adalah produk interaksi sosial, karena itu makna tidak melekat pada objek, melainkan dinegosiasikan melalui penggunaan bahasa. Negosiasi itu dimungkinkan karena manusia mampu menamai segala sesuatu, bukan hanya objek fisik, tindakan atau peristiwa (bahkan tanpa kehadiran objek fisik, tindakan atau peristiwa itu), namun juga
25
gagasan yang abstrak. Akan tetapi nama atau simbol yang digunakan untuk menandai objek, tindakan, peristiwa atau gagasan itu bersifat arbitrer (sembarang). Artinya, apa saja dijadikan bisa simbol dan karena itu tidak ada hubungan logis. Melalui penggunaan simbol itulah manusia dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang dunia. c. Ketiga, makna yang diinterpretasikan individu dapat berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan perubahan situasi yang ditemukan dalam interaksi sosial. Perubahan interpretasi dimungkinkan karena individu dapat melakukan proses mental, yakni berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Manusia membayangkan atau merencanakan apa yang akan mereka lakukan. Dalam proses ini, individu mengantisipasi reaksi orang lain, mencari alternatif-alternatif ucapan atau tindakan yang akan ia lakukan. Individu membayangkan bagaimana orang lain akan merespons ucapan atau tindakan mereka (Mulyana, 2008:71-73). Konsep tentang self atau diri merupakan inti dari teori Interaksi Simbolik. Mead menganggap Konsep Diri adalah suatu proses yang berasal dari interaksi sosial individu dengan orang lain (Mulyana, 2008:73). Konsep Diri memberikan motif yang penting untuk perilaku, Mead berpendapat bahwa manusia memiliki diri, mereka memiliki mekanisme untuk berinteraksi dengan dirinya sendiri. Mekanisme ini digunakan untuk menuntun perilaku dan sikap. Konsep Diri berasal dari bahasa inggris yaitu Self Concept; merupakan suatu konsep mengenai diri individu itu sendiri yang meliputi bagaimana seseorang memandang, memikirkan dan menilai dirinya sehingga tindakan-tindakannya sesuai dengan konsep tentang dirinya tersebut.
26
Pandangan Mead tentang diri terletak pada konsep pengambilan peran orang lain (taking the role of the other). Ia mengatakan bahwa segala sesuatu yang dikaitkan dengan diri menciptakan emosi lebih kuat daripada yang tidak dikaitkan dengan diri, bahwa diri dapat dikenal hanya melalui perasaan subjektif (Mulyana, 2008:73-74). Bagi Mead dan pengikutnya, individu bersifat aktif, inovatif yang tidak saja tercipta secara sosial, namun juga menciptakan masyarakat baru yang perilakunya tidak dapat diramalkan. Salah satu tokoh perspektif Interaksi Simbolik adalah Mead. Inti Interaksi Simbolik menurut Mead adalah “Diri”. Mead memberikan definisi Interaksi Simbolik yaitu sebagai berikut: Interaksi Simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap. Makna itu berasal dari interaksi, dan tidak ada cara lain untuk membentuk makna, selain dengan membangun hubungan dengan individu lain melalui interaksi. Berdasarkan paparan diatas, maka Interaksi Simbolik erat kaitannya dengan Mind (pikiran), Self (diri) dan Society (masyarakat). 1.
Mind (Pikiran) Pikiran menghasilkan suatu bahasa isyarat yang disebut
simbol. Simbol-simbol yang mempunyai arti bisa berbentuk gerak
27
gerik atau gesture tapi juga bisa dalam bentuk sebuah bahasa. Dan kemampuan manusia dalam menciptakan bahasa inilah yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa membuat manusia mampu untuk mengartikan bukan hanya simbol yang berupa gerak gerik atau gesture, melainkan juga mampu untuk mengartikan simbol
yang
berupa
kata-kata.
Kemampuan
inilah
yang
memungkinkan manusia menjadi bisa melihat dirinya sendiri melalui perspektif orang lain dimana hal ini sangatlah penting dalam mengerti arti-arti bersama atau menciptakan respon yang sama terhadap simbol-simbol suara yang sama. Dan agar kehidupan sosial tetap bertahan, maka seorang individu harus bisa mengerti simbol-simbol dengan arti yang sama, yang berarti bahwa manusia harus mengerti bahasa yang sama. Proses berpikir, bereaksi, dan berinteraksi menjadi mungkin karena simbol-simbol yang penting dalam sebuah kelompok sosial mempunyai arti yang sama dan menimbulkan reaksi yang sama pada orang yang menggunakan simbol-simbol itu, maupun pada orang yang bereaksi terhadap simbol-simbol itu. Mind (pikiran) merupakan mekanisme penunjuk diri, untuk menunjukan makna pada diri sendiri dan kepada orang lain.
28
2.
Self (Diri) Perkembangan self (diri) mengarah pada sejauhmana
seseorang akan mengambil peran. Pengambilan peran ini akan merujuk pada bagaimana seseorang memahami dirinya dari perspektif orang lain. Dalam arti ini, Self bukan suatu obyek melainkan suatu proses sadar yang mempunyai kemampuan untuk berpikir, seperti: a. Mampu memberi jawaban kepada diri sendiri seperti orang lain yang juga memberi jawaban. b. Mampu memberi jawaban seperti aturan, norma atau hukum yang juga memberi jawaban padanya. c. Mampu untuk mengambil bagian dalam percakapan sendiri dengan orang lain. d. Mampu menyadari apa yang sedang dikatakan dan kemampuan
untuk
menggunakan
kesadaran
untuk
menentukan apa yang harus dilakukan pada fase berikutnya Self mengalami perkembangan melalui proses sosialisasi, dan ada tiga fase dalam proses sosialisasi tersebut. Pertama adalah Play Stage atau tahap bermain. Dalam fase atau tahapan ini, seorang anak bermain atau memainkan peran orang-orang yang dianggap penting baginya. Fase kedua dalam proses sosialisasi serta proses pembentukan konsep tentang diri adalah Game Stage
29
atau tahap permainan, dimana dalam tahapan ini seorang anak mengambil peran orang lain dan terlibat dalam suatu organisasi yang lebih tinggi. Sedang fase ketiga adalah generalized other, yaitu harapan-harapan, kebiasaan-kebiasaan, standar-standar umum dalam masyarakat. Dalam fase ini anak-anak mengarahkan tingkah lakunya berdasarkan standar-standar umum serta norma-norma yang berlaku
dalam
masyarakat.
Setelah
melewati
tahap-tahap
perkembangan, maka akan terlihat bagaimana (self) seseorang. Menurut mead sebagai suatu proses sosial, diri terdiri dari dua fase, yaitu “Aku” (I) dan daku (me). “Aku” kecenderung individu yang implusif, spontan, tidak terorganisasikan atau dengan kata lain merespresentasikan kecenderung individu yang tidak terarah. Sedangkan “daku” menunjukan individu yang bekerjasama dengan orang lain, meliputi seperangkat sikap dan definisi berdasarkan pengertian dan harapan dari orang lain atau yang dapat diterima dalam kelompok (Kuswarno,2009:115). 3.
Society (Masyarakat) Masyarakat dalam Teori Interaksionisme simbolik ini
bukanlah masyarakat dalam artian makro dengan segala struktur yang ada, melainkan masyarakat dalam ruang lingkup yang lebih mikro, yaitu organisasi sosial tempat akal budi (mind) serta diri
30
(self) muncul. Masyarakat itu sebagai pola-pola interaksi dan institusi sosial yang adalah hanya seperangkat respon yang biasa terjadi atas berlangsungnya pola-pola interaksi tersebut, karena mead berpendapat bahwa masyarakat ada sebelum individu dan proses mental atau proses berpikir muncul dalam masyarakat. Proses sosial dilihat sebagai kehidupan kelompok yang membentuk aturan-aturan dan bukan aturan yang membentuk kelompok. Proses sosial atau realitas sosial mengacu pada perilaku individu di lingkungan sosial. Dalam realitas sosial, individu akan merepresentasikan pada habitat atau kebiasaan. Dengan kebiasaan ini, orang bisa menginterpretasikan dan juga memberikan pandangan mengenai bagaimana kita bertindak jadi pada dasarnya Teori Interaksionisme Simbolik adalah sebuah teori yang mempunyai inti bahwa manusia bertindak berdasarkan atas makna-makna, dimana makna tersebut didapatkan dari interaksi dengan orang lain, serta makna-makna itu terus berkembang
dan
disempurnakan
pada
saat
interaksi
itu
berlangsung. Berdasarkan paparan diatas, maka munculah tiga asumsi dasar yang mendasari Interaksi Simbolik. Dimana ketiga premis itu merujuk pada beberapa hal, yaitu :
31
1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia 2. Pentingnya konsep mengenai diri (Konsep Diri) 3. Hubungan antara individu dengan masyarakat. Interaksi Simbolik tidak terlepas dari simbol-simbol ataupun lambang-lambang pada saat melakukan komunikasi atau interaksi. Melalui simbol-simbol yang bermakna inilah yang akan menggiring perilaku manusia dalam berinteraksi dilingkungannya. Manusia selalu melakukan manipulasi terhadap simbol-simbol yang mereka gunakan. Menurut Mead, pentingnya komunikasi khususnya melalui mekanisme isyarat vokal (bahasa), meskipun teorinya bersifat umum. Isyarat vokal lah yang potensial menjadi seperangkat simbol yang membentuk bahasa. Simbol adalah suatu rangsangan yang mengandung makna dan nilai yang dipelajari bagi manusia, dan respon manusia terhadap simbol adalah dalam pengertian makna dan nilainya alih-alih dalam pengertian stimulasi fisik dari alat-alat inderanya. Makna atau simbol bukanlah ciri-ciri fisiknya, namun apa yang dapat orang lakukan mengenai simbol tersebut (Mulyana,2004:77). Suatu simbol bisa dikatakan memiliki makna apabila bisa membangkitkan respon yang sama pada individu lainnya. Tidak selama simbol itu memiliki makna yang sama, tetapi akan mengalami perubahan. Simbol ini terdiri dari verbal dan nonverbal. Simbol verbal yaitu berupa tulisan, kata-kata atau ucapan, kode dan
32
lain sebagainnya. Sedangkan simbol non verbal berupa gesture, gerakan tubuh, mimik muka dan lain sebagainnya. 2.3 Tinjauan Konsep Diri 2.3.1 Pengertian Konsep Diri Konsep Diri merupakan gambaran yang bersifat individu dan sangat pribadi, dinamis dan evaluatif yang masing-masing orang mengembangkannya di dalam transaksi- transaksinya dengan lingkungan kejiwaannya dan yang dia bawa-bawa di dalam perjalanan hidupnya. Konsep Diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, pendapat orang mengenai diri kita dan seperti apa diri kita inginkan. Tiga ide dasar Interaksionisme Simbolik yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, terdiri dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self) dan hubungannya ditengah interaksi sosial, dan bertujuan akhir untuk memediasi, dan menginterpretasi makna ditengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap. Dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif, Deddy Mulyana mengatakan bahwa inti dari teori Interaksi Simbolik adalah teori tentang diri (self) dari George Herbert Mead (Mulyana, 2008:73). Menurut George Herbert Mead, cara manusia mengartikan dunia dan dirinya sendiri berkaitan erat dengan masyarakatnya. Mead melihat pikiran (mind) dan dirinya (self) menjadi bagian dari perilaku manusia yaitu bagian interaksinya dengan orang lain. Mead menambahkan bahwa sebelum seseorang bertindak, ia membayangkan dirinya dalam posisi orang lain dengan harapan-harapan orang
33
lain dan mencoba memahami apa yang diharapkan orang itu (Mulyana, 2007:73). Konsep Diri merupakan refleksi dari seseorang individu mengenai dirinya sendiri yang bersifat pribadi, dinamis dan evaluatif. Secara singkat, Konsep Diri merupakan pandangan dimana seorang individu mampu mengetahui apa yang dimilikinya, yaitu kelebihan dan kekurangannya. George Herbert Mead menjelaskan Konsep Diri sebagai pandangan, penilaian, dan perasaan individu mengenai dirinya yang timbul sebagai hasil dari suatu interaksi sosial, Konsep Diri sendiri berkembang oleh banyak faktor. Tapi faktor pengalaman-pengalaman yang diperoleh
dari interaksi dengan
lingkungan merupakan faktor utama dalam membentuk Konsep Diri seseorang (Burns, 1993:80). Secara umum disepakati Konsep Diri belum ada sejak lahir, Konsep Diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain terhadap dirinya. Konsep Diri merupakan konsep dasar dan aspek kritikal dari individu. Tingkah laku tidak hanya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masa lalu dan saat ini tetapi oleh makna-makna pribadi yang masing-masing individu pada persepsinya mengenai pengalaman tersebut. Dunia individu yang sangat berarti ini yang dengan kuatnya mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku seseorang merupakan hasil bagaimana dia mengamati situasi dan dirinya sendiri. Konsep Diri merupakan sebuah organisasi yang yang stabil dan berkarakter yang
34
disusun
dari
persepsi-persepsi
yang
tampaknya
bagi
individu
yang
bersangkutan. William D. Brooks di dalam buku Jalaludin Rakhmat yang berjudul Psikologi Komunikasi mendefinisikan Konsep Diri sebagai those physical, social,and psychological perceptions of ourselve that we have derived from experiences and our interaction with other (Rakhmat, 2007: 99). Jadi Konsep Diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisik. Definisi Konsep Diri menurut para tokoh sangat beragam artinya Rochman Ntawidjaya (1979:102) menjelaskan bahwa “Konsep Diri adalah persepsi individu tentang dirinya, kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiattabiatnya, harga dirinya dan hubungannnya dengan orang lain”. Konsep Diri juga merupakan “gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan diri dan penilaian terhadap diri sendiri” (James F Calhoun, 1995:90). Pengertian Konsep Diri menurut Jalaludin Rakhmat (1996:125) yaitu “Konsep Diri adalah pandangan dan perasaan kita”. Pengertian Konsep Diri dalam istilah umum mengacu pada persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri. Persepsi ini terbentuk melalui kesimpulankesimpulan yang diambil berdasarkan pengalaman-pengalaman dan persepsipersepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan punishment yang diberikan oleh seseorang yang berarti dalam kehidupannya. Menurut Hurclock (1997) yang dimaksud Konsep Diri adalah kesan (Image) individu mengenai karakteristik dirinya, yang mencakup karakteristik fisik, sosial, emosional, aspirasi dan achievement. Clara R Pudjijogyanti
35
(1995:2) berpendapat bahwa Konsep Diri merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah seseorang akan berperilaku negatif atau tidak, sebab perilaku negatif merupakan perwujudan adanya gangguan dalam usaha pencapaian harga diri, maka ia akan merasa kecewa terhadap keadaan diri dan lingkungannya. Ia akan memandang dirinya dengan sikap negatif, sebaliknya apabila seorang remaja berhasil dalam mencapai harga dirinya, maka ia akan merasa puas dengan dirinya maupun terhadap lingkungannya, hal ini akan membuat ia bersikap positif terhadap dirinya. Dalam psikologi sosial, komponen kognitif disebut citra diri (self image), dan komponen afektif disebut harga diri (self esteem). Keduanya, menurut Wiliam D. Brook dan Philip Emmert (1975:45), berpengaruh besar pada pola komunikasi interpersonal (Rakhmat, 2007:100). Persepsi mengenai tindakan yang mempengaruhi cara atau pandangan hidup, sehingga suatu pemahaman mengenai Konsep Diri seseorang merupakan dasar yang sangat berguna untuk meramaikan bagaimana seseorang itu akan bertindak. Ada tiga alasan pentingnya Konsep Diri dalam menentukan perilaku seperti yang diungkapkan Clara R Pudjijogyanti (1995:5): A. Konsep Diri mempunyai peranan dalam mempertahankan keseluruhan batin. Apabila timbul perasaan, pikiran dan persepsi yang tidak seimbang atau saling bertentangan satu sama lain, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Untuk menyeimbangkan dan menghilangkan ketidakselarasan tersebut, individu akan mengubah perilakunya.
36
B. Seluruh sikap, pandangan individu terhadap dirinya akan mempengaruhi individu dalam menafsirkan pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya dikarenakan masing-masing individu mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda terhadap dirinya. C. Konsep Diri menentukan pengharapan, ini merupakan inti dari Konsep Diri. Sikap dan pandangan negatif terhadap kemampuan diri akan menyebabkan individu tidak mempunyai motivasi untuk mencapai prestasi yang gemilang. Maka dari itu, penting seseorang memiliki dan memahami Konsep Diri khususnya bagi seorang mahasiswa, karena dengan mengenal Konsep Diri, kita bisa lebih memahami diri kita. Apa saja kekurangan atau kelebihan yang kita miliki dan apa yang dibutuhkan untuk membangun pribadi kita. Sehingga kita dapat membentuk Konsep Diri yang baik untuk diri. 2.3.2 Pembentukan Konsep Diri Joan Rais dalam Singgih Dirgi Gunarsa (2004: 237-240) mengungkapkan bahwa Konsep Diri terbentuk berdasarkan persepsi seseorang mengenai sikapsikap orang lain terhadap dirinya. Pada seorang anak, ia mulai belajar berpikir dan meraskan dirinya seperti apa yang telah ditentukan oleh orang lain dalam lingkungannya, misalnya orang tuanya, gurunya ataupun teman-temannya. sehingga apabila seorang guru mengatakan secara terus menerus pada seorang
37
anak muridnya bahwa ia kurang mampu, maka lama kelamaan anak akan mempunyai Konsep Diri semacam itu. Pada dasarnya Konsep Diri tersusun atas tahapan-tahapan, yang paling dasar adalah Konsep Diri primer, dimana konsep ini terbentuk atas dasar pengalamannya terhadap lingkungan terdekatnya, yaitu lingkungan rumahnya sendiri. Pengalaman-pengalaman yang berbeda yang ia terima melalui anggota rumah, dari orangtua, nenek, paman maupun misalnya saudara-saudara sekandung yang lainnya. Konsep tentang bagaimana dirinya banyak bermula dari perbandingan antara dirinya dengan saudara-saudara yang lainnya. Sedangkan konsep tentang bagaimana perannya, aspirasi-aspirasinya ataupun tanggung jawabnya dalam kehidupan ini, banyak ditentukan atas dasar didikan ataupun tekanan-tekanan yang datang dari orangtuanya. Setelah anak bertumbuh besar, ia mempunyai hubungan yang lebih luas daripada hanya sekedar hubungan dalam lingkungan keluarganya. Ia mempunyai lebih banyak teman, lebih banyak kenalan dan sebagai akibatnya ia mempunyai lebih banyak pengalaman. Akhirnya anak akan memperoleh Konsep Diri yang baru dan berbeda dari apa yang sudah terbentuk dalam lingkungan rumahnya dan menghasilkan suatu Konsep Diri sekunder. Konsep Diri sekunder terbentuk banyak ditentukan oleh bagaimana Konsep Diri primernya. Apabila Konsep Diri primer yang dipunyai seseorang adalah bahwa ia tergolong sebagai orang yang pendiam, penurut, tidak nakal atau tidak suka untuk membuat suatu keributan-keributan, maka ia akan cenderung pula memilih teman bermain
38
yang sesuai dengan Konsep Diri yang sudah dipunyainya itu dan teman-teman barunya itulah yang nantinya menunjang terbentuknya Konsep Diri sekunder. 2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri William D. Brooks di dalam buku Jalaludin Rakhmat yang berjudul psikologi komunikasi menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi perkembangan Konsep Diri, yaitu : 1. Self apprasial – viewing self as an object Istilah ini berkaitan dengan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri mencakup kesan-kesan yang diberikan kepada dirinya. Ia menjadikan dirinya sebagai obyek dalam komunikasi dan sekaligus memberikan penilaian terhadap dirinya. 2. Reaction and respone of others Seseorang dalam memandang dirinya juga tidak hanya dipengaruhi oleh pandangan dirinya terhadap diri sendiri, namun juga dipengaruhi oleh reaksi dan respon dari orang lain melalui interaksi yang berkesinambungan.
Penilaian
dilakukan
seseorang
berdasarkan
pandangan orang lain terhadap dirinya. 3. Roles you play – role taking Seseorang memandang dirinya berdasarkan suatu keharusan dalam memainkan peran tertentu yang harus dilakukan. Peran ini berkaitan dengan sistem nilai yang diakui dan dilaksanakan oleh kelompok dimana individu berada, sehingga dia harus ikut memainkan peran tersebut.
39
4. Reference Groups Kelompok rujukan merupakan kelompok yang individu menjadi anggota di dalamnya. Jika kelompok ini dianggap penting, dalam arti mereka dapat menilai dan bereaksi pada individu, hal ini akan menjadi kekuatan untuk menentukan Konsep Diri seseorang. Fitts juga mengatakan Konsep Diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Dengan mengetahui Konsep Diri seseorang, kita akan lebih muda meramalkan dan memahami tingkah laku seseorang. Pada umumnya tingkah laku individu berkaitan dengan gagasan-gagasan tentang dirinya sendiri. Konsep Diri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: a. Pengalaman,
terutama
pengalaman
interpersonal,
yang
memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga, b. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain, c. Aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang sebenarnya (Hendriati, 2004:139). 2.3.4 Pengaruh Konsep Diri 2.3.4.1 Nubuat yang Dipenuhi Sendiri Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan Konsep Diri disebut nubuat yang dipenuhi sendiri. Bila anda berpikir anda orang bodoh, anda akan benar-benar jadi orang bodoh. Anda berusaha hidup sesuai dengan label yang anda lekatkan pada diri anda sendiri.
40
Rakhmat mengatakan hubungan Konsep Diri dengan prilaku, “you don’t think what you are, you are what you think” (Rakhmat, 2007:104). Sukses komunikasi antarpribadi banyak bergantung pada Konsep Diri anda, positif atau negatif. Menurut William D. Brook dan Philip Emmert ada lima tanda orang berkonsep diri negatif, yaitu: a.
Peka pada kritik, bagi orang ini koreksi seringkali dipersepsi sebagai usaha menjatuhkan harga dirinya.
b.
Responsif sekali terhadap pujian, meski menghindari pujian orang ini tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian.
c.
Sikap
hiperkritis,
mengungkapkan
tidak
pandai
penghargaan
dan tidak
atau
sanggup
pengakuan
pada
kelebihan orang lain. d.
Merasa tidak disenangi orang lain, ia tidak akan pernah mempersalahkan dirinya, tetapi akan menganggap dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang tidak beres.
e.
Bersikap pesimis, tidak bersaing dengan orang lain dan menganggap dirinya tidak berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya (Rakhmat, 2007: 105).
Sebaliknya, orang yang memiliki Konsep Diri positif ditandai dengan lima hal berikut ini: a.
Ia yakin akan kemampuan mengatasi masalah
b.
Ia merasa setara dengan orang lain
41
c.
Ia menerima pujian tanpa rasa malu
d.
Ia menyadari bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat
e.
Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan disenanginya
aspek-aspek
dan
berusaha
kepribadian
yang tidak
mengubahnya
(Rakhmat,
2007:105). 2.3.4.2 Membuka Diri Bila Konsep Diri sesuai dengan pengalaman kita, maka kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasangagasan baru, lebih menghindari sikap defensif, dan lebih cermat memandang diri sendiri dan orang lain. Hubungan antara Konsep Diri dan membuka diri dapat dijelaskan melalui model Johari Window yang ditemukan oleh Josepf Luft dan Harry Ingham di tahun 1969. Dalam Johari Window diungkapakan tingkat keterbukaan dan kesadaran tentang diri kita. 2.3.4.3 Percaya Diri Ketakutan
melakukan
kegiatan
berkomunikasi
disebut
communication apprehension. Orang-orang seperti ini akan menarik diri dari pergaulan, berusaha sekecil mungkin dalam berkomunikasi, dan hanya berbicara pada keadaan terdesak saja. Sekalipun berbicara sering pembicaraannya
tidak
relevan
untuk
menghindari
reaksi
dari
42
pembicaraannya itu. Orang yang aprehensif dalam berkomunikasi cenderung tidak menarik perhatian orang lain, kurang kredibel, dan sangat jarang memiliki kedudukan. Meski tidak semua penyebabnya adalah kekurangan kepercayaan diri, faktor percaya diri merupakan penentu keberhasilan seseorang berkomunikasi. Maxwell Maltz seorang tokoh psikosibernetik mengatakan,“Believe in yourself and you’ll be succeed” (Rakhmat, 2007:109).
Maka dari itu meningkatkan kepercayaan diri menjadi penting dalam pembentukan Konsep Diri positif. 2.3.4.4 Selektivitas Konsep Diri menyebabkan terpaan-terpaan selektif seseorang dalam bertindak. Anita Taylor mengatakan seperti dikutip dalam buku “Psikologi komunikasi”: Konsep Diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena Konsep Diri mempengaruhi kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsi pesan itu, dan apa yang kita ingat (Rakhmat, 2007:109).
Dari pernyataan Anita bisa disimpulkan Konsep Diri menimbulkan terpaan selektif (selective exposure), persepsi selektif (selective perseption), dan ingatan selektif (selective attention). Sebagai contoh, bila kita muslim yang baik maka kita akan rajin mengikuti pengajian, membeli buku-buku agama, dan lain-lain itulah terpaan selektif. Bila kita berkonsep diri positif maka dalam menerima pesan yang datang tentu hanya pesan baik yang diterima dan yang negatif terbuang begitu saja, itulah persepsi selektif. Selain itu Konsep Diri membawa kita pada ingatan yang selektif, contohnya
43
seseorang penggemar sepak bola mampu menyebutkan semua nama pemain Timnas Indonesia, seluruh pemain club Barcelona, tetapi dia sama sekali tidak ingat siapa nama bapak mertuanya. Sebenarnya ada satu hal lagi dalam selektivitas ini, yaitu penyandian selektif (selective encoding). Jalaludin Rakhmat dalam buku “Psikologi Komunikasi” mengatakan, “penyandian adalah proses penyususnan lambang-lambang sebagai terjemahan dari apa yang ada dalam pikiran kita” (Rakhmat, 2007:110).
Maka seseorang akan menyampaikan pesan sesuai dengan Konsep Diri yang dia pakai. Contohnya, seorang dosen dalam kelas akan menyusun pesan yang disampaikannya sesuai apa yang telah dia konsepkan. Cara berbicara, posisi duduk, ekspresi wajah, dan lain-lain. 2.4 Tinjauan tentang mahasiswa 2.4.1 Pengertian Mahasiswa Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012: 5). Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Seorang
44
mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada 18 masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012: 27). Menurut pengertian Knopfemacher dalam Suwono menyebutkan bahwa “Mahasiswa adalah insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), di didik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual” (Suwono, 1978:15).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam penelitian ini, subyek yang digunakan ialah dua mahasiswa yang berusia 23 tahun dan masih tercatat sebagai mahasiswa aktif. 2.4.2 Karakteristik, Ciri, dan Jenis Mahasiswa Mendengar kata mahasiswa orang akan merasa kagum, bahkan iri. Karena seharusnya mahasiswa adalah orang yang pandai, mempunyai semangat yang tinggi, dan dapat mengubah bangsa ini menjadi lebih baik lagi. Namun itu dulu, kini anggapan itu memudar, seiring pudarnya budaya-budaya yang melekat pada diri mahasiswa itu sendiri, yaitu budaya membaca, menulis, dan berdiskusi. Pudarnya budaya mahasiswa ini dapat disebabkan karena arus globalisasi. Jika dulu mahasiswa senang membaca buku-buku ilmu pengetahuan, menuangkan hasil-hasil pemikirannya dalam tulisan, serta berdiskusi sebagai proses transfer ilmu, kini mereka lebih senang bermain game, sosial media, atau hal lain yang dirasa lebih menyenangkan, sebagian
45
lebih senang mendengarkan musik dengan alasan untuk menyegarkan pikiran. Mahasiswa yang selalu menjadi harapan bagi masyarakat umum untuk menentukan arah perkembangan masyarakat, kini malah menjadi individu yang memisahkan diri dari persoalan masyarakat dan seolah-olah tidak mau tahu tentang persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Eksistensi mahasiswa yang seharusnya sebagai agen of change dan agen of control memudar seiring sifat arogansi dan tidak mau tahu yang selalu ditunjukkan oleh mahasiswa dalam pergaulannya sehari-hari di lingkungan sosial. Padahal sadar tidak sadar mahasiswa merupakan pelopor dalam setiap perubahan di belahan dunia manapun. Namun mahasiswa akhir-akhir ini selalu menunjukan dirinya sebagai kelas borjuis dan melupakan tanggung jawabnya terhadap persoalan sosial sebagai manusia yang memiliki kecerdasan tinggi. Beberapa golongan mahasiswa yang masuk ke dalam kelas borjuis memiliki ciri antara lain lebih menunjukkan style yang berbeda dari mahasiswa kebanyakan. Mahasiwa jenis ini selalu ingin tampil beda, up to date, glamour, mewah, bahkan ada pula yang ingin terkesan eksklusif. Tipe mahasiswa ini selalu
ingin
menunjukkan
dirinya
yang
terhebat
disisi
penampilan
dibandingkan dengan mahasiswa lain. Di tengah masyarakat, mahasiswa jenis ini selalu tampil aneh, yang laki-laki mencat rambutnya, memakai anting dan pakaian yang mewah. Sedangkan yang perempuan, selalu ingin tampil sempurna dimata umum dan ingin mencari perhatian dari lawan jenisnya dengan pakaian mini, bergincu, make up tebal dan bersolek ketika hendak berjalan (Sumber : kompas).
46
2.5 Kerangka Berpikir Berdasarkan Konsep Diri penulis ingin mencoba mengetahui Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Bagaimana individu mahasiswa UNTIRTA itu sendiri dikaji melalui Konsep Diri dan Interaksi Simbolik. Kemudian gambaran kerangka berfikir ini dapat dijabarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Mahasiswa UNTIRTA Pendengar Musik Electronic Dance Music (EDM)
Teori Interaksi Simbolik 1. Mind 2. Self 3. Society
Konsep Diri Sumber, Peneliti: 2017 Dari tinjauan kepustakaan dan kerangka teori, serta masalah yang diangkat dalam penelitian yang telah dirumuskan tersebut diatas maka dikembangkan suatu kerangka konsep penelitian. Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan antar konsep atau variabel yang akan diamati (diukur) melalui suatu penelitian. Berangkat dari pemahaman dan aspek teori tersebut yang berada pada tataran kajian komunikasi dan pendekatan-pendekatan melalui teori Interaksi Simbolik
47
dengan menggunakan paham deskriptif, sehingga menjadi sebuah informasi kebenaran yang valid dan ilmiah. Peneliti membuat suatu kerangka berpikir untuk menjelaskan keseluruhan pembahasan secara singkat dalam bentuk kerangka deskriptif. Dalam hal ini, peneliti membahas tentang “Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015”. Globalisasi dan perkembangan teknologi menyebabkan industri wisata dan hiburan malam berkembang pesat di kota-kota besar (Stevanio, 2007:01). Istilah hiburan malam mulai banyak di Indonesia seiring dengan kebutuhan para masyarakat penikmat dunia malam untuk menyeimbangkan diri dari tumpukan emosi dan rutinitas kehidupan sehari-hari mereka, hal ini ditandai dengan selalu ramainya pengunjung tempat-tempat hiburan malam di perkotaan seperti Ibu kota Jakarta bahkan hingga penuh sesak saat akhir pekan tiba. 'Memasuki Fable ibarat memasuki dunia berbeda…' Club di bawah bendera grup All-In Entertainment ini terletak di lantai dua Fairground SCBD dan bisa menampung sekitar 800 club-goers. Yang membuat tempat ini selalu penuh adalah penampilan Disk Jockey (DJ) sering didatangkan dari luar negeri. Salah satu club malam yang sering diserbu hotel di dalam hotel adalah New Stingray Club yang bersituasi di Crowne Plaza Hotel. Club ini dulunya bernama Kama Sutra dan seiring dengan perubahan tim pengelola baru, namanya pun kini menjadi New Stingray Club. Club yang bisa menampung sekitar 700 pengunjung ini akan merasakan nuasa hijau di dalam club karena tata lampu hampir di semua ornamen interior mereka berwarna hijau.1 Electronic Dance Music (EDM) merupakan sebuah genre musik yang banyak dimainkan di tempat-tempat hiburan malam, genre musik ini menggunakan instrumen elektronik, baik dalam pembuatan lagu maupun memainkannya. 1
http://lifestyle.okezone.com/read/2015/08/04/298/1190427/lima-club-malam-paling-happeningdi-jakarta, diakses pada hari Sabtu 04 Februari 2016 pukul 12:30 WIB
48
Instrumen-instrumen tersebut berupa controller, mixer, recorder, keyboard, dan sebagainya. Electronic Dance Music (EDM) hadir sebagai event di Indonesia sejak tahun 2012 hingga saat ini. Di Ibu Kota Jakarta sendiri menyediakan sebuah wadah yang bernama Djakarta Warehouse Project (DWP) bagi para penikmat musik Electronic Dance Music (EDM). Djakarta Warehouse Project (DWP) sebagai sebutan yang sudah tidak asing lagi ditelinga generasi muda yang relatif aktif di sosial media seperti instagram, twitter, facebook, dan lain sebagainya. Hal ini ditandai dengan banyaknya meme atau gambar lelucon yang mengangkat fenomena Djakarta Warehouse Project (DWP) diberbagai sosial media tersebut, yang menjadikan nama baru bagi identitas yang mengikuti perkembangan zaman tersebut. Dalam perkembangannya Djakarta Warehouse Project (DWP) memberikan konsep diri baru bagi mahasiswa yang melihatnya sebagai event musik yang mencerminkan gaya hidup yang glamour dan hedonis. Konsep diri merupakan gambaran yang bersifat individu dan sangat pribadi, dinamis dan evaluatif yang masing-masing orang mengembangkannya di dalam transaksi - transaksinya dengan lingkungan kejiwaannya dan yang dia bawa-bawa di dalam perjalanan hidupnya. Konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, pendapat orang mengenai diri kita dan seperti apa diri kita inginkan. Kota Serang memiliki slogan, semboyan, atau motto yaitu Kota Serang Madani. Dalam KBBI kata „Madani‟ berarti menjunjung tinggi nilai, norma, hukum yang ditopang oleh penguasaan iman, ilmu, dan teknologi yang
49
berperadaban.2 Hal ini merupakan cerminan Kota Serang yang lahir dari budaya masyarakatnya yang menjunjung norma-norma yang berlaku salah satunya norma agama. Di sepanjang jalan protokol Kota Serang juga dapat ditemui berbagai ornamen atau hiasan Kota berbentuk tulisan Asmaul Husna, Masjid Agung yang bersebelahan dengan Gereja Kristus Raja, beragam tempat ibadah umat beragama, dan banyaknya acara keagamaan yang biasa diselenggarakan pada hari-hari besar keagaaman tertentu seperti pawai mulud, ziarah ke Banten lama, hari raya natal, dan upacara keagamaan lain yang mengindikasikan bahwa Kota Serang merupakan salah satu kota yang religius. Sementara di sisi lain permasalahan sosial yang makin kompleks, seperti: maraknya gelandangan, pengemis, orang gila, anak jalanan, prostitusi terselubung, kenakalan remaja, peredaran narkotika, hingga tidak tertatanya pedagang kaki lima, berimplikasi pada terbentuknya citra baru yang cenderung negatif di tengah ketidakberdayaan untuk mempertahankan citra lama yang positif sebagai Kota Pendidikan, Kota Santri, dan Kota Madani yang relijius. Inilah yang mendasari kekhawatiran banyak kalangan tentang arah pembangunan dan jati diri Kota Serang di masa depan. (Sumber : Bappeda). UNTIRTA
merupakan
satu-satunya
Universitas
Negeri
dibawah
Kemenristekdikti yang berada di Provinsi Banten, tepatnya di Kota Serang dan Cilegon. Adanya perkembangan zaman, mempengaruhi Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA dimana jika dilihat dari letak geografisnya UNTIRTA dekat dengan Ibu Kota Negara yaitu Jakarta yang menjadi pusat perkembangan musik 2
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://kbbi.web.id/madani diakses pada hari senin, 11 Januari 2017 pukul 22:20 WIB
50
Electronic Dance Music (EDM) di Indonesia dan lokasi diselenggarakannya event Djakarta Warehouse Project (DWP), sehingga disinyalir memunculkan animo sebagian kecil mahasiswa UNTIRTA pendengar musik Electronic Dance Music (EDM) untuk menghadiri event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan berbagai macam alasan juga motif dan simbol yang beragam. Dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif, Deddy Mulyana mengatakan bahwa inti dari teori Interaksi Simbolik adalah teori tentang diri (self) dari George Herbert Mead (Mulyana, 2008:73). Menurut George Herbert Mead, cara manusia mengartikan dunia dan dirinya sendiri berkaitan erat dengan masyarakatnya (society). Mead melihat pikiran (mind) dan dirinya (self) menjadi bagian dari perilaku manusia yaitu bagian interaksinya dengan orang lain. Tiga ide dasar Interaksionisme Simbolik terdiri dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self) dan hubungannya ditengah interaksi sosial, dan bertujuan akhir untuk memediasi, dan menginterpretasi makna ditengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap. Dari berbagai penjabaran latar belakang tersebut peneliti mencoba mengelaborasi Konsep Diri seorang individu, dalam hal ini beberapa mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) dikehidupannya seharihari dan saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) serta berbagai persiapannya yang melahirkan karakteristik Mind, Self, Society individu tersebut.
51
2.6. Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Aspek Perbandingan
Aulia Ibadurrahman Salam
Helmy Agustina
1
Judul
Realitas Panggung Depan Panggung Belakang Mahasiswa Pengguna Tato Untirta.
Konsep Diri Pengguna Otaku Anime di Kota Serang
2
Masalah
Bagaimana panggung depan panggung belakang para mahasiswa pengguna tato?
Bagaimana Konsep Diri Otaku Anime di kota Serang?
3
Metode Penelitian
Penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif.
Penelitian Kualitatif dengan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Serta menggunakan studi fenomenolgis.
4
Hasil Penelitian
1. Pada panggung depan seorang para mahasiswa pengguna tato cenderung tidak menjadi dirinya sendiri. Mereka menjadi orang lain ketika diatas panggung dengan
1.Mind Otaku anime merupakan remaja dewasa yang masih menyukai film animasi. Otaku anime menyaksikan film animasi dengan intensitas yang sangat tinggi. Pandangan pecinta film animasi atau key informan dalam
Steptian Akbar
Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Bagaimana Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015? Penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif.
52
menjaga sikapnya lebih pendiam dan menjaga bercandanya ketika didalam kelas. Saat di depan panggung mereka memainkan peran menjadi bukan dirinya sendiri dengan bertingkah laku dan berkata sesuai tema akademis di kampus,dengan berpakaian jeans panjang rapid an kemeja panjang menutupi lengannya. Dan lebih menjaga sikapnya ketika berada di kelas , fakultas dan sekitar lingkungan dosen. 2. Panggung belakang sebagai mahasiswa pengguna tato ketika berada diluar kampus, mereka menampilkan pribadi aslinya. Ketika berada bersama teman – temannya , ketika berada di rumah dan ketika bersama pacarnya. Mereka bersikap dan berpenampilan sesuai kehendak mereka dan tidak ada yang ditutup – tutupi. Berpakaian santai dan bercanda tanpa ada batasan akademis dan etis. Mereka juga leluasa menunjukan tatonya ketika di panggung belakang.
penelitian ini meyakini bahwa pandangan negatif tentang konsep Otaku anime yang ada ditengah masyarakat adalah salah. Otaku anime menganggap bahwa kegiatan menghabiskan sumber daya yang mereka miliki seperti uang dan waktu untuk menyaksikan film animasi bukanlah hal yang negatif. 2. Self Otaku anime biasa mengkomunikasikan simbol “otaku “ melalui pakaian yang bergambar atau bertuliskan karakter atau judul film animasi yang mereka gemari sebagai sebuah simbol artifaktual mereka dalam kesehariannya. Cosplay merupakan media yang mereka tempuh dalam memvisualisasikan karakter yang mereka sukai ke dalam dunia nyata. Otaku anime juga gemar mengoleksi action figures, poster ataupun barangbarang yang berhubungan dengan karakter idola mereka. Otaku anime pun menginternalisasikan sifat dari karakter idolanya untuk mereka terapkan dalam interaksi didunia nyata. 3. Society Otaku anime di kota Serang secara sosial terbatasi oleh adat, budaya, dan agama dilingkungan mereka tinggal. Pengaruh keluarga dan masyarakat masih bisa memberikan kontrol yang kuat dalam perkembangan akan kesenangan mereka lakoni. Hal ini membawa mereka kedalam kondisi dimana
53
mereka tidak sampai menginjak kepada tahap Otaku yang ekstrim seperti hikiomori dan nijikon. 5
Persamaan
6
Perbedaan
Sama-sama menggunakan metode deskriptif kualitatif. Objek Penelitian
Sama-sama menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Objek Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk memperoleh informasi secara menyeluruh mengenai bagaimana Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dipilih agar peneliti bisa mendapatkan pemahaman yang dalam terhadap permasalahan yang ada.
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kualitatif.
Pendekatan
ini
memungkinkan seorang peneliti untuk menginterpretasikan dan menjelaskan suatu fenomena secara holistik dengan menggunakan kata-kata, tanpa harus bergantung pada sebuah angka. Menurut Bogdan dan Taylor, Metode kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Basrowi & Suwandi,2008:20-21).
Fungsi utama penelitian kualitatif adalah menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat satu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden, dan melakukan pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
54
55
Metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antara
fenomena
yang
diselidiki.
Penelitian
ini
bertujuan
menggambarkan realitas empiris sesuai dengan fenomena yang terjadi secara rinci dan tuntas serta untuk mengungkapkan gejala secara holistic kontekstual melalui pengumpulan data dari latar yang alami dengan peneliti sebagai instrumen kunci. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Metode pendekatan penelitian kualitatif menurut Sugiyono adalah: “Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi” (Sugiyono, 2008:44).
Melalui penelitian kualitatif peneliti berupaya menggambarkan data yang diperoleh dilapangan secara jelas mengenai Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015.
3.2 Paradigma Penelitian Paradigma menurut Kuhn didefinisikan sebagai suatu cara pandang, nilainilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara memecahkan sesuatu masalah, yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu masa tertentu (Djaman Satori & Aan Komariah, 2010:09). Penelitian ini menggunakan paradigma Post-Positivis sebagai dasar alur kerangka berpikir. Dengan menggunakan paradigma Post-Positivis ini, peneliti berusaha untuk menyelami lebih dalam dan menyeluruh mengenai Konsep Diri
56
mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Dalam paradigma Post-Positivis realitas disikapi sebagai fakta yang bersifat ganda, memiliki hubungan yang asosiatif, serta harus dipahami secara ilmiah, kontekstual, dan holistic (Maryaeni, 2005: 6). Realitas yang bersifat ganda memberikan keleluasaan bagi orang yang ingin menanggapi realitas tersebut dengan interpretasi masing-masing, sehingga realitas dapat berbeda-beda makna dan keberadaanya sesuai dengan apa yang dibangun oleh pikiran orang masing-masing. Ditinjau dari perspektif Post-Positivis, tujuan penelitian kebudayaan ataupun penelitian kualitatif pada umumnya, dapat bersifat : 1.
Eksploratif, memahami fenomena secara garis besar tanpa mengabaikan kemungkinan pilihan fokus tertentu secara khusus,
2.
Eksplanatif, memahami ciri dan hubungan sistematis fenomena berdasarkan faktanya,
3.
Teoritis, menghasilkan formasi teori secara substantif berdasarkan konseptualisasi, abstrak ciri, dan sistemisasi hubungan konsep berdasarkan relasi dan kemungkinan variasinya, dan
4.
Memahami makna fenomena dihubungkan dengan kepentingan terapan atau nilai praktis tertentu (Ibid, 2005:7).
Paradigma Post-Positivis juga menganggap bahwa realitas harus dipahami secara holistic dan kontekstual, artinya bahwa obyek penelitian merupakan sesuatu yang apabila diteliti dan dipahami bagian perbagian maka akan
57
berhubungan dengan bagian-bagian yang lain dan akan membentuk suatu keutuhan yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, objek dari suatu realitas juga harus dipahami sesuai dengan konteksnya. Realitas dalam paradigma PostPositivis tidak akan ditemukan apabila peneliti hanya mengamati dan membuat jarak dengan realitas. Hal tersebut dikarenakan dalam paradigma Post-Positivis terdapat unsur emosi, perasaan dan perilaku yang hanya dapat dimengerti dan dipahami apabila peneliti terlibat langsung dan merasakan sendiri kenyataan yang sebenarnya terjadi. Peneliti harus mampu mengungkap data yang sebenarnya melalui kegiatan observasi dengan cara ikut serta dalam kegiatan para mahasiswa UNTIRTA. Selain observasi, pengungkapan data juga dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap pihak-pihak yang kompeten. Paradigma adalah basis kepercayaan utama dari sistem berpikir; basis dari ontologi, epistemologi, dan metodologi. Dalam pandangan filosof, paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini membawa konsekuensi praktis terhadap perilaku, cara berpikir, intepretasi dan kebijakan dalam pemilihan masalah. Paradigma memberi representasi dasar yang sederhana dari informasi pandangan yang kompleks sehingga orang dapat memilih untuk bersikap atau mengambil keputusan (Salim, 2001). Karena dengan menggunakan paradigma Post-Positivis ini, peneliti berusaha untuk memahami tentang Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP)
58
2015, Selain itu peneliti tidak hanya mengolah data mentahnya saja, tetapi peneliti lebih mencari tahu di setiap kejadian apa yang menyangkut penelitian ini. 3.3 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini akan dilaksanakan dikampus UNTIRTA Serang dan UNTIRTA Teknik Cilegon yang bertempat di Jalan Raya Jakarta kilometer 4 Kota Serang dan di Jalan Jendral Sudirman KM.3 Kota Cilegon Provinsi Banten. 3.4 Informan Penelitian Pengertian informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Dalam penelitian kualitatif posisi narasumber sangat penting. Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian. Diantara sekian banyak informan tersebut, ada yang disebut narasumber kunci (key informan) seseorang atau beberapa orang, yaitu orang atau orang-orang yang paling banyak menguasai informasi (paling banyak tahu) mengenai obyek yang sedang diteliti. Menurut Moleong dalam Ardianto mendefinisikan informan penelitian sebagai berikut: “ Informan adalah orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai narasumber selama proses penelitian” (Ardianto,2011:61-62).
Untuk memperoleh data penelitian yang mencerminkan keadaan subjek penelitian dan bisa menggambarkan (menjawab) apa yang menjadi tujuan dan permasalahan penelitian, peneliti memilih semua informan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling dimana teknik ini mencakup
59
orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel atau informan. Sebagaimana yang disampaikan Sugiyono dalam buku memahami penelitian kualitatif, adalah: “Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai obyek atau situasi sosial yang diteliti” (Sugiyono,2012:54). Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh spadley dinamakan “Social Situation” atau sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktifitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” didalamnya (Sugiyono, 2008: 215-216). Pada istilah kualitatif juga tidak menggunakan istilah sampel. Sampel pada penelitian kualitatif disebut sebagai informan atau subjek penelitian, yaitu orangorang yang dipilih dan diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan penelitian. Namun dalam penelitian kali ini peneliti menyebutnya sebagai informan. Informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek. Berdasarkan Metodelogi kualitatif dikenal beberapa metode riset: antara lain focus group discussion, wawancara mendalam, studi kasus dan observasi. Tetapi penulis hanya mengumpulkan data dengan metode wawancara mendalam dan observasi. Dengan ini diharapkan mendapatkan informasi yang konkrit mengenai
60
perilaku komunikasi mahasiswa UNTIRTA di lingkungan kampus yang nantinya akan menjelaskan Konsep Diri mahasiswa tersebut. 3.4.1 Pemilihan Informan Di kampus UNTIRTA ini sendiri terdapat beberapa mahasiswa yang bisa menjadi informan penelitian, tetapi ketika penulis melakukan observasi awal ditemukan beberapa mahasiswa yang layak dijadikan informan kunci. Penentuan mengenai siapa yang harus menjadi informan kunci harus melalui beberapa pertimbangan diantaranya; (1) Informan yang bersangkutan memiliki pengalaman pernah ikut serta dalam event Djakarta Warehouse Project (DWP) sesuai dengan permasalahan yang diteliti. (2) Informan yang tergolong masih sedang berkecimpung dan terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti. (3) Informan yang mempunyai waktu memadai untuk dimintai informasi. (4) Informan yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri. (5) Untuk informan pendukung adalah teman sebaya yang dari awal sudah mengenal dekat dengan informan utama. Informan dipilih secara purposive (purposive sampling) berdasarkan aktivitas mereka dan kesediaan mereka untuk mengeksplorasi pengalaman mereka, purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan secara sengaja mengambil
61
sampel tertentu (orang-orang tertentu), sesuai persyaratan (sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria), sampel (mencerminkan populasinya), atau juga purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sembarang asal memenuhi persyaratan. Peneliti dapat memilih informan, atau bisa juga informan yang mengajukan secara sukarela. Dari hasil observasi yang telah dilakukan penulis maka dapat ditentukan informan yang bersedia di jadikan narasumber, yakni sebagai berikut: 3.4.1.1 Informan Utama Dipilihnya Agi Maulana Rizky dan Merina Fauziyah sebagai informan utama karena mereka memenuhi syarat dan ketentuan penulis. Yaitu status mereka sebagai mahasiswa, Pernah menonton acara event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 agar kemungkinan pengetahuan tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP) bergenre Electronic Dance Music (EDM) diharapkan lebih dalam dan luas. Dipilihnya waktu lebih dari satu tahun untuk para informan utama karena Konsep Diri dari sebuah objek membutuhkan proses latar belakang dan pengalaman yang panjang agar informasi yang yang didapat valid dan dalam. Informan Utama
Pekerjaan
AGI MAULANA RIZKY
Mahasiswa
MERINA FAUZIYAH
Mahasiswi
Tabel 3.1 Key Informan
62
3.4.1.2 Informan Pendukung Pemilihan informan pendukung sangat erat kaitannya dengan para informan utama. Dan hasil informan pendukung dijadikan triangulasi sumber untuk membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh (Rahmat Krisanto, 2006:70). INFORMAN PENDUKUNG
PEKERJAAN
MUHAMAD RIDWAN
MAHASISWA
FIRMANSYAH
MAHASISWA
Tabel 3.2 Informan Pendukung 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah: 3.5.1 Wawancara Wawancara ini merupakan salah satu metode pengumpulan data pada riset kualitatif. Wawancara dalam riset kualitatif yang disebut sebagai wawancara mendalam (depth interview) atau wawancara intensif (intensiveinterview) dan kebanyakan tak terstruktur. Tujuannnya adalah untuk mendapatkan data kualitatif yang mendalam (A. Chaedar Alwasilah,200:98). Menurut Baskin yang dikutip dalam buku Dodi M. Gozali mengatakan bahwa wawancara bisa menjadi berhasil untuk memperoleh informasi dari publik, apabila pewawancara terampil sehingga dapat memperoleh informasi yang mungkin sulit dilakukan oleh pewawancara biasa. Wawancara bisa
63
dilakukan secara tatap muka (face-to-face), bisa juga melalui telepon (Dodi M.Gozali, 2005:62). 3.5.2 Observasi Observasi adalah bagian dari pengumpulan data dengan menggunakan indra baik penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, dan peraba. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan data jawaban informan penelitian. Dengan observasi lapangan peneliti bisa mengamati langsung objek yang diteliti. Kegiatan observasi ini memudahkan peneliti untuk lebih memahami lingkungan objek yang diteliti, yaitu Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Selama melakukan observasi secara langsung, penulis ikut serta dalam event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang di adakan oleh penyelenggara event ini. 3.5.3 Studi Pustaka Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini juga dengan mencari data atau informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia diperpustakaan. Teknik lain yaitu usaha untuk mendapatkan informasi dengan cara menelaah referensi yang sesuai dengan penelitian, seperti mengumpulkan dan mempelajari data-data yang berasal dari dokumen yang berhubungan dengan objek yang diteliti. 3.5.4 Dokumentasi Dokumentasi yang dimaksud bertujuan agar penulis mendapatkan data dari peristiwa yang sedang atau sudah dilakukan oleh responden. Dalam hal ini
64
dokumentasi berupa data arsip, data atau berkas dan dokumentasi publik melalui jejaring sosial. 3.5.5 Internet Searching Pencarian melalui situs internet (Internet Searching), merupakan proses dimana
peneliti
menemukan
informasi-informasi
yang
mendukung
kelengkapan data maupun referensi yang berkaitan dengan penelitian melalui media online. 3.6 Sumber Data Berdasarkan teknik pengumpulan data yang dilakukan tersebut maka sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah: 1.6.1
Data Primer Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
yang pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian. Dalam hal ini peneliti memperoleh data primer melalui wawancara dengan key informan mahasiswa UNTIRTA serta juga hasil observasi dan pengamatan penulis. 1.6.2
Data Sekunder Data sekunder yang didapat melalui kepustakaan yaitu data yang
berkaitan dengan materi perkuliahan, bahan-bahan yang bersifat ilmiah yang dapat diperoleh selama kuliah, ensiklopedia, jurnal, artikel, majalah dan internet yang menunjang penelitian ini (Burhan Bungin, 2009:122). 3.7 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan mengurai sesuatu sampai komponenkomponennya dan kemudian menelaah hubungan masing-masing komponen
65
dengan keseluruhan konteks dari berbagai sudut pandang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metodelogi kualitatif dengan metode deskriptif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, baik yang diperoleh dari wawancara ataupun observasi, studi pustaka, dokumentasi, dan internet searching. Karena penelitian ini merupakan kualitatif, sehingga pada tahap penganalisaan data, peneliti dituntut untuk mampu memberikan makna pada data. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang kredibel. Secara keseluruhan langkah-langkah tersebut saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan data. Milles and Huberman (1984) dalam Sugiyono, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2012:91). Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai berikut:
66
1. Reduksi data (Data Reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci untuk segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan. 2. Penyajian data (Data display) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kulitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan lain-lain. Menurut Milles and Huberman (1984) yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. 3. Penarikan kesimpulan (Conclusion drawing/Verification) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat semantara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
67
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penulis kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. 3.8 Uji Keabsahan Data Dalam metode penelitian kualitatif, hasil temuan atau data yang diperoleh penulis dapat dinyatakan valid apabila hasil temuan atau data yang diperoleh dan dikemukakan penulis sesuai dengan temuan atau data yang sebenarnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzim (1978) dalam Moleong triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Triangulasi sumber juga membandingkan tema penelitian dengan berbagai sumber (informan).
68
3.9 Jadwal Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2016 hingga bulan Januari 2017. Hal tersebut dilakukan mulai dari tahapan persiapan, pelaksanaan hingga ke penyelesaian dengan perincian waktu pada tabel 3.3 berikut: Jadwal Penelitian No
1 2 3 4 5 6
Keterangan
JAN 2016
FEB 2016
MAR s/d NOV 2016
Acc Proposal Penyusunan Bab 1-3 Sidang Outline Observasi Lapangan Pembuatan Bab 4-5 Sidang Skripsi Tabel 3.3 (Sumber: Olahan Peneliti)
NOV s/d DES 2016
JAN s/d FEB 2017
BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan dan menguraikan sejumlah hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan berpedoman kepada format wawancara yang telah disusun sebelumnya dan pengamatan langsung sebagai metode penelitian utama untuk mendeskripsikan dan membahas data yang telah diperoleh. Hasil penelitian ini diperoleh dari teknik wawancara dengan informan sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung dilapangan yang kemudian peneliti analisis. Penelitian yang dilakukan sejak bulan Desember 2015 hingga Januari 2017 ini berfokus pada beberapa mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Agar penelitian ini lebih objektif dan akurat, maka penulis melakukan wawancara yang kemudian dikaitkan dengan beberapa unsur atau identifikasi masalah. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis dan lisan didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistic (utuh). Jadi, tidak dilakukan proses isolasi pada objek penelitian kedalam variabel dan hipotesis. Tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Untuk tahap analisis, yang dilakukan peneliti adalah membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan analisis data yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Untuk
69
70
dapat mengetahui sejauhmana yang diberikan informan penelitian, peneliti menggunakan beberapa tahap : 1. Menyusun draft pertanyaan wawancara dari unsur kredibilitas yang akan ditanyakan pada narasumber atau informan. 2. Melakukan
wawancara
dengan
mahasiswa
UNTIRTA
pendengar
Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 yang telah di tetapkan sebagai informan penelitian. 3. Melakukan observasi langsung dilapangan untuk melengkapi data-data yang berhubungan dengan penelitian. 4. Memindahkan data penelitian yang berbentuk daftar dari semua pertanyaan yang diajukan kepada narasumber atau informan. 5. Menganalisis hasil wawancara yang telah dilakukan, agar pembahasan lebih sistematis dan terarah, maka peneliti membagi dalam empat pembahasan, yaitu : a. Profil Informan b. Analisis Deskriptif Hasil penelitian c. Pembahasan 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1 Djakarta Warehouse Project (DWP) Djakarta Warehouse Project (DWP) adalah Dance Music Festival tahunan Ismaya Live. Kami sudah mempunyai pencapaian untuk menjadi Dance Music Festival terbesar di Indonesia, dan juga salah satu yang terbesar di Asia. Festival ini telah menampilkan seniman elektronik atau Disk Jockey (DJ) terbaik
71
International dan Indonesia. Dengan kualitas produksi suara dan musik terbaik, Acara ini adalah Dance Music Festival yang tidak akan mau anda lewatkan. Djakarta Warehouse Project (DWP) menyajikan pertunjukan spesial dari Disk Jockey (DJ) Internasional dan berbagai genre musik, mulai dari: electronic, house music, progressive, techno, trance, drum&bass, serta dubstep. Kami telah menampilkan bintang Electronic Dance Music (EDM) terbesar seperti Avicii, Calvin Harris, Paul Van Dyk, Markus Schulz, Martin Garrix, Bob Sinclair, Roger Sanchez, Kaskade, Ferry Corsten, Nervo, Matthew Koma dan banyak lagi. (www.ismaya.com) 4.1.2 Electronic Dance Music (EDM) Electronic Dance Music (EDM) sudah ada cukup lama, berkembang terus sejak tahun 1960an. Tahun 1960 merupakan lahirnya musik Electronic Dance Music (EDM) dan mulai berkembang pada tahun-tahun selanjutnya.
Pada tahun 1970an musik Electronic Dance Music (EDM) masih menggunakan alat-alat analog seperti Synth, Drum Machine, dan lain-lain. Pada awal 1990an makin banyak genre-genre lain yang booming, seperti Acid House, Techno, Trance, dan Drum dan Bass. Pada saat itu sebutan Electronic Dance Music (EDM) mulai marak digunakan, akan tetapi sangat sulit bila menyebut Electronic Dance Music (EDM) adalah sebuah genre karena sebetulnya terdapat banyak genre di dalam Electronic Dance Music (EDM).
72
Pada tahun 1995 Nervous Records dan Project X Magazine mengadakan sebuah acara dan menggunakan “Electronic Dance Music (EDM)” sebagai nama acara mereka. Menurut Ferry Corsten “Trance is the classical music of the future.” Pada tahun 2000 awal hingga akhir tahun 2010 produser sekaligus DJ ber-genre Trance mendominasi polling DJ Mag. Bisa dilihat di website www.DJMag.com namanama DJ besar seperti Tiesto, Paul Oakenfold, Paul van Dyk dan Armin van Buuren silih berganti menempati posisi pertama polling majalah yang memberitakan tentang musik-musik Electronic Dance Music (EDM). Di tahun 2010 David Guetta menggebrak Electronic Dance Music (EDM) ke arah lebih global atau bisa dibilang menjadi komersil. Pada tahun 2010 dia melakukan kolaborasi dengan artis-artis lain diluar Electronic Dance Music (EDM) dan hal tersebut terbukti cukup menjual dan menjadikan lagu-lagu pria asal Perancis ini menduduki peringkat pertama di chart Electronic Music di berbagai negara. Dampak besar dari hal ini adalah tersingkirnya Armin van Buuren dari posisi pertama yang telah dia rasakan selama 4 tahun berturut-turut. Pada
2011
makin
banyak
genre-genre underground yang
muncul
kepermukaan seperti Dubstep (Skrillex), Moombathone (Major Lazer dan Dillon Francis), Hardstyle (Headhunterz, Cascada, dan lain-lain), dan masih banyak lagi. Akan tetapi menurut old generation hal ini malah merusak keaslian genre tersebut. Seperti kita ketahui banyak aspek yang dapat kita perhatikan di dalam sebuah lagu, akan tetapi dikarenakan banyak orang berpendapat bahwa yang
73
mereka dengar sekarang sudah bisa dibilang genre-genre yang berkembang tersebut, sering kali orang tidak mengerti keaslian lagu tersebut terhadap genre yang mereka labeli sekarang dan banyak dari mereka menganggap bahwa Electronic Dance Music (EDM) merupakan genre itu semua, macam-macam genre yang ada di Electronic Dance Music (EDM), antara lain; 4.1.2.1
House music House music sendiri merupakan genre dalam musik Electronic
Dance Music (EDM) yang paling banyak diterima oleh publik. Hampir semua musik Top 40 dipengaruhi house music, begitu pula sebaliknya. Genre musik ini berasal dari kota Chicago, Amerika. Kata “house” sendiri diambil dari nama sebuah club malam di kota itu, The Warehouse. Ciri khas house music adalah tempo yang upbeat, groovy dan kadang didominasi oleh chord piano dengan tempo sekitar 126-128 beats per minute (BPM). Begitu populernya, genre ini punya berbagai macam sub-genre tersendiri; a. Acid House House music dengan sedikit pengaruh trance dan techno. Temponya sedikit lebih cepat daripada musik dari genre yang sama pada umumnya. b. Electro House Deadmau5, David Guetta dan Zedd merupakan sebagian DJ Electro House yang sedang naik daun. Hampir semua musik Electro House memiliki “drop”, seperti track milik Strobe milik Deadmau5 ini.
74
c. Dutch House Dari namanya sudah terlihat kalau sub-genre ini berasal dari negeri Belanda. Dutch House sendiri merupakan salah satu sub-genre yang mulai populer, bahkan di Indonesia juga. d. Progressive House: Ciri khas dari sub-genre ini adalah tempo musik yang semakin meningkat, hampir mirip dengan musik trance. e. Deep House: Ini merupakan sub-genre yang bisa dibilang paling chill. Musik Deep House sering dimainkan di cafe atau club yang memiliki atmosfer santai. 4.1.2.2
Trance Trance merupakan genre Electronic Dance Music (EDM) yang
berkembang di Jerman pada awal dekade 90-an. Karakteristik utama musik ini ialah tempo yang berkisar dari 125-160 beats per minute (BPM) serta alur yang naik turun. Secara harfiah, trance berarti keadaan ketika kamu berada di alam bawah sadar. Sesuai namanya, musik trance ini bisa bikin kamu terhipnotis dan merasa senang atau sedih. Sensasi emosional ini tercipta melalui kombinasi berbagai ritme dan layer musik, dengan melodi dan vokal yang repetitif. 4.1.2.3
Techno Genre ini sendiri muncul di Detroit pada awal 1980. Sebagai
bagian dari Electronic Dance Music (EDM), ciri khas musik techno adalah
75
penggunaan berbagai teknologi baru dalam dunia musik. Sebagian besar musik techno merupakan kombinasi synthesizer, hentakan drum, serta sequencer. 4.1.2.4
Dubstep Dubstep pertama kali diperkenalkan di London pada akhir tahun
90-an. Musik ini punya sound yang khas serta komposisi bass yang nggak beraturan dan terdistorsi. Dubstep tidak Cuma dimonopoli sama Skrillex aja (Sumber: Frontrowflag.net)
4.2 Deskripsi Informan Penelitian Dalam penelitian ini ada dua jenis informan, yang pertama Informan Utama kunci (Key Informan) dan Informan Pendukung. 4.2.1 Informan Utama (Key Informan) Key Informan adalah yaitu informan yang dianggap tahu banyak memberikan informasi dan jawaban yang dibutuhkan atas pertanyaanpertanyaan atau masalah penelitian dan yang mendukung penelitian (memberi informasi paling besar). Dalam penelitan ini, peneliti memilih key informan yaitu Agi Maulana Rizky, Merina Fauziyah. Karena memenuhi kriteria yang telah dijelaskan pada bab 3. Data yang diambil oleh peneliti lebih banyak dari wawancara dengan key informan, karena informasi yang didapat dari key informan cukup mendalam dan menjawab semua identifikasi masalah penelitian. Dokumentasi kegiatan dan wawancara dengan informan pendukung digunakan sebagai penguatan data
76
yang didapat dari key informan, untuk memperoleh gambaran yang utuh serta relevansi antara keseluruhan yang pada akhirnya dapat mengungkap, mengecek kebenaran yang terjadi antara hasil wawancara dan realita yang terjadi di lapangan, dan menyelaraskan hasil dari penelitian ini. A. Agi Maulana Rizky Agi adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Serang Banten. Agi lahir di Serang 3 Oktober 1991, Agi sekarang berusia 25 tahun yang berdomisili dan berasal dari kota Kramatwatu. Agama yang dianutnya adalah islam. Agi merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Riwayat pendidikan riwayat pendidikan yang ditempuh Agi, berawal dari TK kramatwatu, SDN 2 Kramatwatu, SMP Ypw karya Tangerang, SMAN 1 Kramatwatu dan masuk Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dari tahun 2010 hingga sekarang. Ketika pertama kali bertemu di kediaman rumahnya, Agi terkesan ramah dan extrovert, sehingga peneliti dengan mudah berinteraksi dengannya. Agi memiliki jiwa yang penuh semangat terlihat dari cara berkomunikasi dengan orang lain, berambut pendek, berhidung besar dan berkulit putih. Di kampus ia memiliki beberapa orang teman yang selalu menemaninya, Agi jarang sekali menghabiskan waktunya di rumah, ia lebih sering berlatih badminton bersama teman-temannya dan terkadang menjadi pelatih badminton sesekali ia pergi ke tempat dugem tempat hangout untuk minum dan nongkrong-nongkrong pada waktu malam. Agi tidak terlalu terkenal eksis di kampusnya karena kapasitas waktunya terbagi untuk melatih anak-anak badminton dan kuliah. Berawal dari sering hangout dia banyak
77
mengetahui mengenai dunia malam, pada saat itu eksistensi dunia malam semakin ramai diperbincangkan karena efek dari budaya barat ini cepat sekali menyebar ke Indonesia, dan pada akhirnya ada salah satu event tahunan di Ibu kota Jakarta, agi akhirnya mencari informasi tentang event tahunan tersebut awalnya hanya dari coba-coba mencari informasi dan akhirnya membeli tiket karena event tahunan ini jarang sekali ada di Indonesia. Event tersebut adalah event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang pertama kali diselenggarakan oleh IsmayaLive. Agi mengikuti event ini sudah 4 kali berturut-turut. B. Merina Fauziyah Merina Fauziyah adalah mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi negeri di kota Serang Banten, Merina lahir di Serang pada tanggal 18 mei 1994, Merina sekarang berusia 22 tahun dan berdomisili di PCI ia adalah anak ketiga dari 5 bersaudara. Terlihat dari agama yang dianutnya adalah Islam basicly Riwayat pendidikan yang ditempuh merina juga pun ke Islaman, berawal dari TKIT Raudhatul Jannah, SDN Raudhatul Jannah, SMP Raudhatul Jannah, SMA 3 Cilegon dan masuk Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dari tahun 2012 hingga sekarang. Merina mempunyai paras yang manis, berkulit putih dan berpostur sedang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek serta berhijab. Pada awalnya peneliti menemui kesulitan bertemu informan karena nomor yang dipakai informan sulit untuk dihubungi tetapi peneliti mencoba lagi meminta teman sebayanya untuk mengkonfirmasi nomor yang bisa dihubungi. Akhirnya membuat janji dengan informan untuk memintanya wawancara, pada awal bertemu di cafe dekat PCI peneliti senang
78
karena informan bersikap extrovert dan ramah, sehingga peneliti mendapatkan kemudahan dalam berinteraksi. Merina merupakan mahasiswi yang aktif di kampusnya, karena keaktifannya ia memegang jabatan organisasi internal di salah satu fakultasnya. Di kampus Merina memiliki teman-teman yang up to date akan hal event-event musik di Indonesia bisa dibilang teman-temannya EO, dari sinilah Merina mencoba cari informasi event musik yang hits, booming, meriah dan ekslusif untuk kalangan anak muda, akhirnya Merina pun menemukan info dari salah satu teman EOnya, event tahunan yaitu event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang diadakan di Jakarta. Dan Merina mengikuti event ini baru tahun 2015. 4.2.2 Informan Pendukung Informan Pendukung yaitu informan yang dianggap tahu atau memberi bantuan dan dapat memberi jawaban atau pertanyaan-pertanyaan penelitian tapi tidak lebih dari informan kunci. Dan untuk mengecek kebenaran yang terjadi dilapangan apakah sesuai dengan hasil wawancara dati informan-informan kunci. Pemilihan informan pendukung sangat erat kaitannya dengan para informan utama. Dan hasil informan pendukung dijadikan triangulasi sumber untuk membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh (Rahmat Krisanto, 2006:70). A. Muhamad Ridwan Muhamad Ridwan merupakan teman dari narasumber Agi mereka sudah saling kenal di kampus UNTIRTA pada zamannya masih kuliah. Muhamad
79
Ridwan yang biasa dipanggil Ridwan ini merupakan mahasiswa UNTIRTA teknik yang berdomisili di Kota Serang. Seperti yang dijelaskan, mereka saling mengenal ketika ketemu di kampus UNTIRTA pada saat itu juga Ridwan diajak oleh Agi menonton event Djakarta Warehouse Project (DWP), melalui pendekatan emosional itu, kesenangan mereka akan jenis musik Electronic Dance Music (EDM) merasa diwadahi adanya event Djakarta Warehouse Project (DWP) ini. Ridwan awal mula ia mengenal Agi karena memiliki kesamaan yang sama satu sama lain. Tak heran jika mereka sangat antusias ketika event itu berlangsung, karena event tersebut sedang ramai ditonton oleh kalangan anak muda. B. Firmansyah Firmansyah atau yang biasa dipanggil firman ini merupakan teman dari narasumber Merina. Firman adalah mahasiswa hukum, mereka sudah berteman sejak zaman sekolah. Pria berusia 22 tahun ini mempunyai pekerjaan sampingan atau side job yang bersifat freelance diluar perkuliahan dari salah satu aktivitasnya sebagai mahasiswa dan freelancer dia sudah mengenal yang namanya genre musik salah satunya jenis musik Electronic Dance Music (EDM). Merina dan Firman memiliki sebuah kesamaan jenis musik Electronic Dance Music (EDM). Kadang mereka saling membagi informasi ketika ada musik yang lagi booming di radio atau di internet dan media player lain.
80
4.3 Analisis Deskriptif Hasil Penelitian Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah Mind, Self, Society Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Penelitian ini menggunakan Konsep Diri dengan Teori Interaksi Simbolik dan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi. Wawancara mendalam dengan informan dilakukan sebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung dilapangan. Dalam wawancara tersebut, peneliti mendapatkan data atau informasi berupa bagaimana Mind, Self, Society Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Pada penelitian kualitatif ini menggunakan Purposive Sampling. Teknik ini menggunakan pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai obyek atau situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2012:54). Pada wawancara mendalam, peneliti menyiapkan sejumlah pertanyaan. Merekam dan mencatat jawaban atau informasi yang didapatkan dari informan dan menulis hal-hal penting. Data yang diambil dari hasil wawancara diperoleh dua orang mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Adapun daftar pertanyaan dan jawaban dari narasumber dapat dilihat di lembar lampiran.
81
Hasil wawancara langsung yang peneliti lakukan dengan Informan merupakan data primer dan sumber pokok dalam penelitian, sedangkan hasil observasi berupa Studi pustaka, Literatur serta datang saat event berlangsung merupakan data sekunder. Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada informan dan hasil observasi dikategorisasikan sesuai dengan identifikasi masalah. Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 tersebut, dijabarkan secara jelas dan terbuka sehingga dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini. Analisis deskriptif data penelitian adalah analisis pada data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan empat orang, yang terdiri dari dua orang mahasiswa sebagai key informan utama serta dua orang mahasiswa key informan pendukung. Setelah pengumpulan dan proses penyusunan data yang diperlukan, peneliti menguraikan hasil penelitian mengenai bagaimana Mind, Self, Society Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 ketika ia berada di lingkungan kampusnya maupun di lingkungan hidupnya.
4.3.1 Mind mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 Fenomena modernisasi melahirkan kehidupan yang telah banyak mengubah cara pandang dan pola hidup masyarakat, sehingga peradaban yang terlahir adalah terciptanya budaya masyarakat konsumtif dan hedonis dalam
82
lingkungan masyarakat kapitalis dan perkembangan teknologi menyebabkan industri wisata dan hiburan malam berkembang pesat di kota-kota besar. Seperti halnya event merupakan salah satu sarana atau wadah untuk memberikan suatu bentuk hiburan bagi masyarakat secara luas. Dalam hal ini event Electronic Dance Music (EDM) menjadi hiburan malam yang banya digandrungi oleh sebagian besar kalangan anak muda Indonesia, di Ibu Kota Jakarta sendiri menyediakan sebuah wadah yang bernama Djakarta Warehouse Project (DWP) bagi para penikmat musik Electronic Dance Music (EDM). Pertama, peneliti memberikan pertanyaan Musik apa yang anda sering dengarkan? Informan yang pertama Agi, memberikan keterangan sebagai berikut : “Relatif kalau gue sendiri jenis musik yang sering didengarkan lebih banyak jenis musik barat dan Electronic Dance Music (EDM).” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Hal serupa diungkapkan oleh informan bernama Merina, ia mengatakan: “Kalau biasanya musik-musik pop atau enggak musik jazz sama musik Electronic Dance Music (EDM) semuanya.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Bisa disimpulkan proses orang yang suka mendengarkan musik terkadang relatif jenis genre apa yang disukai tergantung mood orang itu sendiri, akan tetapi ada salah satu jenis musik yang memang easy listening dan tidak membosankan serta membuat mood semangat bagi yang mendengarnya salah satunya jenis musik Electronic Dance Music (EDM). Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan, Awalnya anda tahu musik Electronic Dance Music (EDM) darimana? Informan pertama bernama Agi, ia mengatakan:
83
“Dari pengalaman suka diajak-diajak temen Hangout, sering melihat youtube jadi tahu musik itu.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Lebih lanjut lagi dikatakan oleh informan bernama Merina mengemukakan pendapatnya bahwa: “Tahu musik Electronic Dance Music (EDM) karena kayak sekarang musik Electronic Dance Music (EDM) sudah mulai masuk. Dulu tahu karena musiknya asik pertama easy listening juga jadinya ingin tahu sendiri dari browsing-browsing di google.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut dapat disimpulkan seluruh informan memiliki pendapat yang sama, bahwa mengetahui musik Electronic Dance Music (EDM) awalnya dari melihat media sosial di internet seperti youtube dan browsing-browsing google. Hal ini sesuai dengan kajian Teori Interaksi Simbolik, bahwa individu merespon suatu situasi simbolik. Mereka merespon lingkungan, termasuk objek fisik, (benda) dan objek sosial (perilaku manusia) berdasarkan makna yang dikandung komponen-komponen lingkungan tersebut bagi mereka, dalam hal ini narasumber mulai mencari tahu melalui media internet. Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan, Apa yang melatarbelakangi anda untuk datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Informan yang pertama Agi, memberikan keterangan sebagai berikut : “ Ya itu gue pengen melihat performance si Zedd atau Calvin Harris secara ih gila langsung melihat secara live, ya walaupun harga tiketnya melambung setidaknya gue bisa nabung dikit-dikit.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB)
84
Hal serupa diungkapkan oleh informan bernama Merina, ia mengatakan: “Kalau aku yang melatarbelakangi ingin menonton, karena ingin lihat performance Disk Jockeynya (DJ) langsung, karena suka musik Electronic Dance Music (EDM) kebetulan ada di Indonesia dan dekat lagi di Jakarta sekalian dan ini juga banyak yang bilang Djakarta Warehouse Project (DWP) lagi nge-hits nih, booming nih, jadinya apapun yang booming jadi ikutan.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Bisa disimpulkan proses pendengar musik Electronic Dance Music (EDM) yang ingin menonton event Djakarta Warehouse Project (DWP) memang awalnya ingin melihat langsung performance Disk Jockey (DJ) kesukaannya walaupun harga tiketnya mahal yang penting terpuaskan melihat secara langsung. Hal ini berkaitan dengan kajian Teori Interaksi Simbolik yaitu ketika mereka (individu) menghadapi suatu situasi, respon mereka tidak bersifat mekanis, tidak pula ditentukan oleh faktor-faktor eksternal, alih-alih respon mereka bergantung pada bagaimana mereka mendefinisikan situasi yang dihadapi dalam interaksi sosial. Jadi, individulah yang dipandang aktif untuk menentukan lingkungan mereka sendiri. Dalam hal ini key informan memutuskan untuk datang atau tidaknya ke event tersebut karena ingin melihat secara langsung hal yang sedang hangat (sebagai bentuk respon). Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan, Apa yang anda ketahui tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Informan pertama bernama Agi, ia mengatakan:
85
“Kalau Djakarta Warehouse Project (DWP) tahu dan pernah gue beberapa event digelar pernah berangkat awalnya itu pernah berangkat 2011 itu pertama kali Djakarta Warehouse Project (DWP) ada itu di Istora Senayan, awalnya Ismaya Live adalah event organizernya dia yang membuat acara itu dan gue masih inget pertama kali yang booming itu Zedd, Calvin Harris dengan lagu Electronic Dance Music (EDM) nya yang lagi naik daun di Indonesia mereka pada dateng ke Indonesia dan orang Indonesia pada excited, yang lagi booming itu cepat mendapat tempat di pendengar musik Electronic Dance Music (EDM) apalagi baru pertama dateng ke Indonesia.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Lebih lanjut lagi dikatakan oleh informan bernama Merina mengemukakan pendapatnya bahwa: “Kalau event Djakarta Warehouse Project (DWP), event Disk Jockey (DJ) dari luar negeri pada dateng ke Indonesia, makanya menarik kalau ditonton konser tapi banyak Disk Jockey (DJ) dari luar yang dateng ke Indonesia.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh informan memiliki pendapat yang sama, bahwa event Djakarta Warehouse Project (DWP) itu mendatangkan Disk Jockey (DJ) dari luar negeri yang akan performance di Indonesia menariknya jarang event yang baru mulai dikenal oleh kalangan muda ini langsung mendapat tempat dihati para penggemar musik Electronic Dance Music (EDM). Kemudian peneliti memberikan pertanyaan kepada informan Sejak tahun berapa anda mengikuti event Djakarta Warehouse Project (DWP)? pertama informan bernama Agi menjawab : “Awalnya itu pernah berangkat 2011 itu pertama kali Djakarta Warehouse Project (DWP) ada itu di Istora Senayan.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB)
86
Selanjutnya informan bernama Merina, dengan sedih ia mengungkapkannya: “Dari tahun 2015, pernah sekali aja ke Djakarta Warehouse Project (DWP), soalnya pernah sebelumnya tahun 2014 kebentrok ada acara jadi tidak bisa datang padahal udah beli tiketnya terus dijual lagi.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan Bagaimana pendapat anda tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang telah berlangsung beberapa tahun ini? Informan pertama adalah Agi, ia berkata: “Perkembangannya signifikan banget ya bagus acaranya, Awalnya gue diajak temen dan karena waktunya kosong dan tidak mengganggu kuliah sama tugas-tugas gue ya berangkat dan gue juga nabung pertama kali dateng di event 2011 dan kesimpulan yang gue ambil di Djakarta Warehouse Project (DWP) tidak hanya jenis musik Electronic Dance Music (EDM) saja, tapi ada jenis musik yang lain seperti jenis musik trance, dubstep, RnB tapi gue lebih excited jenis musik Electronic Dance Music (EDM) kalau di Djakarta Warehouse Project (DWP).” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Berbeda dengan pernyataan Agi yang santai, informan bernama Merina menjawab pernyataannya dengan cara dan nada meragu menjawabnya, dia berkata: “Event Djakarta Warehouse Project (DWP) dari pribadi aku sendiri asik, cuma begitu mungkin ada pro dan kontranya di Djakarta Warehouse Project (DWP) jadinya membuat orang-orang yang memandang anakanak Djakarta Warehouse Project (DWP) jadi ada sesuatunya.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Hal tersebut diatas sesuai dengan kajian Konsep Diri yaitu, seluruh sikap, pandangan individu terhadap dirinya akan mempengaruhi individu dalam menafsirkan pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya dikarenakan masing-masing individu mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda terhadap dirinya.
87
Menurut teoritisi Interaksi Simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol. Mereka tertarik pada cara manusia menggunakan simbol-simbol yang menginterpretasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya, dan juga pengaruh yang ditimbulkan penafsiran atas simbol-simbol ini terhadap perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial (Mulyana, 2008:71-73). Sesuai dengan kutipan teori diatas peneliti mencoba untuk mengajukan pertanyaan kepada narasumber sebagai berikut, Saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) apakah ada aksesoris khusus yang anda persiapkan? “Pasti ada lah karena sekelas event Djakarta Warehouse Project (DWP) meriah dan antusias animonya pengen dilihat yang berbeda sama orang lain, dari cara berpakaian kadang cowo pakai lekbong glow in the dark, running shoes, topeng-topengan, gelang dan ikat kepala yang menyala, sama halnya pun cewe memakai celana pendek, lekbong karena disana kan gerah. Kalau gue pribadi simpel aja tidak mau yang ribet-ribet karena tujuannya kan ingin melihat performance Disk Jockey (DJ) dan mendengarkan musik dan have fun.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Pertanyaan
selanjutnya
dilontarkan
ke
informan
selanjutnya,
ia
mengungkapkan: “Apa ya kalung, wristbrandnya, lipstik biar selalu on, make up, tapi ada temen aku dia penggemar Disk Jockey (DJ) Steve Aoki dia bawa atribut bendera-bendera Steve Aoki ketika dia performance ditunjukin deh atribut-atributnya, tapi kalau aku sih ga terlalu addict gitu ya biasa aja.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB)
88
4.3.2 Self mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 Perkembangan self (diri) mengarah pada sejauh mana seseorang akan mengambil peran. Pengambilan peran ini akan merujuk pada bagaimana seseorang memahami dirinya dari perspektif orang lain. Dalam arti ini, Self bukan suatu obyek melainkan suatu proses sadar yang mempunyai kemampuan untuk berpikir, seperti: a. Mampu memberi jawaban kepada diri sendiri seperti orang lain yang juga memberi jawaban. b. Mampu memberi jawaban seperti aturan, norma atau hukum yang juga memberi jawaban padanya. c. Mampu untuk mengambil bagian dalam percakapan sendiri dengan orang lain. d. Mampu menyadari apa yang sedang dikatakan dan kemampuan untuk menggunakan kesadaran untuk menentukan apa yang harus dilakukan pada fase berikutnya (Kuswarno,2009:115). Peneliti memberikan pertanyaan Apa yang membuat anda tertarik dengan musik Electronic Dance Music (EDM)? “Musik Electronic Dance Music (EDM) itu easy listening asik musiknya ga ngebosenin musiknya bikin semangat juga, kita bisa nyanyi, ketawaketawa sama temen untuk ngelepasin penat, badan sehat, joget-joget dan loncat-loncat”. (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB)
89
Kemudian dengan pertanyaan yang sama peneliti berikan kepada informan bernama Merina, ia mengatakan: “Apa ya karena easy listening, terus bikin badan gerak juga jadinya enak gitu, bisa bikin badan sehat dan tambah kurus harapan semua wanita itu.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan Menurut anda, bagaimana perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM) saat ini? “Perkembangannya bagus ya signifikan sekarang udah banyak yang tahu jenis musik ini, makin banyak yang suka dan makin banyak yang dengerin.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Kemudian informan merina menjawab: “Perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM) sekarang makin berkembang, makin banyak yang tahu, makin banyak yang dengarin juga, karena kan DJ-Disk Jockey (DJ) di Indonesia juga sekarang makin banyak jadi orang-orang malah makin penasaran apa Electronic Dance Music (EDM) jadinya pada tahu pada dengerin juga.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Hal ini sesuai dengan kajian Teori Interaksi Simbolik yaitu, makna yang diinterpretasikan individu dapat berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan perubahan situasi yang ditemukan dalam interaksi sosial. Sehingga perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM) dapat menjadi suatu makna tersendiri sejalan dengan perubahan situasi di masyarakat, sehingga semakin banyak orang yang mengetahui jenis musik ini.
90
Kemudian peneliti memberikan pertanyaan Bagaimana tanggapan anda tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP)? “Event Djakarta Warehouse Project (DWP) asik seru kita melihat langsung performance DJ-Disk Jockey (DJ) itu kayak gimana, ternyata kalau dilihat langsung itu asik jadinya bikin kebawa energi kita juga jadi lebih semangat dan lebih asik deh pokoknya.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Senada jawaban informan merina sama, ia menjawab: “Event Djakarta Warehouse Project (DWP) asik seru jadi tidak bikin kita cuma nonton di youtube atau dengarin saja tapi kita melihat langsung performance DJ-Disk Jockey (DJ) itu kayak gimana, ternyata kalau dilihat langsung itu asik jadinya bikin kebawa energi kita juga jadi lebih semangat dan lebih asik deh pokoknya. (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan Banyak yang bilang, banyak hal negatif di event Djakarta Warehouse Project (DWP). Bagaimana anda menyikapi hal tersebut? “Kalau menurut gue kembali kepada pribadinya masing-masing ya orang mau menilai, seperti apa orang mau bertanggapan acara ini seperti apa, ya gue ambil sisi positifnya aja dari yang gue ngelatih badminton tiap hari kan penat, ya minimal ada acara ini gue bisa refreshing dan temu kangen temen-temen yang jarang ketemu jadi reunian disana, kita jadi fresh dan semangat lagi, kalau sisi negatif ya terserah orang mau beranggapan apa.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Kemudian pertanyaan yang sama peneliti berikan kepada informan merina, ia berkata: “Kalau pendapat aku menyikapi hal negatif di Djakarta Warehouse Project (DWP) coba dateng aja dulu kali ya merasakan dulu baru bisa komentar tergantung dari kitanya juga bisa tanggepinnya negatif ya pasti negatif kalau kita tanggepinnya positif ya kayak buat kesehatan ke badan kalau goyang-goyang kan bisa lebih sehat kan apalagi malem ya.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB)
91
Hal tersebut diatas sesuai dengan kajian Konsep Diri yaitu, bila Konsep Diri sesuai dengan pengalaman, maka individu tersebut akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih menghindari sikap defensif, dan lebih cermat memandang diri sendiri dan orang lain. Kemudian pertanyaan berikutnya Sebagai apa anda berperan di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? “Ya sebagai penikmat dan pendengar musiknya aja dan tidak terlalu fanatik juga.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Selanjutnya dengan pertanyaan yang sama bernama merina, “Penonton biasa aku, kayak cuma penikmat dan pendengar musik Electronic Dance Music (EDM) aja.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Hal tersebut diatas sesuai dengan pandangan Mead tentang kajian Teori Interaksi Simbolik terkait konsep pengambilan peran orang lain (taking the role of the other). Ia mengatakan bahwa segala sesuatu yang dikaitkan dengan diri menciptakan emosi lebih kuat daripada yang tidak dikaitkan dengan diri, bahwa diri dapat dikenal hanya melalui perasaan subjektif (Mulyana, 2008:73-74). Kemudian peneliti memberikan pertanyaan Menurut anda apa perbedaan event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan event musik Electronic Dance Music (EDM) lainnya? “Ya sangat berbeda dari segi biaya udah jauh sekali, kita membutuhkan visa untuk keluar negeri, kalau event Djakarta Warehouse Project (DWP) sendiri ya gue bilang tadi mengobatilah rasa ingin ketemu Disk Jockey (DJ) dari luar negeri dengan biaya yang terjangkaulah sama mahasiswa.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB)
92
Selanjutnya informan merina berkata: “Kalau perbedaannya event Djakarta Warehouse Project (DWP) itu karena udah punya nama dan bisa ngebranding sendiri dari EO (Event Organizer) nya ISMAYA LIVE ibarat event Djakarta Warehouse Project (DWP) seperti rangkaian acara puncaknya diakhir tahun dan semua Disk Jockey (DJ) kelas dunia pada kumpul diacara tersebut, dibandingkan ada beberapa event yang diselenggarakan oleh ISMAYA LIVE juga seperti event ULTRABALI, event WETHEFEST hanya beberapa Disk Jockey (DJ) dari luarnya lebih kebanyakan Disk Jockey (DJ) lokal, dan ongkosnya pun lumayan kebanyakan. Jadi ya benar-benar asiknya di Djakarta Warehouse Project (DWP). “(Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Pertanyaan selanjutnya Biasanya untuk berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) menghabiskan biaya berapa? “Ya lumayan besar kisaran 4-5 jutaan. Ya walaupun gue mahasiswa paling tidak gue ngumpulin dari jauh-jauh hari.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Kemudian pertanyaan yang sama peneliti berikan kepada informan merina: “Haduh kalau event Djakarta Warehouse Project (DWP), abis biaya hampir 3 sampe 4 jutaan lupa aku sama hotelnya juga, paling 3 jutaan belum sama jajan-jajannya mahal kan disana aqua aja 38rb ya itu mahal sekali itu minumnya juga dengan penuh hati-hati jangan sampe tumpah.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Pertanyaan selanjutnya peneliti bertanya kepada key informan Agi, ia mengatakan: Apakah anda sampe rela menyisihkan tabungan untuk event Djakarta Warehouse Project (DWP) tersebut? “Rela ko karena ketika pengen sesuatu untuk dicapai harus rela, walaupun mengumpulkan uang dari sisa tabungan hasil atlet itu.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Kemudian informan Merina menjawab, “Ya dikitlah bawa buat jajan-jajan disananya kayak buat beli makanan kalau laper.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB)
93
Pertanyaan selanjutnya Anda mendapatkan uang untuk pergi ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) darimana? Sedangkan anda mahasiswa, apakah orang tua anda mengetahuinya? “Karena gue atlet badminton dan gue mahasiswa juga gue ada sisa tabungan dari hasil atlet itu. Gue juga ga terlalu fanatik banget. Kalau emang memungkinkan waktunya berangkat ya berangkat kalau tidak ya tidak. Melihat situasi aja, dan untuk orang tua gue sih gatau event ini cuman kalau mau keluar gue pasti bilang kalau ada acara kemanapun.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Selanjutnya informan bernama merina: “Ya saya mahasiswa, kalau orang tua tahu karena nonton konser, jadi ya udah minta uang mah buat nonton tiket konser ya udah dikasih gitu sih jadi ya tau aja terus tidurnya dihotel juga, orang tua lAgian gatau event Djakarta Warehouse Project (DWP) jadi ya udah boleh karena aku kan tidak banyak minta jadi di izinin.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan Apakah anda mengkonsumsi alkohol dan drugs di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? “Ya minumlah secara gue tidak munafik, sebatas minumlah tidak sampe drugs juga, secara anak muda pasti pengen mencicipi sekali dua kali mah tapi gue membatasi tidak sampe mabok parah banget, ya yang penting have fun aja jangan sampe mabok parah banget.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Kemudian informan merina menjawab sambil tertawa: “Sama sekali tidak mengkonsumsi alkohol karena rasanya kayak air tape, tapi kalau mencoba pernah itupun sedikit.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan lagi kepada informan Agi Apakah penampilan anda sehari-hari sama dengan penampilan anda saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)?
94
“Ya menyesuaikan tempatnya aja karena bagaimana kitanya sendiri ya kalau disana kita pakai yang aneh-aneh tidak ada yang melarang juga seperti baju fans Disk Jockey (DJ) yang kita kenakan, running shoes, ikat kepala yang menyala dan banyak lagi aksesoris khusus, itu mencirikan anak Djakarta Warehouse Project (DWP) banget.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Informan merina menjawab: “Pasti berbeda kan di Djakarta Warehouse Project (DWP) juga tidak mungkin pake kerudung, jadinya malah tanda-tanda besar sama tementemen yang lain, yang penting di Djakarta Warehouse Project (DWP) emang rada kebuka cuma aku tidak terlalu parah kayak pake bikinian bule-bule gitu masih standar, badannya juga kalau pake bikinian nanti lemaknya terlihat jadi malu.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Hal tersebut sesuai dengan kajian Interaksi Simbolik yang tidak terlepas dari simbol-simbol ataupun lambang-lambang pada saat melakukan komunikasi atau interaksi. Melalui simbol-simbol yang bermakna inilah yang akan menggiring perilaku manusia dalam berinteraksi dilingkungannya. Manusia selalu melakukan manipulasi terhadap simbol-simbol yang mereka gunakan. Peneliti memberikan pertanyaan kepada informan agi Misalnya, anda sebagai mahasiswa ada UAS yang bersamaan dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP), anda lebih memprioritaskan yang mana. Mengapa demikian? “Ya itu tadi gue tidak memaksakan kalau ada jadwal latihan dan tugastugas kampus pasti di cancel tiket dijual ya fleksibel aja, kalau bisa ya ayo-ayo aja. Gue tidak fanatik gue cuma hanya penikmat dikala senggang pengen liburan dan butuh refreshing dan kalau ada tugas-tugas ya sebagai mahasiswa wajib untuk menyelesaikannya, ya kebetulan juga acaranya jumat dan sabtu ya ga mengganggu jadwal kampus juga, intinya tidak memaksakan. Ya kalau ada jadwal kampus untuk pendidikan masa depan gue ya nomer satulah.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB)
95
Selanjutnya informan merina mengatakan: “Yang mana ya aduh sama-sama asik kalau uas melihat dari mata kuliahnya dulu ya kalau mata kuliahnya bisa susulan, ya susulan dulu. Jadi lihat situasi terlebih dahulu kalau aku.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Hal tersebut diatas berkaitan dengan kajian Konsep Diri menurut pendapat William D.Brook dan Philip Emmert dalam buku Jalalludin Rakhmat (Rakhmat, 2007: 105). Bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat serta mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya. Sehingga key informan menganggap sah-sah saja dalam memilih salah satu momen yang terjadi diwaktu yang sama. Selanjutnya peneliti bertanya Apa saja hal yang anda senangi dan tidak anda tidak senangi di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? “Ya mungkin ada yang tidak disenangi ketika ada orang yang mabok disana rese atau apa ya buat cerita-cerita dan pengalaman masa muda gue tapi gue anggapannya cuman buat seru-seruan aja, yang disenangi have fun lah pasti.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Kemudian dengan pertanyaan yang sama merina menjawab: “Kalau yang tidak disenangin dan disenangin pasti ada kan, kalau disenangin ya denger musiknya kalau yang tidak disenengin tuh kadang orang-orang yang di event Djakarta Warehouse Project (DWP) tuh kadang suka freak gitu cowok-cowoknya, suka aneh, suka annoying gitu suka ganggu-gangguin gitu, kayaknya ada sesuatu dari dia kali ya yang membuat tidak sadarkan diri dan sumpek juga di beberapa stage bikin tidak nyaman.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB)
96
4.3.3 Society memaknai Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 Masyarakat dalam teori Interaksionisme simbolik ini bukanlah masyarakat dalam artian makro dengan segala struktur yang ada, melainkan masyarakat dalam ruang lingkup yang lebih mikro, yaitu organisasi sosial tempat akal budi (mind) serta diri (self) muncul. Masyarakat itu sebagai pola-pola interaksi dan institusi sosial yang adalah hanya seperangkat respon yang biasa terjadi atas berlangsungnya pola-pola interaksi tersebut, karena mead berpendapat bahwa masyarakat ada sebelum individu dan proses mental atau proses berpikir muncul dalam masyarakat. Proses sosial dilihat sebagai kehidupan kelompok yang membentuk aturan-aturan dan bukan aturan yang membentuk kelompok. Proses sosial atau realitas sosial mengacu pada perilaku individu di lingkungan sosial. Dalam realitas sosial, individu akan merepresentasikan pada habitat atau kebiasaan. Dengan kebiasaan ini, orang bisa menginterpretasikan dan juga memberikan pandangan mengenai bagaimana kita bertindak jadi pada dasarnya Teori Interaksionisme simbolik adalah sebuah teori yang mempunyai inti bahwa manusia bertindak berdasarkan atas makna-makna, dimana makna tersebut didapatkan dari interaksi dengan orang lain, serta makna-makna itu terus berkembang dan disempurnakan pada saat interaksi itu berlangsung.
97
Peneliti memberikan pertanyaan Apakah anda hidup dan dibesarkan dilingkungan (kelompok) masyarakat yang banyak mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM)? “Ya kalau secara signifikan gue kurang tau, Cuma ada beberapa temen gue yang tahu lah yaitu musik Electronic Dance Music (EDM) itu bisa digaris bawahi easy listening dan bisa didenger oleh siapa aja dan ratarata yang mendengarnya suka.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Selanjutnya informan merina ia mengatakan: “Kalau jenis musik Electronic Dance Music (EDM) tidak juga kayaknya biasa aja, tidak banyak dan tidak dibesarkan dari lingkungan yang seperti itu.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Selanjutnya peneliti bertanya kepada informan Agi, Setelah mengikuti event Djakarta Warehouse Project (DWP), Apakah lingkungan tempat tinggal menerima anda? “Ya menerima-nerima saja, karena kita tidak kelewat batas ada rules dan aturannya ya kita mau have fun dan temu kangen sama teman-teman lama yang jarang ketemu kita ketemu disana jadi ya membangun silahturahmi.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Lalu informan merina menjawab: “Kalau tau sesungguhnya ya ada yang menerima ada yang engga ya kalau dari aku gimana menyikapinya aja atau engga kembali sama orangnya masing-masing.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB) Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan kepada informan Agi Menurut anda apa dampak musik Electronic Dance Music (EDM) terhadap diri anda sendiri dan lingkungan sekitar anda?
98
“Ya itu tadi dampaknya kita bisa semangat lagi karena pembawaan musiknya yang semangat jadi menghilangkan penat yang memang aktivitas gue sebagai mahasiswa dan pelatih badminton. Ya kalau secara signifikan untuk lingkungan gue kurang tau, cuma ada beberapa teman gue yang tau lah karena yaitu musik Electronic Dance Music (EDM) itu bisa digaris bawahi easy listening dan bisa didenger oleh siapa aja dan rata-rata yang mendengarnya suka.” (Wawancara dengan Agi, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB) Selanjutnya informan merina, ia mengatakan: “Kalau aku sih dampaknya terhadap diri sendiri buat kesehatan seperti joget dan kalau lagi senam ada tambahan lagu dari musik Electronic Dance Music (EDM) lebih enak didengerin juga ke badannya juga enak, kalau ke lingkungan semua bisa jadi pada tahu dan jangan cuman ngejudge juga minimal mendengarkan dan merasakan dulu musik Electronic Dance Music (EDM) nya.” (Wawancara dengan Merina, Tanggal 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB).
4.4
Informan Pendukung Pemilihan informan pendukung sangat erat kaitannya dengan para
informan utama. Dan hasil informan pendukung dijadikan triangulasi sumber untuk membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh (Rahmat Krisanto, 2006:70). A. Mind Informan Pendukung Pertama Sebagaimana yang telah disampaikan oleh key informan pertama Agi, yang mengaku datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) sejak tahun 2011 hingga berturut-turut setiap tahunnya, hal ini senada diungkapkan oleh informan pendukung pertama Ridwan. Peneliti menanyakan, apakah anda tahu beberapa mahasiswa UNTIRTA yang pergi ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)?: “Awalnya saya bareng-bareng bersama temen saya Agi anak komunikasi dia yang awalnya mengajak saya ke event Djakarta Warehouse Project
99
(DWP) anak komunikasi, ternyata selain dia mengajak saya dia pun mengajak temen-temen mahasiswa yang di Jakarta dan Tangerang jadi kita kenal ditempat disana dan sksd dan asik juga teman-temannya terus ada juga selain mahasiswa ada buruh juga temennya Agi, sekelas buruh pegawai KS dateng ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) ini”(Wawancara dengan Ridwan, 24 November 2016 Pukul 19:00 WIB).
Kemudian peneliti juga menanyakan kepada informan pendukung pertama, Apakah anda mengenal Merina Fauziyah dan Agi Maulana Rizky? :
“Oh iya saya kenal Merina dan Agi, pada saat kenal Merina ketika berangkat kedua kalinya Djakarta Warehouse Project (DWP) tahun kemaren bareng sama Merina tahun 2015 yang diselenggarakan 2 hari. Cuma memang saya baru tahu Merina anak untirta fakultas hukum, karena saya anak teknik kampusnya beda jadi saya kenalan disitu” (Wawancara dengan Ridwan, 24 November 2016 Pukul 19:00 WIB). Peneliti juga menanyakan kepada informan pendukung pertama, Apakah anda tahu mereka (Merina Fauziyah dan Agi Maulana Rizky) beberapa kali datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)?: “Kalau yang saya denger untuk Agi hampir setiap tahun tidak pernah absen kayaknya kehidupannya disitu terlalu addict, up to date banget, jangankan Djakarta Warehouse Project (DWP) maksudnya kayak eventevent seperti yang lain dia sering infoin ada event dan Disk Jockey (DJ) siapa yg performance di club. Kalau Merina karena ketemunya baru tahun kemaren jadi kurang banyak tahu tentang dia tapi pernah beberapa kali ke club” (Wawancara dengan Ridwan, 24 November 2016 Pukul 19:00 WIB). Selain itu peneliti juga menanyakan, Bagaimana pendapat anda tentang Agi dan Merina di event Djakarta Warehouse Project (DWP)?: “Asyik banget mereka berdua itu, mereka berdua kesehariannya mencerminkan dia itu seorang penikmat dan pendengar Electronic Dance Music (EDM) banget, karena melihat dari penampilan, perilaku,
100
berkomunikasi. Cara berkomunikasi yang paling dilihat dari obrolannya tidak jauh dari musik, Disk Jockey (DJ), event-event di club acara yang bisa dikatakan gaul banget. Bahkan masalah segi fashion untuk menunjukkan identitas dia bahkan kalau dia memakai salah satu kaos Djakarta Warehouse Project (DWP) jadi kayak menunjukkan banget, nempel banget dengan badan dan diri dia kalau dia anak musik Electronic Dance Music (EDM) berjalan, begitulah menurut saya kalau saya menggambarkan mereka berdua seperti itu” (Wawancara dengan Ridwan, 24 November 2016 Pukul 19:00 WIB). B. Self Informan Pendukung Pertama Sebagaimana yang telah peneliti tanyakan pada key informan Agi, bahwa dia menghabiskan biaya yang relatif besar untuk datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP), informan pendukung pertama, Ridwan juga membenarkan hal tersebut. Berikut adalah pertanyaannya. Biasanya untuk berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) menghabiskan biaya berapa? “Menguras kantong banget karena kita mahasiswa dapet uang jajan masih dari orang tua kalau saya pribadi, Cuma kalau yang saya tahu si Agi itu dia udah punya pekerjaan dia sebagai pelatih badminton jadi ada pemasukan, kalau saya pribadi itu lumayan relatif besar dan mempersiapkannya pun lumayan lah ya. 5jt itu masih kotor” (Wawancara dengan Ridwan, 24 November 2016 Pukul 19:00 WIB). C. Society Informan Pendukung Pertama Sebagaimana yang telah peneliti tanyakan pada key informan Agi, bahwasannya ini sesuai dengan pernyataan informan pendukung pertama, Ridwan. Bahwa ternyata masyarakat menerima siapapun yang ada dilingkungannya selama masih dalam batas wajar, Dia mengungkapkan sebagai berikut.
101
Dengan banyaknya waktu yang dipergunakan oleh key informan anda untuk mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM), apakah aktivitas tersebut sesuai dengan kebiasaan yang ada di dalam masyarakat? Sebenernya masuk-masuk aja ke dalam masyarakat, jadi begini kita hidup dimasyarakat yang campur aduk, yang banyak paham, yang banyak kebiasaan jadi ya selama itu tidak menganggu masyarakat ya wajar, dan bisa menyesuaikan tempat aja (Wawancara dengan Ridwan, 24 November 2016 Pukul 19:00 WIB). D. Mind Informan Pendukung Kedua Sebagaimana yang telah disampaikan oleh key informan kedua, Merina. Bahwa dia telah datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) pada tahun 2015. Hal ini dibenarkan oleh informan pendukung kedua, Firman. Apakah anda tahu mereka (Merina Fauziyah dan Agi Maulana Rizky) beberapa kali datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)?: “Kalau merina ditahun 2015, kalau bang agi sering banget kayanya hampir tiap tahun tidak pernah absen dan anaknya Electronic Dance Music (EDM) banget” (Wawancara dengan Firman, 04 Februari 2017 Pukul 10:00 WIB). E. Self Informan Pendukung Kedua Sebagaimana yang telah disampaikan oleh key informan kedua, Merina. Bahwa dia rela menyisihkan sebagian besar tabungannya untuk datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP). Hal ini dibenarkan oleh informan pendukung kedua, Firman. Apakah anda sampe rela menyisihkan tabungan untuk event Djakarta Warehouse Project (DWP) tersebut?:
102
“Kalau masalah rela ya pasti rela karena secara pribadi saya kalau mau sesuatu ya pasti menyisihkan uang saya ya rela banget untuk kesenangan saya apalagi pergi ke Djakarta Warehouse Project (DWP), sama halnya bang agi dan merina menyisihkan uang untuk pergi ke Djakarta Warehouse Project (DWP) karena selama setahun penat dan sumpek dengan urusan kampus kuliah bohong banget kalau ga butuh hiburan, pasti butuh” (Wawancara dengan Firman, 04 Februari 2017 Pukul 10:00 WIB). F. Society Informan Pendukung Kedua Sebagaimana yang telah disampaikan oleh key informan kedua, Merina. Bahwa kebiasaan dia yang sering mendengarkan musik menjadi kebiasaan yang sering terjadi dilakukannya. Hal ini dibenarkan oleh informan pendukung kedua yaitu Firman. Dengan banyaknya waktu yang dipergunakan oleh key informan anda untuk mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM), apakah aktivitas tersebut sesuai dengan kebiasaan yang ada di dalam masyarakat? Sesuai karena kan masyarakat punya kebiasaannya masing-masing, kalo merina punya kebiasaan yang mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) ini ya sesuai-sesuai saja (Wawancara dengan Firman, 04 Februari 2017 Pukul 10:00 WIB).
4.5
Pembahasan Dalam hal ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian mengenai
Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 dengan mengacu pada identifikasi masalah dan fokus penelitian yang telah peneliti sampaikan sebelumnya.
103
Electronic Dance Music (EDM) sebagai sebuah simbol baru telah melahirkan Konsep Diri yang berkaitan dengan Mind, Self, dan Society bagi para pendengarnya. Menurut Mead pikiran manusia mengartikan dan menafsirkan bendabenda dan peristiwa-peristiwa yang dialaminya, menerangkan asal mulanya dan meramalkannya. Bagi Mead tidak ada pikiran yang lepas bebas dari situasi sosial. Berpikir adalah hasil internalisasi proses interaksi dengan orang lain. Berlainan dengan reaksi binatang yang bersifat naluriah dan langsung, perilaku manusia diawali oleh proses pengertian dan penafsiran. Sehingga sebuah simbol baru seperti Electronic Dance Music (EDM) hanya akan menjadi sebuah simbol yang tidak memiliki makna lebih jika tidak ditafsirkan dan disampaikan secara luas oleh para pendengarnya. Ada pesan yang berkaitan dengan norma, kebiasaan, lingkungan, gaya hidup, utilitas (kegunaan), yang biasa digunakan atau terjadi saat mendengarkan atau berada di lingkungan event Electronic Dance Music (EDM) seperti Djakarta Warehouse Project (DWP), yang ingin disampaikan secara luas oleh para pendengar Electronic Dance Music (EDM) sebagai seorang komunikator kepada masyarakat luas sebagai komunikan. Bahwa mereka yang datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) merupakan bagian dari masyarakat yang up to date, keren, high class, glamour, mewah, dan berstatus sosial tinggi. Dengan kata lain, pada hakikatnya manusia mengatur perilakunya untuk mendapatkan perspektif orang lain dengan cara datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang harga tiketnya fantastis, ajang yang keren, dan menghadirkan Disk Jockey (DJ) Internasional. Semua itu telah diatur oleh pihak promotor atau penyelenggara agar orang lain berpikiran mereka yang datang
104
adalah orang-orang yang mampu, keren, up to date, gaul, high class, glamour, mewah, dan berstatus sosial tinggi. Electronic Dance Music (EDM) umumnya mulai didengarkan oleh para pendengar di Indonesia termasuk oleh key informan sekitar tahun 2010-an. Karena sekitar tahun tersebut demam Electronic Dance Music (EDM) mulai melanda dunia musik internasional dan Indonesia dengan penduduknya yang sebagian besar aktif di internet termasuk salah satu negara yang cepat mendapatkan paparannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan key informan sebagai berikut : a. Agi Maulana Rizky “Dari tahun 2012 kalau tidak salah, karena pada saat itu lagi booming banget musik Electronic Dance Music (EDM) hampir setiap acara di TV selalu ada jenis musik itu, contohnya kayak acara di NET TV yang menyediakan acara The Remix.”
b. Merina Fauziyah “Aduh berapa tahun ya, dari Electronic Dance Music (EDM) mulai booming tahun 2013-2014 sekitar 2 sampe 3 tahun.” Kedua key informan termasuk pengguna aktif internet, hal ini ditandai dengan kepemilikan gadget yang memiliki koneksi internet langsung di genggaman mereka seperti smartphone dan tablet. Dari sini mereka aktif berselancar (browsing) di internet dengan membuka beberapa website portal hiburan termasuk musik secara online maupun offline seperti youtube, joox, apple music, spotify, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan pernyataan kedua key informan yaitu sebagai berikut :
105
a. Agi Maulana Rizky “Berbicara seberapa sering pasti sering banget, karena sekarang zamannya teknologi makin canggih dan applikasi musik tersedia di setiap handphone yang kita punya, biasanya mendengarkan diapplikasi seperti Joox, Spotify dan masih banyak lagi. Kalau gua pribadi random mendengarkan musik itu.”
b. Merina Fauziyah “Tahu musik Electronic Dance Music (EDM) karena kayak sekarang musik Electronic Dance Music (EDM) sudah mulai masuk. Dulu tahu karena musiknya asik pertama easy listening juga jadinya ingin tahu sendiri dari browsing-browsing di google.” Kedua key informan mulai mencari tahu tentang Electronic Dance Music (EDM) karena kebutuhan pribadi dari keduanya dalam rutinitas sehari-hari yang padat akan berbagai aktivitas seperti tugas, belajar, olahraga, asmara, yang menyita banyak waktu, tenaga, dan pikiran. Sehingga tercipta Mind dari key informan yang dirasa perlu untuk sejenak mendapatkan hiburan. Hal ini dilakukan dengan intensitas yang relatif sering. Dalam sehari key informan bisa berjam-jam dalam mendengarkan Electronic Dance Music (EDM). Hal ini sesuai dengan pernyataan key informan sebagai berikut : a. Agi Maulana Rizky “Suka banget kalau untuk mendengarkan musik, biasanya untuk mendengarkan musik bisa 1 sampe 2 jam, Di handphone yang tadi gua bilang, dilaptop kadang, dijalan juga, ya pokoknya dimana aja kalau lagi santai gua dengerin musik.”
106
b. Merina Fauziyah “Kalau overall untuk mendengarkan musik sering banget, Kalau di musik Electronic Dance Music (EDM) seringnya tidak tentu karena tiap hari pasti ngedengerin, soalnya kalau mendengarkan musik kadang suka ke playnya lagu Electronic Dance Music (EDM).” Selain sebagai media hiburan diri sejenak, sejak awal masuk ke Indonesia hingga saat ini Electronic Dance Music (EDM) berkembang secara signifikan dan meluas dari yang awalnya biasa diperdengarkan di dunia hiburan malam seperti club dan diskotik, kemudian meluas berbentuk festival musik hingga event besar seperti Djakarta Warehouse Project (DWP). Seperti dijelaskan di atas, Electronic Dance Music (EDM) pada awal mulanya lebih banyak diperdengarkan di club atau diskotik. Kedua key informan pun membenarkan hal tersebut karena kedua key informan juga pernah atau sering datang ke club atau diskotik. Seperti pernyataan berikut : a. Agi Maulana Rizky “Ya jenis musik di club kan banyak, tergantung seleranya kalau gua pribadi memang di club sekarang itu lagi naik banget musiknya yaitu Electronic Dance Music (EDM), Kalau misalkan club ya relatif ya cuman ya gua ga munafik pasti gua pernah ke club, senggang dikala weekend ataupun santai gitu loh yang kebetulan ada beberapa temen gua ada yang suka dan gua diajak mau gamau gua ikutlah.” b. Merina Fauziyah “Ya bener di club. Ke club pernah, pernah beberapa kali, Pertama kali sama orang tua dan kedua sama temen, diajarin maksudnya dikasih tahu kalau club itu begini karena waktu itu ada acara di Jakarta satu partai terus pulangnya orang partai pada maen ke club kata mamahku ya udah ngajak aku biar tahu sekalian club tuh begini ternyata, setelahnya aku karena diajak temen aja itupun jarang-jarang.”
107
Sebagai sarana untuk mendengarkan dan menyuguhkan Electronic Dance Music (EDM) kepada masyarakat luas secara komersil dan melihat momen serta peluang sedang maraknya alian musik ini, beberapa promotor event-event besar seperti Ismaya Live turut mengambil bagian dengan menyelenggarakan event seperti Djakarta Warehouse Project (DWP). Event Djakarta Warehouse Project (DWP) dimulai sejak sekitar tahun 2010 seiring dengan booming-nya aliran musik Electronic Dance Music (EDM). Kedua key informan yang notabene merupakan pendengar setia Electronic Dance Music (EDM) pun mengetahui hal ini bahkan memutuskan untuk datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP), berikut pernyataan keduanya : a. Agi Maulana Rizky “Awalnya itu pernah berangkat 2011 itu pertama kali Djakarta Warehouse Project (DWP) ada itu di Istora Senayan. Kalau Djakarta Warehouse Project (DWP) tahu dan pernah gua beberapa event digelar pernah berangkat awalnya itu pernah berangkat 2011 itu pertama kali Djakarta Warehouse Project (DWP) ada itu di Istora Senayan, awalnya Ismayalive adalah event organizernya dia yang membuat acara itu dan gua masih inget pertama kali yang booming itu Zedd, Calvin Harris dengan lagu Electronic Dance Music (EDM) nya yang lagi naik daun di Indonesia mereka pada dateng ke Indonesia dan orang Indonesia pada excited, yang lagi booming itu cepet mendapat tempat di pendengar musik Electronic Dance Music (EDM) apalagi baru pertama dateng ke Indonesia.” b. Merina Fauziyah “Dari tahun 2015, pernah sekali aja ke Djakarta Warehouse Project (DWP), soalnya pernah sebelumnya tahun 2014 kebentrok ada acara jadi tidak bisa datang padahal udah beli tiketnya terus dijual lagi. Kalau event Djakarta Warehouse Project (DWP), event Disk Jockey (DJ) dari luar negeri pada dateng ke Indonesia, makanya menarik kalau ditonton konser tapi banyak Disk Jockey (DJ) dari luar yang dateng ke Indonesia.”
108
Selain sebagai sarana hiburan, ternyata event Djakarta Warehouse Project (DWP) juga dijadikan sebagai sarana lain oleh beberapa orang. Kedua key informan menceritakan apa saja tujuan dan hal yang melatarbelakangi mereka berdua untuk datang ke event ini. Diantaranya sebagai berikut : a. Agi Maulana Rizky “Ya itu gua pengen melihat performance si Zedd atau Calvin Harris secara ih gila langsung melihat secara live, ya walaupun harga tiketnya melambung setidaknya gua bisa nabung dikitdikit.” b. Merina Fauziyah “Kalau aku yang melatarbelakangi ingin menonton, karena ingin lihat performance Disk Jockey (DJ) nya langsung, karena suka musik Electronic Dance Music (EDM) kebetulan ada di Indonesia dan dekat lagi di Jakarta sekalian dan ini juga banyak yang bilang Djakarta Warehouse Project (DWP) lagi nge-hits nih, booming nih, jadinya apapun yang booming jadi ikutan.” Sebagai event besar dan diselenggarakan setiap tahun, Djakarta Warehouse Project (DWP) terbukti berhasil menyedot animo masyarakat Indonesia secara luas. Hal ini terbukti dari jumlah penoton yang datang pada Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 mencapai 75.000 orang (sumber: www.musik.kapanlagi.com). Dengan jumlah penonton yang fantastis ini pihak penyelenggara tentu meraup untung yang sangat besar, baik dari hasil penjualan tiket yang selalu sold out maupun hasil penjualan lain seperti merchandise yang ditawarkan kepada pengunjung. Harga tiket Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015 berkisar antara Rp. 720.000,- sampai dengan Rp. 1.800.000,- (www.ismayalive.com ). Biaya tersebut tentu tidak murah, sehingga tidak semua kalangan orang bisa datang ke event ini.
109
Namun, dengan biaya yang fantastis ini ternyata ada beberapa mahasiswa termasuk key informan yang rela menyisihkan beberapa uang ditabungannya untuk datang ke event tersebut. Ini merupakan bukti dari terciptanya Self pada diri seseorang yang memiliki keinginan yang ingin dicapai dan mengambil peran yang akan merujuk pada bagaimana seseorang memahami dirinya dan keingiannya sendiri. Seperti pernyataan kedua key informan sebagai berikut : a. Agi Maulana Rizky “Ya lumayan besar kisaran 4-5 jutaan. Ya walaupun gua mahasiswa paling tidak gua ngumpulin dari jauh-jauh hari, Rela kok menyisihkan uang tabungan karena ketika pengen sesuatu untuk dicapai rela walaupun mengumpulkan uang dari sisa tabungan hasil atlet itu.” b. Merina Fauziyah “Haduh kalau event Djakarta Warehouse Project (DWP), abis biaya hampir 3 sampe 4 jutaan lupa aku sama hotelnya juga, paling 3 jutaan belum sama jajan-jajannya, Ya dikitlah bawa uang tabungan buat jajan-jajan disananya kayak buat beli makanan kalau laper.” Selain harga tiket yang tinggi, persiapan untuk datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) pun relatif banyak dan tidak murah. Sesuai dengan teori Interaksi Simbolik dimana pengambilan peran self seseorang bukan suatu objek melainkan suatu proses sadar yang mempunyai kemampuan untuk berpikir. Hal ini diakui oleh kedua key informan sebagai berikut :
110
a. Agi Maulana Rizky “Pasti ada lah karena sekelas event Djakarta Warehouse Project (DWP) meriah dan antusias animonya pengen dilihat yang berbeda sama orang lain, dari cara berpakaian kadang cowo pakai lekbong glow in the dark, parfum harus selalu wangi, running shoes, topeng-topengan, gelang dan ikat kepala yang menyala, sama halnya pun cewe memakai celana pendek, lekbong karena disana kan gerah. Kalau gua pribadi simpel aja tidak mau yang ribet-ribet, ya paling pernah beli minuman seharga 4 jutaan sampai ke Singapore. Karena tujuannya kan ingin melihat performance Disk Jockey (DJ) dan mendengarkan musik dan have fun.”
b. Merina Fauziyah “Apa ya kalung, wristbrandnya, lipstik biar selalu on, make up, tapi ada temen aku dia penggemar Disk Jockey (DJ) Steve Aoki dia bawa atribut bendera-bendera Steve Aoki ketika dia performance ditunjukin deh atribut-atributnya, tapi kalau aku sih ga terlalu addict gitu ya biasa aja.”
Selain melahirkan sisi glamour, mewah, keren, high class, gaul, have fun party, event Djakarta Warehouse Project (DWP) ternyata juga bagi sebagian orang
dinilai
berdampak
negatif
seperti
banyaknya
pengunjung
yang
mengkonsumsi minuman beralkohol dan memakai obat-obatan terlarang (drugs). Namun key informan menyikapi hal ini dengan santai. Berikut pernyataan keduanya : a. Agi Maulana Rizky “Kalau menurut gua kembali kepada pribadinya masing-masing ya orang mau menilai, seperti apa orang mau bertanggapan acara ini seperti apa, ya gua ambil sisi positifnya aja dari yang gua ngelatih badminton tiap hari kan penat, ya minimal ada acara ini gua bisa refreshing dan temu kangen temen-temen yang jarang ketemu jadi reunian disana, kita jadi fresh dan semangat lagi, kalau sisi negatif ya terserah orang mau beranggapan apa.”
111
b. Merina Fauziyah “Kalau pendapat aku menyikapi hal negatif di Djakarta Warehouse Project (DWP) coba dateng aja dulu kali ya merasakan dulu baru bisa komentar tergantung dari kitanya juga bisa tanggepinnya negatif ya pasti negatif kalau kita tanggepinnya positif ya kaya buat kesehatan ke badan kalau goyang-goyang kan bisa lebih sehat kan apalagi malem ya.”
Kedua key informan yang sudah pernah bahkan hingga beberapa kali datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) sejatinya adalah mahasiswa dan merupakan seseorang yang lahir dan tumbuh di lingkungan masyarakat (society) yang tidak menggandrungi satu jenis musik tertentu misalnya Electronic Dance Music (EDM). sesuai dengan pernyataan keduanya : “Kalau jenis musik Electronic Dance Music (EDM) tidak juga kayaknya biasa aja, tidak banyak dan tidak dibesarkan dari lingkungan yang seperti itu.” Sehingga kedua key informan tidak terlalu menunjukan konsep diri mereka sebagai pendengar musik Electronic Dance Music (EDM). Menurut peneliti hal tersebut tidak perlu dilakukan karena tidak terlalu berpengaruh untuk dilakukan, masyarakat (society) memang ada yang menerima ada yang mungkin tidak menerima keberadaan mereka sebagai pendengar Electronic Dance Music (EDM), namun kembali kepada orangnya selama masih dalam batas kewajaran. Seperti pernyataan kedua key informan sebagai berikut :
112
a. Agi Maulana Rizky “Ya masyarakat menerima-nerima saja, karena kita tidak kelewat batas ada rules dan aturannya ya kita mau have fun dan temu kangen sama teman-teman lama yang jarang ketemu kita ketemu disana jadi ya membangun silahturahmi.”
b. Merina Fauziyah “Kalau tau sesungguhnya ya ada yang menerima ada yang engga ya kalau dari aku gimana menyikapinya aja atau engga kembali sama orangnya masing-masing.” “Aku juga datang ke Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan teman, pasangan, atau bahkan sendiri. Sama temen-temen dari Cilegon juga, temen SMA aku jadi reunian deh sekalian di tempat event Djakarta Warehouse Project (DWP)”. Berdasarkan hasil uraian dan penjelasan dari kedua key informan, peneliti kemudian mencoba untuk menggambarkan ulang bagaimana kehidupan kedua key informan selama menjelang event Djakarta Warehouse Project (DWP), saat event Djakarta Warehouse Project (DWP) dan setelahnya termasuk persiapannya dalam perspektif atau sudut pandang peneliti. Dalam pengamatan langsung oleh peneliti hal pertama yang dilakukan oleh agi sebelum berangkat pertama dia melakukan observasi bahwsannya agi mencari informasi terlebih dahulu tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP) karena sebelum dia berangkat pasti melakukan persiapan berupa informasi di media sosial, sehingga ketika dia sudah mendapatkan informasi tersebut berupa tiket dan transportasi, lalu mempersiapkan budget yang lumayan besar bisa mencapai lima juta, karena dia suka minum alkohol dia sampai rela untuk beli di Singapura karena harganya miring dibandingkan harga di Indonesia. Tujuan untuk membeli minuman di luar negeri khawatir takut kurang dan bisa minum diluar
113
untuk pemanasan agar rileks sebelum acara berlangsung. Karena diperaturan di event Djakarta Warehouse Project (DWP) itu tidak boleh membawa minuman dari luar. Karena agi suka ke tempat event Djakarta Warehouse Project (DWP) dia melakukan persiapan itu sangat matang sekali 6 bulan sebelum acara berlangsung dia sudah komunikasiin teman-temannya yang mau ikut ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) dari persiapan budget tiket, transportasi, serta minuman sama temen-temen yang ada diluar kota ajak untuk bergabung. Dan kita komitmen mengumpulkan uang dari 6 bulan sebelumnya untuk patungan dan berangkat ke event event Djakarta Warehouse Project (DWP). Pada saat menjelang hari event Djakarta Warehouse Project (DWP) berlangsung yang pengamat lihat ternyata agi mendapatkan musibah bahwa neneknya meninggal dan dilema karena tiket sudah beli akhirnya agi memutuskan mengurusi neneknya sampai kepemakaman terlebih dahulu. Karena agi yang berpengalaman di event Djakarta Warehouse Project (DWP) jadi temantemannya dilema. Sehingga akhirnya agi kasih kabar bahwa persiapan 6 bulan yang lalu dia tidak mau mengecewakan teman-temannya dan memutuskan bahwa berangkat. Kondisi pada saat dijalan merasa seperti berkabung dan cuaca pun mendung. Sesampainya ditempat JIEXPO kemayoran kita langsung mandi atau cuci muka ditempat parkiran agar lebih fresh lagi. Setelah itu agi ke venuenya untuk menukarkan tiket yg di print out agar menjadi gelang wristbrand. Selanjutnya ketika kembali keparkiran datanglah tukang parkir menghampiri mobil yang kita gunakan dan menanyakan ternyata dia mengetahui bahwa penonton ada yang sudah membawa minuman alkohol dari luar.
114
Akhirnya kita bernegoisasi dan membujuk agar tidak membilang ke pihak penyelenggara. Suasana pun menjadi cair kembali dan meminum yang sudah disediakan sambil mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM), sambil menunggu teman-teman yang lain. Acara event Djakarta Warehouse Project (DWP) pun berlangsung suasana yang ramai dan meriah banyak pengunjung dari warga lokal dan luar negeri turut berpartisipasi memeriahkan acara disana. Berdasarkan
pengamatan
yang dilihat
ternyata
banyak
temuan
disana
memperbolehkan minum alkohol, berserakannya kondom, ada yang memakai obat-obatan terlarang, sehingga menjadi bukan hal yang tabuh lagi bagi para pengunjung. Akhirnya waktu demi waktu berlalu acara pun sudah selesai selama dua hari. Kenangan di event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang tidak bisa dilupakan, menjadi pengalaman baru, dan terpuaskan untuk menghilangkan penat yang selama setahun melakukan berbagai macam aktivitas bagi para pengunjung. Dan untuk merina sendiri dari hasil pengamatan penulis untuk persiapan berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) sekilas merina tampak glamour dengan pakaian yang casual tapi tetap menarik kemudian sedang mengikuti trend pada saat itu dan dia sangat have fun selama event berlangsung selama disana merina bertegur sapa bersama teman-temannya yang setelah dikonfirmasi tenyata teman sekolahnya yang sudah berbeda kota. Peneliti pun menghampiri merina di tempat parkir dan dia membawa mobil pribadi bersama teman-temannya.
115
Dari hasil pengamatan secara langsung kedua key informan membuktikan bahwa penulis mengamati secara langsung mengenai kehidupan dia sehari-hari sampai pada akhirnya mempengaruhi konsep diri key informan. Konsep diri yang paling dini pada umumnya dibentuk oleh diri subjek itu sendiri (key informan) dalam pikirannya (mind) secara sadar berdasarkan simbol yang memiliki makna dan telah mengalami proses panjang sehingga kemampuan inilah yang memungkinkan manusia dapat melihat dirinya sendiri melalui perspektif orang lain. Dimana hal ini sangatlah penting dalam memberi atau menciptakan respon yang sama terhadap simbol-simbol tertentu yang memiliki pesan atau makna yang sama. Pikiran (mind) yang telah mengalami proses panjang sehingga dapat mengerti arti, yang diterima oleh diri (self) akan mempengaruhi gerak dan perilaku serta berbagai bentuk komunikasi sehari-hari dan orang-orang lain disekitar lingkungannya termasuk kerabat (society). Berdasarkan hasil penelitian di lapangan terungkap bahwa mind, self, society berperan aktif dalam membangun konsep diri key informan. Seperti halnya dengan key informan pertama mengungkapkan bahwa ia sebagai pendengar Electronic Dance Music (EDM) dalam sehari memiliki intensitas waktu yang relatif lama untuk mendengarkan jenis musik ini sekitar satu hingga dua jam. Kebiasaan mendengarkan musik ini akhirnya mendorong key informan untuk lebih mencari tahu tentang perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM). Sehingga key informan memiliki keinginan untuk datang ke event Djakarta
116
Warehouse Project (DWP) yang up to date, keren, high class, glamour, mewah, dan berstatus sosial tinggi. Hal serupa juga diungkapkan oleh key informan kedua bahwa dengan datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) dapat menjadi ajang reuni dengan teman-teman lama yang sudah tinggal diluar kota. Konsep diri merupakan turunan dari Interaksi Simbolik karena melalui Interaksi Simbolik terjadi pertukaran simbol-simbol yang diberi makna yang lama kelamaan akan membentuk konsep diri seseorang atau yang disebut dengan mind. Konsep diri akan mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang karena melalui konsep diri akan mempengaruhi pesan yang akan disampaikan. Peneliti menemukan bahwa selain melahirkan makna up to date, keren, high class, glamour, mewah, dan berstatus sosial tinggi, event Djakarta Warehouse Project (DWP) juga dinilai oleh sebagian masyarakat memiliki dampak negatif. Namun hal tersebut tentu saja harus disikapi dengan bijak dan kembali kepada individu masing-masing, baik sebagai pelaku (pendengar Electronic Dance Music) maupun sebagai penilai (kontrol sosial masyarakat).
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Konsep Diri Mahasiswa UNTIRTA Pendengeran Electronic Dance Music (EDM) Pada Event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015, maka peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: A. Mind Berdasarkan pada hasil penelitian dengan kedua key Informan teori Interaksi Simbolik dari mind bahwa Konsep Diri yang paling dini pada umumnya dibentuk oleh diri subjek itu sendiri (key informan) dalam pikirannya (mind) secara sadar berdasarkan simbol yang memiliki makna dan telah mengalami proses panjang sehingga kemampuan inilah yang memungkinkan manusia dapat melihat dirinya sendiri melalui perspektif orang lain. Dimana hal ini sangatlah penting dalam memberi atau menciptakan respon yang sama terhadap simbolsimbol tertentu yang memiliki pesan atau makna yang sama. Kedua key informan mulai mencari tahu tentang Electronic Dance Music (EDM) sejak sekitar tahun 2010-2015 karena kebutuhan pribadi dari keduanya dalam rutinitas sehari-hari yang padat akan berbagai aktivitas seperti tugas, belajar, olahraga, asmara, yang menyita banyak waktu, tenaga, dan pikiran. Sehingga tercipta mind dari key informan yang dirasa perlu untuk sejenak mendapatkan hiburan. Hal ini
117
118
dilakukan dengan intensitas yang relatif sering. Dalam sehari key informan bisa berjam-jam dalam mendengarkan Electronic Dance Music (EDM).
B. Self Kebiasaan mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) akhirnya mendorong self dari key informan untuk lebih mencari tahu tentang perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM). Sehingga key informan memiliki keinginan (self) untuk datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang up to date, keren, high class, glamour, mewah, dan berstatus sosial tinggi. Hal serupa juga diungkapkan oleh key informan kedua bahwa dengan datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) dapat menjadi ajang reuni dengan teman-teman lama yang sudah tinggal diluar kota. Ini merupakan bukti dari terciptanya self pada diri seseorang yang memiliki keinginan yang ingin dicapai dan mengambil peran yang akan merujuk pada bagaimana seseorang memahami dirinya dan keinginannya sendiri. Sesuai dengan teori Interaksi Simbolik dimana pengambilan peran self seseorang bukan suatu objek melainkan suatu proses sadar yang mempunyai kemampuan untuk berpikir. C. Society Peneliti menemukan bahwa selain melahirkan makna up to date, keren, high class, glamour, mewah, dan berstatus sosial tinggi, event Djakarta Warehouse Project (DWP) juga dinilai oleh sebagian masyarakat (society) memiliki dampak negatif seperti banyaknya pengunjung yang mengkonsumsi minuman beralkohol dan memakai obat-obatan terlarang (drugs). Namun hal tersebut tentu saja harus
119
disikapi dengan bijak dan kembali kepada individu masing-masing, baik sebagai pelaku (pendengar Electronic Dance Music) maupun sebagai penilai (kontrol sosial masyarakat). Kedua key informan yang sudah pernah bahkan hingga beberapa kali datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) sejatinya adalah mahasiswa dan merupakan seseorang yang lahir dan tumbuh di lingkungan masyarakat (society) yang yang tidak menggandrungi satu jenis musik tertentu misalnya Electronic Dance Music (EDM). Sehingga kedua key informan tidak terlalu menunjukan konsep diri mereka sebagai pendengar musik Electronic Dance Music (EDM). Menurut peneliti hal tersebut tidak perlu dilakukan karena tidak terlalu berpengaruh untuk dilakukan, masyarakat (society) memang ada yang menerima ada yang mungkin tidak menerima keberadaan mereka sebagai pendengar Electronic Dance Music (EDM), namun kembali kepada orangnya selama masih dalam batas kewajaran.
5.2 Saran Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus mampu memberikan suatu masukan berupa saran-saran yang bermanfaat bagi semua pihak yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun saran-saran yang peneliti berikan setelah permasalahan ini adalah:
120
1. Saran Teoritis A. Kiranya Penulis selanjutnya yang akan memfokuskan penelitian pada proses pembentukan Konsep Diri agar dapat meluangkan waktunya lebih banyak supaya Penulis bisa memahami bagaimana konsep Interaksionisme Simbolik bekerja. Hal ini agar kajian yang sedang dibahas dapat terfokus. B. Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya yang melibatkan aspek Mind, Self, dan Society. Sehingga semakin memperbanyak kajian mengenai Teori Interaksionisme Simbolik milik George Herbert Mead. 2. Saran Praktis Setelah penelitian ini selesai, diharapkan para mahasiswa UNTIRTA dapat mengevaluasi Konsep Diri mereka masing-masing, sehingga menjadi lebih baik lagi. Dan dengan adanya penelitian ini para mahasiswa UNTIRTA pendengar
Electronic Dance Music (EDM) dapat lebih memahami dan
memaknai Mind, Self, Society tersebut. Lebih jauh diharapkan agar para mahasiswa pendengar Electronic Dance Music (EDM) lebih membuka diri dan menunjukkan gaya hidup yang lebih ekspresif. Juga kepada masyarakat agar menerima keberadaan para mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) dan tidak memandangnya sebelah mata.
DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A.Chadar. Pokoknya kualitatif. PT. Dunia Pustakajaya Astrid S. Susanto. 1977. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung: Bina Cipta. Basrowi dan Suwandi. Rineka Cipta
2008.
Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT
Burhan Bungin. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Predana Media Group. Hal. 122 Burns, R. B. 1993. Konsep Diri Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Jakarta. Arcan. Hal 80 Calhoun, James F dan Acocella, Joan R. Alih bahasa: Acocella, RS. 1990. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan, Semarang: IKIP Semarang Press. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti __________. 2001. Ilmu komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ___________. 2002. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung : Remaja Rosdakarya. Gozali, Dodi M. 2005. Communication Measurament :Konsep dan Aplikasi Pengukuran Kinerja Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Hartaji, Damar A. (2012). Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. (tidak diterbitkan) Hendriati. 2004. Psikologi Perkembangan. Bogor: Ghalia Indonesia Hurlock E. B. 1997. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:Erlangga. Krisanto, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal 70 _______________. 2006. Teknik Praktis Riset komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal 67. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Kuswarno, Engkus. 2009. Metodologi Penelitian Komunikasi: Fenomenologi konsepsi, pedoman, dan contoh penelitiannya, Bandung: PT.Widya Padjadjaran. Hal 115 Maryaeni, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.
121
122
Moleong, Lexy J. 2004. Metode Peneliti Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya ______________. 2008. Suatu Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pudjijogyanti, Clara R. 1995. Konsep Diri Dalam Pendidikan, Jakarta: Arcan Rakhmat, Jalaluddin. Rosdakarya. __________________. Rosdakarya.
1996. 2007.
Teori-teori Komunikasi. Bandung: PT Remaja Psikologi Komunikasi.Bandung: PT Remaja
Rochman Natawidjaja & L. J. Moleong. (1979). Psikologi Pendidikan Untuk SPG. Jakarta: Mutiara Satori, Djaman & Komariah, Aan. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta Siswoyo, Dwi dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Stevanio, Andy. 2007. Under Seventeen. Yogyakarta:Pustaka Anggrek Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Hal 21. ________ 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta ________ 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Cetakan ke -13). Bandung:Alfabeta ________ 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Cetakan ke -14). Bandung:Alfabeta Suryabrata, Sumadi. 2003. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sumber Lainnya: Jurnal : -
Marisuduma. 2007. Indonesia’s Dance Culture: The Society’s Scapegoat.[online]. http://journal.marisuduma.net/2007/04/30mengenaibudaya-clubbing-dan-rave-Indonesia. diakses pada hari Senin, 28 September 2015 pukul 23:29 WIB.
123
Website : -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
http://lifestyle.okezone.com/read/2015/08/04/298/1190427/lima-clubmalam-paling-happening-di-jakarta diakses pada hari Sabtu, 04 Februari 2016 pukul 12:30 WIB. https://beritabojonegoro.com/read/9623-musik-edm-yang-populer-dikalangan-anak-muda.html diakses pada hari Sabtu, 04 Februari 2016 pukul 12:35 WIB. Made Widya Paramartha. 2015. Melihat Sisi lain Lain Musik EDM, http://www.kompasiana.com/madewparamartha/melihat-sisi-lain-musikedm_54f95f64a33311ed068b4ebf diakses pada hari Selasa, 29 September 2016 pukul 19:28 WIB. http://musik.kapanlagi.com/berita/djakarta-warehouse-project-diserbupenonton-mancanegara-ce1b01.html diakses pada hari Selasa, 29 September 2016 pukul 19:30 WIB. http://showbiz.liputan6.com/read/2143710/dwp-2014-belum-dimulai-tiketsudah-habis. diakses pada hari Selasa, 29 September 2016 pukul 19:35 WIB. http://www.freemagz.com/event/dwp-2014-will-give-you-amazingfestival-experience-9290. diakses pada hari Selasa, 29 September 2016 pukul 19:40 WIB. http://musik.kapanlagi.com/berita/sukses-djakarta-warehouse-project2015-dihadiri-75-ribu-orang-63bb9c.html. diakses pada hari Selasa, 29 September 2016 pukul 19:45 WIB. Dreses Putranama. 2015. Siap-siap DWP digelar akhir tahun ini, http://www.bintang.com/music/read/2266912/siap-siap-djakartawarehouse-project-digelar-akhir-tahun-ini diakses pada hari senin, 29 September 2015 pukul 20:29 WIB. http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=3600000000 diakses pada hari Senin, 11 Januari 2016 pukul 22:15 WIB. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://kbbi.web.id /madani, diakses pada hari Senin, 28 November 2016 pukul 22:50 WIB. http://news.okezone.com/read/2016/12/24/340/1575109/ribuan-jemaatikuti-misa-natal-di-gereja-kristus-raja-serang, diakses pada hari Sabtu, 04 Februari 2017 pukul 12:40 WIB. http://www.serangkota.go.id/index.php?option=com_content&view=articl e&id=220:memperkuat-kearifan-lokal-kota-serang&catid=36:serang-hariini diakses pada hari Sabtu, 04 Februari 2017 pukul 12:45 WIB. http://ristekdikti.go.id/perguruan-tinggi/1/ diakses pada hari senin, 11 Januari 2016 pukul 22:20 WIB. Nur Hanifah. 2014. Budaya Mahasiswa, Kini dan Dulu http://www.kompasiana.com/nur_hanifah/budaya-mahasiswa-kini-dandulu_54f78b0ca3331159778b4600 diakses diakses pada hari senin, 20 Mei 2016 pukul 19:33 WIB. Sahibul Kahfie. 2015. Peran Mahasiswa dalam Menyikapi Persoalan Sosial.http://www.kompasiana.com/www.kompasiana.comsahibulkahfi/pe
124
-
ran-mahasiswa-dalam-menyikapi-persoalansosial_5535adc76ea8342b1fda42d5 diakses diakses pada hari senin, 20 Mei 2016 pukul 21:00WIB. www.ismaya.com, diakses pada hari Senin 28 November 2016, 23:52WIB www.frontrowflag.net diakses pada Rabu, 30 November 2016 00:13 WIB.
LAMPIRAN
125 Lampiran 1 Dokumentasi
GAMBAR 1 Event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015
GAMBAR 2 Key Informan
126
GAMBAR 3 Wristbrand Djakarta Warehouse Project (DWP)
GAMBAR 4 Venue Djakarta Warehouse Project (DWP)
127
GAMBAR 5 Prohibited Items
GAMBAR 6 Ticket Box & Line up
128
GAMBAR 7 Ticket Price’s
GAMBAR 8 Meme Djakarta Warehouse Project (DWP)
129
Lampiran 2 DRAFT WAWANCARA Berdasarkan judul penelitian yaitu Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015, maka peneliti mengajukan pertanyaan penelitian kepada key Informan sebagai berikut:
A. Mind (Pikiran) 1. Apa anda suka mendengarkan musik? 2. Musik apa yang anda sering dengarkan? 3. Seberapa sering anda mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM)? 4. Ada beberapa jenis musik Electronic Dance Music (EDM), Anda sering mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM) yang mana? 5. Anda biasa mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) dimana? 6. Awalnya anda tahu musik Electronic Dance Music (EDM) darimana? 7. Sejak tahun berapa anda mulai menyukai musik Electronic Dance Music (EDM)? 8. Kalo jenis musik Electronic Dance Music (EDM) itu berarti musik yg sering di mainkan di club ya?
130
9. Sebelumnya anda sering ke club, seberapa sering? 10. Di club lo sering konsumsi alkohol tidak atau bahkan drugs mungkin? 11. Apa yang anda ketahui tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 12. Sejak tahun berapa anda mengikuti event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 13. Apa yang melatarbelakangi anda untuk datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 14. Bagaimana pendapat anda tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang telah berlangsung beberapa tahun ini? 15. Saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) apakah ada aksesoris khusus yang anda persiapkan? 16. Harapannya apa saja perbaikan untuk event Djakarta Warehouse Project (DWP) untuk ke depannya?
131
B. Self (Diri Sendiri) 1. Apa yang membuat anda tertarik dengan musik Electronic Dance Music (EDM)? 2. Menurut anda, bagaimana perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM) saat ini? 3. Lalu siapa Disk Jockey (DJ) yang anda idolakan, mengapa anda mengidolakan dia? 4. Bagaimana tanggapan anda tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 5. Banyak yang bilang, banyak hal negatif di event Djakarta Warehouse Project (DWP). Bagaimana anda menyikapi hal tersebut? 6. Sebagai apa anda berperan di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 7. Menurut anda apa perbedaan event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan event musik Electronic Dance Music (EDM) lainnya? 8. Biasanya untuk berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) menghabiskan biaya berapa? 9. Anda mendapatkan uang untuk pergi ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) darimana? Sedangkan anda mahasiswa, apakah orang tua anda mengetahuinya?
132
10. Apakah anda sampe rela menyisihkan tabungan untuk event Djakarta Warehouse Project (DWP) tersebut? 11. Apa saja hal yang anda senangi dan tidak anda tidak senangi di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 12. Apakah anda mengkonsumsi alkohol dan drugs di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 13. Apakah penampilan anda sehari-hari sama dengan penampilan anda saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 14. Biasanya berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan siapa? Dengan teman, pasangan, atau bahkan sendiri? 15. Jenis transportasi apa yang anda gunakan ke event Djakarta Warehouse Project (DWP), Transportasi umum atau pribadi? 16. Selama event Djakarta Warehouse Project (DWP) berlangsung anda menginap dimana? 17. Anda biasanya cari info penginapan dimana, apakah booking terlebih dahulu atau langsung reservasi? 18. Pernahkah anda mengalami jadwal yang bentrok dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 19. Misalnya, anda sebagai mahasiswa ada UAS yang bersamaan dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP), anda lebih memprioritaskan yang mana. Mengapa demikian?
133
C. Society (Masyarakat) 1. Apakah anda hidup dan dibesarkan dilingkungan (kelompok) masyarakat yang banyak mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM)? 2. Menurut anda banyak tidak mahasiswa Untirta yang suka musik Electronic Dance Music (EDM)? 3. Menurut anda apa dampak musik Electronic Dance Music (EDM) terhadap diri anda sendiri dan lingkungan sekitar anda? 4. Biasanya persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 5. Setelah mengikuti event Djakarta Warehouse Project (DWP), Apakah lingkungan tempat tinggal menerima anda?
134
Lampiran 3 DRAFT WAWANCARA Berdasarkan judul penelitian yaitu Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015, maka peneliti mengajukan pertanyaan penelitian kepada informan pendukung sebagai berikut:
A. Mind (Pikiran) 1. Seberapa sering anda mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM)? 2. Anda biasa mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) dimana? 3. Awalnya anda tahu musik Electronic Dance Music (EDM) darimana? 4. Apa yang anda ketahui tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 5. Bagaimana pendapat anda tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang telah berlangsung beberapa tahun ini? 6. Apakah anda tahu beberapa mahasiswa untirta yang pergi ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 7. Apakah anda mengenal Merina Fauziyah dan Agi Maulana Rizky?
135
8. Apakah anda tahu mereka (Merina Fauziyah dan Agi Maulana Rizky) beberapa kali datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 9. Bagaimana Pendapat anda tentang mereka berdua di event Djakarta Warehouse Project (DWP)?
136
B. Self (Diri Sendiri) 1. Apa yang membuat anda tertarik dengan musik Electronic Dance Music (EDM)? 2. Menurut anda, bagaimana perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM) saat ini? 3. Apakah anda pernah datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 4. Banyak yang bilang, banyak hal negatif di event Djakarta Warehouse Project (DWP). Bagaimana anda sebagai mahasiswa menyikapi hal tersebut? 5. Menurut anda apa perbedaan event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan event musik Electronic Dance Music (EDM) lainnya? 6. Apakah anda tahu penampilan penonton saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 7. Saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) apakah ada aksesoris khusus yang anda persiapkan? 8. Biasanya untuk berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) menghabiskan biaya berapa? 9. Anda mendapatkan uang untuk pergi ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) darimana? Sedangkan anda mahasiswa, apakah orang tua anda mengetahuinya?
137
10. Apakah anda sampe rela menyisihkan tabungan untuk event Djakarta Warehouse Project (DWP) tersebut? 11. Biasanya berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan siapa? Dengan teman, pasangan, atau bahkan sendiri? 12. Pernahkah anda mengalami jadwal yang bentrok dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP)? 13. Misalnya, anda sebagai mahasiswa ada UAS yang bersamaan dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP), anda lebih memprioritaskan yang mana. Mengapa demikian?
138
C. Society (Masyarakat) 1. Bagaimana pendapat anda mengenai key informan yang memiliki kesenangan berlebih terhadap jenis musik Electronic Dance Music (EDM)? 2. Bagaimana prosesnya sehingga key informan anda bisa memiliki kesenangan terhadap jenis musik Electronic Dance Music (EDM) dan menjadi penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? 3. Bagaimana anda menyikapi key informan yang memilih menjadi penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? 4. Seberapa penting mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) dalam kehidupan key informan anda? 5. Dengan banyaknya waktu yang dipergunakan oleh key informan anda untuk mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM), apakah aktivitas tersebut sesuai dengan kebiasaan yang ada di dalam masyarakat? 6. Bagaimana seharusnya key informan anda yang seorang penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP) menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang ada di dalam masyarakat? 7. Apa harapan anda kepada key informan anda terhadap musik Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP)?
139
8. Semenjak memiliki kecenderungan untuk mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) secara terus menerus, apakah ada hal yang berubah dari key informan anda? 9. Apa saja hal positif yang berkembang ketika key informan anda memilih untuk menjadi seorang penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? 10. Apa saja hal negatif yang key informan anda lakukan ketika dia memilih menjadi seorang penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)?
140
Lampiran 6 DRAFT WAWANCARA A. Mahasiswa Untirta (Informan Utama) Disini saya Steptian Akbar sebagai peneliti Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015, untuk skripsi saya bermaksud untuk melakukan wawancara dengan anda sebagai informan utama. Apakah anda bersedia? Boleh minta biodata anda a. Nama
: Agi maulana rizky
b. Usia
: 25
c. Pendidikan
: S1
d. Status
: Mahasiswa
e. Agama
: Islam
Ok bisa kita langsung kebutir-butir pertanyaannya? A. Mind (Pikiran) 1. Apa anda suka mendengarkan musik? Suka banget kalau untuk mendengarkan musik, biasanya untuk mendengarkan musik bisa satu sampe dua jam. 2. Musik apa yang anda sering dengarkan? Relatif kalau gue sendiri jenis musik yang sering didengarkan lebih banyak jenis musik barat dan Electronic Dance Music (EDM).
141
3. Seberapa sering anda mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM)? Berbicara seberapa sering pasti sering banget, karena sekarang zamannya teknologi makin canggih dan applikasi musik tersedia di setiap handphone yang kita punya, biasanya mendengarkan di applikasi seperti Joox, Spotify dan masih banyak lagi. Kalau gue pribadi random mendengarkan musik itu. 4. Ada beberapa jenis musik Electronic Dance Music (EDM), Anda sering mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM) yang mana? Jenis-jenis musik yang gue suka salah satunya adalah Electronic Dance Music (EDM), Electronic Dance Music (EDM) itu ya lagunya bikin semangat, lagunya up to date yang diremix oleh Disk Jockey (DJ) luar yang diremixnya enak jadi seneng aja. 5. Anda biasa mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) dimana? Di handphone yang tadi gue bilang, dilaptop kadang, dijalan juga, ya pokoknya dimana aja kalau lagi santai gue dengerin musik. 6. Awalnya anda tahu musik Electronic Dance Music (EDM) darimana? Dari pengalaman suka diajak-diajak temen Hangout, sering melihat youtube jadi tahu musik itu. 7. Sejak tahun berapa anda mulai menyukai musik Electronic Dance Music (EDM)? Dari tahun 2012 kalau tidak salah, karena pada saat itu lagi booming banget musik Electronic Dance Music (EDM) hampir setiap acara di TV selalu ada jenis musik itu, contohnya kaya acara di Net TV yang menyediakan acara The Remix.
142
8. Kalau jenis musik Electronic Dance Music (EDM) itu berarti musik yg sering di mainkan di club ya? Ya jenis musik di club kan banyak, tergantung seleranya kalau gue pribadi memang di club sekarang itu lagi naik banget musiknya yaitu Electronic Dance Music (EDM) sebagian orang berpandangan negatif untuk di club karena banyak anak muda, free sex, minum alkohol, tapi jujur emang gue pernah minum tapi yang gue ambil disitu ya karena banyak ketemu orang baru, nambah pergaulannya dan wawasannya luas jadi ga ada batasan berteman sama siapapun. 9. Sebelumnya anda sering ke club, seberapa sering? Kalau misalkan club ya relatif ya cuman ya gue ga munafik pasti gue pernah ke club, senggang dikala weekend atahupun santai gitu loh yang kebetulan ada beberapa temen gue ada yang suka dan gue diajak mau gamau gue ikutlah tapi gak menjerumus juga gue juga suka lah karena nikmatin suasananya, terus pergaulannya. 10. Di club lo sering konsumsi alkohol tidak atahu bahkan drugs mungkin? Pernah minum terus ya jalan malem lah, bukan sering tapi pernah lah gue juga ga munafik namanya kita bergaul lagi punya temen yang lagi suka entertain yang pasti kita bukan kebawa tapi pernah mencoba dan seengganya gue tahu sedikit tentang club cuman itu maksudnya tidak menjadi gaya hidup yang seutuhnya itu hanya bisa dibilang lifestyle dan juga hiburan dan untuk drugs gue no.
143
11. Apa yang anda ketahui tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Kalau Djakarta Warehouse Project (DWP) tahu dan pernah gue beberapa event digelar pernah berangkat awalnya itu pernah berangkat 2011 itu pertama kali Djakarta Warehouse Project (DWP) ada itu di Istora Senayan, awalnya Ismaya Live adalah event organizernya dia yang membuat acara itu dan gue masih inget pertama kali yang booming itu Zedd, Calvin Harris dengan lagu Electronic Dance Music (EDM) nya yang lagi naik daun di Indonesia mereka pada dateng ke Indonesia dan orang Indonesia pada excited, yang lagi booming itu cepet mendapat tempat di pendengar musik Electronic Dance Music (EDM) apalagi baru pertama dateng ke Indonesia. 12. Sejak tahun berapa anda mengikuti event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Awalnya itu pernah berangkat 2011 itu pertama kali Djakarta Warehouse Project (DWP) ada itu di Istora Senayan. 13. Apa yang melatarbelakangi anda untuk datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Ya itu gue pengen melihat performance si Zedd atahu Calvin Harris secara ih gila langsung melihat secara live, ya walaupun harga tiketnya melambung setidaknya gue bisa nabung dikitdikit. 14. Bagaimana pendapat anda tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang telah berlangsung beberapa tahun ini? Perkembangannya signifikan banget ya bagus acaranya, Awalnya gue diajak temen dan karena waktunya kosong dan tidak mengganggu kuliah sama tugas-tugas
144
gue ya berangkat dan gue juga nabung pertama kali dateng di event 2011 dan kesimpulan yang gue ambil di Djakarta Warehouse Project (DWP) tidak hanya jenis musik Electronic Dance Music (EDM) saja, tapi ada jenis musik yang lain seperti jenis musik trance, ,techno, dubstep, RnB tapi gue lebih excited jenis musik Electronic Dance Music (EDM) kalau di Djakarta Warehouse Project (DWP). 15. Saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) apakah ada aksesoris khusus yang anda persiapkan? Pasti ada lah karena sekelas event Djakarta Warehouse Project (DWP) meriah dan antusias animonya pengen dilihat yang berbeda sama orang lain, dari cara berpakaian kadang cowo pakai lekbong glow in the dark, running shoes, topeng-topengan, gelang dan ikat kepala yang menyala, sama halnya pun cewe memakai celana pendek, lekbong karena disana kan gerah. Kalau gue pribadi simpel aja tidak mau yang ribet-ribet karena tujuannya kan ingin melihat performance Disk Jockey (DJ) dan mendengarkan musik dan have fun. 16. Harapannya apa saja perbaikan untuk event Djakarta Warehouse Project (DWP) untuk ke depannya? Menurut gue ya acara ini sudah berlangsung sukses, ya harapannya paling harga tiket dimurahin lagi lebih terjangkau, keamanan lebih ditingkatkan, ya itu banyak sisi positifnya di event tersebut kalau memang pandangan negatif ya itu terserah orang memandang apa.
145
B. Self (Diri Sendiri) 1. Apa yang membuat anda tertarik dengan musik Electronic Dance Music (EDM)? Musik Electronic Dance Music (EDM) itu easy listening asik musiknya ga ngebosenin musiknya bikin semangat juga, kita bisa nyanyi, ketawa-ketawa sama temen untuk ngelepasin penat, badan sehat, joget-joget dan loncat-loncat. 2. Menurut anda, bagaimana perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM) saat ini? Perkembangannya bagus ya signifikan sekarang udah banyak yang tahu jenis musik ini, makin banyak yang suka dan makin banyak yang dengerin. 3. Lalu siapa Disk Jockey (DJ) yang anda idolakan, mengapa anda mengidolakan dia? Untuk yang sekarang Disk Jockey (DJ) nya, baru kemaren jadi top 1 Disk Jockey (DJ) dunia yaitu Martin Garrix, Hardwell, David Guetta, tapi pertama kali gue sukanya sama David Guetta,
karena
pembawaannya
asik
bikin
happy
terus
bisa
ngebangkitin suasana lagunya. Gue juga liat konsernya di youtube, rekaman musiknya di handphone. Dan itu hanya sekedar pengen tahu karena musiknya asik. Dan jadi suka musik Electronic Dance Music (EDM) karena David Guetta ini. Tapi yang sekarang-sekarang ya Martin Garrix, Hardwell, dan dari trance ya Armin sekarang ada baru lagi Kygo.
146
4. Bagaimana tanggapan anda tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Event Djakarta Warehouse Project (DWP) asik seru kita melihat langsung performance Disk Jockey (DJ) itu kaya gimana, ternyata kalau dilihat langsung itu asik jadinya bikin kebawa energi kita juga jadi lebih semangat dan lebih asik deh pokoknya. 5. Banyak yang bilang, banyak hal negatif di event Djakarta Warehouse Project (DWP). Bagaimana anda menyikapi hal tersebut? Kalau menurut gue kembali kepada pribadinya masingmasing ya orang mau menilai, seperti apa orang mau bertanggapan acara ini seperti apa, ya gue ambil sisi positifnya aja dari yang gue ngelatih badminton tiap hari kan penat, ya minimal ada acara ini gue bisa refreshing dan temu kangen temen-temen yang jarang ketemu jadi reunian disana, kita jadi fresh dan semangat lagi, kalau sisi negatif ya terserah orang mau beranggapan apa. 6. Sebagai apa anda berperan di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Ya sebagai penikmat dan pendengar musiknya aja dan tidak terlalu fanatik juga. 7. Menurut anda apa perbedaan event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan event musik Electronic Dance Music (EDM) lainnya? Ya sangat berbeda dari segi biaya udah jauh sekali, kita membutuhkan visa untuk keluar negeri, kalau event Djakarta Warehouse Project (DWP) sendiri ya gue bilang tadi mengobatilah
147
rasa ingin ketemu Disk Jockey (DJ) dari luar negeri dengan biaya yang terjangkaulah sama mahasiswa. 8. Biasanya untuk berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) menghabiskan biaya berapa? Ya lumayan besar kisaran empat sampai lima jutaan. Ya walaupun gue mahasiswa paling tidak gue ngumpulin dari jauh-jauh hari. 9. Anda mendapatkan uang untuk pergi ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) darimana? Sedangkan anda mahasiswa, apakah orang tua anda mengetahuinya? Karena gue atlet badminton dan gue mahasiswa juga gue ada sisa tabungan dari hasil atlet itu. Gue juga ga terlalu fanatik banget. Kalau emang memungkinkan waktunya berangkat ya berangkat kalau tidak ya tidak. Melihat situasi aja, dan untuk orang tua gue sih gatahu event ini cuman kalau mau keluar gue pasti bilang kalau ada acara kemanapun. 10. Apakah anda sampe rela menyisihkan tabungan untuk event Djakarta Warehouse Project (DWP) tersebut? Rela kok karena ketika pengen sesuatu untuk dicapai rela walaupun mengumpulkan uang dari sisa tabungan hasil atlet itu. 11. Apa saja hal yang anda senangi dan tidak anda tidak senangi di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Ya mungkin ada yang tidak disenangi ketika ada orang yang mabok disana rese tahu apa ya buat cerita-cerita dan pengalaman masa muda gue tapi gue
148
anggapannya cuman buat seru-seruan aja, yang disenangi have fun lah pasti. 12. Apakah anda mengkonsumsi alkohol dan drugs di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Ya minumlah secara gue tidak munafik, sebatas minumlah tidak sampe drugs juga, secara anak muda pasti pengen mencicipi sekali dua kali mah tapi gue membatasi tidak sampe mabok parah banget, ya yang penting have fun aja jangan sampe mabok parah banget. 13. Apakah penampilan anda sehari-hari sama dengan penampilan anda saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Ya menyesuaikan tempatnya aja karena bagaimana kitanya sendiri ya kalau disana kita pakai yang aneh-aneh tidak ada yang melarang juga seperti baju fans Disk Jockey (DJ) yang kita kenakan, running shoes, ikat kepala yang menyala dan banyak lagi aksesoris khusus, itu mencirikan anak Djakarta Warehouse Project (DWP) banget. 14. Biasanya berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan siapa? Dengan teman, pasangan, atahu bahkan sendiri? Ya biasanya sama teman-teman kampus, temen-teman badminton apalagi kalau bareng-bareng lebih seru, euphorianya lebih dapet.
149
15. Jenis transportasi apa yang anda gunakan ke event Djakarta Warehouse Project (DWP), Transportasi umum atahu pribadi? Naik kendaraan pribadi prepare juga paling engga nyewa juga, kalau naik umum ribet, kita patungan juga seperti transportasi, makan, dan pengeluaran di sana banyak kan. 16. Selama event Djakarta Warehouse Project (DWP) berlangsung anda menginap dimana? 2014, 2015 nginep juga kaya prepare hotel dekat-dekat venuenya, kita cari-cari sebulan sebelum acaranya. Karena banyak yang dateng bukan cuma dari Indonesia, bahkan dari negara tetangga Asia yaitu Malaysia, Jepang, Thailand, Cina, Korea, Brunei dan lain-lain ikut turut serta hadir, menurut gue Indonesia mengadakan event ini bagus karena dinegara tetangga Asia sana jarang mengadakan acara ini terus anak muda-muda Asia sana excited dengan negara kita bisa berbaur, bisa have fun dan senang-senang dateng ke Indonesia bagus juga Ismaya Live mengadakan event ini. 17. Anda biasanya cari info penginapan dimana, apakah booking terlebih dahulu atahu langsung reservasi? Biasanya cari di media sosial kan udah banyak yang memudahkan seperti applikasi pencarian penginapan deket venuenya, paling sebulan sebelum acara berlangsung kita sudah booking. 18. Pernahkah anda mengalami jadwal yang bentrok dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Tidak pernah ko, Ya itu tadi gue tidak memaksakan kalau ada jadwal latihan dan tugas-tugas
150
kampus pasti di cancel tiket dijual ya fleksibel aja, kalau bisa ya ayoayo aja. 19. Misalnya, anda sebagai mahasiswa ada UAS yang bersamaan dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP), anda lebih memprioritaskan yang mana. Mengapa demikian? Ya itu tadi gue tidak memaksakan kalau ada jadwal latihan dan tugas-tugas kampus pasti di cancel tiket dijual ya fleksibel aja, kalau bisa ya ayo-ayo aja. Gue tidak fanatik gue cuma hanya penikmat dikala senggang pengen liburan dan butuh refreshing dan kalau ada tugas-tugas ya sebagai mahasiswa wajib untuk menyelesaikannya, ya kebetulan juga acaranya jumat dan sabtu ya ga mengganggu jadwal kampus juga, intinya tidak memaksakan. Ya kalau ada jadwal kampus untuk pendidikan masa depan gue ya nomer satulah.
151
C. Society (Masyarakat) 1. Apakah anda hidup dan dibesarkan dilingkungan (kelompok) masyarakat yang banyak mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM)? Ya kalau secara signifikan gue kurang tahu, Cuma ada beberapa temen gue yang tahu lah yaitu musik Electronic Dance Music (EDM) itu bisa digaris bawahi easy listening dan bisa didenger oleh siapa aja dan rata-rata yang mendengarnya suka. 2. Menurut anda banyak tidak mahasiswa Untirta yang suka musik Electronic Dance Music (EDM)? Ya ada beberapa mahasiswa yang dateng ko, karena acaranya lagi hits-hits nya ada lah beberapa mahasiswa yang gue kenal cuma sekedar menyapa aja kalau emang tidak deket, kalau deket ya kita ajak have fun bareng dan ada banyak kok yang tahu musik ini juga dan udah booming juga dari media sosial. 3. Menurut anda apa dampak musik Electronic Dance Music (EDM) terhadap diri anda sendiri dan lingkungan sekitar anda? Ya itu tadi dampaknya kita bisa semangat lagi karena pembawaan musiknya yang semangat jadi menghilangkan penat yang memang aktivitas gue sebagai mahasiswa dan pelatih badminton. Ya kalau secara signifikan untuk lingkungan gue kurang tahu, cuma ada beberapa teman gue yang tahu lah karena yaitu musik Electronic Dance Music (EDM) itu bisa digaris bawahi easy listening dan bisa didenger oleh siapa aja dan ratarata yang mendengarnya suka.
152
4. Biasanya persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Engga ko, ya namanya mahasiswa paling prepare buat tabungan aja karena kita tidak punya pekerjaan tetap, ya uangnya masih dapet dari orang tua, paling lebih mensiasatkan tabungan dari lima bulan. 5. Setelah mengikuti event Djakarta Warehouse Project (DWP), Apakah lingkungan tempat tinggal menerima anda? Ya menerimanerima saja, karena kita tidak kelewat batas ada rules dan aturannya ya kita mau have fun dan temu kangen sama teman-teman lama yang jarang ketemu kita ketemu disana jadi ya membangun silahturahmi.
154
Lampiran 8 DRAFT WAWANCARA B. Mahasiswa Untirta (Informan Utama) Disini saya Steptian Akbar sebagai peneliti Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015, untuk skripsi saya bermaksud untuk melakukan wawancara dengan anda sebagai informan utama. Apakah anda bersedia? Boleh minta biodata anda a. Nama
: Merina Fauziyah
b. Usia
: 22 Tahun
c. Pendidikan
: S1 Hukum
d. Status
: Mahasiswi
e. Agama
: Islam
Ok bisa kita langsung kebutir-butir pertanyaannya? A. Mind (Pikiran) 1. Apa
anda
suka
mendengarkan
musik?
Kalau
overall
untuk
mendengarkan musik sering banget. 2. Musik apa yang anda sering dengarkan? Kalau biasanya musik-musik pop atahu engga musik jazz sama musik Electronic Dance Music (EDM) semuanya. 3. Seberapa sering anda mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM)? Kalau di musik Electronic Dance Music (EDM) seringnya tidak
155
tentu karena tiap hari pasti ngedengerin, soalnya kalau mendengarkan musik kadang suka ke play nya lagu Electronic Dance Music (EDM). 4. Ada beberapa jenis musik Electronic Dance Music (EDM), Anda sering mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM) yang mana? Kalau sekarang lebih suka jenis musik Electronic Dance Music (EDM) yang Dubstep karena up beatnya lebih seru, bikin semangat. 5. Anda biasa mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) dimana? Mendengarkan musik di handphone kaya misalnya dimanapun everywhere kalau mendengarkan musik ketika lagi bosan. 6. Awalnya anda tahu musik Electronic Dance Music (EDM) darimana? Tahu musik Electronic Dance Music (EDM) karena kaya sekarang musik Electronic Dance Music (EDM) sudah mulai masuk. Dulu tahu karena musiknya asik pertama easy listening juga jadinya ingin tahu sendiri dari browsing-browsing digoogle. 7. Sejak tahun berapa anda mulai menyukai musik Electronic Dance Music (EDM)? Aduh berapa tahun ya, dari Electronic Dance Music (EDM) mulai booming tahun 2013-2014 sekitar dua sampe tiga tahun. 8. Kalau jenis musik Electronic Dance Music (EDM) itu berarti musik yg sering di mainkan di club ya? Ya bener di club. 9. Sebelumnya anda sering ke club, seberapa sering? Ke club pernah, pernah beberapa kali, Pertama kali sama orang tua dan kedua sama temen, diajarin maksudnya dikasih tahu kalau club itu begini karena waktu itu ada acara di Jakarta satu partai terus pulangnya orang partai pada maen ke club
156
kata mamahku ya udah ngajak aku biar tahu sekalian club tuh begini ternyata, setelahnya aku karena diajak temen aja itupun jarang-jarang. 10. Di club lo sering konsumsi alkohol tidak atahu bahkan drugs mungkin? Kalau aku minum pernah cuman tidak suka, tidak cocok maksudnya diaku jadi kalau aku dateng kaya ke club tahu kemana aku nikmatin musiknya saja karena dari pribadi aku tidak suka minum dan tidak merokok. 11. Apa yang anda ketahui tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Kalau event Djakarta Warehouse Project (DWP), event Disk Jockey (DJ) dari luar negeri pada dateng ke Indonesia, makanya menarik kalau ditonton konser tapi banyak Disk Jockey (DJ) dari luar yang dateng ke Indonesia. 12. Sejak tahun berapa anda mengikuti event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Dari tahun 2015, pernah sekali aja ke Djakarta Warehouse Project (DWP), soalnya pernah sebelumnya tahun 2014 ke bentrok ada acara jadi tidak bisa datang padahal udah beli tiketnya terus dijual lagi. 13. Apa yang melatarbelakangi anda untuk datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Kalau aku yang melatarbelakangi ingin menonton, karena ingin lihat performance Disk Jockey (DJ) nya langsung, karena suka musik Electronic Dance Music (EDM) kebetulan ada di Indonesia dan dekat lagi di Jakarta sekalian dan ini juga banyak yang bilang Djakarta Warehouse Project (DWP) lagi nge-hits nih, booming nih, jadinya apapun yang booming jadi ikutan.
157
14. Bagaimana pendapat anda tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang telah berlangsung beberapa tahun ini? Event Djakarta Warehouse Project (DWP) dari pribadi aku sendiri asik, cuma begitu mungkin ada pro dan kontranya di Djakarta Warehouse Project (DWP) jadinya membuat orang-orang yang memandang anak-anak Djakarta Warehouse Project (DWP) jadi ada sesuatunya. 15. Saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) apakah ada aksesoris khusus yang anda persiapkan? Apa ya kalung, wristbrandnya, lipstik biar selalu on, make up, tapi ada temen aku dia penggemar Disk Jockey (DJ) Steve Aoki dia bawa atribut bendera-bendera Steve Aoki ketika dia performance ditunjukin deh atribut-atributnya, tapi kalau aku sih ga terlalu addict gitu ya biasa aja. 16. Harapannya apa saja perbaikan untuk event Djakarta Warehouse Project (DWP) untuk ke depannya? Perbaikannya semoga sebelumnya jangan hujan, Jadi tidak becek hehe.
158
B. Self (Diri Sendiri) 1. Apa yang membuat anda tertarik dengan musik Electronic Dance Music (EDM)? Apa ya karena easy listening, terus bikin badan gerak juga jadinya enak gitu, bisa bikin badan sehat dan tambah kurus harapan semua wanita itu. 2. Menurut anda, bagaimana perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM) saat ini? Perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM) sekarang makin berkembang, makin banyak yang tahu, makin banyak yang dengarin juga, karena kan Disk Jockey (DJ) di Indonesia juga sekarang makin banyak jadi orang-orang malah makin penasaran apa Electronic Dance Music (EDM) jadinya pada tahu pada dengerin juga. 3. Lalu siapa Disk Jockey (DJ) yang anda idolakan, mengapa anda mengidolakan dia? Banyak kalau dari luar kaya Skrillex, Martin Garrix yang ganteng, Kalau dari Indonesianya Disk Jockey (DJ) Yasmin karena dia lebih atraktif jadi dia juga asik ketika performancenya. 4. Bagaimana tanggapan anda tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Event Djakarta Warehouse Project (DWP) asik seru jadi tidak bikin kita cuma nonton di youtube atahu dengarin saja tapi kita melihat langsung performance Disk Jockey (DJ) itu kaya gimana, ternyata kalau dilihat langsung itu asik jadinya bikin kebawa energi kita juga jadi lebih semangat dan lebih asik deh pokoknya.
159
5. Banyak yang bilang, banyak hal negatif di event Djakarta Warehouse Project (DWP). Bagaimana anda menyikapi hal tersebut? Kalau pendapat aku menyikapi hal negatif di Djakarta Warehouse Project (DWP) coba dateng aja dulu kali ya merasakan dulu baru bisa komentar tergantung dari kitanya juga bisa tanggepinnya negatif ya pasti negatif kalau kita tanggepinnya positif ya kaya buat kesehatan ke badan kalau goyang-goyang kan bisa lebih sehat kan apalagi malem ya. 6. Sebagai apa anda berperan di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Penonton biasa aku, kaya cuman penikmat dan pendengar musik Electronic Dance Music (EDM) aja. 7. Menurut anda apa perbedaan event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan event musik Electronic Dance Music (EDM) lainnya? Kalau perbedaannya event Djakarta Warehouse Project (DWP) itu karena udah punya nama dan bisa ngebranding sendiri dari EOnya Ismaya Live ibarat event Djakarta Warehouse Project (DWP) seperti rangkaian acara puncaknya diakhir tahun dan semua Disk Jockey (DJ) kelas dunia pada kumpul diacara tersebut, dibandingkan ada beberapa event yang diselenggarakan oleh Ismaya Live juga seperti event Ultra Bali, event WeTheFest hanya beberapa Disk Jockey (DJ) dari luarnya lebih kebanyakan Disk Jockey (DJ) lokal, dan
160
ongkosnya pun lumayan kebanyakan. Jadi ya benar-benar asiknya di Djakarta Warehouse Project (DWP). 8. Biasanya untuk berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) menghabiskan biaya berapa? Haduh kalau event Djakarta Warehouse Project (DWP), abis biaya hampir tiga sampe empat jutaan lupa aku sama hotelnya juga, paling tiga jutaan belum sama jajanjajannya mahal kan disana aqua aja 38 rb ya itu mahal sekali itu minumnya juga dengan penuh hati-hati jangan sampai tumpah. 9. Anda mendapatkan uang untuk pergi ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) darimana? Sedangkan anda mahasiswa, apakah orang tua anda mengetahuinya? Ya saya mahasiswa, kalau orang tua tahu karena nonton konser, jadi ya udah minta uang mah buat nonton tiket konser ya udah dikasih gitu sih jadi ya tahu aja terus tidurnya dihotel juga, orang tua lagian gak tahu event Djakarta Warehouse Project (DWP) jadi ya udah boleh karena aku kan tidak banyak minta jadi di izinin. 10. Apakah anda sampe rela menyisihkan tabungan untuk event Djakarta Warehouse Project (DWP) tersebut? Ya dikitlah bawa buat jajan-jajan disananya kaya buat beli makanan kalau laper. 11. Apa saja hal yang anda senangi dan tidak anda tidak senangi di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Kalau yang tidak disenangin dan disenangin pasti ada kan, kalau disenangin ya denger musiknya kalau yang tidak disenengin tuh kadang orang-orang yang di
161
event Djakarta Warehouse Project (DWP) tuh kadang suka freak gitu cowok-cowoknya, suka aneh, suka annoying gitu suka ganggugangguin gitu, kayanya ada sesuatu dari dia kali ya yang membuat tidak sadarkan diri dan sumpek juga di beberapa stage bikin tidak nyaman. 12. Apakah anda mengkonsumsi alkohol dan drugs di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Sama sekali tidak mengkonsumsi alkohol karena rasanya kaya air tape, tapi kalau mencoba pernah itupun sedikit. 13. Apakah penampilan anda sehari-hari sama dengan penampilan anda saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Pasti berbeda kan di Djakarta Warehouse Project (DWP) juga tidak mungkin pake kerudung, jadinya malah tanda-tanda besar sama tementemen yang lain, yang penting di Djakarta Warehouse Project (DWP) emang rada kebuka cuma aku tidak terlalu parah kaya pake bikinian bule-bule gitu masih standar, badannya juga kalau pake bikinian nanti lemaknya terlihat jadi malu. 14. Biasanya berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan siapa? Dengan teman, pasangan, tahu bahkan sendiri? Sama temen-temen dari Cilegon juga, temen SMA aku jadi reunian deh sekalian di tempat event Djakarta Warehouse Project (DWP). 15. Jenis transportasi apa yang anda gunakan ke event Djakarta Warehouse Project (DWP), Transportasi umum atahu pribadi? Biasa naik mobil pribadi.
162
16. Selama event Djakarta Warehouse Project (DWP) berlangsung anda menginap dimana? Menginap dihotel karena kan dua hari, hotelnya deket-deket ancol eh salah ka maksudnya JIEXPO kemayoran tahu (JCC). 17. Anda biasanya cari info penginapan dimana, apakah booking terlebih dahulu atahu langsung reserved? Jadi karena sama temen aku, jadi ya temen aku yang cari semuanya karena emang dia emang udah niat banget dan addict. 18. Pernahkah anda mengalami jadwal yang bentrok dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Pernah sih di event 2014 itu, kalau 2015 tidak bentrok. 19. Misalnya, anda sebagai mahasiswa ada UAS yang bersamaan dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP), anda lebih memprioritaskan yang mana. Mengapa demikian? Yang mana ya aduh sama-sama asik kalau uas melihat dari mata kuliahnya dulu ya kalau mata kuliahnya bisa susulan, ya susulan dulu. Jadi lihat situasi terlebih dahulu kalau aku.
163
C. Society (Masyarakat) 1. Apakah anda hidup dan dibesarkan dilingkungan (kelompok) masyarakat yang banyak mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM) ? Kalau jenis musik Electronic Dance Music (EDM) tidak juga kayanya biasa aja, tidak banyak dan tidak dibesarkan dari lingkungan yang seperti itu. 2. Menurut anda banyak tidak mahasiswa Untirta yang suka musik Electronic Dance Music (EDM)? Ohh banyak banget, kemaren juga sempat ada acara dari bem FH ada Disk Jockey (DJ) nya juga cuma masih ada Disk Jockey (DJ) dari lokal, di Untirta juga ada temen ku Disk Jockey (DJ) juga mengisi acara di BEM FH cuma kurang seru mungkin karena belum ada yang tahu kali ya musik Electronic Dance Music (EDM) itu. 3. Menurut anda apa dampak musik Electronic Dance Music (EDM) terhadap diri anda sendiri dan lingkungan sekitar anda? Kalau aku sih dampaknya terhadap diri sendiri buat kesehatan seperti joget dan kalau lagi senam ada tambahan lagu dari musik Electronic Dance Music (EDM) lebih enak didengerin juga ke badannya juga enak, kalau ke lingkungan semua bisa jadi pada tahu dan jangan cuman ngejudge juga minimal mendengarkan dan merasakan dulu musik Electronic Dance Music (EDM) nya.
164
4. Biasanya persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Kaya baju, dan isi dompet powerbank dan charger itu wajib karena buat selfieselfie buat kenang-kenangan. 5. Setelah mengikuti event Djakarta Warehouse Project (DWP), Apakah lingkungan tempat tinggal menerima anda? Kalau tahu sesungguhnya ya ada yang menerima ada yang engga ya kalau dari aku gimana menyikapinya aja tahu engga kembali sama orangnya masingmasing.
166
Lampiran 10 DRAFT WAWANCARA A.
Mahasiswa Untirta (Informan Pendukung) Disini saya Steptian Akbar sebagai peneliti Konsep Diri mahasiswa
UNTIRTA pendengar musik Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015, untuk skripsi saya bermaksud untuk melakukan wawancara dengan anda sebagai Informan Pendukung. Apakah anda bersedia? Boleh minta biodata anda. a.
Nama
: Muhamad Ridwan
b.
Usia
: 24
c.
Pendidikan
: S1
d.
Status
: Mahasiswa
e.
Agama
: Islam
Ok bisa kita langsung kebutir-butir pertanyaannya? A. Mind (Pikiran) 1. Seberapa sering anda mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM)? Musik Electronic Dance Music (EDM) ya, kalau ngomongin mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) sering sehari itu bisa sampai frekuensi dua atau tiga jam untuk dengerin musik, karena soalnya enak ya
167
easy listening, up beat juga kan. Apalagi saya mahasiswa tingkat akhir sambil mendengarkan musik ini biar tidak pusing. 2. Anda biasa mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) dimana? Mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) di playlist handphone, youtube, spotify, di apple, Joox, dikamar, dilaptop, dikampus kadang dijalan juga, kalau bisa dibilang tiada hari tanpa Electronic Dance Music (EDM). 3. Awalnya anda tahu musik Electronic Dance Music (EDM) darimana? Awalnya kenal dari temen memperkenalkan nih wan dengerin kata temen, dulu itu tahun 2013 waktu awal lagunya Disk Jockey (DJ) David Guetta dengan judul Titanium meledak dipasaran bahkan di Pandean dijadikan koplo lagunya. 4. Apa yang anda ketahui tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Mengetahui kok event Djakarta Warehouse Project (DWP) sempat beberapa kali ikut ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) diajakin temen masih newbie juga pada saat itu David Guetta pada tahun 2013 lagi booming banget asli pengen nonton kesana, akhirnya diajakin temen karena event akhir tahun butuh refreshing penat dengan kuliah berangkat lah kita kesana. 5. Bagaimana pendapat anda tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang telah berlangsung beberapa tahun ini? Kalau yang saya lihat perkembangannya baik maksudnya signifikan, kalau tidak salah Djakarta Warehouse Project (DWP) ada itu tahun 2010 event itu masih kecil-kecilan dengan konsep outdoornya, dulu pertama ikut event ini 2013 Djakarta Warehouse Project (DWP) itu masih diadakan satu hari di Ancol di Ecopark pada saat itu
168
hujan selama acara berlangsung parah pokoknya acak-acakan orang bersatu dengan tanah, danau, air, banyak hal yang menarik dan tidak terlupakan seumur hidup, baru pertama kalinya juga ikut event begitu datang langsung melihat David Guetta performance lihat Zedd dan Alesso juga banyak lah pada saat itu karena masih newbie juga selama acara berlangsung hujan deras parah, karena bulan desember pelaksanaannya Jakarta tahu sendiri akhir tahun banjir dimana-mana belum kayak sekarang udah membaik walaupun basah kuyup semua penonton happy. 6. Apakah anda tahu beberapa mahasiswa untirta yang pergi ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Awalnya saya bareng-bareng bersama temen saya Agi anak komunikasi dia yang awalnya mengajak saya ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) anak komunikasi, ternyata selain dia mengajak saya dia pun mengajak temen-temen mahasiswa yang di Jakarta dan Tangerang jadi kita kenal ditempat disana dan sksd dan asik juga teman-temannya terus ada juga selain mahasiswa ada buruh juga temennya Agi, sekelas buruh pegawai KS dateng ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) ini. Disana tidak ada yang namanya jaga images (Jaim), enaknya disana pada saling, kita punya kebutuhan seperti minuman, cemilan dan segala macem ya bareng petepete apa yang dibutuhkan. 7. Apakah anda mengenal Merina Fauziyah dan Agi Maulana Rizky? Oh ia saya kenal Merina dan Agi, pada saat kenal Merina ketika berangkat kedua kalinya dwp tahun kemaren bareng sama Merina
tahun 2015 yang
diselenggarakan 2 hari. Cuma memang saya baru tahu Merina anak untirta
169
fakultas hukum, karena saya anak teknik kampusnya beda jadi saya kenalan disitu. 8. Apakah anda tahu mereka (Merina Fauziyah dan Agi Maulana Rizky) beberapa kali datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Kalau yang saya denger untuk Agi hampir setiap tahun tidak pernah absen kayaknya kehidupannya disitu terlalu addict, up to date
banget, jangankan Djakarta
Warehouse Project (DWP) maksudnya kayak event-event seperti yang lain dia sering infoin ada event dan Disk Jockey (DJ) siapa yg performance di club. Kalau Merina karena ketemunya baru tahun kemaren jadi kurang banyak tahu tentang dia tapi pernah beberapa kali ke club. 9. Bagaimana Pendapat anda tentang mereka berdua di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Asyik banget mereka berdua itu, mereka berdua kesehariannya mencerminkan dia itu seorang penikmat dan pendengar Electronic Dance Music (EDM) banget, karena melihat dari penampilan, perilaku, berkomunikasi, berkomunikasi yang paling dilihat dari obrolannya tidak jauh dari musik, Disk Jockey (DJ), event-event di club acara yang bisa dikatakan gaul banget. Bahkan masalah segi fashion punya untuk menunjukkan identitas dia bahkan kalau dia memakai salah satu kaos Djakarta Warehouse Project (DWP) jadi kayak menunjukkan banget, nempel banget dengan badan dan diri dia kalau dia anak musik Electronic Dance Music (EDM) berjalan, menurut saya kalau saya menggambarkan mereka berdua seperti itu.
170
B. Self (Diri Sendiri) 1. Apa yang membuat anda tertarik dengan musik Electronic Dance Music (EDM)? Warna musiknya beda kalau misalkan menurut saya musik lain itu warna musiknya ya dari alat musik piano ya piano, biola ya biola, gitar ya gitar, vokal ya vokal. Tapi kalau Electronic Dance Music (EDM) itu namanya juga Electronic Dance Music (EDM) dari mesin-mesin elektronik itu unik jadi kayak hal yang tidak pernah terpikirkan bunyi-bunyian apa, kemudian di ubah menjadi instrumen, di mix, jadi enak buat didengarkan, terus Electronic Dance Music (EDM) itu penuh kreatifitas jadi menurut saya warna-warna musik yang lain di dobrak sama Electronic Dance Music (EDM), misalnya musik Electronic Dance Music (EDM) digabung dengan not not musik yang biasa itu bisa diremix, jadi menurut saya unik aja itu yang membuat saya tertarik dengan musik Electronic Dance Music (EDM). 2. Menurut anda, bagaimana perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM) saat ini? Kalau menurut saya dulu perkembangan musik itu dikenal hanya Disk Jockey (DJ) memainkan musik bergenrekan house music, techno, kalau sekarang mungkin ada pergeseran dari zaman ke zaman aliran yang saya tahu di Electronic Dance Music (EDM) itu awalnya intsrumen saja sekarang bisa ditambah ada vokalnya bisa diremix lagunya siapa aja, seperti lagunya ada dan dimasukkan unsur Electronic Dance Music (EDM) nya, jadi apa ya perkembangannya awalnya musik yang dikenal itu hanya dimainkan di clubbing, dugem. Sekarang berkembang menjadi musik festival bergenrekan Electronic Dance Music (EDM). Perkembangannya sangat bagus dan makin banyak orang
171
yang kreatif karena musik Electronic Dance Music (EDM), makin banyak juga menjadi mata pencaharian, seperti di televisi acara the remix. Dijadikan acara televisi, dikompetisikan, cari yang terbaik se- Indonesia. Perkembangannya signifikan banget kalau saya memperkirakan musik Electronic Dance Music (EDM) ini sampe lima tahun ke depan masih banyak yang mendengarkan, seperti sekarang bermunculan Disk Jockey (DJ) muda seperti Marshmallow, Martin Garrix, Allan Walker yang masih belia yang masih kreatifitas untuk jiwa seni musiknya. 3. Apakah anda pernah datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Pernah datang dari tahun 2013, 2014, 2015. 4. Banyak yang bilang, banyak hal negatif di event Djakarta Warehouse Project (DWP). Bagaimana anda sebagai mahasiswa menyikapi hal tersebut? Kalau dibilang negatif atau positif itu tergantung perspektif dan cara sudut pandangnya lagi, kita lihat dari negatifnya seperti apa dulu, saya lihat sendiri ada orang yang mencium tanah, nyebur ke danau mungkin karena udah tidak sadar karena alkohol itu negatif kita tahu sendiri orang Indonesia mabok pada doyan dan anak-anak yang addict sering dateng ke club sering minum akhirnya itulah muncul perspektif negatif itu dari situ. Cuma kalau saya pribadi ingin enjoy datang kesana pengen nikmatin ya saya rasa itu positif-positif aja bahkan ada beberapa kali cewek yang datang pakai gamis dan kerudung itu ada, jadi gimana orang memandangnya dan tujuannya kesana seperti apa, kalau bisa dibilang tujuannya kesana pengen rileks dan menghilangkan otot-otot saraf ya udah dengerin aja lagunya tidak usah peduliin orang-orang yang ada disekitarnya,
172
karena buat apa kan tujuannya ingin mendengarkan musiknya, siapa artis Disk Jockey (DJ) yang difavoritkannya. Tapi memang beberapa kali ada yang saya lihat cewe yang memakai hijab tetap asyik dan menjaga norma adat ketimurannya tetap pakai yang rapi dan enjoy banget dan itu ada disana. terlepas dari minum atau tidaknya saya kurang mengerti karena hanya melihat sekilas saja dan musik Electronic Dance Music (EDM) itu tanpa perlu kita mabok juga tetap asyik dan bikin semangat dan tidak mungkin juga kita mau semangat harus mabok juga menurut saya tidak seperti itu. Memang disana dikasih pilihan dan disediakan tempat untuk mabok atau tidaknya tergantung kita memilihnya. Jadi kalau yang bilang Djakarta Warehouse Project (DWP) itu negatif itu kembali ke orangnya saja, mungkin budayanya yang biasa mendengarkan musik di club kebawa ke event Djakarta Warehouse Project (DWP), padahal disana pengamanan sangat ketat banget, tapi ada beberapa cewek yang saya denger kalau membawa minuman dari luar taruh nya di badan cewe karena pemeriksaannya juga tidak terlalu di raba banget kadang ya memanfaatkan itu, padahal aturan di Djakarta Warehouse Project (DWP) itu tidak boleh membawa makanan dan minuman dari luar, tidak boleh membawa senjata tajam biasalah aturan umum, tidak boleh bawa drugs, cuman kembali lagi tujuan orangnya seperti apa. Disana itu mahal banget untuk beli minuman aqua yang 600ml aja diluar hanya 5rb kalau didalam bisa sampai 50rb dan itu saya alamin banget minumnya pun hati-hati setetes-setetes karena mahalnya itu, di dalam pun ada yang jual keliling bahkan kalau dikedai atau both aquanya sendiri lumayan harganya 75rb itupun sulit karena pake sistem token, harus beli dulu tokennya pake berapa point, kalau misalnya 1 point token
173
diharga 25rb berarti harus beli 3 point token untuk menukar minum aqua. Lumayan menguras kantong juga tapi sepadan lah apa yang kita dapet. 5. Menurut anda apa perbedaan event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan event musik Electronic Dance Music (EDM) lainnya? Karena event Djakarta Warehouse Project (DWP) adalah event terbesar di Indonesia bahkan seAsia Tenggara bahkan sampai orang ;Malaysia, Singapore, Brunei, Hongkong, Jepang dan lain-lain. Karena emang keren penyelenggara ini mengadakan acara ini waktunya pas diakhir tahun dibulan Desember disaat orang lain mulai jenuh dengan aktivitasnya. Jadi kaya event penutup ketika event Electronic Dance Music (EDM) diluar negeri udah pada selesai Januari sampai November nah di Djakarta Warehouse Project (DWP) ini seperti event penutup terakhir di Indonesia jadi pada datang yang dari luar negeri juga, mungkin itu yang saya lihat perbedaannya dengan event festival Electronic Dance Music (EDM) lain. Karena diluar negeri juga banyak seperti UMF, Tommorowland sering lihat di youtube juga eventnya sangat meriah banget kalau diluar negeri bahkan UMF pernah mengadakan di Bali cuma ya itu tidak diakhir tahun, biasanya dipertengahan tahun kalau diluar negeri biasanya ada summerseason dibulan musim panas, ya kalau Djakarta Warehouse Project (DWP) ini ya diakhir tahun event penutup pas banget deh waktunya. 6. Apakah anda tahu penampilan penonton saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Kalau ditahun 2015 kemaren lagi musim-musimnya joggerpants dan kaos glow in the dark sama buat ikat kepala yang menyala, Running Shoes, lekbong, banyak yang memakai di event Djakarta Warehouse Project (DWP) mencirikan banget pokoknya, dan punya ciri khas dan karakter
174
tersendiri untuk pendengar dan penikmat Electronic Dance Music (EDM) itu. Kalau yang saya lihat untuk cowo kebanyakan pakai lekbong ya minimal berotot juga kalau kurus kan tidak enak juga di lihatnya jadi harus rajin-rajin ketempat gym, kalau cewe memakai baju tanktop, celana hotpants tapi tidak bikini juga karena masih menjaga adat ketimurannya itu, tapi kalau beberapa kali saya nonton di youtube aftermovienya Djakarta Warehouse Project (DWP) ada yang memakai bikini tapi kayanya bukan orang Indonesia soalnya membawa bendera negara lain karena memang budaya diluar negeri sudah biasa memakai bikini mereka pikir datang ke Indonesia pun sama, tapi secara kasat mata belum pernah lihat kalau orang Indonesia yang pake bikini. Kecuali kalau yang saya lihat lagi di acara UMF Bali tepatnya konsep full party dikolam renang itu banyak orang Indonesia yang pakai bikini. Lagi-lagi kalau event Djakarta Warehouse Project (DWP) di Jakarta yang udaranya sangat panas jarang saya lihat yang seperti itu. 7. Saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) apakah ada aksesoris khusus yang anda persiapkan? Biasanya joggerpants dan kaos glow in the dark sama buat ikat kepala yang menyala, Running Shoes, lekbong, banyak yang memakai di event Djakarta Warehouse Project (DWP) mencirikan banget pokoknya, dan punya ciri khas dan karakter tersendiri untuk pendengar dan penikmat Electronic Dance Music (EDM) itu. 8. Biasanya untuk berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) menghabiskan biaya berapa? Menguras kantong banget karena kita mahasiswa dapet uang jajan masih dari orang tua kalau saya pribadi, cuman kalau yang saya tahu si Agi itu dia udah punya pekerjaan dia sebagai pelatih badminton jadi adalah
175
pemasukan, kalau saya pribadi itu lumayan relatif besar dan mempersiapkannya pun lumayan lah ya lima juta itu masih kotor. 9. Anda mendapatkan uang untuk pergi ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) darimana? Sedangkan anda mahasiswa, apakah orang tua anda mengetahuinya? Dari orang tua kalau saya pribadi, tidak mengetahui karena tahunya ya saya main ke jakarta. Samanya dengan mereka berdua kalau si agi memang dari dulu sering keluar daerah serang dan sebagai pelatih badminton orang tuanya pun tidak khawatir, sedangkan Merina sendiri sepertinya orang tuanya mengetahui dia pergi ke Jakarta untuk menoonton festival musik. 10. Apakah anda sampe rela menyisihkan tabungan untuk event Djakarta Warehouse Project (DWP) tersebut? Rela tidak rela sebenernya mending buat liburan, tapi awal pertama kali ikut berat banget soalnya apa ia acara sehari menghabiskan sekian juta, dan akhirnya ketika sudah datang ya sepadan dengan tujuan apa yang saya mau disana, bedanya ketika kita sudah pernah ke Djakarta Warehouse Project (DWP) dan ke club saja ya sudah beda aja kelasnya. Rela dan sepadan dengan nominal yang segitu. 11. Biasanya berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan siapa? Dengan teman, pasangan, atau bahkan sendiri? Berangkat sama tementemen agi yang mahasiswa dan buruh banyak pengalaman dan kenal orang-orag baru. Ternyata banyak banget orang Serang dan Cilegon yang datang kesana bahkan mahasiswa UNTIRTA yang ada di Banten notabenenya daerah religius ternyata animonya banyak banget yang antusias.
176
12. Pernahkah anda mengalami jadwal yang bentrok dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Pernah pertama kali ikut Djakarta Warehouse Project (DWP) 2013 bentrok dengan sidang praktikum maklumin teknik, jadi kebetulan sidang praktikum saya itu jumat sore jam lima dan sedangkan si Agi dan kawan-kawan berangkat duluan dari sebelum jumatan dari jam sembilan mungkin udah berangkat niatnya karena berangkat pagi karena belum dapet hotel takut terjadi apa-apa, Akhirnya tadi lagi-lagi pendidikan nomor utama bagi saya jadi berangkat nyusul sendiri biasa ngeteng alhamdulillahnya daerah Jakarta sedikit tahu nyampe ketemu agi dan kawan-kawan dan kontek-kontekan juga sebelum berangkat, dan kendala juga untuk sinyal karena kalau sudah ada event besar biasanya sinyal diputus biar tidak mengganggu radiasi saya kurang begitu mengerti, tapi emang susah sinyal disana. Atau mungkin lagi havefun tidak mau diganggu dan lagi up banget musiknya tapi saya tetap berangkat pertama kali sendiri. Pada saat itu berangkat abis magrib dan belum ada yang namanya GOJek, GrabCar dan Uber mikirnya awal mau naik taksi dari Serang ke Jakarta Cuma mahal kisaran harga 700 lumayan mendingan buat beli yang lain, akhirnya kepikiran buat nyari temen yang searah ke Ancol dari Serang akhirnya ada cuman lagi-lagi temen yang searah itu ada keperluan sampe Kali Deres dan akhirnya nekat naik busway sekalian mendukung program pemerintah pada saat itu transportasi massal dan beruntungnya nyampe lokasi.
177
13. Misalnya, anda sebagai mahasiswa ada UAS yang bersamaan dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP), anda lebih memprioritaskan yang mana. Mengapa demikian?
Memprioritaskan pendidikan yaitu sidang
praktikum kalau cuma mata kuliah biasa mungkin udah berangkat duluan kalau saya pribadi kalau ada kuis atau uas ya bisa susulan. Kalau agi sendiri uniknya disini walaupun dia addict banget tapi tidak pernah meninggalkan pendidikan karena menurut dia pendidikan nomer satu, kalau untuk Merina mungkin setipe seperti saya, kalau bisa ditinggalin ya ditinggalin dulu mata kuliahnya untuk Electronic Dance Music (EDM).
178
C. Society (Masyarakat) 1. Bagaimana pendapat anda mengenai key informan yang memiliki kesenangan berlebih terhadap jenis musik Electronic Dance Music (EDM)? ada positif ada negatifnya punya kesenangan berlebih ya sah-sah saja. 2. Bagaimana prosesnya sehingga key informan anda bisa memiliki kesenangan terhadap jenis musik Electronic Dance Music (EDM) dan menjadi penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? Ya yang pasti awalnya mendengarkan lagu secara terus-menerus mungkin dia juga dateng ke beberapa club yang disitu memutar dan memainkan jenis-jenis musik Electronic Dance Music (EDM) dari situ dia mulai suka mendalami browsing, youtube mungkin akhirnya dia jadi addict dan jadi penikmat musik Electronic Dance Music (EDM) sampai akhirnya datang ke Djakarta Warehouse Project (DWP) beberapa kali bahkan setiap tahun. 3. Bagaimana anda menyikapi key informan yang memilih menjadi penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? Ya kalo saya menyikapinya pertama wajar dia suka, addict senang dengan musik Electronic Dance Music (EDM), wajar dan sah-sah saja selama itu tidak merugikan diri dia sendiri dan lingkungannya. 4. Seberapa penting mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) dalam kehidupan key informan anda? Cukup penting bagi dia, karena dia tiada hari tanpa Electronic Dance Music (EDM) dan butuh banget dengan Electronic Dance Music (EDM) itu.
179
5. Dengan banyaknya waktu yang dipergunakan oleh key informan anda untuk mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM), apakah aktivitas tersebut sesuai dengan kebiasaan yang ada di dalam masyarakat? Sebenernya masuk-masuk aja ke dalam masyarakat, jadi begini kita hidup dimasyarakat yang campur aduk, yang banyak paham, yang banyak kebiasaan jadi ya selama itu tidak menganggu masyarakat ya wajar, dan bisa menyesuaikan tempat aja. 6. Bagaimana seharusnya key informan anda yang seorang penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP) menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang ada di dalam masyarakat? Ya harus mengikuti aturan yang ada dimasyarakatnya aja. 7. Apa harapan anda kepada key informan anda terhadap musik Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Ya terus lah menjadi pendengar Electronic Dance Music (EDM) tetap jadi diri sendiri dan karena fashionnya sudah seperti itu harus tetap jadi diri sendiri. 8. Semenjak
memiliki
kecenderungan
untuk
mendengarkan
musik
Electronic Dance Music (EDM) secara terus menerus, apakah ada hal yang berubah dari key informan anda? Yang pasti paling gampang dilihat dari fashionnya sama obrolan, fashionnya lebih menunjukkan stylenya anak Electronic Dance Music (EDM). 9. Apa saja hal positif yang berkembang ketika key informan anda memilih untuk menjadi seorang penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? Hal positifnya lebih energik terus aktivitasnya lebih bersemangat, up to date,
180
kekinian, apapun yang berhubungan dengan Djakarta Warehouse Project (DWP) dan event musik Electronic Dance Music itu dia tau banyak. 10. Apa saja hal negatif yang key informan anda lakukan ketika dia memilih menjadi seorang penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? hal negatif lebih boros karena tadi mengikuti trend up to date, glamour, segala macemnya, uang tabungan lebih terkuras padahal disisi lain harus menabung sendiri juga dia masih muda, masih mahasiswa juga negatifnya pasti sih boros tapi itupun dilakukan dengan sadar oleh key informan.
182
Lampiran 12 DRAFT WAWANCARA B.
Mahasiswa Untirta (Informan Pendukung) Disini saya Steptian Akbar sebagai peneliti Konsep Diri mahasiswa
UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015, untuk skripsi saya bermaksud untuk melakukan wawancara dengan anda sebagai informan Pendukung. Apakah anda bersedia? Boleh minta biodata anda a.
Nama
: Firmansyah
b.
Usia
: 22
c.
Pendidikan
: S1
d.
Status
: Mahasiswa
e.
Agama
: Islam
Ok bisa kita langsung kebutir-butir pertanyaannya? A. Mind (Pikiran) 1. Seberapa sering anda mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM)? Kalau ditanya seberapa sering, sering banget bahkan kalau sekarang hampir tiap hari dulu kan tidak se-booming sekarang, kalau sekarang dimana-
183
mana playnya musik Electronic Dance Music (EDM) kalau ditanya kapan pasti tiap hari sering banget. 2. Anda biasa mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) dimana? Kalau secara personal denger di applikasi handphone musik streaming kalau ada yang baru paling di youtube sekalian tahu video klipnya. 3. Awalnya anda tahu musik Electronic Dance Music (EDM) darimana? Kalau dulu tahunya musik Electronic Dance Music (EDM) buat backsound video, dan kebetulan saya suka melihat video-videography biasanya backsoundnya pasti Electronic Dance Music (EDM). Dari situ mengenal genre dan artis-artis Electronic Dance Music (EDM) nya siapa aja. 4. Apa yang anda ketahui tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Event Djakarta Warehouse Project (DWP) acara event tahunan dan banyak penggemar musik Electronic Dance Music (EDM) 5. Bagaimana pendapat anda tentang event Djakarta Warehouse Project (DWP) yang telah berlangsung beberapa tahun ini? Event Djakarta Warehouse Project (DWP) sendiri itu hajat besar penggemar Electronic Dance Music (EDM) dan diselenggarakan diakhir tahun pas banget buat holiday akhir tahun. 6. Apakah anda tahu beberapa mahasiswa untirta yang pergi ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? tepatnya saya kurang tahu, dan jumlahnya berapa tapi kalau yang ikut saya tahu dan pasti ada bisa di hitung jari.
184
7. Apakah anda mengenal Merina Fauziyah dan Agi Maulana Rizky? Kenal banget kalau merina temen main saya juga karena seangkatan kalau Agi senior di jurusan lain. 8. Apakah anda tahu mereka (Merina Fauziyah dan Agi Maulana Rizky) beberapa kali datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? kalau merina ditahun 2015, kalau bang Agi sering banget kayanya hampir tiap tahun tidak pernah absen dan anaknya Electronic Dance Music (EDM) banget. 9. Bagaimana Pendapat anda tentang mereka berdua di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? kalau pendapat saya karena Event Djakarta Warehouse Project (DWP) ini event musik, ya selera orang masing-masing kadang ada orang yang suka musik jazz, musik dangdut, ada juga yang suka Electronic Dance Music (EDM) dan kalau mahasiswa ikut begini tidak ada masalah karena selera musik.
185
B. Self (Diri Sendiri) 1. Apa yang membuat anda tertarik dengan musik Electronic Dance Music (EDM)? Kenapa tertarik karena menurut saya musik ini unik karena ritme nya membuat semangat, bisa didengarkan pagi, siang dan malam, apalagi malam pas banget, kalau pagi bisa membangunkan orang lebih semangat lagi. Makanya saya tertarik dengan musik Electronic Dance Music (EDM). 2. Menurut anda, bagaimana perkembangan musik Electronic Dance Music (EDM) saat ini? Ya tahu perkembangannya karena Electronic Dance Music (EDM) lagi booming banget di Indonesia, kayanya benar-benar pendatang baru kita disambut sampai ada event-event musik Electronic Dance Music (EDM) banyak banget bahkan di tv swasta ada acara lomba nya di NetTV televisi swasta The remix, alternatif banget tidak cuma di luar negeri mulu dilokal ternyata banyak yang keren-keren. 3. Apakah anda pernah datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Pernah datang 4. Banyak yang bilang, banyak hal negatif di event Djakarta Warehouse Project (DWP). Bagaimana anda sebagai mahasiswa menyikapi hal tersebut? Kalau menurut saya negatif atau tidak negatifnya tergantung perspektif masingmasing, memang event ini pandangannya kelihatan hura-hura, hedonis, tapi tidak ada bedanya dengan musik lain seperti musik koplo yang kalau dilihat suka minum-minuman keras, kalau musik jazz kalau dilihat juga suka minum wine.
186
Jadi gimana cara orang memandangnya aja event musiknya tidak salah tapi dilihat secara personalnya. 5. Menurut anda apa perbedaan event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan event musik Electronic Dance Music (EDM) lainnya? Yang saya tahu hanya beda nama dan skalanya aja kalau Djakarta Warehouse Project (DWP) skalanya buat lokal nasional walaupun tidak menutup kemungkinan banyak orang asing juga karena penikmat dan pendengarnya universal juga, kalau seperti event UMF dan Tommorowland udah Internasional bedanya disitu aja, kan sudah jelas Djakarta Warehouse Project (DWP) diselenggarakannya di Jakarta, mungkin nanti ada BWP atau SWP Serang Warehouse Project gitu tapi tempatnya dimana ya hehe. 6. Apakah anda tahu penampilan penonton saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Yang saya tahu kalau event Djakarta Warehouse Project (DWP) musik itu hedonis, kelihatan hura-hura banget dengan aksesorisnya dengan pakaiannya kalau cewek itu dengan pakaian yang sexynya kalau cowok dengan style yang hedonis cuma simpel pake kaos, kalung tapi kelihatan kelasnya beda. 7. Saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) apakah ada aksesoris khusus yang anda persiapkan? Yang jelas kalau saya tahu teman saya berdua abang Agi dan merina menggunakan aksesorisnya minimal kaos pendukung seperti nge-fans sama Disk Jockey (DJ) Hardwell kita pakai kaosnya Hardwell maupun Disk Jockey (DJ) yang lain, terus kalau buat lainnya kalung
187
glow in the dark, gelang glow in the dark dan gelang tiket seperti wristbrandnya jadi itu menunjukkan identitas saya anak Djakarta Warehouse Project (DWP). sama satu lagi balon slime warna warni yang glow in the dark yang membuat suasana jadi ramai. 8. Biasanya untuk berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) menghabiskan biaya berapa? Tergantung dan relatif kalau tepatnya kemaren saya cari info dari tiket, transport Serang dan Jakarta ya bisa minimal 5 jutaan. 9. Anda mendapatkan uang untuk pergi ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) darimana? Sedangkan anda mahasiswa, apakah orang tua anda mengetahuinya? Bagi temen saya yang berdua itu tidak terlalu besar seperti bang agi karena udah kerja ya masih terjangkau harga segitu dan kalau buat merina ya tidak terlalu besar biayanya dan tidak mahal juga. Kalau masalah itu tidak tahu orang tuanya, tahunya mungkin main. Intinya orang tuanya tidak tahu. Mungkin kalau dikasih tahu juga kurang tahu deh jadinya gimana. 10. Apakah anda sampe rela menyisihkan tabungan untuk event Djakarta Warehouse Project (DWP) tersebut? Kalau masalah rela ya pasti rela karena secara pribadi saya kalau mau sesuatu ya pasti menyisihkan uang saya ya rela banget untuk kesenangan saya apalagi pergi ke Djakarta Warehouse Project (DWP), sama halnya bang agi dan merina menyisihkan uang untuk pergi ke Djakarta Warehouse Project (DWP) karena selama setahun penat dan sumpek dengan urusan kampus kuliah bohong banget kalau banget pasti butuh hiburan.
188
11. Biasanya berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan siapa? Dengan teman, pasangan, atau bahkan sendiri? Kalau saya datang ke Djakarta Warehouse Project (DWP) pasti sama teman-teman ya memang event ajang untuk reunian bertemu teman-teman lama misalnya seperti temen-temen didaerah yang jauh dari Ibu kota bisa silahturahmi di event tersebut kan mulia banget. Kalau merina sendiri setahu saya pun dia manfaatkan event itu sebagai ajang reunian temen-temen SMA nya. 12. Pernahkah anda mengalami jadwal yang bentrok dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP)? saya rasa pasti punya pengalaman yang seperti ini dan itu dilema ya paling tidak prioritaskan mana yang wajib dan tidak wajib. Tapi saya pernah mengalami itu dan saya lebih meilih datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP). 13. Misalnya, anda sebagai mahasiswa ada UAS yang bersamaan dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP), anda lebih memprioritaskan yang mana. Mengapa demikian? kalau merina ini kuliah bukan nomer satu tapi tidak nomer akhir juga, namanya kuliah juga pasti ada jatah bolos juga pasti bisa kali dipake buat acara event ini, kalau bang Agi sendiri lebih memikirkan pendidikan jadi kalau jadwal bentrok mungkin dia mikir-mikir dulu menghitung berapa persen kepentingan yang lebih di prioritas, misalkan kalau dihari kerja dan kuliah dia lebih memilih pendidikan tapi kalau di weekend saya rasa berangkat aja. kan tidak bakal bentrok juga.
189
C. Society (Masyarakat) 1. Bagaimana pendapat anda mengenai key informan yang memiliki kesenangan berlebih terhadap jenis musik Electronic Dance Music (EDM)? kalo saya melihat merina itu kesenanagan berlebih baik positif sampe sejauh ini karena kan cuma musik. 2. Bagaimana prosesnya sehingga key informan anda bisa memiliki kesenangan terhadap jenis musik Electronic Dance Music (EDM) dan menjadi penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? kalo yang saya tahu prosesnya dari temen-temen lingkungannya yang suka mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) jadi mungkin saling tukar informasi dan tukar pikiran seperti lagu yang up to date seperti apa.mungkin dari situ jadi tahu. 3. Bagaimana anda menyikapi key informan yang memilih menjadi penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? kalo yang saya lihat dia baik-baik saja dan tidak membawa dampak negatif, walaupun ada pasti sedikit. Dan tidak aneh-aneh juga masih normal kok.mengikuti pada jalurnya aja. 4. Seberapa penting mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) dalam kehidupan key informan anda? Lumayan penting karena dilihat dari orangnya juga kan suka bergerak seperti suka olahraga, serta suka bermasyarakat juga dan lumayan penting untuk diri dianya.
190
5. Dengan banyaknya waktu yang dipergunakan oleh key informan anda untuk mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM), apakah aktivitas tersebut sesuai dengan kebiasaan yang ada di dalam masyarakat? Sesuai karena kan masyarakat punya kebiasaannya masing-masing, kalo merina punya kebiasaan yang mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) ini ya sesuai-sesuai saja. 6. Bagaimana seharusnya key informan anda yang seorang penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP) menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang ada di dalam masyarakat? Ya seharusnya dia lebih menempatkan diri dimana dia mendengarkan musik dimana tidak. Ya lebih tahu tempat jangan dimana-mana kita mendengarkan musik pada saat kita ngobrol pake headshet ya tidak etis juga. 7. Apa harapan anda kepada key informan anda terhadap musik Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Tetap jadi diri sendiri aja kalo dia suka dengan musik Electronic Dance Music (EDM), dan tetap menjadi merina yang anak-anak kenal. 8. Semenjak memiliki kecenderungan untuk mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) secara terus menerus, apakah ada hal yang berubah dari key informan anda? Dia lebih sering browsing tentang Electronic Dance Music (EDM).
191
9. Apa saja hal positif yang berkembang ketika key informan anda memilih untuk menjadi seorang penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? Lebih semangat hidupnya dalam mengerjakan apapun lebih bergairah untuk hidup. 10. Apa saja hal negatif yang key informan anda lakukan ketika dia memilih menjadi seorang penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? Agak anti sosial karena kecenderungan sering dengerin dan kurang terbuka sama dilingkungannya
192 Lampiran 13 CATATAN LAPANGAN
Catatan Lapangan No
:1
Pengamatan/Wawancara
: P dan W
Waktu
: 30 Oktober 2016 Pukul 21:00 WIB
Disusun
: 31 Oktober 2016 Pukul 16:00 WIB
Tempat
: Rumah Informan ke 1 (Agi Maulana Rizky)
Subyek Penelitian
: Key Informan ke 1 (Agi Maulana Rizky)
Bagian Deskriptif Wawancara dan pengamatan dengan Agi Maulana Rizky mengenai Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Bagian Reflektif Agi seorang pria berumur 25 tahun dengan postur tubuh besar dan tinggi 175 cm dan juga berkulit putih. Agi memiliki bentuk wajah yang bulat, memiliki warna rambut yang hitam dan ikal pendek. Awal mula peneliti mewawancarai informan memilih tempat wawancara di rumahnya dikarenakan informan mengizinkan agar lebih santai. Saat mewawancarai informan, informan menceritakan semua kejadian ketika mengikuti event tersebut kepada peneliti. Informan orang yang terbuka dalam berkomunikasi dan dia fokus ketika diwawancarai oleh peneliti dan mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Informan juga sangat kooperatif pada saat menjawab. Informan juga menerima bahwa hak pribadinya seperti Konsep Dirinya untuk di wawancarai. Hal tersebut dapat dilihat pada saat informan ingin datang kembali ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2016.
193 Lampiran 14 CATATAN LAPANGAN
Catatan Lapangan No
:2
Pengamatan/Wawancara
: P dan W
Waktu
: 30 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB
Disusun
: 31 Oktober 2016 Pukul 19:00 WIB
Tempat
: Cafe Ciwa PCI Cilegon
Subyek Penelitian
: Key Informan ke 2 (Merina Fauziyah)
Bagian Deskriptif Wawancara dan pengamatan dengan Merina Fauziyah mengenai Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Bagian Reflektif Merina seorang wanita berumur 22 tahun, memiliki tinggi sekitar 165 cm, mempunyai paras yang manis, berkulit putih dan berpostur sedang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek serta berhijab. Informan memilih tempat wawancara di Cafe ciwa PCI Cilegon dikarenakan informan suka jarang dirumah karena kesibukannya diluar. Saat mewawancarai informan, informan menceritakan apa adanya ketika dia mengikuti event tersebut, karena informan berhijab dari tutur katanya pun dijaga. Informan mau dan mampu menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, informan juga sangat kooperatif pada saat menjawab pertanyaan. Informan juga menerima hak pribadi Konsep Dirinya untuk diwawancarai. dikarenakan ada keinginan sekali lagi informan menonton event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2016.
194 Lampiran 15
CATATAN LAPANGAN
Catatan Lapangan No
:3
Pengamatan/Wawancara
: P dan W
Waktu
: 24 November 2016 Pukul 19:00 WIB
Disusun
: 25 November 2016 Pukul 19:30 WIB
Tempat
: Telkom Serang
Subyek Penelitian
: Informan Pendukung (Muhamad Ridwan)
Bagian Deskriptif Wawancara dan pengamatan dengan Muhamad Ridwan mengenai Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Bagian Reflektif Peneliti melihat adanya hubungan baik dengan key informan bisa dibuktikan dengan mengajak informan pendukunh mengikuti event Djakarta Warehouse Project (DWP) tiap tahunnya, kemudian sesuai pengamatan peneliti melihat dari silahturahmi dengan informan pendukung tidak pernah putus, Dengan kata lain komunikasi dan pendekatan emosional key informan cukup baik dengan teman-temannya termasuk informan pendukung.
195
Lampiran 16 CATATAN LAPANGAN
Catatan Lapangan No
:4
Pengamatan/Wawancara
: P dan W
Waktu
: 05 Februari 2016 Pukul 10:00 WIB
Disusun
: 06 Februari 2016 Pukul 15:00 WIB
Tempat
: Kampus UNTIRTA Serang
Subyek Penelitian
: Informan pendukung (Firmansyah)
Bagian Deskriptif Wawancara dan pengamatan dengan Firmansyah mengenai Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) di event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015. Bagian Reflektif Peneliti melihat adanya hubungan baik antara key informan dengan informan pendukung dibuktikan dengan teman sekolahnya . Dengan kata lain pendekatan emosional informan cukup baik dengan informan pendukung.
196
Lampiran 17 Catatan Bimbingan
197
BIODATA PENULIS
Nama
: Steptian Akbar
Tempat Tanggal Lahir
: Serang, 09 September 1992
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Email
:
[email protected]
No. Hp
: 087808994445
Alamat
: Komplek Bumi Serang Baru Blok DD 07/No.17 RT 04 RW 12 Kota Serang Provinsi Banten, 42151
Riwayat Pendidikan: 2010 - 2017
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2007 - 2010
SMAN 5 Kota Serang
2004 - 2007
MTsN 1 Kota Serang
1998 - 2004
SDN Sumur Sana
Pengalaman Organisasi: 1. 2. 3. 4.
SEMUT UNTIRTA (Serikat Eksekutif Muda Untirta) UNTIRTA TV KREMOV (Kreative Movie) HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)