Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
KONSEP ADIL DALAM AL-QUR’AN Ambo Asse Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Abstract Justice in life became an important need in the life of mankind, because in justice, then the life becomes stable, secure, peaceful, and harmonious. The concept of justice requires everyone to be able to carry out its obligations, and each person can also obtain or fulfilled his rights. Thus, the rights and obligations must be harmonious and balanced in life. Al-adl means a justice (quality), al-qisth is a justice that is as material or something as one’s right, so people who don't get their part will be not felt lost, while al-wazn or al-mizan is the norm used to determine a justice.
Kata Kunci: Al-Qur’an dan Adil
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
273
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
PENDAHULUAN
A
lquran adalah kitab suci agama Islam yang merupakan wahyu Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. yang dibawa oleh Malaikat Jibril dengan lafaz dan makna yang benar agar menjadi hujjah atas kerasulannya, yang menjadi pedoman bagi manusia dalam kehidupannya untuk mewujudkan keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan hidupnya di dunia dan diakhirat.1 Alquran sebagai pedoman tentunya mengajarkan beberapa hal yang penting dalam kehidupan setiap muslim, salah satu konsep yang diajarkan dalam Alquran adalah اىعدهartinya keadilan. Karena itu makalah ini menampilkan Kosep Keadilan dalam Alquran sebuah kajian tematis. Ibnu Khaldum salah seorang sosiolog muslim mengemukakan sebuah pernyataan yang menggambarkan konsep keadilan dalam kehidupan bermasyarakat yakni: وضع اىشئ فٍ ٍحيهartinya meletakkan sesuatu pada tempatnya, maksudnya adalah memenuhi hak-hak orang yang berhak dan melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban sesuai dengan fungsi dan peranannya dalam masyarakat. Zainal Abidin Ahmad mengemukakan bahwa konsep keadilan menurut Ibnu Siena merupakan salah satu di antara lima prinsip politik Islam yang harus ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat.2 PEMBAHASAN 1. Konsep Dasar Keadilan Konsep keadilan dalam perspektif Alquran dapat dilihat pada penggunaan lafaz adil dalam berbagai bentuk dan perubahannya. Muhammad Fu‟ad Abdul Baqiy dalam kitab al-Mu‟jam al-Mufahras Li Alfaz, beliau mengemukakan bahwa Lafaz adil dalam Alquran disebutkan sebanyak 28 kali yang terdapat pada 28 ayat dalam 11 surah.3 Lafaz al-‘adlu adalah sebuah konsep yang mengandung beberapa makna, di antaranya, oleh al-Baidhawi yang dikutip oleh Abd. Muin Salim menyatakan bahwa al-Adl bermakna al-inshaf wa al-sawiyyat artinya: berada di pertengahan dan
1Abd.
Wahab Khallaf, ilmu Ushul al-Fiqih, diterjemahkan oleh Noer Iskandar al-Barsany dan Moh. Thalchah Mansoer, dengan judul “Kaidah-Kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushulul Fiqhi), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, h. 22 2Prinsip politik yang harus diperhatikan adalah: 1. Musyawarah (demokrasi atau kerakyatan) 2. Syari‟ah (law atau hukum) 3. Ummat atau Ummah (community of belivers), 4. al-Adlu (keadilan), dan 5. Khalifah (kepala Negara), lihat Zainal Abidin Ahmad, Negara Adil Makmur Menurut Ibnu Siena, Jakarta: Bulan Bintang, 1974, h. 88 3Lihat Muhammad Fu‟ad Abdul Baqiy, al-Mu’jam al-Mufahras Li Alfaz Alquran, (Indonesia: Maktabah Dakhlan, 1939), h. 569-570
274
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
mempersamakan,4 dan dinyatakan bahwa pendapat seperti ini dikemukakan pula oleh al-Raghib,5 Rasyid Ridha, kemudian Sayyid Quthb menyatakan bahwa dasar persamaan itu adalah sifat kemanusiaan yang dimiliki setiap orang.6 Kemudian secara etimologis al-adl bermakna al-istiwa (keadaan lurus) juga bermakna: jujur, adil, seimbang, sama, sesuai, sederhana, dan moderat,7 bahkan kata „adl juga bermakna al-I’wjaj (keadaan menyimpang) atau kembali, dan berpaling.8 Selanjutnya terdapat lafaz lain yang semakna atau sinonim dengan kata al-adl yakni: al-qisthu dan al-Miezan. Al-qisth mempunyai banyak arti, yakni: berlaku adil, pembagian, memisahmisahkan, membuat jarak yang sama antara satu dengan yang lain, hemat, neraca (ُ)ٍُصا, angsuran, muqsith artinya orang yang adil.9 Lafaz al-qisth dalam Alquran disebutkan 25 kali10 dengan berbagai bentuk dan perubahannya yang diartikan dengan “yang adil”. Keadilan yang tercakup pada lafaz ini meliputi pemenuhan kebutuhan dan hak-hak perorangan atau pembagian, sehingga penggunaan lafaz al-qisth pada ayat 3 surah al-Nisa adalah pemenuhan kebutuhan hak pemeliharaan anak perempuan yatim oleh walinya.11 Sedangkan lafaz al-Mizan dalam Alquran disebutkan 23 kali12 dengan berbagai bentuknya. Lafaz waznun yang berarti timbangan atau menimbang, dacing, juga bermakna seimbang, sama berat, sama jumlah, juga bermakna keseimbangan, juga berarti adil atau keadilan.13 Dengan demikian Lafaz ini bermakna alat yang digunakan untuk mengukur atau norma yang digunakan untuk menetapkan keadilan. 2. Pengertian Keadilan Kata keadilan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata adil yang mendapat imbuhan awalan dan akhiran berasal dari bahasa Arab, yakni: عدهyang bermakna: istiqamah, seimbang, harmonis, lurus, tegak, kembali, berpaling, dan lain-lain. Adil dapat pula diartikan dengan memberikan sesuatu kepada seseorang yang menjadi haknya, oleh Ibrahim Mustafa menyebutkan dalam kitab 4Lihat Abd. Muin Salim, Fiqji Siyasah Konsep Kekuasaan Politik Dalam Alquran, (Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1994), h.213, lihat Nashir al-Din Abu al-Khair Abdullah bin Umar al-Baidhawi, Anwar al-Tanzil wa al-Asrar al-Ta’wilayah, (Mishr: Mushtafaal-Bab al-Halabi 1939/1358), I, h. 191 5Lihat, Abd. Muin Salim, loc. cit., lihat selengkapnya pada Abu Qasim Abu al-Husain bin Muhammad alRaghib al-Asfahani, al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an, (Mishr: Musthafa al-Bab al-Halabi, 1961/1381), h. 325 6Lihat, Abd. Muin Salim, loc. cit., lihat selengkapnya pada Sayyid Quthb, FiZhilal al-Qur’an, Jilid V, (Bairut: Daar al-Ihya‟ al-Turas al-„Arabi, 1386/1967), h. 118 7Lihat, Munawwir, h. 971-972 8Lihat, ibid. 9al-Munawwir, h. 1201-1202 10Lihat Muhammad Fu‟ad abdul Baqiy, op. cit., h. 691-692 11lihat Muhammad Husain Thabathaba‟I, Tafsir al-Mizan Jilid XVIII,(Theheran: Dar al-Kutub alIslamiyat, 1397), h. 332 12Muhammad Fu‟ad abdul Baqy, op. cit.,h. 918 13Lihat Muhammad Fu‟ad Abdul Baqiy, op. cit., h. 918
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
275
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
mu.jamnya “mengambil dari mereka sesuatu yang menjadi kewajibannya”.14 Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata adil diartikan dengan 1). Tidak memihak/tidak berat sebelah, 2). Berpihak kepada kebenaran, 3). Sepatutnya/tidak sewenang-wenang. Ibnu Faris menyebutkan makna kata al-idl dengan “missal atau pengganti sesuatu”15 Beberapa ulama tafsir menjelaskan kata adil tersebut, di antaranya: alMaraghi memaknai adil dengan “menyampaikan hak kepada pemiliknya secara efektif”.16 Oleh al-Raghib al-Asfahani, menyebutkan bahwa lafaz tersebut bermakna “memberi pembagian yang sama”.17 M. Quraish Shihab mengemukakan bahwa kata adil pada awalnya diartikan dengan sama atau persamaan, itulah yang menjadikan pelakunya tidak memihak atau berpihak pada yang benar.18 Makna ini menunjukkan bahwa keadilan itu melibatkan beberapa pihak, yang terkadan saling berhadapan, yakni: dua atau lebih, masing-masing pihak mempunyai hak yang patut perolehnya, demikian sebaliknya masing-masing pihak mempunyai kewajiban yang harus ditunaikan. Alquran menggunakan beberapa lafaz yang bermakna adil yang dipakai dalam kontes kalimat yang berbeda, yakni: lafaz قعط, عده, dan ُ ٍُصاyang bermakna perintah Allah kepada manusia untuk berlaku adil,19 Seperti firman Allah swt., pada surah al-A‟raf ayat 29: 99 , األعساف, قــو أٍـس زبً ببىقعــط -1 Terjemahnya: Katakanlah, Tuhanku memerintahkan al-qisth (keadilan) al-A‟raf ayat 29 99 , اىْحو,ُ إُ هللا َؤٍس ببىعده واإلحعب-9 Terjemahnya: Sesungguhnya Allah swt. memerintahkan berlaku adil dan berbuat ihsan (kebajikan), 8-7 ,ُ اىسحَب,ُ أال تطغىا فً اىَُصا,ُ واىعَبء زفعهب ووضع اىَُصا-3 Terjemahnya: Dan langit ditinggikan-Nya dan Dia meletakkan neraca (keadilan) agar kamu tidak melampaui batas, tentang neraca itu. Kata adil dalam Alquran berulang 28 kali dengan bermacam-macam bentuk, tidak satupun yang dinisbatkan kepada Allah swt. menjadi sifat-Nya, dari semua kata adil tersebut, M. Quraish Shihab mengemukakan bahwa paling tidak ada empat makna keadilan yang dikemukakan oleh pakar agama, yaitu: 1). Adil
14Lihat,
Ibrahim Mustafa, ot.al., al-Mu’jam al-Wasieth, (Theheran: al-Maktabah al-Ilmiyah, 1934), h. 593. Husain Ahmad ibnu Faris bin Zakariyah, Mu’jam Maqayis al-Lughat. Jilid IV, Mishr: Mushthafa alBab al-Halabi wa al-Syarikah, 1972/1392, h. 246 16Lihat, Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Jilid V, (t.t.: Daar al-Fikr, 1974/1394), h. 69 17lihat, al-Raghib al-asfahani, h. 325 18M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1998), h. 111 19Lihat, Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1998), h. 113 15Abu
276
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
dalam arti sama, 2) Adil dalam arti seimbang, 3). Adil dalam arti perhatian terhadap hak-hak individu, dan 4). Adil yang dinisbatkan kepada ilahi.20 Adil dalam arti sama dapat dilihat pada surah pada surah al-Nisa ayat 58: 88 : اىْعبء... . وإذا حنَتٌ بُِ اىْبض أُ تحنَىا ببىعده... Terjmahnya: … dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil….21 Pada ayat tersebut Allah swt. memerintahkan manusia berlaku adil apabila menetapkan hukum di antara manusia, kalau sekiranya seseorang menetapkan hukum di antara mereka yang tidak adil, maka kehidupan masyarakat menjadi pincang, dan akan terjadi diskriminasi. Abd. Muin Salim menyebutkan bahwa perintah menetapkan hukum dengan adil di antara manusia secara kontekstual tidak hanya kepada kelompok sosial tertentu dalam masyarakat melainkan kepada setiap orang yang memiliki kekuasaan atau kewenangan mengurus atau memimpin orang lain, seperti suami terhadap isterinya dalam pemberian nafqah terutama jika isteri lebih dari satu, orang tua terhadap anak-anaknya, terutama yang berhubungan dengan hibah.22 Sedangkan Muhammad Abduh mengemukakan bahwa keadilan yang dimaksud dalam ayat tersebut meliputi adil dalam kekuasaan politik,23 padangan ini sesuai dengan sebab turunnya ayat.24 Keadilan pada ayat tersebut mencakup sikap dan perlakuan hakim terhadap para pihak yang bersengketa atau yang berperkara, maka para hakim harus memperlakukan mereka (para pihak) tersebut dalam status yang sama ketika mereka melakukan proses pemeriksaan dalam penyelsaian perkara.. Adil dalam arti seimbang atau harmonis dapat dilihat pada surah alInfithar ayat 6 dan 7: 7 : اإلّفطبز. اىري خيقل فعىاك فعدىل.ٌََآَهب اإلّعبُ ٍبغسك بسبل اىنس Terjemahnya: Wahai manusia, apakah yang memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhan-mu Yang Maha Pemurah ?. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuhmu) seimbang.25 Dari ayat ini dapat dipahami bahwa sekiranya Allah swt. menjadikan salah satu di antara anggota tubuh manusia berlebih atau berkurang dari kadar, ukuran, posisi, atau syarat yang seharusnya, maka pasti terjadi ketidak seimbangan atau jauh keserasian. Seorang putri menjadi cantik karena adanya keseimbangan, keserasian, dan kesesuaian ciptaan Allah swt. pada dirinya, demikian juga 20ibid,
h. 114-116 Depag., op. cit., h. 126 22Lihat, Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran,, (Jakarta: LSKI, 1994) 21RI.
h. 212 23Lihat
Rasyid Ridha, V, h. 171-172 Muin Salim, op. cit. h. 212 25bid.,, h. 1032. 24Abd.
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
277
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
seorang putra yang dinilai gagah perkasa dan sebagainya adalah karena ciptaan Allah swt. terjadi keseimbangan pada dirinya. Adil dalam arti perhatian terhadap hak-hak individu, Allah swt. menetapkan hukum yang harus ditegakkan dalam kehidupan tidak lain adalah untuk memberi perlindungan kepada setiap orang atau individu yang harus dinikmati dalam kehidupannya setiap hari. Demikian pula janji-janji Allah swt. dalam Alquran, seperti pada firman-Nya: 09-38 :ٌ اىْج. وأُ ظعُه ظىف َسي,ً وأُ ىُط ىإلّعبُ إال ٍبظع,أال تصز واشزة وشز أخسي Terjemahnya: Bahwasanya seorang yang berdosa tidak akanmenanggung dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,26 Selain itu Allah swt. menyatakan dalam firman-Nya: 31 :ٌ اىْج.ًْوهلل ٍب فً اىعَىت وٍب فً األزض ألَجصٌ اىرَِ أظتئىا بَب عَيىا وَجصٌ اىرَِ أحعْىا ببىحع Terjemahnya: Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahatterh apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balsan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan apahala yang lebih baik (syurga). Pernyataan tersebut adalah sebagai tanda keadilan Allah swt. kepada hamba-hamba-Nya, Dia memberi janji akan memberi balasan atau imbalan kepada setiap orang sesuai dengan amalannya, yang baik dibalas dengan kebaikan dan yang jahat dibalas sesuai dengan kejahatannya. 3. Keadilan Merupakan Perintah Allah swt. Allah swt. mengutus Rasul-Nya agar menegakan keadilan dan memerintahkan kepada umatnya untuk berbuat dan berlaku adil, sebagaimana firman Allah swt. pada surahal-Nahl ayat 90: 99 : اىْحو.... ُإُ هللا َؤٍس ببىعده واإلحعب Terjemahnya: Sesungguhnya Allah swt. menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat ihsan ….27 Pada surah al-Maidah ayat 8 disebutkan: 8 : اىَبئدة.... إعدىىا هى أقسة ىيتقىي.... Terjemahnya: … berbuatadilah kamu karena adil itu lebih dekat pada taqwa ….28 Perintah berbuat adil dalam Alquran sangat tegas, yakni selain menggunakan kata-kata atau Ushlub amar ( ) َؤٍس – أٍسjuga menggunakan
26Ibid.,
h. 874 Depag, op. cit., h. 415 28Ibid., h. 159 27RI.
278
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
menggunakan fi’il amar )) إعدىىا,29 kedua ushlub tersebut menunjukkan perintah yang wajib dipenuhi atau dilaksanakan. Rasulullah saw. diutus oleh Allah swt. untuk menegakkan keadilan di antara agar: a. Manusia menegakkan kehidupan yang berkeadilan, disebutkan pada surah al-hadid ayat 25 dan surah al-Nahl ayat 90. b. Kepemimpinan yang adil melahirkan tanggung jawab memberi perlawanan kepada kezaliman, disebutkan pada surah al-Baqarah ayat 124. c. Menjadi misi ke-Nabi-an atau ke-Rasul-an Nabi Muhammad saw. keadilan menjadi syarat terwujudnya ketaqwaan, disebutkan pada surah al-Maidah ayat 8. Dengan demikian keadilan menjadi sebuah hal yang sangat penting dimiliki dan diwujudkan dalam kehidupan masyarakat sebab menjadi misi keRasulan Nabi Muhammad saw. yang merupakan tanggungjawab kepemimpinan yang harus ditegakan sebagai salah satu syarat dalam mewujudkan ketaqwaan kepada Allah swt. 4. Bentuk-Bentuk Keadilan a. Adil teradap diri sendiri Yang dimaksud adil terhadap diri sendiri adalah menyatakan sesuatu dengan benar, baik dalam ucapan, perbuatan, dan tingkah laku, sekalipun hal itu merugikan diri sendiri, kapan dan dimana saja berada tetap mengemukakan kebenaran, sebagaimana firman Allah pada surah al-Nisa ayat 135: ....َُِآَهب اىرَِ آٍْىا مىّىا قىاٍُِ ببىقعط شهداء هلل وىى عيً أّفعنٌ أواىىاىدَِ واألقسب 138 :اىْعبء Terjemhanya: Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah swt. biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabamu….30. Adil terhadap diri sendiri bermakna memelihara kejujuran dalam segala hal, sehingga dapat memperlakukan orang dengan baik, tidak melakukan sesuatu yang bersifat diskriminasi, dirinya dihiasi dengan kebaikan dan tidak ada tandatanda sesuatu yang dapat merugikan orang lain atau mencelakakan sesamanya demi keuntungan dan kebahagiaannya sendiri. Dengan demikian orang yang adil pada dirinya adalah mereka memahami dan mengetahui kemampuan dan kualitas dirinya, sehingga mereka dapat memperlakukan diri sesuai dengan kapasitas atau kemampuan tersebut, kalau tidak maka dia dapat memberi beban pada dirnya yang dia sendiri tidak mampu memikulnya. Orang yang adil pada dirinya sendiri dapat menilai dan mengukur kemampuannya, dan dia dapat menempatkan diri dengan baik. 29perintah 30RI.
berlaku adil Depag, op. cit., h. 144 Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
279
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
b. Adil dalam rumah tangga Setiap orang terlibat dalam kehidupan rumah tangga, mereka memiliki hak disamping kewajiban yang harus diperoleh dan dilakasanakan dalam mewujudkan kedamaian, keharmonisan, dan kesejahteraan dalam rumah tangga. Suami sebagai kepala rumah tangga berkewajiban memenuhi kebutuhan isteri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuannya (sandang, pangan, dan papan). Terutama sekali ketika suami memiliki lebih dari satu isteri, dia harus berlaku adil terhadap isteri-isteri mereka, sehingga tidak memiliki kecenderungan yang lebih kepada yang dicintai. Sebagaimana firman Allah swt. pada surah al-Nisa ayat 129: 199 : اىْعبء.... وىِ تعتطُعىا أُ تعدىىا بُِ اىْعبء وىى حسصتٌ فال تَُيىا مو اىَُو فترزوهب Terjemahnya: Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isterimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai) sehingga akamu biarkan yang lain terkatungkatung….31 Sebaliknya isteri berkewajiban memberi pelayanan yang baik terhadap suaminya dan anak-anaknya berupa pemeliharaan, pembinaan, dan perlindungan dari kedua orang tua bertanggung jawab, sehingga anakpun berkewajiban berbuat baik kepada kedua orang tuanya. c. Adil dalam Masyarakat Setiap warga masyarakat mempunyai hak dan kewajiban, dan setiap hak menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi, demikian juga kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan kedudukan mereka dalam struktur masyarakat. setiap orang memiliki hak pribadi yang bersifat asasi, yakni: hak hidup, hak memiliki harta, hak memelihara kehormatan, hak kebebasan, kemerdekaan, dan persamaan, hak memperoleh pendidikan dan pengajaran.32 Semua hak itu diuraikan secara terperinci oleh Dr. Mustafa Husni al-Siba‟iy dalam bukunya Isytirakiyat al-Islamiy yang disertai dengan lengkah-langkah pemeliharaannya.33 Setiap hak harus diserahkan kepada pemiliknya agar kewajiban terlaksana dengan baik dan sempurna, sehingga tegaklah keadilan dalam kehidupannya, keadilan merupakan salah satu sendi kehidupan bermasyarakat disamping berbuat kebajikan. Sebagaimana Firman Allah swt. pada surah al-Nahl ayat 90: 99 : اىْحو... ُإُ هللا َؤٍس ببىعده واإلحعب Terjemahnya: Sesungguhnya Allah swt. memerintahkan berbuat adil dan berlaku ihsan…. 34 Adil pada ayat ini bermakna al-inshaf wa al-sawiyyat (beada dipertengahan danmempersamakan)35 dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia mempunyai
31RI.
Depag, op. cit., h. 143-145 Sabiq, al-Fiqh al-Sunnah jilid II, (Qahirah:, Daar al-Fath Lil I‟lam al-„Arabiy, 2000 M/1421 H),
32Saiyid
h. 323 33Lihat, Mustafa Husni al-Siba‟iy, Isytirakiyat al-Islami, diterjemahkan oleh M. Abdai Ratomy dengan judul “Sosialisme Islam” (Bandung: Diponegoro, 1969), h. 79-187 34RI. Depag, op. cit., h. 415
280
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
hak yang sama, persamaan tersebut pada dasarnya adalah karena kemanusiaan, sebab setiap manusia diciptakan Allah swt. dengan hak yang sama. Karena itu setiap orang punya hak individu dalam masyarakat harus mendapat perlindungan dan perlakuan hukum secara adil, Allah swt. pemerintah kepada semua orang agar berlaku adil. Oleh karena itu setiap warga masyarakat (rakyat) harus melaksanakan kewajibannya, sehingga terpenuhi hak-hak orang lain baik sebagai umat, bangsa, dan warga negara, seperti: 1) Membela dan mempertahankan negaranya, 2) Mentaati hukum dan menegakkannya. 3) Memenuhi kewajiban dalam rangka kesejahteraan masyarakat. d. Adil dalam berekonomi Manusia memiliki kelebihan dari makhluk lainnya, ia dapat berpikir dan mengembangkan kehidupannya, mereka menghadapi masa depan dengan penuh harapan, mereka berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan melakukan pekerjaan yang produktif, selain menggunakan tenaganya sendiri, juga terkadang memanfaatkan orang lain dalam rangka mewujudkan cita-citanya. Setiap orang yang terlibat dalam usaha produktif atau menghasilkan sesuatu, baik melibatkan orang lain atau tidak harus tetap belaku atau berbuat adil. Yang dimaksud adalah mentaati segala peraturan dan undang-undang yang berlaku dalam dunia usaha atau ekonomi. Baik itu aturan pemerintah maupun atauran agama wajib ditaati. Orang yang taat terh semua aturan dan hokum yg berlaku adalah orang yang adil, sebagaimana Firman Allah swt. pada surah Hud ayat 85: 88 : هىد.َِوَقىً أوفىا اىَُنبه واىَُصاُ ببىقعط وال تبحعىااىْبض أشُبئهٌ والتعثىا فبألزض ٍفعد Terjemahnya: Dan Syu’aib berkata: hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbanganmu dengan adil danjanganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan dimuka bumi dengan membuat kerusakan 36. Dari ayat tersebut Allah swt. menjelaskan ada tiga prinsip pokok yang harus dipenuhi dalam dunia perekonomian, yakni: 1) Setiap orang yang menakar dan menimbang harus menyempurnakan takaran dan timbangannya. 2) Setiap orang yang melakukan transaksi harus menghindari segala praktik yang dapat merugikan orang lain, termasuk dalam ayat ini monopoli pasar, menyembunyikan cacat barang, dan lain-lain. 3) Setiap pelaku ekonomi harus menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan dan kejahatan dalam masyarakat, termasuk melakukan korupsi, menyalahgunakan kewenangan. 35Lihat Nashr al-Din Abu Khaer “Abdullah bin Umar al-Baidhawi, Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil, (Mishr: Mushthafa al-Bab al-Halabi, 1939/1358), h. 191 36RI. Departeman Agama, Alquran dan Terjemahnya, (Kerajaan Saudi Arabia: Mujamma‟ al-Malik Fahd li Thiba‟at al-Mushhaf al-Syarief Madinah al-Munawwarah, 1418), h. 168
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
281
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
Setiap orang berhak atas segala hasil usahanya seperti disebutkan pada surah al-Nisa ayat 32, al-Najm ayat 39, yang dilakukan berdasarkan prinsipprinsip ekonomi dalam Islam. Karena itu setiap pelaku ekonomi harus mematuhi prinsip-prinsip dasar Islam tentang ajaran sosial ekonomi, seperti: jujur dan adil dalam berbuat, berucap, dan bersikap terhadap orang lain. Perekonomian masyarakat yang didasari dengan kejujuran dan keadilan akan menjadi maju dan berkembang dan dapat mewujudkan kemakmuran masyarakat. e. Adil dalam Pemerintahan dan Peradilan Setiap penyelenggara negara baik eksekutif maupun yudikatif dalam menjalankan segala tugas, fungsi, dan peranannya mereka harus barlaku adil, sehingga semua kalangan menjadi puas dan merasakan nikmatnya pelayanan yang mereka peroleh dihadapan pemerintahan dan lembaga peradilan. Para hakim dan semua aparat hukum memperlihatkan dan menampilkan pelayanan yang baik, adil, dan jujur. Keadilan yang sempurna dapat dicapai dengan menegakkan hukum Allah swt. dan hukum-hukum yang ditetapkan oleh Rasulullah saw. secara konsisten dan konsekwen tanpa memperturutkan kehendak atau keinginannya sendiri, sebagaimana firman Allah swt. dalam Alquran surah al-Maidah ayat 49: 09 :اىَبئدة....وأُ احنٌ بُْهٌ بَب أّصه هللا وال تتبع أهىائهٌ وأحرزهٌ أُ َفتْـىك عِ بعض ٍبأّصه هللا إىُل Terjemahnya: Danhendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang telah diturunkan Allah, dan jangalah kamu mengikuti hawa nafsu mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah Allah turunkan kepadamu ….37 Memutuskan hukum atas sesuatu persoalan yang diajukan di depan mejelis hakim yang harus diproses penyelesaian perkaranya atau diputuskan dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Para hakim menghadapi para pihak dalam memeriksa berperkara tanpa dipengaruhi oleh pihak manapun juga. Dengan demikian hakim melepaskan diri dari semua kekuasaan dan instansi yang ada. Islam mengajarkan agar setiap putusan pengadilan didasarkan dengan pembuktian dan penyaksian yang dilakukan oleh dua orang saksi yang adil, sebagaimana firman Allah swt. pada sura al-Thalak ayat 2: 9 : اىطالق. . . . وأشهدوا ذوي عده ٍْنٌ وأقَُىا اىشهبدة هلل. . . Terjemahnya: … hendaklah kamu mempersaksikan (yang demikian itu) kepada dua orang yang adil di antara kamu, dan hendaklah kamu bayarkan kesaksian itu karena Allah swt….38 Keadilan dua orang saksi dalam penyaksian perceraian dilakukan oleh hakim pada Pengadilan Agama (PA) dalam keputusannya. Perceraian adalah pemutusan hubungan antara suami isteri. Penyaksian oleh dua orang yang adil diperlukan untuk menghilangkan fitna di antara orang beriman. Pergaulan dalam 37Ibid., 38Ibid.,
282
h. 168 h. 503
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
rumah tangga baru dapat dilaksanakan setelah mendapat pengakuan atau penyaksian dua orang saksi yang adil, sehingga memutuskan hubungan juga harus dengan saksi yang adil pula. f. Adil dalam Perwalian Yang dimaksud dengan perwalian adalah menjadi pengampuh dan pengasuh terhadap seorang atau anak yatim yang berada dalam pengawasannya, dan orang-orang yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum, seperti: orang yang kehilangan kesadaran (berpenyakit gila atau jiwa) dan orang-orang safieh (lemah akalnya), sebagaimana firman Allah swt. pada surah al-Baqarah ayat 282: 989:اىبقسة.... فإن كان الذي عليو الحق سفيها أو ضعيفا أوال يستطيع أن يمل ىو فاليملل وليو بالعدل Terjemahnya: Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau tidak cakap atau tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur….39 Perwalian itu merupakan tanggung jawab keluarga terdekat atau pemerintah apabila orang itu tidak punya keluaga yang dapat mewalinya, mereka menjadi wali itu bertanggung jawab terhadap diri dan harta yang diwalinya itu sesuai dengan ketentuan syara‟, sebagaimana firman Allah swt. pada surah alNisa ayat 3: 3 : النساء.... وإن خفتم أن ال تقسطوا فى اليتمى فانكحوا ماطاب لكم من النساء مثنى و ثالث ورباع Terjemahnya: Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yatim (bila kamu mengawininya), maka kawinilah wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat….40 Adil yang dimaksud pada ayat ini adalah memenuhi segala tugas dan tanggungjawabnya terhadap orang yang berada dalam perwaliannya, termasuk anak yatim yang ada dalam perwaliannya. Kalau tidak dapat berlaku adil terhadap anak yatim itu apabila engkau mengawininya, maka jangan dikawini, kawini wanita lain, sekalipun dua, tiga, atau empat, asal bukan anak yatim itu. Dengan demikian ayat tersebut mempertegas bahwa keadilan itu sangat penting dalam kehidupan, termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Sekalipun anak yatim itu sudah menjadi isteri tetap harta mereka harus diberikan dan mahar harus diserahkan kepadanya. Tidak ada alasan untuk tidak memenuhi kewajibannya sebagai seorang wali, yakni: menyerahkan harta anak yatim itu kepadanya yang menjadi haknya yang ada dalam perwaliannya. Dan apabila anak perempuan yatim itu dinikahi, maka menjadi hanya adalah mahar yang wajib dipenuhinya pula. Kalau kamu tidak mau menyerahkan harta mereka kepadanya dan tidak mau menyerahkan mahar untuknya, maka cari wanita lain untuk kamu kawini dua, tiga atau empat. Perwalian terhadap orang yang tidak cakap berbuat menurut hukum, berlangsung lama, yakni: selama mereka tidak memiliki kecakapan untuk 39Ibid., 40Ibid,
h. 70 h. 115 Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
283
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
melakukan transaksi, seperti orang safieh dan orang gila, maka segala transaksi dilakukan oleh orang yang menjadi walinya,41 karena itu diri dan hartanya menjadi tanggung jawab walinya, bahkan segala kebutuhan dan keperluan hidupnya wajib dipenuhi oleh walinya secara sempurna atau adil. g. Adil dalam Penyaksian Setiap penyaksian dilakukan oleh orang ketiga dalam suatu perjanjian atau transaksi. Dalam penyaksian jual beli dibutuhkan dua orang saksi yang adil, atau seorang laki-laki dan dua orang perempuan, demikian juga pada pernikahan dibutuhkan dua orang saksi yang adil, sedangkan penyaksian terhadap kejahatan perzinaan dibutuhkan empat orang saksi laki-laki. Penyaksian dalam jual beli terkadang dalam bentuk tulisan (akta jual beli) dari seorang penulis yang adil (notaris). Sebagaimana firman Allah swt. pada surah al-Baqarah ayat 282: 989: البقرة....ياأيها الذين آمنوا إذا تـداينـتم بدين إلى أجـل مسمى فاكتــبوه وليــكتب بينكم كاتب بالعدل Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamumenulisnya, dan hendaklah penulis di antara kamu menuliskannya dengan adil….42 Pada ayat tersebut dapat dipahami bahwa penyaksian terhadap jual beli kontan atau kredit dapat dilakukan oleh seorang penulis yang adil, dalam hal ini seorang notaris wajib melaksanakan pencatatan secara benar dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, mereka yang ditugaskan sebagai notaris adalah seorang yang berpendidikan Sarjana Hukum. Mereka yang dimintai untuk menulis utang-piutan itu, tidak boleh menolak, karena hal itu menjadi penyaksian tertulis terhadapnya. Demikian juga yang disebutkan pada surah al-Thalaq ayat 2 adalah penyaksian terhadap peristiwa ruju‟ atau cerai, (meneruskan perceraiannya atau kembali membina rumah tangganya), hal itu petrlu dipersaksikan kepada dua orang laki-laki yang adil. h. Adil dalam Perdamaian Usaha perdamaian adalah perbuatan yang sangat terpuji, yakni merukunkan dua pihak yang bertikai atau sementara dalam konflik, hal itu merupakan perintah Allah swt., sebagaimana firman Allah swt. pada surah alHujurat ayat 9: 9 : الحجرات. فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إن اهلل يحب المقسطين... وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما Terjemahnya: Dan jika ada dua golongan dari orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya … Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah) maka
41baca 42RI.
284
Alquran surah al-Baqarah ayat 282. Departemen Agama, op. cit, h. 70
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlaku adillah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.43 Pada ayat terdapat kata al-adl dan al-qisth keduanya bermakna adil, yakni Allah swt. memerintahkan agar kedua kelompok yang bertikai itu didamaikan dengan adil, yakni sesuai dengan ketentuan dalam kitab Allah, kemudian dipertegas lagi dengan perintah berbuat adillah artinya berbuatlah sesuai dengan ketentuan Allah swt.44 Adil pada ayat tersebut mengambil dua bentuk yakni: adl dan qisth tentu memiliki perbedaan subtansi, adil dalam makna materil dan adil dalam makna immaterial, qisth meliputi perasaan dan sikap puas menerima keputusan, karena keputusan itu memenuhi keinginan dan perasaan. Dengan demikian perdamaian dan keadilan sangat penting ditegakkan dalam menyelesaikan sengketa atau konflik yang terjadi di antara kelompok yang ada dalam masyarakat, konflik perorangan atau konflik antar kelompok perlu diselesaikan sesuai dengan ketentuan Allah swt. dalam Alquran. i. Adil Terhadap Musuh Begitu pentingnya keadilan ditegakkan dalam masyarakat, Allah swt. melarang seorang muslim berbuat atau berlaku diskriminatif terhadap setiap orang, termasuk terhadap musuh sekalipun seseorang harus berlaku adil, sebagaimana firman Allah swt. pada surah al-Maidah ayat 8: 8 : المائدة. واتقوااهلل إن اهلل خبير بما تعملون, إعدلوا ىو أقرب للتقوى, وال يجرمنكم شنئان قوم على أال تعدلوا... Terjemahnya … dan jangalah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorongh kamu untuk berlaku tidak adil, berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah swt. sesungguh-nya Allah swt. maha mendengar lagi maha mengetahii.45 Pada ayat tersebut Allah swt. menegaskan bahwa setiap muslim harus memelihara keadilan, bahkan belaku adil kepada siapa saja, termasuk kepada orang yang dimusuhi atau memusuhi, atau termasuk orang yang membenci atau dibenci. 5. Hikmah Berlaku Adil Konsep keadilan memiliki hikmah yang cukup dalam dan luas, apabila dicermati dan dianalisis, bahwa apa yang ditetapkan Allah swt. betul-betul punya makna dan hikmah, apalagi jika perintah tersebut diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh semua komponen masyarakat. Konsep keadilan merupakan sesuatu yang tidak hanya menjadi sebuah konsep atau wacana yang ideal, tetapi betul-betul harus dibumikan dalam kehidupan sehari-hari manusia.
43RI,
Depag, op. cit., h. 846 Abi Thahir bin Ya‟kub al-Fairuzabady, Tanwirul Miqbas min Tafsir Ibni Abbas, (ttp: Daar al-Fikri littiba‟ah wa al-Nasyr wa al-Tausie‟, tth.), h. 436 45Ibid., h. 159 44Lihat,
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
285
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
Secara garis besar ada empat hikmah atau manfaat yang dapat ditarik setelah menguraikan konsep keadilan tersebut dalam berbagai bentuk dan aspeknya pada makalah ini sebagai berikut: a. Mengharmoniskan hubungan di antara warga masyarakat. b. Memperkuat persaudaraan dan memperkokoh persatuan umat dan masyarakat. c. Menjauhkan masyarakat dari sifat-sifat diskriminatif yang dapat menimbulkan konflik internal dan eksternal dalam masyarakat. d. Menjadi arah dan cita-cita sebuah masyarakat dan bangsa. 5. Keadilan Dalam Kehidupan Kontemporer Baik pengertian, makna, dan penggunaan kata adil, maka adil tersebut tetap menjadi sebuah konsep yang up to date dan masih sangat relevan dengan kehidupan masyarakat, bahkan perkembangan masyarakat menjadi maju dan moderen harus didukung oleh prinsip keadilan. Bahkan keadilan menjadi sebuah cita-cita masyarakat moderen, yakni: masyarakat adil dan makmur yang mendapat redha dan ampunan Allah swt. Sekarang ini banyak orang hanya mencari dan menuntut keadilan, lalu dia sendiri tidak mampu berbuat atau berlaku adil, keadilan merupakan landasan dan cita-cita dalam kehidupan bermasyarakat, barbangsa dan bernegara. Menegakkan keadilan berarti menunaikan kewajiban dengan benar, memenuhi kebutuhan para pihak yang berhak. Semua pihak berkewajiban menegakkan keadilan, bukan hanya mereka yang terlibat dalam pemerintahan dan kehakiman, yakni: segala komponen dan struktur dalam masyarakat dituntut atau diharapkan menjadi pembela dan penegak keadilan, yakni: eksekutif, legislatif dan yudikatif. Masyarakat adil dan makmur menjadi sebuah harapan dan cita-cita yang besar, tinggi dan luhur bagi sebuah masyarakat, termasuk masyarakat dan bangsa Indonesia, sebagaimana tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.46 Setiap bangsa yang berdaulat menghendaki tegaknya keadilan. Begitu pentingnya keadilan dalam kehidupan manusia, maka dibentuklah sebuah lembaga peradilan yang bertugas menyelesaikan masalah-masalah dalam masyarakat termasuk perselisihan dan segala bentuk konflik yang terjadi dalam yang menjadi kewenangannya. Lembaga tersebut dibentuk sesuai dengan kebutuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, yang diadakan dari tingkat bawah sampai kepada Pengadilan tingkat banding, dan pengadilan tingkat kasasi, yakni: Mahkamah Agung. Di Indonesia dikenal lembaga peradilan di bawah kekuasaan Mahkamah Agung adalah Pengadilan Negeri (PN) dan Pengadilan Tinggi Negeri sebagai Pengadilan banding, Pengadilan Agama (PA) dan Pengadilan Tinggi Agama 46Baca
286
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
sebagai Pengadilan banding, Pengadilan Tata Usaha Negara, dan Pengadilan Militer. Kemudian Mahkamah Agung sebagai pengadilan tingkat kasasi. Keadilan merupakan sesuatu yang harus ditegakkan dalam kehidupan, sehingga seluruh norma atau peraturan hukum yang ditetapkan harus memenuhi kebutuhan dan melindungi hak-hak seseorang dalam kehidupan. Keadilan merupakan prinsip Islam yang sangat penting yang harus ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sehingga kehendak individu disesuaikan dengan kepentingan masyarakat. Selain itu pembuatan akta jual beli dan/atau akta kredit sebagai penyaksian yang dilakukan oleh seorang penulis yang adil, sekarang secara resmi disiapkan oleh negara suatu badan hukum yang menangani penyaksian tertulis dengan nama Notaris yang memberi pelayanan terhadap pihak-pihak yang melakukan teransaksi jual beli, gadai, atau wasiat lalu menghadap kepadanya sebagai upaya untuk mendapatkan pengakuan hukum dan perlindungan hukum terhadap perbuatannya. PENUTUP Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa keadilan dalam prespektif Alquran menjadi objek kajian yang cukup menarik, memiliki makna dan arti yang sangat luas serta hikmah yang sangat dalam, yang perlu dipahami, dihayati dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat. Selain itu memiliki makna yang dalam, keadilan memiliki bentuk yang bermacam-macam meliputi segala aspek kehidupan, seperti: adil terhadap diri sendiri, adil dalam rumah tangga, adil dalam masyarakat, adil dalam pemerintahan dan peradilan, adil dalam perwalian, adil dalam berekonomi, adil dalam persaksian, adil dalam perdamaian, dan adil terhadap musuh sekalipun. Apabila keadilan ditegakkan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh semua pihak, maka setiap warga masyarakat akan merasakan nikmatnya kehidupan. Salah satu wujud hikmah yang terkandung dalam keadilan adalah mewujudkan persatuan dan persaudaraan, membina hubungan dan keakraban yang harmonis di kalangan masyarakat. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak agar memelihara keadilan dalam kehidupan sehari-hari, kepada pemerintah dan semua pihak penyelenggara negara, bahkan sampai kepada masyarakat harus benar-benar berlaku adil atau menegakkan keadilan dalam kehidupan, sehingga tidak terjadi diskriminasi dalam pergaualan dan pemberian sesuatu.
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010
287
Konsep Adil Dalam Al-Qur’an
Ambo Asse
DAFTAR PUSTAKA Abdul Baqiy, Muhammad Fu‟ad, al-Mu’jam al-Mufahras Li Alfaz Alquran, Indonesia: Maktabah Dakhlan, 1939. Abu al-Khair, Nashir al-Din Abdullah bin Umar al-Baidhawi, Anwar al-Tanzil wa al-Asrar al-Ta’wilayah, Mishr: Mushtafaal-Bab al-Halabi 1939/1358. Abu Husain Ahmad ibnu Faris bin Zakariyah, Mu’jam Maqayis al-Lughat. Jilid IV, Mishr: Mushthafa al-Bab al-Halabi wa al-Syarikah, 1972/1392. Abu Khaer, Nashr al-Din “Abdullah bin Umar al-Baidhawi, Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil, Mishr: Mushthafa al-Bab al-Halabi, 1939/1358. Ahmad, Zainal Abidin, Negara Adil Makmur Menurut Ibnu Siena, Jakarta: Bulan Bintang, 1974 al-Asfahani, Abu Qasim Abu al-Husain bin Muhammad al-Raghib, al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an, Mishr: Musthafa al-Bab al-Halabi, 1961/1381. Departeman Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, Kerajaan Saudi Arabia: Mujamma‟ al-Malik Fahd li Thiba‟at al-Mushhaf al-Syarief Madinah alMunawwarah, 1418. al-Fairuzabady, Abi Thahir bin Ya‟kub, Tanwirul Miqbas min Tafsir Ibni Abbas, ttp: Daar al-Fikri littiba‟ah wa al-Nasyr wa al-Tausie‟, tth. Khallaf, Abd. Wahab, ilmu Ushul al-Fiqih, diterjemahkan oleh Noer Iskandar alBarsany dan Moh. Thalchah Mansoer, dengan judul “Kaidah-Kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushulul Fiqhi), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996 al-Maraghi, Ahmad Mustafa, Tafsir al-Maraghi, Jilid V. t.t.: Daar al-Fikr, 1974/1394. Mustafa, Ibrahim, et.al., al-Mu’jam al-Wasieth, Theheran: al-Maktabah al-Ilmiyah, 1934. Sabiq, Saiyid, al-Fiqh al-Sunnah jilid II. Qahirah:, Daar al-Fath Lil I‟lam al-„Arabiy, 2000 M/1421 H. Salim, Abd. Muin, Fiqh Siyasah Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran. Jakarta: LSKI, 1994. Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 1998. al-Siba‟iy, Mustafa Husni, Isytirakiyat al-Islami, diterjemahkan oleh M. Abdai Ratomy dengan judul “Sosialisme Islam”. Bandung: Diponegoro, 1969. Thabathaba‟i, Muhammad Husain, Tafsir al-Mizan Jilid XVIII, Theheran: Dar alKutub al-Islamiyat, 1397.
288
Al-Risalah | Volume 10 Nomor 2 Nopember 2010