Konseling & VCT Dr. Alix Muljani Budi
Konseling merupakan proses interaksi antara konselor dan klien utk memberikan dukungan mentalemosinal kepada klien mencakup upaya-upaya yang spesifik, terjangkau dan realistik serta dapat dilaksanakan Konseling dilakukan oleh konselor terlatih yang memiliki keterampilan konseling dan pemahaman akan seluk beluk HIV / AIDS
Konselor adalah mereka yang dengan tulus dan tujuan jelas, menyediakan ruang dan waktunya, perhatian dan keahliannya bagi ODHA, mempunyai keterampilan konseling, untuk membantu klien mempelajari keadaan dirinya, mengenali dan melakukan pemecahan masalah terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan (stigmatisasi & diskriminasi)
VCT (Voluntary Counseling and Testing) = Konseling dan Tes Sukarela (KTS), atau VCCT (voluntary and confidential counseling and testing) merupakan kegiatan konseling yang bersifat sukarela dan rahasia, yang dilakukan sebelum dan sesudah tes darah untuk HIV Tes HIV dilakukan setelah klien terlebih dahulu memahami dan menandatangani
informed consent
Tujuan Umum VCT Untuk mempromosikan perubahan perilaku sehingga risiko infeksi dan penyebaran infeksi HIV dapat diturunkan Tujuan Khusus VCT bagi ODHA 1. Meningkatkan jumlah ODHA yang mengetahui bahwa dirinya terinfeksi HIV (< 2,5% orang yg mengetahui bahwa dirinya telah terinfeksi HIV) 2. Diagnosis dini HIV
VCT penting karena :
Merupakan pintu masuk (entry point) ke seluruh layanan HIV/ AIDS (akses ke berbagai pelayanan) Dukungan, baik yang hasil testnya positif/negatif, dengan berfokus pada dukungan atas kebutuhan klien : perubahan perilaku, dukungan mental, pemahaman faktual dan terkini atas HIV/ AIDS, dukungan terapi ARV & perawatan (CST) Mengurangi stigma & diskriminasi di masyarakat Pendekatan menyeluruh : kesehatan fisik dan mental Pemberdayaan ODHA melalui training, KDS (meningkatkan kualitas hidup ODHA)
Tahapan Pelayanan VCT
Konseling Pra-testing : Informasi Dasar HIV Alasan dilakukannya VCT Komunikasi Perubahan Perilaku Penilaian Risiko Testing HIV Konseling Pasca-testing Konseling Berkelanjutan Perencanaan Rawatan Psikososial Lanjutan
Pendekatan VCT
Terfokus pada klien satu per satu (melalui tatap muka) Melakukan penilaian risiko personal dan menurunkan risiko Meneguhkan keputusan tes Menggali kemampuan diri dan mengarahkan rencana ke depan (Hak azasi manusia) Menindaklanjuti dukungan atas kebutuhan
Penerapan Konseling
Tak ada satu formula yang tepat bagi semua klien, sangat bersifat individu Perlu belajar sambil menerapkan dan kemudian mengembangkannya Perlu respon efektif dan inovatif akan kebutuhan psikososial klien Pengembangan kemampuan konseling dari para petugas perlu terus ditingkatkan Penguatan kemampuan kerja dapat dihimpun melalui jejaring pelayanan, kebijakan tempat kerja, kebijakan nasional serta dukungan para stake holders
Keterampilan yang diperlukan dalam memberikan konseling adalah :
1. Mendengarkan aktif & mengamati (penuh perhatian)
2. Mengajukan pertanyaan & menghayati (empati) 3. Merangkum & menyimpulkan 4. Membaca & merefleksikan perasaan 5. Membangun relasi & persetujuan pelayanan 6. Menggali dan memahami masalah, penyebab & kebutuhan 7. Mengenal alternatif penyelesaian masalah 8. Penyelesaian masalah, dapat memberikan solusi & penguatan 9.Penyelesaian masalah, konsekuensi logis dan mengakhiri
Konselor :
Ramah Berempati Sopan Mampu berkomunikasi dg baik Dapat mengenali gangguan umum kejiwaan (depresi berat, cemas, ingin bunuh diri) & gangguan otak organik
Selama konseling usahakan :
Suasana nyaman, Rilex Terjaga kerahasiaannya Saling percaya Tidak terburu-buru (jangan dipaksakan) Konseling berkelanjutan, tergantung kebutuhan klien
Mereka yang memerlukan konseling :
Mereka yg sudah terinfeksi HIV/AIDS,& keluarganya Mereka yang ingin mengetahui status HIVnya (merasa telah melakukan tindakan berisiko) Utk kepentingan dinas/pekerjaan Kelompok berisiko tinggi
Isi Konseling
Informasi faktual tentang infeksi HIV dan penyakit yang terkait, cara penularan,dampak, cara pencegahan Penilaian tingkat risiko infeksi HIV Mengkaji kemungkinan sumber infeksi klien Informasi untuk menurunkan risiko (harm reduction) dgn perubahan perilaku berisiko
FORMULIR PERSETUJUAN UNTUK TESTING HIV (INFORMED CONSENT) Sebelum menanda tangani formulir persetujuan ini, harap mengetahui bahwa : •Anda mempunyai hak utk berpartisipasi didalam pemeriksaan dg dasar kerahasiaan •Anda mempunyai hak utk menarik persetujuan testing sebelum pemeriksaan tersebut. Saya telah menerima informasi dan konseling menyangkut hal-hal berikut ini: •Keberadaan dan kegunaan dari tesing HIV •Tujuan dan kegunaan dari testing HIV •Apa yang dapat dan tidak dapat diberitahukan dari testing HIV •Keuntungan serta resiko dari testing HIV dan dari mengetahui hasil testing saya •Pemahaman dari positif, negatif, false negatif, false positif, intermediate dan dampak dari masa jendela •Pengukuran untuk pencegahan dari pemaparan dan penularan HIV
Saya dg sukarela menyetujui utk menjalani testing HIV dg ketentuan bahwa hasil test tsb akan tetap rahasia dan terbuka hanya kepada saya. Saya menyetujui untuk menerima pelayanan konseling setelah menjalani testing pemeriksaan untuk mendiskusikan hasil testing HIV saya dan cara-cara untuk mengurangi resiko untuk terkena HIV atau menyebarluaskan HIV kepada orang lain untuk waktu kedepannya. Saya mengerti bahwa pelayanan kesehatan saya pada klinik ini tidak akan mempengaruhi keputusan saya secara negatif terhadap testing atau tidak menjalani testing atau hasil dari testing HIV saya.
Saya telah diberikan kesempatan untuk bertanya dan pertanyaan saya ini telah diberikan jawaban yang memuaskan saya. Saya, dg ini mengizinkan testing/pemeriksaan HIV utk dilaksanakan pada tanggal: Tanda tangan atau Cap Jempol Klien
Tanda tangan Konselor
FORM VCT PRA TESTING HIV Nomer Rekam Medis Klien - FIE - 1. Data Demografi a)
Jenis klien 1 = laki-laki, 2 = perempuan,
I
b) Status hubungan 1 = tidak pernah kawin,
2 = kawin, 3 = cerai/pisah, 4= janda,
c) Jumlah anak
1 = 1, 2 = 2, 3 = 3, 4 = 4, 5 = 5, 6=6, 7=>4, 8=0
d) Umur klien
1= 2= 3= 4= 5=
<15, 15 -24, 25-34, 35 – 44, > 45 d)
e) Pendidikan
1 = tidak ada ,
2 = SD, 3 = SLTP/sederajat, 4 = SLTA/sederajat 5 = Akademi/PT
f) Pekerjaan sekarang 0 = tak bekerja 1 = bekerja , 2 = pelajar/mahasiswa, 3 = petani 4 = profesional , 5 = polisi/ABRI/Satpam 6 = pekerja tambang, 7 = transportasi, 8 = lain-lain (sebutkan)
2. Penilaian risiko individu Klien punya pasangan tetap
Status pasangan tetap
1 = ya, 2 = tidak Jika Ya, isi kolom b)
1 = -H IV (+)
2 = HIV 3 = tidak diketahui
Tanggal Tes Terakhir
Tulislah kode clan tanggal potensi pajanan yang paling akhir Pajanan Tanggal paling berisiko 1 = Ya, 2 = Tidak
Masa Jendela (Window Periode) 1 = Ya, 2 Tidak
Pajanan okupasional Tato, goresan Produk darah
Hubungan seks vaginal Oral seks Anal seks Riwayat kekerasan seksual
Bergantian peralatan suntik
F1
Klien membutuhkan tes ulang HIV karena masa jendela YA / TIDAK (harap dilingkari) jika Ya, tanggal tes ulang Klien berisiko dengan orang HIV positif yang dikenal Jika YA, masa kehamilan : Trimester Klien hamil 1/2/3 Klien menggunakan KB secara teratur Diperlukan rujukan untuk pengobatan (1 = Ya, 2 = Klien mempunyai riwayat infeksi menular Tidak) seksual Klien melaporkan gejala TB
Klien sangat terindikasi bunuh diri jika hasil tes HIV
Klien mempunyai riwayat melukai diri atau usaha bunuh diri Klien sangat terindikasi mencederai orang lain jika hasil tes HIV (+) Klien mempunyai potensi risiko melakukan kekerasan jika hasilnya diberitahu kepada pasangan Klien mempunyai dukungan personal yang cukup
Hasil Pemeriksaan : ( beri tanda)
antibody HIV negatif
Nama konselor
antibody HIV positif
Tanda tangan konselor
indeterminate
Tanggal
FORM VCT PASCA TESTING HIV
Jika hasil HIV positif : Memeriksa hasil untuk kepentingan klien Menilai kesiapan klien terhadap hasil tes Menjelaskan hasil kepada klien Menyediakan informasi singkat mengenai bentuk dukungan dan tindak lanjut Penilaian terhadap resiko kecenderungan bunuh diri Mendiskusikan strategi pemberitaan kepada pasangan (open status) Pemberitaan kepada (siapa, kapan, bagaimana, mengapa) Meninggalkan klinik - pastikan apakah klien tiba dengan selamat Mendiskusikan strategi untuk merencanakan bagaimana cara terbaik untuk masa depan Mendiskusikan strategi untuk pencegahan penularan kepada orang lain
Formulir Rujukan
Jika Ya, persetujuan atau izin untuk memberikan informasi dari klien Ya/Tidak (tolong dilingkari)
Keterangan dari rujukan :
NOTES:
Nama Konselor
Tanda tangan Konselor
Tanggal
Stigma dan Diskriminasi
Stigma atau cap buruk adalah tindakan memvonis seseorang buruk moral /perilakunya sehingga mendapatkan infeksi HIV, dan sebagai akibatnya mereka mengalami Diskriminasi ; ditolak, dikucilkan, dihindari, dijauhi, didiskreditkan ( ingat penularannya !) Stigma & Diskriminasi melawan HAM
Prinsip Etika dalam menangani HIV/AIDS
Empati Solidaritas Tanggung Jawab