KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI YANG BERSERTIFIKASI DI SMAN 1 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN
JURNAL
OLEH : SISRY PURNAMA SARI NPM :10070254
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
KOMPETENSI PROFSIONAL GURU SOSIOLOGI YANG BERSERTIFIKASI DI SMAN 1 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Sisry Purnama Sari1, Adiyalmon2, Liza Husnita3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI STKIP PGRI SUMATERA BARAT
ABSTRACT This research discuss abaut the professional competence of sociology teacher certification in SMAN 1 Enam Lingkung Padang Pariaman Regency, in teaching learning process, sociology teacher just focuses on sources book, not clear explanation and the teacher stiil use some sentences same with books not use their own exlanation. So, the Studens get difificulties to understand that lesson. The purpose of this research was to describe the professional competence of sociology teacher certification in SMAN 1 Enam Lingkung Padang Pariaman Regency. The research used changable, theory and employed a descriptive qualitative study. The participants of this research was sociology teacher certification in SMA that lesson. Which were taken by using porposive sampling technique. The research esed primer and secondery data. To gather the data, the reseacher used observation and interview document study. Unit analysis data was the group of sociology teacher certification and the students of SMAN 1 that lesson. The data analysis used the participle of miles and huberman. Based on the result of this research, it was concluded that the professional competence of sociology teacher in SMAN 1 that lesson was still low. It is proved that sociology teacher were not yet implement the five of professional competence indicators, included, a) comprehed the lesson for teaching, b)comprehend standars of competence and standars cotents of lesson as suitable with regulation in KTSP, c)comrehend structure, conceptr, method of science in the lesson of teaching material, d) comprehend the correlation of lesson concept, e) implement the science concepts in daily life. Referring of the five concept, it was 2 indicators that have implemented.
Key word : Competence, sociology teacher certification
1
Mahasiswa program pendidikan sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Pembimbing I dan dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Pembimbing II dan dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 2
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Menurut Hasbullah, (2011:11) didalam UU No. 2 Tahun 1986 pendidikan nasional bertujuan yaitu : Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang dapat dikatakan sebagai wadah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Keberhasilan tujuan pendidikan disekolah tergantung pada sumber daya manusia yang ada di sekolah. Guru adalah salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terselenggaranya proses pendidikan. Oleh karena itu kehadiran dan keprofesionalan guru sangat berpengaruh dalam mewujudkan program pendidikan nasional. Guru yang berkompetensi adalah guru yang memiliki standar kompetensi yang telah dihargai berupa sertifikat yang diberikan atau dengan sebutan sertifikasi guru (Kunandar 2007:45). Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di SMAN 1 Enam Lingkung ternyata guru yang telah disertifikasi khususnya guru sosiologi dalam mengajar hanya terpaku pada buku sumber yang ada dan guru dalam menyampaikan materi kurang jelas, menyampaikan pelajaran tersebut menurut bahasa buku, sehingga siswa sulit untuk mengerti dan memahami pelajaran tersebut. Ketidakmampuan guru tersebut dalam mengajar, khususnya dalam penguasaan materi pembelajaran sangat bertolak belakang dengan predikat SMA N 1 Enam Lingkung yang merupakan sekolah favorit yang berakreditasi A. Predikat tersebut hendaknya didukung oleh tenaga pendidikan yang profesional. Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan kompetensi profesional guru sosiologi yang bersertifikasi di SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Komponen kompetensi profesional guru tersebut dilihat dari memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan, memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam peraturan menteri dan serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar,
memahami hubungan konsep antar mata pelajar terkait, menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Febrianti (2004) tentang kompetensi profesional guru sejarah dalam pembelajaran IPS terpadu di sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Painan. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa guru IPS di SMAN 2 Painan belum sepenuhnya memiliki kompetensi profesional dalam pembelajaran IPS terpadu. Hal ini terlihat belum dari belum terlihatnya penguasaan substansi keilmuan sesuai bidang studi dan penguasaan konsep, struktur, dan metode keilmuan, sehingga tercipta pembelajaran IPS terpadu yang sesuai dengan model pembelajaran yang ada. Hal ini disebabkan oleh kesibukan masing-masing guru dann kurangnya usaha untuk menambah wawasan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Melya (2006) Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNP. Tentang kompetensi profesional guru sosiologi yang bersertifikasi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa guru sosiologi yang bersertifikasi dalam 5eri, struktur, konsep dan pola fikir keilmuan sosiologi masuk kategori baik dan guru sosiologi yang bersertifikasi dalam menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sosiologi termasuk baik (80, 70%). Jadi disimpulkan bahwa kompetensi guru profesional guru sosiologi bersertiffikasi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman baik. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu Juli sampai Agustus 2014. Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Enam Lingkung yang beralamat Parit Malintang di Kecamatan Enam Lingkung. Sekolah ini berada di pusat pemerintah Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, yang mana memahami fenomena tersebut secara detail tapi fokus dengan apa yang dilihat, digambarkan secara detail atau horistik (menyeluruh). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi. HASIL PENELITIAN 1. Memahami Mata Pelajaran yang Telah di Persiapkan Dalam melaksanakan program pembelajaran banyak hal yang harus diperhatikan oleh guru diantaranya harus menyesuaikan dengan RRP, sumber materi atau buku, referensi atau metode dan media pembelajaran. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka seorang guru harus menguasai atau memahami mata pelajaran tersebut. Dimana seorang guru
sosiologi harus menguasai mata pelajaranyang meliputi tujuan pembelajaran sosiologi, ruang lingkup sosiologi serta penguaan materi-materi yang diajarkan. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan bahwasannya guru sosiologi di SMAN 1 Enam Lingkung telah mempersiapkan RPP sebelum mengajar. 2. Memahami Standar kompetensi dan Standar isi Mata Pelajaran yang Tertera dalam Peraturan Menteri dan serta Bahan Ajar yang ada dalam Kurikulum Seorang guru harus menguasai standar kompetensi dasar matapelajaran yang diampu. Standar kompetensi merupakan kerangka yang menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran yang terstruktur. SK juga merupakan fokus dari penilaian, sehingga proses pengembangan kurikulum adalah fokus dari penilaian, meskipun kurikulum lebih banyak berisi tentang dokumen pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pada bukti-bukti untuk menunjukkan bahwa peserta didik yang akan belajar telah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal. Baik guru maupun siswa perlu memahami kompetensi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dan wawancara bahwasannya guru memang mengembangkan SK dan KD tersebut sehingga siswa sudah tau apa yang akan dipelajari. 3. Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar. Seorang guru yang profesional adalah guru yang mampu untuk menguasai bidang yang menjadi keahliannya. Dalam bidang pendidikan guru yang profesional adalah guru yang menguasai substansi keilmuan dibidang yang dajarkan nya dan guru yang menguasai substansi keilmuan dibidang yang diajarkannya dan guru yang menguasai konsep, struktur dan metode keilmuan yang menjadi keahliannya. Berdasarkan pernyataan siswa bahasanya banyak diantara siswa yang tidak menyukai pelajaran sosiologi dikarenakan guru yang mengajar mata pelajaran tersebut Cuma menerangkan apa yang ada dalam buku, metode yang digunakan hanya dengan metode ceramah. 4. Memahami Hubungan Konsep Antar Mata Pelajar Terkait Selain dari indikator yang telah dijelaskan di atas, seorang guru juga harus mengaitkan antar mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya sehingga terlihat adanya hubungan timbal balik antar mata pelajaran karena pada dasarnya tidak ada ilmu itu yang berdiri sendiri tanpa terkait dengan ilmu yang lainnya. Misalnya hubungan sosiologi dengan ekonomi, atau sosiologi dengan sejarah, dan sebagainya. karena dengan demikian dapat mempermudah siswa dalam memahami mata
pelajaran tersebut. Berdasarkan pernyataan guru sosiologi secara langsung bahwasannya guru sosiologi tersebut tidak mengkaitkan materi sosiologi dengan mata pelajaran lainnya. 5. Menerapkan konsep-Konsep keilmuan dalam Kehidupan Sehari-hari Untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep yang diajarkan guru sering memberikan contoh-contoh yang tidak jauh dari kehidupan sehari-hari siswa tersebut dan kejadiankejadian yang sering terlihat oleh siswa sehingga dalam tidak perlu lagi membayangkan contoh tersebut tetapi sudah pernah terlihat atau dialami siswa itu, jadi siswa tinggal mengingat saja apa yang dicontohkan guru tersebut. Dalam hal ini seorang guru yang profesional harus tanggap terhadap fenomena-fenomena terbaru sehingga guru tidak tertinggal informasi dibandingkan dengan siswa, sehingga guru juga mudah dalam memberikan contoh konsep yang diajarkan. Selain itu sesuai dengan kurikulum 2013 yang diterapkan pada saat sekarang ini seorang guru harus mampu meberipenjelasan tentang konsep-konsep yang diajarkan beserta dengan contoh-contohnya. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa siswa ditemukan guru tersebut jarang memberikan contoh-contoh yang berdekatan dengan kehidupan sehari-hari siswa. RELEVANSI TEORI Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pertukaran menurut Peter Blau. Blau tidak mengemukakan bahwa prinsipprinsip pertukaran menjelaskan semua interaksi, tetapi pertukaran sosial yang dimaksud disini terbatas pada tindakan-tindakan yang tergantung pada reaksi-reaksi penghargaan orang lain dan berhenti apabila reaksi-reaksi yang diharapkan ini tidak kunjung datang. Penulis menggunakan teori ini karena teori pertukaran bahwa aktor menjelaskan melakukan tindakan-tindakan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini bahwa aktor melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan. Aktor disini adalah guru. Yang mana guru melakukan tindakan-tindakan dalam proses mengajar dan melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian siswa dengan tujuan agar siswa tersebut mampu melakukan tindakan yang diharapkan oleh siswa, maka siswa tersebut akan melakukan reaksi yang membuat seorang guru tersebut menerus melakukan tindakan itu. Tapi kenyataannya yang penulis temukan di lapangan bahwasannya banyak diantara siswa tersebut merasa tidak puas terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru tersebut. Sehingga mereka tidak memberikan reaksi yang lebih terhadap tindakan guru tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses pertukaran
diantara guru dan siswa tidak memuaskan kedua belah pihak. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang kompetensi profesional guru sertifikasi di SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Umumnya guru sosiologi yang bersertifikasi di SMAN 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman masih kurang profesional dalam proses pembelajaran, terlihat pada indikator 3, 4, 5 hal ini terbukti dengan adanya siswa merasa bosan belajar sosiologi, kurang memahami materi yang diajarkan, penerapan konsep guru tidak sesuai dengan keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Secara umum terlihat guru sosiologi di SMAN 1 Enam Lingkung diperoleh gambaran kompetensi guru sosiologi yang telah bersertifikasi seperti guru sosiologi yang ada di SMAN 1 Enam Lingkung belum memiliki kompetensi profesional yang baik yang dikarenakan guru tersebut tidak berlatar belakang pendidikan sosiologi.
DAFTAR PUSTAKA Hasbullah. 2011. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta :PT Grafindo Persada. Kunandar. 2009. Guru Profesional. Jakarta : PT Raja Grafindo. Febrianti. 2004. Kompetensi Profesional Guru Sejarah dalam Pembelajaran IPS Terpadu di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Painan. Skripsi. STKIP PGRI Sumbar. Melya. 2006. Kompetensi Profesional Guru Sosiologi yang Bersertifikasi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman. Skripsi. Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNP.