2
3
8
ABSTRAK Yumita Maswira 2007/84784: Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, Skripsi. Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang. (2013) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta yang ditemukan di SMAN seKabupaten Padang Pariaman bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru langsung menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran dan mengeluarkan LKS (lembar kerja siswa). Setelah itu guru langsung masuk pada kegiatan inti pelajaran dengan menjelaskan materi yang ada di LKS dan langsung menutup pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe studi evaluatif. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan jumlah informan 18 orang. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Peneliti melakukan observasi tentang keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman. Menurut prosedur pelaksanaan pembelajaran dan wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh gagasan dan ide tentang keterampilan pelaksanaan pembelajaran guru. Untuk mendapatkan data yang valid dilakukan triangulasi data dan triangulasi sumber. Analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif dari Milles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang pariaman belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran, diantaranya: (1) Pada Kegiatan Pendahuluan empat dari sembilan guru belum mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan tiga dari sembilan guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. (2) Pada Kegiatan Inti, pada bagian Eksplorasi semua guru belum menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar, dalam Elaborasi guru tidak memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. Pada konfirmasi semuanya sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksananan pembelajaran. (3) Pada Kegiatan Penutup semua guru tidak menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. i
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMAN 1 seKabupaten Padang Pariaman”. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 pada Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Junaidi S.Pd, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Gusraredi M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Padang 2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Pendidikan SosiologiAntropologi Universitas Negeri Padang. 4. Bapak Dr. H. Buchari Nurdin, M.Si, dan Bapak Erianjoni S.Sos, M.S.i serta Ibu Ike Sylvia, S.IP, M.S.i
yang telah menguji dan memberikan saran
terhadap perbaikan skripsi ini.
ii
10
5. Pimpinan perpustakaan beserta karyawan dan karyawati Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 6. Seluruh dosen dan pegawai tata usaha Jurusan Sosiologi yang telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Bapak/Ibu guru Sosiologi SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman yang telah membantu peneliti selama penelitian. 8. Orang tua tercinta dan adik-adik ku yang telah memberikan dukungan do’a moril maupun materil buat penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi ini. 9. Rekan-rekan angkatan 2007 Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi yang telah memberikan semangat baik secara moril dan spritual kepada penulis. Dan kepada seluruh pihak yang tidak tersebutkan satu per satu. Semoga semua yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dan ridho Allah SWT, Amiin. Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangan pikiran para pembaca berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini menjadi bahan referensi bagi rekan-rekan di masa datang. Padang, Februari 2013
Penulis
iii
11
DAFTAR ISI Hal ABSTRAK ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ................................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Batasan Masalah ........................................................................
4
C. Rumusan Masalah......................................................................
5
D. Tujuan Penelitian .......................................................................
5
E. Manfaat Penelitian .....................................................................
5
F. Kerangka Teoritis ......................................................................
6
1. Pengertian Keterampilan .....................................................
6
2. Guru .....................................................................................
7
3. Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................
8
a. Kegiatan Pendahuluan ...............................................
10
b. Kegiatan Inti ..............................................................
11
c. Kegiatan Penutup ......................................................
14
4. Mata Pelajaran Sosiologi .....................................................
15
5. Kerangka Konseptual ...........................................................
18
G. Metode Penelitian ......................................................................
19
1. Pendekatan Penelitian ..........................................................
19
2. Lokasi Penelitian .................................................................
19
3. Informan Penelitian .............................................................
20
4. Jenis dan Sumber Data.........................................................
20
5. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
21
6. Validitas Data ......................................................................
23
7. Analisis Data ........................................................................
24
iv
12
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. SMAN 1 Ulakan Tapakis .........................................................
26
B. SMAN 1 Enam Lingkung .........................................................
29
C. SMAN 1 Nan Sabaris ...............................................................
32
D. SMAN 1 2X11 Enam Lingkung ...............................................
38
E. SMAN 1 Batang Anai ...............................................................
41
F. MGMP Guru Sosiologi .............................................................
45
BAB III KETERAMPILAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SOSIOLOGI A. Deskripsi Data ..........................................................................
49
1. Kegiatan Pendahuluan .......................................................
49
2. Kegiatan Inti ......................................................................
56
3. Kegiatan Penutup/Akhir ....................................................
74
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................
78
C. Implikasi ...................................................................................
81
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...............................................................................
82
B. Saran .........................................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
13
DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar SMA di Kabupaten Padang Pariaman 2. Daftar Informan Penelitian 3. Pedoman Observasi 4. Pedoman Wawancara 5. Tabel Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Guru Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran 6. Surat Keterangan Izin Penelitian
vi
14
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Pembelajaran terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai suatu proses, sudah pasti suatu pembelajaran akan meliputi kegiatan yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan, membuka (pendahuluan) sampai melaksanakan rencana pembelajaran (kegiatan inti) dan akhirnya menutup pelajaran (kegiatan akhir). Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya adalah keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Keterampilan pembelajaran merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh
agar
tercipta
pembelajaran
yang
kreatif,
profesional,
dan
menyenangkan. Menurut Gagne (1978:5) menyatakan bahwa pembelajaran adalah menyusun suatu kegiatan atau kondisi yang memberikan pengaruh kepada anak didik dan memfasilitasi terjadinya proses belajar.
Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran sangat tergantung pada guru. Hal ini diungkapkan oleh Zahara Idris (1992:47), bahwa guru memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu “Memberikan pengetahuan
(cognitive),
sikap
dan
nilai
1
(affective),
dan
keterampilan
2
(psychomotor) kepada peserta didik”. Dengan kata lain, tugas dan peranan guru yang utama adalah terletak di lapangan pembelajaran, yaitu memberikan pelajaran sekaligus mendidik murid agar dapat memiliki pengetahuan yang dapat dipergunakan dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan juga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain itu sebagai seorang guru dalam proses pembelajaran diharapkan mampu membelajarkan siswa sehingga terjadi suatu pembelajaran yang bermakna, mengembangkan kreativitas, ide dan gagasan sehingga siswa tidak bosan untuk belajar, yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya motivasi dan hasil belajar siswa. Agar proses pembelajaran tersebut berhasil dengan baik, maka guru harus memiliki sejumlah keterampilan yang profesional. Secara garis besar ada 3 tingkatan profesional guru sebagai tenaga profesional kependidikan yang mana salah satunya berkaitan dengan keterampilan seorang guru dalam pelaksanaan pembelajaran diantaranya: 1. Tingkatan capable personal, maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif. 2. Guru sebagai inovator,yakni sebagai tenaga kependidikan yang punya komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi, guru diharapkan memiliki keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran untuk pembaharuan ide yang efektif, 3. Developer yaitu guru memiliki visi keguruan yang mantap. (Sardiman 1996:133-134) Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan seorang guru dalam pembelajaran termasuk pada capable personal dan inovator karena ia memuat pengetahuan dan keterampilan dari guru tersebut. Jadi, keterampilan guru
3
merupakan tiga kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk memulai sampai mengakhiri pembelajaran sehingga memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran. Keterampilan guru yang dimaksud adalah keterampilan yang sesuai berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan yang berisi kriteria minimal proses
pembelajaran.
Standar
proses
ini
meliputi
perencanaan
proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. (Permendiknas No. 41 Tahun 2007). Berdasarkan pengamatan penulis tanggal 19 September s/d 1 Oktober 2011, sewaktu guru sosiologi melaksanakan pembelajaran di beberapa SMAN di Kabupaten Padang Pariaman (SMAN 1 Ulakan Tapakis, SMAN 1 Enam Lingkung, SMAN 1 Nan Sabaris, SMAN 1 2X11 Enam Lingkung dan SMAN 1 Batang Anai), ditemukan bahwa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagian guru langsung menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran dan mengeluarkan
LKS (lembar kerja
siswa). Setelah itu guru langsung masuk pada kegiatan inti pelajaran dengan menjelaskan materi yang ada di LKS tersebut. Selesai menjelaskan pelajaran guru berkata: anak-anak waktunya sudah habis, pelajaran ini kita lanjutkan minggu
4
depan. Setelah menutup pelajaran guru langsung pergi meninggalkan kelas menuju ke ruang majelis guru.
Sewaktu proses pembelajaran berlangsung siswa banyak melakukan kegiatan lain yang tidak berkaitan dengan pembelajaran seperti: berbicara dengan teman, bergurau, mengerjakan tugas pelajaran lain, dan bahkan ada yang tertidur. Prosedur mengajar demikian itu tidak memungkinkan mental siswa siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Akibatnya siswa merasa bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak bermakna, sukar dipahami, dan mereka tidak berusaha keras untuk memahaminya. Berdasarkan uraian di atas timbul pertanyaan, apakah pembelajaran yang seperti itu sudah memenuhi kriteria dan persyaratan dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi yang seharusnya? dan mengingat pentingnya pengetahuan tentang keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi, maka penting dilakukan sebuah kajian tentang keterampilan guru. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman. B. Batasan Masalah Sesuai dengan judul penelitian “Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman,” maka ruang lingkupnya adalah guru-guru sosiologi di beberapa SMAN di Kabupaten Padang Pariaman yaitu SMAN I Ulakan Tapakis, SMAN I Enam Lingkung, SMAN I
5
2X11 Enam Lingkung, SMAN I Nan Sabaris dan SMAN I Batang Anai,. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten ini karena alasan latar belakang pendidikan guru sosiologi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman umumnya berasal dari latar belakang ilmu pendidikan yang berbeda dan guru yang mengajar pada umumnya sudah lama mengajar dan sudah disertifikasi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sejauhmana keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran Sosiologi di SMAN seKabupaten Padang Pariaman menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman,
berdasarkan
prosedur
pelaksanaan
pembelajaran
menurut
Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. E. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memperkaya
khasanah
pengembangan imu pendidikan tentang keterampilan guru mata pelajaran sosiologi.
6
b. Secara Akademis Diharapkan sebagai referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam merancang penelitian yang berkaitan dengan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi. c. Secara praktis Bagi guru bermanfaat sebagai masukan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam proses pembelajaran khususnya keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi. F. Kerangka Teoritis 1). Pengertian Keterampilan Keterampilan sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas profesionalan. Keterampilan merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. (Syaiful Sagala 2009:23) Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Turney (1973) mengungkapkan 8 keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yakni keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta
7
mengajar kelompok kecil dan perorangan. Penguasaan terhadap keterampilan mengajar tersebut harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro (Micro Teaching). (Mulyasa 2005:69) Keterampilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan guru sosiologi dalam membuka, dan menutup pelajaran, tapi dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 membuka dan menutup pelajaran itu termasuk dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran, yang di dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut ada kegiatan inti bukan hanya membuka dan menutup pelajaran saja. 2). Guru Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional adalah orang yang punya kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru. Seorang guru profesional dituntut
dengan sejumlah
persyaratan minimal antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidangnya, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan siswanya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus melalui organisasi
8
profesi, buku, seminar dan semacamnya. (Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, 2009:50-51) Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru profesional wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi/keterampilan, sertifikat pendidik, sehat rohani dan jasmani dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 3). Pelaksanaan Pembelajaran Pengertian belajar secara psikologis adalah suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai awal dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Slameto (1995:2) mendefinisikan bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan proses belajar mengajar Menurut Hamalik (2001:1) proses belajar mengajar atau pembelajaran senantiasa berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan atau sekolah dan kebutuhan masyarakat serta faktor-faktor lain. Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Guru harus memahami siswa yang dibinanya karena karakter siswa tidak sama, selain guru harus mempunyai kemampuan
9
tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar pada khususnya. Menurut Hamalik (2004:54) guru yang baik harus mempunyai kemampuan dasar yang harus dimiliki dan kuasai yaitu: a. Kemampuan menguasai bahan b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar c. Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar d. Kemampuan menguasai media/sumber dengan pengalaman belajar e. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan dengan pengalaman belajar f. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar dengan pengalaman belajar g. Kemampuan menilai prestasi siswa dengan pengalaman belajar h. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan pengalaman belajar i. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dengan pengalaman belajar j. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Untuk memiliki kemampuan guru tersebut guru perlu meningkatkan kemampuan secara profesional. Menurut Wijaya (1991:1) fungsi guru adalah membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara profesional dalam proses beajar mengajar. Usman (1995:4) mengemukakan bahwa proses belajar
10
merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang titik utama. Bertitik tolak dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran terdapat beberapa unsur diantaranya adalah guru dan siswa di dalam kelas, guru berperan sebagai “pemeran utama” memberikan informasi, sebagai fasilitator, mengelola berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa, memberikan bimbingan, sehingga siswa dapat menerima dan memanfaatkan ilmu dengan baik dan mencapai tujuan cita-cita pendidikan yang baik, yang mana proses atau pelaksanaan pembelajaran meliputi Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup, antara lain: a. Kegiatan Pendahuluan (Membuka Pelajaran) Kegiatan pendahuluan/membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian
peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan.(Mulyasa 2005:84). Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta
didik
untuk
berpartisipasi
aktif
dalam
proses
pembelajaran.(Permendiknas No. 41 Tahun 2007:226) Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, dalam kegiatan pendahuluan, guru seharusnya:
11
(a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. (b) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan di pelajari. (c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. (d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Upaya yang dilakukan guru dalam membuka pelajaran menurut Mulyasa (2005:84) adalah sebagai berikut: 1) Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan disajikan. 2) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang dipelajari (dalam hal tertentu, tujuan bisa dirumuskan bersama peserta didik). 3) Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. 4) Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang disajikan. 5) Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk mempelajari kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan inti menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
12
berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 1. Eksplorasi Dalam eksplorasi kegiatan guru: 1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tenang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber. 2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. 3)
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lain.
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. 2. Elaborasi 1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna. 2) Memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian tugas, diskusi untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis 3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
13
4) Memfasilitasi
peserta
didik
dalam
pembelajaran
kooperatif
dan
kolaboratif. 5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. 6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. 7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun individual. 8) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. 3. Konfirmasi 1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. 2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. 3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: a. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta
didik
yang menghadapi
menggunakan bahasa yang baku dan benar. b. Membantu menyelesaikan masalah.
kesulitan,
dengan
14
c. Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi. d. Memberi informasi untuk eksplorasi lebih jauh. e. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartsipasi aktif. c. Kegiatan Penutup Pelajaran Kegiatan penutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. (Permendiknas No. 41 Tahun 2007:227) Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dalam kegiatan penutup, guru seharusnya: (a)
Bersama-sama
dengan
peserta
didik
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran. (b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. (c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
15
(d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. (e) Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya. Menurut Mulyasa (2005:84) kegiatan menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari serta mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran sebagaimana dijelaskan Mulyasa (2005:84) adalah sebagai berikut. 1) Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan bisa dilakukan oleh guru, oleh peserta didik atas permintaan guru, atau oleh peserta didik bersama guru). 2) Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 3) Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugastugas yang harus dikerjakan (baik tugas individu maupun tugas kelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari. 4) Memberikan post test baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. 4. Mata Pelajaran Sosiologi Menurut Muliyardi, (2002:3) bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar. Pembelajaran menggambarkan upaya membangkitkan inisiatif dan peran siswa dalam belajar
16
serta bagaimana upaya guru mendorong dan memfasilitasi siswa belajar. secara eksplisit pembelajaran terlihat ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, inisiatif dan peran siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif dan efisian yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. pembelajaran yang demikian diterapkan dalam pembelajaran sosiologi. Pembelajaran Sosiologi di Sekolah Menegah Atas (SMA) merupakan suatu proses yang memerlukan perencanaan secara seksama dan sistematis. Menurut Depdiknas (2008:11) “Materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata dalam masyarakat”. Dalam kurikulum mata pelajaran sosiologi di sekolah menengah umum, materi disusun atas beberapa konsep dan tiap konsep terdiri atas beberapa sub konsep. Menurut Depdiknas (2003:7) pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan fenomena kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar dalam mengkaji berbagai fenomena dan masalah yang ditemui dalam kehidupan nyata di masyarakat. Dalam pembelajaran sosiologi seorang guru diharapkan mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pemahamannya terhadap konsep fenomena kehidupan sosial sehari-hari, terutama dalam mengaktualisasikan potensi-potensi siswa dalam mengambil dan mengungkapkan status dan perannya masing-masing. Hal ini dapat terlaksana dengan baik apabila dalam melaksanakan sosiologi siswa
17
diberikan kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat yang di milikinya, sehingga siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang dimilikinya, serta siswa diharapkan dapat berfikir lebih kritis dalam menggapai fenomena kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan mata pelajaran sosiologi agar para peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sosial sampai pada terciptanya integrasi sosial. (b) Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan bermasyarakat. (c) Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial, dalam kehidupan bermasyarakat. (Depdiknas, 2007:545) Lebih lanjut dikatakan ruang lingkup mata pelajaran sosiologi adalah: a. Struktur sosial b. Proses sosial c. Perubahan sosial d. Tipe-tipe lembaga sosial (Depdiknas,2007:546) Jadi tujuan pelajaran sosiologi harus dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas karena akan menentukan kedudukan sosiologi
sebagai salah satu mata
pelajaran di sekolah, sehingga penilaian dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran
18
5.
Kerangka Konseptual Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka yang dikemukakan bahwa:
diperlukan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kondisi belajar dan interaksi antara guru dan siswa secara aktif, sehingga sebagai fasilitator dan motivator guru harus bisa melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Lebih jelasnya dapat dibuat kerangka berpikir penelitian sebagai berikut: Kerangka konseptual penelitian:
Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
1.
Permendiknas No.41 tahun 2007
Pendahuluan a. Menyiapkan pembelajaran b. Mengajukan pertanyaan c. Menjelaskan tujuan pembelajaran d. Menyampaikan materi sesuai silabus. 2. Kegiatan inti a. Eksplorasi b. Elaborasi c. Konfirmasi 3. Penutup a. Membuat rangkuman b. Melakukan penilaian c. Umpan balik d. Tindak lanjut e. Rencana pembelajaran berikutnya
19
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengkaji keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran Sosiologi pada SMAN di Kabupaten Padang Pariaman adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk melihat yang sebenarnya dan menggambarkan secara mendalam sejauhmana Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan pembelajaran Sosiologi di SMAN di Kabuptaten Padang Pariaman. Sedangkan Tipe Penelitian adalah evaluatif, yaitu merupakan penelitian untuk menjawab apakah suatu program terlaksana. Adapun tujuan penelitian evaluatif adalah mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan, apakah program dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah tujuannya tercapai sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. 2.
Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMAN se-Kabupaten Padang
Pariaman. Kabupaten Padang Pariaman mempunyai 15 SMA negeri dan 4 SMA swasta. Mengingat tempat, waktu dan biaya penelitian ini hanya dilaksanakan di 5 SMA Negeri Kabupaten Padang Pariaman yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis, SMAN 1 Enam Lingkung, SMAN 1 Nan Sabaris, SMAN 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1 Batang Anai. Alasan pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian didasarkan pada pertimbangan di antaranya: karena latar belakang pendidikan guru sosiologi di SMA Negeri Kabupaten Padang Pariaman umumnya berasal dari latar belakang ilmu pendidikan yang berbeda. Selain itu Guru di SMA ini sudah
20
lama mengajar terlihat pada saat wawancara, peneliti mendapatkan informasi bahwa dari sembilan orang guru yang diteliti semuanya sudah mengajar selama 928 tahun. Dari sini dapat kita lihat bahwa guru sosiologi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman pada umumnya sudah berpengalaman dalam mengajar Sosiologi. 3.
Informan Penelitian Informan adalah adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Teknik pemilihan informan adalah purposive sampling (sampel bertujuan) yaitu informan ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Teknik ini digunakan karena dalam penelitian ini peneliti sudah mengetahui informan. Setelah dilakukan penelitian jumlah informan penelitian ini adalah 2 orang guru sosiologi dan 2 orang siswa SMAN 1 Ulakan Tapakis, 2 orang guru sosiologi dan 2 orang siswa SMAN 1 Enam Lingkung, 2 orang guru sosiologi dan 2 orang siswa SMAN 1 nan sabaris, 1 orang guru sosiologi dan 2 orang siswa SMAN 2x11 Enam Lingkung, 2 orang guru sosiologi dan 1 orang siswa SMAN 1 Batang Anai. jadi semuanya berjumlah 18 orang yang mana guru yang di teliti semuanya berjumlah 9 orang dan
siswa berjumlah 9 orang. Alasan memilih 18 orang
informan karena, peneliti perlu informasi dan jawaban lebih dalam dari informan. 4.
Jenis dan Sumber Data Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan
dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.
21
Data primer yaitu data yang diperoleh dari guru mata pelajaran sosiologi, dan siswa SMA N 1 Ulakan Tapakis, SMAN 1 Enam Lingkung, SMAN 1 Nan Sabaris, SMAN 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1 Batang Anai, melalui observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka berupa dokumen, buku yang relevan sesuai dengan obyek penelitian dan lain-lainnya yang sangat membantu dalam mengumpulkan data. 5.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti secara langsung melalui
teknik observasi dan wawancara mendalam (indepth interview), pengumpulan data yang dilaksanakan pada penelitian ini sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah teknik pengamatan dan pencatatan secara sistematik semua kegiatan yang diselidiki secara langsung. Teknik observasi digunakan untuk mengamati secara langsung tentang keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Observasi yang dilakukan adalah observasi terbatas. Observasi terbatas peneliti lakukan untuk mendapatkan data langsung dari informan dimana dalam observasi penulis bertindak sebagai partisipan pasif, penulis ikut berada di dalam kelas mengamati jalannya proses pembelajaran yang dilaksanakan guru tetapi penulis tidak ikut dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Pengumpulan data melalui observasi ini dilakukan dengan menggunakan alat berupa lembaran observasi yang berisi hal-hal tentang keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
22
Penelitian ini terhitung mulai bulan 1 Oktober s/d 31 Desember 2012 di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman. Pada saat mencari informasi di lapangan, peneliti
mengamati
kegiatan
yang
dilakukan
guru
dalam
pelaksanaan
pembelajaran. b. Wawancara Wawancara digunakan dalam rangka memperoleh informasi secara langsung dari guru sosiologi, dan beberapa orang siswa tentang keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran Sosiologi. Wawancara yang digunakan adalah wawancara
mendalam
mempersiapkan
pedoman
(indepth
interview).
wawancara
yang
Penulis ditujukan
terlebih kepada
dahulu informan.
Wawancara ini dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah berisikan pokok pertanyaan yang kemudian dikembangkan ketika wawancara
berlangsung.
Dalam
teknik
wawancara ini,
peneliti
menggunakan alat berupa catatan lapangan. Dengan demikian, diperoleh informasi yang detail dan dapat mengungkapkan data yang dibutuhkan. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan yang terbuka dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan idenya. Dalam
hal ini penulis melakukan wawancara dengan guru dan siswa mata
pelajaran sosiologi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman. wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan informan disekolah masing-masing. Setelah selesai wawancara penulis langsung menuliskan kembali hasil wawancara agar tidak hilang dan memudahkan untuk dianalisa. Dengan demikian, dapat diperoleh informasi yang detail dan dapat mengungkapkan data yang dibutuhkan.
23
Setelah selesai observasi, Penulis mewawancarai informan dengan cara langsung bertatap muka di sekolah. Wawancara dilakukan dengan santai dan bebas. Untuk lebih baik hasilnya penulis memilih waktu wawancara saat pergantian jam dan sehabis informan mengajar di lokal agar tidak mengganggu aktifitas informan. Setelah selesai wawancara peneliti lansung menuliskan kembali hasil wawancara tersebut agar tidak hilang dan memudahkan untuk dianalisa. 6.
Validitas Data Agar data yang diperoleh valid, maka peneliti menggunakan teknik
triangulasi data. Menurut Sugiyono (2008: 83) Teknik Triangulasi data adalah teknik pengumpulan data dari sumber data yang telah ada. Triangulasi data dilakukan dengan menyimpulkan data dari berbagai sumber dan metode yang berbeda. Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang sama kepada informan yang berbeda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber yaitu membandingkan hasil wawancara informan satu dengan informan yang lain. Data dari guru yang satu dibandingkan dengan data hasil wawancara dengan guru yang lain, kemudian data dari guru dibandingkan lagi dengan data siswa. Data dari hasil wawancara tersebut peneliti ambil yang tidak sesuai dengan prosedur Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. Data sudah dianggap valid apabila sudah terdapat jawaban yang relatif sama dari berbagai informan.
24
7.
Analisis Data Analisis data dilakukan terus menerus, setelah data diperoleh dari
lapangan, seterusnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis interaktif dari Miles dan Huberman (1992:16-20) sebagai berikut: a. Reduksi data Reduksi
data
dilakukan
dengan
proses
memilih
data
dan
menyederhanakan. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data lapangan dituangkan dalam uraian lengkap. Laporan lapangan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok dan kemudian difokuskan pada hal-hal penting. Data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan guru sosiologi, kepala dan wakil kepala sekolah, kemudian dibaca, dipelajari, ditelaah, dan direduksi dalam bentuk analisis yang terperinci serta dikelompokkan sesuai dengan bidangnya. Reduksi data berjalan secara terus-menerus, baik pada saat pengumpulan data maupun sesudah membaca, mempelajari dan menelaah data yang diperoleh. b. Penyajian data Dalam menyajikan data penulis melakukan secara terus-menerus berhatihati agar data yang teruji tidak menimbulkan bias yang akhirnya dapat mengurangi kesahihan data yang terkumpul, penyajian data dilakukan dengan hati-hati sehingga penulis untuk mengambil kesimmpulan dan tindakan yang tepat sehingga akhirnya terkumpul benar-benar valid. c. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan adalah bagian dari suatu kegiatan konfigurasi untuk mendapatkan kebenaran mengenai keterampilan guru dalam pelaksanaan
25
pembelajaran sosiologi, penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dan bertahap dari kesimpulan sementara sampai pada kesimpulan terakhir, peneliti bersifat terbuka terhadap kesimpulan yang dapat sebelumnya. Kesimpulan dapat berupa pemikiran yang timbul dalam pemikiran peneliti ketika menulis dengan melihat kembali catatan lapangan dan membandingkan pernyataan yang diberikan kepada informan yang berbeda sehingga kesimpulan dapat sesuai dengan tujuan penelitian. Dari semua tahap tersebut serta berdasarkan pada informasi yang di dapat di lapangan dapat memberikan gambaran tentang keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMA N se-Kabupaten Padang Pariaman.
26
BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH PENELITIAN 1. SMAN 1 Ulakan Tapakis a.
Letak Geografis Sekolah SMAN 1 Ulakan Tapakis memiliki luas ± 2 Ha. Sekolah ini terletak di Jl.
Syech Burhanudin No.17 Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, dan agak menjorok ke dalam, sehingga pelaksanaan proses pembelajaran tidak terganggu oleh kebisingan lalu lintas. b.
Visi dan Misi Sekolah Visi sekolah SMAN I Ulakan Tapakis adalah “Mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas berlandaskan iman dan taqwa.” Misi sekolah adalah: 1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) Membentuk siswa yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur 3) Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi 4) Mengembangkan minat dan bakat siswa sesuai dengan kondisi daerah 5) Berorientasi pendidikan perkembangan zaman
masa
depan
yang
sesuai
dengan
6) Mewujudkan manusia yang berjiwa kebangsaan dan nasionalisme 7) Mempersiapkan siswa berkompetitif baik secara nasional maupun internasioanal
26
27
c.
Profil Guru Sosiologi SMAN 1 Ulakan Tapakis Guru yang mengajar di SMAN 1 Ulakan Tapakis berjumlah 51 orang dan
guru bidang studi sosiologi berjumlah 3 orang. Guru yang mengajar sosiologi yaitu Novalina, Maini haryati dan Jamilah. Ibu Novalina SPd mempunyai latar belakang pendidikan Sosiologi UNP beliau sudah 27 tahun memegang bidang studi sosiologi tapi beliau merupakan guru baru di SMAN Ulakan Tapakis, yaitu mulai dari semester Juli-Desember 2012 (lebih kurang 3 bulan). Beliau merupakan tenaga guru dari SMAN 4 Padang hal ini dilakukan untuk memenuhi jam dalam rangka sertifikasi guru dan juga kurangnya tenaga pengajar sosiologi di SMAN 1 Ulakan Tapakis. Ibu Maini Haryati memegang bidang studi sosiologi selama 27 tahun yaitu dari tahun 1985 sampai sekarang. Tetapi beliau mengajar di SMAN Ulakan Tapakis terhitung dari semester Juli-Desember tahun ajaran 2012/2013 (lebih kurang 3 bulan) Latar belakang pendidikan beliau adalah sosiologi UNP. Ibu Maini ini juga berasal dari SMAN 4 Padang Hal ini dilakukan untuk memenuhi jam dalam rangka sertifikasi guru dan juga kurangnya tenaga pengajar sosiologi. Ibu Jamilah telah memegang bidang studi sosiologi selama 5 tahun yaitu dari tahun 2008 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah D3 sosiologi Unand. Ibu Jamilah hanya memegang satu bidang studi sosiologi saja. Hal ini dilakukan karena dia belum sertifikasi. d. Kurikulum dan Sarana Penunjang Sarana yang dimiliki belum cukup lengkap, mulai dari jumlah dan kwalifikasi tenaga kependidikan yang belum sesuai dengan kebutuhan. Selain
28
kondisi tersebut kondisi yang mendukungnya antara lain seluruh tenaga pengajar di SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis telah memenuhi kualifikasi pendidikan dimana hampir 99% adalah lulusan strata satu dan 1% lulusan diploma, semuanya mengajar berdasarkan kualifikasi lulusannya terkecuali sosiologi. Bahan ajar berupa Buku Penunjang baru 75%, peralatan Pusat Sumber Belajar (TIK) belum mencukupi. Sedangkan prasarana yang dimiliki SMAN 1 Ulakan Tapakis adalah ruang belajar yang cukup, sudah memiliki tempat ibadah, tetapi tempat ibadah tersebut sedang direnovasi karena tempat ibadah yang lama diperbaharuhi menjadi ruangan majelis guru dan kepala sekolah, jumlah WC siswa belum mencukupi. Memiliki 1 ruang labor IPA yang digunakan untuk praktek IPA (Kimia, Fisika dan Biologi). Tetapi peneliti melihat fasilitas labor belum lengkap karena labor tersebut baru selesai direnovasi. Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 Ulakan Tapakis adalah kurikulum KTSP yang merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dimana semua guru telah membuat administrasi pembelajaran tetapi masih
belum
mengacu pada administrasi
yang ideal
terutama ketika
diberlakukannya KTSP. Pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam proses pembelajaran belum cukup optimal. Hal ini terjadi karena guru masih banyak
29
yang belum mengetahui dan memahami strategi dan model-model pembelajaran. Selain itu, buku-buku referensi sebagai bahan rujukan belum mencukupi kebutuhan, peneliti juga melihat guru lebih berpedoman pada LKS. e.
Siswa SMAN 1 Ulakan Tapakis Jumlah siswa di SMAN 1 Ulakan Tapakis adalah 630 orang siswa. Siswa ini
terdiri dari: Kelas X: 228, Kelas XI: 211, Kelas XII: 201. 2.
SMAN 1 Enam Lingkung a.
Letak Geografis Sekolah SMAN 1 Enam Lingkung merupakan salah satu sekolah yang terdapat di
Kabupaten Padang Pariaman. Sekolah ini berlokasi di Jl. Padang-Bukittinggi kurang lebih 200 m dari jalan raya. Lingkungan sekolah relatif belum kondusif, karena masih satu lingkup dengan SMK. SMAN 1 Enam Lingkung memiliki luas tanah kurang lebih 3.000 m2. Sekolah ini didirikan pada tahun 1988 yang awalnya bernama SPG Lubuk Alung, kemudian mengalami beberapa tahap perubahan seperti SMAN 2 Lubuk Alung pada tahun 1989, SMAN 3 2X11 Enam Lingkung pada tahun 1993 dan SMU 2 2X11 Enam Lingkung pada tahun 2000. Barulah pada tahun 2005 sekolah ini berubah menjadi SMAN 1 Enam Lingkung. b.
Visi dan Misi Sekolah Visi SMAN 1 Enam Lingkung yaitu ” Terwujudnya siswa berprestasi dan
terampil dengan kinerja yang cermat dan teliti, beriman dan bertaqwa.” Misi SMA Negeri 1 Enam Lingkung adalah: 1. Melaksanakan pembelajaran dengan bimbingan secara efektif. 2. Menumbuhkan semangat belajar berprestasi
30
3. Membentuk generasi yang cerdas, terampil, kreatif dan cinta terhadap tanah air. 4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama, menjadi generasi yang beriman dan bertaqwa. 5. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan komite sekolah. c.
Profil Guru SMAN 1 Enam Lingkung Guru yang mengajar di SMAN 1 Enam Lingkung berjumlah 56 orang.
Guru bidang studi sosiologi berjumlah 3 orang. Guru yang mengajar sosiologi berasal dari berbagai bidang studi seperti Geografi, Antropologi, dan Teknik yaitu Agusni, Aida, Rissalmi. Ibu Agusni memegang bidang studi sosiologi selama 6 tahun yaitu dari tahun 2006 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah Geografi. Ibu Agusni ini memegang dua bidang studi di sekolah yaitu geografi
dan
sosiologi. Hal ini dilakukan untuk memenuhi jam dalam rangka sertifikasi guru dan juga kurangnya tenaga pengajar sosiologi. Ibu Aida Rifni S.sos telah memegang bidang studi sosiologi selama 9 tahun yaitu dari tahun 2003 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah Antropologi Unand. Ibu Aida hanya memegang satu bidang studi sosiologi di SMAN 1 Enam Lingkung yaitu kelas XI. Ibu Dra. Rissalmi memegang bidang studi sosiologi di SMAN 1 Enam Lingkung selama 17 tahun di kelas XII dan sudah mengajar selama 26 tahun yaitu dari tahun 87 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah Teknik .
31
Ibu Rissalmi ini memegang satu bidang studi di sekolah enam lingkung dan satu bidang studi lagi di sekolah lain. Hal ini dilakukan untuk memenuhi jam dalam rangka sertifikasi guru. d. Kurikulum dan Sarana Penunjang Sarana yang dimiliki belum cukup lengkap, mulai dari jumlah dan kwalifikasi tenaga kependidikan yang belum sesuai dengan kebutuhan, peralatan pusat sumber belajar (TIK) belum mencukupi, bahan ajar berupa buku penunjang baru 35%, belum memiliki Pusat Sumber Belajar (PSB). Prasarana di SMAN 1 Enam Lingkung sudah memiliki sarana ibadah, jumlah WC siswa belum mencukupi, labor yang belum memadai. Dengan kurang lengkapnnya fasilitas sekolah tersebut, maka SMAN 1 Enam Lingkung mempunyai hambatan-hambatan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar tetapi tidak mengurangi semangat guru-gurunya untuk mengajar. Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 Enam Lingkung adalah kurikulum KTSP kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dimana semua guru telah membuat administrasi pembelajaran tetapi masih belum mengacu pada administrasi yang ideal terutama ketika diberlakukannya KTSP. Selain itu bukubuku referensi sebagai bahan rujukan masih belum mencukupi kebutuhan sehingga guru cenderung menggunakan LKS sebagai sumber pembelajaran.
32
Pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam proses pembelajaran
belum
optimal.
Pada
pembelajaran
sosiologi
tidak
ada
menggunakan media pembelajaran karena menurut guru sosiologi SMAN I Enam Lingkung menggunakan media akan lebih banyak membuang waktu dan mereka pun belum bisa menggunakan laptop sehingga sulit untuk menggunakan media dalam pembelajaran. e.
Siswa SMAN 1 Enam Lingkung
Jumlah siswa SMAN 1 Enam Lingkung adalah 758 orang siswa. Siswa ini terdiri dari: Kelas X:321, Kelas XI:256, Kelas XII:181. 3.
SMAN 1 Nan Sabaris a.
Letak dan luas Geografis Sekolah SMA N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman terletak kurang
lebih 10 km dari pusat Kota Pariaman tepatnya di Jalan Tuanko Mudo Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman dan berjarak sekitar 100 meter dari jalan raya. Transportasi yang lancar dan letaknya yang tidak terlalu dekat dengan jalan raya membuat sekolah ini cukup nyaman dan ideal untuk belajar. Letak lokasi SMA N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman berbatasan dengan : -
Sebelah Utara berbatasan dengan rumah masyarakat
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan lahan kosong
-
Sebelah Barat berbatasan dengan lahan kosong
-
Sebelah Timur berbatasan dengan rumah masyarakat
33
b.
Visi dan Misi Akademik SMA Negeri 1 Nan Sabaris
Adapun Visi dari SMA Negeri 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman ialah : 1. Unggul dalam prestasi 2. Terampil dalam berkarya 3. Sopan dalam bersikap Adapun Misi dari SMA Negeri 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman ialah : 1. Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Membekali siswa dengan ilmu pengetahuandan keterampilan / life skill 3. Mempersiapkan siswa melanjutkan pendidkan ke perguruan tinggi c.
Profil Guru Sosiologi SMAN 1 Nan Sabaris Guru yang mengajar di SMAN 1 Nan Sabaris berjumlah 75 orang. Guru
bidang studi sosiologi berjumlah 3 orang. Guru yang mengajar sosiologi berasal dari berbagai bidang studi seperti Kurikulum, Sejarah, dan Kewarganegaraan yaitu Dra.Rike Komariah, Sumarni SPd, Miswarti SPd. Ibu Rike Komariah memegang bidang studi sosiologi selama 17 tahun di kelas XII dan mulai mengajar yaitu dari tahun 2008 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah Kurikulum. Ibu Rike hanya memegang satu bidang studi saja di SMAN 1 Nan Sabaris yaitu sosiologi di kelas XII. Ibu Sumarni SPd telah memegang bidang studi sosiologi selama 20 tahun yaitu dari tahun 1992 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah sejarah. Ibu Sumarni hanya memegang satu bidang studi sosiologi di SMAN 1 Nan Sabaris yaitu kelas XI. Ibu Miswarti Spd telah memegang bidang studi sosiologi selama 10 tahun yaitu dari tahun 2002 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah
34
Kewarganegaraan. Ibu Miswarti hanya memegang satu bidang studi sosiologi di SMAN 1 Nan Sabaris yaitu kelas X. d.
Luas SMA N 1 Nan Sabaris Lahan tempat berdirinya SMA N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang
Pariaman ini cukup luas yaitu kurang lebih 14.750 m2 dengan luas bangunan 2.368 m2, luas halaman dan taman 750 m2, lapangan olahraga 825 m2 dan lain-lain 10.807 m2. e.
Sejarah SMA N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman SMA N 1 Nan Sabaris berlokasi di jalan Tuanku Mudo Kecamatan Nan
Sabaris Kabupaten padang Pariaman. SMAN 1 Nan Sabaris berdiri pada tahun 1985 dengan Kepala Sekolah pertamanya Drs. Syibli Syarif yang pada awal berdiri hanya memiliki 9 lokal. SMA 1 Nan Sabaris sekarang dipimpin oleh Drs. Zulkaham M.Pd dan sejak berdirinya pada tahun 1985 SMA 1 Nan Sabaris telah mengalami pergantian pemimpin atau kepala sekolah sebanyak sembilan kali.
35
Tabel 1 Daftar Nama Kepala Sekolah SMA 1 Nan Sabaris Dalam Beberapa Periode No
Nama Kepala Sekolah
Masa Jabatan
1
Drs. Syibli Syarif
1985-1986
2
Drs. Syafrial Rizal
1986-1990
3
Drs. H. Nursyamin
1990-1995
4
Anas Aliruddin
1995-1998
5
Drs. H. Bustamar
1998
6
Drs. Zulkarnaini
1998-2001
7
Drs. Lahmuddin
2001-2009
8
Akmal, S.Pd
2009-2010
9
Drs. Zulkaham, M. Pd
2010-sekarang
Sumber: SMAN 1 Nan Sabaris Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepala sekolah yang paling lama masa jabatannya adalah Bapak Drs. Lahmuddin yang menjabat dari tahun 2001-2009 yaitu selama 8 tahun, dan masa jabatan kepala sekolah sekarang Drs. Zulkaham, M.Pd baru menjabat selama 2 tahun mulai dari tahun 2010-sekarang. f.
Sarana dan Prasana Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang dari kelancaran proses kegiatan belajar mengajar. Saat ini SMA N 1 Nan Sabaris sudah memiliki bangunan sekolah yang permanen dan sarana prasarana yang cukup. Ini bisa terlihat dari :
36
Tabel 2 Sarana dan Prasarana yang Tersedia Di SMAN 1 Nan Sabaris No
Ruangan
Jumlah
1
Ruang Kepala Sekolah
1
2
Ruang Wakil Kepala Sekolah
1
3
Ruang Majelis Guru
1
4
Ruang Tata Usaha
1
5
Ruangan Perpustakaan
1
6
Ruangan Komputer
1
7
Ruangan Multimedia
1
8
Ruangan Labor IPA
2
9
Ruang Belajar/Kelas
24
10
Ruang Bimbingan dan Konseling
1
11
Musholla
1
12
Ruang Osis
1
13
Ruang SKM
1
14
Ruang Serba Guna
1
15
Ruang Auvi
16
Gudang
1
17
WC Guru
2
18
WC Siswa
6
19
Lapangan Upacara
1
20
Lapangan Basket
1
Sumber: SMAN 1 Nan Sabaris Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ruangan yang banyak disediakan adalah ruangan belajar siswa sebanyak 24 lokal.
37
g.
Penjelasan Ruangan 1. Ruang Belajar / Kelas Ruang belajar atau kelas yang ada di SMA N 1 Nan Sabaris ini berjumlah 24 lokal dengan :9 lokal untuk kelas X, 8 lokal untuk kelas XI, 6 lokal untuk kelas XII. 2. Ruang Multimedia Ruang multimedia digunakan oleh siswa untuk mempelajari pelajaran
komputer. Ruangan ini menyediakan laptop dan In Focus, dimana siswa dan guru dapat menggunakannya untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar. 3. Perpustakaan Perpustakaan di SMA N 1 Nan Sabaris dikelola oleh seorang petugas pustaka dan dibuka setiap harinya dari senin sampai Sabtu. Dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB untuk hari Jum’at perpustakaan tutup pukul 11.00 WIB. Perpustakaan ini memiliki koleksi buku dari tiap mata pelajaran, buku umum, cerpen, kamus, Al-Qur’an, bahkan majalah. Buku-buku ini diperoleh dari dana sekolah; sumbangan pemerintah, siswa yang lulus maupun penerbit; dan juga denda pengganti kehilangan buku oleh siswa. Untuk peminjaman buku di perpustakaan siswa harus memiliki kartu anggota pustaka. Batas waktu peminjaman untuk masing-masing buku berbeda. Batas waktu untuk buku pelajaran yaitu 1 semester hingga 1 tahun. Untuk buku bacaan seperti novel, komik dan buku kumpulan cerpen lainnya batas
38
peminjamannya adalah 1 minggu. Jika dalam batas waktu yang telah ditentukan siswa tidak mengembalikan buku tersebut maka akan dikenakan denda. 4. Lapangan Parkir Lapangan parkir
SMA 1 Nan Sabaris terbagi 3 yaitu untuk kepala
sekolah lapangan parkirnya didepan kantor kepala sekolah. Sedangkan parkir untuk majelis guru terletak di samping ruangan kelas dan parkir untuk siswa terletak di depan ruang serba guna. h. Personalia SMA Negeri 1 Nan Sabaris SMA Negeri 1 Nan Sabaris memiliki perangkat mulai dari Kepala Sekolah, dewan guru, personalia tata usaha, bagian kebersihan dan siswa dengan struktur organisasi dan personalia tahun ajaran 2012/2013 sebagai berikut :Kepala Sekolah: Drs. Zulkaham, M.Pd, Wakasek Kesiswaan: Drs. Algusmatin, Wakasek Kurikulum: Dra. Asnailis, Wakasek Sarana dan Prasarana: Dra. Desmiati, Wakasek Kerjasama Masyarakat: Drs. Syaiful Anwar, Kepala Tata Usaha: Zakirman S.Sos, Tata Usaha: 7 orang, Jumlah Dewan Guru : 75 orang, Jumlah Bagian Kebersihan: 3 orang, Jumlah Siswa: 812 orang yang mana kelas X:288, kelas XI:268, kelas XII:256. 4.
SMAN 1 2X11 Enam Lingkung a.
Letak Geografis Sekolah SMAN 1 2X11 Enam Lingkung terletak di Desa Bari kanagarian Sicincin
Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, lebih kurang 500 M dari pasar Sicincin sebelah kiri ruas jalan Padang-Bukittinggi (persimpangan jalan menuju Sungai Sariak
39
kecamatan VII Koto Sei. Sariak). Sekolah terletak di daerah pedesaan yang jauh dari kebisingan suara kendaraan. SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung sudah di kelilingi pagar. Pagar yang ada disekeliling bertujuan untuk menghindari tindakan siswa untuk bolos dari sekolah dan menghindari warga sekolah dari gangguan luar lainnya. b.
Visi dan Misi Sekolah
Visi sekolah: terwujudnya lulusan yang berilmu pengetahuan, terampil, mandiri serta beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Misi sekolah : 1) Membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur serta mempertinggi Imtaq terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Meningkatkan prestasi belajar peserta didik dibidang akademik dan non akademik 3) Meningkatkan prestasi peserta didik yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. 4) Membentuk manusia yang terampil dan mandiri dalam menghadapi tantangan masa depan. c. Profil Guru Sosiologi SMAN 1 2X11 Enam Lingkung Guru yang mengajar di SMAN 1 2X11 Enam Lingkung berjumlah 64 orang. Guru yang mengajar bidang studi sosiologi berjumlah 2 orang dari 64 orang guru keseluruhan. Guru yang mengajar sosiologi berasal dari bidang Sosiologi dan Kewarganegaraan yaitu Yose Rizal, Muntikhana. Bapak Yoserizal memegang bidang studi sosiologi selama 9 tahun yaitu dari tahun 2003 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah sosiologi. Bapak Yoserizal ini hanya memegang bidang studi sosiologi di sekolah. Bapak Yoserizal ini merupakan guru tetap di sekolah tersebut.
40
Ibu Muntikhana memegang bidang studi sosiologi selama 20 tahun yaitu dari tahun 1992 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah KWN UNP. Ibu Muntikhana ini memegang satu bidang studi di sekolah yaitu sosiologi. Beliau telah mendapat sertifikasi. d. Kurikulum dan Sarana Penunjang Sarana yang dimiliki sudah cukup lengkap, mulai dari Jumlah dan Kwalifikasi Tenaga Kependidikan yang sudah sesuai dengan kebutuhan, Peralatan Pusat Sumber Belajar (TIK) sudah mencukupi, bahan ajar berupa buku penunjang sudah 85%, sudah memiliki Pusat Sumber Belajar (PSB). Sedangkan prasarana di SMAN 1 2X11 Enam Lingkung adalah sudah memiliki sarana ibadah, jumlah WC siswa sudah mencukupi, memiliki 2 ruang labor IPA yang digunakan untuk praktek IPA (Kimia, Fisika dan Biologi). Dengan lengkapnya fasilitas di sekolah tersebut, maka SMAN 1 2x11 Enam Lingkung menjadi sekolah yang disukai oleh siswa dan orang tua murid.
Di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung ini sudah cukup optimal pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam proses pembelajaran serta kebiasaan mengajar dengan cara yang menggunakan strategi dan model-model pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Hal ini terjadi karena para guru sudah cukup banyak yang mengetahui dan memahami strategi dan model-model pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada saat ini. Meskipun sekolah ini telah memiliki labor multimedia sebagai ruang penunjang namun, pada pembelajaran sosiologi tidak ada menggunakan media pembelajaran karena
41
menurut guru sosiologi SMAN I 2X11 Enam Lingkung menggunakan media akan lebih banyak membuang waktu dan mereka pun belum bisa menggunakan laptop sehingga sulit untuk menggunakan media dalam pembelajaran. Selain itu buku-buku referensi sebagai bahan rujukan sudah ada tetapi masih belum mencukupi kebutuhan sehingga guru cenderung menggunakan LKS sebagai sumber pembelajaran. Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung
adalah
kurikulum KTSP kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). e. Siswa SMAN 1 2X11 Enam Lingkung Jumlah siswa di SMAN 1 2 x11 Enam Lingkung adalah 643. Dengan rincian 241 laki-laki dan 402 perempuan. 5.
SMAN 1 Batang Anai a.
Letak Geografis Sekolah SMA Negeri 1 Batang Anai memiliki lokasi yang cukup luas. Sekolah
yang terletak antara jalur Padang-Bukittinggi ini bangunannya sudah di tata dengan baik. Pekarangan sekolah juga terlihat bersih dan rapi. Pekarangan yang luas dimanfaatkan warga sekolah dengan menanam berbagai bunga, pinang, pisang, ubi kayu dan lain-lain.
42
SMA Negeri 1 Batang Anai sudah di kelilingi pagar. Pagar yang ada disekeliling bertujuan untuk menghindari tindakan siswa untuk bolos dari sekolah dan menghindari warga sekolah dari gangguan luar lainnya. b.
Visi dan Misi SMA Negeri 1 Batang Anai
Visi : Menjadi Sekolah yang berbudaya, terampil dan berprestasi Misi : 1. Menyusun dan merumuskan kurikulum SMAN 1 Batang Anai yang mampu dijadikan rujukan dan acuan segala bentuk tindakan dan kegiatan di SMA Negeri 1 Batang Anai. 2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan. 3. Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 4. Melengkapi sarana dan prasarana yang akan menunjang pelaksanaan proses pembelajaran, pembinaan kepribadian dan pengembangan life skill. 5. Melaksanakan pengelolaan SMAN 1 Batang Anai dengan menganut konsep Managemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Managemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). 6. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan melalui pendidikan dan pelatihan serta memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3 bagi guru-guru yang berminat dan berkemampuan. 7. Memenuhi tingkat pembiayaan ideal persiswa sesuai dengan ketentuan Undang-Undang dengan mengoptimalkan partisipasi orang tua, masyarakat dan sumber-sumber lain yang tidak mengikat. 8. Melaksanakan evaluasi kebermaknaan yang menyenangkan secara terusmenerus dan berkelanjutan. 9. Menumbuhkembangkan budaya islami dan kultur keminangkabauan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat sekolah. c.
Profil Guru Sosiologi SMAN 1 Batang Anai Guru yang mengajar di SMAN 1 Batang Anai berjumlah 63 orang, guru
bidang studi sosiologi berjumlah 3 orang yaitu Rahmawati, Firdaus, Spema Irrat Destao. Guru yang mengajar sosiologi berasal dari sosiologi murni dan geografi. Masing-masing guru sosiologi telah lama memegang bidang studi tersebut.
43
Bapak Spema Irrat Destao, S.Pd mempunyai latar belakang pendidikan geografi. Beliau memegang bidang studi sosiologi ini selama 8 tahun yaitu mulai pada tahun 2004 sampai dengan sekarang. Bapak Spema Irrat Destao, memegang dua bidang studi di sekolah yaitu Antropologi dan Sosiologi. Bapak Firdaus memegang bidang studi sosiologi selama 9 tahun yaitu dari tahun 2003 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah KTP, bapak Firdaus hanya memegang satu bidang studi di sekolah yakni Sosiologi. Ibu Rahmawati, M.Pd memegang bidang studi sosiologi selama 8 tahun yaitu dari tahun 2004 sampai sekarang. Latar belakang beliau S1 dan S2 Sosiologi di UNP. d.
Kurikulum dan Sarana Penunjang Sarana yang dimiliki sudah lengkap, mulai dari jumlah dan kwalifikasi
tenaga kependidikan yang sudah sesuai dengan kebutuhan. Selain kondisi tersebut kondisi yang mendukungnya antara lain seluruh tenaga pengajar di SMA Negeri 1 Batang Anai telah memenuhi kualifikasi pendidikan dimana sudah 100% adalah lulusan strata satu, semuanya mengajar berdasarkan kualifikasi lulusannya terkecuali sosiologi. Bahan ajar berupa Buku Penunjang sudah 90%, peralatan Pusat Sumber Belajar (TIK) sudah mencukupi. Sedangkan prasarana yang dimiliki SMAN 1 Batang Anai adalah ruang belajar yang cukup, sudah memiliki tempat ibadah, jumlah WC siswa sudah mencukupi. Memiliki 2 ruang labor IPA yang digunakan untuk praktek IPA (Kimia, Fisika dan Biologi).
44
Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 Batang Anai adalah kurikulum KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dimana guru telah membuat administrasi pembelajaran tetapi masih belum mengacu pada administrasi yang ideal terutama ketika diberlakukannya KTSP namun pelaksanaannya tergantung kepada masing-masing guru. Pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam proses pembelajaran dimana sekolah ini telah memiliki labor multimedia sebagai ruang penunjang. Namun, pada pembelajaran sosiologi tidak ada menggunakan media pembelajaran karena menurut guru sosiologi SMAN I Batang Anai menggunakan media akan lebih banyak membuang waktu dan mereka pun belum bisa menggunakan laptop sehingga sulit untuk menggunakan media dalam pembelajaran. Pada pustaka SMAN I Batang Anai sudah tersedia buku pembelajaran tentang sosiologi tetapi jumlahnya tidak mencukupi dengan jumlah siswa namun, buku tersebut tidak dipergunakan karena guru cenderung menggunakan LKS yang merupakan hasil dari MGMP guru sosiologi se-Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pembelajaran baik bagi guru maupun siswa karena semua siswa bisa memiliki sumber belajar dengan harga yang murah dan isinya pun berupa rangkuman dari materi pembelajaran sosiologi.
45
e.
Siswa SMAN 1 Batang Anai Jumlah siswa di SMAN 1 Batang Anai adalah:Kelas X:318 orang, Kelas
XI:254 orang, Kelas XII:248 orang. F. MGMP Guru Sosiologi MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) merupakan organisasi non struktural, kegiatan ini dilaksanakan 12 kali dalam satu tahun, namun pelaksanaan kegiatan ini sering kurang memadai sebagai forum untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Hal ini terlihat dari masih banyak guru yang belum memahami cara menyelesaikan perencanaan. Kegiatan tersebut banyak digunakan untuk ajang pertemuan dan arisan bagi guru-guru, bukan untuk membahas permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Menurut pedoman yang diterbitkan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, MGMP memiliki 5 tujuan sebagai berikut : a) Mendorong guru untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka dalam merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi kegiatan belajar mengajar b) Wadah untuk merundingkan masalah
yang dihadapi guru
dalam
melaksanakan kewajibannya sehari-hari dan untuk mencari pemecahan yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan, guru, kondisi sekolah dan masyarakat c) Memberi kesempatan kepada para guru untuk berbagi informasi dan pengalaman mengenai pelaksanaan kurikulum serta mengembangkan sains dan teknologi
46
d) Menyediakan kesempatan bagi para guru untuk menyampaikan pendapat mereka pada pertemuan MGMP sehingga meningkatkan kemampuan mereka e) Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga lain untuk menciptakan proses belajar menahjar yang kondusif, efektif dan menyenangkan; Keberadaan MGMP itu diharapkan dapat mengembangkan profesi guru, akan tetapi kenyataan di lapangan masih banyak hambatan dan masalah untuk mewujudkan tujuan MGMP karena beberapa alasan berikut : a. Kegiatan MGMP biasanya dirancang berbasis proyek, kalau ada biaya baru diadakan kegiatan dan bukan atas inisiatif guru b. Tidak seluruh guru dapat mengikuti kegiatan MGMP,biasanya sekolah hanya mengirimkan wakil-wakilnya saja karena keterbatasan biaya yang disediakan di sekolah c. Guru-guru di daerah terpencil sulit menghadiri kegiatan MGMP yang biasanya diselenggarakan di pusat kabupaten/kota karena hambatan waktu, transportasi dan biaya d.
Sejumlah sekolah mengabaikan “hari MGMP” malah memberi tugas mengajar yang penuh kepada guru pada hari pertemuan MGMP
e.
Sebagian guru tidak merasa tertarik dengan kegiatan MGMP karena mungkin guru merasa kurang merasakan manfaat bagi dirinya Guru merupakan suatu elemen penting dalam dunia pendidikan, karena
guru adalah pelaksana dari kegiatan belajar. Kabupaten Padang Pariaman
47
memiliki 15 SMA Negeri dan 4 SMA Swasta. MGMP diadakan di sekolah masing-masing. MGMP ini di laksanakan dua sampai tiga kali dalam sebulan. Pelatihan bagi guru sosiologi mengkaji/membahas masalah-masalah yang di hadapi pada persiapan dan pelaksanaan mengajar berdasarkan topik atau pokok bahasan yang ada sesuai dengan kurikulum. Beberapa pola kegiatan telah dilaksanakan di tempat yang berbeda sesuai dengan kondisi setempat. Pertemuan tersebut diorganisasikan dan dipimpin oleh pemandu yang telah mengikuti pelatihan. Pertemuan harus lebih menekankan pada unsur praktik dan harus interaktif. Kegiatan MGMP di awali dengan kegiatan sosialisasi tentang kebijakan dalam pembinaan tenaga pendidik guna meningkatkan mutu pendidikan yang di pandu langsung oleh kepala sekolah. Kegiatan pada pertemuan berikutnya merevisi program tahunan, merevisi program, silabus, dan RPP Sosiologi, merevisi program semester, program mingguan dan harian sosiologi, merevisi bahan ajar X s/d XII Sosiologi merancang media sederhana pembelajaran, membahas permasalahan sehari-hari yang ditemui dalam PBM. Kegiatan ini dipandu oleh pemandu kegiatan yang telah ditunjuk, biasanya guru-guru bidang studi yang telah mengikuti pelatihan atau worshop dan wakil kurikulum sebagai pemandu kegiatan ini.Namun pada tahap desiminasi kegiatan (merevisi ulang semua kegiatan), kegiatan ini dipandu langsung oleh pengurus MGMP. Kegiatan yang dilaksanakan dalam MGMP oleh guru sosiologi, guru diajak memahami bagaimana mengelola dan mengaktifkan MGMP/MGMPS pada setiap sekolah, menyiapkan program yang terfokus pada peningkatan mutu KBM,
48
dan membahas pelaksanaan MGMP/MGMPS. Pelaksanaan MGMP biasanya diselenggarakan di ruang kelas pada salah satu sekolah. Pertemuan MGMP biasanya berlangsung sekali pada siang hari setelah selesai jam sekolah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang kehidupan masyarakat, maka turut membawa perubahan paradigma dalam bidang pendidikan. Perubahan paradigma pendidikan diera sekarang mengharuskan adanya perubahan fungsi dan peran kepala sekolah. Kepala sekolah tidak lagi hanya melakukan kebijakan-kebijakan yang bersifat sentralistik, tetapi telah juga bergerak kearah desentralistik dan manajemen partisipatif. Kepala sekolah tidak lagi bekerja secara individual yang cerdas tetapi juga harus bekerja secara team work. Pergeseran fungsi dan peran kepala sekolah dalam mengelola sekolah mengharuskan adanya tuntutan kepala sekolah yang aktif, kreatif, dan inovatif. Dengan kata lain, kepala sekolah dituntut harus proaktif dan mampu melakukan perubahan-perubahan di sekolah yang mampu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
49
BAB III Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi Dalam bab ini dikemukakan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, pembahasan sesuai dengan Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman yang mengacu pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran yang meliputi: Kegiatan Pendahuluan (membuka pelajaran), Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup. A. Deskripsi Data 1. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. (Permendiknas No. 41 Tahun 2007). Dalam Kegiatan Pendahuluan hal-hal yang harus dilakukan guru adalah: Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik, mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan pelajaran yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa pada awal pembelajaran semua guru sudah
49
50
menyiapkan peserta didik baik secara psikis maupun fisik. Secara fisik guru sudah melihat suasana kelas apakah sudah rapi dan bersih, jika masih ada sampah yang berserakan di kelas guru meminta siswa untuk memungutnya, membersihkan papan tulis, melihat pakaian siswa apakah sudah rapi atau belum, bagi yang terlambat masuk kelas melapor keguru piket baru bisa masuk kelas. Secara psikis seperti menyuruh siswa untuk mengeluarkan buku Sosiologi dan buku yang tidak berhubungan dengan Sosiologi disimpan, berdo’a, membaca al-qur’an dan absensi agar guru mengetahui siswa yang tidak hadir dan mengetahui alasan siswa yang tidak hadir tersebut. Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Maini, Guru SMAN 1 di kelas XI terungkap bahwa : Pada awal masuk Ibu selalu mencek ruangan belajar dan siswa, apakah sudah siap untuk belajar atau belum, jika masih ada sampah yang berserakan atau siswa masih banyak yang diluar ibu belum memulai pembelajaran, setelah semuanya rapi dan bersih baru mulai dengan membaca do’a, baca alqur’an dan absensi. Hal ini diperkuat oleh Ibu Novalina, guru kelas XII IPS 1 Ulakan Tapakis, wawancara tanggal 3 Oktober 2012 menyatakan bahwa: Agar siswa siap untuk memerima pembelajaran maka sebelum memulai pembelajaran semua harus rapi dan bersih, mulai dari pakaian dan tempat duduk, baru bisa memulai pembelajaran dengan membaca do’a, baca alqur’an dan absensi. Hal yang sama juga dituturkan oleh guru SMAN 1 Enam Lingkung ibu Rissalmi di kelas X2, wawancara tanggal 5 Oktober 2012, berikut penuturannya: Sebelum membaca do’a, seluruh pakaian dan tempat duduk siswa harus rapi agar siswa bisa mengikuti pembelajaran baik secara fisik maupun psikis, baru membaca do’a, baca
51
alqur’an dan absensi siswa, apakah siswa banyak yang tidak masuk dan sebagainya. Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa semua guru Sosiologi SMAN di Kabupaten Padang Pariaman sudah
menyiapkan peserta
didik secara psikis dan fisik dengan baik. Dengan demikian menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik yang dilakukan guru Kabupaten Padang Pariaman sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. b. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman, menunjukkan bahwa empat dari sembian guru di SMAN Kabupaten Padang Pariaman tidak mengajukan pertanyaan dan mengaitkan pelajaran minggu lalu dengan materi yang akan dipelajari sekarang , yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis dan SMAN 1 Enam Lingkung. Guru langsung saja masuk kemateri hari itu dengan membacakan LKS (Lembar Kerja Siswa). Guru tidak mengetahui apakah siswa paham atau masih ingat dengan materi yang lalu atau tidak, sementara siswa pun tidak ada yang menanya pelajaran minggu lalu. Berdasarkan wawancara 3 Oktober 2012 dengan Ibu Novalina, guru kelas XII IPS 1 terungkap bahwa: Setelah selesai mengabsen siswa, Ibu menyuruh siswa membuka LKS (Lembar Kerja Siswa) dan mendengarkan Ibu menjelaskan LKS tersebut, setelah itu siswa membuat tugas yang ada di LKS sampai bel berbunyi, setelah bel berbunyi tugas dikumpul. jika tugas selesai sebelum bel, tugas akan dibahas secara bersama.
52
Hal ini diperkuat oleh Ibu Aida, guru kelas XI IPS2 Enam Lingkung, wawancara tanggal 22 Oktober 2012, terungkap bahwa: “Setelah selesai mengabsensi siswa ibu menanya apakah ada PR yang akan dikumpul hari ini? Jika tidak maka masuk ke materi baru”. Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa empat dari sembilan guru SMAN di Kabupaten Padang Pariaman belum mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis dan SMAN 1 Enam Lingkung. Dengan demikian mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari ada dua guru di Padang Pariaman yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. c. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa, lima dari sembilan guru di SMAN Kabupaten Padang Pariaman sudah menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai tapi pada kegiatan penutup, saat guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yaitu SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1 Enam Lingkung, dan SMAN 1 Nan Sabaris. Tapi empat dari sembilan guru di SMAN Kabupaten Padang Pariaman sama sekali tidak dijelaskan oleh guru mengenai penjelasan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1 Ulakan Tapakis.
53
Berdasarkan wawancara tanggal 23 Oktober 2012 dengan Bapak Firdaus, Guru SMAN 1 Batang Anai di kelas XI IPS 2, Waktu pelajaran sosiologi jam 7-8, setelah Bapak masuk ke dalam kelas dengan menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik, mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran minggu, menyuruh siswa membuka LKS dan menjelaskan materi yang ada di dalam LKS. setelah semuanya dijelaskan, peneliti melihat pada saat kegiatan penutup pelajaran bapak menjelaskan tujuan dari pembelajaran hari itu. Seperti tampak bahwa: Bapak tidak ada menyampaikan tujuan pembelajaran pada awal kegiatan pembelajaran, karena nanti pada akhir kegiatan pembelajaran sudah mencakup semuanya termasuk tujuan pembelajarn. Hal ini diperkuat oleh Ibuk Rissalmi guru SMAN 1 Enam Lingkung pada tanggal 5 Oktober 2012 terungkap bahwa: “Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran Ibuk tidak diawal tapi setelah selesai menyampaikan materi atau pada saat kesimpulan (kegiatan inti)”. Sama halnya yang terjadi di SMAN 1 Nan Sabaris di kelas XII IPS 1 pada jam 1-2 (observasi tanggal 15 0ktober 2012) dengan materi lembaga sosial, setelah guru menyiapkan siswa seperti berdo’a, baca al-qur’an, dan mengabsen, menanyakan pembelajaran minggu lalu, tugas minggu lalu dikumpulkan kemeja guru kemudian menyuruh siswa mengeluarkan LKS dan guru menjelaskan materi yang ada didalam LKS tersebut. Berdasarkan wawancara dengan guru SMAN 1 Nan Sabaris kelas XII yaitu Ibuk Rike Komariah yang menyatakan: Penyampaian tujuan pelajaran tidak ada ibuk sampaikan pada kegiatan awal, tapi pada bagian kesimpulan ibuk menyampaikan kepada siswa tentang pentingnya belajar berdasarkan materi.
54
Hal senada juga diungkapkan oleh B siswa kelas X.4 2x11 Enam Lingkung (observasi Tanggal 22 Oktober 2012) yang mengatakan bahwa: “Dalam pembelajaran Ibu tidak ada menyampaikan tujuan pembelajaran, setelah menyiapkan pembelajaran ibu langsung ke materi”. Berbeda dengan SMAN 1 Ulakan Tapakis, peneliti melihat bahwa guru tidak ada menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, seperti saat wawancara tanggal 3 Oktober 2012, dengan Ibu Maiti terungkap bahwa: “, Ibu tidak ada menyampaikan tujuan belajar ke siswa karena tujuan itu sudah ada di RPP setelah selesai berdo’a dan absensi Ibu menanya pelajaran minggu lalu dan langsung ke materi, kalau ada tugas dibahas dulu”. Hal ini diperkuat oleh Ibu Munthikana, guru X.4 2X11 Enam Lingkung. wawancara tanggal 23 Oktober 2012, terungkap bahwa: “setelah selesai mengabsensi siswa Ibu lanjut ke materi yang akan dipelajari hari ini”. Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa
lima dari
sembilan guru SMAN di Kabupaten Padang Pariaman gurunya sudah menyampaikan tujuan pembelajaran, tapi pada kegiatan penutup saat guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yaitu di SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1 Enam Lingkung, dan SMAN 1 Nan Sabaris. Empat dari sembilan guru di SMAN Kabupaten Padang Pariaman sama sekali tidak menjelaskan mengenai penjelasan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1 Ulakan Tapakis. Dengan demikian menyampaikan tujuan pembelajaran belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
55
d. Menyampaikan materi sesuai silabus. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa, Dalam menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus sudah diterapkan. Berdasarkan wawancara tanggal 5 Oktober 2012 dengan ibu Aida, guru SMAN 1 Enam Lingkung, terungkap bahwa: Ibu sudah menyampaikan materi sesuai silabus dan sampai mana batas pelajaran yang akan dicapai pada hari itu maupun dalam satu semester. Hanya saja penjelasannya sewaktu akan menyampaikan materi hari itu, berarti setiap Ibu masuk kelas, Ibu menyampaikan materi berdasarkan silabus. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus sudah diterapkan tetapi hanya berdasarkan materi yang akan dipelajari pada waktu itu. Dengan demikian menyampaikan materi sesuai silabus sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. Secara keseluruhan berdasarkan observasi dan wawancara peneliti di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, Dari ke empat Kegiatan Pendahuluan yang seharusnya dilakukan oleh guru, yaitu sudah menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik dengan baik, dua dari lima SMAN di Kabupaten Padang Pariaman tersebut belum mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis dan SMAN 1 Enam Lingkung. ada dua klasifikasi guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu SMAN yang menyampaikan tujuan pembelajaran tapi pada kegiatan penutup saat guru
56
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yaitu SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1 Enam Lingkung, dan SMAN 1 Nan Sabaris dan ada yang sama sekali tidak dijelaskan oleh guru mengenai penjelasan tujuan dan kompetensi dasar yang akan di capai yaitu di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1 Ulakan Tapakis. Dalam menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus sudah diterapkan tetapi hanya berdasarkan materi yang akan dipelajari pada waktu itu. Dengan demikian dari ke empat Kegiatan Pendahuluan dua diantaranya belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 yaitu: dua dari lima SMAN di Kabupaten Padang Pariaman belum mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari dan ada dua klasifikasi guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti Pelaksanaan Kegiatan Inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan Inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
57
a. Eksplorasi Dalam eksplorasi kegiatan guru adalah: Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari, menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain, memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antar peserta didik dengan guru , lingkungan dan sumber belajar lainnya dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. 1) Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa semua guru Sosiologi di SMAN Padang Pariaman sudah melibatkan peserta didik mencari informasi dalam materi yang akan dipelajari, Dengan demikian melibatkan peserta didik mencari informasi dalam materi yang akan dipelajari sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. 2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lainnya. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa semua Guru tidak menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan guru terbatas hanya satu buku sumber saja dan untuk siswa hanya bersumber dari LKS (lembar kerja siswa). Berdasarkan observasi peneliti di SMAN 1 Ulakan Tapakis kelas XI IS2, tanggal 3 Oktober 2012. Guru tidak menggunakan media pembelajaran,
58
pendekatan pembelajaran dan sumber pembelajaran, tapi hanya mencatat dan mendegarkan guru berceramah sehingga tidak seluruh siswa yang memperhatikan guru dengan baik, bagi siswa yang duduk dibagian
belakang sibuk dengan
kegiatannya masing-masing, ada yang bercerita dengan temannya, ada yang mengerjakan tugas pekerjaan lain selain Sosiologi, karena peneliti duduk dibangku paling belakang maka semua kegiatan di dalam kelas jelas terutama kegiatan siswa yang duduk dibelakang. Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibuk Maini Haryati S.Pd, Guru SMAN 1 Ulakan Tapakis di lokal XI IPS 2, tampak bahwa: Ibu tidak memakai media pembelajaran seperti laptop dan infokus karena selain infokus terbatas di sekolah ini juga memakan waktu yang lama untuk prosesnya medianya hanya chart untuk memudahkan siswa mengerti, selain itu mengenai siswa yang tidak fokus dalam belajar atau ribut, memang agak susah mengaturnya karena anak-anak di lokal ini memang raja ribut dibandingkan lokal lain. kemudian dengan sumber untuk siswa adalah LKS sedangkan ibuk memegang dari berbagai sumber untuk memperkaya bahan ajar. hal senada juga diungkapkan oleh HS siswa kelas XI IPS 2 SMAN 1 Ulakan Tapakis, wawancara tanggal 4 Oktober 2012. Terungkap bahwa:“Belajar di lokal ini tidak menggunakan media pembelajaran, seperti infokus tidak bisa dioperasikan, media yang digunakan guru hanya berupa chart”. Hal yang sama juga terjadi di SMAN 1 Enam Lingkung (observasi tanggal 5 Oktober 2012) di kelas X.2 pada saat guru masuk lokal ada beberapa siswa yang terlambat, setelah kegiatan pendahuluan selesai dilaksanakan, guru menuliskan materi yang akan disampaikan yaitu tentang Nilai dan Norma dan guru memberikan contoh yang update dan contekstual sehingga siswa tertarik
59
mendengarkan materi yang dipelajari, tapi tidak menggunakan media dan sumber belajar yang digunakan untuk membantu pemahaman siswa, semuanya bersumber dari guru dan tergantung guru, walaupun demikian tapi siswa tetap tertarik untuk mendengarkan materi dari guru. Berdasarkan wawancara dengan DT siswa kelas X.2 Enam Lingkung menagatakan bahwa:“Dengan ibu kami senang belajar karena contoh-contoh yang diberikan mudah kami cerna dan belajar dengan ibuk sering tertawa”. Hal senada juga diungkapkan oleh Ibuk Rissalmi Wawancara tanggal 5 Oktober 2012 yang mengajar di lokal X.2 di SMAN 1 Enam Lingkung tampak bahwa: Dalam pembelajaran kita harus melibatkan siswa untuk meminta pendapatnya mengenai contoh-contoh materi sehingga siswa lebih paham, pembelajaran yang kita lakukan harus dekat dengan siswa dan jadi guru sosiologi itu harus gaul agar menarik bagi siswa, untuk sumber siswa memegang LKS dan ibu memegang dari berbagai sumber, media seperti laptop ada tapi untuk di lokal ini tidak bisa dioperasikan. Selanjutnya di SMAN 1 Nan Sabaris Observasi Tanggal 15 Oktober 2012 di kelas XII IPS 1 pada jam pelajaran 1-2. Guru juga tidak menggunakan media seperti chart dan infokus. Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Rike Komariah yang menegaskan bahwa: “Ibu tidak menggunakan media hari ini karena pada pertemuan materi hari ini ibuk hanya berceramah dan siswa akan mengerjakan tugas di LKS”. Hal senada juga diungkapkan oleh AR siswa SMAN 1 Nan Sabaris kelas XII IPS 1. Observasi tanggal 15 Oktober 2012 yang menyatakan bahwa: “ibuk tidak menggunakan media hanya berceramah saja”
60
Selanjutnya di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung, Observasi Tanggal 22 Oktober 2012 di lokal X.4 dengan Ibuk Munthikana S.Pd. pada jam pelajaran 3-4 terungkap bahwa: Semua siswa harus terlibat dalam proses pembelajaran, semua itu harus kita lakukan dengan pendekatan terhadap siswa agar kita dekat dengan siswa, sehingga siswa mudah mencerna materi karena siswa merasa dekat dengan guru dan tidak merasa takut untuk bertanya. Untuk sumber Ibuk memakai dari berbagai sumber seperti Erlangga, Esis, Yudhistira dan lain-lain yang dirasa perlu agar memperbanyak bahan untuk pembelajarn. Kalau media Ibuk tidak menggunakannya ibuk hanya menyampaikan materi dengan ceramah. Terakhir di SMAN 1 Batang Anai, Observasi Tanggal 23 Oktober 2012 di lokal XI IPS 2 pada jam 3-4 tentang Differensiasi Sosial, Guru menggunakan pendekatan pembelajaran tapi tidak menggunakan media pembelajaran. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Spema Irrat Destao yang menyatakan bahwa: Bapak tidak menggunakan media pembelajaran seperti laptop karena tidak bisa mengoperasikannya tapi bapak menggunakan chart seperti: waktu pembelajaran Differensiasi Sosial bapak menggunakan gambar. Mengenai pendekatan pembelajaran itu harus kita lakukan karena dengan adanya pendekatan pembelajaran siswa akan mudah menangkap materi pembelajaran dan senang dalam belajar sekali-kali selingi dengan tertawa. Hal senada juga diungkapkan oleh D siswa kelas XI IS 2 yang menyatakan bahwa: “Dengan bapak kami senang belajarnya karena bapak dekat dengan kami dan memberikan contoh yang bisa kami mengerti sehingga kadangkadang membuat kami tertawa”.
61
P siswa kelas XI IPS 2 juga menambahkan
bahwa: “Bapak tidak
menggunakan media dalam belajar tapi menggunakan gambar mengenai perbedaan ras dan suku bangsa”. Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan bahwa semua guru sosiologi di SMAN Padang Pariaman, tidak menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar pun sedikit. Dengan demikian menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar pun sedikit belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. 3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik dan peserta didik dengan guru. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa
semua Guru sudah melibatkan siswa
didalam proses belajar mengajar sehingga terjadi interaksi antara guru dan peserta didik terlihat saat guru minta contoh kepada siswa dan siswa dapat menjawab contoh yang diminta guru sehingga pembelajaran berjalan dengan baik. Berdasarkan wawancara tanggal 23 Oktober 2012 dengan Bapak Spema Irrat Destao guru SMAN Batang Anai di kelas XI IPS 2 mengungkapkan bahwa: Pada saat Bapak menjelaskan pembelajaran semua siswa harus fokus sehingga pada saat adanya tanya jawab antara siswa dengan guru, siswa bisa menjawab pertanyaan dan mengerti dengan apa yang Bapak tanyakan. Hal senada juga diungkapkan Ibu Munthikana wawancara tanggal 22 Oktober 2012 guru SMAN 2X11 Enam Lingkung di kelas X.4 mengungkapkan bahwa: “Interaksi antara guru dan siswa harus dilakukan agar siswa bisa
62
memberikan umpan balik saat ditanya seperti memberikan contoh dari materi yang sedang dipelajari”. Hal yang sama juga di ungkapkan Ibu Rike Komariah, wawancara tanggal 15 Oktober 2012 guru SMAN Nan Sabaris di kelas XII IPS
1
mengungkapkan bahwa: Salah satu cara guru memfaslitasi siswa berinteraksi dalam belajar yaitu setelah menjelaskan pembelajaran Ibu menanya ke siswa apakah mengerti apa tidak setelah itu Ibu menanya masing-masing siswa dan menjawab pertanyaan yang Ibu berikan. Sama halnya dengan Ibu Risalmi guru SMAN 1 Enam Lingkung wawancara tanggal 5 Oktober 2012 di kelas X2 Mengungkapkan bahwa: Setelah Ibu menjelaskan pelajaran kepada siswa Ibu menanya apakah siswa sudah paham dengan materi yang Ibu ajarkan atau belum kalau sudah Ibu berikan pertanyaan untuk dijawab siswa, hal ini bertujuan agar siswa terfokus dalam pembelajaran dan terjalin interaksi yang baik dengan siswa. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Novalina guru SMAN Ulakan Tapakis. Wawancara tanggal 3 Oktober
2012 di kelas XII IPS 1 yang
mengungkapkan bahwa: “siswa harus fokus dalam belajar dan bisa menjawab pertanyaan dari guru agar terjalin interaksi yang baik antara guru dan siswa”. Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan bahwa guru sosiologi di SMAN
Padang Pariaman sudah melibatkan siswa didalam proses belajar
mengajar sehingga terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Dengan demikian sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
63
4) Melibatkan peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan wawancara tanggal 24 Oktober 2012 dengan Bapak Spema Irrat Destao guru SMAN Batang Anai di lokal XI IPS 1 menuturkan bahwa “Semua siswa harus terlibat dalam kegiatan pembelajaran, baik ketika guru sedang menjelaskan materi maupun dalam mengerjakan tugas”. Hal yang sama juga dilakukan oleh Ibu Muntikana guru Sosiologi SMAN 2X11 Enam Lingkung, wawancara tanggal 22 Oktober 2012. Menjelaskan bahwa “ melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran merupakan suatu yang penting dalam pembelajaran karena itu adalah tugas guru supaya siswa semuanya mendapatkan pembelajaran yang maksimal di sekolah”. Hal ini diperkuat oleh Ibu Rike Komariah guru Sosiologi SMAN Nan Sabaris, wawancara tanggal 15 Oktober 2012, mengungkapkan bahwa: “semua peserta didik harus terlibat dalam pembelajaran tanpa terkecuali, karena itu merupakan tugas guru agar semua siswa terlibat didalam proses pembelajaran”. Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sosiologi di SMAN Padang Pariaman sudah melibatkan peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran. Secara keseluruhan Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan bahwa dari ke empat Kegiatan Eksplorasi yang seharusnya dilakukan oleh guru sosiologi di SMAN Padang Pariaman, tiga diantaranya sudah berjalan dengan
64
baik dan satu yang belum terlaksana, diantaranya: Guru tidak menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar pun sedikit. Dengan demikian dua kegiatan Eksplorasi sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran dan satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. b. Elaborasi Dalam elaborasi guru seharusnya membiasakan peserta didik membaca dan menulis tugas yang bermakna, memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi, Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun individual. 1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis tugas yang bermakna. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah membiasakan siswa membaca dan menulis melalui tugas-tugas yang bermakna terlihat saat guru selesai menjelaskan pelajaran siswa nampak menulis dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
65
Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Maini Haryati guru SMAN Ullakan Tapakis mengungkapkan bahwa: Dalam proses pembelajaran Ibu selalu memberikan tugas kepada siswa baik pada awal pembelajaran maupun setelah selesai belajar. Pada awal sebelum pembelajaran dimulai Ibu menugaskan siswa untuk menjawab pertanyaan berbentuk kuis tentang pelajaran sebelumnya dan pada akhir adalah tugas untuk di rumah. Hal yang sama juga dilakukan oleh Ibu Risalmi guru SMAN Enam Lingkung, wawancara tanggal 5 Oktober 2012, menuturkan bahwa: Ibu selalu memberikan tugas kesiswa agar mereka lebih paham tentang materi, misalnya disaat sebelum Ibu menjelaskan materi Ibu menugaskan siswa untuk membaca LKS dan setelah Ibu menjelaskan pembelajaran Ibu menugaskan siswa untuk membuat contoh mengenai materi. Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sosiologi di SMAN
Padang Pariaman sudah melibatkan peserta didik membaca dan
menulis tugas yang bermakna. 2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, dan diskusi. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dan diskusi sehingga dapat menambah wawasan siswa. 3. Memberi
kesempatan
untuk
berpikir,
menganalisis,
menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah memberikan siswa untuk
66
berfikir dan bertindak tanpa rasa takut terlihat saat mereka mengerjakan tugas diselesaikan dengan baik walau ada yang tidak hasil sendiri. 4. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa peneliti sudah melihat guru memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar terlihat disaat guru menegur siswa yang malas-malas dalam kelas guru menegur dan menceramahi anak tersebut. 5. Memfasilitasi
peserta
didik
dalam
pembelajaran
kooperatif
dan
kolaboratif. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru tidak memfasilitasi pembelajaran kooperatif dan kolaboratif tapi ini jarang dilakukan karena tak jarang hanya membuat siswa ribut dalam kelas. Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Maini, guru Sosiologi SMAN 1 Ulakan Tapakis, menuturkan bahwa: “Dalam pembelajaran kooperatif jarang dilakukan karena hanya menimbulkan keributan bagi siswa”. Sama halnya yang terjadi di SMAN 1 Enam Lingkung, wawancara tanggal 5 Oktober 2012 dengan Ibu Aida menuturkan bahwa: “pembelajaran kooperatif dan kolaboratif hanya sesekali dilakukan karena siswa banyak ribut dalam belajar”.
67
6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah melakukan Pelaksanaan proses elaborasi pada jam pelajaran 3-4 tentang Differensiasi Sosial, setelah menjelaskan materi guru memberikan tugas kepada siswa yaitu yang ada di LKS menjawab soal objektif, tugasnya bersifat individual, tapi masih ada siswa yang peneliti lihat tidak berusaha mencari sendiri tugas tersebut tapi hanya diconteknya. Berjalanjalan dari satu kursi ke kursi lain, setelah selesai tugas tersebut dibahas secara bersama dan guru menunjuk satu persatu siswa untuk menjawab tugas tersebut. Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan ibuk Maini Haryati, terungkap bahwa: Ibu memberikan tugas kepada siswa baik itu secara individual dan kelompok. siap itu kita bahas secara bersama agar mereka lebih megerti dan setelah selesai di jam akhir baru tugas di kumpul untuk ibu periksa, dan bagi siswa yang ketahuan menyontek ibu akan menyuruh mereka membacakan hasil tugasnya ke depan. Hal senada juga terjadi di SMAN 1 Enam Lingkung observasi tanggal 5 oktober 2012, dimana peneliti melihat guru sudah memberikan siswa tugas kepada siswa tapi di saat guru memberi tugas individual lokal sering ribut. Berdasarkan wawancara tanggal 5 Oktober 2012 dengan ibuk Aida Rifni, tampak bahwa: “Siswa kalau membuat tugas memang seperti itu tapi mereka pasti membuat tugas dan setelah selesai tugas di bahas secara bersama agar mereka lebih mengerti”
68
Berbeda yang terjadi di lokal X.4 dengan Ibuk Rissalmi guru SMAN 1 Enam Lingkung pada saat ibuk memberikan tugas semua siswa tidak ada yang ribut mereka mencari tugas masing-masing dan meinterpretasikan masing-masing didepan kelas. Berdasarkan wawancara dengan ibuk Rissalmi, observasi tanggal 5 Oktober 2012, terungkap bahwa: Siswa di lokal ini kadang suka ribut tapi kalau mereka paham dengan materi belajar, mereka mudah untuk mengerjakan tugas sehingga mereka tidak mencontek punya teman. Selanjutnya di SMAN 1 Nan Sabaris Observasi Tanggal 16 Oktober 2012, setelah kegiatan eksplorasi guru menyuruh siswa untuk memikirkan perkelompok tentang peraturan dalam lembaga keluarga masing-masing tapi tampilnya Cuma 1 orang perkelompok, berdasarkan wawancara dengan Ibuk Rike Komariah yang menyatakan bahwa: Ibu selalu memberikan tugas setelah menerangkan materi yang dipelajari baik tugas individual maupun tugas kelompok setelah itu ibu menyuruh siswa untuk menyampaikan hasil tugas tersebut kedepan. Hal senada juga di ungkapkan oleh ES siswa kelas XII IPS 1 pada jam 12 yang menuturkan bahwa: “Setelah menjelaskan pembelajaran ibu selalu memberi kami tugas baik individu maupun kelompok setelah itu dibacakan didepan kelas”. Selanjutnya observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung di lokal X.5 (Observasi tanggal 22 Oktober 2012) peneliti melihat bahwa pada saat guru memberikan tugas yang ada di LKS siswa banyak yang meribut atau berbicara dengan teman sebangku bahkan ada LKS nya tidak di
69
bawa dari rumah. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan ibuk Munthikana, terungkap bahwa: Siswa disini tidak bisa dipaksa dalam belajar apalagi membuat tugas, karena kalau dipaksa tidak akan mereka buat. Setelah membuat tugas hasilnya dibahas secara bersamasama agar mereka paham dengan materi. Terakhir peneliti melakukan penelitian di SMAN 1 Batang Anai, wawancara pada tanggal 23 Oktober 2012 saat guru melakukan elaborasi guru sudah memberikan tugas kepada siswa yaitu berupa tugas kelompok mengenai Differensiasi Sosial. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Spema Irrat Destao, terungkap bahwa: “Bapak selalu memberikan tugas setelah selesai menjelaskan materi agar siswa mengerti baik itu tugas invidu maupun kelompok”. Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Firdaus guru kelas X SMAN 1 Batang Anai observasi tanggal 24 Oktober 2012, tampak bahwa: “Setelah materi pelajaran dijelaskan bapak selalu memberi siwa tugas agar mereka mengerti dengan materi yang di pelajari hari ini”. Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sosiologi di SMAN Padang Pariaman, sudah memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik secara lisan maupun tertulis secara individual. hanya saja siswanya yang tidak mau berusaha sendiri dalam membuat tugas atau hanya mencontek saja. Dengan demikian sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
70
7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun individual. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah memfasilitasi siswa menyajikan secara induvidual siswa membacakan hasil kerjanya didepan kelas. Secara keseluruhan Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan bahwa, dari ke tujuh Kegiatan Elaborasi yang seharusnya dilakukan oleh guru sosiologi di SMAN Padang Pariaman, hanya satu yang belum berjalan dengan baik yaitu memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, baik kooperatif dan kolaboratif maupun individu, tetapi dalam pembelajaran kooperatif sering kali membuat siswa belajar jadi ribut dan pada saat tugas individual banyak siswa yang mencontek tugas keteman yang lain dan sudah memfasilitasi siswa dalam menyajikan hasil kerja individual. Dengan demikian dari ke tujuh Kegiatan Elaborasi hanya satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran yaitu memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, baik kooperatif dan kolaboratif maupun individu. c. Konfirmasi Dalam konfirmasi guru seharusnya Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
71
Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. 1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. Proses konfirmasi berkaitan erat dengan eksplorasi dan elaborasi. Jadi keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pun sangat terlihat jelas pada konfirmasi ini. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012, dengan Ibuk Maini Haryati S.Pd guru SMAN 1 Ulakan Tapakis, tampak bahwa: Jika siswa menyebutkan contoh sesuai dengan materi yang dipelajari, saya suka mengatakan “bagus” dan mencatat apa yang mereka katakan di papan tulis sebagai motivasi karena mengerti tentang materi hari ini, sehingga mereka bersemangat untuk belajar, tapi walaupun salah siswa tidak boleh dipatahkan. Hal senada juga diungkapkan oleh ibuk Novalina guru sosiologi kelas XII IPS 1 SMAN 1 Ulakan Tapakis yang sering memberikan nilai plus kepada siswa yang bisa berpendapat dalam belajar, wawancara tanggal 3 Oktober 2012, tampak bahwa: Saya sering memberikan nilai plus bagi siswa yang sering memberikan pendapat dalam belajar itu merupakan hadiah bagi siswa untuk memberi semangat dan mengatakan bahwa yang dicontohkannya itu adalah benar.
72
Hal yang sama juga terjadi di SMAN 1 Enam Lingkung, wawancara tanggal 5 Oktober 2012, Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Rissalmi guru SMAN 1 Enam Lingkung menuturkan bahwa: Setelah materi dijelaskan ibu menunjuk siswa agak 4-5 orang untuk menyebutkan contoh tentang materi yang telah dipelajari dan ibu sering mengacungkan jempol untuk anak yang bisa menyebutkan contoh tentang materi yang dibahas. Selanjutnya observasi dan wawancara di SMAN 1 Nan Sabaris tanggal 15 Oktober 2012 Guru
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, dan guru menfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Berdasarkan wawancara tanggal 5 Oktober 2012, dengan Ibuk Rike Komariah guru SMAN 1 Nan Sabaris, menyatakan bahwa: “Umpan balik harus dikakukan agar bisa menambah semangat siswa seperti pada siswa memberikan pendapat dalam belajar kita harus mensupportnya”. Hal senada juga terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung (Observasi Tanggal 22 Oktober 2012), wawancara dengan Ibuk Munhtikana nenyampaikan bahwa: “Umpan balik itu harus dilakukan kepada siswa agar siswa tidak patah semangat sewaktu memberikan pendapat tentang materi yang dipelajari”. Hal ini juga sama dengan SMAN 1 Batang Anai (observasi dan wawancara tanggal 23 Oktober 2012) wawancara dengan bapak Spema Irrat Destao guru kelas XI IPS yang, menyatakan bahwa: “Bapak sering mengatakan
73
kepada siswa bahwa kalau siswa dapat menyebutkan contoh tentang materi maka akan dikasih nilai plus jadi mereka semangat untuk berfikir”. Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sudah memberikan umpan balik yang positif terhadap siswa agar siswa semangat dalam belajar seperti memberi hadiah kepada siswa agar siswa termotivasi. Dengan demikian memberikan umpan balik yang positif terhadap siswa agar siswa semangat dalam belajar sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. 2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. 3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 4. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah memfasilitasi peserta didik
74
untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Secara keseluruhan Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan bahwa dari ke empat Kegiatan konfirmasi yang harus dilakukan guru sosiologi di SMAN Padang Pariaman, yaitu memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, memfasilitasi peserta didik melalui refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, dan memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, semuanya sudah dilakukan oleh guru dengan baik. Dengan demikian sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. 3. Kegiatan akhir/Penutup Kegiatan akhir merupakan kegiatan untuk mengakhiri aktivitas pelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. Didalam Penutup ini seharusnya guru: bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran, melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi atau memberikan tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
75
peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. a. Bersama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru bersama dengan siswa sudah membuat rangkuman pembelajaran. Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012, dengan Ibuk Maini Haryati guru kelas XI IPS 1 Ulakan Tapakis, yang mengatakan bahwa: “Rangkuman atau simpulan disampaikan pada saat akhir pembelajaran agar siswa lebih paham dengan materi”. Hal yang sama juga terjadi pada SMAN 1 Enam Lingkung. Berdasarkan wawancara dengan ibuk Rissalmi observasi tanggal 5 Oktober 2012, yang menuturkan bahwa: “Ibuk selalu membuat rangkuman dan menyuruh siswa untuk mengulangnya kembali agar mereka lebih paham dengan materi yang dipelajari” Begitu juga yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung observasi dan wawancara tanggal 22 Oktober 2012 Peneliti melihat guru sudah menyampaikan rangkuman pembelajaran dan siswa hanya mengangguk saat ditanya guru apakah sudah mengerti apa belum. Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Munthikana guru kelas X.4 menyatakan bahwa: Guru dan siswa sudah menyimpulkan apa yang dipelajari hari ini tapi kebanyakan siswa hanya diam saat ditanya apakah mengerti atau tidak, karena jam pelajaran sudah habis ibuk anggap mereka mengerti. Selanjutnya di SMAN 1 Batang Anai observasi dan wawancara tanggal 22 Oktober 2012, peneliti melihat saat guru dan siswa menyimpulkan materi
76
pembelajaran siswa menjawab ya pak semuanya, dan kalau ditanya mengerti atau tidak semua siswa menjawab mengerti pak. Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman peneliti melihat guru sudah bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran tapi siswanya tidak mau menanya mana yang belum mengerti, saat ditanya mengerti atau tidak semuanya mengangaguk pertanda paham terhadap materi. b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, terlihat pada saat guru memberikan tugas dan tugas dibacakan oleh siswa setelah itu tugas dikumpul untuk dinilai guru. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru belum memberikan umpan balik terhadap hasil pembelajaran. d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remedi, memberikan tugas, sesuai dengan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru
sudah
melaksanakan kegiatan
tindak lanjut seperti remedi, tapi remedi dilaksanakan diluar jam sekolah agar tidak mengganggu pelajaran. Seperti: sewaktu pulang sekolah.
77
Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Maini Haryati guru SMAN 1 Ulakan Tapakis, menuturkan bahwa: Bagi siswa yang nilainya dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Ibu memberikan remedi diluar jam pelajaran agar tidak mengganggu pelajaran siswa, bagi siswa yang sudah remedi tapi masih belum mencapai KKM maka Ibu memberikan tugas siswa di rumah yang soalnya sama dengan yang diremedikan. Hal yang sama juga dilakukan Ibu Aida guru SMAN 1 Enam Lingkung. Wawancara tanggal 5 Oktober 2012. Mengungkapkan bahwa: “ pelaksaanaan remedi Ibu lakukan di luar jam pelajaran agar tidak mengganggu proses belajar siswa”. Hal senada juga dilakukan Ibu Muntikana guru Sosiologi SMAN 2X11 Enam Lingkung, wawancara tanggal 23 Oktober 2012 yang menjelaskan bahwa: “Ibu selalu melakukan remedi bagi siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteri Ketuntasan Minimal) diluar jam pelajaran agar tidak mengganggu proses belajar mengajar siswa”. Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa guru sudah Merencanakan dan melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remedi, memberikan tugas, sesuai dengan hasil belajar peserta didik di SMAN 2X11 Enam Lingkung. e. Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa Peneliti tidak melihat guru menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya, hal ini peneliti lihat disaat bel berbunyi guru langsung mengatakan kepada siswa kalau jam pelajaran hari ini sudah habis.
78
Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Novalina, guru SMAN 1 Ulakan Tapakis, tampak bahwa: “rencana pembelajaran untuk selanjutnya kadang-kadang Ibuk sampaikan kadang tidak, karena disampaikan disaat belajar akan berlangsung”. Hal ini diperkuat oleh Ibu Aida wawancara tanggal 5 Oktober 2012, guru SMAN 1 Enam Lingkung, terungkap bawa: untuk rencana pembelajaran selanjutnya ibuk tidak menyampaikan kepada siswa tapi disampaikan sewaktu akan belajar hari itu karena sumber belajar siswa terbatas yaitu LKS. Secara keseluruhan berdasarkan observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman dapat diambil kesimpulan bahwa dari ke empat Kegiatan penutup, tiga diantaranya sudah berjalan dengan baik dan yang belum dilaksanankan adalah tidak menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. hanya saja disaat guru dan siswa membuat simpulan yang dipelajari hari itu, dalam berpendapat siswa masih malumalu dan kalau ditanya mengerti atau tidak, semuanya menjawab mengerti. Guru sudah memberikan umpan balik dengan baik, sudah melakukan remedi. Dengan demikian dari ke empat Kegiatan Penutup satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran B. Pembahasan Hasil Penelitian Guru adalah orang yang profesional dibidangnya, artinya tugas guru tidak bisa digantikan oleh orang lain, oleh sebab itu guru tidaklah semudah yang dibayangkan. Guru bukan hanya berdiri di depan kelas untuk memberikan
79
sejumlah materi atau bahan pelajaran, akan tetapi lebih dari itu peranan guru sangat menentukan keberhasilan siswa dalam proses pendidikan terutama dalam pembentukan sikap dan perilaku yang baik serta mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat nantinya. Agar proses pembelajaran itu berhasil dengan baik maka guru harus memiliki sejumlah keterampilan yang harus dimilkinya salah satunya dalah keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan data diatas, dari dua puluh tiga poin yang harus dilakukan guru Sosiologi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMAN Kabupaten Padang Pariaman, lima diantaranya tidak sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. Pada bagian Kegiatan Pendahuluan, Dari ke empat Kegiatan Pendahuluan yang harus dilakukan guru, dua diantaranya belum dilaksanakan oleh guru. Empat dari sembilan guru SMAN di Kabupaten Padang Pariaman belum mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari, yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis dan SMAN 1 Enam Lingkung. Ada dua klasifikasi guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai, yaitu ada beberapa SMAN yang menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa, tapi pada kegiatan penutup saat guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yaitu SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1 Enam Lingkung, dan SMAN 1 Nan Sabaris. Ada yang sama sekali tidak dijelaskan oleh guru mengenai penjelasan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu di SMAN 1 2x11
Enam Lingkung dan SMAN 1 Ulakan Tapakis.
Dalam
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
80
sudah diterapkan. Jadi, Dengan demikian keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam Kegiatan Pendahuluan dua diantaranya sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran dan dua belum terlaksana. Pada Kegiatan Inti terdiri dari tiga bagian yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Dari ketiga bagian kegiatan inti tersebut hanya konfirmasi yang sudah dilaksanakan dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. Dari ke empat Kegiatan Eksplorasi yang seharusnya dilakukan oleh guru tiga diantaranya sudah berjalan dengan baik dan satu yang belum terlaksana, seperti semua guru di SMAN Kabupaten Padang Pariaman tidak menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar pun sedikit. Dengan demikian dari ke empat Kegiatan Eksplorasi yang seharusnya dilakukan oleh guru tiga diantaranya sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran dan satu belum sesuai. Dari ke tujuh Kegiatan Elaborasi yang seharusnya dilakukan oleh guru, hanya satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran, yaitu memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, baik kooperatif dan kolaboratif maupun individu, tetapi dalam pembelajaran kooperatif sering kali membuat siswa belajar jadi ribut dan pada saat tugas individual banyak siswa yang mencontek tugas keteman yang lain dan sudah memfasilitasi siswa dalam menyajikan hasil kerja individual.
81
Terakhir Kegiatan Penutup, dari ke Empat Kegiatan Penutup hanya satu yang belum dilakukan guru. yaitu tidak menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Dengan demikian Kegiatan Penutup hanya satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran yaitu pada saat guru tidak menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. C. Implikasi Dari hasil temuan diketahui bahwa guru Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, Dapat diambil kesimpulan bahwa Keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
Pada Kegiatan Pendahuluan guru tidak mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan tidak menyampaikan tujuan pelajaran kepada siswa, hal ini akan berdampak kesiswa seperti siswa tidak mengetahui apa manfaat dari pembelajaran tersebut sehingga siswa malas untuk belajar. Pada Kegiatan Inti sewaktu Eksplorasi guru tidak mempunyai media dan sumber pembelajaran, dampaknya akan menyulitkan siswa dalam memahami pembelajaran. Pada saat Elaborasi guru tidak menyuruh siswa kerja kelompok sehingga suasana belajar bisa membosankan bagi siswa. Dalam penyampaian Kegiatan Penutup guru tidak melakukan simpulan atau rangkuman pembelajaran, guru tidak menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya sehingga siswa tidak mengetahui yang akan dipelajari.
82
BAB 1V PENUTUP A. Kesimpulan Keterampilan merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, dari dua puluh tiga poin yang harus dilakukan guru, lima diantaranya tidak sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 yaitu: Pada Kegiatan Pendahuluan ada dua dari empat yang belum sesuai dengan standar proses pelaksanaan pembelajaran seperti tidak menjelaskan tujuan pembelajaran, dan tidak mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
Pada Tahap Kegiatan Inti oleh guru sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang
Pariaman,
Sewaktu
Eksplorasi
guru
tidak
mempunyai
media
pembelajaran, dan tidak melibatkan siswa dalam mencari informasi yang luas mengenai materi yang akan dipelajari. Dengan demikian dari ke empat Kegiatan Eksplorasi hanya satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
Pada
saat Elaborasi guru jarang menugaskankan siswa untuk kerja
kelompok agar suasana belajar bisa berubah-ubah dan tidak membosankan. Pada saat Konfirmasi sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang 82
83
standar proses pelaksanaan pembelajaran dan guru berusaha untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan.
Dalam penyampaian Kegiatan Penutup, dari ke empat kegiatan yang harus dilakukan guru satu belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran tidak disampaikan untuk pertemuan berikutnya.
B. Saran Dalam Kegiatan Pendahuluan guru seharusnya menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas, sehingga memudahkan siswa untuk memahami manfaat dari pembelajaran yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari agar siswa mengingat pembelajaran minggu sebelumnya. Dalam Kegiatan Inti seperti waktu Eksplorasi guru sebaiknya menggunakan media untuk membantu proses pembelajaran, guru dan siswa menggunakan sumber lebih dari satu atau dari berbagai sumber, dan melibatkan siswa mencari informasi yang luas dalam materi yang akan dipelajari. Kegiatan Penutup, sebaiknya guru mempertegas lagi simpulan dari pembelajaran agar siswa lebih mengerti. Sebaiknya guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya agar siswa bisa membaca di rumah mengenai materi selanjutnya yang akan dipelajari dan mempermudah untuk memberikan contoh saat belajar. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat sebagai referensi dan masukan dalam merancang penelitian yang berhubungan dengan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
84
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sosiologi SMA Dan MA. Jakarta :Pusat Badan Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan. Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sumatera Barat: Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat Hamalik Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Kasara Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.2004 Idris, Zahara, dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan. PT. Gramedia Widiasarana, Jakarta; Mulyasa.2005. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya, Bandung Muliyardi. (2002). Strategi Pembelajaran Matematika. Padang: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Padang. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:2007 Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Sagala syaiful.2009.Kemampuan Professional Guru Dan Tenaga Kependidikan. Alfabeta CV. Bandung. Suharsimi, Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Saudagar Fachruddin dan Ali Idrus. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada Press. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Usman M.Uzer.2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Undang-undang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara.2009. Wijaya C, Rusyan AT. 1991. Kemampuan Guru dalam Proses Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mathtew, Milles, A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI- Press Gagne, Robert M. 1978. Principle of Intruction Design. Thirt Editionolt. Rinehart and Winstn: Newyork.
85
Daftar SMA di Kabupaten Padang Pariaman No
Nama Sekolah
1.
SMAN 1 Ulakan Tapakis
Maini haryati S.Pd Novalina S.Pd Jamilah S.Pd
Lulusan Bidang Studi Sosiologi Sosiologi Sosiologi
2.
SMAN 1 Enam Lingkung
Aida Rifni S.Sos Dra. Rissalmi Agusni S.Pd
Antropologi PKK Bk
Sertifikasi Sertifikasi Sertifikasi
3.
SMAN 1 Nan Sabaris
Miswarti S.Pd Sumarni S.Pd Dra. Rike Komariah
KWN Sejarah Kurikulum
Disertifikasi Disertifikasi Disertifikasi
4.
SMAN 1 2X11 Yose rizal S.Pd Enam Lingkung Munthikana S.Pd
Sosiologi Sejarah
Setifikasi Sertifikasi
5.
SMAN 1 Batang Anai
Drs.Firdaus Spema Irrat Destao S.Pd Rahmawati M.Pd
KTP Geografi
Disertifikasi Disertifikasi
Sosiologi
Disertifikasi
Ismaniarti S.Pd Dewi Hartati S.Pd
Sejarah PKN
Darwin S.Pd
PKN
Disertifikasi Belum Disertifikasi Belum Disertifikasi
Arlis S.Pd Nazif S.Pd Indra Jati S.Pd
Geografi Sejarah Sejarah
Salmawati S.Pd Siti Aisyah S.Pd
Sejarah PLS
6.
7.
SMAN 1 2X11 Kayu Tanam
SMAN 1 Sungai Limau
Nama Guru
8.
SMAN 2 Sungai Limau
Gusnetty S.pd Depi Mutia S.pd
KWN Sejarah
9.
SMAN 1 Sungai
Ridwan S.Sos Syaiful Candra S.Pd
Sosiologi Geografi
Status Sertifikasi
Sertifikasi Sertifikasi Belum disertifikasi
Disertifikasi Disertifikasi Belum Disertifikasi Disertifikasi Belum Disertifikasi Disertifikasi Belum Disertifikasi Disertifikasi Belum
86
Geringging
10
disertifikasi
SMAN 1 Lubuk Mulyeni S.Pd Alung Selfina S.Pd
Sosiologi Sosiologi
Disertifikasi Disertifikasi
SMAN 1 V11 Koto Sungai Sarik
Tirana Drs. Sherli
Sosiologi Geografi
Drs.Kaharullah
Sosiologi
Disertifikasi Belum Disertifikasi Disertifikasi
Syaiful S.Pd
PKN
Irnawati
Sosiologi
Belum Disertifikasi Disertifikasi
SMAN 1, V Koto Kampung Dalam
Misnar Megawati S.Pd Desvianti S.Sos
Geografi
Disertifikasi
Sosiologi
Disertifikasi
SMAN 1,IV Aur Malintang
Rosmadewi S.Pd
Geografi
Syamsu Erman S.Pd
Sejarah
Belum Disertifikasi Disertifikasi
Ramli S. Ardisman
Sosiologi Geografi
.
11 .
12
SMAN 1, V Koto Timur
.
13 .
14 .
15 .
SMAN 1 Padang Sago
Disertifikasi Belum Disertifikasi
Sumber: Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman
87
Daftar Informan Penelitian N o
Nama Sekolah Dan Nama Guru
1
SMA Negeri I Ulakan Tapak Maini Haryati S.Pd Novalina S.Pd IP HS
2
3
5
SMA Negeri I Enam Lingkung
Sertifikasi
Tanggal Wawancar a
Lama Guru Mengajar Sosiologi
3-6 Oktober 2012 Sosiologi UNP Sosiologi UNP Siswa Siswa
SMA Negeri I Enam Lingkung Aida Rifni S.Sos Antropologi Unand Dra. Rissalmi PKK UNP AM Siswa DT Siswa SMA Negeri 1 Nan Sabaris Rike Komariah S.P.D Sumarni S.Pd AR ES
4
Latar Belakang Pendidikan
Kurikulum UNP Sejarah UNP Siswa Siswa
√ √
28 Tahun 27 Tahun
4-5 Oktober 2012 √ √
9 Tahun 26 Tahun
15-20 Oktober 2012 √ √
2x11
26 Tahun 20 Tahun
22-23 Oktober 2012
Muntikhana, S.Pd Sejarah, IKIP B Siswa P Siswa SMA Negeri I Batang Anai
√
Drs.Firdaus Spema Irrat Destao, S.Pd D
√ √
KTP, IKIP Geografi, IKIP Siswa
Sumber: SMAN Kabupaten Padang Pariaman
20 Tahun
24-31 Oktober 2012 9 Tahun 8 Tahun
88
Pedoman Observasi Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi Di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran Identitas Informan a. Nama
:
b. Jenis kelamin
:
c. Umur
:
d. Tamatan
:
e. Golongan
:
f. Tanggal observasi
:
89
Komponenn Keterampilan dalam Pelaksanaan pembelajaran
No 1
Indikator Kegiatan pendahuluan
Sub Indikator 1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
Deskriptor a. Secara psikis guru memandu siswa dalam berdo’a, membaca alqur’an, dan absensi. b. Secara fisik guru melihat apakah keadaan kelas sudah rapi atau belum, seperti:sampah berserakan, papan tulis yang belum rapi, pakaian dan siswa yang terlambat melapor ke guru piket.
Ada √
2) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari
a. Setelah menanya PR guru menunjuk tiga siswa untuk menjelaskan pelajaran minggu lalu b. Setelah semua mengerti baru masuk kemateri hari itu.
√
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui tujuan pelajaran yang dipelajarinya b. Dalam menjelaskan tujuan pelajaran kebanyakan guru pada kegiatan penutup.
-
√
√
-
Tidak
90
4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2
Kegiatan inti
a. Eksplorasi
b. Elaborasi
a. Guru menjelaskan sillabus disaat akan masuk kemateri yang akan dipelajari.
a. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang materi. b. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media dan sumber belajar lain c. Terjadinya interaksi antara siswa dengan guru dan sebaliknya d. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. a. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas yang bermakna b. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas. c. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
√
√
√ √ √
√ -
91
Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat Memfasilitasi peserta didik dalam membuat laporan eksplorasi baik individual maupun kelompok Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individu dan kelompok
√
a. Memberikan umpan balik positif yang berbentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. c. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk pengalaman belajar. d. Memfasilitasi peserta didik memperoleh pengalaman yang bermakna.
√
d. e.
f.
c. Konfirmasi
√
√
√
√ √
92
3.
Kegiatan penutup
a) Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan pembelajaran
b) Melakukan penialaian terhadap kegiatan yang sudah di laksanakan.
c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
a. Guru mengulang kembali inti pelajaran yang menjadi pokok bahasan b. Guru memberikan pertanyaan yang relevan dengan materi c. Guru menunjuk dua atau tiga siswa untuk menjelaskan simpulan pembelajaran d. Guru mengulang seluruh simpulan yang dijelaskan siswa untuk mempertegas atau memberi penguatan kepada materi yang dibahas
√
a. Guru menyuruh siswa memahami lagi apa yang sudah dipelajari. b. Guru memberikan tugas yang sesuai dengan materi yang telah disajikan c. Guru memberikan tugas sesuai dengan materi dibahas. d. Tugas yang diberikan dijadikan tambahan nilai bagi siswa
√
a. Setelah guru menugaskan siswa untuk membuat tugas, guru memberikan umpan
√
√ √ √
√ √ √
93
balik yang positif kesiswa sehingga siswa bersemangat dalam membuat tugas. d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut seperti remedi e) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
a. Guru melaksanakan remedi siswa diluar jam pelajaran agar tidak mengganggu belajar siswa a. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari siswa untuk minggu depan.
√
-
94
PEDOMAN WAWANCARA Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMAN seKabupaten Padang Pariaman 1. Identitas Informan a. Nama
:
b. Jenis kelamin
:
c. Umur
:
d. Golongan
:
e. Tanggal wawancara : 2. Pertanyaan untuk guru dan siswa a.
Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan di pelajari.
b.
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang aka di capai.
c.
Menggunakan
beragam
pendekatan
pembelajaran,
media
pembelajaran, dan sumber belajar lain. d.
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
e.
Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya.
95
Tabel Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Guru Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran (Terdiri dari 23 Poin) No
Pelaksanaan Pembelajaran
1.
Kegiatan Pendahuluan
2.
Kegiatan inti
Kegiatan Guru
a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik b) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 1. Eksplorasi a) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang materi. b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,
SMAN 1 Ulakan Tapakis
SMAN 1 Enam Lingkung
SMAN 1 Nan Sabaris
√
√ -
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
SMAN 1 Batang Anai
√
SMAN 1 2X11 Enam Lingkung √
-
√
√
-
Empat dari Sembilan guru SMAN tidak mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, dan tiga dari Sembilan guru SMAN tidak menjelaskan tujuan pembelajaran
√
√
√
-
√
√
-
Keterangan
-
Pada umumnya guru SMAN tidak memiliki media dan sumber belajar yang beragam
96
media dan sumber belajar lain c) Terjadinya interaksi antara siswa dengan guru dan sebaliknya d) Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
a)
b)
c)
d) e)
f)
2. Elaborasi Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas yang bermakna Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dll Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat Memfasilitasi peserta didik dalam membuat laporan eksplorasi baik individual maupun kelompok Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individu dan kelompok
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
Guru tidak memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
-
97
Kegiatan Penutup 3.
3. Konfirmasi a) Memberikan umpan balik positif berbentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi elaborasi siswa melalui berbagai sumber. c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk pengalaman belajar. d) Memfasilitasi siswa memperoleh pengalaman yang bermakna. a) Guru dengan peserta didik membuat simpulan pembelajaran b) Penilaian terhadap kegiatan yang sudah di laksanakan. c) Memberikan umpan balik terhadap proses, hasil pembelajaran d) Merencanakan kegiatan remedy e) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
Semua kegiatan konfirmasi sudah dilaksnanakan guru Sosiologi SMAN di Kabupaten Padang Pariaman
Semua Guru tidak menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya kepada siswa
-