KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA Padang, 6 Oktober 2016
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
DITERBITKAN OLEH
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Padang, 6 Oktober 2016
DITERBITKAN OLEH
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2016
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Luar Sekolah 2016 Kompetensi Pendamping Pembangunan Desa Penulis, Jamaris, dkk. Editor, Syafruddin Wahid Padang, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (2016) x & 257 hlm; 15,5 x 23 cm Copyright@2016 by Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Padang, Sumatera Barat Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia Oleh Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Cetakan pertama, Oktober 2016 Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka, Kampus UNP Air Tawar, Air Tawar Barat, Padang Utara, Padang Sumatera Barat
ISBN 978-602-60486-0-8 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga prosiding hasil Seminar Nasional Pendidikan Luar Sekolah 2016 dapat terselesaikan. Target pemberdayaan masyarakat desa merupakan tanggung jawab bersama antara seluruh komponen bangsa, baik pemerintah ataupun masyarakat desa. Terkait itu, pemerintah melalui Kementerian Desa PDT mengonsep adanya tenaga pendamping desa. Pendampingan Desa merupakan dimaksudkan untuk memfasilitasi dan mendampingi masyarakat desa dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Fasilitasi pendampingan masyarakat desa dilakukan melalui berbagai pelatihan dan beragam kegiatan pengembangan kapasitas yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat sebagai bagian dari proses belajar masyarakat (community learning proccess). Para tenaga pendamping profesional bertugas untuk mensosialisasikan maksud dan tujuan UU tentang Desa dan mendampingi masyarakat dalam peningkatan daya tawar untuk mengakses sumberdaya lokal yang dibutuhkan demi kepentingan pembangunan. Pendampingan dilakukan sebagai proses penguatan (empowering society) sebagai masyarakat yang memiliki pemerintahannya sendiri (self governing community), dan bukan berbasis pada mobilisasi partisipasi masyarakat yang lebih bersifat top down. Demi upaya mewujudkan desa sebagai self governing community, para tenaga profesional Pendamping Desa diarahkan untuk memfasilitasi dan mendampingi masyarakat untuk mampu mengorganisir dan mengkonsolidasikan seluruh potensi yang selanjutnya akan direkrut, dilatih dan dibentuk menjadi kader-kader desa. Prosiding ini disusun sebagai tindak lanjut kegiatan seminar yang telah dilaksanakan pada Oktober 2016.Seminar diikuti oleh peserta baik peneliti, dosen, praktisi maupun pemerhati pendidikan. Partisipasi aktif dari semua stakeholder diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata pada sinergi kinerja di bidang pendidikan luar sekolah. Semua makalah yang dimuat dalam prosiding ini telah melalui peer review. Materi prosiding dikelompokkan mendasarkan bidang kajian. Pengelompokkan mendasarkan bidang ini mungkin tidak dapat dilakukan secara tepat karena keterkaitan antar bidang ilmu dalam beberapa makalah, namun redaksi mengelompokkan mendasarkan dominasi kandungannya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi pada kegiatan seminar dan penyusunan prodising ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pembangunan pendidikan luar sekolah di Indonesia.
Padang, Oktober 2016 Redaksi
vi
DAFTAR ISI PENYIAPAN SARJANA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEBAGAI TENAGA PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA 1.
2.
3.
4.
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DAN KOMPETENSI PENDAMPING PENDIDIKAN MASYARAKAT DESA oleh Jamaris (Guru Besar Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Padang) ……………………………...............................................
1
SARJANA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DAN PEMBANGUNAN NAGARI oleh Syafruddin Wahid (Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) ..............................................................
17
PERAN STRATEGIS SARJANA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROGRAM PEMBANGUNAN DESA oleh Ismaniar (Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) .................................................................................
42
PENGEMBANGAN PROGRAM KULIAH KERJA NYATA UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA oleh Alim Harun Pamungkas (Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) …………...
51
PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA BERBASIS PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH 5.
6.
7.
PENGUATAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA oleh Syur’aini (Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) ……………………………………...
63
PELATIHAN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDAMPING PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA oleh Dayat Hidayat (Dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FKIP Universitas Singaperbangsa Karawang) …………………………………………………………
73
PROGRAM PEMBANGUNAN EKONOMI LOKAL
88
vii
BERORIENTASI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN oleh Wirdatul Aini (Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) ……………………. 8.
9.
PERAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PENYIAPAN SUMBERDAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDAMPINGAN DESA oleh Muhaimin (Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang) .………………………...
97
PENDIDIKAN NONFORMAL DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN oleh Iswandi (Dosen STKIP YPM Bangko Jambi) …..…………………………………………..
105
10. PENYULUHAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI MASYARAKAT DESA oleh Elfi Rahmi (Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas) …………………………………..
116
PRESPEKTIF PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA 11. MEMAHAMI MASYARAKAT SEBAGAI SUATU SISTEM SOSIAL oleh Setiawati (Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) …………...
125
12. SURAU DAN UPAYA MEWUJUDKAN SELF GOVERNING COMMUNITY DI SUMATERA BARAToleh MHD. Natsir (Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) ...…………………………
135
13. PROCESSING WASTE INTO ORGANIC FERTILIZER FOR THE GROUP OF FARMERS IN BLOOMING SAIYO KENEGARIAN TANJUNG BALIT THE DISTRICT X KOTO DISTRICT SOLOK oleh Siti Farida F & Mas’ula (Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) ……..…………………….
144
PERAN PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DAN
viii
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 14. PENDEKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL AGEN PERUBAHAN SEBAGAI FASILITATOR DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KASUS DESA PALEM KAB. KEDIRI DAN DUSUN BAJULMATI KAB. MALANG) oleh Zulkarnain (Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang) ...…………
150
15. PERANAN PENDAMPING DESA DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT SADAR BENCANA SEBAGAI SALAH SATU MITIGASI BENCANA oleh Vevi Sunarti (Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) …..………………………………………………...
166
16. PERAN PENDAMPING DESA DALAM RELOKASI KORBAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG oleh Mahfuzi Irwan (Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta) …………………….
183
17. PENDAMPING DESA SEBAGAI PENGGERAK PEMBERDAYAAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN oleh Marta Dwi Ningrum (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta) …………………………………...
198
KOMPETENSI TENAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 18. URGENSI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PAMONG BELAJAR DALAM PELAYANAN PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEBAGAI BAGIAN UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA oleh Tasril Bartin (Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) ……………………
210
19. PEMUDA SEBAGAI FASILITATOR PENDAMPING DESA oleh Syamsuddin (Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan Nonfomal Konsentrasi Pemberdayaan Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta) …………………………………
225
KONSEP PEMBELAJARAN
ix
20. PERAN GURU PROFESIONAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN oleh Darnis Arief (Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang) …………………………………………………………….
x
238
PROSIDING| 144
PROCESSING WASTE INTO ORGANIC FERTILIZER FOR THE GROUP OF FARMERS IN BLOOMING SAIYO KENEGARIAN TANJUNG BALIT THE DISTRICT X KOTO DISTRICT SOLOK Siti Farida F. & Mas'ula Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNP
Abstract Viewed artificial fertilizer prices always go up, many farmers complain, because they could no longer buy fertilizer for their crops, therefore, rural communities need to be smart in processing waste, to be used as organic fertilizer, in addition to organic fertilizers are healthier than artificial fertilizers. The technology used is very simple, and the cost of energy and processing time is also not a lot of organic fertilizers was nearly produced can be utilized. The first activity of the 53member group which is present only 26 people, or 50%, completion of the three present 72 people, who are not members also MINTAK participate, because they get benefits, they even promised to get junk market in the nearest town, and many requests from another farmer groups to be taught, it is hoped this activity can be a national strategy, in order to overcome the scarcity of fertilizer and litter control. Keywords: organic fertilizers, rural farmers. Abstrak Melihat harga pupuk buatan yang selalu naik, petani banyak mengeluh, karena tidak sanggup lagi membeli pupuk bagi tanaman mereka, oleh sebab itu masyarakat pedesaan perlu cerdas dalam mengolah sampah, untuk dijadikan pupuk organik, disamping itu pupuk organik lebih sehat dibandingkan dengan pupuk buatan. Teknologi yang digunakan sangat sederhana, biaya dan tenaga serta waktu pengolahan juga tidak banyak, pupuk organik yang dihasilkan dapat segra dimanfaatkan. Kegiatan pertama dari 53 anggota kelompok yang hadir hanya 26 orang atau 50%, kegiatan ketiga hadir 72 orang, yang tidak anggota juga mintak ikut, karena sudah dapat informasi manfaatnya, SEMINAR NASIONAL JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG “KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA” Kamis/ 6 Oktober 2016
145 | PROSIDING bahkan mereka berjanji akan mencari sampah pasar di kota terdekat, serta masih banyak permintaan dari kelompok tani yang lain untuk diajarkan, diharapkan kegiatan ini dapat menjadi strategi nasional, guna mengatasi kelangkaan pupuk dan pengendalian sampah. Kata kunci: Pupuk organik, petani pedesaan.
A. PENDAHULUAN Pada era globalisasi dan AFTA 2015, di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) sangat pesat dan menyebar keseluruh pelosok, masyarakat pedesaan perlu diberikan pengetahuan dan keterampilan tepat guna agar tidak tergiur untuk datang kekota, atau mengerjakan pekerjaan yang merugikan misalnya; mabuk, main game secara terus menerus. Membakar sampah dapat merusak diri sendiri dan lingkungan. Pembuatan pupuk organik dengan teknologi sederhana dan biaya sedikit dapat membantu petani mengurangi penggunaan pupuk buatan. Yaitu; 1 botol EM-4 seharga Rp 20.000,-, dapat menghasilkan pupuk organik cair sampai 20 liter, dan pupuk organik padat 17-18 Kg, tapi pemerintah perlu membelikan Komposternya seharga Rp 300.000,pada setiap rumah tangga, yang dapat digunakan selama lebih kurang 30 tahun. Jika dilaksanakan di pedesaan pembuatan pupuk organik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, menggunakan komposter dan membuat komposter langsung di tanah, karena masih banyak lahan kosong yang dapat digunakan, hanya saja kalau komposternya langsung ke bumi, petani hanya memperoleh pupuk organik yang padat saja, sedangkan yang cair masuk ke dalam tanah, oleh sebab itu, pembuatannya harus jauh dari sumber air bersih atau dari daerah yang menghasilkan mata air untuk kehidupan masyarakat sendiri. Oleh sebab itu, rumsan masalahnya adalah; Bagaimana mengolah sampah menjadi pupuk organik bagi masyarakat kelompok tani mekar saiyo di kenegarian Tanjung Balit Kecamatan X Koto di Atas Kabupaten Solok. B. METODOLOGI Tingkat mengkhawatirkan penipisan sumber daya dan peningkatan volume limbah, terkait dengan pertumbuhan penduduk dan peSEMINAR NASIONAL JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG “KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA” Kamis/ 6 Oktober 2016
PROSIDING| 146 ningkatan urbanisasi telah menjadi masalah serius di seluruh dunia (Palmer &Suggate , 1996:109-122). Secara khusus dapat dikatakan bahwa pembuangan limbah sudah mulai mengubah cara biosfer berfungsi. Penipisan lapisan ozon dan perubahan iklim mulai mengurangi produktivitas ekosistem global pada saat jutaan orang mencari penghidupan dan rezeki yang akan diberikan oleh lingkungan (Simmons, 1996:163-170). Masing-masing masalah ini memerlukan perhatian global. Masalah pengelolaan sampah, pembuangan dan daur ulangnya tampak menjadi masalah paling mendesak terutama di negara berkembang di mana teknologi pengelolaan limbah domestik masih terbatas (UN-Habitat, 1988: 12-29 ; Palmer , 1998:35-77). Meningkatnya standar hidup di sebagian besar belahan dunia juga menyiratkan perubahan selera, dan peningkatan konsumsi energi dan material. Peningkatan produksi limbah manusia akibat perubahan gaya hidup membuat masalah kritis terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang sering memiliki masalah yang lebih mendesak, seperti kerawanan pangan dan ancaman dari epidemi dan pandemi penyakit, termasuk HIV/AIDS, malaria, TBC dan sebagainya (Coinstreau, 1987:1-30; UNEP, 1994:20-35). Namun, kegagalan untuk mengatasi masalah pengelolaan limbah secara memadai hanya dapat memperburuk situasi kesehatan, seperti penyakit terutama di daerah tropis yang paling memiliki keterkaitan langsung dengan standar sanitasi dan higienis (UNEP, 1994:20-35). Masalah serius dalam pembuangan limbah di negara-negara berkembang seperti Indonesia meningkat secara linear dengan partumbuhan konsumsi karena meningkatnya jumlah penduduk untuk menghasilkan berbagai aliran limbah dari rumah tangga dan tempat-tempat pasar yang padat. Limbah ini, yang sering berserakan di jalanan besar maupun kecil akhirnya akan menemukan jalan mereka di sungai dan saluran air di dekatnya, yang kemudian menjadi tercemar (UNEP, 2002:50-65). Dalam banyak kasus, sumber-sumber air yang tercemar ini digunakan oleh sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat miskin, untuk beberapa tujuan, termasuk minum, mencuci dan atau mandi. Wabah penyakit dan bahaya kesehatan lainnya yang pada masyarakat tidak biasa dalam pengaturan seperti di kebanyakan negara berkembang akan terus meningkat (Teurlings. 1993:7-19). Dalam kasus lain, beban organik dan nutrisi besar sungai dan sungai menyebabkan eutrofikasi luas, yang akan menjadi ancaman serius bagi stabilitas ekosistem (UNEP, 2002:50-65). SEMINAR NASIONAL JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG “KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA” Kamis/ 6 Oktober 2016
147 | PROSIDING Pembuatan kompos adalah menumpukkan bahan-bahan organis dan membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai nisbah C/N yang rendah (telah melapuk) (Hasibuan, 2006). Bahanbahan yang mempunyai C/N sama atau mendekati C/N tanah, dapat langsung digunakan sebagai pupuk, tetapi bila C/N nya tinggi harus didekomposisikan dulu, sehingga melapuk dengan C/N rendah yakni 10-12 (Rinsemo, 1993). Pembuatan kompos sederhana dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: (1) dengan cara membuat membuat lubang di tanah, lalu menumpukkan sampah organik setelah dipisahkan dari sampah plastik dan non organik lainnya; (2) meletakkan sampah organik dalam alat dekomposter dan memberikan MM adalah zat yang menolong bakteri untuk menghancurkan/menguraikan sampah dirawat dengan cara mengatur airnya sampai terbentuknya pupuk organik yang siap untuk digunakan; (3) dengan cara membuat pupuk cair dari bahan-bahan organik yang sudah dihancurkan sampai halus dan mencampurnya dengan zat kimia yang dapat mempercepat proses. Kerangka konseptual pengabdian adalah sebagai berikut. Pemberian teori dasar, dan praktek pembuatan kompos oleh instansi & petani
Peduli Sampah Pelatihan pembuatan Kompos Kelompok Tani
Peduli Tumbuhan & Hewan
Kelompok Tani Mekar Saiyo
Menghasilkan pupuk Organik untuk Tanaman
Peduli Lingkungan Hidup
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode multi situs, dimana dalam pelaksanaan kegiatan dibentuk beberapa kelompok, setiap kelompok pesertanya terdiri dari masyarakat petani yang datang dari satu desa, dimana pelaksanaannya dilangsungkan setelah kegiatan rutin yang mereka lakukan yaitu bertani. Kegiatan secara berSEMINAR NASIONAL JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG “KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA” Kamis/ 6 Oktober 2016
PROSIDING| 148 strata dan bernuansa mencintai lingkungan, kegiatan penelitian memakai metode Partisipation Action Research (PAR), yang dipandu oleh pendamping dilaksanakan secara berkelanjutan. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penelitian diawali dengan sosialisasi kegiatan, pemberian pengetahuan diikuti dengan pembuatan, pupuk organik, sesuai dengan langkah kerja yang telah disediakan dalam lembaran kerja, waktu pembuatan pertama hanya hadir 26 orang saja dari 53 orang peserta yang sudah terdaftar sebagai anggota, pertemuan ke dua hadir 59 orang, artinya yang tidak menjadi anggotapun berkeinginan untuk ikut berlatih. Pada pertemuan ketiga hadir 72 orang, bahkan empat orang dari yang hadir memintak untuk diadakan di kelompok tani tempat dia berdomisili. Untuk tertib kerja, maka disusun langkah kegiatan sebagai berikut. Teori pembuatan
Pengarahan cara kerja 1. 2. 3.
Pembuatan Pupuk Organik
Pelaksanaan dan Pengamatan
4. 5.
Penilaian Hasil
Mempersiapkan segala peralatan dan bahan yang akan digunakan Menetapkan jenis kegiatan pembuatan pupuk organik dan langkah kerja. Selama bekerja hindari berbicara, dan melakukan kerja yang tidak sesuai prosedur . Gunakan masker dan sarung tangan untuk keamanan. Simpan hasil ditempat yang telah disediakan dan rawat sampai berhasil
Observasi dan Diskusi produk
Berhasil
Laporan Akhir
Gambar 2. Diagram Alir Proses Kerja Penelitian
Data yang diperoleh adalah: 1. Proses pembuatan pupuk organik yang berasal dari sampah dengan proses dekomposter, dengan menggunakan media sederhana 70%, berhasil, karena masih ada yang dalam proses. SEMINAR NASIONAL JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG “KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA” Kamis/ 6 Oktober 2016
149 | PROSIDING 2. Mengamati proses perubahan sampah, menjadikan kompos, kemudian menjadi pupuk organik yang siap untuk digunakan (masih dalam proses). 3. Pupuk organik, jenis cair dan padat telah jadi, dan siap untuk digunakan (masih dalam proses). 4. Pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan perilaku peserta yang meliputi interaksi antar peserta dan keseriusan kerja, 90%, karena peserta yang berebut bahan. 5. Keaktifan kerja dari hasil observasi; 95%, peserta aktif dan serius dalam melakukan kegiatan kerja. 6. Hasil wawancara menunjukkan 98% peserta, menjawab sangat baik untuk kegiatan di pedesaan. Hasil penelitian yang dapat dilaporkan saat sekarang adalah tingkat keinginan dan keseriusan kerja peserta dari kelompok tani Mekar Saiyo serta masyarakat desa secara keseluruhan, yaitu meningkat secara signifikan yaitu dari 50%, meningkat langsung 100%, bahkan melebihi dari perencanaan awal sedangkan produk berupa pupuk organik masih dalam proses. DAFTAR RUJUKAN Appelman A, 2005. Embraching Divercity Through Self-Awareness. Columbia Universitas Of Missouri. Diakses 13 Januari 2006. Arief, Awar, 2003. Pendidikan Kecakapan Hidup, Bandung, Alfabeta. Hungerford et.all, 1990. Financial Jutification Discussion Thresd. Diakses tanggal 6 Januari 2006. Ibrahim Muslimin, 2003. Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Martin MGT, 2004, The Limits of Self Awareness. Nederland: Cluwer Academic. Diakses 9 Januari 2006. Slamet, P.H. 2004. Perkembangan Manusia Indonesia Berkarakter Teknologi. Yokyakarta: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.029. tahun ke dua. Tim BBE, 2002a, Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill), melalui pendekatan Broad-Based Education, Jakarta: Depdiknas. Tim BBE, 2003, Pola Pelaksanaan Kecakapan Hidup (Life Skill), melalui pendekatan Berbasis Luas, Surabaya: SIC.. Mulyati Arifin, dkk. 2008. Ilmu pengetahuan alam dan lingkunganku 3: Jakarta: Tim Editor PT. Setia Purna Inves, Pusat Perbukuan.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG “KOMPETENSI PENDAMPING PEMBANGUNAN DESA” Kamis/ 6 Oktober 2016