312
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2, 2008, hlm 312-316
KOMPARASI HASIL BELAJAR SAINS KIMIA DENGAN METODE LIFE SKILL DAN MIND MAPPING PADA SISWA MTs Tjahyo Soebroto, Eko Budi Susatyo, Wiwin Umu Zulaechah Jurusan Kimia FMIPA Univesitas Negeri Semarang Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
ABSTRAK Pembelajaran dengan penerapan life skill dan mind mapping merupakan alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman untuk meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan tentang ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar sains kimia pokok materi pemisahan campuran antara metode pembelajaran life skill dan mind mapping. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Negeri Kutowinangun Kebumen. Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan sampling purposif, diperoleh kelas VIIIC sebagai kelas kontrol dan kelas VIIID sebagai kelas eksperimen.. Analisis data yang digunakan adalah analisis varian dan dilanjutkan dengan uji t. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil posttes pada kelas kontrol = 65,05 dan kelas eksperimen = 74,18. Dengan analisis varian untuk data pretes diperoleh Fhitung (1,2386) < Ftabel (1,93) berarti bahwa kedua kelompok mempunyai varian yang tidak berbeda. Analisis data post tes diperoleh Fhitung (1,1679) < Ftabel (1,93) yang berarti ada perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari hasil analisis data, disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar sains kimia pokok materi pemisahan campuran antara yang diberi dengan metode pembelajaran life skill dan mind mapping pada siswa dan hasil belajar dengan pembelajaran dengan metode life skill lebih baik dari metode mind mapping Kata kunci: komparasi,hasil belajar, life skill, mind mapping
PENDAHULUAN Dunia dan segala isinya adalah terkutuk
sekian bekal ilmu untuk kehidupan yang sangat
kecuali dzikir dan taat kepada Allah Ta’ala, serta
dekat dengan kehidupan sehari-hari. Banyak
orang alim dan orang yang belajar (Imam Nawawi,
siswa mengeluhkan sebagai pelajaran yang susah
1999:318). Menuntut ilmu itu wajib dari buaian
karena dianggap abstrak dan sulit dimengerti.
sampai liang lahat (HR. Muslim). Karena belajar
Metode life skill dalam pembelajaran
bukanlah tujuan melainkan alat untuk menggapai
merupakan sebuah pembelajaran yang
tujuan (Anwar, 2004:25). Prof. Proopert Lodge
menghadirkan tema-tema dan problem
berpendapat bahwa “Live is education and
kemanusiaan, menumbuhkembangkan potensi
education is live” (Kehidupan itu adalah proses
manusia secara riil agar siap hidup dengan proses
pendidikan dan proses pendidikan itu adalah
yang betul-betul hidup. Pembelajaran tersebut
kehidupan) (Suyoto, 2003:30). Seharusnya subjek
menarik dan hidup karena menghadirkan dunia
belajar siswa adalah realitas kehidupan supaya
nyata dalam pembelajarannya (Suyoto, 2007:6-
output yang dihasilkan sanggup memetakan
9). Inilah implementasi pendidikan seumur
sekaligus memecahkan masalah dalam kehidupan.
hidup yang reliabel dan fleksibel dengan analiis
Pelajaran kimia sebagai salah satu dari
313
Tjahyo Soebroto, dkk., Komparasi Hasil Belajar Sains ...
kebutuhan lingkungan menjadi acuan utama
dengan pembelajaran menggunakan metode mind
(Shofan, 2007:10-11). Hasil yang diharapkan,
mapping.
siswa sebagai agent of cange yang mampu
Metode Pengumpulan Data yang digunakan
menguasai, mengaplikasikan, mengembangkan,
adalah metode observasi, dukumentasi dan tes.
dan menyebarluaskan ilmunya sehingga
Metode observasi digunakan untuk mengamati
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
apakah metode life skill dan metode mind mapping
umat (Shofan, 2005:13). Pembelajaran dengan
dikembangkan di subyek penelitian tersebut.
metode mind mapping merupakan pembelajaran
Metode dukumentasi digunakan untuk memperoleh
yang membantu siswa untuk belajar lebih cepat,
data nilai mid semester mata pelajaran sains
mudah dan efisien. Pembelajaran itulah yang menjadikan mengingat dan memahami dengan lebih baik (konsentrasi), karena belajar melihat gambaran secara keseluruhan dengan imajinasi dan asosiasi (Buzan, 2006:10).
terpadu untuk uji homogenitas populasi. Metode tes
Permasalahan yang dikaji adalah adakah
digunakan untuk memperoleh data pre tes dan post
perbedaan hasil belajar sains kimia pokok
tes. Soal tes yang digunakan telah diuji validitas,
materi pemisahan campuran antara pembelajran
reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.
dengan metode life skill dan mind mapping pada siswa kelas VIII MTs N Kutowinangun Kebumen
Pelaksanaan Penelitian
dan manakah yang lebih baik antara kedua
Proses pembelajaran pada kelompok kontrol
pembelajaran teresebut
Sebelum materi pokok disampaikan,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peneliti menyampaikan hakikat mind mapping
ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar
dalam strategi belajar mengajar. Penyampaian
sains kimia pokok materi pemisahan campuran
ini dimaksudkan untuk mengantarkan siswa
antara pembelajaran dengan metode life skill
memahami tentang metode mind mapping yang
dan mind mapping pada siswa kelas VIII MTs N
akan diaplikasikan sebagai strategi belajar siswa.
Kutowinangun Kebumen. .
Pada pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping, siswa diajak untuk lebih mengenal
METODE PENELITIAN
tentang gaya belajar, termasuk didalamnya strategi
Jenis penelitian ini adalah penelitian
dalam mencatat. Strategi mencatat inilah yang
komparatif. Desain penelitian yang digunakan
disebut mind mapping. Strategi mencatat inilah
adalah Randomized Control-Group Pretest-Postest
yang dikenalkan kepada siswa agar supaya belajar
Desain” seperti terlihat pada Tabel 1. Teknik
lebih efektif.
pengambilan sampel adalah teknik sampling
Peneliti memaparkan materi sambil
purposif atau dengan pertimbangan dari pihak
menyusun potongan mind mapping yang telah
sekolah. Sampel yang diambil adalah dua kelas,
dipersiapkan. Kemudian kegiatan pembuatan
yaitu kelas VIII D sebagai kelas eksperimen
mind mapping pokok materi pemisahan campuran
dengan pembelajaran menggunakan metode
ini diikuti oleh siswa di buku tulis dan kreatifitas
life skill dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol
masing-masing. Pemaparan pokok materi pada
314
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2, 2008, hlm 312-316
kelas kontrol ini dengan ceramah, dilanjutkan
dan teknik yang lainnya.
dengan tanya jawab oleh peneliti kepada siswa
Sedangkan percobaan tentang penjernihan
tentang soal-soal terkait pokok materi pemisahan
air hasilnya tidak langsung, tetapi pada pertemuan
campuran.
selanjutnya baru diperoleh hasilnya. Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini sangat
Proses pembelajaran pada kelompok
sederhana, diantaranya botol aqua yang ditutup
eksperimen
dan dibalik dan bagian alas aqua dilubangi serta
Pembelajaran dimulai dengan sebuah
diletakkan di atas gelas kaca bening. Kemudian
apresiasi aplikasi sehari-hari yang terkait dengan
dimasuki benang wol, kerikil, pasir kasar, pasir
materi pokok terkait. Sebuah pertanyaan yang
halus sebagai penjernih. Botol aqua tersebut siap
sederhana yang kemudian bahan diskusi. “Apa
dimasuki air keruh dan diendapkan sampai pada
yang dilakukan ketika minyak yang akan digunakan
waktu yang ditentukan. Kelompok 4 diendapkan
untuk menggoreng tempe sedikit termasuki air?
sehari, kelompok 5 diendapkan 2 hari dan kelompok
Pemaparan cara yang bisa digunakan itu tidak
6 diendapkan 3 hari. Dari hasil percobaan tersebut
cukup memuaskan. Pembelajaran ini membantu
kemudian diadakan tanya jawab terkait pokok
merangsang siswa berdialog dengan dirinya
materi pemisahan campuran khususnya tentang
sendiri dan memberi perngalaman nyata kepada
air dan upaya penjernihannya .
siswa. Siswa diantarkan menganalisis mengapa
Pada pembelajaran ini disampaikan juga
dengan cara dipanaskan, air bisa terpisah dari
dengan CD pembelajaran yang didalam terdapat
minyak. Pemaparan tersebut sampai pada
kegiatan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
konsep behwa air bisa menguap terlebih dahulu
Diantaranya memisahkan sel darah dan plasma
dibandingkan minyak karena memiliki tidik didih
darah dalam dunia kedokteran (pemisahan
yang lebih rendah dibandingkan minyak. Hal inilah
campuran dengan teknik sentrifugasi),alat
yang mengantarkan kepada pemahaman dasar
pengisap debu, penyejuk ruangan/AC, masker
pemisahan campuran, yang menjadi sub materi
hidung,pekerja bangunan memisahkan pasir
pertama pada pembelajaran ini.
halus dengan pasir kasar (teknik penyaringan/
Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian
filtrasi),pemisahan puing-puing besi dari barang
kelompok menjadi 6 kelompok dengan masing-
bekas non magnetik (teknik daya tarik magnet),
masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Kelompok 1,
dan pembuatan lilin (penjelasan distilasi bertingkat
2, dan 3 mempraktekkan pembuatan garam dari
minyak bumi).
air laut Ambal Kebumen. Dan kelompok 4, 5, dan 6 mempraktekkan upaya penjernihan air dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
teknik sederhana.
Hasil Analisis Data Tahap Awal
Hasil dari percobaan pembuatan garam langsung pada hari itu dengan menggunakan alat
Uji homogenitas Pengujian homogenitas data nilai mid
sederhana yang ada dan kompor yang dimiliki
semester mata pelajaran sains
semester
sekolah. Dari hasil percobaan itulah kemudian
I antar anggota populasi dalam penelitian ini
diadakan tanya jawab terkait pokok materi
menggunakan Uji Bartlet. Berdasarkan hasil
pemisahan campuran terutama teknik penguapan
tersebut, berarti bahwa delapan kelompok anggota
315
Tjahyo Soebroto, dkk., Komparasi Hasil Belajar Sains ...
populasi, varians data nilai mid semester sains
ttabel (1,67) yang berarti kelompok eksperimen lebih
semester I adalah homogen.
baik daripada kelompok kontrol.Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa kedua kelas
Hasil pretest dan posttes
sampel mempunyai kondisi yang relatif sama,
Dari kedua nilai kemampuan awal ini
sehingga kedua kelas sampel bertolak dengan
didapat bahwa uji kesamaan dan uji perbedaan
kemampuan yang relatif sama pada materi pokok
didapat hasil bahwa kelas eksperimen tidak lebih
pemisahan campuran.
baik dibanding kelas kontrol. Setelah mendapat
Posttes dilakukan setelah dilakukan
pembelajaran pada kedua kelas tersebut, dari
pembelajaran materi pokok pemisahan campuran
maka rata-rata kemampuan siswa pada kelas
pada kedua kelas sampel. Hasil nilai rata-rata
kontrol adalah 65,05 dengan nilai tertinggi 89,29
yang diperoleh dari kelas kontrol adalah 65,05
dan nilai terendah 41,78. Pada kelas ekperimen
dan hasil nilai rata-rata kelas eksperimen adalah
diperoleh nilai rata-rata 74,18 dengan nilai tertinggi
74,18 (Tabel 3). Dari hasil nilai rata-rata kedua
96,43 dan nilai terendah 52,49.
kelas sampel disimpulkan bahwa hasil nilai ratarata kelas eksperimen (pembelajaran dengan
Hasil Analisis Data Tahap Akhir Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar kedua
menggunakan metode life skill) lebih baik dari pada hasil nilai rata-rata kelas kontrol (pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping).
kelas sampel, dapat dilihat dalam hasil uji analisis
Pembelajaran dengan metode life skill
varian (Tabel 2). Analisis tersebut dapat dilakukan
lebih baik daripada pembelajaran dengan metode
jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan
mind mapping. Hal ini dikarenakan: (1) hakikat
memiliki variansi antar kelompok yang relatif sama
pembelajaran dengan metode life skill yang
(homogen)
terpenting adalah adanya pemahaman tentang
Berdasarkan hasil uji t diperoleh bahwa
hakihat hidup dan kehidupan yang menjadi
selisih rata-rata hasil belajar antara kelas kontrol
motivasi terbesar untuk selalu belajar dalam
dengan kelas eksperimen sebesar 9,13 (dari
kehidupannya sedangkan dalam pembelajaran
74,18 - 65,05) yang berarti ada perbedaan yang
dengan metode mind mapping hanya disampaikan
signifikan. Dari rata-rata hasil belajar posttes
cara belajarnya, (2) metode pembelajaran life
menunjukkan bahwa hasil belajar pada kelas
skill berorientasi pada problem masyarakat
eksperimen (menggunakan metode life skill) lebih
sehingga menumbuhkembangkan potensi siswa,
baik dari pada kelas kontrol (pembelajaran dengan
juga peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
menggunakan metode mind mapping). Hal ini
pendidikan sedangkan pada metode mind
didukung pula oleh hasil analisis thitung (4,133) >
316
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2, 2008, hlm 312-316
mapping tidak, (3) pembelajaran dengan metode
kesimpulan antara lain: (1) ada perbedaan hasil
life skill menghilangkan kesan abstrak, karena
belajar pokok materi pemisahan campuran
pembelajarannya dengan menghadirkan dunia
kelas VIII MTs N Kutowinangun Kebumen yang
nyata (konkret), atau dengan kata lain adanya
diberi pembelajaran dengan metode life skill dan
kontekstualita pembelajaran yang dekat dengan
metode mind mapping, (2) pembelajaran pokok
kehidupan sehari-hari misalnya dengan percobaan
materi pemisahan campuran kelas VIII MTs N
atau eksperimen sedangkan pada metode mind
Kutowinangun Kebumen dengan pembelajaran
mapping hanya disampaikan dengan ceramah dan
life skill lebih baik dari pada pembelajaran mind
konsep (tanpa praktik), (4) metode pembelajaran
mapping
life skill menciptakan situasi pembelajaran yang lebih menyenangkan daripada metode mind
DAFTAR PUSTAKA
mapping, karena dengan praktek langsung
Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life
menjadikan keterlibatan siswa lebih besar dalam pembelajaran sehingga lebih meningkatkan pemahaman siswa.
Skills Education). Bandung: Alfabeto Buzan, Tony. 2006. Mind Map untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia Nawawi, Imam. 1999. Terjemah Riyadhus Shalihin
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil
Jilid 2. Jakarta: Pustaka Amani