Komoditas Pangan dan Pertanian
Komoditas Logam dan Mineral
Komoditas Energi
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Januari 2017
DAFTAR ISI Komoditas Energi Minyak Mentah, Batu Bara dan Gas Alam
Komoditas Pangan dan Pertanian Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kertas
Komoditas Logam dan Mineral Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi
2
Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl) Desember 2016 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
2015
Juli
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
2016
Crude oil, average
47,0
43,1
36,6
29,8
31,0
37,3
40,8
45,9
47,7
44,1
44,9
45,0
49,3
45,3
52,6
Crude oil, Brent
48,1
44,4
37,7
30,8
33,2
39,1
42,3
47,1
48,5
45,1
46,1
46,2
49,7
46,4
54,1
Crude oil, Dubai
46,6
42,2
34,8
27,0
29,5
35,2
39,0
44,0
45,8
42,6
43,7
43,7
48,3
43,8
51,8
Crude oil, WTI
46,2
42,7
37,2
31,5
30,4
37,8
41,0
46,7
48,8
44,7
44,8
45,2
49,9
45,6
52,0
Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank
•
Harga minyak mentah kian memanas seiring dengan kesepakatan pembatasan suplai antar negara produsen untuk pertama kalinya sejak 2001. Pengurangan produksi akan membantu menyeimbangkan pasar dari kelebihan pasokan dan kemerosotan harga yang telah mempengaruhi ekonomi negara produsen minyak.
•
Dalam rapat OPEC di Wina, Austria, pada 30 November, memutuskan pemangkasan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari menjadi 32,5 juta barel per hari mulai awal 2017. Pasar menyambut baik rencana ini sehingga harga melejit.
3
Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl) Desember 2016 Pergerakan harga minyak mentah dunia terpantau memasuki tren bullish seiring dengan adanya ekspektasi keseimbangan suplai dan permintaan, sehingga harga cenderung membaik. Kondisi ini di dukung oleh sentimen seperti: • Kesepakatan pemangkasan produksi minyak oleh anggota OPEC yang merupakan pertama kalinya sejak 2001, yang juga di dukung sejumlah produsen minyak non-OPEC untuk menahan atau memangkas produksinya. Dalam rapat OPEC di Wina, Austria, pada 30 November 2016, OPEC memutuskan pemangkasan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari menjadi 32,5 juta barel per hari (turun dari sebelumnya 33,64 juta barel per hari) mulai awal 2017. • Laporan produksi minyak mentah China sepanjang Januari-November 2016 yang turun 6,9% menjadi 4 juta barel per hari dibanding periode yang sama tahun 2015. • Kondisi geopolitik yang cenderung memanas, sehingga bisa mempengaruhi distribusi dan harga minyak. Sebagai contoh: Donald Trump memperingatkan Korea Utara agar tidak lagi meluncurkan uji coba rudal balistik, serta memanasnya hubungan China dan Amerika Serikat. Selain itu, Indonesia membekukan sementara (temporary suspend) keanggotaannya di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Keputusan itu sebagai langkah strategis untuk menjaga kepentingan nasional Indonesia. Sebab, OPEC meminta semua anggotanya memangkas produksi minyak pada 2017, termasuk Indonesia diminta mengurangi produksi minyak sampai 37.000 barel per hari (bph). Bila Indonesia mengikuti keputusan OPEC itu, pendapatan dari minyak sebesar US$ 2 juta atau Rp 26 miliar per hari harus dikorbankan. Ini bukan keputusan pertama kali bagi Indonesia membekukan keanggotaan di OPEC. Pada tahun 2008 juga pernah dilakukan, kemudian pada 2015 lalu mengaktifkan kembali keanggotaan di OPEC karena ingin mendapat kemudahan impor minyak dari negara-negara anggota OPEC. Dengan pembekuan keanggotaan ini tentu Indonesia harus mencari jalan lain untuk mendapatkan minyak murah (Detik Finance - Kamis, 1/12/2016). 4
Perkembangan Harga Batu bara dan Gas Alam ($/mt) Desember 2016 120,0
4,0 3,6 3,5
100,0
86,6
80,0
3,0 2,5
60,0
2,0 1,5
40,0
1,0 20,0 0,0
0,5 Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
2015
Juli
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
0,0
2016
Coal, Australian ($/mt)
52,3
52,6
52,1
49,8
50,7
52,2
50,8
51,2
53,4
63,1
67,4
72,9
93,2
100,0
86,6
Natural gas, US ($/mmbtu) (RHS)
2,3
2,1
1,9
2,3
2,0
1,7
1,9
1,9
2,6
2,8
2,8
3,0
2,9
2,5
3,6
Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank
Harga batubara di bulan Desember mengalami tekanan di tengah tren kenaikan harga minyak global setelah OPEC menyetujui pembatasan produksi. China menjadi faktor penentu sejauh mana harga batu hitam dapat bergerak, sebab China merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia. Peranannya, sebagai sumber ekspor juga salah satu pembentuk harga komoditas dunia. Harga gas alam terus melaju di sepanjang tahun 2016 dengan mencatat kenaikan hingga 31%. Pergerakan harga gas alam seiring dengan kenaikan harga minyak. Mengutip Bloomberg, Selasa (27/12), harga gas alam kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange sempat menguat 3% ke level US$ 3,772 per mmbtu. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Januari 2015. 5
Batu Bara Pelemahan harga batu bara terjadi seiring pemberitaan rekomendasi pemerintah India untuk memisahkan perusahaan batu bara teratas di negara tersebut dalam kurun waktu setahun. India merupakan negara penghasil ketiga terbesar dunia sekaligus pengimpor batu bara ketiga terbesar dan ingin mendorong produksi batu bara lokalnya. Pemerintah India menginginkan produksi batu bara Coal India meningkat menjadi 1 miliar ton per tahun sebelum 2020 dari sekitar 539 juta ton pada tahun fiskal yang berakhir di Maret. Harga batubara gagal memanfaatkan momentum penguatan harga minyak setelah OPEC menyetujui pembatasan produksi. Tekanan harga batubara juga merupakan imbas dari kebijakan China: 1) China telah meningkatkan jumlah hari untuk tambang dapat beroperasi per tahun. Hal tersebut dilakukan untuk mengendalikan lonjakan harga batubara serta meningkatkan produksi sehingga mencukupi pasokan pada musim dingin. Sebelumnya China memangkas waktu kerja perusahaan batu bara mulai April 2016, dari 330 hari per tahun menjadi 276 hari per tahun. Sejak itulah harga batu bara menunjukan tren menanjak. 2) China telah mengamankan kontrak jangka menengah hingga jangka panjang di antara pembangkit listrik dan penambang batubara untuk mengirim batubara thermal di harga 535 yuan (US$ 105) per metrik ton tahun 2017, jauh lebih rendah dari harga pasar di 750 yuan per ton. Hal tersebut mendorong harga batubara ke level yang lebih rendah. Diketahui, pasar batubara terbesar adalah Asia yang mengkonsumsi sekitar 54% dari konsumsi batubara dunia.
6
Gas Alam •
• • •
•
•
Harga gas alam terus melaju di sepanjang tahun 2016 dengan mencatat kenaikan hingga 31%. Mengutip Bloomberg, Selasa (27/12), harga gas alam kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange sempat menguat 3% ke level US$ 3,772 per mmbtu. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Januari 2015. Penguatan harga gas alam sepanjang tahun ini didukung oleh kondisi fundamental yang cukup positif. Musim dingin di sebagian wilayah dunia membuat permintaan gas alam terus meningkat guna memenuhi kebutuhan pemanas ruangan. Musim dingin yang ekstrem kembali mendorong harga gas alam naik. Sebelumnya, harga gas alam sempat terpukul akibat kenaikan suku bunga The Fed. Mengutip Bloomberg, Jumat (23/12), sumber kekuatan gas alam saat ini berasal dari tingginya permintaan dari China. Kondisi cuaca yang lebih dingin dibandingkan dengan tahun lalu, membuat Negeri Tirai Bambu ini meningkatkan impor gas alam dari negara-negara teluk. Impor gas alam Tiongkok mencapai 3,3 juta mmbtu. Sebaliknya AS malah mengurangi permintaan gas alam, sebabnya, cuaca dingin tak seekstrem di China. Akhir tahun ini, musim dingin di Negeri Paman Sam lebih hangat karena efek El Nino. Artinya, harga gas alam hanya bergantung pada permintaan dari China. Energi Information Administration (EIA) merilis cadangan gas alam AS per 16 Desember 2016 mengalami penurunan menjadi 209 miliar kaki kubik. Ini jadi penurunan terbesar setelah pekan sebelumnya cadangan gas hanya terkikis 147 miliar kaki kubik. Ini membuat harga gas bertahan di level atas, paling tidak hingga akhir tahun. Tren bullish pun diprediksi bertahan hingga kuartal I 2017.
7
Komoditas Pangan dan Pertanian
Minyak Kelapa Sawit (CPO)
Bubur Kertas
Karet
Kakao
Kopi
Kedelai
Udang 8
Perkembangan Harga Komoditas Pangan dan Pertanian: Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu 14,0
1000 900
12,0
800
10,0
700
8,0
600 500
6,0
400
4,0
300 200
2,0 0,0
100 Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
2015
Juli
Agustus
Sep
Okt
Nop
Des
0
2016
Cocoa ($/kg)
3,20
3,36
3,35
2,95
2,92
3,07
3,08
3,10
3,13
3,05
3,04
2,89
2,71
2,50
2,30
Coffee, robusta ($/kg)
1,82
1,80
1,75
1,65
1,63
1,67
1,77
1,85
1,89
2,00
2,02
2,13
2,28
2,29
2,25
Rubber, SGP/MYS ($/kg)
1,30
1,22
1,25
1,22
1,26
1,45
1,72
1,67
1,58
1,59
1,55
1,57
1,66
1,87
2,23
Shirmps, Mexican ($/kg)
11,41
9,96
10,14
10,44
11,02
11,02
11,02
10,69
10,69
10,69
10,69
10,69
12,79
12,35
12,35
Palm oil ($/mt) (RHS)
583
558
568
566
640
686
722
706
683
652
736
756
716
751
783
Soybean ($/mt) (RHS)
376
368
372
367
369
375
393
422
457
432
414
405
404
412
421
Woodpulp ($/mt) (RHS)
875
875
875
875
875
875
875
875
875
875
875
875
875
875
875
Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank
Harga komoditas pangan dan pertanian pada bulan Desember terpantau mengalami kenaikan kecuali harga kopi, udang dan bubur kayu yang harganya bergerak mendatar.
9
Komoditas Kakao & Kopi Harga kakao berjangka ICE Futures terpantau naik. Penguatan harga kakao terdorong aksi bargain hunting (pembelian besar-besaran) investor. Aksi bargain hunting terjadi setelah harga kakao anjlok sebelumnya, sehingga dimanfaatkan oleh para investor untuk membeli lebih banyak dengan harga yang murah. Harga kakao berjangka kontrak Maret 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan sebesar 70 dollar atau 3,23 persen pada posisi 2.240 dollar per ton. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi akan menembus level Support pada posisi 2.190 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.140 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 2.290 dollar dan 2.340 dollar. Harga kopi di bulan Desember terpantau merosot. Beberapa faktor yang membuat harga kopi anjlok: 1) Kenaikan nilai mata uang dollar AS terhadap mata uang lain dunia pasca-Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS memicu pedagang kopi dunia melepas stok mereka. Dengan kondisi ini harga kopi global segera melandai karena pasokan kopi menjadi melimpah; 2) Harga kopi semakin jatuh dengan fakta bahwa negara produsen kopi utama dunia seperti Brasil, Vietnam, dan Indonesia memasuki musim hujan. Artinya, pasokan kopi ke depan bakal tetap terpenuhi karena tidak akan ada cerita kekeringan seperti terjadi akhir tahun lalu hingga awal tahun ini yang mengganggu produksi. CATATAN: •
•
Indonesia menempatkan diri pada posisi empat besar negara pengekspor kopi dengan realisasi ekspor produk kopi hingga September 2016 mencapai 650,2 juta dolar AS. Meningkatnya minat pasar internasional terhadap kopi Indonesia antara lain disebabkan keberlanjutan dan transparansi industri perkopiaan. Selain itu, kepemilikan sertifikasi petani kopi, inovasi dalam proses penghasilan kopi dan banyaknya dukungan koperasi yang membina petani kopi Indonesia turut mendongkrak produktivitas produk kopi. Indonesia, memiliki 16 indikasi geografis dari ujung barat hingga timur dengan masing-masing daerah memiliki ciri khas kopi tersendiri membuat kopi Indonesia menjadi unik. (Kompas.com, 5/1/17). 10
Minyak Kelapa Sawit & Karet Harga minyak kelapa sawit atau CPO kembali meningkat seiring dengan merosotnya produksi. Diperkirakan penguatan harga berlanjut sampai kuartal I/2017. Harga CPO telah melonjak sekitar 26% sepanjang tahun berjalan akibat fenomena El Nino yang memukul produksi dan persediaan di Asia Tenggara. Pemulihan kondisi perkebunan di Malaysia diperkirakan membutuhkan waktu yang lebih lama. Di sisi lain, konsumsi biodiesel Indonesia —sebagai produsen CPO terbesar di dunia bakal meningkat sehingga memberikan dorongan bullish terhadap komoditas tersebut. Produksi masih lebih lemah dari yang diharapkan. Persediaan diperkirakan masih akan ketat, sehingga harga tetap menguat hingga kuartal I/ 2017. Pergerakan harga karet mampu rebound seiring pergerakan bursa saham Jepang yang masih bertahan positif serta dampak pelemahan yen Jepang. Harga karet untuk pengiriman Mei 2017, kontrak teraktif di Tokyo Commodity Exchange (TOCOM), rebound 2,14% atau 5,70 poin ke 272,40 yen per kilogram (kg). Curah hujan yang lebih deras dari biasanya di Thailand menghambat proses penyadapan pohon karet, sehingga membatasi suplai. Di sisi lain, jumlah persediaan karet mentah Jepang dilaporkan turun 7,2% menjadi 5.969 ton. Turut mendukung reli karet adalah laporan kenaikan tingkat penjualan kendaraan China sebesar 16,6% pada November (y-o-y) yang berpotensi mendorong permintaan. Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar di dunia disamping Malaysia dan Thailand. Keunggulan Indonesia dalam peningkatan produksi karet untuk masa yang akan datang adalah, masih tersedianya lahan tropis yang cukup besar yang sesuai untuk penanaman pohon karet. Produksi karet di Malaysia dan Thailand terus mengalami penurunan karena kebijakan pemerintahnya. Diantara beberapa negara tujuan utama ekspor karet Indonesia seperti Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan lainnya, Amerika Serikat merupakan negara yang paling banyak mengimpor karet dari Indonesia. 11
Komoditas Udang, Kedelai & Bubur Kertas •
Udang Indonesia saat ini menjadi nomor satu di Amerika Serikat (AS) karena berhasil mengalahkan produk dari negara lain seperti India Thailand, dan Vietnam. Udang juga merupakan komoditas utama dari sektor kelautan dan perikanan di Indonesia yang diekspor ke berbagai negara. Selain ke AS, pasar potensial untuk komoditas udang Indonesia juga ke negara-negara Uni Eropa dan Republik Rakyat China. Berdasarkan data KKP, ekspor komoditas udang menunjukkan kecenderungan yang meningkat pada 2015-2016, yaitu peningkatan 6,84 persen dilihat dari volume, dan naik 3,75 persen bila dilihat dari nilai komoditas. Selain itu, ekspor ke AS pada periode yang sama juga meningkat hingga 13,4%, atau lebih tinggi dari sasaran ekspor tradisional lainnya seperti China (naik 6,4%), Uni Eropa (4%), Jepang (2,4%), dan negara-negara kawasan ASEAN (0,2%) (industri.bisnis.com, 28/11/16).
•
Penurunan harga jual kedelai impor berlangsung secara bertahap, setelah pada awal Desember 2016 dijual dengan harga Rp6.750/kg, kemudian turun menjadi Rp6.500/kg. Hanya saja, penurunan harga jual kedelai impor tersebut belum diikuti dengan kenaikan permintaan kedelai impor. Rata-rata permintaan kedelai impor per hari, sekitar 15-an ton atau masih lebih rendah dibanding sebelumnya 20-an ton per hari. Rendahnya permintaan bahan baku kedelai tersebut, salah satunya karena respons pasar belum pulih seperti sebelumnya, sehingga mereka belum berani menaikkan permintaan bahan bakunya. Pemerintah diharap peka dan mau membantu untuk menstabikan harga kedelai dipasaran karena kebutuhan masyarakat cukup tinggi.
•
Produksi pulp Indonesia menempati peringkat ke-9 di dunia dan produksi kertas nasional menempati peringkat ke-6 dunia. "Di Asia, industri kertas berada di peringkat 3 di bawah China dan Jepang. Namun dilihat dari tren ekspor pulp dan kertas, Indonesia cenderung mengalami penurunan, seiring dengan turunnya kapasitas produksi dan tutupnya beberapa pabrik. Hal tersebut karena semakin meningkatnya biaya produksi, harga jual kertas yang cenderung turun, hingga membanjirnya produk-produk kertas impor serta mahalnya harga gas yang merupakan komponen terbesar kedua setelah biaya bahan baku dalam keseluruhan biaya produksi sehingga dapat menurunkan daya saing industri kertas dan berimbas pada peningkatan pendapatan negara dan serapan tenaga kerja (Kompas, Selasa, 15/11/16 ).
12
Komoditas Logam dan Mineral: Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi
Tembaga
Timah
Seng
Nikel
Bijih Besi
13
Komoditas Logam dan Mineral: Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi
Tembaga
Timah
Seng
Nikel
Bijih Besi
14
Perkembangan Harga Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi 25000,0
90 80
20000,0
70 60
15000,0 50 40 10000,0 30
20
5000,0
10 0,0
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Copper ($/mt)
5216,1
4799,9
Nickel ($/mt)
10316,8
9244,3
8707,8
8507,3
8298,5
8717,3
8878,9
Tin ($/mt)
15794,6
14745,3
14691,7
13808,1
15610,1
16897,6
17032,7
Zinc ($/mt)
1724,3
1583,3
1527,8
1520,4
1709,9
1801,7
1855,4
53
47
41
42
47
56
61
Juli
Agust
Sep
Okt
Nop
Des
4638,8
4471,8
4598,6
4953,8
4872,7
4694,5
4632,5
4864,9
4751,7
4722,2
4725,8
5450,9
5660,4
8660,4
8905,9
10262,9
10365,9
10175,8
10250,9
11128,9
10972,3
16707,0
16961,5
17826,2
18405,4
19499,5
20060,5
21126,1
21204,4
1869,0
2022,6
2183,3
2277,3
2288,3
2304,4
2566,2
2664,8
55
52
57
61
58
59
73
80
2015
Iron ore, cfr spot ($/dmtu) (RHS)
0
2016
Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank
Hasil pantauan harga komoditas logam dan mineral pada bulan Desember seperti tembaga, seng, dan bijih besi, terpantau bergerak positif, sementara nikel dan timah mengalami penurunan. 15
Komoditas Tembaga & Seng •
Harga tembaga melesu seiring dengan meningkatnya persediaan di London Metal Exchange dan proyeksi pertumbuhan suplai di China. Di sisi lain, data produksi industri Negeri Panda pada bulan lalu meningkat 6,2% secara tahunan (year on year), dibandingkan dengan proyeksi konsensus sebesar 6,1%. Peningkatan produksi industri terjadi seiring dengan pelemahan yuan yang menjadi sentimen positif bagi kinerja ekspor (Bisnis Indonesia 14/12/2016).
Membaiknya faktor fundamental membuat seng menjadi logam terbaik dengan kenaikan harga sekitar 44% sepanjang tahun berjalan. Tren positif ini diperkirakan berlanjut hingga 2017. Pengetatan pasokan bijih seng menjadi sentimen positif terhadap harga. Seng digunakan dalam proses pembuatan baja untuk pengembangan infrastruktur di China. China menyerap sepertiga suplai bijih besi global dan memasok 50% suplai baja di pasar global. Secara keseluruhan, pasokan seng pada tahun ini turun 3,2%, sedangkan konsumsi naik 1,9%. Hal tersebut memicu defisit dalam pasar global pada 2016 sebanyak 114.000 ton dan 360.000 ton pada 2017.
Bank Dunia memaparkan, harga seng berhasil naik 14% pada semester I/2016 akibat penutupan tambang-tambang besar seperti Glencore dan Nyrstar. Persediaan logam di LME pun terus menurun, meski ada sejumlah pasokan lain di pasar yang tidak terdeteksi. Pasar juga perlu mewaspadai beroperasinya dua proyek tambang besar yakni Gamsberg di Afrika Selatan dan Dugald River di Australia pada 2017-2018 yang bakal menambah pasokan ke pasar. Di sisi lain, masih ada kemungkinan pertambangan yang terbengkalai di China melakukan aktivitas kembali.
16
Komoditas Logam •
Nikel mengalami tekanan oleh peluang perlambatan ekonomi China. Koreksi pada harga nikel terjadi setelah Presiden China, Xi Jinping menyatakan adanya peluang pertumbuhan ekonomi di bawah 6,5%. Pada tahun 2015 lalu, para pemimpin China sempat berikrar untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi minimal 6,5% hingga tahun 2020. Perlambatan ekonomi China tentu akan menjadi beban harga nikel, apalagi di saat kondisi perdagangan cenderung sepi menjelang akhir tahun. Penurunan harga nikel kemungkinan terjadi hingga rilis data manufaktur China awal bulan depan. Jika data manufaktur positif, nikel memiliki kesempatan menguat. Apalagi, masih ada potensi penurunan produksi terkait masalah tambang bijih nikel di Filipina.
•
Di pengujung tahun harga komoditas timah menunjukkan trend yang menggembirakan. Perkara pasokan menjadi faktor yang mendukung kenaikan harga timah sepanjang tahun. Mengutip Bloomberg, Rabu (28/12), harga timah kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merosot 0,51% ke level US$ 20.992 per metrik ton. Hanya saja sejak akhir tahun 2015 lalu harga timah sudah melesat 44,22%. Keringnya pasokan timah global juga turut menguntungkan pergerakan harga komoditas logam industri ini. Ketatnya aturan ekspor timah di Indonesia menjadi penyebab mengempisnya pasokan secara global. Apalagi produksi Myanmar yang diharapkan bisa mengisi kekosongan pasokan akibat keterbatasan ekspor dari Indonesia ternyata gagal memenuhi harapan pasar. Hal ini disampaikan oleh International Tin Research Institute (ITRI) yang memperkirakan sepanjang 2016 ini produksi Myanmar stagnan di level 50.000 ton. (Bangka Pos, 29/12/16).
•
Harga bijih besi melanjutkan reli seiring dengan meningkatnya permintaan China. Tren positif ini diprediksi berlanjut sampai dengan awal 2017. Harga bijih besi untuk kontrak Mei 2017 di bursa Dalian naik 1,04% atau 6,5 poin menjadi 634,5 yuan (US$92,26) per ton. Ini merupakan level tertinggi baru sepanjang 2016. Reli bijih besi selama empat kuartal berturut-turut menunjukkan pendakian terbaik sejak 2010. Harga pun kini mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Reli bijih besi didukung oleh kombinasi dari meningkatnya selera pasar terhadap aset berisiko dan stimulus China untuk memacu pembangunan, Bloomberg, Kamis (8/12). Adanya upaya pembangunan lebih lanjut menaikkan proyeksi pertumbuhan penyerapan bijih besi. Selain itu, rencana Presiden AS Donald Trump memacu infrastruktur disambut baik oleh pasar. Harga bijih besi berpotensi mendapatkan tantangan serius dengan sejumlah indikator peningkatan pasokan. Stok di pelabuhan China misalnya sudah melebihi 110 juta ton atau level tertinggi sejak 2014.
17