No Surat/Pengumuman
087/PIT/CS/X/10
Nama Perusahaan
PT Panasia Indosyntex Tbk
Kode Emiten
HDTX
Lampiran
6
Tanggal dan Jam
01 Nop 2010 10:11:23
Perihal
Penyampaian Laporan Keuangan Interim yang Tidak Diaudit
Dengan ini PT Panasia Indosyntex Tbk menyampaikan Laporan Keuangan Interim yang Tidak Diaudit Tahun Buku 2010 untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Sep dengan periode pembanding yang berakhir pada 30 Sep 2009. Beberapa data keuangan penting sebagaimana yang ditampilkan dalam Laporan Keuangan Interim yang Tidak Diaudit dimaksud adalah sebagai berikut: Perkembangan Kinerja Keuangan. Sebagaimana yang Disajikan pada Laporan Keuangan
Untuk periode interim yang berakhir pada tanggal 30 Sep 2010 IDR
Keterangan
Untuk periode tahunan yang berakhir pada Untuk periode tanggal 31 Des 2009 interim sebelumnya, diaudit oleh KAP Doli, yang berakhir pada Bambang, Sudarmadji & tanggal 30 Sep 2009 Dadang dengan opini IDR Wajar Tanpa Pengecualian IDR
Total Aktiva
965.307.282.585
1.100.177.832.373
1.089.713.245.877
Total Kewajiban
461.030.536.840
548.594.856.222
542.302.582.025
Hak Minoritas
0
0
0
10.640.000.000
10.640.000.000
10.640.000.000
(295.224.254.255)
(247.918.023.849)
(252.090.336.148)
Saldo Laba Ditahan (Defisit) Telah Ditentukan Penggunaannya Belum Ditentukan
Validation ID: dde3114110-1b249b-4f01f0-10adf8-f10104411e846e34
Penggunaannya Modal Disetor
766.285.500.000
766.285.500.000
766.285.000.000
Ekuitas
504.276.745.745
551.582.976.151
547.410.663.852
Pendapatan Usaha
445.130.715.514
744.116.234.232
937.440.532.898
Laba (Rugi) Usaha (40.345.139.909)
3.246.886.973
1.503.415.050
Beban Pajak
(13.449.116.112)
(1.814.113.126)
(449.184.807)
Pos Luar Biasa
0
0
0
Laba (Rugi) Bersih (43.133.918.107)
4.733.301.882
560.989.583
Laba (Rugi) Bersih per saham, (28,14) sebelum Pos Luar Biasa
3,09
0,37
Laba (Rugi) Bersih per saham, setelah (28,14) Pos Luar Biasa
3,09
0,37
Laporan Arus Kas Dari Aktivitas 9.983.918.013 Operasi
22.240.753.892
19.420.240.575
Data Anak Perusahaan : Nama
Kegiatan Usaha Utama
Persen Kepemilikan Saham
Total Asset
Pelaporan yang kami sampaikan sebagaimana terlampir adalah meliputi : Laporan Keuangan Interim yang Tidak Diaudit untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Sep 2010 Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 Dokumen ini merupakan dokumen resmi PT Panasia Indosyntex Tbk yang tidak memerlukan tanda tangan karena dihasilkan secara elektronik oleh sistem pelaporan secara elektronik. PT Panasia Indosyntex Tbk bertanggung jawab penuh atas informasi yang tertera di dalam
Validation ID: dde3114110-1b249b-4f01f0-10adf8-f10104411e846e34
dokumen ini.
Validation ID: dde3114110-1b249b-4f01f0-10adf8-f10104411e846e34
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk NERACA 30 SEPTEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah Catatan
2010
2009
ASET ASET LANCAR Kas dan bank 3 Piutang usaha 4,12,23 Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.263.611.181 tahun 2010 dan Rp 1.396.538.594 tahun 2009 Piutang lain-lain pihak ketiga 5 Persediaan 6,12 Uang muka Pajak dibayar dimuka 14 Biaya dibayar dimuka 7 Jumlah Aset Lancar
2.768.036.421
6.010.642.062
51.845.660.189
46.074.199.455
29.909.828.426 6.553.620.050 104.810.720.373 9.952.272.539 1.956.795.107 12.548.259.011
73.697.919.049 10.245.336.147 171.315.427.952 1.100.886.715 3.851.770.040 3.314.209.315
220.345.192.116
315.610.390.735
23 8
17.148.689.483 6.968.038.792
5.721.870.143 6.938.578.542
9,12 9
627.271.302.172 93.574.060.022
675.821.932.931 96.085.060.022
Jumlah Aset Tidak Lancar
744.962.090.469
784.567.441.638
JUMLAH ASET
965.307.282.585
1.100.177.832.373
ASET TIDAK LANCAR Piutang pihak hubungan istimewa Investasi saham Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 738.343.871.322 tahun 2010 dan Rp 687.971.070.524 tahun 2009 Aset yang tidak digunakan dalam operasi
2 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk NERACA - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah Catatan
2010
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha pihak ketiga Hutang lain-lain pihak ketiga Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Uang muka pelanggan Hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
10,23 14 11 12
269.350.753.301 3.791.340.064 145.119.286 6.652.863.470 950.265.918
305.157.414.820 5.967.183.598 96.187.035 6.553.603.610 6.703.080.077
24.762.538.300
54.854.966.250
305.652.880.339
379.332.435.390
147.393.243.412 4.962.808.149 3.021.604.940
144.494.072.485 6.932.698.976 17.835.649.371
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
155.377.656.501
169.262.420.832
JUMLAH KEWAJIBAN
461.030.536.840
548.594.856.222
766.285.500.000 22.575.500.000
766.285.500.000 22.575.500.000
10.640.000.000 (295.224.254.255)
10.640.000.000 (247.918.023.849)
JUMLAH EKUITAS
504.276.745.745
551.582.976.151
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
965.307.282.585
1.100.177.832.373
Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Kewajiban manfaat karyawan Kewajiban pajak tangguhan
12 13 14
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 4.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 1.532.571.000 saham Agio saham Saldo laba (defisit) Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya
15 16
3 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk LAPORAN LABA RUGI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah Catatan
2010
2009
PENJUALAN BERSIH
17,23
445.130.715.514
744.116.234.232
BEBAN POKOK PENJUALAN
18,23
462.430.932.561
709.563.739.693
(17.300.217.047)
34.552.494.539
13.612.662.678 9.432.260.184
20.968.645.403 10.336.962.163
Jumlah Beban Usaha
23.044.922.862
31.305.607.566
LABA (RUGI) USAHA
(40.345.139.909)
3.246.886.973
7.704.982.801 414.896.212 14.431.200 (12.352.906.287) (12.019.298.236)
19.167.876.855 161.543.182 43.109.428 (16.113.429.023) 41.427.593
Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih
(16.237.894.310)
3.300.528.035
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
(56.583.034.219)
6.547.415.008
13.449.116.112
(1.814.113.126)
13.449.116.112
(1.814.113.126)
(43.133.918.107)
4.733.301.882
(28,14)
3,09
LABA (RUGI) KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
19
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Keuntungan penjualan aset tetap Penghasilan bunga Beban bunga dan keuangan Lain-lain - bersih
20 21 22
MANFAAT (BEBAN) PAJAK Pajak kini Pajak tangguhan
14
Jumlah Manfaat (Beban) Pajak LABA (RUGI) BERSIH RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR
4 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
Modal disetor Saldo per 1 Januari 2010 Rugi bersih tahun berjalan
766.285.500.000 -
Agio saham 22.575.500.000
766.285.500.000
22.575.500.000
Saldo per 1 Januari 2009
766.285.500.000
22.575.500.000
Laba bersih tahun berjalan Saldo per 30 September 2009
766.285.500.000
-
-
Saldo per 30 September 2010
Reklasifikasi selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
456.250.679
-
(456.250.679)
-
-
22.575.500.000
-
5 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Saldo laba (defisit) Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya penggunaannya 10.640.000.000
Ekuitas
(252.090.336.148)
547.410.663.852
(43.133.918.107)
(43.133.918.107)
10.640.000.000
(295.224.254.255)
504.276.745.745
10.640.000.000
(253.107.576.410)
546.849.674.269
-
10.640.000.000
456.250.679 4.733.301.882 (247.918.023.849)
4.733.301.882 551.582.976.151
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) 2010 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
2009
521.978.072.712 (501.764.219.958)
828.604.720.575 (811.802.802.957)
20.213.852.754 (14.816.235.914) (329.436.116) 4.915.737.289
16.801.917.618 (12.552.655.046) (503.887.617) 18.495.378.937
9.983.918.013
22.240.753.892
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap
14.431.200 (2.166.653.479) 888.900.000
43.109.428 (3.281.655.969) 161.543.182
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
(1.263.322.279)
(3.077.003.359)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang bank jangka panjang
(12.170.080.882)
(17.851.494.446)
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan
(12.170.080.882)
(17.851.494.446)
(3.449.485.148)
1.312.256.087
KAS DAN BANK AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
3.146.042.672 3.071.478.897
6.382.763.519 (1.684.377.544)
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN
2.768.036.421
6.010.642.062
Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan hasil restitusi pajak Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasional
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK
6 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
1.
UMUM a.
Pendirian dan Informasi Umum PT Panasia Indosyntec Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 13 tanggal 6 April 1973 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Bandung. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A.5/174/23 tanggal 11 Maret 1981 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 16 tanggal 24 Pebruari 1987, Tambahan No. 171. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 119 tanggal 27 Juni 2008 dari R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung mengenai perubahan pemegang saham dan susunan pengurus Perusahaan serta penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-65119.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 September 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 7 Nopember 2008, Tambahan No. 23035. Perusahaan berdomisili dan pabriknya berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Garuda 153/74, Bandung, Jawa Barat. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi usaha dalam bidang proses bahan baku serat (polimerisasi), twisting, pemintalan, pertenunan, industri tekstil, pertambangan, energi dan perdagangan umum. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial dalam industri tekstil pada tahun 1974 dan kegiatan pemrosesan bahan baku serat (polimerisasi) dimulai pada tahun 1990. Sedangkan produksi industri tekstil untuk kain khusus polyester dimulai September 2007. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri termasuk ke benua Eropa, Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris
: : :
Awong Hidjaja Drs. Koeswardojo Henry Hidjaja Dian Nathalia Teja
Direktur Utama Direktur
: :
Lim Seng Bouw Joshua Suwandi Bing Andi Janto Hidjaja Aang Hidjaja
Perusahaan memberikan kompensasi kepada komisaris dan direksi Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus. Jumlah kompensasi tersebut adalah sebesar Rp 765.800.000 dan Rp 856.400.000 masing-masing untuk bulan-bulan yang berakhir 30 September 2010 dan 2009.
7
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 1.
UMUM – Lanjutan a.
Pendirian dan Informasi Umum – Lanjutan Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 1.652 karyawan pada tanggal 30 September 2010 dan 2.020 karyawan tahun 2009. Pengurangan karyawan disebabkan oleh adanya Restrukturisasi Industri Tekstil.
b.
Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 22 Maret 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan suratnya No. SI-091/SHM/MK.10/1990 untuk melakukan penawaran umum atas 7.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 6 Juni 1990, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Pada tanggal 10 Desember 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1949/PM/1992 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas sebesar 95.000.000 saham kepada para pemegang saham. Pada tanggal 6 April 1993, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Sebanyak 1.000.571.000 saham merupakan saham hasil konversi hutang yang dilakukan antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 1.532.571.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) bagi Perusahaan manufaktur yang menjual sahamnya kepada masyarakat. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasional, investasi dan pendanaan.
8
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan b.
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan sebagai berikut: 2010 Mata uang asing Dolar Euro Dolar Amerika Serikat Franc Swiss Dolar Singapura Yen Jepang
c.
12.138,88 8.924,00 9.129,43 6.774,48 106,77
2009
14.158,47 9.681,00 9.364,95 6.841,23 107,79
Transaksi Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan.
d.
Investasi Saham Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar nilai perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
e.
Piutang Piutang dinyatakan sebesar nilai nominal setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu.
9
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan f.
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
g.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
h.
Aset Tetap Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), Perusahaan diberikan pilihan antara model biaya atau model penilaian kembali (revaluasi) sebagai kebijakan akuntansinya serta wajib menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset yang dimilikinya. Jika Perusahaan memiliki aset tetap yang telah direvaluasi sebelum penerapan PSAK baru ini dan memilih model biaya, maka nilai yang telah direvaluasi atas aset tersebut diperlakukan sebagai biaya perolehan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) direklasifikasi ke saldo laba. Perusahaan memilih kebijakan model biaya, sehingga aset tetap Perusahaan akan disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomik aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik
20 10-20 4-8 4-8
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hak atas tanah atau umur ekonomik tanah, mana yang lebih dahulu. Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah untuk jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih.
10
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI – Lanjutan h.
Aset Tetap – Lanjutan Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang, seperti dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja, dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, masa manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
i.
Hutang Usaha Hutang usaha dinyatakan sebesar nilai nominal.
j.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
k.
Penyisihan Beban Imbalan Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Project Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja selama program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasca kerja di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
11
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI – Lanjutan l.
Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
m.
Laba (Rugi) per Saham Laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar adalah sebesar 1.532.571.000 saham masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
n.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adaalh komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
12
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI – Lanjutan o.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
3.
KAS DAN BANK
2010
2009
125.205.260
727.400.312
317.113.851 840.869.004 199.509.836 779.397.307 312.766.273 148.078.252 45.096.638
1.125.154.733 1.664.668.876 362.213.135 1.439.910.718 568.713.553 7.010.946 115.569.789
2.768.036.421
6.010.642.062
Kas Bank Hongkong Shanghai Banking Corporation Bank Central Asia Bank Mayapada Bank Rakyat Indonesia Bank UOB Indonesia Bank China Trust Tamara Lain-lain (masing-masing dibawah Rp. 100.000.000) Jumlah
Dalam mata uang asing 2010
2009
Dollar Amerika Serikat Rupiah Euro
1.646.500.667 1.116.332.909 5.202.845
2.853.019.646 3.148.796.734 8.825.682
Jumlah
2.768.036.421
6.010.642.062
Tingkat bunga Setara Kas
8%
Tidak terdapat saldo Setara Kas per 30 September 2010 dan 2009.
13
8,75%
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
4.
PIUTANG USAHA
2010 Pihak hubungan istimewa - Catatan 18 PT Sinar Pantja Djaja PT Panasia Filament Inti PT Panasia Synthetic Abadi PT Novawool PT Panasia Intertraco PT Finerindo Inti Prima
2009
23.115.587.489 18.293.634.051 9.530.248.701 870.202.948 35.987.000
16.469.486.031 15.981.766.162 5.153.714.556 8.457.984.000 11.248.706 -
51.845.660.189
46.074.199.455
25.986.956.754 5.186.482.853
31.529.511.059 43.564.946.584
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
31.173.439.607 (1.263.611.181)
75.094.457.643 (1.396.538.594)
Bersih
29.909.828.426
73.697.919.049
81.755.488.615
119.772.118.504
Jumlah Pihak ketiga Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri
Jumlah Persentase piutang usaha kepada hubungan istimewa terhadap jumlah aset
5,37%
4,19%
Berdasarkan Mata Uang
2010
2009
Rupiah Dolar Amerika Serikat
56.415.743.218 26.603.356.578
52.633.218.042 68.535.439.056
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
83.019.099.796 (1.263.611.181)
121.168.657.098 (1.396.538.594)
Bersih
81.755.488.615
119.772.118.504
14
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
4.
PIUTANG USAHA - Lanjutan Berdasarkan Umur 2010
2009
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari > 60 hari
62.976.787.549
77.855.911.632
5.684.388.886 10.883.355.025 3.474.568.336
32.335.970.184 7.940.896.290 3.035.878.992
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
83.019.099.796 (1.263.611.181)
121.168.657.098 (1.396.538.594)
Bersih
81.755.488.615
119.772.118.504
Mutasi Penyisihan Piutang Ragu-Ragu 2010
2009
Saldo awal Penambahan Penghapusan
1.396.538.594 (132.927.413)
1.396.538.594 -
Saldo Akhir
1.263.611.181
1.396.538.594
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang pihak ketiga adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang pihak hubungan istimewa tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Atas jumlah Piutang Usaha ini perusahaan telah melekatkan fidusia Piutang Usaha sebesar Rp. 75.000.000.000 sebagai jaminan Hutang Bank Jangka Panjang (Catatan 12).
15
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
5.
PIUTANG LAIN-LAIN PIHAK KETIGA 2010
6.
2009
Piutang karyawan Piutang jamsostek Uang Muka Tagihan Listrik (PLN) Lain-lain
965.855.801 957.835.542 2.292.801.023 2.337.127.684
1.692.073.362 239.337.431 2.292.801.023 6.021.124.331
Jumlah
6.553.620.050
10.245.336.147
PERSEDIAAN 2010 Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan pembantu Suku cadang Batubara Jumlah
2009
55.554.253.473 15.061.003.794 6.726.161.600 10.146.551.443 16.091.436.415 1.231.313.648
83.537.160.398 27.124.060.412 15.529.700.256 13.848.296.580 16.015.484.483 15.260.725.823
104.810.720.373
171.315.427.952
Atas jumlah Persediaan ini perusahaan telah melekatkan fidusia Persediaan Rp. 75.000.000.000 sebagai jaminan Hutang Bank Jangka Panjang. (Catatan 12).
sebesar
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Central Asia dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 52.300.000.000 dan Rp 113.350.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.
7.
BIAYA DIBAYAR DIMUKA 2010
2009
Biaya overhoule Biaya penjualan Biaya provisi hutang BRI KMK dan KI Biaya Pajak Bumi dan Bangunan Biaya asuransi Lain-lain
10.761.750.308 414.691.335 652.246.236 213.307.069 109.978.424 396.285.639
534.985.111 1.638.092.967 468.353.452 306.653.304 366.124.481
Jumlah
12.548.259.011
3.314.209.315
16
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah Biaya overhoule tersebut di atas merupakan biaya overhoule unit Power Plant dan unit Polimer 2 yang diamortisasi setiap bulan dan akan selesai pada akhir tahun yang bersangkutan.
8.
INVESTASI SAHAM Perusahaan memiliki investasi saham dalam jangka panjang yang dicatat dengan metode biaya sebagai berikut:
Tempat kedudukan
Prosentase kepemilikan
Bandung Bandung
2,4% 4,2%
PT Panasia Filament Inti Tbk PT Sarana Jabar Ventura
2010
Jumlah
9.
2009
6.717.954.792 250.084.000
6.688.494.542 250.084.000
6.968.038.792
6.938.578.542
ASET TETAP 1 Januari
30 September
2010
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
2010
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
56.095.710.422
-
-
-
56.095.710.422
105.653.619.985
-
-
-
105.653.619.985
Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan
1.163.466.848.328
2.010.000.000
1.210.155.248
Kendaraan
11.329.188.132
50.000.000
504.262.023
Perlengkapan kantor dan pabrik
26.415.833.429
106.653.479
10.716.181
811.605.139 -
1.165.078.298.219 10.874.926.109
1.400.848.032
27.912.618.759
(2.212.453.171)
-
Aktiva dalam penyelesaian Mesin dan peralatan Jumlah
2.212.453.171 1.365.173.653.467
2.166.653.479
1.725.133.452
-
1.365.615.173.494
-
-
36.505.508.566
-
668.753.726.996
Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik Jumlah Jumlah Tercatat
33.682.462.178
2.823.046.388
634.432.475.660
35.153.981.584
832.730.248
7.524.418.720
503.780.872
477.746.871
-
7.550.452.721
25.158.280.289
386.618.931
10.716.181
-
25.534.183.039
700.797.636.847
38.867.427.775
1.321.193.300
-
738.343.871.322
664.376.016.620
627.271.302.172
17
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
9.
ASET TETAP – Lanjutan 1 Januari
30 September
2009
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
2009
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
56.095.710.422
-
-
-
56.095.710.422
105.653.619.985
-
-
-
105.653.619.985
Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan
1.142.130.825.380
3.456.910.219
Kendaraan
11.580.963.572
157.155.000
Perlengkapan kantor dan pabrik
26.308.722.310
92.386.119
-
16.669.007.140
373.930.440 -
1.162.256.742.739
-
11.364.188.132
-
26.401.108.429
Aktiva dalam penyelesaian Mesin dan peralatan Jumlah
19.115.436.257 1.360.885.277.926
3.706.451.338
-
(17.093.802.509)
2.021.633.748
(424.795.369)
1.363.793.003.455
373.930.440
Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan Perlengkapan kantor dan pabrik Jumlah Jumlah Tercatat
29.970.974.317
2.825.748.124
-
-
32.796.722.441
587.992.746.687
34.748.179.391
-
-
622.740.926.078
7.196.681.284
515.421.245
24.610.347.752
415.527.164
649.770.750.040
38.504.875.924
304.555.440 304.555.440
-
7.407.547.089
-
25.025.874.916
-
687.971.070.524
711.114.527.886
675.821.932.931
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: 2010
2009
Biaya pabrikasi - Catatan 18 Biaya usaha - Catatan 19
38.231.527.527 635.900.248
37.838.091.070 666.784.854
Jumlah
38.867.427.775
38.504.875.924
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2h atas laporan keuangan, Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya efektif mulai 1 Januari 2008 sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya sesuai dengan PSAK No. 6 (Revisi 2007), “Aset Tetap”. Sesuai dengan standar tersebut, pada tahun 2008, saldo selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp 730.034.421.017 direklasifikasi ke saldo laba. Pada tahun 2006, aset tetap berupa mesin dan peralatan Polimer I tidak digunakan dalam usaha Perusahaan, karena tidak stabilnya bahan baku dan harga jual dari produksi mesin polimer tersebut sehingga harga jual tidak memadai untuk menutup biaya yang dikeluarkan. Manajemen berpendapat bahwa mesin Polimer I tetap dapat berproduksi secara komersial, jika ada stabilitas bahan baku dan harga jual hasil produksi. Pada tahun 2006, mesin dan peralatan tersebut dengan jumlah tercatat sebesar Rp 105.878.317.525 telah direklasifikasi ke akun “aset yang tidak digunakan dalam operasi”.
18
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
9.
ASET TETAP – Lanjutan Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, nilai wajar mesin dan peralatan Polimer I masingmasing sebesar Rp 93.574.060.022 dan Rp 96.085.060.022. Perusahan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Bandung dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu antara 20 sampai 30 tahun dan akan jatuh tempo antara tahun 2016 sampai dengan tahun 2036. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung oleh bukti pemilikan yang memadai. Tanah dan bangunan atas sertifikat HGB No. 35, 274, 275 dan 296 telah dipasang hak tanggungan sebesar Rp. 112.549.290.000 dan fidusia mesin dan peralatan power plant (PLTU) sebesar Rp. 115.000.000.000 yang digunakan sebagai jaminan hutang bank jangka panjang. (Catatan 12). Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Central Asia dan PT Asuransi Astra Buana dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp . 727.050.000.000 dan Rp 1.128.150.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
10.
HUTANG USAHA PIHAK KETIGA
2010
2009
Pemasok dalam negeri Pemasok luar negeri
260.309.616.397 9.041.136.904
295.760.447.369 9.396.967.451
Jumlah
269.350.753.301
305.157.414.820
Berdasarkan Mata Uang
2010
2009
Dolar Amerika Serikat Rupiah Euro Dolar Singapura Yen Jepang Franc Swiss
183.753.006.443 84.765.440.642 639.185.715 186.394.262 6.726.239 -
200.244.790.879 104.152.173.466 108.429.103 532.085.967 104.953.920 14.981.485
Jumlah
269.350.753.301
305.157.414.820
19
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
10.
HUTANG USAHA – Lanjutan Berdasarkan Umur 2010
2009
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari > 60 hari
66.378.014.062
117.399.002.483
10.832.051.517 2.662.377.928 189.478.309.794
67.050.471.812 63.118.998.843 57.588.941.682
Jumlah
269.350.753.301
305.157.414.820
Tidak ada jaminan yang diberikan oleh perusahaan
11.
BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 2010
2009
Biaya bunga Biaya gaji Biaya listrik Lain-lain
546.680.940 146.856.907 5.003.622.136 955.703.487
2.493.535.170 651.960.383 3.360.558.057 47.550.000
Jumlah
6.652.863.470
6.553.603.610
Biaya bunga tersebut di atas merupakan biaya bunga atas Hutang Jangka Panjang BRI.
12.
HUTANG BANK JANGKA PANJANG 2010
2009
Bank Raykat Indonesia Kredit Investasi, US$ 13.655.793 tahun 2010 dan US$ 14.231.250 tahun 2009 Kredit Modal Kerja , US$ 5.635.531,71 tahun 2010 dan US$ 6.360.531,71 tahun 2009
121.864.296.732
137.772.731.250
50.291.484.980
61.576.307.485
Jumlah Bagian yang jatuh tempo dalamsatu tahun
172.155.781.712 (24.762.538.300)
199.349.038.735 (54.854.966.250)
Hutang Bank Jangka Panjang - bersih
147.393.243.412
144.494.072.485
20
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
12.
HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) Kredit Investasi Fasilitas ini digunakan untuk refinancing pembangunan PLTU batubara milik Perusahaan dan untuk melunasi hutang kepada Credit Suisse Indonesia sebesar US$ 8.740.000 dan sisanya sebesar US$ 7.760.000 untuk keperluan restrukturisasi usaha. Sesuai surat No. R.II.179 –ADK/DKR/05/2010 tanggal 19 Mei 2010 dan Perubahan Penjanjian Kredit Investasi, berdasarkan akta no. 20 tanggal 27 Mei 2010 dari Notaris Dewi Tenty Septy Artiany, perusahaan dan BRI telah setuju untuk melakukan perubahan cicilan pembayaran Kredit Investasi sehingga jadwal angsuran kredit berubah menjadi: - Tahun 2010 sebesar US$ 55.793 - Tahun 2011 sebesar US$ 2.602.000 - Tahun 2012 sebesar US$ 2.602.000 - Tahun 2013 sebesar US$ 2.800.000 - Tahun 2014 sebesar US$ 2.800.000 - Tahun 2015 sebesar US$ 2.796.000 Kredit Modal Kerja Pada tanggal 22 September 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dengan jumlah maksimum sebesar US$ 5.000.000 yang digunakan untuk pelunasan pinjaman modal kerja dari Bank Mayapada dan tambahan modal kerja untuk operasional Perusahaan. Pada tanggal 3 September 2007, Perusahaan memperoleh perpanjangan dan suplesi Kredit Modal Kerja sebesar US$ 3.000.000 (dari semula maksimum sebesar US$ 5.000.000 menjadi US$ 8.000.000). Sesuai surat No. R.II.179 –ADK/DKR/05/2010 tanggal 19 Mei 2010 dan Perubahan Penjanjian Kredit Modal Kerja, berdasarkan akta no. 19 tanggal 27 Mei 2010 dari Notaris Dewi Tenty Septy Artiany, perusahaan dan BRI telah setuju untuk melakukan perubahan cicilan pembayaran Kredit Modal Kerja sehingga jadwal angsuran kredit berubah menjadi: - Tahun 2011 sebesar US$ 1.033.532 - Tahun 2012 sebesar US$ 1.117.000 - Tahun 2013 sebesar US$ 1.170.200 - Tahun 2014 sebesar US$ 1.276.600 - Tahun 2015 sebesar US$ 1.038.200 Disamping itu berdasarkan akta no. 21 tanggal 27 Mei 2010 dari Notaris Dewi Tenty Septy Artiany, perusahaan juga telah memperoleh fasilitas Penangguhan Jaminan Impor (PJI) sebesar US$ 4.000.000. Fasilitas Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja di atas dikenakan bunga sebesar 7% per tahun yang dibayarkan secara bulanan.
21
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
12.
HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)
Semua fasilitas kredit di atas dijamin dengan: a.
b. c. d. e. f.
Tanah dan bangunan atas sertifikat HGB No. 35, 274, 275 dan 296 seluas 122.818 m2 sebesar Rp. 112.599.290.000, sertifikat HGB No. 4,6,16, 34 seluas 73.865 m2 atas nama PT Panasia Filament Inti Tbk, pihak hubungan istimewa sebesar Rp. 34.107.659.000. Fiducia sebagian mesin dan peralatan pabrik atas nama PT Panasia Filament Inti Tbk, pihak hubungan istimewa sebesar Rp. 63.014.909.000. Fiducia mesin dan peralatan power plant atas nama Perusahaan serta mesin-mesin yang direstrukturisasi sebesar Rp 115.000.000.000. Fiducia persediaan dan piutang Perusahaan senilai Rp. 150.000.000.000. Jaminan perusahaan (corporate guarantee) dari PT Panasia Synthetic Abadi, pihak hubungan istimewa. Jaminan pribadi (personal guarantee) dari salah satu pemegang saham Perusahaan.
Sehubungan dengan fasilitas kredit di atas, Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi batasanbatasan tertentu (negative covenants) yang tercantum dalam perjanjian.
13.
KEWAJIBAN MANFAAT KARYAWAN Perusahaan membukukan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 1.656 karyawan dan 1.600 karyawan masing-masing pada tahun 2010 dan 2009. Asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menentukan biaya manfaat karyawan adalah sebagai berikut: Tingkat kematian Usia pensiun Tingkat bunga per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat pengunduran diri per tahun Perhitungan manfaat karyawan
: : : : : :
Tabel CSO 1980 55 tahun 10% tahun 2009 dan 12% tahun 2008 6% Usia 18-44 tahun: 5% dan usia 45-54 tahun: 0% Project Unit Credit
Rekonsiliasi perubahan kewajiban manfaat karyawan yang diakui tahun berjalan adalah sebagai berikut: 2010
2009
Saldo awal Beban tahun berjalan pembayaran tahun berjalan
7.356.860.047 1.275.916.380 (3.669.968.278)
5.771.637.588 1.195.259.688 (34.198.300)
Saldo akhir
4.962.808.149
6.932.698.976
22
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
14.
PERPAJAKAN Pajak Dibayar Dimuka 2010
2009
Pajak penghasilan pasal 22 Pajak pertambahan nilai - bersih
329.436.116 1.627.358.991
503.887.617 3.347.882.423
Jumlah
1.956.795.107
3.851.770.040
Hutang Pajak 2010
2009
Pajak penghasilan Pasal 4 ayat 2 Pasal 21 Pasal 23
122.958.037 22.161.249
533.545 51.265.187 44.388.303
Jumlah
145.119.286
96.187.035
2010
2009
Manfaat (Beban) Pajak Manfaat (beban) pajak terdiri dari:
Pajak kini Pajak tangguhan
13.449.116.112
(1.814.113.126)
Jumlah
13.449.116.112
(1.814.113.126)
23
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
14.
PERPAJAKAN - Lanjutan Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan akumulasi rugi fiskal adalah sebagai berikut: 2010 Laba (rugi) sebelum pajak
2009
(56.583.034.219)
6.547.415.008
Perbedaan temporer Beban penyisihan atas imbalan kerja Keuntungan penjualan aset tetap Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal
(2.394.051.898) (101.045.167) (6.049.837.184)
1.161.061.388 (13.703.361) (7.114.953.892)
Jumlah
(8.544.934.249)
(5.967.595.865)
Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut pajak: Kenikmatan karyawan Sumbangan Beban penyusutan tidak diakui fiskal Beban pajak Penghasilan sewa yang telah dikenai pajak final Penghasilan jasa giro Lain-lain
211.265.564 191.632.200 (118.200.000) 95.316 (40.500.000) (14.431.200) 123.807.056
428.747.584 192.357.450 (40.121.818) 15.067.220 (30.600.000) (43.109.428) 108.118.984
Jumlah
353.668.936
630.459.992
Laba (rugi) Fiskal tahun berjalan
(64.774.299.532)
1.210.279.135
Rugi Fiskal Tahun berjalan Kerugian Fiskal Tahun: 2004 2005 2006 2007 2008 2009
(109.382.722.967) (7.327.524.664) (6.277.980.152) (124.645.487.030) (10.650.278.632)
(14.929.095.145) (109.382.722.967) (7.327.524.664) 2.432.900.836 (117.023.466.164) -
Akumulasi Rugi Fiskal
(323.058.292.977)
(245.019.628.969)
24
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
14.
PERPAJAKAN - Lanjutan Pajak Kini - Lanjutan Perhitungan beban dan pajak dibayar dimuka adalah sebagai berikut:
2010
2009
-
-
Beban pajak kini Dikurangi pembayaran pajak dimuka Pasal 22
329.436.116
503.887.617
Pajak Dibayar Dimuka
329.436.116
503.887.617
Pajak Tangguhan Rincian dari aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
1 Januari 2010 Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
30 September 2010 Rp
Aset (kewajiban) pajak tangguhan: Rugi fiskal Imbalan pasca kerja Aset tetap
32.083.000.301 1.839.215.012 (50.392.936.365)
21.335.892.201 (598.512.975) (7.288.263.114)
53.418.892.502 1.240.702.037 (57.681.199.479)
Kewajiban pajak tangguhan
(16.470.721.052)
13.449.116.112
(3.021.604.940)
1 Januari 2009 Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
30 September 2009 Rp
Aset (kewajiban) pajak tangguhan: Rugi fiskal Imbalan pasca kerja Aset tetap
31.088.611.409 1.442.909.397 (48.553.057.050)
(303.433.486) 290.265.347 (1.800.944.987)
30.785.177.922 1.733.174.744 (50.354.002.037)
Kewajiban pajak tangguhan
(16.021.536.244)
(1.814.113.126)
(17.835.649.371)
25
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
14.
PERPAJAKAN - Lanjutan Sampai dengan 30 September 2010 dan 2009, Perusahaan mengalami akumulasi kerugian fiskal masing-masing sebesar Rp 323.058.292.977 dan Rp 245.019.628.969. Sesuai dengan peraturan pajak, kerugian fiskal tersebut dapat dikompensasikan dengan laba kena pajak pada masa lima tahun mendatang sejak kerugian fiskal terjadi. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Perusahaan beranggapan bahwa kerugian fiskal sebesar Rp 14.929.095.145 tahun 2004 dan Rp 109.382.722.967 tahun 2005 tidak dapat dikompensasi selama lima tahun mendatang, sehingga aset pajak tangguhan yang diakui dari sisa rugi fiskal yang ada masing-masing sebesar Rp 53.418.892.502 dan Rp 30.785.177.922 Pada tahun 2008, Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan penerbitan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat sampai tarif maksimum 30% menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.
15.
MODAL SAHAM Sesuai Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan No. 119 tanggal 27 Juni 2008 dari R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-65119.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 September 2008, susunan pemegang saham adalah sebagai berikut dan pada tahun 2010, Abernova Overseas Ltd. telah mengalihkan keseluruhan kepemilikan sahamnya di PT Panasia Indosyntec kepada Prime Invesco sebanyak 276.571.000 lembar saham, dan kepada Novatex International Limited sebanyak 80.000.000 lembar saham.
Nama Pemegang Saham Novatex International Limited Mercury Capital International Inc Prime Invesco PT Panasia Synthetic Abadi Awong Hidjaja Henry Hidjaja Janto Hidjaja Rianto Hidjaja Masyarakat (masing-masing dibawah 5 %) Jumlah
Jumlah Saham (Lembar)
2010 Persentase Pemilikan (%)
Jumlah Modal Disetor (Rp)
373.800.000 350.200.000 276.571.000 292.600.000 30.800.000 14.000.000 5.600.000 5.600.000 183.400.000
24,39 22,85 18,05 19,09 2,01 0,91 0,37 0,37 11,97
186.900.000.000 175.100.000.000 138.285.500.000 146.300.000.000 15.400.000.000 7.000.000.000 2.800.000.000 2.800.000.000 91.700.000.000
1.532.571.000
100,00
766.285.500.000
26
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
Nama Pemegang Saham Abernova Overseas Limited Mercury Capital International Inc Novatex International Limited PT Panasia Synthetic Abadi Awong Hidjaja Henry Hidjaja Janto Hidjaja Rianto Hidjaja Masyarakat (masing-masing dibawah 5 %) Jumlah
16.
Jumlah Saham (Lembar)
2009 Persentase Pemilikan (%)
Jumlah Modal Disetor (Rp)
356.571.000 350.200.000 293.800.000 292.600.000 30.800.000 14.000.000 5.600.000 5.600.000 183.400.000
23,27 22,85 19,17 19,09 2,01 0,91 0,37 0,37 11,97
178.285.500.000 175.100.000.000 146.900.000.000 146.300.000.000 15.400.000.000 7.000.000.000 2.800.000.000 2.800.000.000 91.700.000.000
1.532.571.000
100,00
766.285.500.000
AGIO SAHAM Akun ini merupakan jumlah selisih lebih penerbitan saham diatas nilai nominal dengan mutasi sebagai berikut: Jumlah
17.
Penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum perdana masyarakat tahun 1990 Pembagian saham bonus tahun 1991 Penawaran umum terbatas kepada pemegang saham tahun 1993 Pembagian saham bonus tahun 1996 Penerbitan saham baru sehubungan dengan konversi hutang tahun 2004
75.250.000.000 (57.000.000.000) 76.000.000.000 (76.000.000.000) 4.325.500.000
Saldo agio saham pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
22.575.500.000
PENJUALAN BERSIH
2010
2009
Ekspor Lokal
102.935.547.796 344.676.743.129
265.361.134.269 480.889.024.559
Jumlah Retur dan potongan penjualan
447.612.290.925 (2.481.575.411)
746.250.158.828 (2.133.924.596)
Bersih
445.130.715.514
744.116.234.232
27
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
17.
PENJUALAN BERSIH – Lanjutan 45,39% dan 31,64 % dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada 30 September 2010 dan 2009 dilakukan dengan pihak hubungan istimewa (Catatan 23). Rincian penjualan kepada pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2010
2009
Pihak hubungan istimewa PT Sinar Pantja Djaja PT Novawool PT Panasia Synthetic Abadi PT Panasia Filament Inti PT Panasia Intertraco PT Fiberindo Inti Prima
167.373.522.369 1.443.434.412 32.661.011.646 323.303.304 212.899.480 40.970.000
129.642.589.383 42.098.495.880 42.534.279.010 20.862.452.886 261.782.092 40.728.524
Jumlah Penjualan
202.055.141.211
235.440.327.775
Persentase penjualan kepada pihak hubungan istimewa terhadap penjualan bersih
45,39%
31,64%
Penjualan kepada pihak ke tiga dalam setahun yang melebihi 10% dari penjualan bersih, tidak ada.
18.
BEBAN POKOK PENJUALAN 2010
2009
Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja langsung Biaya pabrikasi
253.066.346.798 18.491.703.116 145.056.356.716
349.779.444.006 21.772.844.157 211.764.667.882
Jumlah Biaya Produksi Persediaan barang dalam proses Awal tahun Akhir tahun
416.614.406.630
583.316.956.045
31.633.938.761 (15.061.003.794)
22.622.323.773 (27.124.060.412)
Beban Pokok Produksi
433.187.341.597
578.815.219.406
Persediaan barang jadi Awal tahun Pembelian Akhir tahun
78.973.258.209 5.824.586.228 (55.554.253.473)
118.226.325.960 96.059.354.725 (83.537.160.398)
Beban Pokok Penjualan
462.430.932.561
709.563.739.693
2,47% dan 9,88% dari jumlah pembelian masing-masing pada 30 September 2010 dan 2009 dilakukan dengan pihak hubungan istimewa (Catatan 23). 28
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
18.
BEBAN POKOK PENJUALAN - Lanjutan Rincian pembelian dari pihak hubungan istimewa dan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian adalah sebagai berikut: 2010 Pihak hubungan istimewa PT Panasia Filament Inti PT Sinar Pantja Djaja PT Panasia Intertraco PT Novawool
8.777.039.144 303.687.395 5.267.966
64.995.103.161 432.572.893 71.335.716 -
Jumlah
9.085.994.505
65.499.011.770
Pihak ketiga - Masing-masing dengan jumlah pembelian dalam setahun yang melebihi 10% dari pembelian bersih PT Amoco Mitsui PTA Indonesia PT MC Indonesia
198.035.104.903 77.473.189.816
290.262.643.288 7.437.736.970
Jumlah Pembelian
275.508.294.719
297.700.380.258
Persentase pembelian kepada pihak hubungan istimewa terhadap pembelian bersih
19.
2009
2,47%
9,88%
BEBAN USAHA Beban Penjualan
2010
2009
Pengiriman Gaji dan tunjangan Perjalanan dinas Lain-lain
12.086.302.028 1.176.412.148 244.234.032 105.714.470
19.559.726.492 865.189.651 464.313.597 79.415.663
Jumlah
13.612.662.678
20.968.645.403
29
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
19.
BEBAN USAHA - Lanjutan Beban Umum dan Administrasi
2010
20.
2009
Gaji dan tunjangan Makanan dan minuman Beban penyisihan atas imbalan kerja - Catatan 13 Asuransi Penyusutan - Catatan 9 Keperluan kantor Telepon, listrik dan air Iuran, sumbangan dan penjamuan Pajak dan perijinan Alat tulis, cetakan dan benda pos Penjalanan dinas Jasa profesional lain-lain
2.700.022.330 1.728.323.656 1.275.916.380 687.157.542 635.900.248 309.538.311 532.994.921 483.443.760 119.346.511 270.792.848 289.348.797 230.628.189 168.846.691
2.510.860.709 2.310.744.020 1.195.259.688 921.632.420 666.784.854 381.775.682 560.862.155 515.886.218 155.307.946 351.561.040 359.781.723 226.823.636 179.682.072
Jumlah
9.432.260.184
10.336.962.163
KEUNTUNGAN PENJUALAN ASET TETAP Keuntungan penjualan aset tetap 30 September 2010 dan 2009 merupakan keuntungan penjualan atas kendaraan serta mesin dan peralatan.
21.
BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN 2010
2009
Beban bunga Hutang bank Lainnya Administrasi dan provisi bank
10.866.024.903 510.669.217 976.212.167
14.178.051.726 587.761.747 1.347.615.550
Jumlah
12.352.906.287
16.113.429.023
30
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
22.
BEBAN LAIN-LAIN 2010 Beban Pesangon Beban produksi unit kain yang tidak dialokasikan ke produk Pendapatan sewa Lain-lain Jumlah
23.
2009
(3.501.667.090) (8.555.268.598) 40.500.000 (2.862.548)
30.600.000 10.827.593
(12.019.298.236)
41.427.593
SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa a.
Perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya serta pemegang saham utamanya sama dengan Perusahaan yaitu: − PT Panasia Intertraco − PT Panasia Filament Inti Tbk − PT Sinar Pantja Djaja − PT Fiberindo Inti Prima − PT Novawool
b.
PT Panasia Synthetic Abadi merupakan pemegang saham Perusahaan dengan kepemilikan saham lebih dari 5%.
Transaksi-transaksi Hubungan Istimewa Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan mengadakan transaksi tertentu dengan pihak-pihak hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain: a.
45,39% dan 31,64% dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada 30 September 2010 dan 2009, merupakan penjualan kepada pihak hubungan istimewa, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai bagian dari piutang usaha, yang meliputi 5,37% dan 4,19% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
b.
2,47% dan 9,88% dari jumlah pembelian masing-masing pada 30 September 2010 dan 2009, merupakan pembelian dari pihak hubungan istimewa, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga.
c.
Perusahaan juga melakukan pembiayaan terlebih dahulu terhadap PT Panasia Filament Inti Tbk sebesar Rp 17.148.689.483 dan Rp 5.721.870.143 masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. Pada tanggal neraca, piutang tersebut dicatat sebagai piutang hubungan istimewa yang meliputi 1,78% dan 0,52% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. 31
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
23.
24.
SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA - Lanjutan d.
Aset tetap tertentu milik PT Panasia Filament Inti Tbk berupa tanah, bangunan, mesin dan peralatan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka panjang (Catatan 12).
e.
PT Panasia Synthetic Abadi merupakan penjamin atas pinjaman hutang bank jangka panjang Perusahaan kepada BRI (Catatan 12).
INFORMASI SEGMEN Segmen Usaha Untuk tujuan pelaporan manajemen, Perusahaan dibagi dalam dua kelompok segmen sesuai dengan kegiatan usahanya yaitu: polimerisasi, twisting, spinning dan industri tekstil. Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha:
2010 PENDAPATAN Penjualan bersih HASIL Hasil segmen Beban usaha
Polimerisasi, twisting dan spinning Rp 410.406.595.121
(443.895.150)
Industri tekstil Rp
Gabungan Rp
34.724.120.393
445.130.715.514
(16.856.321.897)
(17.300.217.047) 23.044.922.862
Laba usaha Beban bunga dan keuangan Beban lain-lain bersih
(40.345.139.909) (12.352.906.287) (3.884.988.023)
Laba sebelum pajak Manfaat pajak
(56.583.034.219) 13.449.116.112
Laba dari aktivitas normal
(43.133.918.107)
INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan
566.621.588.931
60.649.713.241
627.271.302.172 338.035.980.413
Jumlah Aset
965.307.282.585
KEWAJIBAN Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan
461.030.536.840
Pengeluaran modal Penyusutan
33.858.035.298
32
5.009.392.477
2.166.653.479 38.867.427.775
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
24
INFORMASI SEGMEN - Lanjutan Segmen Usaha - Lanjutan 2009 PENDAPATAN Penjualan bersih HASIL Hasil segmen Beban usaha
Polimerisasi, twisting dan spinning Rp
Industri tekstil Rp
570.329.752.050
173.786.482.182
744.116.234.232
14.547.137.086
20.005.357.453
34.552.494.539 31.305.607.566
Laba usaha Beban bunga dan keuangan Penghasilan lain-lain bersih
3.246.886.973 (16.113.429.023) 19.413.957.058
Laba sebelum pajak Beban pajak
6.547.415.008 (1.814.113.126)
Laba dari aktivitas normal INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan
4.733.301.882
608.152.574.294
67.669.358.637
Jumlah Aset
675.821.932.931 424.355.899.442 1.100.177.832.373
KEWAJIBAN Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan Pengeluaran modal Penyusutan
Gabungan Rp
548.594.856.222
33.479.829.653
5.025.046.271
3.281.655.969 38.504.875.924
Segmen Geografis Berikut ini adalah jumlah penjualan Perusahaan berdasarkan pasar geografis tanpa memperhatikan tempat diproduksinya barang:
2010
2009
Pasar Geografis Indonesia Timur Tengah Amerika Asia Eropa Afrika Australia
342.612.729.188 22.215.237.157 24.458.783.416 30.116.113.288 18.561.971.671 3.703.056.512 3.462.824.282
480.132.382.886 153.040.082.171 57.229.170.824 27.884.176.102 15.656.224.548 6.719.628.042 3.454.569.659
Jumlah
445.130.715.514
744.116.234.232
33
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
25.
ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
2010 Ekuivalen dalam S$
US$
EUR
JPY
CHF
Rp
-
-
1.651.703.512
-
-
26.603.356.578
-
-
28.255.060.090
-
184.585.312.659
ASET Kas dan setara kas
-
184.502
Piutang usaha
-
2.981.102
Jumlah
-
3.165.604
429 429
Kewajiban Hutang usaha
27.514
20.590.879
52.656
63.000
Biaya yang masih harus dibayar
-
61.572
-
-
-
549.469.690
Hutang bank
-
19.291.325
-
-
-
172.155.781.712
Jumlah
27.514
39.943.776
52.656
63.000
-
357.290.564.061
Bersih
(27.514)
(36.778.171)
(52.227)
(63.000)
-
(329.035.503.971)
2009 Ekuivalen dalam S$
US$
EUR
JPY
CHF
Rp
-
-
2.861.845.328
-
-
68.535.439.056
-
-
71.397.284.384
ASET Kas dan setara kas
-
294.703
Piutang usaha
-
7.079.376
Jumlah
-
7.374.079
623 623
Kewajiban Hutang usaha
77.776
20.684.309
7.658
973.650
1.600
201.005.241.354
Biaya yang masih harus dibayar
-
257.570
-
-
-
2.493.535.170
Hutang bank
-
20.591.782
-
-
-
199.349.038.735
Jumlah
77.776
41.533.661
7.658
973.650
1.600
402.847.815.259
Bersih
(77.776)
(34.159.582)
(7.035)
(973.650)
(1.600)
(331.450.530.875)
34
PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan 30 SEPTEMBER 2010 DAN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) Disajikan dalam Rupiah
26.
PENGARUH KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP PERUSAHAAN Krisis ekonomi global masih belum sepenuhnya pulih, begitu pula dengan pasar uang masih mengalami ketidakstabilan. Hal ini berdampak pada kemampuan pelanggan dalam pengembalian hutangnya pada saat jatuh tempo. Dilain pihak dengan kondisi iklim global yang ekstrim, mengakibatkan banyak pengaruh khususnya ke dalam bidang-bidang perkebunan alam misalnya: kapas, sehingga produksi kapas dunia menurun. Sebaliknya permintaan akan benang subsitusi khususnya fibre mulai meningkat. Untuk itu manajemen memiliki ekspektasi yang wajar bahwa Perusahaan akan dapat mengelola risiko usaha dengan baik, walaupun masih dalam kondisi krisis ekonomi global ini. Manajemen yakin bahwa Perusahaan memiliki sumber daya yang memadai untuk melanjutkan kegiatan usahanya dalam waktu mendatang. Oleh karena itu, dasar kelangsungan usaha tetap digunakan sebagai acuan penyusunan laporan keuangan.
27.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU Institut Akuntan Publik Indonesia telah menerbitkan beberapa standar akuntansi revisi. Diantaranya, terdapat beberapa standar akuntansi yang mungkin berdampak terhadap laporan keuangan Perusahaan, sebagai berikut:
• •
PSAK 50 (Revisi 2006) – Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan PSAK 55 (Revisi 2006) – Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010. Pengungkapan umum atas penerapan standar ini dalam laporan keuangan telah disajikan sesuai penjelasan butir 2a.
28.
PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 28 Oktober 2010.
***** 28102010pi10 *****
35