KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) Ref
D
PR
R
I
A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga Agustus 2008 total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya.
1.510,83 1.526,03 9,11 8,22 137,79 157,10 17,33 14,44 14,32 14,13 24,89 22,15 4,69 4,73 1.718,97 1.746,80
PE
LA
KS AN AA N
1.392,67 9,57 121,03 16,82 14,27 17,39 3,50 1.575,24
P yoy (%)
P ytd (%)
9,58 -14,04 29,80 -14,12 -0,95 27,36 35,21 10,89
1,01 -9,70 14,01 -16,68 -1,31 -11,02 0,85 1,62
AN
Dana Pihak Ketiga Kewajiban Kepada BI Antarbank Surat Berharga Pinjaman yang Diterima Kewajiban lainnya Setoran Jaminan Total
AP
BN
–
SE
Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus Desember Agustus 2007 2007 2008
TJ
EN
Adapun komposisi sumber dana bank umum adalah sebagai berikut :
AN
Pada Agustus 2008, DPK tumbuh sebesar 1,01%, padahal pada periode yang sama tahun lalu DPK mampu tumbuh 8,19%. Rendahnya pertumbuhan dana antara lain disebabkan oleh tren suku bunga perbankan yang selama lima bulan pertama 2008 cenderung stagnan atau bahkan turun. Kondisi ini membuat investasi di bank menjadi kurang menarik bagi masyarakat. Selain itu, faktor krisis finansial global juga turut menjadi pertimbangan masyarakat dalam menyimpan dana di bank karena pada saat tersebut besarnya simpanan di bank yang dijamin pemerintah hanya hingga seratus juta rupiah. Berkurangnya proporsi dana pihak ketiga juga dimungkinkan karena masyarakat mengalihkan investasinya ke reksa dana maupun surat berharga lainnya. Tentunya hal ini harus dikaji lebih lanjut dengan melihat pertumbuhan investasi pada reksa dana maupun surat berharga.
BI R
O
AN
AL
IS A
A.2.
G
G
AR
AN
D
Keterangan : P yoy : Pertumbuhan year on year P ytd : Pertumbuhan year to date Sumber : BI
1
Komposisi Dana Pihak Ketiga Komposisi DPK per Agustus 2008 terdiri atas giro Rp384,16 Triliun (25,170, tabungan Rp449,94 Triliun (29,84%) dan deposito Rp691,93 Triliun (45,34%).Adanya krisis keuangan global akan membuat pemilik dana lebih hati-hati dalam menempatkan dananya. Selama ini deposito dianggap sebagai instrument investasi yang relative aman daripada instrumen lain .
D
PR
R
I
A.3.
P ytd (%)
–
SE
TJ
EN
Tabel 2 Komposisi Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) Jenis Simpanan Agustus Desember Agustus P yoy 2007 2007 2008 (%)
BN
0,72 21,26 8,08 9,58
-5,28 2,59 3,78 1,01
PE
LA
P yoy : Pertumbuhan year on year P ytd : Pertumbuhan year to date Sumber : BI
405,55 384,16 438,57 449,94 666,71 691,93 1.510,83 1.526,03
AP
381,419 371,04 640,23 1392,68
KS AN AA N
Giro Tabungan Deposito Total DPK
AN
Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kelompok Bank Berdasarkan kelompok bank, DPK perbankan masih dikuasai kelompok Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) devisa dengan pangsa 41,73%. Berikutnya secara berturut-turut dipegang bank persero dengan pangsa 35,07%, Bank pembangunan daerah (BPD) 9,59%, bank asing 7,47%, bank campuran 4,03% dan BUSN non devisa 2,11%. Besarnya proporsi BUSN dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga salah satu faktornya adalah jumlah BUSN devisa yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan bank umum lainnya yaitu 33 dari 127 atau 26,89 % total jumlah bank umum. Sementara itu BUSN non devisa berjumlah 35 bank atau 27,5% dari total jumlah bank umum namun proporsi dana pihak ketiga nya paling kecil dibandingkan dengan bank-bank lain. Jadi, selain karena faktor jumlah bank, penghimpunan dana pihak ketiga oleh bank juga dipengaruhi oleh lingkup kegiatan perbankan, jangkauan perbankan kepada nasabah, kebijakan bunga perbankan serta layanan dan fasilitas yang ditawarkan perbankan.
BI R
O
AN
AL
IS A
AN
G
G
AR
AN
D
A.4.
2
Tabel 3 Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp Triliun) Kelompok Bank Agustus Desember Agustus P yoy 2007 2007 2008 (%)
PR
R
I
-6,28 4,92 5,63 9,01 11,96 0,71 1,01
D
7,90 13,76 18,35 -4,03 21,56 6,93 9,58
EN
571,008 535,128 606,932 636,820 30,491 32,208 134,287 146,383 54,934 61,504 113,182 113,981 1.510,83 1.526,03
TJ
495,955 559,781 27,214 152,525 50,596 106,596 1.392,68
SE
Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD Bank Campuran Bank Asing Total DPK
P ytd (%)
AP
BN
–
P yoy : Pertumbuhan year on year P ytd : Pertumbuhan year to date Sumber : BI
KS AN AA N
B. Kredit Perbankan B.1. Selama delapan bulan pertama 2008, kredit perbankan tumbuh sebesar 34,96% sedangkan DPK tumbuh sebesar 9,58%.
LA
AN
PE
G
AR
356,15 407,74 23,86 71,88 58,52 83,86 1.002,01
D
AN
287,91 315,26 19,11 55,96 40,83 73,23 792,30
23,70 29,34 24,85 28,46 43,32 14,51 26,47
35,54 40,69 2,38 7,17 5,84 8,37
315,35 359,10 22,68 68,98 49,71 77,67 893,50
422,63 493,86 26,15 91,48 72,99 98,73 1.205,85
Pangsa (%)
(%) 34,02 37,53 15,31 32,61 46,83 27,11 34,96
AN
Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD Bank Campuran Bank Asing Total
G
Kelompok Bank
Tabel 4 Posisi Kredit Berdasarkan Kelompok Bank (Rp Triliun) Agustus Desember Desember Pangsa Agustus (%) (%) 2007 2008 2006 2007
AN
AL
IS A
: Pertumbuhan Sumber : BI
BI R
O
B.2.
Kredit Menurut Jenis Penggunaannya Dari sisi penggunaan,pangsa dan pertumbuhan kredit modal kerja adalah yang paling besar masing-masing yakni 52,61% dan 37,42%. Sementara, pangsa kredit investasi dan konsumsi masing-masing sebesar 18,69% dan 28,70%. Bank-bank swasta menjadi penggerak utama pertumbuhan kredit konsumsi. Per Agustus 2008, bank swata devisa mencatat pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 39,82%. Sementara , bank swasta non devisa mencatat pertumbuhan 19,86%. Pertumbuhan kredit konsumsi bank campuran adalah yang paling tinggi yaitu 52,97%. Investor asing melalui bank-banknya yang beroperasi di Indonesia memang sudah lama ingin menjadikan Indonesia sebagai pasar kredit konsumsi dengan tingkat margin yang tinggi.
3
35,05 40,96 2,17 7,59 6,05 8,19
Tabel 5 Kredit Menurut Jenis Penggunaannya Berdasarkan Kelompok Bank (Rp Triliun) Desember Desember Pangsa Agustus (%) 2006 2007 (%) 2007
37,53 39,30 30,86 39,82
40,96 52,90 21,47 25,63
22,68 8,47 2,13 12,08
26,15 9,11 2,56 14,48
15,31 7,57 20,21 19,86
2,17 34,84 9,80 55,36
7,17 2185 7,92 70,23
68,98 15,84 5,07 48,07
91,48 20,69 7,96 62,83
32,61 30,61 56,93 30,71
7,59 22,61 8,70 68,69
43,32 48,84 32,61 18,16
5,84 76,00 17,30 6,69
49,71 34,97 11,35 3,40
72,99 51,64 16,16 5,20
46,83 47,68 42,38 52,97
6,05 70,75 22,13 7,12
83,86 57,34 6,43 20,09
14,51 16,50 -1,56 14,92
8,37 68,37 7,67 23,95
77,67 53,00 5,78 18,91
98,73 67,07 9,80 21,86
27,11 26,56 69,50 15,56
8,19 67,93 9,93 22,14
1.002,01 533,24 186,22 282,55
26,47 28,57 23,15 24,84
100 53,22 18,58 28,20
893,50 461,68 174,44 257,37
1.205,85 634,45 225,32 346,07
34,96 37,42 29,17 34,46
100 52,61 18,69 28,70
BUSN Devisa - Modal Kerja - Investasi - Konsumsi
315,26 166,00 67,70 81,56
407,74 218,72 88,03 101,00
29,34 31,76 30,03 23,83
40,69 53,64 21,59 24,77
359,10 187,56 81,01 90,52
C. BUSN Non Devisa - Modal Kerja - Investasi - Konsumsi
19,11 7,86 1,84 9,42
23,86 8,95 2,21 12,70
24,85 13,88 20,26 34,90
2,38 37,51 9,25 53,24
D. BPD - Modal Kerja - Investasi - Konsumsi
55,96 13,12 4,57 38,26
71,88 15,71 5,69 50,48
28,46 19,73 24,40 31,94
E.
Bank campuran - Modal Kerja - Investasi - Konsumsi
40,83 29,88 7,64 3,32
58,52 44,48 10,13 3,92
F.
Bank Asing - Modal Kerja - Investasi - Konsumsi
73,23 49,21 6,54 17,48
792,30 414,75 151,21 226,34
SE
–
BN
AP
KS AN AA N
PE
AN
D
AN AR G G
R
B.
422,63 224,67 82,83 115,14
PR
315,35 161,87 69,10 84,39
D
35,54 52,80 20,70 26,50
EN
23,70 26,49 17,17 23,67
TJ
356,15 188,05 73,73 94,37
I
493,86 261,27 106,02 126,57
287,91 148,68 62,93 76,31
IS A AL AN
BI R
O
: Pertumbuhan Sumber : BI
B.3.
Pangsa (%) 35,05 53,16 19,60 27,24
Bank Persero - Modal Kerja - Investasi - Konsumsi
AN
(%) 34,02 38,80 19,87 36,44
A.
G. Total - Modal Kerja - Investasi - Konsumsi
Agustus 2008
LA
Kelompok Bank
Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi Sektor perdagangan, restoran dan hotel merupakan sector bisnis yang paling banyak menyerap kredit perbankan yaitu sebesar Rp249,04 Triliun. Namun ada sejumlah sektor lain yang pada 2008 sangat diminati perbankan seperti sektor komunikasi, transportasi dan pergudangan yang menerima kucuran kredit sebesar Rp53,83 Triliun. Kendati porsinya relatif kecil , pertumbuhan kredit ke sektor ini meningkat menjadi 83,03%.
4
Bisnis telekomunikasi yang pasarnya terus tumbuh sejak memasuki abad ke -21 menjadi sektor yang terus diminati perbankan kendati krisis keuangan global terjadi.
–
SE
TJ
EN
D
PR
R
I
Perindustrian masih menjadi sektor andalan bagi perbankan untuk diberikan kredit. Walaupun sektor industri masih dibelit masalah daya saing dan resiko tinggi, kredit ke sektor industri tumbuh 27,33% atau menjadi Rp241,57 Triliun. Namun, daya tarik sektor industri bagi perbankan diperkirakan akan menurun seiring meningkatnya suku bunga dan resiko akibat krisi keuangan global. Sektor industri termasuk sektor yang turut menyebabkan tingginya kredit yang sudah disetujui namun tidak dicairkan (undisbursed loan). Beberapa tahun terakhir, undisbursed loan terus mengalami kenaikan dari Rp102,99 Triliun pada akhir 2003 menjadi Rp208,34 Triliun pada akhr 2007 dan naik lagi menjadi Rp232,90 Triliun pada Agustus 2008.
(%) 25,94
Pangsa (%) 5,68
Agustus 2007 49,09
Agustus 2008 61,99
(%) 26,27
Pangsa (%) 5,14
14,09 184,02 7,22 33,09 163,44
26,21 205,61 7,92 44,09 216,87
86,09 11,73 9,63 33,24 32,69
2,62 20,52 0,79 4,40 21,64
18,96 189,72 7,64 40,94 191,75
30,89 241,57 10,69 57,32 249,04
62,95 27,33 39,85 40,02 29,88
2,56 20,03 0,89 4,75 20,65
36,81
35,98
3,67
29,41
53,83
83,02
4,46
109,75 13,88 283,97 1.002,01
39,89 15,30 24,72 26,47
10,95 1,39 28,34
95,68 12,31 258,00 893,50
137,33 14,65 348,54 1.205,85
43,53 19,07 35,09 34,96
11,39 1,22 28,90
G
LA PE
AN
D
27,07
78,46 12,04 227,69 792,30
BI R
O
AN
AL
IS A
AN
G
KS AN AA N
Desember 2007 56,90
AR
1. Pertanian, Perburuan dan Sarana Pertanian 2. Pertambangan 3. Perindustrian 4. Listrik, Gas dan Air 5. Konstruksi 6. Perdagangan, restoran dan Hotel 7. Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Jasa Dunia Usaha 9. Jasa Sosial/Masyarakat 10. Lain-lain Total : Pertumbuhan Sumber : BI
Desember 2006 45,18
AN
Sektor Ekonomi
AP
BN
Tabel 6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi (Rp Triliun)
5
AP
BN
–
SE
TJ
EN
D
PR
R
I
C. Non Performing Loan (NPL) Pada Agustus 2008, tingkat kredit macet menurun menjadi 3,42% dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang mencapai 5,74%. Pada kurun waktu tersebut, NPL nominal perbankan turun dari Rp51,29 Triliun menjadi Rp41,20 Triliun. Pada saat yang sama, kredit total perbankan meningkat dari Rp893,50 Triliun menjadi Rp1.205,85 Triliun. Resiko kredit macet merupakan resiko yang selalu ada. Karena itu setiap bank sebaiknya mencadangkan resiko kredit dalam bentuk PPAP (Perhitungan Pencadangan Aktiva Produktif) yang besarannnya tergantung pada klasifikasi kredit bank tersebut. Selain itu, kredit lancar pun sejak direalisasikan sebaiknya dicadangkan resiko kredit macet yang besarannya misalkan 1% dari total nilai kreditnya. Untuk mencegah kinerjanya memburuk, saat ini bank-bank lebih fokus menjaga likuiditasnya dan mencegah munculnya kredit macet. Kredit hanya diberikan kepada debitur-debitur yang memiliki kepastian membayar.
31,80 12,61 0,57 1,33 0,94 4,05 51,29
PE
422,63 493,86 26,15 91,48 72,99 98,73 1.205,85
AN
315,35 359,10 22,68 68,98 49,71 77,67 893,50
21,23 11,25 0,51 1,60 0,99 5,61 41,20
10,08 3,51 2,52 1,93 1,89 5,21 5,74
5,02 2,28 1,95 1,75 1,36 5,69 3,42
Rasio NPL + DPK (%) 2007 2008 19,66 8,64 6,10 4,00 9,44 15,12 12,72
12,16 6,15 6,03 3,74 6,13 12,73 8,61
AR
AN
Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD Bank Campuran Bank Asing Total
D
Kelompok Bank
LA
KS AN AA N
Tabel 7 Kredit Bermasalah Perbankan Agustus 2007 – 2008 Kredit Total NPL Nominal Rasio NPL (Rp Triliun) (Rp Triliun) (%) 2007 2008 2007 2008 2007 2008
IS A
AN
G
G
Sumber : BI
BI R
O
AN
AL
D. Net Interest Margin (NIM) NIM merupakan selisih beban bunga yang ditanggung perbankan dari dana pihak ketiga (DPK) dengan pendapatan bunga dari kredit. Sampai dengan akhir Agustus 2008, NIM perbankan sebesar 5,73%, sedangkan pada akhir Agustus 2007 NIM perbankan sebesar 5,78% atau sedikit mengalami penurunan. Penurunan NIM tersebut dipicu kenaikan bunga DPK karena naiknya BI rate secara berkala hingga menembus 9,50%. Kenaikan suku bunga DPK otomatis mempengaruhi NIM perbankan.
6
Sampai dengan Agustus 2008, kelompok bank dengan NIM terbesar adalah adalah Bank Pembangunan Daerah (8,44%) sedangkan terkecil adalah bank campuran (3,70).Bank campuran memiliki NIM paling kecil karena bank campuran hanya menghimpun dana masyarakat dari kelas menengah ke atas , sementara kredit lebih banyak diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang berasal dari negaranya.
F.
R PR
(%)
Pangsa (%)
30,26 5,67
34,40 5,43
13,66
35,68
BUSN Non Devisa 1. NII (Rp Triliun) 2. NIM (%)
1,51 6,80
2,33 7,98
54,30
2,42
BPD 1. NII (Rp Triliun) 2. NIM (%)
9,39 8,20
10,38 7,24
10,57
Bank campuran 1. NII (Rp Triliun) 2. NIM (%)
2,88 4,59
3,35 4,03
Bank Asing 1. NII (Rp Triliun) 2. NIM (%)
7,49 4,91
Total 1. NII (Rp Triliun) 2. NIM (%)
83,09 5,80
EN
BUSN Devisa 1. NII (Rp Triliun) 2. NIM (%)
28,16 6,17
14,08
38,77
22,69 5,54
25,62 5,32
12,93
35,28
1,50 8,11
1,70 7,58
13,48
2,34
10,77
6,63 7,13
8,39 8,44
26,60
11,55
16,20
3,47
2,16 4,13
2,54 3,70
17,69
3,50
8,53 4,70
13,77
8,84
5,41 4,68
6,22 4,46
15,08
8,56
96,41 5,70
16,03
63,07 5,78
72,63 5,73
15,16
KS AN AA N
AP
BN
–
SE
TJ
24,68 6,14
G
AR
G.
38,82
LA
E.
18,61
PE
D.
37,42 6,03
AN
C.
31,55 5,77
D
B.
Bank Persero 1. NII (Rp Triliun) 2. NIM (%)
AN
A.
Agustus 2008
D
Kelompok Bank
I
Tabel 8 Net Interest Margin (NIM) Berdasarkan Kelompok Bank Desember Desember Pangsa Agustus (%) 2006 2007 (%) 2007
AN
G
Keterangan : NII : Net Interest Income (PendapatanBunga Bersih)
BI R
O
AN
AL
IS A
: Pertumbuhan Sumber : BI
7
D EN TJ SE
(%)
AP
27,19 -24,83 - 5.188,99 56,93 109,65 33,82 91,68 14,14 46,30 -23,58 27,25 14,28 6,53
PE
LA
KS AN AA N
3,42 4,35 3,27 -166,41 -71,68 6,92 9,26 17,75 20,26 29,64 22,65 28,82 32,94 25,66
AR
AN
D
AN
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Agustus 2008
BN
–
Tabel 9 Laba Bank Umum 1995 – Agustus 2008 Tahun Posisi (Rp Triliun)
PR
R
I
E. Laba Bank Umum Laba bank merupakan salah satu indikator untuk menilai suatu bank dikatakan sehat atau tidak. Secara nasional laba perbankan cenderung mengalami peningkatan. Namun ada dua kelompok bank yang mengalami penurunan laba yaitu bank campuran dan bank asing. Bank campuran mengalami penurunan laba sebesar 12,43% sedangkan bank asing mengalami penurunan laba sebesar 14,01%. Penurunan laba kedua kelompok bank tersebut disebabkan makin hatihatinya mereka dalam memberikan kredit.
BI R
O
AN
AL
IS A
AN
G
G
: Pertumbuhan Sumber : BI
8
F. Fee Based Income Keuntungan bank selain dari bunga kredit adalah dari pendapatan operasional lain atau fee based income. Setelah krisis moneter 11 tahun lalu, fee based income menjadi andalan perbankan dalam mencari keuntungan.
TJ
EN
D
PR
R
I
Besarnya fee based income yang didapat perbankan nasional per Agustus 2008 menandakan bahwa perbankan nasional masih memanfaatkan fee based income untuk mendapatkan laba. Bank yang ingin mendapatkan fee based income tentunyaharus menyiapkan infrastruktur, teknologi informasi dan kantor cabang yang strategis. Dengan cara tersebut nasabah akan mudah memanfaatkan jasa operasioanl perbankan.
–
SE
Kelompok bank yang berhasil mengumpulkan fee based income terbesar adalah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) devisa.
KS AN AA N
AP
BN
Perubahan orientasi penghimpunan laba dari Net Interest Income menjadi fee based income dimaksudkan agar cost of loanable fund dapat ditekan sehingga bank dapat memberikan pinjaman dengan suku buga yang lebih murah .
LA
Tabel 10 Fee Based Income Berdasarkan Kelompok Bank Per Agustus 2008 Aset Pendapatan Bunga Fee Based Income Rp Triliun Rp Triliun Rp Triliun Pangsa (%) (%) (%) 2008 2008 2008
AN
9,69 13,19 19,08 -1,04 23,23 14,17 11,23
G
G
AR
AN
D
707,26 805,44 40,45 175,80 104,37 191,49 2.024,80
45,75 48,43 3,40 12,93 4,83 10,13 125,46
4,27 8,14 13,83 13,51 20,35 3,00 7,34
7,30 14,84 0,34 1,39 2,36 9,51 35,74
25,24 51,59 -24,39 29,18 23,19 7,29 28,01
20,43 41,53 0,95 3,89 6,60 26,60
BI R
O
AN
AL
IS A
AN
Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD Bank Campuran Bank Asing Total
PE
Kelompok Bank
9
G. Prediksi 20091 Jika perlambatan ekonomi terus berlanjut hingga 2009, diperkirakan pertumbuhan kredit tahun 2009 akan lebih rendah . Sebab, bank-bank cenderung lebih selektif dalam memberikan kredit .
G.2.
Pada 2009, bank-bank akan menghadapi tantangan yang tidak mudah terutama dalam menjaga NPL sebab debitur dari sejumlah sektor bisnis saat ini sudah mulai terpukul oleh imbas krisis keuangan global. Pada paruh pertama 2009, kredit perbankan diprediksi akan rawan macet.
G.3.
Pada 2009, NIM perbankan diperkirakan akan mengalami penurunan karena perbankan akan lebih hati-hati dalam memberikan kredit. Ini dilakukan karena perbankan tidak ingin ada peningkatan kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) di masa depan.
G.4.
Laba perbankan pada 2009 diperkirakan tak berbeda dengan 2008 karena perbankan masih sulit memberikan kredit kepada masyarakat dengan alasan kesulitan likuiditas. Kalaupun memberikan kredit, perbankan akan mematok bunga besar kepada nasabahnya.
G.5.
Jika krisis ekonomi global masih menyelimuti perbankan nasional pada 2009 maka fee based income yang didapat perbankan pada 2009 tidak akan melebihi perolehan tahun 2008.
AN
D
AN
PE
LA
KS AN AA N
AP
BN
–
SE
TJ
EN
D
PR
R
I
G.1.
BI R
O
AN
AL
IS A
AN
G
G
AR
Sumber : 1. Infobank Outlook 2009 2. Kajian / Artikel Perbankan
1
Biro Riset Infobank
10