KINERJA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN METODE ISLAMICITY PERFORMANCE INDEX (Studi pada BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013-2015) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh : ANNISA NOOR QOLBI NIM : 1112046100141
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
ABSTRAK Annisa Noor Qolbi. NIM 1112046100141 Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dengan Metode Islamicity Performance Index (Studi pada BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013-2015), skripsi konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja BPRS di Provinsi Banten dengan menggunakan metode Islamicity Performance Index. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh BPRS di Provinsi Banten yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2013 sampai 2015. Sampel penelitian seluruh BPRS di Provinsi Banten yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2013 sampai 2015. Penelitian ini dengan pendekatan Islamicity Performance Index yang menggunakan lima indikator yaitu profit sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, Islamic investment vs non Islamic investment, Islamic income vs non Islamic income. Berdasarkan hasil penelitian pada indikator profit sharing ratio semua BPRS di Provinsi Banten telah menerapkan tujuan didirikannya bank syariah dengan menjadikan masyarakat yang produktif dan bank yang terbaik dari adalah BPRS Berkah Ramadhan. Indikator zakat performance ratio hanya BPRS Harta Insan Karimah, BPRS Muamalah Cilegon dan BPRS Cilegon Mandiri yang melakukan penyaluran zakat dan bank yang terbaik dari indikator zakat performance ratio adalah BPRS Cilegon Mandiri. Indikator equitable distribution ratio semua mendistribusikan pendapatannya ke penerima qardh, karyawan bank, dan bank, kecuali BPRS Mulia Berkah Abadi tidak mendistribusikan pendapatannya ke penerima qardh dan bank yang terbaik dari indikator equitable distribution ratio yang mendistribusikan pendapatannya ke penerima qardh dan ke pegawai bank adalah BPRS Musyarakah Ummat Indonesia, dan yang mendistribusikan pendapatannya ke bank adalah BPRS Harta Insan Karimah. Indikator Islamic investment vs non Islamic investment semua bank telah menerapan investasi halal secara menyeluruh dan indikator Islamic income vs non Islamic income semua bank telah mendapatkan pendapatan halal secara menyeluruh. Kinerja syariah BPRS di Provinsi Banten terbaik berdasarkan metode Islamicity Performance Index adalah BPRS Harta Insan Karimah. Kata Kunci : Kinerja Syariah, Metode Islamicity Performance Index. Pembimbing Daftar Pustaka
: Muhammad Fadlillah Fauzukhaq, M.A., Ph. D : Tahun 2002 s.d. Tahun 2015
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas segara rahmat dan karunianya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat seiring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir untuk membimbing umat Manusia kejalan yang benar. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan atas dukungan dari pihak-pihak yang turut membantu dan memperlancar penulisan skripsi ini sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kinerja Syariah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dengan Metode Islamicity Performance Index (Studi pada BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013-2015)”. Semoga segala kebaikan yang selama ini diberikan dari pihak-pihak yang membantu selama ini mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT, mereka adalah : 1. Bapak Dr. Phil Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang say a hormati dan selalu membimbing dan memberikan pembelajaran yang bai k kepada seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum. 2. AM. Hasan Ali, M.A.selaku ketua program studi Muamalat (Ekonomi Isla m) dan Abdurrauf, Lc, MA selaku sekretaris Program Studi Muamalat Fak ultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jak arta yang selalu memberikan arahan dan membina saya dan mahasiswa lai nnya selama menjadi mahasiswa Prodi Muamalat.
vi
3. Bapak Muhammad Fadhillah Fauzukhaq, MA, Ph.D selaku dosen pembim bing skripsi yang senantiasa selalu membimbing dan memberikan petunju k setiap saya mengalami kesulitan penghitungan dan tata letak penulisan s kripsi. 4. Ibu Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik y ang telah memberikan nasehat dan waktu luangnya untuk berkonsultasi me ngenai masalah akademik selama penulis menjadi mahasiswa. 5. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang bekerja keras dan ikhlas memberikan ilmunya yang bermanfaat kepada para mahasiswa 6. Staf perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan staf perpust akaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan kemudahan da n pelayanan yang baik untuk memperlancar penulisan skripsi ini. 7. Keluarga tercinta, penulis ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarny a kepada Orang tua tercinta Sugito dan Triningsih dan kakak saya Putri W ulandari, Alfatikhah Noor Zaidah, serta adik saya Uswatun Khasanah yang senantiasa memberikan do’a , semangat, motivasi, dan bantuan materi mau pun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 8. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan saat kuliah kelas PSD 2012, ter utama kepada Dedew, Kiki, Hafsah, Dea, Afni, Maya, Sade yang selama i ni menjadi inspirasi penulis dan telah banyak membantu penulis. 9. Kepada Keluarga KKN Lentera 2015 yang selalu memberikan dukungan k epada penulis. 10. Kepada sahabat-sahabat terbaik, Nisa, Hajar, Elvi, Fatem, Nindia, Gita, Ti
vii
wi yang selalu memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaika n skripsi. 11. Kepada para senior selama di UIN, terutama Ka Aziz, Ka Ina, dan Ka Ma man yang telah memberikan banyak ilmu, pengalaman dan juga inspirasi k epada penulis. 12. Kepada kawan-kawan seperdosen pembimbingan, Nanda, Nuke, Kety, Am ri, Rizka, Memed, Vivi, Roby, Surya yang selalu memotivasi penulis. 13. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penulis an yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Jakarta, Agustus 2016 Penulis
Annisa Noor Qolbi
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................ii LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................................. v KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ....................................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 A. B. C. D. E. F. G.
Latar Belakang ................................................................................................ 1 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 4 Pembatasan Masalah ....................................................................................... 4 Perumusan Masalah ........................................................................................ 5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 6 Review Studi Terdahulu .................................................................................. 8 Sistematika Penulisan ................................................................................... 12
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 14 A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ................................................................ 14 1. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ......................................... 14 2. Tujuan Pendirian ..................................................................................... 14 3. Kegiatan Usaha ....................................................................................... 14 B. Kinerja ........................................................................................................... 16 1. Kinerja Syariah ........................................................................................ 16 2. Kinerja Bank Syariah .............................................................................. 17 C. Islamicity Performance Index ........................................................................ 17 1. Profit-Sharing Ratio ................................................................................ 18 2. Zakat Performance Ratio ........................................................................ 20 3. Equitable Distribution Ratio ................................................................... 21 4. Islamic Investment vs non-Islamic Investment ......................................... 24 5. Islamic Income vs non-Islamic Income .................................................... 26 6. Directors-Employees Welfare Ratio ........................................................ 27 7. AAOIFI Index .......................................................................................... 29 D. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 29 E. Gambaran Umum .......................................................................................... 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 35 A. Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 35 B. Objek Penelitian ............................................................................................ 35 ix
C. D. E. F.
Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 36 Teknik Pengolahan Data ............................................................................... 36 Metode Analisis Data ..................................................................................... 37 Definisi Operasional Variabel ....................................................................... 37
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................................................... 42 A. B. C. D. E. F.
Profit-Sharing Ratio ...................................................................................... 42 Zakat Performance Ratio ............................................................................... 45 Equitable Distribution Ratio ......................................................................... 49 Islamic Investment vs non-Islamic Investment ............................................... 56 Islamic Income vs non-Islamic Income .......................................................... 58 Kinerja Syariah Terbaik Metode Islamicity Performance Index .................. 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 63 A. Kesimpulan ................................................................................................... 63 B. Saran .............................................................................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 66
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 30 Gambar 4.1 Persentase Perbandingan Indikator PSR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013-2015 .............................................................. 44 Gambar 4.2 Persentase Perbandingan Indikator ZPR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013-2015 .............................................................. 47 Gambar 4.3 Persentase Perbandingan Indikator EDR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013 ....................................................................... 51 Gambar 4.4 Persentase Perbandingan Indikator EDR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2014 ....................................................................... 53 Gambar 4.5 Persentase Perbandingan Indikator EDR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2015 ....................................................................... 55
xi
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Indikator PSR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013 ................................ 42 Tabel 4.2 Indikator PSR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2014 ................................ 43 Tabel 4.3 Indikator PSR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2015 ................................ 44 Tabel 4.4 Indikator ZPR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013 .............................. 45 Tabel 4.5 Indikator ZPR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2014 ............................... 46 Tabel 4.6 Indikator ZPR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2015 .............................. 47 Tabel 4.7 Indikator EDR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013 ............................... 49 Tabel 4.8 Indikator EDR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2014 ............................... 51 Tabel 4.9 Indikator EDR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2015 ............................... 53 Tabel 4.10 Indikator Investasi Halal dan Non-Halal BPRS Provinsi Banten Tahun 2013 .......................................................................... 57 Tabel 4.11 Indikator Investasi Halal dan Non-Halal BPRS Provinsi Banten Tahun 2014 .......................................................................... 57 Tabel 4.12 Indikator Investasi Halal dan Non-Halal BPRS Provinsi Banten Tahun 2015 ........................................................................... 58 Tabel 4.13 Indikator Pendapatan Halal dan Non-Halal BPRS Provinsi Banten Tahun 2013 ........................................................................... 59 Tabel 4.14 Indikator Pendapatan Halal dan Non-Halal BPRS Provinsi Banten Tahun 2014 ........................................................................... 59 Tabel 4.15 Indikator Pendapatan Halal dan Non-Halal BPRS Provinsi Banten Tahun 2015 ........................................................................... 60 Tabel 4.16 Indikator Metode Islamicity Performance Index xii
BPRS Provinsi Banten Tahun 2013 ........................................................................... 61 Tabel 4.17 Indikator Metode Islamicity Performance Index BPRS Provinsi Banten Tahun 2014 ........................................................................... 61 Tabel 4.18 Indikator Metode Islamicity Performance Index BPRS Provinsi Banten Tahun 2015 ........................................................................... 62
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem syariah sebagai keunggulan perbankan syariah perlu diinformasikan dan dilaksanakan secara benar mengingat ada kesan pada masyarakat bahwa bank syariah tidak berbeda dengan bank konvensional. Masyarakat menengah ke bawah sebagai salah satu stakeholder dari suatu lembaga keuangan mikro memiliki hak untuk mengetahui informasi terkait perbankan syariah khususnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang berkinerja sesuai dengan syariah. Hal ini diperlukan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat tentang penerapan kinerja syariah pada BPRS. Artinya, lembaga tersebut harus bersikap transparan mengenai kinerja syariah mereka kepada masyarakat, karena sesuai dengan tujuan dibentuknya BPRS untuk bermuamalah sesuai dengan prinsip syariah. BPRS sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat, wajib memberikan rasa aman untuk masyarakat terhadap dana yang dipercayakan untuk dikelola sesuai dengan prinsip syariah, karena peran dan tanggung jawab bank yang memakai nama syariah selaku lembaga keuangan Islam tidak hanya terbatas pada kebutuhan keuangan dari berbagai pihak, tetapi yang paling penting adalah kepastian seluruh kegiatan yang dijalankan oleh BPRS sesuai dengan prinsip syariah.
1
2
Dengan adanya keterbatasan informasi yang dipublikasikan perusahaan dengan keinginan masyarakat atas informasi kinerja syariah BPRS, maka perlu adanya metode pengukuran kinerja yang bisa mengungkapkan aspek syariah. Isu penilaian kinerja di lembaga perbankan syariah bukan hal yang baru. Sudah banyak penelitian sebelumnya yang membahas hal ini. Namun, metode yang banyak digunakan oleh peneliti pada umumnya yaitu metode rasio laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan konvensional belum menyentuh aspek-aspek yang seharusnya turut diukur pada kinerja bank syariah. Sementara masyarakat butuh informasi kinerja yang bisa menggambarkan suatu lembaga keuangan sesuai dengan syariah. Metode pengukuran kinerja syariah diantaranya ialah Islamic social reporting indeks yang mengungkap kinerja sosial perusahaan syariah oleh Ross Haniffa (2002)1, metode Islamicity Performance Index yang mengungkap kinerja bank syariah dari aspek keadilan, kehalalan, dan kesucian oleh Hameed, dkk. (2004)2 dan metode maqashid sharia index yang mengungkap kinerja bank dari aspek pendidikan, keadilan, dan kesejahteraan oleh Mohammed dan Taib (2009)3. Sesuai dengan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah Dewan Standar Akutansi Keuangan (DSAK) dan telah direview oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia prinsip yang harus diikuti pada transaksi secara syariah meliputi: prinsip persaudaraan (ukhuwah), 1
Ross Haniffa, Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective Vol. 1 No. 2, (Indonesian Management & Accounting Research), July 2002. 2 Shahul Hameed,dkk., Alternative Disclosure & Performance Measure For Islamic Banks, (Malaysia : Department of Accounting Internantional Islamic University Malaysia), 2004. 3 Mustafa Omar Mohammed,dkk., Testing the performance Measured Based on maqashid Framework Shariah, (Malaysia : IIUM INTAC), 2008.
3
keadilan
('adalah),
kemaslahatan
(mashlahah),
keseimbangan
(tawazun),
universalisme (syumuliyah).4 Maka yang lebih sesuai untuk mengukur kinerja pada bank syariah adalah metode Islamicity Performance Index. Dengan adanya metode Islamicity Performance Index, kinerja dari lembaga keuangan Islam dapat benar-benar diukur. Penelitian tersebut telah diseminarkan dalam Second International Conference on Administrative Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals pada tanggal 19 sampai 21 April 2004. Dalam penerapannya di Malaysia, Islamicity Performance Index baru sampai pada tataran akademisi, yakni terbatas pada penelitian kinerja perbankan saja, belum sampai pada tataran praktisi yang telah ditetapkan penggunaannya oleh regulator. Di dalam penelitian tersebut, Hameed, dkk. mengungkapkan tujuh indikator yang digunakan dengan harapan lebih sesuai untuk diaplikasikan oleh bank syariah sejalan dengan prinsip dan tujuan utama dari bank syariah itu sendiri, yakni profit-sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, Islamic vs non Islamic investment, Islamic vs non Islamic income, directoremployee welfare ratio dan AAOIFI index.5 Kinerja syariah BPRS menggambarkan kecakapan pihak BPRS dalam mengelola dana yang dihimpun dari masyarakat dengan menjalankan aktivitas yang sesuai dengan syariah. Artinya, masyarakat akan memilih BPRS yang mempunyai reputasi yang baik untuk menyimpan dan menginvestasikan dananya yang bisa dikelola sesuai dengan tujuan syariah. Kepercayaan masyarakat 4
Slamet Wiyono dan Taufan Maulamin, Memahami Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2012), h. 32. 5 Shahul Hameed,dkk., Alternative Disclosure & Performance Measure For Islamic Banks, h.30.
4
terhadap suatu BPRS akan menyebabkan BPRS lain berupaya untuk memperbaiki kinerja syariahnya. Dengan kata lain, akan timbul persaingan antar BPRS. Berdasarkan latar belakang di atas, judul penelitian ini adalah Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dengan Metode Islamicity Performance Index (Studi pada BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013-2015)
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah: 1. Kepercayaan stakeholder masih menjadi tantangan utama bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 2. Kurangnya sistem penilaian kinerja yang dapat mengakomodasi harapan dan kepentingan stakeholder terhadap Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 3. Pengukuran kinerja yang ada hanya mampu merepresentasikan financial performance saja. 4. Metode Islamicity Performance Index hanya sampai tataran praktiksi belum memasuki tahap praktik di lapangan.
C. Pembatasan Masalah Untuk memfokuskan penelitian, maka penulis perlu membuat batasan-batasan penelitian yaitu: 1. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dengan sensus pada BPRS di Provinsi Banten yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
5
(OJK) tahun 2013-2015 di antaranya yaitu : BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (MUI), BPRS Harta Insan Karimah (HIK), BPRS Muamalah Cilegon (MC), BPRS Attaqwa Garuda Utama (AGU), BPRS Wakalumi (W), BPRS Mulia Berkah Abadi (MBA), BPRS Berkah Ramadhan (BR), dan BPRS Cilegon Mandiri (CM). 2. Rentang waktu data penelitian pada tahun 2013-2015. 3. Metode pengukuran kinerja syariah, Islamicity Performance Index, hanya dibatasi pada lima indikator karena sulitnya mengakses index AAOIFI dan laporan gaji direktur yang bersifat rahasia sehingga indikator
yang
digunakan
adalah
profit-sharing
ratio,
zakat
performance ratio, equitable distribution ratio, Islamic vs non Islamic investment, dan Islamic vs non Islamic income.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah: 1.
Bagaimana kinerja syariah BPRS di Provinsi Banten pada tahun 2013 hingga 2015 bila dilihat dari indikator profit sharing ratio?
2.
Bagaimana kinerja syariah BPRS di Provinsi Banten pada tahun 2013 hingga 2015 bila dilihat dari indikator zakat performance ratio?
3.
Bagaimana kinerja syariah BPRS di Provinsi Banten pada tahun 2013 hingga 2015 bila dilihat dari indikator equitable distribution ratio?
6
4.
Bagaimana kinerja syariah BPRS di Provinsi Banten pada tahun 2013 hingga 2015 bila dilihat dari indikator Islamic investment vs non Islamic investment ratio?
5.
Bagaimana kinerja syariah BPRS di Provinsi Banten pada tahun 2013 hingga 2015 bila dilihat dari indikator Islamic income vs non Islamic income ratio?
6.
Bagaimana kinerja syariah terbaik pada BPRS di Provinsi Banten berdasarkan metode Islamicity Performance Index?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kinerja syariah dari suatu BPRS di Provinsi Banten pada tahun 2013 hingga 2015 bila dilihat dari indikator profit sharing ratio. 2. Mengetahui kinerja syariah dari suatu BPRS di Provinsi Banten pada tahun 2013 hingga 2015 bila dilihat dari indikator zakat performance ratio. 3. Mengetahui kinerja syariah dari suatu BPRS di Provinsi Banten pada tahun 2013 hingga 2015 bila dilihat dari indikator equitable distribution ratio. 4. Mengetahui kinerja syariah dari suatu BPRS di Provinsi Banten pada tahun 2013 hingga 2015 bila dilihat dari indikator Islamic investment vs non Islamic investment.
7
5. Mengetahui kinerja syariah dari suatu BPRS di Provinsi Banten pada tahun 2013 hingga 2015 bila dilihat dari indikator Islamic income vs non Islamic income. 6. Mengetahui kinerja syariah terbaik pada BPRS di Provinsi Banten berdasarkan metode Islamicity Performance Index.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain sebagai berikut: a) Manfaat teoritis Memberikan tambahan pengetahuan dan referensi bagi pihak akademisi dalam mengkaji kinerja syariah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang diteliti. b) Manfaat praktis 1. Sebagai informasi bagi masyarakat terkait kinerja syariah yang memadai agar dana yang disimpan di BPRS tetap dalam jalur syariah. 2. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan perbaikan di dalam peningkatan kinerja syariah. 3. Dapat dijadikan sebagai catatan / koreksi untuk mempertahankan / meningkatkan kinerja syariahnya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangannya.
8
F. Review Studi Terdahulu Dalam melakukan penelitian, terdapat penelitian yang terkait untuk dijadikan sebagai rujukan. Berikut ini, penulis paparkan hasil penelusuran peneliti tentang studi terdahulu berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
No
Nama penulis, Substansi
Perbedaan
judul
dengan Penulis
skripsi/jurnal, Tahun 1
Shahul Hameed, Penelitian dkk.
ini
bertujuan
untuk Dalam penelitian
, mengevaluasi kinerja Bank Islam ini, penulis akan
Alternative
Malaysia
Disclosure And Bank. Performance Measures
dan
Bahrain
Metode
Islamic mengukur tingkat penelitian kinerja
kuantitatif, Islamicity Performance BPRS pada suatu For Index menggunakan analisis rasio daerah yaitu di
Islamic
Banks pada tujuh indikator : profit-sharing Provinsi
Banten
ini ratio, zakat performance ratio, Periode
2013-
(penelitian telah
equitable
diseminarkan
director-employee welfare ratio,
pada
syariah
distribution
ratio, 2015.
Second Islamic vs non Islamic investment,
International
Islamic vs non Islamic income, dan
Conference
AAOIFI index. Hasil penelitian
9
Administrative Science,
Bahrain Islamic Bank memiliki
King kinerja syariah yang lebih baik
Fahd University daripada Bank Islam Malaysia. of
Petroleum
and
Minerals),
2004. 2
Evi
Sebtianita Tujuan dari penelitian ini adalah Dalam penelitian
dan dan Umrotul untuk Khasanah,
mengetahui
Umum
kinerja Bank ini, penulis akan
Syariah
dengan mengukur tingkat
Analisis Kinerja menggunakan Bank
Islamicity kinerja
Umum Performance Index. Berdasarkan BPRS pada suatu
Syariah dengan hasil
penelitian
menunjukkan daerah yaitu di
Menggunakan
bahwa Bank Muamalat Indonesia Provinsi
Pendekatan
adalah
Islamicity
menggunakan profit sharing ratio, 2015.
Performance
Bank Muamalat
Index Pada
bank
(Studi merupakan
terbaik Periode
Indonesia bank
juga terbaik
Bank menggunakan zakat performance
Umum Syariah ratio, equitable distribution ratio Periode
syariah
2009- menunnjukan
2013), 2015.
Syariah terbaik.
bahwa
Mandiri
adalah
bank
ini
juga
bahwa
Bank
Penelitian
menunjukkan
Bank
Banten 2013-
10
Syariah
Mandiri
adalah
bank
terbaik
dengan
menggunakan
director-employees welfare ratio, Islamic Income vs Non Islamic Income menunjukkan bahwa Bank BRI Syariah adalah bank terbaik. Secara
keseluruhan
Islamicity
pendekatan
Performance
Index
sudah diterapkan pada kinerja Bank Umum Syariah tahun 2009-2013. 3
Ridha Danjanny, Penelitian
ini
bertujuan
untuk Dalam penelitian
Pengukuran
mengetahui kondisi kinerja BPRS ini, penulis akan
Kinerja
Amanah
Keuangan
Insani
dan komprehensif
secara mengukur tingkat
meliputi
kinerja kinerja
syariah
Kinerja Syariah keuangan dan syariah. Metode BPRS pada suatu Bank
penelitian yang digunakan ialah daerah yaitu di
Pembiayaan
analisis kuantitatif dan kualitatif. Provinsi
Rakyat Syariah Pengukuran (Studi
pada dilakukan
kinerja dengan
keuangan Periode
menggunakan 2015.
BPRS Amanah metode CAMELS berdasarkan PBI Insani), 2014
No.9/17/PBI/2007 Edaran
dan
Bank
No.9/29/DPbs
Tahun
Surat
Indonesia 2007.
Banten 2013-
11
Pengukuran dilakukan
kinerja
syariah
dengan
menggunakan
metode
Islamicity
Performance
Index
berdasarkan
penelitian
Hameed dkk (2004). Berdasarkan hasil pengukuran kinerja keuangan, BPRS Amanah Insani pada tahun 2011 memiliki kinerja keuangan yang baik dan kinerja syariah yang unggul pada tiga rasio apabila dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri. Pada tahun 2012, BPRS Amanah Insani memiliki kinerja keuangan yang sangat baik dan kinerja syariah yang unggul pada tiga rasio apabila dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri.
12
G. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan penulisan skripsi maka disusun sistematika penulisan skripsi berdasarkan Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012, sistematika penulisan skripsi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab. Penjelasanpenjelasan tersebut meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan topik tentang kinerja perbankan. Pembahasan mengenai teori tersebut meliputi definisi kinerja, pengukuran kinerja bank syariah, dan pengukuran kinerja menggunakan metode Islamicity performance index berdasarkan penelitian yang dilakukan Hameed, dkk (2004). BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai jenis dan sumber data, objek penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan metode analisis data yang digunakan.
13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan analisis terhadap data penelitian yang ada dideskripsikan guna menjawab masalah penelitian yang ada di BAB II. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang ditarik dari uraian yang telah ditulis terdahulu
dan
bertalian
erat
dengan
pokok
masalah.
BAB II KAJIAN TEORI A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 1. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yaitu Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.6 2. Tujuan Pendirian a. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama masyarakat golongan ekonomi lemah. b. Meningkatkan pendapatan perkapita. c. Menambah lapangan kerja terutama di kecamatan-kecamatan. d. Mengurangi urbanisasi. e. Membina semangat ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi. 3. Kegiatan Usaha Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi:7 a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk: Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan
6 7
dengan
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 21. Ibid.
14
Prinsip
Syariah.
15
b. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah c. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk: 1) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah. 2) Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna’. 3) Pembiayaan berdasarkan akad qardh. 4) Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik. 5) Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah. 6) Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi berdasarkan akad
mudharabah
dan/atau
akad
lain
yang
tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. 7) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS.
16
8) Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank syariah lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia. B. Kinerja 1. Kinerja Syariah Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang atau organisasi. Menurut Schermerhorn, kinerja adalah kuantitas dan kualitas prestasi tugas dari seseorang atau kelompok. Senada dengan pendapat tersebut, Luthan, dengan pendekatan tingkah laku menyatakan bahwa kinerja adalah kuantitas atau kualitas seseorang atau kelompok yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang atau kelompok yang melakukan pekerjaan.8 Menurut Mursi, kinerja syariah adalah suatu pencapaian yang diperoleh seseorang atau organisasi dalam bekerja/berusaha yang mengikuti kaidah-kaidah agama atau prinsipprinsip Islam. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja syariah merupakan prestasi kerja dari aktivitas mengikuti prinsip-prinsip Islam yang telah dilakukan secara periodik yang hasilnya digunakan sebagai penentu kebijakan dan strategi organisasi untuk ke depannya.
8
Hamzah B Uno dan Nina Lamatenggo. Teori kinerja dan pengukurannya. (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 121.
17
2. Kinerja Bank Syariah Pengukuran kinerja merupakan komponen yang cukup vital dalam sistem manajemen karena dengan keberadaan suatu sistem pengukuran kinerja yang baik, strategi yang telah ditetapkan dan dijalankan perusahaan dapat dikomunikasikan, dimonitor, dan juga diukur tingkat efektivitasnya. Menurut Jumingan (2011), kinerja bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik yang menyangkut aspek keuangan, pemasaran, dan penyaluran dana, teknologi, maupun sumber daya manusia. Dari definisi tersebut maka kinerja bank syariah tidak hanya prestasi-prestasi yang menyangkut operasional, pemasaran, penyaluran dana, teknologi, maupun sumber daya manusianya, tetapi juga pencapaian bank syariah dalam menjaga aspek-aspek syariah dalam menjalankan fungsi bank syariah itu sendiri.9
C. Islamicity Performance Index (IPI) Islamicity Performance Index (IPI) merupakan metode pengukuran kinerja yang mampu mengungkapkan nilai-nilai kesyariahan yang ada di dalam bank syariah. Metode ini dalam mengukur kinerja syariah
9
Fadli Iqomul Haq, Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Di Indonesia Melalui Islamicity Performance Index, (Jurnal Ilmiah Univeritas Brawijaya Malang, 2015), h. 4
18
dilatarbelakangi oleh pandangan bahwa kinerja dalam Islam tidak terbatas kepada pengukuran dimensi finansialnya saja. Dibandingkan mengukur kinerja bank melalui indikator profitabilitas, efisiensi, resiko, likuiditas, dan indikator lainnya yang lazim digunakan dalam mengukur kinerja bank konvensional, Hameed, dkk, (2004) menegaskan pengukuran pada metode ini berbeda, yang terdiri dari profitsharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, directors-employee ratio, Islamic vs non-Islamic investment, Islamic vs non-Islamic income, dan AAOIFI index. Pengaplikasian indikator ini diharapkan akan menghasilkan gambaran mengenai bagaimana bank syariah menjalankan operasional mereka dan gambaran mengenai apakah kinerja bank syariah tersebut telah sejalan dengan tujuan syariah.10 Pada bagian berikutnya, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai indikator yang terdapat dalam Islamicity Performance Index. 1. Profit-Sharing Ratio Sejalan dengan peran utama bank syariah untuk mendistribusikan kekayaan kepada masyarakat, bank syariah idealnya bertindak sebagai penyedia modal usaha yang menginvestasikan dananya kepada usahausaha yang potensial dengan timbal balik berupa pembagian laba usaha yang
10
dihasilkan
pengusaha,
dibandingkan
meminjamkan
dananya
Shahul Hameed,dkk., Alternative Disclosure & Performance Measure For Islamic Banks, h.30.
19
berdasarkan berdasarkan pertimbangan arus kas dan jaminan yang dimiliki pengusaha. Prinsip profit and loss sharing (prinsip bagi hasil) melalui mudharabah dan musyarakah yang dijalankan oleh bank syariah, akan menghasilkan beberapa manfaat, diantaranya yaitu menciptakan lebih banyak sumber daya keuangan yang tersedia untuk usaha-usaha kelas kecil dan menengah, menyulitkan seseorang untuk mendapatkan penghasilan yang diterima tanpa harus bekerja (unearned income), dan mendukung konsep keadilan dan persamaan hak karena semua usaha yang layak untuk diberikan pembiayaan.11 Firman Allah SWT QS At-Taubah [9]: 105
ًَىن َو َستُ َش ُّدو َن إِن َ َُوقُ ِم ا ْع َمهُىا فَ َسَُ َشي هللاُ َع َمهَ ُك ْم َو َسسُىنُهُ َو ْان ُم ْؤ ِمى }501{ ىن َ ُت َوان َّشهَب َد ِح فَُُىَجِّئُ ُكم ثِ َمب ُكىتُ ْم تَ ْع َمه ِ ُْ َعبنِ ِم ْان َغ Dan katakanlah:"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat perkerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang kamu kerjakan". (QS. 9:105)
Bagi hasil dihitung dalam Islamicity Performance Index guna melihat seberapa besar jumlah pembiayaan melalui akad mudharabah dan 11
Khan, F. How ’Islamic’ is Islamic Banking. (Journal of Economic Behavior & Organization 76). 2010
20
musyarakah yang dimiliki bank syariah dalam upaya menjalankan prinsip tersebut sebagai prinsip utama bank syariah.
2. Zakat Performance Ratio Kata zakat merupakan kata dasar dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, dan baik. Menurut lisan al Arab kata zaka mengandung arti suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Zakat menurut istilah fiqh adalah sejumlah harta tertentu yang harus diserahkan kepada orang-orang yang berhak menurut syariat Allah SWT (Qardawi, 1991). Kata zakat dalam terminologi al-Qur’an sepadan dengan kata shadaqah.12 Firman Allah SWT QS Al- Baqarah [2] : 43
َّ َوأَقُِ ُمىا ان }34{ ُه َ صالَحَ َو َءاتُىا ان َّز َكبحَ َواسْ َكعُىا َم َع انشَّا ِك ِع Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama orangorang yang ruku'. (QS. 2:43) Menurut Hameed, dkk. (2004), kinerja bank syariah harus didasarkan pada pembayaran zakat oleh bank untuk menggantikan indikator kinerja konvensional, yakni Earning Per Share. Dikaitkan dengan Zakat performance Ratio, kinerja zakat dapat diukur dari seberapa besar bank syariah menyalurkan zakat dari kekayaan bersih (aktiva bersih).13
12
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2006), h.
75 13
Shahul Hameed,dkk., Alternative Disclosure & Performance Measure For Islamic Banks, h.19.
21
Kekayaan bersih ialah aset bank yang terbebas dari utang. Artinya, semakin besar kekayaan bersih, idealnya semakin besar bank menyalurkan zakat. Menurut PSAK 101, aktivitas pengelolaan zakat disajikan dalam laporan dana zakat pada laporan keuangan syariah. Penyajian informasi pengelolaan dana zakat merupakan wujud kepedulian entitas syariah dalam memenuhi kewajiban sosialnya kepada masyarakat. 14 Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah tidak hanya menjalankan aktivitas bisnisnya saja, tetapi juga menjalankan aktivitas syariah, yakni menyalurkan zakat kepada yang berhak menerimanya. Beberapa manfaat dari zakat bagi masyarakat dan bagi perekonomian yaitu:15
Meningkatkan tingkat konsumsi agregat: dalam perekonomian dimana zakat diterapkan, kelompok penerima zakat jelas akan memiliki tambahan disposable income. Peningkatan disposable income ini akan meingkatkan konsumsi mereka menjadi lebih baik.
Meningkatkan tingkat tabungan nasional: selain meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat dalam suatu perekonomian, trasfer zakat juga akan meningkatkan kemampuan kelompok
14 15
20.
Rifqi Muhammad, Akuntansi keuangan Syariah, (Yogyakarta: P3EI Press, 2008), h.133. Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat Indonesia, (Jakarta : Prenada Media Group, 2015), h.
22
penerima zakat untuk menabung karena disposable income mereka meningkat, dan
Meningkatkan efisiensi alokatif : dalam perekonomian dengan kesenjangan pendapatan yang lebar, permintaan pasar banyak didominasi oleh permintaan barang dan jasa non-primer dari kalangan masyarakat kaya. Dengan adanya transfer zakat dari masyarakat kaya ke masyarakat miskin (yang merupakan kelompok terbesar dalam masyarakat), permintaan barang dan jasa dari masyarakat miskin yang umumnya merupakan kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, akan meningkat. Permintaan yang lebih tinggi untuk kebutuhan dasar tersebut akan mempengaruhi komposisi produksi barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi alokasi sumber daya menuju ke sektor-sektor yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat yang lebih luas.
Penyaluran zakat juga dihitung dalam Islamicity Performance Index guna melihat seberapa besar usaha bank syariah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Equitable Distribution Ratio Apabila merujuk kepada teori distribusi Islam, menurut Antonio, pada dasarnya Islam memiliki dua sistem distribusi utama, yakni distribusi
23
secara komersial dan mengikuti mekanisme pasar serta sistem distribusi yang bertumpu pada aspek keadilan sosial masyarakat. Sistem distribusi pertama, bersifat komersial, berlangsung melalui proses ekonomi. Menurut Qardhawi, ada empat aspek terkait keadilan distribusi, yaitu : 1) gaji yang setara bagi para pekerja; 2) profit atau keuntungan untuk pihak yang menjalankan usaha atau yang melakukan perdagangan melalui mekanisme bagi hasil; 3) biaya sewa tanah serta alat produksi lainnya; 4) tanggung jawab pemerintah terkait dengan peraturan dan kebijakannya. Adapun sistem yang kedua, yakni sistem yang berdimensi sosial, yakni mendistribusikan pendapatan kepada orang-orang yang tidak mampu terlibat dalam proses ekonomi berupa zakat, infak, sedekah.16 Firman Allah SWT QS An-Nahl [16] : 90
ْ َآا ِرٌ ْانقُشْ ثًَ َوََ ْىهًَ َع ِه ا ْنفَحْ َشآ ِء ِ إِ َّن هللاَ ََؤ ُم ُش ثِ ْبن َع ْذ ِل َو ْا ِإلحْ َسب ِن َوإَِت }00{ ُون َ َو ْان ُمى َك ِش َو ْانجَ ْغ ٍِ ََ ِعظُ ُك ْم نَ َعهَّ ُك ْم تَ َز َّكش Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu daoat mengambil pelajaran. (QS. 16:90)
Indikator ini pada dasarnya menjelaskan performa distribusi pendapatan yang diperoleh bank syariah kepada stakeholder-nya. Stakeholder yang dimaksud adalah penerima qardh, pegawai bank, pemegang saham, dan 16
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam : Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, (Jakarta : Raja Grafindo, 2009), h. 119.
24
bank itu sendiri. Menurut Hameed, dkk. indikator ini mengungkapkan seberapa besar pendapatan yang didistribusikan kepada stakeholder. Pendapatan yang dihitung tentunya sudah dikurangi zakat dan pajak.17
4. Islamic Investment vs non-Islamic Investment Investasi adalah segala sesuatu yang bertujuan untuk mengembangkan harta yang dimiliki. Prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh pelaku investasi syariah adalah:18 a. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram. b. Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi. c. Keadilan pendistribusian kemakmuran. d. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha. e. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar (ketidakjelasan/samar-samar) Di dalam industri perbankan, investasi dapat disebut juga aktiva produktif, yakni penanaman dana dalam rupiah berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk pembiayaan, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
17
Shahul Hameed,dkk., Alternative Disclosure & Performance Measure For Islamic Banks, h.19. 18 Hendri Tanjung dan Didin Hafidhuddin. Manajemen Syariah dalam Praktik, (Depok : Gema Insani, 2003), h.176.
25
(SWBI), dan penempatan pada bank lain.19 Diperlukan bagi setiap bank syariah untuk mengungkapkan secara jujur investasi yang dianggap halal dan investasi yang dilarang. Kegagalan mengungkapkan informasi tersebut bisa memberikan gambaran yang menyesatkan dan tidak akurat dari kegiatan usaha bank syariah.20 Indikator ini menjelaskan perbandingan antara investasi halal dengan total investasi yang dilakukan bank syariah. Nilai yang dihasilkan merupakan ukuran aspek kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar bank syariah. Oleh karena itu, indikator ini dikembangkan Hameed, dkk. untuk mempresentasikan seberapa besar investasi halal yang telah dilakukan bank syariah atas seluruh investasi yang dilakukannya. Firman Allah SWT QS. An-Nisa’ [4]: 29:
ًىن تِ َجب َسح َ َه َءا َمىُىا الَتَؤْ ُكهُىا أَ ْم َىانَ ُكم ثَ ُْىَ ُكم ثِ ْبنجَب ِط ِم إِالَّ أَ ْن تَ ُك َ ََبأََُّهَب انَّ ِز }90{ بن ثِ ُك ْم َس ِحُ ًمب َ اض ِّمى ُك ْم َوالَتَ ْقتُهُىا أَوفُ َس ُك ْم إِ َّن هللاَ َك ٍ َعه تَ َش Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. 4:29)
19
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No. 8/24/2006, data diakses pada 19 Mei 2016 dari http://www.bi.go.id/id/peraturan 20 Shahul Hameed,dkk., Alternative Disclosure & Performance Measure For Islamic Banks, h.19.
26
5. Islamic Income vs non-Islamic Income Pendapatan atau return, dalam bahasa sehari-hari, disebut dengan tingkat keuntungan atau kembalian modal (ma’ad).21 Pendapatan merupakan hasil yang didapatkan oleh bank dari aktivitasnya
dalam
mengelola
aktiva
produktif.
Namun,
selain
memperoleh pendapatan dari aktiva produktif, bank syariah juga mendapat pendapatan pada bank konvensional. Pendapatan pada bank konvensional ini yang melahirkan pendapatan jasa non-halal berupa bunga yang tercatat dalam laporan dana kebajikan pada laporan keuangan bank syariah. Pendapatan non-halal terjadi karena bank syariah masih membutuhkan hubungan dengan bank konvensional karena secara sistem keuangan belum bisa diselenggarakan oleh bank syariah sehingga statusnya ialah darurat. Jika dikemudian hari bank syariah sudah dapat melayani transaksi tersebut, maka disarankan agar hubungan dengan bank konvensional segera diberhentikan untuk menghindari transaksi ribawi.22 Firman Allah SWT QS. Al-Baqarah [2]: 278-279:
ُه َ ََِآأََُّهَب انَّ ِزَ َه َءا َمىُىا اتَّقُىا هللاَ َو َرسُوا َمبثَقِ ٍَ ِم َه ان ِّشثَب إِن ُكىتُم ُّم ْؤ ِمى ة ِّم َه هللاِ َو َسسُىنِ ِه َوإِن تُ ْجتُ ْم فَهَ ُك ْم ٍ ْ} فَئِن نَّ ْم تَ ْف َعهُىا فَؤْ َروُىا ثِ َحش972{ ْ ُىن َوالَ ت ْ ُس ُءوسُ أَ ْم َىانِ ُك ْم الَ ت }970{ ىن َ ظهَ ُم َ َظهِ ُم Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. 21
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam : Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, h. 202 22 Rifqi Muhammad, Akuntansi keuangan Syariah, h.137
27
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. 2:278-279)
Indikator ini menjelaskan perbandingan antara pendapatan halal dengan seluruh pendapatan yang diperoleh bank syariah (pendapatan halal dan non-halal). Nilai yang dihasilkan merupakan ukuran kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar bank syariah yaitu terbebas dari unsur riba dari segi pendapatan.23
6. Directors-Employees Welfare Ratio Kesejahteraan adalah balas jasa lengkap (materi dan non materi) yang diberikan oleh pihak perusahaan berdasarkan kebijaksanaan. Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar produktifitasnya meningkat. Kesejahteraan adalah dapat dipandang sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada karyawan. Terutama pembayarannya kepada mereka yang sakit, uang bantuan untuk tabungan karyawan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan dirumah sakit, dan pensiun. Dengan tingkat kesejahteraan yang cukup, maka mereka akan
23
Shahul Hameed,dkk., Alternative Disclosure & Performance Measure For Islamic Banks, h.20.
28
lebih tenang dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan ketenangan tersebut diharapkan para karyawan akan lebih berdisiplin.24 Firman Allah SWT QS. An-Nisa’ [4]: 9
ض َعبفًب َخبفُىا َعهَ ُْ ِه ْم فَ ْهَُتَّقُىا َ ش انَّ ِز َ َو ْنَُ ْخ ِ ًَه نَ ْى تَ َش ُكىا ِم ْه خ َْهفِ ِه ْم ُر ِّسََّخ }0{ هللاَ َو ْنَُقُىنُىا قَ ْىالً َس ِذَذًا Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. 4:9)
Indikator ini menjelaskan perbandingan antara kesejahteraan direktur dan karyawan. Banyak yang menyatakan bahwa direktur mendapatkan upah yang jauh lebih besar dari kinerja yang mereka lakukan. Tujuannya untuk mengukur apakah direktur mendapatkan gaji yang jauh lebih besar dibandingkan karyawan. Kesejahteraan karyawan meliputi gaji, pelatihan, dan lain-lain.
24
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), h.182.
29
7. AAOIFI Index AAOIFI adalah suatu badan otonom Islam internasional nirlaba yang menyediakan standard accounting, auditing, governance, serta etika syariah bagi lembaga keuangan Islam. Upayanya untuk meningkatkan sumber daya manusia dan struktur pemerintahan.25 Sejauh yang kita ketahui, AAOIFI adalah Standar Akuntansi Syariah untuk lembaga keuangan Islam. Dengan demikian, bank syariah harus mematuhi itu meskipun tidak diharuskan oleh hukum.26 D. Kerangka pemikiran Pada
penelitian
ini,
digunakan
kerangka
pemikiran
untuk
mempermudah penyelesaian objek yang diteliti. Mulai dari pencarian datadata laporan keuangan BPRS Provinsi Banten yang terdaftar di Bank Indoesia (BI) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Setelah semua data diperoleh dilanjutkan dengan pengukuran kinerja syariah dengan menggunakan kelima indikator dari Islamicity Performance Index yang dikembangkan oleh Hameed, dkk. (2004). Kelima indikator tersebut antara lain : profit-sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, Islamic investment vs non-islamic investment ratio, Islamic income vs non-islamic income ratio.
25
aaoifi.com Shahul Hameed,dkk., Alternative Disclosure & Performance Measure For Islamic Banks, h.20. 26
30
Berdasarkan teori yang akan digunakan dan analisis yang akan dilakukan, maka penulis mencoba membangun kerangka berpikir seperti di bawah ini : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Salah satu tantangan yang dihadapi bank syariah adalah kurangnya kepercayaan stakeholder kepada bank syariah
Perlunya informasi kinerja yang menunjukkan kinerja syariah
Pengukuran kinerja syariah dengan Islamicity Performance Index
Profit
Zakat
Islamic
Equitable
Sharing
Performance
Distribution
Ratio
Ratio
Ratio
Investment vs non-Islamic
Analisis deskriptif
Kesimpulan dan Saran
Investment
Islamic Income vs nonIslamic Income
31
E. Gambaran Umum
1. BPRS Musyarakah Ummat Indonesia Alamat : Jl. Hasyim Azhari No.8, Pedurenan, Pondok Pucung Telepon : 21734579 No PEMILIK BANK
Nama
Jabatan
1
Ir. Wisnu Hadi Kusuma (95.00%)
Pemegang Saham Pengendali
2
Daniel Hutasoit, MM (4.00%)
Pemegang Saham
3
Drs. H. Rasyid Ali, MM (1.00%)
Pemegang Saham
PENGURUS BANK 4
Drs. H. Rasyid Ali, MM
Dewan Komisaris
5
Daniel Hutasoit, MM
Direksi
6
Prasetyo Wibowo, ST
Direksi
7
KH. Ahmad Baijuri Khotib
Dewan Pengawas Syariah
2. BPRS Harta Insan Karimah Alamat : Jl. Ciledug Raya No.88D, Cipadu, Kec. Ciledug Telepon : 21730145 No
Nama
Jabatan
PEMILIK BANK 1
Perorangan Lainnya (69.61%)
Pemegang Saham
2
Noraini Bawazier BSc (14.26%)
Pemegang Saham
3
Suryati Bawazier (14.06%)
Pemegang Saham
4
Perseroan (2.07%)
Pemegang Saham
PENGURUS BANK 5
Drs. Zahrul Hadiprabowo
Dewan Komisaris
6
Noraini Bawazier, B.Sc.
Dewan Komisaris
7
DR. Khomsiyah, A.K., M.M.
Dewan Komisaris
8
Alfi Wijaya, S.E., M.M.
Direksi
9
Iman Nimatullah, LC., S.E.I.
Direksi
10
Kurniawan
Direksi
11
Drs. Karnaen A. Perwataatmadja, M.P.A.
Dewan Pengawas Syariah
12
DR. Dede Abdul Fatah, M.Si
Dewan Pengawas Syariah
13
Muhammad Gunawan Yasni, S.E., M.M., CIFA
Dewan Pengawas Syariah
32
3. BPRS Muamalah Cilegon Alamat : Jl. Temu putih No. 11A, Jombang Mesjid, Telepon : 25439336 No PEMILIK BANK
Nama
Jabatan
1
MUHAMAD MARDIONO, H. (70.00%)
Pemegang Saham Pengendali
2
EMBAY MULYA SYARIEF, H. (30.00%)
Pemegang Saham
PENGURUS BANK 3
MASKAWI IDRIS, H.
Dewan Komisaris
4
SAMSUL HADI
Direksi
5
-
Dewan Pengawas Syariah
6
MANSYUR MUHYIDIN, KH.
Dewan Pengawas Syariah
4. BPRS Attaqwa Garuda Utama Alamat : Jl. Kecubung Raya Blok I.6 No.6, Kom. Harapan Kita Telepon: 21553242 No PEMILIK BANK
Nama
Jabatan
1
ARIE INDRA MANURUNG (99.00%)
Pemegang Saham Pengendali
2
MARTIN INDRA KUSUMA (1.00%)
Pemegang Saham
PENGURUS BANK 3
M. ROWI QOHAR
Dewan Komisaris
4
TEDDY NUSMIRADI
Direksi
5
SYAMSURI, MAG
Dewan Pengawas Syariah
33
5. BPRS Wakalumi Alamat : Jl. Dewi sartika No.11A, Cipayung, Kec. Ciputat Telepon : 21740166 No PEMILIK BANK
Nama
Jabatan
1
TEDDY KHARSADI (33.00%)
Pemegang Saham
2
DRS. H. ZARKASIH NOOR (18.00%)
Pemegang Saham
3
GABUNGAN (113 NAMA) (15.00%)
Pemegang Saham
4
ISKANDAR ZULKARNAIN (12.00%)
Pemegang Saham
5
RATNA SARI DEWI (8.00%)
Pemegang Saham
6
RAMLAH BATUBARA (4.00%)
Pemegang Saham
7
YAYASAN WAKALUMI (3.00%)
Pemegang Saham
8
HATTY KHARSASI (3.00%)
Pemegang Saham
9
MUCHTAR MANTO (2.00%)
Pemegang Saham
BUDI SATOTO (2.00%)
Pemegang Saham
10
6. BPRS Mulia Berkah Abadi Alamat : Jl. Raya Ceger No.97, Pondok karya, Pondok Aren Telepon : 217342633 No PEMILIK BANK
Nama
Jabatan
1
Walneg S Jas (23.99%)
Pemegang Saham
2
Bachtiar Sunasto (23.99%)
Pemegang Saham
3
Chotib Muhamad (23.99%)
Pemegang Saham
4
Isyono Broto Wardjuno (23.18%)
Pemegang Saham
5
Cahyo Kartiko (4.85%)
Pemegang Saham
PENGURUS BANK 6
Walneg S Jas
Dewan Komisaris
7
Bachtiar Sunasto
Dewan Komisaris
8
Isyono Broto Wardjuno
Dewan Komisaris
9
Chotib Muhamad
Direksi
KH M Hamdan Rasyid
Dewan Pengawas Syariah
10
34
7. BPRS Berkah Ramadhan Alamat : Jl. Raya Islamic, Kelapa Dua, Curuq, Tangerang Telepon : 21546444 No PEMILIK BANK
Nama
Jabatan
1
H. ISLAM AKBAR NASUTION (20.00%)
Pemegang Saham Pengendali
2
WACHYU NAZZLI (10.00%)
Pemegang Saham
3
SHAFIRA SAHARA LUBIS (10.00%)
Pemegang Saham
4
ASYFIDA JANZABILLA (10.00%)
Pemegang Saham
5
MUTYAFATIH SALSABILA (10.00%)
Pemegang Saham
6
DINDA AULIA NASUTION (10.00%)
Pemegang Saham
7
RAFID HELMI NASUTION (10.00%)
Pemegang Saham
8
IHWAN NASUTION (10.00%)
Pemegang Saham
9
IQRAR RISYAD NASUTION (10.00%)
Pemegang Saham
PENGURUS BANK 10
ATIQI CHOLLISNI NASUTION
Dewan Komisaris
11
DEWI RENI
Dewan Komisaris
12
BAINURRAHMAN ALAMSYAH
Direksi
13
ASWAD HELLU
Direksi
14
M RIDWAN IBRAHIM LUBIS
Dewan Pengawas Syariah
15
SYAHNAN LUBIS
Dewan Pengawas Syariah
8. BPRS Cilegon Mandiri Alamat : JL. Kubang Laban, No. a 23, Pegatungan Baru, Kec. Cilegon, Banten Telepon : 25439166 No PEMILIK BANK 1
Nama
PEMERINTAH KOTA CILEGON (99.81%)
2
KOPERASI KARYA PRAJA SEJAHTERA (0.19%) PENGURUS BANK
Jabatan Pemegang Saham Pemegang Saham
3
TIDAK ADA
Dewan Komisaris
4
DRS.ADE NASRUDIN, M.Si
Dewan Komisaris
5
DRS.SUPRIYADI, MM
Dewan Komisaris
6
TIDAK ADA
Direksi
7
TB.ABDUL NASSER, SE. MM
Direksi
8
TIDAK ADA
Dewan Pengawas Syariah
9
KH.ABDUL KARIM
Dewan Pengawas Syariah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data bersumber dari laporan keuangan masing-masing Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Provinsi Banten periode 2013 sampai 2015.
B. Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah BPRS yang berlokasi di Provinsi Banten yang resmi terdaftar di Bank Indonesia tahun 2013-2015. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua BPRS yang berlokasi di Provinsi Banten yang resmi terdaftar di Bank Indonesia tahun 2013-2015 yang berjumlah delapan, diantaranya adalah : BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (MUI), BPRS Harta Insan Karimah (HIK), BPRS Muamalah Cilegon (MC), BPRS Attaqwa Garuda Utama (AGU), BPRS Wakalumi (W), BPRS Mulia Berkah Abadi (MBA), BPRS Berkah Ramadhan
(BR),
dan
BPRS
35
Cilegon
Mandiri
(CM).
36
C. Metode Pengumpulan Data Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.27 1.
Penelitian pustaka (library research) Penulis memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, artikel, jurnal, laporan penelitian, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
2.
Penelitian lapangan Data
sekunder
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
dikumpulkan dari laporan keuangan dari masing-masing Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Provinsi Banten periode 2013 sampai 2015 yang bisa diakses dari website Bank Indonesia.
D. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2010 dengan memasukkan nilai-nilai dari laporan keuangan setiap BPRS di Provinsi Banten ke setiap komponen rasio-rasio pada metode Islamicity Performance Index.
27
Nur Indrianto dan Babang Supeno, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, (Lembaga Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2002), h. 147.
37
E. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu dengan menjabarkan data-data yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah yang sesuai dengan metode Islamicity Performance Index.
F. Definisi Operasional Variabel Dalam menghitung Islamicity Performance Index, penulis melakukan ekplorasi dari indikator atau perhitungan yang digunakan dalam proposal Hameed, dkk. mengenai Alternatif Pengungkapan dan Perhitungan Kinerja pada Bank Syariah.28 Kelima indikator Hameed, dkk. (2004) tersebut yaitu: 1. Profit Sharing Ratio Indikator ini mengukur seberapa besar bank syariah mencapai tujuannya tersebut,yakni menyalurkan dana ke sektor produktif dengan skema profit sharing yang digunakan mudharabah dan musyarakah. Total pembiayaan mencakup transaksi bagi hasil, sewa-menyewa, jual beli, pinjam-meminjam, dan multijasa.
Indikator ini digunakan untuk
mengidentifikasi bagi hasil yang merupakan bentuk dari seberapa jauh bank syariah telah berhasil mencapai tujuan atas eksistensi mereka.
28
Shahul Hameed,dkk., Alternative Disclosure & Performance Measure For Islamic Banks, h.19
38
Formula perhitungan profit-sharing ratio ialah sebagai berikut : 𝑚𝑢𝑑ℎ𝑎𝑟𝑎𝑏𝑎ℎ + 𝑚𝑢𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎ℎ total pembiayaan Formula tersebut diterapkan dalam mengukur profit-sharing pada BPRS yang ada di Provinsi Banten. Sehingga kita dapat melihat jelas bagaimana penerapan
aktivitas
profit-sharing
dari
tiap
BPRS
kemudian
membandingkannya.
2. Zakat Performance Ratio Zakat merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat Muslim, yakni menafkahkan sebagian harta berdasarkan ketentuan dari Al-Qur’an dan Hadits. Menurut Hameed,dkk., kinerja bank syariah seharusnya didasari dengan pembayaran zakat oleh bank syariah untuk menggantikan kinerja konvensional yaitu, Earning Per Share29. Formula perhitungannya ialah sebagai berikut : Zakat Aktiva Bersih
Kesuksesan suatu BPRS semestinya didasari oleh asset bersih. Sehingga, jika asset bersih pada BPRS lebih tinggi,tentunya BPRS akan membayar zakat lebih tinggi.
29
Ibid., h.19.
39
3. Equitable Distribution Ratio Di samping kegiatan bagi hasil, akuntansi syariah juga berusaha untuk memastikan distribusi merata di antara semua pihak Keadilan distribusi merupakan aspek penting dalam akuntansi syariah. Oleh karena itu, indikator ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pendapatan bank terdistribusi kepada stakeholdernya. Komponen dalam indikator ini antara lain qardh, beban pegawai, dividen, dan laba bersih. Setiap komponen tersebut akan dibagi dengan pendapatan bank setelah dikurangi zakat dan pajak. Perhitungan dilakukan secara terpisah antar komponen di dalamnya. Formula perhitungannya ialah sebagai berikut: 1) Penerima Qardh 𝑄𝑎𝑟𝑑ℎ Pendapatan − (Zakat + Pajak)
2) Pegawai Bank Beban Tenaga Kerja Pendapatan − (Zakat + Pajak)
3) Pemegang Saham Dividen Pendapatan − (Zakat + Pajak)
40
4) Bank Laba Bersih Pendapatan − (Zakat + Pajak)
4. Islamic Investment vs non-Islamic Investment Sesuai dengan prinsip syariah, bank syariah tentunya mendorong transaksi halal dan melarang adanya transaksi non-halal. Oleh sebab itu, bank syariah harus mengungkapkan secara tegas investasi yang dilakukannya, baik aliran dana ke sektor halal, maupun non-halal. Formula perhitungan indikator ini ialah sebagai berikut : investasi halal investasi halal + investasi non − halal
5. Islamic Income vs non-Islamic Income Bank syariah seharusnya menerima pendapatan dari sumber yang halal. Namun, bunga yang dihasilkan dari bank konvensional membuat bank syariah mendapatkan pendapatan non-halal. Formula perhitungan indikator ini ialah sebagai berikut : pendapatan halal pendapatan halal + pendapatan non − halal
41
Menurut Hameed,dkk., jika bank syariah mendapatkan pendapatan dari transaksi tidak halal, seharusnya mengungkapkan informasi mengenai hal tersebut
seperti
jumlah
dan
sumber
pemasukannya,
bagaimana
mengaturnya, dan pencegahan masuknya pendapatan non-halal tersebut. Di dalam laporan keuangan bank syariah, pendapatan non-halal merupakan komponen yang ada di dalam laporan dana kebajikan. 30
6. Directors-Employees Welfare Ratio Pada bank syariah seharusnya tidak ada kesenjangan yang besar antara kesejahteraan direktur dan karyawan.31 remunerasi direktur rata − rata kesejahteraan karyawan
7. AAOIFI Index Indikator ini mengukur seberapa jauh lembaga keuangan Islam telah sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam AAOIFI.32 prinsip AAOIFI yang diikuti bank syariah prinsip akuntansi total yang diterapkan AAOIFI
30
Ibid., h.19. Ibid., h.19. 32 Ibid., h.19. 31
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam pengukuran kinerja syariah penulis menggunakan metode Islamicity Performance Index (IPI) dimana terdapat lima indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Indikator yang diukur ialah profit-sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, Islamic investment vs non-Islamic investment ratio, dan Islamic income vs non-Islamic income ratio. A. Profit-Sharing Ratio (PSR) Tujuan utama dari didirikannya BPRS adalah penerapan metode profit-sharing, sangat penting mengidentifikasi seberapa jauh kinerja BPRS dalam mencapai tujuannya tersebut. Berdasarkan penelitian Hameed, dkk., maka didapat perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.1 Indikator PSR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013 (dalam ribuan rupiah) BPRS
MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
Mudharabah (Rp)
Musyarakah (Rp)
Total Pembiayaan
PSR (%)
250.000 665.000 154.894 180.623 -
122.006.348 164.595 670.000 1.853.095 584.140 8.800.576
1.236.913 316.039.447 9.782.551 7.424.527 11.416.027 5.884.567 21.231.853
20,21 38,82 3,27 9,02 17,81 9,93 41,45
-
8.036.502
49.332.922
16,29
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten
42
43
Urutan BPRS di Provinsi Banten tahun 2013 dari indikator PSR yang tertinggi hingga yang terendah : BPRS Berkah Ramadhan (41,45%), BPRS Harta Insan Karimah (38,82%), BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (20,21%), BPRS Wakalumi (17,81%), BPRS Cilegon Mandiri (16,29%), BPRS Mulia Berkah Abadi (9,93%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (9,02%), BPRS Muamalah Cilegon (3,27%).
Tabel 4.2 Indikator PSR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2014 (dalam ribuan rupiah) BPRS
Mudharabah
149.100 665.000 217.444 180.023 -
MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
Musyarakah
1.739.500.00 160.107.126 96.945 1.895.000 1.245.638 584.140 15.438.187 9.737.805
Total Pembiayaan 4.727.226 374.240.676 9.196.173 8.096.401 10.169.089 10.566.598 41.427.988 60.321.467
PSR (%) 39,95 42,96 3,42 23,41 14,02 5,53 37,27 16,14
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten Urutan BPRS di Provinsi Banten tahun 2014 dari indikator PSR yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Harta Insan Karimah (42,96%), BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (39,95%), BPRS Berkah Ramadhan (37,27%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (23,41%), BPRS Cilegon Mandiri (16,14%), BPRS Wakalumi (14,02%), BPRS Mulia Berkah Abadi (5,53%), BPRS Muamalah Cilegon (3,42%).
44
Tabel 4.3 Indikator PSR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2015 (dalam ribuan rupiah) BPRS
Mudharabah
Musyarakah
149.100 950.000 668.328 179.473 -
MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
Total Pembiayaan
476.000 185.392.234 75.635 1.545.000 1.100.488 513.984 21.369.733 17.049.129
PSR (%)
3.044.363 411.655.629 10.122.659 9.579.778 9.606.668 22.797.230 44.650.652 69.018.990
20,53 45,27 7,35 16,13 13,32 2,25 47,86 24,70
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten Urutan BPRS di Provinsi Banten tahun 2015 dari indikator PSR yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Berkah Ramadhan (47,86%), BPRS Harta Insan Karimah (45,27%), BPRS Cilegon Mandiri (24,70%), BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (20,53%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (16,13%), BPRS Wakalumi (13,32%), BPRS Muamalah Cilegon (7,35%), BPRS Mulia Berkah Abadi (2,25%).
Gambar 4.1 Persentase Perbandingan Indikator PSR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013-2015 60 40
2013
20
2014
0
2015 MUI
HIK
MC
Sumber : Data diolah.
AGU
W
MBA
BR
CM
45
Secara keseluruhan dilihat dari indikator profit sharing ratio, dari tahun 2013 hingga 2015, semua BPRS di Provinsi Banten telah menerapkan tujuan didirikannya bank syariah yaitu menjadikan masyarakat yang produktif. Pada indikator PSR BPRS di Provinsi Banten yang tertinggi adalah BPRS Berkah Ramadhan. Artinya, BPRS Berkah Ramadhan lebih berfokus kepada tujuan didirikannya bank syariah yaitu menjadikan masyarakat yang produktif sebagai prinsip utama dalam kegiatan penyaluran dananya dibandingkan BPRS di Provinsi Banten lainnya.
B. Zakat Performance Ratio (ZPR) Berdasarkan perhitungan Zakat Performance Ratio (ZPR) yang mengacu pada penelitian Hameed, dkk., diperoleh nilai ZPR sebagai berikut :
Tabel 4.4 Indikator ZPR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013 (dalam ribuan rupiah) BPRS MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
Zakat
Aktiva Bersih 342.093 16.383 109.732
3.058.244 335.658.402 7.134.118 8.252.329 13.810.249 5.402.316 16.921.143 67.430.704
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten
ZPR (%) 0,102 0,230 0,163
46
Urutan BPRS di Provinsi Banten tahun 2013 dari indikator ZPR yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Muamalah Cilegon (0,230%), BPRS Cilegon Mandiri (0,163%), BPRS Harta Insan Karimah (0,102%), BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (0%), BPRS Muamalah Cilegon (0%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (0%), BPRS Wakalumi (0%), BPRS Mulia Berkah Abadi (0%), BPRS Berkah Ramadhan (0%).
Tabel 4.5 Indikator ZPR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2014 (dalam ribuan rupiah) BPRS MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
Zakat 360.170 3.026 167.787
Aktiva Bersih 7.079.675 405.753.790 6.980.471 9.549.869 14.098.740 13.318.653 30.856.582 78.438.315
ZPR (%) 0,089 0,043 0,214
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten Urutan BPRS di Provinsi Banten tahun 2014 dari indikator ZPR yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Cilegon Mandiri (0,214%), BPRS Harta Insan Karimah (0,089%), BPRS Muamalah Cilegon (0,043%), BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (0%), BPRS Muamalah Cilegon (0%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (0%), BPRS Wakalumi (0%), BPRS Mulia Berkah Abadi (0%), BPRS Berkah Ramadhan (0%).
47
Tabel 4.6 Indikator ZPR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2015 (dalam ribuan rupiah) BPRS MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
Zakat
Aktiva Bersih 4.376.368 442.505.510 6.697.622 17.154.159 13.943.747 24.802.637 35.898.107 88.638.200
329.414 3.060 154.022
ZPR (%) 0,074 0,046 0,174
Sumber: Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten Urutan BPRS di Provinsi Banten tahun 2015 dari indikator ZPR yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Cilegon Mandiri (0,174%), BPRS Harta Insan Karimah (0,074%), BPRS Muamalah Cilegon (0,046%), BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (0%), BPRS Muamalah Cilegon (0%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (0%), BPRS Wakalumi (0%), BPRS Mulia Berkah Abadi (0%), BPRS Berkah Ramadhan (0%).
Gambar 4.2 Persentase Perbandingan Indikator ZPR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013-2015 0.3
0.2
2013
0.1
2014
0
2015 MUI
HIK
MC
Sumber : Data diolah.
AGU
W
MBA
BR
CM
48
Dilihat dari indikator zakat performance ratio dari tahun 2013 hingga 2015 tidak semua BPRS di Provinsi Banten menyalurkan zakat, antara lain: BPRS Musyarakah Ummat Indonesia, BPRS Attaqwa Garuda Utama, BPRS Wakalumi, BPRS Mulia Berkah Abadi, BPRS Berkah Ramadhan. Pada Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah Pasal 4 menyebutkan bahwa Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul maal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Artinya BPRS tidak wajib melakukan penyaluran zakat, akan tetapi menurut Hameed, dkk. (2004), kinerja bank syariah harus didasarkan pada pembayaran zakat oleh bank untuk menggantikan indikator kinerja konvensional, yakni Earning Per Share. Semakin besar kekayaan bersih, idealnya semakin besar bank menyalurkan zakat. Pada indikator ZPR BPRS di Provinsi Banten yang tertinggi adalah BPRS Cilegon Mandiri. Artinya, BPRS Cilegon Mandiri paling besar perannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibandingkan BPRS di Provinsi Banten lainnya.
49
C. Equitable Distribution Ratio Menurut
Hameed,
dkk.,
indikator
Equitable
Distribution
Ratio
menjelaskan bagaimana pendapatan yang telah diterima didistribusikan kepada bermacam-macam stakeholder-nya, yang mana direpresentasikan oleh jumlah yang dikeluarkan untuk penerima qardh, pegawai bank, pemegang saham, dan bank itu sendiri. Namun pada penelitian ini dividen tidak dihitung dikarenakan BPRS tidak membagikan dividennya pada periode 2013-2015. Berdasarkan penelitian Hameed, dkk., maka didapat perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.7 Indikator EDR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013 (dalam ribuan rupiah) BPRS
Qardh
Beban Gaji Pegawai
MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
55.632 288.618 25.004 12.400 63.185 66.965 48.500
323.630 12.414.605 870.604 646.271 817.797 551.494 1.740.026 3.293.767
Laba Bersih
(400.843) 37.282.639 1.248.551 862.640 1.266.537 578.042 1.873.542 4.497.110
Pend – (Zakat + Pajak)
730.973 56.244.879 2.686.906 1.979.069 2.864.221 1.784.164 5.062.938 10.224.354
EDR Penerima Qardh (%) 7,61 0,51 0,93 0,63 2,21 1,32 0,47
EDR Pegawai Bank (%) 44,27 22,07 32,40 32,66 28,55 30,91 34,37 32,21
EDR Bank (%)
(54,84) 66,29 46,47 43,59 44,22 32,40 37,01 43,98
Sumber: Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten (1) Penerima Qardh Urutan BPRS di Provinsi Banten tahun 2013 dalam pendistribusian qardh dari yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (7,61%), BPRS Wakalumi (2,21%), BPRS Berkah Ramadhan (1,32%), BPRS Muamalah Cilegon (0,93%), BPRS Attaqwa
50
Garuda Utama (0,63%), BPRS Harta Insan Karimah (0,51%), BPRS Cilegon Mandiri (0,47%). (2) Pegawai Bank Urutan BPRS di Provinsi Banten tahun 2013 dalam pendistribusian pendapatan kepada karyawan dari yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (44,27%), BPRS Berkah Ramadhan (34,37%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (32,66%), BPRS Muamalah Cilegon (32,4%), BPRS Cilegon Mandiri (32,21%), BPRS Mulia Berkah Abadi (30,91%), BPRS Wakalumi (28,55%), BPRS Harta Insan Karimah (22,07%). (3) Bank Urutan BPRS di Provinsi Banten tahun 2013 dalam pendistribusian pendapatan kepada perusahaan dari yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Harta Insan Karimah (66,29%), BPRS Muamalah Cilegon (46,47%), BPRS Wakalumi (44,22%), BPRS Cilegon Mandiri (43,98%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (43,59%), BPRS Berkah Ramadhan (37,01%),
BPRS Mulia Berkah Abadi (32,4%), BPRS Musyarakah
Ummat Indonesia (-54,84%).
51
Gambar 4.3 Persentase Perbandingan Indikator EDR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013 80
MUI
60
HIK
40
MC
20
AGU
0 -20
Penerima Qardh
Pegawai Bank
W
Bank
MBA
-40
BR
-60
CM
-80
Sumber : Data diolah
Tabel 4.8 Indikator EDR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2014 (dalam ribuan rupiah) BPRS
Qardh
MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
52.949 263.267 20.448 5.500 53.700 69.799 135.000
Beban Gaji Pegawai
Laba Bersih
Pend – (Zakat + Pajak)
532.881 14.236.969 816.175 824.619 853.940 779.209 2.293.499 4.347.106
255.743 43.468.844 547.512 771.659 1.684.952 609.182 3.329.371 6.926.208
1.213.691 65.298.261 2.141.068 2.078.648 3.273.440 1.833.551 7.963.883 14.550.092
EDR Penerima Qardh (%) 4,36 0,40 0,96 0,26 1,64 0,88 0,93
Sumber: Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten
EDR Pegawai Bank (%) 43,91 21,80 38,12 39,67 26,09 42,50 28,80 29,88
EDR Bank (%)
21,07 66,57 25,57 37,12 51,47 33,22 41,81 47,60
52
(1) Penerima Qardh Urutan
BPRS
di
Provinsi
Banten
tahun
2014
dalam
pendistribusian qardh dari yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (4,36%), BPRS Wakalumi (1,64%), BPRS Muamalah Cilegon (0,96%), BPRS Cilegon Mandiri (0,93%), BPRS Berkah Ramadhan (0,88%), BPRS Harta Insan Karimah (0,40%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (0,26%). (2) Pegawai Bank Urutan
BPRS
di
Provinsi
Banten
tahun
2014
dalam
pendistribusian pendapatan kepada karyawan dari yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (43,91%), BPRS Mulia Berkah Abadi (42,50%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (39,67%), BPRS Muamalah Cilegon (38,12%), BPRS Cilegon Mandiri (29,88%), BPRS Berkah Ramadhan (28,80%), BPRS Wakalumi (26,09%), BPRS Harta Insan Karimah (21,8%). (3) Bank Urutan
BPRS
di
Provinsi
Banten
tahun
2014
dalam
pendistribusian pendapatan kepada perusahaan dari yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Harta Insan Karimah (66,57%), BPRS Wakalumi (51,47%), BPRS Cilegon Mandiri (47,60%), BPRS Berkah Ramadhan (41,81%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (37,12%), BPRS Mulia Berkah Abadi (33,22%) BPRS Muamalah Cilegon (25,57%), BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (21,07%).
53
Gambar 4.4 Persentase Perbandingan Indikator EDR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2014 70
MUI
60
HIK
50
MC
40
AGU
30
W
20
MBA
10
BR
0 Penerima Qardh
Pegawai Bank
CM
Bank
Sumber : Data diolah
Tabel 4.9 Indikator EDR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2015 (dalam ribuan rupiah) BPRS
Qardh
Beban Gaji Pegawai
MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
40.615 143.437 8.870 8.223 71.961 44.318 262.892
739.374 14.703.942 824.660 1.155.661 874.154 1.157.229 3.217.532 5.293.789
Laba Bersih
162.136 46.575.650 482.663 1.339.651 1.023.142 2.302.480 5.012.181 6.338.783
Pend – (Zakat + Pajak)
1.238.198 71.934.156 2.006.018 3.033.139 2.635.259 4.171.132 11.543.188 14.867.136
EDR Penerima Qardh (%) 3,28 0,20 0,44 0,27 2,73 0,38 1,77
EDR Pegawai Bank (%)
EDR Bank (%)
59,71 20,44 41,11 38,10 33,17 27,74 27,87 35,61
13,09 64,75 24,06 44,17 38,83 55,20 43,42 42,64
2015
dalam
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten (1) Penerima Qardh Urutan
BPRS
di
Provinsi
Banten
tahun
pendistribusian qardh dari yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (3,28%), BPRS Wakalumi (2,73%), BPRS Cilegon Mandiri (1,77%), BPRS Muamalah Cilegon (0,44%),
54
BPRS Berkah Ramadhan (0,38%)), BPRS Attaqwa Garuda Utama (0,27%), BPRS Harta Insan Karimah (0,20%). Sementara dari tahun 2013 hingga 2015 BPRS MBA tidak mendistribusikan qardh. (2) Pegawai Bank Urutan
BPRS
di
Provinsi
Banten
tahun
2015
dalam
pendistribusian pendapatan kepada karyawan dari yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (59,71%), BPRS Muamalah Cilegon (41,11%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (38,1%), BPRS Cilegon Mandiri (35,61%), BPRS Wakalumi (33,17%), BPRS Berkah Ramadhan (27,87%) , BPRS Mulia Berkah Abadi (27,74%), BPRS Harta Insan Karimah (20,44%). (3) Bank Urutan
BPRS
di
Provinsi
Banten
tahun
2015
dalam
pendistribusian pendapatan kepada perusahaan dari yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Harta Insan Karimah (64,75%), BPRS Mulia Berkah Abadi (55,2%), BPRS Attaqwa Garuda Utama (44,17%), BPRS Berkah Ramadhan (43,42%), BPRS Cilegon Mandiri (42,64%), BPRS Wakalumi (38,83%), BPRS Muamalah Cilegon (24,06%), BPRS Musyarakah Ummat Indonesia (13,09%).
55
Gambar 4.5 Persentase Perbandingan Indikator EDR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2015 70
MUI
60
HIK
50
MC
40
AGU
30
W
20
MBA
10
BR
0 Penerima Qardh
Pegawai Bank
Bank
CM
Sumber : Data diolah
Dilihat dari indikator equitable distribution ratio, dari tahun 2013 hingga 2015, semua BPRS di Provinsi Banten mendistribusikan pendapatannya ke penerima qardh, karyawan bank, dan bank, kecuali BPRS Mulia Berkah Abadi tidak mendistribusikan pendapatannya ke penerima qardh. Pada tahun 2013 hingga 2015 dalam hal pendistribusian qardh BPRS di Provinsi Banten yang tertinggi yaitu BPRS Musyarakah Ummat Indonesia yaitu sebesar 7,61%, 4,36%, dan 3,28%. Artinya, pada tahun 2013 hingga 2015 BPRS Musyarakah Ummat Indonesia lebih menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan penerima qardh dibandingkan dengan BPRS di Provinsi Banten lainnya. Pada tahun 2013 hingga 2015 dalam hal pendistribusian pendapatan kepada karyawan BPRS di Provinsi Banten yang tertinggi yaitu BPRS Musyarakah
56
Ummat Indonesia yaitu sebesar 44,27%, 43,91%, dan 59,71%. Artinya, pada tahun 2013 hingga 2015 BPRS Musyarakah Ummat Indonesia lebih menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan karyawan dibandingkan dengan BPRS di Provinsi Banten lainnya. Pada tahun 2013 hingga 2015 dalam hal pendistribusian pendapatan kepada perusahaan BPRS di Provinsi Banten yang tertinggi yaitu BPRS Harta Insan Karimah yaitu sebesar 66,29%, 66,57%, dan 64,75%. Artinya, pada tahun 2013 hingga 2015 BPRS Harta Insan Karimah lebih menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan perusahaan dibandingkan BPRS di Provinsi Banten lainnya. Nilai laba bersih dalam Islamicity Performance Index menjadi hal yang tidak kalah penting di samping pendistribusian pendapatan lainnya yang ada dalam indikator equitable distribution ratio karena tanpa menghasilkan keuntungan secara optimal, BPRS tidak akan dapat menjalankan fungsinya untuk menciptakan maslahah bagi masyarakat.
D. Islamic Investment vs Non Islamic Investment Islamic investment vs Non Islamic Investment merupakan indikator yang membandingkan antara investatsi halal dengan total investasi yang dilakukakan BPRS secara keseluruhan (halal dan non halal). Dimana nilai yang dihasilkan merupakan ukuran aspek kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar bank syariah yaitu terbebas dari unsur non halal.
57
Tabel 4.10 Indikator Investasi Halal dan Non-Halal BPRS Provinsi Banten Tahun 2013 (dalam ribuan rupiah) BPRS
Investasi Halal
MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
2.984.783 351.269.028 14.826.128 8.814.692 16.228.640 6.170.164 26.820.541 61.328.070
Investasi Non Halal -
Rasio (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten
Tabel 4.11 Indikator Investasi Halal dan Non-Halal BPRS Provinsi Banten Tahun 2014 (dalam ribuan rupiah) BPRS
Investasi Halal
MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
6.411.022 426.103.997 13.941.647 9.832.463 16.547.124 13.384.297 47.645.013 70.227.586
Investasi Non Halal -
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten
Rasio (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
58
Tabel 4.12 Indikator Investasi Halal dan Non-Halal BPRS Provinsi Banten Tahun 2015 (dalam ribuan rupiah) BPRS
Investasi Halal
MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
4.156.737 461.963.667 14.997.629 11.232.732 16.349.845 25.569.752 55.854.179 82.783.337
Investasi Non Halal -
Rasio (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten Berdasarkan perhitungan di atas, BPRS di Provinsi Banten memiliki Islamic Investment 100% dari seluruh investasi yang dilakukan. Hal ini mengindikasikan bahwa semua BPRS di Provinsi Banten telah menginvestasikan asetnya pada sektor halal secara keseluruhan.
E. Islamic Income vs Non Islamic Income Islamic Income vs Non Islamic Income merupakan indikator yang membandingkan antara pendapatan halal dengan seluruh pendapatan yang diperoleh BPRS secara keseluruhan (halal dan non halal). Dimana nilai yang dihasilkan juga merupakan ukuran aspek kehalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar BPRS yaitu terbebas dari pendapatan non halal. Berdasarkan penelitian Hameed,dkk., maka didapat perhitungan indikator pendapatan halal dan non halal sebagai berikut :
59
Tabel 4.13 Indikator Pendapatan Halal dan Non-Halal BPRS Provinsi Banten Tahun 2013 (dalam ribuan rupiah) BPRS
MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
Pendapatan
Pendapatan
Halal
Non Halal
731.813 60.060.608 2.777.086 1.995.739 2.882.496 1.784.164 5.171.182 11.146.249
-
Rasio (%)
100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten
Tabel 4.14 Indikator Pendapatan Halal dan Non-Halal BPRS Provinsi Banten Tahun 2014 (dalam ribuan rupiah) BPRS
MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
Pendapatan
Pendapatan
Halal
Non Halal
1.034.256 69.374.839 2.248.348 2.105.968 3.287.227 1.833.551 8.135.396 15.876.944
-
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten
Rasio (%)
100 100 100 100 100 100 100 100
60
Tabel 4.15 Indikator Pendapatan Halal dan Non-Halal BPRS Provinsi Banten Tahun 2015 (dalam ribuan rupiah) BPRS
MUI HIK MC AGU W MBA BR CM
Pendapatan
Pendapatan
Halal
Non Halal
1.239.436 75.741.891 2.084.211 3.058.253 2.649.100 4.171.132 11.692.306 16.383.624
-
Rasio (%)
100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten Berdasarkan perhitungan di atas, BPRS di Provinsi Banten memiliki Islamic income 100% dari seluruh pendapatan yang didapat. Hal ini mengindikasikan bahwa semua BPRS di Provinsi Banten telah mendapatkan pendapatan dari pendapatan yang halal secara keseluruhan.
F. Kinerja Syariah Terbaik Metode Islamicity Performance Index Penilaian kinerja syariah terbaik menggunakan pendekatan metode Islamicity Performance Index yaitu dengan melihat BPRS di Provinsi Banten yang menerapkan semua indikator kinerja syariah yang ada pada metode Islamicity Peformance Index yang ditentukan.
61
Tabel 4.16 Indikator Metode Islamicity Performance Index BPRS Provinsi Banten Tahun 2013 (%) BPRS
PSR
HIK MC CM
38,82 3,27 16,29
ZPR 0,094 0,151 0,103
EDR 29,62 26,60 25,53
INV
RATA2
INC
100 100 100
100 100 100
53,71 46 48,38
Sumber : Data diolah Pada tahun 2013, BPRS di Provinsi Banten yang menerapkan semua indikator yang ada pada metode Islamicity Performance Index hanya BPRS Harta Insan Karimah, BPRS Muamalah Cilegon dan BPRS Cilegon Mandiri. Urutan dari yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Harta Insan Karimah (53,71%), BPRS Cilegon Mandiri (48,38%), dan BPRS Muamalah Cilegon (46%). Tabel 4.17 Indikator Metode Islamicity Performance Index BPRS Provinsi Banten Tahun 2014 (%) BPRS
PSR
HIK MC CM
42,96 3,42 16,14
ZPR 0,082 0,193 0,020
EDR 29,59 21,55 26,14
INV 100 100 100
RATA2
INC 100 100 100
54,53 45,03 48,46
Sumber : Data diolah Pada tahun 2014, BPRS di Provinsi Banten yang menerapkan semua indikator yang ada pada metode Islamicity Performance Index hanya BPRS Harta Insan Karimah, BPRS Muamalah Cilegon dan BPRS Cilegon Mandiri. Urutan dari yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Harta Insan Karimah (54,53%), BPRS Cilegon Mandiri (48,46%), dan BPRS Muamalah Cilegon (45,03%).
62
Tabel 4.18 Indikator Metode Islamicity Performance Index BPRS Provinsi Banten Tahun 2015 (%) BPRS
PSR
HIK MC CM
45,27 7,35 24,7
ZPR 0,070 0,157 0,018
EDR 28,46 21,87 26,67
INV 100 100 100
RATA2
INC 100 100 100
54,76 45,87 50,28
Sumber : Data diolah Pada tahun 2015, BPRS di Provinsi Banten yang menerapkan semua indikator yang ada pada metode Islamicity Performance Index hanya BPRS Harta Insan Karimah, BPRS Muamalah Cilegon dan BPRS Cilegon Mandiri. Urutan dari yang tertinggi hingga yang terendah: BPRS Harta Insan Karimah (54,76%), BPRS Cilegon Mandiri (50,28%), dan BPRS Muamalah Cilegon (45,87%).
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kinerja syariah BPRS di Provinsi Banten dilihat dari indikator profit sharing ratio telah menerapkan tujuan didirikannya bank syariah dengan menjadikan masyarakat yang produktif dan BPRS paling baik adalah BPRS Berkah Ramadhan. 2. Kinerja syariah BPRS di Provinsi Banten dilihat dari indikator zakat performance ratio hanya BPRS Harta Insan Karimah, BPRS Muamalah Cilegon dan BPRS Cilegon Mandiri yang melakukan penyaluran zakat dan yang terbaik adalah BPRS Cilegon Mandiri. 3. Kinerja syariah BPRS di Provinsi Banten dilihat dari Indikator equitable distribution ratio, semua BPRS di Provinsi Banten mendistribusikan pendapatannya ke penerima qardh, karyawan bank, dan bank, kecuali BPRS Mulia Berkah Abadi tidak mendistribusikan pendapatannya ke penerima qardh. BPRS Musyarakah Ummat Indonesia yang terbaik dalam pendistribusian pendapatan ke penerima qardh dan pegawai bank dan BPRS Harta Insan Karimah yang terbaik dalam pendistribusian pendapatan ke bank.
63
64
4. Kinerja syariah BPRS di Provinsi Banten dilihat dari indikator Islamic investment ratio vs non Islamic investment menjelaskan bahwa BPRS telah melakukan investasi halal secara keseluruhan. 5. Kinerja syariah BPRS di Provinsi Banten dilihat dari indikator Islamic income ratio vs non Islamic income menjelaskan bahwa BPRS telah menerima pendapatan secara halal secara keseluruhan. 6. Kinerja syariah terbaik BPRS di Provinsi Banten dengan metode Islamicity Performance Index adalah BPRS Harta Insan Karimah.
B. SARAN Bagi Peneliti Selanjutnya : 1. Penelitian berikutnya diharapkan dapat melengkapi seluruh komponen yang masih belum lengkap karena keterbatasan data seperti indikator director-employee welfare ratio dan AAOIFI index. 2. Objek penelitian dapat meggunakan bank syariah yang ada di negara lain selain Indonesia sebagai pembanding. Bagi Bank : 1. Lebih meningkatkan aktivitas syariah seperti bagi hasil, penyaluran zakat, dan pendistribusian pendapatan ke stakeholder.
65
2. Segera membuat laporan tentang kinerja bank syariah yang komprehensif dan menggambarkan bahwa bank telah menjalankan tujuan dan nilai syariah dalam aktivitas perbankan. 3. Membuat standar kinerja syariah pada bank syariah dengan pembobotan (ranking). 4. Memberikan sanksi kepada bank syariah yang tidak sesuai dengan standar
kinerja
bank
syariah.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an. Amalia, Euis. Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam : Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, (Jakarta : Raja Grafindo), 2009. Danjanny, Ridha. Pengukuran Kinerja Keuangan dan Kinerja Syariah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Studi pada BPRS Amanah Insani), 2014. Evi Sebtianita. Analisis Kinerja Bank Umum Syariah dengan Menggunakan Pendekatan Islamicity Performance Index (Studi Pada Bank Umum Syariah Periode 2009-2013), 2015. Hameed, dkk. Alternative Disclosure & Performance Measure For Islamic Banks. (University of Petroleum and Minerals), 2004. Haq, Fadli Iqomul. Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Di Indonesia Melalui Islamicity Performance Index, (Jurnal Ilmiah Univeritas Brawijaya Malang), 2015. Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara), 2007. Indrianto, Nur dan Babang Supeno. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, (Lembaga Penerbit BPFE, Yogyakarta), 2002. Janwari, Yadi . Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung : Remaja Rosdakarya), 2015. Khan, F.. How ’Islamic’ is Islamic Banking. (Journal of Economic Behavior & Organization 76), 2010. Muhammad. Bank Syari’ah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta : Graha Ilmu), 2005. Muhammad, Rifqi. Akuntansi keuangan Syariah, (Yogyakarta: P3EI Press), 2008. Mursyidi. Akuntansi Zakat Kontemporer. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 2006. Nazir, Moh. Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia), 2005. Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Ekonesia), 2008. 66
67
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian : Untuk Peneliti Pemula, (Yogyakarta : Gadjah Mada University), 2004. Tanjung, Hendri dan Didin Hafidhuddin. Manajemen Syariah dalam Praktik, (Depok : Gema Insani), 2003. UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 21. Uno, Hamzah B dan Nina Lamatenggo. Teori kinerja dan pengukurannya. (Jakarta: Bumi Aksara), 2012. Wibisono, Yusuf. Mengelola Zakat Indonesia, (Jakarta : Prenada Media Group), 2015. Wibowo. Manajemen Kinerja, (Jakarta : Raja Grafindo Persada), 2007. Wiyono, Slamet dan Taufan Maulamin, Memahami Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta : Mitra Wacana Media), 2012. Yaya, Rizal. Akuntansi Perbankan Syariah : Teori dan Praktik Kontemporer, (Jakarta : Salemba Empat), 2012. Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, (Jakarta : Prenamedia Group), 2014.
Bi.go.id Ojk.go.id