SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V
“Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter” Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
MAKALAH PENDAMPING
KIMIA ORGANIK (Kode : G -02)
ISBN : 979363167-8
ANALISA PENGARUH FORTIFIKASI KACANG TANAH (Arachis hypogaea) TERHADAP PROTEIN TERLARUT SORGHUM (Sorghum bicolor L.) DITINJAU DARI DOSIS MIKROBA DAN VARIASI WAKTU FERMENTASI Vellisya Puspaningsih1,*, Sri Hartini2, Yohanes Martono3 1
Mahasiswa Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika 2,3 Dosen Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga *Keperluan korespondensi, telp/hp : 0856-41349548 email :
[email protected]
ABSTRAK Sorghum (Sorghum bicolor L.) merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan secara komersial di Indonesia khususnya daerah kering, karena didukung oleh kondisi agroekologis. Secara umum, kadar protein sorghum (10,11%) lebih tinggi dibanding jagung (9,2%). Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan dalam pengolahan sorghum karena tingginya kadar zat anti nutrisi serta penurunan protein setelah pengolahan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan metode yang paling optimal untuk menurunkan zat anti nutrisi (tanin) dalam sorghum serta menentukan kondisi optimal fortifikasi dan fermentasi ditinjau dari kadar protein terlarut. Metode penelitian yang dilakukan adalah penurunan kadar tanin dalam sorghum dengan berbagai metode yaitu dengan perendaman dalam Na 2CO3 0,3% yang dilanjutkan dengan perendaman Na-sitrat 1%, perendaman Na2CO3 0,3% yang dilanjutkan dengan perendaman Na2HPO4 0,2%, perendaman dengan air pada suhu o 90 C, perendaman dengan larutan NaOH 10 % dan perkecambahan sorghum. Fortifikasi kacang tanah dengan metode fermentasi ditinjau dari dosis ragi (2,5%; 5%; 10%), penambahan kacang tanah (0%-10%) dan variasi waktu lama fermentasi (0 jam-48 jam). Data penelitian dianalisa menggunakan Rancangan Faktorial 3x5x5 dengan 3 ulangan dan uji antar perlakuan dengan uji BNJ dengan tingkat kebermaknaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang paling optimal untuk menurukan kadar tanin adalah perendaman Na2CO3 0,3% selama 8 jam yang dilanjutkan dengan perendaman Na2HPO4 0,2% selama 2 jam dengan kadar tanin 8,46%. Hasil analisa kondisi fortifikasi dan fermentasi yang optimal diitinjau dari kadar protein terlarut adalah dosis (2,5%) dengan kadar protein sebesar 16,424 ± 0,97, penambahan kacang tanah (5%) dengan kadar protein sebesar 5,60 ± 0,275 dan waktu (24 jam) dengan kadar protein sebesar 5,90 ± 0,660. Kata Kunci : Sorghum, Rhizopus oligosporus, kacang tanah, fermentasi.
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
540
ISBN = 979363167-8
rendah, serta adanya penurunan kadar
PENDAHULUAN Sorghum
(Sorghum
bicolor
L.)
protein
setelah
proses
pengolahan
[2,7].
Padahal,
kandungan
merupakan salah satu jenis tanaman
sorghum
serealia yang mempunyai potensi besar
asam amino penyusun protein sangat
untuk dikembangkan secara komersial
menentukan nilai gizi bahan pangan [2].
di Indonesia khususnya daerah kering,
Hal ini juga menjadi keterbatasan dalam
karena
pemanfaatan sorghum.
didukung
oleh
kondisi
Oleh karena itu, diperlukan inovasi
agroekologis [1,2]. Tanaman ini juga berpotensi digunakan sebagai pangan
dengan
fungsional.
(2006)
kacang tanah (Arachis hypogaea) yang
kimia,
merupakan sumber protein nabati dan
sorgum merupakan sumber potensial
lemak tidak jenuh [8]. Penambahan atau
penting
fortifikasi
Taylor
menyatakan
et
bahwa
sebagai
al
secara
pangan
fungsional
modifikasi
bahan
melalui
lain
fortifikasi
yaitu
dengan
(nutraceuticals fenolat) [3]. Ditinjau dari
mencampurkan dua atau lebih sumber
komposisi kimianya, kandungan gizi
protein yang berbeda jenis asam amino
sorghum tidak jauh berbeda dengan
pembatasnya akan saling melengkapi
serealia lain [4]. Namun secara umum,
kandungan proteinnya [9]. Fortifikasi
kadar protein sorghum (10,11%) lebih
sorghum
tinggi dibanding jagung (9,2%) [5]. Permasalahan yang dihadapi saat ini
adalah
keterbatasan
dalam
diprediksikan
informasi
metode
Selama
ini,
sorghum.
sorghum
hanya
pada
dapat
meningkatkan
kuantitas dan kualitas protein. Tujuan penelitian
potensi
tanah
dengan metode fermentasi
pengolahan sorghum karena kurangnya tentang
kacang
ini yang
menurunkan
adalah paling
zat
optimal
untuk
nutrisi
(tanin)
anti
dimanfaatkan sebagai pakan ternak [6].
dalam
Menurut Suarni (2004), faktor yang
kondisi fortifikasi dan fermentasi ditinjau
menyebabkan
dari kadar protein terlarut.
hal
tersebut
adalah
sorghum
menentukan
Sorghum
tingginya kadar zat anti nutrisi yaitu tanin
serta
menentukan
termodifikasi
yang
(sekitar 0,40-3,60 %) yang terkandung
dihasilkan diharapkan dapat digunakan
dalam sorghum [2]. Oleh karena itu
untuk bahan pangan yang memiliki nilai
dibutuhkan
gizi
optimalisasi
dalam
cukup
dan
diharapkan
dapat
penurunan kadar senyawa anti nutrisi
mengoptimalkan potensi sorghum serta
yaitu tanin.
meningkatkan nilai ekonominya di mata
Sorghum memiliki kadar protein yang tinggi
masyarakat Indonesia.
(10,11 %), tetapi variasi
asam aminonya masih rendah dan menyebabkan
daya
cerna
protein
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
541
ISBN = 979363167-8
METODE PENELITIAN
selama 20 menit, perendaman dengan
Bahan dan Alat
larutan NaOH 10 % selama 10 menit
Sampel yang digunakan adalah
[11], dan perkecambahan sorghum [12].
sorghum (Sorghum bicolor L.) varietas
Semua metode dilakukan dengan rasio
lokal yang diperoleh dari Surakarta,
1:3 (biji sorghum : pelarut).
kacang tanah (Arachis hypogaea) yang
Analisa Kadar Tanin Biji Sorghum
diperoleh dari pasar Kulon Progo di
denganSpektrofotometri [13] 3 ml larutan sampel dimasukkan
Ambarawa, ragi tempe merek Raprima. Bahan kimia yang digunakan
kedalam labu ukur 25 ml. Ditambahkan
Na-
1 ml lar K3Fe(CN)3 0,016 M dan 1 ml
sitrat,Na2HPO4, NaOH, Asam Tanat,
larutan FeCl3 0,012 M. Larutan dikocok
diantaranya
adalah
Na2CO3,
H3PO4,
dan
natrium
Selanjutnya, ditambahkan 3 ml H3PO4
tartrat, Bovine Serum Albumin(Merck,
6,03 M. Larutan dikocok dan diinkubasi
Germany),Akuades.
selama 2 menit. Kemudian, larutan
.
K3Fe(CN)3,
FeCl3 6H2O, .
Gelatin,CuSO4 5H2O,
kalium
Piranti yang digunakan diantaranya adalah
grinder,
Optizen
Germany),
neraca
cabinet,
menit.
tersebutditambahkan 2 ml gelatin dan
2120,
larutannya
(Memmert,
gelombang
(Ohaus
TAJ602,
USA. Ohaus Scout Pro SPS602F, USA) drying
15
akuades hingga garis tera. Absorbansi
UV
waterbath
selama
gelas,
peralatan
spektrofotometer
diinkubasi
centrifuse,
ayakan
diukur
dengan
650-750
nm.
panjang Sebagai
standar digunakan asam tanat. Optimasi Kondisi Fortifikasi Kacang Tanah dan Fermentasi Sorghum [14] Biji sorghum direbus selama 30
aperture 250µm mesh no.60, waterbath, neraca Mettler H-80.
menit kemudian didinginkan. Setelah
Prosedur Kerja
dingin, biji sorghumdiinokulasi dengan
Optimalisasi Degradasi Kandungan
mikroba Rhizopus oligosporus dengan
Tanin dalam Biji Sorghum
dosis
Penurunan kadar tanin dalam
2,5% (b/b), 5% (b/b) dan 10%
(b/b) dan ditambah dengan kacang
sorghum dilakukan dengan berbagai
tanah
metode antara lain dengan perendaman
variasi konsentrasi 0%; 2,5%; 5%, 7,5%;
dalam Na2CO3 0,3% selama 8 jam yang
10% (b/b). Masing-masing perbandingan
dilanjutkan dengan perendaman Na-
difermentasi dengan variasi waktu dari
sitrat 1% selama 2 jam, perendaman
hari 0 (0 jam) hingga hari 2(48 jam)
Na2CO3 0,3% selama 8 jam yang
dengan waktu analisa per 12 jam.
dilanjutkan
dengan
(Arachis
hypogaea)
dengan
perendaman
Na2HPO4 0,2% selama 2 jam [10], o
perendaman dengan air pada suhu 90 C
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
542
ISBN = 979363167-8
Analisa Kandungan Protein Terlarut
sorghum tanpa perlakuan masih cukup
dengan Metoda Biuret [15]
tinggi yaitu 0,08% per 1 gram sampel,
1 gram sampel ditambah 9 ml
hasil
ini
selaras
dengan
penelitian
akuades kemudian ditambah 1 ml NaOH
Sujatmiko (2008) yang menunjukkan
1 M. Lalu,dipanaskan dalam waterbath
bahwa kandungan fenol dalam sorgum
dengan suhu 90°C lalu didinginkan.
masih cukup tinggi dan didominasi oleh
Kemudian,
senyawa tanin [16].
menit.
dipusingkan
Supernatan
selama
yang
10
diperoleh
diambil 1 ml dan ditambah dengan 4 ml . CuSO4 5H2O
Tanin merupakan zat anti nutrisi dan termasuk
senyawa
polifenolik
yang
+ 0,6
dapat membentuk senyawa kompleks
g KNaTartrat dalam labu ukur 50 ml dan
dengan protein sehingga menurunkan
ditambah
dan
mutu dan daya cerna protein [10]. Tanin
digenapkan dengan akuades dalam labu
merupakan senyawa fenolik yang larut
ukur 100 ml). Larutan diinkubasi selama
dalam air. Senyawa ini juga dapat
30 menit pada suhu kamar. Absorbansi
menghambat
larutan diukur dengan spektrofotometer
pencernaan,
pada
tripsin.
reagen Biuret (0,15 g
30
ml
NaOH
10%
panjang gelombang 550
Sebagai
standar
digunakan
protein
(BSA)
dengan
nm.
aktivitas terutama
enzim
amilase
dan
larutan
Degradasi tanin terjadi pada saat
berbagai
proses perendaman dan pencucian biji
konsentrasi.
sorghum
Analisa Data
perkembahan, karena tanin merupakan
Data kadar protein telarut dianalisa
sebelum
metode
senyawa yang larut dalam air [17].
dengan menggunakan Rancangan Acak
Perendaman dengan larutan garam
Faktorial 3x5x5 perlakuan dengan 3
akan menyebabkan tanin yang berikatan
ulangan. Purata antar perlakuan diuji
dengan protein (terutama albumin dan
menggunakan
Uji
Nyata
globumin) menjadi larutkarena albumin
Jujur(BNJ)
dengan
tingkat
merupakan protein yang larut dalam air
Beda
kebermaknaan 5%.
serta garam
globulin
larut
dalam
[10,18]
.Perendaman
dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan
Optimalisasi Degradasi Kandungan
menyebabkan rusaknya struktur protein
Tanin dalam Biji Sorghum
sehingga mampu merusak
Uji sorghum
kuantitatif
tanin
memperlihatkan
masing-masing
metode
larutan
larutan
asam
stabilitas [10]
dalam
tanin yang terdapat dalam sampel
bahwa
Oleh karena itu, metode perendaman
memberi
dengan larutan NaOH 10 % dan metode
dampak yang cukup signifikan terhadap
perendaman dengan larutan Na CO
degradasi kadar tanin. Kadar tanin pada
0,3%
2
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
yang
dilanjutkan
.
3
dengan
543
ISBN = 979363167-8
perendaman
Na HPO 2
mampu
4
perendaman dengan larutan Na CO 2
menurunkan tanin hingga menghasilkan
0,3%
kadar paling kecil dibanding metode
perendaman
lainnya.
warna
Kedua
metode
diatas
yang
dilanjutkan
3
dengan
Na HPO menghasilkan
yang
2
4
jauh
lebih
putih
merupakan
dibandingkan dengan metode IV yaitu
optimal dalam
metode perendaman dengan larutan
mendegradasi tanin dalam sorghum,
NaOH 10 %. Hasil persentase kadar
tetapi jika dibandingkan dengan hasil
tanin
penampakan
kontrol dapat dilihat pada Tabel 1.
metode yang paling
dihasilkan,
(warna
metode
tepung) II
yaitu
yang
masing-masing
metode
serta
metode
Tabel 1. Hasil persentase kadar Tanin (b/b) pada masing-masing metode Metode
Kadar Tanin
Metoda Perendaman dalam Na2CO3 0,3% selama 8 jam yang dilanjutkan dengan perendaman Nasitrat 1% selama 2 jam Perendaman Na CO
I
2
3
0,3% selama 8 jam yang dilanjutkan dengan perendaman Na HPO
II
2
0,047
0,009
4
0,2% selama 2 jam perendaman dengan air o
III
pada suhu 90 C selama 20 menit perendaman dengan larutan NaOH 10 % selama 10 menit Perkecambahan biji sorghum Sorghum Tanpa Perlakuan (Kontrol)
IV V
Analisa Kandungan Protein dalam Biji Sorghum Termodifikasi Pengukuran penelitian
ini
protein
terlarut
menggunakan
dalam metode
biuret. Metode biuret merupakan metode yang
digunakan
untuk
mendeteksi
adanya ikatan peptida [14]. Gunawan (2012)
menjelaskan,
protein
0,031
0,004 0.032 0,081
larut dalam tubuh [19]. Selama proses fermentasi, terjadi peningkatan kadar protein
terlarut
pada
sorghum
termodifikasi. Fermentasi pada bahan pangan
terbukti
dapat
mengubah
kandungan zat makanan diantaranya meningkatkan daya cerna, mengubah
terlarut
diasumsikan sebagai protein yang dapat
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
544
ISBN = 979363167-8
flavor
sehingga
meningkatkan
palatabilitasnya[16].
protein
(Arachis hypogaea) [20]. Winarno (1992)
terlarut ditinjau dari antar dosis mikroba
juga menjelaskan bila dua jenis protein
menunjukkan bahwa semakin besar
yang
dosis ragi yang diberikan ternyata kadar
pembatas yang beda dicampur atau
protein
semakin
dikonsumsi secara bersama, maka dua
kecil, hal ini juga dibuktikan pada uji
protein itu akan saling mendukung
beda nyata jujur (Tabel 2).Penurunan
(complementary) sehingga mutu gizi
protein
protein campuran tersebut menjadi lebih
Hasil
analisa
kandungan
terlarutnya
terlarut
menjadi
disebabkan
adanya
aktivitas Rhizopus yang menggunakan nitrogen
untuk
memperoleh
mengakibatkan
penurunan
nilai protein terlarut pada masing-masing
Dosis Mikroba (%)
Kacang Tanah (%)
Analisa statistika
0
2,5
5
13,451 ±
16,424 ±
16,633
0,983
0,970
± 0,975
(a)
(b)
(b)
5
7,5
3,94
5,60
6,71
±
±
±
0,255
0,228
0,275
0,303
(b)
(c)
(d)
Selain
(a)
itu,
sumber
nitrogen
selanjutnya
*W = BNJ 5 % *Angka-angka yang diakhiri oleh huruf yang sama antar
perlakuan
tidak
berbeda
secara bermakna, sedangkan angka yang di akhiri oleh huruf yang berbeda menunjukkan antar
10 7,72 ± 0,30 4 (e)
yang
ditambahkan ke dalam media fermentasi dan CO2,
akan terurai menjadi ion
Keterangan :
menunjukkan
2,5
1,87±
W = 0,424
10
W = 0,291
amino
Tabel 3. Purata Protein Terlarut Ditinjau dari Interaksi Antar Kacang Tanah
Tabel 2. Purata Protein Terlarut Ditinjau dari Interaksi Antar Dosis Mikroba statistika
asam
tinggi [18].
dosis [20].
Analisa
jenis
energi
dalam pertumbuhan dan aktivitasnya, sehingga
memiliki
yang terbentuk akan
digunakan oleh Rhizopus untuk proses biokonversi
menjadi
protein.
Terbentuknya biomassa protein dalam
perlakuan berbeda secara bermakna
proses fermentasi akan meningkatkan
*Keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 3 dan 4
kadar protein dan asam amino substrat [21].
Tabel 3 menunjukkan bahwa protein terlarut yang ditinjau dari interaksi antar kacang tanah mengalami kenaikan yang cukup
signifikan.
Selaras
dengan
penelitian Andriani (2012), kenaikan protein
terlarut
disebabkan
adanya
sumber
nitrogen
berasal
dari
protein
lain
kacang
karena yang tanah
Hasil protein terlarut yang ditinjau dari interaksi bahwa
antar
waktu
kandungan
menunjukkan
protein
dalam
sorghum mengalami penurunan seiring dengan
lamanya
proses
fermentasi
dapat dilihat pada Tabel 4. Hal ini selaras
dengan
hasil
penelitian
Sujatmiko (2008), yang menyebutkan
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
545
ISBN = 979363167-8
bahwa penurunan protein terlarut seiring
(2,5%), penambahan kacang tanah (5%)
dengan
dan waktu (24 jam).
lamanya
proses
fermentasi
disebabkan oleh aktifitas protease dari Rhizopus oligosporus [16].
KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tabel 4. Purata Protein Terlarut Ditinjau dari Interaksi Waktu Kacang Tanah (%)
Analisa statistika
0
48
3,64
5,26
±
±0,4
0,51
87
1 W=
(a)
0,424
(b)
12
36
24
5,4
5,58
6±
±
0,7
0,66
99
4
(b)
(bc)
metode
menurukan
± 0,660
pada
kadar
tanin
untuk adalah
yang
dilanjutkan
dengan
jam dengan kadar tanin 8,46%. Hasil analisa kondisi fortifikasi dan
(c)
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa terlarut
optimal
perendaman Na2HPO4 0,2% selama 2
fermentasi yang optimal diitinjau dari kadar
protein
paling
perendaman Na2CO3 0,3% selama 8 jam
5,90
yang
sorghum
protein
terlarut
adalah
dosis
(2,5%) dengan kadar protein sebesar 16,424 ± 0,97, penambahan kacang
termodifikasi meningkat seiring adanya
tanah
penambahan kacang tanah sehingga
sebesar 5,60 ± 0,275 dan waktu (24
penambahan
jam) dengan kadar protein sebesar 5,90
5%
kacang
tanah
dianggap menjadi titik optimal dari aspek
(5%)
dengan
kadar
protein
± 0,660.
ini. Hasil protein terlarut yang ditinjau dari dosis mikroba menunjukkan tidak
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Tuhan Yesus
adanya beda nyata antara dosis 2,5% 10%
Kristus yang selalu melimpahkan berkat-
menurunkan protein terlarut, sehingga
Nya. Kepada Bapak, Ibu, dan Mega
dosis mikroba yang paling optimal dari
Aprilia Yusnifa yang selalu memberikan
aspek ini adalah dosis 2,5%. Hasil
dukungan,
analisa protein terlarut yang ditinjau dari
sayang. Terima kasih kepada semua
interaksi
waktu
didapatkan
pihak
semakin
lama
waktu
dan
5%
sedangkan
dosis
bahwa
fermentasi,
semangat,
yang
telah
serta
membantu
kasih
dan
memberikan bimbingan dalam penulisan
semakin rendah pula kadar protein
makalah
terlarutnya, tetapi terdapat waktu optimal
kepada Bapak Yohanes Martono, Ibu Sri
untuk proses fermentasi yaitu pada
Hartini, dan Bapak Lutiyono. Terima
waktu 24 jam. berdasarkan hal tersebut
kasih kepada Stevan, Pana dan Andree
diatas, didapatkan kondisi fortifikasi dan
yang turut mendukung serta memberi
fermentasi yang optimal diitinjau dari
semangat
kadar
penelitian, serta kepada pihak-pihak
protein
terlarut
adalah
dosis
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
jurnal
ilmiah
dalam
ini,
terutama
penyelesaian
546
ISBN = 979363167-8
yang tidak dapat disebutkan satu per
Serta
Potensinya
satu.
Mendegradasi
Pati
Dalam
dan
Protein.
Universitas Brawijaya, Malang [8] Kurniawan,
DAFTAR RUJUKAN [1] Sirappa,
M,
P.
2003.
Pengembangan Indonesia
Prospek
Sorghum
Sebagai
di
Protein
Sorghum
Peningkatan Bioavailabilitas Protein Sorghum
Lokal
Varietas
Produksi
Berfungsional
Tinggi.
IPB,
Prosiding
Sebagai Olahan Pangan. Sinar Tani No. 3402 [12] Nisa, Fitri Choirun. 2010. Ekstraksi
Coklat
tepung Universitas
dari
Instan.
dan Teknologi Penanganan Sorgum
[7] Andayani, P., dkk. 2008. Isolasi dan Mikrob
Sumatera
[11] Balitbang Pertanian. 2011. Potensi
Brawijaya, Malang
Identifikasi
Universitas
979-8940-29-3
Dengan Solid State Fermentation Untuk
Kacang
pekan Serealia Nasional:ISBN978-
dan Antioksidan. IPB, Bogor 2009.
Dalam
Pembuatan dan Karakterisasi Nasi
Sorghum : Snack Sehat, Kaya Serat
dkk.
IPB,
[10] Widowati, S,. Dkk. 2010. Proses
Pascapanen
S,
Enting-Enting.
Utara, Medan
Pertanian, Bogor.
Erni.
Pada
Kasar
Campuran.
Sorghum (Sorghum vulgare). Balai
[6] Murtini,
B1
Kjeldhal Sebagai Bahan Makanan
Africa.
Produk Ekstruksi Berbahan Dasar
Alfatoksin
Hijau Menggunakan Metode Makro
millets. University of Pretoria, South
[5] Wirattama, A., dkk. 2010. Formulasi
Terhadap
Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang
and non food uses for sorghum and
Litbang
dan
[9] Tiommanisyah. 2010. Analisa Kadar
[3] Taylor, John, R, N. 2006. Novel food
Besar
Penyangraian
kik
Bogor.
151
Mutu Gizi dan Sifat Fungsional
Kacang Suspensi
plantarum
Pengolahan
[2] Suarni. 2004. Pemanfaatan Tepung
[4] Susila, B. A., 2008. Keunggulan
Dalam
Kandungan
(4): 133-140
Jurnal Litbang Pertanian 23 (4):145-
Tanah
Pengaruh
Pertumbuhan Aspergillus flavus dan
Industri. Jurnal Litbang Pertanian 22
Olahan.
Perendaman
Proses
Alternatif untuk Pangan, Pakan dan
2004.
Kombinasi
Lactobacillus
Komoditas
Sorghum Untuk Produk
E.
Tempe
Antioksidan Alami dari Sorghum Lokal
Varietas
Cokelat
Serta
Peningkatan Aktivitasnya Dengan Perkecambahan Dan Gelombang Mikro. Universitas Brawijaya, Jurnal Teknologi Pertanian Vol 11. No. 3 (184-195).
Sorghum Coklat (Sorghum bicolor)
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
547
ISBN = 979363167-8
[13] Lukman, U., dkk. 1998. Kestabilan Metoda
Prussian
Blue
(Adenanthera
Dalam
Linn.).
Universitas Kristen Satya Wacana,
Analisis Tanin. Universitas Andalas, Jurnal Kimia Andalas: ISBN 0853-
pavonina
Salatiga. [20]Andriani, L. D., S. Hartini, &Y. Martono. 2012. Analisis Protein dan
8018 Vol. 4 No. 2 [14] Hadinataria, N. 2011. Pemanfaatan
Identifikasi
asam
Amino
pada
Tepung Keledai (Glycine max L.)
Tepung Gaplek Terfortifikasi Tepung
Dalam
Kedelasi
Optimalisasi
Pembuatan
(Glycine
max(L)).
Tepung Gaplek Berprotein Sebagai
Universitas Kristen Satya Wacana.
Bahan
Salatiga.
Subtitusi
Tepung
Terigu.
Universitas Kristen Satya Wacana,
[21]Utama, C.S., I. Estiningdriati, & W. Murningsih.
Salatiga [15] AOAC. 1995. Official Methods of Analysis
of
The
2006.
Pengaruh
Penambahan Aras Mineral pada
Association
Fermentasi Sorghum dengan Ragi
Chemists. AOAC, Washington DC
Tempe Terhadap Kecernaan Zat
[16]Sujatmiko, B., A. Sutrisno, & E. S.
Pakan
Murtini. 2008. Degradasi Senyawa
pada
ayam
Petelur.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Tanin, Asam Fitat, Antri tripsin dan Peningkatan Daya Cerna Protein
TANYA JAWAB
Secara In Vitro pada Sorghum
PARALEL
:2
Coklat (Sorghum bicolor L Moench)
NAMA PEMAKALAH
: Vellisya
dengan Metode Fermentasi Ampok.
NAMA PENANYA
: Diah
PERTANYAAN
:
[17] Rusydi, Megat, M.R. & Azrina, A. 2012. Effect of Germination on Total
1. Kenapa memilih kacang tanah?
Phenolic, Tannin and Phytic Acid
2. Apakah ada control sorghum
Contents in Soy Bean and Peanut. Universiti
Putra
Malaysia,
terfermentasi? JAWABAN
International Food Research Journal 19 (2) : 673-677
Gramedia
Gramedia
kandungan
protein
kacang tanah tinggi dan adanya
[18]Winarno, F. G. Kimia Pangan dan Gizi.
1. Karena
:
Pustaka
Pustaka
kandungan Asam lemak tidak
Utama,
jenuh
Utama,
kesehatan.
Jakarta,1992. [19] Gunawan, Irene, W. 2012. Analisis Protein dan Identifikasi Asam Amino
yang
baik
untuk
2. Ada, Ragi : 2,5% , 5% , 10 % Kacang tanah 0 % , 0 % , 0% adalah sorghum termodifikasi.
pada Tepung Gaplek Terfortifikasi Protein Tepung Biji Saga Pohon
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
548
ISBN = 979363167-8
PARALEL
:2
NAMA PEMAKALAH
: Vellisya P.
NAMA PENANYA
:Heny
Kusumayanti PERTANYAAN
:
Ppt yang anda tampilkan ada blender dg cara kasar. Kenapa ?
JAWABAN
:
Karena bentuk sorghum termodifikasi yang difermentasi dalam bentuk tempe,
sehingga
diperlukan
minimalisasi atau pengecilan ukuran sebelum
di
Grinder,
karena
grindernya ukurannya kecil.
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia
549