63
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tebu. BPPT-Departemen Pertanian. Jakarta. Banholzer IEG, Sanches AL, Pamplona EO, Montevechi JAB. 2004. An Interpretation For The Internal Rate Of Return Through Fuzzy Calculation. Brazil:Universidade Federal de Itajuba. Badiru AB, Cheng JY 2002. Fuzzy Engineering Expert System With Neural Network Applications. New York. John Wiley & Sons, Inc. Buckley JU. 1987. The Fuzzy Mathematics of Finance. Fuzzy Sets System. (21) 257273. Carlsson C, Futtler R. 1998. On Fuzzy Internal Rate of Return. Turku Centre for Computer Science. TUCS Technical Report No. 211. Chiu CY, Park CS. 1994. Fuzzy Cash Flow Analysis Using Present worth Criterion. The Engineering Economist l (39):2. Chiadamrong N. 1999. Development of Integrated Multi-Criteria Invesment Justification Approach Based on Fuzzy Logic. Journal Thammasat Int J Sc Tech 4:1. January 1999. Thailand. Esogbue AA. 1998. On Replacement Models Via a Fuzzy Set Theoretic Framework. IEE Transactions on System, Man and Cybernetics – Part C Aplication and Reviews 28 (4). Gautney L.D. 1995. The Potential for Export System in Agricultural System Management. Michigan : Michigan State University. Simanjuntak GCP, L.K Sabur, Maspaitella P.F.L. dan Varley R.O.G. 1993. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Husnan S, Suwarsono. 1997. Studi Kelayakan Proyek. UPP AMP YKPN. Cetakan Kedua, Yogyakarta. Jang JSR. 1993. ANFIS : Adaptive Network – Based Fuzzy Inference System. IEEE. Trans. On System, man and Cybernetics, 23 (3). Kaufmann A, Gupta MM. 1985. Introduction to fuzzy arithmetic: theory and applications. New York: Van Nostrand Reinhold. Kadariah, Karlina L, Gray C. 1999. Evaluasi Proyek : Analisis Ekonomi Edisi Dua. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Kahraman C. 2001. Fuzzy Versus Probabilistic Benefit/Cost Ratio Analysis For Public Work Project. Int. J Appl. Math Comput. Sci. 11 (3): 705-718. Kusumadewi S, Purnomo H. 2004. Aplikasi Logika Fuzzy untuk Penunjang Keputusan. Jakarta; Graha Ilmu.
64
Kim KJ, Dewekar UM. 2002. Hammerslye Stochastic Annealing Efficiency Improvement for Combinational Optimization Under Uncertainty. IEE Transactions, 34:761-777. Klir GJ, Wierman MJ. 1999. Uncertainty based information. New York, Physica Verlag. Lutfi TB. 2007. Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Produk Tebu di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Majalengka-Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor. Insititut Pertanian Bogor. Lesage C. 2001. Discounted cash-flow analysis : An Interactive fuzzy arithmetic approach. European Journal of Economic and Social System. 15 (2): 49-68. Majlender P. 2002. Strategic Investment Planning by Using Dynamic Decision Trees. Proceeding of the 36th Hawaii International Conference on System Science. IEEE. Marimin. 2005. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial, IPB Press, Bogor. Mubyarto 1968. Usahatani Tebu dan Industri Gula di Jawa. Pusat Dokumentasi Ilmiah, Jakarta. Omitaomu OA, Badiru AB. 2007. Fuzzy Present Value Analysis Model for Evaluation System Projects. The Engineering Economist 52: 157-178. Prihandana R. 2005. Dari Pabrik Gula Menuju Industri Berbasis Tebu. Proklamasi Publishing House, Jakarta. Sanches AL, Pomplona EO, Montevechi JAB. 2005. Capital Budgeting Using Triangular Fuzzy Numbers. V Encuentro Internacional de Finanzas. Santiago, Chile, 19 a 21 de janeiro. Sargent RG. 1998. Verification and Validation of Simulation Models Proceesing of the 1998 Winter Simulation Conference. DJ Medeiros, EF Watson, JS Carson and MS Manivannan, eds. Santos MA. 2000. Energy Analysis of Crops Used for Producing Ethanol and CO2 Emission. Cidade Universitaria [terhubung berkala]. http://www.ivig.coppe.ufrj.br/doc/alcofoen.pdf. [9 November 2006]. Sudiatso. 1982. Bertanam Tebu. Departemen Agronomi. Faperta IPB, Bogor. Thierauf RJ, RC Kleklamp. 1975. Decision Making Trough Operation Research. Third Edition. John Willey and Sons, New Delhi. Umar H. 2005. Study Kelayakan Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Yasin H, Marimin, 2000. Analisis Kelayakan Investasi Industri Pulp Menggunakan Pendekatan Fuzzy. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Bogor.
65
LAMPIRAN
66 66
67
68
Lampiran 1. Cara Memperoleh dan Mengolah Data Penelitian Langkah-langkah penelitian PERSIAPAN PENELITIAN
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DATA
Data dan Informasi
Sumber Data
Latar belakang penelitian, permusan penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian dan output penelitian Data indikator analisis kelayakan industri ethanol dan data finansial
Internal dan eksternal perusahaan
Analisis data finansial
Internal dan eksternal perusahaan Studi pustaka, Internal dan eksternal perusahaan
Variabel yang sudah FUZZIFIKASI VARIABEL YANG ditentukan sebelumnya DIPILIH
Internal dan eksternal perusahaan
Cara Tipe Data Mengambil Data a. Studi pustaka Data b. Studi Sekunder dokumentasi c. Browsing internet
a. Studi pustaka b. Studi dokumentasi c. Browsing internet Analisis data hasil studi pustaka Analisis data hasil studi pustaka
Teknik yang digunakan untuk pengolahan data Analisis Deskriptif
Prosedur Pelaksanaan Kegiatan a. menetapkan industri yang akan dikaji b. menetapkan substansi yang dikaji c. menetapkan tool yang akan digunakan d. menetapkan ruang lingkup kajian a. menentukan indikator kelayakan b. menentukan variabel kelayakan
Data Sekunder
Analisis Deskriptif
Data Sekunder
Analisis Deskriptif
Data Sekunder
Fungsi a. menetapkan level keanggotaan fuzzy untuk tiap-tiap yang digunakan faktor; untuk fuzzifikasi b. menetapkan batas variabel adalah bawah untuk jumlah level terendah dan Triangular Fuzzy Number (TFN) batas atas untuk level tertinggi dan
Menentukan jenis data yang diperlukan
Langkah-langkah penelitian
Data dan Informasi
Sumber Data
PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN FUZZY
Data suku bunga, harga bahan baku dan harga jual produk
DEFUZZIKASI
Model perhitungan fuzzy
IMPLEMENTASI
Rancangan Fuzzy investment model yang dikembangkan
Hasil rancangan model
VERIFIKASI DAN VALIDASI
Kelayakan finansial konvensional industri bioethanol
Internal perusahaan
Studi pustaka, Internal dan eksternal perusahaan
Cara Mengambil Data
Analisis data hasil studi pustaka
Tipe Data
Data Sekunder
Hasil olahan data Data Primer
Mengambil salah satu contoh kasus untuk input data Studi pustaka
Data sekunder dan data primer Data Primer
Teknik yang digunakan untuk pengolahan data
Prosedur Pelaksanaan Kegiatan
c. menetapkan batas bawah selisih antar level dalam setiap faktor Analisis Membangun model Deskriptif berdasarkan elemenelemen penyusun model dengan bantuan program aplikasi MATLAB 7.0 Menggunakan mengubah output fuzzy metode ke output yang bernilai CENTROID tunggal Menggunakan Meterjemahkan model software ke dalam bahasa MATLAB 7.0 dan pemrograman Delphi Delphi Analisis Validasi dan verifikasi Deskriptif dengan membandingkan hasil analisal finansial fuzzy dengan hasil finansial secara konvensional
68
Lampiran 2. Pemilihan Molase dan Bioetanol sebagai produk derifitat tebu Produk derivat tebu (PDT) yang dipilih, berasal dari hasil samping tebu. Daun dengan produk pupuk dan briket. Pucuk dengan produk pakan dan pupuk. Blotong dengan produk lahan urug, pupuk mix dan briket. Molase dengan produk pakan (PST), MSG, alkohol terdiri dari biofuel/bioetanol, asam asetat & turunan dan CO2, pengolahan vinase yaitu biogas dan pupuk, CO2,, gula cair (invert), sumasi (suplemen makanan sapi). Ampas dengan produk energi (sebagai bahan bakar boiler), kanvas rem, papan partikel, kertas, media jamur, campuran aspal, furfural, karpet sapi, briket, bubuk asbestos. Penilaian terhadap alternatif produk turunan tebu diperoleh dari hasil pengisian kuisioner oleh keenam pakar yang telah disebutkan di atas. Penilaian yang dilakukan Pakar adalah dengan membobot kriteria yang diajukan kemudian membobot alternatif berdasarkan kriterianya. Seperti disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Pembobotan kriteria dengan pairwise comparison No.
Kriteria
Bobot
1
Proses pengolahan
0.14
Bobot (faktor konversi=22) 3
2
Nilai tambah
0.17
4
3
Peluang pasar
0.20
4
4
Modal
0.10
2
5
Kebijakan
0.23
5
Hasil keluaran atau output dengan menggunakan metode pairwise comparison adalah bobot untuk tiap kriteria yang digunakan dalam penilaian alternatif produk derivat tebu (Tabel 7). Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap produk derivat tebu, dengan agregat pendapat seperti tampak pada Tabel 2 di bawah ini.
69
Tabel 2 Agregat penilaian produk derivat tebu terhadap kriteria Asal
Produk
Pupuk Briket Pakan Pucuk Pupuk Lahan urug Blotong Pupuk MIX Briket Pakan (PST) MSG Alkohol Biofuel/Bioethanol Asam asetat & turunan Molase CO2 Biogas Vinase Pupuk CO2 Gula Cair (Invert) Sumasi Energi Kanvas Rem Papan Partikel Kertas Media Jamur Ampas Campuran Aspal Furfural Karpet Sapi Briket Bubuk Asbestos Daun
Penilaian Kriteria Proses Nilai Pengolahan Tambah 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 2 4 2 4
Peluang Pasar 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4
2
4
2 3 3 2 2 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3
4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3
Modal Kebijakan 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 1
3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4
4
1
4
4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 4 3 2 3 3 3
4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
Prioritas Produk Derivat Tebu Berdasarkan data-data yang telah disebutkan, kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan metode perhitungan MPE. Nilai perhitungan dan urutan prioritas produk derivat tebu disajikan pada Tabel 3.
70
Tabel 3 Prioritas PDT menggunakan MPE Alternatif Produk Derivat Tebu (PDT) Pupuk Daun Briket Pakan Pucuk Pupuk Lahan Urug Blotong Pupuk MIX Briket Pakan (PST) MSG
722 677 624 684 328 925
Prioritas berdasarkan Bahan Baku 1 2 1 2 3 1
12 17 18 15 27 10
593 427 685
2 10 8
19 24 14
1630
2
3
1872
1
1
1452 1208
3 4
4 6
Biogas 1081 Pupuk 835
5
7
6
11
Bahan Baku
Alkohol Biofuel/Bioethanol Asam Asetat & Derivatnya CO2
Molase
Vinase
Prioritas PDT
CO2
313
11
28
Gula Cair (Invert) Sumasi (suplemen makanan sapi) Energi Kanvas Rem Papan Partikel
712
7
13
444
9
23
1834 1034
1 3
2 8
1317
2
5
1017 581 329 465
4 6 10 8
9 20 26 22
508 677 416
7 5 9
21 16 25
Kertas Media Jamur Campuran Aspal Furfural Karpet Sapi Briket Bubuk Asbestos
Ampas
Bobot MPE
Hasil perhitungan menunjukan prioritas produk derivat tebu dibagi menjadi dua bagian : 1. Prioritas berdasarkan bahan baku dimana ada bahan baku daun, pucuk, blotong, molase dan ampas. Produk dengan nilai MPE terbesar dengan bahan baku : ¾
daun adalah pupuk dengan nilai 722.
¾
pucuk adalah pupuk dengan nilai 684.
71
¾
blotong adalah pupuk MIX dengan nilai 925.
¾
molase adalah biofuel/bioethanol dengan nilai 1872.
¾
ampas adalah energi dengan nilai 1834.
2. Prioritas dengan membandingkan seluruh produk derivat tebu yang masuk dalam alternatif tanpa melihat asal bahan baku, dimana lima nilai terbesarnya adalah : ¾
Biofuel/bioetanol dengan nilai 1872.
¾
Energi dengan nilai 1834.
¾
Alkohol dengan nilai 1630.
¾
Asam asetat & derivat dengan nilai 1452.
¾
Papan partikel dengan nilai 1317.
Hasil menunjukkan bahwa produk dengan nilai MPE tertinggi adalah Biofuel/bioetanol dengan nilai MPE 1872. Biofuel merupakan bahan bakar nabati yang aman bagi lingkungan karena mengurangi pencemaran udara, apalagi dengan adanya pemberlakuan Protokol Kyoto pada tanggal 16 Februari 2005 untuk mereduksi emisi gas rumah kaca ke atmosfer memberi angin segar bagi pengembangan teknologi dan penggunaan bahan bakar energi ramah lingkungan. Negara
Brazil,
merupakan
contoh
sukses
negara
yang
mengembangkan
bioetanol/biofuel, saat ini Brazil adalah negara yang memimpin dalam industri bioetanol/Biofuel. Indonesia sebagai negara dengan potensi yang besar untuk menghasilkan produk ini dapat mengurangi tingkat penggunaan BBM. Dengan meningkatnya harga BBM dan peningkatan penggunaan BBM setiap tahunnya maka peluang yang baik untuk mengembangkan produk ini. Energi merupakan produk dengan prioritas kedua dengan nilai 1834. Penggunaan energi dengan memanfaatkan hasil samping ampas untuk kebutuhan energi dalam pengolahan tebu menjadi gula. Ampas akan dibakar untuk memanaskan boiler yang akan menghasilkan steam untuk pengolahan tebu. Di PG Jatitujuh apabila panas yang dihasilkan dari pembakaran ampas tidak mencukupi maka digunakan pula bahan bakar IDO, ampas yang tersedia sekitar 33 % dari tiap 100 ton tebu.
72
Alkohol menempati urutan ketiga dengan nilai MPE 1630. Alkohol merupakan produk yang berasal dari pengolahan molase, istilah alkohol ini diberikan untuk jenis alkohol yang digunakan untuk kebutuhan produk farmasi, kosmetik dan industri kimia. Asam asetat dan turunan menempati urutan keempat dengan nilai MPE sebesar 1452. peluang pengembangan asam asetat cukup baik, karena kebutuhan domestik yang cukup besar. Tantangannya adalah harga yang bersaing dengan produk yang sama yang berasal dari minyak bumi. Lebih lanjut, Produk papan partikel dengan nilai MPE sebesar 1317. Papan partikel ini berasal dari pengolahan ampas (bagasse), dilihat dari peluang pasar produk ini memiliki peluang yang bagus, karena pasar domestik maupun ekspor yang masih terbuka. Namun mutu produk menjadi salah satu tantangan besar dalam pengembangan produk ini, dengan pesaingnya adalah limbah kayu.
73
Lampiran 3. Prosedur/manual pengoperasian sistem A. Instalasi Sistem 1. Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras yang digunakan untuk mengembangkan fuzzy investment model untuk kelayakan usaha diversifikasi industri berbasis tebu. adalah sebagai berikut: a. Prosessor Intel Pentium III atau lebih tinggi b. RAM 512 MB atau lebih tinggi c. Hard Disk Drive 80 GB atau lebih tinggi d. CD Room 8x atau lebih tinggi e. VGA Card 16 MB atau lebih tinggi f. Monitor support for 800 x 600 screen resolution Perangkat Lunak Sedangkan spesifikasi perangkat lunak untuk mengembangkan fuzzy investment model untuk kelayakan usaha diversifikasi industri berbasis tebu adalah sebagai berikut : a. OS windows XP b. Matlab versi 6.5 c. Delphi versi 7 2. Instalasi MatLab versi 6.5 Langkah-langkah untuk instalasi program MatLab versi 6.5 adalah sebagai berikut: 1. Nyalakan computer. 2. Masukkan CD ke-1 berisi program MatLab versi 6.5 ke dalam CD Drive, sehingga CD autorun dan keluar tampilan seperti pada Gambar 1.
74
Gambar 1. Tampilan awal instalasi MatLab 6.5
3. Klik Next sehingga keluar tampilan seperti pada Gambar 2. Masukkan Serial Number yang ada pada cover CD, lalu klik Next.
Gambar 2. Tampilan untuk memasukkan serial number
4. Setelah itu keluar tampilan untuk persetujuan lisensi, lalu klik Yes. 5. Setelah itu keluar tampilan untuk informasi Nama dan Perusahaan. Isikan Nama dan Perusahaan tersebut, lalu klik Next. 6. Kemudian selanjutnya akan muncul tampilan untuk update melalui internet, klik No.
75
7. Berikutnya akan tampil pilihan software atau toolbox yang akan ikut diinstall seperti terlihat pada Gambar 3, lalu klik Next.
Gambar 3. Tampilan pilihan software atau toolbox yang akan di-install
8. Pada saat proses instalasi mencapai 70% maka pengguna diminta untuk memasukkan CD ke-2. Masukkan CD ke-2 dan klik OK. 9. Setelah proses instalasi selesai seperti terlihat pada Gambar 4, komputer direstart kembali dengan cara klik Finish.
Gambar 5. Tampilan proses instalasi selesai
76
3. Instalasi Delphi 7 Tahapan menginstall Borland Delphi 7 Enterprise 1. Masukkan CD instalasi Delphi dan navigasikan pada folder “Install” seperti pada gambar di bawah ini.
Jalankan file setup.exe untuk memulai instalasi
2. Jalankan file setup.exe untuk memulai instalasi Borland Delphi 7 Enterprice Edition. Akan ditampilkan dialog seperti pada gambar di bawah ini:
3. Tunggu dialog selanjutnya hingga muncul dialog seperti di bawah ini :
77
4. Klik next untuk untuk melajutkan instalasi Borlan Delphi 7 Enterprice Edition. Kemudian akan muncul dialog untuk memasukkan serial number dan authorization key sebagai berikut :
5. Klik next dan intalasi akan dilanjutkan pada dialog persetujuan license Agreement seperti di bawah ini :
78
6. Pilih pada I accept the terms in the licence agreement dan kemudian pilih Next, selanjutnya mucul penjelasan instalasi sebagi berikut :
7. Klik next, maka instalasi akan dilajutkan pada jenis instalasi yang akan dilakukan. Disana terdapat tiga macam jenis instalasi, yaitu typical, custom dan compact.
79
8. Setelah memastikan pilihan jenis isntalasi klik Next untuk melajutkan instalasi. Klik Next selanjutnya maka akan ada beberapa dialog instalasi yang harus dipilih. Lanjutkan hingga sampai pada dialog sebagai berikut :
9. Klik install untuk memulai instalasi, dan tunggu hingga proses instalasi selesai.
80
10. Selanjutnya ada dapat menjalan Delphi 7 Enterprise Edition untuk memulai pemrograman. B. Instalasi Program Model Investasi Fuzzy (FuzzTech) Langkah-langkah untuk instalasi Program model investasi fuzzy untuk kelayakan usaha diversifikasi industri berbasis tebu atau disebut dengan FuzzTech adalah sebagai berikut: 1. Masukkan CD Program model investasi fuzzy ke dalam CD Drive -
Buka isi CD Program model investasi fuzzy dengan menggunakan Windows Explorer, kemudian copy program ke folder C:\Program File seperti terlihat pada Gambar 6.
Gambar 7. Isi CD Program Sistem Pakar IKK
Gambar 6. Copy seluruh file FuzzTech ke folder C:\Program File
81
2. Periksa apakah semua file FuzzTech sudah tercopy ke dalam folder C:\Program File seperti terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Periksa folder C:\Program File
C. Prosedur Pengoperasian Program Model Investasi Fuzzy (FuzzTech) Langkah-langkah untuk mengoperasikan Program model investasi fuzzy untuk kelayakan usaha diversifikasi industri berbasis tebu (FuzzTech) adalah sebagai berikut: 1. Buka Folder C:\Program File\FuzzTech, kemudian klik pada file FizzTech.exe seperti yang terlihat pada Gambar diatas (Gambar 7), dan akan muncul tampilan sebagai berikut :
Gambar 7. Desain tampilan awal model investasi fuzzy
82
Setelah muncul tampilan awal, kemudian akan muncul menu untuk memasukkan data identitas pengguna (admin) dan kata kunci (admin) seperti yang terlihat pada Gambar dibawah ini :
Gambar 8. Tampilan input nama pengguna 2. Setelah memasukkan nama pengguna dan kata kunci, akan muncul menu utama disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Desain menu utama model investasi fuzzy Menu utama terdiri dari beberapa tools yaitu file, edit, data, model, pengguna, window dan help. Dalam program FizzTech, tools yang lebih banyak digunakan adalah data dimana di dalam data ada beberapa sub menu seperti yang terlihat pada Gambar di bawah ini :
83
Gambar 10. Desain menu utama model investasi fuzzy 3. Selanjutkan form untuk menginputkan suku bunga, harga jual dan harga bahan baku yang terdiri dari tiga inputan yaitu nilai rendah, sedang dan tinggi. Pengguna dapat memasukkan tiga nilai yang mungkin untuk suku bunga, harga produk, harga bahan baku. Form untuk menginputkan harga bahan baku, harga jual dan suku bunga disajikan dalam Gambar 11, 12 dan Gambar 13 .
Gambar 11. Form input data harga bahan baku
Gambar 12. Form input data harga jual
84
Gambar 13. Form input data suku bunga 4. Langkah selanjutnya form untuk menganalisa kelayakan, klik pada tools model. Untuk melakukan analisa kelayakan nama project harus diisi, klik pada tanda seperti gambar di bawah ini :
Gambar 14. Form untuk melakukan analisa finansial
85
5. untuk menganalisa kelayakan hitung normal (tanpa ada asumsi kenaikan harga), klik tombol hitung normal pada form, kemudian klik tombol analisa finansial seperti yang disajikan pada Gambar di bawah ini :.
Gambar 15. Form penghitungan kelayakan Sehingga akan muncul form seperti Gambar di bawah ini
Gambar 16. Hasil analisa kelayakan
Dari form tersebut dapat diketahui hasil NPV fuzzy, IRR fuzzy dan B/C Ratio fuzzy. Untuk mengetahui output kelayakan klik tombol analisa kelayakan seperti yang disajikan pada gambar di bawah ini :
86
Sehingga akan muncul hasil analisa seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 17. Hasil analisa kelayakan
87
88
89
90
91
92
93
94
95