STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR KOGNITIF MATERI SISTEM PENCERNAAN ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DAN SISWA YANG BELAJAR MANDIRI, KELAS VIII M.Ts. AL KHOIRIYYAH SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh : ILMA AMALIA NIM : 103811031
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2014
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan Fakultas
: Ilma Amalia : 103811031 : Tadris Biologi : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Studi Komparasi Hasil Belajar Kognitif Materi Sistem Pencernaan Antara Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Dan Siswa Yang Belajar Mandiri, Kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 13 Juni 2014 Saya yang menyatakan,
Ilma Amalia NIM: 103811031
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan – Semarang telp. / fax (024) 7601295 – 7615387 PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul : Studi Komparasi Hasil Belajar Kognitif Materi Sistem Pencernaan Antara Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Dan Siswa Yang Belajar Mandiri, Kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 Nama : Ilma Amalia Nim : 103811031 Program Studi : Tadris Biologi Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh dewan penguji Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi. Semarang, 18 Juli 2014 DEWAN PENGUJI Ketua
Sekretaris
Dr. Fatah Syukur, M.Ag NIP. 19681212 199403 1 003
Dra. Miswari, M.Ag NIP. 19690418 199503 2 002
Penguji I
Penguji II
Drs. Listyono, M.Pd NIP. 19691016 200801 1 008
Dr. Musthofa, M.Ag NIP. 19710403 199603 1 002
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Lianah, M.Pd NIP. 19590313 198103 2 007
Mahfudz Siddiq, Lc. MA NIP. 19680227 200003 1 001
iii
NOTA DINAS Semarang, 13 Juni 2014 Kepada Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang Di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
:
Nama : NIM : Program Studi :
Studi Komparasi Hasil Belajar Kognitif Materi Sistem Pencernaan Antara Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Dan Siswa Yang Belajar Mandiri, Kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 Ilma Amalia 103811031 Tadris Biologi
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing I,
Dr. Lianah, M.Pd NIP : 19590313 198103 2 007
iv
NOTA DINAS Semarang, 10 Juni 2014 Kepada Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang Di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
:
Nama : NIM : Program Studi :
Studi Komparasi Hasil Belajar Kognitif Materi Sistem Pencernaan Antara Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Dan Siswa Yang Belajar Mandiri, Kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 Ilma Amalia 103811031 Tadris Biologi
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing II,
Mahfudz Siddiq, Lc. MA NIP : 19680227 200003 1 001
v
ABSTRAK Judul
: Studi Komparasi Hasil Belajar Kognitif Materi Sistem Pencernaan Antara Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Dan Siswa Yang Belajar Mandiri, Kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 Penulis : Ilma Amalia NIM : 103811031 Kegiatan belajar mengajar disekolah formal, guru lebih mengutamakan selesainya materi yang harus disampaikan pada siswanya tanpa memperdulikan siswa tesebut memahaminya atau tidak, ketidak pedulian tersebut mengakibatkan semakin menurunnya nilai hasil belajar, dan menjadikan kehawatiran bagi para orang tua siswa. Selain itu adanya persaingan antar teman sebaya dalam memperoleh hasil belajar yang tinggi, serta tuntutan orang tua untuk dapat masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya (SMA), dari permasalahan-permasalahan tersebut sehingga orang tua mengambil alternatif menambah jam belajar anak-anaknya dengan mengikutsertakan mereka pada lembaga bimbingan belajar nonformal. Akan tetapi tidak semua orang tua dapat mengatasi hal tersebut dengan ikut serta dalam lembaga bimbingan belajar, karena tidak semua orang tua memiliki kondisi ekonomi yang tinggi. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana hasil belajar kognitif materi sistem pencernaan siswa yang mengikuti Bimbingan Belajar kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang? (2) Bagaimana hasil belajar kognitif materi sistem pencernaan siswa yang belajar mandiri kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang? (3) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kognitif materi sistem pencernaan antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar dan siswa yang belajar mandiri kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang? Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang bersifat ex-post facto. Teknik pengumpulan data meliputi; data kepustakaan, data lapangan yang menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas
vi
VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang tahun ajaran 2013/1014 yang berjumlah 33 siswa, dengan teknik sampling penuh atau jenuh. Data hasil penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik. Pengujian hipotesis menggunakan analisis uji t-tes. Dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif materi sistem pencernaan siswa yang mengikuti bimbingan belajar pada kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Tahun Ajaran 2013/2014 mempunyai rata-rata 63,33, dalam kategori jelek karena berada dibawah nilai KKM, nilai KKMnya adalah 65, sedangkan hasil belajar kognitif materi sistem pencernaan siswa yang belajar mandiri mempunyai rata-rata 65,56 dalam kategori baik karena berada diatas nilai KKM. Hasil analisis statistik bahwa nilai t sebesar -0,578 lebih kecil dari ttabel yaitu 2,04. Jadi hipotesa alternatif (Ha) yang diajukan yaitu ada perbedaan adalah ditolak, dan hipotesa nihil (Ho) yang mengatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan adalah diterima. Mengacu dari hasil penelitian tersebut, maka peneliti dapat mengajukan saran yang diberikan yaitu: guru mata pelajaran diharapkan melakukan penelitian tindak kelas, karena dari hasil yang diperoleh nilai ulangan materi sistem pencernaan mendapatkan nilai yang kurang maksimal.
vii
TRANSLITERASI ARAB LATIN Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya. ا ط a t} ب ظ b z} ت ع t ‘ ث غ s| g ج ف j f ح ق h} q خ ك kh k د ل d l ذ م z| m ر ن r n ز و z w س ه s h ش ء sy ’ ص ي s{ y ض d}
Bacaan madd: ā = a panjang i = i panjang ū = u panjang
Bacaan diftong: au = ْاَو ai =ْاَي iy = ْاِي
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah
SWT
atas
karunia-Nya,
sehingga
penyusun
dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan judul: “Studi Komparasi Hasil Belajar Kognitif Materi Sistem Pencernaan Antara Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Dan Siswa Yang Belajar Mandiri, Kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang. Tidak akan mungkin skripsi ini tersusun tanpa arahan serta bantuan dari pihak-pihak lain baik yang bersifat materiil maupun immateriil. Berkat bimbingan serta bantuan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini penyusun dapat menyelesaikan sampai pada titik akhir. Maka perlu penyusun sampaikan rasa ucapan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang Dr. Suja’i, M.Ag. 2. Ketua Jurusan dan dosen wali Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang, Drs. Listyono M.Pd. yang telah memberikan izin penelitian . 3. Dosen pembimbing I Dr. Lianah M.Pd dan dosen pembimbing II Machfudz Siddiq Lc, M.A, yang telah sabar dalam mengarahkan serta memberi masukan berharga dalam penyusunan skripsi.
ix
4. Bapak dan Ibu dosen IAIN Walisongo Semarang yang telah mengantarkan penyusun dalam mempelajari berbagai bidang ilmu. 5. Kepala sekolah M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang, Nur Jadid Setiawan S.Pd yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 6. Pengampu mapel IPA Terpadu M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang, Siti Rokhimah S.Pd. yang telah berkenan memberi bantuan, informasi, dan kesempatan waktu untuk melakukan penelitian. 7. Kedua orang tuaku Bapak Daman Ashari, Ibu Narisih, juga kakak dan adikku tercinta Miftahurrizqi dan Betta Riska Maulidiya atas doa yang senantiasa mengalir, kasih sayang serta perhatiannya. 8. Teman-teman Tadris Biologi 2010 yang selalu memberikan semangat, dan motivasi dalam hidupku. 9. Teman-temanku di kos Sahid yang selalu menemani hari-hariku dalam suka maupun duka. 10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini baik secara materiil maupun immaterial. Semoga segala kebaikan kalian semua mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Semarang, 13 Juni 2014 Peneliti
Ilma Amalia
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................
ii
PENGESAHAN
.....................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ..............................................................
iv
ABSTRAK
.....................................................................
vi
TRANSLITERASI .....................................................................
viii
KATA PENGANTAR ................................................................
ix
DAFTAR ISI
.....................................................................
xi
DAFTAR TABEL .....................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................
xvii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................
6
TEORI, HUBUNGAN BIMBINGAN BELAJAR DAN BELAJAR MANDIRI DENGAN HASIL BELAJAR A. Deskripsi Teori ...................................................
7
1. Teori-teori Yang Melandasi Penelitian ........
7
a. Teori Bimbingan Belajar..........................
7
b. Teori Belajar Mandiri .............................
8
xi
2. Hubungan Bimbingan Belajar dan Belajar Mandiri dengan Hasil Belajar ......................
10
a. Hubungan Bimbingan Belajar dengan Hasil belajar........................................... b. Hubungan Belajar
10
Mandiri dengan
Hasil belajar...........................................
11
3. Tinjauan Materi Sistem Pencernaan ............
12
a. Macam-Macam
Zat
makanan
dan
fungsinya 12
BAB III
b. Pengertian Sistem Pencernaan ..............
16
c. Saluran Pencernaan ...............................
16
d. Gangguan Sistem Pencernaan ...............
22
B. Kajian Pustaka ....................................................
26
C. Hipotesis .............................................................
30
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .........................
31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................
31
C. Populasi dan Sampel Penelitian .........................
32
D. Variabel dan Indikator Penelitian .......................
34
E. Teknik Pengumpulan Data .................................
34
F. Teknik Analisis Data ..........................................
36
xii
BAB IV
BAB V
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data ....................................................
45
B. Analisis Data ......................................................
47
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................
52
D. Keterbatasan Penelitian. .....................................
57
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................
59
B. Saran-saran .........................................................
60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Data Nilai Ulangan Siswa yang Mengikuti Bimbingan Belajar, 45
Tabel 4.2
Data Nilai Ulangan Siswa yang Belajar Mandiri, 46.
Tabel 4.3
Tingkat Kesukaran Butir Soal, 48.
Tabel 4.4
Daya Beda Butir Soal, 49.
Tabel 4.5
Nilai Variansi, 50.
Tabel 4.6
Uji Hipotesis, 51.
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Sistem Pencernaan Pada Manusia, 16.
Gambar 2.2
Mulut dan Organ Asesoris, 18.
Gambar 2.3
Lambung, 19.
Gambar 2.4
Usus Halus, 20.
Gambar 2.5
Usus Besar, 21.
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Nilai Harian Siswa yang Mengikuti Bimbingan Belajar dan Siswa yang Belajar Mandiri
Lampiran 2
Instrumen Wawancara
Lampiran 3
RPP
Lampiran 4
Perhitungan Relibilitas
Lampiran 5
Perhitungan Tingkat Kesukaran
Lampiran 6
Perhitungan Daya Beda Soal
Lampiran 7
Uji Homogenitas
Lampiran 8
Uji Hipotesis
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan atau paedagogie dapat diartikan sebagai bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.1 Di
Indonesia
banyak
didirikan
lembaga-lembaga
pendidikan baik lembaga pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal merupakan proses belajar yang terjadi secara hierarkis, terstruktur, berjenjang dengan waktu penuh atau full time dengan pelatihan teknis dan profesional. Salah satu contohnya adalah sekolah.2 Proses pembelajaran yaitu dengan pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dengan
mengetahui
hasil
belajar
dapat
diketahui
kedudukan siswa yang pandai, sedang atau lambat. Tinggi dan rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari diri sendiri (internal) maupun dari luar diri (eksternal).
1
Hasbullah, Dasar- dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), hlm. 1. 2
Saleh Marzuki, Pendidikan Nonformal, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 137
1
Pendidikan tidak hanya dalam lembaga formal, akan tetapi
pendidikan
merupakan
pengalaman
belajar
yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan berlangsung sepanjang hidup. Pendidikan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia, merubah tingkah laku, mendewasakan pemikiran dan meningkatkan kualitas menjadi lebih baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidik mempunyai kewajiban membimbing siswanya agar dapat meningkatkan pengetahuannya baik dari segi kognitif , afektif, dan psikomotor, sehingga kualitas belajar mengajar yang dilakukan guru dengan para siswanya harus diperhatikan, karena hal ini dapat mempengaruhi kualitas siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan, sehingga dapat tercipta proses pembelajaran yang berkualitas. Untuk mendukung program pemerintah yaitu ikut mencerdaskan mewujudkannya
kehidupan dengan
bangsa
ada
mendirikan
sebagian
bimbingan
orang belajar.
Bimbingan belajar merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
atau
organisasi
yang
bertujuan
untuk
memberikan pendidikan nonformal bagi para siswa. Pendidikan nonformal adalah proses belajar yang terorganisir di luar sistem sekolah atau pendidikan formal.3 Keterbatasan sistem yang 3
2
Saleh Marzuki, Pendidikan Nonformal, hlm. 137
berlaku di sekolah menjadikan tumbuhnya berbagai bimbingan belajar diluar sekolah. Saat ini banyak lembaga-lembaga yang menawarkan jasa dalam memberikan pendidikan kepada siswa. 4 Untuk mewujudkan output yang diharapkan, guru lebih mengutamakan selesainya materi yang harus disampaikan pada siswanya tanpa memperdulikan apakah siswa tersebut paham materi yang disampaikan oleh guru atau tidak. Ketidak pedulian guru tersebut mengakibatkan semakin menurunnya nilai hasil belajar siswa, dan menjadikan kekhawatiran bagi para orang tua. Untuk menanggulanginya, orang tua mengambil alternatif menambah jam belajar anak-anaknya dengan mengikutsertakan mereka pada lembaga-lembaga bimbingan belajar atau bimbingan belajar privat, khususnya mata pelajaran IPA Terpadu. Biologi adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains, karena secara umum ilmu pengetahuan alam dibedakan menjadi tiga bidang ilmu dasar yaitu biologi, kimia, dan fisika. Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya.5 Pada jenjang Sekolah menengah Pertama (SMP) dan sederajat masih menggunakan istilah IPA terpadu, yang didalamnya mencakup biologi dan fisika, sedangkan
4
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 147. 5
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi Dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 153
3
kimia mulai diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat. Salah satu materi IPA Terpadu bidang biologi adalah sistem pencernaan pada manusia. Sistem pencernaan pada manusia menjelaskan tentang bagaimana makanan dapat diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh tubuh. Materi sistem pencernaan pada manusia termasuk materi abstark, hal ini dikarenakan proses pencernaan tidak dapat dilihat secara langsung, yang pada akhirnya siswa hanya mengira-ngira proses tersebut dan menghafalkan materi yang ada. Sehingga orang tua mengikutsertakan anak mereka ke lembaga bimbingan belajar. Agar pelajaran dapat diulas dan dipelajari kembali di lembaga bimbingan tersebut. Selain itu, adanya persaingan dengan teman sebaya dalam perolehan hasil belajar yang tinggi, serta tuntutan orang tua untuk dapat masuk ke jenjang pendidikan berikutnya (SMA), sehingga siswa mencari alternatif lain untuk belajar di luar sekolah. Tapi tidak semua siswa dapat mengatasi permasalahanpermasalahan tersebut dengan ikut serta dalam lembaga bimbingan belajar, karena tidak semua siswa berasal dari keluarga yang memiliki kondisi ekonomi yang tinggi. Untuk itu penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Komparasi Hasil Belajar Materi Sistem Pencernaan Antara Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar
4
Dengan Siswa Yang Belajar Mandiri, Kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 “. B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
diatas,
maka
peneliti
mengambil rumusan masalah yaitu : 1. Bagaimana hasil belajar Kognitif materi sistem pencernaan siswa yang mengikuti Bimbingan Belajar kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang? 2. Bagaimana hasil belajar Kognitif materi sistem pencernaan siswa yang belajar mandiri kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Kognitif
materi
sistem pencernaan antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa yang belajar mandiri, kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitaian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif materi sistem pencernaan siswa yang mengikuti bimbingan belajar, kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang. 2. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif materi sistem pencernaan siswa yang belajar kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang.
5
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kognitif meteri sistem pencernaan antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar dan siswa yang belajar mandiri kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang. Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Manfaat secara teoritik Dapat memberikan masukan secara teoritik mengenai perbedaan hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti bimbingan belajar dan siswa yang belajar mandiri.
2.
Manfaat secara praktis a. Bagi peserta didik Dapat mengetahui perbedaan hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti bimbingan belajar dan siswa yang belajar mandiri. b. Bagi peneliti Memperoleh jawaban atas permasalahan yang diteliti. c. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan rujukan untuk penelitian sejenis.
6
BAB II TEORI, HUBUNGAN BIMBINGAN BELAJAR DAN BELAJAR MANDIRI DENGAN HASIL BELAJAR
A. Deskripsi Teori 1. Teori-teori yang Melandasi Penelitian a. Teori Bimbingan Belajar Menurut Vygotsky yang dikutip oleh Baharuddin, proses belajar yang melibatkan dua elemen penting yaitu belajar proses secara biologi, merupakan proses dasar dan belajar secara psikosial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan sosial budaya.1 Menurut Vygotsky yang dikutip oleh Trianto mengemukakan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja dan belajar mengenai tugas-tugas itu masih berada dalam
jangkauan
kemampuannya
atau
tugas-tugas
tersebut berada dalam zone of proximal development. Zone of proximal development adalah perkembangan sedikit di atas perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar
1
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, cet.3, hlm.124.
7
individu, sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap kedalam individu tersebut.2 Vygotsky mengemukakan bahwa interaksi sosial yaitu interaksi individu tersebut dengan orang-orang lain merupakan
kognitif
seseorang.
Vygotsky
juga
berpendapat proses belajar akan terjadi secara efesien dan efektif apabila anak belajar dengan anak-anak lain dengan suasana lingkungan yang mendukung, dalam bimbingan atau pendamping seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa.3 Menurut Edward L. Thorndike yang dikutip oleh Yatim Riyanto dalam teori S-R Bond hukum primer Law of Excercise and Repetation, sesuatu itu akan sangat kuat bila sering dilakukan diklat dan pengulangan.4 b. Teori Belajar Mandiri Menurut Piaget yang dikutip oleh Triyanto, peserta didik membangun sendiri skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya. Di sini peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi
2
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi Dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hlm76. 3
Triyanto, MODEL PEMBELAJARAN TERPADU Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 76 4
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran cet. 2 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 7
8
informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi parasiswanya.5 Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Selain itu, ia juga berkeyakinan bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi, berdiskusi, membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya membuat pemikiran itu menjadi lebih logis. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut, sensori motor (0,0-0,2 tahun), pra-oprasional (2,0-7,0 tahun), oprasional konkrit (7,0-11,0 tahun), dan oprasional normal (11,0 tahun ke atas.6 Menurut Jean Piaget, balajar sebenarnya proses belajar terdiri dari tiga tahap, yaitu: asimilasi, akomodasi, dan equilibirasi (penyeimbangan). Asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif siswa ke dalam
5
Triyanto, MODEL PEMBELAJARAN TERPADU Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),hlm. 72 6
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Sadi Mahasatya, 2006), cet.3 hlm. 13-14.
9
situasi yang baru. Equilibirasi adalah penyesuaian berkeseimbangan antara asimilasi dan akomodasi.7 2. Hubungan Bimbingan Belajar dan Belajar Mandiri dengan Hasil Belajar a. Hubungan Bimbingan Belajar dengan Hasil Belajar Menurut
Undang-undang
sistem
pendidikan
Nasional tahun 1989, pendidikan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan latihan.8 Bimbingan atau membimbing memiliki dua makna yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai arti sama dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik. Sedangkan makna bimbingan yang secara khusus yaitu sebagai suatu upaya atau program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta dorongan bagi pengembangan potensipotensi yang dimiliki siswa.9 Bimbingan
belajar
membantu
siswa
agar
mendapatkan penyesuaian yang baik didalam situasi 7
Prasetya Irawan,”Teori Belajar”, dalam Noehi Nasution, Teori Belajar Motivasi dan Keterampilan Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), hlm.8. 8 9
SISDIKNAS, UU No. 2 tahun 1989, Pasal 1 ayat (1)
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 240.
10
belajar, sehingga siswa dapat belajar secara efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan mencapai perkembangan
yang
optimal
(hasil
belajar
yang
10
optimal).
Dengan mengikuti bimbingan belajar menjadikan siswa semakin kreatif pada kegiatan belajar, dan dapat meningkatkan hasil belajar disekolah. Maka sangat penting bagi peserta didik untuk mengikuti bimbingan belajar, agar dapat bersaing dengan tuntutan zaman pada saat ini.11 b. Hubungan Belajar Mandiri dengan Hasil Belajar Menurut
Jackop
Utomo,
“kemandirian
mempunyai kecenderungan bebas berpendapat, yaitu menggunakan kemampuan sendiri untuk menyelesaikan suatu masalah secara bebas, progresif dan penuh inisiatif.12 Menurut pendapat Parnell, “Pembelajaran mandiri dapat menjadikan siswa berhasil”13
10
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 111 11
Deni Setiawan, “Penanganan Belajar Siswa”, 2006, www.sdbinatalenta.com , diakses 30 Maret 2014 12
La Ode basir,” Kemandirian www.smadwiwarna.net (diakses 30 Juni 2014)
atau
Belejar
Mandiri”,
13
Elain B. Johnson, Contextual Teaching & Learning, (Bandung: Mizan Learning Center,2009), hlm. 178
11
Sedangkan menurut Silberman “Belajar dengan pengarahan sendiri lebih mendalam dan permanen dari pada dengan pengarahan pengajar.14 Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motivasi untuk menguasai suatu kompetensi guna untuk menyelesaikan suatu masalah, hal tersebut dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Belajar mandiri dapat meningkatkan hasil belajar karena penetapan kompetensi
sebagai
tujuan
belajar,
dan
cara
pencapaiannya baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, sumber belajar maupun evaluasi hasil belajar dilakukan oleh pembelajaran mandiri.15 3. Tinjauan Materi Sistem Pencernaan a. Macam-macam Zat Makanan dan Fungsinya Makhluk hidup heterotrof harus memenuhi kebutuhan
energinya
dengan
cara
mengkonsumsi
makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam system pencernaan menjadi sumber energi dan lain-lain. Secara umum fungsi makanan bagi makhluk hidup ada 3 yaitu :
14
Mel Silberman, Active Learning, (Yogyakarta: Pustaka Madani, 2007),hlm. 182-197 15
La Ode basir,” Kemandirian www.smadwiwarna.net (diakses 30 Juni 2014)
12
atau
Belejar
Insan
Mandiri”,
1) Sebagai sumber energi 2) Sebagai bahan kerangka biosintesis (komponen penyusun sel dan jaringan tubuh) 3) Nutrisi esensial yang membantu fungsi fisiologis Agar ketiga fungsi tersebut dapat dipenuhi, maka pemilihan makanan menjadi penting. Secara umum makanan yang sehat harus mengandung zat-zat makanan sebagai berikut: 1) Karbohidrat Sumber karbohidrat antara lain beras, jagung, gandum, kentang, ubi-ubian, buah-buahan, dan madu. Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Tubuh manusia menyimpan karbohidrat di organ hati dan otot. Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan busung lapar (kwarsiorkor).16 2) Protein Protein antara lain didapat dari hewan: daging, susu, ikan, telur, dan keju. Sedangkan protein dari tumbuhan didapat dari biji-bijian. Fungsi utama protein adalah sebagai komponen struktural dan fungsional. Fungsi struktural berhubungan dengan fungsi pembangun tubuh, pengganti sel-sel yang rusak. Sebagai komponen fungsional berkaitan dengan fungsinya sebagai komponen enzim yang mengkatalisasi proses-proses biokimia sel.17
16
Anna Poedjiadi, F.M Titin Supriyanti, Dasar-Dasar Biokimia, (Jakarta: UI Press, 2006), hlm. 8 17
Anna Poedjiadi, F.M Titin Supriyanti, Dasar-Dasar Biokimia,
hlm. 81
13
3) Lemak Sumber lemak hewani antara lain: lemak daging, mentega, susu, ikan basah, telur, minyak ikan, sedangkan sumber lemak nabati adalah: kelapa, kemiri, kacangkacangan, alpukat, dan lain-lain. Lemak berfungsi sebagai sumber dan cadangan energi. Lemak disimpan di jaringan bawah kulit.18 4) Vitamin Vitamin dapat berfungsi sebagai ko-enzim, yaitu suatu zat yang memacu bekerjanya suatu enzim. Terdapat dua kelompok vitamin, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan tidak larut dalam lemak. Vitamin larut dalam lemak mempunyai sifat dapat disimpan. Bila jumlah yang tersedia lebih banyak dari yang diperlukan tubuh, akan disimpan di dalam lemak dalam waktu yang cukup lama. Berbeda dengan vitamin yang tidak larut dalam lemak, bila masukan vitamin melebihi jumlah yang diperlukan oleh tubuh, kelebihannya akan dibuang ke luar tubuh. Makanan mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuhmu. Kekurangan vitamin akan menyebabkan defisiensi (avitaminosis), contoh: a) kekurangan vitamin A, menderita rabun senja b) kekurangan vitamin B1, menderita beri-beri c) kekurangan vitamin B12, menderita anemia d) kekurangan vitamin C, menderita skorbut e) kekurangan vitamin D, menderita rachitis 18
Sunita Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), hlm. 60 dan 73
14
f) kekurangan vitamin K, darah sukar membeku g) kekurangan vitamin E, menderita infertil (organ kelamin tidak subur).19 5) Garam-Garam Mineral Garam mineral dibutuhkan secara sendirisendiri
maupun
mempunyai
peranan
kelompok. tertentu
Masing-masing di
dalam
tubuh.
Beberapa contoh penyakit kekurangan mineral antara lain: a) Kekurangan Ca (kalsium): darah sukar membeku, kejang otot, gangguan penulangan. b) Kekurangan Fe (zat besi) : menderita anemia c) Kekurangan I (iodium) : menderita gondok.20 6) Air Penyusun terbanyak dalam tubuh adalah air. Air berperan dalam berbagai proses dalam tubuh, baik proses pencernaan maupun dalam reaksi-reaksi kimia. Air merupakan pelarut yang baik. Oksigen dan nutrien-nutrien dalam makanan tidak dapat memasuki sel-sel tanpa air. Air juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh.21 19
Robbert K Murray, Biokimia Harper jilid 25, (Jakarta: EGC, 2009), hlm. 504. 20
Marry E, Barasi, At Glance Ilmu Gizi, (Jakarta: Erlangga, 2007),
hlm. 68. 21
Syaifuddin, Anatomi Tubuh Manusia, (Jakarta: Salemba Medika, 2011) hlm. 223-239.
15
b. Pengertian Sistem Pencernaan Pencernaan
makanan
adalah
suatu
proses
pengolahan makanan menjadi zat yang dapat diserap oleh darah dan sisa-sisa makanannya dibuang melalui anus. c. Saluran Pencernaan Saluran
pencernaan
tersusun
atas
mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar dan anus.22 Gambar sistem pencernaan dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar. 2.1 Sistem Pencernaan pada manusia23 22 23
Syaifuddin, Anatomi Tubuh Manusia, hlm. 225-240.
Anonim,“Alatpencernaan”,http://www.google.co.id/imglanding?q =alat+pencernaan&hl=id&sa, diakses 10 November 2013
16
1) Rongga Mulut Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat : a) Gigi : Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecilkecil. Pada manusia dewas, normalnya terdapat 32 gigi permanen.24 b) Lidah : Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.25 c) Kelenjar Ludah :
Ada 3 kelenjar ludah pada
rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida. Gambar mulut dan organ asesoris dapat dilihat pada gambar 2.2.
24
Junquiera, Luiz Carlos, Histologi Dasar: Teks & Atlas, (Jakarta: EGC, 2007) ed. 10 hlm. 208. 25
Setiadi, Anatomi dan Fisiologi Manusia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007). Cet. 1. Hlm. 63-66.
17
Gambar. 2. 2 Mulut dan Organ Asesoris26 2) Esofagus (Kerongkongan) Esofagus merupakan saluran berotot yang berfungsi
meneruskan
makana
dari
mulut
kelambung.27 Dalam keadaan normal, esofagus menunjukkan dua gerakan peristaltis, peristaltis primer dan peristaltis sekunder.28 3) Lambung Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut. Lambung terdiri atas tiga bagian yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus). Lambung merupakan bagian 26
Anonim,“AlatPencernaan,“http://www.google.co.id/imglanding?q =alat+pencernaan&hl=id&sa, diakses 10 November 2013. 27 28
Junquiera, Luiz Carlos, Histologi Dasar: Teks & Atlas, hlm. 288
Guyton, Arthur C., Fisisologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, (Jakarta: EGC, 1990) hlm, 578.
18
yang melebar di saluran cerna, yang fungsi utamanya melanjutkan pencernaan karbohidrat yang sudah dimulai dimulut.29 Gambar lambung dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar. 2.3 Lambung30 4) Usus Halus Usus halus merupakan saluran makanan terpanjang, lebih kurang 5 m, merupakan tempat akhir berlangsungnya pencernaan, absorbsi nutrien dan sekresi endokrin.31 Usus halus tersusun atas tiga bagian, yaitu: Usus dua belas jari (duodenum), Usus
29
Junquiera, Luiz Carlos, Histologi Dasar: Teks & Atlas, hlm. 288.
30
Anonim, “Lambung”, http://Tabloidbekam.files.wordpress.com/2011/11/Lambung-indo.jpg diakses 10 November 2013 31
Junquiera, Luiz Carlos, Histologi Dasar: Teks & Atlas, hlm. 295
19
tengah (jejenum), Usus penyerapan (ileum). Gambar usus halus dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar. 2. 4 Usus Halus32 5) Usus Besar (Kolon) Usus besar terdiri atas memebran mukosa tanpa adanya lipatan kecil pada bagian distal (rektum). Fungsi utama usus besar adalah mengatur penyerapan air, pembentukan massa tinja, dan produksi mukus.33 Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-
32
Anonim, “Usus halus”, http://slaraska2.files.om/2012/12/usushalus.jpg, diakses 10 November 2012 33
20
Junquiera, Luiz Carlos, Histologi Dasar: Teks & Atlas, hlm. 305
gas yang berbau disebut tinja (feses) dikeluarkan melalui anus. Gambar usus besar dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar. 2. 5 Usus Besar34 d. Gangguan Sistem Pencernaan Sistem pencernaan dapat mengalami gangguan karena kelainan alat pencernaan, infeksi kuman, atau makanan-makanan tertentu. Beberapa kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut. 1) Diare Diare, merupakan lawan dari konstipasi, akibat dari pergerakan feses yang cepat melalui usus
34
Anonim,” Usus besar”, http://slaraska2.files.om/2012/12/ususbesar.jpg, diakses 10 November 2012
21
besar. Penyebab diare adalah infeksi pada saluran pencernaan. Dasar pengobatan terpenting adalah mengganti
cairan
dan
elektrolit
secepat
35
kehilangannya.
2) Sembelit (Konstipasi) Konstipasi berarati pergerakan feses yang lambat melalui usus besar, dan sering dihubungkan dengan feses yang keras, karena absorbsi cairan yang terlalu lama.36 Untuk mengobati konstipasi yaitu dengan makan makanan yang cukup mengandung serat separti sayur-sayuran dan minum cukup banyak cairan atau air putih.37 3) Radang usus buntu (Appendicitis) Radang usus buntu akibat dari infeksi yang terjadi pada usus buntu. Gejala penyakit ini adalah sakit perut di bagian bawah sebelah kanan. Radang usus buntu terjadi jika lubang yang menghubungkan usus
buntu
dengan
usus
besar
tersumbat.
Penyumbatan dapat terjadi karena lendir yang menebal atau masuknya benda keras. Selanjutnya 35
Guyton, Arthur C., Fisisologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, (Jakarta: EGC, 1990) hlm, 609. 36
Guyton, Arthur C., Fisisologi Manusia dan Mekanisme Penyakit,
hlm, 608. 37
Anonim,“Obat Sembelit”, http://obatsembelit.com/mengobatikonstipasi, diakses 16 November 2013
22
bakteri yang secara alami berada dalam usus buntu menginfeksi dinding usus buntu. Infeksi inilah yang menyebabkan usus buntu meradang dan menimbulkan rasa sakit. Radang usus buntu dapat diatasi dengan operasi. Operasi dilakukan untuk memotong usus buntu dan menutup lubang bekas pemotongan usus buntu.38 4) Maag (Tukak lambung) Tukak lambung adalah luka pada lapisan lambung atau usus dua belas jari, yang dikenal dengan sakit maag. Gejala umum penyakit maag adalah pegal-pegal di punggung, berat badan berkurang, kurang nafsu makan, kembung, mual, dan muntahmuntah. 5) Parotitis Parotitis disebut juga penyakit gondong (gondongan). Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar ludah di bagian telinga, sehingga kelenjar
ludah
tersebut
membengkak.
Untuk
mengatasinya minumlah vitamin C dan jika perlu pergi ke dokter.39 38
Gurungeblog, “sistem pencernaan makanan pada manusia”,
http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/22,, November 2013
diakses
16
39
Guyton, Arthur C., Fisisologi Manusia dan Mekanisme Penyakit,
hlm, 610.
23
Allah
SWT
sebenarnya
telah
menciptakan
berbagai keajaiban di dalam tubuh manusia salah satunya adalah sistem pencernaan, Allah menciptakan anggota tubuh manusia dengan sebaik-baiknya dan menyusunnya dengan seimbang, serasi sehingga tampak harmonis. Allah juga memerintahkan untuk memakan makanan yang halal dan baik (halalan toyyiban), hal ini dapat dilihat dalam Q.S Al-Maidah ayat 88: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.40 Dalam tafsir Al Mishbah dijelaskan perintah memakan makanan yang halal lagi baik, ”halal” disini artinya bukan haram, karena yang dinamakan halal terdiri dari empat macam, yaitu: wajib, sunnah, mubah dan makruh. Sedangkan “lagi baik” artinya lezat, bergizi dan berdampak positif bagi kesehatan. Akan tetapi tidak semua yang halal sesuai dengan kondisi masing-masing. Ada halal tapi tidak baik untuk sebagian orang karena memiliki kondisi kesehatan
40
24
Departemen Agama RI, AL-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 162
tertentu, walaupun baik bagi sebagian orang yang lain.41 Dengan makan makanan yang halal dan baik maka dampak bagi sistem pencernaan juga akan baik. Oleh karena itu dalam agama islam maupun kesehatan menganjurkan agar manusia makan dan minum tetapi jangan berlebihan Hal ini dapat di lihat pada Al Qur’an surat Al A’raaf ayat 31: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) masjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan42. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.43 Dalam tafsir Al Mishbah perintah makan dan minum,
lagi
tidak
berlebih-lebihan,
yakni
tidak
melampaui batas, merupakan tuntunan yang harus disesuaikan dengan kondisi setiap orang. Ini karena kadar tertentu yang dinilai cukup untuk seseorang, tetapi tidak
41
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah Vol. 3,(Tanggerang: Lentera Hati, 2006), hlm. 188 42
Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan. 43
Departemen Agama RI, AL-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm. 207.
25
bagi sebagian orang lain. Ayat tersebut mengajarkan sikap proporsional dalam makan dan minum.44 Dari pemaparan ayat Al-Qur’an diatas, bahwa makan dan minum yang berlebihan tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan beberapa gangguan pada sistem pencernaan. B. Kajian Pustaka 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syahroni mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa yang mengikuti Bimbingan Belajar Dengan Siswa yang Belajar Formal (Studi Kasus di Kelas IX SMP Negeri I Sumber Kab. Cirebon)” menyatakan bahwa adanya lembaga-lembaga bimbingan
belajar
dapat
membantu
menguasai
memahamkan siswa terhadap materi tersebut.
dan
45
Penelitian diatas mengguanakan gabungan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif pada materi pangakat dan akar mata pelajaran matematika. Siswa yang digunakan sebagai sampel ada enam kelas dan merupakan kelas reguler.
44
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah Vol. 5,hlm. 76 Syahroni, “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa yang mengikuti Bimbingan Belajar Dengan Siswa yang Belajar Formal (Studi Kasus di Kelas IX SMP Negeri I Sumber Kab. Cirebon)”, http://skripsisyahroni.cordpress.com/pdf_blog_2.pdf , diakses 23 September 2013. 45
26
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sugianto Arifin mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Diluar Jam Sekolah Dengan Siswa Yang Tidak Mengiikuti Bimbingan Belajar Diluar Jam Sekolah Dalam Bidang Studi Matematika Materi Pokok Lingkaran: Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Harapan Losarang Indramayu” juga menyatakan bahwa adanya lembagalembaga bimbingan belajar dapat membantu menguasai dan memahamkan siswa terhadap materi tersebut.46 Penelitian diatas mengguanakan studi eksperimen pada materi lingkaran mata pelajaran matematika, yaitu dengan membandingkan antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar jam sekolah dengan siswa yang tidak mengikuti dengan cara memberikan soal-soal terhadap siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar jam sekolah dengan siswa yang tidak mengikuti. 3. Penelitian
yang dilakukan
oleh
Niken
Septiana
Eka
mahasiswa UNS, yang berjudul “Studi Komparasi Hasil Belajar Sosiologi Antara Siswa SMA N 1 Surakarta Dan SMA N 3 Surakarta Jurusan IPS Kelas XI Yang Mengikuti 46
Sugianto Arifin, “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Diluar Jam Sekolah Dengan Siswa Yang Tidak Mengiikuti Bimbingan Belajar Diluar Jam Sekolah Dalam Bidang Studi Matematika Materi Pokok Lingkaran: Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Harapan Losarang Indramayu” , http://primurlib.net/pdf , diakses 26 September 2013.
27
Bimbingan Belajar
Di Ganesha Opration, Neutron dan
Primagama, Tahun Ajaran 2012/2013”. Menyatakan bahwa dengan adanya bimbingan belajar siswa dapat mengatasi kesulitan dalam belajar dan mencapai hasil belajar yang optimal.47 Penelitian ini mengguanakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Ex-postfacto. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Surakarta dan semua siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014. Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel tipe multistage cluster sampling dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 siswa. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tes dan dokumentasi. Tes yang digunakan adalah tes tipe multiple choice sebanyak 20 butir soal
sosiologi.
Teknik
analisis
data
yang
dipakai
menggunakan analisis statistik dengan menggunakan uji t, Freg, dan uji t komparasi ganda scheffe 4. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Musyarofah mahasiswa IAIN
Walisongo
Semarang
yang
berjudul
“Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII M.Ts. N
47
Niken Septiana Eka, “Studi Komparasi Hasil Belajar Sosiologi Antara Siswa SMA N 1 Surakarta Dan SMA N 3 Surakarta Jurusan IPS Kelas XI Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Di Ganesha Opration, Neutron dan Primagama, Tahun Ajaran 2012/2013”. http://Jurnal.fkip.uns.ac.id.pdf, diakses 26 september 2013.
28
Jeketro Grobogan. Materi Pokok Sistem Pencernaan Pada Manusia Melalui Penggunaan CD Interaktif Sebagai Media Pembelajaran Biologi Tahun 2010/2011”.48 Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilakukan terhadap siswa kelas VIII C MTs N Jeketro Grobogan. Terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C MTs N Jeketro Grobogan tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 40 siswa. Bertolak dari hasil penelitian yang dilakukan diatas, peneliti merasa perlu untuk mencoba melakukan penelitian mengenai studi komparasi hasil belajar Biologi pada materi sistem pencernaan antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar
dengan
siswa yang
belajar
mandiri,
dengan
menggunakan uji homogenitas dan uji t.
48
Siti Musyarofah, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII M.Ts. N Jeketro Grobogan. Materi Pokok Sistem Pencernaan Pada Manusia Melalui Penggunaan CD Interaktif Sebagai Media Pembelajaran Biologi Tahun 2010/2011”, Skripsi (Semarang: Sarjana IAIN Walisongo, 2011)
29
C. Hipotesis Hipotesis
merupakan 49
rumusan masalah penelitian.
jawaban
sementara
terhadap
Berdasarkan masalah dan kajian
pustaka yang telah peneliti kemukakan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis: H0: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar kognitif materi sistem pencernaan antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar dan siswa yang belajar mandiri kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang tahun ajaran 2013/2014. Ha: Terdapat perbedaan hasil belajar kognitif materi sistem pencernaan antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar dan siswa yang belajar mandiri kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang tahun ajaran 2013/2014.
49
Sugiono, Statistika untuk Penelitian, ( Bandung: Alfabeta, 2006), Cet. 11, hlm. 88.
30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang bersifat Ex-Post Facto. Ex-Post Facto digunakan karena penelitian ini mencoba mengungkap dampak dari sesuatu tanpa adanya perlakuan dan tidak didahului dengan pengontrolan maupun manipulasi ubahan yang mengganggu kemurnian hubungan komparatif dari objek yang diteliti.1 B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang yang berlokoasi di Jl. Bulustalan IIIA/253 Semarang 50246. Alasan peneliti memilih M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang karena input siswa di sekolah tersebut tergolong menengah ke bawah dari segi akademik, dapat dilihat dari nilai-nilai akademik harian dan nilai KKM yang masih tergolong rendah dari pada sekolah yang lainnya.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2011), hlm. 26
31
2. Waktu Penelitian Penelitian atau pengumpulan data di mulai pada bulan Oktober s.d November 2013. Dasar pertimbangannya sebagai berikut: Lokasi sekolah yang strategis, keadaan sekolah yang menarik, dan sebagian siswa ada yang mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya.2 Sedangkan menurut Purwanto, populasi adalah keseluruhan objek yang mempunyai satu karakteristik yang sama.3 Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014, yang berjumlah adalah 33 siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Mengenai pengambilan sampel, maka peneliti berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto yang mengatakan bahwa “Apabila
2
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2006), Cet. 11, hlm. 61. 3
Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm.85. 4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.131.
32
subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi sedangkan jika jumlahnya lebih dari 100 orang dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.5 Penelitian ini bersifat ex-post facto, karena populasi sebelumnya tidak dilakukan rekayasa atau perlakuan tertentu dari peneliti, melainkan sampel diambil dari objek yang mendapat perlakuan sama, dari segi kurikulum, jam pelajaran, guru mata pelajaran, dan yayasan yang sama. Dalam penelitian ini, populasi terdiri dari 33 siswa, terbagi menjadi 15 siswa yang mengikuti bimbingan belajar dan 18 siswa yang tidak. Karena objek penelitian kurang 100, maka siswa diambil semua sebagai objek penelitian. Menurut Prof. DR. Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Statistika untuk Penelitian, bila jumlah n1 tidak sama dengan n2 sedangkan varian dinyatakan homogen dapat digunakan rumus t-test dengan polled varians dan dengan besaran dk = n1+ n2 – 2. 6
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 112
6
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 139
33
D. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu variabel yaitu hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti bimbingan belajar sebagai variabel (X1) dan hasil belajar kognitif siswa yang belajar mandiri (X2). Indikator Penelitian adalah variabel yang mengindikasi atau yang memberi petunjuk suatu keadaan sehingga dapat digunakan untuk mengukur suatu
peristiwa atau perubahan.
Indikator dari siswa yang mengikuti bimbingan belajar adalah siswa tersebut menambah jam belajarnya dengan mendatangkan guru privat ke rumah atau mendatangi lembaga-lembaga bimbingan belajar. Sedangkan indikator siswa yang belajar mandiri adalah siswa hanya belajar sendiri dengan memanfaatkan media yang ada misalnya buku bacaan atau media elektronik seperti televisi dan internet. E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Untuk
memperoleh
data
yang
diperlukan
dalam
penyusunan skripsi, peneliti menggunakan beberapa metode yang diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Data Kepustakaan Data kepustakaan digunakan untuk memperoleh informasi dalam rangka menyusun teori yang ada kaitannya dengan judul penelitian ini.
34
2. Data Lapangan Data lapangan diperoleh dari hasil atau penelitian lapangan, dalam hal ini peneliti menggunakan metode sebagai berikut : a. Metode Observasi Metode observasi, adalah suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.7 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan M.Ts Al Khoiriyyah Semarang seperti kegiatan pembelajaran disekolah, kondisi keseharian siswa dan hasil belajar akademik di sekolah. b. Metode wawancara Untuk mengetahui hasil belajar kognitif antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar dan siswa yang belajar mandiri pada materi sistem pencernaan, maka peneliti menggunakan metode wawancara. Wawancara
adalah
suatu
kegiatan
yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkap pertanyaan-pertanyaan pada para responden.8 Dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara tidak terstruktur. Metode ini digunakan untuk 7
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hlm. 118 8
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006), cet.5, hal. 39.
35
memperoleh pelaksanaan
dan
melengkapi
penelitian.
data-data
Wawancara
sebelum
yang
pertama
dilakukan dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran dan siswa dikelas yang bersangkutan. c. Metode Dokumentasi Metode
dokumentasi
merupakan
cara
pengumpulan data dengan meneliti bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.9
Metode
dokumentasi
adalah
cara
pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip yang dipergunakan dalam kerangka atau landasan teori peneliti menggunakan metode dokumentasi berupa nilai ulangan IPA Terpadu materi sistem pencernaan untuk mendapatkan data nilai yang selanjutnya dapat diolah dan diketahui hasil belajar kognitif siswa yang diperbandingkan, sehingga peneliti tidak perlu melakukan tes untuk mendapatkan nilai yang akan di olah. Hal tersebut didukung pula bahwa penelitian ini bersifat ex-post facto
9
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hlm. 30.
36
F. Teknik Analisis Data 1. Pengolahan Data Setelah semua dapat terkumpul dengan lengkap, selanjutnya mengolah data tersebut melalui tahapan sebagai berikut :10 a. Koding Yaitu usaha untuk mengklasifikasikan dengan tanda atau kode tertentu. b. Tabulating Yaitu proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel. c. Editing Yaitu mengolah data dengan meneliti kembali catatan para pencari data untuk mengetahui apakah catatan itu cukup baik dan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. d. Analisa Data Dalam menganalisa data yang telah terkumpul dari penelitian yang bersifat kuantitatif, maka peneliti menggunakan analisis data statistik. Analisis tersebut peneliti menggunakan rumus statistik yaitu t-test “Polled Varians” dengan sampel kecil menggunakan langkah langkah sebagai berikut:
10
S. Margono, Metodologi Penelitian, hal. 191-192
37
1) Analisis Uji soal Instrumen yang telah disusun kemudian diujikan
untuk
mengetahui
reliabilitas,
tingkat
kesukaran soal dan daya pembeda. Hal itu dilakukan pada siswa yang pernah mendapatkan materi tersebut. Tujuannya untuk mengetahui apakah item-item tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak. a) Reliabilitas Tes Reliabilitas yaitu sama dengan konsisten atau
keajegan.
Suatu
instrumen
penelitian
dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.11 Untuk mengetahui reliabilitas instrument tes digunakan rumus K-R.20 (Kuder Richardson) yaitu:12 2 n s pq r11 s2 n 1
Keterangan:
r11
= Reliabilitas tes secara keseluruhan
11
Sukardi, Metodologi Penelitian Kompetensi Dan Perakteknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.127. 12
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar (Jakarta:Bumi Aksara, 2002), hlm, 100-101.
38
Evaluasi
Pembelajaran,
p
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q 1 p
pq
= Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
= Banyaknya item
s
= Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Setelah diperoleh harga r11 kemudian dikonsultasikan dengan kreteria sebagai berikut: Interval r11 ≤ 0,2 0,2 < r11 ≤ 0,4 0,4 < r11 ≤ 0,6 0,6 < r11 ≤ 0,8 08 < r11 ≤ 1,0
Kreteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
b) Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Untuk menghtung tingkat kesukaran tes digunakan rumus:13
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 207-
210.
39
P
B JS
Keterangan:
P
= Indeks kesukaran
B
= jumlah peserta didik yang menjawab soal dengan benar.
JS
= jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes.
Indeks kesukaran soal diklasifikasikan sebagai berikut: Soal dengan P: 0,00 – 0,30 butir soal sukar. Soal dengan P: 0,30 – 0,70 butir soal sedang. Soal dengan P: 0,70 – 1,00 butir soal mudah. c) Daya Beda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan anatara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).14 Rumus untuk menentukan daya pembeda soal yaitu:
D
14
214.
40
B A BB PA PB JA JB
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 211-
Keterangan
D
= Daya pembeda soal
BA
= Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab benar
JA
= Banyaknya peserta didik kelompok atas
BB
= Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar
JB
= Banyaknya peserta didik kelompok bawah
PA
= Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab benar
PB
= Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar Selanjutnya daya pembeda soal yang
diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi daya
pembeda
soal.
Daya
pembeda
diklasifikasikan sebagai berikut: D = 0,00 – 0,20 kategori soal jelek D = 0,20 – 0,40 kategori soal cukup D = 0,40 – 0,70 kategori soal Baik D = 0,70 – 1,00 kategori soal baik sekali 2) Analisis Uji Hipotesis Sebelum
melakukan
uji
hipotesis
data
penelitian tersebut di uji homogenitas terlebih dahulu 41
untuk mengetahui apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut: Fhitung = Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut. H0 : 1 2 , 2
2
artinya kedua kelompok sampel mempunyai varians sama.
Ha : 1 2 , 2
2
artinya kedua kelompok sampel mempunyai varians tidak sama.
Kriteria pengujian jika Fhitung < F
tabel
dengan
taraf signifikansi 5% dan dk pembilang = n-1, dk penyebut = n-1, maka kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen.15 Analisis ini selanjutnya digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang peneliti ajukan. Dalam analisis ini peneliti mengadakan perhitungan lebih lanjut mengenai tabel distribusi frekuensi yang ada dalam statistik yaitu t test “Polled varians“.
15
Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm.120.
42
Rumus statistik t test “Polled Varians “ yang digunakan adalah
Keterangan: t
:
hasil akhir dari perhitungan rumus diatas
X1 dan X2 :
nilai rata-rata hitung kelompok 1 dan 2
S12 dan S22 :
varians sampel data kelompok 1 dan 2
n1 dan n2
: banyaknya
data kelompok 1 dan 2
Dalam menganalisis data ini, digunakan langkahlangkah sebagai berikut : a. Mencari Mean Variabel X1 b. Mencari Mean Variabel X2 c. Mencari Varians Sampel X1 d. Mencari Varians Sampel X2 e. Mencari t-tes Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Mencari Mean Variabel X1 Dengan Rumus:
43
Keterangan: Me : rata-rata X : nilai variabel n
: jumlah individu
b. Mencari Mean Variabel X2 Dengan rumus
Dalam analisis ini peneliti membuat interpretasi dari rumus di atas dengan t tabel α 5% Dengan Interpretasi sebagai berikut : 1) Jika harga t-test dari perhitungan lebih besar atau sama dengan t
tabel
maka hipotesis ditolak, berarti ada
perbedaan mean yang signifikan antara kedua variabel. 2) Jika harga t- test dari perhitungan lebih kecil dari t tabel maka hipotesis diterima, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua variabel. Atau dengan kata lain, kriteria pengujian adalah Ho diterima, jika t hitung < t tabel. jika t hitung > t tabel maka Ha diterima.16
16
44
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 139
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data Untuk memperoleh data tentang hasil belajar kognitif materi sistem pencernaan siswa kelas VIII di M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang, peneliti menggambil data nilai ulangan materi sistem pencernaan. Berikut adalah data nilai siswa kelas VIII yang mengikuti bimbingan belajar dan data nilai siswa yang belajar mandiri. Tabel 4.1 Data Nilai Ulangan Siswa yang Mengikuti Bimbingan Belajar No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kode E-1 E-3 E-4 E-5 E-7 E-12 E-14 E-16 E-18 E-21 E-22 E-26 E-27 E-28 E-29
Nilai 40 70 80 80 70 80 60 50 70 40 60 70 60 50 70
45
Tabel 4.2 Data Nilai Ulangan Siswa yang Belajar Mandiri No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kode E-2 E-6 E-8 E-9 E-10 E-11 E-13 E-15 E-17 E-19 E-20 E-23 E-24 E-25 E-30 E-31 E-32 E-33
Nilai 80 60 60 70 60 70 70 50 50 50 70 70 70 70 70 70 70 70
Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu: 1. Tahap Pelaksanaan a. Melakukan observasi untuk mengetahui subyek dan obyek penelitian. b. Melakukan
wawancara
kepada
siswa
mengenai
keikutsertaan dalam lembaga bimbingan belaja (LBB) c. Melakukan observasi di dalam kelas ketika guru mengajar materi sistem pencernaan
46
d. Meminta perangkat pembelajaran (silabus dan RPP) dari guru mata pelajaran sebagai analisis hasil belajar kognitif siswa. 2. Tahap Evaluasi Evaluasi
ini dilakukan oleh guru mata pelajaran
untuk mengukur kemampuan siswa setelah mendapatkan pembelajaran materi sistem pencernaan pada manusia. Data yang didapat dari evaluasi merupakan data akhir yang dapat digunakan sebagai pembuktian hipotesis, yaitu dengan mengambil data nilai ulangan siswa B. Analisis Data 1. Analisis Instrumen Sebelum menganalisis data hasil penelitian, terlebih dahulu peneliti menganalisis soal ulangan siswa kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang. Alasan peneliti menggunakan kelas VIII karena kelas tersebut sedang mendapatkan materi sistem pencernaan pada manusia. Soal ulangan harian yang diberikan oleh guru mata pelajaran IPA Terpadu berjumlah 10 soal dengan jawaban singkat. Soal tersebut dianalisis untuk mencari reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 1. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi dari instrumen yang diberikan. Hasil perhitungan
koefisisensi
reliabilitas
10
butir
soal
diperoleh r11 = 0,770. Nilai koefisiensi korelasi tersebut
47
pada interval 0,6-0,8 dalam kategori tinggi. Perhitungan selengkapnaya dapat dilihat pada lampiran 7. 2. Uji Tingkat Kesukaran Soal Uji tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengetahui kesukaran soal, apakah soal tersebut memiliki kriteria sangat sukar, sukar, sedang, mudah atau sangat mudah. Berdasarkan perhitungan hasil tingkat kesukaran butir soal diperoleh: Tabel 4.3. Tingkat Kesukaran Butir Soal No. 1. 2 3 4 5
Kriteria Sangat sukar Sukar Sedang Mudah Sangat mudah
Nomor Soal 1,2,3,4,5,6 7,8,9,10 -
Jumlah 6 4 -
Perhitungan selengkapnya mengenai analisis uji tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran 8. 3. Uji Daya Beda Soal Daya beda soal atau daya pembeda soal berkaitan dengan kemampuan soal untuk membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Berdasarkan perhitungan uji daya beda soal diperoleh hasil sebagai berikut :
48
Tabel 4.4. Daya Beda Butir Soal No. 1 2 3 4 5
Kriteria Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik
Nomor Soal 2,3 1,5,6,8 4,7,9,10 -
Jumlah 2 4 4 -
Perhitungan selengkapnya mengenai analisisa daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 9, sedangkan penghitungan umum untuk uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda dapat dilihat pada lampiran 7. 2. Analisis Uji Hipotesis Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu melakukan uji homogenitas, untuk mengetahui apakah variabel X1 dan X2 homogen atau tidak, yang selanjutnya untuk menentukan rumus t-tes uji hipotesis. Uji homogenitas menggunakan varian terbesar dibagi varian terkecil dengan hipotesis yang diuji adalah:
H 0 : 21 2 2 (data homogen) H 1 : 21 2 2 (data tidak homogen) Kriteria pengujian: H 0 diterima jika F F (1/2. ) ( v1v2 )
49
Tabel 4.5. Nilai Variansi Sumber variasi Jumlah N
X 2
Varians ( S ) Standar deviasi ( S )
X1 950 15 63,33
X2 1180 18 65,56
180,95 13,45
73,20 8,56
Hasil perhitungan hasil belajar kognitif IPA Terpadu siswa yang mengikuti bimbingan belajar didapat varians = 180,95 dan siswa yang belajar mandiri didapat varians = 73,20, sehingga didapat Fhitung = 2,472. Banyaknya sampel = 2, dk pembilang = 15 – 1 = 14, dk penyebut = 18 – 1 = 17, dan taraf signifikansi 5% , diperoleh Ftabel = 2,75. Dengan demikian Fhitung = 2,472 < Ftabel = 2,75. Ini berarti H 0 diterima sehingga hasil belajar kognitif antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa yang belajar mandiri tidak berbeda secara signifikan atau dikatakan kedua sampel homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11. Hasil perhitungan dari uji homogenitas menunjukkan bahwa data hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa yang belajar mandiri adalah homogen. Uji hipotesis yang digunakan yaitu menggunakan penghitungan statistik parametris dengan rumus t-tes Polled
50
Varians. Karena jumlah dari kedua sampel tersebut berbeda dan varians data bersifat homogen. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
H 0 : 1 2
H I : 1 2 Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Kriteria Pengujian: H a diterima jika: t hitung t (1 )(n1 n2 2) Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Sampel
xi
S i2
n
S
Variabel X1 Variabel X2
63,33 65,56
180,95 73,20
15 18
11,0392
Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti bimbingan belajar = 63,33 dan
51
rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang belajar mandiri = 65,56, dengan n1 = 15 dan n2 = 18 didapat t hitung = - 0,578. Dengan taraf signifikansi = 5% dan dk = 31, diperoleh t(0,95)(31) = 2,04; dengan demikian t hitung < t(0,95)(31). Ini berarti
H 0 diterima dan H a ditolak, berarti rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa yang belajar mandiri tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11. C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pembahasan Analisis Soal Ulangan Soal yang digunakan oleh guru mata pelajaran yaitu 10 butir soal uraian singkat, soal ulangan tersebut digunakan untuk menguji kemampuan pada materi sistem pencernaan apakah siswa sudah memahami KD tersebut atau belum. Berdasarkan analisis soal yang telah dilakukan, pertama adalah menguji reliabilitas, hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai koefisiensi korelasi tersebut pada interval 0,6-0,8 dalam kategori tinggi. Kedua adalah menguji tingkat kesukaran soal, dari perhitungan tersebut di dapat soal nomor 1,2,3,4,5,6 tergolong dalam kategori sedang dan soal nomor 7,8,9,10 tergolong mudah. Ketiga adalah menguji daya beda soal, hasil uji daya beda soal menunjukkan bahwa nomor 2 dan 3 tergolong soal yang jelak, soal nomor 1,5,6 dan 8
52
tergolong soal cukup dan nomor 4,7,9 dan 10 tergolong soal yang baik. 2. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil perhitungan nilai variabel X1 diketahui memiliki rata-rata 63,33. Sedangkan nilai variabel X2 diketahui memiliki rata-rata 65,56. Dari variabel X1 dan variabel X2 terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kognitif antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa yang belajar mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang belajar mandiri nilainya lebih tinggi dari pada siswa yang mengikuti bimbingan belajar yang memiliki rata-rata dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). KKM di M.Ts Alkhoiriyah untuk mata pelajaran IPA Terpadu adalah 65. Dalam perhitungan penelitian ini menggunakan statistik parametris
t-tes
dengan
rumus
Polled
Varians
dan
menunjukkan H 0 diterima dan H a ditolak, berarti rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa yang belajar mandiri tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang mengikuti bimbingan belajar kelas VIII bahwa 15 siswa yang mengikuti bimbingan belajar di suatu lembaga bimbingan belajar (LBB) di wilayah Semarang ada yang menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan belajar disekolah, mengharapkan hasil belajar yang maksimal, dan menguasai
53
materi yang telah disampaikan oleh guru disekolah dan merasa bahwa guru kurang maksimal dalam mengajar. Sehingga mereka mencari alternatif menambah jam belajar dengan mengikuti bimbingan belajar. Dengan mengikuti bimbingan belajar mereka berharap dapat menguasai materi yang ada di sekolah karena materi pelajaran diulas kembali di lembaga bimbingan belajar tersebut.1 Berdasarkan teori Vygotsky bahwa proses belajar akan terjadi secara efektif dan efesien apabila anak belajar dengan anak-anak lain dengan suasana lingkungan yang mendukung, dalam bimbingan atau pendamping seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa. Dari
teori
tersebut
menyatakan,
belajar
yang
dilakukan dengan bantuan pembimbing proses belajar akan terjadi secara efektif dan efesien. Akan tetapi teori tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di M.Ts. Al Khoiriyyah karena rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang mengikuti bimbingan belajar berada dibawah nilai KKM. Hal ini disebabkan input dari siswa yang mengikuti bimbingan belajar dalam kategori kurang, sehingga mereka mencari alternatif untuk menambah jam belajar dengan mendatangkan guru privat ke rumah atau mengikuti lembaga bimbingan 1
Wawancara dengan siswa yang mengikuti bimbingan belajar kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang di halaman sekolah pada tanggal 17 Oktober 2013 pukul 9.30 ,
54
belajar. Dapat dilihat dari rata-rata harian siswa mendapatkan nilai 65 sampai 70. Akan tetapi dengan mengikuti bimbingan belajar
siswa
menjadi
lebih
semangat
dalam
proses
pembelajaran di sekolah, ini berarti bimbingan belajar memberikan dampak yang baik terhadap motivasi dan hasil belajar kognitif siswa, walaupun hanya beberapa persen. Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya waktu belajar. Melainkan dipengaruhi banyak faktor, baik dari dalam diri siswa (faktor internal) ataupun berasal dari luar (faktor eksternal). Sedangkan 18 siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar (belajar mandiri) mereka belajar dengan memanfaat kan sumber-sumber belajar yang ada misalnya buku-buku dari perustakaan, media elektronik seperti televisi dan internet, dan belajar dari lingkungan sekitar. Mereka berpendapat dengan pembelajaran yang ada di sekolah, mereka sudah merasa cukup tanpa harus mendatangkan guru privat ke rumah mereka masing-masing atau mengikuti lembaga bimbingan belajar (LBB). Selain itu secara ekonomi tidak semua siswa memiliki biaya yang lebih, jadi mereka tetap rajin belajar dirumah walaupun tanpa guru pendamping. Saat dirumah
55
mereka belajar mandiri (otodidak), dan saat disekolah mereka belajar dengan bimbingan guru.2 Menurut Piaget, peserta didik membangun sendiri skemata-skemata
dari
lingkungannya. membuktikan
pengalaman
Sedangkan bahwa
Menurut
“Pembelajaran
sendiri
dengan
pendapat
Parnell,
mandiri
dapat
menjadikan siswa berhasil” Implikasi teori piaget terhadap pembelajaran adalah siswa
memiliki
kecenderungan
terhadap
pemikiran-
pemikiranya sendiri yang tidak selalu sama persis dengan yang diterangkan oleh guru, sehingga pemikiran-pemikiran tersebut menjadi suatu yang meraka pegang teguh. Pemikiran tersebut dapat berasal dari pengalaman atau lingkungan. Dari
pernyataan
yang
dikemukakan
para
ahli
pendidikan tersebut di atas terbukti bahwa siswa yang belajar mandiri mendapatkan rata-rata nilai yang baik dan berada di atas KKM, hal tersebut disebabkan karena siswa mempunyai keinginan sendiri untuk belajar, dengan pengaturan waktu dan tempat yang fleksibel tanpa adanya paksaan dari siapapun. Selain itu input dari siswa yang belajar mandiri dalam kategori baik, menurut hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA Terpadu menyatakan bahwa siswa tersebut 2
Wawancara dengan siswa yang belajar mandiri kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang di halaman sekolah pada tanggal 18 Oktober 2013 pukul 9.30 ,
56
lebih aktif didalam proses kegiatan belajar mengajar dis ekolah, siswa tersebut merasa percaya diri karena merasa memiliki kemampuan yang lebih. Menurut slameto dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan, menyatakan bahwa hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi; kesehatan fisik, mental, kecerdasan, perhatian, minat kesiapan, dan kematangan siswa dalam menerima pelajaran. Adapun faktor luar juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Faktor luar atau eksternal yang mempengaruhi diantaranya adalah kondisi tempat belajar, sarana belajar, materi pelajaran, kondisi keluarga, lingkungan masyarakat dan sebagainya. Oleh karena itu faktor internal dan eksternal harus saling mendukung agar hasil belajar dapat maksimal. D. Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian telah dilakukan secara optimal oleh peneliti, namun peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terjadi banyak kendala dan hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan. Adapun keterbatasan yang dialami peneliti adalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan Waktu Penelitian yang dilakukan terpancang oleh waktu. Karena waktu yang digunakan sangat terbatas, maka hanya dilakukan penelitian sesuai keperluan yang berhubungan saja.
57
Walaupun waktu yang digunakan cukup singkat akan tetapi penelitian ini sudah memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah. 2. Keterbatasan Kemampuan Penelitian tidak terlepas dari ilmu teori, oleh karena itu peneliti menyadari akan keterbatasan kemampuan, khususnya pengetahuan mengenai karya ilmiah. Terlepas dari masalah tersebut, peneliti sudah berusaha semampu mungkin untuk melakukan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing. 3. Keterbatasan Tempat Penelitian Pengukuran yang hanya sebatas hasil belajar yang diambil dari nilai ulangan dan populasi yang diteliti satu kelas saja. Selain itu, tempat penelitian hanya terbatas di M.Ts. Al Khoiriyyah Semarang, sehingga apabila dilakukan di sekolah lain, hasil penelitian mungkin akan berbeda.
58
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil belajar kognitif materi sistem pencernaan siswa yang mengikuti bimbingan belajar kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Tahun Ajaran 2013/2014 mempunyai rata-rata 63,33, nilai tersebut dalam kategori jelek karena berada di bawah nilai KKM, karena nilai KKMnya adalah 65. 2. Hasil belajar kognitif IPA Terpadu materi sistem pencernaan siswa yang belajar mandiri kelas VIII M.Ts. Al Khoiriyyah Tahun Ajaran 2013/2014 mempunyai rata-rata 65,56, nilai tersebut dalam kategori baik karena berada diatas KKM. 3. Berdasarkan pada analisis kuantitatif diatas menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif IPA Terpadu pada materi sistem pencernaan siswa yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa yang belajar mandiri memiliki rata-rata hasil yang berbeda tetapi
tidak terdapat perbedaan atau kesenjangan
yang signifikan.
59
B. Saran- Saran Berdasarkan hasil penelitian,
guru mata pelajaran
diharapkan melakukan penelitian tindak kelas (PTK) di kelas tersebut, karena dari hasil penelitian kebanyakan nilai ulangan materi sistem pencernaan mendapatkan nilai dibawah KKM. Penelitian serupa
juga perlu dilakukan di beberapa sekolah
dengan standar sekolah yang merata sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat digeneralisasikan penelitian.
60
pada seluruh tingkat
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2004 Almatsier, Sunita, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi X, Jakarta: Rineka Cipta, 2010 ------------------------, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, Jakarta:Bumi Aksara, 2002
Asri, C, Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Asdi MahaSatya, 2008 B., Elain Johnson, Contextual Teaching & Learning, Bandung: Mizan Learning Center, 2009 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010 C, Guyton Arthur, Fisologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Jakarta: EGC, 1990 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Pustaka Amani , 2005 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Sadi Mahasatya, 2006 E, Marry Barasi, Al Glance Ilmu Gizi, Jakarta: Erlangga, 2007 Hasbullah, Dasar- dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012
Irawan, Prasetya,”Teori Belajar”, dalam Noehi Nasution, Teori Belajar Motivasi dan Keterampilan Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 1996 Junquiera dan Luiz Carlos, Histologi Dasar: Teks & Atlas, Jakarta: EGC, 2007 Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1997 Marzuki, Saleh, Pendidikan Rosdakarya, 2012
Nonformal,
Bandung:
Remaja
Murray, Robbert K, Biokimia Harper Jilid 25, Jakarta: EGC, 2009 Poedjiadi, Anna, F.M Titin Supriyatin, Dasar-Dasar Biokimia, Jakarta: UI Press, 2006 Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
Psikologi
Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta, 2008 Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran cet. 2, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011 Setiadi, Anatomi dan Fisiologi Manusia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007 Silberman, Mel, Active Learning, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007 Shihab, M. Quraish, Tafsir Al Misbah Vol. 3, Tanggerang: Lentera Hati, 2006
-------------------------, Tafsir Al Misbah Vol. 5, Tanggerang: Lentera Hati, 2006 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003 Subagyo, Joko, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2008 Sudjana, Nana, Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2006 -----------, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2006 Sukardi, Metodologi Penelitian Kompetensi Dan Perakteknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Syaifuddin, Anatomi Tubuh Manusia, Jakarta: Salemba Medika, 2011 Syaodih, Nana Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi Dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi Aksara, 2010. SISDIKNAS, UU No. 2 tahun 1989, Pasal 1 ayat (1) Arifin , Sugianto, “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Diluar Jam Sekolah Dengan Siswa Yang Tidak Mengiikuti Bimbingan Belajar Diluar Jam Sekolah Dalam Bidang Studi Matematika Materi
Pokok Lingkaran: Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Harapan Losarang Indramayu” Skripsi (Cirebon: Program Strata 1 IAIN Syeh Nurjati, 2010), , http://primurlib.net/pdf , diakses 26 September 2013. Musyarofah , Siti, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII M.Ts. N Jeketro Grobogan. Materi Pokok Sistem Pencernaan Pada Manusia Melalui Penggunaan CD Interaktif Sebagai Media Pembelajaran Biologi Tahun 2010/2011”, Skripsi (Semarang: Sarjana IAIN Walisongo, 2011) Septiana, Niken Eka, “Studi Komparasi Hasil Belajar Sosiologi Antara Siswa SMA N 1 Surakarta Dan SMA N 3 Surakarta Jurusan IPS Kelas XI Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Di Ganesha Opration, Neutron dan Primagama, Tahun Ajaran 2012/2013” Skripsi (Surakarta: Program Strata 1 Universitas Negeri Surakarta, 2013). http://Jurnal.fkip.uns.ac.id.pdf, diakses 26 september 2013. Syahroni, “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa yang mengikuti Bimbingan Belajar Dengan Siswa yang Belajar Formal i (Studi Kasus di Kelas IX SMP Negeri I Sumber Kab. Cirebon)” Skripsi (Cirebon: Program Strata 1 IAIN Syeh Nurjati, 2010), http://skripsisyahroni.cordpress.com/pdf_blog_2.pdf , diakses 23 September 2013. Anonim, “Alat pencernaan”, http://www.google.co.id/imglanding?q=alat+pencernaan&hl=i d&sa, diakses 10 November 2013 Anonim, “Hadits Menuntut Ilmu”, http://majelismambaulanwar.wordpress.com/artikel , diakses 7 November 2013. Anonim, “Konsep pendidikan”, http://File Pdf.Upi.edu, diakses 9 oktober 2013
Anonim, “Lambung”, http://Tabloidbekam.files.wordpress.com/2011/11/Lambungindo.jpg diakses 10 November 2013 Anonim, “Mengembangkan Pendidikan Nonformal melalui PKBM”. http://file Pdf.Upi.edu, diakses 8 Oktober 2013 Anonim, “Usus halus”, http://slaraska2.files.om/2012/12/usushalus.jpg, diakses 10 November 2012 Anonim,” Usus besar”, http://slaraska2.files.om/2012/12/ususbesar.jpg, diakses 10 November 2012 Deni Setiawan, “Penanganan Belajar Siswa”, 2006, www.sdbinatalenta.com , diakses 30 Maret 2014 La
Ode basir,” Kemandirian atau Belejar www.smadwiwarna.net (diakses 30 Juni 2014)
Mandiri”,
Lampiran 1 DATA NILAI HARIAN SISWA YANG MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR
No
Kode
1 E-1 2 E-3 3 E-4 4 E-5 5 E-7 6 E-12 7 E-14 8 E-16 9 E-18 10 E-21 11 E-22 12 E-26 13 E-27 14 E-28 15 E-29 Jumlah
1 70 75 70 75 65 65 70 70 70 65 70 70 75 60 65
Nilai Ulangan Harian 2 3 4 5 55 65 75 65 70 75 65 65 65 75 65 75 75 65 65 70 65 70 70 75 65 75 75 70 65 65 70 70 75 65 65 60 80 85 70 70 65 60 75 65 65 65 70 70 70 75 80 65 70 65 65 60 65 75 75 60 75 75 70 70
6 40 70 80 80 70 80 60 50 70 40 60 70 60 50 70
Jumlah 370 420 430 430 415 430 400 385 445 370 400 430 395 385 425
Rata-rata 61,6 70 71,6 71,6 69,1 71,6 66,6 64,1 74,1 61,6 66,6 71,6 65,8 64,1 70,8 68,1
DATA NILAI HARIAN SISWA YANG BELAJAR MANDIRI
No
Kode
1 E-2 2 E-6 3 E-8 4 E-9 5 E-10 6 E-11 7 E-13 8 E-15 9 E-17 10 E-19 11 E-20 12 E-23 13 E-24 14 E-25 15 E-30 16 E-31 17 E-32 18 E-33 Jumlah
1 70 65 75 65 75 55 65 65 70 65 70 75 65 65 65 60 65 75
Nilai Ulangan Harian 2 3 4 5 65 65 70 65 65 75 60 70 75 70 70 70 65 70 75 75 75 60 60 60 65 65 70 70 70 70 75 75 65 70 65 60 70 80 60 65 65 75 70 65 80 85 86 65 85 70 70 75 65 70 70 75 65 75 75 70 70 70 75 70 60 75 75 75 65 70 70 75 75 70 70 70
6 80 60 60 70 60 70 70 50 50 50 70 70 70 70 70 70 70 70
Jumlah 415 395 420 420 390 392 425 375 395 390 455 445 415 420 420 415 415 430
Rata-rata 69,1 65,8 70 70 65 65,8 70,8 62,5 65,8 65 75,8 74,1 69,1 70 70 69,1 69,1 71,6 68,8
Lampiran 2 INSTRUMEN WAWANCARA Variabel
Indikator
Hasil belajar kognitif
Alasan mengikuti
siswa yang mengikuti
LBB nonformal
bimbingan belajar.
Kesesuaian materi
Item 3
1
di LBB nonformal dengan di sekolah Tujuan mengikuti
2
LBB nonformal Hasil belajar kognitif Alasan tidak siswa mandiri
yang
3
belajar mengikuti LBB nonformal Kesesuaian materi
1
dengan di sekolah Tujuan belajar mandiri
2
Lampiran 3 PENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Alokasi waktu
: MTS AL KHOIRIYYAH : VIII / 1 : IPA Terpadu : 4 x 40menit (2 kali pertemuan)
Standar Kompetensi
:
Kompetensi Dasar
:
Indikator
:
1.
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia 1.4 Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan 1.4.1 Membedakan antara saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan pada manusia. 1.4.2 Menjelaskan organ-organ pencernaan 1.4.3 Mendeskripsikan kandungan dan fungsi zat yang ada di dalam makanan 1.4.4 Membandingkan pencernaan mekanik dan kimiawi 1.4.5 Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya.
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:
1. Membedakan antara saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan pada manusia. 2. Menjelaskan organ-organ pencernaan 3. Mendeskripsikan kandungan dan fungsi zat yang ada di dalam makanan 4. Membandingkan pencernaan mekanik dan kimiawi 5. Menyebutkan contoh gangguan/kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya B. Materi Pembelajaran 1. Sistem Pencernaan pada manusia ( saluran pencernaan: mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar ; kelenjar pencernaan: kelenjar ludah, lambung, usus, pankreas ) 2. Makanan dan fungsinya; kandungan zat dalam makanan ( karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan garam mineral ), praktik/uji kandungan zat dalam makanan ( lemak, Amilum test, dan protein test ), Organ-organ pada sistem pencernaan, enzym-enzym pada sistem pencernaan ( lipase, amilase, renin, pepsin ), pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi, Gangguan pada sistem pencernaan ( parotitis, xerostomia, tukak lambung, apendisitis,diare, konstipasi/sembelit ). C. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Penugasan D. Langkah –Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (2x 40 menit) 1. Kegiatan awal (10 menit) Motivasi dan apersepsi Menyapa siswa dengan salam, menanyakan kondisi kesehatan mereka Menginformasikan Topik, SK, KD, dan Tujuan Pembelajaran 2. Menanyakan padasiswa , mengapa mereka perlu makan, dan mengapa makanan yang kita makan perlu dicerna lebih dahulu? Sebutkan zat-zat kandungan makanan yang tertera dalam suatu produk makanan!
3. Kegiatan inti (60) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : a. Guru menguraikan materi tentang organ-organ materi sistem pencernaan. b. Guru membagi kertas yang sudah disiapkan untuk menuliskan hasil diskusi kelompok. c. Guru memberikan gambar organ dan siswa mengidentifikasinya. d. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, serta antar siswa dengan guru, lingkungan dan sumber lainnya. e. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dalam bentuk tanya jawab maupun pendapat. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi : a. Siswa mendiskusikan gambar organ-organ sistem pencernaan b. Siswa mendeskripsikan organ-organ sistem pencernaan c. Kelompok lain merespon laporan hasil kerja kelompok atas tugas yang diberikan. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi: a. Guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. b. Guru bersama-sama siswa meluruskan kesalah pahaman dan memberikan penguatan c. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui 4. Kegiatan penutup (10 menit) a. Bersama-sama siswa membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Pertemuan 2 (2x 40 menit) 1. Kegiatan awal (10 menit) Motivasi dan apersepsi
Menyapa siswa dengan salam, menanyakan kondisi kesehatan mereka Menginformasikan Topik, SK, KD, dan Tujuan Pembelajaran Menanyakan pada siswa, bagaimana bila sistem pencernaan makanan terganggu? Apa yang terjadi, mengapa makanan harus dicerna ! 2. Kegiatan inti (60) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : a. Secara kelompok siswa mengidentifikasi dan mendiskusikan sistem pencernaan ( saluran dan kelenjar pencernaan ), pencernaan mekanik dan kimiawi b. Siswa menyimak bahan ajar gangguan sistem pencernaan Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi : Melalui kelompok, siswa mengidentifikasi jenis gangguan pada sistem pencernaan Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi: Guru memberikan penjelasan kembali tentang organorgan pencernaan ( mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar ), dan gangguan ( diare, apendisitis, ulkus, xerostomia, maag, sembelit, parotitis) pada sistem pencernaan makanan melalui presentasi media terkait. 3. Kegiatan penutup (10 menit) a. Bersama-sama siswa membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. E. Alat /Bahan/Sumber Modul Biologi untuk MTS Kelas VIII, Pengalaman guru Lingkungan sekitar
F. Penilaian Hasil Belajar Teknik penilaian berupa tes tertulis dalam bentuk uraian Contoh instrumen 1. Di manakah letak enzim ptialin yang berfungsi mengubah karbohidrat menjadi glukosa ... 2. Gigi yang berfungsi menghaluskan makanan adalah gigi... 3. Gerak peristaltik terjadi di kerongkongan dan ... 4. Proses pembusukan makanan di usus besar terjadi dengan bantuan bakteri.... 5. Didalam usus terdiri dari tiga bagian, yaitu jejunum, duodenum dan ileum, dimanakah tempat terjadinya penyerapan makanan.. 6. Di dalam tubuh, enzim berguna sebagai zat makanan dan penyususn enzim, selain kedua hal tersebut protein juga berfungsi untuk.... 7. Proses pencernaan dengan bantuan enzim disebut proses pencernaan... 8. Kelianan pada sistem pencernaan, dimana produksi asam lambung (HCL) terlalu berlebih disebut penyakit... 9. Peradangan pada kelenjar ludah yang disebabkan oleh virus disebut... 10. Jika seseorang kekurangan serat, maka orang tersebut mengalamikelainan sistem pencernaan yaitu. Semarang 11, Oktober 2013 Guru Mapel IPA Terpadu
(Siti Rokhimah S.Pd )
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap
:
Ilma Amalia
2. Tempat & Tgl. Lahir
:
Batang, 22 Juni 1992
3. NIM
:
103811031
4. Alamat Rumah
:
Padomasan RT/RW 03/02 Kec. Reban, Kab. Batang
HP
:
082 323 105 728
e-mail
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri Padomasan 02 2. SMP Negeri I Reban 3. SMA Negeri 1 Subah 4. IAIN Walisongo Semarang
Semarang, 18 Juli 2014
Ilma Amalia NIM. 103811031