Nama Sekolah Mata pelajaran Kelas / semester Tahun Ajaran
: : Sosiologi : X/2 : 2014-2015
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengemban gan kepribadian
Ranah berfikir
2.1 C2 Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentuk an kepribadian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Tahapan Berfikir
-Mendefenisi C1 kan sosialisasi -Menguraikan C2 proses terjadinya sosialisasi - Menjelaskan C2 faktor yang mempengarui hi sosialisasi
Materi Pokok
Ruang Lingkup
Sosiali Proses sasi sosial dan pembe ntukan keprib adian
A
Menjelaskan
agen yang berperan dalam
sosialisasi Menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian Menjelaskan hubungan antara pembentukan kepribadian dengan kebudayaan Menjelaskan hubungan sosialisasi dengan kepribadian
- Indikator merupakan Penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Fungsi Indikator 1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran 2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran 3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar 4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut: 1. 2.
3. 4. 5.
6.
Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.
A. Ranah Koqnitif 1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (C1)knowledge) Kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya. Contoh sosiologi: sebutkan pengetian nilai dan norma. 2) Pemahaman (C2) Kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri Contoh: tuliskan dengan bahasa sendiri apa yang dimaksud dengan nilai dan norma.
Kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metodemetode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Contoh: peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep nilai dan norma di masyarakat. 4) Analisis (C4) Kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari Nilai dan norma yang dilakukan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.
Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Contoh: Sosiologi, peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya nilai dan norma.
6) Penilaian (C6) Penilian disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada. Contoh: peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat di petik oleh seseorang yang berperilaku sesuai dengan nilai dan norma atau akibat negatif dari seseorang yang tidak berprilaku sesuai dengan nilai dan norma, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa nilai dan norma penting untuk di pedomani dalam hidup bermasyarakat
1. Penerimaan (A1) Kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah situasi, gejala dll. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentikkan diri dengan nilai itu Contoh: peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib ditegakan, sifat malas dan tidak berdisiplin harus diingkirkan jauh-jauh.
Mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut-sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Contoh: adanya peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh atau menggali lebih dalam lagi, ajaranajaran islam tentang kedisiplinan.
Memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Dalam kaitanya dengan proses belajar mengajar, peserta didik di sini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Contoh: tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin, baik di sekolah, di rumah maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
Mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Contoh: peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Soeharto pada Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tahun 1995.
Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku. Nilai telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Contoh: siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera dalam AlQur’an sebagai pegangan hidupnya baik di Rumah, di Sekolah maupun di Masyarakat
Ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) 1. Persepsi 2. Kesiapan 3. Membiasakan 4. Menyesuaikan 5. Menciptakan
Rencana alokasi waktu berfungsi untuk mengetahui berapa jam waktu efektif yang tersedia untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dalam satu tahun ajaran.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menentukan alokasi waktu: 1. Tentukan pada bulan apa kegiatan belajar dimulai dan bulan apa berakhir. 2. Tentukan jumlah minggu efektif pada setiap bulan setelah diambil minggu-minggu ujian dan hari libur.
Kelender pendidikan Adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur Alokasi waktu : Permulaan tahun pelajaran : adalah waktu di mulainya kegiatan pembelajaran pada setiap satuan pendidikan Minggu Efektif : jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pembelajaran pada setiap satuan pendidikan Waktu pembelajarn efektif : jumlah jam pelajaran setiap minggu Waktu libur : waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
Sekolah Mata Pelajaran Kelas Tahun Ajaran No
Bulan
: : : :
Banyak Minggu Minggu Efektif
Minggu tidak Keterangan efektif
1
2 3 4 5 6 Jumlah
Jumlah minggu yang efektif semester ? = 14 x 3 =
Alokasi
waktu 1 jam pelajaran : 45 Menit Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) 34-38 Alokasi Waktu SMA Kelas X : 2 Jam Pelajaran Kelas XI dan XII : 3 Jam Pelajaran