UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNAGRAHITA) DI SLB LIMAS PADANG 1
Isti’anah Nasty1, , Harisnawati2, Yenita Yatim2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT This research while such by the lack of teachers are incompatible with students join the creativity .So the purpose of this study is described the teachers in developing creativity children with special needs disabled athletes (tunagrahita) in in SLB Limas Padang. This research using the theory “psychology behaviorism” according to skinner .Approach that is used is a qualitative approach is descriptive .Informants research is teachers and students using porposive sampling technique .The kind of data that use is primary and secondary data .Data collection method used is non participants observation , interviews and study documents .A unit of the analysis used is individual .An analysis of the data used was data collection , reduction data , presentation of data and conclusions. The results show that the teachers in developing creativity children with special needs disabled athletes (tunagrahita) is 1.Do good preparation are preparing a, matter, the class.2.Guiding students individually.3.Received an opinion students accept the results students works although this result is at odds with landing she taught them and 4.Giving strengthening of them a. encouragement positive as a show of thumb and praised students works creative and b. strengthening negative as advise students who meribut and disturbing company in learning that students would not repeat guilt. Keywords: Teacher Effort, Creativity, Children Tunagrahita pendidikan yang bermutu, peraturan
PENDAHULUAN Kebijakan pemerintah dalam
menteri pendidikan nasional nomor
penyediaan pendidikan bagi anak
70 tahun 2009 tentang pendidikan
berkebutuhan
inklusif bagi peserta didik yang
khusus
melalui
Undang-Undang Republik Indonesia
memiliki
Nomor 20 Tahun 2003 bahwa negara
potensi kecerdasan atau kreativitas
memberikan
istimewa (Undang Undang RI No.20
jaminan
sepenuhnya
kepada anak berkebutuhan khusus untuk
memperoleh
kelainan dan memiliki
Tahun 2003).
layanan
1
Dalam paradigma pendidikan
9
siswa
sedangkan
satu
guru
kebutuhan khusus (special needs
angklung mengajar 16 siswa. Dengan
education), anak yang mempunyai
satu guru dan jumlah siswa yang
kebutuhan khusus baik yang bersifat
diluar ketentuan bagaimana upaya
temporer maupun bersifat permanen
guru
akan berdampak langsung kepada
matang, bersifat membimbing, tidak
proses pembelajaran, dalam bentuk
terikat pada buku pelajaran, terbuka
hambatan untuk melakukan kegiatan
terhadap pendapat berlawanan dan
belajar (barrier to learning and
memberikan
development). Hambatan belajar dan
siswa.
hambatan
perkembangan
dapat
memiliki
penguatan
Berdasarkan
kepada
belakang
masalah
mengetahui dengan jelas hambatan
rumusan masalah adalah “Bagaimana
belajar, hambatan perkembangan dan
Upaya Guru Dalam Mengembangkan
kebutuhan yang dialami oleh seorang
Kreativitas
anak sebagai akibat dari kebutuhan
Khusus (Tunagrahita) di SLB Limas
khusus
Padang?
dilakukan
kecacatan
dengan
tertentu,
menggunakan
observasi
senin,
Permasalahan dilapangan
6
Februari yang
siswa
Berkebutuhan
Mengembangkan Kreativitas Anak
yang
Berkebutuhan Khusus (Tunagrahita) di SLB Limas Padang.
2017,
Teori
terlihat
penelitian
mengalami
yang dipilih dalam ini
adalah
tentang
“Psikologi Behaviorisme” menurut
kesulitan belajar dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
Anak
mendeskripsikan Upaya Guru Dalam
dilakukan di SLB limas Padang pada hari
yang menjadi
Tujuan penelitian ini adalah
assesment (Marlina, 2015:8) Berdasarkan
atas,
latar
yang
muncul dalam banyak bentuk, untuk
atau
di
persiapan
Skinner, hubungan antara stimulus
dalam
dan respon yang terjadi melalui
melakukan kegiatan proses belajar
interaksi
mengajar IQ siswa yang dibawah
dalam
lingkungannnya,
yang kemudian akan menimbulkan
rata-rata. Peneliti melihat dilapangan
perubahan tingkah laku. Respon
satu guru mengajar menjahit dengan
yang diberikan oleh siswa tidaklah
2
sesederhana
itu.
Sebab,
pada
pemilihan informan adalah purposive
dasarnya stimulus yang diberikan
sampling.
kepada siswa akan saling berinteraksi
penelitian berjumlah 10 orang. Data
dan
interaksi
stimulus
Adapun
informan
antara
stimulus-
primer dalam penelitian ini adalah
tersebut
akan
data yang diambil langsung dari
mempengaruhi bentuk respon yang
informan
diberikan. Demikian juga dengan
wawancara langsung kepada guru
respon
akan
yang mengajar kreativitas dan siswa
konsekuensi.
di SLB Limas Padang. Data sekunder
yang
dimunculkan
mempunyai konsekuensi
inilah
mempengaruhi
atau
yang
penelitian
melalui
yang digunakan dalam penelitian ini
menjadi
yaitu
surat-surat
yang
berkaitan
pertimbangan munculnya perilaku
dengan keadaan profil sekolah SLB
(Budiningsih, 2005:24).
Limas Padang didapatkan dari kantor
Demikian juga halnya dengan
TU terkait dengan deskripsi lokasi
upaya guru dalam mengembangkan
penelitian. Data yang diperoleh dari
kreativitas
berkebutuhan
foto-foto yang berhubungan dalam
khusus, dengan memberikan stimulus
penelitian, dokumen-dokumen dan
yang ada dalam diri siswa sehingga
laporan penelitian yang berhubungan
dengan
dengan
anak
adanya
stimulus
yang
tujuan
penelitian
yang
diberikan guru dalam pembelajaran,
berkaitan dengan upaya guru dalam
siswa
mengembangkan
memberikan
respon
dan
kreativitas
anak
kurangnya respon dari siswa yang
berkebutuhan khusus (tunagrahita) di
belajar dan menerima pelajaran dari
SLB Limas Padang.
guru dilihat dari segi konsentrasi
Metode pengumpulan data yang
dalam belajar siswa.
digunakan adalah:
METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan
penelitian
digunakan
adalah
penelitian
kualitatif
penelitian
1. Observasi Non Partisipan Sutrisno
yang
(Sugiyono,
2012:203) mengemukakan bahwa,
pendekatan tipe
observasi merupakan suatu proses
Teknik
yang kompleks, suatu proses yang
dengan
deskripstif.
Hadi
3
tersusun
dari
berbagai
proses
mendapatkan data secara langsung
biologis dan psikologis. Dua diantara
tentang
yang terpenting adalah proses-proses
Mengembangkan Kreativitas Anak
pengamatan dan ingatan. Teknik
Berkebutuhan Khusus (Tunagrahita)
pengumpulan data dengan obsevasi
SLB Limas Padang.
digunakan dengan perilaku manusia,
2. Wawancara Mendalam
proses kerja, gejala-gejala alam dan
“Upaya
Wawancara
Guru
dapat
dilakukan
bila responden yang diamati tidak
secara
terlalu besar. Proses pelaksanaan
terstruktur
pengumpulan data, observasi dapat
melalui tatap muka (face to face)
dibedakan
menjadi
maupun
observation
(observasi
serta)
dan
non
observation. penelitian
berperan participant
Observasi ini
observasi
participant
non
dan
maupun dapat
tidak
dilakukan
menggunakan
telephone.
Wawancara terstruktur
digunakan
sebagai teknik pengumpulan data,
pada
bila penulis atau pengumpulan data
menggunakan partisipan
terstruktur
Dalam
telah
yaitu
mengetahui
tentang
dengan
pasti
apa
yang
informasi
observasi yang menjadikan peneliti
diperoleh. Oleh karena itu dalam
sebagai penyaksi terhadap gejala atau
melakukan
kejadian
pengumpualan
yang
menjadi
topik
penelitian (Emzir, 2012:40).
wawancara data
menyiapkan pedoman
Dalam penelitian ini, observasi
berupa
telah wawancara
pertanyaan-pertanyaan
yang dilakukan adalah observasi non
tertulis yang alternative jawabannya
partisipan yaitu peneliti mengamati
pun
upaya guru dalam mengembangkan
wawancara tidak berstruktur adalah
kreativitas
wawancara
yang
dilakukan
oleh
telah
disiapkan.
yang
Sedangkan
telah
tersusun
siswa. Observasi atau pengamatan
secara sistematis dan lengkap untuk
dilakukan dengan mengamati saat
pengumpulan
kegiatan kreativitas yang dilakukan
wawancara yang digunakan hanya
anak
berupa
berkebutuhan
khusus
datanya.
garis-garis
Pedoman
besar
(tunagrahita) yang dibimbing oleh
permasalahan yang akan ditanyakan
guru.
(Sugiyono, 2012:138-140).
Hal
ini
dilakukan
untuk
4
Peneliti
melakukan
berupa teks tertulis, gambar, maupun
wawancara dengan kepala sekolah
foto-foto. Dokumen tertulis dapat
pada hari senin tanggal 22 mei 2017
berupa sejarah sekolah, karya tulis
pada waktu istirahat, wawancara
lainnya.
dilakukan di ruang kepala sekolah,
penelitian ini dapat mendukung data
mewawancari guru
penelitian
berupa
kegiatan
kreativitas
istirahat
mulai
dan
pada waktu
sepulang
sekolah,
Dokumentasi
pada
foto
tentang
siswa.
Data
wawancara dilakukan diruang kelas
dokumen diperoleh di instansi terkait
dan
seperti Kantor Kepala Sekolah SLB
ruang
majelis
guru
serta
mewawancarai siswa yang dilakukan
Limas Padang.
di lapangan sekolah. wawancara ini dapat
mengungkapkan
Unit analisis dalam penelitian ini
informasi
adalah individu yaitu guru yang
secara rinci dan lebih mendalam
mengajar kreativitas padan anak
mengenai
upaya
guru
dalam
berkebutuhan khusus (Tunagrahitta).
kreativitas
anak
Teknik analisis data dalam penelitian
berkebutuhan khusus (tunagrahita) di
ini adalah model analisis Milles dan
SLB Limas Padang.
Huberman.
3. Studi Dokumen
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengembangkan
Studi dokumen merupakan fakta-
Upaya
Guru
dalam
fakta dan data sosial yang tersimpan
Mengembangkan Kreativitas Anak
dalam
Berkebutuhan Khusus (Tunagrahitta)
bahan
yang
terbentuk
dokumen. Data yang tersedia adalah
1.1
berbentuk surat-surat, catatan harian,
Memiliki Persiapan Mengajar Upaya yang dilakukan Guru
laporan dan lain-lain. Studi dokumen dilakukan untuk memperkuat data
menyiapkan
yang telah didapat dari wawancara
menyiapkan kondisi lapangan bersih,
dan observasi atau sebagai sumber
materi yang akan diajarkan kepada
data baru yang mendukung dan
siswa dan guru menyiapkan kondisi
berhubungan dengan permasalahan
siswa karena kalau siswa tidak siap
yang
maka
diteliti
(Bungin,2003:125).
dalam
alat
proses
angklung
memainkan
angklung siswa tidak konsentrasi
Studi dokumen pada penelitian ini
5
dalam
bermain.
Perkembangan
angka yang akan dibunyikan siswa.
kreativitas dapat dilihat pada perilaku
guru
dan cara berfikir siswa seperti guru
mengarahkan tangan dan mata guru
memainkan angklung dengan cara
dengan
terbalik dan siswa menjawab bunyi
dimainkan siswa. Siswa konsentrasi
yang dihasilkan tidak bagus dan
mendengarkan arahan yang diberikan
dapat merusak angklung. Buku yang
guru, ada siswa yang lupa dengan not
dibutuhkan seperti kumpulan lagu
angka yang dibunyikannya karena
nasional.
kurangnya konsentrasi siswa dalam
dan
oleh
siswa.
permainan angklung selesai. Upaya
dan
dalam jarum jahit, memotong kain,
dengan
membuat pola, mengajarkan cara
membimbing angklung
posisi
yang
angklung
dalam
dengan cara memasukkan benang
Bersifat Membimbing
memegang
guru
membimbing siswa dalam menjahit
gambar bentuk sulam perca.
Guru
dari awal
memberikan ketukan terakhir tanda
materi yang akan diajarkan seperti
1.2
permainan
permainan angklung dengan cara
belajar menjahit. Guru menyiapkan
pola
akan
sampai 5 kali ulang. Guru menutup
guru
kelas agar siswa nyaman dan senang
gambar
dalam
dan mengulang lagu
menyiapkan kondisi dan suasana
menggunakan
yang
not angka yang dipegang oleh siswa
guru
menyiapkan mesin jahit yang akan digunakan
dengan
angklung guru mengingatkan siswa
gunting, penggaris, pensil, benang, kain
angka
terganggu
menyiapkan alat menjahit seperti
jahit,
not
pemandu
bermain. Konsentrasi siswa yang
Upaya yang dilakukan Guru
jarum
sebagai
cara
membuat
baik
mengajarkan
sulam cara
perca
dan
menggunakan
sebelah
mesin jahit. Guru membimbing siswa
kanan yang tinggi, posisi tangan
mulai dari siswa tidak tahu cara
kanan menggerakkan angklung dan
mengukur
tangan kiri memegang bagian atas
dengan ukuran 40x40 menggunakan
angklung. Guru menunjukkan not
gunting, pesil dan penggaris. Guru
6
dan
mengunting
kain
mengajarkan siswa cara membuat
memberikan sleting pada sarung
pola menggunakan gelas bentuk
bantal.
lingkaran dan siswa mempraktekkan
1.3 Terbuka Terhadap Pendapat
langsung dengan cara kerjasama dengan
temannya,
Yang Berlawanan
dalam
Upaya guru terbuka terhadap
menggunting kain berukuran 40x40
pendapat yang berlawanan dalam
cm siswa membagi tugas dengan
permainan
cara ada siswa yang mengunting dan
siswa memperhatikan guru mengajar
Setelah masing – masing siswa sudak kain
ukuran
kemudian
siswa
membuat
dan siswa mempraktekan langsung
40x40
yang
pola
sesuai arahan guru. Siswa melakukan
kreasinya sendiri dengan bentuk pola
suatu perilaku atau pendapat
dan
angklung seperti keterlibatan siswa
rumah dengan cara menggabungkan
ketika bermain angklung, merespon
pola segitiga dengan pola persegi
mengajarkan
kemudian
guru
siswa
cara
saran
teman
sebaya, yang
lupa
maaf apabila melakukan kesalahan maka akan diberikan nasehat dan
sulam perca yang memiliki teknik
masukan
menyulam perca yang sulit dipahami
agar
siswa
tidak
mengulangi kesalahannya.
siswa, siswa melakukan sulam perca
Upaya guru terbuka terhadap
pada pola yang dibuatnya hasilnya
pendapat yang berlawanan dalam
sulam perca siswa tidak sesuai yang Kemudian
teman
membunyikan angklung, meminta
jahit dan mengajarkan cara membuat
ajarkan.
dari
mengingatkan
memasukkan benang kedalam jarum
guru
yang
tidak diharapkan ketika bermain
pemandangan. Siswa membuat pola
panjang,
Permainan
siswa memainkan angklung tidak
siswa yang membuat pola dengan
rumah
guru.
siswa yang guru intruksikan dan
persegi panjang dan segitiga. Ada
mobil,
diajarkan
angklung membutuhkan konsentrasi
dengan bentuk lingkaran, persegi,
seperti
guru
menerangkan materi kepada siswa,
ada siswa bagian mengukur kain.
memiliki
angklung
menjahit, cara siswa menjahit tidak
siswa
sesuai dengan yang guru ajarkan dan
menjahit bagian sisi tepi kain dan
7
guru mengajarkan kembali kepada
tidak sesuai dengan arahan guru
siswa
karena
namun
siswa
tidak
bisa
siswa
meribut
dan
melakukannya. Guru menerangkan
mengganggu teman
materi dan siswa menerima materi
menasehati siswa agar kesalahan
yang disampaikan guru tetapi ada
siswa
sebagian
memberikan
siswa
berbeda
cara
tidak
maka guru
terulang
kembali.
penguatan
dalam
pelajaran
dengan
membuat jahitan dengan cara sendiri
menyampaikan
namun guru menerimanya. Dalam
bercerita dan metode yang bervariasi
menjahit
serta
siswa
memerlukan
memberikan
Reinforcement
kerjasama dengan teman sebayanya,
berupa pujian secara verbal tepuk
apabila
dalam
tangan, dan acungan jempol. Guru
warna benang,
memuji jahitan yang dibuat siswa
menjahit tidak sesuai dengan pola
walaupun jahitan yang dibuat siswa
nya maka siswa lainnya yang akan
tidak sesuai dengan
mengingatkan
agar
kesalahan
ajarkan, siswa tersebut bersemangat
tersebut
terulang
kembali.
menjahit karena pujian dari guru.
temannya
mengambil
kain,
tidak
salah
Peran serta guru untuk melatih anak
Dalam
1.4 Memberikan Penguatan
meribut, menggangu teman maka
Guru memberikan penguatan positif
(reword)
memberikan
nilai
seperti
guru
tambah
untuk
kegiatan
yang guru
menjahit
siswa
guru memberikan hukuman seperti guru menegur siswa agar tidak meribut
dan
guru
memberikan
siswa yang tampil di depan kelas
nasehat agar kesalahan siswa tidak
bertujuan untuk melatih keberanian
terulang kembali. Penguatan yang
pada diri siswa. Upaya yang guru
diberikan guru agar siswa termotivasi
lakukan
dan
dalam
memberikan
penguatan pada kegiatan menjahit seperti
guru
mengucapkan
jempol
bersemangat
agar
melakukan
dalam
proses
kegiatan keterampilan menjahit.
kata
Hasil penelitian menunjukkan
“Bagus”, tepuk tangan dan memberi acungan
bersemangat
bahwa
siswa
Teori
Behaviorisme”
kegiatan
(2001:38)
menjahit apabila siswa menjahit
8
dalam
menyatakan
“Psikologi Hamalik bahwa
Behaviorisme adalah suatu studi
mengucapkan bunyinya tidak bagus.
tentang kelakuan manusia. Jadi, pada
Guru mengajar dengan benar akan
dasarnya
adalah
direspon baik oleh siswa. Respon
terdiri atas respon-respon tertentu
yang diberikan siswa seperti siswa
terhadap stimulus-stimulus tertentu.
lebih rajin latihan angklung dan
kelakuan
anak
termotivasi
Perubahan yang terjadi dalam
dari siswa tidak tau dengan alat angklung,
mendapatkan
prestasi di sekolah.
kegiatan bermain angklung seperti
musik
untuk
Perubahan yang ada pada siswa
memegang
seperti siswa tidak tahu bagaimana
angklung dan menghafal not angka
cara membuat sulam perca dan siswa
pada lagu hygme
guru dengan
tidak tahu cara menggunakan mesin
berjalannya waktu siswa mengetahui
jahit manual. Sekarang siswa sudah
alat musik angklung, memainkan
tau cara membuat sulam perca dan
angklung dengan baik menghasilkan
sebagian
bunyi yang bagus dan siswa hafal not
menggunakan mesin jahit manual
angka pada lagu hygme guru. Upaya
dengan cara memasukkan benang
yang dilakukan guru terlihat pada
kedalam jarum jahit lalu mengayuh
perkembangan siswa seperti pada
dengan teratur kalau tidak teratur
saat
angklung
maka benang yang ada pada kain
dengan cara terbalik dan siswa
akan menumpuk. Walaupun jahitan
merespon bunyinya tidak bagus.
siswa masih belum rapi dan berliku-
Perkembangan tersebut dapat dilihat
liku. Upaya yang guru lakukan
pada fikiran siswa. Stimulus yang
terlihat pada perkembangan pada
diberikan guru seperti bagi siswa
siswa
yang teknik bermain angklung bagus
membuat gambar pola lingkaran,
maka
guru
memainkan
guru
siswa
seperti
guru
sudah
bisa
mengajarkan
mengajak
siswa
persegi, segitiga dan persegi panjang
lomba.
Guru
dan siswa membuat pola dengan
siswa,
gambar mobil, pemandangan gunung
angklung dimainkan secara terbalik
dan rumah. Stimulus yang guru
dan
berikan seperti guru menggunakan
mengikuti mencontohkan
siswa
kepada
merespon
dengan
9
media gambar untuk menunjang proses
pembelajaran
dan
4. Memberikan penguatan
siswa
DAFTAR PUSTAKA
merepon siswa bersemangat dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa
Departemen Pendidikan Nasional,
terhadap gambar yang digunakan
2003. Undang-Undang Nomor
guru.
20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:
Stimulus yang diberikan guru pada
menjahit
seperti
Depdiknas.
guru
Marlina. 2015. Asesmen pada anak
mengajarkan cara mengukur, cara
berkebuthan khusus Edisi revisi.
menggunting, cara membuat pola,
Padang: UNP Press
cara sulam perca. Respon yang siswa berikan
siswa
Budimanningsih,Asri. 2005. Belajar
berkerjasama
Dan Pembelajaran. Jakarta. PT
mengukur dan memotong kain perca,
Rineka Cipta
setiap siswa memiliki pola yang di
Sugiyono. 2012.Metode penelitian
inginkan siswa, siswa yang kreatif
pendidikan
membuat poa dengan model rumah
kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
dan mobil dan siswa melakukan sulam
perca
dilakukan
Bandung: Alfabeta
secara
berulang sebanyak 3 kali lebih. KESIMPULAN Upaya mengembangkan
guru kreativitas
pendekatan
dalam anak
berkebutuhan khusus (tunagrahita) sebagai berikut: 1. Memiliki persiapan mengajar yang matang 2. Bersifat membimbing 3. Terbuka terhadap pendapat yang berlawanan
10