Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Pattimura Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 1 Nomor 2, Juli 2017. Halaman 119-124
Hubungan Budaya Organisasi dan Kompetensi dengan Kinerja Guru Nelma Liklikwatil Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua Ambon E-mail:
[email protected] Artikel diterima: 10 April 2017; direvisi 14 Mei 2017; disetujui 18 Juni 2017
ABSTRACT Teachers will have a good performance if the teacher in carrying out his profession as well as possible in accordance with the principles of professional teachers and supported by the compensation and culture of a good school organization as well. This study aims to determine the relationship between organizational culture and compensation with teacher performance. Methods Survey research with correlational approach. The population in this study is the teacher of State Senior High School 2 Ambon as many as 93 people. The sample was determined using random sampling technique. The number of sample research as many as 50 people and test samples of 40 people. Hypothesis testing shows that 1) there is a positive and significant relationship between organizational culture and performance. It is shown by the value of correlation coefficient (r) equal to (0,641) and tcount 2,645 bigger than ttable (2,011), 2) there is positive and significant correlation between compensation with teacher performance. The correlation coefficient (r) obtained is 0.527 and the tcount (4.923) is greater than the ttable (2.011); 3) there is a significant relationship between organizational culture and compensation with teacher performance, the value of the multiple correlation coefficient (R) 6,070) and the value of Fhitung (19,151) is greater than Ftable (5,641). There is a coherent relationship between organizational culture and compensation with teacher performance. Keywords: teacher competence and performance; organizational culture
PENDAHULUAN Menghadapi persaingan antar bangsa dan tantangan global dewasa ini, mengharuskan setiap bangsa meningkatkan mutu sumberdaya manusianya, termasuk juga Indonesia. Hal ini penting dilakukan karena pertumbuhan ekonomi tidak hanya tergantung pada sumberdaya alam saja, melainkan juga ditentukan oleh sumberdaya manusianya yang berupa keterampilan, kemampuan manajemen, dan penguasaan teknologi terutama teknologi informasi dan komunikasi. manajemen pendidikan nasional sangat penting karena bukan saja pendidikan itu merupakan kebutuhan dasar Indonesia1, Pembangunan di bidang pendidikan dan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi, Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved
119
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Pattimura Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 1 Nomor 2, Juli 2017. Halaman 119-124 2
peranan guru sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan . Oleh karena itu peningkatan kinerja guru merupakan hal yang mutlak harus dilakukan, agar guru dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional. Karena jabatan guru merupakan jabatan profesi yang memerlukan kompetensi khusus. Budaya organisasi sekolah adalah suatu keyakinan bersama yang berfungsi sebagai adaptasi eksternal dan integrasi internal dalam rangka menghadapi persoalan untuk mencapai tujuan sekolah3. Dilihat dari karakteristik masyarakatnya, budaya organisasi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 seharusnya bersifat homogen. Sebagian besar sekolah berada di lingkungan agraris dan religius. Tata tertib dan kebijakan sekolah, jam belajar juga relatif sama sehingga nilai yang berkembang seharusnya relatif sama. Namun, pada kenyataannya terlihat bahwa “sekolah favorit” memiliki nilai-nilai yang mampu memberi arahan warga sekolah untuk maju. Beberapa sekolah favorit memiliki kinerja yang baik dengan tingkat kedisiplinan, komitmen, kemauan, dan keinginan untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang baik. Siapapun orangnya termasuk orang baru yang masuk institusi tersebut harus dapat menyesuaikan sistem yang telah berjalan. Kepala sekolah, guru, dan siswa baru yang masuk dalam sistem tersebut mengikuti aturan-aturan yang telah tertata. Nilai-nilai tidak tertulis maupun kebiasaan dan aturan tertulis harus dipatuhi oleh setiap warga sekolah termasuk warga baru sekalipun. Kondisi di atas tentu akan bertolak dengan kondisi pada sekolah di pinggiran.Tingkat kedisiplinan, kemauan, komitmen, dan keinginan tentu sangat bervariasi di antara warga sekolah, semua masih tergantung pada kepala sekolah. Apabila kepala sekolah diganti, maka berganti pula pola dan semangat kerja. Setiap sekolah memiliki budaya organisasi sekolah yang bervariasi. Kecenderungan terhadap perbedaan karakteristik budaya organisasi sekolah yang satu dengan budaya organisasi sekolah yang lain tidak sama. Fenomena yang menarik adalah tidak semua yang memiliki budaya organisasi sekolah yang baik menghasilkan output yang baik. Ada sekolah yang mampu meluluskan seratus persen tetapi budaya organisasi sekolah yang dapat diamati tidak terlihat istimewa. Gejala-gejala yang berkembang di atas menyakinkan peneliti untuk memilih budaya organisasi sekolah sebagai salah satu penyebab bervariasinya kinerja guru. Ekosusilo (2003: 40) menyimpulkan bahwa beberapa sekolah unggul memiliki budaya organisasi sekolah yang mencerminkan keunggulan, seperti 1) nilai keunggulan, persaingan individual maupun kelompok, 2) mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran yang memudahkan siswa, Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved
120
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Pattimura Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 1 Nomor 2, Juli 2017. Halaman 119-124
3) mampu merencanakan dan menyusun persiapan pembelajaran, 4) mengikutsertakan peserta didik dalamberbagai pengalaman belajar, dan 5) guru menempatkan diri sebagai pemimpin yang aktif bagi peserta didik. Budaya organisasi di sekolah harus berbanding dengan kompensasi yang diberikan agar guru nyaman, kompensasi yang diberikan sesuai maka kinerja akan lebih baik. Kompensasi dapat dikatakan sebagai stimulan untuk memacu semangat para pekerja/guru. Secara umum kompensasi merupakan sebagian kunci pemecahan bagaimana membuat anggota berbuat sesuai dengan keinginan organisasi4. Sistem kompensasi ini akan membantu menciptakan kemauan diantara orang-orang yang berkualitas untuk bergabung dengan organisasi dan melakukan tindakan yang diperlukan organisasi.Sistem kompensasi juga berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam membentuk perilaku dan mempengaruhi kinerja.
METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptik analitik dengan menggunakan rancangan desain korerasioanal yang memusatkan perhatian pada hal-hal yang lebih nyata, dapat diukur dengan angka (quantifiable), berupa memahami hal yang diteliti dengan melakukan pengukuran dalam bentuk, misalnya frekuensi dan intensitas variabel.
Penelitian ini
dilaksanakan hari selasa 1 april 2014, pengambilan data dilakukan di SMA Negeri 2 Ambon dengan subjek penelitian adalah 50 guru. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah budaya organisasi dan kompensasi. Variabel terikatnya adalah kinerja guru. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah terdiri 35 pernyataan mengenai budaya organisasi, 32 pernyataan mengenai kompensasi dan 44 pernyataan kinerja yang telah diujicobakan dan hasilnya valid dan reliable. Analisis statistik korelasi ganda untuk mengetahui hubungan budaya organisasi dan kompensasi dengan kinerja guru. Uji t digunakan untuk melihat hubungan budaya organisasi dan kompensasi secara partial (sendiri-sendiri) terhadap kinerja, uji F digunakan untuk melihat hubungan budaya organisasi dan kompensasi dengan kinerja guru.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil berisi temuan penelitian. Jika temuan dilaporkan dalam bentuk tabel, maka digunakan format sebagai berikut.
Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved
121
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Pattimura Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 1 Nomor 2, Juli 2017. Halaman 119-124
Tabel 1. Deskripsi variabel penelitian
Berdasarkan tabel diatas bahwa sebagian besar guru (46%) memiliki skor kinerja pada kisaran 198,0. Sebagian besar skor budaya organisasi 144,0 yaitu (70%) kompensasi yang diterima memiliki skor sebagian besar pada kisaran 144,0 yaitu 58% dari 50 guru. Hubungan budaya organisasi dan kompensasi dengan kinerja guru di SMA Negeri 2 Ambon
Tabel 2. Uji Korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi ini , maka dapat dirumuskan dalam korelasi berganda hubungan budaya organisasi dan kompensasi dengan kinerja guru Hubungan antara variable budaya organisasi (X1), variabel kompensasi (X2) dengan variabel kinerja guru (Y) Sekolah Menengah Atas 2 Ambon sebesar 0,426. Untuk mengetahui signifikan variabel budaya organisasi (X1), variabel kompensasi (X2) secara bersama-sama dengan variabel kinerja guru (Y) dilakukan dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan criteria Fhitung> Ftabel
Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved
122
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Pattimura Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 1 Nomor 2, Juli 2017. Halaman 119-124
maka signifikn dan sebaliknya Fhitung< Ftabel maka tidak signifikan. Hasil perhitungan menunjukan nilai Fhitung sebesar 19,151. Berdasarkan tabel distribusi F diperoleh Ftabel dengan derajat bebas (db) 2:48 dan taraf signifikan (α) 0,05 adalah sebesar 3,19 , maka dapat diambil kesimpulan bahwa korelasi dinyatakan signifikan. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Budaya Organisasi dan Kompensasi secara bersama-sama dengan Kinerja Guru di Sekolah Menengah 2 Ambon. Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara budaya organisasi, kompensasi dengan kinerja Guru SMA Neg. 2 Ambon ditunjukan dengan koefisien korelasi sebesar 0.670 dengan nilai Fhitung adalah 19,151 dan signifikansi F = 0,000. Artinya budaya organisasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja Guru SMA Neg. 2 Ambon. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudharto (2010), menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara budaya organisasi dan kompensasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Hasil penelitian yang lainnya oleh Habibi (2009), menyimpulkan bahwa budaya organisasi dan kompensasi memberi kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru. Hasil penelitian Sudharto (2010) menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara budaya organisasi sekolah dan kompensasi dengan kinerja guru. Kinerja guru merupakan poin penting dalam setiap sekolah karena kinerja merupakan kemampuan untuk melaksankan pekerjaan atau tugas yang dimiliki guru dalam menyelesaikan pekerjaannya.budaya organisasi merupakan kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk melakukan koordinasi dan control terhadap perilaku organisasi yang baik dan kuat berhubungan dengan meningkatnya kinerja sedangkan kompensasi merupakan hal yang terpenting dalam menentukan kinerja, kompensasi yang diterima atau dirasakan oleh guru semakin memadai maka kinerja semakin meningkat dan pencapaian mutu semakin baik.
PENUTUP Dari hasil penelitian serta analisis yang dilakukan sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal: 1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara budaya organisasi dan kinerja guru pada SMA Negeri 2 Ambon; 2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompensasi dengan kinerja guru SMA Neg. 2 Ambon; 3) ada hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-bersama budaya organisasi dan kompensasi dengan kinerja guru SMA Negeri 2 Ambon; 4) upaya meningkatkan budaya organisasi melalui kinerja perlu
Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved
123
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Pattimura Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 1 Nomor 2, Juli 2017. Halaman 119-124
adanya peningkatan budaya organisasi yang kondusif dan mengembangkan budaya organisasi yang tertuju pada mutu sekolah; 5) upaya meningkatkan kompensasi melalui kinerja perlu adanya peningkatan pada kesehjateraan, perlindungan dan penghargaan agar kinerja semakin meningkat.
DAFTAR RUJUKAN Hasibuan. (1994). Manajamen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka cipta Riani Laksmi Asri. (2010). Budaya Organisasi. Jakarta: Ghalia Sosilo. (2013). Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Bandar Kabupaten Batang Tilaar.(1992). Manajemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Gramedia
Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved
124