PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM PEMBERIAN KREDIT SEBAGAI PERLINDUNGAN BANK Niniek Wahyuni, S.H.,M.Hum
[email protected] Abstrak Pemberian kredit kepada nasabah Debitur, dapat menimbulkan kerugian atau risiko bagi bank selaku kreditur apabila hal-hal yang mendasar diabaikan. Untuk memperoleh keyakinan dan melindungi kepentingan bank, maka bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha dari nasabah debitur, yang dikenal dengan “5C”. Namun dalam praktiknya penerapan analisis prinsip 5C ini belum dapat dilaksanakan secara maksimal, bahkan ada kecenderungan bank memberikan kemudahan persyaratan kepada nasabah debitur, karena adanya tutuntan target yang harus dipenuhi bank. Kata Kunci : Prinsip 5C. Kredit, Perlindungan Bank. Abstract Provision of credit to Debtor's customers may result in loss or risk to the bank as creditor if the underlying matters are ignored. To gain confidence and protect the interests of the bank, the bank must make a careful assessment of the nature, capability, capital, collateral and business prospects of the debtor's customers, known as "5C". But in practice the application of 5C principle analysis has not been implemented maximally, even there is a tendency of banks to provide ease of requirements to the debtor's customers, because of the target that must be fulfill by bank. Keywords: Principle 5C. Credit, Bank Protection. *Niniek Wahyuni, S.H.,M.Hum. Dosen Fakultas Hukum Universitas Kadiri Pada
prinsipnya
bank
Undang Perbankan), yaitu bahwa
merupakan lembaga intermediary.
kegiatan
Fungsi utama bank sebagaimana
penghimpunan dana dan penyaluran
disebutkan pada Pasal 3 Undang-
dana
Undang Nomor 7 Tahun 1992
Penghimpunan dana dalam bentuk
Tentang
simpanan
telah Undang
Perbankan
diubah
sebagaimana
dengan
Undang-
Nomor 10 Tahun 1998
(selanjutnya
disebut
Undang-
utama
kepada
giro,
bank
adalah
masyarakat.
tabungan
dan
deposito tersebutlah, yang kemudian disalurkaannya
kembali
kepada
masyarakat yang membutuhkannya.
Penyaluran
tersebut
katkan kualitas dan kuantitas kredit
dapat diwujudkan dalam bentuk
perbankan dengan tetap memelihara
pinjaman atau lebih dikenal dengan
kestabilan ekonomi, terutama lebih
kredit.
memperlancar kredit perbankan bagi
uang
dana
Kredit adalah penyediaan atau
tagihan
dipersamakan
yang
dapat
dengan
berdasarkan
itu,
persetujuan
kesepakatan
pinjam
atau
dunia
usaha,
berpedoman
dengan pada
tetap asas-asas
perkreditan yang sehat.
meminjam
Pemberian kredit melahirkan
antara bank dan orang lain yang
suatu
mewajibkan pihak peminjam untuk
segala konsekuensi yuridis yang
melunasi hutangnya setelah jangka
dapat menimbulkan kerugian atau
waktu tertentu dengan jumlah/bunga,
risiko bagi bank selaku kreditur
dengan imbalan atau pembagian
apabila
keuntungan.
Untuk
itu
bank
terabaikan. Risiko adalah potensi
memperoleh
keuntungan
yang
kerugian akibat terjadinya suatu
didapat dari perbedaan suku bunga
peristiwa tertentu. Sementara itu
antara kegiatan penyaluran dana dan
risiko kerugian adalah kerugian yang
penghimpunan dana tersebut.
terjadi sebagai konsekuensi langsung
Sejalan dengan dinamika dan perkembangan
industri
perbankan,
jasa
hubungan
hal-hal
hukum
yang
dengan
mendasar
atau tidak langsung dari kejadian risiko. Kerugian itu bisa berbentuk
untuk
fungsi
perbankan
Sedangkan yang dimaksud risiko
sebagai agent of development, maka
kredit adalah risiko akibat kegagalan
industri
dituntut
nasabah atau pihak lain (debitur)
untuk selalu dapat menciptakan dan
dalam memenuhi kewajiban kepada
menunjang
bank sesuai dengan perjanjian yang
memperkokoh
buhan kepada rakyat
jasa
perbankan
peningkatan
ekonomi
yang
peningkatan banyak.
pemerintah
terus
langkah-langkah
partum-
finansial
atau
non
finansial.1
serta
mengarah
taraf
hidup
Selain itu, mengupayakan untuk
mening-
1
Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2013, hlm, 30.
disepakati.
Kegagalan
membayar
adagium
yang berbunyi : “Bisnis
yang dilakukan oleh debitur dapat
perbankan adalah bisnis risiko” dan
dibedakan menjadi dua jenis gagal
dengan pertimbangan risiko inilah,
bayar, yaitu :
a) Yang mampu
setiap pemberian kredit hendaknya
(gagal bayar dengan sengaja), dan b)
dijiwai oleh asas konservatif dengan
Gagal bayar karena bangkrut, yaitu
semangat menghindarkan diri dari
tidak mampu membayar kembali
pemberian kredit yang spekulatif dan
utangnya.
berisiko tinggi. Hal ini berarti bahwa
Risiko
kredit
dapat
bank-bank
dalam
setiap
proses
bersumber dari berbagai aktivitas
pemberian kredit, terlebih dahulu
bisnis bank. Pada sebagian besar
haruslah dilakukan analisis yang
bank, pemberian pinjaman modal
mendalam
pada debitur merupakan sumber
permohonan
risiko kredit yang terbesar. Selain itu
diterimanya,
bank menghadapi risiko kredit dari
aspeknya.
berbagai instrumen keuangan seperti
terhadap
setiap
kredit
yang
dalam
berbagai
Penyebab utama terjadinya
surat berharga, akseptasi, transaksi
risiko
antar bank, transaksi pembiayaan
mudahnya
perdagangan, transaksi nilai tukar,
pinjaman atau melakukan investasi
dan
karena
derivative,
serta
kewajiban
komitmen dan kontigensi.
kredit bank
terlalu
adalah
terlalu
memberikan
dituntut
untuk
Risiko
memanfaatkan kelebihan likuiditas.
kredit juga dapat meningkat karena
Akibatnya, penilaian/analisis kredit
terkonsentrasinya penyediaan dana
kurang cermat dalam mengantisipasi
pada debitur.
berbagai kemungkinan risiko usaha
Pada adalah
hakekatnya
penanaman
yang dibiayainya.
dalam
Untuk meminimalkan risiko
Penyaluran
kredit macet dalam pemberian kredit
dana dalam bentuk kredit kepada
dan melindungi kepentingan bank
nasabah debitur, terdapat risiko tidak
sebagai kreditur, diperlukan adanya
kembalinya dana atau kredit yang
jaminan pemberian kredit dalam arti
disalurkan tersebut sehingga ada
keyakinan atas kemampuan dan
bentuk “risk assets”.
dana
kredit
kesanggupan debitur untuk melunasi
bunga, imbalan atau pembagian hasil
hutangnya sesuai yang diperjanjikan.
keuntungan
Untuk memperoleh keyakinan dan
tersebut berlangsung.2
selama
masa
kredit
melindungi kepentingan bank, maka
Pengertian kredit menurut
bank harus melakukan penilaian
Pasal 1 angka 11 Undang Undang
yang
watak,
No mor 10 Tahun 1998 tentang
kemampuan, modal, agunan dan
Perubahan atas Undang Undang
prospek usaha dari nasabah debitur,
Nomor
yang dikenal dengan “5C”
Perbankan adalah :
seksama
terhadap
7
Tahun
1992
tentang
Berdasarkan latar belakang
“penyediaan uang atau tagihan
masalah tersebut, maka isu hukum
yang dapat dipersamakan dengan
yang akan dibahas dalam penulisan
itu berdasarkan persetujuan atau
ilmiah ini adalah Penerapan Prinsip
kesepakatan pinjam meminjam
5C’
antara bank dengan pihak lain
Dalam Pemberian Kredit
Sebagai Perlindungan Bank.
yang
mewajibkan
peminjam
2. Pembahasan
untuk
melunasi
hutangnya
Perjanjian Kredit
setelah jangka waktu tertentu
Yang
dimaksud
dengan
dengan jumlah bunga, imbalan
perkreditan adalah suatu penyediaan
atau
uang
keuntungan”.
atau
dengannya,
yang
dipersamakan
yang
didasari
atas
pembagian
Kata
kredit
bahasa
pihak kreditur (bank, perusahaan
merupakan bentuk past participle
atau
pihak
dari kata credere yang berarti to
yang
trust atau faith. Kata trust itu berarti
debitur
dengan
(peminjam),
creditus
dari
perjanjian pinjam meminjam antara
perorangan)
latin
berasal
hasil
yang
mewajibkan pihak debitur untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu, di mana sebagai imbalan kreditur
jasanya,
kepada
pihak
(pemberi
pinjaman)
diberikan hak untuk
mendapatkan
2
Munir Fuady (1), Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern di Era Global, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm. 111
kepercayaan.3 Maksud dari percaya
layak untuk diberikan, untuk dapat
adalah ia percaya kepada penerima
terlaksananya
kredit
yang
terlebih dahulu haruslah dengan
akan
diadakannya suatu persetujuan atau
perjanjian.
kesepakatan dalam bentuk perjanjian
Sedangkan bagi si penerima kredit
kredit. Salah satu dasar yang cukup
merupakan penerimaan kepercayaan
jelas bagi bank mengenai keharusan
sehingga
adanya suatu perjanjian kredit adalah
bahwa
kredit
disalurkannya
pasti
dikembalikan
untuk
sesuai
mempunyai
membayar
kewajiban
sesuai
jangka
waktu.
pelepasan
kredit,
terdapat dalam Pasal 1 angka 11 Undang Undang Perbankan, dimana
Black’s
Law
Dictionary
disebutkan “bahwa kredit diberikan
memberikan pengertian kredit, yaitu
berdasarkan
persetujuan
:“The ability of a businessman to
kesepakatan
borrow money, or to obtain goods
antara bank dan pihak lain”.
pinjam
atau
meminjam
on time, inconsequence of
the
favorableopinion
the
persetujuan atau kesepakatan pinjam
particular lender, as to his solvency
meminjam di dalam definisi atau
and reliability”4
pengertian
held
by
Pencantuman
kredit
kata-kata
sebagaimana
Terhadap pemberian kredit
disebut dalam Pasal 1 angka (11)
oleh bank kepada nasabahnya, maka
tersebut dapat mempunyai beberapa
akan
maksud, sebagai berikut :5
selalu
permohonan bersangkutan.
dimulai oleh
nasabah
Apabila
dengan yang
1. Bahwa pembentuk undang-
bank
undang
menganggap permohonan tersebut
bermaksud
menegaskan
untuk bahwa
hubungan kredit bank adalah hubungan kontraktual antara 3
Munir Fuady(2), Hukum Perkreditan Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hlm. 5. Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary, seventh edition, St. Paul Min., 1999, hlm. 375. 4
5
H.R. Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi The Bankers Hand Book. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, hlm. 181-182
bank dan nasabah debitur
unsur yang sering disebut sebagai
yang
unsur-unsur kredit, yaitu:6
berbentuk
pinjam-
meminjam.
1. Kepercayaan,
yaitu
keyakinan
pemberi
kredit
bahwa
kredit
2. Bahwa pembentuk undangundang
bermaksud
mengharuskan kredit
yang
hubungan
diberikannya akan diterima
dibuat
kembali dalam jangka waktu
perjanjian
tertentu di kemudian hari.
bank
berdasarkan
untuk
tertulis.
Sutan
Namun demikian yang lebih
mengatakan bahwa hubungan
penting daripada dasar diadakannya
antara bank dengan penerima
perjanjian kredit, adalah filosofi dari
kredit
keharusan adanya suatu perjanjian
mempunyai sifat hubungan
kredit atas setiap pelepasan kredit
kepercayaan yang membe-
bank kepada nasabahnya. Adapun
bankan
filosofi tersebut adalah berfungsinya
cayaan (fiduary obligations)
perjanjian kredit tersebut sebagai
kepada
alat bukti dan sebagaimana diketahui
nasabahnya,
bahwa surat-surat perjanjian yang
masyarakat
ditandatangani adalah suatu akta.
perbankan Indonesia telah melihat
memberikan
Sjahdeini
(nasabah
debitur),
kewajiban
bank
keper-
terhadap maka
bisnis
pula
dan
bahwa
hubungan antara bank dan
Unsur-unsur Kredit Pemberian
Remy
kredit
berarti
kepercayaan
kepada
debitur oleh kreditur,
meskipun
kepercayaan tersebut mengandung risiko yang tinggi. Karena itu dalam pemberian kredit terdapat beberapa
6
Rudyanti Dorotea Tobing, Hukum Perjanjian Kredit, Konsep Perjanjian Kredit Sindikasi yang Berasaskan Demokrasi Ekonomi, Laksbang Grafika, Yogjakarta, 2014, hlm. 181-182. Lihat juga Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1998, hlm. 78-79
nasabah
adalah
adalah lebih tinggi daripada
hubungan kepercayaan. Dari
nilai uang yang akan diterima
pengertian kredit, hubungan
pada waktu pengembalian
antara bank dengan nasabah
kredit di kemudian hari.
debitur
debitur
bukan
sekedar
3. Degree of Risk, yaitu adanya
hubungan kontraktual belaka,
tingkat
tetapi
dihadapi
sebagai
akibat
hubungan kepercayaan. Di
jangka
waktu
yang
dalam bisnis yang diberikan
memisahkan
atau yang diterima sebagai
berian
penukar uang, barang atau
pengembalian
jasa
kepercayaan.
kemudian hari. Makin lama
Karena bank hanya bersedia
jangka waktu pengembalian
memberikan kredit kepada
kredit berarti makin tinggi
nasabah debitur atas dasar
pula
kepercayaan bahwa nasabah
Karena ada unsur risiko ini
debitur mampu dan mau
maka suatu perjanjian kredit
membayar kembali kreditnya
perlu suatu jaminan.8
juga
adalah
merupakan
tersebut.7
risiko
yang
akan
antara
pem-
kredit kredit
tingkat
4. Prestasi
dan di
risikonya.
yang
diberikan
2. Waktu, yaitu jangka waktu
adalah suatu prestasi yang
antara masa pemberian kredit
dapat berupa barang, jasa
dan
atau
masa
pengembalian
uang.
Dalam
kredit. Di sini terkandung arti
perkembangan perkreditan di
bahwa nilai uang pada waktu
alam modern maka yang
pemberian kredit (nilai agio)
dimaksud dalam
dengan pemberian
prestasi kredit
7
Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Institut Bnakir Indonesia, Jakarta, 1993, hlm. 175.
8
Muchdarsyah Sinungan, Dasardasar dan Teknik Managemen Kredit, Bina Aksara, Bandung, 1991, hlm. 3-4.
adalah uang.9 Secara teori
Menurut
kredit dapat diberikan dalam
samping ke empat unsur
bentuk uang atau pun barang
tersebut maka di dalam kredit
tetapi
juga
dalam
ekonomi
kehidupan
modern
selalu
Kasmir12,
mengandung
di
unsur
yang ke 5, yaitu kesepakatan
didasarkan pada uang, maka
antara
kredit dalam bentuk uang ini
dengan si penerima kredit.
dilakukan.10
Kesepakatan ini dituangkan
yang
banyak
Dalam
Undang
Perbankan,
objek
si
pemberi
Undang
dalam suatu perjanjian di
kredit
mana masing-masing pihak
berbentuk uang atau tagihan
menandatangani
yang
kewajibannya
dapat
dipersamakan
dengan (Pasal 1 angka (11)
masing.
dan
Ahmad
tidak
dalam
kredit
bentuk
hak
Rizki
dan
masing-
Sridadi
barang.
Dengan
demikian
sebagaimana mengutip dari Rivai
dalam
hukum
Indonesia
menambahkan beberapa unsur-unsur
dewasa ini kredit perbankan
dalam
objeknya
berikut :13
selalu
dalam
bentuk uang atau tagihan dan apabila
dalam
kredit
perbankan
pembelian
kredit
sebagai
1. Adanya dua pihak, yaitu
perjanjian
pemberi kredit dan penerima
dengan
barang,
perjanjian
kredit;
maka
akan merupakan kredit yang bertujuan
untuk
membeli
barang atau benda tertentu.11
9
Ibid.
10
Thomas Suyatno, Dasar-dasar Perkreditan, Gramedia, Jakarta, 1990, hlm. 12-13. 11
Ibid.
12
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1998, hlm. 78-79 13
Ahmad Rizki Sridadi, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Airlangga University Press, Surabaya, 2009, hlm. 188.
2. Adanya
kepercayaan
atas
yang menentukan batal atau
dasar credit rating;
tidak batalnya perjanjian lain
3. Adanya persetujuan untuk menyediakan pemberi
kredit kredit
membayar
kredit
yang mengikutinya,
dari
nya
dan
jaminan.
misal-
perjanjian pengikatan
oleh
2. Perjanjian kredit berfungsi
penerima kredit baik secara
sebagai alat bukti mengenai
tertulis, lisan, atau instrument
batasan-batasan
(credit instrument);
kewajiban di antara kreditur
4. Adanya penyerahan barang, jasa, atau uang dari pemberi kredit
kepada
hak
dan
dan debitur. 3. Perjanjian kredit berfungsi
penerima
sebagai alat untuk melakukan
kredit;
monitoring kredit.
5. Adanya unsur waktu; 6. Adanya unsur risiko; dan 7. Adanya
unsur
Tujuan Kredit
bunga
Tujuan kredit adalah untuk
(interest) sebagai kompensasi
mengembangkan
kepada penerima kredit.
dengan berdasarkan prinsip ekonomi
Perjanjian kredit mempunyai
yaitu dengan pengorbanan sekecil-
fungsi yang sangat penting dalam
kecilnya dapat diperoleh keuntungan
pemberian, pengelolaannya, maupun
yang sebesar-besarnya, maka pada
penatalaksanaan kredit. Menurut Ch.
umumnya
Gatot
ekonomis adalah untuk mendapat
Wardoyo,
dikutip
Daeng
sebagaimana Naja,
fungsi
perjanjian kredit, diantaranya :14 1. Sebagai perjanjian-perjanjian pokok, kredit
artinya merupakan
perjanjian sesuatu
tujuan
pembangunan
kredit
secara
keuntungan. Karena itu bank akan memberikan kredit apabila ia yakin bahwa calon debitur itu akan mampu mengembalikan kredit disertai bunga sebagaimana telah disepakati. Kepentingan dan keuntungan
14
H.R. Daeng Naja, Op. Cit., hlm. 182-183.
yang
diharapkan
masyarakat
maupun
baik
oleh
oleh
bank,
tercermin dalam dua kegiatan pokok
hanya untuk mendapat keuntungan
yaitu to receive deposits and to make
semata-mata terdapat pada negara
loans.
liberal.16
Para
penyimpan
dana
mendapat
keun-
negara yang sedang membangun,
tungan dari bunga, sedangkan pihak
tujuan utama kredit adalah untuk
bank
keuntungan
mensukseskan pembangunan, karena
dengan mengoperkan dana tersebut
itu ada beberapa program kredit
dalam bentuk kredit. Dengan ini
berupa bantuan dari
pemerintah
timbul saling membutuhkan antara
dengan
membantu
bank dan masyarakat.15
masyarakat untuk ikut berperan serta
mengharapkan
memperoleh
Dari faktor kemampuan dan
Di
Indonesia
tujuan
sebagai
di dalam pembangunan.
kemauan tersebut, tersimpul unsur
Setiap
kredit
selalu
keamanan (safety) dan sekaligus
mempunyai tujuan dan tujuannya
juga unsur keuntungan (profitability)
tersebut
suatu kredit. Kedua unsur tersebut
sebagai nama kredit (misal Kredit
saling berkaitan. Keamanan atau
Investasi, Kredit Konsumtif, Kredit
safety yang dimaksudkan adalah
Kendaraan
Bermotor,
bahwa prestasi yang diberikan dalam
Pemilikan
Rumah).
bentuk uang, barang atau jasa itu
demikian tidak ada pemberian kredit
betul-betul
pengem-
tanpa tujuan, artinya kredit yang
profitability
dimohon hanya diberikan untuk
baliannya yang
terjamin sehingga
diharapkan
dapat
menjadi
biasanya
Kredit Dengan
suatu tujuan tertentu dalam peran
kenyataan. Karena itu keuntungan
serta
atau profitability merupakan tujuan
membangun.
masyarakat
yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima.
dicantumkan
Kredit
selalu
untuk
ikut
bertujuan,
karena itu tidak mungkin kreditur
Menurut Thomas Suyatno
memberikan kredit kepada debitur
tujuan kredit semacam itu yang
dengan asal saja tanpa tujuan atau
15
Muchdarsyah Sinungan, Op. Cit., hlm. 26.
16
Thomas Suyatno, Loc. Cit.
untuk dipakai untuk apa saja oleh
pada program pemerintah dalam
debitur. Bank dalam memberikan
pembangunan.18 Menurut Thomas
kredit selalu memastikan untuk apa
Suyatno tujuan pemberian kredit,
penggunaan kredit tersebut, karena
terutama oleh bank milik pemerintah
apabila terjadi penyimpangan dari
adalah sebagai berikut: 19
tujuan kredit yang telah disepakati
1. Turut mensukseskan program
akan dapat mengancam kepentingan
pemerintah
bank.
ekonomi dan pembangunan. Bank
akan
melakukan
di
2. Meningkatkan
bidang
aktivitas
pengawasan terhadap penggunaan
perusahaan
kredit yang diberikan tersebut, tetapi
menjalankan fungsinya guna
dalam praktik pada beberapa bank
menjamin
kurang
kebutuhan masyarakat.
ketat
dalam
melakukan
pengawasan terhadap penggunaan
agar
dapat
terpenuhinya
3. Memperoleh
laba,
agar
kredit, bahkan hampir tidak ada,
kelangsungan hidup perusa-
sehingga kredit dipergunakan untuk
haan
kepentingan lain yang tidak sesuai
memperluas usahanya.
dengan tujuan. Dengan demikian
Memperhatikan
terjamin
tujuan
tujuan kredit sebagaimana yang telah
pemberian
disepakati tidak tercapai. Keadaan
disimpulkan
ini dapat menggangu pengembalian
keseimbangan antara kepentingan
kredit sesuai dengan waktu yang
pemerintah, masyarakat dan pemilik
telah ditentukan.
17
Penerima kredit tidak bebas
kredit
dan
tersebut
bahwa
dapat
harus
ada
modal. Dengan demikian tidak ada kredit tanpa tujuan, artinya kredit
untuk menentukan sendiri tujuan
yang
dimohon
hanya
diberikan
penggunaan kredit dalam perjanjian
untuk suatu tujuan tertentu dalam
kredit. Penggunaan kredit terikat 18
17
Djuhaendah Hasan, “Masalah Jaminan Dalam Perjanjian Kredit”, Hasil Penelitian, BPHN, 1992.
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. 26. 19
Thomas Suyatno, Loc. Cit.
peran serta masyarakat untuk ikut membangun.
a. Ketiadaan
kemauan
membayar (willingness to pay),
akibat
masalah karakter debitur,
Risiko Pemberian Kredit Setiap
terutama
kredit
dan dapat pula disebab-
yang diajukan oleh calon debitur,
kan oleh kelemahan bank
tentu
penilaian
dalam melakukan iden-
secara seksama oleh pejabat bank.
fikikasi kelayakan debitur
Terlebih lagi untuk pemberian kredit
dan atau itikad tidak baik
jangka
Bank
harus
permohonan
dilakukan
panjang,
seperti
kredit
investasi. Mengingat semakin lama jangka waktu kredit, maka semakin tinggi
faktor
ketidakpastian,
dalam
kegiatan
penyaluran dana. b. Ketiadaan
kemampuan
membayar
(ability
to
sehingga semakin besar pula risiko
pay). yang antara lain
yang dihadapi.
disebabkan menurunnya
Risiko kredit (credit risk)
kondisi
usaha
adalah suatu risiko kerugian yang
baik
disebabkan oleh ketidakmampuan/
pengelolaan
gagal
pengaruh faktor ekonomi
bayar
kewajiban
dari
debitur
pembayaran
atas
utangnya
baik utang pokok maupun bunganya ataupun keduanya. Meskipun analis kredit berusaha secara maksimal dalam
menganaliss
setiap
permohonan kredit, kemungkinan terjadinya
risiko
kredit,
berupa
kredit macet pasti ada. Dua faktor utama penyebab terjadinya risiko kredit, adalah : 1. Faktor Eksternal Bank :
akibat
debitur,
makro
kesalahan dan
atau
atau
sektor
industri tertentu. 2. Faktor Internal Bank : a. Konsentrasi risiko kredit dalam Portofolio Asset; b. Kelemahan
sistem
pengendalian dan proses Manajemen
Risiko
Kredit; c. Itikad
tidak
pengurus lain
:
bank,
baik antara
Kesengajaan
mengabaikan
prinsip
aktivitas perbankannya. Agar kredit
kehati-hatian
dalam
tidak macet, maka bank dalam memberikan kredit, harus berhati-
proses
penilaian
kela-
yakan
kredit
dan
hati
dengan
menganalisa
dan
penyediaan dana lainnya;
mempertimbangkan semua faktor
kerjasama/kolusi dengan
yang relevan. Untuk itu, juga perlu
debitur.
dilakukan
pengawasan
terhadap
pemberian kredit. Hal yang penting dilakukan pihak
bank
sebelum
membuat
Pemberian Kredit Berdasarkan
perjanjian kredit dengan nasabah
Penilaian Prinsip 5C
debitur
Dalam
proses
adalah
melakukan
penyaluran
pemeriksaan disertai analisis yang
dana (pemberian kredit ) kepada
mendalam mengenai itikad baik dan
masyarakat, bank harus memenuhi
kemampuan nasabah debitur dalam
dua prinsip utama bank, yakni
mengembalikan
kredit
atau
prinsip kepercayaan dan prinsip
pembiayaannya
sehingga
bank
kehati-hatian. Prinsip kepercayaan
memperoleh
memberikan perhatian kepada upaya
memberikan kredit atau pembiayaan
bank
dimaksud.
untuk menempatkan masya-
rakat
(nasabah
Keyakinan
untuk
tersebut
pada
diperoleh dari hasil penilaian kredit
posisinya yang utama dalam setiap
sebelum kredit disalurkan. Penilaian
aktivitas
sehingga
atau analisis kredit oleh bank dapat
kreditur)
dilakukan dengan berbagai cara
senantiasa percaya kepada peran
untuk mendapatkan kayikan tentang
perbankan sebagai sarana investasi.
nasabahnya,
Adapun
prosedur
masyarakat
debitur)
keyakinan
perbankan (nasabah
prinsip
kehati-hatian
seperti
yang
benar;
:
melalui dalam
memberikan tekanan pada upaya
melakukan penilaian kriteria-kriteria
bank untuk memperlakukan dana
serta aspek penilaiannya tetap sama;
masyarakat (nasabah kreditur) secara
dan
cermat dan aman dalam setiap
dengan ukuran-ukuran yang
ditetapkan sudah menjadi standar
rasio-rasio
keuangan
untuk
penilaian setiap bank.
menentukan
kebutuhan
kredit
Secara kredit
umum
dapat
pengajuan
diajukan
oleh
yang wajar”.20 bertujuan
untuk
perorangan atau badan hukum,baik
keyakinan
berupa
mempunyai
kredit
produktif. prosedur
konsumtif
Berkaitan pengajuan
atau dengan
kredit
dan
memperoleh
apakah
nasabah
kemauan
dan
kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib,
penilaian kredit, antara bank yang
baik
satu dengan bank yang lain tidak
pinjaman
jauh berbeda.
sesuai
Pada umumnya
Analisis kredit
pembayaran
pokok
maupun dengan
adalah sebagai berikut :
dengan bank.
a. Penyerahan berkas oleh Debitur.
Menurut
bunganya, kesepakatan
konsep
manajemen
Pemohon menyerahkan permo-
keuangan
perbankan,
bank
honan kredit dilampiri dengan
hendaknya
memeriksa
aspek-
berkas-berkas yang dibutuhkan.
aspek
b. Penyelidikan Berkas. Penyelidikan
bertujuan
yang
dimiliki
atau
melekat pada nasabah debitur untuk
yang dapat digunakan untuk
mengetahui kelengkapan berkas
mengukur kemampuan nasabah
dan persyaratan yang diminta.
debitur dalam mengembalikan
Jika belum lengkap mohon untuk
pinjamannya
segera dilengkapi.
Kriteria
c. Analisis Kredit.
kepada
bank.
penilaian/pemeriksaan
yang harus dilakukan oleh bank
Analisis kredit adalah melakukan
untuk
mendapatkan
nasabah
penilaian kredit dalam segala
yang
benar-benar
aspek, baik keuangan maupun
tungkan dan mampu membayar
mengun-
non keuangan. Menurut Lukman Dendawijaya, “Analisis Kredit 20
adalah
suatu
kredit
dengan
proses
analisis
menggunakan
pendekatan-pendekatan
dan
hlm, 88
Lukman Dendawijaya, 2005,
kreditnya, analisa
dilakukan
dengan
aspek-aspek
yang
dikenal
dengan
kemudian
sebutan Prinsip 5C meliputi :
masa depan, sehingga usaha pemohon
berjalan
baik dan memberikan untung (rendable), akhirnya
1. Watak (Character).
dengan
dan dapat
balikan
pada mengem-
kredit
Suatu keyakinan bahwa, sifat
diterimanya.
atau watak dari orang yang
3. Modal (Capital).
yang
akan diberikan kredit benar-
Yaitu modal dari pemohon
benar dapat dipercaya. Hal
kredit,
untuk
ini tercantum dalam latar
bangkan
usahanya.
belakang nasabah, baik yang
melihat penggunaan modal
bersifat
apakah efektif, dilihat dari
latar
pekerjaan
belakang
maupun
yang
laporan
mengem-
keuangan
(neraca
bersifat pribadi, seperti : cara
dan
hidup atau gaya hidup yang
dengan melakukan pengu-
dianutnya, keadaan keluarga,
kuran
hobby, sosial standingnya,
likuiditas dan solvabilitas,
moral
rentabilitas
dan
kejujuran
pemohon kredit.
dalam
rugi
seperti
laba)
dari
dan
segi
ukuran
lainnya. Capital juga harus
2. Kemampuan (Capacity). Untuk
laporan
Untuk
melihat
nasabah
kemampuan
untuk
dilihat dari sumber mana saja modal yang ada. 4. Jaminan (Collateral).
mengendalikan bisnis, yang
adalah kakayaan yang dapat
dihubungkan dengan pendi-
diikat sebagai jaminan, guna
dikannya,
kemampuannya
kepastian
dalam memahami ketentuan-
belakang
hari,
kalau
ketentuan
pemerintah,
penerima
kredit
tidak
memimpin,
menguasasi
melunasi
bidang
usahanya,
pelunasan
di
hutangnya.
kesung-
Jaminan hendaknya melebihi
guhan dan melihat prespektif
jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti
Menurut Ahmad Rizki
keabsahannya, sehingga jika
Srihadi,
terjadi masalah atau kredit
pengucuran kredit tidak hanya
macet, maka jaminan yang
menuntut
dititipkan
(assessment) terhadap kualitas
akan
dipergunakan mungkin.
dapat secepat
Jaminan
tidak
dalam
proses
adanya
calon
penilaian
penerima
berdasarkan
kredit,
prinsip
5C
:
hanya berbentuk kebendaan
Character, Capacity, Capital,
tapi juga dapat berbentuk
Collateral.
jaminan
tidak
Economy. Tetapi ditambahkan 1
berwujud, seperti : jaminan
(satu) prinsip lagi yang disebut
pribadi (borgtocht), Letter of
Constraints21, sehingga menjadi
guarantee, Letter of comfort,
prinsip 6C.
yang
rekomendasi dan avails.
Condition
Constraints
5. Kondisi ekonomi (Condition
of
adalah
batasan dan hambatan yang tidak
of Economic), yaitu situasi
memungkinkan
politik,
untuk dilaksanakan pada tenpat
social,
ekonomi,
suatu
bisnis
budaya yang dapat mempe-
tertentu,
ngaruhi
keadaan perekono-
suatu usaha pompa bensin yang
mian pada waktu dan jangka
disekitarnya banyak bengkel las
waktu tertentu, dimana kredit
atau pembakaran batu bara. Bank
diberikan
juga harus mengetahui tang-
bank
kepada
misalnya pendirian
pemohon, termasuk prospek
gapan
usaha
terhadap rencana investasi yang
dari
sektor
yang
masyarakat
dijalankan, haruslah prospek
akan
usaja
nasabahnya (debiturnya).
yang
benar-benar
dilakukan
setempat
oleh
calon
memiliki prospek yang baik,
Dari 6 prinsip tersebut,
sehingga kemungkinan kredit
yang paling perlu mendapatkan
tersebut bermasalah relatif kecil. 21
Ahmad Rizki Sridadi, Loc.Cit.
perhatian account officer adalah
maupun
character, dan apabila prinsip ini
Personality juga mencakup
tidak terpenuhi, prinsip lainnya
sikap, emosi, tingkah laku
tidak berarti. Dengan perkataan
dan tindakan masabah dalam
lain,
menghadapi suatu masalah.
permohonannya
harus
masa
lalunya.
ditolak. Menurut salah seorang
2. Party
Analis Kredit, dalam melakukan
Yaitu
analisa terhadap prinsip-prinsip
nasabah ke dalam klasifikasi
tersebut, terutama yang berkaitan
tertentu
dengan watak (character) ini
golongan tertentu berdasar-
kadang
agak
diprediksi,
mengklasifikasikan
atau
golongan-
sulit
untuk
kan modal, loyalitas serta
terutama
untuk
karakternya.
Sehingga
nasabah yang baru pertama kali
nasabah daapat digolongkan
mengajukan permohonan kredit.
ke golongan tertentu dan
Demikian pula jika ada debitur
akan mendapatkan fasilitas
yang mempunyai
yang berbeda dari bank.
itikad tidak
baik, dia sangat lihai dalam menjawab
3. Perpose
pertanyaan
dan
Yaitu
perilaku
yang
tujuan
menunjukkan
untuk
mengetahui
nasabah
dalam
sangat baik, yang memberikan
mengambil kredit, termasuk
kesan bahwa dia dapat dipercaya
jenis kredit yang diinginkan.
dan layak untuk mendapat kredit.
Tujuan pengambilan kredit
Selain berpedoman pada Prinsip
6C,
maka
dapat
bermacam-macam.
dalam
Sebagai contoh apakah untuk
pemberian kredit juga harus
modal kerja atau investasi,
melakukan analisis pada prinsip
konsumtif atau produktif dan
7P, sebagai berikut :
lain sebagainya.
1. Personality
4. Prospect
Yaitu menilai nasabah dari
Yaitu untuk memilih usaha
segi
atau
nasabah dimasa yang akan
tingkah lakunya sehari-hari
datang menguntungkan atau
kepribadiannya
tidak, atau dengan kata lain mempunyai
prospek
atau
7. Protection Tujuannya adalah bagaimana
sebaliknya. Hal ini penting
menjaga
mengingat jika suatu fasilitas
jaminan
mendapatkan
kredit yang dibiayai tanpa
perlindungan.
Perlindungan
mempunyai prospek, bukan
dapat berupa jaminan barang
hanya bank yang rugi tetapi
atau
juga nasabah.
asuransi.
5. Payment ukuran cara
bagainasabah
mengembalikan kredit yang telah
orang
usaha
atau
dan
jaminan
Prinsip 3R dalam kredit juga
Merupakan mana
agar
diambil
atau
dari
menjadi
petimbangan
dalam
memutus kredit. Prinsip tersebut adalah : 1. Return
sumber mana saja dana untuk
Yaitu penilaian atas hasil
mengembalikan
yang
Semakin
banyak
kredit.
akan
dicapai
oleh
sumber
perusahaan calon peminjam
maka
setelah mendapatkan kredit,
akan semakin baik. Sehingga
apakah hasil tersebut cukup
jika salah saatu usahanya
untuk
merugi akan dapat ditutupi
pinjaman
oleh sektor lainnya.
memungkinkan pula usaha-
penghasilan
debitur
6. Profitability.
menutup
sekaligus
nya untuk berkembang terus,
Untuk menganalisa bagai-
2. Repayment
mana kemampuan nasabah
Sebagai
dalam
return
mencari
Profitability
serta
hasil
diukur
laba. dari
kelanjutan
dari
atas,
yang
di
kemudian
diperhitungkan
periode ke periode apakah
kemampuan,
akan tetap sama atau akan
jangka waktu pengembalian.
semakin meningkat, apalagi
jadwal
serta
3. Risk Bearing Activity
dengan tambahan kredit yang
Yaitu sejauh mana ketahanan
akan diperolehnya.
suatu
perusahaan
calon
peminjam gung
untuk
risiko
menang-
dalam Pasal 1 angka 11 Undang-
kegagalan
Undang
andaikata terjadi suatu hal di kemudian hari yang tidak
Perbankan,
yang
ditandatangani kedua pihak. f. Realisasi/Pencairan Kredit.
diinginkan.
Realisasi kredit adalah tahap
d. Keputusan Pemberian Kredit
akhir
dalam
proses
Keputusan untuk memberikan
Dengan
kredit kepada nasabah, selain
kepada nasabah debitur, setelah
menggunakan Prinsip 6C, 7P dan
penandatangan surat-surat yang
3R, maka penilaian suatu kredit
bersangkutan dengan pembukaan
layak atau tidak layak untuk
rekening giro atau tanbungan.
diberikan,
harus
dicairkannya
kredit. dana
dilakukan
dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian terhadap
Kesimpulan
seluruh aspek yang ada dikenal
Pemberian
kredit
kepada
dengan nama studi kelayakan
nasabah merupakan salah satau cara
usaha.
ini
untuk meningkatkan pembangunan.
untuk
Untuk melindungi bank dari risiko
bernilai
kredit yang berupa kredit macet,
Penilaian
biasanya
digunakan
prosyek-proyek besar
model
dan
yang
berjangka
waktu
panjang.
sebelum
penyaluran
e. Perjanjian Kredit. Hasil
maka
analisa
dilakukan
bank
harus
melaksanakan prinsip hati-hati yaitu yang
telah
cara
terlebih
dahulu
melakukan analisa secara maksimal,
ternyata disetujui permohonan
tidak saja berdasarkan berdasarkan
kreditnya,
Prinsip 5C+1C, tapi juga prinsip 7P
dituangkan
bank,
dengan
jika
pemberian
oleh
kredit,
melakukan
maka
persetujuan
kredit dalam
tersebut suatu
perjanjian tertulis antara bank
dan
meminimalkan macet.
dan nasabah pemohon kredit (debitur),
sebagaimana
diatur
3R,
Saran
sehingga
dapat
terjadinya
kredit
Pejabat
perbankan
lebih hati-hati, teliti
dan
harus benar
dalam melakukan analisa terhadap permohonan
kredit
oleh
calon
nasabah debitur, berdasarkan Prinsip
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001. Muchdarsyah Sinungan, Dasardasar dan Teknik Managemen Kredit, Bina Aksara, Bandung, 1991.
5C+1C, 7P dan 3R.
Daftar Bacaan Ahmad Rizki Sridadi, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Airlangga University Press, Surabaya, 2009. Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2013. Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary, seventh edition, St. Paul Min., 1999. Djuhaendah Hasan, “Masalah Jaminan Dalam Perjanjian Kredit”, Hasil Penelitian, BPHN, 1992. H.R. Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi The Bankers Hand Book. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1998. Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan,
Munir Fuady (1), Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern di Era Global, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002. Munir Fuady (2), Hukum Perkreditan Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996. Rudyanti Dorotea Tobing, Hukum Perjanjian Kredit, Konsep Perjanjian Kredit Sindikasi yang Berasaskan Demokrasi Ekonomi, Laksbang Grafika, Yogjakarta, 2014. Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993. Thomas Suyatno, Perkreditan, Jakarta, 1990.
Dasar-dasar Gramedia,