1
PERSEPSI PEDAGANG TENTANG PENGELOLAAN PASAR BANDAR BUAT KELURAHAN BANDAR BUAT KECAMATAN LUBUK KILANGAN Davit Iryanto1, Rozana Eka Putri2, Rika Despica2 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat. 2 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.
[email protected] ABSTRACT
This study aims to collect data, analyze data and find out the perception of traders about market management Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan seen from the place of selling, parking lots, landfills and tools of Bandar Buat market. The type of research is descriptive. Population of this research is traders at Bandar Buat market Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan were 190 traders. Sample was taken 50% from the merchant so that the sample amounted to 95 traders. The analysis used is descriptive statistic using Percentage formula. Determination of trader's perception by using criterion formula. The results of the study found that: 1) Perceptions of traders about the place of selling in the Bandar Buat market Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan including not good with the percentage of 31.47%, 2) Perception of traders about the management of the market seen from the parking lot at Bandar Buatmarket Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan including not good with percentage 24,92%, 3) Perception of traders about the management of the market seen from landfills at Bandar Buat market Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan including not good with the percentage 26.66% and 4) Perception of traders about Availability of Public Toilets (WC) at Bandar Buat market Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan including not good with the percentage of 29.32% Keywords: Perception, management, place of selling, parking lots, landfills and tools PENDAHULUAN
Pasar adalah himpunan pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu produk. Pasar diartikan sebagai mekanisme yang terjadi antara pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran(Kashmir,2011:169).
Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara alamiah. Keberadaan pasar tradisional ini sangat membantu, tidak hanya bagi pemerintah daerah ataupun pusat tetapi juga para masyarakat yang menggantungkan
2
hidupnya dalam kegiatan berdagang, karena didalam pasar tradisional terdapat banyak faktor yang memiliki arti penting dan berusaha untuk mensejahterakan kehidupannya baik itu pedagang, pembeli, pekerja panggul dan sebagainya. Mereka semua adalah aktor yang berperan penting dalam mempertahankan eksistensi pasar tradisional di Indonesia. Sejak zaman dahulu pasar tradisional memang berperan penting dalam menggerakan ekonomi rakyat dan berfungsi sebagai tempat bermuaranya produk-produk rakyat di sekitarnya serta penyedia lapangan kerja bagi masyarakat. Namun, saat modernisasi telah menyebar ke seluruh aspek kehidupan manusia pertumbuhan pasar tradisional mengalami pelemahan. Berdasarkan data Nielsen Retail Esthablisment jumlah pasar tradisional pada tahun 2007 terdapat 13.550 unit, tahun 2009 berjumlah 13.450 dan kemudian memyusut kembali pada tahun 2011 menjadi 9.950 unit (Berita UNSOES,2015). Pasar tradisional yang ada di Sumatera Barat tahun 2015 berjumlah sekitar 514 pasar yang terdiri dari pasar permanen, pasar semi permanen dan pasar tanpa bangunan. Jumlah pasar tradisional yang ada di kota Padang yaitu 14 pasar (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2016) Dalam pasar tradisional terdapat banyak interaksi yang tidak ditemukan dalam pasar modern, dimana para pedagang pasar
tradisional tidak membeli suatu barang dagangan yang akan mereka jajakan di tokonya dalam jumlah yang besar dari agen, hal ini disebabkan karena keterbatasan modal yang mereka miliki tidak mencukupi untuk membeli barang-barang dalam jumlah yang besar kemudian juga mereka tidak memiliki fasilitas yang lengkap untuk menyimpan barang dagangan terlalu banyak karena pedagang tidak memiliki lemari pendingin untuk menyegarkan barang dagangannya seperti yang terlihat pada pasar modern. Demikian pula dalam masalah pembelian barang oleh pasar modern yang mana barang selalu dibeli dalam jumlah yang besar, disamping mereka memiliki modal yang besar juga mempunyai perencanaan yang telah disusun terlebih dahulu dari sebelum pasar dibangun. Dalam kehidupan, manusia selalu berhubungan erat dengan berbagai aktivitas ekonomi. Aktivitas ekonomi adalah semua aspek atau kajian yang berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan serta roda pergerakan secara material. Namun demikian dalam kajian yang lebih luas, aktivitas ekonomi ini lantas memberikan relevansi yang kuat terhadap pola interaksi individu yang ada di dalamnya. Sehingga secara singkat dalam implikasinya ekonomi membawa pada suatu kajian yang berhubungan dengan aktivitas manusia dalam upaya memenuhi dan mengorganisir berbagai kebutuhan hidupnya. Salah satu aktivitas ekonomi yang erat dengan kehidupan manusia adalah keberadaan pasar. Sejarah terbentuknya pasar melalui evolusi yang panjang, hal
3
ini bermula dari upaya seseorang untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Seiring dengan perkembangan zaman peranan pasar menjadi sangat penting karena melalui pasar kebutuhan seseorang bisa terpenuhi dengan cepat. Perkembangan pasar akan selalu sejalan dengan perkembangan masyarakat.Seperti halnya pada Pasar Bandar Buat terletak di Kecamatan Lubuk Kilangan, tepatnya di Jalan Raya Padang Indarung. Pasar Bandar Buat termasuk salah satu Pasar Wilayah Sumatera Barat yang ada di Kota padang, karena terletak di gerbang sebelah timur Kota Padang. Pemerintah Kota Padang akan membenahi infrastruktur pasar Bandar Buat guna mengatasi kemacetan yang terjadi di kawasan ini. Namun, rencana tersebut belum terealisasi yang disebabkan oleh permasalahan intern dengan PT. Safindo (PT yang akan mengerjakan program pembenahan pasar). Pada programnya demi kenyaman para pedagang dan pengunjung pasar Bandar Buat akan diperluas dari 3.168m² menjadi 8.000 m² yang akan dilengkapi dengan pembenahan lantai, mushola, toilet, lampu penerangan, perluasan parkir dan infrastruktur lainnya (Tamela, 2016). Pasar ini melayani tujuh kelurahan yang ada di Kecamatan Lubuk Kilangan, tapi dengan terdapatnya Pasar Indarung sebagai alternatif pilihan lain bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, dari segi lokasi tidak
mengurangi beban Pasar Bandar Buat dalam melayani konsumen, karena lebih mudah dijangkau oleh konsumen. Aspek prospek pertumbuhan ekonomi, Pasar Bandar Buat memiliki prospek yang sangat tinggi, dan dapat menjadi roda penggerak perekonomian Kota Padang, khususnya Kecamatan Lubuk Kilangan. Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti tanggal 03 Februari 2017 terdapat beberapa permasalahan bahwa telah disediakan oleh pemerintah lokasi untuk berjualan yang nyaman bagi para pedagang di sebuah gedung di dalam pasar tersebut, tetapi para pedagang tidak mau berjualan di tempat yang telah disediakan (wawancara dengan Bu Etis/pedagang). Setelah diamati dari segi parkir kendaraan, para pembeli yang membawa kendaraan memarkirkan kendaraannya di tepi jalan raya sehingga menyebabkan kemacetan dan mengganggu pengguna jalan raya yang melintasi sekitar pasar tersebut. Dilihat dari segi kebersihan pasar cukup memprihatinkan karena kondisi pasar kotor. Selain dari segi kebersihan pasar, fasilitas yang tersedia di pasar sudah tidak layak pakai sebagai contohnya WC umum yang sudah tidak layak untuk digunakan oleh para pedagang dan pembeli. Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana pengelolaan pasar tersebut. Maka agar lebih jelas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Pedagang tentang Pengelolaan Pasar Bandar Buat
4
Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahuidan menganalisis: 1) Persepsi pedagang tentang pengelolaan pasar dilihat dari tempat berjualan di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan, 2) Persepsi pedagang tentang pengelolaan pasar dilihat dari tempat parkir di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan, 3) Persepsi pedagang tentang pengelolaan pasar dilihat dari tempat pembuangan sampah di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan dan 4) Persepsi pedagang tentang pengelolaan pasar dilihat dari sarana di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif.Sukmadinata (2006) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang di Pasar Bandar Buat Kelurahan Lubuk Kilangan yang berjumlah 190 pedagang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proporsional random sampling
sebesar 50% maka diperoleh jumlah responden sebanyak 95 pedagang. Data primer didapatkan melalui wawancara dan dengan menggunakan daftar pertanyaan atau angket, kuisioner yang telah disediakan, sedangkan data sekunder diperoleh dari data observasi dan pencatatan Teknik analisis adalah analisadeskriptif, dengan rumus formula presentase (%) yang dikemukakan oleh Martono (2010) yaitu:
Pada bagian ini akan dianalisis pencapaian responden terhadap penyebaran angket, maka bagian deskripsi akan tergambar presentase dan kategori pencapaian responden dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala likert memiliki dua bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan positif dan negatif. Pertanyaan positif diberi skor 5,4,3,2, dan 1; sedangkan untuk pertanyaan negatif diberi skor 1,2,3,4, dan 5. Kriteria nilai responden yaitu Kategori Pencapaian Angka 0% Sangat Tidak 20% Baik Angka 21% Tidak Baik 40% Angka 41% Kurang Baik 60% Angka 61% Baik 80% Angka 81% Sangat Baik
5
100% HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, persepsi pedagang tentang pengelolaan pasar dilihat dari tempat berjualan di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan tidak baik dengan persentase 31,47%. Persepsi tidak baik pedagang disebabkan tempat berjualan yang ditempati tidak nyaman, pengaturan tempat berjualan oleh pengelola pasar tidak bagus, ukuran tempat berjualan tidak bagus, susunan letak tempat berjualan kurang bagus dan letak tempat berjualan tidak bagus. Hasil penelitian sesuai dengan persyaratan pengaturan ruang untuk berdagang pada pasar mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat, yaitu: 1) Pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan klasifikasinya seperti : basah, kering, penjualan unggas hidup, pemotongan unggas, 2) Pembagian zoning diberi identitas yang jelas, 3) Penjualan daging, karkas unggas, ikan ditempatkan di tempat khusus, 4) Setiap los/kios memiliki lorong yang lebarnya minimal 1,5 meter, 5) Setiap los/kios memiliki papan karakteristik, 6) Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan bangunan pasar utama minimal 10 m atau dibatasi tembok pembatas dengan ketinggian minimal 1,5 dan
7) Khusus untuk jenis pestisida, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan bahan berbahaya lainnya ditempatkan di tempat terpisah dan tidak berdampingan dengan zona makanan dan bahan pangan. Berdasarkan hasil penelitian dan teori di atas, pengelolaan tempat berjualan di pasar Bandar Buat masih kurang baik sehingga pedagang merasa kurang nyaman dengan tempat berjualan yang mereka tempati. Pedagang menginginkan tempat berjualan mereka tersebut di tempat yang strategi yaitu bagian depan pasar, tetapi tidak seluruh keinginan pedagang tersebut dapat diakomodasi oleh pengelola pasar. Pedagang menganggap tempat berjualan di bagian belakang kurang strategi, karena tidak banyak dikunjungi oleh pembeli. Kedua, persepsi pedagang tentang pengelolaan pasar dilihat dari tempat parkir di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan termasuk tidak baik dengan persentase 24,92%. Persepsi pedagang tidak baik terhadap tempat parkir terlihat dari kondisi tempat parkir, parkir sembarang tempat, akses keluar masuk kendaraan, ketertiban area parkir, karcis parkir dan petugas parkir Hal ini sesuai dengan pendapat Abubakar (1998) bahwa parkir merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi dan juga merupakan suatu kebutuhan. Oleh karena itu perlu suatu penataan dan pemenuhan fasilitas pakir yang baik, agar area parkir dapat digunakan secara efisien dan tidak menimbulkan masalah bagi kegiatan lain. Parkir adalah keadaan tidak
6
bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk menaikkan dan atau menurunkan barang dan atau orang. Selanjutnya Keputusan Menteri Keseharan Republik Indonesia No.519 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat (2008) bahwa parkir pada suatu pasar mencakup: 1) Adanya pemisah yang jelas pada batas wilayah pasar, 2) Adanya parkir yang terpisah berdasarkan alat angkut seperti mobil, motor, sepeda, andong, dan becak, 3) Tersedia area parkir khusus pengangkut hewan hidup dan hewan mati, 4) Tersedia bongkar muat khusus yang terpisah dari tempat parkir dan pengunjung. Berdasarkan hasil penelitian dan teori di atas, kurang baiknya persepsi pedagang tentang pengelolaan pasar dilihat dari tempat parkir di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan karena tempat parkir terletak di depan warung dan toko pedagang sehingga menghalangi pembeli untuk berbelanja. Ketiga, persepsi pedagang tentang pengelolaan pasar dilihat dari tempat pembuangan sampah di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan termasuk tidak baik dengan persentase 26,66%. Persepsi tidak baik pedagang disebabkan oleh
kondisi tempat pembuangan sampah yang kurang bagus, kurangnya tempat pembuangan di pasar, kebersihan kurang terjaga, tempat sampah kurang bersih, pedagang dan pengunjung tidak membuang sampah pada tempat yang disedaiakan karena tempat sampah kurang. Kodoatie (2003:219) sistem pengelolaan sampah merupakan sebuah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5 komponen yang saling berinteraksi dan saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan berupa kota yang bersih, sehat, dan teratur. Pengelolaaan sampah bukanlah hal yang mudah. Berbagai tantangan ditemui dalam pelaksanaan pengelolaan sampah yang baik. Secara teknik operasional, prinsip penanganan sampah adalah menjauhkan sampah dari sumber ke suatu tempat pembuangan sampah akhir. Persyaratan pengelolaan sampah pasar mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat, BAB V, Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pasar, sebagai berikut: (1) Setiap kios/los/lorong tersedia tempat sampah basah dan kering; (2) Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup, dan mudah dibersihkan; (3) Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan dan mudah dipindahkan; (4) Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kedap air, kuat, kedap air atau kontainer, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau petugas pengangkut sampah (5) TPS
7
tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor) penular penyakit (6) Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 m dari bangunan pasar, dan (7) Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam Berdasarkan hasil penelitian dan teori di atas, kurang baiknya persepsi pedagang tentang pengelolaan pasar dilihat dari tempat pembuangan sampahdi Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan karena sarana pembuangan sampah masih kurang, terutama di bagian pedagang makanan dan pedagang ikan. Sisa sampah hasil dagangan banyak yang dibuang di sembarang tempat oleh pembeli sehingga pedagang terpaksa membersihkan tempat mereka berdagang. Keempat, persepsi pedagang tentang ketersedian toilet umum (WC) di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan termasuk tidak baik dengan persentase 29,32%. Persyaratan pengelolaan sampah pasar mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat, yaitu: 1) Harus tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, yang dilengkapi dengan tanda/simbol yang jelas, 2) Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah cukup dan bebas jentik, 3) Toilet dengan leher angsa, dan peturasan, 4) Tersedia tempat cuci tangan dan
sabun, 5) Tersedia tempat sampah yang tertutup, 6) Tersedia septic tank dengan lubang peresapan yang memenuhi syarat kesehatan, 7) Letak toilet minimal 10 meter dari tempat penjualan makanan dan bahan pangan, 8) Ventilasi minimal 20% dari luas lantai dan 9) Lantai kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan, dengan kemiringan cukup. Berdasarkan hasil penelitian dan teori di atas, kurang baiknya persepsi pedagang tentang pengelolaan pasar dilihat dari ketersedian toilet umum (WC) di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan karena jumlah toilet kurang KESIMPULAN 1. Persepsi pedagang tentang tempat berjualan di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan termasuk tidak baik dengan persentase 31,47% 2. Persepsi pedagang tentang pengelolaan pasar dilihat dari tempat parkir di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan termasuk tidak baik dengan persentase 24,92% 3. Persepsi pedagang tentang pengelolaan pasar dilihat dari tempat pembuangan sampah di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan termasuk tidak baik dengan persentase 26,66%. 4. Persepsi Pedagang tentang Ketersedian Toilet Umum (WC) di Pasar Bandar Buat Kelurahan Bandar Buat Kecamatan Lubuk Kilangan
8
termasuk tidak baik persentase 29,32%.
dengan
DAFTAR PUSTAKA Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2016. Pasar Tradisional Di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015. http://www.sumbarprov.go.id/ details/news/ 7226. (Diakses pada 12 Januari 2017) Kashmir. 2011. Kewirausahaan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/ 2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat Peraturan Presiden RI No.112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Redaksi Berita UNSOED. 2015. Pasar Tradisional Di Tengah Gempuran Modernisasi.http://beritaunsoed.c om/opini/pasar-tradisional-ditengah-gempuranmodernisasi.com. Diakses pada 12 Januari 2017) Tamela Pratiwi. 2016. Pemkot Padang Benahi Infrastruktur Pasar Bandar Buat.http://www.antarasumbar.co
m/berita/180436/pemkot-padangbenahi-infrastruktur-pasar-bandarbuat.html. (Diakses pada 12 Januari 2017).