Hubungan Antara Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Pada Balita Usia 1-3 Tahun di wilayah Kerja Puskesmas Ranomuut kota Manado Junita Pemi Pasapan*, Nova H. Kapantow*, Dina V. Rombot* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
Abstract Nationally, nutrition prevalence status with weight-lack on 2013 is 19,6 % consist of 5,7 % of malnutrition and 13,9 & under weight. If its compare with the nation prevalence numeral on 2007 (18,4) and on 2010 (17,9) become more larger. The significant changing particularly of malnutrition prevalence on 2007 which is 5,4 %, on 2010 4,9 % and on 2013 5,7%. Whereas under-weight prevalence advance 0,9& from 2007 to 2013. The purpose of this research is to find out the coherence between motorik development with the nutrition status of children with age 1-3 in puskemas ranomut manado. This research used the analytic survey method with cross sectional approachment which is been done on july-august 2014 at puskesmas ranomut manado. The population in this research is children age 1-3 years with total 1186 children, with total fulfill criteria sample are 93 children. The Experiment statistic that have been used to analyzing data is experiment chi-square with α=0,05. Based on the preliminary research that have been done at puskesmas ranomut manado, its total result 7 (7,5) under weight children has abnormal motorik development and 36 (38,7) children with normal weight has an abnormal motorik development. The result of the statistic experiment used the chi-square experiment motorik development with nutrition status according BB/U with p= 0,003. There is a significant relationship between motorik development with nutrients status according to BB/U of children with age 1-3 years old at puskesmas ranomut manado. Key word: motorik development, nutrition status, children age 1-3 years old.
Abstrak Sebanyak 16% diantara anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan dan syaraf yang ringan sampai berat seperti motorik kasar, motorik halus, hingga gangguan bicara. Secara nasional, prevalensi status gizi dengan berat badan kurang pada tahun 2013 adalah 19,6%, terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Di Sulawesi Utara prevalensi gizi buruk balita (BB/U) 3,8%, gizi kurang (BB/U) 6,8%. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara perkembangan motorik dengan status gizi (BB/U) anak usia 1-3 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomut Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus tahun 2014 di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomut Kota Manado. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 1-3 tahun sebanyak 1186 anak, dengan sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 93 anak. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah uji Fisher’s Exact Test dengan = 0,05. Berdasarkan penelitan yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomuut, didapatkan hasil sebanyak 7 anak (7.5%) dengan status gizi kurang yang mengalami perkembangan motorik abnormal dan 36 anak (38,7%) dengan status gizi normal yang mengalami perkembangan motorik abnormal. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher’s Exact Test perkembangan motorik dengan status gizi menurut BB/U dengan nilai p = 0,003. Terdapat hubungan yang signifikan antara perkembangan motorik dengan status gizi menurut BB/U pada anak usia 1-3 tahun di Wilayah kerja Puskesmas Ranomut Kota Manado. Kata Kunci: Perkembangan Motorik, Status Gizi, Anak usia 1-3 tahun
1
lansia. Golongan rawan gizi terutama bayi,
PENDAHULUAN Balita adalah anak yang berumur 0-59
balita, anak sekolah dan remaja berada pada
bulan, pada masa ini ditandai dengan proses
masa pertumbuhan dan perkembangan, karena
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
itu sangat diperlukan zat-zat gizi dalam jumlah
pesat,
yang
yang besar dalam makanan mereka sehari-hari
memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih
(Arisman, 2008).Status gizi baik atau status gizi
banyak
(Waryana,
optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup
2010).Fase terpenting dalam pertumbuhan dan
zat-zat gizi yang digunakan secara efisien,
perkembangan anak adalah ketika masa bayi dan
sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
balita, karena pada masa itulah saat yang paling
perkembangan otak, kemampuan kerja, dan
vital bagi orang tua dalam membangun fondasi
kesehatan secara umum pada tingkat setinggi
pertumbuhan dan perkembangan buah hati.
mungkin.Status gizi kurang terjadi bila tubuh
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada
mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat
masa bayi dan balita merupakan proses yang
gizi esensial.Gangguan gizi di sebabkan oleh
teramat penting dalam menentukan masa depan
faktor primer dan sekunder.Faktor primer adalah
anak baik secara fisik, mental maupun perilaku.
bila susunan makan seseorang salah dalam
Laju pertumbuhan dan perkembangan pada
kuantitas dan atau kualitas.Faktor sekunder
setiap tahapan usia tidak sama, tergantung dari
meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat
faktor keturunan, konsumsi gizi, perlakuan orang
gizi tidak sampai di sel-sel tubuh setelah
tua dan lingkungan terhadap anak (Sunartyo,
makanan dikonsumsi, misalnya faktor-faktor
2007).
yang
yang menggangu absorbsi zat-zat gizi adalah
dipantau adalah motorik kasar, motorik halus,
adanya parasit, penggunaan laksan/obat cuci
kemampuan bicara dan bahasa serta sosialisasi
perut dan sebagainya (Almatsier, 2002).
dan
disertai
dengan
dengan
kualitas
Aspek-aspek
tinggi.
perkembangan
kemandirian.Salah
mengetahui
perubahan
satu
adanya
upaya
untuk
penyimpangan
METODE PENELITIAN
perkembangan bayi dan balita yaitu dengan
Jenis
deteksi
observasional
dini
anak.Melalui
penyimpangan deteksi
ini
analitik
adalah dengan
penelitian pendekatan
dan mengetahui
penelitian cross sectional, dimana semua data
adanya masalah pada perkembangan anak, maka
yang menyangkut variabel penelitian diukur
pemulihannya dapat dilakukan lebih awal,
pada waktu yang bersamaan. Penelitian ini
sehingga
dapat
dilaksanakan di Puskesmas Ranomuut yang
berlangsung optimal (Depkes, 2005).Status gizi
terletak di Kecamatan Paal dua Kelurahan
masyarakat biasanya ditunjukan dengan masalah
Perkamil kota Manado, pada bulan Juni-
gizi dari masyarakat yang rawan gizi antara lain
September 2014. Populasi dalam penelitian ini
bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan
adalah seluruh balita yang berusia 1-3 tahun di
tumbuh
dini
perkembangan
penelitian
kembang
anak
2
wilayah kerja
Puskesmas
Ranomuut
yaitu
Test kurang dari 0,05 menyatakan hipotesis
sebanyak 1186 balita. Untuk besar sampel
diterima atau terdapat hubungan.
dilakukan perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus Slovin (Saryono, 2011)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data laporan bulanan Puskesmas
Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu
Ranomuut, Jumlah Populasi balita 1-3 tahun (N)
sebanyak 93 sampel, responden dalam penelitian
= 1186, d = 0,1 sehingga diperoleh jumlah
ini adalah ibu yang mempunyai anak berumur 1
sampel sebanyak 93 anak. Teknik sampling yang
sampai 3 tahun yang berdomisili di wilayah
akan digunakan adalahRandom sampling dengan
kerja Puskesmas Ranomut Kota Manado yang
pendekatan
random
telah memenuhi kriteria inklusi dan kiriteria
sampling. Pengumpulan data yaitu data sekunder
eksklusi. Karakteristik subjek dikaji berdasarkan
dan primer. Data primer diperoleh dengan cara
umur, jenis kelamin, ASI eksklusif, makanan
melakukan wawancara menggunakan kuisioner
pertama selain ASI, riwayat imunisasi, dan
dan menggunakan Formulir Denver II dengan
riwayat penyakit. Karakteristik responden dikaji
melakukan beberapa tes sesuai usia balita. Data
berdasarkan
sekunder merupakan data balita yang diperoleh
pendapatan.
Propotional
stratified
pendidikan,
pekerjaan,
dan
dari bulanan Puskesmas Ranomuut.Pengolahan data melalui
PERKEMBANGAN MOTORIK
a. Editing
Tabel
b. Coding.
Perkembangan Motorik
2012). univariat yaitu untuk mengetahui
karakteristik penelitian yang akan dilakukan dengan cara menganalisis variabel-variabel yang Analisis
bivariat
dimaksudkan
subjek
berdasarkan
n
%
Normal
50
53,8
Meragukan
27
29
Abnormal
16
17,2
Jumlah
93
100
Motorik
d. Pembersihan Data (cleaning).(Notoatmodjo,
ada.
Distribusi
Perkembangan
c. Memasukkan Data (Data Entry)
Analisis
1.
Berdasarkan
untuk
penelitian
yang
dilakukan
mengetahui hubungan kedua variabel yaitu
didapatkan hasil sebanyak 50 (53,8%) anak yang
hubungan antara variabel bebas dan variable
tergolong dalam status perkembangan motorik
terikat yang dianalisis menggunakanFisher’s
normal, sebayak 27 anak (29%) yang tergolong
Exact
tingkat
dalam status perkembangan motorik meragukan
kemaknaan 95% atau nilai α = 0,05. Jika nilai
dan sebanyak 16 anak (17,2%) yang mengalami
Fisher’s Exact Test lebih besar dari 0,05
perkembangan
menyatakan hipotesis ditolak atau tidak terdapat
pengujian
hubungan, sebaliknya jika nilai Fisher’s Exact
pembagian perkembangan motorik yaitu normal
Testuntuk
mengetahui
pada
dan 3
abnormal.
statistik
abnormal
hanya
sehingga
Kemudian digunakan
status
pada dua
meragukan
digolongkan
dalam
perkembangan
motorik
status
abnormal.
perkembangan
motorik
normal.
Berdasarkan uji Fisher Exact diperoleh hasil nilai p sebesar 0.003 hal ini berarti terdapat
Status Gizi
hubungan
Tabel 2. Distribusi Subjek Berdasarkan Status
pengukuran
Gizi (BB/U)
motorik.
Status Gizi
n
(BB/U)
antara BB/U
status
gizi
dengan
berdasarkan perkembangan
Hasil penelitian ini didukung oleh
%
penelitian yang dilakukan oleh Zulaikah (2010)
Kurang
7
7,5
dengan judul hubungan status gizi dengan
Baik
86
92,5
perkembangan anak usia 2 sampai 3 tahan di
Lebih
0
0
93
100
Jumlah
wilayah
11,
diketahui
berdasarkan BB/U
status
yaitu
dari
Puskesmas
Gambiran
Kota
Surakarta dengan hasil terdapat hubungan positif
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel
kerja
gizi
subjek
93
subjek,
dan
signifikan
antara
status
gizi
dengan
perkembangan dengan nilai p = 0,03 . Susanti (2013)
sebanyak 86 subjek (92,5%) memiliki status gizi
dengan
hasil
penelitian
yang
menunjukkan terdapat hubungan antara status
baik, untuk 7 subjek (7,5%) memiliki status
gizi dengan perkembangan motorik kasar pada
gizi kurang dan untuk status gizi lebih tidak ada
balita usia 6-12 bulan di Posyandu Dusun
(0%).
Kedungbendo desa Gemekan kecamatan Sooko Kabaupaten Mojokerto, didapatkan hasil Rho =
Hubungan
Antara
Status
Gizi
dengan
0.056.
Perkembangan Motorik
(2007)
juga
melakukan
penelitian yang sama dengan hasil terdapat
Tabel 3. Hubungan antara status gizi dengan
hubungan
perkembangan motorik
antara
status
gizi
dengan
perkembangan motorik kasar pada anak usia 1-3
Perkembang motorik Status
Nasriyah
tahun di desa Glagahwaru kecamatan undakan Total
Abnormal
Normal
gizi
n
%
n
%
n
%
Kurang
7
7,5%
0
0
7
92,5
Baik
36
38,7
50
53,8
86
92,5
Jumlah
43
46,2
50
53,8
93
100
P
Kabupaten Kudus dengan nilai p =0,00001. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012)
0.003
dengan hasil penelitian, tidak ada hubungan antara yang signifikan antara status gizi dengan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil
perkembangan motorik kasar anak1-5 tahun di
sebanyak 7 anak (7,5%) dengan status gizi
Posyandu
kurang dan 36 (38,7%) anak dengan status gizi
Buah
Hati
kelurahan
Kecamatan Banjarsari kota Surakarta.
baik yang tergolong dalam status perkembangan motorik abnormal dan sebanyak 50 anak (53.8%) dengan status gizi baik yang mengalami 4
Ketelan
4. Perlu
KESIMPULAN
dilakukan
penelitian
lanjutan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
untuk mengetahui faktor-faktor lain
pada bab sebelumnya, peneliti mengambil
yang dapat menyebabkan keterlambatan
kesimpulan:
pada perkembangan motorik dan yang
1. Status gizi balita yang kurang sebanyak
berhubungan dengan status gizi.
7 anak (7,5%) dan yang normal 86 anak (92,5%).
Daftar Pustaka
2. Perkembangan motorik yang abnormal
Almaitser, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu
sebanyak 43 anak (46,2%) dan normal
Gizi.Gramedia Pustaka Utama.
sebanyak 50 (53,8%).
Arisman,.2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan.
3. Terdapat hubungan antara status gizi
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
dengan perkembangan motorik pada
EGC
anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja
Depkes RI. 2005. Pedoman Pelaksana Stimulasi,
Puskesmas Ranomuut kota Manado
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
dengan p= 0,003.
Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Nasriyah, Islami, Asamawati H. Hubungan
SARAN 1. Bagi
pihak
memberikan
Puskesmas penyuluhan
untuk
Status
Gizi
Anak
Dengan
kepada
Perkembangan Motorik Kasar Usia
masyarakat khusunya para ibu tentang
1-3 Tahun Di Desa Glagahwaru
pentingnya memberikan makanan yang
Kecamatan
bergizi kepada anak.
Kudus Tahun 2007. JIKK, Vol, 2,
2. Bagi para ibu dari balita untuk lebih memperhatikan konsumsi
pola
makan
makan sesuai
makanan
Kabupaten
No. 2 tahun 2007.
dan
Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian
dengan
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
kebutuhan gizi setiap balita, dalam mengkonsumsi
Undaan
Sari, D.W, Endang, Purwanto, S.
sehari-hari
2012.
Hubungan antara Status Gizi Dengan
biasakan dengan menu gizi seimbang.
Perkembangan Motorik Kasar Anak
3. Bagi seluruh orang tua dan pengasuh
Usia 1-5 Tahun di Posyandu Buah
untuk
lebih
memperhatikan
dan
Hati Ketelan Banjarmasin Surakarta.
memantau perkembangan anak serta
Jurnal Kesehatan Vol. 5, No.2,
memberi
Desember 2012
stimulasi
membantumerangsang
untuk
perkembangan
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian
motorik anak.
Kesehatan Penuntun Praktis Bagi
5
Pemula.
Yogyakarta: Mitra
Cendekia Press Sunartyo, N. 2007.PanduanMerawat Bayi dan Balita.Jogjakarta: EGC Susanti, W. Status Gizi Dan Perkembangan Motorik Kasar Pada Balita Usia 6-12 Bulan
Di
Kedungbendo Kecamatan
Posyandu Desa Sooko
Dusun Gemelan
Kabupaten
Mojokerto. Jurnal Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit, Vol. 5, No.1, Februari 2013 Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihana Zulaikhah, S. 2010. Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Anak Usia 2 Sampai 3 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambirsari
Kota
Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6