PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA Gambaran Umum Obyek Penelitian PT. BPR Kridaharta berdiri tanggal 23 Maret 1969 di kota Salatiga. Dulunya bernama PT. Bank Pasar Kridaharta yang didirikan oleh empat orang yaitu: Bapak BM. Martono, Bapak MC. Markono, Bapak Mr. Soekardjono, SH, dan Bapak Soelaiman Atmo Soedargo. Pada bulan September tahun 1984 semua bank sekunder yang berbentuk PT. Bank Pasar dan PT. Bank Desa berubah menjadi BPR, dan dengan sendirinya PT. Bank Pasar Kridaharta berubah menjadi PT. BPR Kridaharta.
Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Proses perhitungan PPAP di PT. BPR Kridaharta dilakukan oleh bagian administrasi kredit dan pelaporan, yang dilakukan di setiap akhir bulan. Hasil perhitungan PPAP tersebut digunakan sebagai alat pengendali, dalam hal ini sebagai acuan untuk perhitungan PPAP selanjutnya. Dalam menentukan besarnya cadangan, PT. BPR Kridaharta menggunakan pendekatan Neraca, yaitu menentukan terlebih dahulu cadangan penghapusan aktiva produktifnya karena sebuah bank wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif berupa cadangan umum dan cadangan khusus yang berfungsi sebagai cadangan biaya antisipasi yang ditempatkan pada pos aktiva pada suatu neraca pada laporan keuangan untuk menutupi risiko kerugian yang mungkin akan terjadi.
18
Cara Perhitungan PPAP Wajib Dibentuk di BPR Kridaharta: PPAP Umum
: Lancar
= Aktiva Produktif x 0,5%
PPAP Khusus
: Kurang Lancar = (Aktiva Produktif x 10%) – Nilai Agunan Diragukan
= (Aktiva Produktif x 50%) – Nilai Agunan
Macet
= (Aktiva Produktif x 100%) – Nilai Agunan
Standar Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 Tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk (PPAPWD) harus sama dengan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang telah dibentuk (PPAP Real). Dalam hal ini, apabila PPAP Wajib Dibentuk lebih kecil dari PPAP Real maka terjadi kelebihan pencadangan yang diperhitungkan sebagai pendapatan, sebaliknya apabila PPAP Wajib Dibentuk lebih besar dari PPAP Real maka terjadi kekurangan pencadangan yang diperhitungkan sebagai kerugian. Cara melihat tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif yaitu: (PPAP) :
PPAP yang telah dibentuk (real) PPAP yang wajib dibentuk
19
Nilai Agunan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan PPAP di PT. BPR Kridaharta: Dari 7 kategori bobot yang terdiri dari 12 jenis sifat agunan sebagai pengurang pembentukan PPAP, nilai agunan yang digunakan PT. BPR Kridaharta adalah sebagai berikut: a. 80% dari nilai hak tanggungan untuk agunan berupa tanah, bangunan dan/atau rumah yang memiliki sertifikat yang diikat dengan hak tanggungan.
Yang dimaksud dengan tanah, bangunan, dan/atau rumah yang memiliki sertifikat adalah tanah, bangunan dan/atau rumah yang dilekati dengan hak atas tanah berupa hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai. Dalam hal ini, yang berlaku di BPR Kridaharta sebagai agunan hanya sertifikat HM (Hak Milik) tanah dan bangunan, serta HM tanah kosong. Keputusan ini berdasarkan kebijakan dari pimpinan, hal ini untuk mempermudah eksekusi apabila terjadi wanprestasi. Hak Tanggungan disini berarti APHT (Akta Pemberian Hak Tanggungan) atau dibalik nama atas nama bank tersebut ketika diagunkan. Di BPR Kridaharta, APHT berlaku mulai pinjaman sebesar 25 juta ke atas.
b. 60% dari Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) untuk agunan berupa tanah, bangunan, dan/atau rumah yang memiliki sertifikat yang tidak diikat dengan hak tanggungan.
20
Dalam hal ini, apabila pengajuan kredit menggunakan agunan sertifikat harus menyertakan NJOP terakhir. Hal ini berlaku untuk NJOP nya yang nilainya tinggi tetapi pinjaman (kreditnya) tidak lebih dari 25 juta rupiah. Contoh: NJOP nya 50 juta tetapi pinjamannya hanya 10 juta, berarti yang dipakai NJOP nya karena pengajuannya tidak lebih dari 25 juta jadi tidak perlu diikat dengan APHT cukup dengan SKMHT (Surat Kuasa Memberian Hak Tanggungan). Tetapi kalau pinjamannya lebih besar dari NJOP nya, maka BPR Kridaharta memakai taksiran harga pasar, karena biasanya NJOP tidak sama dengan harga pasar yang sebenarnya.
c. 30% dari nilai pasar untuk agunan berupa kendaraan bermotor, kapal, atau perahu bermotor yang disertai dengan bukti kepemilikan dan telah dilakukan pengikatan sesuai ketentuan yang berlaku.
Yang dimaksud nilai pasar adalah jaminan uang yang diperkirakan dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu aset pada tanggal penilaian setelah dikurangi biaya-biaya transaksi. Dalam hal ini, di BPR Kridaharta berlaku untuk kendaraan sepeda motor usia maksimal 5 tahun, dan mobil 10 tahun. Dan pengikatannya dilakukan oleh notaris yang disebut Fidusia.
21
Perbedaan PPAP Wajib Dibentuk dan PPAP Dilaporkan (Real) dalam 2 tahun terakhir di PT. BPR Kridaharta Tabel 3.0 Perbedaan PPAP Wajib Dibentuk dan PPAP Dilaporkan (Real) tahun 2011 di PT. BPR Kridaharta: (Dalam Ribuan Rp.) Mar-11 PPAP (1)
Jun-11
Sep-11
Des-11
Bobot (2)
Aktiva Produktif (3)
Nilai Agunan (4)
(5) PPAPWD = (2) x (3) - (4)
Aktiva Produktif (6)
Nilai Agunan (7)
(8) PPAPWD = (2) x (6) - (7)
Aktiva Produktif (9)
Nilai Agunan (10)
(11) PPAPWD = (2) x (9) - (10)
Aktiva Produktif (12)
Nilai Agunan (13)
(14) PPAPWD = (2) x (12) - (13)
0,5%
13.372.472
-
66.862
13.946.629
-
69.733
13.980.690
-
69.903
14.226.032
-
71.130
KL
10%
518.084
34.600
17.208
996.863
83.148
16.538
647.994
48.709
16.090
648.595
43.687
21.173
D
50%
543.016
215.214
56.294
454.775
179.302
48.086
852.591
286.124
140.172
858.904
372.076
57.376
M
100%
659.002
474.290
184.712
665.646
495.654
169.992
624.228
558.402
65.826
616.696
549.070
67.626
1. Umum L
2. Khusus
TOTAL PPAPWD
325.076
304.349
291.991
217.305
PPAP Real
325.577
304.348
291.991
210.690
Prosentase (%)
100
100
100
96,9
Sumber: Lampiran 3, 4, 5 dan 6 (diolah) 22
Tabel 3.1: Perbedaan PPAP Wajib Dibentuk dan PPAP Dilaporkan (Real) Tahun 2012 di PT. BPR Kridaharta: (Dalam Ribuan Rp.)
PPAP (1)
Bobot (2)
Mar-12 Aktiva Produktif (3)
Nilai Agunan (4)
0,5%
14.362.377
KL
10%
D
M
Jun-12 (5) PPAPWD = (2) x (3) - (4)
Aktiva Produktif (6)
Nilai Agunan (7)
-
71.812
13.704.738
714.092
56.104
15.305
50%
685.158
282.951
100%
804.647
690.163
Sep-12 (8) PPAPWD = (2) x (6) - (7)
Aktiva Produktif (9)
Nilai Agunan (10)
-
68.524
13.442.115
750.885
56.105
18.984
59.628
514.072
210.524
114.484
1.070.242
638.678
Des-12 (11) PPAPWD = (2) x (9) - (10)
Aktiva Produktif (12)
Nilai Agunan (13)
(14) PPAPWD = (2) x (12) - (13)
-
67.211
14.913.106
-
74.566
631.112
54.741
8.370
438.183
38.207
5.611
46.512
342.044
141.258
29.764
383.025
166.395
25.118
431.564
863.755
590.100
273.655
778.705
566.783
211.922
1. Umum L
2. Khusus
TOTAL PPAPWD
261.229
565.583
379.000
317.216
PPAP Real
265.228
565.583
378.979
317.215
Prosentase (%)
100
100
99,9
99,9
Sumber: Lampiran 7, 8, 9 dan 10 (diolah)
23
Dari tabel Perbedaan PPAP Wajib Dibentuk dan PPAP Real dalam 2 tahun terakhir (2011 dan 2012) di PT. BPR Kridaharta tersebut, menunjukkan bahwa pada tahun 2011 PPAP Real dalam ribuan totalnya sebesar 1.132.606 dan total PPAP Wajib Dibentuk sebesar 1.138.721 dengan prosentase 99,4%, sedangkan pada tahun 2012 PPAP Real dalam ribuan totalnya sebesar 1.527.005 dan total PPAP Wajib Dibentuk sebesar 1.523.028 dengan prosentase 100%. Bank Indonesia akan melakukan pemeriksaan atas perbedaan yang terjadi antara PPAP Real dan PPAP Wajib Dibentuk yang terjadi di PT. BPR Kridaharta, setelah dilakukan pemeriksaan, Bank Indonesia akan meminta PT. BPR Kridaharta untuk melakukan adjustment atau penyesuaian atas perbedaan tersebut. Hal ini mengidentifikasikan bahwa PT. BPR Kridaharta sudah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 Tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat dalam hal mencadangkan biaya, guna menutupi resiko kemungkinan kerugian mengalami kelebihan dana yang berarti ini sangat baik untuk kelancaran penghapusan aktiva produktif. Dengan melihat perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan PPAP di PT. BPR Kridaharta semakin meningkat dalam periode tahun berjalan, maka semakin berisiko pula kemungkinan kerugian yang akan dialami. Kerugian sebenarnya disebabkan oleh piutang yang dalam kenyataaanya tidak perlu ditagih tetapi dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih. Dalam hal cadangan piutang tak tertagih tidak seluruhnya dipakai untuk menutupi kerugian yang disebabkan oleh piutang yang tidak dapat ditagih, maka dari itu jumlah kelebihan cadangan tersebut
24
diperhitungkan sebagai pendapatan, sedangkan dalam hal jumlah cadangan tersebut yang tidak mencukupi, kekurangannya diperhitungkan sebagai kerugian.
25