Andik Susanto
77
KETUNTASAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSTEKTUAL DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH PIDATO Andik Susanto SMP Muhammadiyah 1 Sumberejo, Bojonegoro Hp.085854827573 Gmail:
[email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui ketuntasan pembelajaran siswa setelah pembelajaran konstektual dalam mengembangkan kemampuan menulis naskah pidato. Data penelitian ini adalah peristiwa dan informasi tentang penerapan pendekatan pembelajaran konstektual. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi teknik observasi (pengamatan secara langsung) dan teknik tes (digunakan soal tes). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam menulis naskah pidato siswa kelas IX SMP M 1 Sumber rejo tahun pembelajaran 2014/2015 bahwa ketuntasan pembelajaran mengacu pada proses penilaian dan hasil penilaian. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ketuntasan pembelajaran setelah pembelajaran konstektual tercapai dengan nilai di atas KKM. Kata-kata kunci: pembelajaran konstektual, menulis naskah pidato
Abstract: Thepurpose of thisstudywasto. (1) To determine thecompleteness of studentafter contextual learning in developing the ability to write speeches. This research data is of events and information about the practice of contextual learning approach. Data collection techniques used include observation techniques and test engineering. There sult of this study indicate that in writing speeches grade 9 students learning SMP M 1 Sumber rejo years 2014/2015 that mastery learning refers to the process of assessment base don there sult of this study conclude that after learning mastery is achieved with a value above the KKM. Keywords: contextual teaching and learning, writing speech of the script
PENDAHULUAN Pembelajaran di sekolah mencakup empat aspek penting, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis sebenarnya bukanlah suatu perbuatan yang luar biasa, melainkan perbuatan yang sulit, hal itu dikarenakan banyak orang yang tidak mudah untuk menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikiran kedalam bentuk tulisan. Untuk dapat
menghasilkan suatu karya tulis yang baik dan benar diperlukan persiapan sebaikbaiknya dan pelatihan secara bertahap. Menulis memerlukan konsentrasi yang lebih, membutuhkan waktu lama untuk menuangkan ide, dan membutuhkan perbendaharaan kata yang cukup banyak. Di dalam pembelajaran ini penulis menggunakan model pembelajaran konstektual karena landasan filosofi (CTL) adalah kontrukstivismisme, yaitu
78
WAHANA PEDAGOGIKA, Vol. 2, No. 1, Juni 2016
filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan. Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh John Dewey pada awal abad ke- 20, yaitu sebuah filosofi belajar yang menekankan pada pengembangan minat dan pengalaman siswa. Naskah pidato merupakan teks yang bersifat resmi. Ketepatan penggunaan tanda baca, ejaan, pemilihan kata baku, dan keefektifan kalimat haruslah diperhatikan. Kesalahan pengorganisasian kalimat dapat berakibat fatal terhadap penafsiran makna kalimat. Pemilihan penelitian dijenjang sekolah menegah pertama pada pemikiran bahwa untuk menunjang keterampilan siswa didalam menulis kalimat yang efektif, utamanya dalam menulis naskah-naskah resmi selain alasan tersebut, setelah melakukan observasi, peneliti banyak menemukan kasus bahwa siswa hanya membuat teks pidato dan membacanya tanpa mengalaminya. Berdasarkan alasanalasan tersebut peneliti memilih siswa kelas IX SMP M 1 Sumberrejo sebagai subjek penelitian. MenurutSugiyanto (2009:14), pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning-CTL) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Pembelajaran ini juga mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan merekasendiri-sendiri. Pembelajaran berbasis CTL menurut Sanjaya (2004:24) melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran,
yakni konstruktivimisme (construktivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:17) Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat di pandang dari dua subjek yaitu dari siswa dan dari guru. Menulis adalah melukiskan lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain mampu membaca lambang tersebut (Musabah, 1994:03). Jadi, keterampilan menulis merupakan kreativitas mengembangkan kemampuan menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan. Menurut Aziez dan alwasilah (1996:128), menulis merupakan keterampilan yang paling sedikit digunakan diantara empat keterampilan yang kita miliki. Pidato adalah pengungkapan fikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak (Nurdin, dkk, 2002:218). Pidato merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu kepada khalayak ramai dengan memperhatikan kaidahkaidah tertentu agar isi pidato lebih bermakna dan mencapai sasaran yang diinginkan. Menurut Slamet (2009:120), secara garis besar, naskah pidato terdiri dari tiga bagian, yaitu (1) Pembukaan (pendahuluan), (2) isi (uraian pokok permasalahan), dan (3) kesimpulan (penutup). Menurut Nurdin, dkk (2002:219), dalam berpidato ada beberapa macam metode yang harus diperhatikan, diantaranya sebagai berikut: (1) Metode impromtu adalah metode berpidato berdasarkan kebutuhan sesaat tanpa persiapan yang memadai, (2) Metode Naskah adalah metode berpidato yang benar-benar dipersiapkan dengan cermat.
Andik Susanto
Pembicara menyusun naskah terlebih dahulu sebelum berpidato. (3) Metode memoriter atau menghafalkan adalah metode berpidato dengan cara pembicara menulis naskah lebih dahulu sebelum menghafalkannya. (4) Metode ekstemporan adalah metode berpidato dengan cara pembicara menulis pokokpokok pikiran yang akan disampaikan. Pembelajaran ini peneliti lebih fokus pada ketuntasan belajar siswa karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan di dalam menuangkan ide/gagasan lewat tulisan. Dalam kegiatan ini peneliti ingin mnegetahui proses belajar dan hasil belajar dengan prinsip CTL, yaitu Relating (mengaitkan), experiencing (mengalami), applying (menerapkan), cooperating (bekerjasama), dan transferring (memindahkan). Ketuntasan belajar dalam pembelajaran ini lebih mengacu pada hasil penulisan kerangka pidato dan pengembangannya dalam bentuk naskah pidato. Diharapkan dari penulisan ini ketuntasan belajar tercapai sesuai KKM yang sudah ditentukan serta pendekatan pembelajaran konstektual bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas IX SMP M 1 Sumberrejo. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penerapan pendekatan pembelajaran ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan penerapan. Karena dengan penerapan pendekatan ini diharapkan untuk memperbaiki dan mengembangkan profesional guru dalam proses belajar mengajar dikelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.
79
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian mengenai penerapan pendekatan pembelajaran konstektual dalam mengembangkan kemampuan menulis naskah pidato siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Sumberrejo adalah metode deskriptif kualitatif (penelitianPra-eksperimen). Ada empat sumber data penting yang dijadikan sasaran penggalian dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut meliputi: (1) Tempat dan Waktu Penelitian; (2) Kolabolator; (3) Dokumen; (4) Peristiwa. Penelitian ini berjalan melalui beberapa tahapan sejak persiapan, pelaksanaan, hingga pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa peristiwa dan informasi tentang penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam mengembangkan kemampuan menulis naskah pidato kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Sumberrejo Bojonegoro. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian (1) Teknik observasi, (2) Teknik tes. Instrumen penelitian ini adalah Lembar observasi: perangkat pembelajaran, kegiatan guru selama pembelajaran, kegiatan siswa selama pembelajaran dan evaluasi. Instrumen dalam bentuk tes adalah butir-butir soal yang diberikan kepada siswa. Teknik analisis data di antarannya adalah reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil proses penilaian yang dilakukan sebelumnya dari kriteria penilaian maka diperoleh hasil penilaian sebagai berikut:
80
WAHANA PEDAGOGIKA, Vol. 2, No. 1, Juni 2016 Tabel 1 Data Nilai Menulis Naskah Pidato kelas IX SMP M 1 Sumberrejo
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA A Rozikul Huda Andik Kurniawan Ari Rama Saputra Afif Muhammad Nur Adha Adi Sutomo Rafi A. Achmad Riswan nafiz Angga Meirta Saputra Adam Ali Muharrom Ahmad Maulana Danny Bagus Pratama Fristada Aprinanta Moch.Andrian M. Bagus Setiawan M. Nur Rohim Moch. Riki Hermawan M. Priyo Yunanta M. Sultan Al Farizi Riki Purwanto Rizki Adi Nugroho Rangga Ari Perdiansyah Riti Ardana F. Saiful Muharrom Slamet Abidin Sulaiman M J Taufiqurohman Perdiansyah Saputra Purwanto Qodir Jaelani Yoyon Jaelani Riski Aditiya
KERANGKA NASKAH PIDATO PIDATO 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
NILAI AKHIR 83.5 83.5 66.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5 66.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5 66.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5 83.5
Dengan kriteria poin sebagai berikut: 3 poin :Sangatbaik 2 poin :Baik 1 poin :Kurangbaik NilaiAkhir : Perolehannilaix 100 % = Skormaksimal Dengan kriteria penilaian 83.5 (sangat baik), 66.5 (baik), dan 50 (kurang
baik). Dari hasil penilaian kerangka pidato dan penulisan naskah pidato rata-
Andik Susanto
rata sudah menunjukan nilai 83.5 (sangat baik) diatas KKM yang sudah ditentukan, ada 3 anak yang nilainya dibawah KKM yaitu 66.5 (kurang baik). siswa mengidentifikasi contoh kerangka pidato yang sudah dibagikan peneliti, siswa dengan semangat tinggi memahami setiap kerangka pidato. Kegiatan peneliti dan siswa ini sesuai pembelajaran CTL yaitu inkuiri dengan cara mendorong siswa untuk menemukan masalah sampai merumuskan kesimpulan dari contoh kerangka pidato tersebut. Untuk kegiatan selanjutnya siswa siswa berkelompok sesuai pembagian dari peneliti (satu kelompok lima anak). Dari kegiatan ini mencerminkan prinsip CTL yaitu prinsip kesalingbergantungan, yaitu prinsip yang menekankan pada siswa untuk memecahkan dan menganalisis kerangka teks pidato yang sudah dibagikan, dari kegiatan ini siswa sangat antusias karena ada rasa ingin tahu yang tinggi terhadap analisis kerangka pidato. Kegiatan terkahir dalam pertemuan I siswa diberi tugas rumah (PR) untuk mencari tema/topik yang ada disekitar lingkungannya. Dalam tugas ini tujuannya siswa mencerminkan prinsip CTL yaitu pengorganisasian diri. Terlihat ketika siswa ,mencari dan menemukan tema/topik pidato yang sesuai kemampuan dan minat mereka sendiri. Sebagian siswa ada yang belajar kelompok dan kerja sendiri dalam tugas rumah ini. Ada beberapa anak yang kesulitan dalam penentuan tema/topik, Sehingga peneliti selalu memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap anak tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Ketuntasan pembelajaran setelah pendekatan pembelajaran konstektual dinilai dari beberapa aspek, diantaranya observasi secara langsung, mengajukan
81
pertanyaan, merancang teks pidato, mengkomunikasikan diri, prediksi peneliti, interpretasi data, kesimpulan peneliti, penilaian aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif. kriteria penilaian 83.5 (sangat baik), 66.5 (baik), dan 50 (kurang baik). Dari hasil penilaian kerangka pidato dan penulisan naskah pidato rata-rata sudah menunjukan nilai diatas KKM yaitu 83.5 (sangat baik), ada 3 anak yang nilainya dibawah KKM yaitu 66.5 (kurang baik). Keaktifan siswa dalam penelitian ini sudah menunjukan 90% aktif dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran guru harus mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta tujuan pembelajaran. Evaluasi hendakya jangan sampai terlupakan. Sebaiknya guru terus meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan, menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas sehingga kualitas pembelajaran semakin meningkat. Selain itu guru hendaknya dapat menerima saran maupun kritik dan memperbaiki kekurangan pada dirinya. Siswa disarankan untuk mengikuti pembelajaran secara aktif. Siswa harus bisa menambah wawasan dan mendalami materi yang dipelajari. Selain itu, sekiranya siswa kurang setuju terhadap cara mengajar guru, maka siswa dapat memerikan masukan ataupun saran kepada guru yang bersangkutan. Dengan demikian pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. DAFTAR RUJUKAN Aziez, Furqainul dan A. Caedar AlWasilah. 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif. Bandung : Angkasa. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.
82
WAHANA PEDAGOGIKA, Vol. 2, No. 1, Juni 2016
Nurdin, dkk. 2002. Intisari Bahasa dan Sastra. Bandung : Pustaka Setia. Sanjaya, Wina. Pembelajaran
2006.
Strategi Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Matapali Presindo.