MODEL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF MELALUI PEMAHAMAN CAN DO PADA SISWA KELAS IX MTs. AL-MU`AWANAH SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MA KALAH
Disusun oleh : USEP BUDI NIM.1021.0884
PROGRAM STUDI PBS INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF MELALUI PEMAHAMAN CAN DO PADA SISWA KELAS IX MTs. AL-MU`AWANAH SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
Usep Budi NIM.1021.0884 Program Studi PBS Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan kemampuan menulis teks pidato persuasif siswa sebelum menggunakan pemahaman CAN DO? 2) kemampuan menulis teks pidato persuasif siswa sesudah menggunakan pemahaman CAN DO? 3)Besaran pengaruh dari penerapan pemahaman CAN DO terhadap kemampuan siswa kelas IX dalam menulis teks pidato persuasif. Metode penelitian ini adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai reaksi dan tindakan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Penelitian ini dilakukan secara sistematis mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, hingga refleksi, semua itu bertujuan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran agar tercipta kualitas pembelajaran yang semakin baik sehingga meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks pidato persuasif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran menulis teks pidato persuasif melalui pemahaman CAN DO dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks pidato persuasif. Tujuan penerapan model pembelajaran tersebut untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks pidato persuasif dikatakan telah tercapai. Rata-rata nilai siswa pada tes akhir mengalami peningkatan dibandingkan dengan rata-rata nilai siswa pada pembelajaran sebelumnya.
Kata kunci : Menulis teks Pidato, CAN DO PENDAHULUAN Sambutan upacara yang dapat menjadi pembelajaran berpidato bagi para siswa yang mendengarkannya, jarang sekali dilakukan dengan cara ekstemporan ataupun membaca naskah lebih banyak dilakukan dengan cara Impromtu. Hal ini menjadi sebuah indikasi bahwa siswa sekolah menengah jarang sekali mengapresiasi pembacaan pidato secara ekstemporan dan membaca naskah. Peneliti mencoba meminta para siswa untuk menulis sebuah teks pidato. Setelah melihat hasil pekerjaan siswa, ternyata banyak dari mereka yang mengalami kesulitan untuk mengembangkan ide-ide mereka, teks pidato terkesan tidak tersusun dengan baik. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya frekuensi siswa mengapresiasi pidato. Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan pemahaman CAN DO dalam pembelajaran menulis teks pidato persuasif. Peneliti lebih memilih cara pidato dengan teks/naskah dibandingkan dengan cara impromptu karena dengan menuliskan teks pidato memungkinkan siswa untuk lebih mengembangkan ide-idenya dengan baik. Cara impromtu mempunyai kelemahan dibandingkan dengan
metode membaca naskah. Pidato impromptu memiliki kemungkinan tidak tersusun dengan baik. Padahal, pidato yang baik adalah pidato yang tersusun dengan baik. Hal ini sejalan dengan paparan Fujishin (2009:125) bahwa pidato harus dirancang dalam struktur yang mudah diikuti jika ingin penerima pesan mendengarkan kata-kata dalam isi pidato. Kemampuan siswa untuk dapat lebih mengembangkan ide-idenya menjadi sebuah pidatolah yang dilihat peneliti sebagai sebuah masalah sehingga mengakibatkan pidato kurang menarik dan tidak tersusun dengan rapi. Sebuah pidato yang kurang menarik akan mengakibatkan pidato tersebut tak mampu dicerap dengan baik oleh pendengarnya. Andrew Leigh dalam bukunya Charisma Effect (2009) yang telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Ufuk Press memaparkan CAN DO (Clear, Achievable, Needed, Divisible, dan Outcome) sebagai lima ciri komunikasi yang memiliki pengaruh. Dengan pemahaman diharapkan siswa menjadi memiliki tujuan perihal bagaimana agar mampu memiliki sebuah komunikasi yang efektif terutama dalam menyusun teks pidato persuasif. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Pidato
Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Pidato adalah penyajian lisan kepada sekelompok masa. Seorang bicara secara langsung di atas podium atau mimbar dan isi pembicaraannya diarahkan pada orang banyak (Nurhayati, http://afin.blogmalhikdua.com). Pengertian Pembelajaran Menulis Teks Pidato Pembelajaran menulis teks pidato persuasif adalah proses pembelajaran dengan materi pembelajaran berupa menulis teks pidato yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain agar melakukan sesuatu. Pengertian Persuasif Persuasif adalah bersifat membujuk secara halus (supaya menjadi yakin) (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Paragraf Persuasi merupakan paragraf yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya (http://tjakroek.blogspot.com). Persuasi adalah proses berusaha untuk mengubah kepercayaan atau perilaku orang lain (Fujishin, 2009:210). Berdasarkan definisi-definisi di atas, peneliti memahami persuasif sebagai proses mengubah kepercayaan atau perilaku orang lain melalui imbauan dan ajakan agar orang tersebut menjadi yakin. Pengertian CAN DO Andrew Leigh dalam bukunya yang berjudul Charisma Effect: Agar Siapapun Terkesan dan Terkesima kepada Anda (2009:31) memaparkan CAN DO sebagai strategi komunikasi untuk merumuskan tujuan komunikasi, berikut kriteria CAN DO. 1) Clear (jelas): Dapat dirumuskan secara ringkas; 2) Achievable (bisa dicapai): Anda merasa mampu mencapainya; 3) Needed (diperlukan): anda benar-benar ingin mencapainya; 4) Divisible (dapat dijabarkan): bisa dirinci menjadi tujuan-tujuan yang lebih kecil; 5) Outcome (hasilnya konkret): bisa dijelaskan rupa, bunyi, dan rasanya. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen. Sugiyono (2010 : 107), mengartikan metode penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian eksperimen tergolong ke dalam metode kuantitatif yang memilikl ciri khas tersendiri. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Arikunto (1998 ; 4), eksperimen
selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Desain eksperimen yang digunakan adalah kuasi eksperimen tanpa kelas kontrol (Time Series Design). Pada dasarnya desain kuasi ekperimen terbagi menjadi dua, yaitu Time Series Design dan Non equivalent Control Group Design (Sugiyono, 2010 : 114). Dalam penelitian kuasi eksperimen ini kelompok yang akan digunakan tidak dapat dipilih secara random (Sugiyono, 2010 . 114). Sebelum dilakukan perlakuan, kelompok diberi tes awal untuk mengetahui kemampuannya. Setelah itu, kelompok diberi perlakuan yang telah direncanakan. Terakhir adalah dilakukan tes akhir , sebagai bentuk penilaian terhadap hasil perlakuan. Pada desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
O XO 1
2
Keterangan : O1 = hasil tes awal X = perlakuan dengan menggunakan teknik kolase O2 = hasil tes akhir Tahapan-tahapan pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Tahapan studi pendahuluan, meliputi : - identifikasi masalah, - analisis masalah, - rumusan masalah. 2) Tahapan Pelaksanaan penelitian, meliputi : - perencanaan (planning), Perencanan adalah persiapan semua hal yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian - pelaksanaan (acting), Pelaksanaan adalah segala hal yang terjadi saat proses pembelajaran. - pengamatan (observing), Observasi atau yang disebut pula pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006:156) refleksi (reflecting). Terdapat tiga hal yang mendasari kritik reflektif : 1) mengumpulkan catatan-catatan yang telah dibuat oleh pihak peneliti atau pihak yang berwenang, 2) menerangkan dasar reflektif yang menyangkut catatan-catatan tersebut, 3) mentransformasi pernyataan menjadi pertanyaan, dan sejumlah alternatif yang memungkinkan menjadi rekomendasi (Arikunto, 2006:195). HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian awal (tes awal ) terdapat respon
Tabel 4.2 Persentase Jurnal Siswa Tes awal Respon Frekuensi
Tabel 4.5 Perolehan Nilai dan Skor Siswa Tes awal
Persentase
Perolehan
Nilai
Skor
Positif
31
83,78%
Rata-rata
55
33
Negatif
6
16,22%
Tertinggi
80
48
Tengah
51.7
31
Terendah
31.7
19
Respon positif yang disampaikan oleh siswa pada umumnya berisi perasaan senang siswa karena mengetahui teknik pembelajaran yang baru. Sedangkan 16,22% respons negatif dari siswa yang sebagian besar berisi pernyataan kurangnya waktu dalam menulis teks pidato. Tabel 4.3 Total Skor Seluruh Siswa per Kriteria Penilaian pada Tes awal Total Skor Kriteria Penilaian Perolehan siswa 1 Kesesuaian dengan tema 150 2 Orisinalitas 146 3 Terdapat upaya mendapatkan perhatian 64 4 Terdapat upaya menumbuhkan kebutuhan 71 5 Terdapat paparan untuk memuaskan 89 kebutuhan 6 Terdapat visualisasi solusi terhadap 47 kebutuhan 7 Terdapat permintaan untuk bertindak 88 8 Diksi 152 9 Kalimat 96 10 Ejaan dan tanda baca 75 11 Keruntutan teks 84 12 Organisasi teks 159 Berdasarkan Tabel 4.3, skor terkecil terdapat pada poin kriteria penilaian ke-6 yaitu visualisasi solusi terhadap kebutuhan. Dapat disimputkan bahwa sebagian siswa belum mampu memaparkan solusi dalam teks pidato dengan baik. Padahal sebagai pidato persuasif yang berisikan imbauan dan ajakan sebaiknya disertai dengan solusi. Untuk mengatasi permasalah pembelajaran menulis teks pidato persuasif dengan menggunakan pemahaman CAN DO pada tes awal , peneliti berusaha untuk memperbaiki rancangan dan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada Tes akhir dengan menekankan pembelajaran pada hal yang menjadi kekurangan pada tes awal , yaitu masalah bahasa persuasif terutama dalam hal memaparkan solusi.
Jika kita melihat pada skor siswa yang tertera pada Tabel 4.5 dan lampiran hasil pembelajaran siswa pada tes awal , terlihat bahwa sebagian besar siswa belum menunjukkan kemampuan menulis teks pidato persuasif dengan baik. Dapat diketahui bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 48 dengan nilai 80 dan skor terendah siswa adalah 19 dengan nilai 31,6. Walaupun telah ada yang memiliki skor dan nilai di atas Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) Sekolah yaitu 65, tetapi dengan rata-rata skor sebesar 33 dan rata-rata nilai sebesar 51,18 menunjukkan bahwa siswa belum memenuhi SKBM. Karya Siswa Tes awal Pada Tes awal ini peneliti menggolongkan hasil karya siswa ke dalam dua kriteria: 1) memiliki skor pada aspek karakteristik persuasif pada range 1-10 (sangat kurang hingga kurang), dan 2) memiliki skor pada aspek karakteristik persuasif pada range 11-25 (di atas kurang hingga sangat baik). Peneliti menganalisis hasil karya Subjek 38 sebagai contoh hasil karya siswa pada range skor 1-10, dan hasil karya Subjek 13 sebagai contoh hasil karya siswa pada range skor 11-25. Deskripsi Tes akhir Dari hasil penelitian akhir (tes akhir ) Tabel 4.13 Persentase Jurnal Siswa Tes akhir Respon
Frekuensi
Persentase
Positif
35
97,2%
Negatif
1
2,8%
Hasil kerja siswa pada Tes akhir juga mengalamai peningkatan. Dapat kita lihat pada tabel berikut Tabel 4.14
Perbandingan Dan Nilai Antara Tes awal , Tes akhir , Dan Tes akhir Peroleban Skor
Tes awal 1221
Tes akhir 1722
Tes akhir 1778
Nilai
2035
2870
2980
Rata-rata nilai
55
77,57
82,77
Melihat tabel di atas, terlihat bahwa nilai siswa pada Tes akhir dengan jumlah nilai total 2870 dan ratarata nilai 77,56 mengalami perbaikan dibandingkan dengan i lilai slswa pada tes awal yang berjumlah 2035 dengan rata-rata nilai : 5 Selanjutnya pada Tes akhir siswa mendapatkan nilai total sejumlah 2980 dengan rata-rata nilai sebesar 82,77, yang berarti siswa menjadi semakin terampil menulis teks pidato persuasif dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Tabel 4.15 Perolehan Nilai dan Skor Siswa Tes akhir Perolehan
Nilai
Skor
Rata-rata
82,77
49,67
Tertinggi
95
57
83,33
50
68,33
41
Tengah Terendah
.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 57 dengan nilai 95 dan skor terendah siswa 41 dengan nilai 68,33. Rata-rata skor sebesar 49,67 dan rata-rata nilai sebesar 82,77 menunjukkan bahwa siswa telah memenuhi SKBM. SIMPULAN 1. Berdasarkan analisis hasil karya siswa pada setiap pembelajaran, diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks pidato persuasif pada umumnya meningkat. Hasil pembelajaran pada tes awal menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 48 dengan nilai 80, dan skor terendah adalah 19 dengan nilai 31,6 dengan rata-rata nilai 55. Pada siklus selanjutnya siswa menjadi lebih baik dalam menulis teks pidato dapat kita lihat perolehan skor tertinggi siswa adalah 59 dengan nilai 98,3 dan skor
terendah adalah 33 dengan nilai 55, dengan ratarata nilai 77,56. Pada Tes akhir skor tertinggi mangalami penurunan menjadi 57 dengan nilai 95, tetapi skor terendah mengalami penaikan menjadi 41 dengan nilai 68,33. Walaupun nilai tertinggi pada Tes akhir mengalami penurunan dibandingkan pada Tes akhir , secara keseluruhan siswa semakin terampil dalam menulis teks pidato. Hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata nilai Tes akhir yang lebih baik dibandingkan kedua siklus sebelumnya yaitu sebesar 82,77. Dapat dikatakan walau tidak semua semua siswa mengalami peningkatan skor, tetapi secara keseluruhan persentase nilainya meningkat. 2. Pemahaman CAN DO efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks pidato persuasif pada siswa kelas IX MTs. Al-Mu`awanah Singajaya Kabupaten Garut tahun ajaran 2011/2012 DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, S, dkk (1995). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Fujishin, R. (2009). Smart Public Speaker. Yogyakarta: Bookmarks Hendrikus, D W. (2009). Retorika: Terampil Berpidato, Berdiskusi, Beargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Kanisius. Juanda, A. dan Kaka Rosdyanto. (2007). Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA. Bandung: CV Pustaka Setia. Leigh, A. (2009). Charisma Effect: Agar Siapapun Terkesima dan Terkesan kepada Anda. Jakarta: Ufuk Press. Nurhayati.
(2008). [Online], Pidato. Tersedia: http://afin.blosmalhikdua.com/2008/09/26/ artikel-pelaiaran/.[20 Oktober 2009]
Syamsuddin
at.al. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.