ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMA
Oleh: SRF FAZILAH TOYIBAH RRA1B109065
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI SEPTEMBER, 2013
KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DALAM MENULIS NASKAH DRAMA
Oleh: Srf. Fazilah Toyibah (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan PBS FKIP Universitas Jambi)
ABSTRAK Toyibah, Srf Fazilah. 2013. Kemampuan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam Menulis Naskah Drama. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Jambi. Pembimbing (1) Dra. Irma S., M.Pd., (2) Dra. Hj. Yusra D., M.Pd. Kata kunci: kemampuan, menulis naskah drama Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi dalam menulis naskah drama berdasarkan unsur-unsur pembangun naskah drama dan sistematika penulisan naskah drama oleh siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Kota Jambi pada Juli 2013 dan Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi yang berjumlah 37 siswa. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1) Menjumlahkan skor individu siswa, (2) Menjumlahkan skor keseluruhan siswa, (3) Mempersentasekan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menulis naskah drama mencapai 53,86 %. Berdasarkan tabel persentase kemampuan menulis naskah drama nilai tersebut berada pada interval 40%-59% dan berkriteria kurang baik. Dari hasil pengolahan data, diketahui persentase kemampuan siswa dalam menulis naskah drama berdasarkan unsur intrinsik naskah drama dari unsur tema, cakapan, latar, tokoh dan penokohan, amanat, tergolong kriteria kualitas kemampuan cukup dengan rentang nilai 60%-74% sedangkan dari unsur konflik/masalah dan alur/plot tergolong kriteria kemampuan kurang baik dengan rentang nilai 40%-59% dan penilaian berdasarkan sistematika penulisan naskah drama tergolong kriteria kemampuan kurang baik dengan persentase kemampuan 55,40% Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki kelemahan dalam menciptakan konflik/masalah, menggunakan alur dan sistematika penulisan naskah drama, bagi guru bahasa indonesia di SMP Negeri 2 Kota jambi diharapkan untuk meningkatkan pembelajaran mengenai menulis naskah drama. Khususnya memberikan penjelasan dan pemahaman lebih detail mengenai
konflik/permasalahan, alur/plot dan sistematika penulisan naskah drama karena dari hasil penelitian pada ketiga aspek itu siswa hanya memperoleh nilai yang berada pada interval persentase 40%-59%, kemudian untuk meningkatkan pemahaman siswa yang kurang terhadap menulis naskah drama, guru bisa lebih meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk membaca dan menulis naskah drama dengan cara mengikuti lomba atau membuat mading yang bisa diisi dengan naskah drama siswa di SMP Negeri 2 Kota Jambi sehingga kemampuan siswa akan terasah dengan baik.
I.
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran dilakukan. Harapan yang ingin dicapai oleh guru tentunya adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Penguasaan bahan pelajaran oleh siswa merupakan masalah yang cukup sulit yang dialami oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Setidaknya, ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis. Sementara itu, karya sastra adalah salah satu media ampuh untuk menyampaikan atau menanamkan suatu paham, pendapat, atau pemikiran seseorang untuk diketahui orang lain. Karya sastra berusaha menyampaikan apa yang ingin disampaikan pengarang lewat karyanya dengan bahasa yang indah dan imajinatif namun sesungguhnya sarat akan makna dan pengajaran. Satu diantaranya pengajaran sastra menuntut siswa untuk mampu menulis naskah drama. Pelajaran menulis naskah drama di SMP dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ada pada standar kompetensi 8 yaitu menulis naskah drama, dengan kompetensi dasar terbagi 2. Kompetensi 8.1 menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikah keaslian ide. Kompetensi 8.2 menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama. Hasil belajar yang diharapkan adalah siswa mampu menulis naskah drama dengan baik dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun drama. Drama diciptakan pengarang bukan sekedar untuk menghibur, juga sebaliknya bukan hanya sebagai alat penyampaian wejangan atau alat pendidikan semata. Karya sastra drama merupakan jalinan atau perpaduan antara keduanya, dengan karya sastranya, pengarang bermaksud menyampaikan gagasan-gagasan, pandangan hidup, dan tanggapan atas kehidupan sekitarnya. Selain menghibur seseorang, pengarang juga bermaksud untuk menyampaikan nilai-nilai yang memuat keyakinan, yang bermanfaat bagi para penikmatnya.
Melihat besarnya peranan karya sastra seperti yang telah dipaparkan di atas, sudah seharusnyalah siswa dibekali dengan kemampuan menulis yang dalam hal ini menulis naskah drama dengan baik. Namun dari hasil observasi awal selama melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), banyak siswa yang dihadapkan pada persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kegiatan menulis. Hingga saat ini banyak siswa yang memiliki kelemahan dalam belajar yang bersifat informal yaitu rendahnya keterampilan menulis naskah drama disebabkan karena siswa kurang berminat pada pembelajaran menulis. Sebagian siswa mengeluh ketika diberi tugas menulis naskah drama. Mereka mengalami kesulitan dalam menentukan tema, kurang menguasai kosa kata, kurang mampu mengembangkan ide, dan kurang tanggap dalam memahami isi dari sebuah cerita. Kekurangan itu menyebabkan mereka tidak mampu menyampaikan pikiran dan gagasan dengan baik sehingga siswa menjadi malas untuk menulis, dan biasanya pembelajaran menulis akan memakan waktu lebih lama dari pembelajaran lainnya. Pembelajaran menulis naskah drama penting untuk dideskripsikan, karena proses pengajaran menulis naskah drama terdapat dalam kurikulum. Materi ini perlu diajarkan kepada siswa dan perlu ditangani secara sungguh-sungguh sehingga pembelajaran menulis naskah drama dapat terlaksana dengan baik. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Feni Trianasari dengan judul “Kemampuan Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Batanghari Jambi Tahun Ajaran 2012/2013 Dalam Menulis Naskah Drama dengan kriteria kemampuan cukup. Dari penelitian ini peneliti merasa tertantang untuk meneliti dengan objek yang sama yaitu kemampuan menulis naskah drama tetapi sasaran dalam penelitian kali ini adalah siswa kelas unggul dari sekolah yang berbeda. Selanjutnya, alasan penulis memilih SMP Negeri 2 Kota Jambi karena berdasarkan hasil observasi langsung penulis ke sekolah ini dan hasil wawancara penulis kepada salah satu guru agama Islam di SMP Negeri 2 Kota Jambi menunjukkan bahwa SMP Negeri 2 Kota Jambi merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama favorit di kota Jambi yang berkualitas, hal ini terlihat dari lengkapnya sarana dan prasarana dan juga tingginya tingkat kelulusan UN di sekolah ini. Bukan hanya itu, prestasi yang didapat oleh siswa-siswanya pun sangat baik seperti, juara di bidang olahraga, ekstrakulikuler dan juara di bidang mata pelajaran. Oleh karena itu seharusnya siswanya telah memiliki kemampuan baik dalam menulis naskah drama. Namun, anggapan tersebut tetaplah harus dibuktikan dengan dilakukannya sebuah penelitian. Dari beberapa kelas VIII yang ada di SMP Negeri 2 Kota Jambi peneliti memilih melakukan penelitian di kelas VIII B karena kelas ini merupakan kelas unggul yang siswanya dipilih berdasarkan tingkat prestasi akademik mereka. Dengan demikian, penulis melakukan penelitian dengan judul “Kemampuan Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam Menulis Naskah Drama”.
II.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Menulis Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung tidak tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif reseptif. Dalam kegiatan menulis ini, “Penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur kata, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur” Tarigan (1986:3-4). Senada dengan Tarigan, Sujanto (Farhan 2005:29) mengungkapkan “Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dilandasi dengan pengetahuan kebahasaan, baik tentang kaidah-kaidah maupun laras-larasnya dan menulis juga merupakan suatu proses yang tidak mungkin datang tanpa adanya latihan”. Dari beberapa pendapat yang dirujuk menjelaskan mengenai tujuan menulis yang merujuk pada satu kesimpulan, yakni menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang dilandasi dengan pengetahuan kebahasaan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung kepada pihak lain atau pembaca dengan medium bahasa yang telah disepakati bersama dan tidak secara tatap muka. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif, maka keterampilan ini harus selalu dilatihkan dan disertai dengan praktek teratur. Pembelajaran Menulis Naskah Drama di SMP Salah satu dari keempat aspek pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan pada kemampuan menulis. Dengan adanya kemampuan menulis, siswa diharapkan dapat menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi bahasa tersebut, terutama sebagai alat komunikasi tertulis. Berdasarkan kurikulum KTSP, di SMP pembelajaran menulis yang harus diajarkan kepada siswa yaitu: menulis surat resmi, menulis puisi, menulis slogan/poster, menulis berita, dan menulis naskah drama. Menulis naskah drama merupakan materi pembelajaran yang perlu diajarkan kepada siswa. Pembelajaran menulis dengan kompetensi dasar menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama di SMP diajarkan pada kelas VIII semester ganjil. Untuk pembelajaran naskah drama ini diberikan waktu selama 4 jam pelajaran (4x40 menit). Menulis naskah drama adalah salah satu keterampilan menulis yang perlu dikembangkan oleh siswa dalam rangka meningkatkan kompetensi siswa dan merupakan salah satu upaya membawa sastra Indonesia dalam perkembangannya, dengan tujuan dapat memberikan informasi kepada orang lain. Serta dengan menulis naskah drama siswa dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Pengertian Naskah Drama Naskah Drama adalah salah satu genre karya sastra yang disejajarkan dengan prosa dan puisi. berbeda dengan prosa dan puisi, naskah drama memiliki bentuk sendiri yaitu ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan (Waluyo dalam Husnul 2011:24). Menurut Suryanto (http://imamsuryanto.wordpress.com. Diakses 3 Desember 2012) “drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramati
adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalam suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebuatan lain dari drama di mana sandia adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon”. Menulis Naskah Drama Menulis naskah drama adalah kegiatan menuangkan pikiran melalui tulisan dan menghasilkan sebuah cerita berdialog, alur, dan watak dengan bahasa yang kreatif. Kusmawan (2011: 35) menyatakan “Menulis naskah drama merupakan kegiatan proses kreatif. Kreatifitas tersebut menyangkut tahapan pemikiran imajinatif, meliputi teknik merasakan, menghayati, menghayalkan, dan menemukan kebenaran.” Senada dengan Kusmawan, Jabrohim (2003: 122) mengungkapkan “Penulisan naskah drama merupakan suatu proses yang utuh dan mempunyai keseluruhan. Ada berbagai aspek yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menulis naskah drama, yaitu penciptaan latar (creatting setting), penciptaan tokoh yang hidup (freshingout character), penciptaan konflik-konflik (working with konflik), dan penulisan adegan”. Untuk menciptakan naskah drama yang baik, berbobot dan berkualitas lebih lanjut Kusmawan (2011: 36) menyatakan: 1. Menampilkan gagasan baru melalui pikiran imajinatif. 2. Memiliki konflik dengan surprise (kejutan-kejutan), kaya suspense (ketegangan) sehingga memikat untuk dibaca atau dipentaskan. 3. Menghadirkan tokoh sebagai gerak penentu gerak alur cerita. 4. Memiliki dialog yang bermuatan emosi, konsep, dan perasaan tokoh disertai dengan lakuan. 5. Menggunakan simbol-simbol bahasa, gerak dan bunyi. Menampilkan problem kehidupan manusia, mengandung aspek moral, dan mengandung nilai-nilai pendidikan Unsur-unsur Intrinsik Naskah Drama 1. Tema Maryaeni (1992:32) mengemukakan “tema merupakan pokok pikiran atau sesuatu yang melandasi suatu karya sastra diciptakan. Tema merupakan sesuatu yang paling hakiki dalam setiap karya sastra meskipun tidak meninggalkan dan mengesampingkan unsur lainnya”. 2. Alur Alur disebut juga plot. Alur adalah jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan hubungan waktu dan hubungan sebab-akibat. Luxemburg (Wiyatmi, 2009:49) mengatakan: “alur pada dasarnya merupakan deretan peristiwa dalam berhubungan logik dan kronologik saling berkaitan dan yang diakibatkan atau oleh para pelaku”.
3. Konflik atau Masalah Moeliono mengatakan ”Masalah atau konflik adalah persoalan kehidupan yang harus dipecahkan” (Sugihastuti&Suharto:2005). Konflik terjadi apabila pelaku utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya. 4. Tokoh dan Penokohan Tidak ada drama tanpa pelaku, bagaimanapun bentuk dan jenis drama tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam karya sastra selalu diemban atau terjadi atas diri tokoh-tokoh tertentu. “Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita, sehingga peristiwa tersebut mampu menjalin suatu cerita yang padu disebut tokoh” (Maryaeni,1992:39). Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam drama. Dalam cerita umumnya terdapat tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis). 5. Cakapan “Dialog dan monolog merupakan bagian penting dalam drama, karena hampir sebagian besar teks drama di dominasi oleh dialog dan monolog, itulah yang membedaka teks drama dengan novel dan puisi” (Wiyatmi, 2009:52). Ada dua macam cakapan dalam drama, yaitu dialog dan monolog. Disebut dialog ketika ada dua orang atau lebih tokoh bercakap-cakap. Disebut monolog ketika seorang tokoh bercakap denggan dirinya sendiri. 6. Latar atau Setting Latar atau tempat kejadian sering disebut latar cerita. Pada umumnya, latar menyangkut tiga unsur, yaitu tempat, ruang dan waktu. Latar adalah lingkungan tempat untuk mengekspresikan diri tokoh, dan tempat terjadinya peristiwa. “Latar dapat berfungsi sebagai metonimia atau metafora yaitu sebagai ekspresi dari tokoh-tokoh yang ada” (Wellek, 1990:291). atar atau Setting. 7. Amanat Dalam karyanya, pengarang pasti menyampaikan sebuah amanat. Amanat merupakan pesan atau nilai-nilai moral yang bermanfaat yang terdapat dalam drama. Amanat dalam drama bisa diungkapkan secara langsung (tersurat), bisa juga tidak langsung atau memerlukan pemahaman lebih lnjut (tersirat). Apabila penonton menyaksikan drama dengan teliti, dia dapat menangkap pesan atau nilainilai tersebut. Sistematika Penulisan Naskah Drama Hal-hal yang terdapat dalam naskah drama dan membedakannya dengan karya fiksi lain adalah bentuk naskah drama, yang terdiri dari keterangan suasana panggung (latar), keterangan perilaku tokoh, dan dialog. Menurut Husnul (2011: 36) pembentukan naskah drama tersebut sebaiknya mengikuti sistematika penulisan naskah drama seperti berikut ini. 1. 2. 3.
Judul dan pengarang diletakkan di bagian paling awal Tokoh-tokoh drama, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital Keterangan babak
4. 5. 6. 7.
III.
Keterangan suasana panggung awal babak (latar) Dialog diawali dengan penulisan nama tokoh, titik dua (:), kalimat dialog yang ditulis di dalam tanda petik. Keterangan perilaku tokoh ditulis miring dan diletakkan di dalam kurung Penutup adegan atau babak ditandai dengan pergantian setting panggung. Keterangan suasana panggung dituliskan di dalam kurung.
RANCANGAN PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti bertujuan menggambarkan secara objektif tentang sesuatu seperti apa adanya. Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah pedekatan kuntitatif. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi yang berjumlah 37 siswa. Peneliti memilih kelas VIII B sebagai subjek penelitian karena VIII B merupakan kelas unggul dengan nilai rata-rata pelajaran tertinggi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII B. Objeknya yaitu kemampuan menulis naskah drama. Data dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi dan skor nilai kemampuan menulis naskah drama berdasarkan aspek penilaian. Sumber datanya yaitu siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi. Instrumen Penelitian Arikunto (2006:160) menyatakan “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Sesuai data dan sumber data maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes unjuk kerja yaitu tes kemampuan siswa dalam menulis naskah drama. Berikut dijelaskan lebih rinci petunjuk atau langkah tes unjuk kerja menulis naskah drama. A. Perintah 1. Tulislah nama dan kelas di kertas yang telah disediakan 2. Tulislah sebuah naskah drama bedasarkan peristiwa nyata dengan memperhatikan unsur intrinsik naskah drama dan sistematika penulisan naskah drama. B. Waktu Pelaksanaan 2 x 40 menit (1 kali pertemuan). Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di ruang kelas VIII B pada tanggal 20 Juli 2013 tepatnya pukul 11.30 WIB. Dalam penelitian ini siswa diberi tugas menulis naskah drama dengan waktu 2x40 menit (1 kali pertemuan) dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
1. Peneliti memberikan tugas berupa tes unjuk kerja, yaitu memberi perintah menulis naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide dengan memperhatikan unsur intrinsik dan sistematika penulisan naskah drama 2. Siswa mengerjakan tugas menulis naskah drama 3. Siswa mengumpulkan tugasnya. IV HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menulis naskah drama berkriteria kurang baik. Hasil tersebut didapat dengan pengolahan data yang berdasarkan unsur-unsur pembangun drama yang meliputi (1) tema; (2) konflik atau masalah; (3) cakapan; (4) plot; (5) latar; (6) tokoh dan penokohan; (7) amanat; dan berdasarkan (8) sistematika penulisan naskah drama. Hasil siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi dalam menulis naskah drama berdasarkan unsur-unsur dan sistematika penulisan naskah drama tersebut akan dibahas sebagai berikut. 1. Berdasarkan Unsur Intrinsik Naskah Drama Dari hasil pengolahan data diketahui kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menulis naskah drama dari kemampuan menggunakan tema, memperoleh nilai 61,62. Nilai tersebut berada pada interval 60%-74% dan berkriteria cukup. Berbeda dengan kemampuan memilih dan mengemas tema, dalam menciptakan konflik/masalah pada penulisan naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi berada pada interval 40%-59% berkriteria kurang baik. Hal ini karena nilai yang diperoleh mencapai 56,48. Selanjutnya kemampuan membuat cakapan berada pada interval 60%-70% berkriteria cukup dengan nilai yang diperoleh mencapai 62,70. Dalam hal membuat cakapan siswa sudah tergolong cukup mampu dalam membuat cakapan, hal ini diketahui ada 10 siswa memperoleh nilai rata-rata 4. Perolehan tersebut membuktikan bahwa siswa cukup mampu membuat cakapan yang menunjang gerak laku tokohnya dan dialog yang yang digunakan cukup tajam dan jelas. Dari hasil pengolahan data diketahui kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menulis naskah drama dari kemampuan menggunakan alur/plot memperoleh nilai 59,45. Nilai tersebut berada pada interval 40%-59% dan berkriteria kurang baik. Dari perolehan nilai rata-rata yang diperoleh siswa frekuensi nilai dibawah 3 sebanyak 11 siswa. Dalam hal ini dalam menggunakan alur banyak siswa yang cenderung kurang memberikan kejutan, dan kurang ada keutuhan dari keseluruhan cerita yang dibangun Selanjutnya kemampuan mendeskripsikan latar dalam menulis naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi juga tidak memperoleh nilai yang maksimal yaitu memperoleh nilai 60,81 dan berkriteria cukup karena berada pada interval 60%-74%. Dari hasil perolehan nilai rata-rata siswa ada 1 siswa yang memperoleh nilai maksimal dan yang paling dominan siswa memperoleh nilai rata-rata 3 sebanyak 13 siswa. Tidak berbeda dengan kemampuan mendeskripsikan latar dalam hal menggambarkan tokoh dan penokohan dalam menulis naskah drama siswa kelas
VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi juga berada pada kriteria cukup. Hal ini karena nilai yang diperoleh 64,81 nilai ini juga berada pada interval 60%-74%. Sama halnya dengan kemampuan mendeskripsikan latar dan menggambarkan tokoh dan penokohan, kemampuan mengemas amanat juga berkriteria cukup. Mengemas amanat dalam menulis naskah drama siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi memperoleh nilai 60,27 dan berada pada interval 60%–75%. Dalam hal mengemas amanat banyak siswa yang sudah mengaplikasikan teori yang berkaitan dengan amanat yaitu menurut Kosasih (2008: 64) “Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui karyanya. 2. Berdasarkan Sistematika Penulisan Naskah Drama. Dari hasil pengolahan data diketahui kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menulis naskah drama berdasarkan sistematika penulisan naskah drama berkriteria kurang baik yang berada pada inteval 40%-59%. Hal ini karena siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi memperoleh nilai 55,40. Dari perolehan nilai rata-rata diketahui hanya 4 siswa yang cukup mampu menulis naskah drama mengikuti sistematika penulisan naskah drama, sedangkan selebihnya dikategorikan kurang mampu. Perolehan tersebut membuktikan bahwa siswa tidak mampu mengikuti aturan penulisan naskah drama yang sudah ada, kesalahan terbanyak yang dilakukan siswa adalah dalam menuliskan nama-nama tokoh yang seharusnya huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital, menuliskan kalimat dialog dalam tanda petik, dan menuliskan perilaku tokoh. Hal ini disebabkan karena kenyataannya sistematika penulisan memang kurang diperhatikan dalam pembelajaran menulis, guru hanya fokus menerangkan unsur-unsur karya fiksi saja, hal ini tentu saja tidak sejalan dengan pendapat Husnul (2011:36) “salah satu yang membedakan karya fiksi satu dengan karya fiksi lainnya adalah cara penulisannya”.
V.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan pemaparan dalam bab IV, disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menulis naskah drama berkriteria kurang baik. Hal ini diketahui dari perolehan nilai dalam menulis naskah drama yang berdasarkan dari ketujuh unsur-unsur pembangun naskah drama dan sistematika penulisan naskah drama, siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi hanya memperoleh nilai 53,86. Berdasarkan tabel 3.5 Kriteria Kualitas Kemampuan, nilai tersebut terdapat pada interval 40%59% dan berkategori kurang baik. Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki kelemahan dalam menciptakan konflik/masalah, menggunakan alur, dan sistematika penulisan naskah drama. Oleh sebab itu guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Kota jambi diharapkan untuk meningkatkan pembelajaran mengenai menulis naskah drama, khususnya memberikan penjelasan dan pemahaman lebih detail mengenai konflik/permasalahan, alur/plot dan sistematika penulisan naskah drama karena
dari hasil penelitian pada ketiga aspek itu siswa hanya memperoleh nilai yang berada pada interval persentase 40%-59%, kemudian untuk meningkatkan pemahaman siswa yang kurang terhadap menulis naskah drama, guru bisa lebih meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk membaca dan menulis naskah drama dengan cara mengikuti lomba atau membuat mading yang bisa diisi dengan naskah drama siswa di SMP Negeri 2 Kota Jambi sehingga kemampuan siswa akan terasah dengan baik. DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Farhan, K. 2005. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Kaloran. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Tidak Diterbitkan. Jabrohim, dkk. 2003. Cara menulis kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Husnul, A. 2011. Menulis Kreatif naskah drama. Jakarta: Wadah Ilmu. Kusmawan, I. 2011. Seni Bermain drama. Jakarta Timur: Ghina Walafafa. Maryaeni, 1992. Teori Drama. Malang: Proyek OPF IKIP Malang. Sugihastuti & Suharto. 2005. Kritik Sastra Feminisme: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suryanto, imam. 2010. Pengertian Drama dan Teater. (online) http://imamsuryanto.wordpress.com. Tarigan, H.G 1986. Menulis Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wellek, Waren. 1990. Teori Sastra. Bandung: Angkasa. Wiyatmi. 2009. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.