Prosedur Menjalankan Program Winbox Ketika Winbox sudah diunduh, hal yang pertama dilakukan adalah membuka utility hingga tampil gambar seperti di bawah ini:
Gambar 1 Tampilan Login Winbox
Sebagai langkah awal, klik “...” untuk memilih MAC Address terhubung yang akan dikonfigurasi, lalu klik “Connect” untuk kemudian menuju ke halaman utama Winbox.
Konfigurasi Interface Untuk mengubah nama default tersebut, langkah awal yang dilakukan adalah memilih ”Interface” dari daftar direktori yang ada di halaman utama Winbox bagian kiri.
Setelah diklik, akan muncul Interface List seperti di bawah ini:
Gambar 4.9 Konfigurasi Interface – Interface List
Klik nama interface yang akan diubah hingga muncul jendela pengaturan untuk interface tersebut.
Gambar 4.10 Konfigurasi Interface – Pengaturan Interface
Pengaturan DHCP DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) dikonfigurasi agar pengaturan IP Address, Default Gateway dan DNS Server dapat diatur baik secara manual ataupun otomatis oleh server. DHCP server akan
memudahkan tugas server dalam mengatur IP Address langsung secara menyeluruh tanpa harus satu per satu diatur. Untuk mengatur DHCP, hal yang harus dilakukan adalah memilih direktori IP, lalu DHCP Server. Pilih DHCP Setup untuk kemudian memilih interface yang akan digunakan.
Masukkan IP Address jaringan yang akan digunakan sebagai jaringan lokal,
yaitu
192.168.1.0,
klik
“Next”.
Gambar 4.11 Pengaturan DHCP - DHCP Setup Pada menu berikutnya, masukan IP Gateway, yaitu 192.168.1.1. Tekan “Next”.
Gambar 4.12 Pengaturan DHCP – DHCP Setup – Gateway
Pada menu pengaturan DHCP Relay, kolom dikosongkan saja, kemudian klik “Next”. Pada menu pengaturan IP Pool, masukan range IP yang digunakan pada DHCP Server. Range yang digunakan adalah 192.168.1.101 sampai dengan 192.168.1.132.
Gambar 4.13 Pengaturan DHCP - IP Pool Pengaturan selanjutnya adalah DNS Server pada DHCP Server. Jika sudah secara otomatis diatur oleh perangkat, maka DNS Server tidak perlu lagi diatur manual. Klik “Next”. Menu terakhir adalah pengaturan lease time atau waktu hidup dari IP DHCP yang telah diatur tersebut. Waktu bebas ditentukan oleh server. Untuk implementasi ini, dimasukkan 7d 00:00:00. Itu berarti lease time IP DHCP aktif selama tujuh hari.
Setelah DHCP Setup selesai dilakukan, pengecekan DHCP Server list dapat dilihat pada direktori IP DHCP Server DHCP. Untuk melihat IP Pool, pilih direktori IP Pool.
Gambar 4.14 Pengaturan DHCP – Hasil
Pengaturan Firewall dan NAT Langkah yang dilakukan adalah masuk kedalam direktori IP Firewall NAT Add(+) dan lakukan konfigurasi seperti berikut ini pada setiap client yang terkoneksi jaringan lokal:
Pada tab General, masukkan chain “srcnat”, pada Src. Address masukkan IP client, kemudian pada tab Action pilih “Masquerade”.
Gambar 4.15 Pengaturan Firewall – NAT – New NAT Rule
Gambar 4.16 Pengaturan Firewall – NAT Rule (Tab Action)
Hasil akhirnya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.17 Pengaturan Firewall – Hasil
Bandwidth Management Langkah pertama adalah memilih Queues pada direktori, kemudian Simple Queues.
Gambar 4.18 Bandwidth Management – Queue List Dalam tab General, masukan nama untuk membedakan IP Address, pilih IP Address yang akan diatur, check box Target Upload dan Target Download, kemudian tentukan angka Max Limit upload dan download yang dikehendaki. Klik OK.
Sebelum melakukan bandwidth management, dilakukan pengecekan IP Address dari Router Mikrotik yang akan dipakai. Pengecekan dilakukan dengan membuka command prompt, lalu mengetik “cmd /k ipconfig”:
Gambar 4.19 Bandwidth Management – IP Router Mikrotik
Gambar di bawah ini merupakan pengaturan untuk PC Client laboratorium komputer (berlaku untuk komputer nomor 1 dan 3 sampai dengan 32, kecuali nomor 15 dan 24) :
Gambar 4.20 Bandwidth Management – New Simple Queue (Client)
Sedangkan gambar di bawah ini merupakan pengaturan untuk PC Server laboratorium komputer (berlaku untuk komputer nomor 2) :
Gambar 4.21 Bandwidth Management – Simple Queue (Server)
Setelah pengaturan diterapkan untuk seluruh IP Address, berikut adalah hasilnya :
Gambar 4.22 Bandwidth Management – Queue List (Laboratorium Komputer) Bandwidth management kemudian dilakukan pada Router Mikrotik kedua di lantai 1, yaitu di ruang guru. Sebelumnya, dilakukan pengecekan IP
Switch TP-Link yang terhubung dengan Router Mikrotik agar bandwidth management dapat dilakukan. Langkahnya adalah mengetik “cmd /k ipconfig” pada command prompt di PC 12 (Komputer Guru):
Gambar 4.23 Bandwidth Management – IP Switch TP-Link
Tidak jauh berbeda, pengaturan yang pertama dilakukan adalah mengatur port 1 yang terhubung ke Router Mikrotik di lantai dua:
Gambar 4.24 Bandwidth Management – Simple Queue (Port 1)
Pengaturan berikutnya adalah port 2 yang terhubung ke komputer Tata Usaha:
Gambar 4.25 Bandwidth Management – Simple Queue (Port 2)
Setelah itu komputer Kepala Sekolah yang dihubungkan ke port 3 diatur, sebagai berikut:
Gambar 4.26 Bandwidth Management – Simple Queue (Port 3)
Terakhir adalah mengatur port 4, yaitu yang terhubung ke Switch TP-LINK:
Gambar 4.27 Bandwidth Management – Simple Queue (Port 4)
Hasil dari bandwidth management lantai 1 (ruang guru) adalah sebagai berikut:
Gambar 4.28 Bandwidth Management – Queue List (Ruang Guru)
Pengaturan Web-Proxy Pengaturan Web-Proxy dimaksudkan untuk mempercepat pengaksesan internet karena elemen website yang sudah pernah dikunjungi akan disimpan di dalam proxy server, sehingga tidak perlu mengambil langsung dari web server ketika website itu diakses kembali untuk yang kedua kalinya.
Pengaturan dilakukan dengan memilih direktori IP Web Proxy klik tanda “+”, maka akan muncul window Web Proxy Settings.
Gambar 4.29 Pengaturan Web-Proxy – Web Proxy Settings Lakukan pengaturan seperti gambar di bawah ini, kemudian klik OK.
Gambar 4.30 Pengaturan Web-Proxy – Pengaturan Parameter
Setelah itu, lakukan pengaturan transparent proxy dengan tujuan agar client yang terhubung ke proxy sudah bisa memanfaatkan server proxy sebagai cache tanpa harus mengkonfigurasi setiap browser di client satu per satu.
Gambar 4.31 Pengaturan Web-Proxy – New NAT Rule (Tab General)
Gambar 4.32 Pengaturan Web-Proxy – New NAT Rule (Tab Action)
Hasil akhir dari pengaturan Web-Proxy adalah sebagai berikut:
Gambar 4.33 Pengaturan Web-Proxy – Firewall