KETERKAITAN ANTARA ORIENTASI RANTAI PASOK, BERBAGI INFORMASI DAN KEPUASAN INTER-RELASI ANTAR PERUSAHAAN Gerry Ganika
[email protected] Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Abstrak Saat ini persaingantidak hanya terjadi antar perusahaan secara individual, tetapi persaingan antar rantai pasok. Oleh karena itu, kolaborasi antara anggota rantai pasok mutlak diperlukan dalam menghadapi persaingan tersebut, hal ini menandakan manajemen rantai pasok memiliki implikasi strategis bagi perusahaan.Kesadaran dan filosofi akan pentingnya adopsi manajemen rantai pasok merupakan bentuk awal dari manajemen rantai pasok itu sendiri, atau disebut dengan orientasi rantai pasok.Berdasarkan pada pentingnya memahami konsep dasar dari manajemen rantai pasok, maka kajian ini mencoba menyederhanakan konsep manajemen rantai pasok baik secara strategis maupun taktis kedalam sebuah model hubungan sebab akibat yang terdiri dari tiga konsep utama, yaitu orientasi rantai pasok sebagai representasi dari konsepsi strategis dan sistemis. Aktivitas berbagi informasi sebagai representasi dari konsepsi taktis dan operasional, dan kepuasan interelasi rantai pasok sebagai representasi dari salah satu faktor pengukuran kinerja yang ingin dicapai. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi dasar koseptual bagi penelitian-penelitian selanjutnya, serta menjadi masukan baru dalam memahami dimensi dasar dalam praktek manajemen rantai pasok melalui hubungan antara ketiga variabel tersebut Kata Kunci: orientasi rantai pasok, Aktivitas berbagi informasi, kepuasan interelasi rantai pasok
yang
PENDAHULUAN Ada mencermati
hal
yang
menarik
perkembangan
dalam
strategis
dari
perusahaan
dalam
memenangkan persaingan.
manajemen
Mengingat persaingan yang terjadi
rantai pasok, baik praktis maupun strategis.
tidak hanya persaingan antar perusahaan
Secara praktis manajemen rantai pasok
secara individual, tetapi persaingan antar
menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan
rantai pasokan (Cooper et al. 1997; Lambert
produksi perusahaan, atau terkadang hanya
and
menjadi bagian dari alat pemasaran guna
seharusnya memperluas wilayah analisis dan
memenuhi permintaan konsumen, namun
pengambilan
masih sangat jarang para praktisi melihat
terbatas pada unit bisnis tunggal mereka
manajemen rantai pasok menjadi bagian
tetapi mencakup seluruh rantai pasokannya
Cooper,
2000).
Maka
keputusan
perusahaan
bukan
hanya
(Lee dan Whang, 2000). Oleh karena itu, Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
kolaborasi antara anggota rantai pasok mutlak
diperlukan
menghadapi
unsur yang berkaitan dengan pemahaman
persaingan tersebut, hal ini menandakan
mengenai arti penting dan tujuan strategis
manajemen rantai pasok memiliki implikasi
manajemen
strategis
orientasi rantai pasok ini dikemukakan oleh
dan
dalam
Orientasi rantai pasok merupakan
jangka
panjang
bagi
perusahaan.
rantai
pasok.
Terminologi
Mentzer et al. (2001) yang didefinisikan
Sedangkan dari sisi lain, manajemen
sebagai "Pemahaman sebuah organisasi
rantai pasok merupakan senjata taktis dalam
mengenai implikasi sistemis, strategis dari
mengurangi
kegiatan
biaya,
ketidakpastian
mengurangi
pasar,
risiko
meningkatkan
taktis
mengelola
yang
berbagai
terlibat
dalam
aliran/arus
dalam
responsibilitas serta sebagai acuan dalam
rantai pasok",atau diidentifikasi sebagai
membuat keputusan jangka pendek ditingkat
“seperangkat keyakinan” mengenai rantai
fungsional dan operasional perusahaan (Lee,
pasok yang muncul dari dalam perusahaan
2000).
dan Kesadaran
dan
filosofi
menjadi
dasar
untuk
melakukan
akan
kerjasama antar organisasi. Oleh karenanya,
pentingnya adopsi manajemen rantai pasok
secara konseptual orientasi rantai pasok
merupakan bentuk awal dari manajemen
merupakan
rantai pasok itu sendiri, yang kemudian
manajemen rantai pasok (Esper et al., 2010,
berkembang menjadi aktivitas-aktivitas yang
Mentzer et al., 2001).
berupaya mengimplementasi filosofi tersebut dari
dalam
dari
aktivitas
Hasil penelitian Min et al. (2007)
kemudian
membuktikan secara empiris bahwa orientasi
berkembang menjadi aktivitas pengelolaan
rantai pasok mempengaruhi secara positif
berbagai
(barang/jasa,
dan signifikan terhadap aktivitas manajemen
perusahaan
rantai pasok, dan menyimpulkan bahwa
arus
informasi, dalam
perusahaan,
anteseden
pertukaran
keuangan)
rantai
antar
pasokan.
perlu
orientasi rantai pasok merupakan sebuah
dipisahkan kedalam konsep yang berbeda
konsep operasionalisasi dari filosofi rantai
antara kesadaran strategis dan aktivitas
pasok
manajemen
perusahaan
rantai
Sehingga
pasokan
didalam
yang
diaktualisasi (within
the
dari
dalam
organization),
perusahaan yang disebut dengan orientasi
Sedangkan aktivitas manajemen rantai pasok
rantai
aktivitas-aktivitas
merupakan keseluruhan aktivitas manajemen
manajemen rantai pasok antar perusahaan
yang dilakukan antar organisasi (between the
(Esper et al., 2010; Mentzer et al., 2001).
organizations). Oleh karenanya, peneliti
pasok
dengan
membedakan antara orientasi rantai pasok Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
dengan aktivitas manajemen rantai pasok,
inter-relasi yang berkaitan dengan arus
namun merupakan bagian yang integral dari
informasi, arus barang/jasa, arus tenaga
konsep manajemen rantai pasok.
kerja, arus keuangan dan arus barang modal
Aktivitas manajemen rantai pasok,
antar perusahaan, yang kemudian diadopsi
merupakan serangkaian tindakan (act) atau
kedalam teori manajemen rantai pasok.
perilaku (behavior) yang konsisten dengan
Kemudian
nilai-nilai filosofi dari manajemen rantai
menjelaskan bahwa manajemen rantai pasok
pasok. Dalam konteks ini, filosofi dari
merupakan
manajemen rantai pasok berubah menjadi
sistemis dan strategis antara berbagai fungsi
serangkaian implementasi atau aktivitas
bisnis dalam sebuah perusahaan dan antar
yang mencerminkan filosofi rantai pasok
perusahaan dalam rantai pasokan, yang
tersebut. Aktivitas-aktivitas ini dapat berupa
bertujuan meningkatkan kinerja perusahaan
aktivitas
behavior),
secara individual dan kinerja rantai pasok
saling
sebagai satu kesatuan. Dengan demikian hal
sharing
pokok dari aktivitas manajemen rantai pasok
information),bekerjasama(cooperation),Foku
dapat terangkum dalam dua aktivitas utama
s yang sama terhadap tujuan dan pelayanan
yaitu integrasi dan koordinasi. Merujuk dari
terhadap konsumen (the same goal and the
teori integrasi (Khan dan Mentzer, 1996)
same
customers),
serta teori koodinasi (Malone dan Crowston,
proses(integration
1994), keduanya dibentuk oleh satu kegiatan
terpadu
berbagi
(integrated
informasi
menguntungkan
focus
yang
(mutually
on
serving
pengintegrasian
processes)serta kemitraan untuk membangun dan
memelihara
hubungan
Mentzer
aktivitas
et
al.
koordinasi
(2001)
yang
yang sama yaitu berbagi informasi.
jangka
Integrasi merupakan proses interaksi
panjang(partnership to build and maintain
dan kolaborasi untuk mewujudkan kesatuan
long-term relation)(Mentzer et al., 2001;
yang
Min et al., 2007).
komunikasi verbal dan pertukaran informasi
Penulis berpendapat bahwa aktivitas
kohesif.
Interaksi
mencerminkan
berbasiskan
dokumen
seperti:
laporan,
berbagi informasi merupakan aktivitas yang
pertemuan
(rapat),
fax,
e-mail,
paling utama dalam manajemen rantai pasok.
telekonferensiatau aktivitas nyata yang dapat
Berbagi informasi menjadi kegiatan kunci
dimonitor lainnya. Sedangkan kolaborasi
dalam setiap aktvitas lain dalam manajemen
merupakan
rantai pasok. Hal ini berdasarkan pada teori
sistem, unit/organisasi) untuk bekerjasama
distribusi
yang
(Foresster,
1958)
yang
menekankan pada pentingnya integrasi atau
kemauan/kerelaan
menekankan
pada
(orang,
pemahaman
bersama, memiliki visi bersama, berbagi
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
sumber daya, dan pencapaian tujuan kolektif
berkaitan
yang
dari
berkaitan dengan biaya, data yang berkaitan
secara
dengan proses dan metrik kinerja pemasaran,
pada
aktivitas
hakekatnya
tercermin
bersama/proses
berbagi
dengan
produk,
data
yang
afeksi. Sehingga kolaborasi biasanya berupa
keuagan
aktivitas berbagi yang tak berwujud, sulit
Dimensi kedua dari koordinasi berupa
diatur, sulit dipertahankan tanpa adanya
sinkronisasi keputusan, yaitu penentuan
usaha bersama dari kedua belah pihak, dan
siapa yang dapat terlibat dalam pengambilan
mencerminkan tingkat interelasi yang tinggi
putusan
(Khan dan Mentzer, 1996). Pada aktivtas
menyelesaikan pertentangan tujuan, mitigasi
interaksi
keduanya
ketidakpastian, redesain alur kerja, dan
merupakan bentuk komunikasi atau upaya
pengalokasian sumber daya (Lee, 2000;
membagi
Simatupang et al., 2002) Dengan demikian
maupun
kolaborasi,
informasi
yang
saling
menguntungkan.
aktivitas
ketergantungan dan
rantai
pasok :
seperti
untuk
berbagi informasi merupakan aktivitas taktis
Sedangkan koordinasi mencerminkan adanya
maupun kinerja rantai pasok.
antara
keputusan
berbagai
(Malone
dan operasional yang utama pada proses integrasi dan koordinasi dalam manajemen
dan
rantai pasok, sehingga dapat memfasilitasi
Crowston, 1994), tujuan koordinasi adalah
orientasi menjadi aksi yang nyata dalam
untuk mencapai tujuan kolektif yang tidak
mencapai tujuan rantai pasok.
dapat dicapai oleh satu pihak. Dimensi
Kesadaran
mengenai
pertama dari koordinasi adalah berbagi
manajemen
informasi (strategis/rahasia) dengan pihak-
‘seperangkat keyakinan’ bagi individu dalam
pihak lain. Aktivitas berbagi informasi dapat
organisasi,
diartikan
aktivitas yang berbasiskan rantai pasok yang
sebagai
(menyebarkan)
upaya
pemahaman
deseminasi yang
sama
kemudian
rantai
pentingnya
dan
pasok
mendorong
menghasilkan
menjadi
terciptanya
keluaran
yang
diantara anggota/mitra kerja (Simatupang et
mencerminkan
keterkaitan
al., 2002 ; Sidharan dan Simatupang, 2009).
entitas/perusahaan
dalam
Berbagi informasi memungkinkan proses
Keluaran
aktivitas
manajemen
mencerminkan kinerja yang terukur dari
rantai
pasok
untuk
mengkoordinasikan berbagai arus dalam rantai pasok, seperti arus barang/jasa, arus keuangan
dan
informasi
ini
yang
rantai
pasok.
ini
dapat
manajemen rantai pasok. Secara
tradisional,
pengukuran
Berbagi
kinerja diartikan sebagai proses kuantifikasi
informasi
efektivitas dan efisiensi dari sebuah aktivitas
kebutuhan dan permintaan konsumen yang
(Neely et al., 1995), yang memiliki tujuan
dapat
lainnya.
dari
antar
berupa
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
membantu
perusahaan
melakukan
rata tingkat kepuasan dari semua pihak yang
identifikasi peluang dan optimisasi aktivitas
terkait (pelanggan, karyawan, stakeholders,
operasinya.
pemasok, dan rekan kerja sosial) dan
Mengacu pada penelitian Lummus et
reliabilitas dari operasi yang merefleksikan
al., (1998) yang menyatakan bahwa ketika
kualitas, seperti keterbukaan, fleksibilitas,
mengembangkan inisiatif kolaborasi rantai
adaptasi, dan respon pasar yang cepat
pasok, indikator kinerja seharusnya mengacu
(Fassoula,
pada kinerja proses rantai pasok bukan pada
pengukuran
kinerja keuangan perusahaan semata. Oleh
dipandang perlu menambahkan karakter
karena itu, maka pengukuran kinerja rantai
interelasi antar anggota rantai pasok sebagai
pasok memerlukan pendekatan lain yang
salah satu aspek yang mencerminkan kinerja
mencerminkan tujuan dan filosofi proses
proses koordinasi dan integrasi dalam rantai
manajemen
proses
pasok, sehingga kinerja rantai pasok akan
integrasi dan koordinasi dengan mengukur
mencerminkan hubungan atau faktor relasi
keeratan interelasi antar departemen (dalam
antar anggota dalam rantai pasok sebagai
perusahaan) atau antar perusahaan dalam
satu kesatuan (Vanpoucke et al., 2009).
rantai
pasok,
yaitu
rantai pasok.
2008).
Oleh karenanya,
kinerja
Berdasarkan
rantai
isu
pasokan
pada
pentingnya
Sejalan dengan pernyataan Lummus
memahami konsep dasar dari manajemen
et al., (1998), Vanpoucke et al. (2009)
rantai pasok tersebut, maka kajian ini
menyatakan
mencoba
terpenuhinya
harapan
menyederhanakan
konsep
perusahaan terhadap perusahaan mitranya
manajemen rantai pasok baik secara strategis
menjadi ukuran keberhasilan koordinasi
maupun
dalam rantai pasokan, sehingga kepuasan
hubungan sebab akibat yang terdiri dari tiga
interelasidapat dijadikan alat ukur kinerja
konsep utama, yaitu orientasi rantai pasok
rantai pasok yang antara lain menggungkap
sebagai representasi dari konsepsi strategis
kerjasama dalam memecahkan masalah, sifat
dan sistemis dalam manajemen rantai pasok.
fleksibel
Aktivitas
usaha
dalam memenuhi permintaan, bersama
dalam
menindaklajuti
taktis
representasi
kedalam
berbagi dari
sebuah
informasi konsepsi
model
sebagai
taktis
dan
keadaan yang mendesak, dan senantiasa
operasional dalam manajemen rantai pasok,
berupaya
dan kepuasan interelasi rantai pasok sebagai
memenuhi
persyaratan
yang
diharapkan mitra dalam rantai pasok. Kinerja
yang
mencerminkan
representasi
dari
salah
satu
faktor
pengukuran kinerja yang ingin dicapai dalam
keberhasilan koordinasi merefleksikan rata-
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
manajemen rantai pasok melalui aktivitas
tetapi mencakup seluruh rantai pasokannya
berbagi informasi.
(Lee dan Whang, 2000). Oleh karena itu,
Ketiga
konsep
ini
memiliki
kolaborasi antara anggota rantai pasok
keterkaitan satu sama lain secara konseptual,
mutlak
yang mana kinerja yang berkaitan dengan
persaingan tersebut, hal ini menandakan
kepuasan
manajemen rantai pasok memiliki implikasi
interelasi
dipengaruhi
oleh
diperlukan
orientasi rantai pasok melalui aktivitas
strategis
dan
berbagi informasi, namun hubungan diantara
perusahaan.
dalam
jangka
menghadapi
panjang
bagi
ketiganya masih belum banyak diteliti secara
Sedangkan dari sisi lain, manajemen
empiris dilapangan. Sehingga kajian ini
rantai pasok merupakan senjata taktis dalam
bertujuan
mengurangi
mengkonfirmasi
konsep
dan
landasan teori dalam bentuk proposisi.
ketidakpastian
mencermati
hal
yang
pasar,
risiko
meningkatkan
dalam
membuat keputusan jangka pendek ditingkat
manajemen
fungsional dan operasional perusahaan(Lee,
menarik
perkembangan
mengurangi
responsibilitas serta sebagai acuan dalam
KONSTRUKSI MASALAH Ada
biaya,
rantai pasok, baik praktis maupun strategis.
2000). Kesadaran
Secara praktis manajemen rantai pasok
dan
filosofi
akan
menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan
pentingnya adopsi manajemen rantai pasok
produksi perusahaan, atau terkadang hanya
merupakan bentuk awal dari manajemen
menjadi bagian dari alat pemasaran guna
rantai pasok itu sendiri, yang kemudian
memenuhi permintaan konsumen, namun
berkembang menjadi aktivitas-aktivitas yang
masih sangat jarang para praktisi melihat
berupaya mengimplementasi filosofi tersebut
manajemen rantai pasok menjadi bagian
dari
yang
berkembang menjadi aktivitas pengelolaan
strategis
dari
perusahaan
dalam
dalam
berbagai
memenangkan persaingan. Mengingat persaingan yang terjadi
perusahaan,
arus
informasi,
pertukaran
keuangan)
(barang/jasa,
antar
dalam
secara individual, tetapi persaingan antar
dipisahkan kedalam konsep yang berbeda
rantai pasokan (Cooper et al. 1997; Lambert
antara kesadaran strategis dan aktivitas
and
manajemen
2000).
Maka
perusahaan
pasokan.
perusahaan
tidak hanya persaingan antar perusahaan
Cooper,
rantai
kemudian
rantai
Sehingga
pasokan
perlu
didalam
seharusnya memperluas wilayah analisis dan
perusahaan yang disebut dengan orientasi
pengambilan
rantai
keputusan
bukan
hanya
pasok
dengan
aktivitas-aktivitas
terbatas pada unit bisnis tunggal mereka Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
manajemen rantai pasok antar perusahaan
organizations).Oleh
karenanya,
penulis
(Esper et al., 2010; Mentzer et al., 2001).
membedakan antara orientasi rantai pasok
Orientasi rantai pasok merupakan
dengan aktivitas manajemen rantai pasok,
unsur yang berkaitan dengan pemahaman
namun merupakan bagian yang integral dari
mengenai arti penting dan tujuan strategis
konsep manajemen rantai pasok.
manajemen
rantai
Terminologi
Aktivitas manajemen rantai pasok,
orientasi rantai pasok ini dikemukakan oleh
merupakan serangkaian tindakan (act) atau
Mentzer et al. (2001) yang didefinisikan
perilaku (behavior) yang konsisten dengan
sebagai "Pemahaman sebuah organisasi
nilai-nilai filosofi dari manajemen rantai
mengenai implikasi sistemis, strategis dari
pasok. Dalam konteks ini, filosofi dari
kegiatan
dalam
manajemen rantai pasok berubah menjadi
mengelola berbagai aliran/aruspada rantai
serangkaian implementasi atau aktivitas
pasok",atau
sebagai
yang mencerminkan filosofi rantai pasok
“seperangkat keyakinan” mengenai rantai
tersebut.Aktivitas-aktivitas ini dapat berupa
pasok yang muncul dari dalam perusahaan
aktivitas
dan
berbagi
taktis
menjadi
pasok.
yang
terlibat
diidentifikasi
dasar
untuk
melakukan
terpadu
(integrated
informasi
behavior),
yang
saling
kerjasama antar organisasi.Oleh karenanya,
menguntungkan
secara konseptual orientasi rantai pasok
information),bekerjasama(cooperation),foku
merupakan
anteseden
s yang sama terhadap tujuan dan pelayanan
dariaktivitasmanajemen rantai pasok(Esper
terhadap konsumen (the same goal and the
et al., 2010, Mentzer et al., 2001).
same
Hasil penelitian Min et al. (2007)
focus
(mutually
on
pengintegrasian
serving
sharing
customers),
proses(integration
membuktikan secara empiris bahwa orientasi
processes)serta kemitraan untuk membangun
rantai pasok mempengaruhi secara positif
dan
dan signifikan terhadap aktivitas manajemen
panjang(partnership to build and maintain
rantai pasok, dan menyimpulkan bahwa
long-term relation)(Mentzer et al., 2001;
orientasi rantai pasok merupakan sebuah
Min et al., 2007).
konsep operasional dari filosofi rantai pasok yang
diaktualisasi
perusahaan(within
the
dari
dalam
organization),
memelihara
hubungan
jangka
Penulis berpendapat bahwa aktivitas berbagi informasi merupakan aktivitas yang penyanggautama(backbone)
dalam
Sedangkan aktivitasmanajemen rantai pasok
manajemen rantai pasok. Berbagi informasi
merupakan keseluruhan aktivitas manajemen
menjadi kegiatan kunci dalam setiap aktvitas
yang dilakukan antar organisasi(between the
lain dalam manajemen rantai pasok. Hal ini
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
berdasarkan pada teori distribusi (Foresster,
bekerjasama
1958) yang menekankan pada pentingnya
pemahaman bersama, memiliki visi bersama,
integrasi atau inter-relasi yang berkaitan
berbagi sumber daya, dan pencapaian tujuan
dengan arus informasi, arus barang/jasa, arus
kolektif yang pada hakekatnya tercermin
tenaga kerja, arus keuangan dan arus barang
dari aktivitas bersama/proses berbagi secara
modal antar perusahaan, yang kemudian
afeksi. Sehingga kolaborasi biasanya berupa
diadopsi kedalam teori manajemen rantai
aktivitas berbagi yang tak berwujud, sulit
pasok. Kemudian Mentzer et al. (2001)
diatur, sulit dipertahankan tanpa adanya
menjelaskan bahwamanajemen rantai pasok
usaha bersama dari kedua belah pihak, dan
merupakan aktivitaskoordinasiyang sistemis
mencerminkan tingkat interelasi yang tinggi
dan strategis antara berbagai fungsi bisnis
(Khan dan Mentzer, 1996). Pada aktivtas
dalam
interaksi
sebuah
perusahaan
dan
antar
yang
maupun
menekankan
kolaborasi,
pada
keduanya
perusahaan dalam rantai pasokan, yang
merupakan bentuk komunikasi atau upaya
bertujuan meningkatkan kinerja perusahaan
membagi
secara individual dan kinerja rantai pasok
menguntungkan.
sebagai satu kesatuan. Dengan demikian hal
informasi
yang
saling
Sedangkan koordinasi mencerminkan
pokok dari aktivitas manajemen rantai pasok
adanya
dapat terangkum dalam dua aktivitas utama
aktivitas
yaitu integrasi dan koordinasi. Merujuk dari
Crowston, 1994), tujuan koordinasi adalah
teori integrasi (Khan dan Mentzer, 1996)
untuk mencapai tujuan kolektif yang tidak
serta teori koodinasi (Malone dan Crowston,
dapat dicapai oleh satu pihak. Dimensi
1994), keduanya dibentuk oleh satu kegiatan
pertama dari koordinasi adalah berbagi
yang sama yaitu berbagi informasi.
informasi (strategis/rahasia) dengan pihak-
Integrasi merupakan proses interaksi
ketergantungan dan
diartikan
yang
(menyebarkan)
Interaksi
mencerminkan
keputusan
berbagai
(Malone
dan
pihak lain. Aktivitas berbagi informasi dapat
dan kolaborasi untuk mewujudkan kesatuan kohesif.
antara
sebagai
upaya
pemahaman
deseminasi yang
sama
komunikasi verbal dan pertukaran informasi
diantara anggota/mitra kerja (Simatupang et
berbasiskan
laporan,
al., 2002 ; Sidharan dan Simatupang, 2009).
fax,e-
Berbagi informasi memungkinkan proses
dokumen
pertemuan
seperti:
(rapat),
mail,telekonferensiatau aktivitas nyata yang
manajemen
dapat
Sedangkan
mengkoordinasikan berbagai arus dalam
kemauan/kerelaan
rantai pasok, seperti arus barang/jasa, arus
dimonitor
kolaborasi (orang,
lainnya.
merupakan
sistem,
unit/organisasi)
untuk
keuangan
rantai
dan
yang
pasok
lainnya.
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
untuk
Berbagi
informasi
ini
dapat
informasi
efektivitas dan efisiensi dari sebuah aktivitas
kebutuhan dan permintaan konsumen yang
(Neely et al., 1995), yang memiliki tujuan
berkaitan
membantu
dengan
berupa
produk,
data
yang
perusahaan
melakukan
berkaitan dengan biaya, data yang berkaitan
identifikasi peluang dan optimisasi aktivitas
dengan proses dan metrik kinerja pemasaran,
operasinya.
keuagan
maupun
kinerja
rantai
Mengacu pada penelitian Lummus et
pasok.Dimensi keduadari koordinasi berupa
al., (1998) yang menyatakan bahwa ketika
sinkronisasi keputusan, yaitu penentuan
mengembangkan inisiatif kolaborasi rantai
siapa yang dapat terlibat dalam pengambilan
pasok, indikator kinerja seharusnya mengacu
putusanrantai
untuk
pada kinerja proses rantai pasok bukan pada
menyelesaikan pertentangan tujuan, mitigasi
kinerja keuangan perusahaan semata. Oleh
ketidakpastian, redesain alur kerja, dan
karena itu, maka pengukuran kinerja rantai
pengalokasian sumber daya (Lee, 2000;
pasok memerlukan pendekatan lain yang
Simatupang et al., 2002) Dengan demikian
mencerminkan tujuan dan filosofi proses
berbagi informasi merupakan aktivitas taktis
manajemen
dan operasional yang utama pada proses
integrasi dan koordinasi dengan mengukur
integrasi dan koordinasi dalam manajemen
keeratan interelasi antar departemen (dalam
rantai pasok, sehingga dapat memfasilitasi
perusahaan) atau antar perusahaan dalam
orientasi menjadi aksi yang nyata dalam
rantai pasok.
pasok :
seperti
mencapai tujuan rantai pasok. Kesadaran manajemen
pasok,
yaitu
proses
Sejalan dengan pernyataan Lummus
mengenai
rantai
rantai
pentingnya
pasok
menjadi
et al., (1998), Vanpoucke et al. (2009) menyatakan
terpenuhinya
harapan
‘seperangkat keyakinan’ bagi individu dalam
perusahaan terhadap perusahaan mitranya
organisasi,
terciptanya
menjadi ukuran keberhasilan koordinasi
aktivitas yang berbasiskan rantai pasok yang
dalam rantai pasokan, sehingga kepuasan
kemudian
yang
interelasidapat dijadikan alat ukur kinerja
antar
rantai pasok yang antara lain menggungkap
rantai
pasok.
kerjasama dalam memecahkan masalah, sifat
ini
dapat
dan
mendorong
menghasilkan
keluaran
mencerminkan
keterkaitan
entitas/perusahaan
dalam
Keluaran
aktivitas
dari
fleksibel
dalam memenuhi permintaan,
mencerminkan kinerja yang terukur dari
usaha
manajemen rantai pasok.
keadaan yang mendesak, dan senantiasa
Secara
tradisional,
pengukuran
kinerja diartikan sebagai proses kuantifikasi
bersama
berupaya
dalam
memenuhi
menindaklajuti
persyaratan
diharapkan mitra dalam rantai pasok.
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
yang
Kinerjayang
mencerminkan
pengukuran kinerja yang ingin dicapai dalam
keberhasilan koordinasi merefleksikan rata-
manajemen rantai pasok melalui aktivitas
rata tingkat kepuasan dari semua pihak yang
berbagi informasi.
terkait (pelanggan, karyawan, stakeholders,
Ketiga
konsep
ini
memiliki
pemasok, dan rekan kerja sosial) dan
keterkaitan satu sama lain secara konseptual,
reliabilitas dari operasi yang merefleksikan
yangmana kinerja yang berkaitan dengan
kualitas, seperti keterbukaan, fleksibilitas,
kepuasan
adaptasi, dan respon pasar yang cepat
orientasi rantai pasok melalui aktivitas
(Fassoula,
isu
berbagi informasi, namun hubungan diantara
pasokan
ketiganya masih belum banyak diteliti secara
2008).
pengukuran
Oleh karenanya,
kinerja
rantai
interelasi
Sehingga
oleh
dipandang perlu menambahkan karakter
empiris
interelasi antar anggota rantai pasok sebagai
bertujuan
salah satu aspek yang mencerminkan kinerja
landasan teori dalam bentuk proposisi.
proses koordinasi dan integrasi dalam rantai
dilapangan.
dipengaruhi
mengkonfirmasi
kajianini
konsep
dan
KONTRIBUSI KAJIAN
pasok, sehingga kinerja rantai pasok akan
Hasil kajian ini diharapkan dapat
mencerminkan hubungan atau faktor relasi
menjadi dasar koseptual bagi penelitian-
antar anggota dalam rantai pasok sebagai
penelitian
satu kesatuan (Vanpoucke et al., 2009).
masukan baru dalam memahami dimensi
Berdasarkan
pada
selanjutnya,
serta
menjadi
pentingnya
dasar dalam praktek manajemen rantai pasok
memahami konsep dasar dari manajemen
melalui hubungan antara orientasi, aktivitas
rantai pasok tersebut, maka kajian ini
berbagi informasi dan kinerja kepuasan
mencoba
interelasi dalam rantai pasok yang masih
menyederhanakan
konsep
manajemen rantai pasok baik secara strategis maupun
taktis
kedalam
sebuah
sangat jarang diteliti.
model
Bagi para praktisi, hasil kajian ini
hubungan sebab akibat yang terdiri dari tiga
diharapkan
konsep
rantai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan
pasoksebagai representasi dari konsepsi
terkait dengan arti penting orientasi rantai
strategis dan sistemis dalam manajemen
pasok
rantai pasok. Aktivitas berbagi informasi
perusahaan,
sebagai representasi dari konsepsi taktis dan
sebagai bagian dari upaya taktis dan
operasional dalam manajemen rantai pasok,
operasional
dan kepuasan interelasirantai pasok sebagai
kepuasan interelasi dalam rantai pasok yang
representasi
mencerminkan
utama,
dari
yaitu
orientasi
salah
satu
faktor
dapat
sebagai
dijadikan
bagian
aktivitas
dari
berbagi
perusahaan
terkait
kekuatan
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
bahan
strategi infomasi
dengan
integrasi
dan
koordinasi dengan relasi/pemasok untuk
material yang melibatkan perusahaan lain
mencapai
adalah
tujuan
strategis
perusahaan.
bagian
dari
aktivitas
tersebut.
usaha
Sehingga dapat membantu proses menguatan
perusahaan
Kerterlibatan
klaster industri manufaktur di Indonesia.
perusahaan dalam arus material inilah yang secara sederhana diartikan sebagai rantai
LANDASAN TEORI DAN PROPOSISI
pasok,
dan
ketika
sebuah
perusahaan
Bagian ini menguraikankonsep dasar
menyadari akan arti strategis dari hubungan
mengapa sebuah perusahaan terlibat dalam
antar perusahaan dalam rantai pasok yang
rantai pasok, mengenali rantai pasok sebagai
mendorong
sebuah fenomena bisnis yang harus dikelola.
keyakinan(a set of believe) yang kemudian
Menjelaskan konsepsi manajemen rantai
menjadi dasar dalam melakukan aktivitas
pasok dan orientasi rantai pasok serta
bisnis
landasan teori mengenai hubungan antara
perusahaan akan memiliki orientasi yang
orientasi rantai pasok, aktivitas berbagi
jelas dalam mengelola rantai pasoknya.
informasi dan kepuasan interelasi dalam
a. Perusahaan sebagai bagian dari
rantai
pasok.Selanjutnya
dibahas
pengembangan proposisi dari ketiga konsep
yang
terciptanya
seperangkat
berkesinambungan,
maka
Rantai Pasok Ketatnya
persaingan,
menuntut
tersebut. Bagian ini juga mengemukakan
perusahaan untuk mengevaluasi dan
bukti-bukti
penelitian
memutahirkan
dalam
berkelanjutan,
yaitu
berupaya
menciptakan
dan
meningkatkan
nilai(value)bagi
para
empiris
sebelumnya,
sebagai
membangun
asumsi
dari dasar dan
landasan
pembentukan proposisi.
strateginyasecara dengan
pemangkukepentingannya(Hunt KONSEPSI
ORIENTASI
RANTAI
and
Morgan, 1995). Salah satu cara untuk menciptakan
PASOK
selalu
nilai
adalah
dengan
Perusahaan sebagai bagian dari unit
efisiensi dalam proses produksi dan
ekonomi yang berusaha menciptakan nilai
dalam menyampaikan barang dan jasa
tambah
memiliki
kepada konsumen,atau sering disebut
material.
dengan strategi cost leadership (Porter,
pada
produk/jasa
kepentingan
dengan
Keterlibatan
perusahaan
aliran dalam
aliran
1980).Walaupun
demikian,
Porter
bahwa
cost
material merupakan konsekuensi logis dari
(1996)menjelaskan
aktivitas bisnis bagi perusahaan, sehingga
leadership bukanlah strategi yang tepat
upaya yang dilakukan dalam mengelola arus
dalam menciptakan keunggulan bersaing
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
untuk
jangka
lebih
bisnis (pemasok, manufaktur, distributor
diperlukan perusahaan adalah efisiensi
sampai ke pengecer) bekerjasama untuk
operasional.
menghasilkan barang/jasa serta informasi
Efisiensi
panjang,
yang
perusahaan
yang memberikan nilai tambah bagi
dapat berupa perbaikan pada manajemen
konsumen (Lambert dalam Mentzer et
alur kerja, pemanfaatan teknologidan
al., 2001).Sedangkan Mentzer et al.
pemanfaatan optimal.
operasional
sumber
Cara
yang
daya
secara
(2001)mendefinisikan
efektif
untuk
sebagai grup yang setidaknya terdiri dari
dengan membentuk kolaborasi dengan
perorangan)
perusahaan lain (pemasok, pelanggan,
terlibat dalam aliran/distribusi (keatas
distributor, atau pihak ketiga).Kolaborasi
dan kebawah) dari barang-barang, jasa-
yang
jasa, modal dan atau informasi dari
akan
menciptakan
kerjasama dan menjamin kelangsungan operasi perusahaan melalui mekanisme kerja yang dikenal sebagai rantai pasok. Rantai pasok merupakan sekumpulan
entitas
(perusahaan
pasok
mencapai efisiensi operasional adalah
terbentuk
3
“rantai
yang
secara
atau
langsung
sumbernya ke pengguna akhir”. Upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan berkoordinasi
untuk
bekerjasama
dengan
atau
perusahaan
perusahaan yang terlibat dalam arus
lainnya, merupakan bagian dari aktivitas
material (La Londe and Master, 1994).
rantai pasok.Membangun kepercayaan
Pada umumnya aktivitas dalam rantai
antar perusahaan, berbagi risiko dan
pasok perusahaan manufaktur terdiri dari
insentif serta aktivitas-aktivitas berbagi
beberapa perusahaan individual yang
informasi strategis lainnya merupakan
terlibat dalam pengolahan sebuah produk
upaya
dan
hingga kepada
efisiensi operasional. Upaya-upaya ini
konsumen akhir – produsen komponen
membuat perusahaan-perusahaan saling
dan
produk,
terintegrasi dan berkoordinasi untuk
dan
mencapai tujuan bersama sebagai satu
merupakan
kesatuan yang kohesif, atau sering
anggota dari rantai pasokan, sehingga
disebut sebagai manajemen rantai pasok.
menyalurkannya
bahan
pedagang perusahaan
baku, besar,
perakit pengecer,
transportasi
perusahaan
untuk
setiap perusahaan akan menjadi bagian dari sebuah rantai pasok. Rantai pasok adalah sistem yang terintegrasi yang mana sejumlah satuan Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
mencapai
b. Orientasi Rantai Pasok merupakan bagian dari Manajemen Rantai Pasok Manajemen rantai pasok sebagai sebuah konsep berkembang diawali dari teori distribusi yang dikemukakan oleh
dari pemasok bahan mentah melalui berbagai
tingkatan
pergudangan
dan
manufaktur, distribusinya
sampai ke konsumen” 3. The Information School (definisi dari
Forrester (1958), yang menekankan arti
Johannsson):
penting pada inter-relasi perusahaan
pasok
untuk
barang/jasa,
patisipan
sumberdaya
mendapatkan informasi yang cukup,
mengelola
keuangan,
arus
informasi,
manusia
dan
barang-barang
lainnya.
Menurut
Manajemen
mensyaratkan dari
pasoknya
sehingga
(2007)
berbagai partisipan merupakan faktor
terminologi manajemen rantai pasok
kritis dalam menciptakan kinerja
(supply
secara umum”
chain
management)
dikemukakan pertama kali oleh Houlihan
4. The
informasi
seluruh
modal
Sandberg
arus
rantai
rantai
Integration/Process
melalui
School
pada tahun 1985 yang sejalan dengan
(definisi dari Lambert): “Integrasi
pemikiran Foresster yang berorientasi
proses
pada arti penting fungsi inter-relasi
disebut dengan manajemen rantai
dalam rantai pasok.
pasok”
Delfmann
Paradigma pertama sejalan dengan
mengidentifikasi 4 fokus dari manajemen
rantai nilai Porter, paradigma kedua
rantai
memiliki
Fokus
dan
Albers
dari rantai pasok
(2001)
pasok
and
bisnis
pekembangannya.
manajemen
rantai
pasok
fokus
terhadap
aktivitas
logistik, paradigma ketiga fokus kepada
dibedakan atas:
arus/pertukaran
1. The Functional Chain /Awereness
partisipan dalam rantai pasok, sementara
School(definisi
dari
informasi
antar
Houlihan):
paradigma keempat menfokuskan pada
“Manajemen rantai pasok melingkupi
proses integrasi aktivitas bisnis dari
aliran barang dari pemasok melalui
seluruh rantai pasok.
manufaktur dan distributor sampai konsumen akhir”.
Dalam perkembangannya, definisi manajemen
2. The Linkage/Logistic School (definisi
rantai
pasok
berupaya
mengelaborasi keempat fokus paradigma
dari Turner): “Manajemen rantai
sebelumnya,
pasok
yang
manajemen rantai pasok yang sering
mengkaitkan semua jejaring mulai
digunakan saat ini berkaitan dengan
merupakan
teknik
sehingga
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
konsep
seluruh
arus
dalam
rantai
pasok,
pemasok
hingga
kepada
menyangkut perpindahan material dari
akhir”,
industri hulu sampai ke konsumen, arus
“manajemen rantai pasok berkaitan pula
informasi dan proses integrasi antar
dengan aliran informasi yang menyertai
perusahaan
aliranmaterial fisik”(Sandberg, 2007).
dalam
seluruh
aktivitas
bisnisnya.
Stevens
pengguna
menambahkan
Mentzer et al. (2001) membedakan
Berkaitan dengan aktivitas bisnis
antara rantai pasok dengan manajemen
yang dilakukan perusahaan, maka tujuan
rantai pasok. Rantai pasok merupakan
utamanya
untuk
sebuah fenomena yang ada dalam bisnis,
mencapaikeuntungan. Selain itu, tujuan
yang mana setiap perusahaan terkait
yang berusaha dicapai perusahaan adalah
pada
berkaitan
perusahaan lain, atau sering disebut
adalah
dengan
keunggulan
aliran
komoditas
dengan
kompetitif.Untuk mencapai tujuan-tujuan
sebagai aliran distribusi.
strategis tersebut, salah satu upaya yang
manajemen rantai pasok digambarkan
dapat dilakukanperusahaan adalahdengan
sebagai upaya pengeloaan secara terbuka
melakukan integrasi operasional dengan
oleh
perusahaan lain, sehingga pada akhirnya
pasok.Pengelolaan secara terbuka pada
perusahaan akan berusaha mengelola
rantai pasok diartikan sebagai“aktivitas
hubungan antar perusahaandalam rantai
koordinasi sistemik dan strategis dari
pasoknya. Perusahaan yang mengelola
fungsi-fungsi bisnis tradisional internal
rantai
bahwa
perusahaan dan di seluruh perusahaan
keuggulaninternal perusahaan tidaklah
dalam rantai pasokan, untuk tujuan
cukup
meningkatkan kinerja jangka panjang
pasok
untuk
strategisnya,
menyadari
mencapai
tujuan
dibutuhkan
pula
organisasi
perusahaan
secara
Sedangkan
dalam
rantai
individual
dan
keunggulan eksternal dalam rantai pasok
kinerja rantai pasokan sebagai satu
untuk mencapai tujuan strategis dan
kesatuan” (Mentzer, et al., 2001).
kompetitif perusahaan tersebut (Lambert and
Cooper,
ini
“manajemen rantai pasok merupakan
merupakan dasar dari filosofi manajemen
seluruh arus informasi, material, barang
rantai pasok.
dan atau jasa dari pemasok bahan baku,
Jones
dan
2000),pemahaman
Chase et al. (2001) mendefinisikan
Rileymendefinisikan
pabrik,
gudang,
sampai
dengan
“manajemen rantai pasok berkaitan
pelanggan dengan menerapkan sistem
dengan keseluruan aliran material dari
total (total system approach)”.
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Implementasi
manajemen
rantai
menyerhanakan
birokrasi
dan
pasok memungkinkan perusahaan untuk
menekan biaya pada pembuatan
dapat meningkatkan efisiesi operasional
kontrak-kontrak kerjasama.
yang lebih baik, walaupun hasil yang diperoleh
akan
manajemen rantai pasok dari tiga sisi
berbeda. Namun setidaknya, manfaat
berbeda; Pertama, manajemen rantai
yang
perusahaan
pasok dipandang sebagai sebuah konsep
berupa: (Dyer and Singh dalam Botha
filosofis manajemen, yang berkaitan
and Waldt, 2010)
dengan orientasi rantai pasok dalam
setiap
akan
perusahaan
Mentzer et al. (2001) menguraikan
didapatkan
Relation-specificAsset;
dapat
mencapai
diperoleh
dari
yang
Kedua, manajemen rantai pasok dari sisi
strategis,
berupa
kekuatan
integrasi
yang
menjamin
relasi
yang
berupaya
mengimplementasi
konsep-konsep
dan taktis. Ketiga, manajemen rantai
Capabilities; diartikan sebagai
pasok dipandang sebagai sebagai sebuah
sumberdaya
proses yang berkesinambungan antar
Resource
perusahaansecara
individual
berbagai aktivitas dalam rantai pasokan.
menciptakan
Sebagai sebuah filosofi, manajemen
keunggulan kompetitif apabila
rantai pasok menggunakan pendekatan
dipadukan.
sistem untuk melihat rantai pasokan
Knowledge Sharing; yang mana
sebagai satu kesatuan, bukan sebagai
akan
kumpulan
yang
dapat
menciptakan
pola
fragmen
yang
sendiri-sendiri
yang
Tyndall et al. dalam Mentzer et al.,
proses
pembelajaran
(Ellram
beroperasi
pembelajaran bagi perusahaan,
sebagai
manajemen rantai pasok memperluas
kunci
dalam
keunggulan
konsep
kata
kemitraan
lain,
Cooper;
2001).
faktor
Dengan
dan
organisasional ini diidentifikasi
menciptakan
filosofi
multi-perusahaan
untuk mengelola total aliran barang dari
kompetitif.
diharapkan.
or
Complementary
perusahaan
aktivitas
yang
filosofis rantai pasokan menjadi praktis
operasional perusahaan
kinerja
Effective
Governance
Promoted;
diartikan
is
pemasok
kepada
pelanggan
utama
sebagai
(Ellram; Jones dan Riley, dalam Mentzer
kemudahan dalam pengelolaan
et al., 2001). Jadi, manajemen rantai
hubungan relasi, sehingga dapat
pasok adalah seperangkat keyakinan
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
bahwa setiap perusahaan dalam rantai
lain, filosofi manajemen rantai pasok
pasokan secara langsung maupun tidak
mendorong anggota rantai pasok untuk
langsung mempengaruhi kinerja semua
memiliki
orientasi
anggota rantai pasok lainnya, dan pada
integrasi
yang
akhirnya mempengaruhi kinerja rantai
sistemik.
pada
terciptanya
komprehensif
dan
pasokan sebagai satu kesatuan (Cooper
Mentzer et al., (2001) mengusulkan
et al., 1997). Seperangkat keyakinan ini
bahwa manajemen rantai pasok sebagai
diartikan pula sebagai orientasi rantai
suatu
pasok (Mentzer, et al.,2001; Esper et al.,
karakteristik sebagai berikut:
2010).
filosofi
manajemen
1. Pendekatan
Orientasi dalam manajemen rantai
memiliki
sistemis
untuk
melihat rantai pasokan secara
pasok, membantu proses sinkronisasi dan
keseluruhan,
konvergensi internal perusahaan antara
mengelola total aliran persediaan
kemampuan operasional dan strategis
barang dari pemasok kepada
menjadi sebuah kekuatanuntuk menarik
pelanggan akhir;
pasar,
serta
secara
integratif
2. Orientasi
dan
strategis
mengarahkan anggota rantai pasok untuk
upayakerjasama
lebih fokus pada pengembangan solusi
sinkronisasi
inovatif
perusahaandengan
sebagai
sumber
nilai
bagi
antara
Holcomb dalam Mentzer et al., (2001),
dalam satu kesatuan.
manajemen
rantai
tujuan pasok
dari harus
3. Fokus
dan
internal
kemampuan
operasional
bahwa
terhadap untuk
konsumen dan keunggulan. Langley dan
menyatakan
untuk
strategis
terhadap
ke
konsumen
menciptakan sumber pembeda
menyinkronkan semua kegiatan rantai
yang
menciptakan
nilai
bagi
pasok untuk menciptakan nilai bagi
konsumen, yang mengarah pada
pelanggan. Dengan demikian, filosofi
kepuasan pelanggan.
manajemen rantai pasok menunjukkan
Sebagai bagian dari filosofi dari
batas-batas manajemen rantai pasok
manejemen rantai pasok, orientasi rantai
tidak hanya meliputi arus barang saja,
pasok harus memiliki ketiga karakteristik
tetapi juga semua fungsi lain dalam
tersebut, sehingga menjadi seperangkat
perusahaan dan antar perusahaan dalam
keyakinan
rantai pasok untuk menciptakan nilai
operasi secara keseluruhan (systemic
pelanggan dan kepuasan. Dengan kata
views), mempertimbangkan aspek taktis
yang
melingkupi
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
sistem
dalam konteks strategis yang lebih luas
Tanpa
mengembangkan
orientasi
(strategic views) (Mentzer, et al., 2001).
rantai pasok di dalam perusahaan, maka
Orientasi
tidak
rantai
pasok
juga
dapat
mungkin
untuk
diartikan sebagai kemampuan sebuah
mengimplementasikan
konsep
organisasi dalam mengenali, memahami
manajemen
implikasi sistemis dan strategis dari
perusahaan (Esper et al., 2010). Orientasi
sebuah aktivitas taktis manajemen dalam
rantai
berbagai hubungan dalam rantai pasok.
membangun dan
rantai
pasok
pasokan
pada
perusahaan
dapat
memelihara unsur-
unsur budaya dalam bekerjasama dengan mitra rantai pasok yaitu: kepercayaan,
c. Arti penting Orientasi dalam
komitmen,
Manajemen Rantai Pasok Semua barang yang sampai ketangan konsumen pasti melalui rantai pasok, namun
tidak
semua
rantai
pasok
norma
kooperatif,
kompatibilitas organisasi, dan dukungan manajemen puncak. Kepercayaan,
yang
terdiri
dari
memiliki cukup komitment dan interaksi
kredibilitas dan kebajikan (benevolence),
yang konsisten untuk mencapai nilai
menentukan kerjasama serta komitment.
konsumen dan keungulan bersaing bagi
Kredibilitas adalah keyakinan terhadap
perusahaan. Didalam manajemen rantai
perusahaan mitra bahwa mereka akan
pasok, setiap perusahaan harus selalu
menepati
bekerjasama
kewajibannya,
atau
setidaknya
berkoordinasi
untuk
mengintegrasikanseluruh
arus/aliran,
janjinya, dan
memenuhi
tulus.
(benevolence)adalah
Kebajikan keyakinan
perusahaan bahwa mitra kerjasamanya
proses dan sistem yang ada dalam rantai
berkepentingan
pasok,
perusahaan.Bersedia menerima dislokasi
yang
bertujuan
untuk
terhadap
menciptakan nilai konsumen yang lebih
jangka
tinggi. Oleh karenanya, tidak setiap
mengambil tindakan tak terduga yang
perusahaan yang terlibat dalam rantai
akan
pasok mengimplementasikan manajemen
perusahaan(Min et al., 2007).
rantai pasok, sehingga perbedaan cara
pendek,
berdampak
Komitmen
dan
kemajuan
tidak
negatif
didefinisikan
akan
pada
sebagai
pandang terhadap rantai pasok dan
sebuah jaminan “implisit atau eksplisit”
manajemen rantai pasok dari sebuah
terhadapkelangsungan hubungan antara
perusahaan
mitra
menentukan
pemahaman
filosofis manajemen rantai pasoknya.
transaksi".
Norma
kooperasi
didefinisikan sebagai "persepsi mengenai
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
upaya bersama baik pemasok maupun
konsisten dengan filosofi manajemen
distributor untuk mencapai tujuan yang
rantai pasoknya, sehingga menciptakan
saling menguntungkan secara individual,
praktek manajemen yang mengarah pada
serta
terbentuknya integrasi dan koordinasi
menghilangkan
tindakan
oportunistik."
antar perusahaan secara strategis dan
Budaya perusahaan yang kompatibel
taktis.
Mentzer
et
al.
(2001)
dan teknik manajemen masing-masing
mengidentifikasi berbagai kegiatan yang
perusahaan dalam suatu rantai pasok
mencerminkan orientasi rantai pasok
diperlukan untuk mencapai tujuan dalam
yang sejalan dengan filosofi manajemen
manajemen rantai pasok. Dan yang
rantai pasok antara lain :
terakhir, dukungan manajemen puncak, yang
termasuk
kepemimpinan
dan
komitmen untuk berubah, adalah hal yang penting dalam manajemen rantai pasok, dan jika tidak ada dukungan dari manajemen puncak, maka ini merupakan penghambat dalam manajemen rantai pasok (Min et al., 2007) Sehingga sebuah perusahaan harus berorientasi
untuk
mempertahankan,
membentuk, dan
bahkan
meningkatkan elemen-elemen di dalam perusahaan yang berhubungan dengan upaya kooperasi dan koordinasi dengan perusahaan lain pada rantai pasoknya.
d. Aktivitas Berbagi Informasi dalam Manajemen Rantai Pasok Perusahaan yang memiliki orientasi rantai pasok, memungkinkan perusahaan untuk
bertindak
dan
berperilaku
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Aktivitas Manajemen Rantai Pasok 1. Integrated Behavior 2. Mutually Sharing Information 3. Mutually Sharing Risk and Reward
4. Cooperation
5. The Same Goal and the Same Focus on Serving Customers 6. Integration Processes
7. Partners to Build and Maintain Long-term relationship
Bowersox & Closs, 1996 Cooper, et.al. 1997; Novack, Langley and Rinehart, 1995; Tyndall, 1998 Cooper & Ellram, 1993; Cooper, et al. 1997; Novack, Langley and Rinehart, 1995; Tyndall, 1998; Elhram & Cooper, 1990 Tyndall, 1998; Elhram & Cooper, 1990; Anderson & Narus, 1990; Cooper, 1997 Lassar and Zinn, 1995 Cooper, et al. 1997; Cooper, Lambert, and Pagh, 1997; Ellram & Cooper, 1990; Novack, Langley, and Rinehart, 1995; Tyndall, et al. 1998 Cooper et al. 1997; Ellram and Cooper, 1990; Tyndall et al. 1998
Sumber: diringkas dari Mentzer, et al., 2001
Tujuh aktivitas manajemen rantai
dalam
mengimplementasikan
pasokan merupakan pokok dari upaya
khususnya
mengimplementasikan manajemen rantai
memonitor/memantau
pasok menuju kinerja organisasional
aktivitas
yang lebih baik, dan selain itu juga dapat
Frekuensi
menciptakan sustainable competitiveness
antar anggota rantai pasok merupakan
yang
indikasi efektivitas manajemen rantai
terkait
orientationdan
denganmarketing aktivitas
manajemen
rantai pasok melalui orientasi rantai pasok (Min et al., 2007). Aktivitas
untuk
filosofi,
perencanaan
dan
proses
seluruh
rantai
pasok.
manajemen
memperbaharui
informasi
pasok yang dilakukan (Cooper et al., 1997). The Global Logistics Research Team
berbagi
merupakan
informasi
at Michigan State University dalam Min
penyangga
et al. (2007) mendefinisikan “berbagi
utama(backbone)dalam seluruh aktivitas
informasi
manajemen rantai pasok untuk menekan
kerelaan
biaya
strategis dan taktis kepada anggota lain
dan
meningkatkan
konsumen
(Spekman
Shidharan
dan
et
kepuasan
sebagai untuk
kemauan
atau
menyediakan
data
al.
dalam
dalam rantai pasok”. Berbagi secara
Simatupang,
2009).
terbuka mengenai tingkat persediaan,
Berbagi informasi sangat dibutuhkan
peramalan,
strategi
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
promosi
dan
penjualan dan strategi pemasaran yang
anggota
dapat mengurangi faktor ketidakpastian
penawaran dan permintaan. Simchi-Levi
antara
dan
et al.; Sherman; Fisherdalam Shidharan
and
dan Simatupang (2009) menemukan
mitra
meningkatkan
pemasoknya kinerja
(Lewis
Talalayevsky, 1997). Definisi lain
rantai
bahwa
untuk
berbagi
menyesuaikan
informasi
dapat
menyatakan bahwa
meningkatan kinerja yang signifikan bagi
“berbagi informasi merupakan suatu
semua anggota rantai pasok, seperti
proses yang memfasilitasi para anggota
fokus
rantai pasok untuk menangkap dan
koordinasi
menyebarkan
tepat
penjualan dan pemenuhan permintaan
waktu, relevan dan akurat sehingga
serta meminimalkan risiko terkait dengan
penerima
ketidakpastian permintaan.
informasi
dapat
melaksanakan,
yang
merencanakan, dan
melakukan
pasar
yang
yang
Aktivitas
lebih
lebih
kohesif,
baik
berbagi
pada
informasi
pengendalian operasi rantai pasokan”.
memungkinkan
Aktivitas berbagi informasi yang efektif
integrasi,
menjadi dasar bersama untuk melakukan
bersama dalam meningkatkan kinerja
tindakan terpadu antar fungsi yang
perusahaan.Aktivitas
berbeda dengan perusahaan lain dalam
memungkinkan setiap anggota dari rantai
rantai pasok. (Whipple et al. dalam
pasokan untuk melakukan peramalan
Shidharan dan Simatupang, 2009).
secara
Berbagi informasi juga memfasilitasi
dan
akurat,
pemesanan,
terjadinya
proses
mewujudkan
upaya
berbagi
menekan
variabilitas
mempersingkat
waktu
kejelasan tentang permintaan, proses
pemesanan/pengiriman, dan mengurangi
pemenuhan permintaan,
tingkat persediaan ( Lee et al., 1997).
dan
kinerja
umum untuk semua anggota yang terlibat dalam manajemen rantai pasok (Zhao et al, dalam Shidharan dan Simatupang, 2009).Berbagi
informasi
e. Kepuasan Interelasi dalam Manajemen Rantai Pasok
mendorong
Hubungan
kolaboratif
terjadinya collaborative initiatives dalam
manajemen
rantai pasok, yaitu dapat berupa Effektif
manifestasi dari upaya penciptaan dan
Customer
(ECR),
penggunaan nilai yang sejalan dengan
Vendor
teori keadilan dan teori ekuitas(Adams;
Managed Inventory (VMI) didasarkan
Homans; Walster et al. dalam Wagneret
pada konsep berbagi informasi antar
al.,
QuickResponse
Response (QR)
dan
2010).
rantai
pasok
dalam
Mengakar
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
merupakan
pada
konsep
psikologi
sosial,
menjelaskan
teori
keadilan
berdasarkan
pada
pembagian
hasil
dalam
penerimanya(Donnerstein dan Hatfield
hubungan
inter-personal
dan
inter-
dalam Wagner et al., 2010). Untuk
organisasi
sejalan
pemikiran
konteks kajian ini, teori keadilan menjadi
ekonomi. Teori keadilan mengasumsikan
dasar dalam mengangkat isu kepuasan
seseorang/organisasiakan
dalam hubungan kolaboratif pada rantai
memaksimalkan utilitas yang mungkin
pasok.
dengan
didapat dari mitra transaksinya.Begitu
Seperti yang telah diuraikan pada
pun sebaliknya, mitra transaksi tidak
konsepsi
hanya menilai utilitas mereka sendiri,
sebelumnya, bahwa secara filosofis dan
tetapi membandingkan apa yang mereka
praktis
ambil dari pertukaran (sebagai hasil)
merupakan upaya pengintegrasian dan
untuk sesuatu yang mereka bawa ke pasar
koordinasi untuk mencapai tujuan-tujuan
(sebagai
proses
strategis. Maka ukuran keberhasilan dari
pertukaran(Homburg et al. dalam Wagner
suatu hubungan akan tercermin dari
et al., 2010).
tingkat
kepuasan
integrasi
dan
input)
pada
Teori ekuitas juga mengasumsikan adanya keadilan relatif dalam proses pertukaran
(Huppertz
et
al.
dalam
manajemen
manajemen
rantai
pasok
pasok
terhadap
proses
koordinasiyang
terjadi
dalam manajemen rantai pasok. Proses kolaborasi berkembang dari
Wagner et al., 2010), seperti bahwa tidak
mengidentifikasi
adanya
keadilan
rantai
pemasok
relatif
(yaitu,
kemudian
menghasilkan
sentimen
kolaborasi
tersebut.
negatif dan tanggapan perilaku (misalnya,
perusahaan
untuk
ketidakpuasan dan niat meninggalkan)
mengatur unsur-unsur dalam kolaborasi
hubungan
sangat menentukan kuat atau tidaknya
ketidakadilan)
dengan
mitra
menjalin
potensial, memelihara Kemampuan
mengelola
sebuah
al., 2010).
dalam Redondo dan Fierro, 2006), dan kepuasan
atau
(Heide;
dan
pertukarannya(Adams dalam Wagner et
Dari sudut pandang yang sangat
kolaborasi
dan
harapan
Gronroos
(expectation)
subjektif, teori keadilan menganggap
untuk mendapatkan sesuatu dalam sebuah
input dan ouput berdasarkan apa yang
hubungan (Hogan; Walter et al. dalam
dirasakan (perceived) daripada dipandang
Redondo dan Fierro, 2006), menjadi
secara objektif, dan konsep keadilan
elemen
kritis
yang
relatif juga merupakan konsepsi subjektif Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
menentukan
kolaborasi
yang
berorientasi
jangka
panjang atau strategis.
kedua
perusahaan
memperluas
kontrak
tertarik
untuk
jangka
panjang
Kunci keberhasilan kolaborasi jangka
mereka, maka hubungan integratif dapat
panjang terletak pada kepuasan kedua
dibentuk dan dikembangkan. Kerjasama,
belah pihak untuk mencapai apa yang
komunikasi,
diharapkan dapat tercapai dan harapan
berkembang dan mempengaruhi tingkat
potensial yang didapatkan dari kolaborasi
kepuasan yang dirasakan, dan bersama-
(Hogan; Walter et al.dalam Redondo dan
sama
Fierro, 2006). Mengambil sudut pandang
menjelaskan orientasi pada hubungan
dari
sisi
pemasok
pelanggan harus
dan
dengan
kepercayaan
komitmen
dalam
manajemen
dapat
sebagai
acuan,
kolaborasi
rantai
memberikan
tingkat
pasok. Menurut Hung dalam Botha and
kepuasan yang tinggi, tidak hanya dalam
Waldt
elemen-elemen dasar dari transaksi bisnis,
diadopsi
tetapi juga dalam unsur-unsur global yang
mencerminkan
mengambarkan aktivitas transaksi.
kepuasan dalam relasi menggambarkan
Kepuasan dapat didefinisikan sebagai derajat dimana transaksi bisnis memenuhi harapan kinerja
memenuhi
sebagai
konsep
outcome,
yang
yang mana
tercapainya harapan kemitraan dalam manajemen rantai pasok
bisnis (Wilsondalam
Redondo dan Fierro, 2006). Pada saat pemasok
(2010), kepuasan sering kali
dianggap
mampu
permintaan,
untuk harapan
pelanggan akan muncul. Setelah produk diterima dan memeriksa semua kondisi
f. Hubungan Orientasi Rantai Pasok, Aktivitas berbagi informasi dan Kepuasan Interelasi dalam Manajemen Rantai Pasok Simplifikasi
keterkaitan
antara
transaksi, pelanggan akan mengevaluasi
orientasi rantai pasok, aktivitas berbagi
pemasok sehubungan dengan harapan
informasi dan kepuasan interelasi dalam
mereka.
manajemen
rantai
pasok
dapat
Oleh karena itu, kepuasan menjadi
digambarkan kedalam hubungan sebab
konsep penting yang meliputi atribut
akibat. Orientasi yang diartikan sebagai
kinerja produk-spesifik dan non-produk.
seperangkat keyakinan untuk mencapai
Jika evaluasi secara keseluruhan positif,
efisiensi operasional dan keunggulan
maka
melalui
kepuasan
hubungan
akan
muncul,
perusahaan-pemasok
dan dapat
berkembang. Dalam konteks ini, jika
koordinatif
hubungan
integratif
dalam
rantai
dan pasok
merupakan sebab yang mengakibatkan
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
terjadinya aktivitas berbagi informasi,
Sengupta dalam Mentzer et al.,
serta
2001).
memunculkan
harapan
atas
tercapainya efisiensi operasional yang
Huang
dalam
Botha
tercermin dalam kepuasan interelasi
Waldt
dalam manajemen rantai pasok. Adapun
kepercayaan, komitment, kepuasan
hubungan masing-masing konsep serta
interelasi dan kontrol yang sama
landasan
pada
konseptual
dan
empiris
(2010),
and
menyatakan
penentuan
keputusan
diuraikan dalam sub bab berikut :
merupakan indikator yang esensial
a. Hubungan antara Orientasi Rantai
dan bertalian erat dengan hubungan
Pasok dengan Kepuasan Interelasi
antar
dalam Manajemen Rantai Pasok
Kepuasan ditentukan oleh afeksi dan
Menurut Siguaw et al., dalam
organisasi
emosi
yang
yang
strategis.
merupakan
Min et al. (2007) bahwa kepercayaan
konseptualisasi respon dari harapan
dan komitment(bagian dari orientasi
yang terpenuhi. Oleh karenanya, jika
rantai
sebuah perusahaan memiliki orientasi
pasok)
perusahaan
partnership
dalam
menghantarkan
perusahaan
mencapai
kinerja
perusahaan yang lebih baik. Filosofi
rantai
pasok
yang
jelas,
maka
harapan akan tercapainya kinerja operasional melalui kolaborasi dalam
atau
budaya
rantai pasoknya akan semakin tinggi,
organisasi dan teknik manajemen
sehingga kepuasan interelasi dalam
setiap
dalam
manajemen
rantai
pasok
akan
rantai
terpengaruh
secara
positif.
Oleh
perusahaan
menyukseskan
manajemen
pasok haruslah sesuai (Cooper et al.;
karenanya, kajian ini memunculkan
Langley and Rinehart dalam Mentzer
sebuah proposisi yang mencerminkan
2001).
Kesesuaian
filosofi
dan
arah hubungan yang positif sebagai
budaya
merupakan
bagian
dari
berikut:
orientasi
rantai
pasok,
sebagai
kesesuaian
diartikan
tujuan
Proposisi 1 : Orientasi rantai
dan
pasok
berpengaruh
sasaran antar perusahaan, sehingga
positif
dapat menciptakan efektifitas dalam
interelasi dalam manajemen
relasi (seperti dalam hal produksi,
rantai pasok.
terhadap
pemasaran dan lainnya) (Bucklin and
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
secara
kepuasan
Komunikasi yang efektif dan
b. Hubungan antara Aktivitas Berbagi Informasi dengan
efisien akan menciptakan mutual
Kepuasan Interelasi dalam
knowledge
Manajemen Rantai Pasok
Ganesandalam Fierro dan Redondo
Pada
dasarnya
(Wilson;
Jap
dan
aktivitas
2010). Oleh karenanya pertukaran
berbagi informasi merupakan bentuk
informasi baik secara formal maupun
dari
antar
tidak formal merupakan dasar dalam
perusahaan dalam manajemen rantai
terbentuknya relasi antar perusahaan
pasok. Komunikasi merupakan salah
dalam
satu faktor kunci dalam pemecahan
(Andersonet al.; Kalafatis; dalam
masalah dan resolusi atas konflik
Fierro
yang
Komunikasi adalah hal terpenting
proses
komunikasi
mungkin
terjadi
dalam
manajemen
dan
rantai
Redondo
2010).
hubungan antar perusahaan. Selain
dalam
itu,
akan
interelasi manajemen rantai pasok
perusahaan
(Parson; Claycomb dan Frankwick;
keunggulan
Rao et al.dalam Fierro dan Redondo
berbagi
meningkatkan dan
informasi kinerja
menciptakan
kompetitif, membantu
yang
mana
memelihara
memperoleh
pasok
kepuasan
dapat
2010). Konsepsi berbagi informasi
efektifitas
yang tinggi akan dapat meningkatkan
relasi, dan menciptakan kepuasan
kepuasan
interelasi dalam manajemen rantai
memunculkan
pasok. (Stuart dan McCutcheon; Rao
menentukan arah hububungan yang
et al.dalam Fierro
positif sebagai berikut:
dan Redondo
2010).
interelasi,
sehingga
proposisi
yang
Proposisi 2 : Aktivitas Intensitas komunikasi antar
berbagi informasi
perusahaan dalam manajemen rantai
mempengaruhi secara positif
pasok, akan menciptakan harapan
kepuasan interelasi dalam
dan persepsi yang nyata mengenai
manajemen rantai pasok
perusahaan pasoknya, mempererat
mitra
dalam
sehingga hubungan
rantai dapat
kerjasama
c. Hubungan Orientasi Rantai Pasok dengan Aktivitas Berbagi Informasi dalam Manajemen
diantara keduanya(Hogan; Lemon et
Rantai Pasok
al; dalam Fierro dan Redondo 2010).
Elemen
kunci
dalam
manajemen rantai pasok adalah usaha
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
bersama (collective effort) untuk
difasilitasi oleh aktivitas berbagi
mengelola rantai pasok sebagai satu
informasi,
kesatuan (Cooper et al., 1997).
awal/prakondisi
Dalam
tujuan bersama dalam manajemen
mengelola
rantai
pasok
sebagai satu kesatuan yang utuh
merupakan atas
rantai pasok.
berbasiskan orientasi rantai pasok,
Melalui
aktivitas
maka diperlukan berbagi informasi
informasi,
yang
dikomunikasikan,
saling
(mutually diantara
menguntungkan
sharing
information)
anggota
rantai
tercapainya
berbagi
orientasi rantai pasok sehingga
membentuk aktivitas lainnya dalam
pasok.
manajemen rantai pasok. Hal in
Berbagi informasi sangat dibutuhkan
memungkinkan para anggota dalam
dalam
perencanaan,
rantai pasok untuk saling berbagi
memonitor
nilai (value sharing), berbagi tujuan
proses
pengintegrasian seluruh
dan
aktivitas
lainnya
dalam
(sharing
goals)
dan
membentuk
manajemen rantai pasok. (Global
keterikatan yang efektif serta saling
Logistics
menguntungkan
Reasearch
Team
at
(Gundlachdalam
Michigan State University dalam Min
Min et al., 2007). Sehingga, orientasi
et al., 2007).
yang bersifat konseptual dan abstrak,
Orientasi rantai pasok akan
dapat
dikomunikasikan
menetukan intensitas relasi antar
dideseminasikan
perusahaan,
anggota rantai pasok dan menjadi
yang
ditentukan
kepada
atau
olehkonsepkepercayaan
pemahaman
kolektif
(trust),komitmen(commitment),
mendorong
terciptanya
norma
kolaboratif yang lainnya. Kajian ini
dalam
bekerjasama
dan
seluruh
aktifitas
(cooperative
memunculkan
norm)dankompatibel/keserasian
mencerminkan arah hubungan yang
(compatibility),
yang
positif sebagai berikut:
memunculkan
aktivitas
informasi
kolaborasi
dan
kesemuanya
proposisi
dapat
yang
berbagi
Proposisi 3 :Orientasi Rantai
dalam
Pasok mempengaruhi secara
rantai pasok (Tajfel and Turner
positif
aktivitas
dalam Minet al., 2007). Konsep
Informasi.
menentukan keeratan hubungan antar perusahaan dalam rantai pasok yang Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Berbagi
d. Hubungan Orientasi Rantai Pasok dengan Kepuasan Interelasi yang
mutlak
proses
Penerapan sistem informasi guna
Informasi
mendukung
kinerja
rantai
antar
pasokan terbukti dapat menurunkan
perusahaan dalam rantai pasokan
biaya operasi, tingkat inventori yang
berpengaruh
terhadap
rendah, dan meningkatkan cash flow,
logistik
serta meningkatkan cross-functional
pemasaran
kerjasama
dalam
koordinasi dan integrasi.
dimediasi oleh Aktivitas Berbagi
Aktivitas
diperlukan
positif dan
kinerja
(Cannon et al., 2000). Disisi lain
coordination
kerjasama/koordinasi
Rajagopal dalam Green et al., 2007).
antar
(Mabert
al.;
perusahaan dalam rantai pasokan
Vokurka
memediasi pengaruh dari orientasi
mengemukakan
rantai
sistem informasi yang faktual maka
pasok
perusahaan,
terhadap yang
kinerja
dan
et
Lummus
(2000)
bahwa
dengan
mana
trust
perusahaan
koordinasi
antar
inventori lebih baik, berkoordinasi
perusahaan yang dapat meningkatkan
dan melakukan kolaborasi secara
keuntungan bagi perusahaan
cross-functional,
meningkatkan
(Jap
dapat
mengelola
serta
melakukan
dalam Min et al., 2007). Sedangkan
pernyesuaian dengan cepat terhadap
kunci sukses dari koordinasi adalah
perubahan
berbagi
secara lebih akurat dan cepat yang
informasi,
hal
ini
diungkapkan oleh Lee (2000). Menurut (2004)
Patterson
manajemen
rantai
permintaan
konsumen
pada akhirnya meningkatkan kinerja et
al.
pasok
perusahaan
baik
maupun
secara
dalam
logistik
memperbaiki
merupakan critical success factor
kepuasan terhadap konsumen. Secara
bagi perusahaan secara individual,
spesifik
sedangkan
(2008)
manajemen
rantai
Ghosh
and
Fedorowich
menyebutkan
bahwa
pasokan yang sukses membutuhkan
koordinasi melalui berbagi informasi
integrasi yang signifikan diantara
dapat meningkatkan kinerja rantai
anggota dalam rantai pasokannya.
pasok.
Integrasi
dapat
berjalan
dengan
Botha
dan
saluran informasi yang berbasiskan
menyebutkan
just-in time (Vokurka and Lummus,
komitment, dan kepuasan interelasi
2000). Artinya berbagi informasi
serta
kesamaan
Waldt bahwa
dalam
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
(2010) trust,
kontrol
merupakan indikator yang esensial
kegiatan taktis yang terlibat dalam
dan bertalian erat dengan hubungan
mengelola berbagai aliran/arus dalam
organisasional
rantai
rantai pasok (Mentzer et al, 2001;.
tercapainya
Min dan Mentzer, 2004;. Min et al,
menetukan
2007), yang kemudian diukur melalui
itensitas integrasi dan koordinasi
6 komponen utama, yaitu terdiri dari:
dalam
pasok.Harapan kinerja
akan
organisasi
yang dicerminkan pada intensitas
•
Kredibilitas (credibility)
berbagi informasi, dan harapan yang
•
Tidak menguntungkan diri
tercapai
merupakan
afektif
akan
identifikasi
kepuasan
sendiri (benevolence)
terhadap
•
Komitmen (commitment)
hubungan dalam manajemen rantai
•
Norma bersama (cooperative
pasok. Hubungan antara orientasi rantai
pasok
interelasi
dengan
dapat
kepuasan
dimediasi
norm) •
oleh
aktivitas berbagi informasi, konsepsi
compatibility) •
ini memunculkan proposisi yang dapat menujukan arah hubungan
Kesuaian organisasional (org.
Dukungan pimpinan (top mang. support)
b. Aktivitas Berbagi Informasi
yang positif sebagai berikut: Proposisi
4:
Aktivitas berbagi informasi Aktivitas
merupakan aktivitas yang didorong
Berbagi Informasi memediasi
oleh
pengaruh antara Orientasi
kerjasama antar entitas dalam rantai
Rantai
terhadap
pasok agar tercipta keserasian dalam
interelasisecara
aktivitas lainnya. sehingga aktivitas
Pasok
kepuasan positif.
pemahaman
arti
penting
berbagi informasi dioperasionalisasi sebagai
“aktivitas
diseminasi
METODE PENGUJIAN
pemahaman yang sama diantara
1. Definisi Operasional
anggota/mitra kerja” (Simatupang et al., 2002). Atau “aktivitas berbagi
a. Orientasi Rantai Pasok Orientasi
rantai
dioperasionalisasi
pasok sebagai
informasi kegiatan
merupakan yang
sebuah
mendistribusikan
pemahaman sebuah organisasi pada
informasi yang bermanfaat/berguna
tingkat
antar
implikasi
manajerialnya sistemis,
mengenai
strategis
dari
beberapa
entitas
(orang,
sistem, atau unit organisasi) di
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
lingkungan terbuka”(Sun dan Yen,
dalam
2005).
mewujudkan
Yang dapat diukur melalui
beberapa indikator, antara lain:
rantai
pasok
untuk
kinerja
yang
diharapkan. (Anderson dan Narus,
•
Kecepatan
1990; Mohr dan Spekman, 1994).
•
Ketepatan
Kepuasan interelasi dalam rantai
•
Keterbukaan
pasok dapat diukur melalui beberapa
•
Responsibilitas
indikator antara lain:
•
Distorsi informasi yang minim
•
Kompatibilitas sistem informasi
•
Pemecahan masalah bersama,
•
Flexibilitas kerjasama dalam rantai pasok
c. Kepuasan Interelasi Kerjasama antar perusahaan
•
Kolaborasi saling
dalam rantai pasok, dimulai dari
membantu dalam
harapan untuk mencapai kinerja yang
menghadapi kendala,
lebih baik serta untuk mencapai keunggulan
dipasar
memenangkan tercapainya
untuk persaingan,
harapan
•
merupakan
Pemenuhan
kesepakatan
yang telah dibuat. d. Model Pengujian Model pengujian dibentuk dari
bentuk dasar dari konsep kepuasan.
empat
Sehingga operasionalisasi kepuasan
kemudian dapat diuji dalam model
interelasi dalam manajemen rantai
penelitian sebagai berikut:
pasok mengenai
didasari seberapa
oleh baik
proposisi
yang
gagasan sebuah
hubungan kerjasama antar mitra kerja
Gambar 1. Model Pengujian
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
diusulkan,
Pengujian diakukan dengan cara
apabila semua hipotesis dinyatakan
mencari koefisien determinasi dari
signifikan,
masing-masing jalur dalam model
bahwa
penelitian.
informasi memiliki dampak moderasi
Koefisien
determinasi
maka dapat
dikatakan
konsepaktivitas
berbagi
merupakan ukuran perubahan sebuah
dibanding
konstruksi
antara orientasi rantai pasok dengan
lainnya.
terhadap Koefisien
kontruksi determinasi
kepuasan
memediasi
interelasi
digunakan sebagai alat pengukur
Kenny,
kelayakan sebuah model prediksi, hal
Rajaguru, 2009).
ini digunakan mengingat model yang dibentuk
dalam
penelitian
ini
1986;
hubungan
(Baron
MacKinnon
and dalam
e. Metode Analisis Data Teknik
pengujian
dapat
Structural
Equation
bertujuan membuktikan hubungan
menggunakan
atau pengaruh antar konsep yang
Modelingberbasis
belum banyak diteliti sebelumnya
menggunakan partial least square
(Jogiyanto dan Abdillah, 2009).
(PLS),
varian
karena
SEM
dengan
merupakan
Uji yang pertama kali dilakukan
pendekatan yang lebih komprehensif
adalah mencari pengaruh orientasi
dan fleksibel pada desain penelitian
rantai pasok dan aktivitas berbagi
dan analisa data. Menurut Hair et al.,
informasi
kepuasan
(2010)
pengaruh
multivariate yang mengkombinasikan
pasok
aspek regresi berganda dan analisis
terhadap
interelasi,dan
menguji
orientasi
rantai
terhadapaktivitas
berbagi
informasi.Pengujian
faktor
SEM
merupakan
untuk
teknik
mengestimasi
selanjutnya
serangkaian hubungan ketergantungan
koefisien
secara simultan. SEM dapat berbasis
determinasi dari model struktural,
pada varian atau kovarian, yang
sehingga dapat dibuktikan dampak
digunakan dalam penelitian ini adalah
mediasi
SEM yang berbasiskan varian.
adalah
menentukan
dari
aktivitas
berbagi
infromasi terhadap hubungan antara orientasi
rantai
SEM berbasis varian merupakan
pasokterhadap
teknik analisis yang menggunakan
kepuasan interelasiyaitu dengan cara
varian dalam proses iterasi atau blok
membadingkan koefisien regresi dari
varian antar indikator atau parameter
model hubungan langsung dan tidak
yang dietimasi dalam satu konsep
langsung dari ketiga konsep diatas,
laten
tanpa
mengkorelasikannya
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
dengan indikator-indikator yang ada
than a New Name for Logistic”, The International Journal of Logistics Management, Vol. 8 No. 1, 1-14
di konsep laten lainnya dalam model penelitian. Konsekuensi dari proses iterasi berbasis varian ini adalah pengabaian
efek
multikoleniaritas
antar indikator dan konsep laten. Alasan utama mengapa teknik analisis ini dilakukan adalah karena proposisi dalam pengujian ditujukan untuk memprediksi
pengaruh
kausalitas
antar konsep laten yang masih belum banyak terbukti secara empiris atau dengan keterdukungan teori yang masih lemah (Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Daftar Pustaka Baron, R.M., Kenny, D.A., (1986), “The mediator-moderator konsep distingtion in social psychological research”, Administrative Science Qurterly, Vol. 36 No. 1, 1 - 10 Botha, E. and Waldt, DLR van der., (2010) “Relationship antecedents that impact on outcomes of strategic stakeholder alliances”, African Journal of Business Management Vol. 4 No.8, pp. 1629-1638 Cannon, J. P., R.S. Achrol & G.T. Gundlach, (2000), “Contract, Norm, and Plural Form Governance”, Journal of the Academy of Marketing Science, 28, 180-192 Chan, Joseph O., 2007, “Real-Time Value Chain Management”, Communications of the IIMA, Volume 7 Issue 3 Cooper, Martha C., Douglas M. Lambert, and Janus D. Pagh, (1997), “Supply Chain Management: More
Delfmann, W., Albers, S., (2001), “Supply Chain Management in Global Context”, Working Paper No.102, Universitat zu Koln, diakses dari http://www.uni-koeln.de/wisofak/planung/download, pada tanggal 27 Oktober 2010 Esper, Terry L., Defee, C.Clifford, Mentzer, John T., (2010), “A Framework of Supply Chain Orientation”, The International Journal of Logistics Management, Vol.21 No.2 pp.161179 Fassoula, Evangelia D., (2008), “Transforming the Supply Chain”, Journal of Manufacturing Technology Management, Vol. 17 No. 5 pp. 848-860. Fierro, Jesu´s J.Cambra and Redondo, Yolanda Polo., (2008), “Creating satisfaction in the demand-supply chain: the buyers’ perspective” Supply Chain Management: An International Journal, Vol.13 No.3, pp.211–224 Forrester,
Jay W. (1958), "Industrial Dynamics: A Major Breakthrough for Decision Makers", Harvard Business Review, July-August, pp. 37-46
Ghosh, Anupam, and Fedorowicz, Jane, (2008), “The role of trust in supply chain governance”, Business Process Management Journal, Vol. 14 No. 4, pp.453-470 Gunasekaran, A., C. Patel, McGaughey, R.E., (2004), “A framework for supply chain performance measurement”, International Jounal Production Economics 87 pp. 333–347
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Green, K.W. Jr., Whitten, D., and Inman, R. A., (2007), “The impact of timely information on organizational performance in a supply chain”, Production Planning & Control, Vol. 18, No. 4, June, 274–282 Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, D.L., and Black, W.C., (2010), “Multivariate Data Analysis”, Prentice Hall: Upper Saddle River, NJ Hunt and Morgan, (1995),“The Competitive Advantages Theory of Competion”, Journal of Marketing, 59, pp. 1-15 Jogiyanto, H.M dan Abdillah, W. (2009), ”Konsep dan Aplikasi PLS untuk penelitian empiris”, BPFE UGM, Jogjakarta, Cetakan Pertama. Khan, Kenneth B., Mentzer, John T., (1996)“Logistics and interdepartmental integration”, International Journal of Physical Distribution & Logistics Management, Vol. 26 No. 8, pp. 614. La Londe, Bernard J., and James M. Masters, (1994), “Emerging Logistics Strategies: Blueprints for the Next Century”, The International Journal of Physical Distribution and logistics Management, Vol.24 No.7 pp.3647 Lambert, D. M. and M. C. Cooper, (2000), Issues in Supply Chain Management, Industrial Marketing Management, Vol. 29 No. 1, pp. 65-83. Lee, H. L., (2000). “Creating Value through Supply Chain Integration”, Supply Chain Management Review Vol 4 No 4 pp 30-36. Lee,
H.
L. and S. Whang, (2000), “Information Sharing in a Supply
Chain”, International Journal of Technology Management, Vol. 20 No. 3/4 pp. 373-387. Lee, H. L., Padmanabhan, V., Whang, S. (1997). “The Bullwhip Effect in Supply Chains”, Sloan Management review, spring, 1997 38/3, pp.93-102. Lewis, I., and A. Talalayevsky, (1997), “Logistic and Information Technology: A Coordination Perspective”, Journal of Business Logistics, Vol. 18 No.1 pp.141157. Lin, C., Chow, W.S., Madu., C.N., Kuei, C., Yu, P.P., (2005),“A structural equation model of supply chain quality management and organizational performance”, International J. Production Economics 96, 355–365 Lummus, R.R., Vokurka, R.J. and Alber, K.L., (1998), “Strategic Supply Chain Planning”, Production and Inventory Management Journal, Vol.39 No.3, pp.48 – 58 Malone,
T.W. and Crowston, K. (1994),“The interdisciplinarystudy of coordination”, Computing Surveys, Vol. 26 No. 1,pp. 87-119.
Min, Soonhong, Mentzer , J.T., Ladd, R. T., (2007), “A market orientation in supply chain management”, Journal of the Academic Marketing Science. 35 pp.507–522 Mentzer,
John T., DeWitt, W., Keebler,James S., (2001), “Defining Supply Chain Management”, Journal of Business Logistics, Vol.22 No. 2 pp. 1-25
Neely, A., Gregory, M. and Platts, K., (1995), “Performance measurement system design: a literature review and research agenda”, International Journal of
Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volumen 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Operations and Production Management, Vol.15 No.4, pp. 80–116 Patterson, K.A., Grimm, C.M., and Corsi, T.M., (2004), “Diffusion of supply chain technologies”, Transformation Journal, Vol.43 No.3, pp. 5-23 Porter, M.E., (1980), “Competitive Startegy: Technic for analyzing Industry and Copetitors”, New York, Free Press. Porter, M.E., (1996), “What is Strategy?”, Harvard Business Review, NovDec, pp.61-78 Rajaguru,
R., Matanda, M.J., (2009), “Influence of Inter-Organization on Business Performance: The Mediating Role of OrganizationalLevel Supply Chain Functions”, Journal Of Enterprise Information Management, vol. 22 No. 4, 456367
Collaboration”, Gadjah Mada International Journal of business, May-August 2009 Vol 11-No.2, pp253-273) Vanpoucke, E., Leuven, V., Boyer, Kenneth K., Vereecke, Ann., (2009), “Supply chain information flow strategies: an empirical taxonomy”, International Journal of Operations & Production Management Vol. 29 No. 12, pp. 1213-1241 Vokurka, R.J. and Lummus, R.R., (2000), “The Role of Just-in Time in Supply Chain Management”, International Journal Logistic Management, 11 (1), 89-98 Wagner,
Stephan M., Eggert, Andreas., Lindemann, Eckhard., (2010) “Creating and appropriating value in collaborative relationships”, Journal of Business Research No.63, pp.840–848
Sandberg, Erik, (2007), “The Role of Top Management in Supply Chain Management Practices”,Linköping University, Department of Management and Engineering, Sweden, Dissertations, No. 1148 Redondo, Yolanda Polo., and Fierro, Jesús J. Cambra., (2006) “Moderating Effect of Relationship Life Cycle in Long-Term Orientation of FirmSupplier Relationships: An Empirical Study in the Spanish Context”, Journal of Global Marketing, Vol. 19 (3/4) Simatupang, T.M., Wright, A.C .and Sridharan, R. (2002), The knowledge of coordination for supply chain integration, Business Process Management Journal,Vol.8 No.3, pp.289-308. Shidharan., R dan Simatupang, T.M., (2009), “Managerial views of supply chain Gerry Ganika: Keterkaitan Antara Orientasi Rantai Pasok, Berbagi Informasi Dan Kepuasan Inter-Relasi Antar Perusahaan Volume 12, No 1 Januari 2016 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis