Sekretariat Negara Republik Indonesia
Keterangan Pers Presiden RI Pada Rakor Perindustrian, Perdagangan, Investasi, Jakarta, 27 Juli 2012 Jumat, 27 Juli 2012
KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAPAT KOORDINASI MENGENAI PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, DAN INVESTASI DI GEDUNG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN, JAKARTA PADA TANGGAL 27 JULI 2012 Â
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Saudara-saudara,
Baru saja, rapat koordinasi yang membahas perkembangan sektor perindustrian, sektor perdagangan, dan sektor penanaman modal selesai dilaksanakan. Sebagaimana yang saya sampaikan tadi dalam pembukaan rapat koordinasi ini, ketiga sektor ini sangat penting dalam menyumbang pertumbuhan perekonomian kita. Dan bahkan lebih dari itu, ketiga sektor ini juga amat penting untuk membangun perekonomian nasional di masa depan, yang kuat dan berkelanjutan, strong and sustainable economy. Apalagi ketika dunia sedang mengalami masalah perekonomian sekarang ini, kontribusi sektor perindustrian, perdagangan, dan investasi juga amat penting. Perindustrian bisa mengembangkan sektor riil, yang itu juga mendorong pertumbuhan. Perdagangan bisa meningkatkan ekspor yang juga itu komponen pertumbuhan. Sementara investasi, justru harapan kita, menjadi engine of growth perekonomian kita di masa mendatang.
Dalam rapat koordinasi tadi, baik Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, maupun Kepala BKPM melaporkan kepada saya dan peserta rapat situasi di sektor mereka masing-masing, kemudian tantangan yang dihadapi, dan rencana yang akan http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
dilaksanakan tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Tetapi satu hal, kalau ekonomi kita tumbuh, tumbuh baik menurut ukuran dunia yang mengalami persoalan seperti sekarang ini, berarti sektor riil sebetulnya juga tumbuh, berarti ekspor, investasi juga tumbuh. Namun, kita ingin pertumbuhan ini lebih meningkat lagi, lebih berkelanjutan, dan lebih berkualitas.
Oleh karena itulah, pembahasan kita hari ini, disamping ditujukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi jangka pendek, sekaligus kita juga membahas penguatan pilar-pilar perekonomian yang disumbang dari ketiga sektor ini di masa mendatang.
Saudara-saudara,
Saya akan menggarisbawahi hal-hal penting yang tadi dilaporkan oleh para pejabat di tiga lembaga itu, serta apa yang saya berikan, arahan dan instruksi untuk dijalankan, termasuk apa yang juga disampaikan oleh Wakil Presiden.
Pertama-tama, yang ini juga penting untuk menjadi perhatian kita semua, tiga tahun lagi, tahun 2015, ASEAN akan menjadi ASEAN Community, Komunitas ASEAN. Salah satu pilar dari ASEAN Community, sebagaimana Saudara ketahui, adalah ASEAN Economic Community. Artinya, pada tahun 2015, semua negara anggota ASEAN harus sudah siap untuk mengikuti tatanan perekonomian ASEAN yang baru itu.
Oleh karena itu, kita harus siap, siap menyangkut daya saing, siap menyangkut kebijakan dan regulasi, siap menyangkut manakala terjadi integrasi perekonomian di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN ini. Ini juga menjadi tekanan dalam rapat kita hari ini, dengan harapan, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dan dunia usaha harus sungguh bekerja sama untuk mempersiapkan diri menghadapi integrasi ekonomi ASEAN pada tahun 2015 mendatang.
Saudara-saudara,
Hal lain yang juga kita bahas dan kita anggap penting, perlunya sektor industri, utamanya industri manufaktur, itu lebih menyumbang terhadap penciptaan lapangan pekerjaan. Ini juga berlaku di sektor investasi, mengundang atau menciptakan peluang investasi, baik dalam maupun luar negeri, yang juga menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih besar. Kemudian, isu lingkungan dalam perdagangan global, ini juga sering menjadi perhatian. Oleh karena itu, industrinya pun kita pastikan harus juga memenuhi standar internasional yang berkaitan dengan lingkungan.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Kita juga menggarisbawahi pentingnya hilirisasi atau pengembangan industri hilir. Beberapa saat yang lalu, saya mengatakan Indonesia tidak hanya ingin menjual bahan-bahan galian, tetapi kita ingin membangun industri pertambangan, industri mineral.
Oleh karena itulah, peran industri, peran investasi, sangat penting untuk menciptakan keadaan seperti itu, sehingga nilai tambahnya ada, saudara-saudara kita bisa bekerja, ekonomi di daerah bergerak, demikian juga pajak kepada negara akan lebih meningkat.
Kita juga menggarisbawahi upaya untuk terus meningkatkan industri pupuk agar pertanian kita terus dapat kita jaga dan kita kembangkan, dan juga industri petrokimia. Industri baja, ini juga sangat penting, dan kita senang karena sudah ada investasi dan sekarang sedang berjalan untuk meningkatkan kapasitas produksi baja di negeri ini. Ini berkaitan dengan industrialisasi juga menyumbang implementasi dari MP3EI, yang Saudara semua sudah mengetahuinya.
Saudara-saudara,
Disampaikan oleh Menteri Perindustrian, bahwa untuk mengembangkan industri di negeri kita, untuk lebih menarik bagi dunia investor, baik dalam maupun luar negeri, seringkali diperlukan insentif fiskal yang tepat. Ini tentu menjadi bagian dari policy kita. Dan yang penting, sekali kebijakan itu kita jalankan, benefit-nya atau manfaatnya riil. Dengan demikian, secara menyeluruh, akhirnya negara diuntungkan. Rakyat pun juga mendapatkan manfaatnya.
Kita juga menggarisbawahi pentingnya mengembangkan industri perkapalan, sebab masa depan Indonesia ketika ekonomi di seluruh tanah air sudah tumbuh, maka agar logistik kita makin efisien, dan ketika perdagangan dalam negeri juga meningkat, maka transportasi laut itu menjadi amat penting. Oleh karena itu, kita juga mendorong bangkitnya industri perkapalan.
Â
Industri kecil dan menengah, ini terbukti menjadi sabuk pengaman di kala negara mengalami krisis. Dan berkaitan dengan usaha mikro, kecil, dan menengah, sebagaimana Saudara ketahui, pemerintah terus meningkatkan jumlah Kredit Usaha Rakyat. Hitungannya bukan hanya belasan triliun, tapi puluhan triliun tiap tahunnya, dan mudah-mudahan ini betul-betul lebih memperluas lagi kemungkinan atau peluang berusaha bagi industri kecil dan menengah, sebagaimana pula bagi usaha mikro, kecil, dan menengah.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Saudara-saudara,
Juga dilaporkan kepada saya, dan saya mendukung penuh apa yang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal, untuk bekerja sama dengan pihak luar negeri. Jadi, tentunya ini semacam kerja sama kita dengan partner kita di negara lain, untuk mengembangkan industri information technology di Indonesia. Kalau ini bisa berkembang, maka dalam dua, tiga, empat, lima tahun, kita memiliki tiga manfaat, memiliki tiga keuntungan.
Pertama, akan tercipta lapangan pekerjaan yang lebih luas. Dan ini baik bagi yang disebut intellectual unemployment, mereka yang terdidik tapi belum mendapatkan pekerjaan. Kemudian, produknya akan sangat berguna untuk pendidikan kita, untuk pemerintahan kita, atau bisnis kita. Kemudian, komponen itu bahkan bisa kita ekspor dengan branding Indonesia.
Dan yang terakhir, kita bahas pentingnya untuk meningkatkan kapasitas dan modernitas industri gula di negeri kita. Memang diperlukan lahan yang tidak sedikit, sekitar 400 ribu. Kita akan terus mengupayakan ketersediaan lahan itu. Saya sudah menyampaikan kepada Kepala BPN, bekerja sama dengan provinsi-provinsi untuk mendapatkan lahan itu, agar lebih besar lagi kapasitas produksi gula yang bisa kita hasilkan, sekaligus untuk regenerasi mesin industri gula. Dan, BUMN juga telah melakukan langkah-langkah ke arah itu. Itulah hal-hal penting yang berkaitan dengan sektor perindustrian, yang tadi dilaporkan oleh Menteri Perindustrian, dan telah kita bahas dan saya berikan arahan.
Saudara-saudara,
Menyangkut perdagangan, ini juga sektor yang amat penting. Sebenarnya, trend perdagangan di Indonesia baik. Dari tahun ke tahun, meningkat. Sebagai contoh, ekspor kita pada tahun 2011 sudah mencapai US$203,5 miliar. Ini naik 29%, dibandingkan tahun sebelumnya. Tetapi, sekali lagi, karena ekspor impor ini adalah bagian dari perdagangan internasional, manakala ada masalah di dunia, di luar negeri, tentu berpengaruh pada capaian ekspor kita.
Oleh karena itu, kita sudah melihat kuartal pertama ekspor kita menurun, saya perkirakan kuartal kedua juga menurun, tetapi saya masih berharap karena ada berita gembira investasi justru meningkat. Kalau ini setara, maka mudah-mudahan secara utuh pertumbuhan ekonomi kita di kuartal kedua pun masih bisa kita jaga. Saudara masih ingat, kuartal pertama tumbuh 6,3%, tergolong amat tinggi pada situasi sekarang ini. Kalau kita bisa menjaga kuartal kedua juga masih tumbuh 6,3%, tentu itu akan baik bagi perekonomian kita.
Saudara-saudara, http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Kita juga ingin meningkatkan volume perdagangan kita, utamanya ekspor kita ke negara-negara sahabat. Meskipun, sekali lagi, berbeda dengan beberapa negara, misalnya Singapura, Taiwan, Hong Kong yang mereka lebih menganut export-oriented economy, ekonomi yang memang berpilarkan pada ekspor, negara kita tidak. Kita ingin lebih seimbang, mengingat ekonomi dalam negeri kita juga besar, penduduk kita banyak, dengan daya beli yang makin tinggi. Kita ingin menyeimbangkan antara ekspor dengan apa yang kita perdagangkan di dalam negeri.
Meskipun demikian, kita bertekad, dan tadi Menteri Perdagangan juga sudah menyampaikan, akan terus mencari peluang-peluang baru pada pasar global. Menghadapi kesiapan ASEAN Economic Community 2015 sama, dengan yang kita bahas menyangkut perindustrian tadi.
Kemudian, era sekarang ini, Saudara-saudara, hampir semua negara di dunia melakukan atau masuk dalam free-trade agreement, baik secara bilateral maupun secara regional dan multilateral. Kita sudah punya kebijakan dasar, bahwa yang kita ingin tuju bukan hanya free-trade agreement, tapi comprehensive economic partnership yang lebih luas. Dikandung maksud, ada trade, tapi juga ada investment. Trade itu sendiri ada ekspor dan impor dan juga ada investasi.
Pendek kata, apa yang sedang berkembang di dunia, dan Indonesia tentu sebagai anggota G20 dan ekonomi terbesar di ASEAN, tentu tidak bisa tidak ikut dalam kerja sama yang nyata-nyata membawa keuntungan.
Oleh karena itu, kita pastikan apa pun kerja sama itu, dengan negara mana pun, dalam regional grouping apa pun, kita pastikan kita siap dan agreement-nya betul-betul membawa manfaat yang riil.
Kita juga membahas pentingnya penguatan perdagangan domestik, yang semua optimis bahwa perdagangan domestik ini meningkat. Setiap saya berkunjung ke daerah, para gubernur melaporkan kepada saya, perdagangan antarpulau, antardaerah itu meningkat, meningkat pesat.
Oleh karena itu, ini juga peluang yang baik di masa depan. Pesan saya, dan tolong para Menteri, para Gubernur, Bupati, Walikota juga memperhatikan, ketika perdagangan dalam negeri meningkat dengan tajam, pastikan yang memperoleh keuntungan bukan hanya para traders, para pedagangnya, tetapi perhatikan pula kesejahteran para petani, para nelayan, para perajin yang mereka juga menjadi sumber bergeraknya perdagangan dalam negeri. Kalau itu bisa diciptakan, maka ekonomi kita akan jauh lebih adil dibandingkan sekarang ini. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Kita juga membahas masalah bahan pokok. Di mata rakyat, bahan pokok inilah yang menjadi kepedulian dan kebutuhan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, kita bukan hanya berpikir jangka pendek, tapi kita pun berpikir jangka menengah dan jangka panjang. Jangka pendek, tentu kita melakukan stabilisasi harga manakala ada fluktuasi atau pergerakan atau kenaikan harga bahan pokok kita, dengan berbagai cara, dengan menggunakan bermacam instrumen. Yang penting, paling tidak, tidak terus menanjak. Dan kemudian, manakala harga di tingkat dunia sudah kembali normal, kita pun juga harus normal, dan justru lebih baik lagi.
Kita juga membahas, ini urusan perdagangan, Saudara sering mendengar kadang-kadang komoditas perdagangan kita sulit masuk di pasar negara-negara tertentu, seperti itu. Tetapi kalau kita tidak waspada, di negeri kita diterobos oleh barang-barang yang dijual oleh negara-negara lain.
Oleh karena itu, kalau tidak kita lakukan sesuatu, kita rugi dua-dua: menembus pasar global tidak mudah, tetapi kita bisa kebanjiran komoditas dari luar negeri. Oleh karena itulah, kita tingkatkan kemampuan sumber daya manusia, serta metodologi, regulasi agar benar-benar Indonesia tidak menjadi korban dari unfair trade yang masih terjadi.
Pendek kata, kalau ada barang yang masuk ke Indonesia, karena memang perdagangan itu antara impor dan ekspor, kita mengekspor barang, kita juga mengimpor barang, maka negara kita tidak dirugikan. Dan itu tidak bisa tanpa kemampuan sumber daya kita untuk mengawasi lalu lintas perdagangan seperti itu.
Pengawasan pasar juga menjadi pembahasan tadi, yang artinya kita ingin agar stabilitas harga itu bisa kita jaga, kecuali ada kondisi yang ekstrim, misalkan iklim yang berubah luar biasa atau situasi dunia seperti sekarang ini yang menyangkut komoditas kedelai dan sejumlah komoditas pertanian yang lain, yang memberi persoalan bagi hampir semua negara.
Perlindungan konsumen juga menjadi perhatian, bukan hanya urusan LSM, tetapi Pemerintah pun harus betul-betul memberikan perlindungan sebesar-besarnya kepada konsumen kita.
Yang terakhir dari perdagangan, kita ingin, Saudara-saudara, logistik di negeri kita ini, termasuk perdagangan di tanah air kita, ini betul-betul efisien, sehingga sistem distribusi nasional, sistem transportasi nasional, termasuk pengembangan sektor-sektor, apakah pertanian, industri, dan jasa, harus makin menunjang terciptanya logistik nasional yang makin baik.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Oleh karena itu, kita melalui MP3EI sudah mengembangkan semuanya itu. Kita ingin, Saudara-saudara, Indonesia atau bagian timur Indonesia yang sekarang membeli barang dan jasa dalam harga yang mahal, dengan upaya yang keras, pada saatnya nanti makin kita bikin menjadi normal. Ini memerlukan kerja keras semua, ya transportasi, ya perdagangan, ya aturan, dan sebagainya.
Saudara-saudara,
Yang terakhir, menyangkut investasi atau penanaman modal, Kepala BKPM telah melaporkan tadi apa yang dilakukan sekarang ini, termasuk kabar gembira bahwa ternyata di kala perekonomian dunia seperti ini, investasi di Indonesia masih tumbuh dengan baik. Kita ingin menjaga pertumbuhan investasi ini dengan cara memperbaiki iklim investasi, memberikan peluang kepada investor, dengan tentu mengutamakan investor dalam negeri, baru kita mengajak sahabat-sahabat kita, dunia usaha dari negara sahabat.
Saudara-saudara,
Investasi ini sangat penting, karena kalau kita ingin meningkatkan pertumbuhan, kontribusi pemerintah itu terbatas. Meskipun alhamdulillah kita punya APBN tahun 2013 insya Allah akan tembus 1.600 triliun lebih, jumlah yang tidak sedikit, tetapi dikaitkan dengan keperluan investasi di negeri kita tahun mendatang, bahkan sampai tahun 2014, maka kontribusi pemerintah itu, sumbangan pemerintah hanya mencapai sekitar 15%. Artinya, kita memerlukan 85% lagi daya untuk meningkatkan investasi di Indonesia.
Tercatat misalnya, tahun 2014 nanti kita memerlukan 12.460 triliun agar ekonomi bergerak, agar kita insya Allah mencapai 7% pertumbuhan, dengan asumsi perekonomian dunia segera membaik. Kalau tidak, ya paling tidak tetap mendekati 7%. Ini harapan kita.
Untuk itu, diperlukan investasi swasta lebih dari 10 ribu. Kita ingin BUMN kita lebih fokus, lebih efisien, dan betul-betul menjadi kontributor utama. Saya mengundang swasta, swasta dalam negeri, setelah itu baru swasta dari luar negeri, untuk melengkapi besaran investasi yang kita harapkan tahun demi tahun, bukan hanya sampai 2014 sebenarnya, tapi untuk mengimplementasikan MP3EI dengan sasaran yang konkrit hingga tahun 2025 mendatang.
Saudara-saudara,
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Sama dengan yang saya sampaikan kepada Menteri Perindustrian tadi, kepada Kepala BKPM, saya meminta juga untuk aktif dan cerdas mencari investor dalam dan luar negeri, yang investasinya menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas. Contohnya tadi, industri IT. Saya kira bisa diketemukan lagi manufaktur atau investasi yang, sekali lagi, memberikan kontribusi pada job creation.
Saudara-saudara,
Kita juga ingin terus memperbaiki iklim investasi dan kemudahan berusaha, ease of doing business. Biasanya, investor itu mencari negara atau pemerintah atau daerah yang betul-betul memiliki iklim investasi yang baik, dan kemudahan berusaha. Sistem terus kita kembangkan. Memang, dari saat ke saat, terus meningkat.
Tapi, kita ingin lebih dari itu. Kita ingin benar-benar mempermudah setiap urusan. Dengan demikian, ekonomi bergerak. Saya berharap di daerah juga begitu. Kadang-kadang di pusat sudah oke, di daerah terhenti karena belum baiknya iklim investasi, dan belum baiknya kemudahan untuk berusaha. Akhirnya, yang rugi juga daerah itu sendiri.
Saudara-saudara,
Sekarang kita lihat, dengan era globalisasi dan era perdagangan dunia sekarang ini, masing-masing provinsi mencari partner-nya di luar negeri, apakah investasi maupun perdagangan. Ini baik, dari dalam era desentralisasi dan otonomi daerah. Yang penting, mereka dimengertikan bahwa ada sistem nasional yang berlaku. Kemudian, kita berikan sosialisasi, fasilitasi, bahkan kalau diperlukan edukasi, agar kerja sama daerah dengan negara sahabat itu membawa manfat sebesar-besarnya bagi daerah itu, dan tidak justru dimanfaatkan sehingga yang lebih beruntung justru partner-nya, bukan negara kita sendiri.
Kita juga membahas, dan ini sudah Saudara ketahui sebenarnya, tantangan untuk meningkatkan produksi gas dan listrik di dalam negeri, sekaligus distribusinya. Sebab, industri tidak akan berkembang kalau pasokan gas dan listrik juga kurang. Ini bukan hanya menjadi prioritas, tapi terus kita jalankan dari masa ke masa.
Juga diangkat hambatan investasi yang sering terjadi karena lahan, karena lambatnya perizinan, karena lambatnya pula implementasi untuk investasi itu bisa dijalankan. Oleh karena itu, kita juga terus melakukan upaya untuk mempermudah, memberikan kepastian, agar segala sesuatunya tidak menjadi hambatan, dari segi lahan, izin http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
lokasi, dan tata ruang ini.
Dua hal yang terakhir adalah pembangunan infrastruktur, dan yang satunya lagi adalah yang saya sebut dengan joint investment. Seringkali investor, utamanya dari luar negeri mengeluh, karena infrastruktur di Indonesia masih kurang. Saya akui memang banyak yang harus kita bangun. Karena Saudara tahu, ketika Indonesia mengalami krisis, cukup lama kita terhenti untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur. Sekarang, begitu ekonomi tumbuh, terasa kurang. Meskipun kita sudah mengerahkan segala upaya dari APBN dan APBD, tetapi tetap ada gap dari apa yang kita harapkan dengan yang bisa kita realisasikan. Justru di sini, kita undang investor. Seraya Pemerintah terus meningkatkan infrastruktur, mereka pun kita ajak bekerja sama membangun infrastruktur, terutama yang bernilai komersial.
Dan masalah joint investment, kita ingin kapasitas dan kemampuan dalam negeri kita juga meningkat. Industri, misalnya, kalau kita hanya menerima kehadiran industri asing, maka kita tidak akan ke mana-mana. Tapi kalau kita rajin untuk membangun joint investment, joint production dengan kerangka yang baik, maka akan terjadi alih teknologi, karena kita bisa bekerja sama dalam research and development and innovation, kita pun bisa bekerja sama di dalam produksinya, bahkan penjualannya.
Itulah hal-hal penting yang kami bahas dalam rapat koordinasi hari ini, Saudara-saudara. Dan sekarang, saya berikan kesempatan bagi Saudara yang ingin mengajukan pertanyaan. Dan kalau pertanyaan terbatas, saya minta maaf karena setelah ini kami harus bergerak lagi ke Kementerian Keuangan untuk membahas permasalahan perpajakan, permasalahan bea dan cukai, serta permasalahan kebijakan fiskal yang juga sangat penting dalam perekonomian kita. Saya persilakan.
Penanya 1:
Terima kasih, Bapak Presiden. Saya Wahyu dari Kompas, Pak. Pertanyaan saya terkait dengan sektor perdagangan. Ketika ada keluhan dari Himpunan Perajin Tempe dan Tahu, adanya praktik kartel kedelai. Artinya, ketika pemerintah memberikan kebijakan fasilitas bea masuk 5%, kenyataannya impor kedelai hanya dikuasai oleh segelintir orang, maka kebijakan Pemerintah rasanya seperti tidak efektif. Ada aspirasi bahwa kartel kedelai ini diberantas. Tanggapan Bapak Presiden seperti apa? Terima kasih.
Presiden Republik Indonesia:
Baik, saya menerima banyak SMS, Ibu Ani, bahkan setelah sahur dini hari juga menerima SMS, saya mendengar para menteri juga begitu, masalah tempe, sweeping perajin tempe, dan lain-lain. Saya kira pertanyaan Saudara relevan. Dan saya ingin memberikan penjelasan. Tolong sampaikan kepada rakyat http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Indonesia dengan gamblang, supaya saudara-saudara kita mengerti duduk persoalannya.
Saudara-saudara,
Pertama, naiknya harga kedelai sekarang ini, bukan maunya Pemerintah Indonesia, bukan maunya kita, karena, terus terang, sumber produksi kedelai di luar negeri mengalami masalah, utamanya di Amerika Serikat yang mengalami kekeringan amat panjang, kekeringan terburuk maksud saya, dalam waktu 50 tahun. Akhirnya, memukul produksi itu.
Nah, negara-negara yang mengimpor kedelai juga ikut terpukul. Yang paling berat barangkali Tiongkok yang mengimpor 60% kedelai dari Amerika Serikat, termasuk negara-negara lain, termasuk Indonesia, meskipun impor kita tidak sebesar itu. Jadi, sumbernya memang situasi produksi pertanian pada tingkat dunia.
Yang kedua, akibatnya harga naik. Karena harga naik, pemerintah melakukan upaya, yaitu stabilisasi. Dengan harapan kalau bisa efektif upaya kita ini, kenaikan itu pada batas yang masuk akal karena tidak mungkin kita mencegah kenaikan sama sekali, terus terang, saya harus jujur, tapi paling tidak bisa kita stabilkan pada tingkat harga yang masih wajar. Nah di sini, instrumen yang kita miliki adalah membebaskan bea bagi impor kedelai. Benar, Saudara, rakyat kita, asosiasi, koperasi tahu dan tempe berharap, janganlah hanya didominasi oleh mereka-mereka yang Saudara sebut kartel tadi, sejumlah importir kedelai.
Saya juga menyerukan kemarin, kalau sudah diberikan pembebasan bea masuk 5%, tolonglah bersama-sama Pemerintah memikirkan rakyat kita. Jangan sampai jatuhnya kepada perajin tempe dan tahu juga tidak terlalu banyak atau tidak sepadan dengan pembebasan bea masuk sebesar 5% itu. Kita harapkan mereka seperti itu. Saya meminta pengawasan semua, Saudara-saudara pers, para pelindung konsumen, agar pihak importir pun bisa bekerja sama dan bertenggang rasa dengan kita semua.
Sementara itu, juga kita buka kesempatan bagi koperasi, asosiasi tahu dan tempe misalnya, untuk juga bisa mengimpor kedelai langsung. Akan difasilitasi oleh Kementerian Perdagangan. Ini juga untuk memastikan kekhawatiran semua pihak, kalau hanya sejumlah importir saja yang mengelola, yang menguasai ini. Ini juga akan bisa menjadi bagian dari upaya mengatasi masalah.
Kemudian begini, yang harus diberantas itu adalah kejahatan. Apabila yang Saudara sebut kartel tadi melakukan kejahatan, hukum ditegakkan. Tetapi kalau tidak ada tanda-tanda melakukan kejahatan, tentu Pemerintah tidak bisa semena-mena. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Tetapi saya berharap, struktur perdagangan kedelai, utamanya struktur impor kedelai, dibikin lebih baik lagi sehingga kekhawatiran Saudara tadi, kekhawatiran rakyat, tidak hanya didominasi oleh segelintir orang, itu sirna dan kemudian menjadi lebih bagus.
Sementara itu begini, Saudara-saudara. Petani kita, kalau harganya naik, mereka senang. Saya pernah berkunjung ke beberapa tempat, termasuk di Jawa Tengah, yang mereka menanam kedelai pernah mencapai 2,5 ton per hektar, senang karena harganya waktu itu baik. Tapi ketika harganya turun, mereka memilih menanam yang harganya lebih baik. Dan kita tidak bisa paksa seperti itu. Jadi kadang-kadang, kenaikan harga kedelai bagi petani kedelai senang, tapi bagi perajin tempe dan tahu juga susah.
Oleh karena itu, saya menghargai kepedulian asosiasi tahu dan tempe untuk mengatur ini. Tetapi menurut saya tidak perlu melakukan sweeping. Sweeping itu bukan solusi, karena bukan kesalahan perajin. Ini ada situasi khusus. Pemerintah sedang mengatasi bersama-sama. Dengan demikian, janganlah ada yang justru dikorbankan. Mari kita carikan solusinya bersama-sama, bersama Pemerintah, dan tidak perlu melakukan tindakan seperti sweeping. Sekali lagi, terus terang harus saya katakan itu bukan jalan keluar yang baik.
Dan yang terakhir, bagaimanapun kita ini, ya karena kita semua, barangkali para wartawan sama dengan saya, suka tahu dan tempe dan kecap, itu semua dari kedelai. Produksi kedelai kita per tahun hanya 800 ribu ton, sedangkan keperluan kita, itu lebih dari 2,5 juta ton per tahun. Jadi, kita mengimpor antara 1,5 juta sampai 1,8 juta ton. Ini tentu tidak baik untuk jangka panjang.
Oleh karena itulah, kita bertekad untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Petani tentu boleh memilih. Kita tidak bisa paksa mana yang lebih bagus. Tapi, Pemerintah sedang memikirkan upaya apa yang betul-betul, jangka menengah dan jangka panjang, produksi kedelai kita semakin baik. Demikian.
Penanya 2 :
Selamat siang. Saya Sandra dari koran Seputar Indonesia, Pak. Dari penjelasan Bapak tadi, ada tiga sektor yang dibicarakan. Dari tiga sektor itu, kira-kira bisa diperjelas lagi, Bapak, tolong, apa yang ditekankan oleh Pemerintah untuk mendorong atau menopang pertumbuhan ekonomi, setidaknya dalam dua sampai empat tahun mendatang? Terima kasih.
Presiden Republik Indonesia: http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Ya, tadi saya sebutkan, elemen-elemen itu sebetulnya prioritas dan agenda kita. Tapi kalau mau dipersingkat, kita ingin ekspor itu terus meningkat. Perdagangan di dalam negeri pun juga terus meningkat. Dan kita jaga ketersediaan komoditas bahan pokok, termasuk stabilitas harganya. Ini prioritas yang saya berikan kepada Kementerian Perdagangan.
Kementerian Perindustrian prioritasnya adalah membangun dan meningkatkan industri manufaktur, yang bisa menciptakan tenaga kerja lebih banyak, kemudian bisa meningkatkan kontribusi sektor riil pada pertumbuhan kita. Dan kepada Kementerian Perindustrian, juga menjadi prioritas untuk terus menggerakkan, meningkatkan industri kecil dan industri menengah. Kalau itu dijalankan, maka baik MP3EI, pertumbuhan ekonomi maupun kesejahteraan rakyat akan bisa disumbangkan dari sektor perindustrian.
Nah , sedangkan, BKPM tugasnya satu; tingkatkan terus investasi untuk negara kita. Baik investasi dari penanam modal dalam negeri maupun investasi dari negara-negara sahabat. Sekarang bagus, tapi harus lebih bagus lagi, insya Allah kita punya potensi, dengan cara, ini perintah yang kedua kepada Kepala BKPM, lebih baik lagi iklim investasi di negara kita. Dan ini bukan hanya urusan BKPM, tapi urusan semua pihak, termasuk Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Itulah prioritas-prioritas bagi ketiga lembaga ini, untuk betul bisa menyumbang pada pertumbuhan dan pembangunan perekonomian kita.
Â
Penanya 3:
Terima kasih. Nama saya Novi dari Investor Daily. Pertanyaan saya kepada Bapak Presiden terkait dengan investasi. Seperti Bapak jelaskan tadi, bahwa investasi kita sangat besar. Apalagi kondisi perekonomian kita adalah salah satu terbaik di Asia. Dan banyak sekali investor, baik asing maupun dalam negeri, yang ingin menanamkan modal di negeri kita. Seperti Bapak katakan tadi bahwa masih banyak kendala untuk kita bisa menciptakan suatu iklim investasi yang baik dalam pengurusan perizinan dan demikian juga dalam pembebasan lahan.
Terkait dengan kendala-kendala ini, Pak, apa yang dilakukan oleh Pemerintah agar supaya suasana kondusif itu bisa kita ciptakan, seiring dengan pertumbuhan-pertumbuhan dan prestasi yang telah diciptakan oleh Pemerintah? Terima kasih.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Presiden Republik Indonesia:
Terima kasih, Saudari Novi. Yang disampaikan itu benar. Benar dalam arti, andaikata hambatan atau bottlenecking yang masih ada di negeri kita ini, baik di pusat maupun di daerah, bisa kita atasi, ya dengan izin Tuhan, pastilah pertumbuhan ekonomi kita akan meningkat lagi. Kita bekerja keras.
Menyangkut hambatan investasi, seperti kemudahan dan kecepatan izin usaha, terus kita perbaiki, baik di pusat maupun di daerah. Dulu berputar-putar, bertele-tele. Kita ingin percepat dan percepat. Saya ingin, BKPM sekarang telah meningkatkan, dalam hitungan jam, proses itu sudah berlangsung. Dan dalam hitungan hari, bergerak. Mungkin tidak harus menunggu berbulan-bulan. Dalam waktu yang lebih singkat, selesai. Kemudian, bisa dilakukan perizinannya.
Yang kedua, masalah lahan. Lahan ini sensitif karena memang, terus terang, di waktu yang lalu pembebasan lahan banyak yang merugikan rakyat. Rakyat hampir tidak mendapatkan apa-apa. Tapi, era itu sudah berlalu. Kita sudah ubah, sudah keluarkan kebijakan dan regulasi untuk betul-betul adil, manakala lahan atau tanah itu digunakan untuk kepentingan umum. Syukur alhamdulillah, Pemerintah dan DPR telah menghasilkan undang-undang, yang lama ditunggu sebetulnya, telah terbit tahun ini Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012, yaitu pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
Dari situ memberikan kepastian, memberikan perlindungan, tapi juga mendorong investasi ataupun pembangunan ekonomi di negeri ini. Dari undang-undang ini, dijabarkan dalam peraturan presiden, dan saya memang melihat langsung elemen-elemennya. Mengapa? Hanya satu saja, jangan sampai rakyat dilupakan, bahwa meskipun untuk kepentingan umum, tapi rakyat juga punya ruang untuk menyampaikan pandangan-pandangannya.
Nah, ternyata yang telah kita siapkan, dan dalam hitungan hari akan selesai, itu sudah memperhatikan segalanya. Meskipun undang-undangnya sudah ada, tapi kita pastikan turunan dari undang-undang itu benar dan efektif. Artinya, ada proses, ada tahapan, ada timeline atau kerangka waktu yang kalau itu bisa diimplementasikan, jauh lebih baik dari sebelumnya, dari segi kecepatan, dari segi kepastian, dan dari segi memperhatikan kepentingan semua.
Satu penyakit: pengalaman menunjukkan, di suatu daerah, di suatu komunitas akan dibangun fasilitas untuk kepentingan umum. Rakyatnya setuju. Harganya pun pantas karena doktrin saya, jangan sampai rakyat dirugikan.
Tetapi, begitu mendengar rencana, ada makelar. Itulah yang digoreng sampai bertahun-tahun, kandas. Rakyat tidak dapat apa-apa karena sang, siapa itu, makelar atau apa pun namanya ingin mendapat keuntungan yang berlipat ganda, dengan cara menghambat http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24
Sekretariat Negara Republik Indonesia
seperti itu.
Harapan kita, dengan undang-undang dan peraturan presiden yang baru ini, yang itu bisa kita cegah, sekaligus seruan saya, masih banyak cara mendapatkan untung yang tidak menghambat pembangunan ekonomi di negeri ini. Kalau itu dipilih, akan besar pahalanya.
Demikian, Ibu Novi. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 19 January, 2017, 17:24