JAK/2013/PI/H/25
Buku Suplemen Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN PENOLAKAN
Pegangan Fasilitator untuk Populasi Remaja dengan Perilaku Risiko Tinggi
BUKU SUPLEMEN BIMBINGAN TEKNIS KESEHATAN REPRODUKSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN PENOLAKAN November 2012
Publikasi ini didukung oleh BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) bekerjasama dengan UNESCO Jakarta sebagai sebuah bagian dari proses multi sektor menuju pengembangan buku Panduan Nasional untuk Pendidikan Seksualitas Komprehensif yang merujuk kepada buku ITGSE (International Technical Guidance on Sexuality Education) yang diproduksi oleh UNESCO, UNICEF, UNFPA, WHO, dan UNAIDS pada tahun 2009. Alamat dan Kontak UNESCO Jakarta Kantor Perwakilan UNESCO, Jakarta Kantor Gabungan untuk Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Timur Leste Biro Sains Regional untuk Asia dan Pasifik Jl. Galuh (II), No. 5, Kebayoran Baru Jakarta 12110, Indonesia Tel.: +62 (21) 739 9818 Fax: +62 (21) 7279 6489 Email:
[email protected] www.unesco.org/jakarta Editor Alifah Nuranti, S.Psi, MPH Dwi Ariyanti, dr Tim Adaptasi Buku BKKBN Nia Reviani, dr, MAPS Fitri Adinda Novianti, dr Allan Taufiq Rivai, dr Desi Lokitasari, dr Alifah Nuranti, S.Psi, MPH Dwi Ariyanti, dr Azora Ferolita, dr, Akp Popy Irawati, dr, MPH
Lhuri Dwianti Rahmartani, dr Samuel Josafat Olam, dr Ilustrasi Priagi Pertama Constadi, ST Tim HIV UNESCO Mee Young Choi, Spesialis Program Pendidikan, Kantor UNESCO, Jakarta Ahmed Afzal, Koordinator HIV dan Kesehatan Sekolah, Kantor UNESCO, Jakarta Ucapan Terimakasih Publikasi dari buku ini dapat terlaksana atas kontribusi teknis dari BKKBN melalui pendanaan Unified Budget, Results and Accountability Framework (UBRAF) dari UNAIDS dan anggaran program rutin UNESCO. Hak Cipta © UNESCO 2012 Hak Cipta Dilindungi Konsep Sampul/Rancangan: © BKKBN Ilustrasi/Tata Letak Sampul: © BKKBN ISBN xxxxxxxxxxx (Versi Elektronik) Disclaimer Judul yang digunakan dan penyajian materi di dalam publikasi ini tidak diartikan sebagai pendapat pribadi dari pihak BKKBN ataupun UNESCO terkait dengan status hukum dari negara, wilayah, kota atau area mana pun, atau terkait penetapan batas-batasnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
B
uku Suplemen Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi ini dikembangkan atas kerjasama BKKBN dan UNESCO. Buku ini merupakan hasil pengembangan dari ide-ide pokok dalam International Technical Guidance on Sexuality Education (ITGSE). Dalam hal ini BKKBN dan UNESCO mengucapkan terima kasih kepada Panitia Pengarah dalam hal ini Subagyo, Sekretaris Utama BKKBN; Julianto Witjaksono AS, Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi ; Soedibyo Alimoeso, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga ; Wendy Hartanto, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk ; Perwakilan UNESCO. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Tim Penyusun Panduan ini yaitu Nia Reviani, Fitri Adinda Novianti, Allan Taufiq Rivai, Desi Lokitasari, Alifah Nuranti, Popy Irawati, Azora Ferolita, Dwi Ariyanti, Samuel Josafat Olam, Lhuri Dwianti Rahmartani. Terimakasih sebesar – besarnya juga kami tujukan kepada Tim Penelaah yang terdiri dari berbagai unsur dan lembaga yang berkepentingan. Rudi Amin, PKBI ; Liris Kinasih, PKBI ; Bangkit Purwandari, Kementerian Kesehatan Sub direktorat AIDS ; Dhito Pemi Aprianto, Kementerian Kesehatan Sub Direktorat Bina Ketahanan Anak Usia Sekolah – Remaja ; Kurnia Wijiastuti, Aliansi Remaja Independen ; Rahardhika A.U, Aliansi Remaja Independen ; Siti Handayani, Aliansi Remaja Independen ; Ryan Fajar Febrianto, Aliansi Remaja Independen ; Lieska Prasetya, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ; Ida. M. Kosasih, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ; Susy Farida, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ; Tini Setiawan, WHO ; Margaretha Sitanggang, UNFPA ; Anissa Elok Budiyani, UNICEF ; Andri Yoga Utama, Rutgers WPF ; Kheri Marifah, BKKBN ; Robertha, BKKBN ; Afif MM, BKKBN ; Nurlaila Susilowati, BKKBN ; Kartono, BKKBN ; Yuliana Slamet, BKKBN. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan UNESCO dalam hal ini kepada Hubert J. Gijzen, Mee Young Choi, Ahmed Afzal, Ade Sandra. Akhirnya, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Saudara Priagi Pertama Constadi atas desain tampilan buku ini.
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN PENOLAKAN
5
PENGANTAR
J
umlah kasus HIV/AIDS di Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Kementerian Kesehatan RI melaporkan kasus HIV/AIDS sampai dengan 31 Desember 2011 sebanyak 106.758 kasus. Sejak permulaan epidemi HIV di Indonesia, laporan dari Kementerian Kesehatan RI secara konsisten menunjukkan hampir separuh kasus AIDS dialami oleh kelompok usia 20-29 tahun. Informasi ini menunjukkan bahwa populasi usia muda merupakan kelompok paling berisiko dalam kaitannya dengan infeksi HIV. Banyaknya kasus AIDS pada kelompok usia 20-29 tahun juga menyiratkan kelompok usia 15-24 tahun sebagai masa-masa rentan di mana awal infeksi HIV terjadi. Upaya untuk mengatasi merebaknya infeksi HIV dilakukan secara konkret salah satunya oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) yang sedang dalam proses penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) Penanggulangan AIDS untuk orang muda berisiko usia 15-24 tahun. Langkah ini merupakan langkah yang signifikan dalam upaya mengidentifikasi kebutuhan populasi remaja dengan perilaku yang berisiko tinggi. BKKBN sebagai lembaga Pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi dalam Kesehatan Reproduksi juga turut berperan nyata dalam upaya peningkatan kesadaran dan kepedulian untuk mengendalikan infeksi HIV, salah satunya melalui pembuatan bukubuku dengan tema Kesehatan Reproduksi hasil kerjasama dengan UNESCO. Buku ini merupakan suplementasi dari buku “Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas yang Komprehensif” hasil kerjasama BKKBN dan UNESCO. Buku suplemen ini dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan pengetahuan populasi dengan perilaku risiko tinggi dalam hal kesehatan reproduksi, sehingga diharapkan terjadi pengaruh positif dalam perilaku keseharian remaja tersebut. Buku suplemen ini juga menjadi suatu bentuk dukungan terhadap inisiatif RAN Penanggulangan AIDS yang dikembangkan KPAN. Buku suplemen ini terdiri dari 5 judul buku yakni: • Keterampilan Komunikasi dan Penolakan • Pelecehan Seksual • Pubertas • Dorongan Seksual • Infeksi Menular Seksual dan HIV/AIDS. Buku suplemen ini merupakan pegangan untuk fasilitator dan pembimbing. Sasaran dari kandungan buku ini adalah populasi remaja berusia 15-24 dengan perilaku risiko tinggi, antara lain anak jalanan, remaja di lembaga pemasyarakatan, pengguna jarum suntik, pekerja seks, dan remaja pria homoseksual. Buku ini tidak ditujukan untuk pendidikan formal sehingga tidak untuk dipergunakan oleh siswa di sekolah.
6
Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN PENOLAKAN
P
ada masa remaja, ada dorongan kuat dalam diri remaja untuk bergaul dengan teman sebaya.
Namun, seringkali remaja dihadapkan pada persoalan penerimaan atau penolakan teman sebaya terhadap kehadirannya dalam pergaulan. Bagi remaja, penolakan ”peer” merupakan hal yang sangat mengecewakannya. Untuk menghindari kekecewaan-kekecewaan itu remaja perlu memiliki sikap, perasaan, keterampilan-keterampilan perilaku yang dapat menunjang penerimaan kelompok teman sebayanya.
A. Keterampilan Komunikasi 1. Apa itu komunikasi? Komunikasi adalah suatu proses pertukaran dan penyampaian informasi, sikap, pikiran atau perasaan melalui bahasa, pembicaraan, pendengaran, gerak tubuh atau ungkapan emosi.
2. Yang sering menjadi hambatan dalam komunikasi orang tua dengan remaja: a.
Lebih banyak berbicara daripada mendengar
b.
Merasa tahu lebih banyak
c.
Cenderung memberi arahan dan nasihat
d.
Tidak berusaha untuk mendengar terlebih dahulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami oleh remaja
e.
Tidak memberi kesempatan pada remaja untuk mengemukakan pendapat
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN PENOLAKAN
7
f.
Tidak mencoba menerima kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya
g.
Merasa putus asa dan marah karena tidak tahu harus bersikap atau bertindak bagaimana kepada remajanya
3. Komunikasi efektif terkait dengan perilaku seksual remaja Menolak ajakan terhadap perilaku negatif sangat sulit dilakukan terutama bagi remaja. Hal tersebut disebabkan karena objek atau subjek godaan atau ajakan lebih “menggoda”, karena hal tersebut dilarang, diluar jangkauan dan sulit untuk diwujudkan. Terkadang godaan dapat beralih menjadi obsesi, namun disisi lain jika kita menjalankan godaan tersebut dapat berdampak pada perasaan tidak puas, bersalah atau kesal karena telah melakukan hal yang semestinya tidak dilakukan. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam menghadapi godaan, antara lain :
8
a.
Mengidentifikasi godaan dalam diri sendiri. Ajakan seksual merupakan salah satu bentuk godaan yang sering dialami remaja. Oleh karena itu, remaja hendaknya dapat mengetahui kapan dan mengapa ajakan datang.
b.
Mengidentifikasi hal yang dapat memicu godaan. Terdapat banyak kemungkinan yang dapat memicu, oleh karena itu remaja hendaknya menggali untuk mengidentifikasi kemungkinan tersebut. Misalnya, pada saat berpesta, dll.
c.
Mengingat nilai-nilai positif yang berlaku dalam diri sendiri. Dengan begitu, maka terdapat batasan terhadap apa yang boleh/tidak boleh, baik/tidak baik atau positif/negatif. Misalnya nilai moral, nilai agama,
Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif
nilai sosial dan lain sebagainya. d.
Melatih untuk dapat mengemukakan apa yang remaja inginkan. Artinya, jika remaja bahwa suatu perilaku tidak cocok dengan dirinya, maka remaja hendaknya mampu mengungkapkannya. Namun demikian, hal tersebut terkadang sulit dilakukan, oleh karena itu perlu terus berlatih.
e.
Mengalihkan godaan dengan aktifitas lain yang lebih sehat. Pada remaja, misalnya dapat melakukan olahraga, bergabung dengan organisasi, dll.
f.
Mencari pertolongan. Jika remaja sudah merasa tidak mampu menghadapi masalahnya, maka remaja hendaknya mencari pertolongan dari oranglain yang dipercaya. Misalnya ke teman sebaya, ke orangtua, ke tenaga kesehatan, dll
4. Pentingnya remaja memiliki keterampilan berkomunikasi Mengapa kita perlu berkomunikasi? Manusia pada dasarnya dibekali keterampilan komunikasi melalui akal dan kemampuan berbahasa sejak lahir. Manusia mempunyai naluri untuk berkelompok atau berkawan dengan manusia lain, sama halnya dengan remaja yang ingin diterima oleh kelompok sebayanya. Hal tersebut dilakukan agar remaja tidak terisolasi dari pergaulan di lingkungannya, agar kebutuhanya terpenuhi, kebutuhan untuk diterima, dihargai dan disayangi. Namun demikian, terkadang remaja akan melakukan “apa saja” agar dapat diterima oleh teman sebayanya. Oleh karena itu, remaja perlu memiliki keterampilan komunikasi agar mereka dapat memilih dan mempertimbangkan perilaku atau sikap yang boleh/ tidak dilakukan oleh remaja, sehingga remaja dapat terhindar dari berbagai perilaku negatif.
B. Keterampilan Menolak 1.
Pernahkah kamu menerima ajakan temanmu, tapi sebenarnya kamu gak pengen nerima ajakannya?
2.
Pernahkah kamu menyetujui rencana temanmu karena takut dia marah jika kamu tolak?
3.
Seberapa seringkah kamu diam saat teman-temanmu mengajakmu untuk melakukan hal yang gak kamu sukai?
4.
Seringkah kamu merasa bersalah setelah mengatakan ”TIDAK!”?
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN PENOLAKAN
9
Permasalahan ini, perasaan bersalah setelah menolak, merupakan hal yang umum tidak hanya di kalangan remaja. Namun, karena remaja sedang dalam tahap peralihan, maka gejolak emosi di dalam diri kita lebih besar sehingga hal itu menyebabkan kita ingin selalu diterima oleh orang lain.
1. Siapa sih orangnya yang bisa mengajak remaja untuk berperilaku negatif? Orang yang mengajak perilaku negatif biasanya adalah teman atau orang yang dikenal, jarang orang yang tidak dikenal. Ajakan dapat terjadi setiap saat, misalnya: saat pulang sekolah, di jalan, di tempat perhentian bus, di rumah teman, di tempat pesta dan sebagainya. Cara mengajaknya, yaitu dengan cara ramah, bujukan baik langsung maupun tidak langsung, dengan ancaman, setengah memaksa, bahkan ancaman fisik.
2. Remaja perlu memiliki kemampuan menolak, WHY??? Remaja perlu memiliki keberanian untuk berani teguh dalam sikap dan keyakinan, terutama jika menghadapi teman yang memintanya untuk menuruti apa yang dikehendakinya. Sehingga remaja dapat terhindar dari masalah seks bebas, HIV/ AIDS dan Napza.
3. Gimana ya, cara untuk menolak ajakan negatif... Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu : a.
Persiapkan mental dan kuatkan tekad untuk menolak jika ditawarkan.
b.
Belajar berkata ” Tidak “ terhadap ajakan negatif.
c.
Jadilah hakim untuk diri sendiri. Salah satu cara untuk menghindar dari upaya orang lain membuat kita merasa bersalah adalah dengan menjadi hakim untuk diri sendiri. Jangan mau terikat pada pendapat benar atau salah menurut orang lain. Tetap fokus pada pikiran kita dan katakanlah. Kita bisa menolak permintaan teman kita dengan cara yang asertif.
d.
Pengulangan kata. Cara ini juga bisa dilakukan untuk menolak ajakan yang negatif. Dengan cara: • Jaga suara agar tetap monoton, tenang, dan berkuasa. •
10
Tunjukkan kalau kita tidak menyerang pihak lain. Hargai diri orang tersebut sebagai seorang pribadi, namun tolaklah idenya jika itu
Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif
bertentangan dengan kamu. •
Gunakan kata-kata yang sama.
•
Bersikaplah tegas.
Berikut ini adalah contohnya: Kamu : “Tidak.“ Teman
:
Kamu
: “Aku menghargai kamu sebagai teman, namun AKU TIDAK MAU MEMAKAI NARKOTIKA.“
Teman
: “Katanya kamu temanku?“
Kamu
: “Iya, kamu memang teman baikku, namun AKU TIDAK MAU MEMAKAI NARKOTIKA.“
Teman
: “Kalau gitu, kita sudah tidak bisa berteman lagi.“
Kamu
: “Kita masih tetap bisa berteman TANPA AKU MENGGUNAKAN NARKOTIKA dan kamu masih menjadi teman baikku.“
Teman
: “Aku tidak mau, kalau kamu teman baikku, kamu pasti mau mencobanya.“
Kamu
: “Aku menghargai tawaranmu dan kamu sebagai teman, aku berharap kamu juga menghargai keputusanku untuk TIDAK MEMAKAI NARKOTIKA. Kalau memang kamu merasa aku bukan teman yang baik, itu tidak masalah, namun bagiku kamu tetap teman baikku.“
“Kenapa tidak?“
Dalam pertemanan, sebuah konflik itu biasa terjadi dan itu adalah hal yang wajar. Ada saatnya kamu sepakat untuk tidak sepakat dengan pendapat temanmu. Jati dirimu itulah yang terpenting. Selamat mencoba!
C. Keterampilan Negosiasi 1. Apa itu keterampilan negosiasi? Keterampilan negosiasi (negotiation skill) adalah kemampuan seseorang dalam melakukan proses tawar menawar yang akan menghasilkan persetujuan atau transaksi dengan pihak lain (kelompok, teman sebaya, geng, dsb). Dalam proses ini melibatkan usaha kedua belah pihak untuk mempengaruhi pemahaman masing-masing akan situasi yang dihadapinya.
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN PENOLAKAN
11
2. Sikap Asertif a.
Pernahkah kamu merasa gak nyaman dengan perbuatan orang lain tapi kamu merasa gak enak untuk ngasih tau tentang perasaanmu?
b.
Pernahkah kamu diajak oleh temanmu, tapi kamu gak bisa nolak padahal kamu punya rencana lain?
c.
Pernahkah kamu merasa pendapat orang lain gak sesuai dengan pendapatmu tapi kamu gak berani bilang pendapatmu?
d.
Atau pernahkah kamu memukul orang lain yang mengejekmu?
Masalah-masalah di atas sering banget dihadapi oleh remaja seusia kamu, so don’t panic!! Santai aja, karena ada beberapa info asik nih buat kamu... Kalo kamu ga pernah bilang apa yang kamu mau, apa yang bikin kamu sebel, maka orang lain juga ga akan tau tentang perasaan kamu. Kalo kamu sering bingung bagaimana menyatakan pendapat, menolak permintaan teman, atau menyatakan tidak setuju dengan sikap orang lain, maka yang kamu butuhkan adalah sikap asertif.
a. Sikap Asertif itu apa sih? Sikap Asertif adalah sebuah sikap atau perilaku untuk mengekspresikan diri secara tegas kepada pihak lain tanpa harus menyakiti pihak lain ataupun merendahkan diri di hadapan pihak lain. Sikap tegas membuat seseorang mampu menyatakan pikiran, perasaan dan nilai-nilai mengenai sesuatu secara terbuka dan langsung, dengan tetap menghormati perasaan dan nilai-nilai pihak lain.
b. Lalu, apa bedanya sikap asertif dan agresif?? Perilaku asertif berbeda dengan perilaku agresif, karena dalam berperilaku asertif, kita dituntut untuk tetap menghargai orang lain dan tanpa melakukan kekerasan secara fisik maupun verbal. Sedangkan perilaku agresif cenderung untuk menyakiti orang lain apabila kehendaknya tidak dituruti. Sikap asertif untuk kelompok remaja sangat diperlukan dalam menghadapi tekanan remaja sebaya. Tekanan itu berkaitan dengan ajakan untuk terlibat ke dalam perilaku negatif.
12
Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif
Berikut ini adalah cara asertif untuk menolak ajakan tersebut, diantaranya:
a. Cara bersikap asertif Dalam bersikap asertif, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh remaja, antara lain: 1)
Bersikap objektif. Remaja harus fokus dengan apa yang membuat mereka tidak suka beserta alasannya. Misalnya jika remaja tidak suka dengan orang yang merokok di depannya, maka remaja dapat mengatakan, “Maaf pak, asap rokoknya ke arah saya dan saya menjadi batuk karenanya”. Itu lebih baik daripada mengatakan, “Pergi dari sini dengan kebiasaan jelekmu, Pak!”. Upayakan untuk tidak membuat generalisasi dan pernyataan yang mungkin bisa menyinggung serta menyerang orang lain seperti, “Rokokmu membuat saya batuk-batuk sehingga saya mau mati rasanya”.
2)
Mengungkapkan keinginan dan maksud secara jelas dan spesifik. Misalnya, “Saya merasa tidak sepakat saat kamu mengatakan saya tidak pernah menepati janji, sebelumnya saya selalu datang tepat waktu namun karena kemarin saya sedang sakit maka saya tidak bisa datang”. Hal ini lebih baik daripada kamu mengatakan, “Kamu selalu menyalahkan saya!” atau “Omongan kamu tidak benar!”.
3)
Memberikan informasi mengenai konsekuensi dari sebuah tindakan. Untuk membuat orang lain memahami bahwa terdapat hukum timbalbalik di dunia ini, maka akan lebih baik jika remaja mengatakan sesuatu sesuai dengan konsekuensi yang akan mereka dapat. Misalnya, “Kalau kamu datang terlambat lebih dari 30 menit, maka saya akan pulang karena saya harus melakukan hal yang lain”. Ini lebih baik daripada kamu mengatakan, “Kamu selalu datang terlambat dan membuat saya kesal!”.
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN PENOLAKAN
13
c. Ciri-ciri individu dengan perilaku asertif 1)
Menghormati hak-hak orang lain dan diri sendiri Menghormati orang lain berarti menghormati hak-hak yang mereka miliki, tetapi tidak berarti menyerah atau selalu menyetujui apa yang diinginkan orang lain. Artinya, individu tidak harus menurut dan takut mengungkapkan pendapatnya kepada seseorang karena orang tersebut lebih tua dari dirinya atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi.
2)
Berani mengemukakan pendapat secara langsung Perilaku asertif memungkinkan individu mengkomunikasikan perasaan, pikiran, dan kebutuhan lainnya secara langsung dan jujur.
3)
Kejujuran Bertindak jujur berarti mengekspresikan diri secara tepat agar dapat mengkomunikasikan perasaan, pendapat atau pilihan tanpa merugikan diri sendiri atau orang lain.
14
TEKNIK
CONTOH
Berkata ”TIDAK”
”Tidak” atau ”Tidak, terima kasih”
Katakan terus terang, apa adanya
”Tidak, terima kasih, saya tidak merokok” atau ”tidak mau mencobanya”
Beri alasan
”Tidak, terima kasih. Saya tergesa-gesa nih, saya harus pergi”
Kesan gagah
”Tidak sekarang. Mungkin lain kali”
Mengubah topik pembicaraan
Katakan ”tidak” dan langsung merubah arah pembicaraan: ”tidak, terima kasih. Kamu liat pertandingan semalam?”
Mengulang kata “TIDAK”
Ulangi kata ”tidak” berulang-ulang atau bervariasi : ”tidak” ”tidak, terima kasih” ”tidak, saya tidak tertarik”
Pergi/berlalu
Katakan ”tidak” dan langsung pergi
Angkat bahu
Acuhkan atau tidak mempedulikan
Menghindari situasi
Jauhkan diri dari setiap situasi dimana ada kemungkinan kamu mendapat tekanan dari kelompok untuk merokok atau menggunakan narkoba
Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif
4)
Memperhatikan situasi dan kondisi Semua jenis komunikasi melibatkan setidaknya dua orang dan terjadi dalam konteks tertentu. Dalam bertindak asertif, seseorang harus dapat memperhatikan lokasi, waktu, frekuensi, intensitas komunikasi dan kualitas hubungan.
5)
Bahasa tubuh Dalam bertindak asertif yang terpenting bukanlah apa yang dikatakan tetapi bagaimana menyatakannya. Bahasa tubuh yang menghambat komunikasi, misalnya: jarang tersenyum, terlihat kaku, mengerutkan muka, berbicara kaku, bibir terkatup rapat, mendominasi pembicaraan, tidak berani melakukan kontak mata dan nada bicara tidak tepat.
3. Keterampilan negosiasi itu penting lho... Saat ini remaja gampang banget untuk terkena penyalahgunaan narkoba, kekerasan/pelecehan seksual, seks pra nikah, kehamilan tidak diinginkan, aborsi, infeksi menular seksual sampai dengan HIV dan AIDS. Dengan kondisi tersebut, kemampuan bernegosiasi dapat menjadi bekal remaja dalam menghadapi tantangan yang ada disekitarnya.
4. Cara melakukan negosiasi Meskipun remaja harus tetap bergaul dengan sesama teman sebayanya tanpa memilih-milih, namun harus tetap dapat menjaga agar pergaulan tidak merugikan dan membahayakan diri sendiri dan lingkungannya. Sekuat apapun pengaruh dan ajakan dari pertemanan tersebut, remaja harus tetap memiliki rasa percaya diri, artinya ia harus berani menolak hal-hal yang dapat merugikan dan membahayakannya, seperti: •
Menolak ajakan yang tidak bermanfaat (mabuk, nonton film-film porno)
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN PENOLAKAN
15
•
Menolak ajakan yang jelas merugikan dan melanggar kesopanan (mencuri, melakukan hubungan seks di luar pernikahan)
•
Menolak ajakan untuk melakukan perbuatan yang menakutkan atau mencurigakan, (mengedarkan NAPZA)
Menolak pengaruh atau ajakan teman tidak harus dilakukan dengan kasar atau marah, tetapi dapat dilakukan dengan halus dan sopan, tetapi tegas dan dengan alasan yang masuk akal. Dengan cara yang baik tetapi tegas (asertif), teman yang mengajak dapat mengerti dan akan berhenti merayu atau memaksa. Carilah cara-cara dan alasan yang tepat untuk menolak, tanpa menyakiti perasaan teman kita.
5. Kiat-Kiat Menolak Ajakan : a.
Untuk dihargai orang, tidak harus selalu mengikuti kemauan orang lain. Orang yang berpendirian kuat biasanya lebih dihargai dan disukai temantemannya.
b.
Menolak ajakan harus disampaikan dengan jelas dan tegas. Katakan : “Tidak, Terima kasih!”; atau “Maaf, saya tidak bisa ikut”, “Maaf, saya tidak mau mencobanya”.
c.
Bila perlu atau merasa tidak nyaman, segeralah tinggalkan tempat “berbahaya” itu. Katakan : “Saya harus pergi, saya harus bertemu dengan seorang teman” atau “ada hal lain yang harus saya kerjakan!” Kalau kita selalu menuruti kemauan orang lain, maka kita tidak akan punya waktu untuk menjadi diri sendiri. Berbeda pendapat itu adalah hal biasa, namun bagaimana kita menyikapi perbedaan itu dengan cara yang baik dan tidak menyakiti orang lain menjadi penting lho teman! Selamat berpraktek yaa..
16
Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas Yang Komprehensif
REFERENSI 1.
Keterampilan Hidup (Life Skills) Dalam Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja. BKKBN, 2010.
2.
Komunikasi Efektif Orangtua Dengan Remaja. BKKBN, 2012.
3.
http://aliansiremajaindependen.org/category/informasi/artikel-dan-opini
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN PENOLAKAN
17
Catatan :
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami di : Kantor UNESCO Jakarta Jl. Galuh II No. 5 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110, Indonesia Telepon: +62 21 739 9818; Fax: +62 21 7279 6489 Email:
[email protected] www.unesco.org / Jakarta