1
MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI MELALUI TEKNIK BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI MA BAHRUL ULUM BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Irma Djafar,Tuti Wantu, dan Meiske Puluhulawa
ABSTRAK Meningkatkan Keterampilan Komunikasimelalui Teknik Bimbingan Kelompok pada Siswa kelas XI MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai kabupaten Gorontalo.” Skripsi, jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra.Hj.Tuti Wantu,M.Pd,Kons dan Pembimbing II Meiske Puluhulawa, S.Pd,M.Pd. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan komunikasi siswa, upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah melalui Teknik Bimbingan Kelompok, dengan maksud agar siswa dapat belajar melalui kelompok tentang keterampilan komunikasi. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai kabupaten Gorontalo yang berjumlah 23 0rang terdiri dari laki-laki 9 orang dan siswa perempuan 14 orang. Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan komunikasi siswa kelas XI MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai kabupaten Gorontalo yang dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus dua kali pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan, bahwa keterampilan komunikasi siswa dapat ditingkatkan melalui teknik bimbingan kelompok, sehingga pada siklus I diperoleh 69,6%, dan siklus II 82,6%. Adapun hipotesis penelitian yang menyatakan: “ Jika digunakan Teknik Bimbingan Kelompok, maka Keterampilan Komunikasi Siswa Kelas XI MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Akan meningkat .”, dapat diterima.
Kata Kunci: Keterampilan Komunikasi, Bimbingan Kelompok
1
Dra. Tuti Wantu, M.Pd. Kons selaku dosen pada Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan: Meiske Puluhulawa, S.Pd, M.Pd: dan Irma Djafar mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo.
2
Dalam kegiatan pembelajaran disekolah yang dituntut dari siswa bukan hanya bagaimana memahami pelajaran yang diberikan serta bagaimana kemampuan siswa dalam merespon apa yang diberikan guru, tetapi mereka juga dituntut agar dalam proses pembelajaran mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat saling membantu, saling memberi, menghargai pendapat teman. Hal-hal tersebut erat kaitannya dengan yang disebut sebagai keterampilan komunikasi siswa yang perlu ditumbuh kembangkan atau ditingkatkan. Keterampilan komunikasi memainkan peranan penting didalam pergaulan antar sesama manusia, cara dalam melakukan interaksi, baik dalam hal berkomunikasi maupun bertingkah laku dengan orang lain. Keterampilan komunikasi ini membiasakan sikap untuk mengembangkan dan menggunakan strategi mengatasi berbagai konflik yang terjadi dimasyarakat serta belajar dari kenyataan dan situasi seperti kehidupan sebenarnya. Pengetahuan, pamahaman, dan keterampilan.dalam menjalani hubungan sosial menjadi sebuah keharusan bagi manusia, terutama dalam berkomunikasi. Keterampilan komunikasi merupakan suatu keterampilan yang diperlukan untuk menjalin hubungan sosial dengan baik. Kemampuan anak dapat dilihat dari beberapa bentuk antara lain pendengar responsif, mempertahankan perhatian dalam pembicaraan dan memberikan umpan balik terhadap teman bicara. Elksnin (dalam Adiyanti, 1999; Program PDP “ Protec Read Only”). Berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilaksanakan pada bulan Desember Tahun 2013 di MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo bahwa masih banyak siswa MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai yang menunjukkan tingkat keterampilan komunikasi yang rendah. Adapun gejala yang muncul antara lain (1) kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan, (2) kesulitan dalam berkomunikasi, (3) sulit untuk mengambil keputusan yang tepat, (4) kurang memberi perhatian pada sesama teman, (5) tidak mau membantu teman dalam kesulitan, (6) siswa lebih senang menyendiri dari pada berkomunikasi dengan orang lain. Hal-hal tersebut diatas terjadi pada siswa-siswa kelas XI MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo dimana dari 23 orang siswa terdapat 8 orang (35%) yang memliki kemampuan keterampilan komunikasi yang baik dan 15 orang ( 65%) yang belum memiliki keterampilan komunikasi yang diharapkan. Kenyataan ini dipengaruhi oleh tidak saling membantu dalam mengemukakan pendapat dalam kelompok, tidak saling memberi masukan atau pendapat dalam kelompok, tidak saling menghargai pendapat teman dalam kelompok. Hal ini dianggap sebagai masalah yang perlu dipecahkan melalui teknik bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah dengan melalui suasana kelompok. Dibanding dengan teknik lain bimbingan kelompok memiliki keunggulan antara lain siswa dapat : (1) beroleh kesempatan untuk mengenal dan memahami potensi yang dimilikinya, (2) peluang atau kesempatan untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya secara bebas, (3) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri melalui dinamika kelompok, (4) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, (5) menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya, (6) kelompok merupakan tempat berbagi perasaan dan pikiran, (7) memungkinkan tumbuhnya kebersamaan serta keakraban satu sama lain. Disamping memiliki keunggulan bimbingan kelompok juga memiliki kelamahan, yaitu : (1) anggota kelompok sering kali menganggap bahwa bimbingan kelompok sama dengan diskusi kelompok, (2) tidak semua masalah dapat dientaskan dalam satu kali pertemuan, (3) tidak semua anggota merasa saling
3
membutuhkan, (4) belum tentu semua anggota memiliki semangat yang tinggi, (5) adanya perasaan ketidakpercayaan antara sesama anggota. Hartinah (2009:12) bimbingan kelompok merupakan salah satu usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah. Suasana kelompok, yaitu antarhubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat menjadi wahana dimana masing-masing anggota kelompok tersebut secara perseorangan dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan kepentingan dirinya yang bersangkutan dengan masalah tersebut. Nurihsan (2005 : 266) menjelaskan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli (siswa). Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri dari atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran. Melalui teknik bimbingan kelompok, siswa yang belum memiliki keterampilan komunikasi akan termotivasi secara spontanitas karena pelaksanaan bimbingan kelompok melalui tahapan-tahapan yang disesuaikan dengan topik yang akan dipecahkan. Disamping itu, dengan bimbingan kelompok siswa akan mempelajari halhal yang belum diketahuinya, melalui teman dalam kegiatan kelompok. Pada proses pelaksanaan bimbingan kelompok, siswa yang kurang memiliki keterampilan komunikasi akan terlibat langsung, disebabkan mereka terdorong untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi. Disisi lain aktivitas teman dalam kelompok akan membantu mereka, karena tidak secara langsung teman menjadi model bagi mereka untuk ikut berbicara seperti mengemukakan ide, gagasan, kesan maupun pesan pada proses dinamika kelompok. Berdasarkan pada hal-hal yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti merumuskan judul penelitian sebagai berikut: “Meningkatkan Keterampilan Komunikasi melalui Teknik Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas XI MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo”. Secara pesifik elksin (dalam Abdul Wahab, 2008:7) mengidentifikasi keterampilan Komunikasi dengan beberapa ciri sebagai berikut : a. Perilaku Interpersonal Merupakan perilaku yang menyangkut keterampilan yang dipergunakan selama melakukan interaksi sosial. Perilaku ini biasa disebut juga keterampilan menjalin persahabatan, misalnya memperkenalkan diri, menawarkan bantuan dan memberikan atau menerima pujian. Keterampilan ini berhubungan dengan usia dan jenis kelamin. b. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri Merupakan keterampilan dalam mengatur diri sendiri dalam situasi sosial, misalnya keterampilan menghadapi stress, memahami perasaan orang lain, mengontol kemarahan dan sejenisnya.Dengan kemampuan ini anak dapat memperkirakan kejadian-kejadian yang mungkin akan terjadi dan dampak perilakunya pada situasi sosial tertentu. c. Perilaku yang berhubungan kesuksesan akademis Perilaku merupakan perilaku atau keterampilan yang dapat mendukung prestasi belajar disekolah, misalnya mendengarkan dengan tenang saat Guru menerangkan pelajaran, mengerjakan pekerjaan sekolah dengan baik, melakukan apa yang diminta Guru, dan semua perilaku yang mengikuti aturan kelas. d. Peer Acceptance
4
Merupakan perilaku yang berhubungan dengan penerimaan sebaya, misalnya memberi salam, memberi dan meminta informasi, mengajak teman terlibat dalam suatu aktivitas dan dapat menangkap dengan tepat emosi orang lain. e. Keterampilan Komunikasi Merupakan suatu keterampilan yang diperlukan untuk menjalin hubungan sosial dengan baik. Kemampuan anak dapat dilihat dari beberapa bentuk antara lain menjadi pendengar responsive, mempertahankan perhatian dalam pembicaraan dan memberikan umpan balik terhadap teman bicara. f. Social Acceptance Merupakan terpilihnya seseorang atau seorang anak untuk menjalin bagian dari kelompok tertentu. Social Acceptance ini memungkinkan seseorang untuk tampil atau lebih domain dalam kelompok, dan anggota-anggota lain dalam kelompok tersebut juga bersedia untuk bekerja sama atau bermain bersama. Menurut Safitri, bahwa keterampilan komunikasi yang harus dimiliki oleh anak yaitu sebagai berikut : a) Kenal diri. Merupakan bagian dari kecerdasan diri/interpersonal yang diperlukan anak untuk bisa menjalin hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Keterampilan ini akan membantu anak untuk memilih sendiri kegiatan yang dilakukan dengan teman, serta bagaimana dia bersikap menghadapi situasi sosial yang ditemui dan bisa mencari alternatif lain. b) Memberi pendapat Diperlukan anak untuk memperoleh persetujuan sosial dengan memberi pendapat.keterampilan ini mengajarkan pada anak untuk tidak mementingkan dirinya sendiri, bisa menghargai pendapat orang lain,juga menimbulkan sifat pemurah. c) Membantu Merupakan keterampilan yang berhubungan dengan orang lain seperti empati dan simpati. Membantu menumbuhkan kesadaran diri pada anak untuk membantu orang lain, dapat mengembangkan sikap kepedulian sosial anak sehingga anak pun bisa diterima dalam lingkungan sosial lain yang lebih luas. d) Kerja sama. Keterampilan bekerja sama dibutuhkan untuk anak belajar saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain, tidak mementingkan diri sendiri, merasakan kebersamaan dengan lingkungan sosialnya terutama dalam kelompok. Melalui dinamika kehidupan kelompok tersebut, hendaknya setiap anggota kelompok mampu tegak sebagai perorangan yang sedang mengembangkan kediriannya dalam hubungannya dengan orang lain. Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti kedirian secara umum. Menurut alur dan peraturan yang berlaku di masyarakat merusak kehidupan pribadi-pribadi orang lain. Sebaiknya, keperluan kehidupan orang lain atau kehidupan kelompok pada umumnya jangan sampai mematikan perkembangan pribadi kedirian perorangan. Pengembangan pribadi kedirian dan kepentingan orang lain atau kelompok harus dapat saling menghidupi. Istilah dasar yang sering dipakai untuk hal tersebut ialah pengendalian diri,tenggang rasa atau tepo sliro. Tiap-tiap individu hendaknya mampu mewujudkan kediriannya secara penuh dengan selalu mengingat kepentingan orang lain. Bimbingan kelompok seharusnya menjadi tempat penempaan sikap, keterampilan, dan keberanian sosial yang bertenggang rasa. Pelampiasan pribadi yang mau menang
5
sendiri, benar sendiri, atau kuat sendiri diatas pengorbanan anggota kelompok yang mungkin merupakan kekhususan sifat bimbingan kelompok indonesia jika dibandingkan dengan bimbingan kelompok di dunia barat yang lebih mementingkan perkembangan pribadi. Perwujudan/perkembangan kedirian dan kehidupan kelompok harus saling menghidupi sehingga tercapai suatu keselarasan, keserasian, dan keseimbangan diantara keduanya, yaitu unsur-unsur pribadi dan sosial. Tujuan bimbingan kelompok membantu individu menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut pandangan Bennet (dalam Marlin, 2005:17) mengemukakan tujuan bimbingan kelompok sebagai berikut: 1. Memberikan kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan,pribadi, dan sosial. Tujuan ini dapat dicapai melalui kegiatan-kegiatan: (a) Bantuan dalam mengadakan orientasi kepada situasi sekolah baru dan dalam menggunakan kesempatan-kesempatan dan fasilitas yang disediakan sekolah, (b) Mempelajari masalah-masalah hubungan antar pribadi yang terjadi dalam kelompok dalam cara yang dapat diterima oleh masyarakat, (c) Mempelajari secara kelompok masalah-masalah pertumbuhan dan perkembangan, belajar menyesuaikan diri dalam kehidupan orang dewasa dan menerapkan pola hidup yang sehat, (d) Mempelajari secara kelompok dan menerapkan metode-metode pemahaman diri mengenai sikap, minat, kemampuan, kepribadian, dan kecenderungan-kecenderungan sifat, dan penyesuaian pribadi serta sosial, (e) Mempelajari secara kelompok dan penyesuaian pribadi serta sosial, (f) Mempelajari secara kelompok dunia pekerjaan, dan masalahmasalah penyesuaian dan penyesuaian pekerjaan, (g) Bantuan secara kelompok untuk mempelajari bagaimana membuat rencana pekerjaan jangka panjang, (h) Bantuan secara kelompok tentang cara membuat rencana pekerjaan jangka panjang, (i) Bantuan untuk mengembangkan patokan-patokan nilai untuk membuat pilihanpilihan dalam berbagai bidang kehidupan, dan dalam mengembangkan filsafat hidup. 2. Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan : (a) mempelajari masalah-masalah manusia pada umumnya, (b) Menghilangkan ketegangan-ketegangan emosi, menambah pengertian mengenai dinamika, kepribadian dan mengarahkan kembali energy yang terpakai untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dalam suasana yang permisif. 3. Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih ekonomis dan efektif dari pada melalui kegiatan bimbingan individual. 4. Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih efektif dengan mempelajari masalah-masalah yang umum dialami oleh individu dan dengan meredakan atau menghilangkan hambatan-hambatan emosional melalui kegiatan kelompok, maka pemahaman terhadap individu menjadi lebih mudah. Teknik-teknik bimbingan kelompok merupakan cara-cara bagaimana kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan. Teknik-teknik yang digunakan untuk melaksanakan bimbingan kelompok tersebut dipilih dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat memperbaiki dan mengembangkan perilaku yang diinginkan sebagaimana yang diharapkan. Ada beberapa teknik yang biasanya dilaksanakan dalam bimbingnan kelompok, yaitu antara lain : pemberian informasi, diskusi kelompok, pemecahan masalah, permainan peran, dan permainan simulasi.
6
Untuk lebih jelasnya dari teknik-teknik sebagaimana disebutkan diatas akan diuraikan sebagai berikut : 1) Teknik pemberian informasi Sering juga disebut metode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh pembicara kepada kelompok pendengar. Pelaksanaan teknik ini mencakup tiga hal yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. jacobsen dkk (dalam Marlin, 2005:20). 2) Diskusi kelompok Merupakan usaha bersama untuk memecahkan suatu masalah yang didasarkan pada sejumlah data, bahan-bahan dan pengalaman-pengalaman, dimana masalah ditinjau selengkap dan sedalam mungkin. 3) Pemecahan masalah Merupakan suatu proses yang kreatif dimana individu-individu menilai perubahan-perubahan yang ada pada dirinya dan lingkungannya, dan membuat pilihan-pilihan baru, keputusan-keputusan atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan-tujuan dan nilai-nilai hidupnya. 4) Permainan peran Istilah permainan peran mempunyai empat macam arti, yaitu : (1) suatu yang bersifat sandiwara, (2) sesuatu yang bersifat sosiologis atau pola-pola perilaku yang ditentukan oleh norma-norma sosial, (3) sesuatu perilaku tiruan atau perilaku tipuan, (4) sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan. Corsini ( dalam Marlin, 2005:21) Dibanding dengan teknik lain bimbingan kelompok memiliki keunggulan antara lain siswa dapat : (1) beroleh kesempatan untuk mengenal dan memahami potensi yang dimilikinya, (2) peluang atau kesempatan untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya secara bebas, (3) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri melalui dinamika kelompok, (4) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, (5) menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya, (6) kelompok merupakan tempat berbagi perasaan dan pikiran, (7) memungkinkan tumbuhnya kebersamaan serta keakraban satu sama lain. Disamping memiliki keunggulan bimbingan kelompok juga memiliki kelamahan, yaitu : (1) anggota kelompok sering kali menganggap bahwa bimbingan kelompok sama dengan diskusi kelompok, (2) tidak semua masalah dapat dientaskan dalam satu kali pertemuan, (3) tidak semua anggota merasa saling membutuhkan, (4) belum tentu semua anggota memiliki semangat yang tinggi, (5) adanya perasaan ketidakpercayaan antara sesama anggota. Metode Penelitian Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas XI MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo yang berjumlah 23 orang yang terdiri dari Laki-laki 9 orang dan Perempuan 14 orang. Yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Input (masukan) Yang menjadi variable input (masukan) adalah kegiatan guru merencanakan pembelajaran sesuai dengan teknik bimbingan kelompok, satuan layanan, dan media layanan. 2. Variabel Proses Yang menjadi variable proses bimbingan itu sendiri yang meliputi : 1) Tahap pembentukan: a) Salam
7
b) Menerima anggota kelompok dengan keremahan dan keterbukaan serta mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota kelompok c) Melakukan perkenalan dan pengakraban d) Menjelaskan arti dan tujuan bimbingan kelompok e) Menjelaskan tata cara pelaksanaan bimbingan kelompok f) Menjelaskan azas-azas dalam bimbingan kelompok g) Melakukan permainan untuk pengakraban.permaian yang dilakukan adalah “Marina Menari” 2) Tahap peralihan a) Menjelaskan kembali dengan ringkas cara pelaksanaan bimbingan kelompok b) Melakukan tanya jawab untuk memastikan kesiapan anggota kelompok c) Mempelajari suasana kelompok d) Menekankan azas-azas yang perlu dipedomani dan diperhatikan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok 3) Tahap kegiatan a) Menjelaskan secara singkat topic yang akan dibahas b) Menjelaskan hal-hal yang perlu dibahas c) Membahas topik dengan meminta anggota kelompok untuk mengemukakan pendapat/gagasan terhadap topik yang akan dibahas d) Melakukan permainan sebagai selingan 4) Tahap pengakhiran a) Menjelaskan bahwa kegiatan akan berakhir b) Meminta peserta untuk menyampaikan komitmen dan hasil yang dicapai dalam kegiatan bimbingan kelompok c) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pesan dan kesan d) Menyepakati kegiatan selanjutnya e) Menyucapkan terima kasih f) Berdoa g) Salam penutup 3. Variabel Output (Hasil) Yang menjadi variabel output (hasil) adalah mengacu pada indikator: a. Saling membantu dalam mengemukakan pendapat b. Saling memberi masukan atau pendapat c. Menghargai pendapat teman Tahapan-tahapan penelitian : 1. Tahap persiapan 2. Tahap pelaksanaan penelitian 3. Tahap pemantauan dan evaluasi 4. Tahap analisis dan refleksi Sumber data dan pengumpulannya: a. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru sebagai peneliti b. Cara pengumpulan data melalui observasi tentang keterampilan komunikasi siswa melalui teknik bimbingan kelompok, dengan mengacu pada variabel output.
8
Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dikelas XI MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 23 orang, terdiri dari laki-laki 9 orang dan 14 orang siswa perempuan. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai ketu dibantu oleh 2 orang guru mitra. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan yang diawali dengan observasi awal dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pada observasi awal dilihat skor siswa yang memiliki keterampilan komunikasi dengan kategori Sangat Baik 2 orang ( 8.7%), kategori Baik 6 orang (26.1%). yang termasuk pada kategori Cukup 14 orang (60.9%), kategori Kurang 1 orang (4.3%) berdasarkan aspek yang dinilai atau berdasarkan indikator. Dari hasil observasi awal ini, dapat dilihat ada 15 orang (65%) yang kurang memiliki keterampilan komunikasi. Pada siklus Idiperoleh skor keterampilan komunikasi siswa dengan kategori Sangat Baik 4 orang ( 17.4%), kategori Baik 12 orang (52.2%), kategori Cukup 7 orang (30.4%),dan pada siklus II Pada tabel diatas diperoleh skor keterampilan komunikasi siswa dengan kategori Sangat Baik 8 orang (34.8%), kategori Baik 11 orang (47.8%), kategori Cukup 4 orang (17.4%). Pembahasan Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada observasi awal siswa yang memiliki keterampilan komunikasi berjumlah 8 orang siswa (34.8%)dan yang memiliki keterampilan komunikasi rendah 15 orang (65.2%), dari siklus I pertemuan 1 diperoleh rata-rata keterampilan komunikasi siswa mengalami peningkatan menjadi 65% atau terjadi peningkatan jumlah siswa dari 8 menjadi 15 orang siswa, pada kategori Sangat Baik 3 orang (13%) pada kategori Baik 12 orang (52%), dan yang belum memiliki keterampilan komunikasi termasuk pada kategori Cukup 8 orang (35%). Siklus I pertemuan 2 mengalami peningkatan menjadi 16 orang (69.6%), pada kategori Sangat Baik 4 orang siswa (17.4%) dan kategori Baik 12 orang (52.2%) serta yang belum memiliki keterampilan komunikasi termasuk pada kategori Cukup berjumlah 7 orang (30.4%). Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh hasil 18 orang (78%), dengan kategori Sangat Baik 5 orang (22%) dan kategori Baik 13 orang (56%) serta yang termasuk pada kategori Cukup 5 orang (22%). Pada siklus II pertemuan 2, diperoleh hasil yang memiliki keterampilan komunikasi 19 orang siswa (82%), dengan kategori Sangat Baik 8 oarng (35%) dan kategori Baik berjumlah 11 orang (48%), dan yang termasuk pada kategori Cukup 4 orang (17%). Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya bahwa hasil yang dicapai belum semua siswa memiliki keterampilan komunikasi. Untuk itu teknik bimbingan kelompok salah satu teknik yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa akan diupayakan terus guna mencapai hasil yang maksimal. Bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah. Suasana kelompok, yaitu antar hubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat menjadi wahana dimana masingmasing anggota kelompok tersebut secara perseorangan dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan kepentingan dirinya yang bersangkutan dengan masalahnya tersebut.(Hartinah, 2009:12) Kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan keterampilan komunikasi siswa melalui teknik bimbingan kelompok, memiliki indikator kinerja:
9
apabila 80% dari jumlah siswa yang memiliki keterampilan komunikasi ataupun meningkat dari 8 orang (35%) menjadi 19 orang (82%) dari jumlah siswa 23 orang; dapat diterima. kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa telah tercapai peningkatan keterampilan komunikasi melalui teknik bimbingan kelompok pada siswa kelas XI MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, dimana pada observasi awal 34.8%, siklus I 69.6%,dan siklus II 82.6% Berdasarkan ini pula hipotesis yang menyatakan: “ Jika digunakan Teknik Bimbingan Kelompok maka Keterampilan Komunikasi Siswa Kelas XI MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo akan Meningkat; dapat diterima.” Saran Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka terdapat beberapa hal yang menjadi saran, yaitu: 1) Diharapkan kepada guru BK sebaiknya menguasai dan menerapkan teknik bimbingan kelompok dalam rangka meningkatkan keterampilan komunikasi. 2) Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling diharapkan guru BK dapat bekerjasama dengan pihak-pihak yang dapat membantu terselenggaranya teknik bimbingan kelompok secara efektif. Diantaranya guru BK dapat bekerjasama dengan kepala madrasah, wali kelas, guru mata pelajaran, serta dengan orang tua siswa. 3) Bagi kepala madrasah disarankan kedepannya dapat memberikan jam tambahan khusus untuk layanan bimbingan dan konseling, agar para siswa mendapatkan berbagai macam pengetahuan yang ada dalam layanan bimbingan dan konseling tersebut. Dan dapat menjadikan siswa tidak hanya unggul dibidang inteligensi melainkan unggul pula dalam bidang emosional. 4) Bagi siswa MA Bahrul Ulum Batudaa Pantai diharapkan untuk bersungguhsungguh mengikuti layanan bimbingan dan konseling agar mendapatkan pengalaman yang bermanfaat bagi kehidupan mereka.
10
Daftar Pustaka Adiyanti.1999; Program PDP “Protec Read Only” (online) http://adiyanti.Multiply.Com/PDP/item/igi/Protec Read Only. Diakses 19 Agustus 2013 Miller,G.A.1957 Psychology and Communication, Washington, D.C.: Voice of America, USA (terjamahan Drs.Jalaludin Rakhmat,M.Sc.2008), Bandung, PT Remaja Rosdakarya Hoveland, carl I.1948. Social Communication,Am.phil.Soc.XCII, halaman 371(dance No.33/Catg.Stappers). Shannon, C.E. dan Weaver W 1949. The matematical Thory of Communication, Urbana, The University Illinois Press.(terjemahan Prof.Dr.H. Anwar Arifin.1988), Jakarta, PT Rajagrafindo Persada. Abdulwahab.2008. Skala keterampilan komunikasi. Laporan penelitian, UGM Yogyakarta Hartinah, Siti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok, PT. Refika Aditama : Bandung Prayitno.1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok, Ghalia-Indonesia: Jakarta -----------.2004. Seri Layanan L.6 L.7 Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok, Padang : jurusan BK FIP UNP Nurihsan J. Achmad.2005. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, refika Aditama : Jakarta
11