Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006
KETAHANAN RUMPUT GOLF Cynodon dactylon (L) PERS PADA KONDISI SALIN DENGAN PENGGUNAAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (Tolerance of Cynodon dactylon (L) Pers as Turf Grass in Salinity Condition by Using Arbuskula Mycorrhizal Fungi (AMF) P.D.M.H. KARTI, L. ABDULLAH dan T. PATRIYASARI Laboratorium Agrostologi Departemen Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor Email :
[email protected]
ABSTRACT The experiment was conducted to investigate the tolerance of Cynodon dactylon (L) Pers as turf Grass in Saline Condition by using Arbuskula Mycorrhizal Fungi (AMF). This experiment was done based on Factorial Completely Randomized Block Design with 2 factors by 3 replications. The first factor were level of salinity (0, 2500, 5000, 7500, 10000 ppm). The second factor were the use of Arbuskula Mycorrhizal Fungi and without Arbuskula Mycorrhizal Fungi. Statistical analysis was concucted using ANOVA; if the result indicated a significant treatment effect (P < 0.01) the Duncan Multiple Range Test was done. The result showed that addition of AMF produced significant effect (P < 0.01) on tiller number, dry weight of root, dry weight of shoot, spore number and root infection. Level of salinity had only significant effects (P < 0.01) on dry weight of root and shoot. There was no interaction between AMF with the level of salinity. It is concluded that the addition of AMF can stimulate Cynodon dactylon (L) Pers as Turf Grass growth in Salinity level different conditon. Key Words: Cynodon dactylon, Arbuskula Mycorrhizal Fungi (AMF), Salinity ABTSRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengukur ketahanan Cynodon dactylon (L) Pers sebagai rumput golf pada kondisi salin (Kadar garam tinggi) dengan penggunaan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola factorial. Faktor pertama adalah lima tingkat salinitas (Kadar garam berbeda), yaitu (0, 2500, 5000, 7500, 10000 ppm). Faktor kedua adalah.penggunaan CMA (M1) dan tanpa penggunaan CMA (Mo). Analisis statistik menggunakan ANOVA, dan bila berbeda nyata dilakukan uji lanjut dengan Duncan multiple range. Hasil menunjukkan bahwa penambahan CMA berbeda sangat nyata terhadap jumlah anakan, berat kering akar, berat kering ajuk, jumlah spora dan infeksi akar. Tingkat salinitas berpengaruhsangat nyata terhadap berat kering akar dan tajuk. Tidak ada interaksi antara CMA dengan tingkat salinitas yang berbeda. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan CMA dapat mendorong pertumbuhan Cynodon dactylon (L) Pers sebagai rumput golf dengan kondisi tingkat salinitas yang berbeda. Kata Kunci: Cynodon dactylon, Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA), Salinitas
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia, sehingga menjadikan Indonesia memiliki area pantai yang luas. Pada daerah pantai kendala utama untuk pertumbuhan tanaman tingginya tingkat salinitas. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan perbaikan lahan pra tanam,
900
pemilihan jenis tanaman yang toleran dan penambahan agent biologi seperti Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA). Cynodon dactylon (rumput Bermuda) merupakan jenis tanaman yang toleran pada kondisi salin (GOHL, 1981). Tanaman ini selain dapat digunakan sebagai tanaman pakan, juga digunakan sebagai rumput golf. Manfaat yang diperolah tanaman inang bila berasosiasi dengan CMA antara lain
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006
persentase infeksi akar, jumlah spora. Bak plastik dengan 9 kg pasir digunakan sebagai media tanam. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap penyiraman dengan kadar garam yang berbeda. Tahap pertama penyiraman trerdiri dari 100 ml air garam dengan 300 ml air, tahap kedua 200 ml air garam dengan 200 ml air, dan tahap ketiga 400 ml air garam. Pengunaan CMA sebanyak 100 g per bak. Jenis rumput golf yang digunakan adalah Cynodon dactylon (L) Pers.
mampu meningkatkan penyerapan unsur hara dan air, meningkatkan ketahanan pada kondisi stress (kekeringan, pH rendah, salinitas tinggi, dan toksisitas logam berat (MARSCHNER, 1995). Tujuan penelitian ini untuk menguji tingkat toleransi dan pengaruh penambahan CMA pada Cynodon dactylon sebagai rumput golf pada tingkat salinitas yang berbeda. MATERI DAN METODA Penelitian dilakukan di rumah kaca Laboratorium Lapang Agrostologi, Fakultas Peternakan IPB dan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat Penelitian Sumber daya Hayati dan Bioteknologi, IPB. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan pola factorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pemberian CMA yang terdiri dari 2 taraf yaitu Mo (tanpa CMA) dan M1 (dengan CMA). Faktor kedua adalah tingkat salinitas, yang terdiri dari 5 taraf yaitu kontrol (tanpa salinitas) (So), 2500 ppm atau EC = 5,49 µmhos/cm (S1), 5000 ppm atau EC = 9,77 µmhos/cm (S2), 7500 ppm atau EC = 14,05 µmhos/cm (S3) dan 10 000 ppm atau EC = 18,25 µmhos/cm (S4). Peubah yang diamati jumlah anakan, berat kering tajuk dan akar,
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa CMA sangat nyata (P < 0,01) meningkatkan rataan jumlah anakan, sedangkan tingkat salinitas dan interaksi antara CMA dengan tingkat salinitas tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa perlakuan dengan penambahan CMA dapat meningkatkan rataan jumlah anakan (Tabel 1). Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa Perlakuan penambahan CMA dan tingkat salinitas menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P < 0,01) terhadap berat kering tajuk, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
Tabel 1. Rataan jumlah anakan CMA
Level salinitas (ppm)
Rataan
0
2500
5000
7500
10.000
Mo
386
360
415
402
405
393b
M1
422
445
433
441
432
535a
Rataan
404
402
424
421
419
-
Superkrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata (P < 0,01)
Tabel 2. Rataan berat kering tajuk (gram/pot) CMA
Level salinitas (ppm)
Rataan
0
2500
5000
7500
10.000
Mo
8,73
11,23
12,70
14,53
10,53
11,55b
M1
10,83
12,90
21,80
18,13
22,67
17,27a
Rataan
9,78b
12,07b
17,25a
16,33a
16,60a
-
Superkrip huruf kecil yang berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata (P < 0,01)
901
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006
Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa penambahan CMA dapat meningkatkan berat kering tajuk. Tingkat salinitas diatas 5 000 ppm menunjukkan peningkatan berat kering tajuk dibandingkan dengan tingkat salinitas 2500 ppm dan 0 ppm. Antara tingkat salinitas 5000 ppm, 7500 ppm, dan 10 000 ppm tidak menunjukkan perbedaan (Tabel 2). Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan CMA dan tingkat salinitas menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P
< 0,01) terhadap rataan berat kering akar, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hasil uji lanjut menunjukkkan bahwa penambahan CMA menunjukkan peningkatan rataan berat kering akar. Tingkat salinitas diatas 2500 ppm menunjukkan peningkatan rataan berat kering bila dibandingkan dengan tingkat salinitas 0 ppm (kontrol). Tingkat salinitas antara 2500, 5000, 7500 dan 10000 ppm tidak menunjukkan perbedaan (Tabel 3).
Tabel 3. Rataan berat kering akar (gram/pot) CMA
Level salinitas (ppm)
Rataan
0
2500
5000
7500
10.000
5,80
8,27
9,67
9,37
9,83
8,59b
M1
5,40
11,47
15,20
12,17
14,12
11,67a
Rataan
5,60b
9,87a
12,43a
10,77a
11,98a
-
Mo
Superkrip huruf kecil yang berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata (P < 0,01) Tabel 4. Rataan infeksi akar (%) CMA
Level salinitas (ppm)
Rataan
0
2500
5000
7500
10000
Mo
65,42
72,50
72,50
70,83
63,75
69,000b
M1
89,17
92,50
89,17
92,92
81,88
91,42a
Rataan
77,29
82,50
80,83
81,88
78,54
-
Superkrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata (P < 0,01)
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan CMA menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,01) terhadap rataan infeksi akar, sedangkan tingkat salinitas dan interaksi antara penambahan CMA dengan tingkat salinitas tidak menunjjukan perbedaan yang nyata. Uji lanjut menunjukkan bahwa penambahan CMA menunjukkan peningkatan rataan infeksi akar bila dibandingkan dengan tanpa penambahan CMA (Tabel 4). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan CMA memberikan perbedaan yang sangat nyata (P < 0,01) terhadaap rataan jumlah spora, sedangkan tingkat salinitas dan interaksi antara penambahan CMA dengan tingkat salinitas tidak menunjukkan perbedaan. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa penamabahan CMA dapat meningkatakn rataan
902
jumlah spora bila dibandingkan dengan tanpa penambahan CMA (Tabel 5). Rumput Cynodon dactylon terlihat bahwa dengan penambahan CMA pada tingkat salinitas yang berbeda menunjukkan peningkatan jumlah anakan, berat kering tajuk dan akar, infeksi akar dan jumlah spora. Hal ini menunjukkan CMA membantu tanaman tersebut dalam kondisi stres salin. Menurut SMITH dan READ (1997) tumbuhan yang diinokulasi dengan CMA dapat tumbuh lebih baik, hal ini disebabkan oleh kerja hifa eksternal yang mampu meningkatan penyerapan air, unsure hara makro dan beberapa unsure hara mikro. Unsur hara tersebut kemudian akan ditranslokasikan ke hifa internal oleh suatu system tranport antara hifa internal yang kemudian akan
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006
Tabel 5. Rataan jumlah spora (buah) CMA
Level salinitas (ppm)
Rataan
0
2500
5000
7500
10000
Mo
16,00
20,00
18,35
21,00
21,00
17,07b
M1
36,33
38,67
34,33
35,33
37,00
36,33a
Rataan
26,17
29,33
26,33
28,17
23,50
-
Superkrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata (P < 0,01)
dipertukarkan melalui arbuskula dari CMA masuk ke sitoplasma sel akar tanaman inang. Mudahnya peningkatan penyerapan air, unsur hara makro dan mikro menurut SIEVERDING (1991) dimungkinkan karena diameter hifa yang lebih kecil dibandingkan rambut akar, selain itu panjang hifa eksternal lebih panjang dari rambut akar sampai mencapai 8 cm sehingga CMA mampu meningkatkan penyebaran dan peningkatan volume akar. Pada tingkat salinitas yang tinggi akan menyebabkan tekanan osmotik dalam tanah meningkat dan mengakibatkan potensial air tanah menjadi turun sehingga dapat mengakibatkan sulitnya penyerapan air dan unsur hara oleh tanaman. Turunnya potensial air tanah pada rumput yang peka kondisi salin dapat menyebabkan terjadinya plasmolisis yaitu air dari sel akar tanaman keluar sehingga tanaman layu yang dapat berakibat kematian pada tanaman. Dengan penambahan CMA hal tersebut dapat diatasi karena adanya hifa eksternal dan internal dapat meningkatkan penyerapan air dan unsur hara sehingga terlihat terjadinya peningkatan jumlah anakan, berat kering tajuk dan akar. Mekanisme mikoriza dalam menekan pengaruh negatif garam yaitu (1) adanya klorofil yang lebih banyak pada tanaman terinfeksi akan meningkatkan asupan CO2 oleh tanaman, (2) CMA meningkatkan serapan unsur hara dan asupan air ke tanaman (TSANG and MAURI, 1999). Pada tingkat salinitas yang berbeda rumput Cynodon dactylon menunjukkan respon yang berbeda. Pada tingkat salinitas di atas 5000 ppm rumput ini tumbuh lebih baik terlihat pada berat kering tajuk dan akar yang meningkat, ini menunjukkan bahwa rumput ini toleran terhadap tingkat salinitas yang tinggi. Kemampuan rumput ini untuk hidup dalam kondisi salinitas disebabkan rumput ini mampu mengurangi pengaruh kadar garam yang tinggi
didalam jaringan osmotiknya melalui cara sebagai berikut (1) mengakumulasi kandungan garam secara intra dan ekstra seluler di dalam akar, (2) mengakumulasikan karbohidrat atau protein didalam jaringan akar (3) mengekskresikan secara aktif kandungan garam melalui kelenjar pada tajuk atau secara pasif dengan mengakumulasikan pada daundaun yang ua yang diikui dengan gugurnya daun (FRENKEL and MEIRI, 1985). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan CMA sangat diperlukan untuk membantu tanaman didalam mengatasi kondisi salin. Tanaman yang toleran dengan penambahan CMA juga mampu membantu tanaman mengatasi kadar garam tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Penambahan CMA mampu meningkatan pertumbuhan dan produksi rumput pada tingkat salinitas yang berbeda. Rumput Cynodon dactylon ini mempunyai tingkat toleransi yang tinggi terhadap tingkat salinitas. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut skala lapang dan untuk jenis rumput pakan yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA FRENKEL, F. and A. MEIRI. 1985. Soil Salinity (Two Decades of research in irrigated agriculture). A Hutchinson Ross Publiction. New York. GOHL, BO. 1981. Tropical Feeds. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome. MARSCHNER, H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. 2nd edition. Academic Press Limited. London.
903
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006
SIEVERDING, E. 1991. Vesicular Arbuscular Mycorrhiza Management in Tropical Agrosystems. Deutsche GTZ. Gmbh. Eschborn. SMITH S.E., and D.J. READ. 1997. Mycorrhizal Symbiosis. Academic Press. UK.
904
TSANG, A and A MAURI. 1999. Mychorrhizal fungi increase salt tolerance of Strophostyles helvola in Coastal Foredunes. J. Plant Ecology 144: 159 – 166.