Jurnal HPT Volume 1 Nomor 3 September 2013 ISSN : 2338 - 4336
KETAHANAN LIMA VARIETAS TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) TERHADAP INFEKSI Turnip Mosaic Virus (TuMV) Esti Yuliastri Sa’idah, Mintarto Martosudiro dan Tutung Hadiastono Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia
ABSTRACT Turnip mosaic virus (TuMV) is a virus that commonly infects vegetable crops Brassicacea. TuMV is a new virus attack Brassicacea in Indonesia, and potentially to be an important disease. It is cause transmitted by mechanical and insect vectors. Resistance of many varieties of commercial mustard in Indonesia has not been tested to TuMV infection. This research aimed to determine the resistance of five varieties of mustard to TuMV infection, and the effect of TuMV infection on the growth and yield of mustard. The research was conductedat the Plant Pathology Laboratory, Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Brawijaya University of Malang and screen house Muhammadiyah University of Malang. Research using completely randomized design (CRD) with five treatments and three replications. The results of experiment showed that Local Malang and Toksakan varieties are susceptible variety to TuMV infection, whereas varieties of Shinta, Majapahit, and Dora are resistant varieties. TuMV infection affects the growth and yield of mustard, its cause reduce of leaf area, root length, and plant wet weight. Keywords: resistance, varieties, mustard, Turnip Mosaic Virus (TuMV) ABSTRAK Turnip Mosaic Virus (TuMV) adalah virus yang sering menginfeksi tanaman sayuran Brassicacea. TuMV merupakan virus baru pada tanaman Brassicaceae di Indonesia, dan berpotensi menjadi penyakit penting. Penularannya terjadi secara mekanis dan melalui serangga vektor. Varietas sawi komersial di Indonesia belum diuji ketahanannya terhadap infeksi TuMV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan lima varietas tanaman sawi terhadap infeksi TuMV, dan mengetahui pengaruh infeksi TuMV terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang dan di screenhouse Universitas Muhammadiyah Malang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan varietas sawi dan tiga ulangan. Hasil penelitian tingkat ketahanan beberapa varietas tanaman sawi terhadap infeksi TuMV adalah varietas Lokal Malang dan Toksakan merupakan varietas rentan, sedangkan varietas Shinta, Majapahit, dan Dora merupakan varietas yang tahan. Infeksi TuMV mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman sawi, yakni mengakibatkan pengurangan luasan daun, panjang akar, dan bobot basah tanaman. Kata Kunci: ketahanan, varietas, sawi, Turnip Mosaic Virus (TuMV)
9
Sa’idah et al., Ketahanan Lima Varietas Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
PENDAHULUAN Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Sayuran ini banyak diusahakan oleh petani karena memiliki potensi untuk terus dikembangkan dan mudah dibudidayakan serta memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dengan biaya usahatani yang cukup rendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2012), produksi tanaman sawi di Indonesia tahun 2010 mencapai 583,770 ton. Namun, pada tahun 2011 produksi sawi mengalami penurunan, hasilnya hanya mencapai 580,969 ton. Penurunan produksi sawi pada tahun 2011 disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan penurunan produksi sawi di Indonesia adalah serangan virus tanaman. Virus yang sering menyerang pertanaman sawi dan famili kubis-kubisan (Brassicacea) adalah turnip mosaic virus (TuMV). TuMV merupakan virus penting setelah Cucumber Mosaic Virus yang menginfeksi tanaman sayuran Brassicacea di dunia, baik di daerah tropis maupun di daerah beriklim sedang (Tomlinson, 1987; Walsh dan Jenner, 2002 dalam Farzadfar et al., 2009). Penyakit mosaik pada tanaman sawi sangat berpotensi menjadi penyakit penting di Indonesia. Sedangkan varietas sawi yang banyak ditanam petani dan beredar di Indonesia belum diuji ketahanannya terhadap infeksi penyakit TuMV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya ketahanan yang berbeda antar varietas tanaman sawi dan pengaruh TuMV terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi.
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan HPT, FP UB Malang dan screenhouseKebunPercobaan, UniversitasMuhammadiyah Malang. Waktu penelitian dari bulan April-Juni 2013. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitin ini adalah polybag 5 kg, meteran, label, gunting, plastik, cetok, timbangan analitik, gelas ukur (vol. 100 ml), mortar dan penumbuk, cawan petri, gunting, kertas kasa dan kamera. Bahan yang digunakan yaitu inokulum TuMV yang berasal dari lapang yaitu tanaman sawi yang terserang TuMV. Benih sawi yang digunakan adalah benih sawi lokal Tumpang-Malang, varietas Toksakan, Shinta, Majapahit, dan Dora. Tanaman indikator yang digunakan adalah Chenopodium quinoa,Chenopodium amaranticolor,Zinnia elegans dan Gomphrena globosa. Tanah yang sudah disterilisasi dengan formalin 5%, karborundum 600 mesh, aquadest steril, dan buffer fosfat 0,01 M pH 7. Rancangan percobaan Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan varietas sawi, yaitu sawi lokal Tumpang-Malang, Toksakan, Shinta, Majapahit dan Dora. Masingmasing perlakuan diulang tiga kali. Tiap perlakuan terdapat tanaman yang tidak diinokulasi dengan TuMV dan digunakan sebagai koreksi.
10
Jurnal HPT
Volume 1 Nomor 3 `
PERSIAPAN PENELITIAN Penyediaan Inokulum dan Identifikasi TuMV Inokulum TuMV yang digunakan berasal dari tanaman sawi yang terserang virus, yang diperoleh dari kebun sayuran petani di desa Torongrejo, Kecamatan Dau, Malang. Sebelum inokulum TuMV digunakan dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan identifikasi menggunakan tanaman indikator. Inokulum berbentuk sap diinokulasikan secara mekanis pada tanaman indikator yaitu Chenopodium quinoa, Chenopodium amaranticolor, Zinnia elegans, dan Gomphrena globosa. Persiapan Media Tanam Media tanam disterilkan dengan menggunakan formalin 5% dan ditutup dengan plastik selama 7 hari dan dibolakbalik selama 3 hari sekali agar formalin merata. Setelah 7 hari plastik dibuka dan tanah dikeringanginkan selama 2-3 hari sampai formalin tidak berbau. Kemudian tanah tersebut siap digunakan dan dipindahkan ke polibag berukuran 5 kg. Persiapan Benih Masing masing benih sawi yang berasal dari sawi lokal Banjarsari-Malang, Toksakan, Shinta, Majapahit, dan Dora disemai di dalam tray yang telah berisi media tanam yang telah disterilkan. Setelah tanaman memiliki daun kurang lebih empat helai (berumur 2 minggu), bibit siap dipindahkan ke dalam polybag berukuran 5 kg. PELAKSANAAN PENELITIAN Pembuatan Sap untuk Inokulum TuMV Penularan virus TuMV dalam penelitian ini menggunakan cara mekanis. Inokulum TuMV untuk percobaan disiapkan dalam bentuk sap (cairan
Desember 2013
perasan). Daun tanaman sawi yang menampakkan gejala Turnip Mosaic Virus dicuci dan dipotong-potong, kemudian diambil sebanyak 5 gram dan ditumbuk dengan mortar. Penumbukkan daun berfungsi untuk memecahkan sel tumbuhan untuk membantu keluarnya virus dari sel ke dalam cairan perasan. Kemudian ditambahkan buffer phospat 0,01 M, pH 7 sebanyak 10 ml. Pemberian buffer berfungsi untuk menetralkan virus atau menstabilkan virus dalam cairan perasan, khususnya terhadap pengaruh keasaman larutan yang dapat mempengaruhi persistensi virus dalam cairan perasan. Sap diperoleh dengan cara melakukan penyaringan menggunakan kain kasa. Penularan sap pada Tanaman Sawi Penularan sap dilakukan pada daun tanaman sawi yang berumur 4 minggu setelah tanam. Daun yang diinokulasi adalah daun muda yang telah membuka sempurna. Sebelum diinokulasi, permukaan daun dilukai dengan cara ditaburi dengan karborandum 600 mesh. Menurut Hadiastono (2010) pemberian karborundum bertujuan untuk menambah abrasive, yang berperan menimbulkan luka mikroskopis pada dinding sel permukaan pada bagian tanaman yang diinokulasi. Setelah ditaburi dengan karborundum, sap tanaman sakit dioleskan menggunakan jari pada permukaan daun sawi. Pengolesan dilakukan searah tulang daun, tanpa digosok berlawanan arah. Inokulasi dengan cairan tumbuhan yang mengandung virus (sap) harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari luka yang berlebihan. Oleh karena itu, setelah pengolesan sap dilakukan pembilasan sisa-sisa karborundum yang masih melekat pada permukaan daun tanaman uji dengan air.
11
Sa’idah et al., Ketahanan Lima Varietas Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma serta pengendalian OPT. PARAMETER PENGAMATAN 1. Masa Inkubasi dan gejala penyakit Masa inkubasi diukur mulai inokulasi sampai munculnya gejala pada tanaman sawi. 2. Intensitas Serangan Untuk menghitung intensitas serangan gejala virus mosaik menggunakan metode skoring menurut Abadi (2003) yang disajikan dalam Tabel 1. Sedangkan persentase daun tanaman sawi yang terserang penyakit virus mosaik TuMV dihitung dengan rumus persamaan: = x 100 % Keterangan : I : Intensitas serangan tiap tanaman N : Jumlah daun dari tiap kategori serangan V : Nilai atau skor dari setiap kategori serangan N : Jumlah daun yang diamati tiap tanaman Z : Nilai atau skor dari kategori serangan tertinggi 3. Pengurangan Panjang Tanaman Pengurangan panjang tanaman akibat infeksi TuMV, diperoleh dari selisih rerata panjang tanaman pada tanaman sehat
dengan panjang tanaman yang diinokulasi TuMV. 4. Pengurangan Panjang Akar Diperoleh dari selisih rerata panjang akar pada tanaman sehat dengan panjang akar tanaman yang diinokulasi TuMV. 5. Pengurangan Jumlah Daun Diperoleh dari selisih rerata jumlah daun pada tanaman sehat dengan jumlah daun tanaman yang diinokulasi TuMV. 6. Pengurangan Luas Daun Diperoleh dari selisih rerata luas daun pada tanaman sehat dengan luas daun tanaman yang diinokulasi TuMV. 7. Pengurangan Bobot Basah Diperoleh dari selisih rerata bobot basah pada tanaman sehat dengan bobot basah tanaman yang diberi perlakuan inokulasi TuMV. 8. Pengurangan Bobot Kering Diperoleh dari selisih rerata bobot kering pada tanaman sehat dengan bobot kering tanaman yang di inokulasi TuMV. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Bila hasil pengujian diperoleh perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Penilaian Tingkat Ketahanan Penilaian tingkat ketahanan tanaman dari sawi yang terinfeksi TuMV didasarkan pada nilai indeks parameter mengikuti metode Castillo et al., (1976 dalam Heroetadji, 1983).
Tabel 1. Penilaian skor daun tanaman sakit berdasarkan gejala mosaik dan malformasi dihitung dengan menggunakan skoring (Abadi, 2003) Skor 0 1 2 3 4 5
Kategori serangan Daun sehat (tidak menunjukkan gejala virus) Gejala mosaik ≤ 50% dari luas daun Gejala mosaik ≥ 50% dari luas daun Gejala mosaik, ukuran daun mengecil Gejala mosaik, ukuran daun mengecil dan berkerut Gejala mosaik, ukuran daun mengecil, berkerut serta daun menggulung ke bawah.
12
Jurnal HPT
Volume 1 Nomor 3 `
Penentuan interval kategori ketahanan diperoleh dari selisih rerata indeks tertinggi dan rerata indeks terendah dibagi tiga kategori ketahanan, yaitu rentan, sedang dan tahan.
Desember 2013
Nilai Indeks Terendah =
Nilai Indeks Selanjutnya =
Nilai Indeks Tertinggi =
HASIL DAN PEMBAHASAN Masa Inkubasi dan Gejala Serangan pada Tanaman Indikator yang Diinokulasi TuMV Dari hasil penelitian, tanaman indikator yaitu Chenopodium amaranticolor, C. quinoa, Gomphrena globosa dan Zinnia elegans yang diinokulasi dengan TuMV menunjukkan gejala serangan yang bervariasi (Gambar 1). Pada G. globosa gejala TuMV yang
(a)
(e)
(b)
(f)
ditimbulkan berupa mosaik, nekrotik, dan malformasi. Zinnia elegans gejala TuMV yang ditimbulkan berupa daun yang mengalami pengerutan atau malformasi dan mosaik, Chenopodium amaranticolor gejala TuMV yang nampak pada daun adalah lesio lokal, dan pada C. quinoa, gejala berbentuk daun klorosis muncul pada 20 hari setelah diinokulasi TuMV (Tabel 2).
(c)
(g)
(d)
(h)
Gambar 1. (a) Gomphrena globosa sehat, (b) Gomphrena globosa yang terinfeksi TuMV, (c) Zinnia elegans sehat, (d) Zinnia elegans yang terinfeksi TuMV, (e) Chenopodium amaranticolor sehat, (f) Chenopodium amaranticolor yang terinfeksi TuMV, (g) C.quinoa sehat dan (h) C.quinoa yang terinfeksi TuMV.
13
Sa’idah et al., Ketahanan Lima Varietas Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
Masa Inkubasi dan Gejala Serangan TuMV (Turnip Mosaic Virus) pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
mengalami mosaik, vein clearing, melepuh dan berkerut atau malformasi (Gambar 2).
Gejala TuMV dari lima varietas tanaman sawi yang diuji muncul antara 914 hari setelah inokulasi (Tabel 3). Pada perlakuan tanaman sawi varietas Lokal memiliki masa inkubasi tercepat yaitu 9,33 hsi. Sedangkan masa inkubasi terlama adalah pada perlakuan tanaman sawi varietas Dora yaitu 14,67 hsi. Berdasarkan hasil penelitian gejala pada tanaman sawi varietas Lokal, Toksakan, Shinta, Majapahit dan Dora yang terinfeksi TuMV yaitu daun
Intensitas Serangan TuMV pada Lima Varietas Tanaman Sawi
a
b
c
Berdasarkan analisis ragam (Annova) dapat diketahui bahwa varietas tanaman sawi berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan TuMV. Rerata intensitas serangan TuMV tertinggi terdapat pada varietas Lokal yakni sebesar 24,35%. Sedangkan intensitas serangan TuMV terendah terdapat pada varietas Dora yakni sebesar 18,01% (Tabel 4).
d
e
Gambar 2. Gejala serangan TuMV pada tanaman sawi varietas Lokal Tumpang (a), varietas Toksakan (b), varietas Shinta (c), varietas Majapahit (d) dan varietas Dora (e)
Tabel 3. Rerata Masa Inkubasi (hsi) penyakit pada Lima Varietas Tanaman Sawi yang diinokulasi TuMV Varietas Lokal Tumpang, Malang Toksakan Shinta Majapahit Dora
Rerata Masa Inkubasi (hsi) 9,33 10,33 14,33 14,00 14,67
14
Jurnal HPT
Volume 1 Nomor 3 `
Desember 2013
Tabel 4. Rerata Intensitas Serangan TuMV pada Lima Varietas Tanaman Sawi Varietas
Rerata Intensitas Serangan (%)
Lokal Tumpang, Malang
24,35 c
Toksakan
24,17 c
Shinta
22,17 bc
Majapahit
20,62 ab
Dora
18,01 a
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (α = 5%). Data ditransformasikan ke akar kuadrat (square-root) untuk keperluan analisis statistik.
Pengurangan Panjang Tanaman Berdasarkan hasil analisis ragam (Annova) dapat diketahui bahwa infeksi virus TuMV tidak berpengaruh terhadap pengurangan panjang tanaman sawi. Rerata pengurangan panjang tanaman sawi akibat infeksi TuMV yaitu berkisar antara 2,49-7,91 cm (Tabel 5). Pengurangan Jumlah Daun dan Luas Daun Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa infeksi infeksi
TuMV tidak berpengaruh terhadap pengurangan jumlah daun, namun berpengaruh terhadap pengurangan luas daun tanaman sawi. Rerata pengurangan jumlah daun akibat infeksi TuMV yaitu antara 0,751,82 helai. Sedangkan rerata pengurangan luas daun akibat TuMV yaitu antara 50,81-484,71 cm2 (Tabel 6). Infeksi TuMV menyebabkan mosaik, dan perubahan bentuk (malformasi) pada daun tanaman sawi (Gambar 3).
Tabel 5. Rerata Pengurangan Panjang Tanaman Akibat Infeksi TuMV pada Lima Varietas Tanaman Sawi Varietas
Rerata Pengurangan Panjang Tanaman (cm)
Lokal Tumpang, Malang Toksakan Shinta Majapahit Dora
7,91 7,32 2,49 4,25 3,99
Tabel 6. Rerata Pengurangan Jumlah Daun (helai) dan Rerata Pengurangan Luas Daun (cm2) akibat Infeksi TuMV pada Lima Varietas Sawi Varietas Lokal Tumpang, Malang
Rerata Pengurangan Jumlah Daun (helai) 1,42
Rerata Pengurangan Luas Daun (cm2) 299,89 cd
Toksakan
1,74
484,71 d
Shinta
1,82
50,81 a
Majapahit
1,00
212,79 bc
Dora
0,75
117,20 ab
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (α = 5%). Data ditransformasikan ke akar kuadrat (square-root) untuk keperluan analisis statistik
15
Sa’idah et al., Ketahanan Lima Varietas Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
16
Gambar 3. (a) daun tanaman sawi sehat (b) daun tanaman sawi yang terinfeksi TuMV menampakkan gejala malformasi dan mosaik Pengurangan Panjang Akar Salah satu variasi gejala penyakit TuMV adalah tanaman yang terserang umumnya mengalami penghambatan pertumbuhan sehingga tampak kerdil. Tanaman yang kerdil umumnya memiliki akar yang lebih pendek apabila dibandingkan dengan akar pada tanaman yang sehat. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa infeksi TuMV berpengaruh nyata terhadap pengurangan panjang akar tanaman sawi. Rerata pengurangan panjang akar akibat infeksi TuMV pada lima varietas tanaman sawi yaitu antara 2,54-13,10 cm (Tabel 7). Pengurangan Bobot Basah Tanaman Berdasarkan analisis ragam (Annova) menunjukkan bahwa infeksi TuMV
berpengaruh nyata terhadap pengurangan rerata bobot basah tanaman sawi. Rerata pengurangan bobot basah pada lima varietas tanaman sawi akibat infeksi TuMV yaitu antara 2,16-39,82 gram (Tabel 8). Pengurangan Bobot kering Tanaman Berdasarkan hasil analisis ragam (Annova) dapat diketahui bahwa infeksi TuMV tidak berpengaruh terhadap pengurangan bobot kering tanaman sawi. Rerata pengurangan bobot kering pada lima varietas tanaman sawi akibat infeksi TuMV yaitu antara 0,16-1,31 gram (Tabel 9). Agrios (1996) menyebutkan bahwa respirasi tumbuhan umumnya meningkat segera setelah terjadi infeksi virus.
Tabel 7. Rerata Pengurangan Panjang Akar Akibat Infeksi TuMV pada Lima Varietas Tanaman Sawi Varietas Lokal Tumpang, Malang Toksakan
Rerata Pengurangan Panjang Akar (cm) 7,76 b 13,10 b
Shinta
6,89 ab
Majapahit
7,36 ab
Dora 2,54 a Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (α = 5%). Data ditransformasikan ke akar kuadrat (square-root) untuk keperluan analisis statistik.
Jurnal HPT
Volume 1 Nomor 3 `
Desember 2013
Tabel 8. Rerata Pengurangan Bobot basah Tanaman Akibat Infeksi TuMV pada Lima Varietas Tanaman Sawi Varietas
Rerata pengurangan Bobot basah (gram)
Lokal Tumpang, Malang
39,82 b
Toksakan
28,63 b
Shinta
2,16 a
Majapahit
27,54 b
Dora
14,52 ab
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (α = 5%). Data ditransformasikan ke akar kuadrat (square-root) untuk keperluan analisis statistik.
Ketahanan Tanaman Sawi Terhadap Infeksi TuMV Ketahanan tanaman akibat virus sangat bervariasi. Variasi tersebut dipengaruhi oleh strain virus, virulensi, dan perbedaan genetik tanaman. Menurut Agrios (1996) bahwa variasi dalam kerentanan pada masing-masing varietas disebabkan oleh perbedaan gen ketahanan yang terdapat pada setiap varietas tersebut. Dari tujuh parameter yang dianalisis, empat parameter yang mengalami berbeda nyata secara statistika adalah intensitas serangan TuMV, pengurangan luas daun, pengurangan panjang akar dan pengurangan bobot basah.
Berdasarkan empat parameter pengamatan tersebut dapat dihitung nilai indeks ketahanan untuk masing-masing varietas sawi. Penilaian kategori ketahanan pada lima varietas tanaman sawi didasarkan pada metode Castillo et al., (1976) yang sudah dimodifikasi. Penetapan kategori ketahanan didasarkan pada rata-rata nilai indeks parameter yang diamati. Penilaian kategori ketahanan terbagi dalam tiga tingkat, yaitu rentan, sedang dan tahan. Hasil penilaian kategori ketahanan pada lima varietas sawi terhadap infeksi TuMV disajikan dalam Tabel 10.
Tabel 9. Rerata Pengurangan Bobot Kering Tanaman Akibat Infeksi TuMV pada Lima Varietas Tanaman Sawi Varietas
Rerata Pengurangan Bobot kering (gram)
Lokal Tumpang, Malang
0,95
Toksakan
1,26
Shinta
1,31
Majapahit
0,78
Dora
0,16
Keterangan: Data ditransformasikan ke akar kuadrat (square-root) untuk keperluan analisis statistik.
17
Sa’idah et al., Ketahanan Lima Varietas Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
Tabel 10. Kategori Ketahanan pada Lima Varietas Tanaman Sawi terhadap Infeksi TuMV ∑
RERATA
Kategori Ketahanan
51.10
204.37
51.09
Rentan
51.10
51.10
197.99
49.50
Rentan
31.93
38.31
51.09
146.88
36.72
Tahan
17.03
19.16
51.09
38.33
125.61
31.40
Tahan
42.58
12.77
38.31
25.55
119.21
29.80
Tahan
VARIETAS
IS
LD
PA
BB
Toksakan
51.09
51.08
51.10
Lokal
51.09
44.70
Majapahit
25.55
Dora Shinta
Keterangan: IS = Intensitas Serangan; LD = Pengurangan Luas Daun; PA = Pengurangan Panjang Akar; BB = Pengurangan Bobot basah
KESIMPULAN 1. Tingkat ketahanan beberapa varietas tanaman sawi terhadap infeksi TuMV: varietas Lokal Malang dan Toksakan merupakan varietas rentan terhadap infeksi TuMV, sedangkan varietas Shinta, Majapahit, dan Dora merupakan varietas yang tahan terhadap infeksi TuMV. 2. Infeksi TuMV mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. Serangan TuMV mengakibatkan pengurangan luasan daun, panjang akar, dan bobot basah tanaman. UCAPAN TERIMAKASIH Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan kasih sayang serta hidayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Mintarto Martosudiro, MS. selaku pembimbing pertama dan Bapak Prof. Dr. Ir. Tutung Hadiastono, MS. selaku pembimbing kedua, atas arahan, bimbingan dan saran yang diberikan selama penyusunan hasil penelitian. Dan kedua orang tua beserta keluarga yang senantiasa memberikan semangat, dukungan dan doa.
DAFTAR PUSTAKA Abadi, A.L. 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan Jilid 3. Banyumedia. Malang. 135 hal. Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Edisi ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 695 hal. Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi Sawi Indonesia. http://bps.go.id. Diunduh 10 Maret 2013. Bos, L. 1990. Pengantar Virologi Tumbuhan. Gajahmada University Press: Yogyakarta. 226 hal. Farzadfar, S., Y. Tomitaka, M. Ikematsu, A.R. Gornaraghi, R. Pourrahim dan K. Ohshima. 2009. Molecular characterisation of Turnip mosaic virus isolates from Brassicaceae weeds. European Journal of Plant Pathology. 124 (1): 45-55. Hadiastono, T. 2010. Virologi Tumbuhan Dasar. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang. 86 hal. Walsh, J.A. dan C.E. Jenner. 2002. Turnip Mosaic Virus and the quest for durable resistance. Molecular Plant Pathology. 3 (5) : 289
18