PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KESIAPAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN SLEMAN UNTUK MEMANFAATKAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR FISIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Caecilia Anis Pratiwi 121424022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KESIAPAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN SLEMAN UNTUK MEMANFAATKAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR FISIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Caecilia Anis Pratiwi 121424022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, kupersembahkan skripsi ini sebagai bentuk ucapan syukur dan tanda terima kasihku untuk semua orang yang selalu mendoakanku, mendukungku, memotivasiku untuk terus selalu berusaha melakukan yang terbaik. Skripsi ini ku persembahkan untuk :
Tuhan Yang Maha Esa yang selalu meyertai setiap langkahku Keluargaku tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik untukku.
Teman-teman yang selalu siap mendengarkan keluhanku dan selalu membantuku di saat aku membutuhkan pertolongan
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“ Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal : namun keberanian untuk meneruskan kehidupanlah yang diperhatikan “ (Sir Winston)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Caecilia Anis Pratiwi. 2017. Kesiapan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman untuk Memanfaatkan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar Fisika. Penelitian ini dilaksanakan di tujuh Sekolah Menengah Atas yang ada di Kabupaten Sleman pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner kesiapan sekolah, observasi dan wawancara kepada kepala sekolah. Data yang diperoleh diperkuat dengan melakukan observasi dan crosscheck terhadap guru fisika, staf ahli dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, 71,42 % dari jumlah sekolah telah siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Aspek yang paling siap adalah sumber daya manusia, yaitu sebesar 85,71 % dari jumlah sekolah. Sedangkan aspek yang paling rendah kesiapannya adalah sarana prasarana yaitu sebesar 42,86 % dari jumlah sekolah. Besarnya kesiapan aspek kebijakan sekolah adalah 57,13% dari jumlah sekolah. Fakta itu menunjukkan bahwa perlu adanya peningkatan pengadaan sarana prasarana untuk menunjang pemanfaatan internet.
Kata Kunci : Kesiapan sekolah, pemanfaatan internet, sumber belajar.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Caecilia Pratiwi Anis. 2017. The School Readiness of Senior High School in Sleman Regency for Internet Exploration as the Sources of Learning Physics. A Thesis, Physic Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. The purpose of this research are to find out the school readiness of Senior High School in Sleman regency for Internet Exploration as the Sources of Learning Physics. This research was conducted at seven Senior High School in Sleman Regency in the second semester of the 2015/2016 academic year. The used instruments in data collection i.e. school readiness questionnaire, observation and interviews for the headmaster of each school. The obtained data confirmed by observation and crosscheck with the physics teacher, expert staff and students. The results showed that overall, 71.42% of the number of schools are ready to use the Internet as a learning resource. Aspects of the most prepared are human resources, amounting to 85.71% of the number of school. While most aspects of the low readiness is the infrastructure that is equal to 42.86% of the number of school. The amount of the regulation aspects of school readiness is 57.13% of the number of school. The facts show that it is necessary to support the use of the Internet.
Keywords : School Readiness, the use of the internet, learning resources.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kesiapan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman untuk Memanfaatkan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, dukungan dan saran-saran dari berbagai pihak selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Tarsius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan, kritik, dan saran serta banyak meluangkan waktu dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yang selalu memberikan nasihat, dukungan dan motivasi. 3. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan semangat, dukungan dan motivasi 4. Seluruh Dosen Universitas Sanata Dharma yang dengan penuh kedisiplinan mendidik dan mendampingi penulis selama menempuh perkuliahan di Program Studi Pendidikan Fisika
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Keluargaku tercinta yang menjadi penyemangat hidupku, yang senantiasa mencurahkan cinta kasih, dukungan, perhatian, dan doa 6. Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan yang telah membantu penulis dalam penelitian ini serta siswa SMA yang berpartisipasi sebagai responden saat pengambilan data 7. Rekan seperjuangan ku (Amanda Kartika, Rahayu Larasati, Fransiska Yupita dan Carlina) yang mau bekerja sama selama penelitian ini. 8. Sahabatku Delvie Naberia & Amanda Kartika, terima kasih atas kebersamaanya selama ini, merasakan suka dan duka bersama, yang selalu memberikan masukan dan semangat sepanjang penyelesaian pengerjaan skripsi ini. 9. Keluarga besar Pendidikan Fisika 2012 atas kebersamaan, dukungan dan bantuan yang diberikan selama belajar di Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Penulis
Caecilia Anis Pratiwi
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakanng . .......................................................................................1 B. Rumusan Masalah......................................................................................5 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................5 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................6
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Batasan Masalah .......................................................................................7 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kesiapan ......................................................................................................8 1. Pengertian Kesiapan ................................................................................8 2. Aspek Kesiapan .......................................................................................9 3. Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan ..................................................10 B. Internet ......................................................................................................11 C. Pengertian Belajar ...................................................................................14 D. Sumber Belajar ........................................................................................16 1. Pengertian Sumber Belajar ...................................................................16 2. Fungsi Sumber Belajar .........................................................................17 E. Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar ........................................................................................17 F. Penelitian yang Relevan ...........................................................................20 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .........................................................................................23 B. Subjek Penelitian .....................................................................................23 1. Populasi ............................................................................................... 23 2. Sampel ..................................................................................................25 C. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................28 D. Metode Pengambilan Data ......................................................................29 E. Instrumen Penelitian ................................................................................30 1. Angket ..................................................................................................30
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Wawancara ..........................................................................................32 3. Observasi ..............................................................................................34 F. Validitas ....................................................................................................36 G. Metode Analisis Data ...............................................................................37 1. Analisis Kuantitatif ................................................................................37 2. Analisis Kualitatif .................................................................................39 3. Kategorisasi Kesiapan Sekolah ..............................................................40 H. Prosedur Penelitian ..................................................................................42 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................43 B. Data ...........................................................................................................45 1. Angket ....................................................................................................45 2. Wawancara ............................................................................................47 C. Analisis Data .............................................................................................54 1. Analisis Angket ......................................................................................54 2. Analisis Wawancara ..............................................................................59 3. Hasil Keseluruhan ..................................................................................66 4. Hasil Observasi ......................................................................................69 D. Aspek Khusus Pemanfaatan Internet untuk Pembelajaran Fisika ....76 E. Pembahasan .............................................................................................79 F. Keterbatasan Penelitian .........................................................................83
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V. KESIMPULAN A. Kesimpulan ...............................................................................................84 B. Saran .........................................................................................................85 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................87 LAMPIRAN .........................................................................................................90
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Kesiapan Sekolah ..............................................................91 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari Universitas .................................................95 Lampiran 3. Surat Ijin dari Kantor Kesatuan Bangsa ..........................................103 Lampiran 4. Surat Ijin dari BAPPEDA ................................................................105 Lampiran 5. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ...........................106 Lampiran 6. Hasil Pengisian Kuisioner ...............................................................113
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penentuan Sampel ..................................................................................27 Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar ......................................31 Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar ......................................32 Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi Kesiapan dan Checklist ..........................................34 Tabel 3.5 Kategorisasi Kesiapan Sumber Daya Manusia .....................................38 Tabel 3.6 Kategorisasi Tingkat Kesiapan Sarana Prasarana ..................................38 Tabel 3.7 Kategorisasi Tingkat Kesiapan Kebijakan Sekolah ..............................39 Tabel 3.8 Kategorisasi Tingkat Kesiapan Sekolah ...............................................39 Tabel 3.9 Kategorisasi Kesiapan Sekolah ..............................................................41 Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..............................................................44 Tabel 4.2 Skor Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet ........................46 Tabel 4.3 Hasil Wawancara Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar ............................................................48 Tabel 4.4 Kategorisasi Faktor Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar ............................................................54 Tabel 4.5 Prosentase Kesiapan Sumber Daya Manusia .........................................56 Tabel 4.6 Prosentase Kesiapan Sarana Prasarana ..................................................56 Tabel 4.7 Prosentase Kesiapan Kebijakan Sekolah ...............................................57
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.8 Kategori Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar .........................................................................58 Tabel 4.9 Prosentase Kesiapan Sekolah .................................................................59 Tabel 4.10 Analisis Wawancara Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar ........................................................60 Tabel 4.11 Penjelasan Sekolah yang Sangat Siap dengan Sekolah yang Sangat Tidak Siap ...............................................................................64 Tabel 4.12 Prosentase Kesiapan Sekolah secara Keseluruhan ..............................66 Tabel 4.13 Perbandingan Kesiapan Sekolah berdasarkan Letak Geografisnya .............................................................................67 Tabel 4.14 Hasil Observasi ...................................................................................69 Tabel 4.15 Aspek Khusus Pemanfaatan Internet untuk Pembelajaran Fisika ..................................................................................................76
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Faktor-Faktor Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar ................................19 Gambar 3.1 Peta Kabupaten Sleman ......................................................................27 Gambar 3.2 Skema Proses Analisis Kualitatif .......................................................40 Gambar 3.3 Prosedur Rencana Penelitian ..............................................................42 Gambar 4.1 Fitur JBClass ......................................................................................77 Gambar 4.2 Tampilan Macromedia Flash ..............................................................78
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarga sendiri (Syah, 2012). Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana- mana; di sekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan, dan sebagainya (Djamarah, S.B & Zain, A., 2010). Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara (Djamarah, S.B & Zain, A., 2010). Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
anak didik. Kalau dalam pendidikan di masa lalu, guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi anak didik. Tetapi lain halnya sekarang, perangkat teknologi sudah ada dimana-mana. Pertumbuhan dan perkembangannya hampir-hampir tak terkendali, sehingga wabahnya pun menyusup ke dalam dunia pendidikan. Ternyata teknologi yang disepakati sebagai media itu, tidak hanya sebagai alat bantu tetapi juga sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar (Djamarah, S.B & Zain, A., 2010). Maka sumber belajar sekarang ini tidak hanya berasal dari buku saja karena teknologi yang semakin berkembang ini menyediakan sumber belajar baru bagi siswa, yaitu sumber belajar berbasis teknologi. Perkembangan
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
(TIK)
memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan berbagai sarana seperti telepon, komputer, internet, e-mail dan layanan pesan singkat (Suyanto & Jihad, A., 2013). Banyak sekali jenis-jenisjenis teknologi yang dapat digunakan oleh guru untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Untuk menyampaikan materi pelajaran misalnya, guru dapat memanfaatkan OHP atau LCD, dengan bantuan program computer. Untuk memberikan sumber belajar yang lebih beragam dan mutakhir, guru dapat memanfaatkan internet dan lain sebagainya (Sanjaya, W., 2008). Dalam Litbang Kompas, 27 Desember 2007, Astuti mengatakan bahwa sebenarnya internet bisa jadi sumber belajar alternatif yang cukup efektif dan efisien. Selama ini, yang umum dikenal sebagai sumber belajar adalah buku dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
guru. Padahal, semakin lama sumber belajar tradisional ini semakin terbatas, baik jumlah maupun distribusi. Dalam hal ini internet bisa jadi substitusi yang sifatnya lebih untuk melengkapi, bukan menggantikan peran guru secara keseluruhan. Pemanfaatan sumber belajar berbasis teknologi dengan media elektronik saat ini sangat umum digunakan di dunia pendidikan. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan internet. Perkembangan muthakir dalam dunia pendidikan diikuti dengan munculnya fenomena yang disebut cyber teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popular saat ini ialah e-learning, yaitu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya internet (Suyanto & Jihad, A., 2013). E-learning membantu siswa belajar tidak selalu dikelas, dapat lebih santai, dapat diulang tanpa harus ada guru. Maka siswa dapat terus belajar. Internet banyak membantu dalam mencari bahan fisika dan model pembelajaran modern fisika. Lewat internet siswa dibantu untuk mencari sumber lain (Suparno, P., 2009). Teknologi ini mau tidak mau perlu digunakan dalam proses pembelajaran sains sehingga pembelajaran sains lebih menarik, bervariasi, dan siswa dapat belajar dimanapun. Model pembelajaran dengan simulasi computer, lewat internet, lewat web, dapat digunakan untuk mengembangkan pembelajaran sains (Suparno, P., 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Maulida dan Jia-Jiunn (2013) mengatakan bahwa e-learning adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. Ini merupakan konsekuensi dasar dan logis dari pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Untuk membangun e-learning yang efektif perlu banyak hal yang harus dipersiapkan, seperti kesiapan teknologi, kesiapan lembaga pendidikan dan kesiapan komunitas. Namun menurut Gordon Ouma, dkk (2013), keberhasilan pelaksanaan e-learning bergantung pada tingkat kesiapan infrastruktur ICT dan kesiapan pengguna. Untuk mengadopsi e-learning, sekolah diharapkan mencapai tingkat pembangunan infrastruktur dan pengguna e-learning juga harus memperoleh kompetensi teknis yang diperlukan dicampur dengan sikap positif dan persepsi terhadap e-learning. Gordon Ouma, dkk (2013) mengelompokkan bahwa terdapat 4 faktor untuk menilai kesiapan sekolah terhadap e-Learning yaitu manusia (attitudes, confidence, experience), teknologi, ketersediaan sarana prasarana, manajemen sekolah (infrastruktur). Mengukur tingkat kesiapan di Sekolah Menengah Atas memerlukan pemahaman yang jelas tentang bagaimana komponen lingkungan e-Learning berinteraksi. Komponen utama dari implementasi e-learning adalah manusia dan teknologi. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa melalui internet sekolah dapat melakukan pembelajaran jarak jauh (Distance Learning atau e-Learning). Untuk melaksanakan dan menyadari manfaat dari e-learning yaitu proses pembelajaran dengan menggunakan bantuan teknologi berupa internet di sekolah, penelitian ini meneliti kesiapan sekolah dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar dengan mengeksplorasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
ketersediaan sarana prasarana (teknologi), kebijakan sekolah terhadap pemanfaatan internet, serta persepsi dan sikap pengguna terhadap internet. Tiga hal tersebut merupakan faktor yang harus dipenuhi sehingga sekolah dapat dikatakan siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Kesiapan sekolah sangat penting karena untuk dapat memanfaatkan internet sebagai sumber belajar, sekolah harus mempersiapkan segala sesuatu untuk tercapainya tujuan tersebut. Ketika sekolah telah siap maka pendidikan di sekolah dapat berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Maka berdasarkan uraian diatas peneliti mengambil judul Kesiapan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman untuk Memanfaatkan Internet Sebagai Sumber Belajar Fisika. . A. Rumusan Masalah Bagaimana kesiapan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar Fisika ?
B. Tujuan Penelitian Mengetahui kesiapan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar Fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa pendidikan tentang kesiapan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar di sekolah, karena sebagai calon pendidik harus memikirkan kemajuan pendidikan mengingat kemajuan teknologi semakin pesat maka pendidikan juga harus dapat menyesuaikan. Salah satu caranya dengan memanfaatkan internet sebgai sumber belajar dalam bidang pendidikan. 2. Bagi Siswa Memberikan informasi kepada siswa bahwa internet juga merupakan sumber belajar yang dapat diakses kapan dan dimana saja mengingat bahwa kebanyakan siswa sekarang kemana saja mereka pergi selalu membawa handphone yang bisa akses internet. 3. Bagi Guru Sebagai bahan acuan bagi guru untuk dapat meningkatkan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dan mengembangkan kemampuan untuk mengajar berbasis IT 4. Bagi Sekolah Memberikan informasi bagi sekolah tentang pentingnya kecepatan akses internet disekolah supaya internet dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran. Sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan dalam bentuk penyediaan sarana dan prasarana yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
memaksimalkan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar yang mudah di akses oleh siswa. 5. Bagi Pemerintah Memberikan informasi pentingnya bantuan dari pemerintah untuk sekolah-sekolah dalam meningkatkan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar.
D. Batasan Masalah Dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah tidak terlalu luas dan pelaksanaan penelitian dapat difokuskan. Berdasarkan latar belakang masalah maka penelitian ini difokuskan pada : 1. Tempat penelitian dilakukan di 7 Sekolah Menengah Atas dari beberapa Kecamatan di Kabupaten Sleman. 2. Masalah yang dibahas yaitu tentang kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet sebaga sumber belajar yang mencakup beberapa faktor yaitu : a. Sumber daya manusia terutama guru dan siswa b. Sarana Prasarana yang mencakup teknologi, komputer, jaringan internet (Wifi). c. Kebijakan sekolah yang mencakup pelatihan guru dan seluruh staf di sekolah, anggaran untuk penggunaan internet, aturan penggunaan internet dan keberadaan staf ahli dalam mengelola internet di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kesiapan 1. Pengertian Kesiapan Kesiapan diperlukan sebelum siswa mengikuti pembelajaran. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/ jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi (Slameto, 2010). Dalam proses belajar, kesiapan ini timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan sesuatu. Kesiapan sangat menentukan keberhasilan dalam belajar. Kesiapan itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik (Slameto, 2010). Menurut Thorndike dalam Slameto (2010), kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Menurut Thorndike dalam Surya (2013), salah satu hukum pembelajaran yaitu hukum kesiapan. Hukum kesiapan menyatakan bahwa hubungan antara rangsangan dan perilaku akan menjadi lebih kokoh apabila disertai dengan kesiapan. Maka dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap dalam menerima rangsangan serta melakukan respon dan tindakan terhadap situasi tertentu.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
2. Aspek Kesiapan Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan memberi respon. Menurut Slameto (2010), kondisi kesiapan mencakup 3 aspek : a. Kondisi fisik, mental dan emosional Kondisi fisik adalah kesiapan tubuh jasmani seseorang untuk mengikuti kegiatan belajar. Kondisi mental adalah keadaan siswa yang berhubungan dengan kecerdasan siswa. Sedangkan kondisi emosional adalah kondisi seseorang untuk dapat mengatur emosinya dalam menghadapi masalah.
b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang harus dipenuhi saat itu juga atau rasa membutuhkan terhadap materi yang diajarkan. Motif merupakan suatu daya penggerak atau pendorong. Di dalam menentukan tujuan, disadari atau tidak untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, dan yang menjadi penyebab untuk berbuat itu adalah motif. Maka motif sangat erat kaitannya dengan tujuan. Hubungan kebutuhan, motif dan tujuan dengan kesiapan menurut Slameto (2010) adalah : 1) Kebutuhan ada yang disadari dan tidak disadari 2) Kebutuhan yang tidak disadari akan mengakibatkan tidak adanya dorongan untuk berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
3) Kebutuhan mendorong usaha, dengan kata lain timbul motif 4) Motif tersebut diarahkan ke pancapaian tujuan. Jelas bahwa kebutuhan yang disadari akan membuat siswa berusaha untuk dapat siap mencapai tujuan. Maka kebutuhan, motif dan tujuan ada hubungannya dengan kesiapan.
c. Keterampilan, pengetahuan pengertian yang lain yang telah dipelajari Keterampilan
dan
pengetahuan
merupakan
kemahiran,
kemampuan serta pemahaman yang dimiliki siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Keterampilan misalnya kemahiran siswa membuat alat peraga. Sedangkan pengetahuan misalnya pemahaman mengenai materi yang diajarkan.
3. Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan menurut Djamarah dan Aswan dalam Kadek Sri (2011), yaitu: a. Kesiapan Fisik Kesiapan fisik berkaitan erat dengan kesehatan yang akan berpengaruh pada hasil belajar dan penyesuaian sosial individu. Hal ini dapat mempengaruhi kelnacaran proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
b. Kesiapan Psikis Kesiapan psikis berkaitan erat dengan kecerdasan, daya ingat tinggi, kebutuhan yang terpuaskan, ada hsrat atau motivasi untuk belajar, dapat berkonsentrasi da nada perhatian. c. Kesiapan Materiil Individu dalam mempelajari materi tentunya harus mempunyai bahan yang dapat dipelajari atau dikerjakan. Dengan didukung dengan berbagai sumber bacaan maka akan memberikan pengetahuan dan akan membantu siswa dalam merespon atas pertanyaan-pertanyaan dari guru terkait dengan pelajaran.
A. Internet Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI), internet adalah jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas komputer yg terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau satelit. Internet atau interconnected network berkembang seiring bertambahnya komputer dan jaringan yang terhubung ke internet. Dengan demikian, internet berfungsi sebagai penghubung antar jaringan kecil. Internet sebagai jaringan dari berbagai jaringan. (Novian, A. & Abdullah, D., 2010). Internet (Interconnected Network) merupakan contoh jaringan komputer. internet diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, sehingga dapat saling berhubungan atau berkomunikasi. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
komunikasi internet ini harus megikuti standar serta media tertentu. Media yang digunakan dalam jaringan ini adalah jaringan telepon (Supriyadi, E. & Kiswanto, M.H., 2010). Menurut Sidharta (1996), internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Asal-usul internet berasal dari jaringan kompuer yang dibentuk pada tahun 1970-an. Jaringan computer tersebut disebut Arpanet. Jaringan computer hanyalah medium yang membawa informasi. Daya guna internet terletak pada informasi itu sendiri. Internet adalah gambaran dinamis bahwa manusia yang mampu berkomunikasi secara bebas akan memilih untuk bersikap sosial dan tidak mementingkan diri sendiri. Internet adalah forum global pertama dan perpustakaan global pertama dimana setiap pemakai dapat berpartisipasi dalam segala waktu (internet tidak pernah tutup). Meluasnya penggunaan jaringan komputer merupakan motor bagi perkembangan teknologi elektronik terbaru ini (internet). Internet adalah kumpulan yang luas dari jaringan komputer besar dan kecil yang saling bersambungan menggunakan jaringan komunikasi yang ada diseluruh dunia. Selain itu, Internet adalah seluruh manusia yang secara aktif berpartisipasi sehingga membuat Internet menjadi sumber daya informasi yang sangat berharga (Tretter, M., 1996). Menurut Sofana (2006), network (jaringan) atau tepatnya computer network (jaringan komputer) adalah gabungan beberapa buah komputer yang saling terhubung dan dapat saling bertukar informasi. Salah satu model jaringan komputer yang paling popular adalah internet. Internet merupakan jaringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
komputer berskala WAN (satu dunia). Laboratorium computer dan internet di sekolah sebenarnya merupakan bentuk sederhana warung internet (warnet). Internet membuka peluang bagi siswa untuk berkomunikasi dengan user lain di dunia. Internet bisa menjadi pemicu dan sarana meningkatkan kemampuan siswa. Internet juga bisa menjadi kabar baik bagi para guru dan staf. Guru dan staf dapat meningkatkan kemampuannya (Sofana, I., 2006). Dalam dunia internet sering dikenal sebutan bit atau byte dan bandwidth. Sejumlah byte yang “diangkut” dari satu satu titik ke titik lain per satuan waktu disebut transfer rate-nya. Kadangkala transfer rate disebut speed atau kecepatan transfer data. Adakalanya orang menyebut transfer data sebagai bandwidth. Sebenarnya bandwidth berbeda dengan transfer rate. Bandwidth menyatakan lebar spektrum. Namun bandwidth dan transfer rate saling berkaitan. Semakin besar bandwidth-nya akan semakin tinggi juga transfer rate yang dicapai (Sofana, I., 2006). Menurut Rusman, Deni & Cepi (2012). pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut : 1. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air
dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas. 2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka
biasa. 3. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing – masing
siswa. 5. Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. 6. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa dan
memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugastugas yang dikerjakan siswa secara online. Maka dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa internet adalah sumber pembelajaran yang dapat menjadikan siswa lebih mandiri dalam belajar dengan mendapatkan askes untuk mencari materi yang sedang dipelajari.
B. Pengertian Belajar Belajar merupakan permasalahan yang umum dibicarakan setiap orang terutama yang terlibat dalam dunia pendidikan (Irham, M. & Wiyani, N.A., 2014). Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan menetap disebabkan adanya interaksi individu dengan lingkungan belajarnya (Irham, M. & Wiyani, N.A., 2014). Menurut Khodijah (2014), belajar merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang. Karenanya, pemahaman yang benar tentang konsep belajar sangat diperlukan, terutama bagi kalangan pendidik yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
belajar digunakan secara luas. Hal ini disebabkan karena aktivitas yang disebut belajar itu muncul dalam berbagai bentuk. Membaca buku, menghafal ayat AlQur’an, mencatat pelajaran, hingga menirukan perilaku tokoh dalam televisi, semua disebut belajar. Maka menurut Khodijah (2014), dapat disimpulkan : 1. belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang baru; 2. proses belajar melibatkan proses-proses internal yang terjadi berdasarkan latihan, pengalaman dan interaksi social; 3. hasil belajar ditunjukkan oleh terjadinya perubahan perilaku (baik actual maupun potensial); dan 4. perubahan yang dihasilkan dari belajar bersifat relatif permanen. Menurut Mustaqim (2008), belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman. Dengan kata lain yang lebih rinci dari belajar adalah : 1. Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja. 2. Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari. 3. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan ketrampilan jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir, sikap terhadap nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik); 4. Perubahan tersebut relatif bersifat konstan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
C. Sumber Belajar 1. Pengertian Sumber Belajar Dalam pembelajaran konvesional, sering guru menentukan buku teks sebagai satu-satunya sumber materi pembelajaran. Dengan demikian, perubahan dan atau penyempurnaan kurikulum, pada dasarnya adalah penyempurnaan dan perubahan buku ajar. Akibatnya ketika terjadi perubahan kurikulum, maka selalu diikuti oleh perubahan buku pelajaran (Sanjaya, W., 2008). Dewasa ini ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat, sehingga kalau guru dan siswa hanya mengandalkan buku teks sebagai sumber pembelajaran,bisa terjadi materi yang dipelajarinya itu akan cepat using. Dengan demikian, guru dituntut untuk menggunakan sumber lain yang dapat menyajikan informasi terbaru, misalnya menggunakan jurnal yang menyajikan berbagai pengetahuan muthakir, majalah, koran dan sumber informasi elektronik, misalnya dengan menggunakan dan memenfaatkan internet dan lain sebagainya. Kemajuan teknologi informasi, memungkinkan materi pelajaran tidak hanya disimpan dalam buku teks saja, akan tetapi bisa disimpan dalam berbagai bentuk teknologi yang lebih efektif dan efisien, misalnya dalam bentuk CD, kaset, dan lain sebagainya. (Sanjaya, W., 2008). Sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi mauoun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, narasumber, benda, atau hasil-hasil budaya (Sudono, A., 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang (Djamarah, S.B. & Zain, A., 2010). Untuk tercapainya tujuan pengajaran tidak mesti dilihat dari kemahalan suatu media, yang sederhana juga bisa mencapainya, asalkan guru pandai menggunakannya. Maka guru yang pandai menggunakan media adalah guru yang bisa manipulasi media sebagai sumber belajar dan penyalur informasi dari bahan yang disampaikan kepada anak didik dalam proses belajar mengajar.
2. Fungsi Sumber Belajar Fungsi dari sumber balajar menurut Sudono (2000) yaitu memberikan kesempatan proses berasosiasi kepada anak untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan berbagai alat, buku, narasumber, atau tempat. Penggunaan sumber belajar disesuaikan dengan tingkat kebutuhan anak. Fungsi sumber belajar yang lain adalah meningkatkan perkembangan anak dalam berbahasa melalui berkomunikasi dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar atau hal lain.
D. Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Kesiapan terhadap pemanfaatan internet biasa disebut dengan Ereadiness. Menurut Budhiraja (2002: 5), E-readiness sebagai tingkat dimana masyarakat memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam jaringan dunia. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
tersebut diukur dengan menilai kemajuan relatif dari suatu daerah yang mengadopsi teknologi informasi dan penerapannya. Dari pendapat tersebut maka kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet atau bisa disebut elearning readiness (ELR) adalah kesiapan fisik atupun mental suatu organisasi yang berupa sekolah untuk menerapkan e-learning yaitu memanfaatan internet dalam pembelajaran di sekolah. Menurut Haney (2002) dalam Aydin, C.H. & Tasci, D (2005), faktor kesiapan organisasi dalam menerapkan E-Learning diklasifikasikan dalam 7 kategori yaitu sumber daya manusia, sistem manajemen pembelajaran, pelajar, konten, teknologi informasi, biaya dan vendor. Selain itu Chapnick (2000) dalam Aydin, C.H. & Tasci, D (2005), faktor yang harus diperhatikan untuk menilai kesiapan dimasukkan 8 kategori kesiapan yaitu psychological, sociological, environmental, human resources, financial, technological skill, equipment, content. Berdasakan difusi Everett M. Rogers (Aydin, C.H. & Tasci, D., 2005), empat faktor utama yang dapat membantu organisasi mengukur seberapa siap mereka untuk e-learning telah ditentukan. Teori inovasi Everett M. Rogers memberikan latar belakang teoritis untuk faktor-faktor ini.yaitu teknologi, inovasi, orang dan pengembangan diri. Gordon Ouma, dkk (2013), mengelompokkan bahwa terdapat 4 faktor untuk menilai kesiapan sekolah terhadap e-Learning yaitu manusia (attitudes, confidence, experience), teknologi, ketersediaan sarana prasarana, manajemen sekolah (infrastruktur). Mengukur tingkat kesiapan di Sekolah Menengah Atas memerlukan pemahaman yang jelas tentang bagaimana komponen lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
e-Learning berinteraksi. Komponen utama dari implementasi e-learning adalah orang-orang dan teknologi. Dari pendapat di atas maka dapat dirangkum bahwa faktor-faktor yang digunakan untuk menilai kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar adalah manusia (kesiapan guru, siswa dan seluruh anggota sekolah), sarana prasarana (jaringan Wifi, computer, LCD, teknologi yang mencakup software dan hardware), kebijakan sekolah (tenaga ahli, anggaran, dll). Kerangka yang menampilkan kesiapan semua komponen sekolah dalam pelaksanaan e-Learning yaitu pemanfaatan internet sebagai sumber belajar ditunjukkan pada gambar dibawah ini : Sumber Dana Kebijakan Sekolah terhadap pemanfaatan internet
Kesiapan Sekolah
Kemampuan Sumber Daya Manusia
Anggaran Staf Ahli Internet Pelatihan Staf
Siswa Guru Staf / karyawan
Komputer Sarana Prasarana yang menunjang pemanfaatan internet
Wifi Teknologi Website & e-mail
Gambar 2.1 Bagan Faktor-Faktor Kesiapan sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
E. Penelitian Yang Relevan Dalam penelitian ini peneliti mencari referensi dari penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti lain tentang E-Learning Readiness yaitu kesiapan terhadap penerapan e-learning. Penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh : 1. Ilham Fajri Maulida & Jia Jiunn Lo (2013) dengan judul “ E-Learning Readiness in Senior High School in Banda Aceh, Indonesia”. Penelitian ini dilakukan di 33 sekolah yaitu 17 SMA Negeri dan 16 SMA Swasta di kota Banda Aceh. Subyek penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru, administrator sekolah dan staf dinas pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara membagikan kuisioner, melakukan wawancara serta observasi di sekolah. Hasil dari penelitian ini yaitu 40% sekolah siap menerapkan e-learning. Peneliti menemukan kendala terbesar dalam menerapkan e-learning yaitu keuangan serta kurangnya dukungan dari pemerintah dan satu-satunya faktor yang menyatakan siap adalah keerampilan siswa mengunakan komputer dan akses internet. 2. Arif Kurniawan (2014) dengan judul “Pengukuran Tingkat Kesiapan Penerapan e-Learning Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah di Kota Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini menghasilkan kuesioner terdiri dari empat faktor yaitu manusia, pengembangan diri, teknologi, dan inovasi. Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif. Sampel dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
penelitian ini yaitu lima SMA Muhammadiyah di Kota Yogyakarta. Responden pada penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, bendahara sekolah, penanggung jawab laboratorium komputer sekolah, dan guru yang ahli dalam e-learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima sekolah tersebut yang berarti kelima SMA Muhammadiyah di Kota Yogyakarta termasuk pada kategori siap dalam penerapan e-learning, tetapi membutuhkan sedikit peningkatan pada faktor manusia dan pengembangan diri. 3. Gordon, Fredrick & Benjamin (2013) dengan judul “Evaluation of ELearning Readiness in Secondary Schools in Kenya”. Populasi dalam penelitian ini yaitu 10 SMA di Kabupaten Rachuonyo, Kenya yang menerima dana infrastruktur ICT dari pemerintah. Sampel yang digunakan yaitu 10 kepala sekolah, 72 guru dan 196 siswa yang dihitung dengan menggunakan
teknik
random
sampling
dengan
memperhatikan
proporsional ukuran populasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei deskriptif dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru percaya diri dapat mengoperasikan komputer dan siap menerapkan e-learning tapi perlu perbaikan dalam keterampilan ICT untuk berhasil menerapkan e-learning. Siswa percaya bahwa komputer akan membuat pembelajaran lebih menarik dan sebagian besar siswa ingin menggunakan komputer di kelas. Namun tingkat infrastruktur ICT masih sangat tidak memadai untuk pelaksanaan e-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
learning seperti konektivitas internet sangat lambat, jumlah komputer yang tersedia terlalu terbatas dibandingkan dengan siswa yang terdaftar.
Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, semua penelitian menggunakan metode survei dengan memberikan angket. Ketiganya sama-sama meneliti kesiapan Sekolah Menengah Atas terhadap penerapan e-Learning hanya lokasinya yang berbeda. Hasil dari penelitian 1 yaitu keuangan dan dukungan pemerintah kurang, penelitian 2 menunjukkan bahwa masih membutuhkan sedikit peningkatan pada faktor manusia (seluruh anggota sekolah) dan pengembangan diri, sedangkan pada penelitian 3 hasilnya yaitu tingkat infrastruktur ICT masih sangat tidak memadai untuk pelaksanaan e-learning. Maka berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tersebut, peneliti akan fokus pada kesiapan sekolah pemanfaatan internet sebagai sumber belajar yang merupakan bagian dari penerapan e-Learning, maka hal tersebut yang menjadi perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Faktor kesiapan yang akan diteliti yaitu sumber daya manusia (seluruh anggota sekolah), sarana prasarana dan kebijakan sekolah (termasuk didalamnya adalah keuangan). Sampel yang digunakan juga setingkat SMA namun di Kabupaten Sleman dan subyeknya adalah kepala sekolah. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu survei dengan cara menyebarkan angket, disertai dengan wawancara dan di konfirmasi dengan observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka yang kemudian akan dianalisis dengan statistik (Suparno, P., 2014: 119). Menurut Bogdan dan Tylor (1990) dalam Margono (2010), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kuantitatif dalam penelitian ini berupa jumlah skor dari angket mengenai kesiapan sekolah. Sedangkan penelitian kualitatif yaitu wawancara terhadap kepala sekolah untuk memperkuat data kuantitatif terkait kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Kebenaran dari hasil wawancara tersebut di perkuat dengan melakukan observasi atau crosscheck terhadap siswa, guru dan staf ahli.
B. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia (Margono, 2010). Di Kabupaten Sleman, Yogyakarta terdiri dari 17 kecamatan dan memiliki 50 Sekolah Menengah Atas yang terdiri dari 17 SMA Negeri dan 33 SMA Swasta. Populasi dalam penelitian ini adalah 17 Sekolah Menengah Atas dengan asumsi bahwa masing-masing kecamatan di Kabupaten Sleman diwakili oleh satu sekolah. Populasi dalam penelitian ini dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa faktor yaitu : a. Sumber Dana 1) SMA Negeri yaitu sekolah yang sumber dana untuk pengadaan fasilitas sekolah berasal dari pemerintah. 2) SMA Swasta yaitu sekolah yang sumber dana untuk fasilitas di sekolah berasal dari yayasan pendiri sekolah. b. Letak Geografis 1) Letak sekolah berada di kota, desa atau pegunungan. Posisi dari sekolah tersebut untuk mengetahui apakah ada pengaruhnya untuk kecepatan akses internet. 2) Letak sekolah berada di bagian timur, selatan, barat atau utara. Posisi sekolah ini untuk melihat apakah sekolah yang dipilih sebagai sampel telah mewakili masing-masing bagian daerah yang di teliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Faktor-faktor tersebut akan membantu peneliti dalam memilih sampel agar dapat mewakili populasi, karena populasi hanya berjumlah 17 sesuai dengan jumlah kecamatannya.
1. Sampel Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Margono, 2010). Sedangkan sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Dalam menentukan ukuran sampel minimal yang mampu mewakili populasi, menggunakan rumus Slovin (Sugiyono, 2009), yaitu :
𝑛=
𝑁 1 + 𝑁(𝑒 2 )
Dimana : n = ukuran sampel N = jumlah populasi e = persentase ketidakpastian dengan tingkat kesalahan 25% Populasi berjumlah 17 dan tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 25% (0,25) atau dapat dikatakan tingkat keakuratannya sebesar 75% (0,75), maka sampel yang diambil untuk mewakili populasi tersebut yaitu sebesar: 17
𝑛 = 1+17 (0,252 ) = 8,24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Setelah dibulatkan maka jumlah sampel ideal yang dilibatkan dalam penelitian adalah 8 sekolah. Namun pada penelitian ini hanya menggunakan 7 sekolah sebagai sampel dikarenakan banyak sekolah yang menolak untuk dijadikan tempat penelitian. Peneliti berusaha mencari sekolah pengganti tetapi banyak sekolah pengganti tersebut tidak bisa karena sedang sibuk mempersiapkan UAS dan telah banyak mahasiwa dari universitas lain yang melakukan penelitian di sekolah tersebut. Maka akhirnya peneliti hanya menggunakan 87,5% dari sampel minimal yaitu 7 SMA di Kabupaten Sleman dengan melihat kategori SMA tersebut berdasarkan letak geografisnya. Pemilihan sampel tidak melihat kemampuan siswa berupa nilai hasil belajar siswa, karena peneliti ingin mengetahui kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet. Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik pengambilan sampling secara convenience sampling. Teknik convenience sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel atau peneliti memilih orang-orang yang terdekat saja (Siregar, S., 2013). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman yang dapat mewakili populasi dengan melihat faktor letak geografis. Letak geografis sekolah dapat dilihat pada peta Kabupaten Sleman berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Gambar 3.1 Peta Kabupaten Sleman
Berdasarkan peta Kabupaten Sleman, yang berada di tengah adalah kecamatan Sleman dan Ngaglik, bagian timur yaitu Ngemplak dan Kalasan, bagian tenggara adalah Prambanan dan Berbah, selatan yaitu Depok, Mlati, Seyegan, Godean, Gamping, bagian barat laut ada Minggir dan Moyudan, sebelah barat yaitu Tempel, Barat laut yaitu Turi, bagian utara adalah Pakem dan bagian timur laut adalah Prambanan. Agar dapat mewakili populasi maka sampel yang dipilih berada pada kecamatan berikut ini : Tabel 3.1 Penentuan Sampel No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
SMA SMA N 1 Cangkringan SMA N 1 Prambanan SMA N 1 Turi SMA N 1 Ngaglik SMA N 1 Tempel SMA N 1 Minggir SMA St.Mikael, Mlati
Letak Geografis Desa Desa Kota Kota Desa Desa Kota
Posisi Timur Laut Tenggara Barat Laut Tengah Barat Barat Daya Selatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Letak geografis sekolah berada di desa jika sekolah tersebut jauh dari jalan raya utama yang ramai, tempatnya berada di dekat sawah-sawah dan akses jalan ke sekolah tersebut hanya melewati jalan kecil. Sedangkan sekolah yang masuk kategori kota jika sekolah tersebut berada di pinggir jalan raya atau dekat dengan daerah kabupaten atau kecamatan. Selain itu akses menuju sekolah itu tanpa melalui sawah atau jalan kecil. Maka subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dari 7 Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sedangkan objek dari penelitian ini yaitu kesiapan dari Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Kesiapan ini mencakup kesiapan sumber daya manusia, sarana prasarana serta kebijakan sekolah.
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – September 2016 dengan menyebarkan angket serta melakukan wawancara terhadap kepala sekolah. selanjutnya dilakukan observasi sekolah dan crosscheck kepada siswa, guru dan staf ahli pada tanggal 7-10 November 2016. Tempat penelitian ini adalah 7 Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman, yang dipilih dengan menggunakan teknik convenience sampling terdiri dari : 1. SMA N 1 Turi 2. SMA N 1 Cangkringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
3. SMA N 1 Tempel 4. SMA N 1 Ngaglik 5. SMA N 1 Minggir 6. SMA N 1 Prambanan 7. SMA Santo Mikael, Mlati
B. Metode Pengambilan Data Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah survei dengan membagikan angket, wawancara/ interview dan observasi. Survei adalah kumpulan pertanyaan yang disusun dengan jelas untuk mendapatkan jawaban dari subjek tentang hal, kegiatan, pendapat, kebiasaan, dll yang ingin diketahui peneliti. Model survei sering disebut model angket atau kuesioner (Suparno, P., 2008). Dalam penelitian ini peneliti melakukan survei dengan memberikan angket kepada kepala sekolah dari masing-masing sekolah yang dijadikan sampel. Angket tersebut memuat pertanyaan tentang kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet dengan melihat tiga faktor kesiapan yaitu kesiapan sumber daya manusia, sarana prasaranan dan kebijakan sekolah. Peneliti juga menggunakan metode wawancara untuk mengkonfirmasi data hasil angket. Menurut Suparno, P. (2008), wawancara atau interview adalah kegiatan yang menuntut peneliti mengadakan pembicaraan terencana terhadap siswa atau subjek yang diteliti, dengan pertanyaan lisan yang telah disiapkan untuk mendapat data yang diinginkan. Sasaran wawancara ini bersifat personal yaitu wawancara yang dilakukan langsung oleh peneliti terhadap subjek sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah dari masing-masing sekolah yang dijadikan sampel. Hasil wawancara diperkuat dengan melakukan observasi langsung. Dalam observasi langsung, peneliti langsung mengamati subjek atau hal yang mau diteliti, terjun langsung dengan melihat, merasakan, mendengar, berpikir tentang subjek atau hal yang diteliti. Lalu peneliti mencatat apa yang di amati itu (Suparno, P., 2008). Untuk mengkonfirmasi hasil angket dan wawancara maka peneliti harus melakukan observasi secara langsung ke sekolah serta melakukan crosscheck terhadap guru, siswa dan staf ahli.
C. Instrumen Penelitian Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuknya dapat berupa : tes tertulis, angket, wawancara, dokumentasi, observasi (Suparno, P., 2014). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket yang berisi pertanyaan untuk mengetahui tingkat kesiapan sekolah dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar, daftar pertanyaan untuk kepala sekolah dan lembar observasi untuk memperkuat hasil angket dan wawancara. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut : 1. Angket Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket langsung yang berisi petanyaan tertutup yang telah disediakan alternatif pilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
jawaban dan menggunakan model one way survey. Menurut Suparno, P. (2008), angket langsung yaitu peneliti mendatangi langsung subjek dan menyebarkan survei berupa angket. Pertanyaan tertutup yaitu responden hanya harus memilih jawaban yang sudah disediakan, sedangkan model one way survey yaitu peneliti tidak mengembalikan hasil angket kepada subjek sehingga subjek tidak mengerti hasil. Peneliti langsung menggunakan hasil penelitian itu untuk tindak lanjutnya sendiri. Kisi-kisi tentang kesiapan sekolah, disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 3.2 Kisi –Kisi Angket Kesiapan Sekolah Terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar No Faktor A. Sumber Daya Manusia
B.
C.
Sarana Prasarana
Kebijakan Sekolah
Indikator Kemampuan siswa menggunakan teknologi (internet) sebagai sumber belajar Kemampuan guru menggunakan teknologi (internet) sebagai sumber belajar Kemampuan seluruh anggota sekolah dalam pemanfaatan internet
Butir Soal 1, 2, 3, 4
Fasilitas komputer yang memadai Dapat akses internet disekolah dengan wifi Adanya peralatan teknologi (hardware dan software) Sekolah memiliki website atau email untuk menyediakan sumber belajar Tersedianya dana yang cukup untuk pemanfaatan internet Adanya staf ahli yang mengurus sistem pemanfaatan internet disekolah Adanya aturan disekolah tentang pemanfaatan internet Adanya pelatihan guru dan staf tentang pemanfaatan dan penggunaan internet
1, 2, 3 4, 5, 6, 7, 8, 9 10, 11
6,7, 8, 9
5, 10, 11
12, 13 1, 4 3 5, 6 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
2. Wawancara Dalam penelitian ini menggunakan wawancara bersifat individu (personal). Menurut Suparno, P. (2008), wawancara atau interview adalah kegiatan yang menuntut peneliti mengadakan pembicaraan terencana terhadap siswa atau subjek yang diteliti, dengan pertanyaan lisan yang telah disiapkan untuk mendapatkan data yang diinginkan. Suparno, P. (2008) mengatakan bahwa wawancara personal adalah wawancara yang dilakukan langsung oleh peneliti terhadap subjek sendiri. Peneliti bertanya secara lisan dan subjek juga menjawab secara lisan. Namun, jawaban lisan ini selanjutnya harus ditranskrip ke dalam tulisan untuk dapat dilaporkan dan diambil kesimpulan. Wawancara ini dilakukan untuk memperkuat hasil pengumpulan data dengan angket, sehingga pertanyaan dalam wawancara ini berhubungan dengan angket tentang kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet. Kisi-kisi pertanyaan tentang kesiapan sekolah untuk bahan wawancara disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 3.3 Kisi –Kisi Wawancara Kesiapan Sekolah Terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar No Faktor A. Sumber Daya Manusia
Indikator Pertanyaan Kemampuan siswa 1. Apakah siswa diperbolehkan menggunakan menggunakan hp atau laptop teknologi (internet) untuk akses internet pada saat sebagai sumber pembelajaran ? belajar 2. Apakah siswa disekolah ini dibiasakan mengirim tugas lewat e-mail? Kemampuan guru 1. Apakah semua guru dapat menggunakan mengoperasikan komputer ? teknologi (internet)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
No
Faktor
B.
Sarana Prasarana
Indikator sebagai sumber belajar
Pertanyaan 2. Apakah semua guru memiliki kemampuan mengakses internet? 3. Apakah guru disini dalam pembelajaran biasa menggunakan aplikasi, simulasi video dari internet? Kemampuan 1. Apakah semua karyawan seluruh anggota (petugas TU, perpustakaan) di sekolah dalam sekolah ini dapat pemanfaatan megoperasikan komputer ? internet 2. Apakah semua karyawan di sekolah ini memiliki kemampuan mengakses internet? Fasilitas komputer 1. Berapakah jumlah komputer yang memadai yang ada di laboratorium komputer ? 2. Berapakah jumlah ruangan yang terdapat komputer ? Dapat akses 1. Apakah internet dapat diakses internet disekolah. di seluruh ruangan disekolah ini ? 2. Berapakah kecepatan akses internet disekolah ini? 3. Apakah akses internet diperpustakaan lebih cepat? Adanya peralatan 1. Apakah koleksi diperpustakaan teknologi ini berbentuk buku saja atau (hardware dan terdapat CD, file tentang materi software) pembelajaran siswa? 2. Apakah disetiap kelas serta laboratorium dilengkapi dengan LCD ? 3. Apakah sekolah ini memiliki aplikasi secara online yang berisi materi atau tugas dari guru dan dapat diakses siswa untuk mengambil materi, mengambil dan mengumpulkan tugas ?? Sekolah memiliki 1. Apakah disekolah ini memiliki website atau email website atau e-mail yang untuk menyediakan memuat materi pembelajaran sumber belajar yang dapat diakses siswa ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
No Faktor Indikator C. Kebijakan Tersedianya dana Sekolah yang cukup untuk pemanfaatan internet
Pertanyaan 1. Seberapa besar anggaran untuk internet di sekolah ini? 2. Apakah ada sumber dana tersendiri untuk pemanfaatan internet ? Adanya staf ahli 1. Apakah di sekolah ini memiliki yang mengurus staf ahli yang mengatur sistem pemanfaatan pemanfaatan internet ? internet disekolah Adanya aturan 1. Apakah internet disekolah ini disekolah tentang dapat diakses 24 jam ? pemanfaatan 2. Apakah disekolah ini internet melakukan pengeblokan terhadap situs tertentu ? 3. Apakah terdapat perlindungan internet berupa sandi untuk mengakses internet disekolah ini? Adanya pelatihan 1. Apakah disekolah ini guru dan staf mengadakan pelatihan tentang mengoperasikan komputer dan pemanfaatan dan cara mengakses internet bagi penggunaan seluruh guru dan karyawan ? internet
3. Observasi Dalam memperkuat data hasil wawancara, maka peneliti melakukan observasi terhadap beberapa hal sebagai berikut : Tabel 3.4 Kisi –Kisi Observasi Kesiapan Sekolah dan Checklist No Subjek Checklist A. Siswa
Pertanyaan Seberapa sering menggunakan HP untuk mencari materi dari internet saat pelajaran berlangsung ? Seberapa sering mengirim tugas melalui e-mail ? Seberapa sering guru menggunakan simulasi atau video ? Apakah semua tempat di sekolah dapat akses internet dengan cepat ? Seberapa sering neninjam koleksi berbasis IT di perpustakaan ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
No
Subjek Siswa
Pertanyaan Apakah anda bersama dengan guru bergabung dalam situs belajar secara online ?
B.
Guru
C.
Staf Ahli
Apakah siswa menggunakan HP untuk mencari materi dari internet saat pelajaran berlangsung Seberapa sering anda meminta siswa untuk mengirim tugas melalui e-mail ? Seberapa sering anda menggunakan simulasi atau video ? Apakah anda bersama dengan siswa bergabung dalam situs belajar secara online ? Apakah ada pelatihan pemanfaatan internet bagi guru dan karyawan di sekolah ini ? Dimanakah tempat yang akses internetnya tercepat ? Sekolah ini untuk akses internet menggunakan wifi atau kabel ? Berapakah bandwidth yang dipakai sekolah ini? Apakah ada pengeblokan situs tertentu ? Apakah anda dapat memantau situasi disekolah ini dengan bantuan internet seperti CCTV ? Apakah ada pengaturan khusus untuk tempattempat tertentu agar akses internetnya lebih cepat dibandingkan yang lain ?
Observasi A. Lab. Komputer B.
Lab. IPA
C. D.
Jaringan Perpustakaan
E.
Kelas
Berapa jumlah komputer ? Bagaimana akses internet di Lab. Komputer ? Apakah terdapat LCD dan komputer ? Bagaimanakah kecepatan akses internet di Lab. IPA ? Dimana tempat yang akses internetnya tercepat ? Apakah terdapat koleksi berbasis IT ? Bagaimana kecepatan akses internet di perpustakaan ? Apakah semua kelas terdapat LCD ? Apakah di setiap kelas dapat akses internet dengan cepat ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
D. Validitas Suparno, P. (2014) menyatakan validitas dapat mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Azwar, S. (2015), validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument pengukur dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Menurut Azwar, S. (2015) validitas isi yakni penilaian terhadap sejauh mana butir atau item dalam skala mencakup kawasan isi yang hendak diukur dalam skala tersebut. Validitas isi ini diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgement (pendapat profesional). Validitas isi ini juga diperoleh dengan cara membuat alat ukur bersama seorang ahli di dalam bidang pengukuran sehingga item-item yang dibuat akan mewakili atribut atau indikator. Dalam penelitian ini validitas dilakukan oleh dosen pembimbing serta mencari pendapat-pendapat para ahli melalui studi pustaka dari jurnal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
E. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis data ada 2 macam yaitu analisis kuantitatif yang berasal dari angket dan analilis kualitatif dari hasil wawanacara. Metode analisis data tersebut yaitu : 1. Analisis Kuantitatif Kuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan wawancara terhadap kepala sekolah untuk mengetahui kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Pertanyaan telah dikategorikan kedalam pertanyaan positif yang dianalisis dengan skor 5, 4, 3, 2 dan 1. Hasil penilaian yang diperoleh dalam kuesioner tersebut diperoleh dengan menjumlahkan skor yang didapat. Dari hasil perhitungan nilai maka dapat dilihat nilai kesiapan sekolah. Jawaban responden akan dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu siap dan belum siap. Kategori tersebut didasarkan atas interval. Apabila seluruh kelas interval mempunyai besar kelas yang sama, besar kelas sering diberi simbol c yang merupakan selisih antara dua lower limit atau dua upper limit yang berdekatan, disebut nilai kelas interval (Supranto, J., 1987). Persamaan untuk menentukan besarnya kelas interval: c= dimana :
𝑿𝒏 − 𝑿𝟏 𝒌
c
: perkiraan besarnya kelas
k
: banyaknya kelas
Xn
: nilai observasi terbesar
X1
: nilai observasi terkecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Nilai tiap kategori dapat dilihat pada tabel berikut ini : a. Faktor Sumber Daya Manusia Skor Minimal (X1)
= 1 x 11 = 11
Skor Maksimal (Xn)
= 5 x 11 = 55
c=
55− 11 2
= 22
Maka besarnya kelas adalah 22, sehingga kategori kesiapan sekolah untuk faktor SDM ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 3.5 Kategorisasi Kesiapan Sumber Daya Manusia Kategori Siap Belum Siap
Interval 34 – 55 11 – 33
b. Faktor Sarana Prasarana Skor Minimal (X1)
= 1 x 13 = 13
Skor Maksimal (Xn)
= 5 x 13 = 65
c=
65− 13 2
= 26
Maka besarnya kelas adalah 26, sehingga kategori kesiapan sekolah untuk faktor sarana prasarana seperti pada tabel berikut : Tabel 3.6 Kategorisasi Tingkat Kesiapan Sarana Prasarana Kategori Siap Belum Siap
Interval 40 – 65 13 – 39
c. Faktor Kebijakan Sekolah Skor Minimal (X1)
= 1 x 6= 6
Skor Maksimal (Xn)
= 5 x 6 = 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
c=
24− 6 2
=9
Maka besarnya kelas adalah 9, sehingga kategori kesiapan sekolah untuk faktor kebijakan sekolah yaitu : Tabel 3.7 Kategorisasi Tingkat Kesiapan Kebijakan Sekolah Kategori Siap Belum Siap
Interval 16 – 24 6 – 15
d. Kesiapan Sekolah Skor Minimal (X1)
= 1 x 30 = 30
Skor Maksimal (Xn)
= 5 x 30 = 150
c=
150− 30 2
= 60
Maka besarnya kelas adalah 60, sehingga kategori kesiapan sekolah ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 3.8 Kategorisasi Tingkat Kesiapan Sekolah Kategori Siap Belum Siap
Interval 91 – 150 30 – 90
2. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif ini digunakan untuk menganalisis hasil wawancara terhadap kepala sekolah. Data hasil wawancara tersebut dibuat transkrip dalam bahasa tulisan untuk dapat dianalisis setiap jawaban yang muncul dari responden. Lichtman (2006) dalam Suparno, P. (2008) merangkum proses proses analisis kualitatif secara skematis sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Data
Kode
Data Data
Kategori
Konsep
Kode
Data
Gambar 3.1 Skema Proses Analisis Kualitatif Lichtman menjelaskan, data-data kasar yang telah di transkrip, kemudian diberi kode. Kemudian kode yang sama disatukan dan dijadikan satu kategori. Selanjutnya, kategori yang dekat disatukan dalam satu konsep pengertian yang sama. Inilah konsep yang menjelaskan topik persoalan. Peneliti melakukan analisis data hasil wawancara dengan mengikuti langkah-langkah diatas yaitu dengan melakukan pengkodean ( koding ) dari hasil wawancara dengan kepalas sekolah atau wakil kepala sekolah. Setelah mengetahui hasil wawancara, maka dapat dikonfirmasi dengan hasil observasi. Apakah hasilnya sesuai atau tidak.
3. Kategorisasi Kesiapan Sekolah Kategorisasi kesiapan sekolah perlu diketahui untuk memberikan gambaran seperti apakah sekolah yang dikatakan siap ataupun belum siap dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Maka dalam penelitian ini perlu adanya kategorisasi kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Tabel 3.9 Kategorisasi Kesiapan Sekolah No
Faktor
A. 1.
Sumber Daya Manusia Jumlah anggota sekolah baik siswa, guru dan karyawan yang dapat mengakses internet Kebiasaan siswa mengirim tugas lewat e-mail Jumlah guru yang menggunakan simulasi atau video dari internet Sarana Prasarana Jumlah komputer di laboratorium komputer
2. 3.
B. 1.
2.
Jumlah ruangan yang terdapat computer
3. 4. 5.
Jangkuan internet Kecepatan akses internet Koleksi berbasis IT di perpustakaan Ruangan yang dilengkapi LCD Memiliki situs online sebagai sumber belajar Kebijakan Sekolah Dana dan anggaran untuk internet Memiliki staf ahli khusus mengatur internet Melakukan pengeblokan situs Mengadakan pelatihan penggunaan internet sebagai sumber belajar
6. 7. C. 1. 2. 3. 4.
Siap
Kategori Belum Siap
Semua
Hanya beberapa
Sering
Jarang
Semua
Hanya beberapa
Banyak (laboratorium komputer lebih dari satu, jumlah komputer sesuai jumlah siswa kelas terbanyak) Banyak (kelas, semua laboratorium dan kantor) Semua tempat Cepat Banyak
Cukup banyak (1 laboratorium komputer, jumlah komputer sesuai jumlah siswa kelas terbanyak) Sedikit (laboratorium dan kantor)
Ruang kelas dan laboratorium Ya
sedikit tempat Lambat Sedikit atau tidak ada Hanya laboratorium Tidak
Besar
Kecil
Banyak
Sedikit
Ya
Tidak
Sering
Jarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
F. Prosedur Penelitian Dalam mengetahui kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar, maka pelaksaan penelitian ini berdasarkan langkahlangkah berikut ini :
Penyusunan Proposal
Menentukan sekolah tempat penelitian
-
Penentuan topik Rumusan masalah Penentuan tujuan Penentuan manfaat Studi literatur Perancangan penelitian pelaksanaan penelitian
Permohonan ijin ke BAPPEDA
Permohonan ijin ke sekolah
Konfirmasi ke sekolah
Pengambilan data Data dari hasil wawancara dan pengisian angket Pengolahan data
Analisis hasil pengolahan data
Kesimpulan
- Angket dianalisis secara Kuantitatif dengan menggunakan statistika. - Wawancara dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan sistem koding
Laporan Penelitian
Gambar 3.3 Prosedur Rencana Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar di tujuh Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman. Penelitian ini awalnya akan dilaksanakan di 9 sekolah yang terdiri dari 4 SMA Swasta dan 5 SMA Negeri. Namun keempat sekolah swasta tersebut menolak untuk dijadikan tempat penelitian dengan alasan bahwa sekolah tersebut tidak memiliki guru fisika yang tetap dan telah banyak yang melakukan penelitian di sekolah tersebut. Peneliti terus berusaha untuk mencari sekolah pengganti, namun tidak diterima juga karena sedang sibuk mempersiapkan UAS. Data sekolah yang menolak beserta penggantinya yaitu:
SMA Mandala Bhakti Depok diganti dengan SMA Bina Harapan dan SMA N 2 Sleman namun menolak.
SMA St.Imanuel Kalasan diganti dengan SMA Angkasa Adisucipto dan SMA N 1 Ngemplak namun ditolak karena sibuk mempersipakan UAS
SMA St. Agustinus diganti dengan SMA St.Mikael
SMA Muhammadiyah 2 Depok diganti SMA N 1 Ngaglik. Maka peneliti hanya mendapatkan 7 sekolah yang menjadi sampel dalam
penelitian ini dengan pengelompokan 6 SMA Negeri dan 1 SMA swasta. Jadwal pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut :
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No A. 1.
Tanggal Persiapan 23 April 2016
2.
27 April 2016
3.
28 April 2016
4.
30 April 2016
5.
04 Mei 2016
6.
09 Mei 2016
7.
13 Mei 2016
8.
16 Mei 2016
9.
17- 22 Mei 2016
10.
24 Mei 2016
11.
26-30 Mei 2016
B. 1. 2.
Pengambilan Data 01 Juni 2016 08 Juni 2016
Kegiatan Meminta ijin melakukan penelitian di SMA N 1 Cangkringan, dan sekolah meminta surat ijin dari kampus dan BAPPEDA. Mengantar surat permohonan ijin ke SMA St. Imanuel, SMA Mandala Bhakti namun ditolak dan ke SMA Muhammadiyah 2 Depok serta SMA St.Agustinus tidak menemukan lokasi. Mengantar surat permohonan ijin ke SMA N 1 Prambanan, SMA N 1 Cangkringan, SMA N 1 Tempel, SMA N 1 Turi dan SMA N 1 Ngaglik diterima. Lalu ke SMA N 2 Sleman dan SMA N 1 Ngemplak untuk mengganti sekolah yang menolak namun juga di tolak. Bertemu kepada guru fisika SMA N 1 Cangkringan untuk menjelaskan tentang pelaksanaan penelitian, dan diterima melakukan penelitian. Lalu ke SMA N 1 Tempel untuk mengganti sekolah yang menolak namun guru fisikanya tidak hadir. Bertemu guru fisika di SMA N 1 Tempel untuk menjelaskan tentang pelaksanaan penelitian. Mengantar surat ijin ke SMA St. Mikael sebagai ganti sekolah yang menolak. Bertemu kepala sekolah SMA St. Mikael untuk memohon ijin dan menjelaskan pelaksanaan penelitian. - Menyerahkan proposal penelitian untuk syarat permohonan ijin ke kantor kesatuan bangsa Kabupaten Sleman. - Mengurus surat permohonan ijin di BAPPEDA Menyerahkan surat permohonan ijin dari BAPPEDA ke sekolah Memberikan surat ijin penelitian dari BAPPEDA ke dekanat FKIP USD. Menentukan waktu pengambilan data bersama guru fisika di 7 sekolah. Pengambilan data di SMA N 1 Minggir Wawancara terhadap guru fisika SMA N 1 Ngaglik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
No 3. 4. 5. 6. 7. C. 1.
2.
3.
4.
D. 1. 2. 3. 4.
Tanggal 09 Juni 2016 27 Agustus 2016
Kegiatan Pengambilan data di SMA St. Mikael Pengambilan data di SMA N 1 Ngaglik dan SMA N 1 Turi 02 September 2016 Pengambilan data di SMA N 1 Cangkringan 03 September 2016 Pengambilan data di SMA N 1 Tempel 06 September 2016 Pengambilan data di SMA N 1 Prambanan Pengambilan Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian 04 Oktober 2016 Meminta surat keterangan telah melaksanakan penelitian di SMA N 1 Turi, SMA N 1 Cangkringan dan SMA N 1 Ngaglik. 05 Oktober 2016 Pengambilan surat telah melaksanakan penelitian di dan SMA N 1 Prambanan, SMA N 1 Cangkringan dan SMA N 1 Turi 09 Oktober 2016 Meminta surat keterangan telah melaksanakan penelitian di SMA St. Mikael, SMA N 1 Ngaglik dan SMA N 1 Minggir. 10 Oktober 2016 Pengambilan surat telah melaksanakan penelitian di SMA St. Mikael, SMA N 1 Ngaglik, SMA N 1 Tempel dan SMA N 1 Minggir. Observasi Langsung 07 November 2016 Melakukan observasi di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 1 Cangkringan 08 November 2016 Melakukan observasi di SMA N 1 Turi dan SMA N 1 Ngaglik 09 November 2016 Melakukan observasi di SMA St. Mikael dan SMA N 1 Tempel 10 November 2016 Melakukan observasi di SMA N 1 Minggir
A. Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa cara yaitu : 1. Angket Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket jenis tertutup yang terdiri dari 11 item untuk mengetahui kesiapan faktor sumber daya manusia, 13 item untuk faktor sarana prasarana dan 6 item untuk faktor kebijakan sekolah. Angket diberikan kepada 7 responden yaitu kepala sekolah yang menjadi responden penelitian. Hasil jawaban dari responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
kemudian diberikan skor untuk masing-masing faktor kesiapan sekolah. Hasil penskoran tiap sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Skor Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet
No
Nama Sekolah
1.
SMA N 1 Cangkringan SMA N 1 Prambanan SMA N 1 Turi SMA N 1 Ngaglik SMA N 1 Tempel SMA N 1 Minggir SMA St.Mikael, Mlati Rata-rata
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Skor Sarana Prasarana
Kebijakan Sekolah
Total
42
24
114
52
44
22
118
43 46
34 36
14 17
91 98
46
39
15
100
53
46
23
122
43
44
18
105
47,29
40,43
19,00
106,71
Sumber Daya Manusia 48
Berdasarkan tabel skor kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet di atas dapat dilihat bahwa skor total tertinggi secara keseluruhan adalah SMA N 1 Minggir yaitu 122 dan skor terendah adalah SMA N 1 Turi yaitu 91. SMA N 1 Minggir merupakan sekolah yang paling siap, hal tersebut dapat dilihat dari angket bahwa hampir seluruh anggota di sekolah dapat mengoperasikan komputer dan mengakses internet, memiliki jumlah komputer yang cukup banyak yaitu terdapat 2 laboratorium komputer, akses internetnya cukup cepat yaitu 10 Mbps dan mencakup seluruh ruangan di sekolah, meskipun di kelas yang jauh dari server aksesnya lambat namun sekolah berencana memasang kabel agar internet bisa diakses dengan cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
di semua tempat, tersedia sumber belajar berbasis IT di perpustakaan (seperti file BSE dan kaset CD) dan di setiap kelas telah dipasang LCD. serta sekolah telah memiliki kebijakan yang baik tentang pemanfaatan internet seperti adanya staf ahli, adanya sandi untuk akses internet dan adanya pelatihan bagi guru dan karyawan untuk penggunaan komputer dan internet. Dari data di atas dapat dilihat bahwa selisih tertinggi antara sekolah dengan nilai tertinggi yaitu SMA N 1 Minggir dengan sekolah yang memperoleh nilai terendah yaitu SMA N 1 Turi berada pada faktor sarana prasarana, selisihnya sebesar 12 poin. Hal tersebut dapat dilihat pada angket, dimana jumlah komputer di SMA N 1 Minggir lebih banyak, tersedia sumber belajar berbasis IT diperpustakaan, akses internetnya pun lebih cepat, serta cakupan akses internetnya lebih luas hanya kelas yang berada di pojok-pojok yang jauh dari server yang akses internetnya lambat sedangkan di SMA N 1 Turi akses internet di semua kelas sangat lambat bahkan terkadang tidak dapat tersambung.
2. Wawancara Selain menggunakan angket, data dalam penelitian ini juga diperoleh melalui wawancara terhadap kepala sekolah dari masing-masing sekolah. Hasil wawancara ini dianalisis dengan menggunakan metode yang digunakan Lichtman (2006) dalam Suparno, P. (2008). Hasil wawancara dari masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Tabel 4.3 Hasil Wawancara Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar No A. * 1.
2.
** 3.
4.
5.
Faktor
SMA N 1 Cangkringan Sumber Daya Manusia Siswa Siswa diijinkan Ya, siswa dapat menggunakan mengakses internet sebagai internet untuk sumber belajar saat kepentingan pembelajaran pembelajaran Siswa sudah Ya, kebanyakan dibiasakan guru memakai mengirim tugas e-mail untuk lewat e-mail mengumpulkan tugas Guru Semua guru dapat Semua guru mengoperasikan komputer Semua guru mampu mengakses internet Guru terbiasa menggunakan aplikasi untuk simulasi komputer
SMA N 1 Prambanan
SMA N 1 Turi
SMA N 1 Ngaglik
SMA N 1 Tempel
SMA N 1 Minggir
SMA St. Mikael
Ya, siswa dapat mengakses internet untuk kepentingan pembelajaran Ya, guru sering meminta siswa mengumpulkan tugas lewat email
Ya, siswa dapat mengakses internet untuk kepentingan pembelajaran Ya, namun hanya sedikit guru.
Ya, siswa dapat mengakses internet untuk kepentingan pembelajaran Ya, namun hanya kadang
Ya, siswa dapat mengakses internet untuk kepentingan pembelajaran Ya, sekarang guru mulai membiasakan mrnggunakan email
Ya, siswa dapat mengakses internet untuk kepentingan pembelajaran Ya, untuk menghemat sampah kertas
Ya, siswa dapat mengakses internet untuk kepentingan pembelajaran Ya, namun biasanya mata pelajaran TIK
Semua guru
Semua guru
Sebagian besar
Sebagian besar
Semua guru
Semua guru
Semua guru
Semua guru
Sebagian besar
Sebagian besar
Sebagian besar
Semua guru
Beberapa guru saja
Hanya sedikit guru yang menggunakan simulasi komputer atau
Sebagian besar guru telah menggunakan aplikasi micro media flash
Sebagian besar guru tidak menggunakan media berbasis IT atau video
Sebagian besar guru menggunakan media berbasis IT seperti MMF
Semua guru diwajibkan menggunakan media berbasis IT yang
Sebagian besar guru sering menggunakan simulasi komputer yang
Sebagian besar guru sering menggunakan simulasi komputer yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
No
Faktor atau menampilkan video
*** 6.
Karyawan Semua karyawan dapat mengoperasikan komputer
7.
Semua karyawan dapat mengakses internet Sarana Prasarana Jumlah Komputer Jumlah komputer di laboratorium komputer
B. * 1.
SMA N 1 Cangkringan menayangkan video dari internet karena guru kurang kreatif dalam menggunakan internet
SMA N 1 Prambanan sebagai media pembelajaran yang bahan dapat diambil dari internet.
Semua karyawan
Semua karyawan
Sebagian besar
1 ruangan, 22 unit. Jumlah komputer hanya sedikit namun siswa diijinkan membawa laptop sendiri.
SMA N 1 Turi
SMA N 1 Ngaglik dari internet. Guru Fisika dan siswa bergabung dengan situs JB class.
SMA N 1 Tempel diperoleh dari internet.
SMA N 1 Minggir di download dari internet. Guru fisika memakai aplikasi Phet.
SMA St. Mikael di download dari internet, terutama guru IPA
Semua karyawan
Sebagian besar
Semua karyawan
Semua karyawan
Semua karyawan
Semua karyawan
Beberapa karyawan
Sebagian besar
Sebagin besar
Semua karyawan
Hanya beberapa
2 ruangan, 23 dan 18 unit.
1 ruangan, 32 unit
1 ruangan, 30 unit. Rencana UNBK akan membah jumlah komputer.
1 ruangan, 25 unit
2 ruangan, 60 unit
1 ruangan, 20an
dan simulasi dari internet dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
No
Faktor
2.
Jumlah ruangan yang terdapat komputer
** 3.
Akses Internet Penggunaan internet di Laboratorium komputer Semua tempat dapat akses internet dengan cepat
4.
5.
6.
Bandwidth yang digunakan di sekolah Kecepatan akses internet
SMA N 1 Cangkringan Rencana UNBK akan membah jumlah komputer. Laboratorium komputer, kantor dan perpustakaan
SMA N 1 Prambanan
Semua kelas dan laboratorium, kantor serta perpustakaan
Terjadwal
SMA N 1 Turi
SMA N 1 Ngaglik
SMA N 1 Tempel
SMA N 1 Minggir
SMA St. Mikael
Laboratorium komputer, kantor dan perpustakaan
Laboratorium komputer, kantor dan perpustakaan
Semua laboratorium, kantor serta perpustakaan
Laboratorium komputer, kantor dan perpustakaan
Semua laboratorium, kantor serta perpustakaan
Terjadwal
Terjadwal
Terjadwal
Terjadwal
Terjadwal
Terjadwal
Semua tempat, yang paling cepat di ruang kepala sekolah 1 Mbps
Semua tempat, namun yang login akhir loadingnya lama 5 Mbps
Hanya ruang guru
Hanya ruang guru dan ruang multimedia
Semua tempat, namun lambat
Semua tempat, kecuali kelas yang di pojok
Semua tempat
5 Mbps
5 Mbps
5 Mbps
10 Mbps
8 – 10 Mbps
Ada dua jaringan, schoolnet dan speedy. Akses internet cepat karena setiap
Menggunakan satu jaringan speedy. Akses internet cepat bagi yang login lebih dulu.
Menggunakan satu jaringan speedy. Akses internet di kelas lambat bahkan tidak dapat
Menggunakan satu jaringan speedy. Akses internet cepat hanya diruang multimedia dan
Menggunakan satu jaringan speedy. Akses internet lambat karena terlalu banyak
Menggunakan dua jaringan, speedy dan kabel. Akses internet cepat namun
Menggunakan satu jaringan speedy dan kabel. Akses internet cepat, namun kantor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
No
Faktor
7.
Akses internet di perpustakaan lebih cepat
*** 8.
Teknologi Terdapat koleksi berbasis IT di perpustakaan Semua ruang kelas terdapat LCD Semua laboratorium terdapat LCD Sekolah memiliki aplikasi atau situs online sebagai sumber belajar.
9. 10.
11.
SMA N 1 Cangkringan radius 10 m terdapat HAP. Di dekat ruang kepsek terdapat tower sehingga Sama dengan yang lain
SMA N 1 Prambanan
SMA N 1 Turi tersambung ke internet.
SMA N 1 Ngaglik kantor guru, sedangkan di kelas sangat lambat.
SMA N 1 Tempel pemakai. Siswa dan guru memiliki sandi untuk login internet Sama dengan yang lain
SMA N 1 Minggir kelas yang jauh dari server lambat, maka rencana akan dipasang kabel. Ya
SMA St. Mikael
Rencana perpustakaan dan ruang guru lebih diprioritaskan, dan sudah dipasang kabel.
Lambat
Lambat
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya, semua kelas terdapat LCD Ya, semua laboratorium terdapat LCD Tidak, guru hanya menggunakan email
Ya, memiliki laptop dan LCD Ya, namun tidak terpasang permanen Tidak, guru hanya menggunakan email
Ya, semua kelas terdapat LCD Ya, semua laboratorium terdapat LCD Tidak, guru hanya menggunakan email
Ya, semua kelas terdapat LCD Ya, semua laboratorium terdapat LCD Ya, bergabung dengan situs JBclass.
Ya, semua kelas terdapat LCD Ya, semua laboratorium terdapat LCD Tidak, guru hanya menggunakan email
Ya, semua kelas terdapat LCD Ya, semua laboratorium terdapat LCD Tidak, guru hanya menggunakan email
Tidak, LCD masih mobile Ya, semua laboratorium terdapat LCD Tidak, guru hanya menggunakan email
dan laboratorium komputer aksesnya lebih cepat. Sama dengan yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
No
Faktor
SMA N 1 Cangkringan
**** Website dan e-mail 12. Sekolah memiliki Ya website dan e-mail C. Kebijakan Sekolah * Dana dan Anggaran 1. Terdapat anggaran Ya, data tersendiri untuk anggaran telah internet di sekolah dibuat oleh pemerintah untuk pengadaan internet, membayar jasa Telkom dan perawatan.
2.
** 3.
Terdapat sumber dana tersendiri untuk internet Staf Ahli Memiliki staf ahli di bidang IT
Dari pemerintah
Ya, dibantu guru TIK. Staf ahli membantu kepala sekolah memantau
SMA N 1 Prambanan
SMA N 1 Turi
SMA N 1 Ngaglik
SMA N 1 Tempel
SMA N 1 Minggir Ya
SMA St. Mikael
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya, anggaran cukup besar anggarannya karena akan memasang lagi kabel dari Telkom untuk mempercepat akses internet diruang guru dan perpustakaan. Dari pemerintah
Ya, namun anggaran kecil
Ya, anggaran kecil
Ya, namun tidak Ya, anggaran terlalu besar cukup besar, karena akan memasang kabel lagi di kelas yang jauh dari server
Ya, anggaran cukup besar untuk telepon, listrik dan internet
Dari pemerintah
Dari pemerintah
Dari pemerintah
Dari pemerintah
Dari Yayasan
Ya, dibantu guru TIK
Tidak, hanya guru TIK
Tidak, hanya guru TIK
Ya, dibantu guru TIK
Ya, dibantu guru TIK dan Fisika. Staf ahli membantu kepala sekolah
Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
No
4.
5.
6.
*** 7.
Faktor
SMA N 1 Cangkringan keadaan sekolah di ruang server seperti CCTV.
SMA N 1 Prambanan
SMA N 1 Turi
Terdapat pengaturan waktu dalam penggunaan internet di sekolah Melakukan pengeblokan terhadap situs-situs tertentu
Tidak, internet dapat digunakan 24 jam
Tidak, internet dapat digunakan 24 jam
Tidak, internet dapat digunakan 24
Tidak, internet Tidak, internet dapat digunakan dapat digunakan 24 24
SMA N 1 Minggir memantau keadaan sekolah melalui HP seperti CCTV. Tidak, internet dapat digunakan 24
Ya, Schoolnet melakukan pengeblokan, namun speedy tidak Tidak
Ya, Speedy telah melakukan pengeblokan
Tidak
Ya, Speedy Tidak telah melakukan pengeblokan
Ya, Speedy telah melakukan pengeblokan
Ya, operator telah melakukan pengeblokan
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
MGMP atau dinas sering mengadakan pelatihan tentang penggunaan media pembelajaran berbasis IT
Akan diadakan pelatihan membuat soalsoal berbasis IT untuk persiapan UNBK
Tidak
Pemerintah mengadakan pelatihan penggunaan media pembelajaran berbasis IT
Tidak
Ya, pernah diadakan pelatihan komputer, internet dan pembuatan media pembelajaran
Ya, pelatihan penggunaan media pembelajaran berbasis IT
Terdapat sandi untuk dapat mengakses internet Pelatihan Mengadakan pelatihan tentang penggunaan komputer, mengakses internet serta pelatihan lain berbasis IT bagi guru
SMA N 1 Ngaglik
SMA N 1 Tempel
SMA St. Mikael
Ya, pukul 07.00 – 22.00 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
B. Analisis Data Berdasarkan hasil data penelitian yang diperoleh maka dilakukan analisis untuk menarik kesimpulan dari semua data yang didapatkan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif untuk data dari angket dan analisis kualitatif untuk hasil wawancara. Analisis data hasil penelitian dalam penelitian ini yaitu : 1.
Analisis Angket Berdasarkan kategorisasi pada BAB III, maka dari perhitungan total skor yang diperoleh dapat diketahui kesiapan dari masing-masing sekolah. Kategori kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dapat dilihat dari kesiapan dari tiap faktor. Kategori tersebut dimuat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.4 Kategori Faktor Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Faktor No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Sekolah
SMA N 1 Cangkringan SMA N 1 Prambanan SMA N 1 Turi SMA N 1 Ngaglik SMA N 1 Tempel SMA N 1 Minggir SMA St.Mikael, Mlati
Sumber Daya Manusia Skor Ket.
Sarana Prasarana
Kebijakan Sekolah
Skor
Ket.
Skor
Ket.
48
Siap
42
Siap
24
Siap
52
Siap
44
Siap
22
Siap
43
Siap
34
14
Belum siap
46
Siap
36
17
Siap
46
Siap
39
15
Belum siap
53
Siap
46
Siap
23
Siap
43
Siap
44
Siap
18
Siap
Belum siap Belum Siap Belum Siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa semua sekolah sumber daya manusianya baik guru, siswa maupun karyawan telah siap dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Untuk faktor sarana prasarana tiga sekolah belum siap. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan sekolah telah memiliki sarana prasana yang lengkap dalam menunjang pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Tabel diatas menunjukkan bahwa SMA N 1 Minggir yang memiliki skor tertinggi, berarti bahwa sarana prasarananya paling siap dan lengkap untuk menunjang pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Sedangkan dilihat dari faktor kebijakan sekolah 5 sekolah siap dan 2 sekolah lainnya belum siap. Hal ini menunjukkan bahwa sudah banyak sekolah yang memiliki kebijakan dalam pemanfaatan internet, seperti kebijakan dalam menggunakan dana untuk internet hingga pengadaan pelatihan bagi guru dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Dari hasil analisis diatas maka prosentase kesiapan masing-masing faktor kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet dapat dilihat pada tabel berikut ini : a. Faktor Sumber Daya Manusia Faktor sumber daya manusia dalam penelitian ini mencakup kesiapan siswa, guru dan seluruh staf di sekolah dalam pemanfaatan internet. Berdasarkan skor yang diperoleh masing-masing sekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
maka prosentase kesiapan sekolah dilihat dari faktor sumber daya manusianya yaitu : Tabel 4.5 Prosentase Kesiapan Sumber Daya Manusia No 1. 2.
Kategori Siap Belum Siap Total
Interval 34 – 55 11 – 33
Frekuensi 7 0 7
Prosentase (%) 100 % 0 100 %
Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa 100 % sekolah sumber daya manusianya telah siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Hal ini menunjukkan bahwa semua anggota sekolah baik guru, siswa maupun karyawan telah siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.
b. Faktor Sarana Prasarana Faktor sarana prasarana dalam penelitian ini mencakup kecepatan internet, jumlah komputer, koleksi berbasis IT diperpustakaan di sekolah dalam pemanfaatan internet. Berdasarkan skor yang diperoleh masing-masing sekolah, maka prosentase kesiapan sekolah dilihat dari faktor sarana prasarana yaitu : Tabel 4.6 Prosentase Kesiapan Sarana Prasarana No 1. 2.
Kategori Siap Belum Siap Total
Interval 40 – 65 13 – 39
Frekuensi 4 3 7
Prosentase (%) 57,14% 42,86 % 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa 42,86 % sekolah sarana prasarananya belum siap dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah tersebut perlu meningkatkan kelengkapan sarana prasarana di sekolah yang menunjang pemanfaatan internet sebagai sumber belajar.
c. Faktor Kebijakan Sekolah Faktor kebijakan sekolah dalam penelitian ini mencakup pengadaan staf ahli dan pelatihan guru,pengeblokan terhadap situs tidak layak, anggaran dan dana di sekolah dalam pemanfaatan internet. Berdasarkan skor yang diperoleh masing-masing sekolah, maka prosentase kesiapan sekolah dilihat dari faktor kebijakan sekolah yaitu: Tabel 4.7 Prosentase Kesiapan Kebijakan Sekolah No 1. 2.
Kategori Siap Belum Siap Total
Interval 16 – 24 6 – 15
Frekuensi 5 2 7
Prosentase (%) 71,43% 28,57 % 100 %
Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa 71,43 % sekolah siap, siap serta 28,57 % sekolah belum siap dalam mengatur kebijakan tentang pemanfaatan internet. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah sekolah telah memiliki kebijakan yang baik untuk menunjang pemanfaatan internet sebagai sumber belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
d. Kategori Kesiapan Sekolah Dari skor total yang diperoleh masing-masing sekolah maka dapat diketahui kategori kesiapan sekolah seperti yang telah ditentukan pada BAB III. Kategorisasi kesiapan masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.8 Kategori Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Sekolah SMA N 1 Cangkringan SMA N 1 Prambanan SMA N 1 Turi SMA N 1 Ngaglik SMA N 1 Tempel SMA N 1 Minggir SMA St.Mikael, Mlati
Skor 114 118 91 98 100 122 105
Kategori Siap Siap Siap Siap Siap Siap Siap
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua sekolah telah siap dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Namun jika dilihat lebih rinci tiap-tiap faktor, maka akan terlihat bahwa ada beberapa sekolah yang belum siap dalam faktor tertentu, seperti SMA N 1 Turi dan SMA N 1 Tempel faktor sarana prasarana serta kebijakan sekolahnya belum siap. Selain itu SMA N 1 Ngaglik sarana prasarananya juga belum siap.
e. Prosentase Kesiapan Sekolah Dari kategorisasi kesiapan sekolah diatas maka dapat diketahui prosentase kesiapan sekolah, seperti pada tabel berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Tabel 4.9 Prosentase Kesiapan Sekolah No 1. 2.
Kategori Siap Belum Siap Total
Interval 91 – 150 30 – 90
Frekuensi 7 0 7
Prosentase (%) 100 % 100 %
Dari tabel 4.9 diatas dapat disimpulkan bahwa 100 % sekolah telah siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Maka sudah siap menerapkan e-Learning.
2. Analisis Wawancara Berdasarkan cara analisis data kualitatif Lichtman (2006) dalam Suparno, P. (2008), maka data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat kode, setelah itu kode yang sama digabungkan dalam kategori yang sesuai, lalu kategori yang sama akan disatukan hingga diperoleh konsep untuk dapat mengetahui kesiapan dari masing-masing sekolah. Analisis kualitatif hasil wawancara masing-masing sekolah akan disajikan dalam tabel berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Tabel 4.10 Analisis Hasil Wawancara Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar No
Faktor
SMA N 1
SMA N 1
SMA N 1
SMA N 1
SMA N 1
SMA N 1
SMA St.
Cangkringan
Prambanan
Turi
Ngaglik
Tempel
Minggir
Mikael
A.
Sumber Daya Manusia
1.
- Siswa dapat akses internet
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
- siswa terbiasa menggunakan e-mail untuk tugas
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Kesiapan siswa
Siap
Siap
Siap
Siap
Siap
Siap
Siap
- Guru dapat menggunakan komputer dan
Semua
Semua
Sebagian
Sebagian
Sebagian
Semua
Sedikit
besar
besar
besar
Sedikit
Sebagian
Semua
Sebagian
Sebagian
besar
besar dari
2.
internet - Guru terbiasa menggunakan simulasi atau video Sedikit
Sebagian
darai internet
besar
besar
yang bisa internet
3.
Kesiapan guru
Cukup
Siap
Kurang
Cukup
Siap
Siap
Kurang
- Karyawan dapat menggunakan komputer dan
Sebagian
Semua
Sedikit
Sebagian
Sebagian
Semua
Sedikit
internet
besar
besar
besar
Kesiapan karyawan
Cukup
Siap
Kurang
Cukup
Cukup
Siap
Kurang
S
S
BS
S
S
S
BS
Kesiapan sumber daya manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
No
Faktor
SMA N 1
SMA N 1
SMA N 1
SMA N 1
SMA N 1
SMA N 1
SMA St.
Cangkringan
Prambanan
Turi
Ngaglik
Tempel
Minggir
Mikael
B.
Sarana Prasarana
1.
- Jumlah komputer di laboraotorium computer
Sedikit
Banyak
Sedikit
Sedikit
Sedikit
Banyak
Banyak
-Jumlah ruangan yang terdapat computer
Sedikit
Banyak
Sedikit
Sedikit
Cukup
Sedikit
Cukup
Kesiapan jumlah computer
Kurang
Siap
Kurang
Kurang
Kurang
Cukup
Cukup
- Internet menjangkau semua tempat
Semua
Semua
Sedikit
Sedikit
Semua
Semua
Semua
-Kecepatan akses internet
Cepat
Cukup
Lambat
Lambat
Lambat
Cepat
Cepat
-Kecepatan akses internet di perpustakaan
Cepat
Cukup
Lambat
Lambat
Cukup
Cepat
Cukup
Kesiapan akses internet
Siap
Cukup
Kurang
Kurang
Cukup
Siap
Siap
- Terdapat koleksi berbasis IT diperpustakaan
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
-Semua ruang kelas dan laboratorium ada LCD
Semua
Semua
Semua
Semua
Semua
Semua
Lab
-Memiliki situs online sebagai sember belajar
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Kesiapan teknologi
Cukup
Siap
Cukup
Siap
Cukup
Siap
Kurang
Kesiapan website dan e-mail
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
BS
S
BS
BS
BS
S
BS
2.
3.
4.
Kesiapan sarana prasarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
No
Faktor
SMA N 1
SMA N 1
SMA N 1
SMA N 1
SMA N 1
SMA N 1
SMA St.
Cangkringan
Prambanan
Turi
Ngaglik
Tempel
Minggir
Mikael
C.
Kebijakan Sekolah
1.
- Anggaran dan dana untuk internet
Besar
Besar
Kecil
Kecil
Kecil
Besar
Cukup
Kesiapan dana dan anggaran
Siap
Siap
Kurang
Kurang
Kurang
Siap
Cukup
- Memiliki staf ahli khusus mengatur internet
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
-Pengeblokan situs
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Kesiapan staf ahli
Siap
Siap
Kurang
Cukup
Cukup
Siap
Siap
- Mengadakan pelatihan
Sering
Rencana
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Pernah
Kesiapan dengan adanya pelatihan
Siap
Cukup
Kurang
Siap
Kurang
Siap
Siap
Kesiapan kebijakan sekolah
S
S
BS
BS
BS
S
S
Kesimpulan
S
S
BS
BS
BS
S
BS
2.
3.
Keterangan : S BS
: Siap : Belum Siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa terdapat 5 sekolah yang sumber daya manusia-nya siap dan 2 sekolah belum siap. Hal ini menunjukkan bahwa kurang dari setengah prosentase jumlah sekolah yang telah siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Hal tersebut terlihat dari siswa, guru dan karyawan yang telah siap. Siswa dapat akses internet dan terbiasa mengirim tugas lewat e-mail, sebagian besar guru dapat melakukan akses internet dan mulai menggunakan simulasi atau video dari internet, bahkan sebagian besar karyawan dapat mengakses internet. Maka sebagian besar sumber daya manusianya tergolomg belum siap, karena lebih dari setengahnya belum siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Dilihat dari faktor sarana prasarana-nya, 2 sekolah siap dan 5 sekolah belum siap. Hal ini menunjukkan bahwa 5 sekolah masih belum terlalu siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar, sedangkan hanya 2 sekolah yang telah siap yaitu SMA N 1 Prambanan dan SMA N 1 Minggir. Dua sekolah tersebut dikatakan telah memiliki sarana prasarana yang siap karena memiliki komputer yang cukup banyak, akses internet mencakup seluruh tempat dan cukup cepat, setiap kelas terdapat LCD dan memiliki koleksi berbasis IT di perpustakaan. Selain itu sekolah juga berencana memasang kabel internet lagi ditempat-tempat yang akses internetnya lambat. Hal ini berarti sekolah berusaha memaksimalkan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Pada faktor kebijakan sekolah diperoleh data bahwa 4 sekolah siap dan 3 sekolah belum siap. Kesiapan tersebut dapat dilihat dari anggaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
yang cukup besar untuk penggunaan internet, memiliki staf ahli khusus yang mengatur penggunaan internet, serta mengadakan pelatihan bagi guru untuk membuat media pembelajaran berbasis IT ataupun tentang penggunaan internet. Dari tabel analisis kesiapan sekolah, dapat dilihat bahwa 4 sekolah siap dan 3 sekolah belum siap. Penjelasan sekolah yang paling siap ( SMA N 1 Minggir ) dengan sekolah yang tidak siap ( SMA N 1 Turi ) dalam memanfaatkan internet, sebagai berikut : Tabel 4.11 Penjelasan Sekolah yang Sangat Siap dengan Sekolah yang Sangat Tidak Siap No 1.
SMA N 1 Minggir
SMA N 1 Turi
Sebagian besar guru terbiasa Hanya sedikit guru yang terbiasa menggunakan simulasi komputer menggunakan simulasi komputer seperti phet atau video yang seperti phet atau video yang diperoleh dari internet untuk diperoleh dari internet untuk pembelajaran.
2.
pembelajaran.
Semua karyawan kantor dapat Hanya beberapa karyawan yang melakukan akses internet. Hanya dapat melakukan akses internet. 1 orang karyawan yang sudah tua Kebanyakan
hanya
bisa
yang tidaka bisa menggunakan komputer. komputer
dan
mengakses
internet 3.
Terdapat 2 ruangan computer
Terdapat 1 ruangan komputer
4.
Internet dapat diakses disemua Internet hanya dapat diakses tempat dengan cukup cepat, dengan cukup cepat di ruang guru namun kelas yang berada di saja. pojok dan jauh dari server akses internetnya lambat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
No 5.
SMA N 1 Minggir
SMA N 1 Turi
Menggunakan jaringan speedy Hanya menggunakan jaringan dan juga kabel untuk kantor. speedy Selain itu sekolah berencana memasang kabel di kelas-kelas yang jauh dari server supaya mereka dapat akses internet.
6.
Diperpustakaan
akses Diperpustakaan akses internet
internetnya cepat dan tidak hanya lambat memiliki namun
koleksi juga
file
pembelajaran,
dan
hanya
buku
saja koleksi berupa buku.
BSE,
CD
file
memiliki
materi
pembelajaran dari guru. 7.
Anggaran untuk internet cukup Anggaran untuk internet cukup besar (10 Mbps) karena akan kecil,
karena
bandwidthnya
memasang kabel lagi, dan kepala hanya kecil yaitu 5 Mbps. sekolah menggunakan internet untuk
memantau
keadaan
sekolah seperti CCTV. 8.
Memiliki
staf
ahli
khusus Tidak memiliki staf ahli khusus,
mengatur penggunaan internet penggunaan internet dipantau dan dibantu oleh guru TIK dan oleh guru TIK guru Fisika. 9.
Melakukan terhadap
pengeblokan Belum pernah diadakan pelatihan situs
tertentu,
dan untuk penggunaan internet.
pernah mengadakan pelatihan penggunaan
internet
dan
pembuatan media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
3. Hasil Keseluruhan Secara keseluruhan hasil data dari angket serta hasil wawancara, dapat diketahui nilai kesiapan sekolah dilihat dari masing-masing factor maupun secara keseluruhan. Hasil perhitungan tersebut disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.12 Prosentase Kesiapan Sekolah secara Keseluruhan No 1. 2. 3. 4.
Faktor Sumber Daya Manusia Sarana Prasarana Kebijakan Sekolah Kesiapan Keseluruhan
Angket 100 % 57,17 % 71,43 % 100 %
Wawancara 71,43 % 28,57 % 57,14% 42,83 %
Rata-rata 85,71 % 42,86 % 64,29 %% 71,42 %
Maka berdasarkan tabel 4.12 diperoleh hasil bahwa rata-rata 85,71% jumlah sekolah sumber daya manusianya telah siap, 42,86 % jumlah sekolah sarana prasarananya telah siap, 64,29% jumlah sekolah kebijakannya telah siap dan secara keseluruhan 71,42 % jumlah sekolah telah siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar secara maksimal. Dari hasil penyebaran angket dan wawancara yang ditunjukkan pada tabel 4.4, 4.8 dan 4.10, maka dapat dilihat perbandingan kesiapan sekolah berdasarkan letak geografis masing-masing sekolah, seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Tabel 4.13 Perbandingan Kesiapan Sekolah Berdasarkan Letak Geografisnya Faktor Sumber Daya Manusia
Sarana Prasarana
Kebijakan Sekolah
Kesiapan Sekolah
Data Angket Wawancara Rata-rata Angket Wawancara Rata-rata Angket Wawancara Rata-rata Angket Wawancara Rata-rata
Prosentase Kesiapan Desa Kota 100 % 100 % 100 % 33 % 100 % 66,5 % 75 % 33 % 50 % 0% 62,5 % 16,5 % 100 % 67 % 75 % 33 % 87,5 % 50 % 100 % 100 % 75% 0% 87,5% 50 %
Dari tabel 4.13 diatas, dari faktor letak geografis, terlihat bahawa sekolah yang berada di desa lebih siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar Fisika daripada sekolah yang berada di kota. Rata-rata sumber daya manusianya telah siap semua baik di kota maupun desa, namun sarana prasarananya masih belum siap untuk sekolah yang berada di kota. Sedangkan kebijakan sekolah sudah cukup siap dalam menunjang pemanfaatan internet baik di desa maupun kota. Secara keseluruhan ratarata sekolah sudah cukup siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar, baik di desa maupun kota. Maka dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa sekolah yang di desa lebih siap daripada yang di kota. Hal ini dikarenakan sekolah yang di desa berusaha menambah fasilitas di sekolah agar internet dapat diakses dengan cepat, serta pemerintah memberikan bantuan jaringan schoolnet ke sekolah yang berada di desa, seperti SMA N 1 Cangkringan. Sedangkan sekolah di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
kota kurang memperhatikan jaringan wifi karena setiap siswa dapat menggunakan kuota untuk internet dari handphone mereka. Untuk membuktikan kebenaran hasil data yang diperoleh dari angket dan wawancara, maka peneliti melakukan observasi serta melakukan crosscheck secara langsung kesekolah pada tanggal 7-10 November 2016. Peneliti melakukan observasi di laboratorium komputer, laboratorium IPA, perpustakaan serta tempat yang akses internetnya tercepat. Sedangkan crosscheck dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, guru dan staf ahli mengenai pemanfaatan internet di sekolah, serta untuk mengkonfirmasi hasil wawancara agar valid. Hasil observasi tersebut seperti disajikan pada tabel dibawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Tabel 4.14 Hasil Observasi dan Crosscheck No
Pertanyaan
A. 1.
Siswa Selama pelajaran siswa diijinkan menggunakan HP untuk mencari materi dari internet
2.
Mengirim tugas melalui e-mail
3.
Guru terbiasa menggunakan simulasi atau video
SMA N 1 Cangkringan
SMA N 1 Prambanan
SMA N 1 Turi
SMA N 1 Ngaglik
SMA N 1 Tempel
SMA N 1 Minggir
SMA St. Mikael
Ya, namun jarang diminta mencari di internet, biasanya mencari dari buku paket atau LKS Ya, namun jarang sekali. Biasanya hanya tugas deskripsi dan bukan yang hitungan
Ya, namun jarang diminta mencari di internet karena di buku sudah ada
Ya, namun jarang sekali diminta mencari di internet karena internet susah diakses didalam kelas.
Ya, namun jarang diminta mencari di internet karena guru sudah menjelaskan semua materi.
Ya, namun guru jarang meminta siswa mencari dari internet, biasanya hanya saat tugas kelompok
Ya, namun sangat jarang sekali karena biasanya diminta mencari dari buku perpustakaan
Ya, kadangkadang guru meminta mengumpulkan tugas melalui email atau melalui situs jbclass.
Ya, namun guru jarang meminta siswa mencari dari internet, karena biasanya guru menampilan PPT Ya, sekarang guru mulai menggunakan email untuk mengirim tugas. Namun guru matematika tidak pernah.
Ya, guru sering meminta mengumpulkan tugas lewat email namun biasanya deskripsi dan bukan yang hitungan
Ya, hanya beberapa guru saja yang meminta mengumpulkan tugas melalui email. Kalau matematika tidak pernah
Ya, banyak guru disini yang biasa menampilkan
Sebagian besar guru disini biasanya menampilkan
Ya, banyak guru menggunakan email untuk mengirim tugas, untuk menghemat kertas dan juga bisa dikumpul kapan saja tanpa harus bertatap muka Sebagian besar guru disini sering menampilkan
Ya, namun jarang sekali guru meminta mengirim tugas melalui e-mail. Yang paling sering hanya pelajaran TIK, hampir semua tugas dikirim melalui e-mail Biasanya guru IPA menampilkan gambar atau
Hanya beberapa guru saja yang menggunakan video atau
Ya, kebanyakan guru yang mengajar telah menampilkan
Sangat jarang, guru menampilkan simulasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
No
Pertanyaan
SMA N 1 Cangkringan simulasi, itupun sangat jarang
4.
Semua tempat Internet dapat dapat akses internet diakses di dengan cepat semua tempat namun paling cepat di depan ruang kepala sekolah karena ada tower wifi
5.
Meminjam koleksi berbasis IT di perpustakaan
6.
Bergabung dalam situs belajar online
SMA N 1 Prambanan gambar atau video saat pembelajaran
Internet dapat diakses disemua tempat namun loadingnya sering lama, dan tempat yang akses internetnya paling cepat di ruang piket Di perpustakaan Biasanya hanya hanya ada meminjam buku buku, dan jarang atau meminjam meminjam juga CD jika diminta kecuali disuruh guru guru Tidak Tidak
SMA N 1 Turi atauvideo, karena biasanya hanya menampilkan PPT materi atau menjelaskan dari buku Internet disini hanya dapat diakses dengan cepat di dekat ruang guru, sedangkan di kelas sama sekali tidak dapat tersambung Hanya ada buku di perpustakaan itupun jarang dipinjam
Tidak
SMA N 1 Ngaglik gambar atau video saat pembelajaran
SMA N 1 Tempel PPT atau video saat pembelajaran
SMA N 1 Minggir animasi atau video dalam PPT, namun guru matematika sangat jarang sekali Internet dapat diakses sangat cepat di dekat ruang server, sedangkan di kelas sedikit lambat.
SMA St. Mikael video untuk memperjelas materi
Internet disini susah diakses didalam kelas, hanya diruang multimedia saja internet dapat diakses
Internet hanya dapat diakses di dekat ruang piket, sedangkan di kelas sangat susah untuk akses internet
Biasanya hanya meminjam buku dan tidak pernah meminjam CD
Hanya ada buku di perpustakaan itupun jarang dipinjam
Biasanya hanya meminjam buku atau meminta file jika disuruh guru
Tidak
Tidak
Di perpustakaan hanya ada buku, dan jarang meminjam juga kecuali disuruh guru Tidak
JBclass, untuk mendownload materi
Internet dapat diakses dimana saja dan lumayan cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
No
Pertanyaan
B. 1.
Guru Selama pelajaran siswa diijinkan menggunakan HP untuk mencari materi dari internet
2.
Mengirim tugas melalui e-mail
3.
Guru terbiasa menggunakan simulasi atau video
SMA N 1 Cangkringan
SMA N 1 Prambanan
SMA N 1 Turi
SMA N 1 Ngaglik
SMA N 1 Tempel
SMA N 1 Minggir
SMA St. Mikael
Ya, namun hanya saat materi tertentu yang mebutuhkan internet untuk memperbanyak materi Ya, namun jarang mungkin hanya pada materi fisika yang tanpa perhitungan. Jarang menggunakan, hanya menampilkan PPT
Ya, namun hanya saat materi tertentu yang mebutuhkan internet untuk memperbanyak materi Ya, namun jarang mungkin hanya pada materi fisika yang tanpa perhitungan. Ya, karena sekarang ada MMF yang bisa digunakan untuk mengedit animasi atau video
Ya, namun hanya saat materi tertentu yang mebutuhkan internet untuk memperbanyak materi Ya, namun jarang mungkin hanya pada materi fisika yang tanpa perhitungan. Tidak menggunakan, hanya menampilkan PPT
Ya, namun hanya saat materi tertentu yang mebutuhkan internet untuk memperbanyak materi Ya, namun jarang mungkin hanya pada materi fisika yang tanpa perhitungan. Ya, biasanya menampilkan gambar yang menggunakan MMF dan dimasukkan dalam PPT agar siswa tertarik, terutama materi viskositas yang rumusnya sulit
Ya, namun hanya saat materi tertentu yang mebutuhkan internet untuk memperbanyak materi Ya, namun jarang mungkin hanya pada materi fisika yang tanpa perhitungan. Ya, biasanya materi yang susah dijelaskan seperti tata surya harus dijelaskan dengan video
Ya, namun hanya saat materi tertentu yang mebutuhkan internet untuk memperbanyak materi Ya, namun jarang mungkin hanya pada materi fisika yang tanpa perhitungan. Ya, biasanya menggunakan phet atau menampilkan video
Ya, namun hanya saat materi tertentu yang mebutuhkan internet untuk memperbanyak materi Ya, namun jarang mungkin hanya pada materi fisika yang tanpa perhitungan. Ya, biasanya menggunakan phet untuk memperjelas materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
No 4. 5.
Pertanyaan Bergabung dalam situs belajar online Pelatiham pemanfaatan internet
C. 1.
Staf Ahli Tempat yang akses internetnya tercepat
2.
Menggunakan wifi atau kabel
SMA N 1 Cangkringan Tidak, hanya melalui e-mail Dari MGMP atau dinas sering mengadakan biasanya di kabupaten
SMA N 1 Prambanan Tidak, hanya melalui e-mail Belum pernah diadakan pelatihan
SMA N 1 Turi
SMA N 1 Ngaglik Ya, situs JBclass Pemerintah pernah mengadakan pelatihan menggunakan media pembelajaran, dan dilaksanakan di kabupaten
SMA N 1 Tempel Tidak, hanya melalui e-mail Tdak pernah
SMA N 1 Minggir Tidak, hanya melalui e-mail Dahulu pernah diadakan oleh pemerintah di kabupaten dan sekolah sendiri pernah mengadakan pelatihan sendiri di sekolah
SMA St. Mikael Tidak, hanya melalui e-mail Pernah diadakan pelatihan menggunakan media pembelajaran yang diadakan oleh yayasan
Tidak, hanya melalui e-mail Tidak pernah diadakan pelatihan
Dekat ruang kepala sekolah karena ada tower wifi
Dekat ruang piket karena dekat tower wifi
Dekat ruang guru karena dekat tower wifi
Dekat ruang multimedia karena dekat tower wifi
Dekat ruang piket karena dekat tower wifi
Diruang kepala sekolah karena memakai kabel
Wifi
Wifi
Wifi
Untuk wifi di dekat ruang server, sedangkan di ruang kepala sekolah sangat cepat karena memakai kabel Wifi untuk umum dan kabel hanya untuk kantor
Wifi
Wifi
Wifi untuk umum dan kabel hanya untuk kantor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
No 3. 4.
Pertanyaan Bandwidth yang dipakai Dilakukan pengeblokan terhadap situs tertentu
SMA N 1 Cangkringan 1 Mbps
SMA N 1 Prambanan 5 Mbps
SMA N 1 Turi 5 Mbps
SMA N 1 Ngaglik 5 Mbps
SMA N 1 Tempel 5 Mbps
Ya, schoolnet telah melakukan pengeblokan
Ya, speedy telah melakukan pengeblokan
Tidak, semua situs dapat diakses
Ya, speedy Tidak, semua telah melakukan situs dapat pengeblokan diakses
5.
Apakah staf ahli dapat memantau situasi sekolah seperti CCTV
Ya, di ruang server dapat memantau situasi sekolah. seperti memantau PBM di kelas.
Tidak, tugas staf Tidak ahli hanya mengatur agar internet dapat diakses dan mengatur pemasangan jaringan
Tidak
Tidak
6.
Pengaturan khusus untuk kecepatan akses internet
Ya, setiap radius 10 meter ada HAP, selain itu ada tower di depan kantor kepala sekolah
Ya, rencana ruang guru dan perpustakaan akan dipasang kabel agar akses internetnya lebih cepat
Tidak
Tidak
Tidak
SMA N 1 Minggir 10 Mbps
SMA St. Mikael 8-10 Mbps
Ya, speedy telah Ya, disini melakukan operator pengeblokan bertugas melakukan pengeblokan untuk situs yang tidak layak Ya, di sini Tidak, disini keadaan staf hanya disekolah dapat memantau dipantau seperti pengelolaan CCTV. Bahkan akses internet kepala sekolah agar dapat dapat memantau dijangkau di keadaan sekolah semua ruang selama 24jam melalui HP nya Ya di kantor Ya di kantor aksesnya lebih mrmakai kabel cepat. Serta agar akses rencananya akan internetnya dipasang kabel cepat. lagi di dekat kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
No
Pertanyaan
D. 1.
Observasi Jumlah komputer di laboratorium komputer Akses internet di laboratorium komputer Akses internet di laboratorium IPA Menggunakan wifi atau kabel
2.
3. 4.
SMA N 1 Cangkringan
SMA N 1 Prambanan
SMA N 1 Turi
SMA N 1 Ngaglik
SMA N 1 Tempel
SMA N 1 Minggir
SMA St. Mikael
22 unit komputer
23 dan 18 unit komputer
32 unit komputer
30 unit komputer
25 unit komputer
28 dan 32 unit komputer
22 unit computer
Sangat cepat, karena memakai kabel Cepat
Sangat cepat, karena memakai kabel Lambat
Sangat cepat, karena memakai kabel Cepat
Sangat cepat, karena memakai kabel Cepat
Wifi
Sangat cepat, karena memakai kabel Tidak dapt tersambung Wifi
Sangat cepat, karena memakai kabel Sangat lambat
Wifi
Sangat cepat, karena memakai kabel Tidak dapt tersambung Wifi
Wifi
Wifi untuk umum dan kabel hanya untuk kantor Untuk wifi di dekat ruang server, sedangkan di ruang kepala sekolah sangat cepat karena memakai kabel Banyak buku paket, ada pula buku cerita atau novel. Namun ada pula CD
Wifi
5.
Tempat yang akses internetnya tercepat
Dekat ruang kepala sekolah karena ada tower wifi
Dekat ruang piket karena dekat tower wifi
Dekat ruang guru karena dekat tower wifi
Dekat ruang multimedia karena dekat tower wifi
Dekat ruang piket karena dekat tower wifi
6.
Koleksi di perustakaan
Banyak buku paket, ada pula buku cerita atau novel
Banyak buku paket, ada pula buku cerita atau novel. Namun ada pula CD
Banyak buku paket, ada pula buku cerita atau novel
Banyak buku paket, ada pula buku cerita atau novel. Namun ada pula CD
Banyak buku paket, ada pula buku cerita atau novel
Diruang kepala sekolah karena memakai kabel
Banyak buku paket, ada pula buku cerita atau novel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
No
7. 8. 9.
Pertanyaan
Akses internet di perpustakaan Semua ruang kelas terdapat LCD Semua laboratorium terdapat LCD
SMA N 1 Cangkringan
SMA N 1 Prambanan pembelajaran seperti biologi, sejarah dan bahasa
SMA N 1 Turi
SMA N 1 Ngaglik pembelajaran biologi dan bahasa
Cepat
Lambat
Sangat lambat
Sangat lambat
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
SMA N 1 Tempel
Sangat lambat
SMA N 1 Minggir pembelajaran seperti biologi, bahasa dan file BSE semua mata pelajaran Cepat
SMA St. Mikael
Cepat
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
C. Aspek Khusus Pemanfaatan Internet untuk Pembelajaran Fisika Penelitian
ini
juga
perlu
mengetahui
bagaimanakah
kaitannya
pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dengan pembelajaran fisika. Hal tersebut dikarenakan peneliti merupakan calon guru fisika, maka perlu mengetahui aspek khusus dari pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dalam pembelajaran fisika. Dalam penelitian ini peneliti juga memberikan pertanyaan mengenai pemnafaatan internet dalampembelajaran fisika di masingmasing sekolah. Hasilnya sebagai berikut : Tabel 4.15 Aspek Khusus Pemanfaatan Internet untuk Pembelajaran Fisika No 1.
Manfaat Internet Sebagai
referensi
untuk
Sekolah mencari Semua sekolah
tambahan materi, bahkan untuk mencari contoh-contoh soal Fisika. 2.
Guru fisika mendownload aplikasi phet SMA N 1 Minggir, SMA N untuk memperlihatkan simulasi.
1 Cangkringan dan SMA St. Mikael
3.
Mendownload aplikasi micro media flash SMA N 1 Prambanan dan untuk
menunjukkan
simulasi
atau SMA N 1 Ngaglik
mengedit gambar-gambar. 4.
Mendownload video yang diperoleh dari Semua sekolah internet untuk memperjelas materi.
5.
Bergabung dengan situs belajar online SMA N 1 Ngaglik seperti JBclass. Guru mengupload materi atau soal, dan siswa dapat mendownload dan mengirim tugas lewat situs tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Dalam pembelajaran fisika, seperti mata pelajaran lainnya internet juga sangat penting digunakan sebagai sumber belajar fisika. Misalnya seperti JBclass yang digunakan oleh guru fisika SMA N 1 Ngaglik. Dalam lms.jogjabelajar.jogjaprov.go.id/jbclass/register/siswa/SISWA.pdf,
sistem
JBclass merupakan media yang sangat efektif untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, serta memudahkan siswa untuk belajar di kelasdengan berbagai konten dan fitur yang dapat menunjang kelancara proses belajar mengajar
di
kelas.
Website
http://jbclass.jogjabelajar.org/.
JBClass
JBClass ini
dapat dapat
diakses
digunakan
di untuk
mendownload materi, tugas maupun mengerjakan atau mengumpulkan tugas. Materi yang didownload siswa dapat berupa gambar, video, file dokumen maupun link. Selain itu siswa dapat berkomunikasi via pesan serta mengerjakan soal secara online dan mengetahui nilainya. Namun sistem ini hanya dapat digunakan oleh guru, siswa serta orangtua siswa. Tampilan JBClass seperti gambar berikut ini :
Gambar 4.1 Fitur JBClass Selain JBClass, yang dapat membuat materi pembelajaran lebih menarik yaitu adanya MMF (Macromedia Flash). Macromedia flash adalah sebuah program software yang berfungsi untuk membuat animasi dua dimensi yang sangat handal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
dibandingkan dengan program lain. Kehandalannya ialah ukuran file hasil animasi yang kecil. macromedia flash tidak hanya digunakan untuk membuat animasi melainkan juga digunakan membuat menu interaktif, dan membuat presentasi software (Wijaya, D. A., 2016). Pada macromedia flash memberikan kemudahan untuk membuat gerakangerakan objek yang menyerupai video klip yang dapat dirangkai dengan suara. Selain itu, dikenal istilah symbol yang merupakan objek yang nantinya akan dijadikan sebuah animasi. Agar sebuah objek dapat dianimasikan, maka objek tersebut harus dijadikan sebuah simbol dengan perintah convert to symbol. Ketiga tipe simbol tersebut yaitu (1) Graphic, digunakan untuk gambar statis dan untuk membuat potongan-potongan animasi yang terangkum pada timeline. (2) Button, digunakan untuk membuat tombol interaksi di dalam yang mampu merespon aksi mouse. (3) Movie clip, digunakan untuk membuat bagian animasi. movie clip dapat berisi kontrol interaktif, suara, maupun movie clip lainnya. Tampilan MMF yaitu :
Gambar 4.2 Tampilan Macromedia Flash
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Berdasarkan tabel 4.15 diatas, sebagian besar guru fisika dari masingmasing sekolah membutuhkan internet untuk mencari sumber materi, bahkan untuk mencari soal. Ada pula guru fisika yang menggunakan aplikasi phet, macromedia flash untuk menunjukkan simulasi atau gambar-gambar pada siswa mengenai materi yang sedang dibahas. Bahkan terkadang guru menampilkan video yang diperoleh dari internet untuk menjelaskan materi seperti planet dan termodinamika misalnya di SMA N 1 Tempel, serta guru dan siswa dapat bergabung dalam situs belajar online JBclass seperti SMA N 1 Ngaglik. Namun hanya sedikit guru fisika yang bergabung dengan situs JBClass, padahal situs tersebut merupakan salah satu contoh e-learning. Maka internet sangat bermanfaat sebagai sumber belajar, bahkan semua guru fisika dari masingmasing sekolah menggunakan internet sebagai sumber dalam mencari materi pembelajaran.
D. Pembahasan Penelitian ini ingin mengetahui kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dengan melihat 3 faktor. Pertama yaitu faktor sumber daya manusia dengan melihat kesiapan siswa, guru dan karyawan. Kedua yaitu faktor sarana prasarana yang memuat kesiapan jaringan internet, kecepatan akses internet, cakupan akses internet serta kesiapan teknologi seperti koleksi di perpustakaan, adanya LCD, dan ketiga yaitu faktor kebijakan sekolah memuat kebijakan penggunaan dana, adanya staf ahli, bandwidth yang digunakan serta adanya pelatihan IT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui penyebaran angket, diperoleh data dari tabel 4.5 yaitu kesiapan sekolah dilihat dari faktor sumber daya manusia diperoleh hasil 100 % sekolah sumber daya manusianya siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Sedangkan data dari hasil wawancara, disajikan dalam tabel 4.10 dapat diketahui bahwa terdapat 5 sekolah yang sumber daya manusia-nya siap dan 2 sekolah belum siap. Hal ini menunjukkan bahwa 71,43 % jumlah sekolah sekolah sumber dayanya telah siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Maka sebagian besar anggota sekolah baik guru, siswa maupun karyawan dari masing-masing sekolah telah siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Dari tabel 4.6 kesiapan sekolah dilihat dari faktor sarana prasarana dari hasil penyebaran angket didapatkan 57,13 % sekolah sarana prasarananya telah siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Sedangkan data dari hasil wawancara, disajikan dalam tabel 4.10 dapat diketahui bahwa terdapat 2 sekolah siap dan 5 sekolah belum siap. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 28,57% jumlah sekolah yang telah siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Hal ini berarti masih banyak sekolah yang harus berusaha memaksimalkan pemanfaatan internet. Dari tabel 4.7 yaitu faktor kebijakan sekolah,yang diperoleh dari hasil penyebaran angket dapat dilihat bahwa 71,43 % sekolah siap dalam mengatur kebijakan tentang pemanfaatan internet. Sedangkan data dari hasil wawancara, disajikan dalam tabel 4.10 diperoleh data bahwa 4 sekolah siap dan 3 sekolah belum siap. Data tersebut menunjukkan bahwa 57,14% dari jumlah sekolah telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
siap. Hal ini menunjukkan bahwa belum banyak sekolah yang memiliki kebijakan yang baik untuk menunjang pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Kesiapan tersebut dapat dilihat dari anggaran yang cukup besar untuk penggunaan internet, memiliki staf ahli khusus yang mengatur penggunaan internet, serta mengadakan pelatihan bagi guru untuk membuat media pembelajaran berbasis IT ataupun tentang penggunaan internet. Dari data hasil penyebaran angket, pada tabel 4.9 secara keseluruhan dapat dilihat bahwa 100 % sekolah telah siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Namun hal tersebut jika dilihat lebih rinci pada masing-masing faktor akan terlihat beberapa sekolah masih belum siap. Sedangkan dari hasil wawancara, pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa 3 sekolah siap dan 4 sekolah belum siap. Hal ini menujukkan bahwa hanya 42,83 % dari jumlah sekolah yang telah siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Jadi secara keseluruhan telah banyak sekolah yang siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar yaitu sekitar 71,42 % dari jumlah sekolah yang dijadikan sampel. Sekolah yang paling siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar yaitu SMA N 1 Minggir, karena semua anggota sekolahnya telah mampu menggunakan internet, bahkan dalam pembelajaran menggunakan internet. Selain itu sarana prasarana yang menunjang pemanfaatan internet sebagai sumber belajar telah siap, meskipun ada kelas yang akses internetnya lambat namun sekolah berencana mengatasi hal tersebut dengan pemasangan kabel, dan akan diberlakukan penggunaan sandi berdasarkan waktu yang telah dijadwalkan bagi masing-masing kelompok agar akses internet lebih cepat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
maksimal. Kebijakan sekolah ini juga sudah baik mengenai adanya staf ahli di bidang internet serta adanya pelatihan bagi guru dan karyawan. Sedangkan sekolah yang sangat tidak siap adalah SMA N 1 Turi, hal tersebut dikarenakan sarana prasarana yang menunjang pemanfaatan internet kurang lengkap, dikelas akses internetnya sangat lambat bahkan kadang tidak dapat tersambung, selain itu kebijakan sekolah tentang adanya staf ahli dan pelatihan juga belum ada. Dari tabel 4.13, dilihat dari letak geografis di kota maupun di desa, sumber daya manusianya telah siap semua, namun sarana prasarananya masih belum siap untuk sekolah di kota, kesiapannya hanya sebesar 16,5%. Sedangkan kebijakan sekolah di desa maupun di kota telah siap. Secara keseluruhan ratarata sekolah sudah siap dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar, baik di desa maupun kota, tetapi sekolah yang di desa jauh lebih siap daripada yang di kota. Hal tersebut dikarenakan di sekolah di kota kurang memperhatikan fasilitas wifi, karena kebanyakan siswa dapat menggunakan kuota di handphone untuk akses internet. Penelitian ini juga mengetahui kaitan antara pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dengan pembelajaran fisika, seperti pada tabel 4.15. Sebagian besar guru fisika dari masing-masing sekolah membutuhkan internet untuk mencari sumber materi, bahkan untuk mencari soal. Ada pula guru fisika yang menggunakan aplikasi phet, micro media flash untuk menunjukkan simulasi atau gambar-gambar pada siswa mengenai materi yang sedang dibahas. Bahkan terkadang guru menampilkan video yang diperoleh dari internet untuk menjelaskan materi seperti planet dan termodinamika misalnya di SMA N 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Tempel, serta guru dan siswa dapat bergabung dalam situs belajar online JBclass seperti SMA N 1 Ngaglik. Maka internet sangat bermanfaat sebagai sumber belajar, bahkan semua guru fisika dari masing-masing sekolah menggunakan internet sebagai sumber dalam mencari materi pembelajaran.
E. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki kelemahan yaitu dalam memenuhi jumlah minimal sampel. Sampel dalam penelitian ini belum memenuhi jumlah minimal sampel yang ideal, sehingga laporan penelitian ini belum dapat digeneralisasi untuk kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini untuk mengetahui kesiapan sekolah terhadap pemanfaatn internet sebagai sumber belajar yaitu : 1. 85,71 % jumlah sekolah sumber dayanya telah siap, 42,86 % jumlah sekolah memiliki sarana prasarana telah siap, 64,29 % dari jumlah sekolah telah memiliki kebijakan yang siap untuk menunjang pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Hal ini menunjukkan bahwa faktor yang paling siap dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar adalah factor manusianya yaitu seluruh anggota sekolah. Namun yang perlu ditingkatkan adalah kesiapan sarana prasarana untuk menunjang pemanfaatan internet. 2. Berdasarkan data yang diperoleh, secara keseluruhan 71,42 % dari jumlah sekolah yang diteliti telah siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Hal ini menunjukkan bahwa SMA di Kabupaten Sleman yang digunakan sebagai sampel dalam penelitisn ini telah siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. 3. Sekolah yang paling siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar yaitu SMA N 1 Minggir, karena sarana prasarana yang menunjang pemanfaatan internet lengkap, sedangkan sekolah yang paling tidak siap adalah SMA N 1 Turi, hal tersebut dikarenakan sarana prasarana yang
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
menunjang pemanfaatan internet kurang lengkap, dikelas akses internetnya sangat lambat. 4. Dilihat dari letak geografis, baik di kota maupun di desa kebijakan sekolah dan sumber daya manusianya telah siap semua, namun sarana prasarananya belum siap. Secara keseluruhan rata-rata sekolah sudah siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. 5. Penelitian ini juga mengetahui kaitannya pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dengan pembelajaran fisika. Sebagian besar guru fisika dari masing-masing sekolah membutuhkan internet untuk mencari sumber materi, bahkan untuk mencari soal, mendownload aplikasi phet, micro media flash, video untuk menunjukkan simulasi atau gambar-gambar pada siswa, serta guru dan siswa dapat bergabung dalam situs belajar online JBclass seperti SMA N 1 Ngaglik.
A. Saran Setelah melakukan penelitian ini maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Karena pada penelitian ini data hanya diperoleh dari kepala sekolah dengan memberikan angket dan wawancara, maka untuk penelitian selanjutnya sebaiknya angket diberikan juga kepada beberapa guru, siswa dan karyawan. Sehingga data lebih akurat karena berasal dari seluruh anggota sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
2. Dalam penilitian ini sampel belum memenuhi jumlah minimal sampel, maka sebaiknya peneliti selanjutnya dapat menggunakan sampel benar-benar mewakili populasi dengan asumsi satu sekolah tiap satu kecamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, P. P. 2007, 27 Desember. Internet dan Kebutuhan Sumber Belajar Alternatif. Litbang Kompas. Suyanto & Jihad, Asep. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta : Erlangga. Azwar, S. 2015. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Aydin, C.H &Tasci, D. 2005. Measuring Readiness for e-Learning : Reflections from an Emerging Country. Educational Technology & society, Vol.8, No.4, pp.244-257. Budhiraja, R & Sameer, S. 2002. E-readiness Assessment (India). http://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/APCITY/UNPA N014673.pdf. Diakses pada 22 Maret 2016, jam 02.56 WIB. Djamarah, S. B & Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Gordon, Fredrick & Benjamin. 2013. “ Evaluation of E-Learning Readiness in Secondary Schools in Kenya “. World Applied Programming, Vol.3, Issue.10, pp. 493-503. Irham, M & Wiyani, N. A. 2014. Psikologi Pendidikan, Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Kadek, Sri E.P. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asked Ibu Mahasiswa Semester II di Akbid Mitra Husada Karangayar. Skripsi. UNS. Dalam http://scholar.google.co.id/scholar?q=Hubungan+Kecerdasan+Emosi+ dan+Kesiapan+Belajar++Dengan+Prestasi+Belajar+Pada+Mata+Kul iah+Asked+Ibu+Mahasiswa+Semester+II+Di+Akbid+Mitra+Husada+ Karanganyar+&hl=id&as_sdt0,5 diunduh pada 22 Maret 2016 pukul 20.17 WIB. Khodijah, N. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Margono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Maulida, I. F & Jia-Jiunn Lo. 2013. E-Learning Readiness in Senior High School in Banda Aceh, Indonesia. Journal of Information Technology and Applications, Vol.7, No.4, pp.122-132. Mustaqim. 2008. Psikologi Pendidikan. Semarang : Fakultas Tarbiyah Iain Walisongo.
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
NN. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa. NN.
Manual Book User Siswa JBClass. Dalam lms.jogjabelajar.jogjaprov.go.id/jbclass/register/siswa/SISWA.pdf diunduh pada 12 Januari 2017 pukul 04.38 WIB.
Novian, A & Abdulah, D. 2010. Praktis Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Rusman, Deni, dan Cepi. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Sidharta, L. 1996. Internet Informasi Bebas Hambatan I. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Siregar, S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Sofana, I. 2006. 101 Tip & Trik Internet Goes To School. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Sudono, A. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: PT. Grasindo. Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitat if Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA. Suparno, P. 2007. Kajian & Pengantar Kurikulum IPA SMP & MT. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suparno, P. 2008. Riset Tindakan untuk Pendidik. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Suparno, P. 2009. Kajian Kurikulum Fisika SMA/MA Berdasararkan KTSP. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Suparno, P. 2014. Metode Penenlitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Supranto, J. 1987. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Supriyadi, E & Kiswanto, M. H. 2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Surya, M. 2013. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta Suyanto & Jihad, A. 2013. Menjadi Guru Profesional Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta : Erlangga Syah, M. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. Tretter, M.. 1996. Bagaimana Menggunakan Internet. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Wijaya, D. A. 2016. Macromedia Flash. Dalam http://dwiadywijaya.blogspot.co.id/2014/05/multimedia_5795.html diunduh pada 12 Januari 2017 pukul 04.03 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen Penelitian Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet Nama Sekolah Jabatan
: :
Judul Penelitian Kesiapan Sekolah terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar di Beberapa Sekolah Menengah Atas Kabupaten Sleman Tujuan Penelitian Mengetahui tingkat kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber Belajar di Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman. Petunjuk : Dimohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/ Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dalam kuisioner dengan memberi tanda cek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan sekolah dan pengetahuan Bapak/ Ibu untuk setiap pertanyaan berikut ini. Daftar Pertanyaan : No A. 1.
Pertanyaan Sumber Daya Manusia Apakah siswa disekolah ini menerima setiap perkembangan teknologi (misalnya mulai menggunakan dokumen digital daripada hard copy) ?
2.
Apakah siswa di sekolah ini mau menggunakan teknologi informasi (seperti komputer, HP) untuk menyelesaiakn tugas sehari-hari ?
3.
Apakah siswa disekolah ini memiliki kemampuan mengakses internet ?
4.
Apakah siswa di sekolah ini siap menerapkan e-learning ?
5.
Apakah mayoritas anggota sekolah ini menyambut positif pemanfaatan teknologi internet sebagai sumber belajar dalam pembelajaran dan pemberian tugas ?
Jawaban >76% jumlah siswa 51% - 75% jumlah siswa 26% - 50% jumlah siswa 5% - 25% jumlah siswa < 5% jumlah siswa >76% jumlah siswa 51% - 75% jumlah siswa 26% - 50% jumlah siswa 5% - 25% jumlah siswa < 5% jumlah siswa >76% jumlah siswa 51% - 75% jumlah siswa 26% - 50% jumlah siswa 5% - 25% jumlah siswa < 5% jumlah siswa Sangat siap Siap Cukup siap Kurang siap Tidak siap >76% jumlah anggota 51% - 75% jumlah anggota 26% - 50% jumlah anggota 5% - 25% jumlah anggota < 5% jumlah anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Apakah mayoritas guru di sekolah ini menerima setiap perkembangan teknologi (misalnya mulai menggunakan dokumen digital daripada hard copy) ?
7.
Seberapa banyak guru disekolah ini yang berpengalaman mengorganisasi dan mengevaluasi pembelajaran berbasis elearning ?
8.
Apakah mayoritas guru disekolah ini memiliki kemampuan mengakses internet?
9.
Apakah guru sekolah ini siap menerapkan e-learning ?
10.
Apakah ahli perpustakaan disekolah ini dapat menggunakan komputer ?
11.
Apakah ahli perpustakaan disekolah ini dapat mengakses internet ?
B. 1.
Sarana Prasarana Berapakah jumlah komputer yang dimiliki disekolah ini ?
2.
Berapakah jumlah ruangan yang terdapat komputer?
3.
Apakah di sekolah ini menyediakan akses ke internet di lingkungan sekolah ?
4.
Apakah di seluruh ruang kelas dapat tersambung ke internet ?
>76% jumlah guru 51% - 75% jumlah guru 26% - 50% jumlah guru 5% - 25% jumlah guru < 5% jumlah guru >76% jumlah guru 51% - 75% jumlah guru 26% - 50% jumlah guru 5% - 25% jumlah guru < 5% jumlah guru >76% jumlah guru 51% - 75% jumlah guru 26% - 50% jumlah guru 5% - 25% jumlah guru < 5% jumlah guru Sangat siap Siap Cukup siap Kurang siap Tidak siap Sangat bisa mengoperasikan Bisa mengoperasikan Cukup bisa mengoperasikan Kurang bisa mengoperasikan Tidak bisa mengoperasikan Sangat bisa mengakses Bisa mengakses Cukup bisa mengakses Kurang bisa mengakses Tidak bisa mengakses >76% jumlah siswa 51% - 75% dari jumlah siswa 26% - 50% dari jumlah siswa 5% - 25% dari jumlah siswa < 5% dari jumlah siswa >76% jumlah ruangan 51% - 75% jumlah ruangan 26% - 50% jumlah ruangan 5% - 25% jumlah ruangan < 5% jumlah ruangan >76% area sekolah dapat akses internet 51% - 75% area sekolah dapat akses internet 26% - 50% area sekolah dapat akses internet 5% - 25% area sekolah dapat akses internet < 5% area sekolah dapat akses internet >76 ruangan 51% - 75% jumlah ruangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Berapakah kecepatan akses internet disekolah ini ?
6.
Apakah di kantor kepala sekolah, wakasek, TU, guru dan staf disekolah ini dapat tersambung internet ?
7.
Apakah di laboratorium dapat tersambung ke internet ?
8.
Apakah laboratorium fisika disekolah ini dilengkapi dengan komputer ?
9.
Apakah sekolah ini menggunakan aplikasi dari internet untuk menunjukkan simulasi ataupun video yang berhubungan dengan fisika?
10.
Apakah diperpustakaan dapat melakukan akses internet ?
11.
Apakah diperpustakaan terdapat koleksi materi pembelajaran fisika dalam bentuk digital (seperti CD) ?
12.
Apakah sekolah memiliki e-mail ?
13.
Apakah sekolah memiliki website ?
26% - 50% jumlah ruangan 5% - 25% jumlah ruangan < 5% jumlah ruangan Sangat cepat Cepat Sedang Lambat Sangat lambat Sangat cepat Cepat Lambat Sangat lambat Tidak tersambung Sangat cepat Cepat Lambat Sangat lambat Tidak tersambung >66% jumlah siswa satu kelas 31% - 65% jumlah siswa satu kelas < 30% jumlah siswa satu kelas 1 komputer untuk guru Tidak ada computer Selalu menggunakan Sering menggunakan Jarang menggunakan Kurang menggunakan Tidak pernah menggunakan Sangat cepat Cepat Lambat Sangat lambat Tidak dapat mengakses >76% jumlah koleksi 51% - 75% jumlah koleksi 26% - 50% jumlah koleksi < 25% jumlah koleksi Tidak ada koleksi Selalu digunakan Sering digunakan Jarang digunakan Tidak pernah digunakan Tidak memiliki Selalu di update Sering di update Jarang di update Tidak pernah di update Tidak memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. 1.
Kebijakan Sekolah Berapa anggaran yang harus dikeluarkan untuk pemanfaatan internet disekolah ini ?
2.
Apakah di sekolah ada pelatihan guru tentang pemanfaatan internet ?
3.
Apakah ada staf ahli yang mengelola/ mengatur pemanfaatan teknologi di sekolah ini ?
4.
Apakah sekolah ini siap menerapkan elearning ?
5.
Apakah terdapat pengaturan waktu penggunaan internet di sekolah ini?
6.
Apakah sekolah ini melakukan sensor terhadap situs-situs tertentu ?
7.
Berapakah bandwidth yang dipakai?
>76% dari total pengeluaran 51% - 75% dari total pengeluaran 26% - 50% total pengeluaran 5% - 25% total pengeluaran < 5% total pengeluaran. Selalu diadakan Sering diadakan Jarang diadakan Kurang diadakan Tidak pernah Banyak staf ahli Guru TIK dan 1 staf ahli 1 staf ahli Guru TIK Tidak ada Sangat siap Siap Cukup siap Kurang siap Tidak siap 24 jam dapat digunakan 19-23 jam dapat digunakan 13-18 jam dapat digunakan 6 – 12 jam dapat digunakan < 6 jam dapat digunakan Tidak dapat mengakses internet Semua situs tidak layak disensor Banyak situs tidak layak disensor Cukup banyak situs tidak layak disensor Sedikit situs tidak layak disensor Tidak ada situs yang disensor . . . . . Mbps
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI