KESIAPAN GURU DAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN TEORI KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF STUDI KASUS DI SMK N 2 SURAKARTA
Skripsi Oleh: TONI SETIAWAN K 2506054
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
KESIAPAN GURU DAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN TEORI KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF STUDI KASUS DI SMK N 2 SURAKARTA
Oleh: TONI SETIAWAN K 2506054
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Suhardi HW, M.T
Drs. H. Wardoyo
NIP: 19460604 197501 1 001
NIP: 19510517 197602 1 001
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada hari
: Kamis
Tanggal
: 28 Januari 2010
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Suwachid, M.Pd, M.T
Sekretaris
: Ir. Husin Bugis, M.Si
Penguji I
: Drs. Suhardi HW, M.T
Penguji II
: Drs. H. Wardoyo
(
(
Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
iv
) (
)
(
)
)
ABSTRAK
TONI
SETIAWAN.
MENGHADAPI
UJIAN
KESIAPAN TEORI
GURU
KEJURUAN
DAN
SISWA
PROGRAM
DALAM
KEAHLIAN
TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF STUDI KASUS DI SMK N 2 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kesiapan guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK). 2) Kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK). Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan desain penelitian studi kasus yang dilakukan di SMK Negeri 2 Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) Metode dokumenter atau pengumpulan dokemen RPP guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 2) Metode dokumenter atau pengumpulan dokemen catatan atau print out materi dari dari guru yang diberikan pada siswa, 3) Observasi mengajar guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 4) Tes soal yang diberikan kepada seluruh siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 5) Metode dokumenter atau pengumpulan dokemen catatan atau print out materi kelas X hingga kelas XII dari siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, 6) Wawancara kepada siswa XII Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Kesiapan guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) termasuk kategori tinggi. Bedasarkan hasil penelitian sebagai berikut: a. Berdasarkan analisis pengumpulan dokumen RPP mengajar dapat diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP.
v
b. Berdasarkan analisis pengumpulan dokumen catatan atau print out materi dari guru yang diberikan pada siswa dapat diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai yang diajarkan. c. Berdasarkan observasi guru mengajar di kelas dapat diketahui bahwa guru menyampaiakan seluruh materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP dan guru mampu mengkondisikan lingkungan belajar yang positif, menampilkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, dan sebagian guru menggunakan media power point. 2. Kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) termasuk kategori tinggi. Bedasarkan hasil penelitian sebagai berikut: a. Rata-rata kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dilihat dari hasil soal tes berdsarkan 20 standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan adalah sebesar 85 %. Dari pengerjaan soal tes tersebut didapat hasil nilai semua peserta tes lulus ujian dengan rata-rata nilai yang didapat siswa dalam skala 100 adalah 7,57. b. Berdasarkan pengumpulan dokumen berupa catatan siswa dari kelas X hingga kelas XII berdasarkan 20 Standar Kompetensi Lulusan yang diujikan dalam Ujian Ujian Teori Kejuruan dapat diketahui bahwa semua materi sudah didapat siswa. c. Bedasarkan wawancara mendalam dengan 4 sampel siswa dapat diketahui sebagian besar guru telah memberikan materi kepada siswa dan sebagian besar siswa telah mendapatkan materi dari 20 Standar Kompetensi Lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dengan rata-rata materi yang didapat siswa sebesar 85%.
vi
MOTTO
”Semangat berasal dari ketiadaan” (Penulis)
vii
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada Allah SWT, dengan segala kerendahan hati, karya ini kupersembahkan kepada: Ibu dan Bapak tercinta Kakak-kakakku Diri saya sendiri PTM 2006
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Kesiapan Guru dan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Teori Kejuruan Progam Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Studi Kasus di SMK N 2 Surakarta”. Perjuangan dalam menyelesaikan skripsi dan mendapatkan gelar sarjana yang melelahkan, penuh dengan perasaan suka dan duka, kembang kempisnya semangat, diiringi dengan doa orang-orang terdekat dan disertai doa tulus orang tua tercinta menjadi bagian hidup penting dalam sejarah hidup penulis. Apalagi skripsi ini menjadi syarat akhir dari rangkaian yang panjang selama menempuh studi di Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak baik yang berupa tenaga maupun pikiran. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Drs. Suwachid, M.Pd, M.T Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Drs. C. Sudibyo, M.T Ketua Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Drs. Suhardi HW, M.T Pembimbing I yang telah membantu pikiran serta membimbing dengan sabar sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
ix
5. Bapak Drs. H. Wardoyo Pembimbing II yang telah membantu pikiran serta membimbing dengan sabar sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. 6. Bapak Drs. Susanta, M.M Kepala Sekolah SMK N 2 Surakarta yang telah memberikan
kesempatan
bagi
penulis
untuk mengadakan
penelitian
disekolahnya. 7. Keluarga besar PTM 2006. Tidak ada kebenaran yang mutlak dari manusia, kebenaran mutlak hanya datang dari Allah SWT, maka penulis menyadari banyak kekurangan baik secara kualitas ataupun aspek lainnya walaupun penulis telah berusaha secara optimal. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan masyarakat umumnya.
Sukoharjo,
Januari 2010
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK..................................................................................
v
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
viii
DAFTAR ISI....................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
1
B. Perumusan Masalah..............................................................................
4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................
6
1. Ujian Teori Kejuruan.......................................................................
6
a. Pengertian Ujian .......................................................................
6
b. Pengertian Teori Kejuruan........................................................
7
c. Ujian Teori Kejuruan................................................................
7
d. Analisis Kajian Isi Soal Ujian Teori Kejuruan Tahun 2009............ 8 2. Kesiapan Guru................................................................................
15
3. Kesiapan Siswa ..............................................................................
16
B. Kerangka Berpikir................................................................................
17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
21
1. Tempat Penelitian ..........................................................................
21
xi
2. Waktu Penelitian ............................................................................
21
B. Bentuk dan Strategi Penelitian.............................................................
21
C. SumberData..........................................................................................
23
D. Teknik Sampling ..................................................................................
23
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................
24
1. Tes Soal...........................................................................................
24
2. Dokumenter....................................................................................
28
3. Wawancara.....................................................................................
29
4. Observasi........................................................................................
32
F. Teknik Analisis Data.............................................................................
33
1. Teknik Analisis Data Hasil Tes Soal...............................................
35
2. Teknik Analisis Data Hasil Pengumpulan Dokumen......................
36
3. Teknik Analisis Data Hasil Wawancara..........................................
37
4. Teknik Analisis Data Hasil Observasi ...........................................
37
G. Validitas Data........................................................................................
37
H. Prosedur Penelitian ..............................................................................
38
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................
40
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ......................................................
40
C. Temuan Studi yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori.....................
43
1. Hasil Analisis Metode Dokumenter...............................................
44
2. Hasil Analisis Hasil Observasi.......................................................
46
3. Hasil Analisis Tes Soal ..................................................................
54
4. Hasil Pengumpulan Dokumen Siswa.............................................
73
5. Hasil Analisis Wawancara Siswa...................................................
73
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ..............................................................................................
77
B. Implikasi...............................................................................................
77
C. Saran.....................................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir.........................................................
20
Gambar 2. Analsisis Data Model Interaktif...............................................
35
Gambar 3. Grafik Histogram Pencapaian Dari Setiap Standar Kompetensi Lulusan................................
xiii
72
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tingkat Kesukaran Butir Soal..................................................
25
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Butir Soal Instrumen.................................
26
Tabel 3. Hasil Tes Soal Ujian Teori Kejuruan.......................................
70
Tabel 4. Hasil Wawancara Dengan Siswa.............................................
73
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-Kisi dan soal UTK 2009....................................................
82
Lampiran 2. Ksisi-Kisi UTK 2010 dan Uji Coba Instrumen Soal.................
95
Lampiran 3. Hasil Output ITEMAN..............................................................
113
Lampiran 4. Instrumen Soal...........................................................................
127
Lampiran 5. RPP Guru...................................................................................
136
Lampiran 6. Materi guru................................................................................
139
Lampiran 7. Hasil Observasi guru.................................................................
148
Lampiran 8. Nilai Siswa Hasil Tes UTK.......................................................
149
Lampiran 9. Hasil Wawancara Siswa............................................................
150
Lampiran 10. Perijinan Skripsi......................................................................
157
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Persaingan antar bangsa yang begitu ketat dalam era globalisasi ini menuntut kemajuan dalam berbagai bidang. Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), ekonomi, pertahanan keamanan, pendidikan, dan lain sebagainya. Demikian juga dengan bangsa Indonesia harus mampu mengikuti dan memenuhi tuntutan zaman serta mengambil peran dalam percaturan dunia demi mempertahankan kelangsungan bangsa. Dipercepatnya Millenium Development Goals atau era pasar bebas yang semula dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi 2015 juga semakin menuntut manusia Indonesia pada khususnya dalam menyongsong era tersebut. Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi yang diharapkan ikut andil dalam persaingan dan percaturan dunia ini. Upaya-upaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sudah semestinya di usahakan setiap bangsa. Pendidikan merupakan pilar utama bangsa dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas. Dengan pendidikan, diharapkan SDM yang tinggi yang mampu membawa perubahan yang lebih baik pada bangsa Indonesia ini. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia yang tercantum dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 yang menyatakan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Ada beberapa macam jenis pendidikan di Indonesia, seperti tercantum dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 15 menyatakan: “Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus”. Jenis pendidikan kejuruan di
1
2
Indonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK merupakan wahana pendidikan di Indonesia yang yang mencetak lulusan tenaga siap pakai serta memiliki keahlian dan keterampilan sesuai kebutuhan dunia kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyiapkan siswanya menjadi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) pada jenis pekerjaan tertentu. Sebagai landasannya adalah PP 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah Bab I Pasal 1 poin 3 yang menyatakan “Pendidikan menengah
kejuruan
adalah
pendidikan
menengah
yang
mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu”. Sampai saat ini pemerintah telah melaksanakan berbagai macam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai upaya tersebut antara lain, pengembangan kurikulum, perbaikan kompetensi guru, sertifikasi guru dan dosen, peningkatan kualitas lulusan dengan menaikkan standar kelulusan dan lain sebagainya. Pada jenis pendidikan kejuruan atau SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas lulusan selain dengan menaikkan nilai standar kelulusan juga menambah jumlah mata pelajaran dalam Ujian Nasional (UN). Pada tahun 2008, ada 4 mata pelajaran yang diujikan secara nasioanal, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan ujian praktek kejuruan atau Uji Kompetensi Keahlian (UKK). Akan tetapi, pada tahun 2009 ada tambahan mata pelajaran,yakni Ujian Teori Kejuruan (UTK). Ujian Teori Kejuruan (UTK) merupakan upaya pemerintah dalam menaikkan kompetensi lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) agar lebih siap pakai dalam dunia kerja. Untuk melaksanakan praktek siswa juga harus menguasai teori. Furqon, anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), menjelaskan adanya tambahan ujian dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMK, yakni Teori Kejuruan sudah merupakan keputusan BSNP dan Direktorat SMK Depdiknas. Pasalnya, dalam standar kelulusan yang ada, penguasaan teori kejuruan harus dipahami betul oleh siswa, bukan sekadar praktik sebagaimana dikutip dari www.kompas.com. Dalam penilaian, Ujian Teori Kejuruan (UTK) terpisah dengan nilai ujian praktek kejuruan, tidak ada penggabungan nilai teori
3
dan praktik kejuruan. Karena itu, penguasaan kompetensi keahlian baik secara teori dan praktik bagi siswa SMK sama pentingnya. Ujian Teori Kejuruan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas lulusan siswa SMK. Tanpa adanya ujian kejuruan tidak akan mengena tujuan pembelajaran, jika hanya 3 mata pelajaran yang diujikan untuk siswa SMK dalam Ujian Nasional (UN) yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matenatika maka output SMK tidak akan diketahui kemampuan tekniknya berdasarkan kejuruan masing-masing. Ketiga mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN) tersebut hanya mengukur kemampuan output SMK dalam bidang umum. PP 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah Bab I Pasal 1 poin 3 menyatakan “Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu”, oleh karena itu perlu adanya suatu evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melaksanakan jenis pekerjaan tertentu dalam bidangnya masin-masing sesuai kejuruan, sehingga adanya Ujian Teori Kejuruan merupakan langkah pemerintah yang tepat untuk meningkatkan kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan, dengan adanya Ujian Kompetensi Keahlian khususnya Ujian Teori Kejuruan maka dapat dilihat seberapa tinggi kualitas lulusan SMK dalam bidang teknik sesuai kejuruan masing-masing dan menambah mutu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam menyiapkan siswa untuk menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK), guru harus mampu memberikan materi dan wawasan yang luas mengenai teori dari mata pelajran produktif
dan menyampaikan semua materi berdasarkan
standar kompetensi lulusan yang ada serta memberikan referensi-referensi yang akurat dan terbaru. Penguasan materi oleh siswa sebagian besar ditentukan oleh andil guru. Disisi lain, dari faktor siswa juga harus siap. Penguasaan materi sangat penting bagi siswa dalam praktek maupun dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK). Seiring bertambahnya tugas guru tersebut dan bertambahnya beban siswa maka praktis guru dan siswa harus memiliki kesiapan yang tinggi dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK).
4
Kualitas guru di Indonesia belum merata pada masing-masing daerah. Apalagi Ujian Teori Kejuruan (UTK) baru menjadi ujian nasional pada tahun 2009. Intinya sekolah swasta di kabupaten atau daerah-daerah terpencil tentunya akan tertinggal dari segi kualitas guru, alat praktek, dan sarana prasarana yang mendukung pembelajaran khususnya pembelajaran otomotif, sehingga pemberian materi otomotifnya kurang yang berkenaan dengan Ujian Teori Kejuruan. Berbeda dengan kabupaten atau daerah maju, dalam hal ini sebagai misal adalah karesidenan Surakarta, yaitu SMK Negeri 2 Surakarta dimana kualitas, alat praktek, dan sarana prasarananya sangat lengkap dan mendukung pembelajaran otomotif khususnya, sehingga pemberian materi otomotif yang berkenaan dengan Ujian Teori Kejuruan akan dapat memadai dan lebih dapat mempersiapkan siswanya dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan. Memang dapat diakui bahwa Ujian Teori Kejuruan (UTK) memiliki maksud dan tujuan yang baik demi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, tetapi perlu juga diperhatikan bagaimanakah kesiapan guru dan siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana kesiapan guru dan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan. Berdasarkan dari uraian diatas, maka diangkat judul penelitian sebagai berikut: ”Kesiapan Guru dan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Teori Kejuruan Progam Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Studi Kasus di SMK N 2 Surakarta”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang diuraikan dalam latar belakang masalah tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kesiapan guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK)? 2. Bagaimanakah kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK)?
5
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Kesiapan guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK). 2. Kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK).
D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis: a. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Surakarta, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang kesiapan guru dan siswa progam keahlian teknik mekanik otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK). b. Bagi guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta, penelitian ini diharapkan mampu memberikan evaluasi terhadap hal-hal yang telah diusahakan oleh guru dalam mempersiapkan siswanya dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK). c. Bagi siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta, penelitian ini diharapkan mampu memberikan evaluasi terhadap hal-hal yang telah diusahakan oleh siswa dalam mempersiapkan dirinya dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK). 2. Manfaat Teoretis: a. Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian yang sejenis dan relevan. b. Sebagai bahan pustaka bagi mahasiswa Progam Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka
1. Ujian Teori Kejuruan a. Pengertian Ujian Ujian merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan. Istilah lain dari ujian dalam dunia pendidikan adalah evaluasi. Evaluasi dijadikan dasar penilaian dalam mengukur suatu keberhasilan suatu pembelajaran. Terdapat beberapa tafsiran evaluasi menurut Roestiyah sebagaimana dikutip dari Slameto (1988:6) berikut: 1. Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan. 2. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalamdalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab-akibat
dan
hasil
belajar
siswa
yang
dapat
mendorong
dan
mengembangkan kemampuan belajar. 3. Dalam rangka pengembangan sistem instruksional, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan. 4. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang diharapkan. Di dalam evaluasi terdapat beberapa ciri-ciri seperti yang diungkapkan Slameto (1988:5) berikut: 1. Mengukur perubahan. 2. Adanya bukti yang dikumpulkan sebagai dasar penilaian dan evaluasinya. 3. Pengukuran terhadap bukti-bukti yang dideskripsikan itu. Pengukuran ini bersifat kauntitatif. Hasil pengukuran ini disebut skor (score). Ujian berasal dari kata uji yang mendapat akhiran –an. Uji adalah cobaan
6
7
untuk mengetahui kualitas sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1989). Dalam KBBI ujian mempunyai arti sesuatu yang dipakai untuk menguji mutu sesuatu (kepandaian, kecakapan, hasil belajar, dsb). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ujian adalah evaluasi akhir untuk memperoleh hasil dari proses pembelajaran sebagai pengukuran berhasil dan tidaknya proses pembelajaran, serta untuk menentukan apakah tujuan pendidikan telah tercapai seperti apa yang diharapkan. b. Pengertian Teori Kejuruan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teori mempunyai arti pendapat, cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu. Kejuruan mempunyai arti kepandaian khusus atau keterampilan. Dalam dunia pendidikan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pengertian dari Teori Kejuruan ialah teori atau mata pelajaran teori yang bersifat kejuruan atau mata pelajaran produktif. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa teori kejuruan adalah mata pelajaran teori yang bersifat kejuruan dimana pelajaran ini mendukung praktek keahlian kejuruan. c. Ujian Teori Kejuruan Dalam dunia pendidikan SMK terdapat Uji Kompetensi Keahlian (UKK). Dalam UKK tersebut terdapat dua ujian,yakni Ujian Praktik Kejuruan dan Ujian Teori Kejuruan. Ujian Teori Kejuruan (UTK) merupakan ujian baru bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). UTK ini diberlakukan secara nasional mulai tahun ajaran 2009. Palaksanaan UTK beriringan dengan Ujian Praktik Kejuruan karena keduanya masih dalam bingkai Uji Kompetensi Kejuruan (UKK). Ujian Teori Kejuruan (UTK) dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Ujian ini sudah menjadi keputusan BSNP dan direktorat SMK Depdiknas. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Ujian Teori Kejuruan adalah Ujian Nasional yang di khususkan untuk SMK, ujian ini menjadi salah satu penentu kelulusan dalam Ujian Nasional.
8
d. Analisis Kajian Isi Soal Ujian Teori Kejuruan Tahun 2009 Untuk mengetahui kompetensi yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan tahun 2009 maka dilakukan analisis terhadap butir soal dari soal ujian tersebut berdasarkan kisi-kisi UTK tahun 2009. Untuk kisi-kisi dan soal UTK tahun 2009 terlampir dalam lampiran 1. Berikut adalah hasil kajian dari 40 butir soal tersebut: Butir soal nomor 1 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem suspensi. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi pegas suspensi. Kemampuan yang diujikan pada soal ini ialah menjelaskan fungsi pegas suspensi, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi pegas suspensi. Butir soal nomor 2 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem suspensi. Materi pokok dalam soal ini adalah menyebutkan nama-nama komponen suspensi depan. Kemampuan yang diujikan adalah menjelaskan komponen-komponen suspensi depan, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan nama-nama komponen suspensi depan. Butir soal nomor 3 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem pendingin. Materi pokok dalam soal ini adalah alat pengukur tegangan tali kipas radiator. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan alat pemeriksa tegangan tali kipas radiator, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan alat pemeriksa tegangan tali kipas radiator. Butir soal nomor 4 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem bahan bakar motor bensin. Materi pokok dalam soal ini adalah saluran bahan bakar kecepatan menengah/tinggi pada karburator. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan saluran bahan bakar kecepatan menengah/tinggi pada karburator, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan saluran bahan bakar kecepatan menengah/tinggi pada karburator. Butir soal nomor 5 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis geometri roda. Materi pokok dalam soal ini adalah pembacaan kode ban. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan pembacaan kode ban, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan pembacaan kode ban.
9
Butir soal nomor 6 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis geometri roda. Materi pokok dalam soal ini adalah sudut camber pada Front Wheel Alignment (FWA). Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan sudut camber pada Front Wheel Alignment (FWA), indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan sudut camber pada Front Wheel Alignment (FWA). Butir soal nomor 7 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem pendingin. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi vacum valve pada tutup radiator. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi vacuum valve pada tutup radiator, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi vacum valve pada radiator. Butir soal nomor 8 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis poros penggerak roda. Materi pokok dalam soal ini adalah poros penggerak roda belakang tipe semi floating. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan jenis poros penggerak roda belakang tipe semi floating, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan poros penggerak roda belakang tipe semi floating. Butir soal nomor 9 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem bahan bakar motor diesel. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi plunger pada pompa injeksi. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi plunger pada pompa injeksi, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi plunger pada pompa injeksi. Butir soal nomor 10 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis unit kopling dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah nama komponen-komponen rumah kopling. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan nama komponen-komponen rumah kopling, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan nama komponenkomponen rumah kopling. Butir soal nomor 11 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan menguji, memelihara/menservis baterai. Materi pokok dalam soal ini adalah penghitungan kapasitas baterai. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah
10
menjelaskan penghitungan kapasitas baterai, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan penghitungan kapasitas baterai. Butir soal nomor 12 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara sistem pengapian konvensional. Materi pokok dalam soal ini adalah rangkaian sistem pengapian konvensional Kompetensi yang diujikan adalah menjelaskan rangkaian sistem pengapian konvensional, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan rangkaian sistem pengapian konvensional. Butir soal nomor 13 merupakan soal dengan kompetensi lulusan memelihara sistem pengapiam konvensional. Materi pokok dalam soal ini adalah cara mengatasi pengapian lebih lambat dari spesifikasi. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan cara mengatasi pengapian lambat, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara mengatasi pengapian lambat. Butir soal nomor 14 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara rangkaian sistem kelistrikan bodi. Materi pokok dalam soal ini adalah cara menghitung kuat arus pada rangkaian kelistrikan. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan cara menghitung kuat arus pada rangkaian kelistrikan, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara menghitung kuat arus pada rangkaian kelistrikan. Butir soal nomor 15 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem starter. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen pada motor starter. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen pada motor starter, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen pada motor starter. Butir soal nomor 16 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki rangkaian sistem kelistrikan body. Materi pokok dalam soal ini adalah rangkaian lampu kepala. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan rangkaian lampu kepala, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara merangkai lampu kepala yang benar. Butir soal nomor 17 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem starter. Materi pokok dalam soal ini adalah cara pemerikasaan komponen motor starter. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini
11
adalah menjelaskan cara pemerikasaan komponen motor starter, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara pemerikasaan komponen motor starter. Butir soal nomor 18 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem Air Condition (AC) mobil. Materi pokoknya adalah fungsi kerja komponen sistem AC. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi kerja komponen sistem AC, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi kerja komponen sistem AC. Butir soal nomor 19 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem Air Condition (AC) mobil. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi kerja komponen sistem AC. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi kerja komponen sistem AC, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi kerja komponen sistem AC. Butir soal nomor 20 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis engine dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah mendiagnosa mesin lambat mencapai suhu normal. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah mendiagnosa mesin lambat mencapai suhu normal, indikatornya adalah siswa dapat mendiagnosa mesin lambat mencapai suhu normal. Butir soal nomor 21 merupakan soal dengan satandar kompetensi lulusan memelihara/menservis engine dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah proses kerja langkah torak pada pada motor 4 tak. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan proses kerja langkah torak pada pada motor 4 tak, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan proses kerja langkah torak pada pada motor 4 tak. Butir soal nomor 22 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem pengisian. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen altenator. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen altenator, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen altenator. Butir soal nomor 23 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem bahan bakar motor bensin. Materi pokok dalam soal
12
ini adalah sistem tenaga (power circuit) pada karburator. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan sistem tenaga (power circuit) pada karburator, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan sistem tenaga (power circuit) pada karburator. Butir soal nomor 24 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis engine dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah alat pengukur kerataan kepala silinder. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan alat pengukur kerataan kepala silinder, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan alat pengukur kerataan kepala silinder. Butir soal nomor 25 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis engine dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah cara mengukur keovalan poros engkol. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan cara mengukur keovalan poros engkol, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara mengukur keovalan poros engkol. Butir soal nomor 26 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem injeksi bahan bakar elektronik (EFI). Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi oxygen sensor. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi oxygen sensor, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi oxygen sensor. Butir soal nomor 27 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem injeksi bahan bakar elektronik (EFI). Materi pokok dalam soal ini adalah komponen pendeteksi jumlah udara masuk pada EFI tipe D. Kemampuan yang diuji dalam soal ini adalah menjelaskan komponen pendeteksi jumlah udara masuk pada EFI tipe D, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan komponen pendeteksi jumlah udara masuk pada EFI tipe D. Butir soal nomor 28 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis unit kopling dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah penyetelan tuas pembebas (release lever). Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan penyetelan tuas pembebas
13
(release lever), indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan penyetelan tuas pembebas (release lever). Butir soal nomor 29 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis unit kopling dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah prinsip kerja kopling hidrolik. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan prinsip kerja kopling hidrolik, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan prinsip kerja kopling hidrolik. Butir soal nomor 30 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem bahan bakar motor diesel. Materi pokok dalam soal ini adalah komponen pengatur pemajuan waktu injeksi. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan komponen pengatur pemajuan waktu injeksi, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan komponen pengatur pemajuan waktu injeksi. Butir soal nomor 31 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem bahan bakar motor diesel. Materi pokok dalam soal ini adalah alur kerja aliran bahan bakar pada motor diesel. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan alur kerja aliran bahan bakar pada motor diesel, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan alur kerja aliran bahan bakar pada motor diesel. Butir soal nomor 32 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis transmisi manual. Materi pokok dalam soal ini adalah komponen-komponen roda gigi syncronmess. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan komponen-komponen roda gigi syncronmess, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan komponen-komponen roda gigi syncronmess. Butir soal nomor 33 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis transmisi manual. Materi pokok dalam soal ini adalah perbandingan putaran roda gigi transmisi. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan perbandingan putaran roda gigi transmisi, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan perbandingan putaran roda gigi transmisi.
14
Butir soal nomor 34 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis unit final drive/differential (garden). Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen pada differential. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen pada differential, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen pada differential. Butir soal nomor 35 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis unit final drive/differential (gardan). Materi pokok dalam soal ini adalah pemeriksaan roda gigi differential. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan pemeriksaan roda gigi differential, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan pemeriksaan roda gigi differential. Butir soal nomor 36 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem rem dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen sistem rem cakram. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen sistem rem cakram, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen sistem rem cakram. Butir soal nomor 37 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem rem dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi sistem rem. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi sistem rem, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi sistem rem. Butir soal nomor 38 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem kemudi dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah prinsip kerja sistem hidrolik pada power steering. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan prinsip kerja sistem hidrolik pada power steering, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan prinsip kerja sistem hidrolik pada power steering. Butir soal nomor 39 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis sistem kemudi dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah komponen-komponen steering linkage. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan komponen-komponen steering
15
linkage, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan komponen-komponen steering linkage. Butir soal nomor 40 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/menservis engine dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah cara overhaul batang torak. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan cara overhaul batang torak, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara overhaul batang torak.
2. Kesiapan Guru Guru merupakan faktor penting yang memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan pembelajaran dan hasil ujian. Apabila guru tidak melaksanakan tugasnya dengan baik maka tidak akan diperoleh hasil yang memuaskan. Oemar Hamalik (2003: 43) berpendapat bahwa ”Para siswa tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan guru yang mampu mengemban tugasnya dengan baik. Kendatipun dewasa ini konsep CBSA telah banyak dikumandangkan dan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di sekolah, namun guru tetap menempati kedudukan tersendiri. Pada hakikatnya para siswa hanya mungkin belajar dengan baik jika guru telah mempersiapkan lingkungan positif bagi mereka untuk belajar”. Khusus untuk guru pada sekolah kejuruan, yakni otomotif harus memiliki kemampuan atau kompeten dalam bidang praktek, bagaimanapun juga teori tidak akan lepas dari praktek. Jika guru menguasai praktek tentunya akan lebih mudah menyampaikan materi pada peserta didiknya, akan lebih mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang berkenaan dengan teori kejuruan dan akan lebih mudah memberikan pemahaman kepada siswa termasuk mengulas materimateri dasar sebagai bahan dasar teori kejuruan agar siswanya lebih siap dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan. Menurut Mulyasa (2004: 138) ”Kesiapan (readness) yaitu suatu kemampuan untuk berformasi dalam melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan tuntutan situasi yang dihadapi”. Slameto (2003: 113) juga menerangkan ”Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuat siap untuk memberikan respon/jawaban didalam cara-cara tertentu terhadap suatu situasi”. Seseorang akan mampu untuk menjawab dan memberikan respon dalam kondisi
16
tertentu jika ia dalam keadaan siap. Dengan demikian, agar Ujian Teori Kejuruan dapat berhasil dengan baik maka diperlukan peran dan andil besar dari guru selaku tokoh yang langsung berhubungan dengan siswa. Agar siap dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan guru SMK khususnya guru otomotif harus menyampaikan semua materi yang berkenaan dengan Ujian Teori
Kejuruan.
Disamping
itu
guru
otomotif
harus
pandai-pandai
mengkondisikan proses belajar mengajar agar siswa juga dapat menerima pelajaran dengan baik, memberi semangat dan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar materi yang berkanaan dengan Ujian Nasional khususnya Ujian Teori Kejuruan. Guru yang siap adalah guru yang sudah menyampaikan semua Standar Kompetensi Lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan kepada siswa. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesiapan guru adalah kesiapan dalam menyampaikan seluruh materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dan mampu menciptakan kondisi proses belajar mengajar yang positif.
3. Kesiapan Siswa Siswa merupakan subyek pelaksana dari Ujian Teori Kejuruan (UTK). Penentu keberhasilan UTK adalah siswa itu sendiri. Oleh karena itu, siwa harus memiliki kesiapan yang tinggi baik sebelum pelaksanaan UTK maupun pada saat ujian berlangsung. Kesiapan siswa dipengaruhi kesiapan guru yang berperan sebagai fasilitator dalam belajar. Keduanya saling berkaitan dalam keberhasilan UTK. Untuk dapat mengerjakan soal-soal Ujian Teori Kejuruan siswa harus mempunyai kesiapan dari segi materi. Materi yang dimaksud adalah materi mata pelajaran produktif Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif berdasarkan standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujain Teori Kejuruan. Berikut adalah 20 standar kompetensi lulusan tersebut: 1. Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools). 2. Melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen– komponennya.
17
3. Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin. 4. Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel. 5. Memelihara/servis engine dan komponen-komponennya. 6. Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian. 7. Memelihara transmisi. 8. Memelihara unit final drive/gardan. 9. Memperbaiki poros penggerak roda. 10. Memperbaiki roda dan ban. 11. Memperbaiki sistem rem. 12. Memperbaiki sistem kemudi. 13. Memperbaiki sistem suspensi. 14. Memelihara baterai. 15. Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan, pengaman dan kelengkapan tambahan. 16. Memperbaiki sistem pengapian. 17. Memperbaiki sistem starter. 18. Memperbaiki sistem pengisian. 19. Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner). 20. Merawat/servis ringan mesin EFI. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesiapan siswa adalah kesiapan dari segi materi berdasarkan standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan.
B.
Kerangka Berpikir
Ujian terbaru yang dikeluarkan pemerintah untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah Ujian Teori Kejuruan (UTK). UTK sebagai bagian dari UKK (Uji Kompetensi Kejuruan) menjadi Ujian Nasional mulai tahun ajaran 2009. Dalam proses belajar mengajar terutama dalam menyiapkan siswa untuk menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) diperlukan kesinergisan antar berbagai komponen antara lain, guru, proses pembelajaran, dan siswa. Kompone-
18
komponen tersebut harus saling mendukung demi tercapainya hasil yang memuaskan dalam UTK. Dalam kurikulum terbaru yakni KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pembelajaran dipusatkan kepada siswa dan guru lebih bertindak sebagai fasilitator pembelajaran yang memberi kemudahan bagi siswa dalam belajar. Pembelajaran yang dilakukan harus melibatkan peserta didik dengan intensitas yang lebih tinggi demi tercapainya kompetensi bagi masing-masing peserta didik. Guru merupakan perangkat yang dijadikan fasilitator dalam proses pembelajaran dan merupakan tokoh utama yang berhubungan langsung dengan siswa. Siswa merupakan subyek pelaksana dalam Ujian Teori Kejuruan. Berhasil dan tidaknya UTK tersebut berpangkal pada siswa kerena sesungguhnya guru hanya menyiapkan siswa agar mampu menghadapi UTK, disamping siswa sendiri harus siap menghadapi UTK tersebut. Materi yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan cukup banyak yakni dari kelas X sampai dengan kelas XII maka guru perlu mengungkap atau mengulas kembali serta melakukan pendalaman materi-materi yang terdahulu maupun materi yang sedang diajarkan sekarang untuk menyiapkan siswanya dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dan menyampakan setidaknya semua materi berdasarkan standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan
kepada siswa baik materi praktek maupun materi teori kejuruan.
Disamping itu siswa juga harus mempelajari materi yang telah diajarkan maupun materi yang sedang diajarkan, melengkapi materi yang diberikan oleh guru, dan belajar lebih dini bahan materi pelajaran yang digunakan dalam Ujian Teori Kejuruan. Mengingat tugas dan beban guru tersebut maka guru progam keahlian teknik mekanik otomotif dituntut untuk menyampaikan seluruh materi setidaknya materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan. Guru dituntut untuk dapat berpikir kreatif, berinovasi, dan berkreasi untuk menciptakan hal baru dalam mendukung siswa belajar aktif. Siswa juga dituntut untuk lebih kreatif dan mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, penulis
19
merasa perlu untuk mengetahui bagaimanakah kesiapan guru dan siswa progam keahlian teknik mekanik otomotif dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK). Keberhasilan Ujian Teori Kejuruan terletak pada guru dan siswa, guru dilihat dari kesiapannya yakni sejauh mana materi kompetensi kejuruan disampaiakan dan siswa dilihat dari sampai mana materi kompetensi kejuruan di dperoleh. Hasil dari Ujian Teori Kejuruan ini dikatakan berhasil jika hasilnya memenuhi target, yakni semua siswa lulus Ujian Nasioanal khususnya Ujian Teori Kejuruan. Jika hasil dari Ujian Teori Kejuruan ialah non-target maka hasil ini dapat dikatakan tidak berhasil, untuk itu dapat ditinjau kembali dimana kekurangan atau letak kesalahannya, dapat ditinjau dari kesiapan guru atau kesiapan siswa, dapat ditinjau dari faktor guru atau siswa sendiri, dan dapat juga ditinjau dari Ujian Teori Kejuruan itu sendiri. Untuk keperluan penelitian, perlu digambarkan skema / kerangka berpikir sebagai berikut:
GURU
KESIAPAN GURU
UJIAN TEORI KEJURUAN (UTK)
TARGET
HASIL
SISWA
KESIAPAN SISWA
NON TARGET
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakaukan di SMK Negeri 2 Surakarta yang berdomisili di Jalan L.U. Adi Sucipto Nomor 33 Surakarta. Adapun subjek penelitiannya adalah guru produktif program keahlian teknik mekanik otomotif dan siswa kelas XII program keahlian teknik mekanik otomotif dari sekolah tersebut. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2009 sampai dengan Januari 2010. Rincian alokasi waktu kegiatan penelitian adalah sebagai berikut: Seminar proposal
: 21 Agustus 2009
Perijinan
: 9 September – 3 Oktober 2009
Penelitian
: 3 Oktober 2009 – 3 Januari 2010
B. Bentuk Dan Strategi Penelitian Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus. Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 95) mengemukakan bahwa “penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau persepektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak wawancara, di observasi, dimintai memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan, dan melalui penguraian ’pemaknaan partisipan’ tentang situasisituasi dan peristiwa. Pemaknaan partisipan meliputi perasaan, keyakinan, ideide, pemkiran dan kegiatan dari partisipan.” Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 72) menyatakan bahwa ”Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendekripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenonema yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia”. Fenomena dalam hal ini adalah adanya Ujian Teori Kejuruan, karena Ujian Teori Kejuruan menjadi
21
22
Ujian Nasional mulai tahun 2009. Sesuai dalam penelitian ini partisipannya adalah guru dan siswa, karena guru dan siswa merupakan subyek yang berhubungan langsung dengan Ujian Teori Kejuruan, guru mempersiapkan siswanya dan siswa mempersiapkan dirinya dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan tersebut. Penelitian ini mengungkap sampai manakah kesiapan guru dan kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dilihat dari persepektif guru dan siswa yang dalam hal ini sebagai partisipan. Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 61) mengemukakan bahwa ”Penelitin kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Penelitian ini bermaksud untuk melakukan penyelidikan dengan menggambarkan dan memaparkan keadaan subjek peneliti pada saat sekarang. Penelitian ini akan menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) kesiapan guru dan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan pada saat sekarang berdasarkan fakta yang ditemukan serta mengungkap dan menjelaskan (to describe and explain) apa saja temuan lain dalam penelitian ini hubungannya dengan Ujian Teori Kejuruan berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang akan di deskripsikan dalam bentuk kata-kata sebagaimana. Lexy J. Moleong (2007 : 4) ”...Bogdan dan Taylor (1975: 5) mendefinisikan metodologi kualitataif sebagai prosedur penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati” Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 77) mendefinisikan bahwa ”Studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah, malahan dijadikan karena keunggulan atau keberhasilannya. Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 99) juga mengemukakan bahwa ”Penelitian kulitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya”. Strategi atau desain dalam penelitian ini menggunakan desain studi kasus, studi kasus di
23
SMK Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini difokuskan pada kesiapan guru dan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dilihat dari sisi materi yang ingin dipahami secara mendalam.
C. Sumber Data Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Informan atau narasumber yaitu guru produktif Progam Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta. Data yang diambil dari guru adalah: a. RPP mengajar guru. b. Catatan atau materi print out dari guru untuk siswa. c. Observasi mengajar guru. 2. Informan atau narasumber yaitu siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta. Data yang diambil dari siswa adalah: a. Kemampuan mengerjakan soal tes Ujian Teori Kejuruan. b. Catatan atau materi print out dari guru. c. Wawancara.
D. Teknik Sampling Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru produktif progam keahlian teknik mekanik otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dan siswa kelas XII progam keahlian teknik mekanik otomotif dari sekolah tersebut. Dalam penelitian ini peneliti meneliti beberapa guru dan siswa dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu sampel diambil tidak ditekankan pada jumlah, melainkan ditekankan pada kekayaan informasi yang dimiliki anggota sampel sebagai sumber data. Cara pengambilan sampel didasarkan pada karakteristik-karakteristik tertentu yang dimiliki sampel sesuai dengan tujuan penelitian.
24
Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 101) mengemukakan bahwa ”Sampel ini memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam. Dengan perkataan lain sampel tersebut dipilih karena memang menjadi sumber dan kaya dengan informasi tentang fenomena yang ingin diteliti”. Dalam penelitian ini untuk guru diambil 6 sampel dan siswa diambil 4 sampel, akan tetapi untuk pengerjaan soal yang serupa dengan Ujian Nasional Teori Kejuruan dikenakan pada seluruh populasi siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperoleh data dalam penelitian. Menurut Goetz & LeCompte (1984) sebagaimana dikutip dari H.B Sutopo (2002 : 58) teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat dikelompokkan dalam dua jenis cara, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat interaktif dan non interaktif. Metode interaktif meliputi wawancara mendalam dan observasi berperan serta, karena dalam kedua metode ini mungkin terjadi saling mempengaruhi antara peneliti dengan sumber datanya. Metode non interaktif meliputi kuesioner, mencatat dokumen atau arsip, serta observasi tak berperan serta, karena dalam ketiga metode ini sama sekali tidak ada pengaruh antara peneliti dengan sumber datanya. Sesuai dengan pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini maka maka pengambilan data disesuaikan dengan tempat, kondisi, dan waktu maka metode pengumpulan data yang digunakan antara lain: 1. Tes Soal Soal adalah suatu pertanyaan yang harus dijawab, soal biasa disebut dengan tes. “Tes berasal dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa Prancis kuno yang berarti untuk menyisihkan logam-logam mulia” (Suharsimi Arikunto, 2002: 52). Selanjutnya Suharsimi Arikunto mengungkapkan arti tes sendiri adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang ditentukan (2002: 53). Penggunaan soal ini dilandasi karena peneliti ingin mendapatkan data yang banyak dalam waktu yang singkat sehingga dapat diperoleh data garis besar
25
sebagai gambaran umum. Metode soal dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk membuat sistem penilaian dengan kelompok angka melainkan akan dideskripsikan hasilnya dalam bentuk kalimat. Untuk
mengetahui
kesiapan
siswa
dalam
segi
materi
peneliti
menggunakan instrumen soal yang serupa dengan Ujian Nasional Teori Kejuruan. Soal tersebut terlebih dahulu di uji cobakan pada 25 sampel siswa kelas XII Progam Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di SMK Negeri 2 Surakarta untuk mengetahui kevalidan instrumen, instrumen soal uji coba tersebut sebanyak 75 butir soal pilihan ganda dengan 20 standar kompetensi lulusan sesuai dengan kisikisi UTK 2010, untuk kisi-kisi dan instrumen soal uji coba terlampir dalam lampiran 2. Dari hasil uji coba tersebut di analisis menggunakan software ITEMAN dan didapat 43 soal yang valid kemudian dipilih 40 soal yang kemudian dijadikan instrumen untuk pengambilan data. Untuk output data dari software ITEMAN terlampir dalam lampiran 3 dan instrumen soal untuk pengambilan data terlampir dalam lampiran 4. Butir soal dalam instrumen tersebut diliihat 2 faktor yaitu tingkat kesukaran dan daya beda. “Tingkat kesukaran adalah proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap butir soal tersebut.tingkat kesukaran butir soal biasanya dilambangkan dengan ‘P’ “ (Prasetya Irawan, 2001:175). Prasetya Irawan (2001:180) mengemukakan, daya beda yang dianggap masih memadai untuk sebutir soal ialah apabila sama atau lebih besar dari + 0,25. Berikut adalah tabel tingkat kesukaran tersebut: Table 1. Tingkat Kesukaran Butir Soal Tingkat Kesukaran
Nilai P
Sukar
0,00 – 0,25
Sedang
0,26 – 0,75
Mudah
0,76 – 1,00
Berikut adalah rincian butir soal yang valid yang digunakan dalam instrumen pengumpulan data dari hasil uji validitas instrumen soal dengan menggunakan softwere ITEMAN:
26
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Butir Soal Instrumen No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Nomor Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Tingkat Kesukaran Butir Soal 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,960 0,840 0,720 0,440 1,000 0,320 0,600 0,800 0,240 0,720 0,600 0,280 0,880 0,960 0,440 0,840 0,400 0,600 1,000 1,000 0,120 0,360 0,920 0,560 1,000 0,120 1,000 1,000 0,680 1,000
Daya Beda Butir Soal -9,000 -9,000 -9,000 -9,000 -9,000 -9,000 -9,000 -9,000 0,422 0,548 0,283 0,353 -9,000 0,374 0,328 0,455 0,161 0,409 0,466 0,309 0,260 0,105 0,364 0,425 0,365 0,455 -9,000 -9,000 -0,520 0,450 0,027 0,262 -9,000 0,749 -9,000 -9,000 0,377 -9,000
27
39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75.
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
0,680 0,480 0,480 1,000 0,920 0,800 0,440 0,960 1,000 0,579 0,880 0,400 0,360 0,960 0,640 1,000 1,000 0,680 0,960 0,840 0,960 1,000 1,000 1,000 0,600 1,000 1,000 0,840 1,000 1,000 0,400 0,960 0,720 0,480 0,720 1,000 0,560
0,304 0,230 0,445 -9,000 0,298 0,483 0,353 0,523 -9,000 0,434 0,520 0,284 0,533 0,307 0,339 -9,000 -9,000 0,329 0,307 0,363 0,307 -9,000 -9,000 -9,000 0,328 -9,000 -9,000 0,255 -9,000 -9,000 0,457 0,307 0,434 0,558 0,422 -9,000 0,353
28
Berdasarkan data hasil output uji validitas butir soal dengan menggunakan instrumen diatas diketahui terdapat 43 butir soal yang valid, akan tetapi hanya diambil 40 butir soal yang digunakan dalam instrumen pengambilan data pengambilan data. Butir-butir soal yang digunakan adalah butir soal nomor 9 – 12, 14 – 15, 18 – 19, 21, 23 – 26, 30, 32, 34, 37, 39, 41, 43 – 46, 48 – 53, 56 – 59, 63, 66, 69 – 71, 73, dan butir soal nomor 75. 2. Dokumenter Dalam
penelitian
ini
menggunakan
metode
dokumenter
dalam
pengumpulan data. Lexy J. Moleong (2007 : 217) mengemukakan dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film sedangkan record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa. Dokumen dan record
digunakan
untuk keperluan penelitian, menurut Guba dan Lincoln (1981: 235) sebagaimana dikutip dari Lexy J. Moleong (2007 : 217) karena alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti berikut ini: 1. Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong. 2. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian. 3. Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks. 4. Record relatif murah dan tidak sukar diperoleh, tetapi dokumen harus dicari dan ditemukan Record dalam penelitian ini adalah catatan dan materi print out siswa yang dianalisis untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah disampikan oleh guru dan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dilihat dari materi yang didapat siswa, sedangkan dokumen dalam penelitian ini adalah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) guru yang digunakan sebagai dasar untuk melihat seberapa jauh materi yang telah disampaikan untuk mengetahui kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
29
3. Wawancara HB. Sutopo (2002: 58) menyatakan bahwa sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah manusia yang dalam posisi sebagai informan. Informasi-informasi dari informan tersebut dapat digali melalui teknik wawancara yang dalam penelitian kualitatif biasa dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam. Lexy J. Moleong (2007 : 186) menyatakan bahwa wawancara percakapan antara dua pihak dengan maksud dan tujuan tertentu, dua pihak tersebut adalah wawancara dan pewawancara. Wawancara tersebut dilakukan untuk memperoleh kedalaman informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian. Pada umumnya wawancara dalam penelitian kualitatif tidak dilakukan secara terstruktur dan ketat dengan pertanyaan tertutup, tetapi dilakukan secara tidak terstruktur sebagai teknik wawancara mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat terbuka dan mengarah kepada kedalaman informasi. Dalam penelitian ini metode wawancara dilakukan untuk pengambilan data pada siswa. Bahan wawancara dengan siswa adalah seberapa jauh atau sampai mana materi yang didapat siswa dari setiap standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan. Berikut adalah pedoman dan materi waancara dalam kegiatan wawancara dengan siswa berdasarkan 20 standar kompetensi lulusan: 1. Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools). a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan menggunakan alat-alat ukur (measuring tools)? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 2. Melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen– komponennya. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen– komponennya? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
30
3. Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memelihara/servis sistem bahan bakar bensin? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 4. Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 5. Memelihara/servis engine dan komponen-komponen-nya. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memelihara/servis engine dan komponen-komponen-nya? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 6. Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 7. Memelihara transmisi. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memelihara transmisi? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 8. Memelihara unit final drive/gardan. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memelihara unit final drive/gardan? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 9. Memperbaiki poros penggerak roda. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memperbaiki poros penggerak roda? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
31
10. Memperbaiki roda dan ban. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memperbaiki roda dan ban? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 11. Memperbaiki sistem rem. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem rem? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 12. Memperbaiki sistem kemudi. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem kemudi? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 13. Memperbaiki sistem suspensi. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem suspensi? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 14. Memelihara baterai. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memelihara baterai? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 15. Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan,pengaman dan kelengkapan tambahan. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan,pengaman dan kelengkapan tambahan? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 16. Memperbaiki sistem pengapian. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem pengapian? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap?
32
17. Memperbaiki sistem starter. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem starter? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 18. Memperbaiki sistem pengisian. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem pengisian? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 19. Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner). a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner)? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 20. Merawat/servis ringan mesin EFI. a. Sampai manakah materi yang Anda dapat dari standar kompetensi lulusan merawat/servis ringan mesin EFI? b. Apakah materi yang anda dapat sudah lengkap? 4. Observasi Teknik observasi atau pengamatan digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktifitas, perilaku, tempat, benda, serta rekaman gambar. Menurut Spradley (1980) seperti dikutip dari H.B Sutopo (2002: 65) pelaksanaan teknik observasi dapat dibagi menjadi: observasi tak berperan sama sekali dan observasi berperan, dimana observasi berperan ini terdiri dari berperan pasif, berperan aktif, dan berperan penuh. Observasi berperan pasif yaitu peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif, namun hadir dalam konteksnya. Observasi berperan aktif yaitu tidak sebagaimana halnya dengan observasi berperan pasif, obseravasi berperan aktif ini merupakan cara khusus dan peneliti tidak bersikap pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan berbagai peran yang dimungkinkan dalam situasi yang berkaitan dengan penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses yang bisa diperolehnya yang bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data. Observasi berperan penuh yakni jenis
33
observasi ini diartikan bahwa peneliti memang memiliki peran dalam lokasi studinya, sehingga benar-benar terlibat dalam dalam suatu kegiatan yang ditelitinya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi berperan pasif yaitu peneliti benar-benar datang ke lokasi tetapi hanya sebagai pengamat pasif.
F. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan apabila data telah terkumpul. Dalam penelitian kualitatif data-data disajikan dalam bentuk kata-kata verbal, bukan dalam bentuk angka. Data yang berupa kata-kata tersebut masih sangat beragam, sehingga harus diolah agar menjadi sistematis, ringkas, dan logis. Terdapat beberapa definisi tentang analisa data kualitatif, diantaranya adalah sebagai berikut: Analisa data kualitatif (Bogdan & Biklen) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. (Lexy J. Moleong, 2007: 248) Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data kualitatif adalah proses pengorganisasian data-data yang diperoleh dari lapangan, mempelajarinya dan selanjutnya dipilah-pilah sehingga dapat dikelola dan digali kembali informasi-informasi penting yang dapat diperoleh dan akhirnya data-data tersebut dapat disajikan secara baik dalam urutan yang sistematis dan logis berdasarkan fakta-fakta dari lapangan. Secara garis besar dalam penelitian ini dilakukan empat kegiatan yang berhubungan dengan data, yaitu : 1. Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulan data di lapangan baik melelui angket, wawancara, pengumpulan dokumen, maupun observasi. Data-data tersebut diperoleh dari sumber-sumber yang telah dipilih. Data yang dikumpulkan tersebut adalah data yang berkaitan tentang kesiapan guru dan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
34
2. Reduksi data Reduksi data adalah merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul. Data yang direduksi diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan memudahkan peneliti untuk mengambil data lain yang dibutuhkan. 3. Penyajian data Penyajian data dalam penelitian kualitatif dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari kata-kata yang diperoleh, kemudian disusun secara sistematis dan logis dari bentuk informasi yang komplek menjadi sederhana namun selektif dengan menggunakan bahasa dan kalimat peneliti sehingga lebih mudah dipahami. 4. Menarik kesimpulan dan verifikasi Mengambil kesimpulan merupakan langkah analisis setelah pengolahan data. Kesimpulan yang diambil mungkin masih merasa kabur dan diragukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan verifikasi kesimpulan tersebut dengan mencari data-data lain yang dapat mendukung kesimpulan tersebut serta dengan mengecek ulang data-data yang diperoleh. Keempat langkah dalam proses analisis data kualitatif tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dimana satu langkah merupakan hal yang harus dilakukan untuk menuju langkah selanjutnya dan terjadi hubungan antar satu langkah dengan langkah lain. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
35
1 Pengumpulan Data
2 Reduksi Data
3 Penyajian Data 4 Verifikasi / Penarikan Kesimpulan Gambar 2. Analisis Data Model Interaktif (Sumber HB. Sutopo, 2002: 96)
1. Teknik Analisis Data Hasil Tes Soal Data yang diperoleh dari instrumen soal akan ditampilkan dalam bentuk uraian dan prosentase serta tabel. Penghitungan prosentase adalah dengan rumus sebagai berikut: N = X : Y x 100 % Keterangan: N
: prosentase responden yang menjawab benar butir soal.
X
: Jumlah responden yang menjawab benar butir soal.
Y
: Jumlah responden seluruhnya. Dalam instrumen soal setiap standar kompetensi lulusan terdapat 2 butir
soal, dari 2 butir soal tersebut dicari rata-rata dalam prosentase dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: Ñ=∑N:n Ñ
: Rata-rata prosentase responden yang menjawab benar butir soal.
∑N
: Jumlah prosentase responden yang menjawab benar butir soal.
n
: jumlah butir soal dalam setiap standar kompetensi lulusan. Hasil perhitungan dengan cara diatas menunjukkan prosentase responden
dalam kesiapan menghadapi Ujian Teori Kejuruan dalam setiap standar kompetensi lulusan, untuk menghitung total rata-rata kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan digunakan rumus sebagai berikut:
36
Ñ total = ∑ Ñ : 20 Keterangan: Ñ total : Jumlah rata-rata prosentase kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dalam setiap standar kompetensi lulusan. ∑Ñ
: Jumlah prosentase responden yang menjawab benar butir soal dalam setiap standar kompetensi lulusan.
20
: jumlah standar kompetensi lulusan. 2. Teknik Analisis Data Hasil Pengumpulan Dokumen Data yang diperoleh melalui pengumpulan dokumen di analisis dengan
menggunakan teknik analisis data model interaktif sebagiamana disampaikan diatas dan mengarah pada kajian isi dari dokumen-dokumen yang didapat tersebut dan hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk kalimat secara kualitatif. Menurut Krippendorff (1980: 21) sebagaimana dikutip dari Lexy J. Moleong (2007 : 220) kajian isi adalah teknik penelitian yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang replikatif dan sahih dari data atas dasar konteksnya. Adapun contoh dari analisis tersebut adalah sebagai berikut: a) Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan data di lapangan yakni pengumpulan catatan-catatan siswa atau materi printout SMK N 2 Surakarta Progam Keahlian Teknik Mekanik Otomotif dari kelas X sampai dengan kelas XII. b) Reduksi data Catatan-catatan tersebut dipilah-pilah kemudian dipilih sesuai dengan kebutuhan, yakni yang sesuai dengan materi yang diajarkan guru sebagaimana tertuang dalam RPP guru. c) Penyajian data Data yang telah direduksi ditampilkan dalam bentuk kalimat yakni apakah sudah lengkap atau belum materi yang didapat siswa sekaligus memberikan informasi seberapa jauh materi yang telah disampaikan oleh guru. Materi yang telah disampaikan oleh guru apakah sudah sesuai dengan RPP. Jika ada kekurangan dari catatan yang diinginkan, peneliti mengulangnya dari tahap
37
reduksi data, jika data sudah cukup maka lanjut ke tahap berikutnya. d) Menarik kesimpulan dan verifikasi Peneliti mengambil kesimpulan apakah materi yang di dapat siswa sudah lengkap atau belum dan apakah guru sudah mengajarkan semua materi sesuai dengan RPP. Jika ada kekurangan maka bisa diulang dari tahap reduksi data atau penyajian data dan juga bisa diulang dari pengumpulan data. 3. Teknik Analisis Data Hasil Wawancara Data yang diperoleh dari wawancara akan ditampilkan dalam bentuk uraian yang memuat tentang seberapa jauh materi yang di dapat siswa hubungannya dalam kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dan sekaligus untuk mengetahui seberapa jauh materi yang disampaikan oleh guru hubungannya dengan kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan. 4. Teknik Analisis Data Hasil Observasi Data yang diperoleh dari observasi akan ditampilkan dalam bentuk uraian yang memuat tentang kegiatan proses belajar mengajar dikelas dan seberapa jauh materi yang disampaiakn serta kesesauian materi antara RPP dengan materi yang disampaiakan.
G. Validitas Data Untuk memperoleh data yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maka peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data. Teknik pemeriksaan keabsahan data menurut Lexy J. Moleong (2007 : 326-332) antara lain dapat dilakukan melalui : 1. Ketekunan / keajegan pengamatan Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang diamati. Dengan ketekunan pengamatan ini maka peneliti dapat mengadakan pengamatan dengan teliti, rinci, dan berkesinambungan tehadap faktor-aktor yang menonjol sehingga diperoleh kedalaman data.
38
2. Triangulasi Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi ini antara lain dapat dilakukan melalui : a) Triangulasi sumber Triangulasi sumber berarti menbandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan menbandingkan informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda, antara lain dari guru, siswa ataupun dokumen-dokumen. b) Triangulasi metode Triangulasi metode yaitu pencocokan informasi yang diperoleh dengan menggunakan metode yang berbeda, misalnya antara soal tes, wawancara, maupun pengumpulan dokumen. Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode dan triangulasi sumber.
H. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyusunan laporan. Untuk lebih jelasnya, masing-masing akan diuraikan sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Kegaiatan-kegiatan pada tahap persiapan ini meliputi : a) Mengajukan judul penelitian b) Menyusun proposal penelitian c) Melakukan seminar proposal penelitian 2. Tahap Pengumpulan Data Kegaiatan-kegiatan pada tahap pengumpulan data ini meliputi : a) Mengurus perijinan penelitian b) Menyusun instrumen-instrumen pengumpul data
39
c) Mengumpulkan data dilapangan dengan menyebar soal, melakukan pengumpulan dokumen, wawancara mendalam, dan observasi. d) Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul. e) Memilah data sesuai kebutuhan. 3. Tahap Analisis Data Kegaiatan-kegiatan pada tahap analisis data ini meliputi : a) Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai jenis penelitian. b) Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di cross check kan dengan temuan dilapangan. c) Setelah didapat data sesuai intensitas kebutuhan penelitian maka dilakukan proses verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan orang yang lebih ahli. d) Membuat simpulan akhir dan masukan/saran sebagai hasil temuan penelitian. 4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian Kegiatan-kegiatan pada tahap penyusunan laporan penelitian ini meliputi : a) Penyusunan laporan awal b) Me-review laporan sementara dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing. c) Perbaiakan laporan sesuai dengan rekomendasi hasil konsultasi. d) Penyusunan laporan akhir dan penggandaan laporan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, lokasi penelitian yang digunakan adalah SMK Negeri 2 Surakarta yang berdomisili di Jalan L.U. Adi Sucipto Nomor 33 Surakarta.
B. Deskripsi permasalahan penelitian Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan baik menggunakan metode tes soal, dokumenter, wawancara mendalam, dan observasi maka dapat dilakukan pembahasan
terhadap
permasalahan-permasalahan
penelitian.
Adapun
pembahasan untuk setiap pokok permasalahan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Ujian Teori Kejuruan Progam Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Studi Kasus Di SMK N 2 Surakarta Data tentang kesiapan guru dalam mengahadapi Ujian Teori Kejuruan program keahlian teknik mekanik otomotif studi kasus di SMK N 2 Surakarta diperoleh melalui pengumpulan dokumen RPP guru, materi yang diberikan pada siswa baik berupa printout maupun catatan, dan melalui observasi mengajar guru. Kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam kategori sangat tinggi jika: a. Semua guru menyampaikan semua materi pembelajaran berdasarkan materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP. b. Semua
guru menggunakan
inovasi-inovasi
dalam
pembelajaran
dan
menggunakan media pembelajaran LCD power point. c. Semua guru memberikan materi atau catatan / print out materi kepada siswa berdasarkan materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP.
40
41
Kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam kategori tinggi jika: a. Sebagian besar guru menyampaikan semua materi pembelajaran berdasarkan materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP. b. Sebagian besar guru menggunakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran LCD power point. c. Sebagian besar guru memberikan materi atau catatan / print out materi kepada siswa berdasarkan materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP. Kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam kategori sedang jika: a. Sebagian kecil guru menyampaikan sebagian materi pembelajaran berdasarkan materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP. b. Sebagian kecil guru menggunakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran LCD power point. c. Sebagian kecil guru memberikan materi atau catatan / print out materi kepada siswa hanya berdasarkan materi yang diajarkan. Kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam kategori rendah jika: a. Semua guru tidak menyampaikan semua materi pembelajaran berdasarkan materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP. b. Semua guru tidak menggunakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran LCD power point. c. Semua guru tidak memberikan materi atau catatan / print out materi kepada siswa berdasarkan materi dalam standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dan sesuai dengan materi dalam RPP.
42
2. Kesiapan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Teori Kejuruan Progam Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Studi Kasus Di SMK N 2 Surakarta Data tentang kesiapan siswa dalam mengahadapi Ujian Teori Kejuruan program keahlian teknik mekanik otomotif studi kasus di SMK N 2 Surakarta diperoleh melalui melalui soal tes yang serupa Ujian Teori Kejuruan dengan 40 butir soal pilihan ganda dengan 20 Standar Kompetensi Lulusan, pengumpulan dokumen berupa catatan atau materi yang diberikan oleh guru, dan wawancara mendalam mengenai materi yang didapat dari guru selama pembelajaran dari 20 standar kompetensi lulusan yang di ujikan dalam Ujian Nasional yakni Ujian Teori Kejuruan. Kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam kategori sangat tinggi jika: a. Rata-rata pencapaian hasil pengerjaan tes berdasarkan standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan sebesar 100% dan rata-rata hasil nilai soal tes 90 – 100 dalam skala 100. b. Siswa mempunyai semua catatan atau print out materi berdasarkan standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan. c. Siswa menyatakan sudah mendapat semua materi yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan. Kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam kategori tinggi jika: a. Rata-rata pencapaian hasil pengerjaan tes berdasarkan standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan sebesar ± 80% dan rata-rata hasil nilai soal tes 70 – 89 dalam skala 100. b. Siswa mempunyai sebagian besar catatan atau print out materi berdasarkan standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan. c. Siswa menyatakan sudah mendapat sebagaian brsar materi yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan. Kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam kategori sedang jika:
43
a. Rata-rata pencapaian hasil pengerjaan tes berdasarkan standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan sebesar ± 70% dan ratarata hasil nilai soal tes 50 – 69 dalam skala 100. b. Siswa mempunyai sebagian catatan atau print out materi berdasarkan standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan. c. Siswa menyatakan sudah mendapat sebagian materi yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan. Kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan termasuk dalam kategori rendah jika: a. Rata-rata pencapaian hasil pengerjaan tes berdasarkan standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan sebesar ± 50% dan ratarata hasil nilai soal tes > 50 dalam skala 100. b. Siswa mempunyai sebagian kecil catatan atau print out materi berdasarkan standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan. c. Siswa menyatakan sudah mendapat sebagian kecil materi yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan.
C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori Untuk menjawab masalah pertama yaitu kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan program keahlian teknik mekanik otomotif studi kasus di SMK N 2 Surakarta dilakukan pengumpulan data melalui metode dokumenter pengumpulan dokumen RPP guru, materi yang diberiakan guru pada siswa, dan melalui observasi. Untuk dokumen RPP mengajar guru, setiap sampel guru diambil beberapa RPP tergantung tercapainya kompetensi dasar. Untuk materi yang diberikan guru pada siswa baik catatan maupun printout materi, setiap sampel guru diambil satu materi berdasarkan kompetensi yang diajarkan.Untuk observasi mengajar guru, peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak beberapa
pertemuan
berdasarkan
tercapainya
kompetensi
dasar.
Dalam
pengambilan data ini diambil sampel 6 orang guru program keahlian teknik mekanik otomotif SMK N 2 Surakarta. Hasil analisis dari data-data tersebut adalah sebagai berikut:
44
1. Hasil Analisis Metode Dokumenter a. Hasil Analisis Dokumen RPP (sebagian RPP lihat lampiran 5) 1) Hasil analisis RPP G1 G1 mengajar dengan standar kompetensi diagnosa kerusakan chasis / throuble shooting. Kompetensi dasar dalam RPP tersebut adalah diagnosa kerusakan dan perbaikan chasis / throuble shooting. Materi pembelajaran dalam RPP tersebut adalah a). kemudi terasa berat, b) gerak bebas kemudi terlalu besar, c) kemudi cenderung membelok ke satu sisi pada saat kendaraan jalan lurus, d) setelah kemudi di belokkan tidak terjadi gaya balik steer. 2) Hasil analisis RPP 2 G2 mengajar dengan standar kompetensi diagnosa pemeliharaan / servis sistem bahan bakar diesel. Kompetensi dasar dalam RPP tersebut adalah sistem bahan bakar injeksi langsung dan tidak langsung. Materi pembelajaran dalam RPP tersebut adalah a) sistem bahan bakar bakar motor diesel injeksi langsung (direct injection), b) sistem bahan bakar bakar motor diesel injeksi tidak langsung (indirect injection), c) konstruksi injektor motor diesel injeksi langsung (direct injection), d) konstruksi injektor motor diesel injeksi tidak langsung (indirect injection), e) konstruksi ruang bakar motor diesel injeksi langsung (direct injection), f) konstruksi ruang bakar motor diesel injeksi tidak langsung (indirect injection). 3) Hasil analisis RPP G3 G3 mengajar dengan standar kompetensi perwatan perbaikan sistem suspensi. Kompetensi dasar dalam RPP tersebut adalah mengenal nama komponen dan fungsi komponen sistem suspensi. Materi pembelajaran dalam RPP tersebut adalah a). macam-macam komponen sistem suspensi, b) macammacam suspensi pada kendaraan, c) keuntungan dan kerugian sistem suspensi 4) Hasil analisis RPP G4 G4 mengajar dengan standar kompetensi perwatan dan perbaikan sistem starter. Kompetensi dasar dalam RPP tersebut adalah mengenal nama komponen dan fungsi komponen sistem suspensi. Materi pembelajaran dalam RPP tersebut adalah a). macam-macam baterai, b) konstruksi baterai, c)
45
elektrolit baterai, d) reaksi kimia baterai, e) pemeriksaan baterai, f) perawatan dan pengsisian baterai. 5) Hasil analisis RPP G5 G5 mengajar dengan standar kompetensi a) perawatan dan perbaikan blok silinder dan kelengkapannya, kompetensi dasar dalam standar kompetensi ini adalah: (a) pemeriksaan blok silinder secara visual, (b) pemerksaan blok silinder dengan alat ukur. b) perawatan dan perbaikan mekanisme engkol, kompetensi dasar dalam standar kompetensi ini adalah: (a) pemeriksaan dan perawatan bagian utama poros engkol secara visual, (b) macam-macam pembebanan yang terjadi pada poros engkol, (c) pemeriksaan dan pengukuran poros engkol dengan alat ukur. Materi pembelajaran untuk standar kompetensi perawatan dan perbaikan blok silinder dan kelengkapannya dalam RPP tersebut adalah: a) pemeriksaan kerataan dan keretakan blok silinder, b) penggunaaan alat-alat ukur pemeriksa blok silinder, c) perawatan dan perbaikan blok silinder. Materi pembelajaran untuk standar kompetensi perawatan dan perbaikan mekanisme engkol adalah a) pemeriksaan: kebengkokan, keovalan, ketirusan, keausan, dan selah celah oli, b) penggunaan dan pembacaan alat-alat ukur pemeriksa poros engkol, c) perawatan dan perbaikan poros engkol. 6) Hasil analisis RPP G6 G6 mengajar dengan standar kompetensi pengetahuan dasar otomotif. Kompetensi dasar dalam RPP tersebut adalah pengetahuan tentang cara kerja motor dan jenis konstruksi. Materi pembelajaran dalam RPP tersebut adalah a). siklus, b) tekanan dan kevakuman, c) syarat-syarat pembakaran, d) pembakaran. Berdasarkan analisis pengumpulan dokumen yakni berupa RPP mengajar dapat diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP. b. Hasil Analisis Materi atau Catatan Yang Diberikan Pada Siswa (sebagian materi lihat lampiran 6)
46
1) Hasil analisis materi G1 Materi yang diambil adalah materi sistem kemudi beserta pemeriksaan, diagnosa kerusakan, dan cara memperbaikinya. Materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP. 2) Hasil analisis materi G2 Materi yang diambil adalah materi injeksi langsung dan tidak langsung. Materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP. 3) Hasil analisis materi G3 Materi yang diambil adalah materi macam-macam komponen sistem suspensi. Materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP. 4) Hasil analisis materi G4 Materi yang diambil adalah materi baterai beserta dasar sistem starter. Materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP. 5) Hasil analisis materi G5 Materi yang diambil adalah materi perawatan dan perbaikan poros engkol. Materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP. 6) Hasil analisis materi G6 Materi yang diambil adalah lembar isisan siswa. Materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP. Berdasarkan analisis pengumpulan dokumen yakni berupa catatan atau print out materi dari guru yang diberikan pada siswa dapat diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP. 2. Hasil Analisis Hasil Observasi a. Hasil observasi G1 (sebagian hasil observasi lihat lampiran 7) Untuk G1 peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak 4 kali pertemuan. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:
47
1) Pertemuan pertama Materi yang diajarkan adalah diagnosa kerusakan kemudi terasa berat. G1 menggunakan media car trainer / chasis trainer dan mobil, guru menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing. Pada saat proses pembelajaran guru memberikan masalah kerusakan pada sistem kemudi, siswa dituntut untuk mampu mendiagnosa kerusakan tersebut malalui praktek. Siswa sangat antusias karena setiap siswa mempunyai kesempatan yang seluasluanya untuk mendiagnosa kerusakan tersebut. Beberpa jawaban siswa yang mendekati benar disimpan oleh guru kemudian dijadikan umpan dalam mendiagnosa letak kerusakan sesungguhnya. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan materi yang tercantum pada RPP. 2) Pertemuan kedua Materi yang diajarkan adalah diagnosa keruakan kemudi gerak bebas kemudi terlalu besar. G1 menggunakan media pembelajaran car trainer / chasis trainer dan mobil, metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, diskusi, penugasan, dan penemuan terbimbing. Guru memaparkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kemudi tersa berat. Berdasarkan pemaparan tersebut dijadikan modal oleh siswa untuk mendiagnosa kerusakan tersebut. Siswa diberi tugas untuk mengamati dan menemukan letak permasalahan malalui praktek. Siswa sangat antusias karena setiap siswa mempunyai
kesempatan
yang
luas
untuk
mengemukakan
hasil
pengamatannya. Dari jawaban-jawaban siswa dijadikan umpan untuk menemukan letak kerusakan sesungguhnya oleh guru. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP. 3) Pertemuan ketiga Materi yang diajarkan adalah diagnosa keruakan kemudi tidak terjadi gaya balik kemudi. G1 menggunakan media pembelajaran car trainer / chasis trainer dan mobil, metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, diskusi,
penugasan,
dan
penemuan
terbimbing.
Guru
menjelaskan
kemungkinan-kemungkinan tidak terjadinya gaya balik kemudi dan berbagi pengalaman saat menyetir mobil serta siswa berbagi pengalaman saat praktek
48
di bengkel tempat PSG (Pendidikan Sistem Ganda). Siswa diberi tugas untuk mengamati dan menemukan malalui praktek letak permasalah dari kerusakan tersebut. Siswa sangat antusias karena setiap siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mengemukakan hasil pengamatannya. Dari jawaban-jawaban siswa dijadikan umpan untuk menemukan letak kerusakan sesungguhnya oleh guru. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP. 4) Pertemuan keempat Materi yang diajarkan adalah diagnosa kerusakan kemudi cenderung membelok ke satu sisi pada saat kendaraan jalan lurus. G1 menggunakan media car trainer / chasis trainer dan mobil, metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, diskusi, penugasan, dan penemuan terbimbing. Pada saat proses pembelajaran guru memberikan gambaran-gambaran tentang rasanya kemudi cenderung membelok ke satu sisi saat kendaraan berjalan lurus. Siswa diberi tugas untuk mengamati dan menemukan malalui praktek letak permasalah dari kerusakan tersebut. Siswa sangat antusias karena setiap siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mengemukakan hasil pengamatannya. Dari jawaban-jawaban siswa dijadikan umpan untuk menemukan letak kerusakan sesungguhnya oleh guru. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP. b. Hasil observasi G2 Untuk G2 peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak 2 kali pertemuan. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama Materi yang diajarkan adalah (a) sistem bahan bakar bakar motor diesel injeksi langsung (direct injection), (b) konstruksi injektor motor diesel injeksi langsung (direct injection), dan (c) konstruksi ruang bakar motor diesel injeksi langsung (direct injection). Guru menggunakan media laptop, LCD, dan engine stand. Metode mengajar yang digunakan guru adalah metode ceramah, tanya
jawab,
dan
praktek.
Pada
saat
proses
pembelajaran
guru
mempresentasikan materi dengan menggunakan power point setelah itu siswa praktek
sesuai
dengan
pembagian
kelompok
masing-masing.
Guru
49
menjelaskan materi di depan engine stand dan melakukan tanya jawab, setelah itu siswa disuruh mengamati benda praktek, jika perlu diperbolehkan untuk melakukan bongkar pasang. Guru memberikan materi fotokopian kepada siswa sebagai dasar pembuatan laporan praktek. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP. 2) Pertemuan kedua Materi yang diajarkan adalah (a) sistem bahan bakar bakar motor diesel injeksi tidak langsung (indirect injection), (b) konstruksi injektor motor diesel injeksi tidak langsung (indirect injection), (c) konstruksi ruang bakar motor diesel injeksi tidak langsung (indirect injection). Guru menggunakan media laptop, LCD, dan engine stand. Metode mengajar yang digunakan guru adalah metode ceramah, tanya jawab, dan praktek. Pada saat proses pembelajaran guru mempresentasikan materi dengan menggunakan power point setelah itu siswa praktek sesuai dengan pembagian kelompok masing-masing. Guru menjelaskan materi di depan engine stand dan melakukan tanya jawab, setelah itu siswa disuruh mengamati benda praktek, jika perlu diperbolehkan untuk melakukan bongkar pasang. Guru memberikan materi fotokopian kepada siswa sebagai dasar pembuatan laporan praktek. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP. c. Hasil observasi G3 Untuk G3 peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak 3 kali pertemuan. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama Materi yang diajarkan adalah macam-macam komponen sistem suspensi. Guru menggunakan media pembelajaran papan tulis, spidol, dan chasis stand. Meteode mengajar yang digunakan adalah observasi dan ceramah. Pada proses pembelajaran guru melakukan tes terlebih dahulu tentang materi pertemuan yang sebelumnya. Setelah itu menyampaikan materi pembelajaran sesuai dalam RPP. Siswa diberi tugas dalam kelompok kecil untuk mengamati komponen-komponen sistem suspensi serta membuat laporan dari pengamatan tersebut. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP.
50
2) Pertemuan kedua Materi yang diajarkan adalah macam-macam suspensi pada kendaraan. Media yang digunakan guru adalah papan tulis (white board), spidol, dan chasis stand. Metode mengajar yang digunakan guru adalah metpde ceramah, tanya jawab dan observasi. Pada saat proses pembelajaran guru melakukan tes terlebih dahulu sevara mencongak tentang materi pelajaran sebelumnya yakni macam-macam komponen sistem suspensi. Setelah tes tersebut guru meneranhkan materi pelajaran sesuai dengan RPP, siswa mencatat apa yang perlu dicatat. Setelah penyampaian materi tersebut guru menyuruh siswa untuk melakukan pengamatan dan melaporkan perbedaan anatar tipe suspensi yang diamati. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP. 3) Pertemuan ketiga Materi yang diajarkan adalah keutungan dan kerugian sistem suspensi. Metode mengajar yang digunakan guru adalah ceramah dan diskusi. Guru melakukan tes tertulis tentang materi pada pertemuan sebelumnya, setelah tes selesai guru memeberiakan materi sesuai dengan RPP. Guru menyampaikan materi dengan cara ceramah dan siswa mencatat apa yang perlu di catat, sesekali guru menulis di papan tulis hal-hal yang dianggap penting dan siswa mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis tesrebut. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP. d. Hasil observasi G4 Untuk G4 peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak 4 kali pertemuan. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama Materi yang diajarkan adalah (a) macam-macam baterai, (b) konstruksi baterai, dan (c) elektrolit baterai. Media pembelajran yang digunakan guru adalah papan tulis (white board) dan spidol serta baterai dan hydrometer. Media Metode yang dugunakan guru saat pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, demonstrasi, penugasan dan tutorial. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung guru memebrikan apersepsi pada awal pertemuan tentang materi yang akan disampaikan. Apersepsi tersebut membawa siswa menjadi antusias
51
dan menambah rasa ingin tau siswa. Guru mengajar sambil menulis di papan tulis dan siswa mencatat apa yang guru tulis di papan tulis sesekali guru mendekte materi untuk di catat siswa. Guru mendemonstrasikan baterai dan alat pengukur berat jenis elektrolit serta kemudian mempraktekannya dan memberikan penjelsan tentang fungsi alat dan cara pengukuruan yang benar. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP. 2) Pertemuan kedua Materi yang diajarkan adalah (a) reaksi kimia baterai, (b) pemeriksaan baterai, dan (c) perawatan dan pengisian baterai. Media pembelajran yang digunakan guru adalah papan tulis (white board) dan spidol, baterai dan alat charger baterai. Metode yang digunakan oleh guru saat mengajar adalah ceramah, tanya jawab, demonstrasi, penugasan dan tutorial. Pada saat proses pembelajaran guru menerangkan materi lanjutan dari meteri sebelumnya sebagai ulasan. Untuk materi yang saat itu diajarkan guru mengajak siswa ke bengkel yang terletak di sebelah ruang kelas untuk melihat cara pemeriksaan dan pengisian baterai pada khususnya. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP. 3) Pertemuan ketiga Materi yang diajarkan adalah (a) fungsi sistem starter, (b) persyaratan starter, (c) hubungan arus dan garis gaya magnet, (d) kaidah tangan kiri Fleming. Media pembelajran yang digunakan guru adalah papan tulis (white board) dan spidol. Metode yang digunakan guru saat mengajar adalah metode ceramah, tanya jawab, daan penugasan. Pada saat proses kegiatan pembelajaran guru mengulas sedikit materi yang diajarkan sebelumnya lalu guru memberikan apersepsi tentang materi akan disampaikan. Guru menulis di papan tulis dan siswa mencatat apa yang ditulis guru sesekali guru mendekte apa yang sekiranya perlu ditambahkan pada catatan siswa. Setelah selesa menerangkan guru memberi pertanyaan yang selanjutnya digunakan untuk PR. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP.
52
4) Pertemuan keempat Materi yang diajarkan adalah (a) kaidah tangan kiri Fleming, (b) prinsip kerja motor starter, (c) komponen-komponen utama motor starter, (d) macammacam rangkaian sistem starter. Media pembelajran yang digunakan guru adalah papan tulis (white board) dan spidol. Metode yang digunakan guru saat mengajar adalah metode ceramah, tanya jawab, daan penugasan. Pada saat proses kegiatan pembelajaran guru mengulas sedikit materi yang diajarkan sebelumnya lalu menanyakan jawaban PR pertemuan kemarin. Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan disampaikan. Guru menulis di papan tulis dan siswa mencatat apa yang ditulis guru sesekali guru mendekte apa yang sekiranya perlu ditambahkan pada catatan siswa. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan RPP. e. Hasil observasi G5 Untuk G5 peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak 2 kali pertemuan. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama Materi yang diajarkan adalah : (a) pemerksaan kerataan dan keretakan blik silinder, (b) penggunaan alat-alt ukur pemeriksa blok silinder, (c) perawatan dan perbaikan blok silinder. Media yang digunakan guru adalah papan tulis (white board), spidol, mikrometer, vernier caliper, ragum, steel rule, filler gauge, dan cylinder bore gauge. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab, praktek dan penugasan. Pada saat proses pembelajaran guru memberikan apersepsi terlebih dahulu akan materi yang akan diajarkan, setelah itu guru mendemonstrasikan cara penggunaan alat untuk pengukuran blok silinder. kemudian memperagakan cara pengukuran kerataan dan keusan blok silinder. Setelah itu siswa praktek satu persati dalam kelompok masing-masing. Selain siswa mencatat materi yangdisampaikan guru siswa juga mencatat hasil pengukuran dari praktek yang telah dilakukan untuk dasar tindakan lanjut yang akan dilakukan.
53
2) Pertemuan kedua Materi yang diajarkan adalah: (a) pemeriksaan: kebengkokan, keovalan, ketirusan, keausan, dan selah celah oli, (b) penggunaan dan pembacaan alatalat ukur pemeriksa poros engkol, (c) perawatan dan perbaikan poros engkol. Media yang digunakan guru adalah papan tulis (white board), spidol, ragum, mikrometer, dan vernier caliper. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab, praktek dan penugasan. Pada saat proses pembelajaran guru memberikan apersepsi terlebih dahulu akan materi yang akan diajarkan sebagai lanjutan dari materi sebelumnya, setelah itu guru mendemonstrasikan cara penggunaan alat untuk pengukuran poros engkol. kemudian memperagakan cara pengukuran poros engkol. Setelah itu siswa praktek satu persati dalam kelompok masing-masing. Selain siswa mencatat materi yangdisampaikan guru siswa juga mencatat hasil pengukuran dari praktek yang telah dilakukan untuk dasar tindakan lanjut yang akan dilakukan. f. Hasil observasi G6 Untuk G6 peneliti mengobservasi guru mengajar sebanyak 2 kali pertemuan. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama Materi yang diajarkan adalah: (a) siklus, (b) tekanan dan kevakuman, (c) syarat-syarat pembakaranan. Guru menggunakan media pembelajaran laptop, LCD, dan simulator pembakaran di dalam silinder. Metode yang digunakan guru adalah ceramah, presentasi, tanya jawab dan lembaran isisan siswa. Pada saat pembelajaran dimulai guru memberikan apersepsi terlebih dahulu dan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa sangat antusias. Guru mempresentasikan siklus kerja motor dan cara kerja motor 2 tak & 4 tak, serta syarat-syarat pembakaran di dalam silinder. Pada saat guru menjelaskan siswa mencatat di lembaran isian siswa yang terlebih dahulu diberikan oleh guru pada masing-masing siswa. Pada akhir pelajaran guru mengeluarkan seoerangkat alat berupa simulator pembakaran di dalam silinder, hal ini membuat rasa ingin tau siswa meningkat. Pelajaran di akhiri
54
dengan rasa ingin tau siswa yang tinggi namun belum terjawab rasa ingin tau tersebut. 2) Pertemuan kedua Materi yang diajarkan adalah: (a) syarat-syarat pembakaran, (b) pembakaran. Media yang digunakan guru adalah laptop, LCD, dan simulator pembakaran di dalam silinder. Metode yang digunakan guru adalah ceramah, presentasi, tanya jawab dan lembaran isisan siswa. Pada saat pembelajaran guru mengulas sebentar materi pada pertemuan sebelumnya dalam prsesentasi dengan power point. Selanjutnya guru menjawab rasa ingin tau siswa pada pertemuan sebelumnya yakni dengan mengeluarkan dan mendemonstrasikan pembakaran di dalam silinder dengan simulator. Berdasarkan observasi guru mengajar di kelas dapat diketahui bahwa guru menyampaiakan seluruh materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP dan guru mampu mengkondisikan lingkungan belajar yang positif, menampilkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan memberikan kesempatan yang seluasluasnya untuk siswa belajar. Ini berarti guru mempunyai kesiapan yang tinggi dalam mempersiapkan siswanya dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dan ini berarti juga kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan ternasuk kategori sangat tinggi.
Untuk menjawab masalah kedua yaitu kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan progam keahlian teknik mekanik otomotif studi kasus di SMK N 2 Surakarta dilakukan pengumpulan data melalui soal tes Ujian Teori Kejuruan dengan 40 butir soal pilihan ganda dengan 20 Standar Kompetensi Lulusan, pengumpulan dokumen berupa catatan atau materi yang diberikan oleh guru, dan wawancara mendalam mengenai materi yang didapat dari guru selama pembelajaran dari 20 standar kompetensi lulusan yang di ujikan dalam Ujian Nasional yakni Ujian Teori Kejuruan. 1. Hasil Analisis Tes Soal Menurut Blom tujuan belajar dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni kognitif, psikomotorik, dan afektif. Selanjutnya Mudjiyono & Mochamad
55
Paryadi menjelaskan butir-butir diatas sebagai berikut, sebagamiana dikutip dari Gino (1993: 19-20). a) Ranah Kognitif terdiri dari: 1) Pengetahuan Merupakan tingkat terendah dari ranah kognitif berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsip-prinsip dalam bentuk yang dipelajari. 2) Pemahaman Merupakan tingkat berikutnya dari tujuan belajar ranah kognitif berupa kemampuan mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya. 3) Penerapan Merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya sesuai dengan situasi yang konkret. 4) Analisis Merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian-bagian yang menjadi unsur pokok. 5) Sintesis Merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok menjadi stuktur baru. 6) Evaluasi Merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud/tujuan teretentu. b) Ranah afektif terdiri dari: 1) Menerima Merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa perhatian terhadap stimuli secara pasif yang meningkat secara aktif. 2) Merespon Merupakan kesengajaan untuk menanggapi stimuli dan merasa terikat secara aktif memperhatikan.
56
3) Menilai Merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi. 4) Mengorganisasi Merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang diresponnya. 5) Karakterisasi Merupakan kemampuan untuk mengonseptualisasi masing-masing nilai waktu merespon dengan jalan mengidentifikasikan karakteristik nilai atau membuat pertimbangan-pertimbangan. c) Ranah psikomorik terdiri dari: 1) Gerak tubuh Gerak tubuh yang mencolok merupakan gerakan tubuh yang menekankan pada kekuatan, kecepatan dan ketepatan tubuh. 2) Koordinasi gerak Ketepatan yang dikoordinasikan, biasanya berhubungan dengan kgerakan mata, telinga dan badan. 3) Non verbal Komunikasi non verbal merupakan kemampuan komunikasi tanpa kata, kemampua menggunaklan bahasa isyarat. 4) Perilaku bicara Merupakan kemampuan berbicara yang berhubungan dengan kemampuan berkomunikasi secara lisan. Berikut adalah analisis secara kualitatif dari 40 butir soal dengan 20 Standar Kompetensi Lulusan yang digunakan dalam pengambilan data tentang kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan: Soal nomor 1 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem suspensi. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi shock absorber. Kemampuan yang diujikan pada soal ini ialah menjelaskan fungsi shock absorber, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi shock absorber.
57
Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi shock absorber; ranah afektifnya yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tantang fungsi shock absorber; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara mengucapkan kata asing shock absorber. Soal nomor 2 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem suspensi. Materi pokok dalam soal ini adalah komponen suspensi belakang. Kemampuan yang diujikan adalah menjelaskan komponenkomponen suspensi belakang, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan namanama komponen suspensi belakang. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni menganalisis nama-nama komponen suspensi belakang; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespon materi pelajaran tentang nama-nama komponen suspensi belakang; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara mengucapkan kata-kata asing seperti suspension upper suport, shock absorber, strud rod, coil spring. Soal nomor 3 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan menggunakan alat-alat ukur (measuring tools). Materi pokok dalam soal ini adalah penggunaan alat radiator cap tester. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah fungsi penggunaan alat radiator cap tester, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan penggunaan alat radiator cap tester. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang alat untuk memeriksa kebocoran radiator; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespon materi pelajaran tentang alat pengukur kebocoran radiator; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara mengucapkan kata asing radiator cap tester . Soal nomor 4 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memeperbaiki roda dan ban. Materi pokok dalam soal ini adalah pembacaan kode ban. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan pembacaan kode ban, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan pembacaan kode ban. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman, yakni pemahaman tentang materi pelajaran pembacaan kode ban; ranah afektif yaitu
58
merespon, yakni merespon materi pelajaran tentang pembacaan kode ban; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, kemampuan membaca bahasa isyarat atau kode. Soal nomor 5 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki poros penggerak roda. Materi pokok dalam soal ini adalah komponen poros propeller. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan komponen poros propeller, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan komponen poros propeller. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni menganalisis letak universall joint pada poros propeler, ranah afektif yaitu menerima, menerima materi pelajaran tentang letak universall joint pada poros propeler; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, kemampuan membaca bahasa isyarat penomeran. Soal nomor 6 merupakan soal dengan standar kompetensi
lulusan
memelihara/servis sistem bahan bakar bensin. Materi pokok dalam soal ini adalah saluran bahan bakar sistem percepatan pada karburasi. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan saluran bahan bakar sistem percepatan pada karburasi, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan saluran bahan bakar sistem percepatan pada karburasi. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, menganalisis tentang saluran bahan bakar sistem percepatan pada karburasi; ranah afektif yaitu karakterisasi, mengkonseptualisasi tentang saluran bahan bakar sistem percepatan pada karburasi dan; ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni kemampuan menggunakan bahasa isyarat penomeran. Soal nomor 7 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki roda dan ban. Materi pokok dalam soal ini adalah caster pada Front Wheel Alignment (FWA). Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan caster pada Front Wheel Alignment (FWA), indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan caster pada Front Wheel Alignment (FWA). Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan materi pelajaran tentang caster; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran taentang caster; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara,
59
yakni perilaku bicara mengucapkan kata asing caster. Soal nomor 8 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen– komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen sistem pendingin. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen sistem pendingin, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen sistem pendingin. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan materi pelajaran tentang fungsi relief valve; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespon materi pelajaran tentang fungsi relief valve; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara mengucapkan kata asing relief valve. Soal nomor 9 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki poros penggerak roda. Materi pokok dalam soal ini adalah poros roda belakang tipe full floating. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan poros roda belakang tipe full floating, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan poros roda belakang tipe full floating. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang poros penggerak roda tipe full floating; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang poros penggerak roda tipe full floating; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara., yakni perilaku bicara mengucapkan kata asing full floating. Soal nomor 10 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen pompa injeksi pada mesin diesel. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen pompa injeksi pada mesin diesel, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen pompa injeksi pada mesin diesel. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi feed pump; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespon materi pelajaran tentang fungsi feed pump; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara mengucapkan kata asing feed pump.
60
Soal nomor 11 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara baterai. Materi pokok dalam soal ini adalah penghitungan kapasitas baterai. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan penghitungan kapasitas baterai, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan penghitungan kapasitas baterai. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu aplikasi, yakni menghitung kapasitas baterai jika dihubungkan pararel; ranah afektif
yaitu
mengorganisasi,
yakni
menghitung kapasitas
baterai
jika
dihubungkan pararel dengan menggunakan dasar ilmu yang dimiliki; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, kemampuan membaca bahasa isyarat singkatan dan lambang pada kelistrikan. Soal nomor 12 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan,pengaman dan kelengkapan tambahan. Materi pokok dalam soal ini adalah rangkaian dasar kelistrikan. Kompetensi yang diujikan adalah menjelaskan rangkaian dasar kelistrikan, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan rangkaian dasar kelistrikan. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu aplikasi,yakni menghitung kuat arus pada rangkaian dasar kelistrikan; ranah afektif yaitu mengorganisasi, yakni menghitung kuat arus pada rangkaian dasar kelistrikan dengan menggunakan dasar ilmu yang dimilikinya; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni membaca bahasa isyarat dan simbol pada kelistrikan. Soal nomor 13 merupakan soal dengan kompetensi lulusan memperbaiki sistem pengapian. Materi pokok dalam soal ini adalah cara mengatasi pengapian lebih cepat dari spesifikasi. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan cara mengatasi pengapian lebih cepat dari spesifikasi, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara mengatasi pengapian lebih cepat dari spesifikasi. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman, yakni pemahaman tentang troble shooting kerusakan pada sistem pengapian; ranah afektif yaitu menilai, kemampuan menilai tentang kerusakan pada sostem pengapian; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara mengucapkan kata asing distribotor.
61
Soal nomor 14 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem pengapian. Materi pokok dalam soal ini adalah rangkaian sistem pengapian transistor. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan rangkaian sistem pengapian transistor, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan rangkaian sistem pengapian transistor. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, menganalisis rangkaian sistem pengapian transistor; ranah afektif yaitu mengorganisasi, yakni merangkai sistem pengapian transistor yang tepat dan benar; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni membaca bahasa isyarat penomeran. Soal nomor 15 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan,pengaman dan kelengkapan tambahan. Materi pokok dalam soal ini adalah rangkaian lampu dengan menggunakan relay. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan rangkaian lampu dengan menggunakan relay, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan rangkaian lampu dengan menggunakan relay. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu aplikasi, yakni merangkai rangkaian lampu dengan menggunakan relay; ranah afektif yaitu mengorganisasi, yakni merangkai rangkaian lampu dengan menggunakan relay berdasarkan ilmu yang dimilikinya; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni membaca bahasa isyarat penomeran. Soal nomor 16 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem starter. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen motor starter. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen motor starter, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen motor starter. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi komponen motor starter; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespon materi pelajran tentang fungsi komponen motor starter; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni kemampuan membaca kata asing seperti field coil. Soal nomor 17 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem starter. Materi pokok dalam soal ini adalah cara
62
pemerikasaan komponen motor starter. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan cara pemerikasaan komponen motor starter, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara pemerikasaan komponen motor starter. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman, yakni pemahaman tentang pemerikasaan komponen motor starter; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespon materi pelajaran tentang pemeriksaan komponen motor starter; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara membaca kata asing seperti run out. Soal nomor 18 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/servis sistem AC (air conditioner). Materi pokoknya adalah fungsi komponen sistem AC. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen sistem AC, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen sistem AC. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi komponen sistem AC; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang fungsi komponen sistem AC; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara membaca kata asing seperti dryer. Soal nomor 19 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/servis sistem AC (air conditioner). Materi pokok dalam soal ini adalah kondisi kerja komponen sistem AC. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan kondisi kerja komponen sistem AC, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan kondisi kerja komponen sistem AC. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang kondisi kerja komponen sistem AC;
ranah afektif yaitu merespon, yakni
merespon materi pelajaran tentang kondisi kerja komponen sistem AC; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni membaca bahasa isyarat penomeran. Soal nomor 20 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen– komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah diagnosa kerusakan sistem pendingin. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah mendiagnosa kerusakan sistem pendingin, indikatornya siswa dapat mendiagnosa kerusakan sistem pendingin. Ranah belajar
63
dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni menganalisa kerusakan pada sistem pendingin; ranah afektif yaitu menilai, yakni mencari troble shooting kerusakan pada sistem pendingin; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara membaca kata asing seperti relief valve. Soal nomor 21 merupakan soal dengan satandar kompetensi lulusan memelihara baterai. Materi pokok dalam soal ini adalah pemeriksaan baterai. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan pemeriksaan baterai, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan pemeriksaan baterai. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang pengukuran berat jenis elektrolit baterai; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespon matei pelajaran tentang mengukur berat jenis elektrolit baterai; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni pembacaan gambar. Soal nomor 22 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem pengisian. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen altenator. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen altenator, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen altenator. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi komponen pada altenator; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tantang fungsi komponen pada altenator; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara membaca kata asing seperti rectifer (diode). Soal nomor 23 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan merawat/servis ringan mesin EFI. Materi pokok dalam soal ini adalah komponen sensor EFI. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah mengidentifikasi komponen sensor EFI, indikatornya adalah siswa dapat mengidentifikasi komponen sensor EFI. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi throttle valve; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang fungsi komponen throttle valve; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara membaca kta asing seperti throttle valve.
64
Soal nomor 24 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/servis sistem bahan bakar bensin. Materi pokok dalam soal ini adalah sistem pelampung pada karburasi. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan sistem pelampung pada karburasi, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan sistem pelampung pada karburasi. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang sistem pelampung pada karburasi; ranah afektif yaitu merespon, yakni merepon materi pelajaran teentang sistem pelampung pada karburasi; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni membaca bahasa isyarat atau lambang pada gambar. Soal nomor 25 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/servis engine dan komponen-komponen-nya. Materi pokok dalam soal ini adalah pengukuran ketirusan poros engkol. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan pengukuran ketirusan poros engkol, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan pengukuran ketirusan poros engkol. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman, yakni pemahaman tentang cara mengukur ketirusan poros engkol; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang cara mengukur ketirusan poros engkol; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni kemampuan menggunakan bahasa isyarat seperti lambang penomeran pada gambar. Soal nomor 26 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan merawat/servis ringan mesin EFI. Materi pokok dalam soal ini adalah sensor sistem EFI tipe “L”. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan sensor sistem EFI tipe “L”, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan sensor sistem EFI tipe “L”. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang komponen pada mesin EFI; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang komponen pada mesin EFI; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara membaca kata asing seperti air flow meter. Soal nomor 27 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan menggunakan alat-alat ukur (measuring tools). Materi pokok dalam soal ini adalah peralatan pengukur keausan silinder. Kemampuan yang diujikan dalam
65
soal ini adalah menjelaskan peralatan pengukur keausan silinder, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan peralatan pengukur keausan silinder. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang peralatan untuk mengukur keasusan silinder; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang peralatan untuk mengukur keasusan silinder; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni membaca kata asing seperti, cylinder bore gauge, vernier caliper, micrometer. Soal nomor 28 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem rem. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi boster rem. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi boster rem, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi boster rem. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi boster rem; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang fungsi boster rem; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara membaca kata asing seperti boster. Soal nomor 29 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian. Materi pokok dalam soal ini adalah cara kerja kopling hidrolik. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan cara kerja kopling hidrolik, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan cara kerja kopling hidrolik. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni menganalisis urutan
pemindahan
tenaga
pada
koling
hidrolik;
ranah
afektif
yaitu
mengorganisasi, yakni mengurutkan urutan pemindahan tenaga pada koling hidrolik; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni kemampuan menggunakan bahasa isyarat penomeran. Soal nomor 30 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian. Materi pokok dalam soal ini adalah komponen-komponen kopling. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan komponen-komponen kopling, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan komponen-komponen kopling. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni
66
menganalisis nama-nama komponen pada kopling; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespon materi pelajaran tentang nama-nama komponen pada kopling; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara. yakni perilaku bicara membaca kata asing seperti cluth disc. Soal nomor 31 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara transmisi. Materi pokok dalam soal ini adalah komponen-komponen roda gigi synchronmes. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan komponen-komponen roda gigi synchronmes, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan komponen-komponen roda gigi synchronmes. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni menganalisis nama-nama komponen pada transmisi; ranah afektif yaitu merespon, yakni merepon materi pelajaran tentang nama-nama komponen pada transmisi; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni membaca kata asing seperti hub sleeve. Soal nomor 32 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara unit final drive/gardan. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen differential. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen differential, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen differential. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi bagian differntial; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang fungsi bagian differntial; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni perilaku bicara membaca kata asing seperti final drive. Soal nomor 33 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara transmisi. Materi pokok dalam soal ini adalah perbandingan putaran roda gigi transmisi. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan perbandingan putaran roda gigi transmisi, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan perbandingan putaran roda gigi transmisi. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu aplikasi, yakni menghitung perbandinhan putaran roda gigi pada transmisi; ranah afektif yaitu karakterisasi, yakni menghitung perbandinhan putaran roda gigi pada transmisi menggunakan dasar ilmu yang
67
dimiliki; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni menggunakan bahasa isyarat seperti lambang pada gambar. Soal nomor 34 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem rem. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen sistem rem cakram. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen sistem rem cakram, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen sistem rem cakram. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman, yakni pemahaman tentang fungsi kerja komponen rem cakram; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang fungsi kerja komponen rem cakram; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni menggunakan bahasa isyarat seperti penomeran. Soal nomor 35 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem kemudi. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi komponen power steering. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi komponen power steering, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi komponen power steering. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang fungsi komponen pada power steering; ranah afektif yaitu merespon, yakni merespom materi pelajaran
tentang fungsi komponen pada power steering; dan ranah
psikomotorik yaitu non verbal, yakni memnggunkan bahasa isyarat seperti penomeran. Soal nomor 36 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem kemudi. Materi pokok dalam soal ini adalah komponenkomponen steering gear housing tipe recirculating ball. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan komponen-komponen steering gear housing tipe recirculating ball, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan komponen-komponen steering gear housing tipe recirculating ball. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni menganalisis nama-nama komponen pada steering gear housing; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang nama-nama komponen pada steering gear housing; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni menggunakan kata
68
asing seperti steel ball. Soal nomor 37 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel. Materi pokok dalam soal ini adalah aliran bahan bakar pompa injeksi tipe distributor. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan aliran bahan bakar pompa injeksi tipe distributor, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan aliran bahan bakar pompa injeksi tipe distributor. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu analisis, yakni menganalisis aliran bahan bakar pada pompa injeksi tipe disrtribotor; ranah afektif yaitu karakterisasi, mengkonsep materi tentang aliran bahan bakar pada pompa injeksi tipe disrtribotor berdasarkam ilmu yang dimiliki; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni membaca kata asing seperti fuel tank. Soal nomor 38 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memperbaiki sistem pengisian. Materi pokok dalam soal ini adalah fungsi sistem pengisian. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah menjelaskan fungsi sistem pengisian, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan fungsi sistem pengisian. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pengetahuan, yakni pengetahuan tentang sistem pengisisan; ranah afektif yaitu menerima, yakni menerima materi pelajaran tentang sistem pengsisian; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara. Soal nomor 39 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara unit final drive/gardan. Materi pokok dalam soal ini adalah pemeriksaan keolengan ring gear pada differential. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah pemeriksaan keolengan ring gear pada differential, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan pemeriksaan keolengan ring gear pada differential. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman, yakni pemahaman tentang cara pemeriksaan ring gear pada differential; ranah afektif yaitu merespon, yakni merepon materi pelajaran tentang cara pemeriksaan ring gear pada differential; dan ranah psikomotorik yaitu perilaku bicara, yakni membaca kata asing seperti ring gear.
69
Soal nomor 40 merupakan soal dengan standar kompetensi lulusan memelihara/servis engine dan komponen-komponennya. Materi pokok dalam soal ini adalah urutan pelepasan baut kepala silinder. Kemampuan yang diujikan dalam soal ini adalah urutan pelepasan baut kepala silinder, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan urutan pelepasan baut kepala silinder. Ranah belajar dalam soal ini adalah ranah kognitif yaitu pemahaman, yakni pemahaman tentang urutan pelepasan baut kepala silinder; ranah afektif yaitu karakterisasi, yakni mengkonsep materi tantang urutan pelepasan baut kepala silinder berdasarkan ilmu yang dimiliki; dan ranah psikomotorik yaitu non verbal, yakni menggunkan bahasa isyarat penomeran. Ranah kognitif dalam 40 butir soal tersebut terdiri dari pengetahuan yang terdapat dalam 19 butir soal atau sebanyak 47,5 %, pemahaman yang terdapat dalam 7 butir soal atau sebanyak 17,5 %, aplikasi yang terdapat dalam 4 butir soal atau sebanyak 10 %, dan analisis yang terdapat dalam 10 butir soal atau sebanyak 25 %. Ranah afektif dalam 40 butir soal tersebut terdiri dari menerima yang terdapat dalam 15 butir soal atau sebanyak 37,5 %, merespon yang terdapat dalam 14 butir soal atau sebanyak 35 %, menilai yang terdapat dalam 2 butir soal atau sebanyak 5 %, mengorganisasi yang terdapat dalam 5 butir soal atau sebanyak 12,5 %, dan karakterisasi yang terdapat dalam 4 butir soal atau sebanyak 10 %. Ranah psikomotorik dalam 40 butir soal tersebut terdiri dari non verbal yang terdapat dalam 16 butir soal atau sebanyak 40 % dan perilaku bicara yang terdapat dalam 24 butir soal atau sebanyak 60 %. Berikut adalah hasil tes latihan Ujian Nasional Ujian Teori Kejuruan dari 40 butir soal dengan 20 standar kompetensi lulusan yang di teskan pada siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK N 2 Surakarta:
70
Table 3. Hasil Tes Soal Ujian Teori Kejuruan
NO. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
1.
Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools)
2.
Melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen– komponennya
3.
Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin
4.
Nomor butir soal 3
HASIL Jumlah siswa yang Hasil menjawab ( % ) benar 118 98,33
27
89
74,17
8
111
92,5
20
65
54.17
6
118
98,33
24
114
95
Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel
10
112
93,33
37
92
76,67
5.
Memelihara/servis engine dan komponenkomponen-nya
25
102
85
40
83
69,17
6.
Memperbaiki unit kopling dan komponenkomponen sistem pengoperasian
29
116
96,67
30
111
92,5
7.
Memelihara transmisi
31
114
95
33
61
50,83
8.
Memelihara unit final drive/gardan
32
25
20,83
39
112
93,33
9.
Memperbaiki poros penggerak roda
5
120
100
9
62
51,67
10.
Memperbaiki roda dan ban
4
83
69,17
7
107
89,17
28
115
95,83
11.
12.
Memperbaiki sistem rem
Ratarata (%) 86,25
73,33
96,67
85
77,09
94,59
72,92
57,08
75,84
79,17
87,08 34
94
78,33
35
107
89,17
Memperbaiki sistem kemudi
86,67 36
101
84,17
71
13.
Memperbaiki sistem suspensi
14.
Memelihara baterai
15.
Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan, pengaman dan kelengkapan tambahan
16.
Memperbaiki sistem pengapian
17.
Memperbaiki sistem starter
18.
Memperbaiki sistem pengisian
19.
Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner)
20.
Merawat/servis ringan mesin EFI
1
3
2,5
2
98
81,67
11
97
80,83
21
120
100
12
102
85
15
94
78,33
13 14 16
64 38 98
53,33 31,67 81,67
17
113
94,17
22
106
83,33
38
113
94,17
18
30
25
19
92
76,67
23
62
51,67
26
65
54,17
42,08
90,42
81,67
42,5 87,92
91,25
50,84
52,92
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuaruan dilihat dari hasil soal tes adalah untuk kesiapan dalam setiap standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut: (1) Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools) sebesar 86,25 %, (2) Melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen-komponennya sebesar 73,33 %, (3) Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin sebesar 96,67 %, (4) Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel sebesar 85 %, (5) Memelihara/servis engine dan komponen-komponen-nya sebesar 77,09 %, (6) Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian sebesar 94,59 %, (7) Memelihara transmisi sebesar 72,92 %, (8) Memelihara unit final drive/gardan sebesar 57,08 %, (9) Memperbaiki poros penggerak roda sebesar 75,84 %, (10) Memperbaiki roda dan ban sebesar 79,17 %, (11) Memperbaiki sistem rem sebesar 87,08 %, (12) Memperbaiki sistem kemudi sebesar 86,67 %, (13) Memperbaiki sistem suspensi sebsesar 42,08 %, (14) Memelihara baterai sebesar 90,42 %,
72
(15) Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan,pengaman dan kelengkapan tambahan sebesar 81,67 %, (16) Memperbaiki sistem pengapian sebesar 42,5 %, (17) Memperbaiki sistem starter sebesar 87,92 %, (18) Memperbaiki sistem pengisian sebesar 91,25 %, (19) Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner) sebesar 50,84 %, (20) Merawat/servis ringan mesin EFI sebesar 52,92 %. Rata-rata kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dilihat dari hasil soal tes adalah sebesar 85 %. Berikut adalah histogram pencapaian dari setiap standar kompetensi lulusan: 120
96.67
P E N C A P A I A N (%)
100 86.25 80
94.59
77.09
73.33
90.42
87.08 86.67
85 75.84
72.92
87.92
91.25
81.67
79.17
57.08
60
50.84
52.92
42.5
42.08 40
20
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
S T A N D A R K O M P E T E N S I L U L U S A N
17
18
19
20
Gambar 3. Grafik Histogram Pencapaian Dari Setiap Standar Kompetensi Lulusan
Kriteria Nilai kelulusan untuk Ujian Nasional adalah memiliki nilai rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelaharan dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Dari pengerjaan soal tes tersebut didapt hasil nilai semua peserta tes lulus ujian. Rata-rata nilai yang didapat siswa dalam skala 100 adalah 7,57. Untuk hasil selengkapnya terlampir dalam lampiran 8.
73
Berdasarkan tes soal latihan Ujian Nasional Ujian Teori Kejuruan dan uraian hasil diatas dapat diketahui bahwa kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan adalah dalam kategori tinggi. 2. Hasil Analisis Pengumpulan Dokumen Siswa Dokumen yang dikumpulkan dari siswa adalah berupa catatan atau printout materi yang diberikan oleh guru selama pembelajaran dari 20 Standar Kompetensi Lulusan yang digunakan dalam Ujian Teori Kejuruan. Catatan atau printout materi tersebut dapat memberikan data sejauh mana materi di dapat siswa hubungannya dengan kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dan sebagai kontrol apakah materi yang disampaikan guru telah disampaikan semua. Dari catatan tersebut dapat diketahui materi kelas X sudah disampaiakan semua oleh guru atau sebesar 100 %, dari catatan tersebut dapat diketahui materi kelas XI sudah disampaiakan semua oleh guru atau sebesar 100 %, dan dari catatan tersebut dapat diketahui materi kelas XII sudah disampaiakan semua oleh guru atau sebesar 100 %. Berdasarkan pengumpulan dokumen berupa catatan siswa dari kelas X hingga kelas XII berdasarkan 20 Standar Kompetensi Lulusan yang digunakan dalam Ujian Nasional Ujian Teori Kejuruan dan uraian hasil diatas dapat diketahui bahwa kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan adalah dalam kategori sangat tinggi. 3. Hasil Analisis Wawancara Siswa Berikut ini adalah hasil data dari pengumpulan data yang dijaring dengan wawancara kepada 4 sampel siswa kelas XII Progam Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarata: Tabel 4. Hasil Wawancara dengan Siswa NO.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
SAMPEL SISWA
HASIL
S1
S2
S3
S4
(%)
1.
Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools)
√
√
√
√
100
2.
Melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen – komponennya
√
–
√
√
75
74
3.
Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin
√
√
√
√
100
4.
Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel
–
–
–
√
25
5.
Memelihara/servis engine dan komponen-komponen-nya
√
√
√
√
100
6.
√
√
√
√
100
7.
Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian Memelihara transmisi
√
√
√
√
100
8.
Memelihara unit final drive/gardan
√
√
√
√
100
9.
Memperbaiki poros penggerak roda
–
√
√
√
75
10.
Memperbaiki roda dan ban
√
√
–
–
50
11.
Memperbaiki sistem rem
√
√
√
√
100
12.
Memperbaiki sistem kemudi
√
√
√
√
100
13.
Memperbaiki sistem suspensi
–
√
√
√
75
14.
Memelihara baterai
√
√
√
√
100
15.
√
√
√
√
100
16.
Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan, pengaman dan kelengkapan tambahan Memperbaiki sistem pengapian
√
√
√
√
100
17.
Memperbaiki sistem starter
√
√
√
√
100
18.
Memperbaiki sistem pengisian
√
√
√
√
100
19.
Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner)
–
√
–
√
50
20.
Merawat/servis ringan mesin EFI
–
√
–
√
50
75
Keterangan: S1
: Siswa 1
S2
: Siswa 2
S3
: Siswa 3
S4
: Siswa 4
√
: Materi yang didapat siswa sudah lengkap.
–
: Materi yang didapat siswa belum lengkap.
1 sampel yakni S2 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi Lulusan melakukan overhaul sistem pendingin dan komponen-komponennya masih kurang, kekurangan tersebut terletak pada kurangnya waktu saat pembelajaran terutama pada saat praktek. 3 sampel yakni S1,S2, dan S3 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi Lulusan memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel masih kurang, kekurangan tersebut terletak pada kurangnya materi yang disampaikan, belum terlalu lengkap materi yang diberikan dalam meng-overhaul, dan karena singkatnya waktu dalam pemberian materi. 1 sampel yakni S1 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi Lulusan memperbaiki poros penggerak roda masih kurang, kekurangan tersebut terletak pada waktu pemberian materi yang baru disampaikan pada kelas 3 ini. 2 sampel yakni S3 dan S4 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi Lulusan memperbaiki roda dan ban masih kurang, kekurangan tersebut terletak pada kurangnya bahan materi yang diberiakan oleh guru dan adanya materi yang belum disampiakan sebagai misal adalah pembacaac kode ban. 1 sampel S2 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi Lulusan memperbaiki sistem suspensi masih kurang, kekurangan tersebut terletak pada kurangnya materi dalam pembelajaran praktek. 2 sampel yakni S1 dan S3 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi Lulusan memelihara/servis sistem AC materi yang didapat masih kurang, kekurangantersebut terletak pada kurangnya pemberian materi oleh guru dan waktu pemberian materi yang baru disampaikan pada kelas 3 ini.
76
2 sampel yakni S1 dan S3 menyatakan materi dengan Standar Kompetensi Lulusan memelihara/servis ringan mesin EFI materi yang didapat masih kurang, kekurangan tersebut terletak pada waktu pemberian materi yang baru disampaikan pada kelas 3 ini dan belum adanya pendalaman materi. Sedangkan untuk Standar Kompetensi Lulusan lainnya seluruh sampel menyatakan materi yang di dapat sudah cukup. Untuk sebagian isi wawancara terlampir dalam lampiran 9. Bedasarkan wawancara mendalam dengan 4 sampel siswa tersebut dapat diketahui sebagian besar guru telah memberikan materi kepada siswa dan sebagian besar siswa telah mendapatkan materi dari 20 Standar Kompetensi Lulusan yang diujikan dalam Ujian Nasional ujian Teori Kejuruan. Dari uaraian daiatas dapat diketahui kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan adalah dalam kategori tinggi.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil penelitian serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 3. Kesiapan guru Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) termasuk kategori tinggi. Bedasarkan hasil penelitian sebagai berikut: a. Berdasarkan analisis pengumpulan dokumen RPP mengajar dapat diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP. b. Berdasarkan analisis pengumpulan dokumen catatan atau print out materi dari guru yang diberikan pada siswa dapat diketahui semua guru menyamapaikan materi sesuai yang diajarkan. c. Berdasarkan observasi guru mengajar di kelas dapat diketahui bahwa guru menyampaiakan seluruh materi sesuai dengan materi yang tercantum dalam RPP dan guru mampu mengkondisikan lingkungan belajar yang positif, menampilkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, dan sebagian guru menggunakan media power point. 4. Kesiapan siswa Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan (UTK) termasuk kategori tinggi. Bedasarkan hasil penelitian sebagai berikut: a. Rata-rata kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan dilihat dari hasil soal tes berdsarkan 20 standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan adalah sebesar 85 %. Dari pengerjaan soal tes tersebut didapat hasil nilai semua peserta tes lulus ujian dengan rata-rata nilai yang didapat siswa dalam skala 100 adalah 7,57. b. Berdasarkan pengumpulan dokumen berupa catatan siswa dari kelas X hingga kelas XII berdasarkan 20 Standar Kompetensi Lulusan yang
77
78
diujikan dalam Ujian Ujian Teori Kejuruan dapat diketahui bahwa semua materi sudah didapat siswa. c. Bedasarkan wawancara mendalam dengan 4 sampel siswa dapat diketahui sebagian besar guru telah memberikan materi kepada siswa dan sebagian besar siswa telah mendapatkan materi dari 20 Standar Kompetensi Lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan dengan rata-rata materi yang didapat siswa sebesar 85%.
B. Implikasi Berdasrkan hasil penelitian maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut: 1. Guru yang mengikuti perkembangan dunia otomotif dan membuat inovasiinovasi dalam pembelajaran otomotif akan lebih mudah menyampaikan materi kepada siswa. Hal ini akan menambah kesiapan guru dalam menyiapkan siswanya dalam menghadapi ujian hubungannya dengan kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan. 2. Siswa yang mengikuti perkembangan dunia otomotif dan mempunyai banyak materi tentang otomotif serta rajin belajar otomotif akan menambah kemampuan siswa dalam bidang otomotif dan meningkatkan kesiapan siswa dalam menghadapi ujian hubungannya dengan kesiapan siswa dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Guru hendaknya lebih memperhatikan efektivitas baik dalam segi waktu maupun segi materi mengingat Ujian Nasional akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. 2. Guru
hendaknya
lebih
memperbanyak
materi
pengayaan
mempersiapkan siswanya dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan.
untuk
79
3. Guru hendaknya menambah inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran hubungannya dengan kesiapan guru dalam menghadapi Ujian Teori kejuruan. 4. Semua guru hendaknya menggunakan media pembelajaran LCD dan power point. 5. Dalam proses pembelajaran, khususnya siswa kelas XII, siswa hendaknya lebih memperhatikan dengan seksama materi yang diajarkan guru dalam setiap pertemuan proses pembelajaran. 6. Siswa hendaknya melengkapi catatan atau printout materi dari guru yang telah diajarkan sesuai standar kompetensi lulusan yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan untuk bahan belajar dalam menghadapi Ujian Teori Kejuruan. 7. Siswa belajar kembali materi-materi yang telah disampaikan oleh guru mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII yang diujikan dalam Ujian Teori Kejuruan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdiknas. 2003. UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/177.pdf, diakses 14 Agustus 2009 E. Mulyasa. 2004. Kurkulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasinya. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Gino. 1999. Belajar dan Pembelajaran 1. Surakarta: UNS Press H.B Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitataif. Surakarta: UNS Press Lexy J Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nana Syaodih Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Oemar Hamalaik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarjan PendekatanPendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara Prasetya Irawan. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Pekerti
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara _______. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rieneka Cipta. Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara TIM. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: FKIP UNS