1
KESETIAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGGARA PASKA PROKLAMASI TERHADAP PEMERINTAHAN RI Oleh : H. Faisal Batennie* Dua hari sesudah Pasukan Tentara Jepang menyerah dari Pasukan Tentara Sekutu, tepatnya pada tanggal 15 Agustus 1945 pasukan Jepang bergegas meninggalkan kota-kota yang selama ini dikuasainya di Kalimantan Tenggara. Semua harta benda yang bisa di bawah diangkut secara tergesa-gesa. Kotabaru dan Pagatan sebagai pusat pemerintahan jajahan di Kalimantan tenggara ditinggal begitu saja tanpa ada menyerahkan wilayah kekuasaannya kepada para pejuang didaerah. Sehingga sepeninggalnya tentara Jepang terjadi kepanikan dan kekacauan dan kekosongan pemerintahan. Beruntunglah para pejuang didaerah sigap mencermati perjuangan Tokoh Nasional di Jakarta. Dalam situasi seperti ini kemudian tokoh-tokoh pergerakan di Kalimantan Tenggara berupaya untuk memulihkan keamanan dan membentuk pemerintahaan yang sesuai dengan semangat cita-cita Proklamasi Kemerdekaan RI. pada tanggal, 17 Agustus 1945.
Laskar Pulau Laut Setelah Tentara Jepang Meninggalkan Kalimantan Tenggara, kemudian tentara NICA (Belanda) berupaya mengambil kesempatan untuk merebut kembali wilayah penting di
2
Kalimantan Tenggara. Tapi para tokoh pergerakan bersama dengan rakyat bersatu padu mempertahankan Kemerdekaan RI. “Sekali Merdeka Tetap Merdeka.” A. Perjuangan Pergerakan Rakyat Pagatan : Perginya tentara Jepang di Pagatan, justeru membawa kepanikan dan kebingungan. Akhirnya diadakanlah pertemuan diantara wakil-wakil pamong, kepolisian, pemuka rakyat, dan pimpinan Buiteishintai untuk mencari jalan keluar mengatasi ketidak pastian pemerintahan di Pagatan. Sekaligus mencari tahu kenapa pasukan Jepang meninggalkan Pagatan, akhirnya diperoleh informasi bahwa Jepang meninggalkan Pagatan dikarenakan ada hubungannya Perang Asia Fasicif dimana Pihak Sekutu berhasil membuat Pasukan Jepang menyerah. Sehingga seluruh wilayah jajahan jepang di Nusantara Kosong dan peluang ini dimanfaatkan tokoh pergerakan Nasional Memproklamasikan Kemerdekaan dan terbentuknya pemerintahaan RI. Yang disambut baik oleh tokoh pergerakan disebagian besar wilayah Nusantara termasuk di Kalimantan Tenggara. Menurut Andi Abdul Rachman, bahwa Pagatan adalah salah satu daerah pertama kali di Kalimantan yang menyatakan secara resmi bagian dari pemerintahan Republik Indonesia, kemudian membentuk sendiri pemerintahan darurat lengkap dengan aparat keamanannya yang dikenal dengan nama: KOMITE NASIONAL DAERAH PAGATAN dibentuk pada bulan September 1945, yang anggotanya terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5.
Andi Atjong Penasehat Umum dalam Pemerintahan Daerah Andi Djuferi, Wakil Rakyat dalam Pemerintahan Daerah Gusti Ibrahim (Widana) Wakil Pamong Praja Moh. Badrie, Wakil TKR dalam Pemerintahan Daerah Andi Abdulrrachman, Wakil Kepolisian dalam pemerintahan Daerah.
Untuk melengkapi pemerintahaan maka pada 25 September 1945 dibentuklah Badan Keamanan Rakyat (BKR). Selanjutnya anggota BKR dikembangkan menjadi Tentara Keamanan Rakyat terdiri dari bekas krops Butaisintai ditambah dengan pemuda-pemuda yang terlatih di Pagatan. Adapun susunan BKE dan TKR Pagatan adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pimpinan Umum Wakil Ketua I Wakil Ketua II Pimpinan Daerah Selatan Pimpinan Daerah Utara Kepala Polisi Militer Pimpinan Harian Staf Umum Hubungan Keluar
: Moh. Badrie : Andi Faisal : Andi Abdul Karim : Andi Faisal : Andi Abdul Karim : Chairuddin : Andi Faisal : M. Yasin : Saing, Syahrunsyah, A. Sjoekoer Rahim, Minhad, A Rauf Fanany, A Halim, dan Mashuddin Jaferi,
3
10. Pembantu
: Masrani Baseran, M. Saleh, Erman, A Fadillah Muin, dan M. Ilham Djafri S.
B. Perjuangan Pergerakan Rakyat Kotabaru: Berita tentang Proklamasikan Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 yang dibacakan oleh Soekarno – Hatta “Atas Nama Bangsa Indonesia.” Dan terbentuk Pemerintahan RI, telah diketahui oleh para pejuang pergerakan di Kotabaru berkat adanya tiga orang pemuda pejuang kemerdekaan yang belajar dari Surabaya menuju Ke Makkasar namun ditengah jalan perahunya mengalami kerusakan dan mampir di Pelabuhan Kotabaru. Ketiga pemuda tersebut disambut hangat oleh tokoh-tokoh pergerakan di Kotabaru. Tokoh-tokoh pergerakan Kotabaru banyak mendapatkan informasi tentang menyerahnya Pasukan Jepang Oleh Sekutu, Proklamasi Kemeredekaan RI, dan Terbentuk Pemerintahan RI di Jakarta. Sehingga atas informasi penting itu tokoh-tokoh pergerakan Kotabaru mengadakan pertemuan rahasia di Rumah salah satu tokoh pergerakan yaitu Bapak. M. Alwy. Membahas tentang sikap rakyat kotabaru terhadap Pemerintahan Republik Indonesia.
Monumen Perjuangan Rakyat Pulau Laut Siring Laut Kotabaru Sekitar bulan september 1945 rakyat kotabaru dari berbagai lapisan masyarakat berkumpul disiring laut menyambut suka cita kemerdekaan RI. Melalui upacara pengibaran Bendera Merah Putih. Kemudian M. Alwi selaku pemimpin pergerakan kemerdekaan di Kotabaru membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan RI. Dengan semangat patriotik rakyat kotabaru menyatakan kebulatan tekad “ Menolak Kembalinya Pemerintahan Kolonial Belanda, dan
4
Menyatakan Kalimantan Tenggara di Bawah Kekuasaan Republik Indonesia. Pernyataan ini sontak disambut dengan Pekik suara hati nurani rakyat “ MERDEKA, MERDEKA, sekali MERDEKA Tetap MERDEKA. ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR. Kalimat ini tidak henti-ihentinya diucapkan dan selalu bergema sampai kepelosokpelosok. Pada bulan Oktober 1945 tokoh-tokoh pemuda pergerakan berhasil membentuk BADAN PERJUANGAN DAN BADAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA di Kotabaru Kalimantan Tenggara. Anggotanya terdiri dari : 1. M. Alwy, Kepala Pemerintah Umum 2. Wahel, Sekretaris Pemerintahan Umum 3. M. Seman, Sebagai Pelaksana Pemerintah Harian, dibantu oleh M. Kasim dan GT. Hakim. Badan Perjuangan merupakan organisasi yang membantu Pemerintahan Umum yang kemudian berhasil membentuk Badan Keamanan Rakyat dan sebagai Pimpinan Umumnya adalah Peran Kamar dan sebagai wakilnya adalah Muhktar Arsyad, bulan Nopember 1945 BKR dikembangkan dengan adanya Polisi Tentara yang disingkat PETER. Terbentuknya PETER adalah untuk mengimbangi Polisi Kilat yang dibentuk NICA di Balikpapan. PETER memiliki tugas khusus dibidang penyelidikan atau sepionase. Untuk mengkosilidasi pemerintahan RI Kotabaru Kalimantan Tenggara, dilakukan pembagian tugas kepada tokoh-tokoh pejuang untuk melakukan hubungan atau kerjasama dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dan Pemerintahan RI. Sebagai berikut: 1. Syahran Gani dan Soni Moha ke Makkasar menenumi Dr. Samratulangi dan Mr Zainal Abidin. Membicarakan hubungan perdagangan. 2. Ahmad Effendi dan Ahmad Maulana ke Surabaya 3. R. Rahmat dan Dome ke Balikpapan meminta bantuan persenjataan. 4. Peran Kamar, Ahmad Rawi, Mursid, Saberani Jayadi Rais ke Banjarmasin sebagai utusan M. Alwy untuk disampaikan surat kepada H. Hadiriansyah di Banjarmasin.
C. Delegasi Menghadap Pemerintahan RI di Yogyakarta Pada 6 Desember 1945 di Pagatan diadakan komperensi bersama antara Tokoh Pergerakan Pagatan dan Kotabaru. Dalam komperensi tersebut delegasi dari Kotabaru diwakili oleh Peran Kamar dan Achmad Rawi, Delegasi Pagatan diwakili oleh A. Sjoekoer Rahim dan M. Badrie. : sehingga lahirlah Mosi Rakyat Pagatan dan Pulau Laut serta Tanah Bumbu Selatan, sebagai berikut:
5
Pagatan, 6 Desember 1945 ‘ Dengan ini kami seluruh rakyat Pagatan, Pulau Laut, dan Tanah Bumbu Selatan menyatakan berdiri tegak dibelakang Republik Indonesia, hasrat seluruh rakyat di sini, jika pihak NICA berani menginjakan kakinya ke daerah ini, atas nama rakyat kami akan siap mempertahankannya, untuk membasminya dengan segala kekuatan yang ada pada kami.” ‘MERDEKA‘ TTD Pimpinan Badan Pembantu Republik Indonesia Pagatan
Pada 26 Desember 1945. Mosi Rakyat Pagatan dan Pulau Laut serta Tanah Bumbu Selatan, disampaikan pada pemerintah RI di Yogyakarta diantara langsung beberapa orang delegasi terdiri dari; Gusti Iberahim (Mewakili Pamong Praja), Andi Jufri (Mewakili Rakyat Pagatan), dan M. Ibrahim Juferi (Mewakili TKR). Delegasi ini kemudian diterima langsung oleh Wakil Presiden Bapak M. Hatta, Menteri Luar Negeri Bapak H.A. Salim dan Gubernur Kalimantan Ir. Pengeran M. Noor. Delagasi tersebut diatas disamping menyampaikan Mosi Rakyat Pagatan, Kotabaru dan Tanah Bumbu Selatan, sekaligus juga meminta bantuan senyata dan peralatan meliter kepada pemerintah pusat, guna memperkuat ketahana TKR dan Kepolisian di Pagatan.
DIRGAHAYU NEGERI MERDEKA BANGSAKU Proklamasi Kemerdekaan RI Ke- 63 Tahun 2013.
*Penulis adalah Dosen STKIP Paris Barantai, Pemerhati Sejarah dan Budaya Kotabaru dan Tanah Bumbu.