Jurnal Nasional Ecopedon
JNEP Vol. 2 No.2 (2014) 024–028
KESESUAIAN LAHAN
http://www..................
Kesesuian lahan untuk tanaman tebu dipolitani 1. Pendahuluan Sry maryenti 1 , Yosi puti angela1
Akhir-akhir ini Banyak sekali masalah yang kita lihat dalam alam disekitar kita dimana banyak oknum tertentu yang membakar huata dan merusak lahan yang ada, hal ini membuat lahan menjadi tidak produktif lagi, mereka menggunakan lahan tersebut untuk pembangunan, yang menandakan lahan untuk pertanian semakan berkurang karena banyaknya pembangunan yang dilakukan.
1
Mahasiswi semester 3 Prodi. Tata Air Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Jl. Raya Negara Km 7 TanjungPati 26271 diterima: November
2014/ Diterbitkan: Desember
2014
Dalam hal ini kebutuhan semangkin kebutuhan lahan semakin meningkat pula karena semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dan penggunaan lahan yang sangat intensif. Keterbatasan Sumber Daya Lahan yang disebabkan penggunaan lahan yang berlebihan, maka lahan menjadi sumber daya yang langka. Untuk itu untuk petani yang akan menanam pada lahan yang ada perlu dilakuakan pengujian supaya menghasilkan hasil yang maksimal Dalam pengujin ini alat yang digunakan yaitu soil tester ,ember , air , sampel tanah,standart soil color charts dan plastik.
Abstrak Kebanyakan para pertanian kita tidak mengetahui kesesuian terhadap lahan yang mereka gunakan, untuk itu, kita perlu melakukan penelitian terhadap suatu lahan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah tamanan tersebut cocok untuk ditanami pada lahan tersebut. Kebanyakan masyarakat tidak mengetahui kesesuian terhadap suatu lahan yang mereka tanami, dimana mereka menanam tanaman yang tidak cocok dengan lahannya. Dalam hal ini kami melakukan penelitian terhadap tamanan tebu, dimana tanaman tebu berada didekat beskem TAP. Sampel tanah yang diambil lebih kurang 3-5 genggam, lalu dicocokkan dengan standart soil color charts, lalu tanah dimasukkan kedalam gayung diberi air untuk menentukan PH, dengan menggunakan soil tester. Dari hasil diperoleh pada perlakuan 1 bahwasanya kesesuaian lahan aktual pada tanaman tebu kesesuain aktual terdapat di kelas S2 yang mempunyai sub kelas S2 + s dan kesesuaian potensial terdapat dikelas s1 dan s2 yang mempunyai sub kelas S1. Dalam pengujian ini masalah yang ditemukan yaitu PH dan lereng. Masalah dapat dipecahkan dengan cara PH dirubah dengan cara penambahan kapur dan pada lereng dapat dirubah dengan cara melakukan penanaman mengikuti garis kontur. Dalam perlakuan II bahwasanya kesesuaian lahan aktual terdapat pada kelas s3 yang mempunyai sub kelas s3+s dan kemampuan potensial terdapat pada S1,S2 dan S3 yang mempunyai sub kelas S1. Dalam pengujian ini masalah yang didapatkan yaitu PH dan perakaran. Permasalahan PH dapat dirubah dengan penambahan kapur sedangkan akar dapat dirubah dengan pembuatan dranase. Dalam hal ini sebaiknya sebelum melakukan penanaman tanaman dalam suatu lahan sebaiknya dilakukan terlebih dahulu penelitian terhadap lahan tersebut, agar mendapatkan hasil yang maksimal.
“Kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu biasanya dievaluasi dengan menggunakan karakteristik lahan atau kualitas lahan. Karakteristik lahan merupakan kelengkapan lahan itu sendiri, yang dapat dihitung atau diperkirakan seperti curah hujan, tekstur tanah dan ketersediaan air, sedangkan kualitas lahan lebih merupakan sifat tanah yang lebih kompleks, seperti kesesuaian kelembaban tanah, ketahanan terhadap erosi dan bahaya banjir (FAO, 1977).” “Kesesuaian lahan adalah kecocokan macam penggunaan lahan pada tipe lahan tertentu. Kelas kesesuaian lahan suatu areal dapat berbeda-beda tergantung pada kecocokan potensi lahan terhadap kebutuhan macam penggunaan lahan tertentu. Evaluasi kesesuaian lahan adalah penilaian kecocokan tipe lahan terhadap penggunaan lahan speifik, seperti penggunaan lahan untuk tanaman jagung, padi, kopi, cengkeh, tempat rekreasi pantai alam/hutan/budaya pemukiman, peternakan dan sebagainya. Kesesuaian setiap macam penggunaan lahan dinilai, diklasifikasikan, dan disajikan untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna lahan. Pada hakekatnya evaluasi kesesuaian lahan merupakan evauai kecocokan potensi tipe lahan terhadap kebutuhan penggunaan lahan. Evaluasi kesesuaian lahan harus dilaksanakan secara menyeluruh (holistik), sesuai dengan prinsip dan tujuan evaluasi lahan (Mahi, 2004).”
Kata Kunci : Kesesuaian lahan , Tebu , Fisika Tanah , Soil Tester
Singkatan: S1 : S2 S3 : N
“Pada prinsipnya penilaian kesesuaian lahan dilaksanakan dengan cara mencocokkan (matching) data tanah dan fisik lingkungan dengan tabel rating kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan lahan mencakup persyaratan tumbuh/hidup komoditas pertanian yang bersangkutan, pengelolaan dan konservasi. Kriteria kelas kesuaian lahan untuk 112 jenis komoditas pertanian Syang berbasis lahan disajikan. Pada proses matching hukum minimum dipakai untuk menentukan faktor pembatas yang akan menentukan kelas dan subkelas kesesuaian lahannya. Dalam penilaian kesesuaian lahan perlu ditetapkan dalam keadaan aktual (kesesuaian lahan aktual) atau keadaan potensial (kesesuaian lahan potensial). Keadaan potensial dicapai setelah dilaksanakan usaha-usaha perbaikan (Improvement = I) terhadap masing-masing faktor pembatas untuk mencapai keadaan potensial. (Anonim, 2011)”
Sesuai Agak sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai
Korespenden:
[email protected];Hp :082382386996; telp: +627527754192; fax:+627527750220
24
PA Yosi dan Sri M / Jurnal Nasional Eco Pedon Vol. 2 No.2 (2014) 024-028
11. Bahan dan Metode
1.1. Tables
Lokasi Penelitian Pelaksanaan praktek ini dilaksanakan di politeknik pertanian negeri payakumbuh pada pada hari selasa
Gambar1. Posisi lahan yang dilakukan penelitian
Alat dan bahan Alat yang digunakan GPS, Alat pengukur PH,Buku sampel tanah,Plastik,Ember,Air Siapkan semua alat dan bahan yang digunakan selama praktek.Lalu cari objek yang sudah ditentukan
s Sumber: http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id03 Mei 2010
Cara kerja
Penelitian I
Adapun cara kerja dari penelitian ini adalah tentukan objek yang akan digunakan untuk penelitian, cocokkan warna tanah dengan standart soil color charts lalu ambil 3-5 genggam tanah masukkan ke dalam kantong plastik, tanah yang ada dalam kantong plastik masukkan kedalam gayung dan dikasih air,lalu ukur PH tanah dengan menggunakan soil tester isi tabel sesuai dengan data yang didapat
Kesesuian lahan Kesesuian lahan aktual Kesesuian lahan potensial
Kelas
Sub kelas
Keterangan
S2
S2 + s
Kesuburan tanah
S1, S2
S1
-PH bisa dirobah dengan melakukan pengapuran -lereng bisa dirobah dengan melakukan penanaman mengikuti garis kontur
Tabel 1. Lahan aktual dan potensial spada penelitian 1
27
PA Yosi dan Sri M / Jurnal Nasional Eco Pedon Vol. 2 No.2 (2014 )024-028
penelitian II persyaratan penggunaan Temperature Curah huajan Kelembapan udara Drainase Tektur Bahan kasar Kedalaman tanah Ketebalan Kematangan Retensi hara KTK liat Kejenuhan basa PH H2O C-organik Salintas Alkalinitas Kedalaman sulfidik Lereng Bahaya Erosi Genangan Batuan dipermukaan Singkapan batuan
Kelas kesusaian lahan 24-30 (s1) 60 (s1) ≤ 70 (s1) Agak terhambat (s2) Halus (s1) < 15 % ( s1) 70 (s1) < 60 (s1) Saprik + (s1) Hitam (s1) 16 (s1) 50 (s1) 8, 0 (s3) 0,4 (s1) < 5 (s1) < 10 (s1) 125v (s1) < 8 (s1) Sangat Rendah (s1) F1 ( s3) < 5 (s1) < 5 (s1)
Gambar 3. Tanah yang digunakan untuk penelitian
Tabel 2. Hasil dari pengujian 2
klasifikasi
kelas
subkelas
Aktual
S3
S3s
potensial
S1, S2,
S1
S3
Tabel 3. Lahan aktual dan potensial penelitian 2
Gambar 4. Mencocokkan sampel tanah dengan standart soil color charts Gambar 2. Sampel tanah tanaman tebu
28
PA Yosi dan Sri M / Jurnal Nasional Eco Pedon Vol. 2 No.2 (2014) 024-028
Gambar 5. Warna tanah yang sesuai dengan standart soil color charts
Gambar 7. Pengukuran ph Tanah dengan menggunakan soil tester.
Gambar 5. Tanah sampel yang di genggam dimasukkan kedalam kantong plastik
Gambar 8 : hasil penelitian I
111. Pembahasan
Gambar 6. Sampel tanah yang dicampur dengan air
Pengujian 1 A.Pengapuran Pengapuran merupakan upaya pemberian bahan kapur ke dalam tanah masam dengan tujuan untuk: a)Menaikkan pH tanah Nilai pH tanah dinaikkan sampai pada tingkat mana Al tidak bersifat racun lagi bagi tanaman dan unsur hara tersedia dalam kondisi yang seimbang di dalam tanah. Peningkatan pH tanah yang terjadi sebagai akibat dari pemberian kapur, tidak dapat bertahan lama, karena tanah mempunyai sistem penyangga, yang menyebabkan pH akan kembali ke nilai semula setelah beberapa waktu berselang. 27
PA Yosi dan Sri M / Jurnal Nasional Eco Pedon Vol. 2 No.2 (2014 )024-028
dengan melakukan pengapuran sedangkan lereng bisa dirobah dengan melakukan penanaman mengikuti garis kontur
b) Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) KTK meningkat sebagai akibat dari peningkatan pH tanah. Namun peningkatan KTK ini juga bersifat tidak tetap, karena sistem penyangga pH tanah tersebut di atas.
dari pratikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa klasifikasi aktual pada tanaman tebu di politeknik pertanian negeri payakumbuh dengan faktor pembatas yaitu s ( perakaran ) dan Ph. Potensial S1,S2,S3 yang dapat dirobah dengan cara pembuatan drenase dan penambahan kapur pada PH untuk merubah keasaman.
c) Menetralisir Al yang meracuni tanaman. Karena unsur Ca bersifat tidak mudah bergerak, maka kapur harus dibenamkan sampai mencapai kedalaman lapisan tanah yang mempunyai konsentrasi Al tinggi. Hal ini agak sulit dilakukan di lapangan, karena dibutuhkan tenaga dalam jumlah banyak dan menimbulkan masalah baru yaitu pemadatan tanah. Alternatif lain adalah menambahkan dolomit (Ca, Mg(CO3)2) yang lebih mudah bergerak, sehingga mampu mencapai lapisan tanah bawah dan menetralkan Al. Pemberian kapur seperti ini memerlukan pertimbangan yang seksama mengingat pemberian Ca dan Mg akan mengganggu keseimbangan unsur hara yang lain. Tanaman dapat tumbuh baik, jika terdapat nisbah Ca/Mg/K yang tepat di dalam tanah. Penambahan Ca atau Mg seringkali malah mengakibatkan tanaman menunjukkan gejala kekurangan K, walaupun jumlah K sebenarnya sudah cukup di dalam tanah. Masalah ini menjadi semakin sulit dipecahkan, jika pada awalnya sudah terjadi kahat unsur K pada tanah tersebut.
Ucapan terima kasih Dalam hal ini kami mengucapkan terima kasih kepad dosen pembimbing Aflizar, SP, MP, PhD yang telah membimbing kami selama melaksanakan penelitian yang telah kami lakukan.
Daftar pustaka [1]
Magentara,P,K.2013.Laporan-Evaluasi-Lahan.Tersedia Online. 14 Desember 2014
http://makalah4all.wap.sh/Data/Kumpulan+makal ah+pertanian/__xtblog_entry/9605013-laporanevaluasi-lahan-laporan-evaluasi-lahan-smester-6uniga?__xtblog_block_id=1
Penelitian 11
Sistem Klasifikasi Uraian tentang corak, sifat tanah yang dijumpai pada daerah survey telah dikemukakan pada pembahasan yang terdahulu. Penggolongan kesesuaian lahan untuk daerah pertanian tertentu di dasarkan atas kesesuaian sifat-sifat tanaha dan lingkungannya untuk usaha pertanian tersebut. Penialian kesesuaian lahan didasrkan atas sistem FAO. Menurut sistem tersebut dikenal 5 kelas kesesuaian lahan dan dinyatakan dalam simbol seperti berikut ini. Definisi kelas kesesuaian lahan.
[2] Saputra,A.2013.Evaluasi-Kesesuaian-Lahan.Tersedia Online. 14 Desember 2014
http://drs-oeyo.blogspot.com/2012/06/evaluasikesesuaian-lahan-kualitatif.html
[3] Munandar,A.2009.Laporan-Pratikum-SurveyTanah.Tersedia Online. 14 Desember 2014
http://ilmu-tanahunri.blogspot.com/2009/02/laporan-praktikumsurvey-tanah-dan.html
Kelas S1 Adalah sangat sesuai (Highly uitable). Dengan ciri lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksinya serta tidak menaikan masukan dari apa yang telah biasa diberikan dan sesuai dengan kaidah konserfasi. Kelas S2 Adalah Cukup Sesuai (Moderately Suitable). Dengan ciri lahan yang mempunyai satu pembatas yang agak berat dan beberapa pembatas ringan untuk penggunaan secara lestari.Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. Kelas S3 Adalah Sesuai Marginal (Marginally Suitable). Dengan ciri lahan yang mempunyai satu pembatas yang berat, dan beberapa pembatas agak berat untuk penggunaan secara lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. Kelas N1 Adalah Tidak Sesuai Pada Saat Ini (Currently not Suitable) Dengan ciri lahan mempunyai pembatas yang sangat berat, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional.
1v. kesimpulan bahwasanya kesesuian lahan aktual terrletak pada kelas S2 dengan sub kelas S2 + s (kesuburan tanah) sedangkan untuk kesesuian lahan potensial terletak pada kelas S11, S2 dimana PH bisa dirobah 28
PA Yosi dan Sri M / Jurnal Nasional Eco Pedon Vol. 2 No.2 (2014) 024-028
27