PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
Keselarasan dalam Keberlanjutan Harmony in Sustainability Laporan Keberlanjutan 2011 Sustainability Report
DAFTAR ISI 32
KINERJA EKONOMI
TABLE OF CONTENTS
ECONOMIC PERFORMANCE
2
TENTANG LAPORAN KEBERLANJUTAN PTBA
4
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
14
PROFIL PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
TATA KELOLA BERKELANJUTAN
SUSTAINABILITY CORPORATE GOVERNANCE
About PTBA Sustainability Report
message from the president director
PT BUKIT ASAM PERSERO TBK PROFILE
16
Sekilas PT Bukit Asam (Persero) Tbk Brief History
18
Visi, Misi dan Strategi Umum Vision, Mission and Strategy
22
Peta Operasional Perseroan Company Operational Location
26
Penghargaan dan Sertifikasi Awards and Certification
17
Sumber daya dan cadangan batubara Coal resources and reserves
21
Grup Usaha PTBA PTBA Business Group
23
Bidang Usaha Line of Business
28
18
Saham Perseroan PTBA Shares
22
Struktur Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi Structure of Subsidiaries and Associated Companies
24
Struktur Organisasi Organization Structure
Manajemen Pemangku Kepentingan Stakeholders Management
25
Peristiwa penting Significant Events
32 34
36 38
50
KINERJA EKONOMI Kontribusi kepada Perekonomian Negeri Contribution to the Nation’s Economy Kontribusi pada Negara Contribution to the State Hubungan dengan Mitra Kerja Relationship with Business Partners
38 39 41 41
ECONOMIC PERFORMANCE Produk dan Jasa Product and Services Manajemen Produk Product Management Pengendalian Mutu Quality Control Layanan Kepada Pelanggan Customer Service
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Struktur Tata Kelola Corporate Governance Structure
54
Struktur Tata Kelola di Perseroan The Structure of Corporate Governance in the Company
59
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) General Meeting of Shareholders
59
Direksi Board of Directors
60
Komite-komite Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Committees
63
Kebijakan Pokok Tata Kelola Governance Standard Policy
55
Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Board of Directors
PT Bukit Asam Tbk
.
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Remuneration of Commissioners and Directors
Laporan Keberlanjutan 2011
44 44
Pemasaran dan Promosi Marketing and Promotion Pengembangan Usaha Business Development Pembangunan PLTU Mulut Tambang Construction of Mine Mouth Thermal Power Plants
SUSTAINABILE CORPORATE GOVERNANCE
53
55
58
43
69
Kode Etik Berperilaku Code of Conduct
71
Budaya Perusahaan Corporate Culture
72
Perkara Hukum Yang Dihadapi Cases Involving the Company
47
47
Pengembangan Angkutan Laut Batubara Development of Coal Sea Transport Implikasi Keuangan terhadap Perubahan Iklim Financial Implication of Climate Change
50
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
74
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
76
Sumber Daya perseroan The Company Human Resources
77
Visi dan Misi Pengelolaan SDM Vision and Mission of Human Resources Management
78
Pembinaan Hubungan Industrial dengan Pegawai Industrial Relationship with Employees
92 94
94
74
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
77
Kepatuhan pada peraturan Perundangundangan bidang kepegawaian Compliance with Manpower Laws and Regulations
84
Peningkatan Kompetensi dan Pengembangan Karir Competence and Career Development
84
Rekrutmen Recruitment
85
Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi Training and Development
104
95 96
Kegiatan-kegiatan Utama di Tahun 2011 Major Activities in 2011 Tingkat Kecelakaan Kerja Work-related Accidents
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
86
Penilaian Kinerja Pegawai Performance Appraisal
87
Kesetaraan Dalam Jenjang Karir Equal Opprtunity in Career Development
88
Paket Kesejahteraan Remuneration Package
89
Kesetaraan Gender Dalam Hal Remunerasi Gender Quality in Remuneration
Pengelolaan Lingkungan Dengan Sistem Terakreditasi Accredited Environmental Management
115
Proses Penanganan Air Tambang dengan Metode Wetland Mine Water Treatment by Wetland Method
107
Struktur Organisasi Lingkungan Environment Organization Structure
117
Pengelolaan Kuasa Pertambangan dan Biodiversivitas Mining Concession & Biodiversity Management
Pengelolaan Lingkungan Environmental Management
136
122
99 100 101
90
Program Pensiun Pension Plan
90
Program Penghargaan terhadap Pegawai Employee Awards
91
Penyelarasan Organisasi dan Penyempurnaan Sistem Manajemen SDM Organization Alignment and Human Resources Management System Improvement
91
Peningkatan Budaya Unggul
WORK SAFETY AND HEALTH Kesehatan Kerja Work Health Sertifikasi dan Audit K3 WSH Audit and Certification Penghargaan Awards
102
Kegiatan Latihan Penaggulangan Kabakaran dan Pencarian Korban di Dalam Ruangan Fire Control and Victim Rescue Drill in Confined Areas
131
Biaya dan Penghargaan untuk Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Cost and Commendation for Environmental Management and Conservation
132
Laporan Pelaksanaan Reklamasi dan Rehabilitasi Progress Report of Reclaation and Rehabilitation Program
ENVIRONMENT PROTECTION
106
107
ENVIRONMENT PROTECTION
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Komitmen terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja Commitment to Work Safety and Health Komite K3 WSH Committee
104
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
125
Pengelolaan dan Pengolahan Limbah Waste Management and Processing
126
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Environmental Research and Development
127
Pemantauan Lingkungan Emission Monitoring
Pengendalian Emisi Emission Control
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM
139
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Partnership and Community Development Program
140
Struktur Organisasi Pelaksana PKBL PKBL Organization Structure
141
Program Kemitraan Partnership Program
146
Program Bina Lingkungan Community Development Program
154
Laporan Pengecekan Level Pengecekan GRI
155
referensi silang dengan GRI
150
Program Bina Wilayah Area Development Program
STATEMENT GRI APPLICATION LEVEL CHECKED
CROSS REFERENCE WITH GRI
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
2
TENTANG LAPORAN INI ini ABOUT THIS REPORT Tujuan pembuatan laporan Kami menggunakan prinsip ketepatan (Accuracy),menyeluruh (Completeness), serta reliabilitas (Reliability) untuk menampilkan informasi dalam laporan ini. Melalui proses internal audit yang kami lakukan, kami memberikan jaminan bahwa ketiga prinsip tersebut diterapkan dalam laporan ini.
Reporting purpose We apply Accuracy, Completeness and Reliability principles in providing information in this report. Through internal audit that we conduct, we give our assurance that these three principles are applied in this report.
Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk mengkomunikasikan komitmen dan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial kami kepada para pemangku kepentingan serta masyarakat secara transparan. Melalui laporan ini kami berharap para pemangku kepentingan bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan terbuka mengenai segala kegiatan pembangunan berkelanjutan yang kami lakukan.
The purpose of making this report is to communicate our economic, environmental and social commitment and performance to the stakeholders and public in a transparent manner. Through this report we hope all stakeholders will gain a clear and transparent picture of our sustainable development activities.
Lingkup dan batasan isi laporan (3.6, 3.7) Laporan ini melaporkan semua aspek kinerja operasional Perseroan dan anak usaha dalam wilayah penambangan PTBA serta perubahan-perubahan yang dialami selama tahun 2011, mencakup pembangunan berkelanjutan, kondisi keuangan serta hasil produksi. Akan tetapi, kinerja supplier maupun kontraktor Perseroan belum dilaporkan dalam laporan ini. Pendekatan dan isi laporan (3.11, 3.5) Laporan Keberlanjutan ini tetap menekankan pada pelaporan kinerja program dalam mencapai pembangunan berkelanjutan serta keterlibatan pemangku kepentingan dalam pembangunan tersebut. Adapun proses pembuatan laporan kami lakukan secara berjenjang mulai dari penyediaan data, proses penulisan, editing, pengecekan akurasi data audit hingga didapat draft final untuk kemudian kami sajikan dalam bentuk laporan akhir. Kami menerapkan pendekatan yang seimbang dalam pemenuhan indeks GRI dengan kebutuhan penyampaian laporan kepada pihak eksternal yakni para pemangku kepentingan. Sementara itu isi laporan yang kami sampaikan mencakup: (3.11, 3.6) • Kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang disyaratkan dalam indikator GRI. Laporan tahun ini mencoba menampilkan semua indikator yang ada dalam GRI standar. • Perubahan-perubahan yang terjadi selama periode 1 Januari–31 Desember 2011. • Kegiatan yang bersifat operasional yang disyaratkan dalam indikator GRI. • Kegiatan operasional yang memenuhi kepatuhan perundang-undangan atau ketentuan lainnya. • Indikator tambahan (additional indicator) yang ada dalam GRI. Teknik pengukuran data (3.9) Kami menggunakan metoda pengukuran data yang relevan dengan bidang yang dilaporkan dan sesuai dengan kaidah yang umum. Informasi dalam laporan kami sajikan berdasarkan prinsip materialitas, yakni mengungkapkan informasi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan bagi pemangku kepentingan, maupun yang memiliki dampak penting dalam kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan Perseroan. Periode dan pedoman pelaporan Laporan ini merupakan laporan berkelanjutan ke-6 yang dibuat oleh perusahaan sejak tahun 2005. Periode laporan mencakup periode 1 Januari s/d 31 Desember 2011, diterbitkan setahun sekali dan dibuat dengan mengacu pada Sustainability Reporting Guidelines 3.1 (GRI G3.1) & Mining and Metal PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Reporting scope and limitation (3.7) This report discloses all operating performance aspects in the Company’s mining areas and any changes occurring in 2011, covering sustainable development, financial condition and production output. However, our contractors’ environmental performance is not reported in this report.
Reporting approach and content (3.11, 3.5) This Sustainability Report continues to emphasize on reporting the Company’s program performance in reaching sustainable development and stakeholder engagement in the development. The content of this report covers the following: (3.11, 3.6) • Economic, social and environmental performance as required by GRI indicators. This year’s report attempts to present all indicators within GRI standard. • Changes occurring from 1 January through 31 December 2011. • Operating activities required by GRI indicators. • Operating activities in compliance with the laws and regulations. • Additional indicators contained in GRI.
Data assessment technique (3.9) We apply data assessment technique relevant to the activities being reported and to the generally applied standards. The information presented is based on materiality principle, that is disclosing information that may influence the stakeholders’ decision making, as well as that may materially affect the Company’s economic, social and environmental performance.
Reporting period and guide This report is the sixth Sustainability Report that the Company has made since 2005, covering the period from 1 January to 31 December 2011 and made with reference to Sustainability Reporting Guidelines 3.1 (GRI G3.1) & Mining and Metal
3
Sector Supplement Final Version (MMSS Final Version). The report for the previous period was published on March 2011.
Sector Supplement Final Version (MMSS Final Version). Laporan untuk periode sebelumnya diterbitkan pada bulan Maret 2011. (3.1, 3.2, 3.3)
(3.1, 3.2, 3.3)
Significant changes (3.10, 3.11) There were no material changes in the structure, accounting principle or data assessment method from previous yearís report. Nor were there changes in the Companyís business structure, shareholding or organization structure during the reporting period. (2.9) Hence, there is no change in the reporting basis and there is no effect on the comparability principle. (3.8)
GRI Index (3.12) To help readers understand the Company’s compliance with the guidelines as reported in this report, relevant GRI-G3 indexes are quoted in red letters between parentheses on every relevant page. Compilation of compliance with all GRI index requirements are listed on page 155 of this report.
Assurance (3.13) PTBA has not secured any independent third-party assurance as to the accuracy of our data presented in this report, but we have made self-assessment to verify such data. We have also engaged a third party to assess the report with regard to full compliance with GRI standard. According to the third party assessment as presented on page 154, this report has met GRI application standard with an “A” rating.
Contact Person (3.4)
Perubahan signifikan (3.10, 3.11) Tidak ada perubahan signifikan menyangkut struktur, prinsip akunting maupun metoda pengukuran data dari laporan yang disajikan di tahun sebelumnya. Juga tidak ada perubahan signifikan menyangkut struktur usaha, struktur kepemilikan dan struktur organisasi selama periode pelaporan. (2.9) Sehingga basis pelaporan tidak mengalami perubahan dan tidak mempengaruhi prinsip komparabilitas.(3.8) GRI Indeks (3.12) Untuk memudahkan pembaca memahami ketaatan yang telah dipenuhi dan dilaporkan oleh Perseroan, kami mencantumkan indeks GRI G3 yang ditetapkan dalam laporan ini dengan huruf warna merah di dalam kurung pada setiap halaman yang relevan. Adapun kompilasi atas pemenuhan seluruh ketentuan yang dipersyaratkan dalam indeks GRI bersangkutan, kami cantumkan pada halaman 155 Laporan ini. Assurance (3.13) Pada saat ini PTBA belum melakukan assurance oleh pihak ketiga yang independend untuk menjamin keakuratan data-data yang kami cantumkan dalam laporan ini, namun kami melakukan self assesment dalam memverifikasi data-data dimaksud. Selain itu kami melaksanakan proses pengecekan yang dilakukan oleh pihak ketiga atas kelengkapan laporan dengan standar GRI yang dijadikan acuan. Berdasarkan pengecekan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga sebagaimana kami cantumkan pada halaman 154, laporan ini telah memenuhi standar penerapan GRI dengan kriteria peringkat “A”
Any request, feedback or comment on this report may be submitted to:
Kontak PERSON (3.4) Setiap permintaan, masukan maupun komentar atas laporan ini dapat disampaikan kepada:
Divisi Corporate Secretary Corporate Secretary Division
Divisi Tanggung Jawab Sosial Perseroan CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES DIVISION
HANANTO BUDI LAKSONO
M. Hatta
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (2.1) Menara Kadin Indonesia lantai 15th / 15th floor Jl H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav 2-3 Jakarta – 12950 Indonesia Tel. (62 21) 525.4014 Fax. (62 21) 525-4002 Email:
[email protected]
Kantor Pusat PTBA (2.4) PTBA Head Office
atau / or
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim – 31716 Sumatera Selatan Tel: (62-734) 451-096, 452-352 Fax : (62-734) 451-095, 452-993 Email:
[email protected]
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4 Sambutan Direktur Utama
4
14 Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Message from the President Director
Profile
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA Message from the President Director
Kami kembali menyampaikan Laporan Keberlanjutan untuk memberikan gambaran mendalam, transparan dan berimbang mengenai upaya yang kami jalankan dan kinerja yang berhasil kami raih dalam memberikan kontribusi ekonomi dan sosial kemasyarakatan terhadap negara maupun masyarakat sekitar, termasuk partisipasi kami dalam menanggulangi dampak pemanasan global melalui pengelolaan lingkungan yang terencana dan dapat dipertanggung jawabkan. Once again we present our Sustainability Report to give an in-depth, transparent and balanced report on our efforts and achievements in making economic, social and environmental contribution to the state and the community, in addition to our participation in dealing with global warming issue through a well-planned and accountable environmental management.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanutan 2011
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Work Safety and Health
Environment Protection
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
5
Milawarma Direktur Utama President Director
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4 Sambutan Direktur Utama
6
14 Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Message from the President Director
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Para Pemangku kepentingan yang terhormat,
To our distinguished Stakeholders,
Tahun 2011 ini adalah untuk ke-enam kalinya PTBA membuat Laporan Keberlanjutan secara terpisah dari Laporan Tahunan. Laporan ini kami buat dengan mengacu pada sistim pelaporan berstandar internasional yakni Sustainability Reporting Guidelines G 3.1 & Mining and Metal Sector Supplement Final Version /MMSS Final Version.
This 2011 Sustainability Report is the sixth Sustainability Report of the Company that is made separate from Annual Report. The Report is written using an international standard reporting system, i.e. Sustainability Reporting Guidelines G 3.1 & Mining and Metal Sector Supplement Final Version / MMSS Final Version.
Melalui laporan berstandar internasional ini, kami ingin memberikan gambaran mendalam, transparan dan berimbang mengenai upaya yang kami jalankan dan kinerja yang berhasil kami raih dalam memberikan kontribusi ekonomi dan sosial kemasyarakatan terhadap negara maupun masyarakat sekitar, termasuk dalam hal pelestarian lingkungan. Melalui laporan ini kami ingin memberi gambaran nyata kesungguhan dan komitmen kami untuk berpartisipasi pada upaya-upaya mengatasi dampak pemanasan global yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial kemasyarakatan di seluruh dunia. Bidang usaha kami adalah penambangan dan perdagangan salah satu bahan bakar fosil yang tidak terbaharui, yakni batubara. Seperti pada umumnya perusahaan tambang batubara, operasional penambangan kami meliputi pembukaan tanah pucuk, lapisan tanah penutup, pengambilan lapisan batubara kemudian mengembalikan lapisan tanah pucuk dan tanah penutup untuk kegiatan penanaman kembali. Namun demikian, kami sangat menaruh perhatian pada upaya pengelolaan lingkungan sebelum dan pasca tambang untuk meminimalisir dampak kegiatan operasional kami. Operasional tersebut kami lakukan secara terencana serta memperhatikan kaidah penambangan yang baik dan benar dengan menerapkan pola penambangan green mining. (1.1)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanutan 2011
By this international standard report we wish to present an in-depth, transparent and balanced description of our ongoing efforts and success in making economic, social and environmental contribution to the state and the community. This report is also intended to show our determination and commitment to participate in dealing with global warming that is increasingly affecting the whole world. Our line of business is mining and trading coal, which is one of the non-renewable fossil energy sources. Like other coal miners, our mining operations entail stripping top soil and cover soil, exploiting coal layer and putting back top soil and cover soil for re-vegetation. However, we are very concerned with environmental management pre- and post-mining activities in an effort to minimize the impact of our operations. Our operations are well programmed, based on mining best practices by adopting green mining concept. (1.1)
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
7
The global warming effects are reflected in extreme weather change in every part of the world. For Indonesia, including our mines, extreme weather change was very obvious in the drastic shift from hot weather to heavy rains during a certain period in 2011, making it difficult for us to forecast the weather and plan mining activities. While in the sub-tropical region, extreme weather causes frequent snowstorms, shifting winter time, hurricane and typhoon with excessive rainfall.
Dampak pemanasan global yang saat ini melanda diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan cuaca ekstrim berskala global. Bagi Indonesia, termasuk kawasan penambangan kami, perubahan cuaca ekstrim yang sangat terasa adalah perubahan cuaca yang dramatis dari kondisi panas dan munculnya hujan lebat yang berlangsung dalam rentang waktu tertentu di tahun 2011, sehingga menyulitkan perhitungan prakiraan cuaca dalam merancang kegiatan penambangan. Sedangkan untuk kawasan subtropis, cuaca ekstrim menimbulkan seringnya terjadi badai salju, pergeseran waktu tiba musim dingin, serta badai maupun angin topan dengan curah hujan yang tinggi.
Major Risks, Challenges and Business Opportunities (1.2)
Risiko Utama, Tantangan dan Peluang Usaha (1.2)
The unpredictable climate and weather changes indirectly affected our mining plans and eventually our production output as production equipment failed to function to the utmost. Though its effect on our operations was not significant, it posed challenges to our operations, in terms of planning, production and safety. To address the situation, we improved and optimized our operations and applied drainage system to support mining operations and ensure the safety of production activities. (EC2) The climate change and the world growing concern prompted us to increase our commitment and participation in reducing the adverse effect of climate change. To deliver our commitment towards the widening impact of global warming we launched operating efficiency program through more economical mining initiatives, regular maintenance of production equipment, improvement of facilities and infrastructure, replacement of main mining equipment and electricity saving campaign. The program was a reflection of our tangible concern and support of reducing the effect of global warming and climate change. Operating efficiency is reached by shortening transport distance to reduce fuel consumption and carbon dioxide emission. Maintenance and replacement of main mining equipment also enhanced performance and fuel consumption efficiency that would in turn reduce emission. Electricity saving program was directed towards optimizing the use of electricity and reducing the use of fossil fuel in power generator. In addition to saving electricity, we also designed and implemented an integrated operating system, upgraded human resource competence and developed business in concert with environmental conservation.
Kondisi iklim dan perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi dengan lebih akurat tersebut secara tidak langsung mempengaruhi rencana penambangan kami sehingga pada akhirnya mempengaruhi pencapaian produksi kami karena kinerja alat produksi menjadi tidak optimal. Walaupun tidak secara signifikan mempengaruhi kondisi finansial Perusahaan, hal ini menjadi tantangan operasional, baik aspek penyusunan rencana tambang, aspek kegiatan produksi maupun aspek keselamatan. Untuk menjawab kondisi tersebut, kami memperbaiki dan mengoptimalkan aspek operasional serta menerapkan sistem drainase yang mendukung operasional penambangan sekaligus meningkatkan aspek keselamatan kegiatan produksi. (EC2) Dampak perubahan iklim yang kami rasakan tersebut serta semakin meningkatnya keprihatinan masyarakat dunia, membuat kami semakin bertekad menunjukkan komitmen dan partisipasi untuk turut mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Sebagai wujud kepedulian terhadap dampak pemanasan global yang semakin meluas, kami meluncurkan program efisiensi operasional melalui berbagai inisiatif perencanaan tambang yang lebih ekonomis, perawatan alat produksi secara rutin, perbaikan sarana dan prasarana, penggantian alat produksi utama termasuk pelaksanaan kampanye penghematan listrik. Program tersebut merupakan bentuk kepedulian dan dukungan nyata kami terhadap program pengurangan dampak pemanasan global dan perubahan iklim. Efisiensi operasional yang salah satu caranya adalah dengan memperpendek jarak angkut bertujuan mengurangi pemakaian BBM yang berarti mengurangi emisi karbon dioksida. Penggantian dan perawatan alat tambang utama juga berarti meningkatkan unjuk kerja dan efisiensi penggunaan BBM yang pada akhirnya mengurangi emisi. Demikian juga program penghematan listrik, selain bertujuan untuk mengurangi pemakaian listrik yang tidak sesuai peruntukannya, juga bertujuan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang digunakan sebagai pembangkit listrik. Selain penghematan listrik, kami merancang dan melaksanakan inisiatif perbaikan sistem operasional yang terpadu, pengembangan kompetensi SDM serta pengembangan usaha yang senantiasa memperhatikan kelestarian lingkungan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4 Sambutan Direktur Utama
8
14 Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Message from the President Director
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Kami telah semakin dekat dengan upaya pemanfaatan kandungan Coal Bed Methane (CBM) yang pada proses penambangan biasa, gas ini terbuang ke atmosfir sebagai salah satu unsur perusak ozon (ozone depleting substance). Gas methane tersebut pada akhirnya akan dipergunakan sebagai bahan bakar PLTU menggantikan diesel, sehingga akan mengurangi emisi CO dan S0x maupun NOx yang mengiringi penggunaan minyak diesel atau BBM lain sebagai bahan bakar pembangkit PLTU.
We are getting closer to the exploitation of Coal Bed Methane (CBM), which in mining is normally wasted to the atmosphere and becomes ozone depleting substance. The methane gas will eventually be used for fueling TPP to replace diesel, and is expected to reduce CO and SOx and NOx emission that accompanies diesel fuel or other fuel used for TPP.
Kami mendukung dan melaksanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di mulut tambang, untuk mengurangi emisi CO2 dari kegiatan transportasi batubara ke PLTU yang jauh lokasinya dari area tambang. Kami telah merintis akan melanjutkan kegiatan penambangan dengan sistem BWE, yang menggunakan listrik dari PLTU Mulut Tambang milik sendiri, sehingga mengurangi emisi CO2 dari operasional alat tambang dengan sistem shovel & truck.
We endorse and carry out the construction of mine mouth TPP to reduce CO2 emission from coal transportation to TPP which is distant from the mines. We will continue using BWE system in our mining activities, using electricity produced by our own mine mouth TPP, so as to cut down CO2 emission from mining equipment operations using shovel and truck.
Selain dari sisi operasional tambang, dari aspek pemeliharaan lingkungan, kami berhasil mengembangkan cara mengurangi angka cemaran logam berat dalam air dari proses penambangan, mengembangkan sistem
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanutan 2011
Not only on the operations side, but on the environmental conservation side we also thought of
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
a way to reduce heavy metal polution in mine water, developed closed loop system in water use, and used other liquid waste in mining process. The overal result will result in a better preserved original biota environment and re-vegetated areas.
Business Development and Environmental Conservation by Quality Control through Accredited System Application During the year, we managed to mine 12.95 million tons of coal. We handle production obstacles and make next year’s plan by taking into consideration environmental conservation in our production process. We adopt green mining concept by practising eco-friendly mining. We strive to operate efficiently to step up sales and income. This way we can continue contributing to the state, in the form of royalty and tax payments,
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
9
tertutup dalam penggunaan air, dan memanfaatkan limbah cair lain untuk membantu proses penambangan. Keseluruhan hasil tersebut akan memberi dampak positif berupa lebih terpeliharanya lingkungan biota asal maupun terpeliharanya lingkungan revegetasi yang kami laksanakan.
Mengembangkan Usaha dan Memelihara Lingkungan Dengan Penjaminan Mutu Melalui Implementasi Sistem terakreditasi Pada tahun pelaporan, kami berhasil menambang batubara sebesar 12,95 juta ton. Kami senantiasa berupaya mengatasi hambatan produksi dan menyiapkan rencana produksi tahun berikutnya dengan tetap mengedepankan pelestarian lingkungan dalam kegiatan produksi. Kami menerapkan program “green mining” dengan mempersiapkan dan melakukan pola penambangan yang ramah lingkungan. Kami terus berupaya beroperasi dengan efisien, sehingga penjualan dan laba kami meningkat. Dengan demikian kami tetap mampu meningkatkan sumbangsih kepada negara, berupa peningkatan royalti dan jumlah
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4 Sambutan Direktur Utama
10
14 Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Message from the President Director
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
pajak yang kami bayarkan serta membantu peningkatan kehidupan masyarakat sekitar. Mengantisipasi peningkatan permintaan batubara dimasa mendatang baik di pasar domestik maupun internasional, kami merencanakan peningkatan kapasitas produksi secara bertahap hingga mencapai 50 juta ton pertahun pada tahun-tahun mendatang.
and to improve the living standard of the surrounding community members. In anticipation of future higher coal demand both in domestic and export markets, we plan to increase production capacity gradually to 50 million tons a year in the coming years.
Dalam rangka pengembangan usaha ini, kami telah melakukan perbaikan infrastruktur utama maupun sarana penunjang, termasuk penambahan peralatan dan peningkatan kerjasama pengangkutan yang selama ini menjadi kendala utama dalam pengembangan usaha kami. Kami menerapkan sistem pengendalian mutu terakreditasi ISO 9001: 2008 untuk menjaga kepercayaan pelanggan dan melanggengkan kerja sama dalam jangka panjang.
In business development, we have improved main and auxiliary infrastructure, added new equipment and enhanced loading capacity that so far has become the main obstacle in our business development. We implement ISO 9001:2008 accredited quality control system to honor our customers’ trust and maintain long-term cooperation.
Dalam bidang pengelolaan lingkungan, kami menjalankan amanah peraturan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Lingkungan No. 32 tahun 2009 mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan perundangan yang berlaku. Oleh karenanya, kami senantiasa memperhatikan butir-butir yang direkomendasikan dalam dokumen AMDAL, RKL dan RPL yang dipresentasikan dan disetujui dalam setiap tahapan pengembangan maupun pelaksanaan kegiatan operasional.
In managing the environment we comply with the laws and regulations, particularly Law No. 32/2009 regarding environmental conservation and management. Therefore, we always observe the agreed points of recommendation presented in AMDAL, RKL and RPL on every stage of operating activities.
Sebagai wujud komitmen kami untuk senantiasa melakukan pengembangan usaha dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, kami berupaya meningkatkan kemampuan operasional seluruh jajaran kami. Kami melaksanakan pengelolaan SDM dengan baik, melaksanakan program peningkatan kompetensi SDM secara terarah dan memberikan kesadaran pentingnya memelihara lingkungan. Untuk menjamin pangelolaan lingkungan yang berkualitas, kami memfasilitasi audit sistem pengelolaan lingkungan bertaraf internasional yang kami jalankan. Kami berhasil mempertahankan sertifikat sistem manajemen lingkungan ISO 14001: 2004 hingga tahun 2013, yang kami tujukan untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan. Kami mempersiapkan rencana penambangan dan pengelolaan lahan pasca tambang dengan seksama, mempersiapkan tanaman revegetasi, memelihara biota endemik dan mengelola areal revegetasi dengan baik bekerja sama dengan pihak independen. Kami bahkan telah memulai pembangunan Taman Hutan Rakyat di areal bekas penambangan utama seluas 5.934 Ha, sebagai bukti komitmen kami pada pemeliharanaan lingkungan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanutan 2011
As an evidence of our commitment to develop business with environmental emphasis, we do our best to upgrade the proficiency of all personnel. We have a good personnel management and a well-directed competence upgrade program, and we encourage our people to be environment-conscious. To ensure a good environmental management, we facilitate the audit of our international standard environmental management. We are entitled to retain until 2013 our ISO 14001:2004 certification for environmental management system to make our environmental management activities more effective. Plan is under way to mine and exploit post-mining areas, cultivate re-vegetation plants, preserve endemic biota, and keep up re-vegetated areas jointly with independent parties. We have even begun to develop People’s Forest Park (Taman Hutan Rakyat) in used main mining area measuring 5,934 hectares as proof of our commitment to environmental preservation.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
11
Regularly we monitor and manage emission and polution in all mining areas and affected areas. We keep all environmental indicators within the established quality standard limits. Monitoring and treatment of emission and polution involve independent competent parties. The result is that we always meet the environment quality standards (BML) for mining activity in treating water, emission & effluent and managing hazardous waste. (4.12)
Secara teratur kami melakukan pemantauan dan pengelolaan atas emisi maupun kadar cemaran diseluruh areal penambangan dan areal terdampak. Seluruh parameter indikator lingkungan kami jaga agar senantiasa berada dalam batas baku mutu yang ditetapkan. Pemantauan dan pengelolaan melibatkan pihak independen yang berkompeten, hasilnya, kami senantiasa memenuhi persyaratan standar parameter Baku Mutu Lingkungan (BML) untuk kegiatan pertambangan (Standar Mining) dalam pengolahan air, emisi maupun effluent dan pengelolaan limbah B3. (4.12)
All our efforts are made to preserve and reinstate the biodiversity of eco-system to the original condition. We are targetting a higher level of our PROPER rating, either on provincial or national scale.
Seluruh upaya tersebut kami lakukan untuk mempertahankan biodiversitas ekosistem agar sedapat mungkin kembali seperti sebelum kegiatan penambangan. Kami menargetkan peningkatan peringkat PROPER yang semakin positif, baik pada tingkat propinsi maupun nasional.
Preparing Competent People Who Are Conscious of Work Safety and Health
Mewujudkan SDM yang Kompeten dan menyadari makna menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja
To realize business development plans, we prepare our people with utmost care. Well-designed training courses are conducted to upgrade their proficiency, and performance-based remuneration is provided. As the personnel are our partners and the backbone of the Company, we care deeply for their safety and health at work. As part of our WSH program, we provide adequate work safety gear, reliable fire extinguishers, and WSH training for employees and contractors. The Company built a hospital, RS Bukit Asam, to give medical care to the employees and surrounding community members.
Untuk mendukung rencana pengembangan usaha, kami mempersiapkan SDM dengan seksama. Kami memberikan pelatihan secara terencana untuk meningkatkan kompetensi SDM kami, dan memberikan remunerasi yang sejalan dengan kinerja yang ditunjukkan. Mengingat SDM merupakan mitra dan tulang punggung pertumbuhan Perusahaan, kami sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan tempat bekerja. Untuk menunjang implementasi program K3, kami menyediakan peralatan keselamatan kerja yang memadai, ketersediaan peralatan APK yang handal serta menyelenggarakan training khusus mengenai K3, yang diikuti oleh para pekerja Perusahaan maupun kontraktor. Kami bahkan membangun rumah sakit, RS Bukit Asam, untuk mendukung pemberian jaminan kesehatan kerja bagi karyawan maupun masyarakat sekitar.
To support this program and improve WSH standard, we apply OHSAS 18001: 2007 accredited WSH system and facilitate the audit by third parties periodicaly. We also adopt the enlarged SMK3 (WSH Management Standard) of the Manpower and Transmigration Ministry. Implementation of the accredited WSH standard is also accompanied by Contractory Safety Management System (CSMS) to assess the performance of work units and partners or third party contractors in applying SMK3.
Untuk menunjang implementasi program dan meningkatkan standar K3, kami menerapkan sistem K3 terakreditasi dari OHSAS 18001: 2007 serta memfasilitasi pemeriksaan penerapannya oleh pihak independen secara periodik. Kami juga menerapkan perluasan Standar Manajemen K3 (SMK3) dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Implementasi standar K3 terakreditasi tersebut juga kami lengkapi dengan pelaksanaan Contractory Safety Management System (CSMS) yang ditujukan untuk mengetahui kinerja satuan kerja di lingkungan Perseroan dan mitra kerja atau kontraktor pihak ke tiga, dalam menerapkan SMK3.
Therefore, we are thankful for our people’s increased awareness of the importance of practising WSH procedures, thus constantly reducing the number of accidents that cause lost workdays as depicted in LTIFR graphs. Our target is to have zero accident in the entire operation. To reach that target, through WSH Committee we encourage all employees and contractors to follow WSH procedures. (4.12)
Oleh karenanya kami kemudian bersyukur dengan meningkatnya kesadaran pekerja atas pentingnya menerapkan prosedur K3, sehingga kekerapan kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan jam kerja terus menurun seperti dicerminkan dari grafik LTIFR. Kami mentargetkan perolehan zero accident dalam seluruh kegiatan operasional. Untuk mencapainya, kami melibatkan seluruh komponen pekerja dan kontraktor dalam menerapkan K3 melalui Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2 K3). (4.12)
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4 Sambutan Direktur Utama
12
14 Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Message from the President Director
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Mengembangkan Kehidupan Masyarakat
Community Welfare Development
Kami menunjukkan komitmen pengembangan kehidupan masyarakat sekitar kegiatan operasional melalui pelaksanaan program pengembangan masyarakat (community development) yang terarah dalam bentuk pelaksanaan Program PKBL dan Bina Wilayah. Agar program dimaksud memberikan dampak yang optimal, kami melibatkan para pemangku kepentingan setempat, seperti tokoh masyarakat dan pemerintah daerah dalam merancang, menetapkan dan melaksanakan program pengembangan masyarakat. Dengan demikian kami berharap tumbuhnya kesadaran masyarakat sekitar bahwa mereka juga adalah pemilik program yang juga bertanggung jawab terhadap keberhasilannya.
We prove our commitment towards the development of neighboring community welfare through a wellfocused community development programs manifested in Partnership and Community Development Program (PKBL) and Area Development Program. To optimize these programs, we engage local stakeholders, public figures and regional government officials in designing, enforcing and running the programs. In this way, hopefully, the community members will realize that they are also the owners of the programs and therefore they should share the responsibility of their success.
Kegiatan pengembangan masyarakat kami jabarkan kedalam berbagai program spesifik sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat setempat, seperti pelaksanaan program pada bidang-bidang: pendidikan, pengembangan sarana umum, kegiatan ekonomi, kegiatan moral keagamaan, kesehatan, bantuan bencana alam dan pelestarian alam. Pilihan prioritas pelaksanaan program kami lakukan secara dinamis tergantung kondisi lingkungan dan prioritas masalah yang harus segera ditangani. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut, kami mengalokasikan sejumlah dana yang berasal dari sebagian pendapatan kami. Untuk mendukung percepatan pengembangan kehidupan kemasyarakan, pada tahun pelaporan, kami meningkatkan alokasi dana pelaksanaan kegiatan PKBL maupun Bina Wilayah secara substansial. Seluruh program pemberdayaan masyarakat tersebut menunjukkan dukungan kami terhadap program Millenium Development Goals.
Peningkatan Penerapan Prinsip-prinsip Tata Kelola Usaha Berkelanjutan Kami memandang penting pelaksanaan tata kelola perusahaan yang terbaik untuk menjamin pertumbuhan usaha secara berkelanjutan dalam jangka panjang. Bagi kami pertumbuhan usaha dalam jangka panjang seimbang yang dengan terpeliharanya kepentingan seluruh stakeholder akan dapat dicapai melalui peningkatan kualitas praktek tata kelola terbaik. Untuk meningkatkan kualitas penerapan tata kelola terbaik, pada tahun pelaporan kami telah melaksanakan berbagai langkah penting untuk menjamin peningkatan pelaksanaan azas-azas akuntabilitas, kewajaran, keterbukaan, kemandirian dan pemenuhan tanggung-jawab terhadap stakeholders. Kami melaksanakan beberapa program yang kami tujukan meningkatkan kualitas implementasi tata kelola, meliputi: •
Penyempurnaan ”Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran” (Whistle Blowing System) beserta satuan pelaksana yakni Satker Sistem Manajemen Perusahaan untuk menegakkan prinsip akuntabilitas dan transparansi.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanutan 2011
Community development programs are translated into various specific programs in accordance with the local community needs, such as education, public facilities development, economic activities, religious activities, healthcare, natural disaster relief and natural conservation. Setting the program priority scale depends on the condition and urgency of the problems To finance these activities, we allocate some fund from our income. To speed up improving the community welfare, during the year we made a substantial increase in our fund allocation for both PKBL and Area Development Program. All the community empowerment programs prove our support to reach Millenium Development Goals.
Ongoing Implementation of Good Corporate Governance Best Practices We consider it important to implement good corporate governance best practices to ensure long-term business sustainability. A long-term business sustainability that is balanced with safeguarding stakeholders’ interests is attainable through commendable implementation of good corporate governance best practices. In order to enhance the implementation of good corporate governance principles, during the year we took several important steps to ascertain that the principles of accountability, fairness, transparency, independency and compliance were continually observed and stakeholder interests were satisfied. Several programs conducted during the year towards good corporate governance include: • Revising Whistle Blowing System together with the task force in charge of the system, i.e. Corporate Management System Work Unit, to enforce accountability and transparency principles.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
• Fulfilling compliance principle through environmental audit performed periodically by central as well as local government. • Reviewing and revising Board Manual that clearly directs the duty of Commissioners and Directors to uphold independency principle. • Socializing Code of Conduct that regulates decision making mechanism in case of conflict of interest to adopt independency principle. • Making quarterly, annual managements reports, annual Partnership and Community Development Program reports and Sustainability Report in compliance with disclosure principle.
Closing Finally, allow me on behalf of the Board of Directors to thank all the stakeholders for supporting the Company’s efforts to sustain business operations and to balance its economic, social and environmental performance. We look forward to any constructive suggestion, input or criticism for the improvement of our Sustainability Report.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
13
•
Pemenuhan prinsip tanggung jawab yang tercermin dari adanya audit lingkungan hidup berkala oleh pemerintah daerah maupun pusat.
•
Peninjauan dan penyusunan ulang “Board Manual“ yang memberi panduan tegas bagi pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi untuk menegakkan prinsip independensi.
•
Sosialisasi panduan ’’Kode Etik’’ yang diantaranya mengatur mekanisme pengambilan keputusan yang mengandung benturan kepentingan untuk meningkatkan prinsip kemandirian.
•
Menerbitkan laporan manajemen secara triwulanan, laporan tahunan, laporan tahunan PKBL maupun laporan keberlanjutan untuk menegakkan prinsip keterbukaan.
Penutup Akhirul kata, atas nama Direksi Perseroan, perkenankan saya menyampaikan terima kasih kepada para pemangku kepentingan atas peran sertanya dalam mendukung keberlangsungan usaha Perseroan dan mendukung upaya yang kami lakukan dalam menyeimbangkan kinerja ekonomi, kinerja sosial dan kinerja lingkungan secara berkesinambungan. Dalam kesempatan ini atas nama Direksi, kami mengharapkan sumbang saran, masukan maupun kritik yang konstruktif untuk penyempurnaan Laporan Keberlanjutan yang kami lakukan secara berkelanjutan.
Jakarta, April 2012
Milawarma Direktur Utama President Director
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4 Sambutan Direktur Utama Message from the President Director
14
14
Profil PT Bukit Asam Persero PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
PROFIL PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile
Kami beroperasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dan di Samarinda Kalimantan Selatan, mengelola areal seluas lebih dari 90.000 Ha, memproduksi enam jenis batubara berkualitas dengan total sumber daya mencapai lebih dari 7,3 miliar ton yang kami pasarkan di pasar dalam negeri maupun ekspor dan tengah mengembangkan potensi ekonomi lain dari areal kelolaan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Work Safety and Health
Environment Protection
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
15
We operate in Tanjung Enim, South Sumatera and in Samarinda, South Kalimantan, exploiting an area of 90,000 hectares, producing six types of high quality coal with total reserves of over 7.3 billion tons, sold to domestic and export markets, and we are currently developing other economic potentials of exploited areas.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4 Sambutan Direktur Utama Message from the President Director
16
14
Profil PT Bukit Asam (Persero) Tbk
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Sekilas PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Brief History
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (2.1), sekarang dikenal dengan sebutan PTBA, untuk selanjutnya disebut juga Kami atau Perseroan, didirikan pada 2 Maret 1981 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 1980. Perseroan terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan nama tagline PTBA, pada 23 Desember 2002. Perseroan tergabung dalam Asosiasi Produsen Batubara Indonesia (APBI) dan Indonesian Mining Asociation (IMA) serta tergabung ke dalam kelompok badan usaha milik negara (BUMN). (2.6, 4.13)
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (2.1), currently known as PTBA further referred to as We or the Company, was established on 2 March 1981 by virtue of Republic of Indonesia Government Regulation No. 42 Year 1980. On 23 December 2002 the Company was listed at the Indonesia Stock Exchange under “PTBA” tagline. The Company is a member of Indonesian Coal Producers Association (APBI-Asosiasi Produsen Batubara Indonesia) and Indonesian Mining Association (IMA) and classified as a state-owned enterprise (SOE). (2.6, 4.13)
Pada awalnya Perseroan menjalankan usaha pertambangan batubara melalui 2 unit pertambangan, yakni Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) dengan lokasi 200 km arah barat daya Palembang, dan Unit Pertambangan Ombilin (UPO) di Sawah Lunto, 90 km arah tenggara Kota Padang. Kini Perseroan juga beroperasi di dekat Samarinda (Kalimantan Timur). Seiring dengan kebijakan pengembangan ketahanan energi nasional, Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara di Tanjung Enim - Sumatera Selatan, Natar - Lampung, dan Gresik di Jawa Timur, dan sejumlah anak perusahaan yang bergerak dalam usaha terkait batubara. Dengan demikian, kini Perseroan mengelola dua unit usaha operasional, yakni pertambangan batubara dan memproduksi briket. Perseroan mendistribusikan produk batubara kepada konsumen melalui pelabuhan utama di Lampung dan Palembang di Sumatera dan di Palaran, Samarinda (Kalimantan Timur). Sementara produk briket langsung didistribusikan kepada konsumen disekitar unit-unit produksi terkait. Perseroan kini tengah berupaya memanfaatkan kandungan CBM dari areal kelolaannya menjadi bidang usaha baru yang terintegrasi dengan kegiatan penambangan batubara sebagai sumber pendapatan baru (2.2) Seiring dengan perkembangan kondisi, tujuan Perseroan sebagaimana tercantum pada pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan telah bertambah, dengan uraian kegiatan sebagai berikut: • Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara. • Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahanbahan galian terutama batubara. • Memperdagangkan hasil produksi sendiri maupun pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri. • Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan dermaga khusus batubara. • Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap. • Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang terkait pertambangan batubara dan hasil olahannya.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Initially the Company operated its coal mining business in two mines, i.e. Tanjung Enim Mining Unit located 200 km southwest of Palembang, and Ombilin Mining Unit in Sawah Lunto, 90 km southeast of Padang, but today the Company has mining operations in East Kalimantan in the vicinity of Samarinda. In line with the national energy security development program, the Company was assigned by the Government to develop coal briquette business in Tanjung Enim – South Sumatera, Natar - Lampung, and Gresik in East Java, and several subsidiaries engaged in coal-related business. Hence, the Company is now running two business units, coal mining operation and briquette production. Coal is shipped to consumers from main ports in Lampung and Palembang (Sumatera) as well as Palaran, Samarinda (Kalimantan). While briquette is directly delivered to nearby consumers. The Company is currently exploiting CBM content in its exploited area to be integrated with coal mining operation as a new line of business and new source of income. (2.2) As circumstances evolve, the Company’s business pursuant to Article 3 of the Articles of Association has developed with the following activities: • Mining operation covering general research, exploration, exploitation, processing, purifying, transporting and trading of mining products particularly coal. • Further processing of mining products particularly coal. • Trading products of the foregoing business activity, either its own or other parties’ production, at home and abroad. • Managing and operating ports and piers specifically designated for coal. • Managing and operating thermal power plant. • Providing consultancy and engineering services in coal-mining-related fields and processed mining output.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
17
At the time of this report other business units were still in developmental stage.
Kegiatan unit usaha selain batubara dan briket sampai dengan periode laporan ini masih berada dalam tahap pengembangan.
Coal Resources and Reserves
Sumber Daya dan Cadangan Batubara
The Company holds Production Mining Concessions for: • Tanjung Enim coal mine of 66,414 hectares covering Muara Enim Regency and Lahat Regency, South Sumatera, including: • Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010 of 29 Oct 2010): 7,621 Ha • Muara Tiga Besar (304/KPTS/Distamben/2010 of 30 Apr 2010): 3,300 Ha • Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010 of 13 Apr 2010): 4,500 Ha • Banko Tengah Blok Barat (391/KPTS/Tamben/2010 of 13 Apr 2010): 2,423 Ha • Banko Tengah Blok Timur (389/KPTS/ Tamben/2010 of 13 Apr 2010) 22,937 Ha • Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan • (461/KPTS/HK-KS/Pertamben/2003 24,751 Ha • Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010 of 30 Apr 2010): 882 Ha.
Perseroan memiliki dan mengoperasikan wilayah IUP Operasi Produksi untuk tambang batubara di Tanjung Enim seluas 66.414 hektar, meliputi Kabupaten Muara Enim dan Lahat di Provinsi Sumatera Selatan, yang terdiri atas: • Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt 2010): 7.621 Ha • Muara Tiga Besar(304/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 3.300 Ha • Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): 4.500 Ha • Banko-Tengah Blok Barat (391/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): 2.423 Ha • Banko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/Tamben/1010, 13 Apr 2010): 22.937 Ha • Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan • (461/KPTS/HK-KS/Pertamben/2003): 24.751 Ha • Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 882 Ha.
Ombilin coal mine of 2,950 hectares, covering: • Lembah Segar and Talawi (05.87.Perindagkop of 30 Apr 2010) 2,950 Ha
Selain IUP Operasi Produksi tersebut, Perseroan juga memegang hak IUP Operasi Produksi dilokasi Peranap, Indragiri Hulu Riau (09/IUP/545-02/ IV/2010, 27 Apr 2010) seluas 17.100 Ha dan di lokasi kecamatan Palaran, kotamadya Samarinda (melalui anak perusahaan PT Internasional Prima Coal) dengan no keputusan (454/375/HK-KS/VII/2010, 19 Jul 2010) seluas 3.238 Ha.
In addition to these Production Mining Concessions, the Company also holds Production Mining Concession in Peranap, Indragiri Hulu Riau (09/IUP/545-02/ IV/2010 of 27 Apr 2010) measuring 17,100 Ha, and in Palaran, Samarinda (through subsidiary PT International Prima Coal - 454/375/HK-KS/VII/2010 of 19 Jul 2010) measuring 3,238 Ha. Out of total exploited areas, only IPC (4.8% of total area) is located close to small-scale mines, so that a rescheduling of road infrastructure usage was called for. (MM8) While in Tanjung Enim, the Company uses railroad infrastructure (managed by PT KAI) in transporting coal product to the ports.
Tambang batubara Ombilin seluas 2.950 hektar, yakni: • Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop, 30 Apr 2010):2.950 Ha
Dari luas area kelolaan, hanya lokasi IPC (4,8% luas total kelolaan) yang letaknya berdekatan dengan tambang skala kecil, sehingga terjadi penjadwalan penggunaan infrastruktur jalan. (MM8) Sementara untuk lokasi di Tanjung Enim, Perseroan menggunakan infrastruktur jalan kereta-api, yang dikelola oleh PT KAI, dalam mengangkut produksi batubara ke areal pelabuhan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
14
4 Message from the President Director
18
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
32
Profil PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Sambutan Direktur Utama
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile
Merujuk pada hasil taksiran sumber daya (resources assessment) pihak independen yaitu “International Mining Consultant (IMC)” pada Desember 2008, total sumber daya batubara (resources) Perseroan mencapai 7,3 miliar ton yang tersebar di seluruh wilayah KP Perseroan. Sedangkan jumlah cadangan tertambang mencapai 1,8 miliar ton, belum termasuk cadangan tertambang pada KP yang berlokasi di Kabupaten Lahat yang sedang bersengketa.
With reference to the assessment of resources and reserves by an independent consultant, “International Mining Consultant (IMC)” of December 2008, the Company has total coal resources of 7.3 billion tons throughout this Mining Concession area. While total mineable reserves reached 1.8 billion tons, excluding mineable reserves in the Mining Concession location at Lahat Regency which is still in dispute.
Apabila cadangan tertambang pada wilayah KP tersebut dimasukkan dalam perhitungan cadangan, maka jumlah cadangan tertambang Perseroan mencapai angka lebih dari 1,99 miliar ton.
If the mineable reserves at Lahat Regency are included, the Company has total mineable reserves of 1.99 billion tons.
Saham Perseroan
PTBA Shares
Saham Perseroan telah diperdagangkan di pasar saham Bursa Efek Indonesia, sejak 5 Desember 2003, dengan nama perdagangan PTBA. Harga saham PTBA di BEI pada tanggal 31 Desember 2011 berada pada posisi Rp17.750 per lembar. Pada tingkat harga tersebut, nilai kapitalisasi pasar saham PTBA adalah sebesar Rp40,90 triliun. Posisi kepemilikan saham PTBA pada tanggal 31 Desember 2010, adalah sebesar 65,02% dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan oleh Masyarakat sebesar 34,98%. (2.4, 2.6, 2.7)
The Company shares have been traded at the Indonesia Stock Exchange since 5 December 2003 under the trading name PTBA. On 31 December 2011 PTBA shares closed at Rp17,750 per share. At this price, PTBA market capitalization amounted to Rp40.90 trillion. Shareholders of the Company as of 31 December 2010 were the Government of Republic of Indonesia (65.02%) and public (34.98%). (2.4, 2.6, 2.7)
SKALA EKONOMI PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk (2.8) Economy of Scale of PT Bukit Asam (Persero) Tbk (2.8)
Jumlah karyawan Total Penjualan neto (Rp juta)
PERIODE PERIOD 2009 2008 3.323 3.292
2011 3.100
2010 3.201
2007 3.357
10.581.570
7.909.154
8.947.854
7.216.228
4.123.855
3.342.102
2.281.451
2.292.740
2.028.733
1.291.526
- Debt - Equity
Total kapitalisasi (Rp juta): - Utang - Ekuitas Kuantitas produk terjual (ton) Total aset (Rp juta)
Number of employees Total Net Sales (Rp million) Total Capitalization (Rp million):
8.165.002
6.366.736
5.701.372
3.998.132
2.675.501
13.466.232
2.950.565
12.484.736
12.797.922
10.852.734
Products sold (tons)
11.507.104
8.722.699
8.078.578
6.106.392
3.979.181
Total assets (Rp million)
Visi, Misi dan Strategi Perusahaan
Vision, Mission and Strategy
Visi
Vision
Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan.
To be an environment friendly coal-based energy company.
Misi • • • • •
Fokus kepada core competency dan pertumbuhan berkesinambungan Memberikan tingkat pengembalian yang optimal kepada pemegang saham Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional Memberikan kontribusi maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Mission • • • • •
Focus on core competency and sustainable growth Optimize shareholders’ return Promote a performance-based corporate culture Contribute to national economic development Contribute to community welfare improvement and environmental conservation.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
19
Strategy
Strategi
The aim to become Indonesia’s leading environment friendly coal-based energy company is achieved by six strategic steps: • Focus on the growth of coal production/sales. • Focus on projects with readiness scale 1. • Corporate restructuring. • Boost human resource competence and regeneration as well as promote a performancebased corporate culture. • Improve remuneration system based on performance-based reward. • Promote performance rating in environmental management.
Upaya pencapaian agar menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan dan terkemuka di Indonesia, dilaksanakan dengan enam langkah strategis: • Fokus pada pertumbuhan produksi/penjualan batubara. • Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1. • Restrukturisasi korporasi. • Meningkatkan kompetensi dan regenerasi sumber daya manusia (SDM) serta meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja. • Meningkatkan sistem remunerasi berdasarkan kinerja (performancebased reward). • Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan.
Socialization and Realization of Vision and Mission
Sosialisasi Visi dan Misi Perusahaan
Corporate vision and mission are socialized periodically to all employees by tiers to ensure these values are realized. A top-down approach is taken by top management to all agents who will further disseminate and explain the vision and mission to their subordinates. Simultaneously, various ideas and suggestions are deliberated and further integrated as strategies to realize corporate vision and mission. As a result, all general strategies compiled are easier to be understood and adopted by all functions as basically strategies are based on input from the bottom. This is essential as one of our corporate missions is “to promote community welfare and environmental conservation”, which in practice involves direct inter-action between our executing employees and the local community members in operating activities that affect environmental conservation. (4.8) Recruitment, performance evaluation, promotion, demotion and rotation are the moment to socialize corporate vision and mission.
Untuk menjamin tercapainya visi dan misi, Perseroan mensosialisasikan visi dan misi kepada seluruh pegawai secara periodik. Proses sosialisasi dilakukan melalui pendekatan berjenjang. Penjelasan visi dan misi dilakukan melalui pendekatan top-down, disampaikan oleh top manajemen kepada para agen yang kemudian menjelaskan kepada seluruh pegawai hingga level terbawah. Pada tahap tersebut, secara simultan mulai disaring berbagai ide dan usulan-usulan dari bawah untuk selanjutnya di integrasikan sebagai strategi untuk mencapai visi dan misi. Dengan demikian, seluruh strategi umum yang disusun akan lebih mudah dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran Perseroan, karena pada dasarnya strategi pencapaian visi dan misi tersebut adalah masukan dari bawah. Hal ini sangat penting mengingat salah satu misi Perseroan adalah “meningkat kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan” yang dalam pelaksanaannya melibatkan interaksi langsung antara pegawai di level pelaksana dengan masyarakat sekitar dan kegiatan operasional yang bersinggungan dengan komitmen pelestarian lingkungan. (4.8) Tahap penerimaan, evaluasi kinerja pegawai, promosi, demosi dan rotasi merupakan salah satu momen yang digunakan Perseroan untuk sosialisasi visi dan misi perusahaan.
Strategi Umum Perusahaan General Strategy The Company realizes its vision and mission in several phases: • Focus on the growh of coal production and sales This is to overcome transporation problem that lies in the limited loading capacity of train being the only low-cost means of transport by increasing the loading capacity of existing railway system and the port handling capacity. Stepping up production and sales is carried out by optimizing the work of related units. • Focus on development projects By constructing new railway tracks and ports, expanding Production Mining Concession areas, developing Peranap and other mines, installing the Company’s own thermal power plants, developing coal sea transport.
PTBA melaksanakan pencapaian visi dan misi melalui berbagai tahap utama, yaitu: • Fokus pada pertumbuhan produksi dan penjualan batubara Dimaksudkan untuk mengatasi hambatan transportasi, yakni keterbatasan daya angkut kereta-api sebagai satu-satunya sarana angkut paling ekonomis, dilaksanakan melalui peningkatan daya angkut dari jaringan yang sudah ada dan peningkatan kapasitas pelabuhan. Sedang peningkatan produksi dan penjualan dilakukan melalui optimasi kinerja unit bersangkutan. •
Fokus pada proyek-proyek pengembangan Yakni pembangunan jaringan angkutan kereta api baru dan pelabuhan, perluasan kawasan IUP Proses Produksi, pengembangan tambang Peranap, pengembangan tambang-tambang lainnya, pembangunan PLTU milik sendiri, dan pengembangan angkutan laut batubara.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4 Sambutan Direktur Utama Message from the President Director
20
14
Profil PT Bukit Asam (Persero) Tbk
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile
•
• • •
Restrukturisasi Korporasi Dilakukan melalui pendirian anak-anak perusahaan yang menangani bisnis non-core. Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM dan menciptakan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja. Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan kinerja (performance based reward). Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan.
Pengembangan Usaha Perseroan telah menyusun Rencana Strategis untuk dijadikan panduan dan rujukan pelaksanaan kegiatan operasional dan pengembangan usaha di masa mendatang dalam rangka mewujudkan visi dan misi PTBA. Secara garis besar, pengembangan usaha Perseroan dapat dibagi kedalam beberapa langkah mendasar, yakni: diversifikasi pendapatan, perbaikan sarana dan prasarana produksi serta efisiensi operasional. •
•
•
•
Diversifikasi Pendapatan. Perseroan berencana mendiversifikasikan sumber pendapatannya melalui tiga produk utama, yakni: pemanfaatan potensi batubara kalori rendah, dibawah 5.000 kcal/kg, pemanfaatan Coal Bed Methane (CBM), dan pembangunan pusat listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang berbahan bakar batubara kalori rendah. Perbaikan Sarana dan Prasarana Produksi. Perseroan melakukan berbaikan prasarana Coal Handling Facility (CHF) baik di lokasi penambangan, sarana angkut dan sarana pelabuhan dengan tujuan akhir meningkatkan volume penjualan yang selama ini terkendala oleh terbatasnya angkutan batubara dari lokasi penambangan ke konsumen. Efisiensi Operasional. Efisiensi operasional dilakukan melalui tiga cara utama, yakni: perbaikan sistem operasi produksi, mengembangkan dan memanfaatkan teknologi komunikasi/informasi (implementasi Supply Chain Management System/SCMS) dan memenuhi kebutuhan listrik dari PLTU milik sendiri. Restrukturisasi Usaha dan Organisasi Agar semakin fokus dalam menjalankan usahanya, Perseroan berencana melepas kepemilikan pada beberapa anak usaha non-core dan memperkuat kepemilikan pada core bisnis, yakni penambangan batubara beserta seluruh rangkaian usaha yang terkait langsung dengan kegiatan utama. Menindak lanjuti langkah ini, maka akan dilakukan restrukturisasi organisasi, menyangkut sistem, prosedur operasional dan pengelolaan SDM.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
• Corporate resctructuring This is done through setting up subsidiaries that handle non-core business. • Boost the competency and regeneration of human resource as well as promote a performance-based corporate culture • Promote a performance-based reward system • Improve performance rating in environmental management
Business Development The Company has formulated Strategic Plan to be used as a guide and reference in business operations and development with an aim to realize corporate vision and mission. Three basic steps underline business development plan: income diversification, facilities and infrastructure improvement and operating efficiency. • Income Diversification The Company plans to diversify its source of income through three main areas: using lowcalorie coal (under 5,000 kcal/kg), exploiting coal bed methane (CBM) and constructing low-caloriecoal-powered mine mouth thermal power plants. • Facilities and Infrastructure Improvement Repair and renovation are made to coal handling facilities (CHF) in mining sites, transportation and port facilities to increase sales volume which have so far been hampered by limited transport capacity from the mines to the consumers. • Operating Efficiency Efficiency drive is launched by improving production and operating system, developing and using information technology (implementation of Supply Chain Management System/SCMS), and meeting electricity requirements by the Company’s own TPP. • Organization and Business Restructuring In order to be more focused on its operations, the Company plans to divest a few non-core subsidiaries and to incrase ownership in core business that is coal mining and all related business chains. As a follow up, the Company will restructure the organization in terms of operating system, procedure and human resource management.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
21
Business Development is described in more detail in Economic Performance section.
Penjelasan lebih lanjut rencana Pengembangan Usaha diungkapkan lebih detail pada segmen Kinerja Ekonomi.
PTBA Business Group (2.3)
Grup Usaha PTBA (2.3)
As business develops, the Company currently owns nine subsidiaries with majority shareholding. The subsidiaries’ operations are synergically related to the Company’s business, such as coal mining, briquette processing, coal transportation, thermal power plant, coal trading and methane gas (CBM) mining. PTBA Business Group now consists of:
Seiring dengan perkembangan usaha, saat ini PTBA memiliki 9 (sembilan) anak usaha dengan kepemilikan mayoritas. Bidang usaha anak perusahan pada intinya bergerak pada sektor-sektor yang memberikan efek sinergi dengan budang usaha Perseroan. Bidang-bidang usaha yang dilakukan oleh anak perusahaan PTBA adalah: pertambangan batubara, pengolahan briket, transportasi batubara, pembangkit listrik tenaga uap, perdagangan batubara dan penambangan gas metana (CBM). Sehingga Grup usaha PTBA saat ini terdiri atas:
SKALA EKONOMI PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk ECONOMIC VALUE NAMA PERUSAHAAN COMPANY NAME
KEDUDUKAN POSITION
BIDANG USAHA LINE OF BUSINESS
PT Bukit Asam (Persero), Tbk
Induk Perusahaan Parent Company
Penambangan batubara, produksi briket, distribusi batubara. Coal mining, briquette production, coal distribution
Beroperasi Operational
PT Internasional Prima Coal
Anak Perusahaan Subsidiary
Penambangn batubara, persentase kepemilikan 51% Coal mining, 51% ownership
Beroperasi Operational
PT Batubara Bukit Kendi
Anak Perusahaan Subsidiary
Penambangan & distribusi batubara, persentase kepemilikan 75% Coal mining & distribution, 75% ownership
Beroperasi Operational
PT Bukit Pembangkit Innovative
Anak Perusahaan Subsidiary
Pembangkit listrik tenaga uap, kepemilkan 59,75% Thermal power plant, 59,75% ownership
Pengembangan Developmental stage
PT Bukit Asam Prima
Anak Perusahaan Subsidiary
Perdagangan batubara, kepemilikan 99,99% Coal trading, 99.99% ownership
Beroperasi Operational
PT Bukit Asam Metana Ombilin
Anak Perusahaan Subsidiary
Penambangan gas metana, kepemilikan 99,99% Methane gas mining, 99.99% ownership
Belum beroperasi Non-operational
PT Bukit Asam Metana Enim
Anak Perusahaan Subsidiary
Penambangan gas metana, kepemilikan 99,99% Methane gas mining, 99.99% ownership
Belum beroperasi Non-operational
PT Bukit Asam Metana Peranap
Anak Perusahaan Subsidiary
Penambangan gas metana, kepemilikan 99,99% Methane gas mining, 99.99% ownership
Belum beroperasi Non-operational
PT Bukit Asam Banko
Anak Perusahaan Subsidiary
Penambangan batubara, kepemilikan 65% Coal mining, 65% ownership
Belum beroperasi Non-operational
PT Bukit Asam Transpacific Railway
Anak Perusahaan Subsidiary
Angkutan batubara, kepemilikan 10% Coal transportation, 10% ownership
Belum beroperasi Non-operational
STATUS
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
14
4 Message from the President Director
22
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
32
Profil PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Sambutan Direktur Utama
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile
STRUKTUR ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN AFILIASI
STRUCTURE OF SUBSIDIARIES AND ASSOCIATED COMPANIES
PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
COAL MINING
POWER PLANT
COAL TRADING
COAL BED METHANE
PT Bukit Asam Banko
PT Bukit Pembangkit Innovative
PT Bukit Asam Prima
PT Bukit Asam Metana Ombilin
PT Bukit Asam Transpacific Railway
99,99%
99,99%
10%
65%
TRANSPORTATION
59,75% PT Batubara Bukit Kendi
PT Bukit Asam Metana Enim
75%
99,99%
PT Internasional Prima Coal
PT Bukit Asam Metana Peranap
51%
99,99%
LOKASI OPERASIONAL PERUSAHAAN (2.3, 2.7)
COMPANY OPERATIONAL LOCATION (2.3, 2.7)
SOUTH CHINA SEA
PEKANBARU 2
1
SAMARINDA
1
4
PADANG
2
BALIKPAPAN
1
3 2
3
LAMPUNG
JAVA SEA SURABAYA 3
INDIAN OCEAN
1. Pelabuhan Port TELUK BAYUR Stockpile Stockpile : 90.000 ton tons Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/year Kapal Ship : Max 40.000 DWT 2. Dermaga Pier KERTAPATI Stockpile Stockpile : 50.000 ton tons Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/year Kapal Ship : Max 8.000 DWT
PT Bukit Asam Tbk
.
3.
Pelabuhan Port TARAHAN Stockpile Stockpile : 560.000 ton tons Kapasitas Capacity : 12 juta ton/tahun million tons/year Kapal Ship : Max 80.000 DWT
Laporan Keberlanjutan 2011
1. Pabrik Briket Briquette Factory TANJUNG ENIM Kap. 12.000 ton/tahun tons/year 2. Pabrik Briket Briquette Factory LAMPUNG Kap. 8.000 ton/tahun tons/year 3. Pabrik Briket Briquette Factory GRESIK Kap. 95.000 ton/tahun tons/year
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Line of Business
The Company is currently running two main business operations, i.e. mining and distributing coal to domestic and overseas industrial consumers, and producing coal briquette for domestic industrial and residential consumers. All of the Company’s business operation is conducted in Indonesia. During the year under review, coal marketing is directed towards domestic market (65%) and export market (35%). Whereas briquette is 100% geared towards domestic sales. Total coal production during the year was approximately 12.9 million tons per annum, representing 4.9% of national coal output of 264.3 million tons. (2.5, 2.7)
The Company’s coal products come in various types depending on the calorie content and other specifications, as detailed below:
COAL BRAND
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
23
Bidang Usaha Bidang usaha utama PTBA yang saat ini telah operasional ada dua, yakni menambang dan mendistribusikan batubara kepada pelanggan industrial dan memproduksi briket batubara yang didistribusikan kepada pelanggan industrial maupun residensial. Kegiatan operasional PTBA seluruhnya dilakukan di Indonesia. Pada tahun pelaporan, tujuan pemasaran batubara sekitar 65% adalah pasar domestik sedangkan 35% adalah untuk pasar ekspor, Sementara untuk produk briket, 100% pemasarannya adalah pasar domestik. Total produksi batubara PTBA pada tahun pelaporan adalah sekitar 12,9 juta ton per tahun yang berarti sekitar 4,9% dari total produksi batubara nasional yang mencapai 264,3 juta ton. (2.5, 2.7) Produk batubara Perseroan bervariasi, sesuai dengan kandungan kalori dan spesifikasi lainnya, dengan perincian sebagai berikut.
CV (KCAL/KG,ADB)
TM (%,AR)
IM (%,ADB)
ASH (%,ADB)
VM (%,ADB)
FC (%,ADB)
TS (%,ADB)
5.300 5.500 5.900 6.300 6.700 7.000
34 30 28 21 18 14
15,0 14,7 13,1 11.3 7,8 6,1
8,0 7,3 6,0 5,0 5,0 5,0
39,0 39,0 40,4 41,2 41,5 41,9
40,0 39,0 40,5 42,5 45,7 47,0
0,5 0,6 0,6 0,6 0,6 0,7
IPC 53 BA 55 BA 59 BA 63 BA 67 BA 70
The Company produces two types of briquette products, which are carbonized briquette (super) in Tanjung Enim Business Unit, South Sumatera, and non-carbonized briquette (NK) in Lampung Business Unit and Gresik Business Unit. In the year under review, the Company’s other product segments were not commercially operational.
Untuk unit produksi briket, Perseroan memproduksi dua (dua) jenis produk, yakni briket karbonisasi (super) dari Unit Usaha Tanjung Enim Sumsel dan briket non karbonisasi (NK) produk Unit Usaha Lampung dan Unit Usaha Gresik. Sementara untuk segmen produk lainnya, hingga tahun pelaporan ini masih belum beroperasi secara komersial.
Sumberdaya
Cadangan Tertambang*
7,29 miliar ton
1,99 miliar ton
Coal Resources 1. JAKARTA Kantor Perwakilan Representative Office
Coal Reserved*
billion tons
1
billion tons
1
11 1
1. PERANAP Kuasa Pertambangan Mining Concession Sumberdaya Resources : 0,80 miliar ton billion tons Cad tertambang Coal Reserved : 0,27 miliar ton billion tons
1 (%)
2. OMBILIN Unit Pertambangan Mining Unit Sumberdaya Resources : 0,10 miliar ton billion tons Cad tertambang Coal Reserved : 0,02 miliar ton billion tons 3. TANJUNG ENIM Pertambangan Mining Unit Sumberdaya Resources : 6,35 miliar ton billion tons Cad tertambang Coal Reserved : 1,59 miliar ton billion tons 4. SAMARINDA - IPC Kuasa Pertambangan Mining Concession Sumberdaya Resources : 0,045 miliar ton billion tons Cad tertambang Coal Reserved : 0,01 miliar ton billion tons Kepemilikan Perseroan Company Ownership : 51%
18
(%)
40
87 PT IPC
Ombilin
Peranap
Tanjung Enim
*Termasuk areal Lahat yang masih dalam proses perselisihan hukum. *Includes Lahat areas that PT areBukit still inAsam the process legalSustainability disputes. Tbk . of 2011 Report
14
4
Profil PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Sambutan Direktur Utama Message from the President Director
24
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile
STRUKTUR ORGANISASI (2.4) Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis, efisien dan efektif sesuai dengan perkembangan industri serta dalam rangka mencapai pertumbuhan kinerja yang optimal.
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Organization Structure (2.4) The Company establishes a dynamic, efficient and effective organization structure aimed at reaching an optimum performance growth in accordance with the industry development.
MILAWARMA DIREKTUR UTAMA President Director
heri supriyanto
ACHMAD Sudarto
DIREKTUR OPERASI/ PRODUKSI Operations/ Production Director
DIREKTUR KEUANGAN Finance Director
ANung dri prasetya DIREKTUR PENGEMBANGAN USAHA Business Development Director
maizal gazali
m. jamil
DIREKTUR SDM & UMUM HR & General Affairs Director
DIREKTUR NIAGA Commerce Director
Suryo Eko Hadianto
suherman
SM. Perencanaan Korporat Corporate Planning
SM. AKUNTANSI DAN ANGGARAN Accounting and Budgeting
Adib Ubaidillah
DADAN RUSWANDANA
SM. PERBENDAHARAAN DAN PENDANAAN Treasury and Funding
SM. Pengembangan Korporat Corporate Development
F. Katili
Endang Purnomo
SM. SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
Mgr. Teknologi Informasi Information Technology
ERDAWATI
sonny H.A. harsono
Mgr. PROGRAM KESEHATAN Health Program
Ka. Rumah Sakit Bukit Asam Bukit Asam Hospital
hananto budi laksono
M. BAGIR
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
SM. Hukum dan Administrasi Korporat Legal and Corporate Administration
Bambang Sutrisno
M. HATTA
SM. Satuan Pengawasan Intern Internal Auditor
SM. Tanggung jawab sosial perseroan Corporate Social Responsibility
Husein Rudiyanto
UDJANG MULYANA
SM. Sistem Manajemen Perusahaan Corporate Management System
Mgr. SEKURITI Security
Edy Purwanto
SM. Pemasaran Batubara Marketing
Rakhmatullah
SM. AnalisA, Evaluasi dan Optimasi Produksi Analysis, Evaluation and Production Optimization
Novian Suri SM. Logistik Logistics
Korporat Corporate Unit Operasional Operational Unit
Munandar SS
GM. UNIT PERTAMBANGAN TANJUNG ENIM Tanjung Enim Mining Unit
GM: General Manager SM: Senior Manager
PT Bukit Asam Tbk
.
Ansyori Akhmad GM. Unit Pelabuhan Tarahan Tarahan Port Unit
Mgr: Manager Ka: Kepala Head
Laporan Keberlanjutan 2011
Muzani Wahab
GM. Unit Dermaga Kertapati Kertapati Pier Unit
Harun Alrasyid Lubis GM. Unit Pertambangan Ombilin Ombilin Mining Unit
OCTAVINA GM. UNIT PENGUSAHAAN BRIKET Briquette Business Unit
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Significant Events 23 March 2011
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
25
Peristiwa Penting 23 Maret 2011
Signing JOA CBM by PTBA & PT Pertamina (Persero) and Arrow Energy Indonesia for CBM Development in Tanjung Enim
Penandatanganan JOA CBM antara PTBA dan PT Pertamina (Persero) serta Arrow Energy Indonesia tentang Pengembangan CBM di Tanjung Enim.
29 July 2011
29 Juli 2011
Ground-breaking of Banjarsari Mine Mouth TPP 2x100MW construction in Lahat Regency, South Sumatera.
Ground Breaking pembangunan PLTU Mulut Tambang Banjarsari, 2x100 MW di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
28 November 2011 PTBA paid interim dividend of Rp103.50 per share for accounting year 2011
8 – 9 December 2011 Obtained Letter of Intent (LOI), confirming PTBA and CHD China Consortium as the winner of Banko Tengah Mine Mouth TPP 2x620MW construction project PTBA and CHD of China Consortium stated their readiness to construct Banko Tengah Mine Mouth TPP 2x620 MW
16 December 2011 Dedication of new mine in Banko Tengah, Tanjung Enim.
22 December 2011 Extraordinary GMS, resolved to replace President Commissioner and Board of Directors.
28 November 2011 PTBA membagikan Dividen Interim Tahun Buku 2011, sebesar Rp103,5 per lembar saham.
8-9 Desember 2011 Mendapatkan Letter of Intent (LOI), penetapan Konsorsium PTBA dan CHD dari Cina sebagai pemenang proyek Pembangunan PLTU Mulut Tambang 2x620 MW di Banko Tengah. Konsorsium PTBA dan CHD dari Cina membuat pernyataan kesanggupan pembangunan proyek PLTU Mulut Tambang Banko Tengah 2x620 MW
16 Desember 2011 Peresmian pembukaan areal tambang baru di Banko Tengah, Tanjung Enim.
22 Desember 2011 RUPS Luar Biasa, dengan keputusan utama Pergantian Komisaris Utama dan Pergantian Direksi.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
26
16 Sambutan Direktur Utama Message from the President Director
26
Profil PT Bukit Asam Persero
32 36
Kinerja Ekonomi Sustainable Economic Corporate Performance Governance
(Persero) Tbk Profile
50 46
74 68
Tata Kelola Keberlanjutan Berkelanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI (2.10)
AWARDS AND CERTIFICATION (2.10) JUNI JUNE
MEI MAY
Ranking 1 Top Performing Listed Company dari Majalah Investor 1st Rank Top Performing Listed Company from Investor Magazine
The Best in Building and Managing Corporate Image perusahaan Pertambangan Batubara dalam acara Indonesian’s The Most Admired Company The Best in Building and Managing Corporate Image in Coal Mining Company category in Indonesia’s The Most Admired Company program
Proper Hijau Tingkat Propinsi Sumatera Selatan untuk keempat kalinya Green Proper trophy awarded for the fourth time by South Sumatera Provincial Administration
SERTIFIKASI CERTIFICATION ISO 9001: 2008 Iso 14001: 2004 Smk3 Ohsas 18001: 2007 ISO/IEC 17025:2005
PT Bukit Asam Tbk
•
Rangking - 1 Category Energy Indonesia Best Public Companies
•
Rangking - 7 Overall Indonesia Best Public Companies
dalam acara Top-100 Best Indonesian Public Companies, oleh Majalah Swa •
1st Rank - Energy Indonesia Best Public Companies;
•
7th Rank - Overall Indonesia Best Public Companies
in Top-100 Best Indonesian Public Companies event by Swa Magazine
(4.12)
Mengenai Manajemen Pengendalian Mutu Quality Control Management Mengenai Manajemen Pengelolaan Lingkungan Environmental Conservation Management Mengenai Manajemen Kesehatan Dan Kecelakaan Kerja Work Health and Safety Management Mengenai Manajeman Keselamatan Kerja Work Safety Management Mengenai Sistem Manajeman Mutu Laboratorium Laboratory Quality Management System
.
Laporan Keberlanjutan 2011
118 92
104 182
136 266
155 305
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
SEPTEMBER
27
Green Award, Penghargaan untuk menginspirasi kelestarian lingkungan bumi. Atas upaya pembangunan TAHURA dan Kawasan Konservasi di lahan bekas tambang dan penyelamatan pohon endemik, Merbau Sumatera yang hampir punah Green Award, inspiring earth conservation, a commendation presented for developing TAHURA and Conservation Zone in post-mining area and preserving endemic plants, the practically extinct Sumatera Merbau Peringkat 1 Annual Report Award 2011 kategori BUMN/D Non-Keuangan Listed Company 1st Rank Annual Report Award 2011 in SOE/ ROE Non-Finance Listed Company category
NOVEMBER
Mendapatkan berbagai penghargaan dalam acara Anugerah Business Review, yakni: •
Peringkat III, kategori The Best CEO of the Year
•
Peringkat V, kategori The Best Finance Perfomance for Non Finance Corporation of The Year 2011
•
Peringkat III kategori The Best Human Capital of The Year 2011
•
Peringkat V kategori The Best Corporate of The Year 2011
•
Peringkat III kategori The Best GCG Implementation of The Year 2011
Various commendations in Anugerah Business Review event: •
3rd Rank, The Best CEO of the Year;
Penghargaan ADITAMA Pengelolaan Lingkungan Tambang dari Kementerian ESDM cq Ditjen Minerba
•
5th Rank, The Best Finance Perfomance for Non-Finance Corporation of The Year 2011
•
3rd Rank, The Best Human Capital of The Year 2011
ADITAMA Award for Mining Area Management from EMR Ministry cq Mineral Resources Director General
•
5th Rank, The Best Corporate of The Year 2011
•
3rd Rank, The Best GCG Implementation of The Year 2011
Penyelenggaran Indonesia MDGs Award, PTBA mendapatkan :
In Indonesia MDGs Award event, PTBA obtained:
•
GOLD untuk bidang Pendidikan 9 Tahun untuk Pemberdayaan Anak Keluarga Miskin
•
GOLD for Nine-year Education to Empower Underprivileged Children
•
SILVER untuk Bidang Kelompok Simpan Pinjam Kaum Perempuan LKMS-BMT Almu’min
•
SILVER for LKMS-BMT Almu’min Women’s Loan Savings Group
•
SILVER CSR Officer dan
•
SILVER for CSR Officer and
•
SILVER untuk penyediaan Air Bersih bagi masyarakat.
•
SILVER for Clean Water Provision for the society
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4 Sambutan Direktur Utama Message from the President Director
28
14
Profil PT Bukit Asam (Persero) Tbk
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Manajemen Pemangku Kepentingan
Stakeholders Management
Kegiatan tanggung jawab sosial Perseroan dilaksanakan sesuai dengan acuan dan pola yang sudah ditetapkan berupa Pedoman Corporate Social Responsibility (CSR) PTBA. Tujuannya adalah memberikan manfaat optimal yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan, melalui ketiga aspek yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Manfaat optimal dapat tercapai melalui interaksi timbal balik yang saling mendukung antara Perseroan dengan para pemangku kepentingan. Uraian ringkas interaksi dan pelibatan enam pemangku kepentingan dengan Perseroan dipaparkan sebagai berikut. (4.15)
The Company’s corporate social responsibility activities are carried out in accordance with PTBA Corporate Social Responsibility (CSR) Guide. The purpose is to give optimum economic, social and environmental benefits to the stakeholders through reciprocal communication. Brief description of interaction between the Company and its six stakeholders follows. (4.15)
a.
Pemegang Saham Interaksi dengan pemegang didasarkan pada penerapan azas transparansi dalam layanan informasi bagi investor. Interaksi ini dilaksanakan oleh Manajer Hubungan Investor. Tujuan interaksi adalah untuk menjaga citra Perseroan agar semakin baik serta menyampaikan informasi yang terkini secara akurat. Pelayanan terhadap investor dan pemegang saham, dilaksanakan melalui: • Penyampaikan laporan berkala maupun khusus, seperti Laporan Keuangan, Laporan Eksplorasi bulanan, Laporan Penjualan dan Pembelian Batubara. • Pengelolaan dan laporan administrasi saham. • Menyiapkan RUPST dan RUPSLB. • Pengelolaan saham/warant dan pelaksanaan pembayaran dividen.
Perseroan telah membuka situs www.ptba.co.id untuk menjaga interaksi ini selama 24 jam. b. Pemerintah Sebagai badan usaha milik Negara, Perseroan menjalin interaksi positif dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, khususnya yang terkait dengan bidang usahanya dengan tujuan “Menjadi perusahaan aset bangsa yang bernilai”. Untuk mencapai tujuan tersebut Perseroan melaksanaan interaksi timbal balik baik pada saat penyusunan peraturan terkait bidang usaha pertambangan, melaksanakan program PKBL/CSR dan memenuhi kewajiban pembayaran pajak, royalti, pembayaran dividen, melaksanakan kewajiban pemeliharaan lingkungan dan berpartisipasi dalam pembangunan sarana maupun prasarana publik.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
a. Shareholders Interaction with the shareholders is coordinated by Investor Relations Manager to provide transparent, accurate and up-to-date investors information, and to maintain the Company’s good reputation. Services to investors and shareholders are provided through: • providing periodic or specific reports, such as financial statements, monthly exploration reports, coal sales and purchase reports. • managing and reporting share administration. • preparing AGMS and EGMS. • administering shares/warrants and making dividend payment. The Company’s website www.ptba.co.id is accessible 24 hours a day. b. Government As a state-owned enterprise, the Company fosters a positive interaction with the Government, central as well as regional agencies, particularly those related to its line of business with an aim to be “A valuable asset to the nation”. The Company builds reciprocal communication when making mining business rules, carries out Partnership and Community Development and Corporate Social Responsibility programs, pays taxes, royalty and dividend, conserves the environment and participates in the construction of public and religious facilities.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
29
c. Employees Reciprocal communication with employees is evidenced by the Company honoring its commitment to enhancing employee competence for the Company’s sustainable growth. The commitment is realized through a series of strategic measures in managing human resources as follows: • Developing and realizing personnel potentials and grooming professional candidates for management/leadership level. • Aligning organisation and improving human resource management system. • Cultivating culture of excellence. • Giving incentives to encourage employees to do their best for the Company’s growth and development.
c.
Karyawan Interaksi timbal balik dengan karyawan dijabarkan melalui pelaksanaan komitmen Perseroan untuk meningkatkan kompetensi pegawai bagi pertumbuhan usaha secara berkelanjutan. Realisasi komitmen tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan serangkaian langkah-langkah strategis pengelolaan SDM sebagai berikut: • Mengusahakan pengembangan dan pemenuhan kompetensi pegawai serta penyiapan manajemen/ pemimpin Perseroan yang profesional. • Melakukan penyelarasan (alignment) organisasi dan penyempurnaan sistem manajemen SDM. • Memfasilitasi pembentukan budaya unggul. • Perseroan juga memberlakukan sistem insentif yang mendorong pegawai untuk senantiasa memberikan kemampuan terbaiknya bagi tumbuh dan berkembangnya perusahaan.
d. Suppliers At the moment the Company has approximately 2,500 suppliers who play an important role in its operations. Interaction with suppliers is based on professionalism by which the Company sets several requirements such as quality standard, management system, work safety and environmental management system. To develop the suppliers, the Company organizes a number of programs such as (1) specific joint program, and (2) training program for local suppliers of certain scale.
d.
Suplier Bagi Perseroan, pemasok atau supplier (saat ini berjumlah sekitar 2.500) merupakan mitra-kerja yang penting sebagai bagian dari mata-rantai operasional usaha. Interaksi dengan para suplier didasarkan pada ”Penerapan azas profesionalisme dalam hubungan kerjasama dengan suplier”. Dengan professionalisme tersebut Perseroan menerapkan berbagai persyaratan yang mencakup standar mutu, sistem manajemen dan keselamatan kerja (SMK3), serta sistem manajemen lingkungan (SML). Dalam mewujudkan komitmen untuk mengembangkan para suplier, Perseroan menyelenggarakan serangkaian program, yaitu dalam bentuk: (1) program kerjasama tertentu, dan (2) program pengembangan dan pembinaan melalui pelatihan untuk para supplier lokal dengan skala tertentu.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4 Sambutan Direktur Utama Message from the President Director
30
14
Profil PT Bukit Asam (Persero) Tbk
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile
e.
Pelanggan Kepuasan pelanggan adalah tolok-ukur utama dari keberhasilan usaha yang berkelanjutan. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada pelanggan, Perseroan berkomitmen untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan standar yang ditetapkan. Oleh karena itu, selain menerapkan manajemen mutu produksi yang handal, Perseroan menjaga kepercayaan pelanggan melalui pelaksanaan berbagai program, mencakup: penyediaan informasi dan pendidikan kepada pelanggan, peninjauan lokasi penambangan dan membuka akses layanan pada pelanggan.
f. Masyarakat Sebagai salah satu pemangku kepentingan yang berada di sekitar lokasi Perseroan, masyarakat memperoleh perhatian yang besar dari Perseroan. Untuk membina interaksi positif dengan masyarakat, Perseroan menjalankan pemenuhan tanggung jawab sosial korporasi, yakni melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) serta melaksanakan Program Bina Wilayah yang bertujuan untuk memberdayakan potensi ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan komitmen Perseroan untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik. Keseluruhan upaya pembinaan interaksi positif Perseroan dengan para pemangku kepentingan, dapat dilihat pada uraian-uraian mengenai topik yang relevan. Interaksi tersebut juga dapat digambarkan pada tabel ringkas, sebagai berikut.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
e. Customers Customer satisfaction is a benchmark of successful business continuity. Being a customer oriented company, the Company is committed to giving the best service according to established standards. Therefore, besides product reliability, other measures aimed at gaining customers’ trust are taken by the Company, i.e. providing information, education, plant visit and customer service center. e. Public As the stakeholders living around the sites, the public receives the Company’s serious attention. To interact with the public, the Company fulfills its corporate social responsibility through Partnership and Community Development and Area Development programs to enhance community economic potentials and to improve their living standard. All of the Company’s efforts in stakeholders engagement are provided in relevant topics, and shown in the following table:
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
31
Pelibatan Pemangku Kepentingan (3.5; 4.4; 4.14; 4.16-4.17) Stakeholders Engagement STAKEHOLDER TYPE
METHOD OF ENGAGEMENT
FREKUENSI PERTEMUAN HARAPAN PEMANGKU KEPENTINGAN FREQUENCY OF MEETING STAKEHOLDER EXPECTATION
Pelanggan Customers
• Manajemen Keluhan pelanggan (2 keluhan) • Pusat pelayanan pelanggan • Customer complaint management (2 complaints) • Customer service center
• • • •
Disesuaikan Disesuaikan Adjusted Adjusted
1. 2. 3. 1. 2. 3.
Pemegang Saham dan • RUPS Investor • Non Deal Road Show Shareholders and • Public expose Investors • One on One Meeting • Plant visit • GMS • Non Deal Road Show • Public expose • One on One Meeting • Plant visit
• • • • • • • • • •
1 kali (minimal) 3 kali 2 kali 101 kali Disesuaikan minimum once 3 times 2 times 101 times Adjusted
1. Menjaga dan meningkatkan nilai investasi melalui peningkatan kinerja Perseroan 2. Menghormati hak-hak pemegang saham sesuai UU, Peraturan, AD/ART. 1. Increased investment value by the Company’s improved performance 2. Respect for shareholders’ rights under the laws and regulations, Articles of Association
Pegawai Employees
• Serikat Pegawai Bukit Asam (SPBA) • Alignment organisasi SDM • Training/hearing rutin • Through PTBA Labor Union • HR organization alignment • Routine training/hearing
• min 1 kali dan sesuai kebutuhan • Disesuaikan • Disesuaikan • min. once and as required • Adjusted • Adjusted
1. Kesetaraan. 2. Tidak ada praktek diskriminasi. 3. Terjaminnya keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja. 1. Equality. 2. No discriminatory practice. 3. Guaranteed work safety, health and security.
Lembaga Pemerintah dan Regulator Government Authorities and Regulators
• • • •
• • • •
1. Terjalinnya hubungan yang harmonis dan konstruktif atas dasar kejujuran dengan regulator. 2. PTBA dan segenap karyawannya tunduk dan mematuhi hukum, perundangan, 1. Harmonious, constructive and honest relationship with regulators. 2. PTBA and all employees observe and obey the law.
Mitra Kerja (vendor, supplier, agen, reseller, installer) Business Partners (vendor, supplier, agent, reseller, installer)
• Pelatihan khusus bagi partner operator • Tender kontrak dan Penawaran • Pengelola • Penilaian terhadap Pemasok dan Pengelola • Specific training for operational partners • Contract bidding and procurement • Management • Supplier assessment and management
• 1 kali setahun • once a year
1. Proses pengadaan secara fair dan transparan 2. Seleksi dan evaluasi secara obyektif dalam pemilihan mitra. 3. Hubungan saling menguntungkan. 1. Fair and transparent procurement process. 2. Objective selection and evaluation of business partners. 3. Mutually beneficial relationship.
Masyarakat Public
• • • •
• Disesuaikan • Adjusted
1. Terjalinnya hubungan yang serasi dan harmonis serta memberi manfaat kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi. 2. Meminimalisir dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan. 3. Turut serta dalam kegiatan pelestarian lingkungan. 4. Melaksanakan program revegetasi dan reboisasi. 5. Merealisasikan gagasan pembangunan Taman Hutan Rakyat. 1. Harmonious and beneficial relationship with the surrounding community. 2. Minimized operating impact on the environment. 3. Participation in environmental conservation activities. 4. Revegetation and reforestation program. 5. Development of People’s Forest Park.
Pertemuan Bipartit Dengar Pendapat DPR Bipartite meeting Hearing with Parliament
Hubungan kemasyarakatan Kegiatan sumbangan Community engagement Philanthropic activities
Disesuaikan Disesuaikan Adjusted Adjusted
Mutu yang terjaga Kiriman tepat waktu Pelayanan yang melebihi harapan Guaranteed quality Delivery Ontime Services beyond expectation
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam Persero
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
32
Profile
Economic Performance
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
KINERJA EKONOMI ECONOMY PERFORMANCE
Kami berupaya memanfaatkan momen perbaikan harga komoditas dengan meningkatkan volume penjualan produk bernilai jual terbaik, beroperasi secara efisien untuk memaksimalkan imbal hasil dan merealisasikan investasi dengan terukur dan terencana agar bisa memberi kontribusi positif kepada negeri, masyarakat dan pemangku kepentingan secara berkesinambungan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Work Safety and Health
Environment Protection
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
33
We strive to capitalize on the improving commodity prices by boosting sales of the best value products, operating more efficiently to maximize return, and realizing measured and wellplanned investment to make sustainable contribution to the nation, society and stakeholders.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam Persero
Message from the President Director
34
32
Kinerja Ekonomi
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Profile
Economic Performance
KONTRIBUSI KEPADA PEREKONOMIAN NEGERI Pada tahun pelaporan, Perseroan berhasil memanfaatkan momen kenaikan harga komoditas batubara dengan meningkatkan volume penjualan batubara kalori tinggi yang bernilai jual lebih baik dengan tetap meningkatkan implementasi efisiensi operasional. Sehingga Perseroan berhasil meningkatkan marjin laba dan mancatatkan kinerja keuangan dan operasional yang jauh lebih baik dari tahun 2010 lalu. Hal ini penting, mengingat pertumbuhan laba yang dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan pada segala kondisi operasional merupakan salah satu sarat yang harus mampu ditunjukkan oleh sebuah perusahaan yang bertekad untuk terus berkembang secara berkelanjutan. Catatan kinerja ekonomi yang mampu dipertahankan juga sangat berarti bagi Perseroan, mengingat dengan kinerja ekonomi yang baik, segala rencana yang telah disusun untuk ikut andil membangun masyarakat sekitar maupun tekad untuk membantu melakukan revegetasi dan rehabilitasi lingkungan akan terus dapat dijalankan. Dengan demikian, tekad untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dengan berdasar pada tiga nilai dasar, yakni ketangguhan ekonomi (economic viability), tanggung jawab lingkungan (environmental accountability) dan tanggung jawab sosial (social responsibility) tetap dapat diwujudkan. Selama periode pelaporan, hasil kinerja ekonomi Perseroan yang memberikan gambaran mengenai perolehan nilai ekonomi dan pendistribusiannya kepada para pemangku kepentingan dapat dilihat pada tabel Ikhtisar Kinerja Ekonomi berikut. Ikhtisar Kinerja Ekonomi ini disusun mengacu pada indikator kinerja ekonomi berdasarkan pedoman pelaporan keberlanjutan Global Reporting Initiative versi 3.1. (EC1)
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
CONTRIBUTION TO THE NATION’S ECONOMY During the year under review, the Company successfully capitalized on the escalating coal prices by stepping up sales of high-calorie coal with better selling value and continued the operatting efficiency drive. Consequently, the Company had a higher profit margin and recorded a much better financial and operating performance than 2011. This is important because maintaining profit growth amid all operating conditions is a prerequisite of a company that is striving to grow continually. Constant good performance is also meaningful as it will allow the Company to carry through its plans to participate in developing the community, as well as revegetating and rehabilitating the environment surrounding its areas of operation. This way, the determination to continue growing with three basic principles, i.e. economic viability, environmental accountability and social responsibility, can be accomplished. During the year under review, the Company’s economic performance with economic value distribution to stakeholders is shown in the following Economic Performance Summary table. This Summary is based on economic performance indicators stated in sustainability reporting guide of Global Reporting Initiative version 3.1. (EC1)
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
35
Ikhtisar Distribusi Nilai Ekonomi (Rp juta) (EC 1) Economic Value Distribution Summary (Rp million) DISKRIPSI Perolehan Nilai Ekonomi
2011
2010
PERUBAHAN
(DLM RP JUTA)
(DLM RP JUTA)
%
DESCRIPTION
10.581.570
7.909.154
33,8%
Revenue
Pendapatan bunga bank dan deposito
324.890
244.308
33,0%
Interest Income from bank and deposits
Hasil Investasi pada anak perusahaan
-2.791
(5.565)
-49,8%
0
1.858
-100,0%
Gain from asset disposal
Pendapatan/ (pengeluaran) selisih kurs
24.615
(32.732)
-175,2%
Gain from forex differencial
Pendatan Lain-lain
50.610
89.660
-43,6%
10.978.894
8.206.683
33,8%
Pendistribusian Nilai Ekonomi
Economic Value Distributed
5.505.497
4.556.159
20,8%
- Karyawan - beban pokok
684.482
530.976
28,9%
Employees - cost of sales
- Karyawan - beban umum dan administrasi
524.945
379.066
38,5%
Employees - general and administrative
- Karyawan - beban pemasaran
179.157
122.861
45,8%
Employees - selling
- Karyawan - beban eksplorasi
22.460
15.934
41,0%
Employees - exploration
1.411.044
1.048.837
34,5%
Total employee’s salary and other benefit
Pendapatan
Hasil penjualan aktiva tetap
Jumlah Nilai Ekonomi Diperoleh
Biaya Operasional Gaji Karyawan dan benefit lainnya:
Jumlah Gaji Karyawan dan benefit lainnya Pembayaran kepada penyandang dana:
Total Economic Value Generated
Operating Costs Employees salary dan benefit
1.235.841
3,7%
3.249
2.037
59,5%
1.285.001
1.237.878
3,8%
Total payment for funds provider
1.963.574
1.862.575
5,4%
Expenses for government obligation (tax, royalties, etc)
Pengeluaran untuk Pemerintah (pajak, royalty, dsb) Pengeluaran untuk masyarakat
Nilai ekonomi yang ditahan sebelum dividen
Other Incomes
- Bank (bunga pinjaman)
Jumlah Nilai Ekonomi Yang Didistribusikan
Net Profit from Associated Companies
1.281.752
- Pemegang saham (Dividen) Jumlah pembayaran kepada penyandang dana:
Economic Value Generated
Payment for funds provider Dividend (shareholders) Interest (creditors)
80.356
109.108
-26,4%
Community development expenses
10.245.472
8.814.557
16,2%
Total Economic Value Distributed
2.015.174
627.967
220,9%
Economic Value Retained Excluding Dividend Paid
733.422
(607.874)
120,7%
Economic Value Retained
Nilai Ekonomi Yang Ditahan
In 2011 the Company booked total net sales of Rp10.58 trillion, up 33.8% from Rp7.91 trillion the preceding year. Total economic value generated was Rp10.98 trillion or grew 33.8% from Rp8.21 trillion in 2011, due to other income (net) of Rp50.61 billion, gain from forex differential of Rp24.62 billion, and interest income from bank and deposits of Rp324.89 billion. Economic value was distributed to the stakeholders in the amount of Rp10.25 trillion. The major part (53.79%) or Rp5.51 trillion was distributed to business partners (mining contractors, PT KAI, etc.), the government (19.2%) or Rp1.96 trillion (for tax, royalty, etc.), employees (13.8%) or Rp1.41 trillion and fund providers (12.5%) or Rp1.29 trillion. Rp2.05 trillion was retained by the Company to finance business activities in the following years.
Secara operasional, tahun 2011 PTBA membukukan nilai penjualan bersih sebesar Rp10,58 triliun, naik sebesar 33,8% dari Rp7.91 trilun di tahun 2010. Total nilai perolehan ekonomi adalah sebesar Rp10,98 naik 33,8% dari Rp8,21 triliun di tahun 2010, sebagai akibat adanya pendapatan lain-lain (bersih) yang mencapai Rp50,61 miliar, pendapatan selisih kurs sebesar Rp24,62 miliar dan perolehan bunga bank dan deposito sebesar Rp324,89 miliar. Perseroan berhasil mendistribusikan kembali perolehan nilai ekonomi hingga sebesar Rp10,25 triliun kepada para pemangku kepentingan. Mayoritas (53,79%) dari nilai perolehan tersebut, yakni sebesar Rp5,51 triliun didistribusikan kepada para mitra kerja (kontraktor penambangan, PT KAI, dsb) diikuti pengeluaran kepada Pemerintah (19,2%) atau senilai Rp1,96 triliun (untuk pembayaran pajak, royalti dsd), diikuti pengeluaran pada pegawai (13,8%) atau senilai Rp1,41 triliun dan pengeluaran pada penyandang dana (12,5%) atau senilai Rp1,29 triliun. Sebesar Rp2,05 triliun kemudian ditahan oleh Perseroan untuk membiayai berbagai kegiatan Perseroan pada tahun selanjutnya.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
36
Profile
Economic Performance
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Tabel distribusi ekonomi tersebut memberikan gambaran bahwa kinerja PTBA tidak hanya meningkatkan kekayaan para pemegang saham, namun lebih memberikan pengaruh positif kepada para pemangku kepentingan lainnya. Keterangan lebih mendetail mengenai kinerja keuangan Perseroan dapat dilihat pada Laporan Tahunan PTBA 2011 yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keberlanjutan PTBA 2011 ini.
The economic value distribution table shows that the Company’s operating results were used not only to enrich the shareholders, but also to give something positive to the other stakeholders. Further information on the Company’s operating results is provided in PTBA 2011 Annual Report which is integral to this Sustainability Report.
Kontribusi Pada Negara (EC9)
Contribution to the State (EC9)
Sebagai sebuah perusahaan milik negara, setiap tahun Perseroan memberikan 6 (enam) jenis kontribusi kepada negara, yakni: pajak, dividen, royalti (iuran produksi), retribusi, iuran tetap dan bea masuk. Total pajak yang dibayarkan pada negara pada tahun 2011 adalah sebesar Rp1,32 triliun, sedikit turun dari pajak tahun 2010 yang sebesar Rp1,33 triliun. Iuran produksi (royalti) pada tahun 2011 mencapai total Rp585,66 miliar, naik 13,9% dari angka sebesar Rp514,19 miliar di tahun 2010, akibat adanya kenaikan volume produksi dan perubahan cara perhitungan royalti.
As a state-owned enterprise, the Company pays six contributions to the state: tax, dividend, royalty (production provision fee), retribution, fixed contribution and import duty. In 2011, total tax paid to the state amounted to Rp1,32 trillion, lower than Rp1,33 trillion in 2010. Royalty totaled Rp585.66 billion or increased 13.9% from Rp514.19 billion in 2010, as a consequence of bigger production volume and different royalty calculation.
Komponen kontribusi lain yang cukup besar dari Perseroan yang dibayarkan kepada negara adalah dividen. Sebagai salah satu perusahaan milik negara dengan kinerja yang baik, hampir setiap tahun PTBA memberikan kontribusi pembagian dividen dengan jumlah yang ditetapkan dalam RUPS. Besaran dividend pay-out dalam lima tahun terakhir adalah sebesar 50%. Pada tahun laporan, besaran dividen untuk tahun buku 2010 yang dikontribusikan pada negara adalah sebesar Rp854,50 miliar.
Another significant contribution to the state is dividend payment. As a well performing SOE, almost every year PTBA pays dividend in an amount decided by GMS. For the past five years, dividend payout ratio has been 50%. For 2010 operating results, dividend paid to the state amounted to Rp854.50 billion.
Sehingga total kontribusi yang dibayarkan kepada negara pada tahun laporan adalah sebesar Rp2,82 triliun, naik 0,4% dari angka kontribusi sebesar Rp2,81 triliun di tahun 2010. Berikut adalah gambaran kontribusi PTBA pada negara (dalam Rp miliar).
So, total contribution to the state in 2011 amounted to Rp2.82 trillion or increased 0.4% from Rp2.81 trillion in 2010. The following graph shows the Company’s contribution to the state (in Rp billion).
Kontribusi PTBA pada negara (dalam Rp miliar) The Company‘s Contribution to the state (in Rp billion)
645,6
536,2
814,2
854,5
1.326,4
1.317,9
Royalti Royalty Dividen Dividend
2010
PT Bukit Asam Tbk
2011
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Pajak Tax
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
In addition to financial aid, the Company contributed in the construction of facilities and amenities, among others: (EC8) Asphalting and hardening public road of 3,867 meters in Ring 1 zone of the Company. • Asphalting public road of 9.65 km long in Lawang Kidul District. • Building/repairing 58 packets of footpath totaling 12,765 meters at six districts within Ring 1 zone in Muara Enim and Lahat Regencies. • Constructing/renovating 53 packets of drainage totaling 13,780 meters within Ring 1 zone in Muara Enim, Lahat, Lampung and Ombilin Regencies. • Making nine packets of public bath facilities within Ring I zone in Muara Enim, Lahat and Tarahan Regencies. • Constructing/renovating five packets of neighborhood bridge within Ring 1 zone in Muara Enim, Lahat and Ombilin Regencies. • Renovating 31 elementary, junior and senior high school buildings/classrooms in Muara Enim, Lahat, Lampung and Ombilin Regencies. • Building six libraries and school clinics in Lawang Kidul District. The Company plays a part in the formulation of public policy, by serving as resource person in drafting Regional Regulations pertaining to mining and other production provision fee. (SO5) In spite of its significant contribution to the state, the Company has never received any financial aid for its operations from the Government, although the Government is the majority shareholder. The only assistance extended to the Company is import duty exemption on several major equipment for constructing Tanjung Enim TPP as ruled by the law. (EC4)
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
37
Selain berkontribusi secara finansial, Perseroan memberi kontribusi bersifat material mencakup pembangunan sejumlah sarana dan prasarana, antara lain: (EC8) • Pengaspalan jalan umum di Kecamatan Lawang Kidul, sepanjang 9,65 Km. • Pembuatan/perbaikan jalan setapak sebanyak 58 paket, atau sepanjang 12.765 meter, di enam wilayah kecamatan Ring 1, Kab Muara Enim dan Lahat • Pembuatan dan perbaikan parit/drainase lingkungan sebanyak 53 paket, atau sepanjang 13.780 meter, di wilayah kecamatan Ring 1 perusahaan, Kab Muara Enim, Lahat, Lampung dan Ombilin •
•
•
•
Pembuatan sarana pemandian umum/MCK sebanyak 9 paket di Kecamatan Ring 1 perusahaan, Kabupaten Muara Enim, Lahat dan Tarahan. Bantuan pembangunan/perbaikan sarana jembatan lingkungan di kecamatan ring 1 perusahaan sebanyak 5 paket di wilayah Muara Enim, Lahat dan Ombilin. Renovasi gedung/ruangan belajar SD/SLTP/SLTA di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat, Lampung dan Ombilin sebanyak 31 unit sekolah. Pembangunan ruang Perpustakaan dan ruang Usaha Kesehatan Sekolah, sebanyak 6 unit, di Kecamatan Lawang Kidul.
Perseroan juga memberikan kontribusi dalam penyusunan kebijakan publik seperti menjadi nara sumber dalam penetapan Peraturan Daerah terkait iuran hasil pertambangan dan sejenisnya. (SO5) Sekalipun memberikan kontribusi yang cukup berarti kepada negara, dalam menjalankan kegiatan operasionalnya PTBA tidak pernah menerima bantuan finansial dari Pemerintah, walaupun Pemerintah adalah pemegang saham mayoritas. Bantuan yang diterima oleh Perseroan hanya berupa keringanan bea masuk atas beberapa peralatan utama pada pembangunan unit PLTU di Tanjung-Enim yang dilaksakan sesuai ketentuan. (EC4)
Mendorong Pertumbuhan PerEkonomian Daerah Intensifying Regional Economy Besides giving direct contribution to the state, the Company also makes indirect contribution by creating job opportunity for the local community members. Employment of local people is directly by the Company or through partners, either suppliers or mining contractors. The more locals are employed, the more active are the surrounding economic activities and the better is their living standard. (EC9) The importance of local employment prompts the Company to consider the number of local people that can be employed when selecting suppliers or mining contractors. The Company also contributes in promoting regional economy by paying taxes on all operating vehicles, and thus augmenting local income.
Selain kontribusi langsung kepada Pemerintah, Perseroan memberi kontribusi tak langsung, berupa penyerapan tenaga kerja lokal di daerah operasional Perseroan. Penyerapan tenaga kerja lokal ini dilakukan secara langsung oleh Perseroan maupun oleh mitra usaha Perseroan yang bertindak sebagai pemasok maupun mitra kegiatan penambangan. Semakin banyak tenaga kerja lokal yang terserap, maka kegiatan perekonomian di areal seputar operasional Perseroan makin meningkat dan semakin meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. (EC9) Mengingat pentingnya penyerapan tenaga kerja lokal ini, Perseroan mempertimbangkan butir besaran penyerapan tenaga kerja lokal dalam memilih mitra pemasok maupun mitra kerja kegiatan penambangan. Selain melalui penyerapan tenaga kerja, Perseroan berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian daerah melalui pembayaran pajak kendaraan bermotor atas seluruh armada kendaraan operasional yang beroperasi di daerah, sehingga turut menyumbang pada komponen pendapatan asli daerah (PAD).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
38
Profile
Economic Performance
Hubungan Dengan Mitra Kerja (EC 6) Dengan areal Kuasa Penambangan yang luas (total hingga diatas 90.832 ha), beroperasi di tiga pulau utama di Indonesia, Perseroan menyadari keberadaan pihak-pihak yang bertindak sebagai pemasok menjadi krusial dalam keberlangsungan operasional Perseroan. Interaksi positif antara Perseroan dengan para pemasok, akan berdampak positif pula pada kinerja perusahaan. Perdampak positif pada penciptaan lapangan kerja dan pada akhirnya akan mampu turut memacu pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional. Oleh karena itu, bagi Perseroan pemasok atau supplier merupakan mitra-kerja yang penting sebagai bagian dari mata-rantai operasional usaha. Jumlah mitra kerja yang terlibat dalam interaksi dengan operasional Perseroan saat ini adalah sekitar 2.500. Perseroan menerapkan azas profesionalisme dalam hubungan kerjasama dengan seluruh mitra kerja tersebut, dengan mempertimbangkan berbagai persyaratan yang mencakup standar mutu, sistem manajemen dan keselamatan kerja (SMK3), serta sistem manajemen lingkungan (SML). Azas profesionalisme mencakup juga pemenuhan ketentuan harga yang bersaing, kredibilitas, akuntabilitas, dan ketepatan atas pasokan barang maupun jasa dari para mitra kerja termasuk pemenuhan aspek-aspek HAM para pekerja mitra kerja. (HR1) Untuk itu, Perseroan menjalankan program evaluasi daftar mitra kerja yang dilakukan secara berkala, baik di dalam tahapan proses kerja maupun akhir kontrak kerja, sebagai dasar penilaian untuk proses seleksi selanjutnya. Proses ini dilaksanakan secara transparan dan akuntable, dengan setiap tahapan terpenting Perseroan memberikan waktu “masa sanggah” pada para mitra kerja. Untuk menjamin kualitas dan kontinuitas proses seleksi, Perseroan saat ini telah mengintrodusir kebijakan “Prosedur dan Tatacara Pengadaan Barang dan Jasa”, yang melibatkan mekanisme pengawasan oleh Satuan Pengawas Internal. (4.6) Pada tahun pelaporan seluruh mitra kerja utama (100%) telah menjalani proses screening ini, termasuk screening terhadap pemenuhan aspek-aspek HAM pekerjanya. (HR1, HR2) Sebagai bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitarnya, Perseroan memberikan kesempatan kepada usaha kecil dan koperasi setempat yang memiliki kompetensi untuk pekerjaan-pekerjaan jasa tertentu, Dalam mewujudkan komitmen untuk mengembangkan para mitra kerja, Perseroan menyelenggarakan serangkaian program, yaitu dalam bentuk: (1) program kerjasama tertentu, dan (2) program pengembangan dan pembinaan melalui pelatihan untuk para mitra kerja lokal dengan skala tertentu. (HR2)
Produk dan Jasa Produk utama Perseroan adalah batubara dan briket batubara. Untuk produk batubara, dalam rangka penjagaan kualitas produk agar sesuai dengan klausul yang tercantum dalam kontrak, maka analisis kualitas batubara dilakukan secara berjenjang mulai dari titik awal eksplorasi, produksi, dan saat proses penanganan hingga preshipment. Dokumen analisis mengenai jenis dan mutu batubara yang menyertai proses pengiriman dikeluarkan dan diverifikasi oleh pihak ketiga yang terakreditasi, hingga sampai di pihak konsumen. (PR3)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Relationship with Business Partners (EC 6) Operating in vast mining concession areas (over 90,832 hectares) in three major islands of Indonesia, the Company realizes the crucial role of suppliers to its sustainable operations. Constructive communication between the Company and its suppliers will impact its performance positively with new job openings and eventually local and national economic intensification. Therefore, in the eyes of the Company, suppliers are essential partners in the business operating chain. A total of approximately 2,500 business partners are currently involved in the Company’s operations. The Company deals with those partners professionally, taking into consideration quality standard, management system, work (occupational) safety and environmental management system. Professionalism is also applied in competitive pricing, credibility, accountability, and punctuality of goods and services supply by partners, as well as the respect for human rights of partners’ employees. (HR1) For that reason, the Company periodically evaluates partners on the list, during or at the end of work contract to determine the next selection. This is a transparent and accountable process, and at each stage the Company allows all partners a “rebuttal period”. To ensure the quality and continuity of selection process, the Company has introduced “Procedures of Goods and Services Procurement” including monitoring mechanism by Internal Audit Unit. (4.6) In the year under review, most major business partners underwent this screening process. (HR1, HR2) To empower the local community’s economy, the Company invites potential small businesses and cooperatives from the surrounding area to take up certain service jobs. To fulfill its commitment to the development of business partners, the Company launches a number of programs, i.e. (1) specific joint program and (2) training program to foster and develop local business partners in certain categories. (HR2)
Products and Services The Company’s main products are coal and briquette. To control the quality of coal product to be consistent with contractual clauses, quality analysis is conducted in stages, from exploration, production, handling to pre-shipment. Analysis document specifying coal type and quality is verified by an accredited third party, and carried until delivery point. (PR3)
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Considering its product requires spacious area and heavy equipment in the transporting process, the Company puts in place accredited safety and health standards so that the entire loading and transporting process using heavy equipment and specific trucks do not pose health hazards to the operators and local community. (PR5) The shortest distance between loading and residential area is standardized, the size of coal grains is specified in stages during transporting process to reduce fine dust blown by the wind, although the dust is not health threatening. In stockpile area and along the loading track in the mine area, water is sprayed regularly to reduce the effect of flying dust. (PR1)
Briquette products are delivered to consumers in packages of differing weight, limited to 20 kg and 12 kg, thus preventing back injury to consumers upon lifting or moving the packages. Packages of 20 kg are for egg type while packages of 12 kg are for cube type. Such paper/plastic bags are specifically designed for briquette products, labeled as the Company’s product with clear description of type, weight, usage suggestion and other relevant information. Given the type of coal or briquettes are not easily biodegradable products, then the evaluation of health effects for the improvement of packaging (briquettes) and handling coal not performed in accordance with the life cycle of products, but within a period consistent with ISO standards and provisions are made SMK3 referral. (PR1, PR3, EN27) Well-controlled production, transportation and delivery processes at every transfer point of coal, and high quality production and packaging of briquette, during the year under review there was no customer complaint regarding violation of regulations or health standards of the Company’s products. (PR2)
Product Management The Company adheres to Coal Handling Procedures to control product quality. Coal handling includes quality recording, stockpiling, mixing and loading in Tanjung Enim Mining Unit, Tarahan Port and Kertapati Pier.
The Company applies ISO 9001: 2008 Quality Management System to guarantee its coal quality
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
39
Mengingat sifat produknya yang membutuhkan lapangan luas dan peralatan berat dalam proses transportasinya, Perseroan menerapkan standar keamanan dan kesehatan yang terakreditasi agar seluruh proses pemuatan maupun pengangkutan menggunakan alat berat dan truk-truk khusus tidak menyebabkan gangguan kesehatan bagi operator maupun masyarakat sekitar. Perseroan tidak melakukan pengemasan untuk produk batubara secara khusus. (PR5) Jarak areal pemuatan dengan pemukiman terdekat diatur terstandar, besaran butiran batu bara diatur secara berjenjang selama proses angkut agar mengurangi jumlah debu halus yang terbawa angin, sekalipun jenis debu tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan. Pada areal stockpile, dan sepanjang jalur transportasi di kawasan tambang, dilakukan penyemprotan dengan air secara reguler untuk mengurangi dampak debu yang berterbangan (PR1)
Untuk produk briket, seluruh pengiriman (100% produksi) kepada konsumen dilakukan dalam kemasan dengan berat tertentu, dengan ukuran berat maksimum 20 kg dan 12kg, sehingga tidak akan menimbulkan cedera tulang belakang saat konsumen mengangkat atau memindahkan produk untuk dipergunakan. Kemasan 20 kg untuk tipe telor sedangkan 12 kg untuk tipe kubus. Kemasan kantong kertas/plastik tersebut didesain khusus untuk produk briket, diberi label produk Perseroan dengan disertai keterangan jelas mengenai jenis, berat, saran penggunaan serta keterangan lain yang relevan. Mengingat batubara maupun briket bukanlah jenis produk yang mudah terurai (non durable ggods), maka evaluasi terhadap dampak kesehatan untuk perbaikan kemasan (briket) dan penanganan batubara tidak dilakukan sesuai dengan life cycle produk, melainkan dalam periode tertentu sesuai ketetapan standar ISO dan SMK3 yang dijadikan rujukan. (PR1, PR3, EN27)
Melalui penjagaan prosedur produksi, cara transportasi maupun pengiriman yang terpantau pada setiap titik perpindahan batubara, serta cara produksi dan pengemasan yang memperhatikan kualitas untuk briket, maka pada periode pelaporan tidak ada komplain dari konsumen menyangkut pelanggaran atas peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dari produk Perseroan. (PR2)
Manajemen Produk Pada kegiatan operasionalnya, PTBA menerapkan Tatalaksana Penanganan Batubara sebagai prosedur dalam menjaga produk. Kegiatan penanganan ini meliputi pencatatan kualitas, penumpukan, pembauran dan pemuatan batubara yang dilakukan baik di Tanjung Enim, Pelabuhan Tarahan, maupun Dermaga Kertapati.
Kami menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 untuk menjamin kualitas produk batubara yang kami hasilkan PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
40
Profile
Economic Performance
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Perseroan melakukan penanganan batubara sesuai standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 untuk menjamin kualitas dan pasokan batubara kepada konsumen, yang mencakup:
Coal handling by the Company is in accordance with Quality Management System standard ISO 9001: 2008 to guarantee coal quality and supply, which are:
•
Pelaksanaan Manajemen Stockpile Pengaturan tumpukan batubara hasil produksi dan proses blending dilakukan sesuai dengan klasifikasi kualitas kalorinya dan kebutuhan konsumen. Perseroan telah melakukan penambahan fasilitas Hopper Blender untuk mendukung proses blending batubara agar menghasilkan kualitas batubara sesuai kebutuhan konsumen. Langkah tersebut diikuti dengan melakukan general overhaul stacker reclaimer di stockpile untuk mempercepat proses penyimpanan dan pemuatan batubara.
• Stockpile Management Stockpile of coal from production and blending process is classified according to calorie quality and consumers’ requirement. The Company has installed additional hopper blender to support blending process to obtain coal quality as required by consumers. This is followed by general overhaul of stacker re-claimer in stockpile area to speed up storing and loading process.
•
Pengendalian kualitas Perseroan menjaga kualitas produksi melalui mekanisme quality control yang ketat pada setiap tahapan produksi. Proses pengendalian kualitas ini berpedoman pada standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008. Dengan sistem tersebut, Perseroan melakukan uji sampling untuk memastikan kualitas batubara yang akan ditambang. Pengujian kualitas batubara kemudian dilakukan di areal tambang, stockpile di daerah penambangan sebelum pemuatan ke kereta api atau dikirim ke konsumen, diikuti dengan pengujian di areal stockpile pelabuhan sebelum pemuatan ke kapal.
• Quality Control At every production stage, product quality is strictly controlled by standard of ISO 9001:2008 Quality Management System. With this system, sampling test is run for verifying the quality of coal to be excavated. Quality test is further run in the mine stockpile prior to loading onto the train or delivered to the consumers, followed by test in port stockpile prior to loading onto the ship.
Untuk mendukung program penjagaan kualitas Perseroan mulai membangun sistem manajemen penanganan batubara terintegrasi secara bertahap. Untuk tahun 2010, sudah direalisasikan tahap pertama sistem ini, yakni penanganan batubara dari areal tambang sampai pemuatan kereta api (train loading station/TLS).
Unit Laboratorium kami telah terakreditasi dengan Sertifikat Sistem Manajemen Mutu Laboratorium dari KAN.
An integrated product management system has been gradually established to support quality control. In 2011, the first phase of this system was completed, to handle coal from the mine to train loading station (TLS).
The Company’s Laboratory is accredited by the National Accreditation Committee with laboratory Quality Management System certificate.
Analisis kualitas batubara dilakukan oleh Unit laboratorium Perseroan yang telah menerima sertifikat Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO/IEC 17025: 2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Laboratorium ini juga bertanggung jawab melakukan pengujian kualitas air buangan tambang untuk menjaga agar terpenuhinya Standar Baku Mutu Lingkungan.
Quality analysis is made by the Company’s Laboratory that has been certified with Laboratory Quality Management System ISO/IEC 17025: 2005 by the National Accreditation Committee. This Laboratory is also responsible for analyzing mine waste water to meet environment quality standard.
Pengangkutan Perseroan bekerjasama secara intensif dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dalam proses pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan (Lampung) dan Dermaga Kertapati (Palembang). Proses yang dilalui dalam pengangkutan batubara meliputi:
Transportation In association with PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), the Company transports coal from Tanjung Enim to Tarahan Port (Lampung) and Kertapati Pier (Palembang). The transporting process includes the following activities:
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
• arranging the quantity and quality of coal to be transported by train from train loading station. • overseeing and recording coal distribution to the port or pier. Coal is discharged from train coaches by Rotary Car Dumper (RCD) at the port and by Apron Feeder (AF) at the pier. The entire process is now backed by information technology application, Supply Chain Management System (SCMS), which is designed and developed specifically to support the Company’s operations.
Quality Control The Company sets a quality control policy called Bukit Asam Management System Policy. To be competitive, the Company is responsive to customers’ needs and committed to customer satisfaction by ensuring high product quality. Therefore, the Company consistently observes “Quality Culture, Quality Awareness, Quality Concern and Quality Commitment” and abides by the law when meeting customers’ demand. Product quality is controlled by sampling test to obtain quality parameters of coal received or delivered. Parameter test and analysis are performed in Tanjung Enim laboratory. Every product delivered is subject to the specification of consumers’ demand (Tarahan Port, Kertapati Pier , Bukit Asam TPP, PT Semen Baturaja and retail sales), and blending process (if necessary) is done to meet the quality specification. Quality test results are sent to consumers. With this transparent procedure, consumers know the quality and quantity of product they will receive, and in case of any discrepancy they can file their complaints clearly and accurately. (PR4) PTBA applies quality control procedures by management cycles, i.e. Plan, Do, Check, Action. Each activity has its own procedures, the application of which is monitored, evaluated and corrected where necessary. The procedures are also evaluated every certain period of time to ensure compatibility with the application.
Customer Service A Customer Call Center has been set up to accept enquiries or complaints from the customers and general public. This proves that the Company is aware of the importance and advantage of keeping good quality and customer satisfaction of all of its products. These two aspects are essential to the Company’s sustainable business growth.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
•
•
41
Pengaturan jumlah dan kualitas muatan batubara yang akan diangkut oleh masing-masing gerbong kereta api melalui Train Loading Station (TLS). Pengawasan dan pencatatan distribusi batubara menuju Pelabuhan atau Dermaga.
Pelaksanaan pembongkaran muatan batubara dari gerbong kereta-api menggunakan Rotary Car Dumper (RCD) di Pelabuhan dan Apron Feeder (AF) di Dermaga. Seluruh rangkaian proses tersebut kini telah didukung dengan aplikasi teknologi informasi, Supply Chain Management System (SCMS) yang didesain dan dikembangkan khusus untuk menunjang kegiatan operasional Perseroan.
Pengendalian Mutu Perseroan memiliki kebijakan mengenai pengendalian mutu yang tercantum dalam Kebijakan Sistem Manajemen Bukit Asam. Dalam bersaing, Perseroan tanggap pada kebutuhan dan mengutamakan Kepuasan Pelanggan yang tercipta karena Mutu Produk. Jadi, Perseroan senantiasa memperhatikan “Budaya Mutu, Sadar Mutu, Peduli Mutu dan Tekad Mutu” serta mematuhi semua perundangan dan peraturan terkait dalam memenuhi permintaan pelanggan. Dalam menjaga kualitas produk batubara, PTBA melakukan sampling batubara untuk mengetahui paremeter kualitas batubara yang diterima maupun yang dikirim. Pengujian dan analisis parameter kualitas batubara dilakukan di laboratorium Tanjung Enim. Setiap produk yang dikirim mengacu ke spesifikasi permintaan konsumen (Pelabuhan Tarahan, Dermaga Kertapati, PLTU Bukit Asam, PT Semen Baturaja dan retail) dan dilakukan proses blending jika diperlukan untuk memenuhi spesifikasi kualitas yang diminta oleh konsumen tersebut. Data hasil pengujian kualitas juga dikirimkan ke konsumen. Dengan penerapan yang transparan ini, konsumen dapat mengetahui kondisi mutu dan kuantitas produk yang akan diterima, sehingga jika ada kelainan dengan produk yang diterima dapat menyampaikan keluhan secara jelas dengan dasar yang akurat. (PR4) PTBA menerapkan prosedur pengendalian kualitas dengan siklus manajemen, yaitu Plan, Do, Check, Action. Di setiap kegiatan ada prosedurnya, diawasi pelaksanaannya, dievaluasi dan dilakukan perbaikan apabila terdapat ketidaksesuaian. Prosedur ini juga dievaluasi dalam periode tertentu untuk menjamin kesesuaian dengan pelaksanaannya.
Layanan Kepada Pelanggan Perseroan telah mengembangkan Pusat Pengaduan Pelanggan untuk menerima pertanyaan maupun pengaduan baik dari masyarakat maupun dari pelanggan. Hal ini dilakukan sebagai wujud kesadaran akan makna penting dan manfaat dari pemenuhan standar kualitas serta perlindungan konsumen terhadap setiap produk yang dihasilkan. Keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan bagi pertumbuhan kinerja usaha yang berkelanjutan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
42
Profile
Economic Performance
Untuk menjamin pelayanan dan kepuasan konsumen, PTBA selalu berusaha memberikan produk yang sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Dalam membuat produk yang sesuai, maka Perseroan melakukan proses bisnis yang sesuai, dengan menerapkan prosedur mulai dari tahap perencanaan, penambangan, penanganan dan pengangkutan, pemasaran, sampai pemuatan di pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati. Untuk menjamin semua proses berjalan sesuai rencana, maka Perseroan melakukan rapat rutin tiap bulan, yaitu rapat koordinasi dan planing meeting, yang secara garis besar membahas kinerja supply chain seperti target penjualan, target produksi, target angkutan, dan target kualitas. Semua langkah tersebut dikoordinasikan untuk menjamin kualitas produk agar sesuai dengan yang diinginkan konsumen, sesuai dengan ketentuan dalam kontrak pembelian dan sesuai dengan spesifikasi produk yang dicantumkan pada brosur marketing (marketing kit) maupun bahan presentasi pemasaran. Hal ini dilakukan untuk menjamin kepuasan konsumen, sehingga pada tahun 2011 tidak ada laporan terjadinya kasus pelanggaran ketentuan produk dan pemenuhan kontrak yang dilakukan Perseroan. (PR7) Perseroan membuka layanan pengaduan dengan menyediakan saluran telpon, email maupun surat kepada pelanggan. Perseroan selalu mengutamakan prinsip transparansi dan responsibilitas dalam memberikan layanan kepada konsumen demi memenuhi komitmen layanan terbaik kepada konsumen, memberikan tanggapan yang cepat terhadap berbagai permintaan dan keluhan konsumen sebagai bagian dari komitmen pelayanan dan menjaga privacy para pelanggan. Oleh karenanya, selama periode pelaporan, tidak ada denda finansial maupun sanksi lain terkait dengan pelanggaran atas privacy konsumen. (PR8) Jika pelanggan ingin mengajukan keluhan, maka prosedur standar yang diberlakukan adalah sebagai berikut: • Keluhan disampaikan ke satker Pemasaran. • Satker pemasaran dengan menggunakan Form Kendali Ketidaksesuaian (KTS) yang diteruskan ke Pelabuhan Muat (Derti/Tarahan) untuk dilakukan investigasi.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
To ensure customer satisfaction, the Company strives to deliver products according to customers’ requirements. Business process is suited to production process, from planning, excavating, handling, transporting, marketing to loading at Tarahan Port and Kertapati Pier. Coordination and planning meetings are held monthly to discuss supply chain performance, covering sales, production, transportation, and quality targets. All are coordinated for suitable quality and customer satisfaction. (PR7) Customer complaints may be channeled through telephone, e-mail and regular correspondence. Transparency and responsibility are emphasized in delivering the best customer service, and quick response to requests and complaints while honoring customers’ privacy. Therefore, during the year under review there were no financial penalty or other sanctions imposed to the Company with regard to breach of customers’ privacy. (PR8) Customers wishing to air their grievances should follow the following standard procedures: • Complaints should be submitted to Marketing Work Unit. • Marketing Work Unit forwards complaints by using Irregularity Control Form to loading stations (Kertapati Pier/Tarahan Port) for further investigation. • Investigation findings by Kertapati Pier/Tarahan Port are entered into Prevention and Correction Form, verified by Corporate Management System Work Unit and returned to Marketing Work Unit as feedback.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
During the period under review, the Company settled two consumer complaints related to product and delivery, so that there was no financial sanction arising from such complaints. (PR 9) The Company has never been subjected to financial sanction or penalty in connection with misleading product promotion and advertisement. (PR7) Customer complaint is an indicator of customer satisfaction. The Company also has in place Customer Satisfaction Procedures to assess the level of customer satisfaction. The assessment result is used to ensure continuous improvement towards customer satisfaction.
Through Coal Technology Department the Company also provides technical assistance for end users in handling and burning coal, and communicates with consumers to guarantee the quality of coal. (MM11)
Marketing and Promotion (2.7) In anticipation of significant increase of production and sales, the Company has launched various marketing programs. As the Company’s consumers are basically corporate institutions, marketing and promotion effort is by direct approach. Customers’ trust is gained not only through presentation and gathering, but also through guided tours around mining areas and the amenities such as loading station, jetty and pier. (PR6) Total coal sales in 2011 reached 13.47 million tons, or increased 4.0% from 2010 sales of 12.95 million tons. Sales are made up of domestic sales 8.75 million tons and exports 4.72 million tons. Exports were mainly to Taiwan, Vietnam and Malaysia, while domestic sales are mostly directed to PLN Group for fueling TPP. (2.7) To ensure marketing effectiveness, the Company holds coordination meetings with production and supply chain people to discuss market trend, consumer demand, operating and transporting obstacles that may affect sales volume. Discussion result is used to determine the most appropriate production and sales strategy.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
•
43
Hasil Investigasi oleh Derti/Peltar di masukkan dalam form TPP (Form Tindakan Perbaikan dan Pencegahan), selanjutnya diverifikasi oleh Satker SMP dan hasilnya verifikasi tersebut dikirimkan kembali ke Satker Pemasaran sebagai bahan memberikan tanggapan ke pembeli.
Selama tahun pelaporan Perseroan telah menyelesaikan 2 (dua) pengaduan dari konsumen terkait produk dan pengiriman, sehingga tidak ada denda finansial akibat pengaduan tersebut. (PR9) Perseroan tidak penah menerima sanksi ataupun denda finansial terkait promosi produk dan iklan produk yang tidak benar. (PR7) Keluhan pelanggan merupakan salah satu indikator tingkat kepuasan pelanggan. Perseroan juga memiliki Tatalaksana Kepuasan Pelanggan sebagai prosedur dalam mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Hasil pengukuran ini digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi dan untuk continuous improvement yang pada akhirnya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Perseroan, melalui Coal Technology Department juga memberikan bantuan teknis kepada konsumen akhir dalam penanganan dan pembakaran batubara serta aktif berkomunikasi dengan konsumen untuk menjamin mutu batubara yang berkualitas. (MM11)
Pemasaran dan Promosi (2.7) Terkait dengan upaya meningkatkan produksi dan penjualan dalam jumlah yang besar di tahun-tahun mendatang, Perseroan menjalankan beberapa program yang terkait dengan pemasaran. Mengingat konsumen produk perusahaan pada dasarnya adalah institusi korporasi, kegiatan pemasaran dan promosi dilakukan secara langsung. Untuk membangun kepercayaan, selain melalui presentasi maupun gathering, Perseroan mempersilahkan dan mendampingi konsumen maupun calon konsumen untuk berkunjung langsung ke areal kegiatan penambangan, maupun ke areal fasilitas pendukungnya, seperti pelabuhan pemuatan, jetty, dan dermaga (PR6) Total penjualan batubara Perseroan pada tahun 2011 adalah total sebesar juta 13,47 ton, naik 4,0% dari volume penjualan tahun 2010, sebesar 12,95 juta ton. Penjualan ini terdiri atas penjualan domestik sebanyak 8,75 juta ton dan ekspor sebanyak 4,72 juta ton. Untuk penjualan ekspor, mayoritas negara tujuan di tahun 2011 adalah Taiwan, Vietnam dan Malaysia. Sementara untuk penjualan dalam negeri mayoritas dipasok ke Group PLN sebagai bahan bakar PLTU. (2.7) Dalam rangka mendukung dan meningkatkan efektifitas pemasaran, Perseroan menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang melibatkan seluruh mata rantai produksi dan penjualan (supply chain) secara rutin. Rakor membahas perkembangan kondisi pasar batubara, permintaan konsumen hingga kendala produksi di lapangan maupun proses pengangkutan yang dapat mempengaruhi volume penjualan. Hasil diskusi kemudian digunakan sebagai dasar penentuan strategi produksi maupun penjualan yang paling sesuai.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
44
Profile
Economic Performance
Selain itu, Perseroan melakukan survei kepuasan pelanggan secara rutin setiap 6 bulan sekali. Rating survei terakhir adalah 3,34 dari skala 4,00. Ada beberapa masukan dari pelanggan yaitu mengenai pengendalian kualitas dari parameter nilai kalori dan pengapalan. (PR4, PR5) Penjualan produk Perseroan adalah berdasarkan market driven, sehingga tidak ada praktek monopoli atau denda terkait praktek anti persaingan usaha yang dilakukan Perseroan. (SO7) Penjagaan Privasi Konsumen (PR8; PR9) Hingga saat ini belum pernah terjadi keluhan dari konsumen sehubungan dengan pelanggaran privasi konsumen. Perseroan telah membuat sistem guna melindungi privasi konsumen, diantaranya melalui penerapan klausul ‘Confidentiality Agreement’ dalam sales contract master dengan pihak konsumen. Sampai saat ini tidak pernah terjadi pelanggaran terhadap perjanjian tersebut.
Pengembangan Usaha Dengan visi menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal kepada para stakeholder, Perseroan melakukan pengembangan usaha berkelanjutan. Target jangka menengah Perseroan adalah mencapai tingkat produksi batubara hingga 50 juta ton per tahun. Selain meningkatkan produksi dan penjualan batubara, Perseroan menggagas aksi korporasi lain untuk memanfaatkan potensi sumber dayanya. Dalam aksi korporasi tersebut, Perseroan berupaya melakukan diversifikasi sumber pendapatan dengan memanfaatkan secara optimal sumber daya yang ada di wilayah izin operasi produksi yang dikelolanya. Selain menggagas diversifikasi pendapatan, Perseroan merencanakan beberapa upaya yang ditujukan untuk memperkuat fondasi usaha penambangan batubara dan upaya yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi. Gambaran ringkas aksi korporasi Perseroan yang akan direalisasikan pada beberapa tahun mendatang adalah sebagai berikut.
Pembangunan PLTU Mulut Tambang Pembangunan PLTU dilakukan dengan tiga tujuan tujuan, yakni meningkatkan pendapatan dari pemanfaatan batubara berkalori rendah, mendapatkan pendapatan dari penjualan tenaga listrik kepada PLN dan memenuhi kebutuhan operasional Perseroan. Sesuai dengan besaran dan penggunaan listrik yang akan dihasilkan, pada dasarnya proyek pembangunan PLTU mulut tambang terbagi atas 3 kategori, yakni PLTU skala kecil untuk memenuhi kebutuhan sendiri, PLTU skala menengah untuk memenuhi kebutuhan sendiri, kebutuhan sekitar operasional perusahaan dan dijual kepada PLN, serta PLTU skala besar untuk maksud komersial, seluruh tenaga lsitrik yang dihasilkan di jual pada PLN.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Additionally, the Company conducts customer satisfaction surveys every six months. The last survey produced a rating of 3.34 on a scale from 1 to 4. Customers made several suggestions regarding quality control based on calorie rate and shipping parameter. (PR4, PR5) The Company’s sales are market driven, thus eliminating monopoly practices or unfair business competition that may result in financial sanction. (SO7) Honoring Consumer Privacy (PR8; PR9) To date the Company has never received any complaint regarding breach of consumer privacy. A system to protect consumer privacy has been put in place by the inclusion of ‘Confidentiality Agreement’ clause in master sales contract with consumers. No breach of that agreement has been reported so far.
Business Development In keeping with the corporate vision of becoming a highly competitive coal-based energy company and maximizing stakeholders’ return, the Company seeks to develop its business continuously. The medium-term target is to step up production to 50 million tons per year. Besides increasing coal production and sales, the Company took other corporate actions to capitalize on its resources. Various corporate actions have been taken to diversify income sources by optimizing resources in the mining concession areas. In addition to business diversification, other corporate actions are directed towards strengthening the Company’s foundation of coal mining business, and reducing production costs. Briefly, the corporate actions to be taken in the upcoming years are as follows:
Construction of Mine Mouth Thermal Power Plants The construction of these TPPs has three goals: maximizing income from low-calorie coal, generating income from selling electricity to PLN and meeting its own operating needs. In accordance with the capacity and consumption of electricity to be generated, mine mouth TPPs come under three categories, i.e. smallscale TPP for the Company’s own use, medium-scale TPP for the Company, surrounding areas and PLN needs, and large-scale TPP for commercial purpose, selling the entire electricity produced to PLN.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Small-scale TPPs for own use include: • Tanjung Enim Mine Mouth 3x10MW TPP Ground-breaking took place in August 2009 and at the end of 2011 the construction was +93.5% completed. • Packet TPP for Tarahan Port This 2x8MW TPP is also designed to meet the Company’s own needs, particularly to support the Company’s operations in Tarahan port. During the year, the project had reached the preconstruction preparation stage. • Peranap Mine Mouth 2x10MW TPP in Indragiri Hulu Riau The construction of TPP of this capacity should enable the Company to exploit low-calorie coal to meet the electricity needs of local community as well as the Company.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
45
Pembangunan PLTU skala kecil untuk kebutuhan sendiri, terdiri atas beberapa proyek, mencakup; • PLTU Mulut Tambang Tanjung Enim kapasitas 3x10 MW di Tanjung Enim. Peletakan batu pertama pembangunan PLTU 3x10 MW di Tanjung Enim telah dilaksanakan bulan Agustus 2009. Hingga akhir 2011, kemajuan pembangunan konstruksi telah mencapai + 93,5%. •
•
PLTU Paket untuk Pelabuhan Tarahan Pembangunan PLTU berkapasitas 2 x 8 MW ini juga ditujukan untuk keperluan sendiri, terutama mendukung kebutuhan operasional Perseroan di pelabuhan Tarahan. Di tahun pelaporan proyek ini telah memasuki tahap persiapan prakonstruksi. PLTU Mulut Tambang Peranap kapasitas 2x10 MW di Kabupaten Indragiri Hulu Riau Melalui pembangunan PLTU berkapasitas 2x10 MW ini, diharapkan Perseroan dapat memanfaatkan batubara kalori rendah untuk mewujudkan komitmen pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat setempat maupun untuk kebutuhan sendiri.
A medium-scale 2x110 MW TPP is being built in Banjarsari, Lahat Regency, South Sumatera. Groundbreaking for construction was done in July 2011. This project is expected to provide electricity for Sumatera.
Pembangunan PLTU skala menengah tengah dilaksanakan di Banjarsari berkapasitas 2x110 MW di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Proyek ini memulai tahap konstruksi (groundbreaking) bulan Juli 2011. Tenaga listrik yang dihasilkan diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera.
A large-scale 2x620 MW TPP will be constructed in Banko Tengah, Muara Enim Regency, South Sumatera. This mine mouth TPP is designed to meet the electricity needs of Sumatera and Java.
Sedang Pembangunan PLTU skala besar akan dilaksanakan di areal Banko Tengah dengan kapasitas 2x620 MW di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. PLTU mulut tambang ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan Sumatera dan Jawa.
In addition to those TPPs, the Company is contemplating to build Mine Mouth 2x300 MW TPP in Riau in association with a domestic strategic partner, PAMA and Lanco Infratech from India under IPP scheme.
Selain proyek listrik PLTU tersebut diatas, Perseroan juga menggagas pembangunan PLTU Mulut Tambang di Riau berkapasitas 2x300 MW bersama mitra strategis dari dalam negeri PAMA dan Lanco Infratech dari India dalam skema IPP.
Development of Coal Bed Methane (CBM)
Pengembangan dan pemanfaatan CBM dilakukan sebagai upaya diversifikasi pendapatan. Proyek pengembangan ini rencananya dilaksanakan di wilayah Tanjung Enim dan di wilayah Ombilin. Indikasi awal dari proses eksplorasi menunjukkan kandungan CBM di Tanjung Enim adalah sekitar 0,8 trillion cubic feet (TFC). Dengan perkiraan produksi sebesar 50 juta kaki kubik gas per hari (50 MMSCF/day) maka kandungan CBM di areal ini akan habis minimal dalam waktu 40 tahun.
To diversify income sources the Company will develop and exploit CBM in Tanjung Enim and Ombilin. Exploration initially indicated a CBM content of 0.8 trillion cubic feet (TCF). At an estimated production of 50 million cubic feet of gas per day (50 MMSCF/ day), CBM content in this area will be exhausted within 40 years. For Ombilin area, Gas in Place (GIP) content was initially indicated around 1 TCF, and 0.4 TCF of which is found in the Company’s operating licensed area (Sawah Lunto formation).
Pengembangan Coal Bed Methane (CBM)
Sementara untuk wilayah Ombilin, indikasi awal Gas in Place (GIP) adalah sekitar 1 TCF, dimana 0,4 TCF diantaranya berada di area ijin usaha Perseroan (formasi Sawah Lunto).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
46
Profile
•
Economic Performance
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Peningkatan Volume Angkutan Batubara Dengan lokasi areal penambangan yang relatif jauh dari pelabuhan, membuat kereta api menjadi sarana angkutan utama batubara yang paling ekonomis. Akibatnya, peningkatan produksi dan penjualan batubara Perseroan harus selalu dikaitkan dengan kemampuan angkut produk melalui jalur kereta api ini.
• Increase of Coal Transport Volume The Company’s coal mines are located relatively far from the ports, making trains the most economical means of transport. Consequently, increasing coal production and sales is always related to railway loading capacity.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sejak tahun 2008 Perseroan menjalankan dua skenario utama peningkatan volume angkutan batubara dan satu skenario lain berupa partisipasi pada proyek yang digagas pihak ketiga.
To overcome this problem, since 2008 the Company has run two major scenarios to increase coal transport volume, and another scenario to participate in third party’s project.
Skenario Pertama, optimasi dan peningkatan daya angkut melalui jalur kereta-api yang telah ada, bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (PTKA) yang dituangkan dalam Perjanjian Angkutan Batubara Jangka Panjang (Coal Transport Agreement/CTA). Sasaran skenario ini adalah meningkatnya kapasitas angkut jalur kereta api yang sudah ada dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan secara bertahap menjadi 20 juta ton dan dari Tanjung Enim ke Kertapati menjadi 2,7 juta ton, sehingga total kapasitas angkut menjadi 22,7 juta ton per tahun. Pada tahun pelaporan kapasitas angkut jalur tersebut telah mencapai 13,3 juta ton per tahun.
First scenario, maximizing the loading capacity of the existing railway tracks by working jointly with PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) under Coal Transport Agreement (CTA). The aim of this scenario is to enhance the existing railway loading capacity from Tanjung Enim to Tarahan Port to reach 20 million tons and from Tanjung Enim to Kertapati to 2.7 million tons, making total loading capacity of 22.7 million tons per year. During the year under review, total transporting capacity of those tracks reached 13.3 million tons a year.
Skenario Kedua, membangun jalur Perkeretaapian Khusus untuk mengangkut batubara dari Tanjung Enim ke Srengsem (Lampung) sepanjang 307km, dengan kapasitas angkut mencapai 25 juta ton per tahun. Pembangunan ini dilaksanakan oleh anak perusahaan yang didirikan berpatungan dengan mitra strategis, yakni PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR) yang melibatkan PTBA (10%), PT. Transpacific Railway Infrastructure/TRI (80%) dan China Railway Engineering (10%), yang akan membangun jalur KA baru. Di tahun 2011, proyek ini mencatat kemajuan dengan penanda tanganan frame work agreement pendanaan antara BATR dan konsorsium perbankan Cina, penyelesaian kegiatan survey dan pelaksanaan final alligment kereta api dan penetapan jalur trekking oleh CREC sebagai kontraktor EPC serta O&M. Skenario Ketiga, Perseroan berpartisipasi pada proyek pembangunan jalur KA antara Tanjung-Enim ke pelabuhan Tanjung-Api-api (Sumatera Selatan) sepanjang 270 km dengan kapasitas angkut 35 juta ton per tahun yang digagas oleh Pemda Sumsel dan Group perusahaan besar dari India, Adani. Perseroan berpartisipasi sebagai pemasok batubara yang akan diangkut oleh konsorsium tersebut. Jika ketiga skenario angkutan batubara tersebut dapat berjalan sesuai rencana, Perseroan akan mampu menjual batubara melalui angkutan kereta api hingga sebesar 82 juta ton per tahun
Second scenario, building a special 307-km railway track for transporting coal from Tanjung Enim to Srengsem (Lampung), at an estimated loading capacity of 25 million tons per year. The construction of the new railway track will be undertaken by a subsidiary, i.e. PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR), that was set up by PTBA and its strategic partners with the following shareholding: PTBA (10%), PT Transpacific Railway Infrastructure (TRI) (80%) and China Railway Engineering (10%). In 2011, a financing frame work agreement was signed by BATR and Chinese banking consortium, a survey and final train alignment were completed, and track trekking was designated by CREC being the EPC (Engineering, Procurement and Construction) and O&M (Operator and Maintenance) contractor. Thid scenario, participating in building a 270-km railway track from Tanjung Enim to Tanjung Apiapi (South Sumatera) to transport coal at an annual capacity of 35 million tons. This project is in collaboration with South Sumatera Regional Administration and an Indian large business group, Adani. The Company participates as supplier of coal which will be transported by the consortium. If the three scenarios of coal transport can proceed as planned, the Company will be in a position to sell its coal products by railway transport up to 82 million tons per year.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
• Production Facilities Improvement Repair and Improvement of Production Facilities The Company has a well-designed investment scheme to repair and improve production facilities. Repair and relocation of main production equipment, BWE system, to a new mining site has been completed. Hence, the Company is now operating five BWE systems in its in-house mine. Main production equipment is also augmented by higher-capacity trucks and shovels. • Infrastructure Improvement To support long-term business development, in 2009 the Company conducted a feasibility study of building Kertapati Port II to increase Kertapati pier capacity to 5 million tons per year and Tarahan port capacity to 20 million tons per year. In order to increase production and transporting capacity, all coal handling facilities (CHF) at mine stock pile or at port, TLS at mines and RCD at port have been upgraded. The Company also developed and implemented Supply Chain Management System (SCMS) which is an integrated information technology application that allows accurate around-the-clock monitoring of coal stockpile movement and removal, and includes major customers billing system. In this investing activity, the Company imposes human rights compliance requirements to be observed by all contractors in EPC contracts. (HR1)
Development of Coal Sea Transport The Company made a comprehensive feasibility study of coal sea transport development. The study showed that sea transport development would support the Company’s performance as it could reduce dependence on other companies’ transport, improve bargaining position and facilitate coal distribution. Result of the study will be acted on by the Company in the future.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
47
•
Perbaikan dan Peningkatan Sarana Produksi Perseroan juga melakukan investasi terencana untuk melakukan perbaikan dan peningkatan sarana porduksi. Perseroan telah selesai memperbaiki dan memindahkan alat produksi utama, BWE Sistem ke lokasi penambangan baru yang telah dipersiapkan. Sehingga kini, Perseroan mengoperasikan 5 (lima) BWE Sistem di lokasi penambangan yang dikelola sendiri. Perseroan juga telah menambah alat produksi utama, truck dan shovel dengan kapasitas yang lebih besar.
•
Perbaikan Prasarana Pendukung Guna mendukung berbagai upaya pengembangan usaha jangka panjang tersebut, maka mulai 2009 Perseroan juga telah menyelesaikan studi kelayakan mengenai rencana pengembangan Pelabuhan Kertapati II untuk meningkatkan kapasitas Dermaga Kertapati menjadi 5 juta ton per tahun dan rencana peningkatan kapasitas Pelabuhan Tarahan menjadi 20 juta ton per tahun. Dalam rangka mendukung peningkatan produksi dan angkutan tersebut Perseroan telah memulai peningkatan seluruh fasilitas handling batubara (Coal Handling Facility/CHF) baik yang ada di tambang/stock pile, maupun di pelabuhan, termasuk perbaikan TLS di areal tambang dan RCD di areal pelabuhan. Perseroan telah menyelesaikan pengembangan dan mengimplementasikan Supply Chain Management System (SCMS), aplikasi sistem teknologi informasi terintegrasi yang didesain untuk memonitor pergerakan dan perpindahan volume batubara secara akurat selama 24 jam, hingga ke sistem penagihan terhadap pelanggan utama. Pada seluruh kegiatan investasi tersebut, Perseroan mensyaratkan pemenuhan aspek HAM pada kontraktor pelaksana dalam perjanjian kontrak EPC. (HR1)
Pengembangan Angkutan Laut Batubara Perseroan kemudian melaksanakan studi kelayakan yang lebih komprehensif pengembangan angkutan laut batubara. Hasilnya menunjukkan bahwa pengembangan angkutan laut tersebut akan dapat menunjang kinerja Perseroan karena mampu mengurangi ketergantungan angkutan pada perusahaan lain, meningkatkan posisi tawar dan mempermudah pendistribusian batubara. Perseroan akan menindak lanjuti hasil studi tersebut dimasa mendatang.
Implikasi Keuangan Terhadap Perubahan Iklim (EC2, EN18)
Financial Implication of Climate Change (EC2, EN18) Being a mining company that excavates coal reserves from the bowels of the earth, the Company is aware of the financial implication of climate change to its business operations. The implication may result in losses, but may also open up opportunities to invest in reducing carbon (CO2) emission project to lessen the effect of global warming.
Sebagai perusahaan pertambangan dengan kegiatan menggali dan mengambil cadangan batubara dari perut bumi, Perseroan menyadari adanya implikasi finansial akibat perubahan iklim terhadap kegiatan usaha. Implikasi tersebut dapat berupa kerugian, namun dapat juga berupa terbukanya peluang untuk melaksanakan investasi yang terkait dengan upaya penurunan emisi karbon (CO2) untuk membantu mengurangi efek pemanasan global (global warming).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
48
Profile
Economic Performance
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Terjadinya kondisi cuaca ekstrem saat periode laporan ini, pada beberapa lokasi penambangan menimbulkan efek kerugian, berupa peningkatan biaya operasional akibat melimpahnya air, sehingga kinerja alat berat kurang maksimal. Perseroan telah memitigasi risiko, tersebut dengan membuat detail rencana penambangan yang dilengkapi dengan sistem drainase dan sistem pemompaan yang dipantau kinerjanya setiap saat. Pada lokasi penambangan utama, di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Perseroan menugaskan manajer khusus untuk memantau perkiraan perubahan cuaca. Kondisi areal penambangan yang didesain relatif melandai dan luas membuat kondisi cuaca ekstrem, berupa curah hujan tinggi, tidak terlalu berpengaruh terhadap operasional Perseroan.
Extreme weather condition during the period caused a few mining sites to suffer financial losses as operating expenses increased due to water runoff and heavy equipment slack performance. To mitigate the risks, the Company made detailed mining plans accompanied by drainage and pumping system with constant monitoring. At the main mining site, Tanjung Enim, South Sumatera, the Company assigned a task force to monitor activities in the surrounding area. The vast and relatively sloping terrain tones down the effect of extreme weather condition, i.e. heavy rainfall, on the Company’s operations.
Pada lokasi penambangan anak perusahaan di Kalimantan Selatan, efek perubahan ini turut berpengaruh pada peningkatan biaya operasi, karena tingginya debit air yang melingkupi kawasan sekitar area penambangan. Akibatnya jalan penghubung di seputar area pertambangan menjadi sulit dilalui dan menyebabkan kenaikan biaya transportasi. Namun secara keseluruhan dampak perubahan iklim terhadap kinerja Perseroan belum signifikan. (EC2)
In subsidiary’s mining site in South Kalimantan weather change resulted in higher operating expenses, caused by high water discharge covering the surrounding area. As a consequence, roads in the mining vicinity were not passable causing higher transport costs. As a whole, weather change impact on the Company’s operations was insignificant. (EC2)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Weather change had a major impact on revegetation process as plant growth was stunted. The Company took the following actions to mitigate the risks of weather change: • Applying the right mining technique by optimizing land clearance. • Green mining with plants that can reduce air pollution and absorb CO (angsana, trembesi, manggo, tanjung and mahogany) in post-mining and outside areas. • Handling fugitive emission by monitoring nonmoving and moving emission sources, and avoiding open waste burning. • Gradually replacing ozone-depleting chemicals by retrofitting refrigerant freon (CFC) with ecofriendly hydrocarbon.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
49
Perubahan perubahan iklim ini sangat berpengaruh dalam kegiatan revegetasi karena mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman. Upaya-upaya perusahaan dalam mengurangi dampak perubahan iklim yaitu: • Melakukan teknik penambangan dengan tepat dengan melakukan optimalisasi pembukaan lahan • Melakukan penghijauan dengan jenis pohon yang terbukti mampu mengurangi polusi udara dan menyerap CO (Angsana, Trembesi, Mangga, Tanjung, dan Mahoni) baik di lahan bekas tambang maupun lokasi di luar tambang (Green Mining) •
•
Melakukan pengelolaan fugitive emission dengan melakukan monitoring sumber emisi tidak bergerak maupun bergerak dan tidak melakukan pembakaran sampah secara terbuka. Secara bertahap melakukan penggantian penggunaan bahan kimia perusak Ozon yaitu dengan Penggantian/retrofitting refrigerant freon (CFC) menjadi hidrokarbon yang ramah lingkungan.
The Company has made investments to gradually handle environmental impact caused by weather change. In 2009 the Company built a plant nursery, in 2010 developed tissue culture and in 2011 invested in additional instrument to measure the quality of mining ambient air in an effort to meet BML. (MM11)
Sampai dengan saat ini Perusahaan telah melakukan investasi untuk mengatasi dampak lingkungan akibat perubahan iklim dengan cara bertahap yaitu di tahun 2009 investasi dilakukan dengan membangun fasilitas pembibitan tanaman, tahun 2010 mengembangkan kultur jaringan dan di tahun 2011 melaksanakan investasi penambahan peralatan pengukuran udara ambient untuk memantau kualitas udara akibat penambangan sehingga bisa memenuhi BML. (MM11)
Mounting awareness of the negative impact of global warming caused by green-house emission will create another opportunity for the Company. Its mining areas contain abundant reserves of methane gas in the form of coal bed methane (CBM). This gas has so far been wasted to the atmosphere during mining.
Bagi Perseroan, meningkatnya kesadaran akan pengaruh negatif dari pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca juga menciptakan peluang lain. Areal kawasan penambangan milik Perseroan memiliki kandungan gas metana dalam bentuk coal bed methane (CBM) dalam jumlah cukup berlimpah. Gas tersebut selama ini terbuang ke atmosfir dengan percuma dalam proses penambangan.
Using the latest technology, gas trapped in coal layer can be utilized as eco-friendly fuel to generate electricity, or for other purposes. The Company has initiated the development of this economic potentials to simultaneously help reduce emission of carbon dioxide and methane gas being one of ozone depleting substances (ODS) (see “Business Development” section). (EN18)
Dengan teknologi terkini, gas yang terperangkap pada lapisan batubara tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan untuk pembangkit tenaga listrik, maupun untuk kegunaan lainnya. Perseroan telah memulai pengembangan usaha untuk memanfaatkan potensi ekonomi ini, sekaligus turut membantu menurunkan jumlah emisi karbondioksida dan emisi gas metana yang merupakan salah satu bahan perusak ozon (ozone depleting substances/ODS). (Lihat kembali uraian “Pengembangan Usaha”) (EN18)
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50 Tata Kelola Berkelanjutan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
50
Profile
Human Resources Management Sustainable Corporate Governance
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN SUSTAINABLE CORPORATE GOVERNANCE
Kami berupaya meningkatkan kualitas penerapan tata kelola yang baik dengan senantiasa meninjau dan memperbaiki seluruh perangkat aturan berupa Board Manual, Panduan Kode Etik, Panduan GCG termasuk visi dan misi yang jelas yang kami sosialisasikan secara berjenjang, agar diketahui, dipahami dan dijalankan oleh seluruh jajaran pegawai untuk menjamin keberlanjutan usaha.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Work Safety and Health
Environment Protection
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
51
We strive to improve the implementation of good corporate governance by continuously reviewing and revising all regulating instruments, i.e. Board Manual, Code of Conduct and GCG Code including corporate vision and mission which we socialize by grade level to be learnt, understood and practised by all employees to ensure business continuity.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50 Tata Kelola Berkelanjutan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
52
Profile
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Sustainable Corporate Governance
Menyusul telah diberlakukannya Code of Conduct GCG, Perseroan meningkatkan upaya penerapan prinsip-prinsip tata kelola yang baik yakni azas transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness bersamaan dengan pembangunan nilai-nilai dan budaya perusahaan yang tertuang dalam rumusan kode etik serta budaya perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar melalui nilai-nilai budaya tersebut tumbuh sikap integritas yang tinggi yang akan semakin meningkatkan mutu penerapan GCG.
Following the enforcement of the revised GCG Code, the Company continues to intensify the implementation of transparency, accountability, responsibility, independency and fairness principles while cultivating corporate and cultural values as incorporated in the Code of Conduct. The cultural values are aimed at building high integrity to enhance GCG implementation.
Pembaruan dan penerapan panduan GCG terbaru tersebut bukan hanya sebagai bagian dari tindak lanjut Peraturan Kementerian BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN, melainkan dalam rangka melaksanakan keyakinan Perseroan akan manfaat positif dari penerapan praktek GCG. Perseroan meyakini bahwa penerapan GCG yang baik dan konsisten secara berimbang dengan upaya peningkatan integritas akan mendukung peningkatan kinerja Perseroan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional Perseroan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan corporate value. Dengan demikian, stakeholder satisfaction juga akan meningkat karena terjadinya peningkatan kinerja keuangan, turunnya risiko keputusan investasi yang mengandung benturan kepentingan sehingga semakin menumbuhkan kepercayaan investor.
Revising and implementing GCG Code are meant not only to act on the State Minister for State-Owned Enterprises (SOE) Regulation No. PER-01/MBU/2011 concerning Implementation of GCG Practices in SOEs, but also to affirm the Company’s belief in the advantage of practising GCG principles. The Company believes that good and consistent implementation of GCG will support the Company’s operations as it allows better decision making, improved operating efficiency and stakeholders’ return and, eventually, corporate value. Likewise, stakeholders’ satisfaction will be guaranteed by maximizing financial achievement and minimizing investment risk, preventing conflict of interest and boosting investors’ trust.
Adapun tujuan Penerapan GCG di Perseroan adalah: • Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan lingkungan. • Mendorong dan mendukung pengembangan Perseroan. • Mengelola sumber daya secara lebih amanah. • Mengelola risiko secara lebih baik. • Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders. • Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Perseroan.
The goal of implementing GCG throughout the Company is to allow: • Directing and managing the relationship among shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, employees, customers, partners, community and environment. • Promoting and supporting the Company’s growth. • Managing resources discreetly. • Managing risks more responsibly. • Treating stakeholders more responsibly. • Preventing irregularity in the management of the Company.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
53
• Promoting work ethos. • Enhancing the Company’s good image.
• •
The Company’s consistency and success in implementing good corporate governance practice have earned the Company several awards and commendations from independent institutions in varied perspectives, which are:
Sebagai pengakuan atas keberhasilan dan konsistensi dalam menerapkan tata kelola yang baik, Perseroan menerima berbagai bentuk penghargaan dari lembaga independen, diantaranya:
• The Best in Building and Managing Corporate Image, coal mining company category during Indonesia’s The Most Admired Company event. • 1st Rank Top Performing Listed Company from Investor Magazine • 3rd Rank The Best Human Capital of The Year 2011 presented in Business Review Award program • 3rd Rank The Best GCG Implementation of The Year 2011 presented during Business Review Award event • 5th Rank, The Best Finance Performance for Non Finance Corporation of The Year 2011 in Business Review Award program
• •
Corporate Governance Structure As most companies in Indonesia, the Company is a stateowned enterprise that operates under Corporate Law and amended SOE Law, and has a two-board system, i.e.Board of Commissioners and Board of Directors whose duties are clearly stated in the law and Articles of Association. Within the framework of the law, the function of Independent Commissioner in a company with one-board system is delegated and performed by Board of Commissioners in two-board system.
•
• •
Memperbaiki budaya kerja Perseroan. Meningkatkan citra Perseroan (image) menjadi semakin baik.
The Best in Building and Managing Corporate Image perusahaan Pertambangan Batubara dalam acara Indonesian’s The Most Admired Company Ranking 1 Top Performing Listed Company dari Majalah Investor Peringkat III kategori The Best Human Capital of The Year 2011 dalam acara Anugrah Business Review. Peringkat III kategori The Best GCG Implementation of The Year 2011 dalam acara Anugrah Business Review Peringkat V, kategori The Best Finance Perfomance for Non Finance Corporation of The Year 2011 dalam acara Anugrah Business Review.
Struktur Tata Kelola Sebagaimana umumnya perusahaan di Indonesia, PTBA sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang tunduk pada Undang-undang Perusahaan Perseroan Terbatas (UU PT), Undang-undang BUMN yang baru, memiliki sistem kepengurusan dua badan (two board system) yakni adanya Dewan Komisaris dan Direksi dengan pembagian tugas yang jelas seperti diamanatkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan kerangka hukum yang berlaku tersebut, fungsi Komisaris Independen pada kepengurusan perusahaan bersistem satu badan (one board system) diwakilkan dan diperankan oleh Dewan Komisaris pada sistem dua badan. Dengan kerangka hukum dan sistem yang dianut tersebut, maka Struktur Tatakelola PTBA melibatkan interaksi Organ Perseroan utama yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi serta Organ Pendukung yang meliputi Komite-Komite Komisaris. (4.1)
Under the law and the two-board system, the Company’s corporate governance structure requires the interaction among the main corporate organs, i.e. General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors and Supporting Committees under the Board of Commissioners. (4.1)
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50 Tata Kelola Berkelanjutan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
54
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Sustainable Corporate Governance
Profile
Struktur tata kelola di Perseroan (4.1)
The structure of corporate governance in the Company (4.1)
PEMEGANG SAHAM SHAREHOLDERS
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
KOMITE GCG GCG Comittee
KOMITE ASURANSI, RISIKO USAHA & PASCATAMBANG
KOMITE NOMINASI, REMUNERASI & PSDM
Insurance, Business Risk and Post-mining Committee
Committee of Nomination, Remuneration & HCD
KOMITE AUDIT Audit Committee
DIREKTUR UTAMA PRESIDENT DIRECTOR
DIREKSI DIRECTORS
SEKRETARIS PERUSAHAAAN
SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN
Corporate Secretary
Corporate Management System
GENERAL MANAGER/SENIOR MANAGER GENERAL MANAGERS/SENIOR MANAGERS
SISTEM PENGAWASAN INTERN Internal Audit Unit
Keterangan Description :
PELANGGAN
PEGAWAI
KOMUNITAS
Customers
Employees
Community Garis Koordinasi Coordination Line
Garis Komando Commando Line
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
55
General Meeting of Shareholders
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (4.4, 4.7, 4.10)
(4.4, 4.7, 4.10)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan instansi tertinggi yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. RUPS adalah wadah para pemegang saham untuk bertindak secara setara dalam mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam Perseroan.
Being the highest body within the Company, General Meeting of Shareholders (GMS) has the authority that is not conferred upon the Board of Commissioners or Board of Directors under the provisions of the Company’s Articles of Association and the prevailing laws and regulations. GMS is a forum where shareholders can act on an equal footing to adopt important resolutions associated with their investment in the Company. GMS is a shareholders forum to make important decisions related to and based on the busines interest of the Company. At Annual GMS or Extraordinary GMs shareholders have equal rights to resolve important matters related to the Company’s business operations. At AGMS or EGMS shareholders may exercise their rights, voice their opinion and cast their votes on an equal footing. (4.4) GMS is also a forum to evaluate the accomplishment of Board of Directors and Board of Commissioners through assessing the Company’s economic, social, environmental, as well as work safety and health performance. (4.10) Whereas employees submit their recommendation or opinion to Board of Commissioners and Board of Directors through their representatives in labor union or any other organization acting on their behalf.
Board of Commissioners and Board of Directors In two-board system Board of Commissioners and Board of Directors have differring duty and authority (fiduciary responsibility) in accordance with the law and the Company’s Articles of Association.
RUPS merupakan forum pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dan didasarkan pada kepentingan usaha Perseroan. Melalui RUPST maupun RUPSLB inilah, para pemegang saham dapat mempergunakan haknya dan memberikan pendapat dan suaranya untuk mengambil keputusan penting secara setara. (4.4) RUPS juga merupakan forum evaluasi kinerja Dewan Direksi dan Dewan Komisaris dengan melihat kinerja Perusahaan di bidang ekonomi, sosial, lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan kerja. (4.10) Sementara bagi karyawan, penyampaian usulan atau pendapat demi perbaikan kinerja Perseroan kepada Dewan Komisaris dan Direksi dilaksanakan oleh perwakilan pekerja melalui serikat pekerja atau organisasi lain yang menjadi representasi dari karyawan.
Dewan Komisaris dan Direksi Sebagai bentuk implementasi sistem dua badan (two board system), Dewan Komisaris dan Direksi, masing-masing mempunyai tugas dan wewenang masing-masing yang berbeda dan jelas sesuai dengan fungsinya seperti yang diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku (fiduciary responsibility). Namun demikian, oleh karena masing-masing fungsinya yang harus independen, maka pada susunan kepengurusan Perseroan maupun anak usahanya, tidak ada anggota Dewan Komisaris yang juga merangkap sebagai Direksi. (4.3) Selain itu, dalam periode laporan, tidak ada anggota Dewan Komisaris pada seluruh anggota group perusahaan PTBA yang merangkap jabatan sebagai pejabat eksekutif. (4.2)
However, since each function should be independent, no Commissioner has a dual function of concurrently being a Director, either in the parent company or the subsidiaries. (4.3) Additionally, in the year under review no Commissioner in the entire group of the Company functioned as executive officer. (4.2)
At GMS, all shareholders have equal rights to resolve important matters related to and aimed at business continuity.
Dalam RUPS, seluruh pemegang saham mempunyai hak yang setara untuk memutuskan hal-hal penting yang berkaitan dengan keberlanjutan usaha
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50 Tata Kelola Berkelanjutan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
56
Profile
Perusahaan mengadakan pertemuan Board of Directors dan Board of Commissioners sebulan sekali, untuk meninjau kembali kinerja perusahaan baik dibidang ekonomi, sosial maupun lingkungan, dibandingkan dengan perencanaannya. Pertemuan ini juga membahas proposal di luar rencana bisnis. (4.10)
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Sustainable Corporate Governance
The Company holds monthly meetings of Board of Directors and Board of Commissioners to evaluate its economic, social and environmental performance compared to work program. These meetings also discuss any other proposal that is unrelated to business plans. (4.10)
Untuk menjamin independensi pengawasan, Keanggotaan Dewan Komisaris di lingkup Perseroan terdiri atas Komisaris Independen dengan komposisi paling sedikit 20% dari seluruh anggota, dan salah satu Komisaris Independen ditunjuk sebagai Ketua Komite Audit. (4.3)
To ensure oversight independency, 20% of total Commissioners are Independent Commissioners, one of whom is appointed Head of Audit Committee. (4.3)
Larangan perangkapan jabatan Dewan Komisaris menjadi Direksi maupun pejabat Eksekutif dan penetapan minimum jumlah Komisaris Independen juga dimaksudkan untuk meminimalkan dan mencegah terjadinya pengambilan keputusan yang mengandung benturan kepentingan. (4.6)
Dual function restriction for Commissioners either as Directors or Executives, and minimum numbers requirement of Independent Commissioners are to minimize and prevent decisions with conflict of interest. (4.6)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
To ensure independency, besides meeting all nomination criteria, dual function between Commissioners and Directors is not warranted.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
57
Kami melarang perangkapan jabatan Dewan Komisaris dan Direksi untuk menjamin independensi pengambilan keputusan selain untuk memenuhi seluruh persyaratan penunjukan sesuai peraturan perundangan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50 Tata Kelola Berkelanjutan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
58
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Sustainable Corporate Governance
Profile
Baik Komisaris maupun Direksi dipilih, diangkat dan diberhentikan melalui RUPS. Proses pemilihan Komisaris dan Direksi melibatkan pelaksanaan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test. (4.7)
Commissioners and Directors are elected, nominated and terminated by GMS. Election is made through fit and proper tests. (4.7)
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Remuneration of Commissioners and Directors (4.5)
(4.5)
Remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan dalam RUPS atas rekomendasi dari Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Konarba dan PSDM). Perseroan menetapkan besaran remunerasi berdasarkan keseimbangan antara tugas dan tanggung-jawab serta kinerja. Dewan Komisaris dan Direksi menerima remunerasi tetap dan tidak tetap yang terdiri atas annual gross base salary (honorarium untuk Dewan Komisaris), total cash, total earnings dan total remuneration serta fasilitas dan tunjangan lain yang jumlahnya direkomendasikan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi. Remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi dapat berbeda sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap Dewan Komisaris maupun Direksi. Jumlah total remunerasi yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris dilaporkan oleh Perseroan dalam RUPS.
The sum of remuneration is determined annually at GMS by the recommendation of Nomination and Remuneration (NR) Committee. Amount of remuneration is based on their duty and responsibility and commensurate with their performance. Commissioners and Directors receive routine and incidental remuneration consisting of annual gross base salary (honorarium for Commissioners), total cash, total earnings and total remuneration as well as other facilities and allowances as recommended by NR Committee. Remuneration paid to Commissioners and Directors may differ among them depending on their respective duty and responsibility. Total remuneration paid to Commissioners and Directors is reported to GMS.
Kami mengusulkan besaran remunerasi melalui Konarba dan PSDM kepada Pemegang Saham Seri A dan dapat berbeda antara masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawabnya.
We propose the remuneration through NR and HRD Committee to Series A shareholders in differing amounts depending on the Commissioners and Directors’ respective duty and responsibility.
Pada dasarnya, sesuai dengan Kep-100/MBU/2002 tentang penilaian kesehatan BUMN, kinerja PTBA dinilai dalam tiga aspek, yakni: keuangan (bobot 67,5%), administrasi (bobot 14%) dan operasional. Tantiem Direksi juga ditentukan pencapaian kinerja sosial dan lingkungan sebagai bagian dari penilaian kinerja di aspek administrasi yaitu kinerja efektivitas penyaluran dana kemitraan dengan bobot 2% (maksimal 3%) dan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dengan bobot 3% (maksimal).
Basically, pursuant to Regulation No. Kep-100/ MBU/2002 on evaluation of SOEs’ business soundness, the Company’s performance is evaluated in three aspects, which are financial (weight 67.5%), administrative (weight 14%) and operational. Board of Directors’ tantiem is also determined by social and environmental accomplishments being part of administrative performance evaluation, i.e. effective partnership fund disbursement with 2% weight (maximum 3%) and turnover rate of loan repayment with 3% weight (maximum). Measurements of economic, environmental and social performance, including the management of risks and the employment of business opportunity, are part of Key Performance Indicator (KPI) applied to Board of
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Directors and Board of Commissioners. KPI is reviewed periodically and reported to GMS, and used as the basis of determining the Management tantiem. (4.9)
Board of Commissioners The primary duty of Board of Commissioners is overseeing in a general and specific sense in accordance with the Articles of Association and giving counsel to the Board of Directors in managing the Company. The Board submits its accountability report to Annual GMS. Board of Commissioners continue to ensure that all operations run in accordance with the rules of the Company and regulations, so the reporting year, the Company had no monetary penalties or other sanctions for violation of provisions of existing regulations. (SO8)
The result of Commissioners’ performance evaluation will be used by GMS as indicators in remunerating, re-appointing and terminating them. The current composition of Board of Commissioners is as follows: President Commissioner : Patrialis Akbar, SH, MH Commissioner : Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc Commissioner : Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME Commissioner : Drs. Imam Apriyanto Putro, SE, MM Independent Commissioner: Suranto Soemarsono, SE, MA Independent Commissioner : Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
Board of Directors Board of Directors is collectively in charge of and responsible for managing the Company for the benefit of the Company in accordance with corporate purpose and objective to ensure all resources are employed to the maximum. Directors perform and make decisions according to their respective duty and authority but the performance of each Director remains the Board’s collective responsibility. Directors are nominated and terminated by GMS resolution. The current Board of Directors is composed of President Director and five Directors as follows: President Director : Ir. Milawarma, M.Eng Finance Director : Achmad Sudarto, SE, MM, Ak Operations/Production Director : Ir. Heri Supriyanto Business Development Director : Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc Commerce Director : M. Jamil, SE, MM, Ak HR & General Affairs Director : Ir. Maizal Gazali, MM
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
59
Ukuran kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan sosial, termasuk dalam mengelola risiko dan memanfaatkan peluang usaha ini adalah bagian dari Key Performance Indicator (KPI) Direksi dan Dewan Komisaris. KPI ditinjau setiap periode operasional dan dilaporkan dalam RUPS, serta menjadi bagian dari pertimbangan penetapan tantiem pengurus. (4.9)
Dewan Komisaris Tugas utama Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan serta memberikan nasihat atas kebijakan Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan. Dewan Komisaris memberikan laporan kinerja dan pertanggung-jawaban sekali dalam setahun, yaitu pada waktu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Dewan Komisaris senantiasa memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional Perseroan berjalan sesuai dengan aturan dan perundangan yang berlaku, sehingga pada tahun pelaporan, Perseroan tidak mengalami denda moneter maupun sangsi lain karena melakukan pelanggaran atas ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. (SO8) Hasil evaluasi kinerja Anggota Dewan Komisaris akan digunakan oleh RUPS dalam memberikan remunerasi serta sebagai salah satu indikator dalam pengangkatan kembali dan pemberhentian Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan. Komposisi Dewan Komisaris Perseroan saat ini adalah sebagai berikut: Komisaris Utama : Patrialis Akbar, SH, MH Komisaris : Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc Komisaris : Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME Komisaris : Drs. Imam Apriyanto Putro, SE, MM Komisaris Independen : Suranto Soemarsono, SE, MA Komisaris Independen : Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc,FIQ
Direksi Direksi bertugas dan bertanggung jawab penuh secara kolegial dalam mengelola kepengurusan untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian perusahaan agar seluruh sumber daya berfungsi secara maksimal. Masing-masing anggota Direksi melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya, namun pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama. Direksi diangkat dan diberhentikan melalui keputusan yang diambil dalam RUPS. Komposisi Direksi saat ini terdiri atas seorang Direktur Utama dan 5 (lima) orang Direktur dengan susunan sebagai berikut: Direktur Utama : Ir. Milawarma, M.Eng Direktur Keuangan : Achmad Sudarto, SE, MM, Ak Direktur Operasi/Produksi : Ir. Heri Supriyanto Direktur Pengembangan Usaha : Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc Direktur Niaga : M. Jamil, SE, MM, Ak Direktur SDM & Umum : Ir. Maizal Gazali, MM
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50 Tata Kelola Berkelanjutan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
60
Profile
Komite-Komite Dewan Komisaris Untuk menjaga akuntabilitas pengawasan, akurasi pemberian rekomendasi dan melakukan penelaahan atas segala rencana operasional Perseroan serta agar dapat memberikan nasehat dan saran yang berkualitas, Dewan Komisaris membentuk komite-komite fungsional di bawah Dewan Komisaris. Hingga akhir tahun 2011 terdapat 4 (empat) komite yang membantu Dewan Komisaris, dengan penjelasan fungsi dan kegiatan sebagai berikut: (4.1)
•
Komite Audit Komite Audit dibentuk dengan berpedoman kepada: (4.12) a. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. b. Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit tanggal 29 September 2004. c. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/ MBU/2006 tentang Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara, tanggal 20 Desember 2006. Sasaran pembentukan Komite Audit adalah: (i) memastikan kewajaran laporan keuangan perusahaan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, (ii) dilaksanakannya struktur pengendalian internal perusahaan dengan baik, (iii) memastikan audit internal dan eksternal dilakukan sesuai standar audit yang berlaku, dan (iv) adanya tindak lanjut temuan audit dilaksanakan oleh manajemen. Tugas, kewajiban dan wewenang Komite Audit selengkapnya tertuang pada Piagam (Charter) Komite Audit Perseroan melalui Keputusan Dewan Komisaris No. 19/SK/PTBA-DEKOM/2010 tanggal 29 Desember 2010 tentang Penetapan Komite Audit. Anggota Komite Audit Perseroan per 31 Desember 2010 adalah terdiri atas 3 (tiga) orang, dengan 2 (dua) anggota diantaranya memiliki latar pendidikan Akuntansi, Keuangan dan/atau Ekonomi. Komite Audit diketuai oleh seorang Komisaris Independen. (4.3)
Kami telah menyesauikan tugas utama dan independensi anggota Komite Audit dengan peraturan maupun kaidah praktek GCG seperti dijelaskan dalam Pedoman Umum GCG Indonesia yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Sustainable Corporate Governance
Board of Commissioners’ Committees In order to ensure accountability in overseeing, accuracy in reviewing all operating plans of the Company and to give quality counsel and suggestion, Board of Commissioners sets up functional Committees under its authority. Until end of 2011 the Company had four Committees to assist Board of Commissioners, whose function and activitity are as follows: (4.1)
• Audit Committee The formation of Audit Committee is pursuant to: (4.12) a. SOE Minister Regulation No. PER-01/ MBU/2011 on Good Corporate Governance Practice in SOE. b. Bapepam Chairman Decision No. Kep-29/PM/2004 dated 29 September 2004 regarding Formation and Performance of Audit Committee. c. SOE Minister Regulation No. PER-05/MBU/2006 dated 20 December 2006 on Audit Committee of SOE. The objective of setting up Audit Committee is to make sure that (i) financial statements are presented fairly in accordance with the generally applied accounting principles, (ii) internal control function is well fulfilled, (iii) internal and external audit is performed in accordance with the established audit standards, and (iv) management takes action to follow up audit findings. The duty, obligation and authority of Audit Committee are fully laid out in Audit Committee Charter under Board of Commissioners Decision No. 19/SK/PTBADEKOM/XII/2010 of 29 December 2010 regarding Appointment of Audit Committee. As of 31 December 2011 Audit Committee consisted of three members, two of whom are knowledgeable in accounting, finance and/or economy, and headed by an Independent Commissioner. (4.3)
The primary function and independency of Audit Committee is in keeping with Indonesian GCG Code issued by the National Committee for Governance Policy.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
• Good Corporate Governance (GCG) Committee
•
Nomination, Remuneration and Human Resource Development Committee (NR & HRD Committee) is assigned to help Board of Commissioners in implementing good corporate governance, selecting candidates for directors and executives in one level below directors, determining adequate salary/honorarium and tantiem for Directors and Commissioners, and Employee Performance Incentive scheme based on their performance and the Company’s financial condition, and reviewing manpower planning in accordance with corporate strategic plan. (4.10)
Komite GCG
Tugas Komite GCG selengkapnya tertuang dalam Piagam (Charter) Komite GCG Perseroan dengan beberapa uraian diantaranya adalah sebagai berikut: (4.12) • Memberikan pendapat profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Good Corporate Governance; • Melakukan penelaahan tingkat kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip GCG (Transparansi, Akuntabilitas, Responsible, Independen, dan Fairness); • Mengidentifikasi instrumen GCG antara lain dokumen soft structure GCG dan telaah deskripsi potret penerapan GCG;
The duty of GCG Committee is fully described in GCG Committee Charter, among others: (4.12) • Providing Board of Commissioners with professional and independent opinion regarding GCG issues. • Assessing how far GCG principles (transparency, accountablity, responsibility, independency, fairness) are implemented in the Company. • Identifying GCG instruments among others GCG soft structure documents and description of GCG implementation.
• Nomination, Remuneration and HRD Committee
61
Komite Good Corporate Governance, selanjutnya disebut Komite GCG bertugas membantu Dewan Komisaris dalam rangka meningkatkan penerapan praktek GCG oleh Perseroan. Komite GCG dibentuk pada tanggal 30 Juli 2010 melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010. Komite GCG mendorong tersedianya soft structure GCG sebagai pedoman dalam penerapan prinsip-prinsip GCG oleh Perusahaan dan mendorong terciptanya pelaksanaan prinsipprinsip dan praktek GCG yang lebih baik.
To assist Board of Commissioners to oversee the practice of GCG by the Company, Good Corporate Governance Committee (GCG Committee) was set up on 30 July 2010 under Board of Commissioners Decision No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010. The Committee put in place GCG soft structure as a guide in implementing GCG principles by the Company. The Committee also encourages better enforcement of GCG principles and practices.
One of GCG primary duties is to assess the Company’s compliance with the laws and regulations governing GCG principles implementation.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
Komite GCG yang kami bentuk diantaranya bertugas untuk melakukan telaahan tingkat kepatuhan Perseroan pada peraturan perundangan yang berkaitan dengan penerapan prinsip dasar GCG •
Komite Nominasi, Remunerasi dan PSDM Pembentukan komite ini dilakukan dalam rangka membantu tugas Dewan Komisaris untuk mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terpilihnya calon Direksi dan Pejabat satu tingkat di bawah Direksi, Tersusunnya besaran Gaji/Honorarium dan Tantiem yang memadai bagi Direksi dan Komisaris, serta Insentif Kinerja Pegawai (IKP) berdasarkan Kinerja dan Tingkat Kesehatan Perusahaan, serta mengkaji pengembangan sumber daya manusia berdasarkan rencana strategis perusahaan. (4.10) Komite ini dibentuk dengan berpedoman Permen Meneg BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara.
This Committee is established pursuant to SOE Minister Regulation No. PER-01/MBU/2011 on Good Corporate Governance Practice in SOE.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50 Tata Kelola Berkelanjutan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
62
Profile
Tugas, kewajiban dan wewenang Konarba dan PSDM selengkapnya tertuang pada Piagam (Charter) Konarba dan PSDM Perseroan melalui Keputusan Dewan Komisaris No. 19/SK/PTBA-KOM/XII/2010 tanggal 29 Desember 2010, dengan beberapa uraian diantaranya adalah sebagai berikut: • Memberikan pendapat independen dan profesional serta rekomendasi kepada Komisaris terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah nominasi dan remunerasi. • Menelaah tingkat kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah Nominasi dan Remunerasi (seperti UU Ketenagakerjaan, Peraturan dari Kementerian BUMN atau Bapepam-LK). • Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi tentang penerapan sistem penggajian, pemberian tunjangan, THR dan bonus bagi seluruh pegawai, termasuk sistem pensiun dan kompensasi dalam hal terjadi pengurangan pegawai. Konarba dan PSDM bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang pengembangan sumberdaya manusia dan bisnis batubara. Anggota Komite ini terdiri atas 4 orang, termasuk 1 orang Komisaris Independen sebagai ketuanya. (4.3)
•
Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang, selanjutnya disebut KRU bertugas membantu Dewan Komisaris untuk melakukan penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi tentang risiko usaha dan jenis serta jumlah asuransi yang ditutup oleh Perseroan dalam hubungannya dengan risiko usaha sesuai dengan yang diatur dalam Piagam Komite Asuransi dan Risiko Usaha. Pembentukan Komite Risiko Usaha dilakukan berpedoman kepada peraturan perundangan yang berlaku. (4.12)
Kami membentuk Komite KRU dengan tugas mengingatkan dan merekomendasikan pengenalan dan mitigasi seluruh risiko utama Perseroan yang masuk kategori high dan extreme risk. Anggota KRU tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Perusahaan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak secara profesional dan independen dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Sustainable Corporate Governance
The task, obligation and authority of NR & HRD Committee are fully incorporated in NR & HRD Charter under Board of Commissioners Decision No. 19/SK/PTBA-DEKOM/XII/2010 of 29 December 2010, covering among other things: • Giving independent, professional opinion and recommendation to Board of Commissioners in matters pertaining to nomination and remuneration. • Assessing the Company’s compliance with laws and regulations that govern nomination and remuneration (such as Manpower Law, SOE Minister or Bapepam-LK Regulations). • Making evaluation and recommendation in the implementation of salary, allowance, holiday allowance and bonus payment system, and also retirement and compensation scheme in case of personnel retrenchment. NR & HRD Committee is independent in working and reporting, set up by and accountable to Board of Commissioners. All Committee members are not related to any director, collectively experienced and knowledgable in human resource development as well as coal business. The Committee consists of four members, one of whom is Independent Commissioner who heads the Committee. (4.3)
• Insurance, Business Risk and PostMining Committee Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee, further referred to as BR Committee, is set up to give independent and professional viewpoint to Board of Commissioners with regard to business risks, the type and amount of risk insurance coverage in accordance with BR Committee Charter. BR Committee is set up pursuant to the prevailing laws and regulations. (4.12)
BR Committee is set up to remind and recommend that all major high and extreme business risks be identified and mitigated.
All Committee members are not related in terms of family, finance, management or shareholding to any commissioners, directors, controlling shareholders, or the Company, that may cloud their professional and independent judgement and performance in GCG
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
63
sesuai dengan praktik Good Corporate Governance (GCG). Anggota KRU saat ini 4 orang, termasuk 2 orang anggota Komisaris dan salah satu anggota Komisaris sebagai ketua.
practice. The Committee has four members, including two Commissioners members including and one Commissioner as the Head.
Governance Standard Policy
Kebijakan Pokok Tata Kelola
The Company has compiled and formulated a series of standard operating policy with respect to good corporate governance practice to complement GCG Code, which cover the following:
Perseroan telah menyusun dan menetapkan serangkaian aturan kebijakan operasional sebagai pelengkap dan bagian atas Panduan GCG, untuk menunjang penerapan tata-kelola perusahaan yang baik, mencakup diantaranya:
• Internal Audit and Control
•
The Management develops an effective internal audit and control system to safeguard the Company’s investment and assets. The function of Internal Audit and Control is performed by Internal Audit Unit (IAU) and External Auditor. To run the task of monitoring and prevention of violations and fraud, each SPI staff, numbering 17 people or 0.55% of total employees of the Company, has received adequate education and training of audit procedures and the risk of irregularities such as fraud detection auditing, investigative audit, and advanced internal auditing.(SO3, 4.9)
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan, Perseroan mengembangkan sistem pengendalian internal agar dapat berfungsi secara efektif untuk mengamankan investasi dan aset Perseroan. Pelaksana fungsi Pengawasan dan Pengendalian Internal adalah Satuan Pengawas Internal (SPI) dan Auditor Eksternal. Untuk menjalankan tugas pengawasan dan pencegahan terjadinya tindak pelanggaran dan fraud, setiap staf SPI, yang berjumlah 17 orang atau 0,55% dari total pegawai Perseroan, telah mendapatkan pendidikan dan training yang memadai tentang prosedur audit dan pendeteksian risiko penyimpangan seperti fraud auditing, investigative audit, dan advanced internal auditing. (SO3, 4.9)
IAU conducts periodic audit to detect irregularities, to test internal audit system reliability, to give quality assurance, and to enhance the accountability and transparency of business process. Priority is given to units vulnerable to corruption and irregularity, such as procurement, project development, finance and sales. In 2011 units that were audited accounted for 45% of the Company’s total business units. During the period under review, no fraud was detected. (SO2)
• Corruption Prevention Policy The Company set the policy to prevent corruption in the new GCG Soft Structure made in 2009 and currently being reviewed and rewritten, covering: • GCG Code • Board Manual • Code of Conduct • Other policies concerning legal compliance, conflict of interest, restriction to give and receive gifts, bribery and the like, goods and services procurement, and relationship with subsidiaries and affiliates. In 2009 the Company established Whistle Blowing System which is currently under review in terms of technical guideline and executive unit after making a comparative study with other SOEs.
Pengawasan dan Pengendalian Internal
Pemeriksaan secara periodik dilakukan oleh SPI untuk mendeteksi adanya penyimpangan, menguji keandalan sistem pengendalian internal dan memberikan jaminan kualitas (quality assurance) serta memberikan nilai tambah bagi kauntabilitas dan transparansi proses bisnis Perseroan. Pemerikasaan diprioritaskan pada unit-unit yang rawan terjadinya korupsi dan penyimpangan, seperti unit pengadaan, pembangunan proyek, keuangan dan penjualan. Selama tahun 2011 unit bisnis yang telah dilakukan pemeriksaan mencapai 45% dari total unit bisnis Perseroan. Selama periode pelaporan di tahun 2011 tidak ada kasus fraud yang ditemukan. (SO2)
•
Kebijakan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Perseroan menerapkan kebijakan pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi dalam Soft Structure GCG yang baru, yang dibuat tahun 2009 dan saat ini tengah dikaji dan disusun ulang, meliputi: • GCG Code; • Board Manual; • Code of Conduct. • Serta Kebijakan-kebijakan Tambahan, yaitu: Kebijakan tentang Kepatuhan Hukum; Kebijakan tentang Benturan Kepentingan; Kebijakan tentang Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah, Suap dan Sejenisnya; Kebijakan tentang Pengadaan Barang dan Jasa dan Kebijakan tentang Hubungan dengan Anak Perusahan dan Pihak Terafiliasi. Pada tahun 2009 Perseroan telah membuat ”Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran” (Whistle Blowing System) yang saat ini tengah dimatangkan petunjuk teknis maupun unit pelaksanaannya dengan memperhatikan hasil studi banding penerapannya pada perusahaan BUMN lain.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50 Tata Kelola Berkelanjutan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
64
Profile
Perseroan telah melaksanakan sosialisasi Code of Conduct dan mensyaratkan penandatanganan kepatuhan terhadap butirbutir peraturan yang terkandung didalamnya. Perseroan juga telah melakukan sosialisasi dan implementasi Code of Conduct kepada Stakeholder (Kontraktor, pemasok, vendor, pelanggan) dan pemberitahuan kepada masyarakat melalui media massa (surat kabar nasional maupun lokal) untuk menjunjung etika sesuai CoC dalam melakukan hubungan bisnis dengan Perseroan.
•
Aturan dan Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower Policy) (EC9) Perseroan memberlakukan dan menerapkan kebijakan serta Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower Policy) untuk berbagai tujuan, diantaranya: • Menciptakan iklim kondusif dan mendorong pelaporan pelanggaran yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun non finansial (hal-hal yang dapat merusak citra Perusahaan); • Mengurangi kerugian yang terjadi akibat pelanggaran melalui deteksi dini; dan • Mempersiapkan mekanisme deteksi dini ( early warning system) atas kemungkinan terjadinya masalah akibat suatu pelanggaran.
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Sustainable Corporate Governance
The Company disseminated Code of Conduct to all personnel and required them to sign Declaration of Compliance sheets. Code of Conduct was also socialized to stakeholders (contractors, suppliers, vendors, customers) and public in local and national mass media so that they all abide by the Code in dealing with the Company.
• Rules and Procedures of Whistle Blowing System (EC9) The Company sets a Whistle Blowing System for various purposes, including: • Creating a favorable climate to encourage people to report any misconduct that may result in financial or non-financial losses (that may tarnish the Company’s image); • Minimizing losses as a result of misconduct through early warning system; and • Designing early warning system mechanism to anticipate any problem arising from misconduct.
Demi menjamin efektivitas pengawasan pelanggaran dan deteksi dini tersebut, Perseroan kemudian menetapkan hal-hal pokok yang terkait, termasuk diantaranya: menyediakan media pelaporan pelanggaran (hot line, email, kotak pos khusus), menetapkan prosedur pelaporan, dan menetapkan dengan jelas jenis-jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan. Untuk mendorong keberanian saksi pelapor, maka Perseroan menetapkan prosedur yang mampu menjamin kerahasiaan identitas pelapor dan petugas investigasinya. (HR3, SO3)
To ensure the effectiveness of misconduct control and early warning system, the Company takes the necessary measures including providing misconduct reporting media (hotline, email, special mailbox), setting reporting procedures and defining types of misconduct that may be reported. To encourage people to report, the Company establishes procedures that will protect the identity of the witnesses and investigating officers. (HR3, SO3)
Disamping itu Perseroan menegaskan pemberian sangsi tegas berupa pemberhentian pegawai diikuti dengan tindakan hukum memadai atas tindakan korupsi yang ditemukan. Aturan ini merupakan bentuk dari kontribusi Perseroan terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. (SO4)
Stern sanctions on corruptive acts are also enforced, involving termination of employment followed by appropriate legal action. This policy is a reflection of the Company’s contribution to corruption eradication. (SO 4)
Kami menerapkan Aturan dan Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran sebagai salah satu bentuk dari kontribusi kami terhadap upaya pemberantasan tindak pidanan korupsi
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
To contribute to corruption eradication, the Company establishes the Rules and Procedures of Whistle Blowing System
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
• Protectors of witnesses • Investigating Officers • Administrative Staff • Equip WBS staff with training and comparative study, and prepare facilities and instruments, such as: • Office space, office equipment, communication instrument • Reporting media (hot line, email, special mailbox) • Writing up system documents: • WBS manual • Reporting procedures • Reporting manual (type and gravity of misconduct to be reported to and processed by WBS Unit) • Separate document for sanction for false accusation and slander, protection of confidentiality, and witness protection policy to be endorsed by Directors or Commissioners. • Witness rights in case of abusive action and the right to appeal and to report to the authorities. • Declaration of compliance with WBS to be signed by Directors, Commissioners and Bukit Asam Labor Union.
•
•
• Political Involvement (SO6)
It is company policy for any employee who holds an executive position in a political party to resign or release that position which should be proven in writing. Coercing any employee into expressing political aspiration is prohibited. Decision to have political involvement and to use personal resources is entirely the employee’s personal risk.
• Risk Management (EC 9, 4.9, 4.11) The Company establishes an integrated risk management system at the corporate level involving every work unit. Developing risk
65
Adapun tindakan lebih lanjut yang masih dalam proses terkait dengan kebijakan ini adalah: • Membuat kesepakatan membentuk unit Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP)/ Whistle Blowing System (WBS) antara Direksi dan Dewan Komisaris. • Menyusun organisasi, uraian tugas dan spesifikasi personil unit SPP/WBS; melakukan seleksi kandidat petugas SPP/WBS dan penunjukan personil/satker unit SPP/WBS yang terdiri dari:
Further actions related to this policy are: • Commissioners and Directors set up Whistle Blowing System (WBS) Unit. • Establish WBS Unit organisation, personnel job description and specification; select candidates and appoint personnel consisting of:
The Company is firm about separating business concern from political interests. It strictly forbids the use of assets or the gift of donation to any political party outside the law. No donation has ever been given by the Company to any political party or politician. (SO7)
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
•
• Perlindungan pelapor • Petugas investigasi • Staf administrasi SPP/WBS Memberikan pembekalan petugas SPP/WBS dengan pelatihan dan studi banding dan melakukan persiapan fisik untuk Satker/ unit SPP yang meliputi: • Sarana/ kantor, peralatan kantor/ komputer, peralatan komunikasi • Media penyampaian laporan pelanggaran (hot line, email, kotak pos khusus) Melakukan penyusunan dokumen-dokumen sistem: • Pembuatan pedoman SPP/WBS • Pembuatan Prosedur penyampaian laporan pelanggaran • Panduan perilaku yang dapat dilaporkan (pelanggaran dan penjelasan, tingkat pelanggaran yang dapat diproses melalui jalur SPP/WBS) • Ketentuan sanksi terhadap penyampaian palsu dan fitnah, kebijakan jaminan kerahasiaan dan keamanan bagi pelapor, kebijakan perlindungan pelapor yang dibuat dalam bentuk ketentuan tersendiri yang disahkan Direksi atau Dewan Komisaris • Ketentuan mengenai hak-hak pelapor atas perlakuan yang tidak layak dan hak untuk banding termasuk penyampaian laporan pelanggaran kepada penegak hukum • Pernyataan komitmen terhadap penerapan SPP/WBS untuk ditandatangani Direksi, Dewan Komisaris dan Serikat Pegawai Bukit Asam (SPBA).
Keterlibatan Politik
(SO6)
Perseroan memiliki sikap tegas untuk memisahkan kepentingan usaha dengan kepentingan politik. Perseroan melarang secara tegas penggunaan asset maupun memberikan sumbangan dalam bentuk apapun kepada partai politik manapun diluar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perseroan tidak pernah memberikan donasi kepada partai politik maupun politisi. (SO7) Perseroan menetapkan kebijakan agar Pegawai yang menjadi Pengurus Partai politik harus memilih untuk mengundurkan diri atau melepaskan status kepengurusannya tersebut yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan. Perseroan melarang pemaksaan kepada individu jajaran Pegawai lain untuk menyalurkan aspirasi politik. Keputusan mengenai keterlibatan dalam partai politik, termasuk penggunaan sumber daya pribadinya, adalah risiko yang bersangkutan secara pribadi.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50 Tata Kelola Berkelanjutan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
66
Profile
•
Pengelolaan Risiko (EC 9, 4.9, 4.11) Perseroan mengembangkan sistem pengelolaan risiko secara terintegrasi di tingkat korporasi dengan melibatkan masing-masing satuan kerja. Pengembangan Sistem Manajemen Risiko merupakan bagian dari strategi jangka panjang Perseroan, dengan membentuk unit kerja khusus yang menangani hal tersebut serta dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan standar manajemen risiko yang menjadi acuan. Sistem Manajemen Risiko secara terintegrasi, sistematis dan menyeluruh mulai diterapkan di PTBA pada tanggal 1 Juli 2006. Proses Manajemen Risiko Perseroan merupakan suatu proses terstruktur, sistematis serta berulang untuk meningkatkan kinerja pengelolaan risiko perusahaan yang berkelanjutan (continuous improvement). Fokus kerja pengelolaan adalah semakin meningkatkan intensitas dan kualitas pengelolaan risiko untuk menjamin peningkatan kinerja Perseroan. Adapun pengelolaan risiko yang dilaksanakan oleh Perseroan adalah: • Memperkecil/meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko • Meminimalkan dampak/exposure risiko • Mengoptimalkan tercapainya tujuan perusahaan
• Transaksi Benturan Kepentingan (4.6) Untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan, Perseroan menetapkan prinsip-prinsip kebijakan sebagai berikut: • Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi harus mengungkapkan kepemilikan saham di Perseroan atau di perusahaan lain dalam daftar khusus sebagaimana dipersyaratkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kami memastikan pengenalan dan mitigasi seluruh risiko utama Perseroan melalui penerapan manajemen risiko seusai prosedur pengelolaan risiko berstandar internasional.
•
•
•
Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang merugikan kepentingan Perseroan. Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang menggunakan informasi penting dan rahasia bagi kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang merugikan kepentingan Perseroan. Setiap individu Jajaran Perseroan sebaiknya menghindari kepentingan ekonomi dalam perusahaan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan ekonomi.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Sustainable Corporate Governance
management system is part of the Company’s long term strategy by forming special work unit to handle this matter systematically in accordance with the risk management system.
Implementation of the integrated, systematical and comprehensive Risk Management System began on 1 July 2006. It is a structured, systematical and recurring process for a continuous improvement of risk management. Risk management is focused on improving the quality of risk mitigation to facilitate the Company’s growth. The following actions have been taken by the Company: • Mitigating risk potentials • Minimizing risk exposure • Optimizing corporate objective
• Conflict of Interest Transactions (4.6) In an effort to prevent conflict of interest, the Company adopts the following policy: • Members of Board of Commissioners and Board of Directors must disclose their shareholding in the Company or other companies in a special register as required by the law. • Every member of the Company must not take advantage of their position for personal gain or others’ benefit that may harm the interest of the Company.
Through international standard risk management, the Company ensures that all major risks are identified and mitigated.
• Every member of the Company must not use material and confidential information for personal gain or others’ benefit that may harm the Company. • Every member of the Company must avoid economic interest in the Company that may cause financial conflict of interest. This way, all elements of the Company may be free from domination by others, free from any influence and pressure by others to allow objective decision making when it comes to transactions with conflict of interest.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Work Safety and Health
Environment Protection
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
67
Perseroan mengimplementasikan pola Green Mining secara terpadu dalam kegiatan penambangan
The Company adopts Green Mining practice in its mining operations
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50 Tata Kelola Berkelanjutan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
68
Human Resources Management Sustainable Corporate Governance
Profile
Pengaturan tersebut dimaksudkan agar seluruh elemen Perseroan dapat terhindar dari dominasi oleh satu pihak terhadap pihak lainnya, bebas dari segala pengaruh dan tekanan pihak lain sehingga pengambilan keputusan mengenai transaksi yang mengandung benturan kepentingan dapat dilakukan secara obyektif.
•
Transaksi orang dalam Perseroan memiliki aturan mengenai transaksi orang dalam sebagaimana diatur dalam Kode Etik. Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja Perseroan dalam Aturan Panduan Kode Etik menyatakan bahwa Perseroan memegang teguh peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai informasi orang dalam khususnya dalam hal akses informasi yang sensitif dan bersifat rahasia. Namun demikian Perseroan tidak melarang Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan untuk berinvestasi dan memiliki efek/saham yang dikeluarkan oleh Perseroan sebagai investasi jangka panjang. Dalam kasus-kasus tertentu, seperti pada saat Program Pembelian Kembali Saham (Share Buy-back) Perseroan mengeluarkan pengumuman yang melarang Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan untuk melakukan transaksi saham Perseroan selama program tersebut berlangsung.
•
Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah
(SO2)
Pemberian hadiah didefinisikan sebagai segala macam bentuk pemberian oleh jajaran Perseroan kepada pihak-pihak tertentu dengan maksud mempengaruhi pihak-pihak tersebut agar dapat menguntungkan Perseroan di luar batas-batas kewajaran. Penerimaan hadiah didefinisikan sebagai segala macam bentuk penerimaan oleh Jajaran Perseroan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan maksud mempengaruhi keputusan Jajaran Perseroan yang menguntungkan si pemberi hadiah. Pada prinsipnya pemberian maupun penerimaan hadiah dilarang oleh Perseroan, kecuali jika pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang ditetapkan secara khusus oleh Perseroan atau peraturan perundangundangan yang berlaku.
Kami melarang pemberian maupun penerimaan hadiah untuk maksud dan tujuan apapun dalam berhubungan dengan mitra usaha.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia
• Insider Trading The Company has set the rules on insider trading as stipulated in Code of Conduct. Business ethics and work ethics laid down in Code of Conduct stipulate that the Company abides by the prevailing laws and regulations regarding insider information particularly with respect to access to delicate and confidential information. However, Commissioners, Directors and employees are free to have a long-term investment in the Company’s shares. In certain cases such as share buy-back program, the Company prohibits Commissioners, Directors and employees from making transactions when the program is in progress.
• Giving and Receiving Gifts (SO2) Gift is defined as any form of present given by the Company and its personnel to certain parties with a purpose of influencing such parties to benefit the Company unfairly. Receiving gift is defined as any form of receipt by the Company and its personnel from certain parties to influence the decision of the Company to favor the present giver. In principle, giving or receiving presents are prohibited by the Company, except when done in accordance with specific rules set by the Company or with the prevailing laws and regulations. The Company views certain divisions such as purchasing, sales and finance as being vulnerable to giving and accepting gifts which may lead to corruption. Hence, the Company pays more attention to this aspect through periodic, random control and audit. (SO2)
Giving or receiving gifts for any intention or purpose in dealing with business partners is prohibited by the Company.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
•
•
• Code of Conduct
Main Points of Code of Conduct Basically, the Company’s Code of Conduct regulates all matters under the responsibility of the Company, individuals of the organization and other parties doing business with the Company, covering: • Business Code of Conduct The Company’s Business Code of Conduct gives directives as to how the Company should conduct its business with good ethics the way a business entity should, to balance the interest of the Company and that of the stakeholders in accordance with GCG principles and sound corporate values.
Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi serta Informasi Orang Dalam Perseroan menyediakan dan memberitahukan informasi-informasi yang harus segera disampaikan kepada shareholder maupun stakeholder lainnya dalam rangka proses pengambilan keputusan yang cepat. Sedang informasi yang bersifat rahasia tidak boleh disampaikan, kecuali melalui otoritas khusus oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Pengaturan mengenai informasi yang sensitif dan rahasia diatur lebih lanjut dalam kebijakan Tata Laksana Surat dan Kearsipan. Salah satu media untuk melaksanakan keterbukaan informasi Perseroan ini adalah melalui official website Perseroan. Kebijakan-kebijakan tersebut melandasi aktivitas Sekretaris Perusahaan.
Code of Conduct (4.6, 4.11) The Company has finalized reviewing and revising the Code of Conduct, readjusting its provisions with GCG Code and the most current common practices. The revised Code of Conduct has been disseminated and enforced since early 2010. (4.8)
Pengadaan Barang/Jasa Proses pengadaan barang dan jasa diupayakan melalui persaingan yang sehat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dengan menjunjung prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel. Pengembangan sistem pengadaan melalui sistem e-procurement dan e-auction dikembangkan dalam rangka mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG. Langkah kebijakan yang dilakukan: • Diimplementasikan secara konsisten; • Dikaji secara berkala mengenai kecukupan sistem pengadaan yang ada agar terpenuhi prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel ; • Kewajiban untuk menghindari transaksi benturan kepentingan dan transaksi afiliasi oleh segenap Jajaran Perseroan dalam sistem pengadaan barang dan jasa.
• Disclosure, Confidentiality and Insider Information The Company promptly disseminates information to shareholders and other stakeholders in order to make quick decision. Confidential information should not be disclosed, except by specific authority given by the Commissioners and Directors. Delicate and confidential information is regulated further in Letters and Files Handling Procedures. One of the media for exercising disclosure is the Company’s official website. These policy guidelines are the basic rule for the Corporate Secretary’s activities.
69
Perseroan menempatkan beberapa bagian tertentu seperti bagian purchasing, penjualan dan keuangan sebagai yang rawan terhadap tindakan pemberian dan penerimaan hadiah yang bisa mengarah pada tindakan korupsi, oleh karenanya Perseroan memberi perhatian lebih dengan melaksanakan proses pengawasan dan audit secara acak, namun berkala. (SO2)
• Goods/Services Procurement Goods and services procurement is carried out by fair competition as governed by the law and in a manner that is effective, efficient, transparent, competitive, fair/indiscriminative and accountable. E-procurement and e-auction system has been installed to support procurement in the spirit of good corporate governance. The system should be • Implemented consistently; • Assessed periodically with respect to system adequacy to ensure compliance with effective, efficient, transparent, competitive, fair/ indiscriminative and accountable principles; • Able to prevent conflict of interest and affiliated transactions by the personnel in procuring goods and services.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
Kode Etik Berperilaku (4.6, 4.11) •
Kode Etik Perseroan telah melakukan kajian dan penyusunan ulang atas butir-butir ketentuan dalam Pedoman Kode Etik Perusahaan yang telah ada, menyesuaikan kembali aturan di dalamnya dengan Pedoman GCG dan praktek-praktek lazim terkini. Sejak awal tahun 2010 Buku Panduan Kode Etik Perseroan tersebut telah diberlakukan dan disosialisasikan. (4.8)
Pokok-pokok Isi Kode Etik Pada dasarnya Pedoman Kode Etik Perseroan mengatur halhal yang menjadi tanggung jawab Perseroan, individu jajaran Perseroan maupun pihak lain yang melakukan bisnis dengan Perseroan, yang meliputi:
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50 Tata Kelola Berkelanjutan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
70
Profile
•
Etika Bisnis Perseroan Etika Bisnis Perseroan merupakan penjelasan tentang bagaimana sikap dan perilaku Perseroan sebagai suatu entitas bisnis bersikap, beretika dan bertindak dalam upaya menyeimbangkan kepentingan Perseroan dengan kepentingan stakeholder sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan nilai-nilai korporasi yang sehat.
•
Etika Perilaku Individu Etika Perilaku Individu merupakan penjelasan tentang bagaimana individu Jajaran Perseroan dalam berhubungan, bersikap, beretika dan bertindak sesuai kaidah-kaidah dan ketentuan yang berlaku. Sosialisasi dan Pelaporan atas Pelanggaran Sosialisasi Code of Conduct dan tata cara pelaporan atas ketidaksesuaian perilaku, penyimpangan atas Code of Conduct, Peraturan Perseroan, peraturan perundangan lainnya dan sanksi yang diterapkan, dilakukan secara efektif dan menyeluruh kepada Jajaran Perseroan dan stakeholder. Pernyataan Kepatuhan Code of Conduct Merupakan lembar pernyataan mengenai pemahaman dan kesediaan Jajaran Perseroan untuk mematuhi Code of Conduct Perseroan dan pihak yang bertanggung jawab atas implementasinya.
•
•
•
Sosialiasi Kode Etik Perseroan melaksanakan sosialisasi CoC secara menyeluruh melalui langkah-langkah sebagai berikut: • Melakukan sosialiasi Code of Conduct kepada seluruh Jajaran Perseroan, Pelanggan dan Mitra Kerja dan melakukan penyegaran secara berkala • Melakukan evaluasi atas pencapaian atau pemahaman kepada Jajaran Perseroan, baik pada masa orientasi maupun masa bekerja. • Pengkajian secara berkala butir-butir aturan Code of Conduct dalam rangka pengembangan Code of Conduct lebih lanjut. Jika diperlukan, maka hasil kajian dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai kebijakan dan peraturan Perseroan.
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Sustainable Corporate Governance
• Individual Code of Conduct This is an explanation as to how individuals in the Company should act in communicating with others and behave in accordance with good ethics and common moral values. • Disseminating Code of Conduct and Reporting Violation Disseminating Code of Conduct and procedures of reporting misconduct, and violation of Code of Conduct, Company Regulations, other laws and regulations, and imposition of penalty should be done effectively to all levels of the organization and stakeholders of the Company. • Statement of Compliance with Code of Conduct. This is a statement of understanding and readiness of all personnel to observe the Code of Conduct and respect any party assigned by the Company to be in charge of the implementation.
• Socialization of Code of Conduct The Company is committed to effectively disseminating Code of Conduct by taking the following steps: • Disseminating Code of Conduct to all personnel, customers and partners, and giving periodic refresher course. • Evaluating the accomplishment or understanding of the personnel, either during orientation or operating hours. • Periodically reviewing the provisions of Code of Conduct for further improvement. If required, findings from the review will be further embodied in rules and regulations of the Company. Socialization is conducted by Corporate Management System Work Unit being the unit responsible for GCG implementation, in coordination with Human Resource Work Unit.
Kami mewajibkan penandatanganan pernyataan kepatuhan pegawai terhadap butir-butir aturan CoC sebagai salah satu bentuk sosialisasi kode etik.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
One way of socializing Code of Conduct is the signing of declaration of compliance by all employees.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Corporate Culture (4.6, 4.11) The Company has a value system that is adopted and implemented to cultivate corporate culture. The basic philosophy in building the value system is work ethos of Trusting, Open, Positive, Rational and Conscious of Cost & Environment (TOPRC). These values are elaborated in work culture of Synergy, Professionalism and Faith. TOPRC can be elaborated as follows: • Trusting Trusting one another either between management and employees or among colleagues so as to foster sense of togetherness and sense of belonging. • Open All personnel are colleagues who should be understanding and open to one another in order to work synergically, through three principal deeds: actively taking and giving truthful and accountable information, reminding one another and acting gentlemanly. • Positive Always think and act positive in judging things to reach optimum result. By thinking positive, everybody in the Company will be wiser and able to solve problems with a clearer mind and remain enthusistic in every situation to act for the Company’s benefit. • Rational Able to distinguish between fact and assumption in handling things. This means every plan, action and management are based on objective and unprejudiced way of thinking. • Conscious of Cost and Environment Appreciating every effort made by everyone for efficiency in every line, and to be conscious of environment conservation as our commitment to think of the future and not just the present. Whereas the culture of Synergy, Professionalism and Faith can be described as follows: • Work Hard: Employees always work enthusiastically and foster good teamwork spirit to create synergy. • Work Smart Employees work with professionalism and constantly improve work to reach operational excellence. • Work Willingly Employees realize that working is not a purpose but a means to worship God. Therefore, employees should work willingly and guided by a strong faith. This will prevent fraudulent practices from occurring at work.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
71
Penyelenggaraan sosialisasi ini dilakukan oleh Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan, selaku penanggung jawab implementasi GCG, berkoordinasi dengan Satuan Kerja Sumber Daya Manusia (SDM).
Budaya Perusahaan (4.6, 4.11) Perseroan memiliki sistem nilai yang dianut dan dijalankan guna membangun budaya perusahaan. Filosofi dasar dalam membangun sistem nilai tersebut adalah sikap kerja “PTPRS”, yaitu Percaya, Terbuka, Positif, Rasional dan Sadar Biaya & Lingkungan. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam budaya kerja “SiPrima” – Sinergi, Profesional, Beriman. PTPRS dapat diuraikan sebagai berikut: • Percaya Sikap saling mempercayai satu sama lain baik antara pimpinan dengan bawahan dan juga dengan sesama rekan kerja, agar tercipta rasa kebersamaan dan memiliki di antara seluruh Pegawai. • Terbuka Sikap yang menganggap Pegawai sebagai rekan kerja untuk saling terbuka, saling memahami agar mampu bersinergi yang diwujudkan dalam 3 (tiga) tindakan pokok yaitu aktif memberikan dan menerima informasi yang benar dan bertanggung jawab, bersikap saling mengingatkan, dan bersikap satria. • Positif Sikap selalu berpikir dan bertindak positif dalam melihat sesuatu hal untuk meraih hasil yang lebih optimal. Dengan berpikir POSITIF, insan Perseroan akan lebih bijaksana karena dapat menyelesaikan masalah dengan pandangan yang lebih jernih serta tetap memiliki semangat untuk selalu memperbaiki apapun demi kepentingan perusahaan. • Rasional Mampu memilah antara kenyataan dan perkiraan dalam membawa persoalan pada tempatnya. Ini berarti setiap rencana, tindakan dan pengendalian berlandaskan pada pola pikir yang objektif dan adil. • Sadar Biaya dan Sadar Lingkungan Menghargai setiap usaha yang dilakukan setiap individu untuk membantu melakukan efisiensi di semua lini serta menyadari apa yang dilakukan bukan hanya untuk kepentingan saat ini. Menjaga kelestarian lingkungan adalah komitmen kita bersama. Sedangkan Landasan Budaya kerja “SiPrima” diuraikan sebagai berikut: • Bekerja Keras: Pegawai senantiasa bekerja dengan penuh semangat dan membina kerjasama yang baik sehingga terciptanya sinergi dalam bekerja. • Bekerja Cerdas Pegawai bekerja secara profesional dan secara terus menerus melakukan perbaikan untuk mencapai operational excellence
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50 Tata Kelola Berkelanjutan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
72
Profile
•
Bekerja Ikhlas Pegawai menyadari bahwa bekerja bukanlah tujuan melainkan hanya sarana untuk beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu dalam bekerja harus selalu ikhlas dan dilandasi iman yang kuat. Hal tersebut akan mencegah terjadinya praktek-praktek kecurangan dalam bekerja.
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Sustainable Corporate Governance
Cases Involving the Company In the period under review, the Company was still facing one lawsuit related to overlapping concession area.
Overlapping Concession Area
Perkara Hukum Yang Dihadapi Selama periode pelaporan PTBA menghadapi 1 perkara hukum dalam menjalankan operasional perusahaan, yakni menyangkut tumpah tindih izin penggunaan lahan, dengan ringkasan perkara sebagai berikut:
Tumpang Tindih Lahan Perkara hukum terkait tumpang-tindih hak pengelolaan lahan dihadapi Perseroan di kabupaten Lahat. Kawasan yang sebelumnya telah mendapatkan izin Kuasa Penambangan batubara, kini tidak dapat ditindak lanjuti ke-arah eksplorasi maupun eksploitasi batubara oleh Perseroan. Perseroan terancam kehilangan prospek potensi ekonomi cukup besar berupa kandungan sumberdaya batubara di daerah yang dipersengketakan. Ringkasan perkembangan kasus ini adalah sebagai berikut: Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untuk mengeksploitasi daerah Lahat. Pada tahun 2004, otoritas untuk memberikan KP dialihkan pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (“PTUN”) Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan kepada Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa KP kepada beberapa perusahaan swasta atas wilayah yang sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya hukum tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan Perusahaan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
The lawsuit involving the Company is associated with overlapping concession area in Lahat regency. The Company is unable to explore and exploit this area that was once given coal mining concession and thus is facing the threat of losing prospective economic potentials in the form of coal resources in the disputed area.The following is a brief description of the proceeding of this legal case: In 2003, the Company was given a KP (Mining Concession) to exploit Lahat area. In 2004, the authority to grant KP was transferred by the South Sumatera Governor to the Lahat Regency Administration. On 29 August 2005 through Palembang State Administrative Court (PTUN Palembang), the Company filed a lawsuit to Lahat Regency Administration due to several overlapping KPs with other companies. PTUN Palembang refused to process the Company’s claim. On 14 December 2005, the Company filed an appeal with the Medan Administrative High Court (PTTUN Medan) who rejected the Company’s appeal. The Company took further legal actions up to filing a cassation with the Supreme Court. On 28 January 2010 the Supreme Court issued a cassation decision rejecting the petition of the defendant (Lahat Regency Admministration), for which notice was received by the Company on 1 December 2010.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
On 20 May 2011 the defendant filed an appeal for civil reconsideration (PK) to the Supreme Court. The Company made a counter response to the PK which was submitted to the Supreme Court through Lahat District Court (PN Lahat). This case is still under PK process at the Supreme Court. On 20 June 2011 Lahat Regency Administration filed an appeal for PK of KP case at PTUN Palembang and the Company is currently preparing a response to the Supreme Court through PTUN Palembang. On 11 October 2011, the Supreme Court handed down PK Administrative (TUN) Decision No. 109. KP/PTUN/2011 approving PK TUN of Lahat Regency Administration. Therefore, in the case of PTUN Palembang, the Company is on the losing side. On 29 November 2011, the Company filed an appeal of PK TUN to the Supreme Court through PTUN Palembang for the Supreme Court’s TUN Cassation Decision No. 326K/TUN/2006 dated 10 May 2007. On 16 December 2011, Head of PTUN Palembang issued a stipulation whereby the Company’s appeal was declared unacceptable. On 11 January 2012, the Company filed a cassation appeal against the stipulation of Head of PTUN Palembang which declared the Company’s appeal unacceptable. As of the date of this report, the PK for civil case at PN Lahat is still in PK process at the Supreme Court.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
73
Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (“PTTUN”) Medan. PTTUN menolak upaya hukum banding Perusahaan. Perseroan kemudian menempuh berbagai upaya hukum hingga pengajuan Kasasi Ke Mahkamah Agung RI. Pada tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah menerbitkan Putusan Kasasi dengan Amar Putusan Menolak Permohonan Kasasi para tergugat (Bupati Lahat dkk), yang relas pemberitahuannya diterima perusahaan tanggal 01 Desember 2010. Tanggal 20 Mei 2011, Para terguat mengajukan Peninjauan Kembali (“PK”) Perdata ke Mahkamah Agung RI. Perusahaan telah membuat tanggapan atas PK tersebut pada tanggal 20 Mei 2011 yang diserahkan kepada Mahkamah Agung RI melalui PN Lahat. Status perkara ini dalam proses PK di Mahkamah Agung RI. Tanggal 20 Juni 2011, Bupati Lahat mengajukan PK terhadap perkara KP di PTUN Palembang dan saat ini Perusahaan sedang membuat tanggapan ke Mahkamah Agung melalui PTUN Palembang. Pada tangal 11 Oktober 2011, Mahkamah Agung menerbitkan Putusan PK Tata Usaha Negara (“TUN”) No. 109.KP/PTUN/2011 dalam Amar putusannya menerima PK TUN Bupati Lahat. Dengan demikian, perkara di PTUN Palembang, Perusahaan berada di pihak yang dikalahkan. Tanggal 29 Nopember 2011, Perusahaan mengajukan PK TUN kepada Mahkamah Agung RI melalui PTUN Palembang atas Putusan Kasasi TUN Mahkamah Agung RI No. 326K/TUN/2006 tanggal 10 Mei 2007. Tanggal 16 Desember 2011, Ketua PTUN Palembang mengeluarkan Penetapan dimana permohonan PK TUN Perusahaan dinyatakan tidak dapat diterima. Tanggal 11 Januari 2012, Perusahaan mengajukan Kasasi atas Penetapan Ketua PTUN Palembang mengenai permohonan PK TUN Perusahaan dinyatakan tidak dapat diterima. Untuk PK Perkara Perdata di PN Lahat, sampai saat ini masih dalam proses PK di Mahkamah Agung RI.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
74
Profile
50 Tata Kelola Keberlanjutan Sustainable Corporate Governance
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
Kami mengelola pegawai sebagai mitra strategis dengan menjaga proses rekrutmen yang transparan dan berkualitas untuk menjaring calon SDM berkompeten, memberi pelatihan secara terarah untuk meningkatkan kompetensi dan memberi benefit yang seimbang dengan kontribusinya serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, nyaman dan kondusif untuk menjamin pertumbuhan Perseroan yang berkelanjutan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
74
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Work Safety and Health
Environment Protection
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
75
We manage employees as our strategic partners through transparent and high standard recruitment process to obtain qualified personnel, providing well-directed upgrading program, employee benefits commensurate with their contribution, creating a healthy, comfortable and pleasant working envinronment in support of the Company’s sustainable business development.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
50
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
76
74
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Tata Kelola Keberlanjutan Sustainable Corporate Governance
Profile
Human Resources Management
Sumber Daya Manusia Perseroan
The Company’s human resource
Pada akhir tahun pelaporan, Perseroan memiliki jumlah pegawai sebanyak 3.100 orang dengan lokasi penugasan yang tersebar di Dermaga Kertapati, Pelabuhan Tarahan dan Kantor Perwakilan Jakarta termasuk 54 orang yang diperbantukan pada anak perusahaan dan Dana Pensiun milik Perseroan. Dari seluruh jumlah pegawai tersebut, hanya ada 9 orang pegawai tidak tetap, dengan status pegawai kontrak waktu tertentu (PKWT). Selebihnya berstatus pegawai tetap. (LA1)
At the end of the year, the Company employed 3,100 people posted in various sites, Kertapati Dock, Tarahan Port and Jakarta Representative Office, and 54 people assigned in the Company’s subsidiaries and Pension Fund. Out of the total, only nine are casual employees under term contract, the rest are permanent employees. (LA1)
Demografi pegawai menunjukkan 16 orang pegawai 2011 adalah lulusan sarjana Strata-2, 338 orang lulusan strata-1, 212 orang lulusan D-3, 1.503 orang lulusan SLTA dan 1.031 orang lulusan jenjang pendidikan SLTP hingga SD, sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dibutuhkan pada berbagai bidang operasional Perseroan.
Employee demography indicates that in 2011 the Company’s workforce consisted of 16 post-graduates, 338 graduates, 212 under-graduates, 1,503 high school graduates and 1,031 junior high and elementary school graduates, depending on the scope of work required in various areas of the Company’s operation.
Demografi pegawai menurut jenjang pendidikan Employee demography by education
(LA 1)
16
347
16
338
214
212 1.078
1.031
2011
2010
1.503
1.546
s/d SMP
up to Junior High School
SLTA
Senior High School
D-3
Berdasarkan umur pegawai, komposisi demografi Perseroan adalah, 77 orang (2,48%) berusia 25<30 tahun, 42 orang (1,35%) berusia 30<35 tahun, 159 orang (5,13%) berusia 35<40 tahun, 297 orang (9,58%) berusia 40<45 tahun, 1.319 orang (42,6%) berusia 45<50, dan 1.206 orang (38,90%) berusia diatas 50 tahun.
Demografi pegawai menurut usia Employee demography by age 0,2
3,2 0,5
32,6
2,5 1,4 6,0 12,7
S2
Doctoral
Under age classification, employee demography comprises 77 persons (2.48%) aged 25<30, 42 persons (1.35%) aged 30<35, 159 persons (5.13%) aged 35<40, 297 persons (9.58%) aged 40<45, 1,319 persons (42.6%) aged 45<50, and 1,206 persons (38.90%) aged over 50.
38,9
5,1 9,6
2011 % 44,7
.
Graduate
(LA 13)
2010 %
PT Bukit Asam Tbk
S-1
Diploma Graduate
Laporan Keberlanjutan 2011
< 25
25 < 30
30 < 35
35 < 40
40 < 45
45 < 50
42,6 > 50
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
77
Sesuai dengan daerah operasionalnya yang menjangkau tiga pulau utama di Indonesia, pegawai Perseroan bertugas dan berdomisili pada lokasi sesuai dengan lokasi tempatnya bekerja, dengan gambaran sebagai berikut.
In accordance with the Company’s operating sites in three major islands of Indonesia, employees live in the location where they work, as shown below:
Demografi pegawai menurut wilayah kerja (LA1) Employee demography by location WILAYAH KERJA OPERATING SITE
2011
2010
Sumatera
2.975
3.067 Sumatera
Jawa
97
Kalimantan
28
107 Java 27 Kalimantan
3.100
Total Pegawai
3.201 Total Employees
Perseroan tidak membatasi persentasi jumlah tertentu pegawai perseroan berdasarkan gender. Namun demikian demi keselamatan sesuai dengan sifat pekerjaan di areal pertambangan, jumlah pegawai wanita lebih sedikit dibandingkan dengan pegawai pria. Kebanyakan dari pegawai wanita bertugas di bidang administrasi dan penunjang kegiatan lapangan.
The Company does not limit employment by gender. However, for safety reasons and considering the nature of mining work, female employees are less than the male. Most female employees work in the administration and field activity support.
Demografi Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Jenis Kelamin Employee demography by position gender
(LA1, LA13)
2011 KELOMPOK JABATAN
2010
PEREMPUAN FEMALE
MJR/Fung Utama
39
2
37
1 Senior Manager
MJR/Fung Madya
112
4
108
4 Middle Manager 23 Junior Manager 111 Senior Supervisor
MJR/Fung Muda Penyelia/Fung Pratama Pelaksana Terampil
266
24
256
1.696
111
1.705
790
52
893
4
4
5
193
3.004
Pelaksana Sub Total Pegawai
LAKI-LAKI MALE
PEREMPUAN POSITION GROUP FEMALE
LAKI-LAKI MALE
2907
Total Pegawai
Vision and Mission of Human Resource Management The Company is seriously committed to the competence development of employees beimg highly-talented strategic partners who will support the Company’s sustainable business growth. To prove this commitment, the Company devises corporate vision, mission and strategy of human resource development. The corporate mission in managing human resource is to have the best human resource and human resource management system in support of the Company’s development. While the corporate vision in managing human resource is “To make PT Bukit Asam (Persero) Tbk. human resource the competitive advantage of the Company”. To realize such vision and mission, the Company adopts a series of strategic measures in managing human resource as follows:
3.100
53 Skilled Operator 5 Operator 197 Sub-total of Employees 3.201 Total of Employees
VISI dan MISI Pengelolaan SDM Perseran memiliki komitmen tinggi untuk meningkatkan kompetensi karyawan sebagai mitra strategis yang bertalenta tinggi untuk menjamin pertumbuhan Perseroan dimasa mendatang secara berkelanjutan. Untuk menunjukkan komitmen tersebut, Perseroan menyusun serangkaian misi dan visi maupun strategi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Misi Perseroan dalam pengelolaan SDM adalah menyediakan SDM dan Sistem Manajemen SDM yang terbaik, untuk menunjang pengembangan Perusahaan. Sementara Visi Perusahaan dalam pengelolaan SDM adalah “Menjadikan SDM PT Bukit Asam (Persero) Tbk. sebagai keunggulan kompetitif Perusahaan”. Untuk mewujudkan misi dan visi tersebut, Perseroan menetapkan serangkaian langkah-langkah strategis pengelolaan SDM, yakni:
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
78
Profile
• • •
Mengusahakan pengembangan dan pemenuhan kompetensi karyawan serta penyiapan manajemen/ pemimpin Perseroan yang profesional. Melakukan penyelarasan (alignment) organisasi dan penyempurnaan sistem manajemen SDM. Memfasilitasi pembentukan budaya unggul.
Pembinaan Hubungan Industrial dengan Pegawai
50 Tata Kelola Keberlanjutan Sustainable Corporate Governance
74
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
• Developing and realizing personnel potentials and grooming professional candidates for management/leadership level. • Aligning organisation and improving human resource management system. • Cultivating culture of excellence.
Industrial Relationship with Employees
Perseroan memandang pegawai sebagai mitra dalam menjalankan roda operasional perusahaan, partner dalam kebersamaan meningkatkan laba melalui peningkatan produktivitas dan peningkatan efisiensi. Wujud kemitraan ini dilakukan melalui keterlibatan tiga pihak yang saling mendukung, yakni pegawai, serikat pegawai dan perusahaan. Oleh karena pentingnya kerja sama tiga pihak tersebut, PTBA sangat mendukung pembentukan maupun aktifitas Serikat Pegawai. Oleh karena perannya yang penting tersebut, Serikat Pegawai dapat bertindak sebagia perwakilan pegawai dalam menyampaikan usulan, rekomendasi atau pandangan kepada Direksi terkait operasional Perseroan demi kebaikan bersama. (4.4)
The Company regards the employees as strategic partners in running its business to maximize profit, productivity and efficiency. The partnership is manifested in the involvement of three parties, i.e. employees, Labor Union and the Company. In view of the importance of the three-party working relationship, the Company earnestly supports the formation and activity of Labor Union. Oleh karena pentingnya kerja sama tiga pihak tersebut, PTBA sangat mendukung pembentukan maupun aktifitas Serikat Pegawai. Oleh karena perannya yang penting tersebut, Serikat Pegawai dapat bertindak sebagia perwakilan pegawai dalam menyampaikan usulan, rekomendasi atau pandangan kepada Direksi terkait operasional Perseroan demi kebaikan bersama. (4.4)
Melalui Perjanjian Kerja Bersama, seluruh pegawai PTBA terlindungi hak-hak-nya.
Through Collective Labor Agreement, the rights of employees are protected.
Hubungan tiga arah yang saling mendukung ini, difasilitasi dan didasarkan pada butir-butir kesepakatan dan aturan sebagaimana tercantum pada Perjanjian Kerja Bersama yang ditanda tangani oleh Pegawai dan perusahaan serta diketahui oleh Serikat Pegawai. Selain itu, kebijakan-kebijakan perusahaan terkait hubungan dengan pegawai yang diketahui bersama, turut mewarnai pembinaan hubungan yang harmonis dengan pegawai. Seluruh pegawai PTBA (100%) terlindungi hak-haknya dalam Perjanjian Kerja Bersama. (LA4)
The three-party working relationship is governed by the provisions of Collective Labor Agreement (CLA) signed by employees and the Company, and witnessed by Labor Union. Additionally, employee-related regulations of the Company help create a harmonious working atmosphere. The rights of all employees are protected by CLA. (LA4)
Prosedur serta notifikasi yang berhubungan dengan perubahan operasional perusahaan juga diatur dalam salah satu PKB dimana disebutkan bahwa setiap rencana perubahan yang berhubungan dengan operasi secara signifikan akan didahului dengan pemberitahuan kepada seluruh karyawan minimal 7 (tujuh) hari sebelumnya. Sementara menyangkut pemberhentian tenaga kerja, Perseroan menetapkan pembahasan dan kesepakatan menyangkut pesangon 3 bulan sebelumnya (PKB Pasal-76 dan 80) (LA5)
Procedures and notifications related to changes in the Company’s operations are laid down in CLA, stipulating that any significant change in operating activities should be notified to employees minimum seven days in advance. Termination of employment is compensated by three-month severance pay which should be first discussed and negotiated (CLA Article 76 and 80). (LA5)
Kepatuhan Pada Peraturan Perundangundangan Bidang Kepegawaian Manajemen Perseroan senantiasa berpegang dan mematuhi perundangundangan di bidang ketenagakerjaan sebagai bentuk komitmen perusahaan yang memandang pegawai sebagai mitra. Pada periode laporan ini manajemen melandaskan pengelolaan pegawai pada Perjanjian Kerja Bersama terakhir No. Kep 35/PHIJSK-PKKAD/PKB/ III/2010 yang diberlakukan sejak tanggal 4 Maret 2010 dan akan
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Compliance with Manpower Laws and Regulations The management always adheres to and complies with manpower laws and regulations to reflect the Company’s commitment to treating employees as working partners. During the period under review,
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
human resource management is subject to the latest CLA No. Kep-35/PHIJSK-PKKAD/PKB/III/2010 effective 4 March 2010 until 4 March 2012. CLA is used to document important matters associated with the rights and obligations of the Company and employees to be used as reference in daily operations. CLA is reviewed and revised once in every two years. Several provisions that indicate the Company’s compliance with manpower law are:
1. Freedom to Unite (LA4, HR5) The Company guarantees employees’ freedom to unite and form an in-house labor union and to serve in the executive board. This guarantee is evidence of the Company’s commitment to considering employee-company relationship as a mutually beneficial working relationship. Guarantee of employees’ freedom to unite is stipulated in Labor Union Law No. 21/2000. To support the union activities that are in concert with the Company’s interests, the Company provides assistance and facilities according to the Company’s financial condition.
The Company’s support to labor union and its executive board members are guaranteed as stipulated in CLA signed by the parties.
Labor union is independent and open to any employees. However, to prevent conflict of interest, CLA stipulates that Corporate Secretary, employees of HRD, Accounting and Budget, Treasury and Financing, and Internal Audit are not permitted to serve in the executive board. The Company’s support to the union and executive board are guaranteed as stipulated by CLA signed by representatives of the union and the Company. The Company’s Labor Union is called Serikat Pegawai PT Bukit Asam (Persero) Tbk, abbreviated SPBA. The Union is independent, not affiliated to any company in PTBA business group, and registered with the Department of Manpower under No. 560/04/Nakertrans/6.3/2009 dated 22 October 2009.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
79
berlaku sampai dengan tanggal 4 Maret 2012. PKB tersebut pada dasarnya digunakan juga untuk mendokumentasikan hal-hal penting yang menyangkut hak dan kewajiban pegawai maupun perusahaan dengan baik sebagai acuan dalam implementasi sehari-hari. PKB ini ditinjau dan diperbarui setiap periode 2 (dua) tahun sekali.
Beberapa kebijakan yang memperlihatkan ketaatan PTBA terhadap peraturan ketenaga kerjaan dalam pengelolaan pegawai, mencakup diantaranya: 1. Kebebasan Berserikat (LA4, HR5) Perseroan menjamin hak pegawai untuk berserikat dengan membentuk organisasi pegawai atau serikat pegawai di lingkungan perusahaan, termasuk kebebasan untuk menjadi pengurusnya. Jaminan ini diberikan sebagai wujud komitmen manajemen yang menganggap bahwa hubungan pegawai dan perusahaan adalah hubungan kerjasama yang saling membutuhkan satu sama lain. Jaminan atas kebebasan pegawai untuk membentuk serikat pegawai tercantum dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pegawai/Serikat Buruh. Untuk menunjang berbagai program kegiatan Serikat Pegawai yang selaras dengan kepentingan Perseroan, maka Perseroan memberikan bantuan dan fasilitas yang diperlukan sesuai dengan kemampuan Perseroan.
Kami mendukung kegiatan serikat pegawai maupun kepengurusannya sebagaimana tercantum pada pasal-pasal PKB yang ditandatangani bersama. Pembentukan pengurus serikat pegawai di PTBA bersifat mandiri dan dapat diikuti oleh siapapun. Namun demikian, untuk menghindari benturan kepentingan, dalam perjanjian kerja bersama (PKB) diatur suatu ketentuan khusus yang menegaskan bahwa pegawai di satuan kerja tertentu, yakni: Sumber Daya Manusia (SDM), Sekretaris Perusahaan, Akuntansi dan Anggaran, Perbendaharaan dan Pendanaan serta Satuan Pengawas Internal, dilarang menjadi pengurus serikat pegawai. Seluruh mekanisme menyangkut dukungan Perseroan terhadap serikat pegawai maupun pengurusnya diatur dan dijamin dalam PKB yang ditandatangani perwakilan serikat pegawai dengan perwakilan Perseroan. (HR 5) Serikat Pegawai di PTBA saat ini adalah Serikat Pegawai PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang disingkat SP–BA. Status SP ini bersifat mandiri dan tidak berafiliasi dengan anggota perusahaan di lingkungan grup usaha PTBA. SP-BA tercatat di instansi ketenagakerjaan dengan Nomor Bukti Pencatatan: 560/04/Nakertran/6.3/2009 dengan tanggal pencatatan 22 Oktober 2009. PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
50
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
80
74
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Tata Kelola Keberlanjutan Sustainable Corporate Governance
Profile
Melalui kerjasama erat antara Perseroan dengan SPBA ini maka ketiga asas partnership (partner in profit, partner in responsibility, dan partner in production) dalam hubungan industrial diyakini terwujud dalam aktifitas kerja sehari-hari. Partner in profit mengandung arti pegawai berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan, partner in responsibility dan partner in production pegawai bekerjasama dengan perusahaan mengupayakan agar perusahaan terus maju dan berkembang. Dalam kaitan kemitraan tersebut, pegawai dapat mengajukan usulan perbaikan atas pola operasional maupun kesejahteraan kepada Manajemen melalui SPBA. (4.4)
Human Resources Management
Through a strong partnership between the Company and SPBA, the three partnership principles, i.e. partner in profit, partner in responsibility and partner in production, in industrial relationship will be manifested in day-to-day activities. Partner in profit means employees deserve a profit sharing, partner in responsibility and partner in production mean employees join hands with the Company to ensure continued growth and development. Within the partnership, employees are free to make suggestions with regard to operations and welfare to the Management through SPBA. (4.4)
2. Lingkungan Kerja (LA2, LA5) Perseroan berupaya mambangun lingkungan kerja yang baik bagi para pegawai, agar seluruh potensi individu pegawai dapat berkembang secara maksimal. Salah satu faktor yang dapat berpengaruh langsung kepada kinerja pegawai adalah lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman. Perseroan berusaha membangun lingkungan fisik maupun psikis di seputar areal kegiatan kerja agar suasana kerja senantiasa kondusif. Untuk areal penambangan yang jauh dari pusat keramaian, Perseroan bahkan melengkapi infrastuktur lingkungan dengan areal olah raga, pusat kebugaran maupun sarana hiburan.
2. Working Environment (LA2, LA5) The Company strives to build a good working environment for employees in order to maximize their potentials. One factor directly influencing performance is a healthy, safe and comfortable working environment. The physical and psychological aspects of working environment are managed to create a pleasant working atmosphere. In remote mining areas, the Company provides sports facilities, fitness centers and entertainment spots.
Dengan berbagai upaya tersebut, Perseroan sejauh ini cukup mampu menjaga suasana lingkungan kerja yang kondusif sehingga mandukung rasa nyaman pegawai dalam bekerja. Suasana kondusif tersebut ditunjukkan dengan relatif rendahnya tingkat kepergian (turn over) karyawan.
With all these efforts, the Company has managed to keep pleasant working atmosphere and comfortable working condition. The pleasant atmosphere is shown by a relatively low employee turnover.
Selama periode laporan ada sebanyak 101 orang pegawai yang berhenti bekerja di PTBA. Penyebab berhentinya pegawai tersebut umumnya adalah hal alami, yakni memasuki masa pensiun atau meninggal dunia. Hanya ada beberapa pegawai yang berhenti bekerja di Perseroan karena mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan latar belakang alasan pribadi. (LA 2)
During the year, 101 employees resigned from the Company due to natural causes, i.e. retirement and death. Only few were voluntary resignation for personal reasons. (LA 2)
Total Pegawai Perseroan yang menjalani pensiun/mengundurkan diri/pensiun dini Employee turnover due to retirement, resignation or early retirement PROGRAM
2011
2010
97
117
Pengunduran diri
1
1
Resignation
Pensiun dini
3
4
Early retirement
101
122
Pensiun normal
Jumlah
3. Waktu Kerja dan Perubahan Waktu Kerja Perseroan menetapkan batasan waktu kerja bagi pegawai untuk menghindari eksploitasi tenaga kerja secara berlebihan. Waktu kerja disesuaikan dengan daerah kerja serta sifat pekerjaan. Sesuai dengan sifat usaha yang menuntut ketetapatan pengiriman pada konsumen, di PTBA berlaku waktu kerja biasa, waktu kerja shift, dan waktu kerja khusus untuk pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Retirement
Total
3. Working Hours and Changes of Working Hours Working hours are limited so as to prevent excessive labor exploitation. Working hours are adjusted to local condition and work nature. With the Company’s nature of business that demands timely delivery to consumers, there are three different working hours: normal/regular, shift and specific working hours in certain areas.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
81
If employees have to finish work beyond normal working hours, the Company pays regulationbased overtime pay. In case of regulation changes that significantly affect working hours (or even signification operating changes), the Company will issue a notice three months prior to the effect date of new working hours. (LA5)
Dalam hal pegawai harus menyelesaikan pekerjaan melebihi waktu kerja yang ditentukan sebelumnya, maka kepada pelaksana diberikan kompensasi berupa upah lembur sesuai ketentuan perundangundangan. Mana kala ada perubahan peraturan menyangkut waktu kerja yang cukup signifikan (atau bahkan perubahan operasional yang signifikan), Perseroan minimal memberikan waktu 3 (tiga) bulan hingga sebelum efektifnya perubahan dimaksud. (LA5)
4. Salary Standard The Company pays permanent and casual employees compensation for their performance, consisting of regular salary, leave allowance, service award, exemplary employee award, incentive, bonus and other allowances. The amount of remuneration is reviewed periodically (See “Remuneration Package”).
4. Penetapan Upah Perseroan memberikan upah atas jasa pekerjaan yang dilaksanakan oleh para pegawai tetap maupun pegawai tidak tetap. Upah pegawai dimaksud terdiri atas komponen gaji tetap, uang cuti, penghargaan masa kerja, penghargaan karyawan teladan, insentif kinerja, bonus dan tunjangan lainnya. Besaran upah ini ditinjau setiap periode tertentu. (Lihat lebih lengkap pada uraian ”Paket Kesejahteraan”).
Minimum pay received by a new employee of the lowest grade is guaranteed to be bigger than regional or provincial minimum pay standard depending on the location of the Company. In Tanjung Enim, a new recruit of the lowest grade receives Rp1,249,000/ month or 28% higher than South Sumatera provincial minimum pay standard of Rp974,216/month. In addition, employees are given meal allowance of Rp15,000 per day of attendance. (EC5)
5. Respect for Human Rights Abuse of human rights in mining industry is past history. As time evolves bringing Indonesia to its independence and nationalization of Dutch mining companies, respect for human rights is improving. Today, one of the pre-requisites of sustainable business growth is respect for employees and society as the stakeholders.
Employees’ freedom to unite, engage in politics and voice their opinion is a reflection of the Company’s commitment to the respect for human rights.
Besaran upah minimum yang diterima seorang pegawai baru Perseroan golongan terendah dipastikan lebih besar dibandingkan upah minimum regional (UMR) atau provinsi (UMP) dimana lokasi utama Perseroan berada. Untuk karyawan baru dengan golongan terendah yang bertugas di Tanjung Enim, gaji dan tunjangan tanggung jawab yang diberikan adalah sebesar Rp1.249.000 perbulan atau lebih besar 28% dari UMP di Provinsi Sumatera Selatan yang sebesar Rp974.216 per bulan. Disamping itu pegawai juga diberikan uang makan sebesar Rp15.000 per hari kehadiran. (EC5) 5. Penghargaan pada Hak Asasi Manusia (HAM) Sejarah panjang industri pertambangan yang sarat dengan pengabaian atas Hak Asasi Manusia (HAM), saat ini tinggal cerita masa lalu. Seiring dengan perkembangan zaman, kemerdekaan Indonesia dan proses nasionalisasi yang dilakukan atas perusahaan tambang peninggalan Belanda, pangakuan dan penghargaan atas HAM semakin membaik. Terlebih lagi pada zaman sekarang, dimana salah satu prasarat keberlanjutan suatu usaha adalah keberadaan pegawai, serta masyarakat sebagai pemangku kepentingan.
Kami berkomitmen menegakan HAM dengan memberikan kebebasan berserikat, berpolitik dan menyampaikan sumbang saran kepada para pegawai
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
50
32
Kinerja Ekonomi
Tata Kelola Keberlanjutan
Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
82
Sustainable Corporate Governance
Profile
74
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Perseroan sangat menyadari kondisi tersebut dan berkomitmen untuk senantiasa memperhatikan aspek pengakuan dan penegakkan HAM dalam setiap kegiatan operasionalnya. Kebijakan kebebasan berserikat, berpolitik dan menyalurkan aspirasi politik secara bebas maupun memberikan sumbang saran bagi kemajuan perusahaan (melalui Serikat Pegawai maupun saluran yang disediakan untuk maksud tersebut) adalah salah satu wujud penghargaan terhadap HAM. Perseroan tidak menemukan adanya unit usaha yang tidak memberikan kekebebasan berserikat karena kebijakan pokok PTBA adalah memberi kebebasan berserikat ke semua unit usaha. (HR5)
The Company is fully aware of the condition and committed to upholding human rights in its operating activities. Employees’ freedom to unite, engage in politics and voice their opinion (through Labor Union or any other designated channel) is a reflection of respect for human rights. PTBA finds no business unit that does not allow its employees freedom to unite as it is the Company’s main policy to give all business units freedom to unite.
6. Pelatihan dan Sosialisasi HAM Perseroan belum pernah melaksanakan pelatihan yang bersifat khusus perihal HAM bagi para pegawai. Namun demikian pelatihan dan pembekalan pengetahuan tentang HAM telah diberikan secara khusus kepada pegawai yang bertugas sebagai anggota satuan pengamanan, baik di areal pertambangan maupun di areal lain tempat Perseroan beraktifitas. (HR3, HR8)
6. Training and Socialization of Human Rights The Company has never conducted employee training specifically in relation to human rights. However, in association with the police, human rights knowledge has been disseminated to security officers in mining sites and other operating areas. (HR3, HR8)
Pelaksanaan pembekalan mengenai HAM terhadap para anggota Satpam dilaksanakan dengan bekerja sama dengan lembaga kepolisian. Hingga akhir tahun pelaporan sekitar 78% dari anggota satpam Perseroan telah diberikan materi mengenai HAM dalam program pelatihan penyegaran security. Jumlah ini meningkat dibandingkan persentasi tahun 2010 lalu yang sebesar 78%. (HR8)
At the end of 2011, approximately 78% of security officers received human rights briefing in security refresher courses. This is an improvement from 2010 percentage of 78%. (HR8)
Sosialisasi HAM telah tercakup pada saat pengenalan kode etik Perseroan yang disampaikan pada saat pegawai baru beraktifitas di lingkungan perusahaan maupun pada saat proses promosi jabatan dan pada saat training mengenai pengenalan budaya perusahaan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
(HR5)
Human rights are covered in Code of Conduct and socialized to new employees, during promotion and in corporate culture training session.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
83
7. Indisciplinary Action The Company emphasizes the importance of personal approach in case of indisciplinary actions. This is obviously reflected in the handling stages from oral warning, written warning to sanction. Sanction is imposed by performance incentive reduction, demotion or termination of employment. From settlement of industrial dispute until termination of employment, the Company abides by Law No. 2/2004 regarding management of industrial dispute.
7. Pelanggaran Disiplin Perseroan senantiasa menekankan pendekatan pembinaan pegawai atas terjadinya tindakan pelanggaran disiplin kerja. Hal ini tercermin melalui tahapan yang dimulai dari teguran lisan, pemberian peringatan tertulis sampai dengan pemberian sanksi. Pada kasus pelanggaran disiplin kerja sanksi dapat diberikan dalam bentuk denda, pemotongan insentif kinerja, demosi atau pemutusan hubungan kerja. Tahap-tahap penyelesaian terjadinya perselisihan hubungan industrial, hingga terjadinya pemutusan hubungan kerja, dijaga agar sejalan dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang penanganan perselisihan hubungan industrial.
8. Child Labor and Forced Labor As a national mining company that most of its operations carried out in remote areas, the Company pays great attention to the prevention of child labor. Given the ongoing mining operations in remote areas are very prone to cases of child labor or forced labor, the Company pays more attention to the activities of the Division of Production Operations. Minimum age requirement on prospective employees of the Company is 18 years old. These requirements also apply to mining partners who work with the Company.
8. Pekerja Anak dan Pekerja Paksa Sebagai perusahaan pertambangan nasional yang sebagian besar kegiatan operasionalnya dilaksanakan di kawasan terpencil, Perseroan menaruh perhatian besar pada upaya pencegahan adanya pekerja anak. Mengingat operasi pertambangan yang berlangsung di areal terpencil sangat rawan dengan kasus pekerja anak maupun pekerja paksa, Perseroan memberi perhatian lebih pada kegiatan Divisi Operasi Produksi. Syarat usia minimal calon pegawai di Perseroan adalah 18 tahun. Persyaratan ini juga diberlakukan pada mitra-mitra kontraktor penambangan yang bekerja sama dengan Perseroan. (HR6, HR7)
(HR6, HR7)
This requirement is strictly adhered to and closely monitored by the Company, so that during the period under review there were no underaged children employed by PTBA group companies or by mining contractors. This practice is in line with government policy to ratify manpower regulations, especially the International Labor Organization Convention. A shift work system is enforced and adjusted to site condition, but normally there are two to three shifts working a day. This system is applied to prevent and eliminate forced labor. At work, each employee is allowed a break to rest at scheduled time. Work performed beyond shift hours is compensated in accordance with the established and agreed remuneration package. (HR7)
9. Respect for Indigenous Rights (HR9) The Company always respects indigenous people’s rights, so that during the period under review there was no incident of abusive treatment by PTBA against the local people. A good relationship is constantly fostered by executing PKBL and Area Development programs to improve the local community welfare.
Persyaratan tersebut dipegang teguh dan dipantau secara seksama oleh Perseroan, sehingga selama periode pelaporan tidak ada anak di bawah umur yang dipekerjakan di Group Perseroan maupun pada mitra kontraktor penambangan. Hal ini sesuai dengan keputusan Pemerintah untuk meratifikasi berbagai aturan tentang SDM, terutama Konvensi International Labour Organization (ILO). Perseroan melengkapi sistem pergantian jam (shift) pada beberapa bagian operasionalnya. Kebutuhan shift disesuaikan dengan kondisi di lapangan yang dihadapi, namun biasanya ada 2 hingga 3 shift dalam sehari. Sistem ini ditujukan untuk mencegah dan meniadakan terjadinya tindakan yang dikategorikan kerja paksa. Selama bekerja, setiap pegawai diberi kesempatan untuk beristirahat pada jam tertentu. Apabila melewati batas waktu shift kerja, maka pada pegawai diberikan kompensasi yang diperhitungkan dalam imbal jasa pekerjaan yang telah diketahui dan disepakati bersama. (HR7) 9. Penghormatan Kepada Hak Penduduk Pribumi (HR9) Perseroan senantiasa menghormati hak-hak penduduk pribumi, sehingga selama periode pelaporan, tidak pernah terjadi insiden ataupun kekerasan dari pihak PTBA terhadap masyarakat di sekitar operasi tambang perusahaan.Perseroan selalu membina hubungan baik melalui pelaksanaan berbagai program kemasyarakatan dalam bentuk PKBL dan Bina Wilayah yang diorientasikan untuk memberikan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
84
Profile
Peningkatan Kompetensi dan Pengembangan Karir Mempertimbangkan profil SDM yang didominasi tenaga kerja berusia diatas 45 tahun hingga sebesar 77%, tantangan industri pertambangan, dan keberlanjutan usaha, sejak beberapa tahun terakhir Perseroan telah menyiapkan berbagai program penambahan dan pelatihan kompetensi pegawai baru maupun pegawai lama. Program penyediaan dan penyiapan SDM yang berkompetensi tinggi ini dirancang sejak proses rekrutmen, peningkatan kompetensi melalui training, penetapan jenjang karir melalui rotasi, mutasi maupun promosi dan pemberian paket kesejahteraan yang kompetitif dibandingkan industri sejenis.
50 Tata Kelola Keberlanjutan Sustainable Corporate Governance
74
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Competence and Career Development Considering that 77% of employees are aged over 45, mining industry is full of challenges and business continuity is a necessity, for the past few years the Company has been conducting various programs to boost new and existing employees’ competence. Preparing highly competent emploees is well planned in the process of recruitment, training, career development through rotation, transfer or promotion, and providing competitive remuneration package.
Saat ini Perseroan telah memiliki struktur organisasi yang lengkap dalam pengelolaan SDM, meliputi fungsi perencanaan, pengembangan SDM, pendidikan dan pelatihan, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial.
Currently the Company has a comprehensive organization structure with the functions of human resource planning, development, education and training, personnel administration and industrial relationship.
Perseroan telah memiliki mapping kebutuhan pegawai dari tiap unit dan telah didukung penerapan program Prokes yang mengandalkan peran Teknologi Informasi dalam pengelolaan kesehatan pegawai.
The Company has a personnel requirement mapping of each unit, supported by “Prokes” program and information technology in managing employee health issue.
Seluruh program tersebut memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, namun tetap dilaksanakan dengan kesungguhan karena bagi Perseroan, peningkatan kompetensi SDM merupakan investasi yang akan menjamin kemajuan dan pengembangan perusahaan dimasa mendatang.
The whole program requires a substantial amount of funds but the Company is persistent in accomplishing its mission as human resource development is a worthy investment for future business growth.
Rekrutmen Proses rekrutmen pegawai PTBA pada dasarnya dilakukan secara terbuka bagi siapapun. Namun demikian untuk mendapatkan calon pegawai yang berkualitas, Perseroan menetapkan beberapa kriteria dasar dalam seleksi SDM, yakni: kapasitas calon SDM yang meliputi lulus uji kemampuan berpikir (analisa, problem solving dan pengambilan keputusan); kemampuan kerjasama tim (komunikasi dan kepemimpinan) dan energi calon SDM (motivasi, adaptasi, kemauan belajar). Proses penerimaan senantiasa didahului dengan pemasangan pemberitahuan di berbagai media nasional maupun lokal maupun melalui website Perseroan. Dengan demikian sebagian besar pelamar yang mengikuti proses penerimaan dan kemudian diterima sebagai calon pegawai adalah penduduk lokal, yakni berasal dari kota-kota atau daerah dimana lokasi aktifitas Perseroan yang membutuhkan pegawai baru berada. Dalam prosesnya, jika seluruh persyaratan dan nilai seleksi ternyata sama, Perseroan memprioritaskan penerimaan calon pegawai dari daerah setempat. (EC7) Sebelum diangkat menjadi pegawai tetap, terlebih dahulu para calon pegawai tersebut mengikuti program management trainee, disebut Graduate Development Program. Setelah diangkat menjadi Pegawai Tetap diantara pegawai tersebut, diberikan program pengembangan sesuai bidang pekerjaan masing-masing.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Recruitment Basically, employee recruitment is open to anybody. However, to get qualified employees, the Company sets several criteria in selecting people, which require applicants to pass several qualification tests: thinking ability (analysis, problem solving and decision making) teamwork spirit (communication and leadership) and stamina (motivation, adaptation, learning spirit). Recruitment plan is made public in national and local mass media as well as the Company’s website. Therefore, most applicants who are accepted through recruitment process are locals coming from the surrounding cities or areas where the Company operates. In the process, if several applicants have the same qualification and test results, the Company will prioritize the locals. (EC7) Prior to permanent employment, a prospective employee is required to take management trainee course, called Graduate Development Program. After being permanently employed, new employees will be trained in accordance with their respective line of work.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
To fill vacant positions, candidates are selected by technical competence assessment for position level IV and below, and by an assessment center for position level III and above.
Training and Development Employee training and development are based on an analysis of training needs to realize employees’ potentials, fulfil professional/certification requirements and to comply with the laws and regulations. Every year the Company organizes various education and training courses attended by employees of all levels and functions. (LA 10) In general, training given by the Company and attended by all employees includes compulsory elementary education, certification study/ training, on-the-job training, and competence study/training. In 2011, the Company conducted a few programs related to human resource management, including: • Establishing career path and succession plan. • Mapping personnel requirement and recruitment. • Conducting upgrading courses in accordance with the Company’s requirements.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
85
Untuk pengisian jabatan kosong, rekrutmen dilaksanakan dengan melakukan seleksi antara lain melalui asessmen kompetensi (teknis) untuk jenjang Jabatan IV ke bawah dan menggunakan metoda assessment centre untuk Jenjang Jabatan III ke atas.
Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi Pelatihan dan pengembangan pegawai dilaksanakan berdasarkan analisa kebutuhan pelatihan dalam rangka pemenuhan kompetensi, tuntutan profesi/ sertifikasi dan ketentuan perundang-undangan. Setiap tahun Perseroan menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diikuti seluruh pegawai disemua jenjang jabatan maupun fungsi. (LA 10) Secara umum, jenis dan bentuk pelatihan yang dilaksanakan oleh Perseroan dan diikuti oleh seluruh pegawai adalah: pendidikan dasar wajib; pendidikan/ pelatihan bersertifikat; pendidikan / pelatihan on job dan pendidikan/pelatihan kompentensi. Pada tahun 2011, Perseroan telah menyelesaikan beberapa program bidang SDM yang telah diselesaikan mencakup: • Penyelesaian carier path dan succession plan. • Mapping kebutuhan pegawai dan persiapan rekrutmen SDM. • Pelaksanaan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM sesuai kebutuhan Perusahaan. Sejalan dengan penerapan GCG, Perseroan juga mengirimkan pegawai PTBA untuk mengikuti pelatihan yang materinya berkaitan penerapan antikorupsi yg dilaksanakan oleh pihak eksternal. (SO3)
In the spirit of implementing GCG principles, employees were also sent to anti-corruption training organized by external parties. (SO3)
Training is given to cultivate employees’ behaviour, mentality and competence, either soft skills or hard skills, to anticipate challenges in developing the Company.
Tujuan pelatihan adalah mengembangkan sikap, mental dan kompetensi, baik dari sisi keahlian (soft skills) maupun ketrampilan (hard skills) SDM untuk menghadapi tantangan dan pengembangan Perseroan
The purpose of training and development program is to cultivate employees’ behaviour, mentality and competence, either soft skills or hard skills, to anticipate challenges in developing the Company. In average, every year each employee spends 20 hours in training. (LA10)
Tujuan pelatihan dan pengembangan adalah mengembangkan sikap, mental dan kompetensi, baik dari sisi keahlian (soft skills) maupun ketrampilan (hard skills) SDM untuk menghadapi tantangan dan pengembangan Perseroan dimasa mendatang. Secara rerata, setiap pegawai Perseroan menjalankan rata-rata 20 jam pelatihan dalam setahun. (LA10)
Training programs conducted in 2011 include: (LA11) • Managerial competence development through management development program followed by 446 employees. Out of the total, 19 persons were sent out for overseas training while 427 persons were to attend local programs.
Program-program pelatihan yang dilaksanakan Perseroan pada tahun 2011 mencakup: (LA11) • Peningkatan kompetensi manajerial pegawai melalui program pengembangan manajemen, diikuti oleh 446 pegawai. Dari seluruh total pegawai yang mengikuti pelatihan khusus dalam bidang manajemen tersebut, 19 orang pegawai diantaranya mendapatkan
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
50
32
Kinerja Ekonomi
Tata Kelola Keberlanjutan
Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
86
Sustainable Corporate Governance
Profile
• •
•
kesempatan untuk mengikuti pelatihan di luar negeri, sedangkan 427 orang pegawai lainnya mengikuti pelatihan di dalam negeri. Peningkatan kompetensi teknis pegawai, melalui Pelatihan Teknik diikuti oleh 2.104 pegawai. Pelaksanaan Uji Kompetensi teknis dilakukan terhadap pegawai dengan jenjang jabatan IV sampai VI sebanyak 389 orang. Uji kompetensi teknis menggunakan metode behavioral event interview. Sedang uji kompetensi non teknis, menggunakan metode asesmen center, dilakukan terhadap pegawai dengan jenjang jabatan I sampai dengan IV sebanyak 241 pegawai.
Melalui serangkaian proses asesmen, saat ini komposisi pegawai level satu yang berasal dari daerah operasional utama (Sumatera Selatan) pada tahun pelaporan berjumlah 13 orang atau 57% dari total pejabat pada level tersebut yang berjumlah 23 orang. (EC7)
74
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
• Technical competence development through technical training attended by 2,104 employees. • Technical competence test for 389 employees of level IV through VI by behavioral event interview. • Non-technical competence test using assessment center was performed on 241 employees in level I through IV. A series of assessment discloses that employees of level I originating from main operating area (South Sumatera) during the year totaled 13 persons or 57% of the total number of 23. (EC7)
rekapitulasi penyelenggaraan training tahun 2011 adalah sebagai berikut (LA10) The Following table reflects 2011 training programs conducted by the company JENIS PELATIHAN Manajemen
INTERNAL EXTERNAL
EKSTERNAL INTERNAL
GRAND TOTAL TOTAL
427
19
446
Teknik
2.104
0
2.104
Grand Total
2.531
19
2.550
TOTAL JAM TYPE OF TRAINING TOTAL HOURS 7.136 Management 33.664 Technical 40.800 Total 40.800 Total training hours
Total jam Pelatihan Rata-rata pelatihan setiap pegawai
8
Penilaian Kinerja Pegawai
Performance Appraisal
Perseroan telah mengembangkan tools balanced scorecards dalam melakukan penilaian kinerja pegawai secara transparan dan akuntabel. Penilaian kinerja dilakukan secara periodik oleh atasan langsung maupun tidak langsung terhadap seluruh pegawai, laki-laki maupun perempuan. Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai dasar bagi penerapan pengembangan karir dan penempatan pegawai. Program penilaian ini dilaksanakan sepanjang masa kerja pegawai, sebagai bagian dari pola pengembangan karir pegawai berdasarkan kompetensi. (LA12)
The Company has applied tools balanced scorecards in evaluating employee performance in a transparent and accountable manner. Employees, male and female alike, are appraised periodically by their direct and indirect superiors. Performance appraisal scores are used to determine career development and placement. Appraisal is carried out throughout employment with the Company as part of competencebased career development of employees. (LA12)
Tindak lanjut penilaian kinerja adalah pelaksanaan program rotasi, mutasi dan promosi pekerja dengan tujuan, diantaranya: memenuhi kebutuhan organisasi, proses pembelajaran dan pengkayaan pengalaman, pembinaan, penghargaan terhadap hasil kerja, pengembangan karir dan proses regenerasi. Proses ini diikuti dengan pelaksanaan Pelaksanaan Uji kompetensi dilakukan kepada Pegawai yang akan dipromosikan atau naik jenjang jabatan. Jumlah peserta uji kompetensi teknis dan non teknis tahun 2011 adalah sebanyak 630 orang. Pelaksanaan Uji kompetensi Non Teknis dilakukan dengan metode Assessment Center, sedangkan pelaksanaan uji kompetensi teknis dilakukan dengan metode panel interview, dengan rincian sebagai berikut:
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Rotation, transfer and promotion are implemented to meet organizational needs, to enrich employees’ experience and knowledge, to provide coaching, appreciation/reward, career development and regeneration. Employees who are about to be promoted will go through competence tests. In 2011, 630 employees took technical and nontechnical competence tests. Non-technical test was given by assessment center while technical test by panel interview, as detailed below:
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
87
Rincian pelaksanaan Uji kompetensi Teknis dan Non Teknis 2011 Technical and non-technical competence tests in 2011 JENJANG JABATAN POSITION RANK
ASESMEN KOMPETENSI COMPETENCE ASSESSMENT
JENJANG JABATAN POSITION RANK
ASESMEN KOMPETENSI COMPETENCE ASSESSMENT
TEKNIS TECHNICAL
TOTAL
NON TEKNIS NON-TECHNICAL
4
224
1
33
257
5
158
2
96
254
6
7
3
48
51
4
64
64
241
630
Jumlah
389
Proses selanjutnya adalah asesmen untuk proses promosi, yang dilakukan terhadap 110 orang dari berbagai level jabatan (3,4% total pegawai), yakni promosi terhadap 45 orang pegawai dan peningkatan jenjang jabatan terhadap 65 orang. (LA12)
In 2011, a total of 110 employees of various levels (3.4% of total employees) were assessed for promotion, i.e. 45 employees for promotion and 65 employees for position upgrade. (LA12)
Total Pegawai Perseroan yang Menjalani Penilaian dan Pengembangan Karir (LA12) Total employe who were assessed for career development 2011
2010
Rotasi
PROGRAM
520
479
Promosi
110
45
Demosi
0
0
Jumlah
630
524
Equal Opportunity in Career Development The Company applies “Balanced Score Card” tool to ensure that all employees are appraised in an equal, fair and transparent fashion in terms of their career development, responsibility and remuneration. This is to guarantee equal opportunity in career development for all employees in line with the Company’s own development. With strict adherence to equality principle, in the year under review there were no discriminatory cases involving ethnicity, race, religion, gender, or political group at all levels of the Company. (HR4)
Career development that was conducted in a fair and transparent manner without bias against gender or minority group proved to be effective and all employees were agreeable to their superiors’ decision regarding personnel placement in certain job or position.
PROGRAM Rotation Promotion Demotion Total
Kesetaraan Dalam Jenjang Karir Untuk menjamin hasil penilaian kemampuan karyawan secara adil, fair dan transparan Perseroan menerapkan sistem “Balanced Scorecard”, dimana hasilnya kemudian digunakan untuk memberikan kesempatan berkarir dan berkembang secara berimbang dengan tanggung jawab dan remunerasinya. Melalui cara tersebut Perseroan menjamin persamaan kesempatan bagi seluruh Karyawan dalam mengembangkan karirnya sesuai dengan perkembangan perusahaan. Penerapan yang konsisten atas asas kesetaraan ini membuat dalam tahun pelaporan ini, tidak terjadi kasus diskriminasi yang berkaitan dengan suku, ras, agama, gender, golongan politik pada semua level organisasi Perseroan. (HR4) Proses peningkatan jenjang karir yang dilakukan secara baik, adil, tranasparan tanpa pembatasan gender atau kelompok minoritas maupun keberagaman lain tersebut terbukti berujung pada sikap seluruh pegawai yang bisa menerima keputusan masing-masing supervisor dalam menempatkan seseorang pada fungsi maupun jabatan tertentu.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
88
Profile
50 Tata Kelola Keberlanjutan
74
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Paket Kesejahteraan
Remuneration Package
Berdasarkan data yang diperoleh perusahaan dari kepesertaan dalam remuneration survey, Perseroan menerapkan standar penggajian yang kompetitif. Proses penerapan standar tersebut merupakan bagian dari upaya standarisasi system kompensasi dan imbal jasa Perseroan yang diarahkan untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.
Using the data gathered from remuneration surveys, the Company has formulated a competitive remuneration standard. The whole process is a means to standardize compensation and benefit system towards motivating employees to maximize their competence and performance.
Perseroan memberikan penghasilan kepada pegawai setiap bulan sebagai imbalan jasa karena melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan. Penghasilan dimaksud terdiri atas: gaji, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap dan tunjangan lainnya. Tunjangan tetap yang dimaksud adalah tunjangan jabatan atau tunjangan fungsional atau tunjangan tanggung jawab. Tunjangan tidak tetap terdiri atas tunjangan kinerja, uang bantuan makan, imbalan risiko kerja dan imbalan gilir.
The Company pays monthly compensation for their performance, consisting of regular salary and allowance, incidental allowance and other allowances. Regular allowance includes position or function or responsibility allowance, while incidental allowances include performance allowance, meal allowance, risk allowance and shift allowance.
Perseroan juga memberikan tunjangan lain kepada karyawan dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR), asuransi kesehatan, uang pensiun, jaminan layanan kesehatan dan hak cuti yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, diluar remunerasi.
In addition, the Company also provides other benefits in the form of holiday allowance, health insurance, pension benefit, healthcare and paid-leave in accordance with the prevailing regulations.
Besaran remunerasi pegawai akan dipengaruhi oleh beberapa parameter, mencakup diantaranya: • Peringkat Pegawai dan Jenjang Jabatan • Peringkat Pegawai ditetapkan pada seorang pegawai pada awal bekerja berdasarkan Tingkat Pendidikan • Jabatan seorang pegawai ditentukan berdasarkan hasil asesmen (teknis atau melalui assesment centre) • Masa kerja berpengaruh pada kenaikan Peringkat Pegawai, dimana kenaikan peringkat pegawai didasarkan atas akumulasi point pada penilaian kinerja (prestasi kerja) individu pada setiap semester. Rata-rata dalam waktu 3,5 tahun peringkat pegawai seseorang akan mengalami kenaikan.
The amount of remuneration is determined by a few parameters such as: • Employee grade and position rank • Employee grade is based on education level • Position is based on assessment result (technical assessment or through assessment center) • Length of service determines employee grade, where grade promotion is based on accumulative points given in performance appraisal every semester. In average, each employee will have a grade promotion in 3.5 years.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
Remuneration package is differentiated between permanent and contract employees. Permanent employees are entitled to retirement benefit at the end of service, while contract employees are exempted from this benefit. (LA3) Additionally, to create a peaceful working atmosphere, the Company consistently improves employees welfare that includes the following benefits: • Sport and art facilities for employees and their family members. • Employee cooperatives on every business site. • Donation for employee’s first marriage. • Monthly housing allowance apart from salary. • Medical care: -- for employees and family (wife and three children) -- for retirees and spouses -- Condolence allowance for employees and family (spouses, children, biological parents)
Gender Equality in Remuneration Similar to equality in career development,
the
Company’s remuneration system is free from gender prejudice. (HR4) Salary is determined in accordance with employee grade, position rank, length of service and individual performance. As shown in the following table, the salaries of female and male employees in each position rank are relatively the same. (LA14)
89
Perseroan menerapkan perbedaan paket kesejahteraan yang diterapkan pada pekerja menurut status pekerja tetap dan pekerja tidak tetap (kontrak). Pekerja tetap mendapatkan hak pensiun pada saat berakhirnya masa kerja sesuai yang telah disepakati, sementara pekerja tidak tetap, tidak mendapatkan hak semacam ini saat berakhirnya masa kerja yang telah ditetapkan. (LA3) Selain itu, guna menciptakan ketenangan kerja dan dan ketenangan berusaha, Perseroan senantiasa berusaha meningkatkan kesejahteraan pegawai. Kesejahteraan pegawai yang diberikan termasuk tunjangantunjangan antara lain: • Perusahaan menyediakan sarana olah raga dan kesenian untuk digunakan oleh pegawai dan keluarganya. • Di setiap lokasi usaha, pegawai dapat membentuk Koperasi Pegawai. • Perusahaan memberikan sumbangan pernikahan pertama kepada pegawai. • Perusahaan memberikan Uang Bantuan Perumahan (UBP) kepada pegawai yang diberikan setiap bulan secara terpisah dari penghasilan. • Perusahaan memberikan Jaminan Kesehatan berupa: -- Jaminan kesehatan bagi pegawai dan keluarga (istri dan 3 anak). -- Jaminan kesehatan bagi pensiunan dan suami/isteri -- Perusahaan memberikan santunan kematian (uang duka) kepada pegawai dan keluarga pegawai (istri, anak, orang tua kandung suami dan istri) yang meninggal dunia.
Kesetaraan Gender Dalam Hal Remunerasi Sistem remunerasi Perseroan yang diberlakukan tidak mengenal pembedaan gender. Sama halnya dengan kesamaan dalam pengembangan karir, Perseroan memberlakukan standar upah atau gaji yang sama antara pegawai pria dan pegawai wanita tanpa ada diskriminasi (HR4). Perubahan Gaji terjadi atas dasar perubahan Peringkat Pegawai, Jenjang Jabatan, dan masa kerja, serta kinerja individu. Seperti tampak pada tabel berikut, pada setiap level jabatan, gaji pegawai pria relatif sama dengan gaji pegawai wanita. (LA14)
tahun year 2011 KELOMPOK JABATAN
LAKI-LAKI MALE
PEREMPUAN FEMALE
POSITION GROUP
JUMLAH TOTAL
GAJI DASAR BASIC SALARY
GAJI DASAR BASIC SALARY
JUMLAH TOTAL
MJR / Fung Utama
25
21.867.462
23.112.711
1
Senior Manager
MJR / Fung Madya
76
14.747.232
13.389.486
3
Middle Manager
MJR / Fung Muda
202
9.679.691
8.992.898
18
Junior Manager
1.359
6.118.554
5.620.390
101
Senior Supervisor
622
4.483.792
4.365.095
42
Skilled Operator
2
3.254.002
0
Operator
10.025.122
11.096.116
Average
Penyelia / Fung Pratama Pelaksana Terampil Pelaksana Rata-rata
Catatan: (*) Tidak ada pegawai wanita pada level pelaksana. Notes: (*) There is no female employees at the executive level.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
90
Profile
50 Tata Kelola Keberlanjutan Sustainable Corporate Governance
74
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Human Resources Management
Program Pensiun
Pension Plan
Sebagaimana BUMN pada umumnya, usia pensiun pegawai PTBA adalah 56 tahun. Untuk mempersiapkan pegawai menghadapi masa purna bakti, Perseroan menyelenggarakan program pensiun bekerja sama dengan perusahaan yang kompeten dibidang ini. Perseroan menyelenggarakan dua program pensiun, yakni program pensiun manfaat pasti dan program pensiun iuran pasti. (EC3)
Like in other SOEs, pension age in the Company is 56 years. To prepare employees in approaching retirement, the Company set up a pension plan in association with reliable pension fund companies. There are two pension plans, defined benefit and defined contribution pension plans. (EC3)
Kami menyelenggarakan program pensiun bekerja sama dengan perusahaan yang kompeten untuk membantu mempersiapkan pegawai menghadapi masa purna bakti
To prepare employees in approaching retirement, the Company set up a pension plan in association with reliable pension fund companies.
•
• Defined Benefit Pension Plan (EC3) The amount of pension benefit under this plan is based on length of service and amount of salary on retirement date. Benefit may be transferred to dependents if employee passes away. Main funding source of pension fund is employees’ and the Company’s contribution. The employees contribute 4.5% of pension base salary and the Company the remainder as required by the plan.
Program pensiun manfaat pasti (EC3) Besaran dana pensiun untuk program pensiun manfaat pasti didasarkan atas masa kerja, tingkat gaji pada saat pensiun dan dapat dialihkan kepada tanggungan jika pegawai bersangkutan meningggal dunia. Sumber utama dana pensiun adalah iuran dari karyawan dan sumbangan PTBA. Pegawai yang berpartisipasi dalam program pensiun ini berkontribusi sebesar 4,5% dari gaji dasar pensiun dan Perseroan berkontribusi sejumlah sisa dana yang diperlukan untuk penyelenggaraan program ini. Pada program pensiun manfaat pasti, manfaat pensiun minimum yang didapat oleh pensiunan adalah rata-rata sebesar 18% dari Gaji perbulan. Kontribusi PTBA untuk program ini adalah rata-rata sebesar, 16%
•
Program pensiun iuran pasti (EC3) Program pensiun iuran pasti dilaksanakan untuk para pegawai yang direkrut dan diangkat pada atau setelah bulan Juli 2009. Pada program ini pegawai mempunyai pilihan kepersertaan pada beberapa yayasan pengelola dana pensiun yang diakui dan direkomendasikan dalam program ini. Kontribusi tahunan dari Perseroan untuk pelaksanaan program pensiun ini ditetapkan berdasarkan persentasi tertentu dari gaji peserta dengan jumlah total masing-masing sebesar 21,2% dari Gaji Dasar Pensiun Kemudian setiap tahun diberikan kenaikan sebesar 10%.
Untuk mempersiapkan para pegawai yang hampir memasuki masa purna bakti, Perseroan juga menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan, termasuk mendatangkan para mantan pegawai PTBA yang telah berhasil merintis usaha sebagai nara sumber. (LA11)
Program penghargaan terhadap pegawai Selain program-program tersebut, Perseroan menyelenggarakan program pemberian penghargaan kepada pegawai sebagai salah satu bentuk pembinaan terhadap pegawai. Penghargaan kepada pegawai tersebut terdiri dari: • Penghargaan Prestasi Penghargaan yang diberikan kepada pegawai atau sekelompok pegawai yang dipandang telah memberikan prestasi yang luar biasa
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Under defined benefit pension plan, the average minimum pension benefit received by retirees is 18% of monthly salary. The Company’s contributon is average 16%. • Defined Contribution Pension Plan (EC3) This pension plan is for employees employed in or after July 2009. Employees have the options of using several pension fund companies recommended for this plan. Annual contribution of the Company is a certain percentage of employees’ salary totalling 21.2% of pension base salary and increased with 10% every year. To prepare employees who are approaching retirement, the Company organizes entrepreneurship training sessions, inviting former employees, who have successfully set up their own business, as resource persons. (LA11)
Employee Awards Besides the previously mentioned programs, awards are given as an encouragement to employees, consisting of: • Achievement Award Award given to an employee or a group of employees considered to have made excellent achievements like finding new work formula that proves very efficient and useful to the Company, enhances the corporate image, etc.
92
104
136
155
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
• Exemplary Award Award given to an employee who proves to be a good example in the workplace and in the society. • Dedication Award Award given to an employee with an uninterrupted employment of 15 years, 20 years, 25 years, 30 years and 35 years.
•
• Retirement Award Award given to an employee who has entered normal retirement age.
•
Organization Alignment and Human Resource Management System Improvement
•
An important measure taken was improving employee development system through the application of “Talent Management” to arrive at a detailed picture of the availability and placement of employees as required by the organization. By this application, employee development, selection and nomination will be based on the individual employee’s competence and performance. The Company then reviewed the competence model used as reference, and developed an assessment center. After establishing the assessment center, preparing infrastructure and internal assessor, 630 people were assessed in 2011 (compared to 334 in 2010). These measures successfully improved competence model and produced assessment guide, after reviewing core competence catalogue, managerial aptitude, personal and technical characteristics, as well as technical competence assessment guide.
Cultivating Culture of Excellence Cultivating culture of excellense is an effort to motivate employees to constantly give their best performance and contribution to the Company. Culture of excellence cultivating program conducted in 2011 included: • Development of assesment center, improvement of competence model and assessment guide. • Dissemination and implementation of a transparent and measured reward and punishment system. • Implementation of Balanced Score Card throughout the Company by way of standardizing performance management system expected to expedite the establishment of performance-based culture. • Implementation of Employee Job Performance Rating in every semester, using pre-established Key Performance Indicator as the basis of reward and development of employees. • Development of mental and spiritual aspects of employees and dissemination of values of excellence as laid down in the revised Code of Conduct and GCG Code.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
91
seperti menemukan formula-formula kerja baru yang ternyata sangat efisien dan bermanfaat secara signifikan bagi Perusahaan, telah berjasa dan membuat nama baik Perusahaan dan lain-lain. Penghargaan Teladan Penghargaan yang diberikan kepada pegawai yang telah memperlihatkan keteladanan baik ditempat kerja maupun di lingkungan masyarakat. Penghargaan Pengabdian Penghargaan yang diberikan kepada pegawai atas dasar lamanya masa kerja secara terus menerus selama 15 tahun, 20 tahun, 25 tahun, 30 tahun dan 35 tahun. Penghargaan Purnakarya Penghargaan yang diberikan kepada pegawai yang telah memasuki masa usia pensiun normal.
Penyelarasan Organisasi dan Penyempurnaan Sistem Manajemen SDM Langkah penting yang dilakukan adalah penyempurnaan sistem pengembangan pegawai melalui penerapan “Talent Management” dengan tujuan diperolehnya gambaran rinci mengenai ketersediaan dan penempatan pegawai sesuai kebutuhan organisasi. Melalui penerapan tersebut, maka pengembangan, seleksi dan nominasi pegawai berbasis pada kompetensi dan kinerja yang bersangkutan. Perseroan kemudian melakukan review atas model kompetensi yang digunakan sebagai acuan, diikuti pengembangan Assessment Center. Melalui langkah-langkah penyusunan sistem assesment center, penyiapan infrastruktur dan penyiapan assesment internal, maka pada tahun 2011 telah dilakukan assesment terhadap 630 orang (tahun 2010 = 334 orang). Langkah-langkah tersebut kemudian berhasil menyempurnakan model kompetensi dan menyusun panduan assesment, setelah dilakukan review atas katalog kompetensi inti, manajerial, karakteristik pribadi dan teknis, serta panduan assesment kompetensi teknis.
Peningkatan Budaya Unggul Pembentukan dan peningkatan Budaya Unggul merupakan bagian dari upaya memotivasi pegawai agar senantiasa berkinerja dan memberikan kontribusi terbaik bagi Perseroan. Program pembentukan dan peningkatan budaya unggul yang dilakukan pada tahun 2011, mencakup diantaranya: • Pengembangan assesment center, penyempurnaan model kompetensi dan penyusunan panduan assessment. • Sosialisasi dan Implementasi sistem penghargaan dan sanksi yang dilakukan secara transparan dan terukur. • Implementasi Balanced Score Card di seluruh satuan kerja Perseroan, melalui standarisasi sistem manajemen kinerja yang diharapkan dapat mempercepat pembentukan budaya berbasis kinerja. • Melakukan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP), pada setiap semester, menggunakan KPI yang ditetapkan sebelumnya, sebagai acuan pemberian penghargaan dan pengembangan pegawai. • Pembinaan mental dan spiritual pegawai serta mensosialisasikan nilai-nilai unggul Perseroan sebagai mana tertera pada buku Kode Etik Perseroan dan Manual GCG yang telah diperbaharui.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
92
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA WORK SAFETY AND HEALTH
Kami menunjukkan komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dengan menerapkan standar internasional K3 yang terakreditasi, melakukan asesmen penerapannya secara periodik, menjaga kesehatan pekerja, melengkapi pekerja dengan prosedur dan peralatan kerja yang baik disertai pelaksanaan program pelatihan teratur untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan bebas dari kecelakaan kerja.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Work Safety and Health
104
136
155
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
93
We prove our commitment to work safety and health by implementing world standard WSH policy, periodically assessing its implementation, providing health-care, adequate working procedures and equipment, and regular training progams to create a safe and healthy working environment.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
94
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
KOMITMEN TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
COMMITMENT TO WORK SAFETY AND HEALTH
Perseroan telah menetapkan kebijakan mendasar mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yakni “Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tanggung jawab semua pihak, oleh sebab itu Perseroan bersama pihak terkait bertekad menciptakan lingkungan kerja yang sehat, bebas cidera dan melakukan kegiatan operasional sesuai kaidah yang berlaku”. Penetapan tersebut dilakukan karena Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu faktor kunci bagi kesuksesan operasional perusahaan tambang dalam jangka panjang serta merupakan salah satu komponen utama dalam setiap kegiatan usaha pertambangan.
The Company sets a basic work safety and health (WSH) rule: “Work safety and health are the responsibility of all people. The Company and related parties are determined to create a healthy, injuryfree working environment and operates by nomal operating standards”. Such rule is put in place because work safety and health are instrumental in achieving long-term success in mining operations.
Untuk mendapatkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang maksimum, Perseroan sejak 2007 menerapkan perluasan Standar Manajemen K3 (SMK3) dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan pada tahun 2008 juga menerapkan sistem standar K3 dari OHSAS 18001: 2007. Pemberlakuan ketentuan tersebut kemudian diikuti dengan pelaksanaan contractory safety management system (CSMS) yang ditujukan untuk mengetahui kinerja satuan kerja di lingkungan Perseroan dan mitra kerja atau kontraktor pihak ke tiga, dalam menerapkan SMK3 termasuk aspekaspek terkait Hak Asasi Manusia lainnya. (HR1, 4.12)
Komite K3 Untuk menjamin pelaksanaan aturan berkaitan dengan K3, Perseroan membentuk komite K3. Komite K3 di PTBA adalah Safety Committee / Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2 K3) terdiri dari: • Safety Committee / P2K3 central untuk tingkat PTBA-UPTE, anggota terdiri dari wakil manajemen dan wakil karyawan disetiap satuan kerja Unit Pertambangan Tanjung Enim. • Safety Meeting/P2K3 untuk satuan kerja di PTBA-UPTE, anggota terdiri dari wakil Safety Committee pusat, wakil manajemen & wakil karyawan satuan kerja tersebut. Ketentuan mengenai fungsi dan kedudukan P2K3 serta tugas yang menjadi tanggung-jawabnya, ditegaskan pula dalam pasal Perjanjian Kerja Bersama, yang merupakan bentuk kesepakatan antara Perseroan dengan pegawai. (LA9) Dengan adanya wakil karyawan dalam P2K3, maka secara struktur, keanggotaan P2 K3 ini terdiri dari 25 (duapuluh lima) orang atau sekitar 0,81% dari total jumlah pegawai Perseroan, meliputi: 1 orang ketua merangkap wakil dari manajemen Perseroan, 1 (satu) orang sekretaris P2K3, 23 orang anggota, terdiri dari 11 wakil manajemen dan 12 orang perwakilan pegawai. (LA6) Perseroan secara rutin melaksanakan pertemuan safety committee baik dengan unit-unit kerja terkait maupun dengan mitra kerja/kontraktor penambangan. Pertemuan rutin bertujuan mengingatkan semua pihak agar tetap melaksanakan segala ketentuan yang berkaitan dengan K3. Untuk safety committee, rapat dilakukan tiap 3 bulan sekali. Tahun 2011 telah dilakukan rapat safety committe sebanyak 4 kali. Sedang untuk tingkat safety meeting satuan kerja dilakukan tiap 1 bulan sekali.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
In a bid to meet maximum work safety and health standard, in 2007 the Company implemented Work Safety and Health Management Standard laid down by the Department of Manpower and Transmigration, and in 2008 adopted WSH standard OHSAS 18001: 2007. The implementation of such standard was followed by the adoption of Contractory Safety Management System (CSMS) designed to monitor the performance of the Company’s work units and its working partners or third party contractors in implementing WSH Management Standard and other aspects with regard to human rights. (HR1, 4.12)
WSH Committee To make sure that WSH policy is adopted, the Company has set up WSH Committee or Safety Committee which consists of: • Central Safety Committee for PTBA-UPTE, consisting of management and employee representatives in every work unit ofTanjung Enim Mining Unit (UPTE). • Work Unit Safety Committee for work units in PTBA-UPTE, consisting of representatives of Central Safety Committee, management and employees of the work unit. The function, position and duty of Safety Committee are stated in Collective Labor Agreement between the Company and employees. (LA9) With the employee representatives in the P2K3, then the structure, membership K3 P2 consists of 25 (twenty five), or approximately 0.81% of the total number of employees of the Company, including: 1 person concurrently vice chairman of the Company’s management, 1 (one) P2K3 secretary, 23 members, consisting of 11 representatives and 12 representatives of management employees. (LA6) The Company holds regular Safety Committee meetings with work units and working partners or mining contractors. Safety Committee meetings, held every three months, are meant to remind all parties to adhere to all WSH regulations. In 2011, four meetings were conducted by Safety Committee. While Work Unit Safety Committee meeting is held monthly.
92
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
136
155
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
Work Safety and Health
95
Major Activities in 2011
Kegiatan-kegiatan Utama di tahun 2011
In 2011, to guarantee the quality of WSH practice in its operating areas, the Company took three strategic steps in relation to WSH, i.e. organizing seminars or training sessions, checking and certifying equipment/ instrument worthiness, and formulating policy. • WSH-related human resource development for mining employee certification aimed at motivating employees of all managerial levels (from line management), to encourage awareness of WSH aspect.
Di tahun 2011, untuk menjamin kualitas pelaksanaan K3 diwilayah operasionalnya, Perseroan melaksanakan 3 langkah strategis terkait dengan K3, yakni pelatihan, pelaksanaan seminar mengenai K3, pemeriksaan dan sertifikasi kelaikan alat kerja dan penetapan kebijakan, yakni: • Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia berbasis K3; dengan standarisasi atau sertifikasi pegawai tambang, dengan tujuan memotivasi pegawai dalam semua jenjang manajerial (dimulai dari lini manajemen) untuk menumbuhkan perhatian dan perilaku yang mendahulukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Pada tahun 2011, ada tambahan 6 orang yang telah tersertifikasi, dari Ahli K3 Umum ( 4 orang) & Industrial Hygiene (2 orang). Sehingga secara akumulatif, sejak tahun 2009-2011 total pegawai yang tersertifikasi menjadi 270 orang, terdiri dari: (LA8)
In 2011 six more people were certificated, i.e. four in General WSH and two in Industrial Hygiene. Overall, from 2009 to 2011 a total of 270 people were certificated: (LA8)
JENIS SERTIFIKASI Pengawas Operasional Utama Pengawas Operasional Madya Pengawas Operasional Pertama Ahli K3 Umum Industial Hygiene Manajemen Perawatan Tambang Perencanaan Tambang Terbuka Operasi Penambangan Inspeksi K3 Operator Pesawat Angkat Angkut Juru ledak kls II Proteksi Radiasi
2009 5 33 68 1 0 0 0 0 0 19 0 0
• In addition to certification program, the Company organized WSH-related seminars at PTBA-UPTE for line management and above, attended by 176 persons from within the Company and its business partners’ organization. (LA8) • Improving worthiness of production equipment and mine auxiliaries for equipment certification to guarantee that equipment are safe to use according to WSH standard. The result was 27 units were certificated (20 loaders, 4 pressure vessels, 3 electrical installations) and 1,166 units (dump truck and heavy equipment) were labeled operating permit by KTT. • Inserting WSH aspect in pre-qualification process of mining contractor candidates in implementing Contractor Safety Management System (CSMS) to discover partners’ performance in observing WSH Management System.
2010 1 33 74 1 0 4 2 2 2 14 4 1
•
•
•
2011 0 0 0 4 2 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 6 66 142 6 2 4 2 2 2 33 4 1
CERTIFICATION Chief Operations Supervisor Middle Operations Supervisor First Operations Supervisor General WSH Industrial Hygiene Mine Maintenance Management Open Mine Planning Mining Operation WSH Inspection Loader Operator Explosives Expert Class II Radiation Protection
Selain program sertifikasi tersebut, untuk meningkatkan kompetensi SDM berbasis K3, Perseroan melaksanakan seminar seminar K3 di PTBA-UPTE untuk lini manajemen keatas sebanyak 176 orang yang diikuti baik dari karyawan PTBA maupun karyawan mitra kerja PTBA. (LA8) Peningkatan Kelaikan Peralatan Produksi dan Penunjang tambang melalui standarisasi atau sertifikasi peralatan/unit, dengan tujuan meningkatkan level keamanan peralatan saat penggunaan sesuai kaidah keselamatan dan kesehatan kerja. Hasil yang dicapai sebanyak 27 unit telah tersertifikasi; terdiri dari pesawat angkat angkut (20 unit), bejana tekan (4 unit), instalasi listrik (3 unit); dan sebanyak ± 1.166 unit (Dump truck & alat berat) telah diberi tanda ijin operasi oleh KTT. Memasukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam perencanaan prakualifikasi calon kontraktor penambangan pada penerapan program Contractor Safety Management System (CSMS) dengan tujuan mengetahui kinerja kontraktor/mitra kerja pada perseroan dalam penerapan SMK3.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
96
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan K3, Perseroan tengah menyusun Road Map Budaya sadar K3, dengan mendasarkan pada: • Analisis kecelakaan selama tahun 2007- 2011 • Penilaian kembali resiko pada pekerjaan & area yang kritikal. • Penyusunan kerangka acuan road map bekerjasama dengan konsultan.
In its effort to enhance WSH practice, the Company is drafting a road map for WSH awareness based on: • Analysis of accidents in 2007-2011 • Re-evaluation of critical work and site risks • Road map term of reference (assisted by consultants)
Untuk meningkatkan kesiapan penanggulangan kecelakaan, kebakaran maupun bencana, Perseroan melaksanakan kegiatan pelatihan penanggulangan kecelakaan yakni latihan “Penanggulangan Kebakaran dan pencarian korban di dalam gudang (Warehouse Fire & Rescue)”. Perseroan juga berpartisipasi pada acara Indonesian Fire & Rescue Challenge (IFRC) ke 14, yaitu suatu kegiatan perlombaan maupun pelatihan kesiapan penanggulangan kecelakaan, kebakaran maupun bencana yang diikuti sebanyak 22 team Mine Rescue dari seluruh perusahaan tambang se-Indonesia yang diselenggarakan di PT. Berau Coal, Kalimantan Timur.
To prepare itself in handling accident, fire and disaster, the Company conducted Warehouse Fire & Rescue drill. It also took part in the 14th Indonesian Fire & Rescue Challenge (IFRC), a competition and training of accident, fire and disaster rescue, participated by 22 Mine Rescue Teams from all mining companies in Indonesia, hosted by PT Berau Coal, East Kalimantan.
Tingkat Kecelakaan Kerja Sekalipun telah menetapkan prosedur kerja yang sangat memperhatikan keselamatan para pegawai dan lingkungan, peningkatan aktifitas pertambangan yang berlangsung di lahan terbuka yang luas dan penambahan pegawai baru baik di lingkungan Perseroan maupun pada mitra kontraktor membuat kecelakaan kerja masih saja terjadi. Pada tahun 2011 kecelakaan tambang yang terjadi menimpa sejumlah 24 orang pegawai, terdiri dari kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan hari kerja/injury sebanyak 6 orang (2 orang kategori fatal, 2 orang kategori kecelakaan berat & 2 orang kategori kecelakaan ringan) dan kecelakaan yang tidak mengakibatkan kehilangan hari kerja/non injury sebanyak 18 orang.(LA7)
Work-related Accidents Despite the Company’s strict adherence to work safety standards, increased activities in a vast and open mining area, and new additions to the Company’s and contractors’ personnel, occupational accidents continued to happen. Mining accidents that occurred in 2011 involved 24 persons, consisting of accidents resulting in lost workdays or causing injury to six persons (two fatal, two seriously injured and two lightly injured) and accidents that caused no lost workdays or no injury 18 persons. (LA7)
Kecelakaan Tambang tahun 2007 -2011 Mining Accidents 2007 - 2011 JENIS SERTIFIKASI
2007
2008
2009
2010
2011
Ringan
1
3
3
2
2
Minor
Berat
1
3
4
2
2
Serious
Fatal
0
0
0
1
2
Fatal
Total
2
6
7
5
6
Total
Grafik kejadian kecelakaan kerja selama 206-2011, ditunjukkan pada bagan berikut.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
CATEGORY
Work-related accidents occurring during 2006-2011 are shown in the following graph:
92
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
136
155
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
Work Safety and Health
97
Grafik Kecelakaan Tambang 2007-2011 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2007
2008
2009
Ringan Minor
2010
Berat Serious
2011
Fatal
Those accidents had caused 12,065 lost workdays from cumulative working hours of 16,701,033 hours in 2011. Consequently, work-related accidents rate reflected by Frequency Severity Indicator (FSI) in 2011 was 0.259 or higher than 0.134 in 2010. FSI is an accident rate that combines Frequency Rate (FR) and Severity Rate (SR). (LA7)
Akibat kejadian kecelakaan kerja tersebut, kehilangan hari kerja akibat kecelakaan adalah sebesar 12.065 hari, dari jumlah jam kerja komulatif periode tahun 2011 yang sebesar 16.701.033 jam kerja. Dengan demikian statistik kecelakaan kerja yang ditunjukkan dengan indikator FSI di tahun 2011 adalah 0,259 naik dari angka 0,134 di tahun 2010. FSI adalah angka kecelakaan yang merupakan gabungan angka kecelakaan Frequency Rate (FR=angka kekerapan) dengan Severity Rate (SR = angka keparahan). (LA7)
The Company’s FSI in 2011 compared to previous years is depicted in the following graph of FSI trend over a period of 1988-2011: (LA7)
FSI tahun 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dapat digambarkan dalam grafik trend FSI dari tahun 1988 – tahun 2011, sebagai berikut: (LA7)
Frequency Serverity Indicator (FSI) Tahun 1998 - 2011 2.000 1800 1600 1400 1200 1000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 FSI
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
20010
2011
1.85
0.01
1.09
0.00
0.26
0.00
0.15
0.00
0.03
0.00
0.00
0.00
0.00
0.17
0.03
1.70
0.00
0.41
0.00
0.00
0.05
0.00
0.13
0.25
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
98
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Terlihat bahwa dari grafik diatas menunjukkan trend FSI yang menurun (lihat garis / line warna hijau). Angka FSI semakin baik bila menurun kearah 0,0000 (zero accident)
The above graph shows FSI declining trend (green line). The smaller FSI (towards zero accident), the better.
Berdasarkan kondisi yang terjadi di tahun 2011 tersebut, untuk mencegah terjadinya kejadian serupa, Perseroan melaksanakan beberapa tindakan, yakni: • Memberikan tambahan pembekalan pengetahuan K3 kepada pegawai baru/pegawai pada tugas baru (diluar induksi K3) • Mereview SOP berdasarkan JSA/HIRA, khususnya SOP mengenai pekerjaan teknis . • Melakukan perbaikan rancang desain system coal handling facilities (CHF) termasuk perbaikan piranti pengaman dan peralatan pemantauan. • Memperbaiki prosedur/tata cara kerja pada pekerjaan commissioning (uji coba). • Memasang tanda pengaman/rambu informasi pada seluruh area kerja yang beresiko tinggi. • Merapihkan tanggul di seluruh lokasi sump (penampungan lumpur) dan memasang tanda peringatan. • Meningkatkan kemampuan dan fungsi pengawas area owner dan kontraktor.
Taking the 2011 condition into consideration, the Company took the following measures to prevent similar accidents: • Provided WSH-related training for new recruits (outside induction training). • Reviewed SOP based on JSA/HIRA, particularly technical SOP. • Improved design of coal handling facilities system, safety gadgets and monitoring devices. • Improved working procedures in commissioning (trial run) work. • Put up warning signs in all high-risk workplaces. • Heightened dykes/embankment around the sumps and put up warning signs. • Upgraded the skill and function of area supervisors either in owners’ or contractors’ sites.
Untuk mengatasi terjadinya risiko Kecelakaan Kerja, Perseroan telah membentuk Tim Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran yang berada di bawah koordinasi Satuan Kerja Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Unit Pertambangan Tanjung Enim yang bertugas untuk mengorganisasikan dan mengendalikan kegiatan Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran. Tim ini juga dapat bertugas di luar lokasi tambang Perseroan sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
To control work-related accidents, the Company formed Fire Control and Accident Rescue Team under the coordination of Work Safety, Health & Environment (WSHE) Work Force of Tanjung Enim Mining Unit, tasked to organize fire control and accident rescue. This Team is also ready to work outside the premises as a manifestation of the Company’s social concern and responsibility.
92
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
136
155
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
99
Currently the Team is manned by 96 persons: Mine Rescue Team 20 persons, Emergency Response Team 76 persons. Of the total, 70 persons are Search and Rescue (SAR) personnel certified by the National SAR Board.
Tim tersebut saat ini berjumlah 96 orang, terdiri dari Mine Rescue Team sebanyak 20 orang dan Emergency Response Team sebanyak 76 orang. Sejumlah 70 orang dari tim tersebut telah tersertifikasi Search And Rescue (SAR) oleh lembaga BASARNAS.
To manifest its concern for the surrounding community, during 2011 the Fire Control and Accident Rescue Team carried out the following activities: • Evacuating drowned victims in the vicinity of the Company’s mines. • Controlling fire in the surrounding residential areas.
Sebagai wujud kepedulian terhadap komunitas sekitar, sepanjang tahun 2011, Tim Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran juga melakukan kegiatan antara lain: • Evakuasi korban orang tenggelam dilingkungan penduduk sekitar perusahaan. • Penanggulangan kebakaran pemukiman penduduk sekitar perusahaan
Work Health
Kesehatan Kerja
In addition to work safety, the health of employees and their family also gets the Company’s attention as ruled by the law. Periodic medical check-ups are provided and health consciousness is enhanced. The Company provides health-related education, training and counselling, as well as prevention and control of PAK, PAHK and other serious diseases. Implementation of activities related to occupational health and environmental health also involves local communities located in the ring 1 and ring 2 area of the Company’s operations. (LA8, SO10)
Selain Keselamatan Kerja, Perseroan juga memperhatikan kesehatan para pegawai maupun keluarga mereka, seperti diamanatkan peraturan perundangan yang berlaku. Selain pemeriksaan berkala, untuk menjaga kesehatan para pegawai, Perseroan melakukan kegiatan peningkatan kesadaran akan kesehatan kerja. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan pengontrolan terhadap risiko terjangkitnya PAK, PAHK, serta penyakit serius lainnya. Pelaksanaan kegiatan menyangkut kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan ini juga melibatkan masyarakat lokal yang berlokasi di ring 1 sampai ring 2 areal operasional Perseroan. (LA8, SO10)
To make WSH management easier, the Company divides WSH activities into two major groups: medical/physical health and working environment health. Medical care is provided by Bukit Asam Hospital, including: Employee medical check-up: • Pre-employment medical check-ups to select prospective employees with excellent health and to request personal medical record. -- Annual medical check-ups for employees to monitor and care for their health while working for PTBA. In 2011 the Company ran annual medical check-ups for 1,466 employees. -- Specific medical check-ups for employees assigned in high-risk areas, just recovering from lengthy sick period or approaching retirement. • Promoting employees’s work health awareness, through education, training, counselling to prevent health problems, PAK/PAHK and other diseases. • Monitoring employees’ culinary hygiene (nourishment value, food condition, etc.) • Providing other preventive health care, such as fogging, immunization, etc.
Selain itu untuk memudahkan pengelolaan K3, Perseroan membagi pengelolaan kegiatan K3 jadi dua kelompok besar, yakni kesehatan kerja yang bersifat medis dan kesehatan kerja yang bersifat kesehatan lingkungan kerja. Kesehatan kerja yang bersifat medis, pengelolaannya ada di RS. Bukit Asam. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain: • Pemeriksaan kesehatan pegawai, meliputi: -- Pemeriksaan kesehatan prakarya, dilakukan saat rekruitmen pegawai. Guna menyeleksi pegawai yang mempunyai kesehatan prima, dan dapat ditempatkan sesuai kondisi kesehatannya, serta didapatkan data riwayat kesehatan sebelum bekerja di PTBA. -- Pemeriksaan kesehatan berkala (PKB), dilakukan secara berkala minimal 1 tahun sekali. Guna memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan pegawai selama bekerja di PTBA. Pada tahun 2011 Perseroan telah melakukan PKB sebanyak 1.466 pegawai. -- Pemeriksaan kesehatan khusus, dilakukan pada pegawai: yang rotasi ke lingkungan kerja yang mempunyai beban resiko lebih tinggi, dari sakit yang lama dan menjelang masa pensiun. • Promosi kesehatan pegawai, dengan melakukan peningkatan kesadaran akan kesehatan kerja pegawai, yaitu: memberikan pendidikan, pelatihan, konseling, penyuluhan untuk mencegah gangguan kesehatan pegawai maupun PAK/PAHK serta penyakit umum. • Pemantauan higienitas makanan jasa boga pegawai (nilai gizi, kondisi makanan dll) • Serta layanan kesehatan preventif, seperti: fogging, imunisasi dll.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
100
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Selain itu RS Bukit Asam juga melayani pemeriksaan kesehatan lainnya dan pengobatan kepada karyawan dan keluarga karyawan atas tanggungan perusahaan.
Bukit Asam Hospital also extends company-paid preventive and curative healthcare to employees and family members.
Untuk kesehatan kerja yang bersifat kesehatan lingkungan kerja, pengelolaannya ada di satker K3L-UPTE, dengan kegiatan yang dilakukan mencakup (SO10): • Pengukuran Parameter Lingkungan kerja. Pada tahun 2011 telah dilakukan pengukuran parameter lingkungan kerja untuk iklim kerja sebanyak 40 titik, getaran body sebanyak 40 titik, radiasi sinar UV sebanyak 25 titik, Debu personal sebanyak 40 titik, kadar asbes sebanyak 23 titik, kadar kuarsa sebanyak 24 titik, intensitas kebisingan sebanyak 103 titik. • Monitoring sanitasi tempat memasak jasa boga ditiap pemasok jasa boga. • Promosi kesehatan pegawai, dilaksanakan secara bersama-sama dengan RS Bukit Asam.
Working environment health is managed by Work Safety, Health & Environment (WSHE) Work Force of UPTE by doing the following activities: (SO10) • Measuring working environment parameter. In 2011, working environment parameter was measured in 40 points, bodily vibration 40 points, UV light radiation 25 points, personal dust 40 points, asbestos content 23 points, quartz rate 24 points and noise intensity 103 points. • Monitoring sanitation of all caterers’ kitchens. • Promoting employees’ health awareness jointly with Bukit Asam Hospital.
Sertifikasi dan Audit K3
WSH Audit and Certification
Untuk memastikan bahwa semua pihak terkait benar-benar melaksanakan segala ketentuan terkait dengan K3, pada tahun 2011 Perseroan melakukan audit eksternal Surveilance OHSAS 18001: 2007 di Unit Pertambangan Tanjung Enim dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh Badan Sertifikasi independent TUV NORD Indonesia. Dari audit tersebut didapatkan hasil “tidak ada temuan Mayor”
To ensure that all related parties adhere to WSH rules, in 2011 the Company conducted external surveillance audit of WSH Management System at Tanjung Enim Mining Unit in cooperation with an independent certification institution, TUV NORD Indonesia, according to OHSAS 180001: 2007 certification. The findings revealed that there were no major threats.
Hasil ini sama dengan hasil pelaksanaan Audit Eksternal Sertifikasi SMK3 berbasis Permenaker 05/Men/1996 di Unit Pertambangan Tanjung Enim yang dilaksanakan oleh Badan Sertifikasi independent PT. Sucofindo di tahun 2011 lalu, yang mendapatkan “tidak ada temuan Mayor”.
Kami berkomitmen melaksanakan K3 dengan sebaik-baiknya dengan menerapkan standar K3 terakreditasi OHSAS 18001: 2007 dan berdasarkan standar SMK-3 sesuai Permenaker 05/Men/1996
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Another WSH Management Standard external audit based on Manpower Minister Regulation No. 05/ Men/1996 was conducted at Tanjung Enim Mining Unit by an independent certification institution, PT Sucofindo. The findings revealed that there were no major threats.
The Company is committed to observing WSH standard based on OHSAS 18001: 2007 and Manpower Minister Regulation No. 05/ Men/1996
92
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
136
155
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
101
During 2011, the Company disbursed Rp3,002 billion for routine expenses, instrument certification, health regulation assessment, environment assessment, WSH facilities, WSH campaign, personal accident prevention, etc.
Selama tahun 2011, Perseroan mengeluarkan biaya total sebesar Rp3,002 miliar, untuk biaya rutin, sertifikasi peralatan, pengukuran hiperkes, pengukuran lingkungan, sarana K3, gernas K3, APD dll.
Awards
Penghargaan
For its effort in managing work safety and health, in 2011 the Company through Tanjung Enim Mining Unit was awarded with: • Pratama Award for Mining Work Safety and Health, signifying successful WSH management in a mining company employing more than 1,000 people. • Certification Audit Management System Occupational Health and Safety, according to the Decree of the Minister of Manpower and Transmigration Decree No. Kep. 129/ Men/V/2011, Jakarta, May 20, 2011 “PT Bukit Asam (Persero) Tbk has implemented a Safety Management System and Occupational Health”
Atas usaha-usaha/ kinerja dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan maka pada tahun 2011, unit pertambangan Tanjung Enim menerima penghargaan: • Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dengan Katagori “Pratama” yaitu perusahaan yang baik dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan perusahaan pertambangan yang mempunyai pegawai diatas 1.000 orang. • Sertifikasi Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sesuai Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Kep. 129/Men/V/2011, Jakarta 20 Mei 2011 “PT Bukit Asam (Persero) Tbk telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja”
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
102
Profile
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Kegiatan Latihan Penaggulangan Kabakaran dan Pencarian Korban di Dalam Ruangan Fire Control and Victim Rescue Drill in Confined Areas 1
1
Persiapan peralatan untuk penanggulangan kebakaran dan peralatan personil untuk masuk kedalam bangunan yang terbakar dengan misi pencarian korban yang terjebak di dalam bangunan Preparing fire control and personnel rescue instruments before entering burning buildings to rescue victims in confined areas
2
2 Tim Rescue dilengkapi peralatan Pemadam kebakaran mendekati pintu bangunan, melakukan pencarian korban didalam bangunan yang terbakar menggunakan SCBA Rescue Team equipped with fire fighting gadgets approaching entry points, searching for victims trapped in the burning building using SCBA
3
Penanganan medis untuk korban yang berada diluar bangunan, termasuk menggali informasi tentang kondisi dan lokasi rekan kerja yang ada didalam bangunan untuk melaksanakan misi penyelamatan
3
Giving medical care to victims outside the buidlings, getting information on the condition and location of other victims inside PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
136
155
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Work Safety and Health
4
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
4
103
5
Semua korban dibawa atau ditempatkan dilokasi aman (medical point) untuk mendapatkan perawatan medis All victims are moved to safe medical points for medical care
6
5
Korban yang terjebak dapat ditemukan dan dikeluarkan untuk mendapatkan pertolongan medis Trapped victims can be found and taken out for medical care
6
7
Cara membuka pintu bangunan yang terbakar The way to open doors of burning buildings
7 Cara masuk ke dalam bangunan yang terbakar The way to enter burning buildings
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
104
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN ENVIRONMENTAL PROTECTION
Kami menerapkan Green Mining yang mencakup pelaksanaan program-program pengelolaan, pemantauan, pengembangan dan rehabilitasi lingkungan secara berkelanjutan sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian lingkungan sebagaimana termaktub dalam Misi Perseroan memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health Environment Protection
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
105
We practise Green Mining that encompasses managing, monitoring, developing and rehabilitating the environment continually for we are determined to conserve the environment as dictated by our corporate mission to make a maximum contribution to the improvement of public welfare and environmental conservation.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
106
Profile
Perseroan menjalankan amanah peraturan sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Lingkungan no.32 tahun 2009 mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang juga mencakup pengelolaan, perlindungan dan pelestarian lingkungan. (EN26) Oleh karena itu setiap langkah operasional di lapangan senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan butir-butir sebagai mana tercantum dalam dokumen AMDAL, UKL dan UPL yang disusun dan dipresentasikan kepada seluruh pemangku kepentingan. Seluruh proses perencanaan, operasi penambangan, penutupan dan realisasi rehabilitasi, berikut dampak yang mengiringi dituangkan dalam dokumen tersebut dan dijadikan acuan bagi PTBA dalam manjalankan kegiatannya. Setidaknya 8 divisi dan unit operasional (atau 36%) dari total 22 divisi dan unit operasional Perseroan terlibat dalam keseluruhan proses yang bersinggungan dengan kepentingan komunitas lokal, analisa dampak lingkungan maupun program pengembangan usaha. (SO1) Langkah ini merupakan prasyarat sekaligus parameter pemenuhan regulasi yang ditempuh agar upaya untuk meningkatkan kinerja ekonomi bisa sejalan dengan usaha untuk mengembalikan dan mempertahankan kualitas lingkungan seperti sedia kala, sehingga mendapatkan dukungan masyarakat untuk melakukan kegiatan operasional. (1.2)
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
The Company adheres to the provisions of Environment Law No.32 of 2009 regarding environment protection and management which include community management, protection and conservation. (EN26) For that reason, every move the Company takes in its field operations is guided by the provisions of AMDAL, UKL and UPL drawn up and disseminated to all stakeholders. The whole process of planning, mining, closing and rehabilitating, with the accompanying impact, is incorporated in those documents and used as reference by the Company in running its business. At least eight divisions and operational units (or 36%) of the total 22 divisions and operating units of the Company is involved in this whole process that intersect with the interests of local communities, environmental impact analysis and business development program. (SO1) This initiative is a pre-requisite and parameter of regulation compliance in order that improving economic performance can keep pace with converting the environment to its original condition and gaining the local community support for its operation. (1.2)
Komitmen Perseroan terhadap perlindungan lingkungan, dituangkan dalam Kebijakan Sistem Manajemen Bukit Asam, yakni: ”Sejalan dengan Visi dan Misi Perusahaan maka Manajemen PTBA bertekad untuk mencapai kinerja optimal dalam pengelolaan Mutu, Lingkungan, dan K3, dan menjadikannya salah satu prioritas utama dalam setiap aktivitas operasional penambangan dengan menekankan pada sikap, diantaranya: tanggap pada kebutuhan dan mengutamakan Kepuasan Pelanggan yang tercipta karena Mutu Produk, senantiasa memperhatikan “Budaya Mutu, Sadar Mutu, Peduli Mutu dan Tekad Mutu” serta mematuhi semua perundangan dan peraturan terkait; Menciptakan keteladanan dan kedisiplinan melalui Perilaku Aman dan pengembangan kompetensi yang efektif; melakukan Green Coal Mining and Coal Industrial Process dan melaksanakan Enviromental & Safety Communication.
The Company’s commitment to environmental protection is manifested in Bukit Asam Management System Policy, i.e. “In line with corporate vision and mission, the Management is determined to reach optimum results in managing Quality, Environment and WSH, and turn it into first priority of its mining operations by being responsive to customer demand and satisfaction through product quality, and constantly observing “quality culture, quality awareness, quality concern and quality determination” subject to the relevant laws and regulations. Set an example and exert discipline through safe behaviour and effective competence, practise Green Coal Mining and Coal Industrial Process and nurture Environmental & Safety Communication.
Pengelolaan Lingkungan Dengan SistEm Terakreditasi
Accredited Environmental Management System
Perseroan menjalankan sistem terakreditasi ISO 14001: 2004 untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang mencakup sistem manajemen lingkungan, audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan dan kajian daur hidup pokok. (4.12)
The Company runs ISO 14001: 2004 accredited system to enhance the effectiveness of environmental management that includes environmental management, environmental audit, environmental performance evaluaton and basic living cycle study. (4.12)
Berlandaskan sistem pengelolaan lingkungan terakreditasi tersebut Perseroan kemudian mendesain dan melaksanakan berbagai program terkait dengan lingkungan yang terbagi atas 2 program utama, yakni Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan. Keberhasilan pelaksanaan program-program tersebut diukur melalui pemenuhan terhadap serangkaian parameter Baku Mutu Lingkungan (BML) yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah setempat/pemerintah pusat atau standar akreditasi yang digunakan dan pengukurannya dilaksanakan oleh pihak-pihak independen yang kompeten. Menindak lanjuti penyelesaikan Rencana Kerja Tahunan Teknis dan Lingkungan Tahun 2011, sebagai implementasi atas dokumen AMDAL
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Under the accredited environmental management system, the Company designs and launches various environment-related programs that are divided into two major programs, i.e. Environmental Management and Environmental Monitoring. The success of these programs is measured by independent parties using a series of environment quality standard (BML) parameters determined according to the central or local government regulations or accredited standards. Further to finalizing the Annual Environmental Management and Monitoring Plan in 2009, in accordance with AMDAL document, the Company
104
92
Perlindungan Lingkungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Work Safety and Health
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
Environment Protection
implements environmental protection program. The Company has finalized Mine Closure Plan document and Five Year Reclamation Plan as the principal reclamation documents that will be elaborated in annual action plans. The completion of these documents is in compliance with EMR Minister Regulation No. 18/2008 and Regulation No. 10/2010. The overview of the Company’s environmental protection program is as follows. (MM10)
107
Perseroan melaksanakan program perlindungan lingkungan. Perseroan telah menyelesaikan dokumen rencana penutupan tambang (RPT) dan rencana reklamasi lima tahunan (Jamrek) sebagai suatu dokumen utama pelaksanaan reklamasi yang kelak akan dijabarkan dalam rencana kegiatan tahunan. Penyelesaian penyusunan dokumen tersebut sebagai implementasi atas Permen No. 18 tahun 2008 dan PP No. 10 tahun 2010 dari ESDM. Gambaran umum program perlindungan lingkungan yang dilakukan oleh Perseroan adalah sebagai berikut. (MM10)
Struktur Organisasi Lingkungan
Environment Organization Structure Structurally, the environment work unit is under the General Manager of the Company, consisting of three units according to their respective function. They are Environmental Planning under Planning Unit, Environmental Management under Mining Unit, and Environmental Monitoring under Environment, Work Safety and Health Unit. This division of function makes management efforts more effective and manageable, from planning to execution.
Secara struktural posisi satuan kerja lingkungan berada di bawah General Manager Perseroan, dengan tiga satuan kerja lingkungan berdasarkan fungsinya. Masing-masing adalah Perencanaan Lingkungan di bawah Unit Perencanaan, Pengelolaan Lingkungan di bawah Unit Pengelolaan Lingkungan & Penunjang Tambang dan Pemantauan Lingkungan di bawah Unit Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Pembagian fungsi ini membuat upaya pengelolaan lebih efektif dan terkendali, sejak perencanaan sampai pelaksanaan.
General Manager UP Tanjung Enim Tanjung Enim Mining Units General Manager
Senior Manager Pengelolaan Lingkungan & Penunjang Tambang Environmental Management and Mining Support Senior Manager
Senior Manager Perencanaan Planning Senior Manager
Manager Perencanaan Lingkungan Environmental Planning Manager
FUNGSI PERENCANAAN PLANNING FUNCTION
Manager K3 & Lingkungan Environtmental and Occupational Safety and Work Health Manager
Manager Pengelolaan Lingkungan Environmental Management Manager
Fungsi Inspeksi Inspection Function
Fungsi Pelaksanaan Executive Function
Environmental Management
Pengelolaan Lingkungan
The Company continually manages the environment to reduce mining impact on the environment and community in accordance with its corporate mission, that is “to contribute to the improvement of public welfare and environmental conservation”. To assess the effectiveness of environmental management, every year the Company lays down parameters of environmental target indicator as ruled by the law. The indicator refers to the local government regulation (South Sumatera Governor Regulation No. 18/2005) regarding environment quality standard (BML) compliance to evaluate BML indicators.
Perseroan melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak kegiatan pertambangan bagi lingkungan dan masyarakat, sesuai dengan salah satu misi perusahaan, yakni Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan”. Untuk mengukur efektivitas pengelolaan lingkungan, setiap tahun Perseroan menetapkan parameter indikator sasaran lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Indikator tersebut mengacu ketentuan Pemda setempat Pergub Sumsel No. 8 tahun 2012 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, Hotel, Rumah Sakit, Domestik dan Pertambangan Batubara & Pergub Sumsel No. 17 Tahun 2005 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
108
Profile
Dalam rangka pengelolaan lingkungan tersebut Perseroan melakukan pengukuran dan pemantauan indikator utama pada areal lokasi kegiatan operasional di Tambang Air Laya, Muara Tiga Besar dan Banko Barat. Berikut adalah hasil pengukuran pemantauan lingkungan di tahun 2011. (EN20)
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
The Company measures and monitors major indicators in Air Laya, Muara Tiga Besar and Banko Barat mines. The following table shows the monitoring results in 2011. (EN20)
REALISASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR DAN UDARA AMBIENT DI AREAL TAMBANG AIR LAYA, TAHUN 2011 Water and Ambient Air Quality Monitoring in Air Laya Mining Area – 2011 PARAMETER
BML
REALISASI TAHUN 2011 2011 Realization
KUALITAS AIR WATER QUALITY pH
6–9
6,00 – 8,20
TSS
300 mg/l
5 – 56 mg/l
Mn
4 mg/l
0,0108 – 2,6 mg/l
Fe
7 mg/l
0,0134 – 3,6 mg/l
KUALITAS UDARA AMBIEN DAN KEBISINGAN Ambient Air Quality and Noise Debu Dust
230 µg/Nm3
7,2 – 165 µg/Nm3
CO
30.000 µg/Nm3
1.065 – 4.564 µg/Nm3
SO2
900 µg/Nm3
79,9 – 567 µg/Nm3
NO2
400µg/Nm3
60,3 - 391 µg/Nm3
O3
235 µg/Nm3
0,2 – 34,2 µg/Nm3
Partikel Particles
150 µg/Nm3
2,1 - 80,5 µg/Nm3
Dustfall
20 ton/km2/bln
1,48 - 15,1 ton/km2/bln
HC
160 µg/Nm3
0,3 - 16,1 µg/Nm3
Pb
2 µg/Nm3
0,007 - 0,215 µg/Nm3
Kebisingan Noise
70 dB
40,3 - 68,2 dB
Realisasi komitmen kami terhadap pelestarian lingkungan ditunjukkan oleh hasil pengukuran kualitas udara maupun kualitas air yang berada di bawah BML.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
The Company’s commitment to environmental conservation is shown by the measured water and air quality rate, which is below environment quality standards.
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health Environment Protection
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
109
Realisasi Pemantauan Kualitas Air dan Udara Ambient di Areal Muara Tiga Besar, tahun 2011 Water and Ambient Air Quality Monitoring in Muara Tiga Besar Mining Area – 2011 PARAMETER
REALISASI TAHUN 2011 2011 Realization
BML KUALITAS AIR WATER QUALITY
pH
6–9
6,00 – 7,80
TSS
300 mg/l
4 – 31,2 mg/l
Fe
7 mg/l
0,0902 – 3,26 mg/l
Mn
4 mg/l
0,0119 – 2,6 mg/l
KUALITAS UDARA AMBIEN DAN KEBISINGAN Ambient Air Quality and Noise Debu Dust
230 µg/Nm3
9 – 163 µg/Nm3
CO
30.000 µg/Nm3
154 – 5.705 µg/Nm3
SO2
900 µg/Nm3
83,1 – 408 µg/Nm3
NO2
400µg/Nm3
123 - 382 µg/Nm3
O3
235 µg/Nm3
0,31 – 27,2 µg/Nm3
Partikel Particles
150 µg/Nm3
10,5 -79,2 µg/Nm3
Dustfall
20 ton/km2/bln
2,25-13,4 ton/km2/bln
HC
160 µg/Nm3
0,12 -127 µg/Nm3
Pb
2 µg/Nm3
0,002-0,149 µg/Nm3
Kebisingan Noise
70 dB
45,8 - 66,6 dB
Realisasi Pemantauan Kualitas Air dan Udara Ambient di Areal Banko Barat, tahun 2011 Water and Ambient Air Quality Monitoring in Banko Barat Mining Area – 2011 PARAMETER
REALISASI TAHUN 2011 2011 Realization
BML KUALITAS AIR WATER QUALITY
pH
6–9
6,00 – 7,95
TSS
300 mg/l
6,2 – 50,3 mg/l
Fe
7 mg/l
0,0242 – 3,91 mg/l
4 mg/l
0,0119 – 2,33 mg/l
Mn
KUALITAS UDARA AMBIEN DAN KEBISINGAN Ambient Air Quality and Noise Debu Dust
230 µg/Nm3
5,4 – 160 µg/Nm3
CO
30.000 µg/Nm3
1.054 – 4.564 µg/Nm3
SO2
900 µg/Nm3
79,9 – 368 µg/Nm3
NO2
400µg/Nm3
8,62 - 301 µg/Nm3
O3
235 µg/Nm3
0,27 – 26,5 µg/Nm3
Partikel Particles
150 µg/Nm3
2,66 – 68 µg/Nm3
Dustfall
20 ton/km2/bln
2,8 -14,5 ton/km2/bln
HC
160 µg/Nm3
0,15 -13 µg/Nm3
Pb
2 µg/Nm3
0,002 - 0,246 µg/Nm3
Kebisingan Noise
70 dB
39,2 - 68,0 dB
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
110
Profile
Berdasarkan hasil-hasil pemantaun atas kualitas lingkungan pertambangan tersebut, Perseroan kemudian menjalankan programprogram pengelolaan lingkungan, diantaranya melalui kegiatan: pemantauan luas lahan terubah; pembukaan lahan dan reklamasi lahan bekas tambang sesuai peraturan yang berlaku; pemeliharaan tanaman; pengurasan lumpur di kolam pengendap; pembuatan kolam pengendap lumpur; pembibitan dan penanaman; pengelolaan tanah pucuk; penanggulangan air asam tambang (AAT); penanggulangan erosi; penelitian dan pengembangan; penanganan limbah B3, Emisi dan Effulent serta program kemitraan dan bina lingkungan. Perseroan menggunakan standar parameter yang telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 6 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak dan Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Sesuai dengan hasil pemantauan indikator yang seluruhnya dibawah BML yang ditetapkan, maka selama periode pelaporan tidak ada denda moneter yang dibebankan terhadap Perseroan sehubungan dengan pelanggaran di bidang lingkungan. (EN28) Sesuai dengan dampak lingkungan yang ditimbulkannya, selanjutnya penjelasan pelaksanaan program pengelolaan lingkungan seperti tersebut diatas diuraikan pada sub-sub topik bahasan sebagai berikut.
Penyediaan dan Pemantauan Lahan (MM7) Penyediaan lahan untuk kegiatan tambang merupakan sebuah tahapan yang sangat penting, mengingat jika lahan tidak dapat disediakan sesuai dengan waktunya, maka aktivitas tambang akan terhambat. Perluasan operasional tambang diawali dengan proses penyediaan lahan dengan jalan melakukan proses pembebasan lahan dari penguasaan dan/ atau penggarapan lahan masyarakat di dalam area operasi produksi. Mengingat proses penambangan berpotensi memberi dampak negatif terhadap komunitas sekitar, maka sebelum kegiatan penambangan dilaksanakan, jika ada penduduk sekitar kegiatan Perseroan melakukan pembebasan lahan dan pemindahan pemukiman (SO9). Proses pembebasan lahan dan pengamanan seluruh (100%) areal operasional di lapangan sangat rawan terhadap terjadinya kasus pelanggaran HAM, oleh karenanya Perseroan melibatkan pihak independen dan melakukan pengawasan secara acak dan periodik, sehingga tidak ada kejadian pelanggaran HAM terkait hal ini. (HR10, HR11, MM7) Perseroan senantiasa melakukan proses pembebasan secara musyawarah dan mufakat untuk mendapatkan kesepakatan nilai ganti rugi, melalui penyelesaian sengketa pertanahan, maupun melalui proses hukum bilamana proses secara musyawarah maupun mediasi pemerintah tidak menemukan titik temu. Seiring dengan rencana pengembangan usaha, sepanjang tahun 2011, Perseroan terus melakukan upaya pembebasan lahan yang diikuti dengan pembangunan infrastruktur untuk mempersiapkan kegiatan
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Based on the results of mining environment quality monitoring, the Company carries out environmental management programs through monitoring disturbed areas, clearing land and reclaiming used mines in accordance with the law, nurturing plants, draining mud from sedimentation pool, making sedimentation pool, seedling and planting, managing top soil, managing mine acid water, handling erosion, conducting reserach and development, managing hazardous waste, emission and effluent, as well as implementing partnership and community development program. The Company uses the standard parameter given in the South Sumatera Governor Regulation No. 15 dated 15 May 2005 regarding Emission Quality Standard of Non-moving Sources to manage emission, effluent and hazardous waste. In accordance with BML indicators monitoring result which showed all indicators were below the required BML, during the period under review there was no monetary penalty imposed on the Company in connection with environmental violation. (EN28) In accordance with the environmental impacts caused by the Company’s operations, the realization of environmental management program is elaborated in the following sub-topics of discussion.
Land Provision and Monitoring (MM7) Providing land for mining operation is a crucial aspect, given the fact that unpunctual acquisition of land will delay the whole mining process. Mine expansion starts with land provision by clearing land from the control of or cultivation by the local community. Given the potentially negative impact of mining on surrounding communities, the mining activities carried out before, if there are people around the activities of the Company’s land acquisition and resettlement (SO9). The process of land acquisition and security of the entire (100%) in the field of operational areas particularly vulnerable to the occurrence of cases of human rights violations, and therefore the Company involving an independent party and conduct random and periodic surveillance, so that no incident of human rights violations in this regard. (HR10, HR11, MM7) The Company always acquires land by negotation in fixing compensation rates, settling land disputes, by due process of law or through governmental mediation in order to reach mutual consent.
104
92
Perlindungan Lingkungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Work Safety and Health
Environment Protection
In accordance with business expansion plan, in 2011 the Company embarked on a series of land clearance and subsequently built infrastructure to make way for its mining operation. Prioritized locations to be cleared and prepared in 2011 were Peranap and Banko Barat areas, which mostly belonged to and cultivated by the local farmers. The Company had for long made persuasive approaches to the farmers who cultivated the targetted land and thus, during the year, there was no land dispute arising from land clearance by the Company. (MM6) Therefore, the Company was in a position to mobilize machinery and build the necessary infrastructure after settling the relocation of the plantation and farm in the area to be acquired. (MM5, MM9)
Material Consumption The Company excavates coal from its mining operations but does not process the coal extracted. The mining activity entails drilling layers of cover soil and coal, and directly transporting suitable and usable coal in appropriate size for sale to the consumers. The volume of coal excavated is relatively equal to the total volume excavated less volume of cover soil (overburden). Other materials used in the excavating process are insignificant, mostly explosives to break the normally hard cover soil. Materials used indirectly are fuel and lubricant for operational vehicles. The Company utilizes recycled used oil as ANFO mixture for explosives. Other material indirectly related to production are paper, used plastic, used printing ink and the like which are collected to be recycled by competent parties. (EN2)
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
111
penambangan. Lokasi yang menjadi prioritas untuk dibebaskan dan disiapkan selama tahun 2011 adalah area Peranap dan Banko Barat. Area dimaksud mayoritas berupa lahan kebun rakyat yang dikelola oleh kelompok-lelompok petani. Perseroan telah melakukan pendekatan persuasif sejak lama terhadap kelompok petani di sekitar area yang akan dikembangkan dalam waktu dekat tersebut sehingga selama tahun pelaporan tidak ada sengketa lahan berkaitan dengan proses persiapan lahan untuk kegiatan operasional yang dilakukan oleh Perseroan. (MM6) Dengan demikian Perseroan dapat melakukan mobilisasi peralatan dan membangun infrastruktur yang diperlukan, setelah relokasi sebagian lahan perkebunan dan pertanian di areal tersebut diselesaikan. (MM5, MM9)
Pemakaian Bahan Perseroan melakukan kegiatan penambangan batubara tanpa melakukan proses pengolahan. Kegiatan yang dilakukan adalah penggalian sejumlah volume tanah penutup dan sejumlah volume lapisan batubara yang layak digunakan sebagai bahan bakar untuk kemudian langsung di angkut, dalam ukuran yang memadai dan dijual pada konsumennya. Jumlah produk batubara yang didapat dengan demikian relatif sebanding dengan volume seluruh kegiatan penggalian dikurangi volume tanah penutup. Bahan lain yang digunakan dalam proses penggalian batubara relatif kecil, umumnya berupa bahan-bahan peledak, untuk memecahkan lapisan penutup yang relatif keras. Bahan lain yang digunakan secara tidak langsung hanyalah berupa bahan bakar dan pelumas untuk kendaraan operasional. Perseroan menggunakan pelumas bekas sebagai salah satu komponen bahan daur ulang, yakni bahan pencampur peledak pada proses peledakan (ANFO). Bahan lain yang tidak langsung berkaitan dengan aspek produksi, yakni kertas, plastik bekas, tinta printer bekas dan sejenisnya dikumpulkan untuk dikelola sebagai bahan daur ulang oleh pihak yang berkompeten. (EN2)
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
112
Profile
Pada tahun 2011, total produksi batubara Perseroan adalah sebesar 12.949.283 ton. Produksi batubara dari lokasi Tanjung Enim adalah sebesar 12.387.087 ton dengan total volume material yang dipindahkan adalah sebesar 61.866.761 bcm dengan luasan lahan permukaan terdampak adalah 840,42 Ha. Sementara total produksi batubara swakelola adalah sebesar 5.833.933 ton dengan total material yang dipindahkan dalam proses produksi tersebut adalah 28.145.146 bcm dan luasan permukaan terdampak adalah 423,59 Ha. (EN1, MM3)
Penggunaan Energi Perseroan mengkonsumsi energi bukan untuk melakukan pemrosesan batubara, melainkan untuk menggerakkan peralatan penambangan dan untuk kegiatan penunjang, yakni penerangan maupun penggunaan kegiatan kantor pada umumnya. Energi untuk peralatan penambangan didapat dari penggunaan langsung (BBM dan Solar) serta tenaga listrik, sedangkan energi untuk kegiatan penunjang, menggunakan energi tak langsung, yakni listrik yang disuplai oleh PLN. Data Perseroan menunjukkan total jumlah penggunaan listrik dari PLN untuk proses produksi di tahun 2011 mencapai 41.680.000 kwh dan untuk non produksi mencapai 5.584.437 kwh.(EN3, EN4) Perseroan juga mengandalkan bahan bakar solar dan bensin untuk kegiatan produksi dan kegiatan penunjang operasional produksi dengan rincian sebagai berikut.
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
In 2011, the Company’s total coal production reached 12,949,283 tons. Tanjung Enim mine produced 12,387,087 tons of coal, removed 61,866,761 bcm overburden, and impacted a surface area of 840.42 hectares. Total in-house coal output was 5,833,933 tons with material removal of 28,145,146 bcm and impacted surface area of 423.59 hectares. (EN1, MM3)
Energy Consumption The Company’s energy consumption is not for coal processing, but for mining machinery and support activities, such as lighting and office usage. Energy for mining machinery is obtained from oil-based fuel (BBM), diesel oil and electricity, while energy for support activities is derived from PLN electricity supply. The Company’s data show that total PLN electricity consumption for production in 2011 reached 41,680,000 kwh and for non-production 5,584,437 kwh. (EN3, EN4). The Company also relies on diesel fuel and gasoline for its production and support activities with the following breakdown.
Konsumsi Bahan Bakar Minyak Tahun 2010-2011 (EN3) FUEL CONSUMPTION IN 2010-2011 JENIS
KONSUMSI BAHAN BAKAR (L) 2010
2011
1
Solar
50.690.991
48.546.507
2
Gasoline
91.872
136.346
Perseroan menggunakan sumber energi tak terbarukan dalam memenuhi kebutuhan untuk proses produksi batubara, hal ini karena alasan keekonomian dan kepraktisan. Areal kegiatan penambangan saat ini belum bisa digunakan sebagai tempat penanaman salah satu sumber energi terbaharukan, yakni jarak pagar. Namun demikian Perseroan telah memanfaatkan energi terbaharukan seperti biogas & listrik tenaga air yang dibangun dalam rangka kemandirian energy untuk masyarakat sekitar dalam rangka program CSR. (EN6)
The Company makes use of unrenewable energy sources to fuel coal production process for reason of economics and practicality. The mining areas are currently not suitable for planting renewable energy sources. However, the Company has used renewable energy such as biogas and water-powered electricity in order to reach energy self-sufficiency of the surrounding community within the Company’s CSR program. (EN6)
Menyadari pentingnya menjaga kelestarian alam karena sebagian energi tak langsung yang digunakan berasal dari PLT yang menggunakan diesel, Perseroan menerapkan serangkaian kebijakan untuk menghemat pemakaian listrik. Langkah maupun kebijakan yang ditempuh untuk menghemat pemakaian listrik mencakup: (EN7)
Being aware of the importance of natural conservation considering that some of the indirect energy is supplied by diesel power plant, the Company enforces a set of policy to save electricity. The policy is adopted by the following measures: (EN7)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health Environment Protection
• •
• • • • •
Using capacitor bank in Air Laya and Banko Barat mines Encouraging employees to: i. Set AC temperature at 25oC ii. Reduce the total number of AC sets in rooms using AC Over Capacity iii. Make use of natural lighting Phasing out TL light bulbs with energy-saving SL bulbs Replacing regular window-unit AC to Split AC (Inverter and Bio) Improving electrical installation quality Maintaining conveyor roof cover Reducing frequency of start-stop switching
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
• •
• • • • •
113
Pemanfaatan bank kapasitor baik di tambang Airlaya maupun Banko Barat Sosialisasi dan implementasi ke karyawan untuk : i. Menaikkan setting AC temperatur ke 25oC ii. Mengurangi jumlah AC pada ruangan yang menggunakan AC Over Capacity iii. Pemanfaatan cahaya alami Pengantian lampu2 listrik yang hemat energi dari lampu TL ke lampu SL secara bertahap Penggantian AC (Biasa) ke AC Split (Inverter dan Bio) Pembenahan kualitas kelistrikan Pemeliharaan selubung atap Conveyor Pengurangan frekuensi start-stop operasi
To reduce oil-based fuel consumption, a few initiatives are taken: (EN5) • Optimizing Shovel & Truck mining operations • Sampling heavy machinery per unit • Scheduling fuel filling to heavy machinery • Monitoring and arranging non-mining vehicle service
Sedangkan untuk menghemat konsumsi BBM, beberapa inisiatif yang dilakukan mencakup: (EN5) • Optimasi operasional penambangan Shovel & Truck • Uji petik per unit alat berat • Mengatur distribusi pengisian BBM ke alat berat • Monitoring dan Pengaturan Pelayanan Kendaraan Non Tambang
The Company has counted the level of Carbon Dioxide produced by converting diesel oil consumption, and is currently evaluating the level of CO2 absorption by the vegetation of reclaimed used mine areas. Besides natural conservation by revegetation to reduce CO2 emission, the Company develops renewable energy sources as follows: (EN6) • Producing water-powered electricity for the people of Semendo (Semendo Islamic boarding house) • Contributing biogas generating facility for the local people (cow breeders) • Preparing the production of microhydro from mine waste water, expected to materialize in 2011.
Perseroan saat ini telah menghitung Carbon Dioksida yang dihasilkan dengan mengkonversikan penggunaan BBM (Solar) dan saat ini sedang dalam proses melakukan evaluasi seberapa besar pengurangan CO2 yang dapat diserap oleh hasil vegetasi dari hasil reklamasi di lahan bekas tambang. Selain melalui konservasi melalui program revegetasi untuk mengurangi emisi CO2, Perseroan merintis pembangunan sumber energi terbarukan, sebagai berikut: (EN6) • Membuat listrik tenaga air untuk kebutuhan masyarakat di Semendo (Pesantren Semendo) • Membantu fasilitas pembuatan biogas untuk masyarakat sekitar (peternak sapi) • Pembuatan mikrohydro dari air pembuangan air tambang Di wilayah Semendo di Tahun 2011
Penggunaan Air Water Consumption As a mining product, coal is not processed as manufacturing products are. However, water is still needed for other purposes, i.e. as “washer” in spraying coal to clean it from the sticking mud, spraying operating area to settle dust and for toilet purposes on the site and in the office. Calculation made by the Company shows that the mining efficiency drive has an effect on water consumption. Clean water consumption for coal production in 2011 was 0.011 m3/ton. As coal production increased, water consumption for production process also escalated in 2011. Sources of water used is surface water, where all the water that digunakah then returned to its source after processing by the method of wetland and close the loop so it does not affect the overall quantity of available water resources. (EN8, EN9)
Produksi batubara sebagai barang tambang pada dasarnya tidak mengalami pemrosesan sebagaimana terjadi pada kegiatan manufaktur. Namun demikian dalam kegiatannya, air tetap diperlukan untuk keperluan lain, yakni sebagai “pencuci” (melalui penyemprotan) pada batubara agar lebih bersih dari lumpur yang melekat, penyemprotan areal kegiatan untuk mengurangi debu dan untuk keperluan MCK baik di lapangan maupun di kantor operasional. Hasil perhitungan yang dilakukan Perseroan menunjukkan langkah efisiensi kegiatan penambangan juga berdampak pada kebutuhan penggunaan air. Penggunaan Sumber Daya Air Bersih dalam produksi batubara tahun 2011 adalah sebesar 0.11 m3/ton. Seiring dengan peningkatan produksi batubara, penggunaan air untuk produksi batubara di tahun 2011 juga mengalami peningkatan. Sumber air yang digunakan adalah air permukaan, dimana seluruh air yang digunakah kemudian dikembalikan lagi ke sumbernya setelah mengalami proses pengolahan dengan metoda wetland maupun close loop sehingga secara keseluruhan tidak mempengaruhi kuantitas ketersediaan sumber air. (EN8, EN9)
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
114
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Kami melaksanakan modifikasi penyerapan logam berat dalam kolam wetland dengan tanaman borashi dengan hasil meningkatnya serapan logam berat Fe dan Mn dari air tambang, sehingga memenuhi BML yang dipersyaratkan.
Wetland system using borashi plants has successfully absorbed heavy metal such as Fe and Mn from mine water to meet the environmental quality standards (BML) requirement.
Selain langkah efisiensi dengan hasil penurunan penggunaan air, Perseroan melakukan upaya-upaya lain untuk memperbaiki kualitas air di sekitar areal kegiatannya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas air adalah melakukan pengolahan Air Asam Tambang (AAT) di Kolam Pengendap Lumpur baik secara aktif dengan penambahan kapur maupun secara pasif dengan metoda wetland. Metoda wetland dilakukan dengan memanfaatkan jenis-jenis tumbuhan penyerap logam yang terbukti sangat berhasil menurunkan kandungan logam, khususnya Fe dan Mn, sehingga seluruh kualitas air buangan memenuhi BML sebelum dialirkan kembali ke perairan umum. (EN21)
In addition to water consumption efficiency drive, the Company takes other measures to improve water quality in the surrounding area. The measures include treating mine acid water (AAT) in mud sedimentation pool by active method (limestone) as well as passive method (wetland). Performed by utilizing the method of wetland plant species absorbing metal proved to be very successful in reducing the metal content, especially Fe and Mn, so that all effluent water quality meet the BML before returning to the waters flowed. (EN21)
Dalam rangka menjaga ketersediaan air permukaan dan memelihara kelestarian lingkungan, khususnya sumber air, Perseroan juga melakukan kegiatan konservasi sumber daya air melalui beberapa kegiatan, yakni: (EN10, EN21)
For surface water preservation and environmental convervation, particulary water sources, the Company conducted the following activities: (EN10, EN21)
CLOSED LOOP SYSTEM Air KPL dan Air Hujan Untuk Operasional Mud Sedimentation Pool/KPL Water and Rainwater for Operations
REUSE AIR HUJAN REUSE OF RAINWATER
OUT Tangki Tampungan Kapasitas 10.000 Liter OUT Water Tank (Cistern) Capacity 10.000 Liter
REUSE AIR PERMUKAAN (KPL Reuse Cuci Unit) REUSE OF SURFACE WATER (KPL Reuse Unit Wash)
PT Bukit Asam Tbk
.
OUT Tangki Cuci Unit Kapasitas 20.000 Liter OUT Unit Wash Tank Capacity 20.000 Liter
Laporan Keberlanjutan 2011
OUT Operasional Cuci Unit OUT Unit Washing Operations
OUT Operasional Penyiraman Lantai WS OUT WS Floor Spraying Operations
OUT Operasional Penyiraman Lantai kerja WS Utama (8Hose Instalasi Air) OUT Main WS Floor Spraying Operations (8Hose Water Installation)
OUT Operasional Penyiraman Lantai kerja di bays WS (2Hose Instalasi Air) OUT WS Bays Floor Spraying Operations (2Hose Water Installation)
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health Environment Protection
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
115
SISIPAN WETLAND
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
116
Profile
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
SISIPAN WETLAND
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health Environment Protection
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
117
Using mine water for spraying roads and production facilities. Using rainwater for washing heavy machinery. Using water with closed loop system. Making rainwater reservoirs and Biopori holes (office and residence).
Pemanfaatan Air Tambang untuk penyiraman jalan dan sarana produksi. • Pemanfaatan air hujan untuk pencucian unit alat berat. • Penggunaan air dengan sistem tertutup (closed loop). • Pembuatan embung-embung air untuk konservasi air dan lubang-lubang Biopori di perkantoran & pemukiman.
All these efforts are made so that all of the water either directly or indirectly used for the Company’s activities can be recycled and channelled back to public water supply in worthy condition as ruled by the law. Thus the whole (100%) of the total volume of water used, approximately 142 442 113 liters, having the recycling process to be returned to public waters. (EN10)
Seluruh upaya tersebut dimaksudkan agar seluruh air yang digunakan dalam proses menunjang kegiatan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung dapat didaur ulang, dan dikembalikan ke perairan umum dalam keadaan baik, sesuai ketentuan peraturan perundangan. Dengan demikian seluruh (100%) dari total volume air yang dipergunakan, sekitar 142.442.113 liter, mengalami proses daur ulang untuk dikembalikan ke perairan umum. (EN10)
• • • •
Through these efforts, the Company takes part in preserving and conserving surface water in accordance with environmental conservation norm that the Company strictly adheres to. Therefore, during the period under review there were no reports or complaints to the Company in relation to water sources problem due to lower water level caused by water extraction. (EN9) The Company regularly monitors the effect of water flown back to public water supply on biodiversity. The monitoring discloses that there is no adverse effect of waste water discharge on biodiversity. Water Biota monitoring by a third party (PPLH UNSRI) reveals that the waters around PT Bukit Asam (Persero) Tbk operating area in Tanjung Enim are not significantly disturbed, as shown in 2011 monitoring result, where biodiversity rate is good and in general supportive of water biota life. (MM11, EN25)
Mining Concession and Biodiversity Management In running a mining business, the Company manages mining concession areas under Production Mining Business Licence (IUP) in Tanjung Enim occupying an area of 66,414 hectares, Ombilin 3,950 hectares, Peranap Indragiri Hulu (Riau) 18,230 hectares and Samarinda (South Kalimantan) 3,238 hectares. All Production IUP for these areas are conversions from Exploitation Mining Concession (KP), Transportation and Sales KP to Production IUP in accordance with Mineral and Mining Law No. 4/2009. (See “Corporate Profile”) At present, the Company is operating outside the protected forest area, and part of its operations is within the production forest are under Permit to Use Production Forest issued by the Minister of Forestry. (EN11) The entire area of the Company’s operations is self-managed and there has been no management contract made with the indigenous people. (MM5)
•
Melalui langkah-langkah tersebut, Perseroan berpartisipasi untuk memelihara dan melestarikan sumber air permukaan yang digunakan sesuai kaidah pelestarian lingkungan yang dipegang teguh. Dengan seluruh upaya tersebut selama periode pelaporan tidak ada laporan maupun pengaduan yang diterima Perseroan perihal terganggunya sumber air karena turunnya permukaan air akibat pengambilan sumber air. (EN9) Perseroan secara rutin juga melakukan pemantauan atas pengaruh air yang dikembalikan ke perairan umum tersebut terhadap keanekaragaman hayati. Hasilnya menunjukkan, tidak ada pengaruh negatif dari buangan air terhadap keanekaragaman hayati. Hasil pemantauan Biota Perairan yang dilakukan oleh pihak ke-3 (PPLH UNSRI) menunjukan bahwa perairan di sekitar lokasi kegiatan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim tidak terlalu mengalami gangguan, hal ini ditunjukkan dengan pemantauan di tahun 2011 yang menunjukkan nilai indeks keanekaragaman cukup baik dan secara umum cukup dapat mendukung kehidupan biota perairan. (MM11, EN25)
Pengelolaan Kuasa Pertambangan dan Biodiversitas Dalam menjalankan usaha pertambangan, Perseroan mengelola kawasan konsesi penambangan melalui Izin Usaha Penambangan (IUP) Operasi Produksi di Tanjung Enim seluas total 66.414 hektar, Ombilin seluas 3.950 hektar, Peranap Indragiri Hulu (Riau) seluas 18.230 hektar dan di Samarinda (Kalimantan Timur) seluas 3.238 hektar. Seluruh IUP Operasi Produksi untuk kawasan tersebut merupakan perubahan dari izin KP Eksploitasi, KP Angkutan dan Penjualan menjadi IUP Operasi Produksi sesuai peraturan perundangan, UU Minerba No. 4 tahun 2009. (Lihat kembali uraian “Profil Perusahaan”) Perseroan saat ini beroperasi di luar kawasan hutan lindung, sebagian operasi berada di wilayah hutan produksi dengan status telah memiliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Produksi yang dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan. (EN11) Seluruh area Perseroan adalah lokasi yang dikelola sendiri tanpa melibatkan ataupun adanya perjanjian pengelolaan yang melibatkan penduduk asli. (MM5)
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
118
Profile
Pada periode laporan, terjadi penambangan secara ilegal yang dilakukan oleh penduduk setempat di lokasi IUP Operasi Produksi Banko Tengah Blok Barat yakni di kawasan Darmo. Kondisi ini telah ditinjau oleh Pengawas Inspeksi Tambang (PIT) Muara Enim dan Perseroan telah melaporkan kegiatan tersebut ke instansi terkait yang berwenang. (HR9)
Selain itu, sehubungan dengan permasalahan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) yang masih dalam penyelesaian, salah satu area penambangan Perseroan yang dikelola oleh anak perusahaan, Batubara Bukit Kendi, sejak awal tahun 2010 berhenti beroperasi. Izin dimaksud pada periode pelaporan telah diselesaikan. Perseroan berharap operasional BBK dapat kembali berjalan seperti sediakala dalam waktu dekat. Tidak ada kasus pemogokan selama periode laporan.(MM4) Diluar kasus tersebut tidak ada kasus sengketa lahan dengan penduduk asli, sehingga tidak ada tindakan tegas yang dilakukan terkait sengketa. (MM6, MM7)
Sesuai dengan kebijakan perlindungan lingkungan, Perseroan menerapkan konsep green mining dalam melaksanakan kegiatan penambangan dikawasan IUP-nya. Konsep tersebut dilaksanakan dengan konsekuen, yakni bahwa Perseroan berupaya mengembalikan habitat areal bekas penambangan ke kondisi sebelumnya. Perseroan berupaya meminimalisir dampak langsung dari kegiatan penambangan, berupa terjadinya perubahan bentang alam yang diikuti hilangnya vegetasi di atas tanah beserta ekosistem yang menyertainya. (EN12) Untuk meminimalisasi dampak tersebut dan mempercepat kembalinya kondisi areal sesuai peruntukannya, Perseroan menjalankan program rehabilitasi, termasuk menetapkan kawasan buffer-zone (penyangga). Kawasan “Buffer Zone” ditetapkan di lokasi yang berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk dan di daerah aliran sungai serta lahan revegetasi yang telah benar-benar menjadi hutan kembali yang memiliki potensi keindahan alam, tumbuhan, dan satwa. (MM2) Perseroan melaksanakan beberapa kegiatan untuk menjaga biodiversitas area kelolaan, melalui: • Pelaksanaan tanaman lokal (pengambilan dengan sistem puteran). • Pelaksanaan pengkayaan tanaman dengan tanaman-tanaman langka maupun yang bernilai ekonomis. Melalui program tersebut, Perseroan melakukan pendataan terhadap berbagai habitat di dalam wilayah IUP-nya guna memetakan keanekaragaman hayati sekaligus mengidentifikasi keberadaan spesies flora maupun fauna yang dilindungi. Data pemetaan tersebut kemudian dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan reklamasi dan rehabilitasi areal pasca tambang agar seluruh habitat dan ekosistem pulih kembali. Perseroan menempuh dua tindakan jika menemukan adanya spesies flora mupun fauna yang dilindungi, yakni: (EN14) • Untuk flora yang dilindungi, Perseroan melakukan konservasi tanaman lokal sebelum dilakukan land clearing dengan sistem puteran, kemudian dilakukan pengembangan di Pusat Pembibitan dan ditanam kembali di lahan bekas tambang yang telah final. PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
During the period under review, we discovered illegal mining activities by local residents at Darmo area in Banko Tengah Blok Barat mining concession site. This condition has been inspected by Muara Enim Mine Inspector and the Company has reported such incident to the authorities. (HR9) In addition, due to pending settlement of Permit to Use Production Forest, one of the Company’s mining sites, which was managed by subsidiary Batubara Bukit Kendi (BBK), ceased operations in the beginning of 2010. In 2011, the permit case was settled. The Company expects BBK to resume operation in the near future. During the period, there was no case of riot occurring. (MM4). Apart from this case, there was no land dispute with the indigenous people that would require stern legal action. (MM6, MM7)
Within the scope of environmental conservation policy, the Company implements green mining concept in its mining concession areas. The concept is implemented consequently, which means the Company strives to restore the used mine area to its original condition. The Company makes every effort to minimize the direct impact of mining activity which is alteration of landscape, followed by depletion of vegetation and eco-system of the land. (EN12) To minimize the impact and expedite the restoration of the area to its original condition, the Company rehabilitates the area and designates a buffer zone. The buffer zone is situated directly adjacent to local residential area and waterways, and revegetated land that is fully converted into a forest area with natural beauty, flora and fauna. (MM2) The Company launches several programs to preserve biodiversity in the controlled areas: • Local plant conservation (by rotating system). • Plant enrichment with rare plants or plants with economic value Through these programs, the Company makes a record of various habitats in its concession areas to map the biodiversity and identify the protected flora and fauna species. The mapping data is then used to support the reclamation and rehabilitation of postmining areas to restore the habitat and eco-system. If protected flora and fauna are found, the Company takes the following two actions: (EN14) • For protected flora, the Company conserves local plants by rotating system prior to land clearing, then the species are cultured in a nursery and replanted in the final post-mining area.
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health Environment Protection
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
119
Perseroan saat ini beroperasi di luar kawasan hutan lindung, sebagian operasi berada di wilayah hutan produksi dengan status telah memiliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Produksi yang dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan.
At present, the Company is operating outside the protected forest area, and part of its operations is within the production forest are under Permit to Use Production Forest issued by the Minister of Forestry.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
120
Profile
•
Sedangkan untuk fauna yang dilindungi, Perseroan melakukan pemantauan satwa liar secara rutin di lahan bekas tambang yang telah dilakukan reklamasi. Tolak ukur keberhasilan adalah terjadinya peningkatan jumlah satwa liar (unggas, reptil dan mamalia) dibandingkan dengan sebelum dilakukan pengelolaan lingkungan
Sehubungan dengan kemungkinan keberadaan flora dan fauna yang dilindungi sesuai ketentuan International Union for The Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) maupun daftar spesies langka yang dikeluarkan Pemerintah RI di areal IUP-nya, Perseroan melakukan pemantauan satwa liar secara rutin dibantu oleh pihak ke-3 (PPLH UNSRI). Tolok ukur yang digunakan adalah perubahan parameter satwa liar yakni: jumlah, jenis dan keanekaragaman (Diversitas) serta status konservasi satwa liar menurut IUCN dan Lampiran UU No.7 tahun 1999 tentang Jenis hewan dan tumbuhan yang dilindungi di Indonesia. Perseroan senantiasa melakukan pengamatan terhadap jenis-jenis satwa liar sesuai daftar tersebut yang terdapat di lingkungan pertambangan PTBA. (EN15)
•
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
monitors wildlife in the reclaimed post-mining area. The yardstick of success is the growing number of wildlife creatures (birds, reptiles and mammals) compared to the number prior to environmental management.
In connection with the likely existence of protected flora and fauna as stipulated by the International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) and the Indonesian Government’s list of rare species in the concession areas, the Company regularly monitors the wildlife with the assistance of a third party, PPLH UNSRI. The benchmark used is revised parameter of wildlife: total number, species and diversity, as well as wildlife conservation status according to IUCN and Attachment to Law No. 7/1999 on Indonesia’s Protected Animals and Plants. The Company constantly observes the listed wildlife species discovered in its mining concession areas. (EN15)
Selama tahun 2011 Perseroan melakukan pemantauan terhadap 5 jenis hewan mamalia liar, 41 jenis unggas (Aves) dan 4 jenis hewan reptil (Herpetofauna) di tiga lokasi kegiatan penambangan, yakni Tanjung Air Laya (TAL) Muara Tiga Besar (MTB) dan Batubara Bukit Kendi (BB) Hasil pengamatan menunjukkan hal sebagai berikut: • Untuk hewan mamalia, di areal TAL teramati 3 jenis mamalia, area MTB 4 jenis dan di areal BB, teramati 3 jenis mamalia. • Untuk jenis unggas (Aves), di areal TAL teramati 33 jenis unggas, area MTB 25 jenis unggas dan di areal BB, teramati 19 jenis unggas. • Untuk hewan reptilia, di areal TAL teramati 1 jenis reptilia, areal MTB teramati 3 jenis reptilian dan di areal BB, teramati 3 jenis reptilia. Adapun ringkasan tabel obesrvasi terhadap beberapa jenis hewan yang termasuk golongan hewan dilindungi sesuai ketentuan International Union for The Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) adalah sebagai berikut. (EN15)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
In 2011 the Company observed five wild mammalian species, 41 avian species (Aves) and four reptile species (Herpetofauna) at three mining sites, i.e. Tanjung Air Laya (TAL), MuaraTiga Besar (MTB) and Batubara Bukit Kendi (BBK). The observation disclosed the following facts: • Mammals observed: at TAL three species, MTB four species and BBK three species. • Aves observed: at TAL 33 species, MTB 25 species and BBK 19 species. • Reptiles observed: at TAL one species, MTB three species and BBK three species.
Observation of wildlife including protected animals under International Union for The Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) convention is summarized in the following table: (EN15)
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
Environment Protection
121
TABEL HASIL PEMANTAUAN SATWA LIAR DI LINGKUNGAN PERTAMBANGAN PTBA FINDINGS OF WILDLIFE OBSERVATION IN PTBA MINING SITES NO NO MAMALIA
NAMA SPESIES SPECIES
NAMA LOKAL LOCAL NAME Babi hutan Kera ekor panjang Kera kecil Monyet Bajing hutan
JUMLAH
LOKASI LOCATION MTB TAL BB v v v 3
v v v v 4
KETERANGAN REMARK
v v v 3
Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi
v v v v 15 v 19
Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi
Observasi Observasi Observasi Observasi
AVES Ayam - ayam Bangau Batu Belibis Berbah batu Berbah cerocok Berbah lilin Betet Butbut Cangke Cerah Cekakak 30 jenis Aves lainnya JUMLAH
v v v v v v v v v v v v v v v v 23 v 19 v 33 25
Herpetofauna Biawak Kadal Tanah Katak sawah Ular Kobra JUMLAH
v 1
v v v 3
v 1
JUMLAH
37
33
23
Keterangan : v = teramati, - = tidak teramati
These various efforts show that the Company is committed to implementing green mining concept through efficient mining practices, and consistently keeping damages to the minimum and protecting the environment. The other measures taken are land clearance and post-mining rehabilitation. Land clearing is carried out pursuant to Law No. 4/2009 and Minister Regulation No. 18/2008 regarding Reclamation and Mine Closure as well as Biodiversity Management in Post-Mining Area. Reclamation in connection with biodiversity management is done in stages as follows:
Berbagai upaya yang dilakukan tersebut merupakan bagian dari bukti komitmen Perseroan dalam mengimplementasikan konsep green mining, yang ditunjukkan dengan melaksanakan kegiatan penambangan yang efisien dan senantiasa meminimalisasi kerusakan sekaligus melaksanakan upaya melestarikan lingkungan sekitar. Tindakan lain yang dilakukan untuk menunjukkan komitmen pelestarian lingkungan adalah dalam melaksanakan pembukaan lahan dan melakukan rehabilitasi paska tambang. Dalam melakukan pembukaan lahan, Perseroan senantiasa mengacu dan patuh pada ketentuan dengan UU no 4 tahun 2009 dan Permen 18 tahun 2008 mengenai Reklamasi dan Penutupan Tambang serta Pengelolaan Keanegaragaman Hayati untuk Areal Bekas Tambang. Perseroan melakukan penahapan reklamasi dalam rangka pengelolaan keanekaragaman hayati dengan cara:
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
122
Profile
• • •
Melakukan penanaman tanaman penutup untuk mengurangi erosi. Melakukan penanaman tanaman cepat tumbuh (pioneer) untuk membentuk naungan (canopy). Penanaman tanaman hutan hujan tropis (rain forest species).
Pada tahun pelaporan, program rehabilitasi dan revegetasi yang dilakukan oleh Perseroan dalam rangka implementasi green mining adalah sebagai berikut. (EN13) • Program revegetasi di lakukan di lahan pasca tambang di IUP TAL, MTB dan Banko Barat pada lahan-lahan yang sudah final dan siap tanam. Revegetasi dilakukan dengan menggunakan berbagai macam bibit tanaman Pioner, tanaman Keras, tanaman Eksotik, tanaman Penghasil Minyak dan Tanaman Buah-buahan. • Melakukan penghijauan melalui kegiatan Jumat Hijau dan Jumat bersih di dalam dan di luar lokasi tambang, mendistribusikan bibit ke sekolah-sekolah dan instansi total bibit yang dibagikan sebanyak 42.590 batang, 9.520 kg bokashi, 7 Ea Biopori dan 10 kg hidrogel.
• • •
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Planting cover crop to control erosion. Planting fast-growing (pioneer) trees to form canopies. Planting rain forest species.
In the year under review, rehabilitation and revegetation activities by the Company in the framework of green mining included: (EN13) • Revegetating post-mining sites in TAL, MTB and Banko Barat which were ready for planting. A variety of seedlings were planted, i.e. pioneer trees, tree crops, exotic plants, oil palms and fruit trees. • Launching Green Friday and Clean Friday programs inside and outside the mining sites, distributing seedlings to schools and government agencies. Total distribution included 42,590 seedlings, 9,520 kg bokashi, 7 EA Biopori and 10 kg hydrogel.
Emission Control
Pengendalian Emisi Isu pemanasan global dan kondisi cuaca ekstrem yang saat ini terjadi adalah salah satu ancaman bagi keberlangsungan usaha Perseroan, mengingat bidang usaha pertambangan batubara yang dilakukan secara terbuka harus bersinggungan dengan penebangan pohon dan pemindahan sejumlah volume tanah penutup. Kegiatan tersebut dituding menjadi salah satu sebab semakin tingginya konsentrasi gas perusak ozon akibat berkurangnya zona hijua yang mampu menyerap gas karbon dioksida. Terlebih lagi kegiatan pembukaan lahan tersebut dilakukan menggunakan alat berat yang mengeluarkan emisi CO2. Menghadapi kondisi tersebut, Perseroan melaksanakan program pengendalian emisi secara terstruktur dan terencana. Dalam kegiatan Perseroan, sumber utama emisi adalah penggunaan peralatan tambang yang berbahan bakar fosil tidak terbaharukan yaitu solar dan bensin. Seiring dengan peningkatan kegiatan dan produksi batubara yang dihasilkan, maka total emisi juga mengalami peningkatan, dengan jumlah emisi greenhouse gas (GHG/CO2) pada tahun pelaporan, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebesar 129.843,9 ton, seperti tampak pada tabel perhitungan dibawah. (EN16, EN17) Berdasarkan jumlah penggunaan BBM dan tingkat efektifitas pembakaran alat-alat produksi maupun alat operasional yang dimiliki, maka tabel perkiraan emisi CO2 di tahun 2011 dari kegiatan pertambangan yang dilakukan Perseroan adalah sebagai berikut.
Global warming and climate change are a threat to the Company’s business continuity, in view of the fact that mining activites in the open air entail cutting down trees and removing overburden. These activites are blamed for contributing to the high concentration of ozone-depleting gases resulting from diminishing green zones that absorb carbon dioxide. Moreover, land clearing is done by heavy equipment that emits CO2. To address the situation, the Company exercises a well-planned and structured emission control. The activities of the Company, the main source of emissions is the use of mining equipment which is not renewable fossil fuel, namely diesel and gasoline. Along with increased activity and production of coal produced, then the total emissions also increased, with the amount of greenhouse gas emissions (GHG/ CO2) in the year of reporting, either directly or indirectly, amounting to 129,843.9 tons, as shown in the table below the calculation. (EN16, EN17) Based on fuel consumption and combustion effectiveness of production and operation machinery, estimated CO2 emission from the Company’s mining operation in 2011 is shown in the following table:
PERHITUNGAN EMISI CO2 PERSEROAN, 2011 (EN16, EN17) JENIS BAHAN BAKAR
SATUAN
TOTAL BAHAN BAKAR
KONVERSI
EMISI CO2 (Ton eq)
Solar
Kilo liter
48.546,51
2,6681
129.526,9
Gasoline
Kilo liter
136,35
2,3247
Total Emisi
PT Bukit Asam Tbk
317,0 129.843,9
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
Environment Protection
To control emission sources, the Company makes regular emission tests on production facilities and operational vehicles on sites, and in head office and branches. Test on emission from moving sources is made in accordance with Environment Minister Regulation No. 05/2006 and non-moving sources under South Sumatera Governor Regulation No. 15 dated 15 May 2005 regarding Non-moving Source Emission Quality, and Environment Minister Regulation No. 533/2009 for RSBA (Bukit Asam Hospital) incinerators and No. 792/2008 for mine incinerators. The tests are run by third parties and the authorities with an aim to ensure that the Company’s main and auxiliary machinery discharges the least emission as ruled by the law. Monitoring results show that the emissions discharged are within the range of BML. (EN18, EN19)
Waste management can be described as follows:
123
Untuk menekan sumber emisi, Perseroan melakukan kegiatan uji emisi secara rutin terhadap fasilitas produksi maupun kendaraan penunjang transportasi di lapangan maupun di kantor pusat/cabang.Uji emisi benda bergerak dilakukan sesuai dengan ketentuan PermenLH No.05 Tahun 2006 maupun emisi tidak bergerak sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumsel No.6 Tgl. 15 Februari 2012 mengenai Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak dan Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Kep.Men.LH No.533 Th.2009 untuk Insinerator RSBA dan no. 44 Th. 2012 untuk Insinerator tambang. Pengujian dilaksanakan oleh pihak ke 3, bekerjasama dengan instansi yang berwenang. Tujuannya adalah memastikan bahwa seluruh peralatan utama maupun pendukung operasional Perseroan mengeluarkan emisi seminimal mungkin, sesuai peraturan yang berlaku. Hasil pemantauan menunjukan bahwa emisi yang dikeluarkan memenuhi ketentuan BML. (EN18, EN19)
Hasil pengukuran kualitas udara emisi gas buang pada inscenerator yang dilakukan oleh pihak ketiga adalah sebagai berikut.
HASIL PENGUKURAN (LOKASI) MEASUREMENT RESULT (LOCATION) NO
PARAMETER YANG DIUKUR MEASUREMENT PARAMETER
SATUAN UNIT
1
Partikel
mg/Nm3
45
2
Sulfur Dioksida (SO2)
mg/Nm3
3
Nitrogen Dioksida (NO2)
mg/Nm3
4
Hidrogen Fluoride (HF)
5
Hidrogen Kloride (HCl)
6
Carbon Monoksida (CO)
7
Total Hidro Carbon (sebagai CH4)
8 9
INCENERATOR RSBA
INCENERATOR TAMBANG
KEP.MEN.LH NO.533 TH.2009 UNTUK INSINERATOR RSBA DAN NO.792 TAHUN 2008 UNTUK INSINERATOR TAMBANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK INSINERATOR
39.7
50
161
136
250
230
66.5
300
mg/Nm3
1.01
1.01
10
mg/Nm3
3.5
4.5
70
mg/Nm3
33
21.6
100
mg/Nm3
0.44
0.67
35
Arsen (As)
mg/Nm3
< 0.001
< 0.001
1
Kadmium (Cd)
mg/Nm3
0.002
0.009
0.2
10
Kromium (Cr)
mg/Nm3
0.009
0.01
1
11
Timbal (Pb)
mg/Nm3
0.266
0.211
5
12
Merkuri (Hg)
mg/Nm3
< 0.001
< 0.001
0.2
13
Talium (TI)
mg/Nm3
-
-
0.2
14
Opasitas
%
8
8
10
15
Temperatur Gas Buang
0C
290
115
-
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
124
Profile
Perseroan juga perduli pada upaya masyarakat internasional mengurangi laju penipisan lapisan ozon. Walau secara khusus belum melakukan perhitungan potensi jumlah gas pemicu penipisan lapisan ozon dari aktifitas penambangan yang dilakukan, Perseroan berpartisipasi nyata pada upaya pengurangan emisi gas perusak lapisan ozon. Secara bertahap Perseroan melakukan penggantian penggunaan bahan kimia perusak Ozon yaitu mengganti/retrofitting refrigerant freon (CFC) menjadi hidrokarbon yang ramah lingkungan. Perseroan juga secara serius mengembangkan pemanfaatan CBM, yang selama ini terbuang ke atmosfir dalam proses penambangan batubara. Dengan upaya tersebut, pelepasan CFC maupun gas metana (CBM) ke atmosfir bisa diminimalkan, atau bahkan ditiadakan. (EN19) Adapun kegiatan menyeluruh yang dilakukan oleh Perseroan dalam rangka mengurangi efek rumah kaca (global warning) adalah: (EN18) • Melakukan Fugitive Emission: a. Monitoring emisi sumber tidak bergerak dan bergerak, b. Tidak melakukan pembakaran sampah secara terbuka •
•
•
Melakukan program Pengurangan Green House Gas, melalui : a. Penghijauan dengan jenis pohon yang terbukti mampu mengurangi polusi udara dan menyerap CO (Angsana, Trembesi, Mangga, Tanjung, dan Mahoni), b. Membuka lahan seminimal mungkin c. Mempertahankan vegetasi asli Program Menghilangkan Bahan Kimia Perusak Ozon, yakni mengganti/retrofitting refrigerant freon (CFC) menjadi hidrokarbon dengan jenis Musicool produk dalam negeri. Melakukan program Clean Development Mechanism: a. Menggunakan sistem perhitungan karbon dioksida, b. Green Mining/Jumat Hijau (Kegiatan Penghijauan di luar tambang) c. Melakukan proses penghitungan biomassa dalam rangka pengukuran penyerapan CO2 oleh vegetasi hasil reklamasi di kawasan bekas tambang.
Perseroan secara rutin, 3 bulan sekali melakukan pengukuran baku mutu emisi yang keluar dari peralatan bergerak (mobil-mobil operasional) maupun tidak bergerak (Incenerator & Genset). Parameter yang diukur meliputi diantaranya gas sulfur-oksida (SOX), nitrogen-oksida (NOX), partikulat dan parameter lainnya. Emisi ini penting untuk dipantau dan dipastikan selalu berada dibawah BML, karena secara langsung maupun tidak langsung berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia maupun hewan. Hasil pengukuran yang dilakukan selama ini menunjukan seluruh parameter senantiasa berada dibawah BML yang ditetapkan. (EN 20) Selain emisi gas, Perseroan juga melakukan upaya untuk menekan polusi debu, terutama disekitar pemukiman penduduk terdekat sebagai akibat aktivitas penambangan maupun kegiatan transportasi hasil tambang. Pemantauan kualitas udara (salah satu parameternya adalah debu) di sekitar kegiatan penambangan dilakukan secara berkala sebulan sekali. Upaya-upaya yang dilakukan Perseroan untuk menekan polusi debu ini adalah:
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
The Company is also heedful of the international community’s efforts to slow down ozone layer depletion. Although no calculation has been made of total ozone-depleting gas emission from its mining operations, the Company has participated in the reduction effort by phasing out ozone-depleting chemicals or retrofitting refrigerant freon (CFC) by environment-friendly hydrocarbon. The Company is also serious about developing the usage of CBM which has so far been wasted into the atmosphere during coal mining. This effort will minimize or even eliminate CFC or methane gas (CBM) emissions to the atmosphere. (EN19) To reduce greenhouse effect or global warming the Company took the following actions: (EN18) • Controlling Fugitive Emission: a. Monitoring emissions from moving and non-moving energy sources. b. Avoiding open waste burning. •
Reducing greenhouse gas emission by: a. Greening with trees that are able to reduce air pollution and absorb CO (Angsana, Trembesi, Mango, Tanjung and Mahogany). b. Minimizing land clearance. c.
•
•
Preserving original vegetation.
Eliminating ozone-depleting chemicals by retrofitting refrigerant freon (CFC) with hydrocarbon type Musicool that is locally produced. Conducting Clean Development Mechanism program: a. Calculating carbon dioxide level. b. Coordinating Green Friday program (greening activities outside the mines) c. Calculating biomass to count CO2 absorption by vegetation in reclaimed used mine sites.
Quarterly, emissions from moving sources (operational vehicles) and non-moving sources (incinerators and generators) are measured. Parameters measured are sulphur-oxide (SOX), nitrogen-oxide (NOX), particulate and others. It is important to monitor these emissions to ensure they are always below environment quality standard (BML), because directly or indirectly they are potentially hazardous to human as well as animal health. The measurement results indicate that all parameters are constantly below BML requirement. (EN 20) Besides curbing gas emission, the Company also makes an effort to suppress dust pollution (particularly in the closest residential area) which is caused by mining activities or product transporting activities. Monitoring air quality (one of the parameters being dust) around the mining site is conducted monthly. Measures taken to suppress dust pollution are:
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health Environment Protection
• • •
• • •
Regularly spraying the roads and production facilities. Revegetating and making buffer zone. Regularly spraying dust by dust suppression system in stockpile location and monitoring emission from incinerators and generators. Limiting truck load and speed. Regularly maintaining heavy equipment and trucks to reduce pollutant gas. Compelling employees to wear masks and earplugs.
Waste Management and Processing Actually coal mining does not involve any process that would require water. However, drilling, overburden removal and coal layer extraction will always result in water puddles, either from falling rainwater or accumulating surface water in the pit. Water accumulated in open pit mining is acid and known as mine acid water. Besides using mud sedimentation pool (See “Water Consumption” section), the Company takes other means to process mine liquid waste, i.e.: (EN21, EN22) • Preventive measures with encapsuling method in the dumpsite. • Making use of the liquid waste for spraying roads and production facilities, and consuming water by closed loop system. • Waste water that has been processed in sedimentation pool is mostly used for spraying roads and thus reducing river water consumption for that purpose. The Company manages not only air emission but also general waste as well as hazardous and toxic waste.
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
• • • • • •
125
Melakukan penyiraman jalan dan sarana produksi secara teratur Melakukan revegetasi dan membuat daerah penyangga (buffer zone) Melakukan penyemprotan debu (dust suppression system) di lokasi stockpile secara reguler dan pemantauan emisi genset serta incenerator. Pembatasan muatan dan kecepatan truk Perawatan/pemeliharaan peralatan alat berat dan truk secara teratur untuk mengurangi gas polutan Penggunaan masker (penutup mulut/hidung) dan earplug terhadap para pekerja
Pengelolaan dan Pengolahan Limbah Kegiatan penambangan batubara sebetulnya tidak melibatkan suatu proses yang memerlukan air. Namun demikian, dalam proses penggalian, pemindahan tanah dan pengambilan lapisan batubara, akan selalu diikuti dengan munculnya genangan air, baik dari limpasan air hujan maupun terakumulasinya air permukaan dalam lubang pit. Akumulasi air sebagai dampak yang selalu menyertai kegiatan penambangan sistem terbuka ini biasanya bersifat asam dikenal sebagai air asam tambang (AAT). Selain pengolahan melalui kolam pengendap lumpur (Lihat bahasan mengenai “Penggunaan Air”), Perseroan melakukan langkah-langkah lain untuk mengelola limbah cair kegiatan penambangan ini, yakni: (EN21, EN22)
• • •
Pencegahan preventif dengan metode penimbunan secara encapsule di lokasi penimbunan. Pemanfaatan limbah cair tersebut selain untuk penyiraman jalan dan sarana produksi juga dilakukan system closed loop (Penggunaan air dengan system tertutup). Air Limbah di PTBA yang telah dikelola di Kolam Pengendap Lumpur sebagain besar digunakan untuk penyiraman jalan, sehingga mengurangi pemakaian air sungai untuk penyiraman jalan.
Waste management can be described as follows: •
•
General waste from residential area and the Company’s mine is discarded into a final waste dumpsite at Desa Darmo. Organic waste is processed with the local community involvement to become Bokashi fertilizer which is subsequently sold to the Company for revegetation. Hazardous toxic waste from workshops such as used oil, used batteries and used oil filters is processed in accordance with Government Regulation No. 18 in conjunction with No. 85 Year 1999 on hazardous waste management. Hazardous waste is recycled with the assistance of competent partners and burnt in incinerators. Hydrocarbon-contaminated material is handled by bioremediation process.
Selain emisi udara, Perseroan mengelola limbah umum dan limbah bahan berbahaya dan beracun. Adapun langkah pengelolaan selengkapnya adalah sebagai berikut: •
Limbah umum, yang berasal dari area perumahan dan area penambangan Perseroan, dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Darmo. Untuk limbah yang bersifat organik, pengelolaannya melibatkan masyarakat sekitar, yakni dijadikan pupuk Bokashi yang kemudian dibeli oleh Perseroan untuk digunakan saat revegetasi lahan.
•
Limbah B3, yang berasal dari unit kerja (bengkel), antara lain seperti oli bekas, batere bekas dan filter oli bekas, pengelolaannya dilakukan sesuai PP No. 18 jo No.85 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3. Selain melakukan
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
126
Profile
daur ulang limbah B3 bekerjasama dengan mitra kompeten, Perseroan melakukan pembakaran limbah B3 dengan incenerator dan melaksanakan proses bioremediasi untuk material yang tercemar hydrokarbon. •
Limbah Oli bekas yang dihasilkan dikumpulkan dulu di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) yang telah mendapat ijin dari KLH. Selanjutnya Limbah Oli tersebut diambil oleh Pengolah Limbah B3 yang telah mendapatkan Ijin dari KLH untuk melakukan pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan LB3, dan sebanyak 3% dari limbah Oli, dimanfaatkan sebagai bahan pencampur ANFO pada proses peledakan. (EN22)
Selain evaluasi emisi, Perseroan secara berkelanjutan mengelola limbah B3 secara hati-hati sesuai peraturan perundangan yang berlaku
• •
Di Tahun 2011 tidak ada kejadian tumpahan limbah B3 yang mencemari lingkungan (EN23) Perseroan tidak pernah melakukan ekspor maupun impor limbah B3 yang termasuk dalam kategori Basel Convention Annex I,II, III dan VII. Limbah Perseroan tidak ada yang masuk pada kategori konvensi tersebut. (EN24)
Dampak pencemaran lain yang muncul dari kegiatan penambangan adalah partikel debu halus dari tanah dan batubara pada proses pengangkutan dari areal tambang ke areal penumpukan di lokasi penambangan maupun ke pelabuhan. Langkah yang dilakukan untuk meminimalisir dampak pencemaran atas aktifitas transportasi hasil tambang adalah : (EN26, EN29) • Melakukan penyemprotan batubara di belt conveyor sebelum dimasukkan ke dalam alat transportasi • Mengurangi muatan dan kecepatan kendaraan • Perawatan/pemeliharaan peralatan alat berat dan truk secara teratur untuk mengurangi gas polutan. • Melakukan penyemprotan jalan transportasi tambang.
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Untuk menjaga lingkungan di areal kegiatannya, Perseroan melakukan sejumlah kajian dan penelitian yang sekaligus merupakan bagian proses evaluasi kondisi lingkungan area pertambangan dan sekitarnya, serta pengembangan potensi lingkungan pertambangan di masa mendatang. Beberapa kegiatan penelitian dan pengembangan bidang lingkungan yang dilaksanakan pada tahun 2011 adalah :
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
•
•
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Used oil waste is first stored in a temporary waste dumpsite that has a permit from the Environment Ministry. Further, such waste is collected by Hazardous Waste Processing Company that is licensed by Environment Ministry to collect, transport and process such waste. Three percent (3%) of used oil waste is processed as ANFO mixture for explosives. (EN22) In 2011 there was no hazardous waste spill that may have contaminated the environment. (EN23)
Besides evaluating emission, the Company continually manages hazardous toxic waste as dictated by the law.
•
The Company never exports or imports hazardous and toxic wastes classified under Basel Convention Annex I, II, III and VII. The Company’s wastes do not fall into the Convention categories. (EN24)
Other pollutants produced by mining activities are fine dust particles from the soil and coal when transported from the mine to mine stockpile or port. To minimize pollution caused by product transporting activities, the Company: (EN26, EN29) • Sprays coal on conveyor belt prior to loading to transportation means; • Reduces vehicle load and speed; • Regularly maintains heavy equipment and trucks to reduce pollutant gas; • Sprays mine roads.
Environmental Research and Development To preserve the surrounding environment, the Company conducts a series of studies and researches to evaluate the condition and to develop the potentials of the surrounding areas. Towards this end, in 2011 the Company conducted the following activities: •
To support used mine revegetation, the Company developed and mass-produced Mikoriza Arbuskula. Mikoriza helps plants to
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health Environment Protection
•
•
thrive better and increase their resistance to water stress and root diseases. The Company is also developing tissue culture for multiplying plants (particularly those that are not generatively easy to multiply), and producing identical plants in a large quantity in a relatively short time. Used oil is a hazardous and toxic waste with a low economic value. Aware of the fact that being the same carbon compound used oil can replace diesel oil in ANFO mixture (EN2, EN22), the Company processes used oil in ANFO mixture to be used as explosives. This activity is licensed by Environment Minister Decree No. 92/2010 on Permit to Process Used Lubricant as Fuel for Explosives (ANFO) in PT Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim Mine.
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
•
•
•
The benefits of this activity are: a. The energy resulted is almost the same as in the use of diesel oil. b. The fume produced is almost the same as in the use of diesel oil. c. The ANFO produced is of black and white color, making it very easy to determine whether or not the composition is right. d. Storing process is short, reducing the risk of environmental contamination. e. Saving fuel (diesel oil). f. Implementing 3R program: Reduce, Reuse, Recycle. •
•
The Company carries out revegetation by oil palm and direct revegetation test and trial. The obstacles in used mine site are the inadequate nutrient content of the soil and the abundance of wild animals in the location.
Prior to land clearing, local ecosystem is conserved by identifying and documenting the flora and fauna, taking local and rare plant species by rotating system to be collected in the nursery or replanted during revegetation activity.
In addition to those activities towards environmental protection, the Company practises Green Mining by planting trees outside the mining sites and stocking fish in the rivers together with the local people.
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
127
Implementasi & pengembangan Mikoriza untuk medukung revegetasi lahan bekas tambang. Perseroan telah mengembangkan mikoriza Arbuskula dalam kegiatan pembibitan tanaman dan telah melakukan produksi massal. Dengan dikembangkannya mikoriza ini tanaman menjadi lebih subur dan ketahanan tanaman terhadap stres air maupun serangan penyakit akar meningkat. Perseroan juga sedang mengembangkan teknik Kultur Jaringan yang bertujuan membantu memperbanyak tanaman (khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakan secara generatif), menghasilkan tanaman yang bersifat identik dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat. Pemanfaatan Oli bekas untuk peledakan (pencampuran ANFO) (EN2, EN22) Oli bekas adalah limbah B3 yang bernilai ekonomis rendah, dengan didasari bahwa Oli bekas sebagai sesama senyawa karbon dapat dijadikan sebagai pengganti solar pada campuran ANFO, maka PTBA melakukan pengembangan dengan memanfaatkan Oli bekas sebagai bahan pencampur ANFO. Kegiatan ini sudah mendapatkan ijin dari KLH sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 92 Tahun 2010 tentang Izin Pemanfaatan Pelumas Bekas Untuk Bahan Bakar Pembantu Dalam Peledakan (ANFO) PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Pertambangan Tanjung Enim. Manfaat pelaksanaan kegiatan adalah : a. Energi yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan jika menggunakan solar. b. Fumes yang dihasilkan sama dengan menggunakan solar. c. ANFO yang dihasilkan akan berwarna hitam campur putih sehingga sangat mudah menentukan apakah komposisinya sudah sesuai atau tidak. d. Proses penyimpanan menjadi singkat, mengurangi resiko pencemaran lingkungan. e. Penghematan pemakaian BBM (solar). f. Implementasi program Reduce, Reuse, Recycle (3R).
•
Melakukan revegetasi dengan tanaman sawit dan ujicoba revegetasi secara direct. Kendala yang dihadapi untuk kegiatan ini di lahan bekas tambang adalah kondisi lahan yang miskin unsur hara dan masih banyaknya hewan liar di sekitar lokasi kegiatan.
•
Melakukan konservasi tanaman lokal. Sebelum kegiatan pembukaan lahan dimulai, dilakukan kegiatan identifikasi dan dokumentasi Flora dan Fauna yang ada di daerah tersebut, kemudian dilakukan pengambilan beberapa jenis spesies tanaman lokal dan langka dengan system puteran untuk dikoleksi di Pusat Pembibitan atau ditanam kembali pada kegiatan revegetasi.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
128
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Selain melaksanakan langkah-langkah Perlindungan tersebut, Perseroan mengimplementasikan pola Green Mining dengan melakukan penanaman pohon-pohon di luar areal tambang dan penebaran ikan di badan sungai bersama masyarakat. Perseroan juga melakukan sosialisasi lingkungan melalui pelatihan lingkungan, spanduk, baliho, study banding (bench marking), buku dan majalah lingkungan, poster, dan presentasi lingkungan. Sebagai wujud komitmen manajemen terhadap lingkungan dan pascatambang, sesuai standar akuntansi keuangan (PSAK 33), Perseroan menyusun dokumen provisi lingkungan.
The Company provides environment-related training sessions, presentations, books and magazines, puts up banners, posters, makes comparative study (benchmarking). As proof of the management commitment towards the environment and postmining area, in accordance with financial accounting standard (PSAK 33), the Company writes up an environment commission document.
Kami mengimplementasikan pola Green Mining secara terpadu dalam kegiatan penambangan
The Company implements an integrated Green Mining concept in its mining operations
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health Environment Protection
Environmental Monitoring The surrounding environmental condition is regularly monitored in order to minimize any probable damage to the environment and to mitigate environmental risks. Environmental monitoring entails water quality, air quality, soil quality, soil contamination, erosion, wildlife and water biota living in the vicinity of the mines. In 2011, the Company conducted the following routine monitoring activities:
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
129
Pemantauan Lingkungan Perseroan melakukan pemantauan secara rutin terhadap kondisi lingkungan di sekitar area penambangan dengan tujuan meminimalisir kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi, sekaligus sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko lingkungan. Kegiatan pemantauan lingkungan yang dilakukan meliputi antara lain pemantauan kualitas air, kualitas udara, kualitas tanah, pencemaran tanah, erosi hingga satwa liar dan biota air yang hidup di sekitar area pertambangan. Pada tahun 2011, Perseroan melakukan aktifitas pemantauan rutin sebagai berikut:
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
130
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Pada tahun 2011, Perseroan melakukan aktifitas pemantauan rutin sebagai berikut: In 2011, the Company conducted the following routine monitoring activities:
JENIS PEMANTAUAN 1 Kualitas Air Water Quality
2 Kualitas Udara Ambient Ambient Air Quality 3 Emisi Udara (sumber tidak bergerak) Air Emission (non-moving sources) 4 Kualitas Tanah Soil Quality 5 Revegetasi Revegetation 6 Lingkungan kerja Working Environment 7 Tanah Pucuk Top Soil 8 Swa bakar Spontaneous Combustion 9 Erosi Erosion 10 Infeksi Saluran Pernafasan Akhir (ISPA) Upper Respiratory Tract Infection 11 Satwa Liar Wildlife 12 Biota Air Water Biota Sosial, Ekonomi dan Budaya 13 Social, Economy and Culture
JUMLAH TITIK PANTAU MONITORING POINTS 39
10 5
FREKUENSI PEMANTAUAN DILAKUKAN PIHAK INDEPENDEN Dua kali sebulan (oleh Pihak 3 dan Lab PTBA), Untuk pH dan debit air dilakukan setiap hari* Bi-weekly (by 3rd party and PTBA Lab) Daily for water pH and discharge* Sekali sebulan Monthly Setiap Triwulan Quarterly
9 8 15 7 10 9 3
Dua kali setahun Semi-annually Dua kali setahun Semi-annually Sekali sebulan* Monthly * Sekali sebulan* Monthly * Kontinyu* Continuously * Sekali sebulan* Monthly * Dua kali setahun Semi-annually
10 10
Dua kali setahun Semi-annually Dua kali setahun Semi-annually
10
Sekali setahun Monthly *
*Dilakukan oleh PTBA
•
•
•
Pemantauan Keanekaragaman Hayati (Plankton, Benthos dan Nekton) di badan perairan sekitar lokasi kegiatan Pemantauan dilaksanakan oleh pihak ke-3 (PPLH Unsri), dengan hasil menunjukan secara umum cukup baik dan masih dapat mendukung kehidupan biota perairan. Pemantauan Satwa Liar Hasil yang didapat menunjukan bahwa lahan-lahan lokasi bekas penimbunan yang telah direhabilitasi dan direvegetasi telah mampu untuk mendukung kehidupan satwa liar. Pada beberapa lokasi bahkan berhasil ditemui jenis-jenis burung yang termasuk jenis langka dan dilindungi oleh peraturan seperti Elang, Raja udang meninting dan Cekakak. Pemantauan revegetasi Dengan hasil menunjukan secara keseluruhan kegiatan penanaman sudah dilakukan dengan baik dan kegiatan perawatan perlu ditingkatkan.
Keseluruhan hasil pemantauan dan hasil evaluasi yang kemudian dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan menunjukan bahwa semua parameter lingkungan telah memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML). Oleh karena itu, selama tahun pelaporan, tidak ada denda moneter yang dikenakan terhadap Perseroan sebagai akibat pelanggaran atas dilanggarnya regulasi berkaitan dengan pengelolaan lingkungan. (EN28)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
•
Water biodiversity monitoring Surveys that were conducted by PPLH UNSRI indicated that the general condition was good and conducive to water biota life.
•
Wildlife monitoring Survey results showed that rehabilitated and revegetated used mining areas were suitable for wild animals to live in. At several sites some birds of rare species that are protected by the law were found, such as eagle, ’raja udang meninting’ and ’cekakak’.
•
Revegetation monitoring Results disclosed that revegetation had proceeded well but maintenance should be intensified.
Results of monitoring and evaluation conducted according to the established standards show that all parameters are within the range of BML. Therefore, in the year under review there was no fine imposed on the Company in relation to violation of environmental management regulations. (EN28)
104
92
Perlindungan Lingkungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Work Safety and Health
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI
Environment Protection
Cost and Commendation for Environmental Management and Conservation 4500
25 20
In compliance with the law, the Company allocated funds for environmental management and conservation program at an amount to be based on the weight of coal produced. With increased production and the Company’s commitment to environmental conservation, in 2011 the funds allocated for this activity was Rp4,150/ton or a total of Rp204.86 billion, or increased 17.5% from Rp174.34 billion in 2010.
Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, Perseroan telah menyisihkan dana untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang jumlahnya ditetapkan sebagai provisi atas tiap satuan berat batubara yang diproduksi. Seiring dengan peningkatan, produksi dan komitmen Perseroan terhadap kelestarian lingkungan, pada tahun 2011, jumlah provisi yang disisihkan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp4.150/ton, atau total sejumlah Rp204,86 miliar. Jumlah dana tersebut meningkat 17,5% dari tahun lalu, yakni total sebesar Rp174,34 miliar.
Total funds disbursed for environmental management and conservation in 2011 totaled Rp29.81 billion, or went up 2.4% from Rp29.12 billion the preceding year. (EN30)
Jumlah dana yang telah dikeluarkan untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp29,81 miliar. Biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan tersebut meningkat 2,4% dari tahun lalu, yakni sebesar Rp29,12 miliar. (EN30)
2011
1500 0
2010
2005
0 15
5 10
2006
2007
2008
2009
2009 2010
2011 TARIF PROFISI (Rupiah/Ton) PROVISION TARIFF (Rupiah/Ton)
2010
TARIF PROFISI (Rupiah/Ton)
0 5
2009
4500 3969.0
5 0
131
Biaya dan Penghargaan untuk Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan
3000
30
Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
4082.0
4100.0
4150.0
3000
Biaya Pemantauan Biaya Pengelolaan Total Biaya lingkungan 2477.0
2469.0
2200.0
1500
0
0
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
5
0
Biaya Lingkungan 2009-2011 environment cost 2009-2011
Biaya Pemantauan Biaya Pengelolaan Total Biaya lingkungan 28,53
29,41
29,12
29,81
2011
24,19
23,65
2010 2009
28,53
29,41
0,60
29,81
2011
24,19
23,65 0,54
29,12
2010
0,40
Biaya Pemantauan
2009 Biaya Pengelolaan
Total Biaya lingkungan
PT Bukit Asam Tbk 0,54
0,60
0,40
. 2011 Sustainability Report
2011
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
132
Profile
Atas berbagai upaya-upaya perlindungan lingkungan tersebut Perseroan kemudian meraih beberapa penghargaan dalam pengelolaan lingkungan, yaitu:
Peringkat Hijau untuk PROPER Pusat maupun Provinsi Sumsel Peringkat Aditama untuk kategori Enviro Award dari Kementrian ESDM
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
For its continued efforts in environmental conservation the Company received several environmental management awards: •
• •
50 Tata Kelola Keberlanjutan
•
PROPER Green Rating from the Central Government and South Sumatera Provincial Administration Aditama Rating of Enviro Award from the Ministry of Energy and Mineral Resources
Laporan Pelaksanaan Reklamasi dan Rehabilitasi
Progress Report of Reclamation and Rehabilitation Program
Pembukaan lahan dan proses reklamasi areal tambang Perseroan telah dilaksanakan sesuai dengan butir-butir ketentuan pada UU No. 4 Tahun 2009 dan Permen No 18 tahun 2008 mengenai Reklamasi dan penutupan Tambang yang menegaskan bahwa: i. Pembukaan lahan dilakukan bertahap; ii. Ada proses pembentukan Slope & Back Slope; iii. Membuat saluran, check dam, Rip Rap; iv. Melakukan penanaman Cover Crop; v. Menggunakan Incenerator untuk limbah; vi. Melaksanakan Bioremidiasi, pengapuran, wetland untuk limbah cair dan vii. Mebuat kolam pengendap. Dengan demikian seluruh (100%) areal penambangan harus telah tercakup dalam rencana penutupan tambang (mining closure) secara terinci. Seluruh ketentuan tersebut telah dipenuhi oleh Perseroan seperti diuraikan pada bagian “Perlindungan Lingkungan” diatas. (MM10)
Land clearance and mining area reclamation have been carried out pursuant to the provision of Law No. 4/2009 and Minister Regulation No. 18/2008 concerning Reclamation and Mine Closure which required the following: i. Gradual land clearance; ii. Slope & back slope; iii. Canal, check dam, rip rap; iv. Cover crop; v. Incinerator for hazardous waste; vi Bioremediation, calcification, and wetland for liquid waste; vii. Sedimentation pool. Thus the whole (100%) mining area should have been included in the closure plan (mining closure) in detail. The entire provision has been met by the Company as described in section “Environmental Protection” above. (MM10)
Perseroan kemudian melangkah lebih jauh dan menjadi pelopor dalam hal pelestarian lingkungan dan rehabilitasi pasca tambang dengan menetapkan serta merancang daerah pascatambang seluas 5.394 ha menjadi Taman Hutan Raya (TAHURA). Pelaksanaan program reklamasi dan rehabilitasi lahan pascatambang mengacu pada Rencana Induk Wilayah Pertambangan (RIWP) yang telah dibuat sejak tahun 1994 serta Master Plan pemanfaatan lahan bekas tambang batubara sebagai Tahura Enim. Rencana ini kemudian dikukuhkan untuk dilaksanakan melalui program jangka panjang, secara bertahap dan berkelanjutan, dalam bentuk Perda. (MM1, MM2, MM10)
The Company took a step further and pioneered in environmental conservation and post-mining rehabilitation by designating and designing a postmining area of 5,934 hectares to serve as People’s Forest Park (Taman Hutan Rakyat or TAHURA). The implementation of post-mining reclamation and rehabilitation program was in keeping with Mining Area Master Plan devised in 1994 and master plan for utilizing post-mining area as Tanjung Enim People’s Forest Park (Tahura Enim). A regional government regulation confirmed this plan to be a long-term, gradual and ongoing program. (MM1, MM2, MM10)
Perseroan kemudian melaksanakan program pembangunan Tahura Enim sesuai dengan Perda Kabupaten Muara Enim No. 4 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Batubara PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk di Kabupaten Muara Enim, dengan membagi area pasca tambang menjadi 3 blok, yaitu : 1. Blok Perlindungan (766,40 Ha) 2. Blok Koleksi Tanaman (2.973,14 Ha) 3. Blok Pemanfaatan (1.655,03 Ha)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
The Company continued with the construction of Tahura Enim in accordance with Muara Enim Regional Government Regulation No. 4/2004 concerning Converting Used Coal Mining Area of PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk in Muara Enim Regency, dividing the post-mining area into three blocks: 1. Protection Block (766.40 Ha) 2. Plant Collection Block (2,973.14 Ha) 3. Exploitation Block (1,655.03 Ha)
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health Environment Protection
Receiving/Recreational Zone 4. Utility Zone 5. Plantation Forest Zone 6. Collection Garden Zone 7. Fruit Garden Zone 8. Cattle Breeding Zone 9. Water Recreation Zone 10. Productive Research Zone 11. Agro-forestry Zone 12. Fishery Zone 13. Camping Zone 14. Animal Zone In 2011, the following post-mining reclamation activities for Tahura Enim were carried out: •
In Receiving Zone: -Setting up a tissue culture laboratory to cultivate prime seedlings such as rubber, oil palm, etc. -Relocating people and public cemetery from areas to be made Tahura buffer zone or green belt. A new site for public cemetery has been prepared by the Company. -Continuing the construction of sportshall, bowling alley, jogging track and futsal court.
•
In Utility Zone: -Proceeding with the construction of an integrated office of WSH & Environment Work Unit and BWE System.
•
In Productive Research Zone: -Conducting a local field survey jointly with Bengkulu University. -Conducting research on intercrop plants jointly with UNSRI at Banko Barat.
•
In Plantation Forest Zone, Performing plant enrichment with local plants with high economic value in Air Laya and Banko Barat. Replacing pioneer plants (acasia) with teak, sengon, puspa, durian, etc.
•
Reviewing Tahura Enim master plan -Synchronizing Tahura location with productive forest zone under permit to use productive forest zone.
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
133
Zona Penerima/Rekreasi 4. Zona Sarana Prasarana 5. Zona Hutan Tanaman 6. Zona Kebun Koleksi 7. Zona Kebun Buah 8. Zona Peternakan 9. Zona Wisata Air 10. Zona Penelitian Produktif 11. Zona Pertanian/Agroforestry 12. Zona Perikanan 13. Zona Bumi Perkemahan 14. Zona Satwa Pada tahun 2011, program reklamasi lahan pascatambang sebagai Tahura Enim yang telah dilaksanakan adalah: •
Pada Zona Penerima: -- Pembuatan laboratorium Kultur Jaringan untuk mengembangkan jenis-jenis bibit yang unggul seperti: katet, sawit, dan lain-lain. -- Proses pelaksanaan relokasi penduduk dan TPU untuk dijadikan buffer zone Tahura (jalur hijau). Perseroan juga menyiapkan lahan TPU yang baru. -- Menyelesaikan pembangunan Gedung olah raga, sarana olah raga Bowling, jogging track dan Futsal.
•
Pada Zona Sarana dan Prasarana -- Melanjutkan rencana pembuatan kantor terpadu untuk Satker K3 dan BWE System.
•
Pada Zona Penelitian Produktif -- Melakukan kerjasama penelitian lapangan lokal dengan Universitas Bengkulu. -- Melakukan kerjasama penelitian jenis-jenis tanaman jarak dengan UNSRI di IUP Banko Barat.
•
Pada zona Hutan Tanaman, Perseroan melakukan pengkayaan tanaman dengan jenis tanaman lokal yang bernilai ekonomis tinggi, baik di Airlaya maupun di Banko Barat. Perseroan mengganti tanaman pioneer (Akasia) dengan Jati, Sengon, Puspa, tanaman durian dan lain-lain.
•
Melakukan review master plan TAHURA ENIM. -- Dalam review ini Perseroan melakukan sinkronisasi lokasi rencana TAHURA dengan kawasan hutan produksi dengan kewajiban izin pakai kawasan hutan produksi.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
134
Profile
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
92 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
104
Perlindungan Lingkungan
Work Safety and Health Environment Protection
136
155
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Corporate Social Responsibility Program
135
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
136
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
PROGRAM program TANGGUNG tanggung JAWAB jawab SOSIAL sosial DAN dan LINGKUNGAN lingkungan SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITY PROGRAM
Peningkatan bantuan bidang pendidikan, pembangunan prasarana penunjang dan pelibatan pemangku kepentingan dalam penyaluran dana PKBL dan Bina Wilayah sebagai wujud komitmen Perseroan dalam memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan secara berkesinambungan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan Environment Protection
136
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
155 Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Work Safety and Health
137
Corporate Social Responsibility Program
Extensive educational subsidies, infrastructure construction and stakeholder engagement in channeling PKBL and Area Development funds reflect the Company’s commitment to maximizing its contribution to the sustainable improvement of community well-being and environmental conservation.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
138
Profile
PTBA secara konsisten terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dengan menjalankan berbagai program yang berfokus pada peningkatan taraf hidup masyarakat maupun upaya pelestarian lingkungan. Untuk itu, Perseroan menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI No. PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan sesuai Surat Edaran No. SE-07/MBU/2008 tentang pelaksanaan PKBL. Selain Program PKBL Perseroan menjalankan program Bina Wilayah sebagai perwujudan Penerapan Pasal 74 UndangUndang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perseroan telah merumuskan pola kebijakan jangka panjang yang terintegrasi dalam bentuk “Pedoman CSR PTBA”, yang telah disahkan oleh Direktur Utama PTBA pada akhir 2009 yang mencakup enam fokus kegiatan, yaitu: (1) ekonomi, (2) lingkungan, (3) hak azasi manusia, (4) praktik ketenagakerjaan dan kelaikan kerja, (5) tanggung jawab produk, dan (6) kemasyarakatan. Keenam fokus kegiatan tersebut mengacu kepada kaidah internasional mengenai keberhasilan implementasi CSR yang ditetapkan oleh Global Reporting Initiatives (GRI), yang dirumuskan dalam strategi implementasi yang dilandasi oleh etika/norma bisnis yang berlaku, meliputi: • Pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal serta masyarakat secara luas. • Peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup, termasuk restorasi lahan pasca tambang. • Jaminan pelaksanaan non diskriminasi dan penghargaan hak azasi manusia. • Penerapan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja serta upaya peningkatan kesejahteraan karyawan. • Penerapan jaminan keamanan penggunaan produk dan kepuasan pelanggan. • Menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat yang dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Perseroan menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan pihak lain yang berkompeten dalam perencanaan dan pelaksanaan program, serta melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring program, serta melaksanakan program yang berdampak langsung terhadap upaya pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di lingkar tambang. Tujuannya adalah memberi kejelasan mengenai arah dan pedoman pelaksanaan kegiatan CSR, optimalisasi kinerja, kesesuaian dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat, serta peningkatan keberdayaan dan kemandirian masyarakat. Melalui peningkatan kualitas pelaksanaan CSR ini diharapkan masyarakat semakin merasa ikut memiliki dan menjaga keberadaan Perseroan seluruh program perusahaan berjalan dengan baik memberi manfaat timbal balik dengan masyarakat disertai terjaganya lingkungan sekitar.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
The Company consistently intensifies its Social and Environmental Responsibility Program in terms of quantity and quality by organizing various activities focused on improving the community living standard and natural conservation. For this purpose, the Company carries out Partnership and Community Development Program pursuant to State-Owned Enterprises Minister Regulation No. PER-05/MBU/2007 on SOE Partnership with Small-Scale Businesses and Community Development Program and SOE Minister Circular No. SE-07/MBU/2008 on the implementation of Partnership and Community Development Program. The Company also carries out Area Development Program to comply with the provision of Article 74 of Corporate Law No. 40/2007. The Company has formulated a long-term integrated policy in the form of PTBA CSR Guidelines that were endorsed by the President Director at the end of 2009. The guidelines focus on six main areas: (1) economy, (2) environment, (3) human rights, (4) employment practices and proper work conditions, (5) product responsibility, and (6) society. These six main activities are in line with international standards of CSR implementations as set by Global Reporting Initiatives (GRI), and formulated in the implementation strategy based on business ethics/ norms generally applied: • Sustaining economic development and community empowerment to improve the welfare of local community and public at large. • Showing concern for environmental conservation, including restoration of post-mining areas. • Guaranteeing non-discrimination and respect for human rights. • Ensuring good healthcare and work safety as well as employee welfare improvement. • Ensuring product safety and consumer satisfaction. • Nurturing a harmonious relationship with local community by applying good corporate governance principles. The Company cooperates with the Local Administration and other competent parties to plan and execute its programs, and invites the local community to join in the planning, executing and monitoring of the programs that directly affect the empowerment of the socio-economic life of the mining community. This is aimed at giving direction towards carrying out CSR activities, optimizing performance, adjusting to the needs and interests of the community, and boosting the community’s potentials and self-reliance. The community
92
104
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
136
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Environment Protection
155 Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Work Safety and Health
139
Corporate Social Responsibility Program
is thus expected to have a sense of belonging and safeguard the existence of the Company so it can continue its business operations in a harmonious standing with the community and natural surrounding. In Partnership Program, during the year the Company attempted to make its fostered partners more selfreliant and assisted in marketing their products in wider areas. The Company used three methods of channeling the increasing amount of program funds to cover wider areas, increase fund absorption and improve turnover rate. The three methods are direct disbursement, direct disbursement to business clusters and disbursement through reliable partners. In Community Development Program, the Company encouraged and engaged the surrounding community in designing, executing and monitoring the socio-economic empowerment program through “Musrenbang” Program. To speed up the community self-reliance, the Company gave priority to educational activities and invited community members to build the facilities and amenities they required. The Company also initiated “Ayo Sekolah = Let’s Go to School” campaign by giving scholarship to less fortunate students of elementary and junior high schools in the Ring 1 area to enable them to further their studies to senior high schools. The Company also participated in “BUMN Peduli = SOE Cares” program which was coordinated by related government agencies. While in Area Development Program, the Company intensified its direct or indirect participation in the construction of facilities and utilities, and in social activities.
Partnership and Community Development Program The objective of Partnership Program is elevating the resilience and self-reliance of small-scale businesses and cooperatives in the surrounding area through financial aid from the Company’s profit. Community Development Program is aimed at improving the community living standard by helping them realize the importance of education, social interaction and living in harmony with natural surrounding.
Untuk Program Kemitraan, pada tahun 2011 Perseroan mentargetkan peningkatan kemandirian mitra binaan seraya membantu perluasan penjualan produk mitra binaan di berbagai wilayah. Seiring dengan peningkatan dana kelolaan, Perseroan melaksanakan tiga pola penyaluran untuk memperluas cakupan, meningkatkan serapan anggaran dan memperbaiki tingkat kolektibilitas. Ketiga pola penyaluran tersebut adalah penyaluran langsung, penyaluran langsung dalam rangka pembentukan cluster usaha dan kerjasama penyaluran dengan mitra yang kompeten. Untuk Program Bina Lingkungan, Perseroan semakin aktif mengajak dan melibatkan peran-serta masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring program pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di lingkar tambang, melalui Program “Musrenbang”. Guna mempercepat kemandirian masyarakat, Perseroan menjadikan bidang kegiatan pendidikan menjadi prioritas, bersama-sama dengan pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana yang diperlukan. Dalam Bidang Pendidikan, Perseroan menginisiasi pelaksanaan program “Ayo Sekolah”, yakni program pemberian beasiswa pendidikan tingkat SD, SMT dan SLTA bagi siswa kurang mampu di ring 1 dengan sasaran siswa bersangkutan dapat menyelesaikan pendidikan hingga setingkat SLTA. Perseroan juga berpartisipasi dalam pelaksanaan program BUMN Peduli yang dikoordinasikan oleh instansi terkait. Sementara untuk Porgram Bina Wilayah, Perseroan semakin meningkatkan peran sertanya dalam pembangunan fisik sarana maupun prasarana secara langsung maupun tidak langsung, selain meningkatkan perannya dalam kegiatan kemasyarakatan.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Sasaran yang dituju dari pelaksanaan Program Kemitraan PTBA adalah peningkatan kemampuan usaha kecil dan koperasi di sekitar wilayah operasi Perseroan agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Perseroan. Sedangkan sasaran dari kegiatan Bina Lingkungan adalah tumbuhnya kehidupan masyarakat yang sejahtera melalui pemberian bantuan bagi tumbuh dan berkembangnya kesadaran akan perlunya pendidikan, interaksi sosial dan keselarasan dengan kelestarian lingkungan. Melalui kedua program PKBL tersebut, Perseroan meyakini akan terjadinya eskalasi pertumbuhan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar menjadi lebih berdaya dan mandiri serta terpeliharanya hubungan yang harmonis dan berkesinambungan antara perusahaan dengan masyarakat.
Through these two programs the Company is confident it is able to improve the socio-economic well-being of the community and enhance their self-reliance and competence, and to preserve a harmonious relationship between the Company and the community.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
140
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
MAIzAL GAzALI General Affairs and HRD Director
MUHAMMAD HATTA Corporate Social Responsibility
ACHMAD ABBAS Kemitraan dan Bina Lingkungan
TEGUH BUDI SANTOSO Tanggung-Jawab Sosial Lingkungan
PAPPY TYAS RUDATI Evaluasi & Pelaporan
Bina Lingkungan
Kemitraan
Keuangan
Akuntansi
Bina Komunitas
Bina Wilayah
Struktur Organisasi Pelaksana PKBL
PKBL Organization Structure
Perseroan membentuk satuan kerja khusus yang menangani pelaksanaan program dan dipimpin oleh seorang Senior Manajer yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur SDM dan Umum, untuk menjamin efektivitas pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Adapun struktur organisasi penanggung jawab atas pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan adalah sebagai berikut.
To ensure that Partnership and Community Development Program is run effectively, the Company sets up a special task force to handle this program, led by a senior manager who is directly responsible to HR and General Affairs Director. The organization structure of people in charge of Partnership and Community Development Program is as follows:
Visi Perseroan dalam pelaksanaan PKBL adalah: “Mewujudkan masyarakat yang sejahtera, mandiri dan berwawasan lingkungan” Sedangkan Misi Perseroan dalam pelaksanaan PKBL adalah: • Mendukung program pemerintah untuk meningkatkan taraf ekonomi, sosial, pendidikan masyarakat serta pelestarian lingkungan • Memberdayakan potensi lokal dan memperluas pasar untuk perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar Perusahaan. • Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung rencana jangka panjang perusahaan dan pengembangan lokasi pasca tambang. Sepanjang tahun 2011, Perseroan telah merealisasikan penyaluran dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berjumlah Rp145,20 miliar (tidak termasuk biaya operasional), naik 55,4% dari penyaluran total dana PKBL tahun 2010, sebesar Rp93,42 miliar. Sedangkan untuk program Bina Wilayah, pada tahun 2011 telah direalisasikan biaya sebesar Rp38,6 miliar. Rincian penyaluran dana PKBL adalah sebagai berikut.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
The corporate vision of carrying out Partnership and Community Development Program is “to build a prosperous, self-reliant and environment-conscious society”.
While its mission in Partnership and Community Development Program includes: • Supporting government programs to elevate the community economic, social and educational level as well as to conserve the environment. • Optimizing local potentials and expanding market to provide job opportunities for members of the surrounding community. • Inviting public participation in realizing the Company’s long-term business plan and postmining development. In 2011, the Company disbursed funds for Partnership and Community Development Program amounting to Rp145.20 billion (excluding operating costs), up 55.4% from 2010 which was recorded at Rp93.42 billion. For Area Development a total of Rp38.6 billion was disbursed in 2011. Breakdown of PKBL funds disbursed in 2011 is as follows:
92
104
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
136
155
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Environment Protection
Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Work Safety and Health
141
Corporate Social Responsibility Program
PENYALURAN DANA KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PARTNERSHIP AND COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM FUNDS PERIODE SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011
UP TO 31 DECEMBER 2011 (IN MILLION OF RP)
URAIAN
I
2010
Penyaluran Dana Kemitraan A. Pinjaman - Industri - Perdagangan - Pertanian - Peternakan - Perkebunan - Perikanan - Jasa - Lainnya - Kerjasama B. Pembinaan - Industri - Perdagangan - Pertanian - Peternakan - Perkebunan - Perikanan - Jasa - Lainnya
1,565 8,292 0 235 0 3,320 667 51,348 65,427 1,232 340 57 36 12 26 140 463 2,304
Jumlah - a
Jumlah - b
REALISASI S/D DES 2011 DISBURSED FUNDS UP TO DECEMBER 2011 660 6,650 2,770 15 185 15 1,330 84,812 96,437 1,450 564 6 411 77 2,508
Jumlah Penyaluran Program Kemitraan - I II Penyaluran Dana Bina Lingkungan - Program bantuan Bencana Alam - Program bantuan Pendidikan & Pelatihan - Program bantuan Kesehatan Masyarakat - Program bantuan Sarana & Prasarana Umum - Program bantuan Sarana Ibadah - Program bantuan Pelestarian Alam - Program bantuan lainya - Partisipasi Program BUMN Peduli
67,731 868 8,457 1,993 10,173 4,082 114
98,945 106 14,596 3,864 20,083 4,177 431 0 3,000
Jumlah - II
25,687
46,257
93,418
145,202
Jumlah Seluruh Penyaluran PKBL
I + II
DESCRIPTION
I
Partnership Fund A. Loan - Industry - Trading - Agriculture - Cattle breeding - Plantation - Fishery -Services -Others -Joint venture Total - a B. Development Fund - Industry - Trading - Agriculture - Cattle breeding - Plantation - Fishery -Services -Others Total - b Total fund to parnetship - I
II
Community Development Funds - Natural disaster - Education and training - Public healthcare - Public facilities and utilities - Religious facilities - Natural conservation - Others - Participation in “BUMN Peduli” Program Total Partnership & Community Development Funds
Partnership Program
Program Kemitraan
To continue empowering community economic potentials, the Company focused on strengthening fostered partners’ self-reliance and promoting their products in nine provinces. Partnership Program activities in 2011 were as follows: • Distributing partnership funds to small-scale businesses and cooperatives in nine provinces. • Training small-scale businesses and cooperatives. • Conducting entrepreneurship training programs. • Involving fostered partners in national-scale exhibitions to promote and market their products. • Enhancing fostered partners’ self-reliance and discipline through revolving credit facility.
Perseroan terus berupaya meningkatkan kemandirian mitra binaan sekaligus membantu memperluas penjualan produk mitra binaan di sembilan propinsi. Aktivitas Program Kemitraan tahun 2011 mencakup: • Penyaluran dana kemitraan pada Usaha Kecil Menengah (UKM) dan koperasi di sembilan wilayah propinsi. • Pembinaan usaha kecil dan koperasi melalui program pelatihan. • Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan. • Pengikutsertaan mitra binaan pada berbagai pameran berskala nasional untuk menunjang promosi dan kampanye pemasaran produk mitra binaan. • Peningkatan kemandirian dan kedisiplinan melalui rekonsiliasi piutang Modal Bergulir.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
142
Profile
Pelaksanaan penyaluran dana kemitraan dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan kondisi yang dimiliki oleh calon mitra binaan, yang meliputi karakter, jiwa kewirausahaan yang dimiliki, kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar serta prospek pasar dari komoditas yang dihasilkan. Kriteria jenis komoditas calon mitra binaan yang diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan pembinaan meliputi: • Komoditas yang menjadi andalan daerah. • Komoditas tradisional yang potensial untuk dikembangkan. • Komoditas yang berpeluang ekspor atau berorientasi ekspor. • Komoditas yang dapat menyerap tenaga kerja / padat karya. Selama tahun 2011 program yang telah dilakukan terhadap mitra binaan mencakup: • Penyaluran dana kemitraan dalam bentuk pinjaman lunak, kepada usaha kecil dan koperasi di wilayah Sumatera Selatan yaitu sebesar Rp9,49 miliar atau 67 % dari total dana yang disalurkan kepada 352 unit mitra binaan. Sisanya sebesar 33 % disalurkan ke wilayah provinsi lainnya, yakni Propinsi Lampung sebesar Rp1,50 miliar kepada 106 mitra binaan; DKI Jakarta sebesar Rp0,29 miliar untuk 5 unit mitra binaan; Jawa Barat sebesar Rp0,35 untuk 7 unit mitra binaan. •
•
Pelatihan Manajemen Kewirausahaan kepada calon mitra binaan, di: • Kabupaten Muara Enim, sebanyak 5 (lima) Angkatan pada bulan Pebruari, Maret dan Nopember 2011 • Kabupaten Lahat sebanyak 2 (dua) Angkatan pada bulan April 2011. • Kabupaten OKU sebanyak 2 (dua) Angkatan pada bulan Pebruari dan April 2011. • Kabupaten OKU Timur sebanyak 1 (satu) Angkatan pada bulan Januari 2011. Membantu promosi dan pemasaran produk mitra binaan melalui kegiatan pameran diantaranya: • Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran Gelar Karya PKBL BUMN Expo bulan Maret 2011, di JCC Jakarta • Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran HUT DEKRANAS ke 31 pada bulan Maret 2011 di SMESCO Jakarta • Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran Jambi Expo bulan April 2011 di Kota Jambi. • Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran Inacraft bulan April 2011 di JCC Jakarta • Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran & Bazar HUT PTBA ke 30 bulan April 2011 di Tanjung Enim • Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran ICRA bulan Juli 2011 di JCC Jakarta • Mengikutsertakan Mitra Binaan pada kegiatan Pameran HKSN Expo bulan Oktober 2011 di JCC Jakarta
Pada tahun 2011, Perseroan telah merealisasikan dana Program Kemitraan sebesar Rp98,95 miliar, atau 102,85% dari rencana penyaluran sebesar Rp96,11 miliar. Sedangkan jumlah mitra binaan yang menerima penyaluran dana tersebut berjumah 466 unit Usaha Kecil dan 4 unit koperasi dalam bentuk pinjaman lunak sebesar Rp11,63 miliar dan dalam bentuk biaya pembinaan sebesar Rp2,51 miliar, serta dalam bentuk kerjasama penyaluran sebesar Rp84,81 miliar. PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
The Company is very selective in distributing partnership funds taking into consideration the conditions of prospective partners, evaluating their character, entrepreneurship, socio-cultural condition of the neighboring community and market prospects of the commodity. Priority is given to commodity that supports the Company’s operations: • Commodity that the area relies upon • Traditional commodity with development potentials • Commodity with export potentials or orientation • Labor intensive commodity Throughout 2011 fostered partners benefited from the following program activities: • Distribution of partnership funds in soft loans to small businesses and cooperatives in South Sumatra totaling Rp9.49 billion or 67% of total funds disbursed to 352 fostered business units. The remainder of 33% was channeled to other provinces, i.e. Lampung Rp1.50 billion to 106 units, DKI Jakarta Rp0.29 billion to 5 units, and West Java Rp0.35 billion to 7 units. • Entrepreneurship training for prospective partners in: • Muara Enim Regency, 5 class generations in February, March and November 2011. • Lahat Regency, 2 class generations in April 2011. • OKU Regency, 2 class generations in February and April 2011. • East OKU Regency, 1 class generation in January 2011. • Promoting and marketing fostered partners’ products in various exhibitions: • PKBL BUMN Work Expo in March 2011, JCC Jakarta • DEKRANAS 31st Anniversary Exhibition in March 2011, SMESCO Jakarta • Jambi Expo in April 2011, Jambi • Incraft Exhibition in April 2011, JCC Jakarta • PTBA 30th Anniversary Exhibition & Bazaar in April 2011, Tanjung Enim • ICRA Exhibition in July 2011, JCC Jakarta • HKSN Expo in October 2011, JCC Jakarta In 2011, the Company disbursed Rp98.95 billion in partnership funds, or 102.85% of total allocated funds of Rp96.11 billion. These funds were distributed to 466 small businesses and 4 cooperative units in soft loans amounting to Rp11.63 billion, development funds totaling Rp2.51 billion, and joint effort disbursements of Rp84.81 billion.
92
104
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
136
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Environment Protection
155 Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Work Safety and Health
143
Corporate Social Responsibility Program
Joint effort disbursements were made by SOE and nonSOE groups of disbursing agents. SOE disbursing agents being the coordinators of fund disbursements were PT Perkebunan Nusantara X East Java channeling Rp20 billion, PT Perkebunan Nusantara VII Lampung Rp30 billion, PT Pertani Rp9.54 billion, PT Sang Hyang Sri Rp14.75 billion, and PT Pupuk Sriwijaya Rp9.62 billion. Thus, a total of Rp83 billion was channeled by SOE disbursing agents during the year. Non-SOE disbursing agent in our joint effort was PT Bank Perkreditan Rakyat Sriwijaya Prima who channeled a total of Rp0.91 billion Full report on realized activities and disbursed funds in Partnership Program is presented in 2011 Financial Statement of Partnership and Community Development Program. Total partnership funds in 2011 is recapitulated in the following table:
Kerjasama penyaluran dana PK dilakukan melalui dua kelompok lembaga penyalur, yakni sesama BUMN dan non-BUMN. Kerjasama penyaluran dana PK dengan sesama BUMN yang bertindak sebagai koordinator penyalur (BUMN Penyalur) dilakukan dengan PT Perkebunan Nusantara X Jawa Timur sebesar Rp20,0 miliar; PT Perkebunan Nusantara VII Lampung sebesar Rp30,0 miliar; PT Pertani Rp9,54 miliar; PT Sang Hyang Sri Rp14,75 miliar; PT Pupuk Sriwijaya Rp9.62 miliar. Sehingga total dana penyaluran melalui BUMN Penyalur di tahun 2011 adalah sebesar Rp83,miliar. Sedangkan total dana yang disalurkan melalui kerjasama penyaluran dengan lembaga non-BUMN dilaksanakan oleh PT Bank Perkreditan Rakyat Sriwijaya Prima, dengan dana yang disalurkan sebesar Rp0,91 miliar. Uraian selengkapnya mengenai realiasi kegiatan dan biaya Program Kemitraan dapat dilihat pada buku Laporan Keuangan PKBL tahun 2011. Adapun total rekapitulasi penyaluran dana PK selama tahun 2011 ditampilkan pada tabel berikut.
TABEL REALISASI PROGRAM KEMITRAAN (DALAM RP JUTA) REALIZED PARTNERSHIP PROGRAM (IN MILLION RP) 2010
REALISASI S/D DES 2011 DISBURSEMENT TO DECEMBER 2011
• Industri
1.565
660
• Perdagangan
8.292
6.650
• Trading
-
2.770
• Agriculture
URAIAN A. PINJAMAN
• Pertanian
A. LOAN
• Peternakan
235
15
• Perkebunan
-
185
• Perikanan • Jasa • Lainnya • Kerjasama Jumlah
-
15
3.320
1.330
667
-
• Perdagangan
• Industry
• Cattle breeding • Plantation • Fishery • Services • Others
51.348
84.812
• Joint venture
65.427
96.437
Total
1.232
1.450
B. PEMBINAAN • Industri
DESCRIPTION
B. DEVELOPMENT FUND • Industry
340
564
• Pertanian
57
6
• Agriculture
• Peternakan
36
-
• Cattle breeding
• Perkebunan
12
411
• Perikanan
26
-
• Jasa
140
77
• Lainnya
463
-
2.304
2.508
67.731
98.945
Jumlah Jumlah Penyaluran Program Kemitraan
• Trading
• Plantation • Fishery • Services • Others Total Total Disbursement of Partnership Funds
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
144
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Pondok Pindang Bu SrI Sridawati, lebih akrab dipanggil Bu Sri mengawali usaha sejak tahun 1981 dengan mambuka bengkel mobil bersama suaminya, Amir Syamsudin. Modal awal pembukaan bengkel hanyalah Rp1 Juta. Dengan tekad mengembangkan usaha, Pak Amir pada tahun 2005 kemudian merintis pendirian usaha rumah makan yang dikelola oleh istrinya, Bu Sri. Rumah makan yang kemudian dikenal dengan nama Rumah Makan Pondok Pinang Bu Sri berlokasi di Jln Lintas Sumatera, Kelurahan Lebuay Bandung, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat. Rumah makan ini mulai menjadi mitra binaan pada tahun 2005. Sebelum dibina omset harian berkisar sebesar Rp1 juta, setelah dibina, omset harian berkisar antar Rp4 – 5 juta dengan jumlah tenaga kerja yang terserap saat ini adalah 20 orang. Nilai pinjaman awal yang diberikan adalah sebesar Rp90 juta dan nilai pinjaman kedua adalah sebesar Rp70 juta. Pinjaman tersebut digunakan untuk pengembangan tempat usaha, penambahan perlengkapan dan fasilitas tempat usaha dan lain-lain. Kunci kesuksesan usaha, menurut Bapak Amir yang mengidolakan “Mario Teguh” adalah, kepuasan pelanggan dari layanan baik dan terjaganya kualitas serta cita rasa masakan yang disajikan. Bapak Amir dan Ibu Sri juga mengaplikasikan ilmu pengelolaan rumah makan dari pelatihan manajemen dan kewirausahaan yang digagas oleh Satker PKBL Perseroan, senantiasa berupaya meningkatkan skill pribadi maupun para karyawan dan menerapkan motto “keikhlasan, kejujuran dan kerja keras” Selanjutnya Bapak Amir juga mengharapkan agar kerja sama dapat lebih ditingkatkan, baik dalam hal tambahan modal usaha maupun kegiatan pembinaan agar usaha RM Pondok Pindang Bu Sry dapat lebih berkembang, menambah tenaga kerja dan berkontribusi pada peningkatan perekonomian di sekitar tempat usahanya.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan Environment Protection
136
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
155 Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Work Safety and Health
145
Corporate Social Responsibility Program
Bu Sri’s “Pindang” Hut Sridawati, better known as Bu Sri, started her business in 1981 by opening a car workshop with her husband, Amir Syamsudin, with an initial capital of only Rp1 million. Determined to expand their business, in 2005 they opened a restaurant under the management of Bu Sri. The restaurant, located on Jalan Lintas Sumatera, Lebuay Bandung Sub-district, Merapi Timur District, Lahat Regency, was later known as ‘Rumah Makan Pondok Pindang Bu Sri’ . In 2005 this restaurant became the Company’s fostered partner, and its daily turnover increased from previously Rp1 million to Rp4-Rp5 million, and it currently employs 20 people. Initially, the restaurant received a loan of Rp90 million but a second loan was disbursed totaling Rp70 million. The loan was used for enlarging the restaurant, buying additional equipment and appliances, and other purposes. The key to their success, according to Pak Amir who idolizes Mario Teguh, is customer satisfaction which is made possible by satisfactory services and good quality and taste of the food they serve. Pak Amir and Bu Sri also apply good restaurant management technique that they learn from the management and leadership training provided by the Company’s PKBL Task Force. They also keep upgrading their own and the employees’ skill, and adopt “sincerity, honesty and hard-work” motto. Further, Pak Amir also hopes to have a closer working relationship with the Company in terms of additional working capital and upgrading courses to help Rumah Makan Pondok Pindang Bu Sri expand further, add more workers and contribute to the local economic growth.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
74 Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
146
50 Tata Kelola Keberlanjutan
32
Kinerja Ekonomi
Profile
Program Bina Lingkungan
Community Development Program
Program Bina Lingkungan PTBA dielaborasi dalam enam fokus kegiatan, yaitu Program Bantuan Bencana Alam, Pendidikan dan Pelatihan, Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Pembangunan Sarana Umum, Pengembangan Sarana Ibadah dan Pelestarian Alam. Tujuan yang hendak diraih adalah peningkatan standar hidup dan kesejahteraan masyarakat.
PTBA Community Development Program is focused on six main activities, which are Natural Disaster Relief Program, Education and Training, Community Health Improvement, Public Facilities Construction, Religious Facilities Development and Natural Conservation. This program is designed to improve the living standard of the community.
Program ini dilaksanakan dalam berbagai pola yang mencakup: • Penyaluran biaya untuk penyelenggaraan pelatihan. • Pengadaan modal kerja, sarana dan prasarana untuk kelompok usaha bersama. • Penyaluran bantuan dana untuk program peningkatan gizi balita. • Pengadaan bibit dan benih ikan. • Pembinaan pada kelompok usaha bersama (KUB). Perseroan juga menggunakan beberapa parameter sebagai indikator keberhasilan Program Bina Lingkungan, termasuk di antaranya: • Semakin membaiknya kondisi sosial masyarakat yang ada di sekitar perusahaan • Semakin berkurangnya angka komplain atau keluhan dari masyarakat yang berkaitan dengan pemenuhan tanggung jawab sosial Perseroan. • Perusahaan dapat menjalankan kegiatan bisnisnya dengan lancar serta terjalinnya hubungan yang harmonis dengan warga masyarakat sebagai salah satu stakeholder Perseroan. Seiring dengan peningkatan kegiatan Perseroan, total dana yang disalurkan melalui pelaksanaan Program Bina Lingkungan kembali mengalami peningkatan yang tinggi, mencapai 76,9% dari Rp25,69 miliar di tahun 2010 menjadi Rp46,3 miliar di tahun 2011. Dana tersebut disalurkan untuk berbagai program kegiatan, seperti tampak pada tabel berikut.
This program has various schemes to distribute financial assistance to be used for: • Organizing training courses. • Providing working capital, facilities and utilities for collective business groups. • Providing nutritious food for toddlers. • Distributing seedling and fish fry. • Guiding and counseling collective business groups. The Company uses a series of parameter as success indicators of Community Development Program, including: • Better social condition of the surrounding community • Less complaints from the community in relation to the fulfillment of the Company’s corporate social responsibility • Smooth running of the Company’s operations in a harmonious association with members of the community being one of the stakeholders of the Company Along with the Company’s growing operations, funds for Community Development Program increased significantly by 76.9% from Rp25.69 billion in 2010 to Rp46.3 billion in 2011. The funds were disbursed to finance various activities as shown in the following table.
DANA PROGRAM BINA LINGKUNGAN (DALAM RP JUTA) COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM FUNDS (IN MILLION RP)
BIDANG BANTUAN Bantuan Bencana Alam Bantuan Pendidikan & Pelatihan Bantuan Kesehatan Masyarakat Bantuan Sarana & Prasarana Umum Bantuan Sarana Ibadah Bantuan Pelestarian Alam BUMN Peduli (sembako murah) Jumlah
PT Bukit Asam Tbk
.
2011 (A)
2010 (B)
%
106
868
12
14.596
8.457
173
PROGRAM Natural Disaster Relief Education of neighboring Community
3.864
1.993
194
Community health improvement
20.083
10.173
197
Facilities and amenities development
4.177
4.082
102
Religious facilities assistance
431
114
378
Natural Conservation
180
Total
3.000
-
46.257
25.687
Laporan Keberlanjutan 2011
BUMN Peduli (cheap basic commodities)
92
104
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
136
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Environment Protection
155 Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Work Safety and Health
147
Corporate Social Responsibility Program
In disbursing Community Development funds the Company gives priority to education and public facilities construction to accelerate local community’s self-reliance and stimulate their economic activities.
Perseroan memprioritaskan kegiatan bidang pendidikan dan pembangunan sarana umum dalam penyaluran dana Bina Lingkungan, untuk meningkatkan sinergi dengan penyaluran dana PK. Peningkatan pendidikan dan pembangunan sarana prasarana diharapkan mempercepat kemandirian masyarakat sekitar dan menstimulus kegiatan perekonomian setempat.
In 2011, the Company launched “Ayo Sekolah” (let’s go to school) campaign by giving educational subsidies to underprivileged students with a hope that they may be able to finish their senior high school education to say the least. In this program each student was given an annual subsidy of Rp1,200,000 (elementary school), Rp1,500,000 (junior high school) and Rp1,800,000 (senior high school). Bank savings accounts were opened for the students and subsidies were credited to their accounts. This way the Company assists Bank Indonesia in mobilizing public funds and teaches the students to save (For full information, see ‘Ayo Sekolah’ box).
Pada tahun 2011, Perseroan meluncurkan program ”Ayo Sekolah” yaitu program bantuan biaya pendidikan yang diberikan secara berkelanjutan kepada siswa dari keluarga kurang mampu agar yang bersangkutan dapat menyelesaikan pendidikannya minimal sampai tingkat SLTA. Melalui program ini setiap siswa diberikan bantuan sebesar Rp1.200.000 per tahun untuk tingkat SD; Rp1.500.000 per tahun untuk tingkat SLTP dan sebesar Rp1.800.000 untuk siswa tingkat SLTA. Penyaluran dana diserahkan kepada siswa dalam bentuk buku tabungan dengan tujuan turut mensukseskan program Bank Indonesia dalam hal penghimpunan dana masyarakat serta mendidik para siswa agar gemar menabung. (Selengkapnya lihat Box Text “Ayo Sekolah”)
In the construction of facilities and utilities, the Company runs “Musrenbang” program to build public, educational, health and religious facilities in association with the local administration of Muara Enim and Lahat regencies, involving all relevant parties. All development programs are proposed by the community and district & sub-district administration, discussed and evaluated by the Company and the regency administration. The Company continues to provide financing for healthcare, environment protection, religious activities and natural disaster victims. Details of each activity or program are given below.
Dalam bidang pembangunan sarana dan prasarana Perseroan merealisasikan program ”Musrenbang”, yaitu pelaksanaan program bantuan pembangunan/ perbaikan sarana umum, sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sarana ibadah, bekerjasama dengan pemerintah daerah kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat yang melibatkan secara aktif seluruh pihak terkait. Melalui program ini, item program pembangunan yang berasal dari hasil musyawarah warga masyarakat dan pemerintah di tingkat desa dan kecamatan, dibahas dan dievaluasi bersama antara perusahaan dan Pemerintah Kabupaten. Perseroan juga tetap aktif menyalurkan dana untuk program kesehatan, lingkungan, peribadatan maupun penanggulangan bencana, dengan rincian pelaksanaan kegiatan masing-masing bidang sebagai berikut.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
148
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Pembangunan Sarana Umum
Public Facilities Construction
Melaksanakan beberapa kegiatan terkait penyediaan maupun perbaikan sarana umum, meliputi (EC8): • Pengaspalan jalan umum di Kecamatan Lawang Kidul, sepanjang 9,65 Km. • Pembuatan/perbaikan jalan setapak sebanyak 58 paket, atau sepanjang 12.765 meter, di enam wilayah kecamatan Ring 1, Kab Muara Enim dan Lahat • Pembuatan dan perbaikan parit/drainase lingkungan sebanyak 53 paket, atau sepanjang 13.780 meter, di wilayah kecamatan Ring 1 perusahaan, Kab Muara Enim, Lahat, Lampung dan Ombilin • Pembuatan sarana pemandian umum/MCK sebanyak 9 paket di Kecamatan Ring 1 perusahaan, Kabupaten Muara Enim, Lahat dan Tarahan. • Pembangunan/renovasi Balai Pertemuan/Kantor Desa layanan masyarakat wilayah Kecamatan ring 1 perusahaan, sebanyak 10 paket • Bantuan pembangunan/perbaikan sarana jembatan lingkungan di kecamatan ring 1 perusahaan sebanyak 5 paket di wilayah Muara Enim, Lahat dan Ombilin. • Bantuan sarana prasarana umum lainnya meliputi Truck Sampah (1 unit), gapura kota, peralatan kebersihan, meubiler kantor dan alat perlengkapan untuk Rukun Kematian, sebanyak 30 paket. Untuk program pengembangan sarana dan prasarana umum tahun 2011, terealisasi dana sebesar Rp20,08 miliar.
The Company was engaged in the construction and renovation of the following public facilities: (EC8) • Asphalting public road of 9.65 km in Lawang Kidul District. • Building/repairing 58 packets of footpath totaling 12,765 meters long at six districts within Ring 1 zone in Muara Enim and Lahat Regencies. • Constructing/renovating 53 packets of drainage totaling 13,780 meters within Ring 1 zone in Muara Enim, Lahat, Lampung and Ombilin Regencies. • Making nine packets of public bath facilities within Ring I zone in Muara Enim, Lahat and Tarahan Regencies. • Constructing/renovating 10 packets of community function hall/sub-district office within Ring 1 zone. • Constructing/renovating five packets of neighborhood bridge within Ring 1 zone in Muara Enim, Lahat and Ombilin Regencies. • Donating other public facilities and utilities, such as garbage truck, city gateway/arch, cleaning appliances, Burial Association office furniture and equipment in 30 packets.
Program Pendidikan dan Pelatihan
In 2011 the Company donated Rp20.08 billion for public facilities and utilities.
Perseroan telah melaksanakan program pendidikan dan pelatihan yang mencakup: • Bantuan dana operasional pengelolaan pendidikan SMA, SMK dan Yayasan Taman Kanak-Kanak, Tanjung Enim. • Mengadakan pelatihan mekanik sepeda motor yang diikuti 37 org peserta dari lima Kecamatan ring 1 perusahaan di Kabupaten Muaraenim dan Lahat • Mengadakan pelatihan pengrajin souvenir berbahan baku Lateks di Kota Palembang, kerjasama dengan Balitbangda Sumsel, dengan jumlah peserta sebanyak 75 orang • Pembinaan kelompok budidaya tanaman produktif dan kelompok budidaya ikan air tawar di Kecamatan Lawang Kidul • Bantuan beasiswa untuk mahasiswa berpestasi di dalam dan luar negeri tingkat S1 s/d S3 sebanyak 12 orang; • Menyelenggarakan program ”Ayo Sekolah” (pemberian bantuan biaya pendidikan) kepada 3712 siswa tingkat SD s/d SMA dari KK tidak mampu di seluruh wilayah ring 1 perusahaan; • Renovasi gedung/ruangan belajar SD/SLTP/SLTA di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat, Lampung dan Ombilin sebanyak 31 unit sekolah • Pembangunan ruang Perpustakaan dan ruang Usaha Kesehatan Sekolah, sebanyak 6 unit, di Kecamatan Lawang Kidul
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Education and Training Program The following education and training programs were conducted by the Company: • Donating funds to operate senior high school, vocational school and kindergarten foundations in Tanjung Enim. • Organizing motorcycle mechanic workshop, attended by 37 people from five districts within Ring 1 zone in Muara Enim and Lahat Regencies. • Organizing workshop on latex handicraft in Palembang participated by 75 people, in association with South Sumatera Provincial Administration. • Coaching productive plant cultivation and fresh water fish breeding groups in Lawang Kidul District. • Giving scholarship to well-performing students for graduate and doctoral studies at home and abroad (12 persons). • Running ”Ayo Sekolah” program by giving subsidies to 3,712 underprivileged students from elementary to senior high schools thoughout Ring 1 zone. • Renovating 31 elementary, junior and senior high school buildings/classrooms in Muara Enim, Lahat, Lampung and Ombilin Regencies. • Building six libraries and school clinics in Lawang Kidul District.
92
104
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
136
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Environment Protection
155 Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Work Safety and Health
149
Corporate Social Responsibility Program
• Donating funds for practical work study (KKN) program in 20 packets. Total funds disbursed for education and training program in 2011 amounted to Rp14.59 billion.
•
Penyaluran bantuan dana program Kuliah Kerja Nyata, sebanyak 20 paket
Realisasi dana yang dikeluarkan untuk program pendidikan dan pelatihan selama tahun 2011 berjumlah Rp14,59 miliar rupiah.
Peningkatan Kesehatan Masyarakat Public Health Improvement To complement the health improvement program previously conducted, the Company assisted the community in the following activities: • Organizing mass religious circumcision for 447 underprivileged children in Muara Enim, Lahat and Ombilin Regencies. • Organizing cataract surgery for 17 underprivileged patients in Muara Enim and Lahat. • Presenting talks on illegal drugs and health issues to 4,500 students of elementary to senior high schools in Muara Enim and Lahat Regencies. • Providing surgical assistance for underprivileged people within Ring 1 zone, in three packets. • Providing nutritious food for underprivileged children under the age of five in Muara Enim and Lawang Kidul Districts in collaboration with the local public health centers.
Melanjutkan program kesehatan sebelumnya, Perseroan melaksanakan kegiatan, mencakup: • Melaksanakan kegiatan Khitanan Gratis bagi anak-anak dari KK Prasejahtera di wilayah Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat dan Ombilin. Jumlah anak-anak yang dikhitan pada thn 2011 sebanyak 447 orang. • Bantuan operasi bagi penderita Katarak dari KK prasejahtera di Kabupaten Muara Enim dan Lahat, sebanyak 17 mata. • Melaksanakan kegiatan ceramah Narkoba dan penyuluhan kesehatan yang diikuti oleh 4500 siswa SLTP dan SLTA di Kabupaten Muara Enim dan Lahat • Bantuan operasi bagi pasien dari KK tidak mampu di Kecamatan ring 1 perusahaan sebanyak 3 paket • Pemberian makanan tambahan (Program PMT Penyuluhan) kepada Balita di wilayah Kecamatan Muara Enim dan Kecamatan Lawang Kidul kerjasama dengan Puskesmas setempat. Dana yang direalisasikan untuk kegiatan bantuan bidang kesehatan di tahun 2011 adalah sebesar Rp3,86 miliar rupiah.
Total funds disbursed for public health improvement program in 2011 totaled Rp3.86 billion.
Pengembangan Sarana Ibadah Religious Facilities Development Various programs were launched by the Company, among others: (EC8) • Providing renovation funds for 67 mosques/ mushollas within Ring 1 and Ring 2 zones in Muara Enim, Lahat, Lampung and Ombilin Regencies. • Conducting mental and spiritual building program for the younger generation and the public at large in Tanjung Enim and the vicinity in association with Ikatan Da’i Lawang Kidul (IKDL). • Channeling funds for various religious activities such as MTQ, Islamic art competition, Islamic preaching and Tabliq Akbar, in 20 packets. • Donating funds in six packets to the community within Ring 1 zone for observing Islamic holidays such as Maulid Nabi, Isra Mi’raj, and Islamic New Year. • Donating 12 packets of praying equipment and accessories: loud speakers, prayer mats, furniture and Islamic art instruments. Total funds disbursed for religious facilities development in 2011 totaled Rp4.18 billion.
Dilakukan dengan melaksanakan beberapa kegiatan, yakni: (EC8) • Bantuan perbaikan dan renovasi Masjid/Musholla/TPA sebanyak 67 unit di wilayah kecamatan ring 1 dan ring 2 perusahaan, Kabupaten Muaraenim, Lahat, Lampung dan Ombilin. • Melaksanakan program pembinaan mental spiritual generasi muda dan masyarakat pada umumnya secara berkelanjutan , di wilayah Tanjung Enim dan sekitarnya bekerjasama dengan Ikatan Da’i Lawang Kidul (IKDL) • Bantuan untuk berbagai kegiatan keagamaan sebanyak 20 paket, meliputi lomba MTQ, lomba kesenian islami, ceramah agama islam dan Tabliq Akbar. • Bantuan dana untuk kegiatan peringatan Hari-Hari Besar Islam di kecamatan Ring I perusahaan meliputi Maulid Nabi, Israq Mi’raj, Tahun Baru Islam, sebanyak 6 paket • Membantu peralatan dan perlengkapan ibadah seperti pengeras suara, sajadah, meubiler dan alat kesenian islami, sebanyak 12 Paket. Untuk program pengembangan sarana ibadah tahun 2011, telah direalisasikan dana bantuan sebesar Rp4,18 miliar.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
150
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Pelestarian Lingkungan/Alam
Natural Conservation
Dalam rangka pelaksanakan Program Bina Lingkungan, Perseroan juga melakukan beberapa kegiatan terkait pelestarian alam, yakni: • Melaksanakan penanaman pohon penghijauan bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat di wilayah kecamatan ring I dan 2 perusahaan. • Penyerahan bantuan tanaman produktif (buah-buahan) sebanyak 10.656 batang di wilayah kecamatan ring 1 perusahaan • Bantuan tempat sampah organik/an-organik sebanyak 140 unit untuk sekolah-sekolah dan tempat-tempat umum di Kecamatan ring 1 perusahaan • Pembuatan turap penahan tanah longsor di Kecamatan Lawang Kidul dan Merapi Selatan, sebanyak 4 paket. • Pembuatan Taman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) di Kabupaten Lahat • Penataan dan pengerasan Tempat Pembuangan Sampah Akhir di Kecamatan Lawang Kidul dan Kecamatan Muara Enim • Total dana yang disalurkan untuk konservasi alam tahun 2011 mencapai Rp431 juta.
The Company was involved in natural conservation programs that include: • Planting trees jointly with the district community and government agencies in Ring 1 and Ring 2 zones. • Delivering 10,656 productive plants to various districts in Ring 1 zone. • Distributing 140 organic and un-organic waste bins to schools and public places in Ring 1 zone. • Building four erosion retaining dams in Lawang Kidul and Merapi Selatan Districts. • Opening Family Medicinal Plant Garden in Lahat Regency. • Re-arranging and hardening ultimate waste dumping site in Lawang Kidul and Muara Enim Districts. • Total funds disbursed for natural conservation in 2011 totaled Rp431 million.
Natural Disaster Relief Program Program Bantuan Bencana Alam Bantuan bencana alam dilaksanakan dengan mempertimbangkan urgensi daerah terjadinya bencana serta kedekatan geografis dengan wilayah operasional perusahaan. Selama tahun 2011 telah dilakukan kegiatan berupa: • Membantu korban musibah kebakaran di Kabupaten OKI Sumatera Selatan • Membantu korban musibah kebakaran di Kabupaten, Muara Enim, Sumatera Selatan Di bidang bencana alam, dana yang telah dikeluarkan pada tahun 2011 berjumlah Rp105,83 juta.
Program Bina Wilayah Di samping pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang mengacu kepada ketentuan Kementerian Negara BUMN, Perseroan selama ini secara proaktif telah menjalankan Program Bina Wilayah sebagai salah satu bentuk kepatuhan terhadap ketentuan pasal 74 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Program tersebut bertujuan untuk memberdayakan potensi ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan komitmen Perseroan untuk bersama-sama menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat. Program Bina Wilayah dilaksanakan berupa pemberian bantuan fisik maupun non-fisik dengan jangkauan wilayah yang lebih luas. Pada tahun 2011, pelaksanaan Program Bina Wilayah Perseroan banyak menyentuh kepentingan masyarakat, baik dalam rangka mendukung peningkatan kualitas pendidikan, prestasi keolahragaan maupun partisipasi langsung pada pembangunan daerah sekitar aktifitas operasional yang disalurkan melalui Pemerintah Daerah.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Natural disaster relief program is launched by taking into consideration the gravity of the disaster and the geographical proximity to the Company’s operating area. In 2011 relief was extended to the following victims in disaster-stricken areas: • Fire victims in OKI Regency, South Sumatera. • Fire victims in Muara Enim Regency, South Sumatra. For natural disasters, the funds have been spent in the year 2011 amounted to Rp105.83 million.
Area Development Program In addition to Partnership and Community Development Program in compliance with the SOE Minister regulations, the Company has been proactively managing Area Development Program in compliance with article 74 of Corporate Law No. 40/2007. The program is aimed at empowering the community economic potentials simultaneously honoring the Company’s commitment to improve their living standard. In this program the Company extends physical and non-physical aid to a wider area. In 2011, Area Development Program was directed to cater to the community’s needs, such as education and sports, and to directly participate in local development through Regional Administration.
92
104
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
136
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Environment Protection
155 Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Work Safety and Health
151
Corporate Social Responsibility Program
Participation in local development was made by donating Regional Development Participation fund at a specified rate. For 2011 the Company gave Rp38.60 billion to South Sumatera Provincial Administration, Lampung Regency, Muara Enim Regency and Lahat Regency Administraion, which represented an increase of 125.4% from the preceding year. The Company also participated in the construction of sports facilities, i.e. tennis hall as part of SEA Games arena in Palembang. In addition to sports facilities, the Company participated in sports activities by donating funds for football tournament on national and local levels. Total funds disbursed through Area Development Program in 2011 amounted to Rp74.09 billion, or up 229.5% from Rp22.49 billion in 2010.
Partisipasi pembangunan tersebut disalurkan dalam bentuk dana Peran Serta Pembangunan Daerah dengan besaran yang ditetapkan dengan perhitungan tertentu. Untuk tahun 2011 Perseroan menyalurkan dana Peran Serta kepada Pemprov SumSel, Lampung, Pem Kab Muara Enim dan Lahat sebesar total Rp38,6 miliar meningkat 125,4% dari tahun sebelumnya. Perseroan juga berpartisipasi dalam kegiatan keolahragaan, melalui penyelesaian pembangunan sarana olah raga berupa gedung tenis dalam rangka penyelenggaraan SEA GAMES di Palembang. Selain pembangunan sarana olah raga, Perseroan juga berpartisipasi dalam kegiatan keolahragaan melalui penyaluran dana pengembangan kegiatan olahraga seperti kegiatan sepakbola di tingkat nasional maupun ditingkat lokal. Secara keseluruhan, total dana yang disalurkan melalui Program Bina Wilayah di tahun 2011 mencapai Rp74,09 miliar, naik 229,5% dari nilai sebesar Rp22,49 miliar di tahun 2010.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
152
Profile
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Program Ayo Sekolah Semakin tahun biaya pendidikan sekolah semakin mahal dan membebani orang tua. Sebagai gambaran, untuk menyelesaikan pendidikan TK saja orang tua sekarang harus menyediakan dana sekitar ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Memahami persoalan tersebut dan dengan berlandaskan pada PerMen NO. PER-05/MBU/2007 tentang ”Program Kemitraan BUMN” serta dalam rangka berpartisipasi mensukseskan program Millenium Development Goals Indonesia (MDGI), Perseroan merintis dan menyelenggarakan program “Ayo Sekolah”. Program Ayo Sekolah yang digagas perseroan untuk saat ini terdiri atas “Ayo Sekolah SD”, “Ayo Sekolah SMP”, dan “Ayo Sekolah SLTA”. ‘Ayo Sekolah SD’ mengandung pengertian Perseroan memberi kesempatan pada peserta program untuk mendatkan manfaat program sejak SD sampai tamat SLTA. Sedang untuk ‘Ayo Sekolah SMP’ memberi kesempatan pada peserta program untuk mendatkan manfaat program sejak SMP sampai tamat SLTA. Saat ini, program diprioritaskan pada pemberian bantuan pendidikan kepada keluarga miskin di Ring I areal perusahan dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. Peserta program ini adalah seluruh sekolah negeri dan swasta yang berlokasi di 9 (sembilan) kecamatan Ring 1 Perseroan (masing-masing di Sumsel 6 kecamatan, Lampung 1 kecamatan, dan Sumbar 1 kecamatan). Tujuan pelaksanaan program “Ayo Sekolah” adalah: • Mengoptimalkan pelaksanaan program pendidikan CSR Perseroan. • Mengurangi jumlah anak putus sekolah pendidikan dasar 9 tahun di lingkungan sekitar perusahaan. • Meringankan biaya orang tua siswa yang kurang mampu. Perseroan menerapkan persyaratan dasar yang ringan bagi peserta program, yaitu: Berasal dari keluarga kurang mampu (penghasilan orang tua total < Rp1.500.000/bulan, Berdomisili di wilayah Ring 1 kegiatan Perseroan, tercatat sebagai siswa atau calon siswa di sekolah SD atau sederajatnya (untuk Program Ayo Sekolah SD) dan sekolah SMP atau sederajatnyaa (untuk Program Ayo Sekolah SMP), berkomitmen dan bersedia menyelesaikan pendidikan yang dijalani dengan mengisi surat pernyataan kesanggupan menyelesaikan pendidikan diatas materai yang cukup. Pada tahun 2011, realisasi jumlah siswa yang mendapatkan bantuan program ‘Ayo Sekolah’ sebanyak 3.712 orang. Melalui program ‘Ayo Sekolah’, ditargetkan pada tahun 2015 mendatang di wilayah kecamatan di Ring-1 areal operasional PTBA, tidak ada lagi siswa putus sekolah dengan alasan tidak mampu membiayai kebutuhan belajar.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
92
104
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan Environment Protection
136
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
155 Referensi Silang dengan GRI Cross Reference with GRI
Work Safety and Health
153
Corporate Social Responsibility Program
“Ayo Sekolah” Program As the years go by, school fees get higher and impose greater burden on parents. To finish kindergarten, for instance, parents have to provide hundreds of thousand or even millions of rupiah. Aware of this problem and in compliance with SOE Minister Regulation No. PER-05/MBU/2007 regarding SOE Partnership Program, and to contribute to the success of Millenium Development Goals Indonesia Program, the Company has pioneered a program called “Ayo Sekolah” which currently has two divisions: “Ayo Sekolah SD”, “Ayo Sekolah SMP” and “Ayo Sekolah SLTA”. “Ayo Sekolah SD” means the Company gives students the facilities to enjoy education from elementary to senior high school. While “Ayo Sekolah SMP” gives students a chance to study from junior high to senior high school. At the moment, priority is given to disadvantaged students living in Ring 1 zone of the Company to enable them to accomplish the mandatory nine-year education. Participants of this program are all public and private schools located in nine districts within Ring 1 zone (six districts in South Sumatera, one in Lampung and one in West Sumatera). The goal of “Ayo Sekolah” program is: • optimizing the education program of the Company’s CSR. • reducing the number of drop-outs from the mandatory nine-year education in the surrounding areas. • lessening disadvantaged parents’ burden of paying school fees. The Company imposes lenient basic requirements on program participants: coming from needy families (parents’ combined income
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
154
Profile
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Statement GRI Application Level Checked Laporan Pengecekan Level Aplikasi GRI The National Center for Sustainability Reporting (NCSR) hereby states that PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk has presented it’s Sustainability Report 2011 to NCSR Application Level Check Services, which have concluded that the report fulfills the requirement of Application Level A.
National Center for Sustainability Reporting (NCSR) dengan ini menyatakan bahwa PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk telah menyampaikan Laporan Keberlanjutan 2011 kepada NCSR Application Level Check Services, dan menyimpulkan bahwa laporan telah memenuhi persyaratan Level Aplikasi A.
Application Levels communicate the extent to which the content of the GRI G3.1 guidelines and Mining and Metals Sector Supplement has been used in the submitted sustainability reporting. The Check confirms that the required set and number of disclosures for that Application Level have been addressed in the reporting and that the GRI Content Index demonstrates a valid representation of the required disclosures, as described in the GRI G3 Guidelines.
Level Aplikasi memberi gambaran tentang sejauh mana pedoman GRI G3.1 serta Mining and Metals Sector Supplement telah diterapkan dalam laporan yang disampaikan. Kami menyatakan bahwa laporan tersebut telah memuat seperangkat pengungkapan yang disyaratkan dalam Level Aplikasi tersebut, dan indeks GRI telah disajikan dalam laporan tersebut secara memadai, sesuai dengan Pedoman GRI G3.
Application Levels do not provide an opinion on the sustainability performance of the reporter nor the quality of the information in the report.
Level Aplikasi ini bukan merupakan opini atas kinerja keberlanjutan maupun kualitas informasi yang dimuat dalam laporan tersebut.
Jakarta, 04 June 2012
Drs. Elmar Bouma, CSRA Director
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
------------------------------------------------------------The National Center for Sustainability Reporting (NCSR) is an independent and non-for profit organization, established in 2005 to promote sustainability reporting in Indonesia, Malaysia and Thailand. NCSR is registered as an organizational stakeholder member of the Global Reporting Initiative (GRI) since 2006.
92
104
136
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Environment Protection
Work Safety and Health
155
Referensi Silang dengan GRI
Corporate Social Responsibility Program
155
Cross Reference with GRI
REFERENSI SILANG DENGAN GRI-G3.1 & SUPPLEMENT MINING METAL SECTORS CROSS REFERENCE WITH GRI-G3.1 & SUPPLEMENT MINING & METAL SECTORS
Indeks GRI INDIKATOR GRI Index INDICATORS
Hal Page
Keterangan Remarks
Profil Profile 1
Strategi dan Analisis Strategy and Analysis
1.1
Pernyataan dari pejabat pembuat kebijakan yang paling senior dalam organisasi (misalnya 6 CEO, ketua, atau posisi senior sejenis) mengenai relevansi keberlanjutan terhadap organisasi dan strateginya. Statement from the most senior decision-maker of the organization (e.g., CEO, chair, or equivalent senior position) about the relevance of sustainability to the organization and its strategy.
1.2
Deskripsi dampak, risiko, dan peluang utama. Description of key impacts, risks, and opportunities.
2
Profil Organisasi Organizational Profile
2.1
Nama organisasi. Name of the organization.
3, 16
2.2
Merek, produk, dan atau jasa utama. Primary brands, products, and/or services.
16
2.3
Struktur operasional organisasi, termasuk didalamnya divisi utama, perusahaan yang 21, 22, 24 menjalankan usaha (operating companies), anak perusahaan dan usaha patungan. Operational structure of the organization, including main divisions, operating companies, subsidiaries, and joint ventures.
2.4
Lokasi kantor pusat organisasi. Location of organization’s headquarters.
2.5
Jumlah negara di mana perusahaan beroperasi, serta nama negara di mana operasi utama 23 dilaksanakan, atau yang relevan dengan isu keberlanjutan yang dicakup dalam laporan. Number of countries where the organization operates, and names of countries with either major operations or that are specifically relevant to the sustainability issues covered in the report.
2.6
Sifat kepemilikan dan bentuk legal. Nature of ownership and legal form.
16, 18
2.7
Pasar yang dilayani (termasuk di dalamnya diperinci berdasarkan geografi, sektor yang dilayani dan jenis konsumen/penerima manfaat). Markets served (including geographic breakdown, sectors served, and types of customers/ beneficiaries).
22, 23, 43
2.8
Skala organisasi. Scale of the reporting organization.
18
2.9
Perubahan signifikan yang terjadi selama periode laporan terkait ukuran, struktur, dan kepemilikan. Significant changes during the reporting period regarding size, structure, or ownership.
3
2.10
Penghargaan yang diterima dalam periode laporan. Awards received in the reporting period.
26
3
PARAMETER LAPORAN Report Parameters
7, 106
3
Profil Laporan Report Profile 3.1
Periode pelaporan. Reporting period (e.g., fiscal/calendar year) for information provided.
3
3.2
Tanggal dari laporan sebelumnya yang paling baru (jika ada). Date of most recent previous report (if any).
3
3.3
Siklus Pelaporan (tahunan, dua tahun sekali, dan sebagainya). Reporting cycle (annual, biennial, etc.)
3
3.4
Alamat Kontak apabila ada pertanyaan terkait laporan dan isinya. Contact point for questions regarding the report or its contents.
3
3.5
Proses dalam menetapkan isi laporan. Process for defining report content.
2, 31
3.6
Batasan laporan. Boundary of the report (e.g., countries, divisions, subsidiaries, leased facilities, joint ventures, suppliers). See GRI Boundary Protocol for further guidance.
2
3.7
Nyatakan setiap keterbatasan ruang lingkup atau batasan laporan State any specific limitations on the scope or boundary of the report8.
2
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
156
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Indeks GRI INDIKATOR GRI Index INDICATORS
Hal Page
3.8
Dasar untuk melaporkan usaha patungan, perusahaan anak, fasilitas yang 3 disewakan, operasi yang di-outsource serta entitas lainnya yang mempengaruhi secara signifikan, sehingga dapat diperbandingkan informasinya dari waktu ke waktu dan atau antara organisasi. Basis for reporting on joint ventures, subsidiaries, leased facilities, outsourced operations, and other entities that can significantly affect comparability from period to period and/or between organizations.
3.9
Teknik pengukuran data dan dasar perhitungannya Data measurement techniques and the bases of calculations, including assumptions and techniques underlying estimations applied to the compilation of the Indicators and other information in the report.
2
3.10
Penjelasan dampak dari pernyataan ulang terhadap informasi yang disediakan dalam laporan sebelumnya. Explanation of the effect of any re-statements of information provided in earlier reports, and the reasons for such re-statement (e.g., mergers/acquisitions, change of base years/ periods, nature of business, measurement methods).
3
3.11
Perubahan signifikan dari laporan periode sebelumnya. Significant changes from previous reporting periods in the scope, boundary, or measurement methods applied in the report.
2, 3
Indeks Isi GRI GRi Content Index 3.12
Tabel yang menunjukan lokasi dari Standar Pengungkapan dalam laporan. Table identifying the location of the Standard Disclosures in the report.
3
Assurance Assurance 3.13
Kebijakan dan praktek saat ini yang ditujukan untuk mencari assurance eksternal untuk laporan. Policy and current practice with regard to seeking external assurance for the report. If not included in the assurance report accompanying the sustainability report, explain the scope and basis of any external assurance provided. Also explain the relationship between the reporting organization and the assurance provider(s).
4
TATA KELOLA, KOMITMEN dan KETERLIBATAN Governance, Commitments, and Engagement
3
Tata Kelola Governance 4.1
Struktur tata kelola organisasi, termasuk komite di bawah badan pengelola tertinggi 53, 54, 60 yang bertanggung jawab untuk tugas khusus, seperti dalam menetapkan strategi atau mekanisme pengawasan organisasi. Governance structure of the organization, including committees under the highest governance body responsible for specific tasks, such as setting strategy or organizational oversight.
4.2
Tunjukkan apakah Ketua dari badan pengelola tertinggi juga merangkap pejabat eksekutif 55 Indicate whether the Chair of the highest governance body is also an executive officer (and, if so, their function within the organization’s management and the reasons for this arrangement).
4.3
Untuk organisasi yang memiliki struktur satu dewan, nyatakan jumlah anggota dari 55, 56, 60, badan pengelola tertinggi yang berasal dari kelompok independen dan atau anggota 62 noneksekutif. For organizations that have a unitary board structure, state the number and gender of members of the highest governance body that are independent and/or non-executive members.
4.4
Mekanisme untuk pemegang saham dan pegawai dalam menyampaikan rekomendasi atau 31, 55, 78, arahan kepada badan pengelola tertinggi. 80 Mechanisms for shareholders and employees to provide recommendations or direction to the highest governance body.
4.5
Hubungan antara kompensasi untuk anggota badan pengelola tertinggi, manajer senior, 58 dan eksekutif (termasuk dalam hal pengaturan perjalanan) dengan kinerja organisasi (termasuk didalamnya kinerja sosial dan lingkungan). Linkage between compensation for members of the highest governance body, senior managers, and executives (including departure arrangements), and the organization’s performance (including social and environmental performance).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
Keterangan Remarks
92
104
136
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Work Safety and Health
Environment Protection
155
Referensi Silang dengan GRI
Corporate Social Responsibility Program
157
Cross Reference with GRI
Indeks GRI INDIKATOR GRI Index INDICATORS
Hal Page
4.6
Proses yang ada di dalam badan pengelola tertinggi untuk dalam menjamin terhindarnya konflik kepentingan. Processes in place for the highest governance body to ensure conflicts of interest are avoided.
38, 56, 66, 69, 71
4.7
Proses dalam menentukan kualifikasi dan keahlian dari anggota badan pengelola tertinggi 55, 58 dalam mengarahkan strategi organisasi terkait topik ekonomi, lingkungan, dan sosial. Process for determining the composition, qualifications, and expertise of the members of the highest governance body and its committees, including any consideration of gender and other indicators of diversity.
4.8
Pengembangan secara internal pernyataan misi atau nilai, kode tingkah laku, dan 19, 69 prinsip yang relevan dengan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial serta status dari implementasinya. Internally developed statements of mission or values, codes of conduct, and principles relevant to economic, environmental, and social performance and the status of their implementation.
4.9
Prosedur dalam badan pengelola tertinggi untuk mengawasi manajemen dan identifikasi 59, 63, 66 organisasi terhadap kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial, termasuk di dalamnya risiko dan peluang yang relevan. Procedures of the highest governance body for overseeing the organization’s identification and management of economic, environmental, and social performance, including relevant risks and opportunities, and adherence or compliance with internationally agreed standards, codes of conduct, and principles.
4.10
Proses dalam mengevaluasi kinerja dari badan pengelola tertinggi, khususnya yang terkait 55, 56, 61 dengan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial. Processes for evaluating the highest governance body’s own performance, particularly with respect to economic, environmental, and social performance.
Keterangan Remarks
KOMITMEN TERHADAP INISIATIF EKSTERNAL COMMITMENT TO EXTERNAL INITIATIVES 4.11
Penjelasan mengenai bagaimana pendekatan atau prinsip pencegahan digunakan oleh organisasi. 66, 69 Explanation of whether and how the precautionary approach or principle is addressed by the organization.
4.12
Piagam, prinsip, atau insiatif lainnya yang dikembangkan secara eksternal terkait 11, 26, 60, ekonomi, lingkungan, dan sosial yang turut didukung/diadopsi oleh organisasi. 61, 62, 94, Externally developed economic, environmental, and social charters, principles, or other 106 initiatives to which the organization subscribes or endorses.
4.13
Keanggotaan dalam asosiasi (seperti asosiasi industri) dan atau organisasi advokasi 16 nasional/internasional Memberships in associations (such as industry associations) and/or national/international advocacy organizations in which the organization KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN ENGAGEMENT OF STAKEHOLDERS
4.14
Daftar kelompok pemangku kepentingan yang dilibatkan oleh organisasi. List of stakeholder groups engaged by the organization.
31
4.15
Dasar yang digunakan dalam mengidentifikasi dan memilih pemangku kepentingan yang akan dilibatkan. Basis for identification and selection of stakeholders with whom to engage.
28
4.16
Pendekatan yang digunakan untuk melibatkan pemangku kepentingan, termasuk di 31 dalamnya frekuensi pelibatan berdasarkan jenis dan kelompok pemangku kepentingan Approaches to stakeholder engagement, including frequency of engagement by type and by stakeholder group.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
158
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Indeks GRI INDIKATOR GRI Index INDICATORS
Hal Page
4.17
Topik dan perhatian utama yang dimunculkan melalui pelibatan pemangku kepentingan, 31 dan bagaimana organisasi merespons topik dan perhatian utama tersebut, termasuk melalui pelaporannya. Key topics and concerns that have been raised through stakeholder engagement, and how the organization has responded to those key topics and concerns, including through its reporting.
5
Management Approach and Performance Indicators INDIKATOR KINERJA EKONOMI Economic Performance Indicators Indicators
Indeks GRI Aspek: Kinerja Ekonomi Aspect : Economic Performance GRI Index EC1
Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal 34, 35 jasa karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya, laba ditahan, dan pembayaran kepada penyandang dana serta pemerintah. Direct economic value generated and distributed, including revenues, operating costs, employee compensation, donations and other community investments, retained earnings, and payments to capital providers and governments.
EC2
Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi 7, 47, 48 aktivitas organisasi. Financial implications and other risks and opportunities for the organization’s activities due to climate change.
EC3
Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti Coverage of the organization’s defined benefit plan obligations.
90
EC4
Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah. Significant financial assistance received from government.
37
Aspek: Kehadiran Pasar Aspect : Market Presence EC5
Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada 81 lokasi operasi yang signifikan. Range of ratios of standard entry level wage by gender compared to local minimum wage at significant locations of operation.
EC6
Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada lokasi operasi yang signifikan. Policy, practices, and proportion of spending on locally-based suppliers at significant locations of operation.
38
EC7
Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior lokal yang dipekerjakan pada lokasi operasi yang signifikan. Procedures for local hiring and proportion of senior management hired from the local community at locations of significant operation.
84, 86
Aspek: Dampak Ekonomi Tidak Langsung Aspect : Indirect Economic Impact EC8
Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk kepentingan publik secara komersial, natura, atau pro bono. Development and impact of infrastructure investments and services provided primarily for public benefit through commercial, in- kind, or pro bono engagement.
37, 148, 149
EC9
Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya. Understanding and describing significant indirect economic impacts, including the extent of impacts.
36, 37, 64
INDIKATOR KINERJA LINGKUNGAN ENVIRONMENTAL PERFORMANCE INDICATORS Aspek: Material Aspect: Material EN1
Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume. Materials used by weight or volume.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
112
Keterangan Remarks
92
104
136
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Environment Protection
Work Safety and Health
155
Referensi Silang dengan GRI
Corporate Social Responsibility Program
Indeks GRI INDIKATOR GRI Index INDICATORS EN2
159
Cross Reference with GRI
Hal Page
Persentase Penggunaan Bahan Daur Ulang. Percentage of materials used that are recycled input materials.
Keterangan Remarks
111, 127
Aspek: Energi Aspect: Energy EN3
Penggunaan Energi Langsung dari Sumberdaya Energi Primer. Direct energy consumption by primary energy source.
112
EN4
Pemakaian Energi Tidak Langsung berdasarkan Sumber Prime Indirect energy consumption by primary source.
112
EN5
Penghematan Energi melalui Konservasi dan Peningkatan fisiensi Energy saved due to conservation and efficiency improvements.
113
EN6
Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi yang dapat 112, 113 diperbarui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energi sebagai akibat dari inisiatif tersebut. Initiatives to provide energy-efficient or renewable energy based products and services, and reductions in energy requirements as a result of these initiatives.
EN7
Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pengurangan yang dicapai Initiatives to reduce indirect energy consumption and reductions achieved.
112
Aspek: Air Aspect: Water EN8
Total pengambilan air per sumber Total water withdrawal by source.
113
EN9
Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air Water sources significantly affected by withdrawal of water.
113, 117
EN10
Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang Percentage and total volume of water recycled and reused.
114, 117
Aspek: Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) Aspect : Biodiversity EN11
Lokasi dan Ukuran Tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh organisasi pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang berdekatan dengan daerah yang dilindungi atau daerahdaerah yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar daerah yang diproteksi Location and size of land owned, leased, managed in, or adjacent to, protected areas and areas of high biodiversity value outside protected areas.
117
EN12
Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi) dan di daerah yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah yang diproteksi (dilindungi) Description of significant impacts of activities, products, and services on biodiversity in protected areas and areas of high biodiversity value outside protected areas.
118
EN13
Perlindungan dan Pemulihan Habitat Habitats protected or restored.
122
EN14
Strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk mengelola dampak terhadap keanekaragaman hayati Strategies, current actions, and future plans for managing impacts on biodiversity.
118
EN15
Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di daerah-daerah yang terkena dampak operasi Number of IUCN Red List species and national conservation list species with habitats in areas affected by operations, by level of extinction risk.
120
Aspek: Emisi, Efluen dan Limbah Aspect : Emissions, Effluents and Waste EN16
Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci berdasarkan berat Total direct and indirect greenhouse gas emissions by weight.
122
EN17
Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat Other relevant indirect greenhouse gas emissions by weight.
122
EN18
Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya Initiatives to reduce greenhouse gas emissions and reductions achieved.
47, 49, 123, 124
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
160
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Indeks GRI INDIKATOR GRI Index INDICATORS
Hal Page
EN19
Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozone-depleting substances/ODS) diperinci berdasarkan berat Emissions of ozone-depleting substances by weight.
123, 124
EN20
NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci berdasarkan jenis dan berat NO, SO, and other significant air emissions by type and weight.
108, 124
EN21
Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan Total water discharge by quality and destination.
114, 125
EN22
Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan Total weight of waste by type and disposal method.
125, 126, 127
EN23
Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan Total number and volume of significant spills.
126
EN24
Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap berbahaya menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III dan VIII, dan persentase limbah yang diangkut secara internasional. Weight of transported, imported, exported, or treated waste deemed hazardous under the terms of the Basel Convention Annex I, II, III, and VIII, and percentage of transported waste shipped internationally.
126
EN25
Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta 117 habitat terkait yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air organisasi pelapor. Identity, size, protected status, and biodiversity value of water bodies and related habitats significantly affected by the reporting organization’s discharges of water and runoff. Aspek: Produk dan Jasa Aspect : Products and Services
EN26
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh mana dampak 106, 126 pengurangan tersebut. Initiatives to mitigate environmental impacts of products and services, and extent of impact mitigation.
EN27
Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik menurut kategori. Percentage of products sold and their packaging materials that are reclaimed by category.
39
Aspek: Kepatuhan Aspect : Compliance EN28
Nilai Moneter Denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran 110, 130 terhadap hukum dan regulasi lingkungan. Monetary value of significant fines and total number of non-monetary sanctions for noncompliance with environmental laws and regulations. Aspek: Pengangkutan/Transportasi Aspect: Transport
EN29
Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk dan barang-barang lain serta material yang digunakan untuk operasi perusahaan, dan tenaga kerja yang memindahkan Significant environmental impacts of transporting products and other goods and materials used for the organization’s operations, and transporting members of the workforce.
126
Aspek: Menyeluruh Aspect: Overall EN30
Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenis. Total environmental protection expenditures and investments by type.
131
PRAKTEK TENAGA KERJA DAN PEKERJAAN YANG LAYAK Labor Practices and Decent Work Performance Indicators Aspek: Pekerjaan Aspect: Employment LA1
Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah. 76, 77 Total workforce by employment type, employment contract, and region, broken down by gender.
LA2
Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah. Total number and rate of new employee hires and employee turnover by age group, gender, and region.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
80
Keterangan Remarks
92
104
136
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Work Safety and Health
Environment Protection
Corporate Social Responsibility Program
155
Referensi Silang dengan GRI
Indeks GRI INDIKATOR GRI Index INDICATORS LA3
161
Cross Reference with GRI
Hal Page
Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang tidak disediakan bagi karyawan tidak tetap (paruh waktu) menurut kegiatan pokoknya. Benefits provided to full-time employees that are not provided to temporary or part- time employees, by significant locations of operation.
Keterangan Remarks
89
Aspek: Tenaga kerja / Hubungan Manajemen Aspect : Labor / Management Relations LA4
Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar-menawar kolektif tersebut. Percentage of employees covered by collective bargaining agreements.
78, 79
LA5
Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan penting, termasuk apakah hal itu dijelaskan dalam perjanjian kolektif tersebut. Minimum notice period(s) regarding operational changes, including whether it is specified in collective agreements.
78, 80, 81
Aspek: Kesehatan dan Keselamatan Kerja Aspect: Occupational Health and Safety LA6
Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia Kesehatan dan Keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu memantau dan memberi nasihat untuk program keselamatan dan kesehatan kerja. Percentage of total workforce represented in formal joint management–worker health and safety committees that help monitor and advise on occupational health and safety programs.
94
LA7
Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran, dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah. Rates of injury, occupational diseases, lost days, and absenteeism, and total number of work-related fatalities, by region and by gender.
96, 97
LA8
Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/bimbingan, pencegahan, pengendalian risiko 95, 99 setempat untuk membantu para karyawan, anggota keluarga dan anggota masyarakat, mengenai penyakit berat/berbahaya. Education, training, counseling, prevention, and risk-control programs in place to assist workforce members, their families, or community members regarding serious diseases.
LA9
Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi dengan serikat karyawan. Health and safety topics covered in formal agreements with trade unions.
94
Aspek: Pelatihan dan Pendidikan Aspect: Training and Education LA10
Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut kategori/kelompok karyawan. Average hours of training per year per employee by gender, and by employee category.
85, 86
LA11
Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat yang menujang 85, 90 kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu mereka dalam mengatur akhir karier. Programs for skills management and lifelong learning that support the continued employability of employees and assist them in managing career endings.
LA12
Persentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan pengembangan karier secara teratur. Percentage of employees receiving regular performance and career development reviews, by gender.
86, 87
Aspek: Keberagaman dan Kesempatan Setara Aspect: Diversity and Equal Opportunity LA13
Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karyawan tiap kategori/kelompok 76, 77 menurut jenis kelamin, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan keanekaragaman indikator lain. Composition of governance bodies and breakdown of employees per employee category according to gender, age group, minority group membership, and other indicators of diversity. Aspect: Equal Remuneration for Women and Men
LA14
Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut kelompok/kategori karyawan. Ratio of basic salary and remuneration of women to men by employee category, by significant locations of operation.
89
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
162
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Indeks GRI INDIKATOR GRI Index INDICATORS
Hal Page
INDIKATOR KINERJA HAK ASASI MANUSIA HUMAN RIGHTS PERFORMANCE INDICATORS Aspek: Praktek Investasi dan Pengadaan Aspect: Investment and Procurement Practices HR1
Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausul HAM atau telah menjalani proses skrining/ filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia. Percentage and total number of significant investment agreements and contracts that include clauses incorporating human rights concerns, or that have undergone human rights screening.
38, 47, 94
HR2
Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses skrining/ filtrasi atas aspek HAM Percentage of significant suppliers, contractors, and other business partners that have undergone human rights screening, and actions taken.
38
HR3
Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal kebijakan serta prosedur terkait dengan 64, 82 aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase karyawan yang telah menjalani pelatihan Total hours of employee training on policies and procedures concerning aspects of human rights that are relevant to operations, including the percentage of employees trained. Aspek: Nondiskriminasi Aspect: Non-discrimination
HR4
Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang diambil/dilakukan. Total number of incidents of discrimination and corrective actions taken.
87, 89
Aspek: Kebebasan Berserikat dan Berkumpul Aspect: Freedom of Associations and Collective Bargaining HR5
Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang diteridentifikasi dapat menimbulkan risiko yang signifikan serta tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut. Operations and significant suppliers identified in which the right to exercise freedom of association and collective bargaining may be violated or at significant risk, and actions taken to support these rights.
79, 82
Aspek: Pekerja Anak Aspect: Child Labor HR6
Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan 83 terjadinya kasus pekerja anak, dan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak. Operations and significant suppliers identified as having significant risk for incidents of child labor, and measures taken to contribute to the effective abolition of child labor. Aspek: Kerja Paksa dan Kerja Wajib Aspect: Forced and Compulsory Labor
HR7
Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan kasus 83 kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja wajib. Operations and significant suppliers identified as having significant risk for incidents of forced or compulsory labor, and measures to contribute to the elimination of all forms of forced or compulsory labor. Aspek: Praktek/Tindakan Pengamanan Aspect: Security Practices
HR8
Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi. Percentage of security personnel trained in the organization’s policies or procedures concerning aspects of human rights that are relevant to operations.
82
Aspek: Hak Penduduk Asli Aspect: Indigenous Rights HR9
Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-langkah yang diambil. Total number of incidents of violations involving rights of indigenous people and actions taken.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
83, 118
Keterangan Remarks
92
104
136
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Environment Protection
Work Safety and Health
155
Referensi Silang dengan GRI
Corporate Social Responsibility Program
163
Cross Reference with GRI
Indeks GRI INDIKATOR GRI Index INDICATORS
Hal Page
Keterangan Remarks
Aspek: Asesmen Aspect: Assessment HR10
Persentase dan jumlah divisi operasional yang wajib dan telah menjalani kajian/dampak terhadap HAM. Percentage and total number of operations that have been subject to human rights reviews and/or impact assessments.
110
Aspek: Remediasi Aspect: Remediation HR11
Jumlah kasus terkait dengan HAM yang terjadi dan diselesaikan melalui pembicaraan/ perundingan damai. Number of grievances related to human rights filed, addressed and resolved through formal grievance mechanisms.
110
INDIKATOR KINERJA MASYARAKAT Society Performance Indicators Aspek: Komunitas Aspect: Local Communities SO1
Sifat dasar, ruang lingkup dan keefektifan setiap program dan praktek yang dilakukan untuk 106 menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat baik pada saat memulai, saat beroperasi dan saat mengakhiri. Percentage of operations with implemented local community engagement, impact assessments, and development programs.
S09
Kegiatan operasional yang berpotensi maupun terbukti memberi dampak negatif terhadap komunitas lokal. Operations with significant potential or actual negative impacts on local communities.
110
S010
Tindakan pencegahan dan mitigasi atas kegiatan operasional yang sangat berpotensi maupun terbukkti berdampak negatif terhadap komunitas lokal. Prevention and mitigation measures implemented in operations with significant potential or actual negative impacts on local communities.
99, 100
Aspek: Korupsi Aspect: Corruption SO2
Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap korupsi. Percentage and total number of business units analyzed for risks related to corruption.
63, 68, 69
SO3
Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur antikorupsi. Percentage of employees trained in organization’s anti-corruption policies and procedures.
63, 64, 85
SO4
Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi. Actions taken in response to incidents of corruption.
64
Aspek: Kebijakan Publik Aspect: Public Policy SO5
Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan kebijakan publik. Public policy positions and participation in public policy development and lobbying.
37
SO6
Nilai kontribusi finansial dan natura kepada partai politik, politisi, dan institusi terkait berdasarkan negara di mana perusahaan beroperasi. Total value of financial and in-kind contributions to political parties, politicians, and related institutions by country.
65
Aspek:Kelakuan Tidak Bersaing Aspect: Anti-Competitive Behavior SO7
Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan, anti-trust, dan praktek monopoli serta sanksinya. Total number of legal actions for anti-competitive behavior, anti-trust, and monopoly practices and their outcomes.
44, 65
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
4
14
Sambutan Direktur Utama
Profil PT Bukit Asam (Persero)Tbk
Message from the President Director
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
164
Profile
50
74
Tata Kelola Keberlanjutan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sustainable Corporate Governance
Human Resources Management
Indeks GRI INDIKATOR GRI Index INDICATORS
Hal Page
Aspek: Kepatuhan Aspect: Compliance SO8
Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter untuk pelanggaran hukum dan peraturan yang dilakukan Monetary value of significant fines and total number of non-monetary sanctions for noncompliance with laws and regulations.
59
INDIKATOR KINERJA TANGGUNG JAWAB PRODUK PRODUCT RESPONSIBILITY PERFORMANCE INDICATORS Aspek: Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan Aspect: Customer Health and Safety PR1
Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang menyangkut kesehatan dan 39 keamanan dinilai untuk penyempurnaan, dan persentase dari kategori produk dan jasa yang penting yang harus mengikuti prosedur tersebut Life cycle stages in which health and safety impacts of products and services are assessed for improvement, and percentage of significant products and services categories subject to such procedures.
PR2
Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, per produk. Total number of incidents of non-compliance with regulations and voluntary codes concerning health and safety impacts of products and services during their life cycle, by type of outcomes.
39
Aspek: Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa Aspect: Product and Service Labeling PR3
Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur dan persentase produk dan jasa yang signifikan yang terkait dengan informasi yang dipersyaratkan tersebut. Type of product and service information required by procedures, and percentage of significant products and services subject to such information requirements.
38, 39
PR4
Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label, per produk. Total number of incidents of non-compliance with regulations and voluntary codes concerning product and service information and labeling, by type of outcomes.
41, 44
PR5
Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei yang mengukur 39, 44 kepuasaan pelanggan. Practices related to customer satisfaction, including results of surveys measuring customer satisfaction. Aspek: Komunikasi Pemasaran Aspect: Marketing Communications
PR6
Program-program untuk ketaatan pada hukum, standar dan voluntary codes yang terkait dengan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship. Programs for adherence to laws, standards, and voluntary codes related to marketing communications, including advertising, promotion, and sponsorship.
43
PR7
Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut produknya. Total number of incidents of non-compliance with regulations and voluntary codes concerning marketing communications, including advertising, promotion, and sponsorship by type of outcomes.
42, 43
PR8
Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran keleluasaan pribadi (privacy) pelanggan dan hilangnya data pelanggan Total number of substantiated complaints regarding breaches of customer privacy and losses of customer data.
Aspek: Keleluasaan Pribadi Privacy) Pelanggan Aspect: Customer Privacy 42, 44
Aspek: Kepatuhan Aspect: Compliance PR9
Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan peraturan mengenai pengadaan dan penggunaan produk dan jasa Monetary value of significant fines for non- compliance with laws and regulations concerning the provision and use of products and services.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Keberlanjutan 2011
43, 44
Keterangan Remarks
92
104
136
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan Lingkungan
Uraian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Environment Protection
Work Safety and Health
155
Referensi Silang dengan GRI
Corporate Social Responsibility Program
Indeks GRI INDIKATOR GRI Index INDICATORS 11
165
Cross Reference with GRI
Hal Page
Keterangan Remarks
SEKTOR TAMBANG DAN LOGAM MINING AND METAL SECTORS INDIKATOR TAMBAHAN UNTUK SEKTOR TAMBANG DAN LOGAM ADDITIONAL INDICATORS FOR MINING AND METAL SECTORS Aspek: Biodiversity Aspect: Biodiversity
MM1
Jumlah tanah (dimiliki atau disewa, dan dikelola untuk aktifitas produksi atau penggunaan ekstraktif) yang terganggu atau direhabilitasi. Area of land (owned or leased, and managed for production activities or extractive use) disturbed or rehabilitated
132
MM2
Jumlah dan presentasi seluruh area yang memerlukan rencana pengelolaan biodiversity 118, 132 menurut criteria tertentu, dan jumlah (persentase) area dengan perencanaan. Number and percentage of total sites identified as requiring biodiversity management plans according to stated criteria, and the number and percentage of those sites with plans in place. Aspek: Emisi, Effluent, Dan Limbah Aspect: Emission, Effluent and Waste
MM3
Jumlah overburden, bebatuan, tailing, dan endapan serta risiko terkait. Total amount of overburen, rock, tailings and sludges and their associated risks.
112
Aspek: Tenaga Kerja/Management Relation Aspect: Manpower/Management Relations MM 4
Jumlah pemogokan dan penghentian kegiatan yang lebih dari satu minggu. Number of strikes and lock-outs exceeding one week’s duration
118
Aspek: Hak Warga Pribumi Aspect: Indigenous Rights MM 5
Jumlah kegiatan yang berada atau berdekatan dengan teritori warga pribumi, dan jumlah serta persentase kegiatan atau daerah dimana ada perjanjian resmi dengan masyarakat asli/pribumi. Total number of operations taking place in or adjacent to indigenous people’s territories, and number and percentage of operations or sites where there are formal agreements with indigenous people’s communities.
111, 117
Aspek: Komunitas Aspect: Community MM 6
Jumlah dan deskripsi perselisihan yang terkait dengan penggunaan lahan, dan hak komunitas local serta warga pribumi. Number and description of significant disputes relating to land use, customary rights of local communities and indigenous people
111, 118
MM 7
Penjelasan mengenai mekanisme yang digunakan untuk mengatasi perselisihan yang menyangkut penggunaan lahan, hak komunitas local dan warga pribumi serta hasilnya. Description of mechanism used in settling disputes relating to land use, customary rights of local communities and indigenous people as well as the results.
110, 118
ASPEK: Pertambangan Artisanal Dan Skala Kecil Aspect: Artisanal and Small-scale Mining MM 8
Keterlibatan perusahaan dalam ASM (Artisanal and Small-scale Mining) The Company’s involvement in ASM (Artisanal and Small-scale Mining)
17
Aspek: Pemindahan Tempat Tinggal Aspect: Resettlement MM 9
Lokasi dimana terjadi pemindahan tempat tinggal, jumlah keluarga, dan bagaimana pengaruhnya dengan kehidupan mereka. Sites where resettlements took place, the number of households resettled, and how their livelihoods were affected in the process
111
Aspek: Rencana Penutupan Aspect: Closure Planning MM 10
107, 132
Jumlah dan persentase daerah operasi dengan rencana penutupan. Number and percentage of operations with closure plans Aspek: Tanggung Jawab Terhadap Produk Aspect: Material Stewardship
MM 11
Program dan kemajuannya yang berhubungan dengan tanggung jawab terhadap produk Programs and progess in relation to material stewardship
43, 49, 117
Fully Applied Partly Applied
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Sustainability Report
Halaman ini sengaja dikosongkan This page intentionally left blank
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim Sumatera Selatan, Indonesia P. 62-734-451 096, 452 352 F. 62-734-451 095, 452 993
www.ptba.co.id