Layanan Unggulan RSJS
KESEHATAN JIWA ANAK DAN REMAJA
Pemeriksaan BRAINFEEDBACK PRO (NEUROFEEDBACK SYSTEM)
www.rsjsoerojo.co.id
EDITORIAL
Mari Pulihkan PELINDUNG : Direktur Utama PENASEHAT : Direktur SDM dan Pendidikan Direktur Medik dan Keperawatan PENANGGUNG JAWAB : Direktur Keuangan dan Administrasi Umum PEMIMPIN REDAKSI : Kasubbag Hukor & Humas REDAKTUR : Kasubbag. Hukor dan Humas dr. E. Anang Widianta, Sp.KJ.,M.Sc Barkah Sutiono, SST Triyana, S.Kep.,Ns PENYUNTING/EDITOR : Herman Sayogo, SH Imron Fauzi, SH Yullaika Wahyu Astuti, SE DESAIN GRAFIS & FOTOGRAFER : Yanuar Sapto Nugroho, AMK Wahyu Setyawan, AMd Hario Hendro Baskoro SEKRETARIAT : Galuh Novi Wulandari, S.Sos Renny Indraswari, SH PEMBUAT ARTIKEL : dr. Ratna Dewi Pangestuti, Sp.KJ Purwono, S.Kep.,Ns Agus Heri, AMK Alamat Redaksi : Sub Bag Hukor & Humas RSJS Jl. A. Yani No. 169 Magelang Telp. (0293) 363602, Fax. (0293) 365183 Email :
[email protected] Dicetak Oleh: Citra Mandiri Utama Jl. S. Parman (Ngaglik Lama No.72) Semarang 50231, Telp. (024) 8316727 email :
[email protected] Majalah LENTERA JIWA menerima tulisan dari praktisi/ peminat bidang kesehatan (baik keluarga besar RSJS Magelang ataupun masyarakat umum). Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah esensi. Tulisan dan ilustrasi yang dimuat sepenuhnya menjadi hak majalah LENTERA JIWA.
Martabat Mereka
P
roses penyembuhan penyakit gangguan jiwa merupakan sebuah perjalanan yang penuh tantangan. Butuh proses yang panjang. Karenanya, butuh pendampingan yang terus menerus sampai pasien benar-benar kuat. Ketika sudah di rumah, dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar pun sangat dibutuhkan agar pasien bisa menjalani proses recovery (penyembuhannya). Tentu, idealnya ada pelayanan lanjutan di Puskesmas, yang dibantu perawat jiwa dalam membimbing mereka supaya bisa recovery dari penyakitnya itu. Karena ada dasarnya, proses pemulihan ODGJ juga sangat dipengaruhi oleh nilai yang berlaku di masyarakat. Berkembangnya stigma dan diskriminasi terhadap ODGJ, membuat mereka yang sudah dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit tidak sanggup menanggung beban sosial, sehingga berisiko terjadi kekambuhan. Penerimaan sosial yang minim, membuat kondisi sehat mereka tak bertahan lama. Bukan hanya ODGJ yang menderita, tetapi juga keluarganya. Yang perlu digarisbawahi adalah, skizofrenia merupakan penyakit yang dapat disembuhkan melalui pengobatan yang sesuai, yang didukung oleh pemeliharaan sosial dari keluarga dan lingkungannya. Itu sebabnya sangat penting menyebarkan informasi secara konsisten dan berkelanjutan pada masyarakat tentang keswa, sehingga mereka juga bisa memahami dan menghargai hak ODGJ untuk lebih ’dimanusiakan’. Tujuan akhirnya, ODGJ ini nantinya tak hanya sembuh, tapi juga meningkat kualitas hidupnya, diterima sebagai bagian dari masyarakat, lebih berdaya/ mampu mandiri, sehingga memulihkan kepercayaan diri dan martabat mereka. Dengan kata lain, mari buka hati dan tangan lebar-lebar, bersama membangun budaya saling memanusiakan.
Salam sehat jiwa!
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA
3
Content MENUNGGU ISI FIX
4
LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
KEJIWAAN
BDD,
Ketidakpuasan Tingkat Tinggi Mereka bisa berdiri berjam-jam di depan cermin atau memakai riasan wajah sebanyakbanyaknya untuk membuat mereka merasa lebih baik. Namun, nyatanya para penderita BDD ini akan semakin merasa cemas karena terus memperhatikan kekurangan tersebut.
B
ody Dysmorphic Disorder (BDD) atau dysmorphopobhia merupakan bentuk gangguan mental yang mempersepsi tubuh dengan ide-ide bahwa dirinya memiliki kekurangan yang berarti pada wajah dan badannya sehingga kekurangan itu membuatnya tidak menarik. Media kadang menyebutnya sebagai “imagined ugliness syndrome”. Penderita BDD akan sangat terobsesi terhadap penampilan dan citra tubuh. Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah gangguan pada seseorang yang mengalami
ketidak-puasan terhadap beberapa bagian tubuh dengan tingkat yang tinggi, kecemasan yang ditunjukkan dengan perilaku obsesif-kompulsif, pikiran dan perasaan yang negatif mengenai tubuh, serta menghindari hubungan dan situasi sosial. Orang yang mengalami BDD tidak hanya bisa merasa tertekan tetapi bahkan bisa gagal dalam menjalankan aktivitas sehari-hari baik itu bekerja, belajar, maupun aktivitas lainnya. Penderita BDD sering melakukan berbagai hal yang berlebihan hanya untuk mengkamuflase
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA
5
KEJIwaan
bentuk tubuh. Wajar saja bila seseorang memperhatikan penampilannya. Akan tetapi, pada orang normal, kebiasaan ini akan memudar seiring dengan berjalannya waktu dan dengan pembiasaan-pembiasaan dengan bentuk tubuh yang baru.
kekurangannya. Misalnya, mereka bisa berdiri berjam-jam di depan cermin atau memakai riasan wajah sebanyak-banyaknya untuk membuat diri mereka merasa lebih baik. Namun, bukannya merasa lebih baik, para penderita BDD bahkan akan semakin merasa cemas karena terus memperhatikan kekurangan tersebut. Selain itu, mereka juga tidak hanya mengkhawatirkan satu bagian tubuh saja, misalnya mata, tetapi juga mengkhawatirkan bagian tubuh lain yang mereka rasa kurang sempurna. Itulah yang membedakannya dengan eating disorder/bulimia nervosa/anorexia nervosa yang biasanya menyangkut gangguan kecemasan mengenai ukuran dan berat badan. Bagian-bagian tubuh yang sering dikeluhkan dan dicemaskan penderita BDD adalah rambut, bentuk hidung, kulit, gigi, alat kelamin, struktur wajah, kaki, pipi, lengan, bibir,dagu, perut, pinggang, pinggul, paha, alis mata, kepala, telinga, ukuran dada, bekas luka, dan ukuran tinggi atau berat badan. Menurut Dr. Katherine Phillips, BDD pada umumnya akan mulai kelihatan sejak seseorang (baik pria maupun wanita) memasuki masa remaja. Bahkan bisa juga sudah ada sejak kecil tetapi belum terdeteksi. Pada masa remaja itulah, seseorang akan semakin memperhatikan perubahan yang terjadi pada dirinya semisal ukuran dan
6
LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
Ciri-Ciri Body Dysmorphic Disorder Tidak semua pemerhati penampilan dapat kita golongkan sebagai penderita BDD. Berikut karateristik dari penderita BDD. 1. Mengalami depresi. Bahkan kemungkinan terburuk adalah mereka bisa bunuh diri. 2. Menghabiskan 1-5 jam setiap harinya hanya untuk mengurus penampilannya. Hal ini sering dilakukan karena penderita BDD takut dianggap cacat oleh orang lain. Mengukur atau menyentuh kekurangan yang dirasakannya secara berulang-ulang. 3. Menghindari keramaian dan penurunan fungsi sosial. Penderita BDD melakukan hal ini karena takut diperhatikan kekurangannya oleh orang lain. Mereka juga akan mengalami kesulitan dengan teman-teman, keluarga, bahkan pasangannya sendiri. Menurut hasil penelitian penderita BDD mengalami penurunan kinerja hampir dalam semua aspek kehidupan. Ini akibat dari pemikiran takut dianggap cacat oleh orang lain. 4. Punya kepercayaan diri yang kurang serta konsep diri yang negatif. Bahkan mereka bisa merasa sangat tidak nyaman saat berada di tengah-tengah komunitas karena takut dijauhi, diabaikan, atau tidak diperhatikan sama sekali. Ketakutan ini menyebabkan penderita BDD memiliki banyak sekali ‘ritual’ seperti bercermin berkali-kali, menggunakan rias wajah berkali-kali (mengoles dan menghapusnya, kemudian mengolesnya kembali), melakukan konsultasi ke berbagai dokter kecantikan, melakukan operasi plastik atau penyuntikkan silikon, dan berbagai ‘ritual’ lainnya. 5. Mempunyai sikap obsesi terhadap selebritis atau model yang mempengaruhi
KEJIWAAN
idealitas penampilan fisiknya. 6. Kecemasan rasa malu dan juga depresi acapkali merupakan konsekuensi dari gangguan ini. Untuk menegaskan diagnosis mengenai Body Dysmorphic Disorder (BDD), dapat diukur dari tingkat distress yang signifikan, hubungan sosial yang buruk, misalnya sampai enggan sekolah atau bekerja, dan penurunan kepribadian serta peran sosial. Faktor Penyebab Body Dysmorphic Disorder (BDD) Sampai saat ini, belum ada penelitian yang memastikan penyebab Body Dysmorphic Disorder (BDD) dengan jelas. Riwayat dilecehkan tubuhnya pada masa kanak-kanak, tidak dicintai orang tua, dan mempunyai penyakit yang mempengaruhi penampilan, jerawat misalnya, bisa dikategorikan menjadi penyebab gejala Body Dysmorphic Disorder (BDD).
Penanggulangan Body Dysmorphic Disorder Jika kita bertemu atau behadapan langsung dengan penderita BDD, kita tidak perlu menjauhi mereka atau menaruh perhatian terhadap cara mereka menanggulangi masalah tersebut. Ada beberapa cara yang masih bisa kita ambil untuk menangani penderita BDD. 1. Obat-obatan. Obat yang bisa kita pergunakan adalah SSRs atau Selective Serotonin-Reuptake Inhibitors. Obat ini bisa digunakan untuk menangani depresi yang biasa dialami oleh penderita BDD. Namun, seperti kebanyakan obat lainnya, SSRs pun memiliki efek samping apabila terus menerus dikonsumsi dalam jangka waktu lama. 2. Psikoterapi. Ada dua terapi yang bisa dilakukan terhadap penderita BDD, yaitu Cognitive-Behavioral Therapy dan CognitiveRational Therapy. Kedua terapi
ini adalah pilihan yang sangat tepat apabila seseorang ingin menanamkan pola pikir positif dan membuat penderita BDD merasa lebih percaya diri dengan dirinya. 3. Pembimbingan. Seorang penderita BDD bisa dibimbing dan dilatih untuk membangun strategi dan jalan keluar dalam mengatasi pikiran-pikiran negatif yang mengganggu konsentrasi. Hal ini juga meningkatkan pengendalian diri terhadap tindakan kompulsifnya. 4. Dukungan keluarga. Tindakan terakhir ini bisa jadi merupakan ‘senjata’ paling ampuh dalam menangani kepercayaan diri penderita BDD. Akan lebih baik jika keluarga membantu mereka dalam mengungkapkan perasaan-perasaan stress, depresi, frustasi dan yang lainnya untuk menjaga terjadinya frustasi yang semakin besar lagi. ***
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA
7
NON JIWA
Pilih Mana, Melahirkan
Normal atau Caesar? Sebelum memutuskan melahirkan secara normal atau caesar, pastikan Ibu mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
B
anyak yang beranggapan tidak lengkap rasanya menjadi ibu bila persalinan tidak dilakukan secara normal. Kini, fenomena ini tampaknya sedikit bergeser. Meski bukan karena komplikasi medis, operasi caesar menjadi pilihan banyak ibu muda di Indonesia. Bagaimana dengan Anda? Sebelum memutuskan, pastikan Anda mengetahui metode-metode persalinan beserta kelebihan dan kekurangannya. Sekilas tentang istilah operasi caesar Melahirkan melalui operasi dikenal dengan istilah operasi caesar, cesarean section, atau C-section. Tak banyak yang tahu, dulu operasi caesar hanya digunakan untuk menyelamatkan bayi
8
LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
ketika ibu hamil sudah meninggal dunia saja. Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi di dunia kedokteran kini operasi caesar tidak hanya dilakukan pada ibu yang sudah meninggal saja tapi bisa dilakukan pada ibu yang masih hidup. Kemajuan dunia kedokteran tersebut membawa hal positif terutama bagi jenis-jenis persalinan bermasalah, sehingga dapat menyelamatkan baik bayi maupun ibu. Misalnya ibu mengalami kondisi panggul sempit, bayi besar, letak bayi sungsang, kondisi gawat janin, ibu memiliki kesehatan serius seperti herpes genital, hipertensi, placenta previa, terjadi banyaknya perdarahan, indikasi adanya tumor di rahim, dll. Namun karena operasi cesar juga ‘menjanjikan’
banyak kelebihan, banyak ibu hamil memilih melahirkan dengan operasi caesar. Tapi, beberapa pertimbangan ini, bisa jadi akan mengubah pandangan mereka. • Bisa memilih tanggal melahirkan. Resiko dari memilih tanggal melahirkan adalah bisa saja bayi tersebut belum saatnya lahir alias prematur atau bayi kelebihan bulan. Ibu mungkin sudah mengetahui resiko bayi lahir prematur, dimulai dari mendapat permasalahan pernafasan, bayi cenderung memiliki masalah mental dan rentan terhadap masalah kesehatan lainnya. Begitu juga dengan melahirkan pada kondisi kelebihan bulan
NON JIWA
•
•
bayi juga akan mengalami masalah pernafasan, bayi akan mengalami kekurangn oksigen, bayi beresiko cacat. Sedangkan pada persalinan normal, kita tidak bisa menentukan kapan baiknya kita harus melahirkan, karena memang secara alami kontraksi terjadi yang menandakan bahwa kehamilan telah cukup umur untuk melahirkan. Namun hal tersebut ada baiknya karena menghindarkan bayi terlahir dengan prematur. Melahirkan Cesar tidak merusak organ intim wanita. Memang betul, karena caesar melalui perut. Tapi ingat, bekas sayatan dan jahitan akan membekas pada perut ibu yang tentunya akan mengurangi keindahan perut ibu. Apalagi di tambah dengan adanya keloid. Memang ada yang tanpa bekas, tapi biayanya? Sedangkan pada persalinan normal, memang betul organ kewanitaan mengalami ’gangguan’ berupa berkembang membesar saat proses persalinan hingga sampai perlu ’disobek’ dan dijahit juga. Namun, jangan khawatir, setelah 40 hari rahim dan organ intim wanita akan kembali ke bentuk semula, apalagi jika dibantu dengan senam kegel. Sebetulnya organ intim wanita itu sifatnya elastis, tidak hanya saat melahirkan, saat terangsang pun bisa mengembang hingga dua kali lipat, dan akan kembali ke bentuk semula jika sudah tidak terangsang. Jadi, jangan khawatir persalinan normal hanya sementara “mengganggu” miss v, selanjutnya akan kembali normal. Melahirkan cesar tidak sakit. Sebetulnya ini anggapan yang salah kaprah. Memang betul saat proses cesar ibu tidak akan mengalami rasa sakit karena anestesi (bius), namun sesudah efek anestesi hilang, ibu akan merasakan rasa sakit pada luka bekas sayatan. Bahkan rasa sakit ini bisa berkepanjangan hingga memerlukan perawatan yang lebih lanjut yang membuat ibu melahirkan caesar perlu rawat inap beberapa hari lagi. Bekas jahitan juga akan menimbulkan rasa sakit, bahkan sakit pada tulang belakang tempat dilakukan suntik anestesi lokal. Jadi ternyata cukup beragam
•
sakit yang dirasakan setelah operasi caesar. Sedangkan pada persalinan normal, rasa sakit hanya terjadi saat proses persalinan, bahkan banyak ibu-ibu yang sudah tidak merasakan rasa sakit esok harinya bahkan sudah bisa berjalan-jalan. Dan sekarang banyak metode persalinan normal yang meminimalisir rasa sakit seperti hypnobirthing, waterbirth, dll Persalinan dengan Caesar tidak membuat ibu capek karena tidak ada proses mengejan. Memang betul, ibu yang melahirkan dengan caesar tidak ada proses mengejan, namun di bawah sadar, tubuhnya sebetulnya sangat merasa kecapean, Dimulai dari suntikan anestesi lokal ke tulang belakang, adanya sayatan, jahitan, mual muntah akibat efek anestesi, belum lagi faktor biaya, juga pemulihan yang lebih.
Persalinan Normal Paling Ideal? Pada persalinan normal, proses persalinan dilakukan lewat cara alami, yaitu melalui vagina. Jikapun digunakan obat-obatan, biasanya penggunaannya diusahakan seminimal mungkin. Pada kasus-kasus tertentu, bisa saja persalinan normal ini membutuhkan bantuan alat tambahan, seperti forsep ataupun vakum. Ada 4 hal yang perlu diingat jika Ibu menginginkan persalinannya berlangsung secara normal. Pertama, faktor bayi dalam kandungan. Karenanya, Ibu disarankan melakukan kontrol secara rutin. Dokter akan selalu melakukan USG untuk memantau kondisi kesehatan janin, seperti ukuran janin (bobot tubuhnya) apakah normal untuk usia kandungan tertentu. Dibulan terakhir kehamilan, bobot bayi lahir yang normal berkisar antara 2,5-4,0 kg. Pastikan bobot bayi tidak terlalu besar ataupun sebaliknya. Dokter juga dapat memantau keadaan plasenta dan tali pusatnya. Kedua, faktor ibu itu sendiri yang berkaitan dengan ukuran panggul; apakah cukup luas untuk dilewati bayinya kelak. Selain itu, Ibu pun harus dinyatakan sehat secara fisik, artinya tidak menderita penyakit lain, seperti hipertensi yang cukup berisiko. Ketiga, faktor kontraksi saat men-
jelang atau pada hari ‘H’. Apakah ada kontraksi simultan ataukah hilang-timbul, bahkan tidak ada kontraksi sama sekali yang mengharuskan si ibu diinduksi dengan pemberian hormon oksitosin melalui infus atau prostaglandin melalui vagina. Pada dasarnya, setiap kasus persalinan adalah unik dan membutuhkan penanganan yang berbeda. Keempat, faktor yang sering dianggap remeh namun sebenarnya sangat berpengaruh, yaitu kondisi psikis si ibu. Dukungan dari si ayah ataupun kerabat keluarga lain, sangat diperlukan demi kelancaran persalinan, selain tenaga medis yang menanganinya. Hindarkan stres karena hanya akan menimbulkan tense mind yang memengaruhi serviks dan menyebabkan ketegangan pada vagina sehingga persalinan menjadi tidak lancar. • Kelebihan persalinan normal Persalinan normal dianggap paling ideal. Persalinan ini tentu minim risiko, seperti perdarahan yang tidak berlebihan dan mengurangi risiko infeksi. Biaya persalinan juga tentu lebih murah daripada caesar. Proses pemulihan setelah persalinan umumnya lebih cepat. Ibu tak perlu menjalani rawat inap lama; sekitar 4-6 jam pascapersalinan, umumnya si Ibu sudah bisa berjalan dan keesokan harinya sudah boleh pulang dari rumah sakit. Rahim pun akan melalui proses alami untuk kembali ke bentuk semula. Jika Ibu berencana memiliki anak lagi, maka tidak ada masalah dengan jarak kehamilan berikutnya. Secara biologi, persalinan ini memicu kelenjar susu memproduksi kolostrum untuk dihasilkannya air susu. Program inisiasi ASI dini pada ibu yang menjalani proses melahirkan normal di mana bayi baru lahir langsung diletakkan pada dada ibu, membuat bayi baru lahir bisa mendapatkan makanan terbaiknya. Selain itu, bayi yang lahir secara normal memiliki daya tahan tubuh terhadap alergi yang lebih tinggi dan risiko asma juga rendah. Dan, tentu saja proses melahirkan normal meningkatkan jalinan batin ibu dan bayi. • Kekurangan persalinan normal Meski kini ada banyak pilihan untuk meredakan/menghilangkan rasa nyeri saat persalinan, memang pada persalinan normal yang biasa masih me-
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA
9
NON JIWA
nyisakan trauma nyeri persalinan. Bagi sebagian Ibu, nyeri ini bisa terasa semakin menyakitkan terutama bila si Ibu tegang. Selain itu, penyayatan sebagian area vagina di dekat anus (episiotomi) ini, berisiko membuat keelastisitasan vagina saat berhubungan seks menjadi berkurang. Ada kemungkinan, Ibu pun mengalami kesulitan duduk dan berdiri selama seminggu. Bila si ibu memilih persalinan normal secara epidural, obat-obatan yang digunakan bisa saja masuk ke aliran darah si bayi dan membuatnya sering mengantuk dan terkadang lambat bernapas saat dilahirkan kelak. Mengapa Caesar? Harus diakui bahwa ada tren semakin banyak ibu hamil yang merencanakan persalinannya secara sectio caesaria (operasi caesar). Tentu dengan beragam alasan. Ada antaranya harus bersalin caesar karena keputusan dokter (komplikasi medis). Indikasi-indikasi seperti minimnya cairan ketuban yang tersisa, bayi berada dalam posisi sungsang atau melintang, kondisi placenta previa (posisi plasenta berada di bawah rahim sehingga menghambat jalan lahir), preeklamsia menjelang kelahiran, salah satu janin pada kehamilan kembar meninggal, panggul sempit sementara bobot bayi terlalu besar, dan infeksi penyakit menular-- sering terjadi pada kasus persalinan caesar. Namun, bukan berarti semua indikasi medis wajib melalui caesar. Ini tentunya sangat berkaitan dengan edukasi para dokter yang menangani kontrol kehamilan dan persalinan si ibu. Karenanya, Ibu harus lebih cermat dalam memilih ahli medis yang menangani kehamilan berikut persalinannya kelak. Ada pula yang beralasan karena kehamilan sebelumnya juga melalui cara yang sama. Dan selebihnya, memilih karena tidak ingin merasakan nyeri hebat persalinan dengan proses yang relatif cepat, faktor estetika (tidak ingin elastisitas vagina berubah), bisa menentukan tanggal kelahiran bayi, dan rekomendasi kerabat. • Saat-saat persalinan Proses persalinan secara caesar dimulai dengan mencukur rambut di bagian bawah garis kemaluan dan Ibu akan diberikan suntikan epidural. Lalu, cairan infus disuntikkan ke pembuluh vena. Ibu juga akan diberikan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi. Detak jantung dan tekanan darah juga
10 LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
selalu dipantau lewat monitor khusus selama jalannya operasi dan kateter juga dipasang untuk mengosongkan kandung kemih selama operasi berlangsung. Setelah Ibu berada dibawah pengaruh obat bius, barulah tindakan penyayatan dilakukan. Keseluruhan proses dapat berlangsung selama 30 hingga 45 menit dan bayi lahir di lima atau sepuluh menit pertama. • Kekurangan persalinan caesar Beberapa hari pertama pascapersalinan, akan timbul rasa nyeri hebat yang kadarnya dapat berbeda-beda pada setiap Ibu. Proses bedah memiliki risiko infeksi pada pasien dan hal ini berlaku pula pada pasien yang menjalani proses operasi caesar. Meski hal ini jarang terjadi, ada kalanya sang ibu mengalami infeksi pada luka jahitan pasca operasi caesar karena beberapa faktor. Salah satunya adalah kurang higienisnya perawatan luka operasi. Proses pemulihan cenderung berlangsung lebih lama, sehingga harus menjalani waktu rawat inap yang lebih lama ketimbang persalinan normal. Efek obat biusnya dapat membuat bayi cepat mengantuk, sulit saat harus mulai bernapas saat dilahirkan, sembelit, dan masuk angin. Sementara cara penyuntikkan obat bius di tulang punggung dapat membuat Ibu sering merasakan kesemutan dan rasa pusing cukup hebat di kemudian hari. Operasi besar ini menimbulkan
trauma operasi, seperti terjadinya risiko perdarahan dua kali lebih besar ketimbang persalinan normal dan juga risiko kerusakan kandung kemih. Tentu saja biaya persalinan caesar akan jauh lebih mahal. • Kelebihan persalinan caesar Bila indikasi medis membuat persalinan normal menjadi berisiko tinggi, persalinan caesar tentu saja menjadi cara teraman. Ibu yang memilih dibius secara lokal dapat melahirkan secara sadar, sehingga bisa segera menyusui si bayi dengan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) segera setelah operasi. Selain itu, karena tidak ada proses mengejan, risiko meregangnya otot-otot dasar panggul dan vagina menjadi berkurang. Proses persalinan dengan cara ini relatif singkat—membutuhkan waktu kurang dari satu jam. Jadi, melahirkan secara normal banyak diyakini sebagai cara terbaik. Karena proses persalinan alami ini akan memberikan sinyal ke seluruh tubuh untuk melanjutkan perannya dalam proses penyembuhan dan ‘memberi makan’ bayi. Misalnya saja, kelenjar susu akan segera aktif memproduksi kolostrum dan air susu, rahim akan berkontraksi secara alami untuk kembali ke bentuk tubuh semula, darah kotor akan dikeluarkan, serta hormon perlahan kembali ke kondisi semula. Tapi tentu saja, baik secara normal maupun caesar, tak akan mengurangi besarnya kasih sayang bukan? Jadi, Ibu mau pilih mana? ***
RAGAM
USG 4D,
APA SAJA KELEBIHANNYA ? Piranti ini merupakan salah satu keunggulan di bidang obstetri dan ginekologi, yang mewujudkan keinginan para calon orangtua untuk melihat wujud fisik sang calon buah hati dengan lebih real, sebelum si baby terlahir ke dunia.
U
ltrasonografi (USG) adalah pemindaian dengan menggunakan gelombang bunyi frekuensi tinggi yang dinyatakan aman bagi ibu dan janin pada pemeriksaan saat kehamilan. Pemeriksaan kehamilan dengan menggunakan USG penting untuk menilai keadaan kandungan ibu dan janin. Yaitu menilai normal/tidaknya janin saat usia 18 - 23 minggu, posisi/letak janin usia 30 hingga 34 minggu, juga dapat dideteksi jika terjadi gangguan pertumbuhan, keadaan tali pusat dan plasenta, serta jumlah/volume air ketuban. Perangkat USG sebelumnya baru sampai pada teknologi 2D (dua dimensi), dengan kemampuannya yang masih terbatas untuk menghitung usia, jenis kelamin, mamantau detak jantung, hingga memotret bidang surface (permukaan) janin dan memperkirakan hari persalinan. Recordnya dicetak dalam bentuk negatif film atau foto hitam putih. Saat ini, sudah ada USG 4D (4 dimensi). Dengan pemeriksaan USG 4D, wujud janin di dalam rahim akan terlihat jelas di layar monitor. USG 4D memiliki banyak kelebihan dibanding USG biasa. Selain dapat mengetahui permukaan anatomi bayi secara lebih jelas, mulai wajah hingga kelengkapan anggota badan, juga bisa menemukan jika ter-
dapat kelainan pada janin secara lebih akurat. Lebih dari itu, pada pemeriksaan USG 4D plus doppler – suatu alat yang mampu melihat arus pembuluh darah janin— seorang dokter bisa melihat, apakah janin mendapat cukup suplai darah atau tidak. Melongok kualitas tali pusat sehingga bisa mengambil kesimpulan, janin tersebut sehat atau tidak, hingga memeriksa kemungkinan adanya kelainan, seperti gambaran tulang belakang, letak tumor (kalau ada), maupun penyakit lainnya. Memang, semua pemeriksaan terhadap ibu hamil bisa dilakukan dengan USG biasa (USG 2D). Namun, ketepatan atau akurasi akan lebih tinggi dengan menggunakan USG 3D atau 4D. Secara prinsip fungsi USG 4D sama dengan USG biasa. Bedanya, USG 4D lebih detil dan akurat, karena bisa melihat dalam bentuk ruang (tiga dimensi), sekaligus memantau gerakan janin secara langsung (real time). Sisi plus lainnya, semua kelainan pada rahim akan tampak lebih jelas dilihat dari tiga sisi/dimensi, sehingga bisa tepat sasaran jika harus melakukan tindakan. Sayangnya, masyarakat belum begitu paham dengan kegunaan USG 4D. Biasanya, pasien melakukan pemeriksaan USG 4D hanya untuk melihat wajah atau jenis kelamin. Di sisi
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 11
RAGAM
lain, ada yang beranggapan bahwa dengan USG, semua masalah atau kelainan pada janin bisa di deteksi. Yang perlu dipahami bahwa USG hanya bersifat pemeriksaan anatomis (fisik). Misal, apakah anatomi dan organ pada janin, mulai kepala, tangan, kaki, mata dan telinganya sudah lengkap atau tidak, hingga kemungkinan-kemungkinan adanya kelainan atau penyakit pada janin. Namun, secara fungsional, seperti kemungkinan buta atau tuli belum bisa terdeteksi. Karena itulah, untuk memantau pertumbuhan janin di dalam rahim, minimal harus melalui 3 tahap pemeriksaan dengan USG. Biasanya terbagi menjadi trimester pertama, kedua dan ketiga. Pada trimester pertama dan kedua masa kehamilan, biasanya masih menggunakan USG 2D. Kecuali jika ada kelainan pada janin, maka dianjurkan untuk USG 3D/4D. Kapan sebaiknya pemeriksaan dilakukan ? Pemeriksaan 3D/4D direkomendasikan untuk dilakukan pada kehamilan antara 22-32 minggu agar wajah bayi dapat ditangkap sebaik mungkin. Namun demikian pemeriksaan ini dapat dilakukan kapan pun di luar waktu tersebut. Pada pemeriksaan trimester ketiga, gambaran USG 4D lebih jelas, karena ketika usia kehamilan telah mencapai 27-34 minggu, janin sudah memiliki bentuk anatomi yang cukup jelas. Kulit sudah mulai tebal, otot-otot mulai kuat, dan lemak-lemak pada janin sudah terbentuk. Bahkan wajah sang bayi mungil pun sudah terbentuk dengan jelas. Mimik bayi yang sedang senyum, marah, maupun aktifitas lainnya di dalam rahim (secara anatomis) pun terlihat dengan jelas. Ada hal menarik yang kerap terbukti pada proses USG, baik 2D, 3D, maupun 4D, dimana dokter selalu menganjurkan kepada ibu hamil untuk bicara pada bayinya. Percaya atau tidak, suara si ibu seolah bisa didengar oleh janin, dan mendorongnya untuk bereaksi, mengubah posisinya hingga bisa terlihat dengan jelas. Ini menggambarkan betapa kuatnya hubungan batin (emosional) antara ibu dan janin di dalam rahimnya. Kelebihan USG 4D Pada USG 4D, tubuh janin tampak dalam gambaran tiga/ empat dimensi. Selain itu, gerakan tubuh janin juga bisa terlihat. USG 4D mempunyai resolusi gambar yang tinggi, sehingga hasil pemeriksaan menjadi jauh lebih akurat bila dibandingkan dengn USG konvensional biasa. Manfaat pemeriksaan USG 4D pada kehamilan : • Screening Down Syndrome. Pada usia kehamilan 11 minggu 0 hari sampai dengan 13 minggu 6 hari (usia janin), cairan dalam kulit tengkuk janin yang dinamakan Nuchal Translucency (NT) muncul dan terlihat saat dilakukan USG 4D. Pengukuran ketebalan NT harus dilakukan sesuai standar internasional, supaya tercapai tingkat deteksi yang tinggi dari janin dengan Down Syndrome. • Anomali Scan. Pada usia kehamilan 11 minggu 0 hari sampai dengan 13 minggu 6 hari (usia janin) USG 4D dilakukan untuk mengidentifikasi cacat bawaan pada janin yang mencakup pemeriksaan jantung janin (fetal echocardiography). Pada usia kehamilan 20-24 minggu organ-organ tubuh janin khususnya jantung telah relatif besar, sheingga dapat diperiksa dengan teliti.
12 LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
•
•
Fetal Echocardiography. Pemeriksaan ini dilakukan dengan USG 4D untuk mendeteksi Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada janin. Deteksi PJB lebih dari sekedar mendengarkan detak jantung janin, tetapi dilakukan pemeriksaan struktur jantung janin serta pembuluh darah besar yang masuk dan keluar dari jantung secara sistimatis.Deteksi PJB melalui USG 4D pada janin akan meningkatkan kualitas penanganan pada saat bayi lahir dengan lebih cepat, tepat dan dapat mencegah kematian bayi serta menghindari timbulnya komplikasi. USG 4D pada usia kehamilan 26-28 minggu. Pemeriksaan USG 4D pada usia ini bersifat entertainment, dimana orang tua dapat melihat dengan sangat jelas wajah dengan ekspresi si janin, bentuk hidung, kaki, tangan dan jenis kelamin. Muka janin kembali sulit dilihat pada usia kehamilan diatas 28 minggu. Ini disebabkan oleh jumlah air ketuban yang semakin berkurang.
Manfaat lain USG 4D selain pemeriksaan kehamilan diantaranya : • Mendeteksi tumor ovarium/ fibroid/ mioma • Deteksi dini tumor payudara/ USG Mammae • Pemeriksaan fungsi jantung • Mendeteksi kelainan thyroid, hati, kandung empedu, pancreas, limpa, ginjal, kandung kemih, prostat dan lain-lain. *** (dari berbagai sumber)
ANAK & REMAJA
Pola Asuh
Membentuk Karakter Anak Lihat anakmu dan bercerminlah
S
etiap orang tua pastilah ingin memiliki anak yang cerdas, sehat, dan berkarakter baik. Ada ungkapan bahwa seorang anak merupakan cerminan dari orang tua mereka, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Oleh karena itu dalam mendidik anak diperlukan pola asuh yang tepat karena berkaitan erat den-
gan pembentukan karakter anak yang berkualitas. Pola asuh merupakan suatu bentuk interaksi antara orang tua kepada anak dalam melakukan kegiatan mendidik, membimbing, merawat, serta melindungi anak, hingga anak tersebut mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya secara dewasa dan mandiri tanpa pen-
dampingan dari orang tua lagi. Tipe pola asuh antar keluarga dapat saling berbeda karena dapat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan serta kehidupan sosial dan budaya orang tua. Secara umum, tipe pola asuh pada orang tua terdiri dari dua perilaku, yaitu perilaku directive dan perilaku supportive. Pada perilaku directive, orang tua menggunakan komunikasi satu arah untuk memberitahukan peran anak dan apa saja yang seharusnya anak lakukan. Sedangkan pada perilaku supportive, orang tua menggunakan komunikasi dua arah dimana orang tua mendengarkan anak, memberi teguran positif kepada anak, serta membantu mengarahkan perilaku anak. Pendapat tentang tipe pola asuh Selain dua perilaku tersebut, terdapat pula beberapa pendapat lain mengenai tipe pola asuh anak. Pola asuh ini diantaranya menurut teori Baumrind, menurut Hoffman, serta menurut Hersey dan Blanchard. Baumrind mengemukakan empat
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 13
ANAK & REMAJA
menggunakan komunikasi satu arah, dimana peran anak ditentukan sepenuhnya oleh orang tua. Pola asuh selling, serupa dengan pola asuh bina kasih, yang menggunakan komunikasi dua arah, dimana anak diberikan dukungan dan arahan dalam bertindak. Tipe pola asuh participating, memiliki perilaku directive rendah dan supportive dari orang tua yang tinggi, dimana orang tua dan anak memutuskan sesuatu dan membuat kesepakatan melalui komunikasi bersama. Sedangkan pola asuh delegating yang memiliki perilaku directive dan supportive dari orang tua yang rendah, dimana orang tua menetapkan apa yang harus dilakukan anak tetapi anak diberi kesempatan untuk melakukan dan memutuskan tindakan sendiri.
tipe pola asuh, yaitu: pertama, pola asuh otoriter, dimana lebih menekankan kepada pengawasan dan kontrol dari orang tua terhadap anak untuk mendapatkan kepatuhan anak. Sifat pola asuh ini cenderung kaku, tegas, dan mengekang anak dalam melakukan segala tindakan. Kedua, pola asuh demokratis, yang mampu menciptakan keseimbangan antara hak dan kewajiban orang tua dan anak, sehingga anak dapat bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan. Ketiga, pola asuh permisif, atau disebut juga dengan pola asuh pemanja, dimana pegawasan yang diberikan sangat longgar, orang tua memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan tindakan tanpa pengawasan yang cukup. Keempat, uninvolved parenting (pola asuh penelantar). Pada pola asuh ini, orang tua memberikan waktu, biaya, dan kasih sayang yang sangat sedikit kepada anak karena orang tua lebih sering melakukan kepentingan pribadi mereka sendiri. Menurut Hoffman, terdapat tiga tipe
14 LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
pola asuh, yaitu: pertama, pola asuh bina kasih, dimana orang tua menjelaskan kepada anak alasan mengenai tindakan yang dilakukan. Terdapat perilaku directive dan supportive yang tinggi dari orang tua pada pola asuh ini. Kedua, pola asuh unjuk kuasa yang dapat menghasilkan tekanan pada anak agar bertindak sesuai dengan orang tua. Pola asuh ini memiliki perilaku directive yang tinggi, dan supportive yang rendah dari orang tua. Ketiga, pola asuh lepas kasih, orang tua tidak lagi memberikan kasih sayang pada anak jika orang tua tidak setuju terhadap suatu tindakan yang dilakukan anak, hal ini dilakukan hingga anak merubah tindakan dan perilakunya. Pada pola asuh lepas kasih ini, baik perilaku directive dan supportive dari orang tua sama-sama rendah. Sedangkan menurut Hersey dan Blanchard, pola asuh terdiri dari empat tipe, yaitu: telling, selling, participating, dan delegating. Pada pola asuh telling, menyerupai pola asuh unjuk kuasa,
Apa itu karakter? Karakter dapat diartikan sebagai sifat bawaan yang menjadi ciri khas individu serta mempengaruhi tingkah laku dan watak seseorang. Sedangkan karakter anak merupakan sikap kejiwaan anak yang cenderung masih dapat berubah dan dapat diarahkan sesuai dengan pola asuh keluarga sehari-hari. Pola asuh otoriter misalnya, dapat menghasilkan karakter anak menjadi tidak berinisiatif, tidak mampu menyelesaikan masalah, komunikasi buruk, mudah gugup dan ketakutan. Sedangkan pada pola asuh demokratis, anak terlatih untuk membuat keputusan secara bebas, dapat berkomunikasi dengan baik, dan lebih disiplin. Pola asuh demokratis memperlihatkan karakter anak dengan emosional positif dan perkembangan kognitif yang baik. Tetapi dalam keseharian, mungkin kita tanpa sadar ‘mengarahkan’ anakanak kita untuk menjadi seperti apa yang dilakukan orangtuanya. Bagaimana bisa? Ya, karena anak belajar melihat, merasakan, dan merekam apa yang mereka lihat dari sikap orangtua/orang yang dekat dengannya setiap hari. Dorothy Law Nollte mengungkapkan : • Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki • Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi • Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri • Jika anak dibesarkan dengan peng-
ANAK & REMAJA
• • • • • •
hinaan, maka ia belajar menyesali diri Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar mengendalikan diri Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia belajar percaya diri Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia belajar menghargai Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia belajar percaya Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menghargai diri sendiri Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya
Jadi, mari kita saling introspeksi. Saling mengingatkan ucapan yang keluar dari mulut, dan sikap serta perilaku yang tidak baik bagi anak kita. Karena han-
ya dengan melihat, anak sudah mampu merekam dalam otaknya. Mereka punya kemampuan menyerap informasi dengan baik dari semua indra mereka, bukan hanya perkataan, tapi juga sikap dan perilaku orang tua, bahkan tanpa kita sadari. Maka, sikap terbaik adalah menjadi teladan bagi anak-anak kita. Karakter seperti apa ingin kita tanamkan pada anak kita? Berikan contoh itu dalam sikap dan perbuatan serta kata-kata. Maka dengan mudah anak akan mencontohnya dan menyimpannya dalam memori bawah sadarnya. Suatu saat, ketika ada pemicunya, apa yang tersimpan itu secara otomatis akan muncul/diekspresikan. Misalnya, kita hormat dan sayang pada pasangan kita. Saat anak kita menikah kelak, maka dia akan mencontoh perilaku orang tuanya terhadap pasangannya. Berapa nilai Anda ?
Ada sebuah penelitian yang menemukan cara paling sederhana untuk mengetahui berapa nilai Anda sebagai orang tua dalam mendidik anak. Lihat raport pertama anak kita pada waktu sekolah (play group atau TK), itu adalah raport milik kita sebagai orang tua, bukan anak. Anda dapat berkaca dari hasil tersebut, bagaimana kualitas “anak” Anda, begitu pula kualitas pengasuhan Anda. Artinya, itu adalah raport awal saat 3-5 tahun Anda membentuk keluarga dan mendidik anak. Tapi jika ingin tahu hasil akhirnya, lihatlah kehidupan anak Anda ketika dia sudah berada didalam kehidupan sebenarnya. Lihat bagaimana pergaulannya, juga caranya berbicara dan bersikap. Jadi sebagai orang tua, karakter apa yang ingin kita bentuk dalam diri anakanak kita? Mulailah dengan menerapkan pola asuh yang sesuai, dan jadilah teladan terbaik untuk mereka. *** (tim – dari berbagai sumber)
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 15
LAPORAN UTAMA
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2015 Dignity in Mental Health
Mengembalikan Hak-Hak
Kemanusiaan ODMK Tema “Dignity in Mental Health” yang diusung pada Hari Kesehatan Jiwa Sedunia atau World Mental Health Day tahun ini kembali mengingatkan kita bahwa ada ’bagian’ dari kita yang terpinggirkan.
16 LENTERA JIWA
S
etiap tanggal 10 Oktober, seluruh dunia memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS), termasuk Indonesia. HKJS diperingati pertama kali tahun 1992 sebagai inisiatif dan prioritas World Federation of Mental Health (WFMH) dan didukung Badan Kesehatan Dunia (WHO) dengan anggota lebih dari 150 negara di dunia. Tujuan HKJS adalah untuk menghormati hak-hak orang dengan masalah kejiwaan (ODMK), memperluas program pencegahan masalah kesehatan jiwa antara penduduk rentan, memperluas pelayanan yang memadai dan mendekatkan akses bagi mereka yang membutuhkan serta meningkatkan upaya kesehatan jiwa secara optimal. Di seluruh dunia, ODMK mengalami pelanggaran hak asasi yang paling berat. Banyak
Edisi 31 | 2015
dari mereka dipasung, dan kekerasan fisik. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan 1,7 di antara penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat seperti psikotik dan skizofrenia. Sebanyak 14,3% di antaranya pernah dipasung. Tahun ini, tema dignity atau “martabat” sengaja dipilih oleh World Federation for Mental Health karena saat ini, mereka yang mengalami gangguan kesehatan jiwa masih mendapatkan perlakuan diskriminatif, menerima stigma dan tersingkirkan dari lingkungannya, dan kadang jadi sasaran kekerasan fisik dan emosional oleh keluarga sendiri maupun masyarakat. Belum lagi terbatasnya akses OMDK terhadap layanan kesehatan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman keluarga dan masyarakat akan gangguan atau masalah kejiwaan, dan juga masih kurangnya jumlah dan kualitas tenaga medis profesional dan minimnya fasilitas dalam perawatan. Di Indonesia sendiri, pemerintah menerjemahkannya bahwa ini adalah moment menuju pelayanan kesehatan jiwa yang bermartabat, berusaha meningkatkan kesadaran akan pentingnya jaminan bagi orang dengan gangguan kesehatan jiwa untuk bisa meneruskan hidup dengan penuh martabat melalui kebijakan, layanan kesehatan, dan kehidupan di masyarakat yang menjamin hak-hak mereka sebagai manusia, menjalani kehidupan yang produktif, sehingga mereka juga dapat berperan sebagai sumber daya bagi keluarga maupun masyarakat. Upaya yang tak kalah penting adalah upaya ini harus dilakukan secara berkesinambungan dan menyeluruh, dan lintas profesi. Selain itu diperlukan sikap tanggap keswa, baik dari keluarga, lingkungan, maupun tenaga medis profesional. Karena ODMK punya kesempatan pulih jika cepat dideteksi, didiagnosa dan diobati. Semoga tak lama lagi, pelayanan kesehatan sudah setara dengan pelayanan kesehatan lainnya. Semua itu adalah upaya agar mereka mendapatkan kembali hak-hak kemanusiaannya. ***
Laporan Utama
PORKESREMEN & JAMBORE Kesehatan Jiwa (KESWA) ke-V
Berkarya Kembali, Torehkan Prestasi
NUNGGU FOTO DARI RSJS
RSJ Prof.Dr. Soerojo Magelang berpartisipasi dengan mengirimkan (...........) rehabilitan dan (............) petugas pendamping. .............................................................................................................................................................
S
etelah empat penyelenggaraan sebelumnya digelar di Jakarta, Bandung, Malang dan terakhir di Singkawang, tahun ini Pekan Olahraga dan Kesenian Rehabilitasi Mental (PORKESREMEN) dan JAMBORE Kesehatan Jiwa (KESWA) ke-V digelar di Samarinda, Kalimantan Timur. Acara yang dibuka secara resmi oleh PLT
Gubernur dan Ketua Arsawakoi pada tanggal 2 Oktober 2015 ini merupakan rangkaian acara peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) yang jatuh pada 10 Oktober. Tema yang diusung adalah “Dignity in Mental Health”. Sebagai pembuka perhelatan tahunan tersebut, menampilkan defile dari kontingen berbagai provinsi.
Dan diisi berbagai lomba dan kegiatan yang melibatkan rehabilitan dan pendamping, diantaranya pentas seni budaya (tilawatil Quran, kaligrafi arab, seni tari), lomba poster, pertandingan olahraga (volley, futsal, catur, tenis meja, bulutangkis), pameran hasil karya rehabilitan dan berbagai kegiatan menarik lainnya. Porkesremen diikuti sekitar 400
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 17
Laporan Utama
juara umum dengan perolehan 7 emas 3 perak dan 2 perunggu. RSJD Surakarta meraih Juara 2, dan RSJD Jawa Barat di peringkat 3. Sementara dalam kategori Deville, RSJS Magelang mendapat peringkat ke-3. Pelaksanaan Porkesremen secara resmi ditutup oleh Plt Dirjen Bidang Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Tini Suryanti Suhandi. Dalam sambutannya disampaikan, perhelatan Porkesremen dan Jamnas Keswa V yang mengusung slogan “Dignity in Mental Health” ini telah berhasil mempersatukan dan menyambung tali silaturahmi para penyandang gangguan mental. Selain itu, ia berharap agar kegiatan ini dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup para peserta.
orang dari 39 provinsi dari seluruh Indonesia, yang terdiri dari rumah sakit jiwa, pusat rehabilitasi dan rumah sakit ketergantungan (sebanyak 27 RSJ berpartisipasi). Mereka yang ikut bertanding adalah yang sudah memasuki proses penyembuhan. Kegiatan yang berlangsung sejak 30 September hingga 3 Oktober 2015 ini bertujuan meningkatkan dan memaksimalkan paskarehab para pasien. Serta dilatih dan dibina untuk meningkatkan kesehatan dan harga diri mereka, sehingga tidak canggung dan bisa diterima ketika kembali ke tengah masyarakat. Terbukti, para rehabilitan mampu menampilkan sisi terbaik mereka dengan bertanding secara sportif. Dan hasilnya: RSJD Atma Husada Mahakam Kaltim keluar sebagai
Porkesremen kali ini pun menjadi momen yang spesial karena ada rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) No. 7105/R.MURI/X/2015 diberikan untuk pemecahan rekor merangkai gelang manik oleh penyandang skizofrenia terbanyak, yaitu 100 orang. Tahun depan, Porkesremen akan digelar di Provinsi Riau. Kegiatan ini merupakan pembuktian, bahwa dengan penanganan yang tepat, segera, dan konsisten, rehabilitan ini mampu kembali berkarya. Semoga ketika kembali di tengah masyarakat, mereka bisa diterima dengan positif, terbuka, dan bermartabat. ***
Prestasi Gemilang Rehabilitan Prestasi yang dicapai oleh para penyandang Skizofrenia dalam Porkesremen dan Jamnas Keswa ke-V : 1. Juara Umum I : Rumah Sakit Jiwa Atma Husada Mahakam (7 Emas, 3 Perak, 2 Perunggu) 2. Juara Umum II : Rumah Sakit Jiwa Surakarta (5 Emas, 3 Perak, 1 Perunggu) 3. Juara Umum III : Rumah Sakit Jiwa Jawa Barat (3 Emas, 1 Perak, 3 Perunggu) Pemenang De Ville 1. Juara I 2. Juara II 3. Juara III 4. Juara Harapan I 5. Juara Harapan II 6. Juara Harapan III
Pemenang Stand Pameran 1. Juara I 2. Juara II 3. Juara III 4. Juara Harapan I 5. Juara Harapan II 6. Juara Harapan III Stand Faforit
18 LENTERA JIWA
: : : : : :
Kontingen Kontingen Kontingen Kontingen Kontingen Kontingen
Rumah Rumah Rumah Rumah Rumah Rumah
Sakit Sakit Sakit Sakit Sakit Sakit
Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa
Jawa Barat Jambi Prof. Dr. Soerojo Magelang Dr. Soeharto Heerdjan jakarta Bangka Belitung Atma Husada Mahakam
: : : : : :
Kontingen Kontingen Kontingen Kontingen Kontingen Kontingen
Rumah Rumah Rumah Rumah Rumah Rumah
Sakit Sakit Sakit Sakit Sakit Sakit
Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa
Atma Husada Mahakam Prof. Dr. Soerojo Magelang Aceh Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Lawang Bali
: Stand Puskesmas Sempaja Samarinda
Edisi 31 | 2015
Warta Foto
Simulasi Akreditasi Versi 2012
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 19
Keperawatan
Pentingnya Pencampuran
Obat Secara Aseptis Dalam melakukan pencampuran obat, tak hanya dosis yang harus diperhatikan, tapi juga aseptis. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan tenaga kefarmasian yang terlatih, fasilitas dan peralatan serta prosedur penanganan khusus.
M
enurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/ MENKES/ SK/ X/ 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, dispensing sediaan steril harus dilakukan secara terpusat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial, kontaminasi sediaan, paparan terhadap petugas dan lingkungan, untuk mencegah kesalahan dalam pemberian obat, serta untuk
20 LENTERA JIWA
Edisi 31 || 2015 2015
menjamin kualitas mutu sediaan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan tenaga kefarmasian yang terlatih, fasilitas dan peralatan serta prosedur penanganan khusus. Secara lebih spesifik, dalam kebijakan pelayanan Instalasi Farmasi tentang Kebijakan Teknis Aseptis tertera “Teknis Aseptis didelegasikan oleh farmasis kepada perawat bangsal RS Jiwa Prof.dr. Soerojo Magelang”. Dikarenakan hal tersebut maka Instalasi farmasi wa-
jib melakukan pelatihan terhadap para perawat yang akan melakukan pencampuran obat baik di poliklinik, UGD maupun bangsal perawatan. Maka terkait hal tersebut, tanggal 2 – 3 September 2015 lalu dilaksanakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) “Pencampuran Obat Secara Aseptis”, berkerjasama antara Sub Pokja Manajemen Penggunaan Obat (MPO) dengan Instalasi Diklit. Diklat tersebut dibagi menjadi dua gelombang; dari perwakilan perawat
Keperawatan
UGD, poliklinik dan bangsal perawatan, dengan narasumber dan instruktur dari Tim Pokja MPO. Diklat dilaksanakan dalam tiga tahapan. Tahapan yang pertama paparan tentang Manajemen dan Penggunaan Obat, tahapan yang kedua tentang paparan tentang Pencampuran Obat Secara Aseptis dan tahapan yang ketiga adalah praktek Pencampuran Obat Secara Aseptis. Aseptis berarti bebas mikroorganisme. Teknik aseptis didefinisikan sebagai prosedur kerja yang meminimalisir kontaminan mikroorganisme dan dapat mengurangi risiko paparan terhadap petugas. Pencampuran obat secara aseptis adalah pelaksanaan suatu prosedur dibawah kondisi yang terkontrol untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi
mikroorganisme atau partikel kontaminan (mempertahankan sterilitas sediaan). Kontaminan kemungkinan terbawa ke dalam daerah aseptis dari alat kesehatan, sediaan obat, atau petugas. Jadi, penting untuk mengontrol faktor-faktor ini selama proses pengerjaan produk aseptis. Pencampuran sediaan steril harus memperhatikan perlindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme; sedangkan untuk penanganan sediaan sitostatika selain kontaminasi juga memperhatikan perlindungan terhadap petugas, produk dan lingkungan. Kenapa obat harus dicampur dengan mengunakan teknis aseptis ? Tujuan yang pertama adalah meminimalkan risiko kontaminasi terhadap sediaan (jaminan sterilitas), dan kedua,
jaminan mutu dan kualitas untuk produk parenteral. Pencampuran sediaan steril harus dilakukan secara aseptis oleh tenaga yang terlatih, karena ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti kontaminasi terhadap produk, paparan sediaan terhadap petugas serta lingkungan (terutama untuk sediaan sitostatika). Dalam melakukan pencampuran sediaan steril perlu diperhatikan hal-hal berikut seperti : perlindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme, perlindungan petugas dan lingkungan terhadap paparan, stabilitas sediaan, serta ketidak tercampuran sediaan. Oleh karena itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, penanganan sediaan harus dilakukan di dalam ruangan khusus (steril), secara disiplin, hati-hati serta diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan. Standar pencampuran obat secara aseptis seharusnya menggunakan Laminar air flow (LAF) atau clean classroom 100 dalam melakukan teknis aseptis. Laminar Air flow (LAF) mempunyai sistem penyaringan ganda yang memiliki efisiensi tingkat tinggi, sehingga dapat berfungsi sebagai: (1)Penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara, (2) Menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan, (3)Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF. Intinya, dalam melakukan pencampuran sedian steril diperlukan ruangan dan peralatan khusus untuk menjaga sterilitas produk yang dihasilkan dan menjamin keselamatan petugas dan lingkungannya. Namun dikarenakan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang belum mempunyai LAF, maka yang bisa dilakukan adalah meminimalkan terkontaminasinya produk parenteral oleh mikroorganisme dan partikel yang ada di lingkungan. Diharapkan dengan dibekalinya para perawat tentang ilmu pencampuran obat secara aseptis ini maka tujuan diatas dapat tercapai. Pelatihan dihadiri oleh 80 peserta, namun kedepan diharapkan semua perawat dapat dilatih dan mempunyai sertifikat pelatihan. *** (Wahyu/Ipung)
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 21
Profil
Dengan Billing System, Data Lebih Cepat & Akurat
P
Wasingun, SKM, MM
MM Kepala Sub Bagian Mobilisasi Dana RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
22 LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
erubahan perilaku masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan (baca; rumah sakit) yang menuntut layanan yang lebih baik dan lebih cepat, memang tak bisa disalahan. Kecanggihan teknologi, selalu dituding menjadi kambing hitam. Imbas positifnya, untuk menjawab tantangan tersebut, selain meningkatkan pelayanan dengan mengoptimalkan potensi yang ada, misalnya letak RSJ Prof.Dr. Soerojo Magelang yang strategis dan lahan yang luas, sehingga pengembangan rumah sakit dapat dilakukan secara optimal, dan mampu menyediakan sarana dan prasarana yang representatif dan sesuai standar pelayanan RS Tipe A untuk Jiwa, tipe B untuk umum. Di samping itu, rumah sakit pun mulai melirik sistem informasi (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan maupun manajerial. Melalui program aplikasi ini, seluruh pihak rumah sakit akan dapat dengan mudah, cepat, akurat dalam mengetahui dan menyajikan data-data pasien, melakukan pengolahan data secara terintegrasi dari setiap unit, berkomunikasi dengan sub bagian lainnya secara up to date dengan berbagai kegiatan maupun perkembangan di rumah sakit. Salah satu yang merasakan peningkatan signifikan dalam penerapan sistem tersebut adalah sub bagian mobilisasi dana RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. Seperti diungkapkan oleh Wasingun, SKM, MM Kepala Sub Bagian Mobilisasi Dana RSJS. Dalam tugas utamanya mengelola pendapatan dan penerimaan, serta mengelola piutang Rumah Sakit, sangat terbantu dengan memanfaatkan aplikasi ini. “Ini merupakan potensi lain yang dimiliki oleh Sub Bag Mobilisasi Dana yaitu dalam pengelolaan penerimaan Rumah Sakit sudah dilakukan dengan sistem
billing (billing system), sehingga dapat menyajikan data yang cepat dan akurat, sebagai data dasar untuk menyusun Rencana dan Stategi Rumah Sakit,” jelas pria kelahiran Kebumen, 28 Desember 1966 ini. Billing System yang dimaksud adalah jaringan atau susunan yang merupakan salah satu aplikasi sistem pembayaran rumah sakit untuk pelayanan pasien pada Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap serta Instalasi Sarana penunjang (Laboratorium, Radiologi dll), jadi boleh dikata billing system adalah bagian aplikasi dari SIM-RS. Namun memang, diakui Kasubag Mobilisasi Dana masih ada kendala dalam menangani masalah piutang pasien miskin yang tidak mempunyai jaminan asuransi kesehatan (BPJS). “Karena banyak pasien miskin yang tidak mempunyai kartu BPJS, dan tidak memungkinkan untuk menjadi peserta BPJS karena tidak mempunyai keluarga,” jelasnya. Dengan kondisi tersebut, bagaimana Subbag Mobilisasi Dana mendukung dan berkoordinasi dengan bagian-bagian lain di RSJS dalam upaya mencapai target sesuai renstra? Didukung dengan SDM kompeten, “Kami juga memanfaatkan teknologi SIM-RS melalui billing system, sehingga pengelolaan penerimaan rumah sakit dan pengelolaan piutang RS dapat terintegrasi dengan unit – unit terkait secara baik.” Peran SDM di dalam setiap unit kerja memang memegang peran vital. Di subbag mobilisasi dana, menurut Kasubag sudah memenuhi kebutuhan, terutama secara kuantitas. Hal ini dapat dilihat pada Analisa Beban Kerja yang sudah sesuai dengan kebutuhan. Komposisi SDM menurut pendidikan terdiri dari: S2 = 2, S1 = 5, D3 = 5, SLTA = 5. Total jumlah pegawai sebanyak 17 orang. Untuk meningkatkan kualitas, mereka
juga diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi pendidikan melalui tugas belajar ataupun ijin belajar. Terbukti, saat ini ada 1 karyawan yang sedang melaksanakan tugas belajar S2, ijin belajar 2 orang. Untuk mengelola semua SDM ini agar dapat bekerjasama dan berkinerja baik adalah dengan menanamkan kejujuran, melayani pelanggan dengan hati, dan berkomunikasi yang baik untuk meraih keberhasilan kepuasan pelanggan. Selain itu juga memperhatikan kesejahteraan karyawan melalui sistem remunerasi (pembagian jasa berdasarkan kinerja), yang tentu jumlah besar dan kecilnya disesuaikan dengan jenis jabatan dan posisi jabatannya. Holopis Kuntul Baris, Saiyeg Saeka Praya Bekerja di RSJ Prof. Dr. Soerojo sejak tahun 1993 silam, ia berharap ‘rumah pengabdiannya’ ini terus berkembang menjadi yang terbaik. “Seperti peribahasa Jawa “Holopis kuntul baris, saiyeg saeka praya,“ mari kita bersama-sama, bergotongroyong membangun untuk mencapai visi Rumah Sakit menjadi pusat unggulan pelayanan dan pendidikan kesehatan jiwa secara holistik di tingkat nasional tahun 2015 dan ASEAN tahun 2018 (UN5A8).” Dengan metode kepemimpinan yang baik dan ideal, ia yakin, visi misi yang dicanangkan tidak mustahil diwujudkan. Di unit kerjanya sendiri, ada 4 kiat kepemimpinan yang diterapkannya; 1) Memiliki Integritas
Yaitu rasa memiliki bawahan, mengedepankan kejujuran dan prinsip moral yang baik. Kita harus merasa bahwa bawahan adalah asset yang berharga untuk kemajuan organisasi, sehingga mereka harus diperlakukan dengan baik, penuhi kebutuhan mereka selayaknya, dan hargai kinerja mereka sepantasnya. 2) Membangun sebuah tim manajemen kerja yang terbaik. Yaitu dengan membuat job deskripsi dengan adil, merata, jelas, dan tidak tumpang tindih. 3) Menciptakan inspirasi dan motivasi untuk bawahan Kita harus menyadari bahwa bawahan kita memiliki kemampuan terbatas, sehingga jangan selalu menuntut berlebihan, karena mereka juga manusia biasa yang memiliki kelemahan, rasa jenuh dan stagnan dalam berpikir. Sehingga kita perlu memotivasi dan membuat ide-ide baru untuk mereka. 4) Ciptakan suasana kerja yang nyaman dan fleksibel Menciptakan suasana kerja yang fleksibel, nyaman dan tidak tegang, tetapi tetap harus mengedepankan kedisiplinan dan rasa tanggungjawab terhadap tugas masing-masing. Tak ada pemimpin tanpa cela. Tapi semua boleh berharap,”menurut saya, pemimpin yang ideal yaitu mampu menjaga tanggungjawab, beretika, memiliki komitmen dan bijaksana, jujur dalam bersikap maupun bertindak, komunikatif, syukur kalau ditambah cerdas dalam berpikir maupun cerdas secara emosi,” paparnya. ***
Nama Lengkap
: WASINGUN, SKM, MM
Tanggal Lahir
: Kebumen, 28 Desember 1966
Riwayat Pendidikan : SD (th. 1980), SMP (th.1983), SMA (th.1986), Akademi Gizi (th.1989), Fak. Kesehatan Masyarakat (th.1999), Magister Managemen (th. 2010) Riwayat jabatan : Staf Instalasi Gizi (1993 – 2006), Kepala Seksi Penunjang Medik II (2007), Kepala Seksi Pelayanan Penunjang Medik (2009), Kepala Sub Bagian Program dan Anggaran (2010), Kepala Sub Bagian Mobilisasi Dana (2011 – sekarang)
Mereka Memberi Saya Hikmah
D
alam keseharian tugasnya di RSJSM, banyak hal berkesan yang diingatnya. Salah satunya, hikmah dari orang dengan gangguan jiwa. “Jika kita melihat keadaan saudara kita yang mengalami sakit jiwa, maka setiap hari kita selalu menjumpai pengalaman yang menarik dan banyak hikmah yang dapat dipetik. Intinya kita harus selalu bersyukur karena diberi kesehatan jiwa dan fisik, betapa nikmat dan indahnya hidup ini. Andaikan ada saudara kita yang sudah diberi kesehatan jiwa dan fisik, tetapi tidak bersyukur, silahkan berkunjung ke RSJ, agar bisa mengambil hikmah dan berkaca.” ***
Prestasi/ Penghargaan : Satyalancana Karya Satya XX TAHUN. Nama Istri dan Anak Istri : Yullaika Wahyu Astuti Anak : Harum Murti, Hanindya Kirana Murti, Salsabila Yudith Khairunisa, Mariza Anindya Murti, Muhammad Bima Putra Sejati, Muhammad Aji Panuluh Hoby : Olah raga, penikmat musik Makanan Favorit : Tampe goreng Warna Kesukaan : Hitam
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 23
Warta
Tes Kapasitas Mental
Calon Pemimpin Kota Magelang Salah satu tahapan yang harus dilalui oleh pasangan calon kepala daerah adalah tes kesehatan, meliputi kesehatan fisik dan mental.
T
es ini menjadi salah satu proses yang wajib dilaksanakan pasangan calon (paslon) untuk mengikuti tahapan Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada). Akhir bulan Juli lalu tiga paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang menjalani tes kapasitas mental dan bebas NAPZA di Gedung Kapasitas Mental RSJ Prof. Dr. Soerojo (RSJS) Magelang. Dalam pemeriksaan tesebut ketua tim medis yang diketuai Direktur Medik dan Keperawatan RSJS dr. Eniarti, SpKJ menjelaskan, ketiga paslon diperiksa oleh tim kesehatan yang terdiri dari psikolog, psikiater, dokter spesialis saraf, dokter patologi klinis, rekam medis, dan dokter umum. Hasil pemeriksaan kesehatan mental ini selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi ketiga paslon ; Kolonel Inf. Haryanto dan Agus Su-
24 LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
satyo, paslon petahana Sigit Widyonindito dan Windarti, serta paslon Joko Prasetyo dan Priyo Waspodo apakah memenuhi syarat atau tidak untuk meneruskan tahapan Pilkada selanjutnya. Saat ditanya seputar proses pemeriksaan Ketua Tim Medis, dr
Eniarti, menjelaskan dalam tes kapasitas mental tersebut ada tiga tahap yang harus dilalui paslon; Pertama pemeriksaan sehat jiwa yang meliputi pemeriksaan psikologi, pemeriksaan psikiatrik dan pemeriksaan neurolog. Kedua adalah Assessment Kompetensi Individu yang meliputi psikotes lengkap, interception and review task, assessment kompetensi kerja, dan behavioural interview. Tahap terakhir, laporan pemeriksaan yang diserahkan kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Magelang. Lebih lanjut dr. Eniarti menjelaskan, tes kapasitas mental ini tidak sekadar untuk menakar kejiwaan, tapi lebih kepada tindakan preventif yang mengacu pada kapasitas mental orang yang bersangkutan. Selain itu, tim medis juga melakukan pemeriksaan atas kandungan NAPZA pada tubuh masing-masing paslon meliputi enam parameter yakni amphetamin, benzodiazepam, mariyuana, coccain, morfin, dan alkohol. ***
WARTA
HKJS 2015
Edukasi Keswamas Melalui
Aplikasi Android Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan meluncurkan Aplikasi Android Kesehatan Jiwa sebagai wujud kepedulian terhadap kesehatan jiwa serta membantu mengedukasi dan menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya masalah kesehatan jiwa.
A
plikasi Android Kesehatan Jiwa ini diluncurkan pada peringatan Puncak Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tahun 2015 di Taman Kota Waduk Pluit, Jakarta Utara (11/10). Sebelumnya, dalam temu media yang digelar di gedung Kemenkes (9/10) Direktur Bina Upaya Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, dr. Eka Viora, Sp.KJ mengatakan aplikasi bernama Sehat Jiwa sengaja dirancang oleh Kementerian Kesehatan RI dibantu World Health Organization (WHO). Tujuannya untuk membantu mengedukasi dan menyadar-
kan masyarakat mengenai pentingnya masalah kesehatan jiwa. Aplikasi yang dapat diunduh secara cuma-cuma di playstore ini berisi informasi serta kuisioner yang dapat digunakan sebagai deteksi dini (screening) untuk mengukur gangguan kejiwaan. Disamping itu terdapat konten lain berupa informasi pelayanan kesehatan jiwa terdekat serta menu pelaporan terkait pelayanan kesehatan jiwa. Aplikasi Sehat Jiwa ini juga akan berguna bagi para orang tua karena terdapat informasi terkait cara mengasuh anak agar
tidak mengalami gangguan kejiwaan. “Pada dasarnya aplikasi ini dibuat untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya masalah kesehatan jiwa. Melalui aplikasi ini pula, masyarakat dapat melaporkan seseorang yang dipasung atau mereka yang mencoba melakukan tindakan bunuh diri, sehingga selanjutnya dapat diambil langkah tindak lanjut penyelamatan yang lebih cepat,” ungkap dr. Eka Viora, Sp.KJ. “Kita punya target pembangunan kesehatan berkelanjutan tahun, 2030 nanti sepertiga dari kematian dini bisa dicegah. Salah satu kematian dini itu adalah bunuh diri yang dikaitkan dengan kesehatan jiwa,” kata dr. Eka lebih lanjut. dr. Eka Viora, Sp.KJ menjelaskan mereka yang memiliki gangguan jiwa dapat berkontribusi positif kepada masyarakat selama mereka menerima hak-haknya dan dirawat dengan benar. Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tahun ini bertema “Dignity in Mental Health”Martabat dalam kesehatan jiwa; yang merupakan seruan dan ajakan untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Sekjen Kemenkes RI, dr. Untung Suseno Sutarjo menunjukkan aplikasi kesehatan jiwa disaksikan perwakilan WHO Indonesia, dan Direktur Bina Kesehatan Jiwa dr. Eka Viora, Sp.KJ
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 25
LAPORAN KHUSUS
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia :
Menyebarkan Kepedulian &
Menumbuhkan Harapan Dalam komunitas ini, kita tak hanya bisa berbagi, dan saling menguatkan, tapi juga menumbuhkan harapan. Karena melahirkan banyak kisah sukses penderita skizofrenia yang berhasil kembali produktif.
26 LENTERA JIWA
Di
sekitar kita, tentu ada penderita skizofrenia yang menjadi bagian dari lingkungan tempat tinggal. Atau mungkin, kitalah orang terdekat penderita, karena satu keluarga. Memiliki anggota keluarga yang menderita skizofrenia, dituntut memiliki kesabaran ekstra, dan ketangguhan lahir batin. Penderitaan tak hanya dirasakan oleh si penderita yang seperti hidup dalam dua dunia. Orang-orang terdekatnya juga. Apalagi, keluarga yang sudah berusaha maksimal memberikan pengobatan namun belum berhasil, bahkan pada penderita akut, keluarga harus bertaruh hidup setiap hari dengan penderita skizofrenia yang tidak mendapat pengobatan yang memadai dan tanpa pengetahuan yang cukup untuk menghadapinya, keputusasaan sering mendatangkan depresi yang bahkan tak disadari. Sayangnya, mereka tak tahu bagaimana dan dengan siapa harus berbagi. Kini, di beberapa tempat di Indonesia telah ada paguyuban atau yang disebut Komunitas Peduli Kesehatan Jiwa. Anggotanya terutama terdiri dari ODGJ dan keluarga, serta masyarakat pemer-
Edisi 31 | 2015
hati masalah kesehatan jiwa. Mereka melakukan tukar informasi tentang kesehatan jiwa melalui jejaring sosial, dan saling menguatkan satu sama lain. Komunitas Peduli Kesehatan Jiwa itu diantaranya adalah Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI). Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) adalah organisasi konsumen kesehatan jiwa yang dibentuk sejak tahun 2000, yang banyak beraktivitas secara daring (online). Komunitas Peduli Skizofrenia ini merupakan organisasi nirlaba yang bertujuan berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang pengobatan, dan pemulihan gangguan Skizofrenia dan gangguan jiwa terkait. Jumlah anggota grup ini di jejaring sosial Facebook hingga Oktober 2015 telah mencapai hitungan 17.994 orang. Mereka tersebar dari berbagai pelosok daerah di Indonesia. Dengan bergabung di komunitas ini, kita bisa belajar lebih banyak tentang kesehatan mental. Selain itu, anggotanya juga bisa mematahkan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat, bahwa Skizofrenia tidak bisa disembuhkan dan kesalahan-kesalahan lainnya yang menyangkut Skizofrenia tersebut. Bagus Utomo, pendiri KPSI, menyarankan, anggota keluarga yang menunjukkan gejalagejala skizofrenia harus segera diperiksakan ke dokter. Sebab, banyak pihak yang masih menganggap penyakit itu nonmedis sehingga upaya penyembuhannya melalui paranormal dan lainnya. “Waktu yang terbuang untuk bergulat dengan kondisi akut membuat jeda panjang. Penyembuhannya harus menggunakan obatobatan,” tegasnya. Ya, kurangnya pemahaman masyarakat
LAPORAN KHUSUS
tentang kesehatan jiwa membuat proses pengobatan yang semestinya, menjadi tertunda. Karena malu, atau memilih jalan yang non medis yang irasional. Berdasarkan pengalamannya mendampingi sang kakak, Bayu, yang mengalami Skizofrenia Komunitas Peduli Skizofrenia dibentuk oleh Bagus. Saat itu tahun 1995, Bayu mulai memperlihatkan perilaku aneh. Bayu (berusia 30 tahun saat itu) kerap mengamuk hebat. Saat keluarga membawanya ke dokter, sang kakak hanya diberi obat, dan keluarga tidak mendapat keterangan jelas tentang penyakit yang dideritanya. Setelah minum obat, keadaan Bayu membaik. Namun, perilaku anehnya bisa kambuh kapan saja. Dia tidak lagi hanya mengamuk, tetapi juga memaki ayahnya, memusuhi semua orang, dan berteriak histeris sepanjang malam. Perilaku itu berulang selama 10 tahun. ”Selama itu pula kami tidak bisa tidur dan selalu tegang,” kenangnya. Ketika keluarga mulai putus asa, Bagus mencari setiap informasi mengenai perilaku aneh seperti yang ditunjukkan kakaknya. Tahun 1998, dia menemukan sebuah situs di internet mengenai skizofrenia. Dari situ, Bagus tahu kakaknya memenuhi ciri-ciri skizofrenia, yakni mengalami halusinasi, waham, dan berperilaku aneh. “Inilah PR terbesar kami sekeluarga,” ucapnya. Hampir 15 tahun ia mendampingi sang kakak. Ia pernah berpikir bahwa perjuangannya akan sia-sia karena dia dan adikadiknya juga harus mulai memikirkan masa depan masing-masing. Tetapi, dia bakal terus berusaha. Tekadnya, “Bila suatu saat harus kalah, saya tidak akan menyerah begitu saja. Saya harus menang di ’pertempuran’ lain. Saya harus membantu keluarga-keluarga lain,” tegasnya. Saat ini, kakaknya pun telah berangsur pulih dan sudah bisa bekerja. Ia bertekad, “Saya mau berbagi agar tidak terulang terhadap keluarga yang lain,” tandasnya. Menemukan Penguat Semangat Dengan terbentuknya KPSI, ribuan orang kini bisa berbagi
informasi tentang cara menangani penderita skizofrenia. Sebab, anggotanya bukan saja para keluarga, melainkan juga para penderita. “Ada penderita skizofrenia anggota KPSI yang bekerja sebagai dosen, teknisi, akuntan, dan lain-lain.,” jelas Bagus. Keluarga para penderita juga bisa saling berbagi di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) itu. Lewat KPSI pula, mereka bisa menemukan penguat semangat. Sebab, ternyata banyak keluarga lain yang juga harus menjalani hal sama. Dalam komunitas ini, informasi event/kegiatan di berbagai kota yang berkaitan dengan kesehatan mental juga akan terus di update. Misalnya berupa seminar atau workshop mengelola skizofrenia untuk keluarga. Setiap empat bulan sekali diadakan ‘kopi darat’, dengan mnggelar berbagai kegiatan, diantaranya melukis bersama. Menurut Bagus, dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan para penderita Skizofrenia maka bisa memutus mitos dan stigma negatif tentang penyakit Skizofrenia, bahwa ternyata mereka pun tetap bisa berkarya. Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) mengajak penderita, keluarga, dan semua orang untuk lebih memahami mengenai kesehatan mental khususnya mengenai skizofrenia. Agar kita semua bisa saling berbagi cerita, belajar dan menghadapi skizofrenia bersama-sama. Dan bagi mereka yang beruntung tak tersentuh dengan skizofrenia, diharapkan dukungan moral untuk mendorong mereka mendapatkan pengobatan medis yang baik dari psikiater di Rumah Sakit atau Pusat Rehabilitasi mental terdekat. Bagi penderita gangguan mental skizofrenia, tak perlu berkecil hati. Banyak yang sudah bergabung komunitas ini untuk belajar mengelola kesehatan mental. Dan banyak kisah sukses mereka yang berhasil kembali produktif! Semoga semakin banyak keluarga yang dapat terbantu dengan keberadaan komunitas ini. Yang senantiasa menyebarkan kepedulian pada masyarakat. Menyebarkan kepedulian agar keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita skizofrenia, juga masyarakat dan teman di sekitar penderita skizofrenia, dapat bersikap toleran, penuh perhatian dan kasih sayang. *** (dari berbagai sumber) Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jelas tentang Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) dan yang peduli dengan penderita Skizofrenia, komunitas ini bisa diakses di http:// peduli-skizofrenia.blogspot.com dan di Facebook dengan nama Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia. ***
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 27
KELUARGA
Problematika Keluarga Dengan Penderita Skizofrenia Merawat anggota keluarga dengan skizofrenia sangat tidak mudah. Stresor internal dan lingkungan bisa jadi dihadapi setiap hari. Akibat beban yang tidak sedikit ini, keluarga yang merawat (caregiver) bisa juga akan mengalami depresi yang kadang-kadang tidak disadari. Tetapi bagaimanapun, keluarga harus tetap menunjukkan kepedulian. Intinya, sikap toleran dan penerimaan yang positif atas perilaku agresif dan impulsif yang mungkin mereka lakukan.
S
eringkali penderita yang mengalami gangguan jiwa (Skizofrenia) mengalami kekambuhan sehingga ia harus menjalani perawatan dan pengobatan yang berulang/ keluar masuk rumah sakit jiwa. Banyak faktor yang memicu terjadinya kekambuhan yaitu faktor lingkungan, keluarga, penyakit fisik, maupun faktor dari dalam individu itu sendiri. Lingkungan dan keluarga mempunyai andil yang besar dalam mencegah terjadinya kekambuhan pada penderita dengan gangguan jiwa, oleh karena itu pemahaman keluarga mengenai kondisi
28 LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
penderita serta kesediaan keluarga dan lingkungan menerima penderita apa adanya dan memperlakukannya secara manusiawi dan wajar merupakan hal yang mendasar dalam mencegah kekambuhan penderita. Ketika kembali ke keluarga dan lingkungan, orang dengan skizofrenia (ODS) sering menghadapi tantangan. Keluarga yang sudah mencoba membantu ODS dalam jangka waktu lama, kemudian menjadi frustrasi karena hanya sedikit kemajuan yang tampak dalam pengobatan, atau malahan berhenti dari pengobatan sama sekali.
KELUARGA
pertama juga dituntut agar melakukan coping terhadap tingkat stress mereka yang tinggi (Tennakon et al., 2000). Salah satu beban psikologis yang berat bagi keluarga penderita gangguan jiwa adalah stigmatisasi. Finzen (dikutip oleh Schultz dan Angermeyer, 2003) menyebut stigmatisasi sebagai ’penyakit kedua,’ yaitu sebuah penderitaan tambahan yang tidak hanya dirasakan oleh penderita, namun juga dirasakan oleh anggota keluarga. Dampak dari stigmatisasi termasuk kehilangan self esteem, perpecahan dalam hubungan kekeluargaan, isolasi sosial, rasa malu; yang akhirnya menyebabkan perilaku pencarian bantuan menjadi tertunda (Lefley, 1996). Padahal, sikap terbuka justru akan membantu mengurangi stigma negatif yang kerap disandang pasien skizofrenia dan keluarganya. Keterbukaan menandakan keluarga sudah bisa menerima keadaan anggota keluarganya yang menderita skizofrenia. Lingkungan yang kondusif akan ’memanusiakan’ pasien skizofrenia sehingga mereka bisa melakukan berbagai aktifitas layaknya orang normal, tanpa ada stigma atau anggapan miring pada dirinya. Data ilmiah menunjukkan, makin cepat pasien diobati, makin besar peluang kesembuhannya.
Ini menyebabkan dukungan emosional suatu keluarga akhirnya mungkin berkurang, dan beberapa keluarga memutuskan semua kontak dengan penderita anak atau saudara yang menderita skizofrenia. Belum lagi dari teman penderita juga sering tidak bisa memahami seseorang dengan skizofrenia, kemudian kehilangan minat untuk melanjutkan persahabatan. Penderitaan seperti di atas tidak hanya dialami oleh keluarga pengasuh penderita schizophrenia yang sudah berlangsung lama. Keluarga pengasuh penderita psikosis episode
Bukan karena supranatural Skizofrenia bukanlah gangguan jiwa akibat kondisi supranatural atau gaib, ini yang perlu dipahami. Betul memang kondisi ini membuat kerepotan di keluarga, hal ini karena pasien seringkali dalam usia produktif namun tidak mampu bekerja akibat penyakitnya. Itu karena penyakit ini muncul di usia-usia produktif sehingga di luar negeri disebut killer of the young people. Seperti misalnya, Dirga (30 th) lakilaki yang sangat pendiam. Dia anak yang pintar. Sejak SD selalu mendapat peringkat pertama di sekolahnya. Ironisnya, kondisi keluarga yang kurang mampu, dan orangtua yang selalu sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan, ternyata membuatnya menyimpan dendam. Ia beranggapan ayah ibu tak pernah memperhatikannya. Dirga belum bekerja, setelah makan, ia tidur. Begitu bangun, ia sering membentak-bentak dan menyalahkan
ibunya, Bahkan mengancam akan membunuhnya. Saat malam, ia sering berteriak hingga mengamuk hebat. Setelah beberapa kali diperiksakan oleh keluarganya dan diberi obat di tiap kunjungan, kata dokter, Dirga menderita skizofrenia, dan perlu perawatan segera. Ada juga Wiyono. Pria usia 36 tahun ini baru diketahui menderita skizofrenia setelah 12 tahun. Keluarga hanya tahu kalau ia dulu suka mengamuk dan keluyuran berhari-hari. Karena tidak tahu, kedua orangtuanya salah memperlakukannya. Orangtua melarangnya pergi hingga memasungnya. Akibatnya, Wiyono pun makin tertekan. Dari hasil pengamatan, selain karena mengamuk, penanganan melalui penyiksaan fisik tersebut disebabkan karena sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap skizofrenia dipengaruhi hal-hal supranatural. Jalan penyelesaian yang ditempuh pun melalui upaya-upaya spiritual. Padahal, dibandingkan menjalani pengobatan spiritual, orang dengan skizofrenia (ODS) lebih perlu mengupayakan pola berpikir yang positif dan melatih cognitive behavior-nya. Enam puluh persen faktor skizofrenia adalah kesalahan pola asuh, kerentanan terhadap stres, dan otak yang mengalami disfungsi karena neurotransmitter di dalam otak tidak seimbang. Skizofrenia berasal dari kata skizo (arti: terbagi), di mana penderitanya tidak bisa membedakan hal-hal nyata dengan hal-hal yang hanya berjalan di dalam pikiran mereka. Skizofrenia terdiri atas tiga gejala, yaitu gejala positif, gejala negatif, dan gejala kognitif. Gejala-gejala positif terdiri atas halusinasi (respon tanpa disertai stimulus/ rangsangan; dapat mendengar meski tak ada suara dan melihat meski tak ada obyek), delusi atau waham (keyakinan yang salah dan bersifat irasional serta egosentris), gejala negatif terdiri atas alogia (tidak dapat mengutarakan komentar), hilangnya kemampuan untuk mengekspresikan rasa senang atau sedih, dan kehilangan motivasi, sementara gejala kognitif berupa hilangnya kemampuan untuk berkonsentrasi, sulit untuk fokus, serta mengalami disorientasi.
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 29
KELUARGA
Setelah terdiagnosis, pasien skizofrenia membutuhkan pengobatan yang tepat dan segera. Pengobatan yang putus-putus dan terlambat menyebabkan kualitas hidup pasien menjadi semakin buruk. Itu sebabnya dukungan keluarga menjadi sangat penting. Peran Aktif Seringkali, orang dengan skizofrenia akan menolak pengobatan, karena ia percaya bahwa delusi atau halusinasi adalah nyata, sehingga bantuan psikiater tidak diperlukan. Saat inilah, keluarga perlu mengambil peran aktif dalam membantu agar bisa diobati oleh seorang profesional. Dalam masa krisis dan akut dimana penderita dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lainnya, pada kondisi ini penderita perlu perawatan dirumah sakit untuk diberikan perawatan dan pengobatan sesuai dengan gejala-gejala yang muncul. Bagi penderita yang sudah dalam tahap pemulihan dan pemeliharaan kesehatan sebenarnya dapat dilakukan dengan pengobatan rawat jalan dan perawatan di rumah dimungkinkan. Pada tahap ini peran serta keluarga dan lingkungan sangat besar, sehingga diperlukan pengetahuan tentang
tata cara perawatan dirumah supaya tidak terjadi kekambuhan. Satu hal yang perlu disadari bahwa pengobatan sakit jiwa ini tidak hanya dalam hitungan hari atau minggu, bisa bulanan bahkan tahunan, oleh sebab itu keluarga diharapkan sabar dan telaten dalam merawat penderita di rumah. Perawatan Penderita Dirumah Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam merawat penderita gangguan jiwa skizofrenia dirumah : 1. Memberikan kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal seharihari. 2. Berikan tugas yang sesuai kemampuan penderita dan secara bertahap tingkatkan sesuai perkembangan. 3. Menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan kegiatan, misalnya; makan bersama, bekerja bersama, rekreasi bersama, dll. 4. Minta keluarga atau teman menyapa ketika bertemu dengan penderita, dan jangan mendiamkan penderita, atau jangan membiarkan penderita berbicara sendiri. 5. Mengajak/ mengikutsertakan pend-
Tips Membantu Anggota Keluarga
dan Teman dengan Skizofrenia
A
nggota keluarga terdekat atau teman harus menjadi penyambung lidah orang dengan skizofrenia. Kadang-kadang hanya keluarga atau orang dekat dengan penderita skizofrenia yang tahu tentang perilaku atau ide aneh yang muncul dari penderita skizofrenia. Karena pasien mungkin tidak secara sukarela bersedia memberi informasi tersebut selama pemeriksaan oleh dokter, anggota keluarga atau teman harus bertanya dan berbicara dengan pasien sehingga semua informasi yang relevan dapat dipertimbangkan oleh dokter. Memastikan pasien patuh terus dengan pengobatan, terutama ketika baru keluar dari rawat inap. Penting untuk memastikan bahwa orang dengan skizofrenia terus mendapatkan perawatan setelah keluar dari rawat inap. Seorang pasien yang menghentikan obat, sering menyebabkan kembalinya gejala psikotik. Berikan dorongan emosional yang kuat dan dukungan untuk melanjutkan pengobatan.Mendorong orang untuk melanjutkan pengobatan dan membantu dia dalam melaksanakan perintah pengobatan dapat mempengaruhi pemulihan. Tanpa pengobatan, beberapa orang dengan skizofrenia
30 LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
KELUARGA
6.
7.
8.
9.
10. 11.
erita dalam kegiatan bermasyarakat, misalnya pengajian, kerja bakti dsb. Berikan pujian yang realistis terhadap keberhasilan penderita, atau dukungan untuk keberhasilan sosial penderita. Hindarkan berbisik-bisik di depan penderita/ ada penderita dalam suatu ruangan yang sama/ disaksikan oleh penderita. Mengontrol dan mengingatkan dengan cara yang baik dan empati untuk selalu minum obat dengan prinsip benar nama obat, benar nama pasien, benar dosis, benar waktu, benar cara pemberian. Mengenali adanya tanda - tanda kekambuhan seperti; sulit tidur, mimpi buruk, bicara sendiri, senyum sendiri, marah-marah, sulit makan, menyendiri, murung, bicara kacau, marah-marah, dll. Kontrol suasana lingkungan yang dapat memancing terjadinya marah. Segera kontrol jika terjadi perubahan perilaku yang menyimpang, atau obat habis.
Sangat tidak mudah Merawat anggota keluarga dengan skizofrenia sangat tidak mudah. Harus
menjadi begitu psikotik dan tidak terorganisir sehingga mereka tidak dapat merawat kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal. Terlalu sering, orang dengan penyakit mental yang berat seperti skizofrenia berakhir di jalanan atau di penjara, di mana mereka jarang menerima jenis-jenis pengobatan yang mereka butuhkan. Tahu cara merespon pernyataan aneh atau waham.Mereka yang dekat dengan penderita skizofrenia sering tidak yakin bagaimana caranya merespon ketika pasien membuat pernyataan yang tampaknya aneh atau jelas palsu. Untuk individu dengan skizofrenia, kepercayaan aneh (waham) atau halusinasi tampaknya benar benar nyata – bukan hanya “fantasi imajiner” mereka. Daripada “langsung menyetujui atau mendukung” delusi seseorang, anggota keluarga atau teman-teman dapat memberitahu kepada yang bersangkutan bahwa mereka tidak melihat hal tersebut atau tidak setuju dengan kesimpulannya, sementara mengakui bahwa hal tersebut dirasa
benar atau riel oleh pasien. Sangat penting untuk diingat bahwa sebaiknya tidak menantang keyakinan (waham) seseorang. Bagi mereka hal tersebut sangat nyata dan tidak ada gunanya berdebat dengan mereka tentang delusi atau keyakinan palsu tersebut. Sebaliknya, pindahkan topik pembicaraan bersama ke topik di mana Anda berdua bisa sepakat. Buat dan simpan catatan. Sangat berguna untuk menyimpan catatan tentang jenis gejala telah muncul, obat (termasuk sediaan) yang diminum, dan efek samping berbagai pengobatan. Dengan mengetahui gejala apa yang telah muncul sebelumnya, anggota keluarga mungkin lebih tahu apa yang harus dilakukan di masa depan. Keluarga bahkan mungkin dapat mengidentifikasi beberapa “tanda-tanda peringatan dini” kemungkinan kambuh, seperti mengurung diri atau perubahan pola tidur, bahkan lebih baik dan lebih awal dari pasien sendiri. Dengan demikian, kekambuhan psikosis dapat dideteksi dini dan dilakukan pengobatan untuk mencegah kambuh. Juga, dengan
membantu menyediakan keperluan setiap hari, menghadapi perselisihan sehari-hari, stresor finansial, pekerjaan, dan kesibukan yang berlebihan. Kadangkadang, karena tekanan lingkungan, ada rasa malu, cemas, serta bersalah. Terutama yang mempunyai anggota keluarga yang dirawat di rumah. Akibat beban yang tidak sedikit ini, keluarga yang merawat (caregiver) bisa juga akan mengalami depresi yang kadang-kadang tidak disadari. Tetapi bagaimanapun, keluarga harus tetap menunjukkan kepedulian. Merawatnya dengan lemah‐lembut, berusaha menjaga perasaan penderita jangan sampai marah atau merasa tertekan. Intinya, sikap toleran dan penerimaan yang positif atas perilaku agresif dan impulsif yang mungkin mereka lakukan. Memang, medikasi itu sangat penting khususnya pada saat dia akut, untuk mengembalikan sadar dirinya. Tapi yang paling penting adalah dukungan keluarga. Dukungan keluarga ini diwujudkan dalam terapi-terapi psikososial yang bermanfaat untuk penderita. Misalnya menciptakan suasana keluarga menjadi suasana yang penuh motivasi dan saling mencintai.***
mengetahui obat yang telah membantu dan yang menyebabkan efek samping merepotkan di masa lalu, keluarga dapat membantu mereka merawat pasien untuk mencari perawatan yang terbaik dengan lebih cepat. Membantu penderita mencapai tujuan sederhana dalam hidupnya.Selain keterlibatan dalam mencari bantuan, keluarga, teman dan kelompok sebaya (peer group) dapat memberikan dukungan dan mendorong orang dengan skizofrenia untuk mendapatkan kembali kemampuannya. Adalah penting untuk menetapkan tujuan dapat dicapai, karena seorang pasien akan merasa tertekan atau berulang kali dikritik oleh orang lain mungkin akan mengalami stres yang dapat menyebabkan perburukan gejala. Seperti orang lain, orang dengan skizofrenia perlu tahu kapan mereka melakukan hal yang benar. Pendekatan positif dapat membantu dan mungkin lebih efektif dalam jangka panjang daripada kritik. Nasihat ini berlaku untuk semua orang yang berinteraksi dengan penderita gangguan jiwa. *** (Tim – Dari berbagai sumber)
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 31
INFO SEHAT
Makan Sehat Ketika di Kantor Bagi Anda yang sibuk bekerja dan banyak menghabiskan waktu di kantor, mengkonsumsi makanan sehat di tempat kerja kadang butuh perjuangan tersendiri.
B
agi Anda yang bekerja di kantor selama kurang lebih 8 jam sehari tentunya membuat kesulitan dalam mengatur menu makan siang dan camilan saat berada di kantor. Alih-alih makan makanan yang sehat, seringkali malah membeli makanan cepat saji karena kepraktisannya. Bahkan tanpa sadar membeli makanan sembarangan karena terbatasnya waktu istirahat. Agar dapat menikmati makanan dan camilan sehat di kantor, ada baiknya jika kita membawa sendiri bekal makanan dalam wadah khusus sehingga tetap segar jika dikonsumsi siang harinya. Kita bisa mempersiapkan menu apa saja yang cocok dibawa untuk makan siang. Pilih menu yang tepat untuk makan siang seperti : • Menghindari jenis makanan yang digoreng karena
32 LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
•
• •
lebih tinggi kandungan kalorinya dan mengandung lemak dalam jumlah yang lebih banyak. Perbanyak konsumsi sayuran karena kandungan seratnya dapat membuat Anda merasa kenyang lebih lama sehingga bisa membantu menjaga berat badan. Selain itu, serat juga memperlancar sistem pencernaan agar buang air besar lebih lancar. Pilih jenis protein yang rendah lemak (lean protein) seperti bagian dada ayam atau ikan. Jika tersedia, pilih jenis sup bening dan konsumsilah sebelum makanan utama. Konsumsi sup bening sebelum makan siang dapat membantu menurunkan jumlah asupan kalori total saat makan siang.
INFO SEHAT
•
•
Sebelum waktu makan siang, Anda bisa minum jus segar karena mengandung enzim-enzim yang akan membantu penyerapan nutrisi dari makanan yang Anda konsumsi. Sebaiknya jus dalam keadaan segar dibuat karena setelah 3 jam, kandungan gizi dari buah yang sudah diolah menjadi jus akan hilang. Jangan lupa untuk membawa buah sebagai camilan sehatnya. Namun tak ada salahnya menyimpan makanan manis sekaligus sehat seperti snack bar. Snack bar merupakan camilan yang mengandung serat, tidak mengandung tambahan gula, dan terbuat dari bahanbahan alami seperti kurma, almond, kacang mete, dan cranberry. Bar ini kaya serat, rendah sodium, penuh dengan vitamin dan mineral, dan hanya memiliki 200 kalori per porsi. Yogurt juga dapat digunakan sebagai camilan karena dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Beberapa penelitian telah menunjukkan budaya mengkonsumsi yoghurt mengandung faktor yang memiliki efek anti-tumor.
•
•
Mengunyah permen karet sugar free saat mulai ingin ngemil. Dengan mengunyah permen karet, rasa lapar dan keinginan ngemil dapat teralihkan. Jauhkan cemilan dari Anda dengan tidak ’menimbun’ cemilan yang tidak sehat di dalam lemari, laci, atau di sekitar meja.
Prinsip out of sight, out of mind ini akan membantu Anda tidak tergoda mengonsumsi cemilan tidak sehat. Jika ada meeting yang dilengkapi dengan makanan, cobalah untuk mengenyangkan diri dengan makanan sehat (rendah lemak, tinggi protein, rendah gula, dan tinggi serat) sebelum datang ke meeting. Sehingga Anda akan dapat lebih menahan diri untuk tidak makan berlebihan saat meeting. Hindari konsumsi snack dari bungkus besar saat bekerja. Mengemil sambil bekerja akan mendorong Anda untuk makan terus menerus, tanpa menyadari jumlahnya. Sebaiknya, pisahkan sedikit cemilan ke wadah kecil dan tahan diri untuk tidak menambah lagi setelah cemilan tersebut habis.
Dan terakhir, sebagai pendamping makanan sehat kita selama di kantor jangan lupakan untuk minum air putih agar dapat menjaga kesehatan tubuh, dan membantu organ tubuh berfungsi dengan maksimal. ***
Anda dapat menghindari godaan snack yang tidak sehat dengan cara :
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 33
spirit
Menciptakan Kegembiraan
Saat Bekerja
K
ebanyakan orang bekerja keras, walaupun kadang mereka benci untuk pergi bekerja. Bisa jadi mereka menikmati pekerjaan mereka, tapi mereka tidak suka hubungan dengan rekanrekan kerja, atasan, bahkan bawahan mereka. Bisa juga hubungan dengan rekan-rekan kerja cukup menyenangkan, tapi justru pekerjaannya yang menyebalkan. Atau target dan tanggung-jawab yang mereka pikul terlalu berat dan membuat stres, sehingga membuat pekerjaan yang awalnya menyenangkan menjadi beban. Oleh karena itu, penting sekali membuat kerja Anda menyenangkan. Bagaimana caranya? 1. Mutlak perlu untuk melakukan pekerjaan yang Anda sukai. Setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan. Carilah pekerjaan yang memungkinkan Anda menggunakan kekuatan yang dimiliki dan diyakini dapat melakukan pekerjaan tersebut dengan baik. Ketika
34 LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
Anda dapat melaksanakannya dengan baik, Anda akan merasa senang dan hasil kerja pun dihargai. Bahkan, saking enjoy-nya, Anda merasa seperti tidak sedang bekerja! Dan bagian terpenting adalah Anda dibayar untuk sesuatu hal yang menyenangkan! Jadi, apakah Anda menikmati pekerjaan Anda? Karena apabila Anda tidak berbahagia dengan apa yang Anda kerjakan : • Anda akan menghabiskan 60% dari hidup Anda dengan ketidakbahagiaan! • Pekerjaan menjadi beban dan stres. • Stres akan menyebabkan Anda mendapatkan segala macam masalah kesehatan. • Stres akan membuat Anda tidak ceria dan hal ini akan berpengaruh kepada orang-orang disekitar Anda, rekan -rekan kerja Anda, anak buah Anda dan yang terburuk adalah keluarga Anda! 2. Ciptakan kegembiraan, humor dan tawa di kantor. Penelitian telah membuktikan bahwa humor dan
spirit
tawa dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental dan spiritual secara menyeluruh. Saat ini, tumbuh kesadaran di beberapa perusahaan yang berkembang untuk memperbaiki suasana kerja dan meningkatkan kualitas kerja. Humor dan lingkungan kerja yang bahagia & ceria sangat penting untuk dimasukkan sebagai bagian dari sumber daya manusia (HR). Oleh karena itu, istilah lain untuk “HR” adalah “Humor Resource”! Tapi ingat, semua harus pada porsi yang sesuai. Dalam arti, bekerja bukan untuk main-main. Keuntungan apabila Anda serius menerapkan “Humor Resource Department” di perusahaan Anda: 1. Tertawa mengurangi tingkat stress. Lingkungan kerja tanpa tertawa bisa menyebabkan tingkat stres yang tinggi dan masalah-masalah kesehatan karyawan, ketidakpuasan karyawan dan performa kerja yang buruk. 2. Humor Resource dapat mencerahkan suasana kerja. Kita memang harus bekerja serius. Namun, cara kita bekerja bisa dengan suka cita atau tidak. Oleh karena itu penting sekali untuk menciptakan suasana kerja yang ceria. 3. Karyawan yang ceria akan melayani pelanggan dengan lebih baik. Mari berfikir realistis. Bagaimana mungkin seorang karyawan yang tidak bahagia, stres dan frustrasi, dapat melayani pelanggan dengan ceria? 4. Humor Resource meningkatkan sikap kerja yang positif. Ketika seseorang sedang bergembira, otomatis sikap kerjanya pun positif. Karyawan dengan sikap kerja positif akan sedikit sekali membuat kesalahan. Karyawan dengan sikap kerja yang positif lebih mungkin untuk memperoleh hasil kerja yang lebih optimal. 5. Humor Resource akan meningkatkan kepuasan kerja dan loyalitas. Karyawan akan merasa betah bekerja di instansi/
perusahaan. Dengan demikian instansi/ perusahaan mengalami pergantian staf lebih rendah sehingga hambatan kerja menjadi lebih minimal. Pelanggan dan mitra bisnis lainnya dapat membangun dan menikmati hubungan kerja yang harmonis. 6. Humor Resources akan meningkatkan hubungan kerja antara rekan sejawat, atasan dan bawahan, maupun antar departemen. Humor bisa menjadi media yang efektif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sering timbul antar departemen. 7. Humor Resource juga memfasilitasi kerjasama team yang lebih baik. Suatu tim yang kuat baru bisa terbentuk apabila mereka telah menyelesaikan masalah interpersonalnya. Bagaimana Anda bisa membentuk tim yang kuat ketika anggotanya tidak percaya antar satu dengan yang lain? 8. Humor Resource dapat menumbuhkan lingkungan kerja yang kreatif dan inovatif.
Orang dapat berfikir kreatif dan inovatif sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas hanya apabila perasaan mereka senang. Suasana ceria lah yang membuat orang dapat berfikir kreatif dalam memecahkan masalah (berfikir di luar kotak). Singkatnya, kegembiraan itu baik untuk bisnis. Jadi jika tempat kerja Anda tidak menyenangkan, maka instansi/ perusahaan Anda bisa kehilangan uang lebih banyak dari yang semestinya. *** (Tyo – dari berbagai sumber)
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 35
LIFESTYLE
Pilih-pilih Sepatu Jalan •
•
D
ibandingkan dengan jenis olahraga lain, berjalan kaki mudah dilakukan dan amat bermanfaat. Olahraga sederhana ini melibatkan lebih dari 200 tulang, 650 otot, dan tak kurang dari 112.000 km pembuluh darah. Bila kita berjalan kaki selama 45 menit dengan kecepatan 8 km/jam, itu sama artinya dengan senam aerobik selama 30 menit. Jalan kaki juga merupakan olahraga yang disarankan untuk penderita diabetes, karena mudah dilakukan dan minim cidera. Namun, meski simpel, Anda tetap membutuhkan sepasang sepatu yang baik dan nyaman di kaki. Pemilihan sepatu yang kurang tepat akan menimbulkan ketidaknyamanan, bahkan mencederai kaki. Mulai dari jari kaki lecet, rasa sakit pada bagian betis (shin splint), rasa sakit pada tendon achilles di bagian belakang kaki (achilles tendonitis), nyeri pada punggung, sakit lutut, dan sakit pinggul. Untuk itu ada tiga hal yang harus diperhatikan saat memilih sepatu jalan. • Bantalan Saat berjalan, telapak kaki akan membentur permukaan bumi. Benturan
36 LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
yang berlangsung terus-menerus tanpa peredaman yang baik dapat menimbulkan cedera sendi ringan pada kaki. Disinilah perlunya bantalan pada alas dalam sepatu. Sepatu dikatakan memiliki bantalan yang baik bila ada sol setebal 1 – 1,25 cm yang kenyal di bagian depan serta tumit. Bila usia Anda di atas 40 tahun, disarankan menggunakan bantalan sepatu tambahan. Ini lantaran lapisan lemak di telapak kaki, yang berfungsi sebagai bantalan alami, telah berkurang.
Daya dukung Daya dukung sepatu yang baik mampu meredam kelelahan sendi pada pergelangan kaki. Carilah sepatu yang memiliki tumit kaku, yang tidak melengkung ketika ditekan. Remas bagian atas sepatu di beberapa tempat, mulai dari ujung hingga tumit. Bila terlalu lunak, sepatu tidak akan mampu mendukung kaki dengan baik. Sebaliknya, bila dipakai berjalan, ia juga tidak terlalu kaku, melainkan masih bisa melengkung dengan mudah. Harus pas Bantalan dan daya dukung yang baik tidak akan banyak berarti bila sepatu tidak pas di kaki. Untuk memastikan pas tidaknya sepatu, belilah sepatu setelah dicoba untuk berjalan selama beberapa saat. Pergunakan juga kaos kaki yang akan Anda kenakan bersama sepatu itu. Saat sepatu ditalikan, tumit sebaiknya tidak bergeser, sedang ruang untuk jari kaki cukup longgar antara 0,5 – 1,5 cm. Setelah sepatu terpakai Anda tes dengan berjinjit menggunakan ujung jari. Jika sepatunya baik, kaki bagian depan tidak akan sakit. Sepatu yang ukurannya pas akan terasa nyaman dipakai.
Tips Membeli Sepatu Sebelum memutuskan membeli sepatu olahraga, pertimbangkan hal berikut : • Kunjungi toko sepatu khusus yang menjual sepatu olahraga. Toko ini biasanya memiliki staf yang sudah dilatih mengenai sepatu yang sesuai dengan kebutuhan olahraga Anda. • Beli sepatu pada saat ukuran kaki maksimal, yaitu menjelang malam hari atau sesaat setelah Anda berolahraga. • Jangan percayai anggapan sepatu akan semakin nyaman setelah digunakan. Sepatu haruslah nyaman sejak pertama kali digunakan. Gunakan sepatu untuk melangkah sebelum membeli. • Bawa kaus kaki dari rumah yang biasa Anda gunakan. Jika Anda biasa memakai per-
LIFESTYLE
Pertimbangkan ini ! Sebelum membeli, pikirkan terlebih dulu tipe olahraga jalan kaki yang akan Anda lakukan. Apakah akan berjalan di atas permukaan aspal, di jalur tanah, atau permukaan jalan yang tidak rata? Apakah Anda berencana berjalan lambat atau cepat? Tipe berjalan yang Anda pilih adalah faktor yang perlu diperhitungkan ketika memilih sepatu jalan yang tepat. Fitur yang paling penting dalam memilih sepatu jalan adalah dapat meredam guncangan, stabil, dan nyaman di kaki Anda : •
•
•
•
Nyaman. Sepatu yang nyaman itu penting. Termasuk memastikan ada cukup ruang untuk ujung-ujung jari kaki Anda dapat bergerak bebas. Pastikan minimal ada ruang selebar jari (kira-kira setengah inci) antara ujung jari-jari kaki dengan bagian depan sepatu. Mampu meredam guncangan. Saat Anda berjalan, tumit Anda pertama kali akan bersentuhan dengan permukaan tanah, maka amat penting untuk menemukan sepatu yang dapat meredam guncangan di tumit. Stabilitas. Sedangkan untuk aktivitas berjalan di atas permukaan yang tidak rata, sebaiknya gunakan sepatu yang dapat menyeimbangkan pergelangan kaki dan gerakan kaki Anda. Sehingga Anda tidak terhuyung-huyung atau jatuh ketika asyik berjalan kaki. Terbuat dari bahan yang memungkinkan kulit tetap bernapas bebas. Sepatu dari katun adalah yang terbaik karena bahan katun memungkinkan kulit bernapas dengan bebas. Kulit yang bisa bernapas bebas akan terhindar dari kelembapan pe-
nyebab jamur, bakteri, keringat dan bau kaki yang tidak sedap. Kenali tipe kaki Cobalah untuk mencari tahu terlebih dahulu mengenai jenis kaki Anda, agar terhindar dari bahaya cedera yang berbahaya. Jenis kaki manusia terdiri dari tiga jenis, yaitu Normal, Pronation, dan Supination. Untuk kaki normal, biasanya beban tubuh terletak pada telapak kaki bagian depan dan bagian tumit. Untuk kaki normal biasanya disarankan untuk menggunakan sepatu yang memiliki bantalan atau sol cukup tebal di bagian belakang agar beban menjadi seimbang. Untuk kaki pronation memiliki letak beban yang berbeda, yaitu pada keseluruhan bagian telapak kaki. Tipe kaki pronation disarankan untuk menggunakan sepatu yang lentur agar pergerakan menjadi lincah. Lebih tepatnya agar lebih
lengkapan lain, kenakan juga bersama sepatu. Hindari sepatu yang terlalu pas. Antara sepatu dan jari harus ada ruang sekitar 1 cm. Bagian tumit dengan sepatu melekat dengan kuat. Jangan pilih sepatu yang terasa longgar di bagian tumit. • Ada jenis sepatu yang dapat digunakan untuk beberapa aktivitas sekaligus, namun jika Anda melakukan satu jenis olahraga lebih dari tiga kali tiap minggu, pertimbangkan membeli sepatu khusus. Perlu diketahui bahwa sepatu olahraga memiliki masa pakai. Setelah digunakan 300 jam untuk olahraga aerobik atau sekitar 480-800 kilometer untuk lari, biasanya bagian dalam sepatu sudah mengalami penurunan kualitas. Jadi jangan terlalu sayang dengan sepatu. Jika Anda rutin berolahraga, maka perhatikan juga ketahanan sepatu Anda. Merek dan harga tidak menjadi patokan, tapi kesesuaian kaki dan aktivitas adalah yang terpenting. *** • •
aman dan menghindarkan bagian kaki lain dari cedera. Berbeda lagi dengan tipe kaki supination. Tipe kaki ini adalah tipe kaki yang agak bengkok, atau yang biasa disebut tipe kaki “O”. Letak beban kaki ini terletak pada bagian luar telapak kaki, dimana pemilik kaki ini kerap merasakan pegal pada beberapa bagian tubuh setelah berolahraga, seperti pada punggung, bahu, lutut, dan juga pada bagian leher. Sepatu olahraga dengan bantalan empuk dibagian tengah menjadi pilihan terbaik bagi para pemilik kaki “O”. Bantalan empuk pada midsole atau outsole akan menjadi solusi terbaik bagi mereka untuk mendapatkan kenyamanan saat berolahraga. Tiga poin diatas merupakan hal-hal yang wajib untuk diperhatikan sebelum Anda membeli sepatu olahraga. Harga yang mahal dan desain sepatu yang bagus tidak selamanya menjamin kenyamanan dan keselamatan kaki Anda dari cedera. Yang biasanya jarang diperhatikan adalah jenis kaki, dimana setiap jenis kaki memiliki titik letak beban yang berbeda dan bisa menjadi hal yang fatal jika Anda sepelekan. Salah satu cara mudah untuk mengenali bentuk telapak kaki adalah melakukan “uji basah”. Caranya, basahi kaki Anda, lalu injaklah kertas berwarna cokelat sampai muncul pola telapak kaki Anda. Jika ada cekungan yang rendah, maka Anda memerlukan sepatu yang relatif datar. Jika telapak kaki Anda memiliki lekukan tinggi, carilah sepatu empuk dengan sol lembut di bagian tengah.
Edisi 31 | 2015
LENTERA JIWA 37
INFO SEHAT
Membuat Lemon Sebagai Air Alkalin
U
ntuk mendapatkan kondisi kesehatan yang optimal, dibutuhkan pH tubuh sedikit diatas 7.0 (sedikit basa). Ketika kita mampu menjaga angka pH tubuh pada angka optimal, maka metabolisme, enzim-enzim, sistem imun dan perbaikan akan dapat bekerja dengan efektif. Bagaimana cara paling mudah dan murah membuat Air Alkalin? Taruh saja 2-3 irisan tipis lemon di dalam cangkir yg berisi air minum. Air itu akan menjadi “Air Alkali”. Lemon merupakan buah dengan vitamin C yang tinggi (80-90 mg). Menueut penelitian, lemon adalah makanan yang bersifat asam, tetapi ketika masuk ke dalam tubuh, lemon akan bersifat basa dan kandungan asam sitrat dalam lemon tidak menciptakan keasaman dalam metabolisme tubuh. Sehingga pH dalam tubuh anda tetap seimbang.
Manfaat Minum Air Lemon Membantu turunkan berat badan Minum air lemon pertama kali di pagi hari sebelum Anda mengonsumsi makanan atau minuman lainnya bisa membantu Anda menurunkan berat badan. Campurkan lemon dengan air hangat kuku, namun jangan tambahkan gula di dalamnya. Jus lemon yang dikombinasi dengan sedikit air dan madu dipercaya mampu membantu penurunan berat badan dengan meningkatkan metabolisme tubuh. Jus lemon kaya akan vitamin C meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi sedangkan madu memiliki nutrisi dan mineral yang larut lemak. Jika anda ingin mencoba mengambil manfaat lemon untuk diet, berikut ini resep yang mungkin bisa anda gunakan, Cara membuatnya : Siapkan 1 gelas air hangat, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk hingga madu larut. Potong lemon menjadi beberapa bagian kemudian peras airnya. Aduk hingga rata. Minum larutan air madu dan lemon tersebut sebelum makan. Untuk penderita diabetes, cukup campurkan lemon dengan air hangat saja. Tidak hanya baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, asamnya lemon juga bisa mengurangi mulai dari sisa racun dari obat dan alkohol,mengurangi stres,membantu memproduksi darah merah,megurangi reaksi alergi,hingga membantu pembentukan kolagen,mengurangi penyakit lambung dan baik untuk liver (karena sifat basanya). Agar kesehatan dan sensitifitas gigi tetap terjaga, jangan lupa untuk selalu berkumur dengan air putih setiap kali selesai
38 LENTERA JIWA
Edisi 31 | 2015
atau karies yang membuat gigi berlubang. Air lemon juga baik untuk menghilangkan sakit gigi. Mengatasi morning sick Dengan mengonsumsi air lemon hangat di pagi hari, ibu hamil tak perlu terlalu khawatir mengalami morning sick. Air lemon akan mengatasi rasa mual dan mencegah ibu mengalami morning sick yang parah. Membersihkan usus Minum air lemon setiap pagi adalah cara alami untuk membersihkan sistem pencernaan, terutama usus. Air lemon juga bisa digunakan untuk membantu masalah pencernaan yang terhambat, seperti pergerakan usus yang tak teratur. Selain itu, air lemon juga membantu membersihkan dan mengeluarkan racun dari organ pencernaan Anda.
mengkonsumsi lemon. Mendetoks tubuh Lemon dikenal dengan kemampuannya untuk menjauhkan manusia dari zat beracun. Begitu juga air lemon. Mengonsumsi air lemon setiap pagi akan membantu mengeluarkan racun-racun yang ada dalam tubuh Anda, serta zat kimia yang bisa merusak kesehatan tubuh. Membersihkan liver Air lemon juga berfungsi membantu membersihkan liver dari zat beracun yang menumpuk di dalamnya. Liver bekerja dengan memproduksi protein dan zat bio-kimia yang membantu proses pencernaan. Mengonsumsi air lemon di pagi hari akan meningkatkan produksi enzim liver dan membantu tubuh untuk lebih sering buang air kecil. Dengan begitu tak hanya liver yang bersih, tetapi juga ginjal Anda. Mencegah penuaan Lemon yang kaya asam sitrat akan membantu Anda mengurangi kerutan di kulit serta mencegah munculnya jerawat. Tapi Anda harus minum air lemon setiap pagi sebelum minum atau makan makanan lainnya. Kesehatan mulut Buah-buahan sitrus seperti lemon dan jeruk adalah bahan alami yang bisa membantu Anda mengatasi bau mulut. Lemon juga membantu Anda mencegah kerusakan diri
Mengobati infeksi tenggorokan Kandungan antibakteri di dalam lemon membantu mengatasi gangguan infeksi tenggorokan, sakit tenggorokan dan tonsilitis. Untuk mengatasi sakit tenggorokan, berkumurlah dengan menggunakan setengah gelas jus lemon. Bagi orang yang memiliki masalah dengan asam lambung, terutama maag, mengonsumsi buah sitrus seperti lemon bisa mengkhawatirkan mereka. Ross Bridgeford dalam Energize for Life menjelaskan bahwa setelah lemon yang dicampur dengan air hangat tak lagi menambah keasaman dalam tubuh, melainkan bisa menambah tingkat alkali. Meski begitu, jika masalah asam lambung dan maag Anda cukup kronis, ada baiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum mencoba kebiasaan ini. ***
Instalasi Pemulasaraan Jenazah
l.
Intensive Care Unit (ICU)