KESEHATAN IBU DAN BAYI PADA PERNIKAHAN DINI
1
1
Hery Ernawati , Metti Verawati 1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jl. Budi Utomo 10 Ponorogo Telp (0352) 481124, 487662 e-mail:
[email protected]
ABSTRACT
Background: marriage under the age of 20 years (early marriage) cause a variety of problems one of which on the health of mothers and babies. Objective:this study aims to determine the health of mothers and babies in women who have early marriage. Methods: this descriptive study with a retrospective design was to see the health of mothers and babies who have previously done early marriage. This study was conducted in May to July 2014. Instruments used in the form of a checklist filled out by researchers based on data from respondents directly or through the existing data on Kartu Menuju Sehat (KMS). Assessment of the health of the mother seen during pregnancy, childbirth and the postnatal period. As for the health of infants seen the baby's condition at birth. Research in Rural Locations Baosan Lor, Baosan Kidul and Gedangan at Ngrayun District. The number of samples taken 42 respondents purposive sampling. Analysis of the data by univariate analysis. Results: maternal health during pregnancy is anemia, dizziness and swelling during pregnancy old. While the elongation occurs during labor delivery time is 15 hours and the presence of bleeding, and the postpartum period in the birth canal infection characterized by fever, pain and itching in the birth canal. infant health in early marriage mostly good, there are only 2 infants born preterm and LBW. Conclusion: this study indicate the presence of maternal health problems during pregnancy, childbirth and post-partum, but most of the good health of the baby, there are only 2 babies were born premature and LBW. However, efforts remain to be done in order of diminishing numbers of early marriage, with the collaboration of relevant agencies.
Keywords: maternal health during pregnancy, childbirth, postpartum, health baby, early marriage.
PENDAHULUAN
Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor,
Pernikahan dini atau pernikahan anak
antara lain pendidikan rendah, kebutuhan
merupakan pernikahan yang dilakukan pada
ekonomi, kultur nikah muda, pernikahan yang
usia yang terlalu muda, yaitu usia kurang dari
diatur, seks bebas pada remaja, pemahaman
20 tahun untuk perempuan dan usia kurang
agama(1,2).
dari 25 tahun untuk pria. Berdasarkan aturan
Idealnya
usia
pernikahan
untuk
yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi
perempuan adalah minimal 20 tahun. Secara
Keluarga
(BKKBN)
psikologis. sudah stabil dalam menyikapi
bahwa usia menikah ideal untuk perempuan
banyak hal, dan ini berpengaruh dalam
adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk
perkawinana. Wanita yang masih berumur
(1)
Berencana
Nasional
pria . Penyebab dari pernikahan dini di
kurang dari 20 tahun cenderung belum siap 1
karena kebanyakan diantara mereka lebih
karena
memikirkan
mendapatkan
sempurna.
pendidikan yang baik dan bersenang-senang.
reproduksi
Laki-laki minimal 25 tahun, karena laki-laki
menikah
pada usia tersebut kondisi psikis dan fisiknya
berbagai penyakit seperti kanker servik,
sangat kuat, sehingga mampu menopang
kanker payudara, perdarahan, keguguran,
kehidupan keluarga untuk melindungi baik
mudah terjadi infeksi saat hamil maupun saat
secara
hamil, anemia saat hamil, resiko terkena Pre
bagaimana
psikis,
emosional,
ekonomi
dan
sosial(3).
organ
reproduksi
Belum
matangnya
menyebabkan usia
yang
muda
organ
wanita
beresiko
belum
yang
terhadap
Eklampsia, dan persalinan yang lama dan
Hasil survey di beberapa negara menunjukkan
bahwa
pernikahan
sulit. Sedangkan dampak pernikahan dini
muda
pada bayi berupa kemungkinan lahir belum
menjadi kecenderungan di berbagai negara
cukup umur, berat badan bayi lahir rendah
berkembang.
(BBLR), cacat bawaan hingga kematian
Berdasarkan United Nation
Development Economic and Social Affair
bayi(5).
(UNDESA), Indonesia merupakan negara ke-
Usia pernikahan menjadi perhatian
37 dengan jumlah pernikahan dini terbanyak
pemerintah karena terkait dengan dinamika
di
penduduk
dunia.
Hasil
data
Riskesdas
2010
terutama
banyaknya
kelahiran
menunjukkan bahwa usia kawin pertama di
yang diakibatkan oleh panjang pendeknya
Indonesia adalah usia 15-19 tahun (41,9%)
pernikahan. BKKBN mempunyai program
dan masih terdapat 4,8% yang menikah
yang
pertama kali pada usia 10-14 tahun. Hal ini
penduduk yaitu program Pendewasaan Usia
menempatkan Indonesia termasuk negara
Perkawinan (PUP). Implikasi dari tujuan PUP
dengan prosentase pernikahan muda tinggi di
adalah
dunia (rangking 37) dan tertinggi kedua di
pertama
(4)
ASEAN setelah Kamboja .
bertujuan
mengendalikan
meningkatkan yang
lebih
usia
jumlah
perkawinan
dewasa
sehingga
Berdasarkan
berdampak pada penurunan Total Fertility
data BKKBN Kabupaten Ponorogo mulai
Rate (TFR) atau rata-rata jumlah anak yang
bulan Januari sampai Oktober 2013 jumlah
dilahirkan
tertinggi pernikahan dibawah usia 20 tahun di
dengan akhir masa reproduksinya. Upaya
Kecamatan Ngrayun sebanyak 136 orang,
konkrit lain yaitu meningkatkan pendidikan
sedangkan
ketiga
dengan kebijakan wajib belajar 12 tahun
berturut-turut di Kecamatan Sawoo sebanyak
karena tingkat pernikahan dini bisa ditekan
96 orang dan Kecamatan Pulung 95 orang.
lantaran anak fokus menyelesaikan studinya
peringkat
kedua
dan
Pernikahan dini berdampak buruk
di
oleh
jenjang
pada kesehatan, baik pada ibu dari sejak
mensosialisasikan
hamil
pada
sampai
melahirkan
maupun
bayi
remaja,
seorang
wanita
SMA/SMK, kesehatan melalui
sampai
serta reproduksi
pembelajaran 2
kesehatan reproduksi remaja dapat mengerti
HASIL PENELITIAN
(3)
akan hak-hak reproduksinya . Rumusan
masalah
Pada
ini
karakteristik
ini
responden yang akan dipaparkan adalah
adalah bagaimana kesehatan ibu dan bayi
pendidikan responden, usia saat menikah
pada wanita yang melakukan pernikahan dini
dan hamil. Selain itu juga dipaparkan kondisi
di Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo.
kesehatan bayi dan ibu saat ini yang meliputi
Penelitian
ini
penelitian
penelitian
bertujuan
untuk
pemberian
ASI
Eksklusif,
kelengkapan
mengetahui kesehatan ibu dan bayi pada
Imunisasi dan kemampuan ibu merawat bayi,
wanita yang melakukan pernikahan dini di
perkembangan bayi berdasarakan usia dan
Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo.
berat
badan.
Pada
bagian
kemampuan
merawat bayi, responden menyatakan yang METODE PENELITIAN
belum bisa adalah kemampuan memandikan
Penelitian ini merupakan penelitian
dan mbedong (membungkus bayi dengan
deskriptif
dengan
rancangan
retrospektif
kain). Sedangkan untuk bagian Kelengkapan
karena
bertujuan
untuk
mengetahui
Imunisasi yang belum lengkap semuanya
kesehatan ibu dan janin pada wanita yang
pada jenis imunisasi DPT.
telah melakukan pernikahan dini. Penelitian
Berdasarkan dari tabel 2 bahwa
ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juli
kesehatan ibu saat hamil pada pernikahan
2014
dini terlihat frekuensi ANC (Antenatal Care)
di
Kecamatan
Ngrayun
yang
merupakan daerah dengan jumlah kasus
selama
pernikahan dibawah usia 20 tahun yang
semuanya
tertinggi di Kabupaten Ponorogo, dengan
kesehatan
populasi terjangkau di desa Baosan Lor,
keluhan selama hamil yang terbanyak adalah
Baosan Kidul dan Gedangan sejumlah 42
kurang darah (anemia), pusing serta bengkak
responden yang telah memenuhi kriteria
pada akhir kehamilan/kehamilan tua.
sampel: 1) berusia dibawah 20 tahun, 2) telah
kehamilan
reratanya
dilakukan (bidan
8
pada
maupun
kali,
petugas
dokter)
dan
Berdasarkan dari tabel 3 terlihat
melahirkan, 3) persalinan dibantu petugas
bahwa
kesehatan. Tehnik sampling yang digunakan
semuanya ditolong oleh petugas kesehatan
adalah purposif sampling.
(bidan atau dokter) baik secara pervaginam
Data
persalinan
responden
dengan
maupun Sectio Cesarian (SC), dengan rerata
Peneliti
lama proses persalinan 15 jam, serta keluhan
menanyakan identitas responden, kesehatan
saat melahirkan yang paling banyak adalah
ibu dan bayi. Untuk validasi data, peneliti bisa
bayi tidak segera lahir. Pada tabel 4 dapat
melihat catatan kesehatan responden melalui
diketahui bahwa rerata lama nifas responden
buku KMS.
adalah 34 hari, dan keluhan yang dialami
menggunakan
dikumpulkan
proses
instrumen
ceklist.
3
saat masa nifas adalah perdarahan dan
asfiksia, terdapat 2 responden melahirkan
adanya infeksi pada jalan lahir yang ditandai
prematur pada 35 minggu, dengan rerata
dengan adanya demam, nyeri dan gatal pada
berat badan dan panjang badan 3176 gram
jalan lahir.
dan
48,4
sentimeter.
Pada tabel 5 dapat diketahui bahwa kesehatan bayi saat dilahirkan tanpa adanya Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik Pendidikan: SD SMP SMA Usia Menikah (tahun) Usia Hamil (tahun) ASI Eksklusif: Ya Tidak Kemampuan Merawat Bayi: Bisa Belum Bisa Kelengkapan Imunisasi: Lengkap Tidak Lengkap Perkembangan bayi menurut BB/U: BGM Baik Overweight
n;mean±SD
n
%
3 18 21
7,1 42,9 50
38 4
90,5 9,5
39 3
95,2 4,8
31 11
73,8 26,2
0 42 0
0 100 0
N
%
41
100
21 5 9
50 11,9 21,4
n
%
42; 18,6 42; 18,7
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu Saat Hamil
Karakteristik Frekuensi ANC (kali/selama hamil) Tempat ANC: Petugas kesehatan Keluhan Selama Hamil: Kurang darah (Anemia) Bengkak Pusing
n;mean±SD 42; 8
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu Saat Melahirkan
Karakteristik Penolong Persalinan: Petugas Kesehatan
n;mean±SD 42
100 4
Lama Proses Persalinan (jam) Keluhan Saat Melahirkan: Perdarahan banyak saat melahirkan Bayi Lama Tidak Segera Lahir Dehidrasi
42; 15 1 31 1
2,4 73,8 2,4
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu Saat Nifas (Masa Pemulihan)
Karakteristik
n;mean±SD
Lama Nifas (hari) Keluhan Selama Nifas: Perdarahan banyak Demam Nyeri pada jalan lahir Gatal pada jalan lahir
N
%
1 11 17 4
2,4 26,2 40,5 9,5
N
%
40 2 0
95,2 4,8 0
organ
reproduksi
42; 34
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kesehatan Bayi Saat Lahir
Karakteristik
n;mean±SD
Usia Kehamilan: Aterm Prematur Asfiksia BBL (gram) PB (cm)
42; 3176 42; 48,4
PEMBAHASAN
karena
1. Kesehatan ibu yang melakukan pernikahan
sempurna.
dini pada masa kehamilan, persalinan dan
reproduksi
nifas
menikah
Belum
matangnya
menyebabkan usia
muda
yang
organ
wanita
beresiko
belum
yang
terhadap
Pernikahan dini atau pernikahan
berbagai penyakit seperti kanker servik,
anak merupakan pernikahan yang dilakukan
kanker payudara, perdarahan, keguguran,
pada usia yang terlalu muda, yaitu usia
mudah terjadi infeksi saat hamil maupun saat
kurang dari 20 tahun untuk perempuan dan
hamil, anemia saat hamil, resiko terkena Pre
usia kurang dari 25 tahun untuk pria.
Eklampsia, dan persalinan yang lama dan
Berdasarkan aturan yang dikeluarkan oleh
sulit. Sedangkan dampak pernikahan dini
Badan
Berencana
pada bayi berupa kemungkinan lahir belum
Nasional (BKKBN) bahwa usia menikah ideal
cukup umur, berat badan bayi lahir rendah
untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan
(BBLR), cacat bawaan hingga kematian
25-40 tahun untuk pria(1).
bayi(5).
Koordinasi
Keluarga
Pernikahan dini berdampak buruk
Rerata usia pernikahan remaja pada
pada kesehatan, baik pada ibu dari sejak
penelitian ini adalah 18,6 tahun sedangkan
hamil
rerata usia kehamilan adalah 18,7 tahun.
sampai
melahirkan
maupun
bayi
5
Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan
yang menyebabkan meningkatnya angka
penelitian
India
kematian ibu(5). Penelitian lain menyebutkan
menyebutkan bahwa rerata usia pernikahan
bahwa umur saat hamil dibawah 20 tahun
remaja 17,9 tahun(6). Pada usia ini kondisi
memiliki hubungan untuk
sistem reproduksi masih belum maksimal,
eklampsia.
yang
dilakukan
di
baik dari segi anatomi maupun hormon yang terkait,
sehingga
akan
menimbulkan
permasalahan pada kehamilan remaja.
terjadinya pre
Kondisi Ibu pada masa persalinan pada penelitian ini ditemukan memiliki rerata lama melahirkan 15 jam. Responden pada
Kesehatan ibu pada penelitian ini
penelitian ini semuanya Primigravida atau
dibedakan menjadi 3 yaitu kesehatan ibu saat
baru
hamil, saat melahirkan dan saat masa nifas.
diperlukan seorang primigravida melahirkan
Kesehatan ibu pada saat hamil ditemukan
normalnya 14 jam, sehingga hasil penelitian
adanya kurang darah (anemia), pusing dan
ini menunjukkan adanya proses persalinan
bengkak
Pada
yang lebih lama. Hal ini sesuai dengan
kehamilan remaja akan berdampak adanya
keluhan yang dirasakan oleh responden yaitu
anemia karena sifat dari remaja sendiri
sebanyak 31 orang mengeluhkan bayinya
cenderung untuk mengalami anemia akibat
tidak cepat keluar, sehingga ada yang harus
pola makan yang salah serta pada proses
dirujuk ke Rumah Sakit untuk dilakukan
kehamilan akan terjadi hemodelusi, sehingga
tindakan SC. Persalinan pada kehamilan
akan memperparah kondisi anemia pada
remaja akan mengalami persalinan yang
pada
kehamilan
kehamilan
(7)
remaja .
Waktu
yang
lama yang disebabkan oleh kelainan letak
seorang ibu yang menderita anemia selagi
janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan
hamil akan mengakibatkan kematian ibu dan
his, dan mengejan serta pimpinan persalinan
bayi akibat pernikahan dini(5).
yang salah(5,9).
kombinasi
itu
hamil.
bahaya
Adanya
Selain
tua.
pertamakali
keadaan
alat
Komplikasi
lainya
pada
masa
reproduksi yang belum siap hamil dan
persalinan adalah perdarahan. Walaupun
anemia meningkatkan terjadinya keracunan
hasil penelitian ini hanya didapatkan 1
hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
responden
eklampsia. Pre eklampsia dan eklampsia
namun
memerlukan perhatian serius karena dapat
dikesampingkan.
menyebabkan kematian(7). Ibu muda pada
menyatakan penyebab kematian yang tinggi
waktu
pada ibu adalah adanya perdarahan pada
hamil
ketidakteraturan
sering tekanan
mengalami darah
yang
proses
yang
mengalami
temuan
ini
tidak
Hasil
persalinan(4). dengan
perdarahan,
Namun
boleh
Riskesdas
kondisi
penelitian
ini
berdampak pada keracunan kehamilan serta
bertentangan
yang
kekejangan yang berakibat pada kematian
menyebutkan bahwa usia kurang dari 20 6
tahun tidak memiliki pengaruh terhadap
dari penelitian
kejadian
bahwa prosentase dari kejadian asfiksi pada
perdarahan
pada
proses
(8)
persalinan .
sebelumnya
menunjukkan
kelompok primigravida muda lebih tinggi
Kondisi ibu pada masa nifas atau
dibandingkan kelompok usia 20-25 tahun(10).
pemulihan berdasarkan hasil penelitian yang
Pada
penelitian
ini
juga
tidak
paling adalah adanya infeksi pada jalan lahir
ditemukan adanya kematian perinatal. Tidak
yang ditandai dengan adanya demam (11
terdapat hubungan antar usia ibu dengan
orang), nyeri (17 orang) dan gatal pada jalan
kematian
lahir (4 orang). Selain itu juga ditemukan
perinatal pada primigravida muda dapat
adanya
disebabkan
perdarahan
postpartum
pada
1
perinatal.
Tingginya
karena
kematian
kejadian
BBLR,
responden. Bahaya pada masa nifas yaitu
prematuritas, ANC yang tidak adekuat serta
terjadi
kejadian pre eklampsi dan eklampsi(11).
subinvolusio
uteri,
menimbulkan
perdarahan postpartum, memudahkan infeksi postpartum
dan
pengeluaran
ASI
(5)
berkurang .
Kemungkinan penyebab komplikasi tersebut diatas tidak terjadi pada bayi adalah keteraturan responden dalam melakukan ANC.
Rerata
frekuensi
ANC
selama
2. Kesehatan bayi pada wanita yang
kehamilan pada penelitian ini adalah 8 kali.
melakukan pernikahan dini
Pemerintah telah menetapkan minimal ibu
Kesehatan bayi pada penelitian ini
hamil melakukan ANC sebanyak 4 kali yaitu 1
menunjukkan bahwa usia kehamilanya yang
kali pada trimester pertama, 1 kali pada
aterm sebanyak 40 responden dan yang
trimester kedua dan 2 kali pada trimester
prematur 2 responden. Semua bayi tidak ada
ketiga.
yang mengalami asfiksia, rerata BBL (Berat
selama kegiatan ANC petugas kesehatan
Badan Lahir) 3176 gram dan panjang badan
bisa
48,4
banyakya
kehamilan sehingga bisa dipersiapkan cara
komplikasi pada masa kehamilan, persalinan
persalinan yang aman dan perawatan yang
dan nifas seharusnya akan mempengaruhi
baik,
pada kondisi kesehatan bayi. Tetapi pada
perinatal(8).
sentimeter.
Jika
melihat
penelitian ini kondisi kesehatan bayi saat lahir hampir
seluruhnya
baik,
hanya
ada
2
Sehingga
mendeteksi
dan
bisa
Kehamilan semuanya
memungkinkan
adanya
mencegah
pada
merupakan
sekali
komplikasi
kematian
penelitian kehamilan
ini yang
responden yang kelahirannya prematur, dan
diharapkan. Sehingga remaja putri sudah
1 responden yang BBLR. Hal ini sesuai
sejak awal berusaha mempersiapkan untuk
dengan penelitian lain yang menyebutkan
menjadi seorang ibu. Saat seorang remaja
kejadian asfiksi memiliki prosentase yang
hamil, ia menghadapi tugas perkembangan:
lebih besar pada primigravida tua(8). Namun
1) menerima realitas biologis kehamilan, 7
menyadari
dan
menerima
tanda-tanda
kehamilan; 2) menerima realitas tentang bayi
yang ditandai dengan nyeri, demam dan gatal pada jalan lahir.
yang belum dilahirkan, menerima kenyataan
Kesehatan bayi secara keseluruhan
bahwa bayi tersebut akan tumbuh dan
tidak mengalami masalah, walaupun masih
berkembang menjadi anak yang lebih besar;
ada 2 bayi prematur, dan BBLR. Angka
3) menerima realitas menjadi orang tua
(12)
.
cakupan imunisasi masih ada yang tidak
Pada bagian kemampuan merawat bayi
lengkap, terutama untuk jenis imunisasi DPT.
hampir semuanya responden menyatakan
Status gizi bayi semuanya normal (pada garis
sudah
hijau).
bisa
merawat
bayi.
Hal
ini
menunjukkan bahwa remaja tersebut sudah siap
menjadi
orangtua
dan
Petugas kesehatan dari Puskesmas
menerima
Ngrayun dan KUA Ngrayun di dukung oleh
kehamillan, sehingga saat hamilpun dia
perangkat desa harus melakukan sosialisasi,
memperhatikan kehamilannya, rutin ANC dan
penyuluhan dan tidak mempermudah proses
berdampak bayi yang dilahirkan memiliki
rekomendasi pernikahan dibawah umur agar
kondisi yang sehat. Saat ini status gizi semua
kejadian pernikahan dini bisa ditekan.
bayi yang diteliti pada keadaan normal. Namun untuk kelengkapan imunisasi bayi, masih terdapat 11 bayi yang status
DAFTAR PUSTAKA
imunisasinya tidak lengkap, dan semuanya
1. BKKBN. 2011. Penyebab Pernikahan Dini.
yang belum dilakukan imunisasi adalah jenis
tersedia pada www.bkkbn.go.id.
DPT. Kemungkinan penyebabnya adalah
Diakses tanggal 8 Desember 2013.
ketakutan orang tua terhadap KIPI (Kejadian
2. Himsyah,
F.A.
2011.
Batas
Usia
Ikutan Pasca Imunisasi) yang berupa panas
Perkawinan. . Tersedia pada
dan bengkak ditempat suntikan sehingga
www:
menyebabkan bayi rewel.
tanggal 8 Desember 2013.
lib.uin-malang.ac.id.
3. BKKBN. KESIMPULAN
2010.
Diakses
Pendewasaan
Usia
Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi
Kesehatan ibu pada pernikahan dini
Remaja Indonesia. tersedia
saat hamil, melahirkan dan nifas mengalami
pada www.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 8
permasalahan yaitu adanya kurang darah
Desember 2013.
(anemia), persalinan lama/bayi tidak segera keluar,
bengkak
pada
akhir
kehamilan,
4. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan
Dasar.
Jakarta
:
Badan
perdarahan pada saat melahirkan dan masa
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
nifas, serta adanya infeksi pada jalan lahir
Kementerian Kesehatan RI.
8
5. Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Berfikir Seputar Pernikahan Dini. Jakarta :
6. Parasuramalu, B.G. 2010. A Study on Teenage
9. Muhyidin, M. 2006. Meluruskan Kesehatan
Pregnant
Mothers
Attending
Diva Press. 10. Watcharaseranee,
N.
2006.
The
Primary Health Centers of Kempegowda
Incidence and Complication of Teenage
Institute of Medical Science, Bangalore.
Pregnancy at Chonbury Hospital. J Med
Indian Journal of Public health, Volume
Assoc Thai, 89 (4): 118-123.
54, Issue 4, October-December.
11. Nojmi, M. 2010. Delayed Childbearing:
7. Panga, M. 2013. Pengaruh Kehamilan Dini Terhadap
Ibu
dan
Bayi.
tersedia pada www.mahasiswa.ung.ac.id. Diakses tanggal 8 Desember 2013. 8. Prianita, A.W. 2010. Pengaruh Faktor Usia
Pregnancy
and
Maternal
Outcome.
Reprod Med, 8 (2): 80-85. 12. Santhya,
et
al.
2010.
Association
Between Early Marriage and Young Women's
Marital
and
Reproductive
Ibu Terhadap kelauaran Maternal dan
Health Outcomes: Evidence From India.
Perinatal Pada Persalinan Primigravida di
International perspectives on Sexual and
RS Kariadi Semarang. tersedia
reproductive Health. 36 (3): 132-139.
pada eprints.undip.ac.id/32864/1/Anna_widi.pdf. Diakses tanggal 5 Juli 2014.
9