KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MEDIA JEJARING SOSIAL (FACEBOOK) GRUP COMDEV AND OUTREACHING UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN 2012 Muhammad Wahyuddin Ikhwani, Firman Susilo, Agus Syahrani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa dilihat melalui bentuk kalimat imperatif biasa, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif pemberian izin, kalimat imperatif ajakan, dan kalimat imperatif suruhan dari informasi yang dipublikasikan melalui media facebook pada grup Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura Tahun 2012 menggunakan skala kesantunan Lecch. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk kualitatif. Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa bentuk kesantunan dilihat dari kalimat imperatif dengan pengukur skala kesantunan Leech menunjukkan 1) cost benefit scale sebanyak 8 tuturan; 2) optionality scale sebanyak 20 tuturan; 3) indirectness scale sebayak 15 tuturan; 4) authority scale sebanyak 37 tuturan; 5) sosial dictance scale sebanyak 36 tuturan. Bentuk kesantunan yang terpublikasi dilaman facebook Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura, dilihat dari skala kesantunan Lecch tergolong santun karena masih banyaknya penggunaan bahasa atau kalimat imperatif yang santun. Kata kunci : Kesantunan Berbahasa, Facebook, Comdev Outreaching Abstract: This study is purpose to describe linguistic politeness views by ordinary imperative sentence, imperative sentence request, permits imperative sentence, imperative sentence solicitation, and imperative sentences messengers from information published by the media on the facebook group Comdev and Outreaching University of Tanjungpura in 2012 using a scale of politeness Lecch. The method used is descriptive method with qualitative . The results of the data analysis it can be concluded that the of politeness views of imperative sentence with a measuring scale shows politeness Leech 1) cost benefit scale as much as 8 utterances; 2) optionality scale of 20 utterances; 3) indirectness scale sebayak 15 utterances; 4) Scale authority as much as 37 utterances; 5) dictance social scale as much as 36 utterances. Published in the form of politeness The Page facebook Comdev and Outreaching University of Tanjungpura, the scale of politeness Lecch classified politely because there are many use of language or a polite imperative sentence. Key words : Politeness, Facebook, Comdev Outreaching
B
ahasa menunjukkan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang diucapkannya. Penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas, dan lugas mencerminkan pribadi penuturnya berbudi. Sebaliknya, melalui penggunaan bahasa yang sarkasme, menghujat, memaki, memfitnah, mengejek, atau melecehkan akan mencitrakan pribadi yang tidak berbudi. Jadi, pembicara dan lawan bicara seharusnya sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan bicaranya. Setiap peserta tindak tutur bertanggung jawab terhadap tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan di dalam interaksi sosial itu (Wijana, 2004:28). Tujuan kita berkomunikasi kepada lawan bicara adalah untuk menyampaikan pesan dan menjalin hubungan sosial. Dalam penyampaian pesan tersebut biasanya digunakan bahasa verbal baik lisan atau tulis, atau nonverbal yang dipahami kedua belah pihak, pembicara dan lawan bicara. Dengan demikian, setelah proses komunikasi selesai antara pembicara dan lawan bicara mempunyai kesan yang mendalam, misalnya: kesan simpatik, sopan, ramah, dan santun. Santun berbahasa menunjukkan seperti apa perangai atau tingkah laku seseorang. Santun atau kesantunan adalah sikap manusia menghargai atau menghormati orang lain baik itu sesama atau sebaya maupun dengan orang yang lebih tua. Sejalan dengan pendapat di atas, Moeliono, dkk., (2007:389) mengungkapkan bahwa menghargai adalah memberi, menentukan, menghormati, dan memuliakan orang tua atau orang lain. Manusia merupakan makhluk sosial, maka dari itu manusia tidak dapat hidup tanpa bergaul dengan manusia lain. Sesama makhluk sosial harus saling memenuhi kebutuhan itu dan ada norma yang harus ditaati, dihormati, dan dihargai. Kesantunan berbahasa memiliki kaidah-kaidah yang mengatur proses komunikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Asmah (2007:9) apabila kita menggunakan bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan, kita harus mematuhi beberapa peraturan tertentu supaya tidak membuat siapa saja merasa tersinggung atau lebih-lebih menjatuhkan air mukanya. Dalam kesantunan pasti berkaitan dengan bagaimana budi bahasa, adab atau perilaku, sopan santun, dan etika seseorang. Dalam hal penggunaan bahasa tulis, seseorang dapat mengungkapkan bagaimana keadaan mentalnya yaitu ditunjukkan bukan melalui apa yang kita tulis, melainkan cara kita menulis dan penggunaan bahasa yang kita pakai dapat mencerminkan keadaan mental kita pada saat itu. Kemajuan teknologi seperti facebook, twitter, myspace, dan friendster juga mempengaruhi perkembangan penggunaan bahasa manusia dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan lawan bicaranya. Melalui teknologi atau jejaring sosial seseorang dapat menyampaikan pesan atau informasi dan dapat dilihat oleh siapapun. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2012, facebook di Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan total pengguna facebook sebanyak 44,06 juta pengguna yang 2
menggunakan media facebook dari 900 juta pengguna facebook di seluruh dunia, dan jumlah itu tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah. Berinteraksi melalui media facebook yang menggunakan keterampilan menulis dan membaca. Apabila cara penyampaiannya salah, akan menimbulkan tafsiran yang berbeda dari lawan interaksi. Oleh karena itu, kita dituntut untuk bertindak dan bertutur secara sopan, paling tidak jika ingin berucap jangan sampai menyinggung perasaan orang yang kita ajak berinteraksi. Community Development and Outreaching (Comdev and Outreaching) Universitas Tanjungpura merupakan perwujudan tanggung jawab Universitas Tanjungpura dan stakeholder terkait untuk meningkatkan perluasan akses dan pemerataan pendidikan di Kalimantan Barat dengan target masyarakat miskin, marjinal, atau daerah perbatasan. Upaya terobosan perlu dilakukan dan sejak tahun 2006, pemberian beasiswa penuh dari Untan kepada masyarakat miskin, tertinggal, terpencil, dan marginal telah mencapai lebih dari 2300 mahasiswa hingga tahun 2012. Beberapa tahun ini facebook menjadi gaya hidup bagi sebagian orang. Hal tersebut digunakan oleh Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura untuk menyampaikan informasi-informasi yang berkaitan dengan program Comdev and Outreaching dikarenakan pengguna facebook terbanyak berusia antara 18-24 tahun yang merupakan calon-calon mahasiswa dan sasaran informasi mengenai bantuan atau beasiswa yang diberikan oleh Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura. Menurut data yang didapatkan dari pihak Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura menyatakan bahwa tahun 2012 sebanyak 950 orang akan menerima beasiswa penuh dari program tersebut. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai kesantunan berbahasa dalam media jejaring sosial (facebook) grup comdev and outreaching Universitas tanjungpura tahun 2012 dengan rumusan masalah dalam yang berkaitan dengan penggunaan beberapa bentuk kalimat imperatif seperti: a) kalimat imperatif biasa; b) kalimat imperatif permintaan; c) kalimat imperatif pemberian izin; d) kalimat imperatif ajakan; dan e) kalimat imperatif suruhan. yang akan dilihat dan dikaji menggunakan skala kesantuanan Lecch yaitu 1) Cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan; 2) Optionality scale atau skala pilihan; 3) Indirectness scale atau skala ketidaklangsungan; 4) Authority scale atau skala keotoritasan dan 5) Sosial dictance scale atau skala jarak sosial. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Penelitian ini memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan bahasa, gejala atau kelompok tertentu menggunakan deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006:4)). Penelitian ini mengamati bentuk-bentuk ujaran atau informasi yang diterbitkan di Grup facebook comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura serta dikomentari oleh anggota grup atau pengelola laman facebook comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura.
3
Adapun sumber data penelitian ini adalah informasi yang dipublikasikan oleh Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura mulai dari bulan Januari s.d. Desember 2012 berkaitan dengan penerimaan mahasiswa baru dan peserta terbanyak yang menerima beasiswa outreaching serta kegiatan-kegiatan rutin yang diselanggarakan oleh Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura. Untuk data dalam penelitian ini berupa informasi dan kutipan-kutipan komentar atau pendapat pada Facebook comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura yang disampaikan oleh pengelola laman facebook tersebut kepada anggota grup yang mempunyai relevansi dengan masalah penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik studi pustaka (teknik dokumenter) dengan pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti yang berkaitan dengan kesantunan berbahasa di media jejaring sosial yang disampaikan oleh pengelola laman facebook comdev and Outreaching Universitas tanjungpura dan ditanggapi oleh anggota grup yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Untuk alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kunci dan didukung dengan beberapa alat pengumpul penunjang seperti, kertas pencatat, alat tulis, laptop (komputer), jaringan internet, akun facebook peneliti secara pribadi sebagai akses untuk masuk ke grup facebook comdev and outreaching Universitas Tanjungpura Pontianak. Dalam kegiatan menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pustaka (teknik dokumenter) ada beberapa langkah yang ditempuh oleh peneliti yaitu: a) memilih dan memilah data yang akan dijadikan subjek penelitian; b) menetapkan data yang sesuai dengan masalah penelitian; c) mengelompokan datadata tersebut berdasarkan fokus masalah yang diteliti meliputi kebahasaan dan kesantunan dalam berbahasa; d) menganalisis, mendeskripsi, dan menuliskan kembali kutipan kata, kalimat, dan paragraf dari informasi yang dipublikasi berdasarkan relevansinya dengan tiap-tiap fokus masalah penelitian, dan e) menarik simpulan berdasarkan hasil analisis mengenai masalah penelitian sehingga diperoleh deskripsi mengenai kesantunan berbahasa di dalam media jejaring sosial (facebook) pada grup Comdev and Outreaching Universitas Tanjungpura. Pada tahap mengelompokkan dan menganalisis data, peneliti menggunakan dua bentuk penyajian. Pada tahap mengelompokkan data, peneiti mengelompokkan berdasarkan bentuk kalimat imperatif yang sesuai dengan fokus masalah penelitian. Kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana yang diinginkan si penutur (Rahardi, 2005:79). Kalimat imperatif dapat berupa suruhan, permohonan, ataupun larangan akan sesuatu hal. Menurut Rahardi (2005:79) kalimat imperatif terbagi menjadi lima macam, yakni: a) kalimat imperative biasa, b) kalimat imperatif permintaan, c) kalimat imperatif pemberian izin, d) kalimat imperatif ajakan, dan e) kalimat imperatif suruhan. Sedangkan, analisis data peneliti menggunakan data yang sudah dikelompokkan sesuai dengan fokus masalah dan dianalisis menggunakan ima model skala kesantunan Lecch. Skala kesantunan Lecch difokuskan kepada bentuk-bentuk kalimat imperatif yang
4
tergolong ke dalam beberapa model skala kesantunan Lecch. Kelima model tersebut adalah sebagai berikut. 1. Cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan, menunjuk kepada besar kecilnya kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh sebuah tindak tutur pada sebuah pertuturan. Semakin tuturan tersebut merugikan diri penutur, akan semakin dianggap santunlah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin tuturan itu menguntungkan diri penutur akan semakin dianggap tidak santunlah tuturan itu. Apabila hal demikian itu dilihat dari kacamata si mitra tutur dapat dikatakan bahwa semakin menguntungkan diri mitra tutur, akan semakin dipandang tidak santunlah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin tuturan itu merugikan diri, si mitra tutur akan semakin santunlah tuturan itu. 2. Optionality scale atau skala pilihan, menunjuk kepada banyak atau sedikitnya pilihan yang disampaikan si penutur kepada mitra tutur di dalam kegiatan bertutur. Semakin pertuturan itu memungkinkan penutur atau mitra tutur menentukan pilihan yang banyak dan leluasa, akan dianggap semakin santunlah tuturan itu. Sebaliknya, apabila pertuturan itu sama sekali tidak memberikan kemungkinan memilih bagi si penutur dan mitra tutur, tuturan tersebut akan dianggap tidak santun. Berkaitan dengan pemakaian tuturan imperatif itu menyajikan banyak pilihan tuturan akan semakin santunlah pemakaian tuturan imperatif itu. 3. Indirectness scale atau skala ketidaklangsungan menunjuk kepada peringkat langsung atau tidak langsungnya maksud sebuah tuturan. Semakin tuturan itu bersifat langsung akan dianggap semakin santun lagi tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin tidak langsung, maksud sebuah tuturan, akan dianggap semakin santun tuturan itu. 4. Authority scale atau skala keotoritasan menunjuk kepada hubungan status sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur dengan mitra tutur. Tuturan yang digunakan akan cenderung menjadi semakin santun. Sebaliknya, semakin dekat jarak peringkat status sosial diantara keduanya, akan cenderung berkuranglah peringkat kesantunan tuturan yang digunakan dalam bertutur itu. 5. Sosial dictance scale atau skala jarak sosial menunjuk kepada peringkat hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam sebuah pertuturan. Ada kecenderungan bahwa semakin dekat jarak peringkat sosial di antara keduanya, akan semakin kurang santunlah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur dan mitra tutur, akan semakin santunlah tuturan yang digunakan itu. Dengan perkataan lain, tingkat keakraban hubungan antara penutur dengan mitra tutur sangat menentukan peringkat kesantunan tuturan yang digunakan dalam bertutur. Jadi, skala kesantunan Leech dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana tuturan seseorang tersebut dikatakan santun atau kurang santun. Tuturan-tuturan tersebut akan dapat dilihat dari bentuk ujaran atau informasi yang disampaikan
5
oleh pengelola laman ataupun tanggapan-tanggapan dari anggota grup facebook comdev and outreaching Uniersitas Tanjungpura. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini difokuskan pada informasi yang terpubikasi dilaman grup facebook comdev and outreaching Universitas Tanjungpura Pontianak baik berupa informasi yang disampaikan oleh pengelola laman grup ataupun pertanyaan-pertanyaan atau tanggapan yang dikemukakan oleh anggota grup ataupun yang hanya sekedar bertanya. Pengumpuan data dan pemantauan informasi diakukan muai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2012. Informasi yang dikumpulkan dibatasi pada informasi yang disampaikan oleh pengelola laman ke anggota grup yang mengomentari informasi yang dipublikasikan. Dari hasil analisis, didapati semua bentuk informasi yang dipublikasikan oleh pengelola laman grup dan tanggapan anggota grup terwakili ke dalam bentuk kalimat imperatif. Kalimat imperatif dapat berupa suruhan, permohonan, ataupun larangan akan sesuatu hal. Menurut Rahardi (2005:79) kalimat imperatif terbagi menjadi lima macam, yakni: a) kalimat imperative biasa, b) kalimat imperatif permintaan, c) kalimat imperatif pemberian izin, d) kalimat imperatif ajakan, dan e) kalimat imperatif suruhan. Hasil analisis tersebut dapat disajikan pada tabel berikut. Tabel 1 Sebaran Hasil Analisis Kalimat Imperatif Banyaknya Persentase Kalimat Imperatif Penanda (%) Kesantunan Ajakan 6 5,4 Biasa 15 14 Pemberian Izin 5 4,5 Permintaan 42 38 Suruhan 43 39 Total 111 100 Tabel di atas menunjukkan sebaran tuturan dalam bentuk kalimat imperatif yang menggunakan metode Rahardi dapat menjaring sebanyak 111 tuturan yang dilakukan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2012 dan berfokus pada informasi yang disampaikan oleh pengelola laman kepada anggota grup dan tanggapan anggota grup atas informasi tersebut. Dari hasil analisis atau pengelompokan data tersebut, peneliti melanjutkan analisisnya menggunakan teknik atau skala kesantunan Lecch untuk mengukur seberapa santun bahasa yang digunakan oeh pengelola laman dan anggota grup dalam menyampaikan informasi dan tanggapan.
6
Pembahasan Peneitian ini dilaksanakan mulai dari pengambilan data yaitu pada bulan Januari sampai dengan Desember 2012 dengan data yang terpublikasi oleh pengelola laman grup dan tanggapan yang disampaikan oleh anggota grup pada informasi tersebut. Hasil pengelompokan data dengan memperhatikan bentuk kalimat imperatifnya dilanjutkan dengan analisis untuk melihat tingkat kesantunan berbahasa dengan menggunakan model skala kesantunan Lecch. Dari hasil analisis nilai kesantunan menggunakan metode Skala kesantunan Lecch didapati pembagian kelompok ke dalam beberapa bentuk kesantunan. Hasil analisis disajikan ke dalam beberapa bentuk analisis sebagai berikut. Tabel 2 Analisis Kalimat Imperatif Biasa dengan Model Skala Kesantunan Lecch No Data : 16 Tanggal : 12 Juli 2012 pukul 9:42 Kalimat Imperatif Biasa Data Indeksal Mereka taman2 yg jadi MENTOR di Dituturkan oleh anggota grup yang comdev & outreaching Universitas menenangkan teman-temannya untuk Tanjungpura juga menggu kputusan bersabar menunggu pengumuman pimpinan.. Spertinya akan d'umumkan mengenai keputusan beasiswa bidik dalm bbrapa hari kdepannya lah... misi yang masih menunggu pimpinan Namun semua kembali lagi pada untuk penandatanganan surat kputusan pimpinan UNTAN.. keputusan. Analisis 1. Tuturan di atas adalah jenis kalimat Imperatif Biasa. 2. Penanda kesantunan dari kalimat tersebut adalah "lah". Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis kalimat imperatif biasa yang halus. Digolongkan ke dalam kalimat imperatif biasa dikarenakan tuturan tersebut ditandai dengan penggunaan partikel pengeras -lah “Mereka taman2 yg jadi MENTOR di comdev & outreaching Universitas Tanjungpura juga menggu kputusan pimpinan.. Spertinya akan d'umumkan dalm bbrapa hari kdepannya lah... Namun semua kembali lagi pada kputusan pimpinan UNTAN..”. Jika dilihat dari skala kesantunan tuturan di atas digolongkan ke dalam bentuk skala kesantunan cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan, menunjuk kepada besar kecilnya kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh sebuah tindak tutur pada sebuah pertuturan. Tuturan tersebut dikatakan kurang santun karena tuturan tersebut menguntungkan si penutur dengan bentuk penutur menyampaikan atau membantu menenangkan teman-temannya yang sudah tidak sabar menunggu pengumuman mengenai beasiswa bidik misi outreaching Universitas Tanjungpura. Hal ini sesuai dengan prinsip skala kesantunan cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan. Menurut Leech (dalam Rahardi, 2005:66), semakin tuturan tersebut merugikan diri penutur, akan semakin dianggap santunlah tuturan itu serta sebaliknya, semakin tuturan itu menguntungkan diri penutur akan semakin dianggap tidak santunlah tuturan itu.
7
Tabel 3 Analisis Kalimat Imperatif Permintaan dengan Model Skala Kesantunan Lecch No Data : 1 Tanggal : 16 Maret 2012 Kalimat Imperatif Permintaan Data Indeksal MOHON DIINFORMASIKAN Dituturkan oleh pengelola laman grup KEPADA TEMAN-TEMAN YANG facebook comdev mengenai kegiatan kursus bahasa Inggris untuk penerima LAIN. beasiswa penuh outreaching angkatan 2009 dan 2010 dan mohon informasi tersebut disampaikan kepada temanteman yang lain. Analisis 1. Tuturan di atas adalah jenis kalimat Imperatif Permintaan. 2. Penanda kesantunan dari kalimat tersebut adalah "mohon". Tuturan di atas merupakan tuturan yang halus dan merendah disampaikan oleh pengelola laman grup facebook comdev kepada anggota grup atau mahasiswa penerima beasiswa untuk menyampaikan kepada mahasiswa 2009 dan 2010 yang lain untuk menginformasikan kegiatan kursus bahasa Inggris. Tuturan tersebut digolongkan ke dalam bentuk tuturan kalimat imperatif permintaan yang halus karena menggunakan kata penanda mohon “MOHON DIINFORMASIKAN KEPADA TEMAN-TEMAN YANG LAIN”. Tuturan tersebut termasuk ke dalam bentuk skala kesantunan authority scale atau skala keotoritasan yang menunjuk kepada hubungan status sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Dalam tuturan tersebut terlihat bagaimana bentuk penggunaan bahasa yang disampaikan oleh pengelola laman grup facebook comdev yang menyampaikan informasi kegiatan kursus dan tes bahasa Inggris dengan santun dan halus. Jadi, jika dilihat dari skala kesantunan authority scale atau skala keotoritasan bahwa jarak peringkat sosial menunjukkan bentuk kesantunan dan pemakaian bahasanya krn semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur dengan mitra tutur, maka tuturan yang digunakan akan cenderung menjadi semakin santun. Sebaliknya, semakin dekat jarak peringkat status sosial diantara keduanya, akan cenderung berkuranglah peringkat kesantunan tuturan yang digunakan dalam bertutur itu (Leech (dalam Rahardi, 2005:66)).
8
Tabel 4 Analisis Kalimat Imperatif Pemberian Izin dengan Model Skala Kesantunan Lecch No Data : 84 Tanggal : 11 September 2012 Kalimat imperatif pemberian izin Data Indeksal Apabila mengalami kesulitan Dituturkan oleh pengelola laman grup facebook comdev yang mempersilahkan silahkan ke kantor COMDEV. anggota grup atau mahasiswa penerima beasiswa outreaching untuk datang ke kantor comdev jika mengalami kesulitan dalam pengisian data. Analisis 1. Tuturan di atas adalah jenis kalimat imperatif pemberian izin. 2. Penanda kesantunan dari kalimat tersebut adalah "silahkan". Tuturan di atas digolongkan ke dalam jenis kalimat imperatif pemberian izin. Digolongkan ke dalam kalimat imperatif pemberian izin dikarenakan kalimat atau potongan komentar tersebut ditandai dengan penanda kesantunan silahkan “Apabila mengalami kesulitan silahkan ke kantor COMDEV”. Jika dilihat dari skala kesantunan, tuturan di atas digolongkan ke dalam bentuk skala kesantunan authority scale atau skala keotoritasan dan optionality scale atau skala pilihan. Digolongkan ke dalam bentuk authority scale atau skala keotoritasan yang menunjuk kepada hubungan status sosial antara penutur (comdev) dan mitra tutur (mahasiswa/peserta kegiatan) yang terlibat dalam pertuturan dan digolongkan ke dalam bentuk optionality scale atau skala pilihan yang menunjuk kepada banyak atau sedikitnya pilihan yang disampaikan si penutur kepada mitra tutur di dalam kegiatan bertutur. Tuturan yang disampaikan oleh pengelola laman facebook comdev mempersilahkan anggota grup atau mahasiswa penerima beasiswa outreaching untuk datang ke kantor comdev jika mengalami kesulitan dalam pengisian data SISBO karena pengisian SISBO belum bisa dilakukan secara online dimanapun selain di kantor comdev dikarenakan masih ada perbaikan server. Tuturan tersebut dikatakan santun dengan skala kesantunan keotoritasan karena dilakukan oleh pengelola laman kepada mahasiswa atau peserta lomba dengan menggunakan penanda kesantunan “silahkan” dan skala pilihan dikarenakan pihak comdev memberikan pilihan kepada mahasiswa yang akan melakukan pengisian SISBO karena semakin banyak pilihan yang diberikan, maka akan semakin dianggap santunlah tuturan tersebut.
9
Tabel 5 Analisis Kalimat Imperatif Suruhan dengan Model Skala Kesantunan Lecch No Data : 4 Tanggal : 30 Mei 2012 pukul 12:46 Kalimat Imperatif Suruhan Data Indeksal pengumuman tanggal 11 juli 2012 itu Dituturkan oleh anggota grup yang maksudnya pengumuman untuk menanyakan mengenai pengumuman program apa?? tlong di balas ya.. trima tanggal 11 Juli 2012 mengenai program kasih.. apa. Analisis 1. Tuturan di atas adalah jenis kalimat Imperatif Suruhan. 2. Penanda kesantunan dari kalimat tersebut adalah "tolong". Tuturan di atas merupakan tuturan yang disampaikan oleh anggota grup kepada pengelola laman grup facebook comdev yang kebinggungan mengenai pengumuman tanggal 11 Juli 2012 yang tidak dipahami pengumuman tersebut untuk program apa atau angkatan kapan. Tuturan tersebut agak kasar walaupun termasuk ke dalam bentuk tuturan kalimat imperatif suruhan dengan penanda kesantunan tolong. Digolongkan kasar karena bahasa yang digunakan pada akhir tuturan seperti menyuruh kepada sesama teman atau juniornya. “tlong di balas ya..”. Dilihat dari pengukur skala kesantunan, tuturan tersebut di atas termasuk ke dalam bentuk kesantunan sosial dictance scale atau skala jarak sosial. Menurut Leech (dalam Rahardi, 2005:66) sosial dictance scale atau skala jarak sosial menunjuk kepada peringkat hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam sebuah pertuturan..Tuturan di atas dikatakan kurang santun karena terlihat seperti adanya kedekatan yang teramat dekat antara penutur dan mitra tutur yang ditunjukkan dari bahasa yang digunakan oleh penutur seperti bahasa antara sesama teman yang mempunyai jarak sosial yang sangat dekat. Padahal tuturan tersebut terjadi antara penutur yaitu anggota grup atau mahasiswa penerima beasiswa dan mitra tutur yaitu pengelola laman grup. Jadi, ada kecenderungan bahwa semakin dekat jarak peringkat sosial di antara keduanya, akan semakin kurang santunlah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur dan mitra tutur, akan semakin santunlah tuturan yang digunakan itu. Dengan kata lain, tingkat keakraban hubungan antara penutur dengan mitra tutur sangat menentukan peringkat kesantunan tuturan yang digunakan dalam bertutur.
10
Tabel 6 Analisis Kalimat Imperatif Ajakan dengan Model Skala Kesantunan Lecch No Data : 103 Tanggal : 12 November 2012 pukul 3:04 Kalimat imperatif ajakan Data Indeksal harap bsabar y Dituturkan oleh pengelola laman grup facebook comdev yang menjawab pertanyaan dari anggota grup yang bertanya mengenai info pengumuman beasiswa BNI gemilang. Analisis 1. Tuturan di atas adalah jenis kalimat imperatif ajakan . 2. Penanda kesantunan dari kalimat tersebut adalah "harap". Tuturan di atas adalah tuturan yang disampaikan oleh pengelola laman grup facebook comdev yang menjawab pertanyaan anggota grup yang menanyakan mengenai beasiswa BNI gemilang. Pengelola menjawab dengan menyatakan agar mahasiswa tersebut bersabar karena beasiswa BNI gemilang belum ada keputusan dan masih dalam tahap proses verifikasi yang dilakukan oleh BNI pusat Jakarta. Tuturan tersebut termasuk ke dalam jenis kalimat imperatif ajakan karena kalimat atau potongan komentar tersebut ditandai dengan penanda kesantunan harap “harap bsabar y”. Jika dilihat dari skala kesantunan tuturan di atas digolongkan ke dalam bentuk skala kesantunan skala kesantunan cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan, menunjuk kepada besar kecilnya kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh sebuah tindak tutur pada sebuah pertuturan. Sikap tersebut merupakan bentuk kesantunan imperatif ajakan dengan pengukuran skala cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan. Tuturan tersebut digolongkan kurang santun dikarenakan menguntungkan diri sebagai pihak penutur dengan mengajak orang lain untuk tetap bersabar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan kajian analisis dan penggambaran tentang kesantunan berbahasa dalam media jejaring sosial (facebook) grup comdev and outreaching Universitas Tanjungpura Tahun 2012. Dapatlah disimpulkan bahwa kesantunan berbahasa dapat dilihat dari bentuk kalimat imperatif dengan skala kesantunan Leech sebagai berikut (a) kesantunan berbahasa dilihat dari bentuk kalimat imperatif biasa muncul hampir semua bentuk pengukuran skala kesantunan yaitu 1) cost benefit scale sebanyak tiga tuturan; 2) optionality scale sebanyak dua tuturan; 3) indirectness scale sebayak tujuh tuturan; 4) authority scale sebanyak tiga tuturan; 5) sosial dictance scale sebanyak dua tuturan; (b) kesantunan berbahasa dilihat dari bentuk kalimat imperatif permintaan juga hampir semua bentuk pengukuran skala kesantunan yaitu 1) cost benefit scale sebanyak dua tuturan; 2) optionality scale sebanyak delapan tuturan; 3) indirectness scale 11
sebayak lima tuturan; 4) authority scale sebanyak delapan tuturan; 5) sosial dictance scale sebanyak sembilan belas tuturan; (c) kesantunan berbahasa dilihat dari bentuk kalimat imperatif pemberian izin hanya ada bentuk pengukuran skala kesantunan 1) optionality scale sebanyak dua tuturan; dan 2) authority scale sebanyak lima tuturan tuturan; (d) kesantunan berbahasa dilihat dari bentuk kalimat imperatif ajakan hanya ada bentuk pengukuran skala kesantunan 1) cost benefit scale sebanyak tiga tuturan; 2) authority scale sebanyak tiga tuturan; 3) sosial dictance scale sebanyak satu tuturan; (e) kesantunan berbahasa dilihat dari bentuk kalimat imperatif suruhan hanya ada bentuk pengukuran skala kesantunan 1) optionality scale sebanyak delapan tuturan; 2) indirectness scale sebanyak tiga tuturan; 3) authority scale sebanyak delapan belas tuturan; 4) sosial dictance scale sebanyak empat belas tuturan. Dilihat dari penjelasan di atas, tidak semua kalimat imperatif termasuk ke dalam bentuk skala kesantunan Lecch. Data di atas juga menunjukkan bahwa kalimat imperatif suruhan merupakan bentuk kalimat imperatif yang tingkat kesantunannya lebih tinggi (santun) dikarenakan kalimat imperatif tersebut dituturkan dari pengelola laman kepada anggota grup yang jika diihat dari skala authority scale dan sosial dictance scale bahwa kedudukan antara pengelola dengan anggota grup ada jarak sosialnya. Saran Berdasarkan kajian analisis di atas, penelitian mengenai kesantunan berbahasa masih banyak yang harus dikaji bukan hanya dalam bentuk tuturan langsung, dalam bentuk tuturan yang tidak langsung terutama dalam media jejaring sosial masih dapat dikatakan langka. Sedangkan untuk media jejaring sosial seperti facebook ataupun yang lainnya masih sangat kurang bahkan belum ada. Untuk objek yang sama saja yaitu facebook grup comdev and outreaching Universitas Tanjungpura, masih banyak yang harus diteliti dan dijadikan bahan penelitian serta dikaji lebih mendalam sehingga bisa menimbulkan bentuk-bentuk kesantunan dalam bertutur. Oleh karena itu, disarankan kepada peneliti-peneliti yang lainnya untuk dapat mengkaji mengenai bentuk kesantunan dalam bentuk tuturan langsung ataupun tidak langsung seperti dalam media jejaring sosial karena dapat menambah khazanah berbahasa santun karena kesantunan dalam berbahasan tidak termaktub dalam aturan tertulis tapi termaktub di dalam kehidupan sehari-hari bagaimana cara kita menghargai seseorang dalam berbahasa atau bertutur.
12
DAFTAR RUJUKAN Haji Omar, Asmah. 2007. Kesantunan Bahasa dalam Pengurusan Pentadbiran dan Media. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Kementerian Komunikasi dan Informatika, http://www.antaranews.com/berita/317451/pengguna-facebook-diindonesia-tertinggi-ketiga-dunia Kamis, 21 Juni 2012 16:49 WIB diunduh pada tanggal 10 Januari 2013 Lexy, J. Moleong.2006. Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moeliono, dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik, Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga. Wijana, I Dewa Putu. 2004. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi offset. www.forbes.com/lists/2008/10/billionaires08_The-Worlds-Billionaires_Rank.html September 2008. diunduh pada tanggal 14 Januari 2013 www.mashable.com/category/social-networking diunduh pada tanggal 5 Januari 2013
13