1
KESADARAN MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN LINGKUNGAN DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI Oleh: Usman Rianse1), Sarinah1) dan Putu Arimbawa1) ABSTRACT The objectives of this study were: (1) to measure public awareness participated of environment maintenance in Haluoleo University, and (2) to know what factors which could influence the public awareness participated of environment maintenance in Haluoleo University. The purpose of this study were (1) to get the description about how far the public awareness participated of environment maintenance (2) to give suggestion to regional government of environment management around Haluoleo university, and (3) to give contribution of science development specially valuated to a better environment management for pleasant situation and peaceful public life. The location of this study was around Campus of Haluoleo University in Kendari. This study was conducted for a month. The object of this study was all people who live around Campus of Haluoleo University. The sample of this study was the public communities that could describe the condition around Haluoleo University. The categorization of those communities could be identified as civil servant community, university student’s community and general public community. The sample of those communities was taken by quote-sampling amounting to 100 respondents. The data analysis used in this study was: (1) descriptive analysis; and (2) cob-Douglass doubled model non linear regression analysis. The results of this study showed that: (1) lack of public awareness participated in environment maintenance around Campus of Haluoleo University, and (2) the behavior and public habits as well as gender factor had real influence toward public awareness participated in environment maintenance around Campus of Haluoleo University Kendra. While, the education level, knowledge, behavior and housing status didn’t have real influence. Key words: awareness, environment maintenance, participation public.
PENDAHULUAN Kondisi lingkungan sekitar kita sangat tidak menentu. Bagaimana tidak, hujan terjadi secara tidak terpola, bahkan sulit untuk diprediksi. Ketika musim panas tiba, justru datang hujan atau sebaliknya, ketika musim hujan justru tidak ada hujan sama sekali. Bagi sebagian besar orang mungkin hal ini tidak begitu diperhatikan, namun bagi masyarakat yang pekerjaannya sangat bergantung pada cuaca, peristiwa ini sangat tidak menguntungkan. Banyak para petani yang mengalami gagal panen karena hujan yang begitu tiba-tiba. Belum lagi adanya wabah penyakit yang mulai bermunculan di banyak tempat menambah daftar dampak buruk dari peristiwa ini. Ketidakstabilan cuaca ini lebih banyak menimbulkan kerugian bagi lingkungan.
1
Masalah lain yang juga muncul yang membuat kondisi lingkungan semakin buruk adalah perilaku masyarakat yang tidak mencintai lingkungannya. Perilaku masyarakat tersebut dapat dilihat dari pemanfaatan lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya seperti pemanfaatan tata guna air tanah, pembangunan perumahan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan dan pembuangan sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik. Kondisi tersebut semakin nyata dirasakan masyarakat perkotaan. Pola perilaku masyarakat kota yang sangat kompetitif yang menyebabkan perhatian terhadap lingkungan semakin berkurang. Masyarakat di sekitar kampus Universitas Haluoleo (Unhalu) Kendari adalah masyarakat kota yang kehidupan sehari-harinya sangat terkait dengan lingkungan dimana mereka tinggal. Karakteristik dan perilaku
) Masing-masing AGRIPLUS, Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Kendari. Volume 21 Nomor : 01 Januari 2011,Haluoleo, ISSN 0854-0128
01
2
masyarakat sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan baik fisik dan sosial yang ada (Benda Beckman, 2001; Mar’at dan Kartono, 2006; Walgito, 2003; Muslimat, 2007). Masyarakat yang menganggap lingkungan sebagai penopang keberhasilan mereka akan berpersepsi positif terhadap perbaikan lingkungan hidup, masyarakat yang tidak menganggap lingkungan turut membantu dalam keberhasilan hidupnya akan berangapan perbaikan lingkungan atau pelestarian lingkungan menjadi suatu hal yang kurang menarik untuk diperbincangkan. Untuk itu perlu upaya penyuluhan dalam upaya pemberdayaan masyarakat kampus tentang pemeliharaan lingkungan. Penyuluhan adalah suatu proses pemberdayaan masyarakat. Sebagai proses pemberdayaan masyarakat program penyuluhan bertujuan mengembangkan sasaran menjadi sumberdaya manusia yang mampu meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri, tidak bergantung pada “belas kasih” pihak lain Slamet M, 2003; Hikmat, 2001). Adanya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan diharapkan terwujud dalam sikap dan persepsi positif terhadap objek (lingkungan) dimana dia berada (Rakhmat, 2000; Lawit, 1990). Beberapa fakta yang dapat kita jumpai tentang lingkungan di sekitar kampus Unhalu baik lingkungan di depan kampus maupun lingkungan dalam Kampus khususnya lingkungan perumahan dosen sangat memperihatinkan. Kotornya lingkungan merupakan pandangan umum yang dapat kita jumpai di dua daerah tersebut. Banyaknya sampah berserakan seakan menjadi hal biasa terlihat di sekitar daerah kampus tersebut. Phenomena ini memunculkan suatu dugaan bahwa sampah sudah sangat lekat dengan kehidupan masyarakat. Padahal kalau kita sadari penanganan sampah yang kurang baik justru dapat menyebabkan malapetaka bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Seperti wabah penyakit, bencana alam dan perubahan iklim yang sangat ekstrim. Sebagai gambaran menurut prakiraan Sudradjat (2007), volume sampah yang dihasilkan per orang rata-rata sekitar 0,5 kg kapita-1hari-1. Data tersebut akan sangat berkorelasi positif dengan jumlah
penduduk di suatu kota. Semakin banyak penduduk suatu kota maka volume sampah yang dihasilkan per harinya juga semakin besar pula. Jika hal ini tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan masalah bagi masyarakat kota itu sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut, apakah yang menjadi penyebab sebagian lingkungan Kampus Unhalu kelihatan kumuh? apakah sebagian besar masyarakat tahu bahwa lingkungan di sekitar Kampus Unhalu perlu di jaga kebersihannya? Ataukah memang masyarakat sendiri tidak tahu tentang kondisi lingkungna sekitarnya? Mengapa kerusakan masih belum bisa ditekan, malah cenderung bertambah besar tingkatannya? Mungkinkah pengetahuan masyarakat tentang pentingya pemeliharaan lingkungan yang masih kurang. Ataukah kemungkinan besar yang menjadi faktor yang paling utama adalah tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah. Beberapa pertanyaan tersebut diperlukan suatu pembenaran atau upaya agar masalah ini bisa terpecahkan sebelum kondisinya semakin buruk. METODE PENELITIAN Penelitian ini lebih diarahkan kepada penyadaran dan partisipasi anggota dalam pemeliharaan lingkungan, yang dilaksanakan selama satu bulan. Lokasi penelitian ini di sekitar kampus Unhalu Kendari. Secara spesifik lokasinya di depan kampus dan di wilayah perumahan dosen. Obyek penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar kampus Unhalu. Adapun kelompok masyarakat yang dimaksud adalah kelompok masyarakat yang bekerja di dalam maupun di luar kampus Unhalu dan kelompok mahasiswa. Kelompok-kelompok tersebut dilakukan survei terkait dengan perhatian mereka terhadap pemeliharaan lingkungan di sekitar tempat tinggalnya. Penentuan kelompok masyarakat sebagai sampel penelitian mengacu pada pendapat Rianse dan Abdi (2008). Sampel penelitian ini adalah kelompok-kelompok masyarakat yang dapat mengambarkan kondisi masyarakat yang tinggal di sekitar kampus. Kategorisasi kelompok masyarakat dapat
3
diidentifikasi menjadi kelompok pegawai negari sipil, kelompok mahasiswa dan kelompok masyarakat umum. Sampel kelompok masyarakat di ambil secara quota sampling sebanyak 100 responden. Dari jumlah tersebut diharapkan dapat mewakili kelompok-kelompok masyarakat secara berimbang. Adapun variabel penelitian ini terkait dengan kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan meliputi: (a) Variabel bebas terdiri dari: sikap masyarakat terhadap lingkungan, pengetahuan masyarakat terhadap pemeliharaan lingkungan, kebiasaan masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan, perilaku masyarakat terhadap pemeliharaan lingkungan dan keadaan sosial masyarakat seperti umur, tingkat pendidikan masyarakat, pekerjaan dan status rumah tinggal. (b) Variabel terikat terdiri dari: partisipasi/kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar Kampus Unhalu Kendari. Analisis data: Tujuan pertama dianalisis dengan pendekatan konsep diskrepansi (Sugiyanto, 1999). Tujuan kedua dianalisis dengan analisis regresi non linear. Adapun formulanya yaitu: Y = aX1 b1. X2 b2 . X3 b3. X4 b4. X5 b5 . X6 b6 . X7 b7. e
Agar memudahkan pendugaan maka persamaan tersebut ditransformasikan dalam bentuk linier: log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + b3 log X1 + b4 log X4 + b5 log X5 + b6 D1 + b7 D2 + e dimana : Y = Partisipasi/kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan a = Konstanta b1,...b7 = Koefisien regresi = Pendidikan X1 = Perilaku X2 = Pengetahuan X3 = Sikap X4 = Kebiasaan X5 = Variabel dummy jenis kelamin (skor 1 D1 untuk perempuan dan skor 0 untuk laki-laki) = Variabel dummy status tempat D2 tinggal (skor 1 untuk tempat tinggal
milik sendiri dan skor 0 untuk tempat tinggal kontrak) e = error term HASIL PENELITIAN Identitas Responden Identitas responden yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status tempat tinggal. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua (99%) responden berada kategori umur produktif dengan kisaran umur 18-54 tahun. Bila dilihat dari rata-rata umur responden (30 tahun) mengindikasikan bahwa hampir semua responden masuk dalam kategori usia sekolah. Tingkat pendidikan responden sebagian besar (55%) adalah sekolah lanjut (SMP dan SMU), 3% adalah berpendidikan diploma II dan III, 25% berpendidikan sarjana (S1), dan 16% berpendidikan pascasarjana (S2 dan S3). Gambaran tingkat pendidikan responden di dominasi oleh tingkat sekolah lanjut. Adapun jenis pekerjaan yang saat ini responden geluti adalah pelajar dan mahasiswa (35%), PNS (35%) dan swasta atau masyarakat umum (30%). Sedangkan kondisi/status tempat tinggal responden sebagian besar (58%) adalah kontrak dan 42% responden bertempat tinggal pada rumah sendiri. Responden yang kontrak sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa, sedangkan responden yang tinggal di rumah sendiri di dominasi oleh responden yang sudah memiliki pekerjaan tetap (PNS), walaupun ada juga sebagian kecil PNS yang masih berstatus kontrak rumah. Begitu pula dengan masyarakat umum ada sebagian yang telah menempati rumah sendiri ada juga sebagian yang berstatus rumah kontrak. Bia dilihat dari gender, proporsi jumlah laki-laki dan perempuan adalah laki-laki 63% dan perempuan 37%. Sikap Masyarakat dalam Pemeliharaan Lingkungan Aspek sikap merupakan aspek yang dinyakini konsisten dimiliki oleh setiap orang. Mengetahui sikap seseorang secara tidak
AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 01 Januari 2011, ISSN 0854-0128
4
langsung kita dapat memprediksi tingkah laku dari orang tersebut. Sikap yang diamati dalam penelitian ini terkait dengan setuju tidaknya responden/masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan. Adapun aspek sikap yang diamati meliputi sikap responden tentang sampah, metode pemusnahan sampah dan tempat pembuangan sampah, sikap terhadap kebersihan dan kenyamanan lingkungan dan sikap terhadap perilaku orang lain dalam menjaga keindahan dan kenyamanan lingkungan. Adapun hasil penelitian terhadap aspek sikap responden dalam pemeliharaan lingkungan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sikap masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan Kategori sikap Setuju (43 - 51) Kurang setuju (32 - 42) Tidak setuju (21 - 31) Jumlah
Jumlah (orang) 71 25 4 100
Persentase (%) 71 25 4 100
Berdasarkan Tabel 1, sebagian besar responden (71%) setuju terhadap pemeliharaan lingkungan. Pemeliharaan lingkungan dimaksud terkait dengan bahwa kotoran hasil kerja manusia adalah sampah dan harus di musnahkan. Responden juga setuju bahwa pemeliharaan lingkungan seperti kebersihan sekitar rumah, termasuk, pekarangan rumah, drainase sekitar rumah perlu dibersihkan. Disamping itu, responden juga setuju bahwa tanggung jawab kebersihan lingkungan tempat tinggal adalah tanggung jawabnya. Sebagian besar responden juga mengangap pentingnya pohon pelindung ada di setiap pekarangan rumah. Hal yang juga menjadi sikap positif responden adalah diperlukan kelompok kebersihan lingkungan di setiap lingkungan tempat tinggal mereka. Hasil penelitian tentang sikap responden tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden menginginkan betapa pentingnya pemeliharaan lingkungan di tempat tinggal mereka. Sebenarnya masyarakat
menyadari bahwa lingkungan yang bersih dan nyaman merupakan dambaan dari semua orang yang tinggal di setiap tempat tinggal mereka. Sikap yang positif yang ditunjukkan oleh responden mengindikasikan bahwa responden tidak menghendaki lingkungan mereka menjadi lingkungan yang kumuh. Mereka mendambakan lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lingkungan yang bersih, indah dan nyaman. Pengetahuan Masyarakat dalam Pemeliharaan Lingkungan Lingkungan yang bersih, indah dan nyaman merupakan dambaan dari setiap orang yang tinggal di suatu tempat tinggal. Kondisi tersebut akan terwujud jika masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut mengetahui bagaimana cara memelihara lingkungan yang nyaman tersebut. Untuk itu, dalam penelitian ini ingin diketahui bagaimana pengetahuan masyarakat (responden) yang ada di sekitar Kampus Unhalu Kendari dalam kaitannya dengan pemeliharaan lingkungan. Adapun tingkat pengetahuan masyarakat/responden dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar Kampus Unhalu Kendari dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel
2.
Pengetahuan masyarakat pemeliharaan lingkungan
Kategori pengetahuan Baik (30 - 36) Kurang baik (22 - 29) Tidak baik (14 - 21) Jumlah
Jumlah (orang) 89 9 2 100
dalam
Persentase (%) 89 9 2 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar (89%) responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pemeliharaan lingkungan. Tingkat pengetahuan yang dimaksud meliputi; pengetahuan tentang sampah termasuk dengan jenis dan penanganan sampah, pengetetahuan tentang kebersihan lingkungan, pengetahuan tentang manfaat drainase di lingkungan tempat tinggal, pengetahuan tentang manfaat pohon pelindung bagi lingkungan dan pengetahuan tentang kebisingan yang mempengaruhi
5
kenyamanan lingkungan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa responden telah mengetahui dan memahami pentingnya pemeliharaan lingkungan di sekitar tempat tinggalnya. Pengetahuan yang baik dimiliki responden mengindikasikan responden mengetahui perilaku yang baik dan tidak baik dalam menunjang terpeliharanya lingkungan yang bersih. Kebiasaan Masyarakat dalam Pemeliharaan Lingkungan Salah satu faktor yang dinyakini mempunyai pengaruh dalam pemeliharaan lingkungan adalah faktor kebiasaan. Faktor kebiasaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah terkait dengan kebiasaan hidup bersih, kebiasaan melakukan pembersihan lingkungan dari sampah, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, kebiasaan menanam pohon, kebiasaan bekerja tanpa diperintah, biasa tinggal dilingkungan yang bersih dan biasa berkunjung ke tempat-tempat/daerah yang bersih, indah dan nyaman. Adapun hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kebiasaan masyarakat kebersihan lingkungan Kategori kebiasaan Biasa (24 - 31) Kurang biasa(18 - 23) Tidak biasa (10 - 17) Jumlah
Jumlah (orang) 68 26 6 100
dalam Persentase (%) 68 26 6 100
Hasil penelitian Tabel 3 menunjukkan bahwa 68% responden mempunyai kebiasasan dalam kebersihan lingkungan. Kurang biasa 26% dan sisanya 6% tidak biasa dalam kebersihan lingkungan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar responden biasa dalam membersihkan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian responden yang biasa membersihkan lingkungan seperti selalu membersihkan sampah jika sudah selesai bekerja, tidak pernah di perintah tetapi atas kesadaran sendiri. Hal tersebut terjadi karena responden biasa tinggal
dilingkungan yang bersih dan biasa ke tempat atau berkunjung ke tempat-tempat yang lingkungannya bersih. Responden yang kurang biasa dalam menjaga kebersihan lingkungan disebabkan responden tidak biasa membuang sampah di tempat sampah, kebanyakan responden biasa membuang sampahnya di depan rumah bukan di tempat sampah, tidak biasa melakukan perawatan tanaman di lingkungan tempat tinggalnya, dan tidak biasa berkunjung ke lingkungan yang nyaman dan bersih. Perilaku Masyarakat dalam Pemeliharaan Lingkungan Lingkungan yang bersih ditentukan oleh perilaku masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkah laku masyarakat (responden) dalam keseharian dalam pemeliharaan lingkungan. Adapun perilaku masyarakat (responden) dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar Kampus Unhalu Kendari dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perilaku masyarakat pemeliharaan lingkungan Kategori perilaku Baik (29 - 31) Kurang baik (24 - 28) Tidak baik (19 - 23) Jumlah
Jumlah (orang) 22 60 18 00
dalam Persentase (%) 22 60 18 100
Berdasarkan Tabel 4, bahwa sebagian besar (60%) perilaku responden dalam pemeliharaan lingkungan kategori kurang baik, hanya 22% responden mempunyai perilaku yang baik dalam pemeliharaan lingkungan. Perilaku masyarakat yang kurang baik dalam pemeliharaan lingkungan dapat dilihat dari perilaku masyarakat/responden dalam membuang sampah. Kebanyakan responden membuang sampah di sekitar lingkungannya bukan pada tempat sampah yang disediakan. Responden juga tidak memisahkan sampah basah maupun kering pada saat membuang sampah. Sebagian besar responden tidak
AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 01 Januari 2011, ISSN 0854-0128
6
melakukan pemusnahan sampah dengan benar, walaupun ada sebagian responden memusnahkan sampah dengan cara dibakar. Perilaku yang juga kurang dilakukan responden dalam pemeliharaan lingkungan adalah jarang melakukan pembersihan selokan yang ada di sekitar rumah tempat tinggalnya. Sebagian kecil responden melakukan penanaman pohon di pekarangan rumah mereka. Kesadaran Masyarakat Berpartisipasi dalam Pemeliharaan Lingkungan Partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan merupakan implementasi dari tingkat kesadaran masyarakat tentang lingkungannya. Kesadaran masyarakat berpartisipasi yang amati dalam penelitian ini terkait dengan komponen partisipasi itu sendiri sebagai indikator responden berpartisipasi. Indikator yang dimaksud meliputi kemauan berpartisipasi, kemampuan berpartisipasi dan kesempatan berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan Kategori partisipasi/kesadaran Tinggi (68 - 87) Sedang (46 - 67) Rendah (24 - 45) Jumlah
Jumlah (orang) 13 80 7 100
Persentase (%) 13,0 80,0 7,0 100,0
Hasil penelitian Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar Kampus Unhalu kategori sedang dengan persentase 80%. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan. Berdasarkan indikator partisipasi yang diteliti, kesempatan berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan kategori sedang persentase 55%. Sedangkan sebagian besar responden (85% dan 56%) responden sebenarnya memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara lingkungan di tempat tinggal mereka dengan kategori tinggi.
Berdasarkan kondisi tersebut, kurangnya kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan bukan disebabkan oleh tidak ingin dan tidak mampunya responden dalam memelihara lingkungannya tetapi disebabkan kurangnya kesempatan yang dimiliki responden untuk melakukan kebersihan lingkungan. Sehingga berdasarkan kenyataan tersebut, sebagian besar responden menyetujui ide pembentukan kelompok kebersihan lingkungan, di tiap-tiap lingkungan tempat tinggal mereka. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Masyarakat berpartisipasi dalam Pemeliharaan Lingkungan Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar Kampus Unhalu Kendari dilakukan dengan menggunakan analisis regresi non linear berganda model Cobb-Douglass. Pengolahan data menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS versi 16,00. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka diperoleh persamaan sebagai berikut: log Y = log -0,297 - 0,167 log X1 + 0,749 log X2 - 0,013 log X3 + 0,099 log X4 + 0,778 log X5 – 0,054 D1 – 0,028 D2 Dimana: Y = Kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan X1 = Pendidikan formal X2 = Perilaku X3 = Pengetahuan X4 = Sikap X5 = Kebiasaan D1 = Variabel dummy jenis kelamin D2 = Variabel dummy status tempat tinggal Jika persamaan tersebut dikembalikan ke persamaan semula (Cobb-Douglass), maka diperoleh persamaan: Y = 0,505 X1-0,167 X20,749 X3-0,013 X40,099 X50,778 D1-0,054 D2-0,028
7
Berdasarkan persamaan tersebut selanjutnya dapat dilakukan pengujian secara simultan dan parsial.
hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5% (α = 0,05), artinya seluruh variabel bebas (X) yaitu Pendidikan Formal (X1), Perilaku (X2), Pengetahuan (X3), Sikap (X4), Kebiasaan (X5), Jenis Kelamin (D1), dan Status Tempat Tinggal (D2) secara bersamasama menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar Kampus Unhalu Kendari (Y).
Pengujian Secara Simultan Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai F-hitung sebesar 18,893 dengan tingkat signifikansi 0,000 pada taraf kesalahan 5% (α = 0,05). Nilai signifikansi F-
Tabel 6. Analisis varians regresi non linear berganda faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar Kampus Unhalu Sumber Keragaman Regresi Residual Total R2
Derajat Bebas (DB) 7 92 99 0,590
Jumlah Kuadrat (JK) 1,610 1,120 2,730
Kuadrat Tengah (KT) 0,230 0,012
F-hitung
Signifikan
18,893*
0,000*
* Berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05)
Berdasarkan hasil analisis juga diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,590, artinya bahwa 59% keragaman variabel terikat Y ditentukan oleh keragaman dari variabel bebas (X) dan sisanya 41% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam model analisis.
Pengujian Secara Parsial Untuk mengetahui pengaruh masingmasing variabel bebas (X) terhadap kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar Kampus Unhalu Kendari, maka dilakukan pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t. Nilai dari koefisien regresi berdasarkan hasil analisis regresi non linear berganda dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Nilai parameter analisis regresi non linear berganda faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar Kampus Unhalu Variabel bebas (X) X1 (Pendidikan formal) X2 (Perilaku) X3 (Pengetahuan) X4 (Sikap) X5 (Kebiasaan) D1(Jenis kelamin) D2 (Status tempat tinggal)
Koefisien regresi (b)
t-hitung
Signifikansi
-0,167 0,749 -0,013 0,099 0,778 -0,054 -0,028
-1,157 3,455 -0,085 0,528 10,034 -2,211 -1,058
0,250ns 0,001* 0,933ns 0,598ns 0,00* 0,029* 0,293ns
* = Berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% ( α = 0,05) ns = non signifikan (berpengaruh tidak nyata) pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05)
AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 01 Januari 2011, ISSN 0854-0128
8
Berdasarkan Tabel 7 dapat dijelaskan pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) sebagai berikut: Pendidikan formal. Variabel pendidikan formal (X1) mempunyai koefisien regresi (b1) = -0,167 dan t-hitung (t1) = -1,157 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,250 lebih besar dari taraf kesalahan 5% ( = 0,05), hal ini berarti bahwa variabel pendidikan formal (X1) berhubungan negatif dan tidak berpengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu. Pengaruh yang tidak nyata tersebut menunjukan bahwa perbedaan pendidikan formal responden tidak mengakibatkan perbedaan kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu. Perilaku. Variabel perilaku (X2) mempunyai koefisien regresi (b2) = 0,749 dan thitung (t2) = 3,455 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari taraf kesalahan 5% ( = 0,05), hal ini berarti bahwa variabel perilaku (X2) berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu, sehingga semakin baik perilaku masyarakat (responden), maka kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu semakin tinggi. Nilai koefisien regresi sebesar 0,749 artinya peningkatan perilaku sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu sebesar 0,749%, dengan asumsi variabel lain tetap (cateris paribus). Perilaku berpengaruh nyata terhadap kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu karena perilaku yang baik yang dilakukan secara terus menerus akan menjadi pola yang permanen begitu pula sebaliknya. Sehingga untuk mewujudkan kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap pemeliharaan lingkungan diperlukan pembinaan kepada masyarakat untuk perilaku atau tingkah laku
yang menunjang ke arah manfaat positif dari lingkungannya. Pengetahuan. Variabel pengetahuan (X3) mempunyai koefisien regresi (b3) = -0,013 dan t-hitung (t3) = -0,085 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,933 lebih besar dari taraf kesalahan 5% ( = 0,05), hal ini berarti bahwa variabel pengetahuan (X3) berhubungan negatif dan tidak berpengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu. Pengaruh yang tidak nyata tersebut menunjukan bahwa perbedaan pengetahuan responden tidak mengakibatkan perbedaan partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu. Sikap. Variabel sikap (X4) mempunyai koefisien regresi (b4) = 0,099 dan t-hitung (t4) = 0,528 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,598 lebih besar dari taraf kesalahan 5% ( = 0,05), hal ini berarti bahwa variabel sikap (X4) berhubungan positif dan tidak berpengaruh nyata terhadap kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu. Pengaruh yang tidak nyata tersebut menunjukan bahwa perbedaan sikap responden tidak mengakibatkan perbedaan kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu. Kebiasaan. Variabel kebiasaan (X5) mempunyai koefisien regresi (b2) = 0,778 dan thitung (t2) = 10,034 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf kesalahan 5% ( = 0,05), hal ini berarti bahwa variabel kebiasaan (X5) berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu. sehingga semakin baik kebiasaan masyarakat (responden), maka kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu semakin tinggi. Nilai koefisien regresi sebesar 0,778 artinya peningkatan kebiasaan sebesar 1% akan
9
menyebabkan peningkatan kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu sebesar 0,778%, dengan asumsi variabel lain tetap (cateris paribus). Kebiasaan berpengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar Kampus Unhalu karena masyarakat yang biasa hidup dan tinggal serta sering berkunjung di tempat dengan lingkungan yang bersih akan menjadi suatu kebiasaan hidup bersih diamanapun dia tinggal saat ini, atau sebaliknya. Sehingga diperlukan pemahaman dan pengalaman kepada setiap orang untuk mengajak berkunjung ke tempat-tempat yang lingkungannya bersih sehingga merasakan manfaat serta mau membiasakan diri untuk hidup bersih.
Status tempat tinggal. Variabel status tempat tinggal (D2) mempunyai koefisien regresi (b4) = -0,028 dan t-hitung (t4) = -1,058 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,293 lebih besar dari taraf kesalahan 5% ( = 0,05), hal ini berarti bahwa variabel status tempat tinggal (D2) berhubungan negatif dan tidak berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu. Pengaruh yang tidak nyata tersebut menunjukan bahwa perbedaan status tempat tinggal responden tidak mengakibatkan perbedaan kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu.
Jenis kelamin. Variabel jenis kelamin (D1) mempunyai koefisien regresi (b6) = -0,054 dan t-hitung (t6) = -2,211 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,029 lebih kecil dari taraf kesalahan 5% ( = 0,05). Hal ini berarti bahwa variabel jenis kelamin (D1) berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu. Jenis kelamin berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu, artinya perempuan memiliki kesadaran berpartisipasi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu. Oleh karena itu, diperlukan suatu penyadaran kepada perempuan untuk dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan dari sampah maupun limbah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-harinya. Hal ini karena aktivitas perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki dalam memproduksi sampah rumah tangga. Namun demikian keberadaan fasilitas pembuangan sampah dan fasilitas kebutuhan perempuan dalam menjaga lingkungan yang sehat juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap perilaku perempuan dalam ikut menjaga kebersihan lingkungannya.
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan maka dibuat kesimpulan sebagai berikut: (1) Kurangnya kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu. (2) Perilaku dan kebiasaan masyarakat serta faktor jenis kelamin berpengaruh nyata terhadap kesadaran masyarakat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan di sekitar kampus Unhalu, sedangkan tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap dan status tempat tinggal tidak berpengaruh nyata. Untuk itu agar seluruh masyarakat yang ada di sekitar kampus Unhalu lebih meningkatkan lagi perhatiannya terhadap lingkungannya, sehingga dapat tercipta lingkungan yang bersih nyaman dan aman untuk tempat tinggal dan beraktivitas. Disamping itu, perlu adanya gerakan bersama untuk menumbuhkan perilaku dan kebiasaan hidup bersih pada masyarakat yang ada yang diatur secara terjadwal dengan melibatkan semua kompenen yang terkait secara gotong royong.
KESIMPULAN
AGRIPLUS, Volume 21 Nomor : 01 Januari 2011, ISSN 0854-0128
10
DAFTAR PUSTAKA Benda-Beckman, 2001, Sumber Daya alam dan Jaminan Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Muslimat, 2007. Mengungkap Kearifan Lokal Dalam Rehabilitasi Lahan. Balai Litbag Kehutanan Bali dan Nusa Tenggara. Rakhmat J. 2000. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Harry Hikmat, 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora Utama Press. Bandung
Rianse. Usman dan Abdi. 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Teori dan Aplikasi. Alfabeta. Bandung.
Lawit, E. 1990. Persepsi dan Sikap Petani Pada Kredit Usaha Tani di Kabupaten Kendari. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Haluoleo. Kendari.
Sarmawati, 2002. Persepsi Petani Terhadap Ragam Metode Penyuluhan Tentang Penggunaan Urea Tablet di Desa Duriaasi Kecamatan Pondidaha Kabupaten Kendari. Skripsi Fakultas Pertanian Unhalu, Kendari.
Mar’at D. dan Kartono L.I., 2006. Perilaku Manusia: Pengantar Singkat Tentang Psikologi. Refika Aditama. Bandung. Maramis, Willy. F. 2006. Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Universitas Airlangga. Surabaya Margono Slamet, 2003. Memantapkan Penyuluhan di Indonesia: Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Penyunting Ida Yustina dan Adjat Sudradjat. IPB Press. Bogor.
Sudradjat R. 2006. Mengelola Sampah Kota: Solusi Mengatasi Masalah Sampah Kota dengan Manajemen Terpadu dan Mengolahnya Menjadi Energi Listrik dan Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta. Walgito. B. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Penerbit Andi. Yogyakarta.