1
KERANGKA TEORITIS – VARIABEL – HIPOTESIS
A. Definisi Teori Menurut Kerlinger (1986), teori merupakan suatu kumpulan construct atau konsep (concepts), definisi (definitions), dan proposisi (propositions) yang menggambarkan fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan (memprediksi) fenomena alam. Konsep – Construct penelitian merupakan dasar pemikiran peneliti yang kemudian dikomunikasikan kepada orang lain. Peneliti perlu merumuskan konsep atau construct penelitian dengan baik agar hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain dan memungkinkan untuk direplikasi atau diekstensi oleh peneliti yang lain. Misalnya, penelitian yang menguji “apakah kemampuan berkomunikasi mempunyai pengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa”. Agar dapat dinyatakan dalam rumusan masalah penelitian yang jelas dan hipotesis dapat diuji melalui pengumpulan data, maka perlu kejelasan: apa yang dimaksud dengan “kemampuan berkomunikasi”, “prestasi akademik” yang mana, siapa yang dimaksud sebagai “mahasiswa”. Pengertian-pengertian tersebut berkaitan den konsep atau construct penelitian. Konsep merupakan abstraksi dari realitas yang tersusun dengan mengklasifikasi fenomena-fenomena (antara lain berupa: objek, kejadian, atribut atau proses) yang memiliki kesamaan karakteristik. Misal, prestasi akademik merupakan konsep yang mengekspresikan abstraksi dari kemampuan belajar mahasiswa antara lain dalam: mengerjakan statistika, menyusun laporan keuangan, membuat bagan alir dokumen. Konsep mempunyai tingkatan abstraksi yang bersifat progresif tergantung pada mudah atau tidaknya fenomena-fenomena yang diabstraksikan dapat diidentifikasi. Misal, aktiva tetap perusahaan merupakan konsep yang mudah diidentifikasi, karena aktiva tetap mempunyai wujud fisik yang mudah diamati. Konsep kepuasan kerja (job satisfaction), motivasi kerja (job motivation), sikap terhadap pekerjaan (attitude toward the job) merupakan kosep yang lebih abstrak dan lebih sulit dibayangkan. Construct merupakan konsep-konsep yang abstrak, yang mempunyai makna tambahan yang sengaja diadopsi untuk keperluan ilmiah (Kerlinger,1986). Misal, construct kepuasan kerja merupakan suatu abstraksi dari fenomena psikologis yang dirasakan oleh seseorang terhadap pekerjaan yang dapat diamati berdasarkan persepsi yang bersangkutan Riset Akuntansi
Endang Sri Utami
2 terhadap berbagai dimensi lingkungan pekerjaan, antara lain: tugas-tugas yang dikerjakan, atasannya, rekan kerjanya, kompensasi pekerjaan, promosi karier. Perasaan tersebut dapat dinyatakan dengan perasaan puas atau tidak puas.
B. Kerangka Kerja Teoritis Kerangka kerja teoritis adalah suatu model konseptual yang menunjukkan hubungan antara berbagai variabel yang dikembangkan oleh peneliti secara teoritis atau secara logis untuk menjawab masalah yang diteliti. Kerangka kerja teoritis disusun dari hasil mendeduksi teori atau hipotesis lain yang diperoleh dari survei literatur saja atau dari survei literatur dilengkapi dengan hasil wawancara, observasi, pengalaman dan intuisi. Dengan demikian, survei literatur memegang peran penting dalam menyusun kerangka kerja teoritis. Terdapat dua macam survei literatur, yaitu: 1. Mencari, mengumpulkan, membaca, dan mengorganisasi teori-teori dan/atau dilengkapi dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya untuk menjawab masalah penelitian yang diwujudkan dalam bentuk tulisan sebagai landasan teori. 2. Mencari, mengumpulkan, membaca, dan mengorganisasi hasil-hasil penelitian saja untuk menjawab masalah penelitian yang diwujudkan dalam bentuk tulisan sebagai tinjauan atau kajian pustaka.
C. Variabel Penelitian Teori mengekspresikan fenomena-fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel. Construct adalah abstraksi dari fenomena-fenomena kehidupan nyata yang diamati. Variabel merupkan proksi (proxy) atau representasi dari construct yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai. Dengan demikian, variabel merupakan mediator antara construct yang abstrak dengan fenomena yang nyata. Variabel memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomenafenomena yang digeneralisasi dalam construct. Variabel dapat diukur dengan berbagai macam nilai tergantung pada construct yang diwakilinya. Nilai variabel dapat berupa angka atau berupa atribut yang menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai. Contoh variabel antara lain: sikap, motivasi, prestasi akademik, absensi. Sikap mahasiswa dapat dinilai dengan positif dan negatif, motivasi belajar mahasiswa dapat dinilai dengan tinggi, sedang, kurang. Prestasi akademik mahasiswa dapat dinilai dengan keterangan sangat memuaskan, memuaskan, cukup,
Riset Akuntansi
Endang Sri Utami
3 kurang. Absensi mahasiswa dapat dinilai (dihitung) mulai dari nol sampai dengan jumlah tertentu (seluruh mahasiswa dalam satu kelas). Variabel penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya adalah berdasarkan: 1. Fungsi Variabel Pengklasifikasian variabel penellitian yang didasarkan pada fungsi variabel penelitan dalam hubungan antar variabel. Berdasarkan fungsi variabel penelitian dalam hubungan antar variabel, maka variabel penelitian diklasifikasikan sebagai berikut: a. Variabel independen (independent variable) dan Variabel dependen (dependent variable) Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Tujuan penelitian adalah menjelaskan dan memprediksi fenomena. Penjelasan dan prediksi fenomena secara sistematis digambarkan dengan variabilitas variabel-variabel dependen yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel-variabel independen. Bentuk hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabelvariabel dependen dapat berupa hubungan korelasional dan hubungan sebab akibat. Bentuk hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dapat bersifat positif atau negatif. Contoh: Suatu penelitian menguji pengaruh pemecahan saham terhadap perubahan harga saham. Ada dua variabel yang diuji dalam penelitian ini, yaitu: pemecahan saham (variabel independen) dan harga saham (variabel dependen). Model penelitian yang menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen disajikan dalam bentuk diagram berikut ini:
Pemecahan saham (variabel independen)
Harga saham (variabel iependen)
Gambar: Hubungan antar variabel independen (pemecahan saham) dengan variabel dependen (harga saham)
b. Variabel moderating (moderating variable). Variabel moderating adalah tipe variabel-variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen kemungkinan positif atau negatif tergantung pada variabel moderating. Variabel moderating dinamakan juga dengan variable contingency. Riset Akuntansi
Endang Sri Utami
4 Contoh: Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh struktur organisasional (desentralisasi atau sentralisasi) terhadap hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran (partisipasi) dengan kinerja1, dinyatakan bahwa struktur organisasional merupakan faktor moderating yang mempengaruhi hubungan antara partisipasi dengan kinerja. Partisipasi mempunyai hubungan positif dengen kinerja pada struktur organisasi desentralisasi. Sebaliknya, pertisipasi mempunyai hubungan negatif dengan kinerja pada struktur organisasi sentralisasi. Pengaruh variabel moderating (struktur organisasional) terhadap sifat dan arah hubungan antara variabel independen (partisipasi) dengan variabel dependen (kinerja) disajikan dalam bentuk diagram berikut ini: Pertisipasi (variabel independen)
Kinerja (variabel iependen)
Struktur Organisasional (variable moderating) Gambar: Pengaruh variabel moderating (struktur organisasional) terhadap hubungan antara variabel independen (partisipasi) dengan variabel dependen (kinerja)
c. Variabel intervening (intervening variable). Varibel intervening adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen menjadi hubungan tidak langsung. Variabel intervening merupakan variabel yang terletak diantara variabelvariabel independen dengan variabel-variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Contoh: Brownell dan McIness2 melakukan studi empiris untuk menguji hubungan motivasi, partisipasi, dan kinerja. Motivasi dalam penelitian tersebut merupakan variabel intervening yang diduga dipengaruhi oleh partisipasi dan mempengaruhi kinerja. Gambar berikut ini menyajikan model penelitian yang menunjukkan hubungan antara variabel independent, variabel intervening, dan variabel dependen:
Partisipasi (variabel independen)
Motivasi (variabel intervening)
Kinerja (variabel iependen)
Gambar: Hubungan antar variabel independen (partisipasi), variabel intervening (motivasi) dan variabel dependen (kinerja)
1
Gul, F.A., J.S.L., Tsui, S.C.C, Fong, and H.Y.L., Kwok, Decentralisation as a Moderating Factor in Budgetary Participation-Performance Relationship: Some Hongkong Evidence, Accounting and Business Research, Vol.25, No.98, hl.107-113. 2 Brownell, P., and M., McIness, 1986, Budgetary Participation, Motivation, and Managerial Performance, The Accounting Review, Vo. LXI, No.4, October, hal.587-600.
Riset Akuntansi
Endang Sri Utami
5 2. Skala nilai variabel Klasifikasi variabel penelitian berdasarkan skalal nilainya adalah sebagai berikut: a. Variabel kontinu (continuous variable) Variabel kontinu adalah tipe variabel-veriabel penelitian yang memiliki kumpulan nilai yang teratur dalam kisaran tertentu. Nilai dalam variabel kontinu menggambarkan peringkat atau jarak berdasarkan skala pengukuran tertentu. Skala nilai variabel kontinu dapat berupa, misal:(1)perbedaan lebih atau kurang: tinggisedang-rendah; (2)skor nilai yang berbeda dan mempunyai jarak: 1 sampai dengan 7. Tipe skala ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian teori keperilakuan. b. Variabel kategoris (categorical variable) Variabel kategoris adalah tipe variabel-variabel penelitian yang memiliki nilai berdasarkan kategori tertentu atau lebih dikenal dengan sebutan skala nominal. Skala nilai pada variabel ini hanya merupakan label untuk mengidentifikasi kategori atau kelompok variabel yang bersangkutan. Contoh variabel kategoris dikotomi: jenis kelamin (pria-wanita), perilaku (baik-buruk), sikap (positif-negatif), atau variabel kategoris politomis: agama, tingkat pendidikan, kewaganegaraan. 3. Perlakuan terhadap variabel Karakteristik penelitian eksperimen adalah adanya manipulasi terhadap variabel tertentu yang berarti memberikan perlakuan yang berbeda kepada kelompok yang berbeda. Klasifikasi variabel berdasarkan pada perlakuan peneliti terhadap variabel penelitian bermanfaat untuk mengetahui perbedaan antara variabel-variabel yang dimanupulasi dengan variabel-variabel yang tidak dimanupulasi. Klasifikasi variabel penelitian berdasarkan perlakuan peneliti terhadap suatu variabel adalah sebagai berikut: a. Variabel aktif (active variable) Variable aktif adalah variabel-variabel penelitian yang dimanupulasi untuk keperluan penelitian eksperimen. b. Variabel atribut (attribute variable) Variabel atribut adalah variabel-variabel penelitian yang tidak mungkin atau sulit untuk dimanipulasi. Misal, variabel-variabel yang berkaitan dengan karakteristik manusia: intelegensi, sikap, jenis kelamin, status sosial-ekonomi.
Riset Akuntansi
Endang Sri Utami
6 D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu pernyataan dugaan yang logis mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Maksud diuji adalah dengan pernyataan tersebut memungkinkan pengumpulan data yang dapat digunakan untuk membuktikan apakah data juga menyatakan hal yang sama atau tidak. Hipotesis berguna untuk memberi arah pilihan jawaban terhadap masalah. Perumusan hipotesis dilakukan melalui kajian pustaka yang menghasilkan kerangka teoritis.
Fungsi hipotesis dalam penelitian antara lain sebagai berikut: 1. Hipotesis menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional. 2. Hipotesis menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara empiris. 3. Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode-metode pengujian data. 4. Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.
Kriteria-kriteria perumusan hipotesis penelitian yang baik adalah sebagai berikut: 1. Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. 2. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris. Tujuan penelitian (terutama penelitian dasar) adalah menguji teori atau hipotesis. Agar dapat diuji, hipotesis harus menyatakan secara jelas variabel-variabel yang diteliti dan dugaan mengenai hubungan antar variabel. 3. Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya. Hipotesis yang dikembangkan oleh peneliti harus mempunyai dukungan teoritis yang lebih kuat daripada alternatif hipotesis-hipotesis lainnya yang kemungkinan dapat dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lain.
Bentuk-bentuk rumusan hipotesis penelitian antara lain sebagai berikut: 1. Pernyataan “jika – maka” (if – then statement). Hipotesis penelitian yang dirumuskan menyatakan hubungan antar variabel dan perbedaan antara dua kelompok atau lebih dalam kaitannya dengan variabel-variabel tertentu yang dapat diuji. Contoh: Jika karyawan mengalami tekanan dalam bekerja yang lebih rendah, maka mereka akan memperoleh kepuasan kerja yang lebih tinggi. Karyawan yang mengalami tekanan dalam bekerja lebih rendah, akan memperoleh kepuasan kerja yang lebih tinggi.
Riset Akuntansi
Endang Sri Utami
7 2. Hipotesis nol (null hypotheses) merupakan hipotesis yang menyatakan suatu hubungan antar variabel yang definitif atau eksak sama dengan nol, atau secara umum dinyatakan bahwa tidak ada hubungan atau perbedaan (signifikan) antar variabel yang diteliti. Contoh: Tidak ada perbedaan signifikan antara persepsi akuntan dan mahasiswa terhadap etika bisnis.
Pernyataan hipotesis nol dalam contoh tersebut dapat disajikan secara statistik sebagai berikut: H0 : µ A = µ M
atau
H0 : µ A - µ M = 0
H0 menunjukkan format hipotesis nol
µA adalah rata-rata persepsi akuntan public terhadap etika bisnis µM adalah rata-rata persepsi mahasiswa terhadap etika bisnis 3. Hipotesis alternatif (alternative hypotheses) merupakan lawan pernyataan dari format hipotesis nol yang menunjukkan adanya hubungan atau perbedaan (signifikan) antar variabel yang diteliti. Contoh: 1. Ada perbedaan motivasi kerja yang signifikan antara pekerja pada perusahaan asing
dengan
perusahaan nasional. 2. Pekerja pada perusahaan asing mempunyai motivasi kerja yang lebih tinggi daripada pekerja pada perusahaan nasional atau pekerja pada perusahaan nasional mempunyai motivasi kerja yang lebih rendah daripada pekerja pada perusahaan asing
Pernyataan hipotesis alternatif dalam contoh (1) tersebut dapat disajikan secara statistik sebagai berikut: HA :
µ A ≠ µN
atau
HA :
µA - µN ≠ 0
HA menunjukkan format hipotesis alternatif
µA adalah rata-rata motivasi kerja dari pekerja pada perusahaan asing µN adalah rata-rata motivasi kerja dari pekerja pada perusahaan nasional Pernyataan hipotesis alternatif dalam contoh (2) tersebut dapat disajikan secara statistik sebagai berikut: HA : A > N
Riset Akuntansi
atau
HA : N < A
Endang Sri Utami