Kerangka Pikir Landscape-Lifescape Analysis Untuk Program CBNRM-MCA Indonesia Eko Budi Wiyono
1. Bagaimana kita menjelaskan topik ini ke dalam proposal CBNRM 2.Pada skala apa landscape-lifescape akan kita gunakan dalam project CBNRM
Lokasi Project MCA-I LOT 2
Catatan dan Koreksi Sebaran Lembaga di DAS (Untuk NTB dan NTT) No
Kabupaten
1
Lombok Timur
2
Lombok Tengah
3
Lombok Utara
4
Sumba Timur
5
Sumba Tengah
6
Sumba Barat
7
Sumbar Barat Daya
Sebaran Lembaga di Sebaran Selisih dan lembaga yang belum ada Matriks Lembaga di Peta 12 10 AMAN (N/A) Telapan (N/A) 10 7 Telapak (N/A) AMAN (N/A) WWF (N/A) 10 8 Koalisi Perempuan Indonesia (N/A) AMAN (N/A) 12 6 YBUL (N/A) SATIN (N/A) Yayasan Kopernik (N/A) Burung Indonesia (N/A) Koalisi Perempuan (hy desa) CIS Timor (belum dimasukkan) 5 3 Burung Indonesia (N/A) Yayasan Kopernik (N/A) 6 3 Koalisi Perempuan Indonesia (hanya desa) Yayasan Kopernik (N/A) Burung Indonesia (N/A) 5 2 Burung Indonesia (N/A) Yayasan Kopernik (N/A) Koalisi Perempuan Ind (hanya desa)
Temuan dan Sekaligus Tantangan 1. Hampir semua proponen menjelaskan karakteristik sosial dan lahan berbasis administrasi, jarang sekali berbasis DAS, walaupun mereka mengaku project typenya Pengelolaan DAS (ada 9, hy 2) 2. Untuk NTB dan NTT Banyak Sekali DAS Kecil. Bahkan 1 Kecamatan, bisa ada 3-5 DAS 3. Banyak DAS lintas administrasi Kecamatan dan Kabupaten 4. Beberapa lokasi Projek Proponen lintas DAS walaupun hanya satu kecamatan (contoh Lombur) 5. Beberapa proponen lebih dari 2 atau 3 bentang lahan DAS (Koalis perempuan, 8 kab; telapak, Aman) 6. Beberapa lokasi project proponen, terpisah dan terpencar jauh dalam lintas DAS dan Kecamatan (contoh KSU Karya Terpadu) 7. Limited waktu untuk identifikasi DAS sampai overlay ke desa karena banyaknya DAS-DAS Kecil
Landscape perspektive ekologi
Entitas geografis yang terdiri atas mosaik-mosaik tata guna lahan yang saling berinteraksi dimana energi, material, organisme dan institusi dipadukan untuk memberikan manfaat ekologis, sosial, ekonomis, dan budaya bagi kehidupan
Areal hutan
Tanah pertanian kosong
Areal pertanian
Different spatial scale Landscape/ecosystem
Individual Land use
Site: Land/soil
DAS VS BENTANG LAHAN ? DAS menitik beratkan pengelolaannya terhadap sungai dan anak-anak sungainya, sedangkan bentang alam lebih kepada tata guna lahan
Karaktersitik DAS adalah keterkaitan biofisik antara daerah hulu dan hilir melalui daur hidrologi, sedangkan karakteristik bentang alam adalah entitas geografis yang terdiri atas mosaik-mosaik tata guna lahan
APA RESULTANTE DARI PROGRAM DENGAN PENDEKATAN DAS
DAN LANDSCAPE?
DAYA DUKUNG/Carriying Capacity ?
DAS / Landscape
• Batas penggunaan suatu area yang dipengaruhi oleh beberapa faktor alami untuk daya tahan terhadap lingkungan • Kemampuan fisik biologis suatu habitat untuk mendukung sejumlah individu dan menahan penggunaan di atasnya.
Apa Goal Dari Perbaikan Daya Dukung DAS/LANDSCAPE? Faktor Alam
Biofisik: Topografi, kelerengan, jenis tanah, curah hujan, iklim
RTRW, KLHS, Policy, Lembaga, dll
Interaksi sosial, ekonomi, budaya, gender dll
Politik: Kebijakan dan Kelembagaan
Sosial: Penggunaan lahan, status kepemilikan lahan, persepsi
Landscape Approuch
Forest Cover
Electricity
Water
Food
Income Per kapita
Pengelolaan Hutan, rehabilitasi, agroforestry, CBFM
PLTA, Microhydro
Sanitasi, Pemanfaatan mata air dan air tanah
Pertanian berkelanjutan, agroforestry
Skala Landscape? -
Desa ?
-
Kecamatan ?
-
Kabupaten ?
-
Sub DAS?
-
DAS ?
Analisis Bentang Lahan dan Kehidupan
Analisis situasional antara investasi Proyek Kemakmuran Hijau dengan lingkungan sosial sekitarnya serta lingkungan alam untuk mengidentifikasi risiko dan peluang, yang dapat menginformasikan desain proyek dan implementasi, serta meningkatkan hasil yang berkelanjutan»
Mengapa Perlu Analisis Bentang Lahan dan Kehidupan • Memastikan intervensi sosial untuk memaksimalkan sumber daya manusia, sosial dan modal alam • Perlindungan terhadap konsekuensi yang tidak diinginkan karena kurang informasi sosial dan lingkungan, dan • Mengidentifikasi dan mengurangi risiko kecemburuan sosial yang memecah-belah untuk masyarakat lokal merasa dikecualikan dari poyek • Memastikan keberlanjutan proyek
Pilihan Bentang Alam 1. Daerah Aliran Sungai (DAS) atau SubDAS 2.Kondisi lahan/lingkungan yang unik (kawasan gambut, danau, taman nasional, Karst (kapur), suaka alam, dll) 3. Batasan kewenangan/administrasi (Kabupaten, Kecamatan, beberapa kecamatan, beberapa desa) 4.Atau lintas batasan di atas.
Bentuk Bentang Lahan
• Bentang Alam Investasi (BAI) (lokasi dimana Proyek Kemakmuran Hijau Melakukan kegiatan Utama) • Bentang Alam Pembangunan (BAP) (Lingkungan sekitar yang berdampak atau memberi dampak pada investasi Proyek Kemakmuran Hijau)
BAI vs BAP
Investment Landscape
Development Landscape
1. Kenali Bentang Alam Pembangunan/Proyek (BAP) • DAS -Konsultasi dengan BPDAS di setiap Propins atau kunjungi website mereka. Dapatkan peta DAS dan/atau Sub-DAS. • Kabupaten, Cari Infromasi dari Pemda dll. 2. Kenali Lokasi Kerja/Investasi Proyek (BAI): Letak lokasi proyek di dalam bentang alam Pembangunan/Proyek (dapat berupa sub DAS, beberapa desa, atau kecamatan, kabupaten)
3. Identifikasi kondisi existing dari Bentang Alam Proyek (BAP), kemudian menukik ke Bentang Alam Lokasi Kerja (BAI). Gali data tentang Land dan Life scape-nya dari RTRW, KLHS, DRA, Concept Note, and others document. a. Informasi Geografis: Lokasi, batas wilayah, letak dalam kawasan (bentang alam) yang lebih luas seperti DAS, Kawasan Penyangga TN, dll, (BAI vs. BAP) b. Kondisi Biofisik dan Tantangn GRK : Iklim, cuaca, topografi, ketinggian, flora-fauna, vegetasi, jenis dan kondisi tanah dan lahan; kemudian sumber-sumber, jenis dan tingkat emisi GRK (perkiraan), misal dari pembakaran hutan dan lahan, penggunaan generator diesel, penggunaan kayu bakar, pembakaran sampah, pembukaan lahan gambut, dlll.
c. Latar Belakang Sosial dan Budaya: Identitas etnis, struktur sosial,pengetahuan dan sistem PSA (pengelolaan sumberdaya alam) lokal,sistim tenurial,dsb. d.Informasi sumber kehidupan masyarakat : Sumber-penghidupan, mata pencaharian, produksi dan pemasaran, SDA yang digunakan, dsb.)
4. Lakukan Analisis BAI vs BAP dalam kondisi existing
Analisinya : - Mengapa kita memilih garis merah sebagai BAP. Skalanya apa? Apakah kecamatan, kabupaten, sub das, atau DAS? - Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dan saling mempengaruhi antar BAI dan BAP. Baik itu landscape maupun life-scape-nya
Investment Landscape
Development Landscape
5. Analisis juga tentang prediksi pengaruh BAI terhadap BAP setelah ada intervensi project
BAI
6. Buat peta BAP dengan lokasi BAI di dalamnya
SARAN SOLUSI 1.
Pilih BAP yang mudah dan sudah tersedia datanya.
2.
Dalam keterbatasan waktu, kami sudah menyiapkan peta dasarnya. Silahkan kemudian digunakan dengan mengarsirnya (mari kita praktek)
3.
Yang dibutuhkan adalah visualisasi untuk mempertajam penjelasan