KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Berikut adalah bagan dalam memformulasikan kerangka pikir dan hipotesis dalam suatu penelitian.
Kerangka Pikir Kerangka pikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti (Haryoko dalam Wagiran, 2015). Pemformulasian kerangka pikir dilakukan melalui hal berikut, yaitu : 1. Menetapkan Variabel yang Diteliti 2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian 1 Kerangka Pikir dan Hipotesis | Erlinda Rahma Dewi
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian 4. Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian 5. Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian 6. Sintesa kesimpulan 7. Kerangka Berpikir 8. Hipotesis
Hipotesis Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA (Arikunto, 2010), Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Fungsi hipotesis yaitu untuk menguji teori, untuk mendorong teori, dan untuk menerangkan fenomena social. Kegunaan hipotesis yaitu untuk memberikan kejelasan sementara tentang gejala-gejala serta mempermudah perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. Kegunaan lain yaitu memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian, memberikan arah kepada penelitian, serta memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan. Menurut Ary, D, dkk (1982) (dalam Wagiran) hipotesis harus memiliki daya penjelas, hipotesis harus merupakan hubungan yang diharapkan di antara variabel-variabel, hipotesis harus dapat diuji, hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, dan hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana mungkin. Hipotesis penelitian macamnya ada hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian dibagi menjadi hipotesis induktif dan hipotesis deduktif. Hipotesis induktif adalah hipotesis yang formulasinya didasarkan atas generalisasi hasil dari serangkaian observasi yang telah dilakukan di lapangan atau di bidang ilmu yang bersangkutan. Hipotesis deduktif adalah hipotesis yang formulasinya didasarkan atas generalisasi hasil dari serangkaian studi teori atau studi kepustakaan. Sedangkan hipotesis statistic dibagi menjadi hipotesis nihil dan hipotesis alternatif. Hipotesis Nihil diartikan sebagai tidak adanya hubungan atau perbedaan antara dua fenomena yang diteliti. Diberi notasi atau simbol dengan (H0). Hipotesis Alternatif dalah lawannya hipotesis nol, yang berbunyi adanya perbedaan atau adanya hubungan antara dua fenomena yang 2 Kerangka Pikir dan Hipotesis | Erlinda Rahma Dewi
diteliti (variabel bebas dengan variabel terikat), diberi notasi atau simbol dengan (H1). Berdasarkan bentuknya, hipotesis berbentuk hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif. Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Misalnya dalam suatu penelitian mempunyai rumusan masalah: Bagaimana gambaran latar belakang profesional guru di SMP N 1 Yogyakarta? Seberapa baik gaya kepemimpinan di Prodi Magister Pendidikan Matematika ? Maka hipotesis deskripsi: Guru SMP N 1 Yogyakarta pada umumnya berlatar belakang sarjana yang sudah memiliki kompetensi yang sesuai dengan profesionalisasinya. Gaya kepemimpinan di Prodi Magister Pendidikan Matematika telah mencapai 70 % dari yang diharapkan. Hipotesis komparatif disebut juga hipotesis perbedaan. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalah: Adakah perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan S1 dengan mahasiswa lulusan S2 terhadap penampilan Dosen Metodologi Penelitian di dikelas ? Adakah perbedaan kemampuan kreativitas matematis siswa pada kelas kontrol dengan siswa pada kelas eksperimen? Maka hipotesis komparatifnya yaitu Ada perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan S1 dengan mahasiswa lulusan S2 terhadap penampilan Dosen Metodologi Penelitian dikelas. Tidak terdapat perbedaan kemampuan kreativitas matematis siswa pada kelas kontrol dengan siswa pada kelas eksperimen. Bentuk hipotesis yang ketiga adalah hipotesis asosiatif atau hipotesis hubungan. Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Misal dalam rumusan masalah disajikan: Bagaimana pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru? Bagaimanakah hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar ? Maka hipotesis asosiatif: 3 Kerangka Pikir dan Hipotesis | Erlinda Rahma Dewi
Latar belakang kompetensi profesional berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah. Ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar. (Sugiyono, 2001) menyatakan bahwa dalam menaksir populasi berdasarkan data sampel kemungkinan akan terdapat dua kesalahan, yaitu: Kesalahan Tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan a (baca alpha). Kesalahan tipe II, adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah (seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan b (baca beta). Cara menguji hipotesis ada dua cara. Cara pertama adalah mencocokkan dengan fakta. Dalam menguji hipotesis dengan mencocokkan fakta, maka diperlukan percobaan-percobaan untuk memperoleh data. Cara kedua yaitu dengan mempelajari konsistensi logis Si peneliti memilih suatu design dimana logika dapat digunakan, untuk menerima atau menolakm hipotesis. Apakah hipotesis harus terbukti? (Arikunto, 2010) menjelaskan ada dua alternatif jawaban. Pendapat pertama menyatakan, semua penelitian pasti berhipotesis. Semua peneliti diharapkan menentukan jawaban sementara, yang akan diuji berdasarkan data yang diperoleh. Hipotesis harus ada karena jawaban penelitian juga harus ada, dan butir-butirnya sudah disebut dalam problematika maupun tujuan penelitian. Pendapat kedua mengatakan, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jawaban untuk satu variabel yang sifatnya deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan. Penelitian eksploratif yang jawabannya masih dicari dan sukar diduga, tentu sukar ditebak apa saja, atau bahkan tidk mungkin dihipotesiskan.
4 Kerangka Pikir dan Hipotesis | Erlinda Rahma Dewi
Contoh Pembuatan Kerangka Pikir dan Hipotesis dalam Penelitian
Judul penelitian: Keefektifan Model Pembelajaran Realistik dalam Setting Kooperatif Ditinjau dari Sikap, Motivasi, dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP (Abdurrahim, 2016)
Rumusan Masalah 1. Bagaimana Keefektifan model pembelajaran Realistic dalam Setting Kooperatif ditinjau dari sikap terhadap matematika, motivasi belajar matematika, dan kemampuan berpikir kritis matematis. 2. Manakah yang lebih efektif antara model pembelajaran RESIK dan model konvensional ditinjau dari sikap terhadap matematika, motivasi belajar matematika, dan kemampuan berpikir kritis matematis.
Kajian Teori 1. Pendekatan Realistic Mathematics Education a. Pengertian Realistic Mathematics Education b. Karakteristik RME 2. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif b.Keunggulan dan Kelemahan Model Kooperatif 3. Model Pembelajaran RESIK a. Pengertian b. Pembelajaran dengan Model Pembelajaran RESIK
Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan tentang penerapan model pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran RESIK dapat menjembatani jurang antara pembelajaran formal di sekolah dan aktivitas mental praktis di luar sekolah.
5 Kerangka Pikir dan Hipotesis | Erlinda Rahma Dewi
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran RESIK efektif bila ditinjau dari masing-masing aspek yaitu sikap terhadap matematika, motivasi belajar matematika, dan kemampuan berpikir kritis matematis. 2. Terdapat
perbedaan
menggunakan
model
keefektifan pembelajaran
pembelajaran RESIK
dan
matematika model
dengan
pembelajaran
konvensional ditinjau dari sikap terhadap matematika, motivasi belajar matematika, dan kemampuan berpikir kritis matematis.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:Alfabeta. Wagiran. (2015). Metodologi Penelitian Pendidikan Implementasi).Yogyakarta: Deepublish Publisher.
6 Kerangka Pikir dan Hipotesis | Erlinda Rahma Dewi
(Teori
dan