30
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Program Kejar Paket B memiliki sasaran untuk memberikan pendidikan bagi siswa lulus SD dan sederajat yang tidak melanjutkan ke SLTP, serta siswa putus sekolah SLTP yang karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti pendidikan dalam jalur Pendidikan Sekolah. Keberadaan Kejar Paket B mendapat respon dari masyarakat yang berbeda-beda di setiap wilayah. Keberhasilan Program Kejar Paket B dapat dilihat dari tercapainya tujuan pendidikan dan kebutuhan warga belajarnya. Ada dua aspek utama yang dapat dilihat yaitu kemampuan lulusan program ini untuk dapat melanjutkan sekolah atau kemampuannya untuk dapat bekerja. Kegiatan pembelajaran di Program Kejar Paket B diharapkan terjadi perubahan pada domain kognitif, afektif, dan psikomotoris, karena setelah selesai mengikuti program belajar kejar Paket B, warga belajar diharapkan dapat memperoleh kesempatan bekerja dan kesempatan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Jadi tingkat keefektivan pembelajaran Paket B dapat dilihat dari peningkatan; (1) pengetahuan; (2) sikap; (3) keterampilan untuk meraih kesempatan kerja dan kesempatan melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Konsep
keefektivan
seringkali
dihubungkan
dengan
keberhasilan
kelompok dalam keberhasilan tujuannya. Menurut Soedijanto (1978) keefektivan kegiatan dapat bersumber dari; (1) derajat pencapaian tujuan; (2) banyaknya usaha atau kegiatan yang efisien yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan mempertahankan kehidupannya. Terjadinya perubahan perilaku positif pada warga belajar akan berpengaruh langsung terhadap tingkat keefektivan kelompok belajar Kejar Paket B. Kegiatan belajar kejar paket B merupakan kegiatan pendidikan non formal yang bertujuan menghasilkan lulusan siap kerja baik bekerja mandiri (wiraswasta) ataupun bekerja dengan pihak yang lain, dan siap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik pendidikan non-formal maupun pendidikan formal. Keberhasilan ini tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor, yang dapat dikategorikan sebagai faktor internal dan faktor eksternal warga belajar. Faktor
31
internal warga belajar meliputi Usia, Jenis kelamin, Status sosial ekonomi keluarga, Motivasi, dan Pandangan warga belajar terhadap paket B. Faktor eksternal warga belajar mencakup fasilitas belajar, materi pembelajaran, intensitas pengajaran, kualitas pengajar, dorongan orang tua, lokasi pembelajaran, peluang melanjutkan sekolah dan peluang kerja. Kerangka penelitian ini dapat dilihat dari bagan yang menggambarkan hubungan antara peubah-peubah yang akan dikaji. (Gambar 1).
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir dan deskripsi teoritis di atas maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: a. H1 : Terdapat hubungan nyata antara faktor internal warga belajar dengan keefektivan pembelajaran Kejar Paket B. b. H2 : Terdapat hubungan nyata antara faktor eksternal warga belajar dengan keefektivan pembelajaran Kejar Paket B.
Peubah (X) Faktor Internal Warga Belajar
1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Status Sosial Ekonomi Orang tua 4. Motivasi 5. Pandangan warga belajar terhadap Paket B Faktor Eksternal Warga Belajar
1. Fasilitas belajar 2. Materi pelajaran 3. Kualitas pengajar 4. Intensitas pengajaran 5. Lokasi Pembelajaran 6. Dorongan orang tua 7. Peluang kerja 8. Peluang melanjutkan Sekolah
Peubah (Y) Tingkat Keefektivan Pembelajaran Paket B
1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Keterampilan
Perubahan Kesejahteraan
1. Kesempatan melanjutkan Sekolah 2.Kesempatan mendapatkan pekerjaan
Gambar 1. Hubungan antar Peubah sebagai kerangka penelitian
32
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektivan dan hubungannya dengan beberapa peubah terpilih dari faktor internal dan eksternal warga belajar. Penelitian survei yaitu suatu penelitian yang mengambil sampel dari populasi, di mana informasi dikumpulkan dari sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi, dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun dan Effendi, 1995). Penelitian dikaji peubah-peubah bebas (X), yaitu faktor-faktor internal warga belajar yaitu (usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi keluarga, motivasi, pandangan warga belajar terhadap Paket B ) dan faktor-faktor eksternal yaitu (materi pembelajaran, fasilitas, lokasi belajar, kualitas pengajar, intensitas pengajaran, dorongan orang tua, peluang kerja dan peluang melanjutkan sekolah). Sedangkan peubah terikat (Y) adalah keefektivan pembelajaran Paket B sebagai dampak dari hasil pembelajaran di Kejar Paket B yang dilihat dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam melanjutkan pendidikan atau mendapatkan pekerjaan. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kelompok Belajar Kejar Paket B di PKBM Citra Pakuan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, pada bulan Maret sampai dengan Mei 2007. Pemilihan judul dan lokasi penelitian didasarkan pada (1) masih tingginya jumlah anak putus sekolah atau anak yang belum menuntaskan wajib belajar sembilan tahun di Kecamatan Bogor tengah, (2) masih banyaknya penyelenggaraan kejar paket B yang tidak didasari pada kebutuhan masayarakat khususnya warga belajar. Populasi dan Responden Sampel Populasi penelitian adalah lulusan kejar paket B dalam dua tahun terakhir (lulusan tahun 2005, 2006) di PKBM Citra Pakuan yang berlokasi di wilayah
33
kota Bogor Propinsi Jawa Barat, dengan kriteria kondisi Paket B yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyelenggaraan Paket B, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah. Penelitian ini menggunakan acak sederhana. Sebagai bahan perkiraan sesuai dengan pernyataan Champion dalam Malo dan Trisnoningtyas (2000) untuk menetapkan aturan tentang besaran sampel, yakni 31 orang responden. Jumlah populasi sebanyak 40 orang warga belajar yang dibiayai oleh dana pemerintah. Sampel adalah sebanyak 31 orang yang diambil secara acak sederhana . Selain responden sampel, data juga diperoleh dari informan kunci seperti pihak Kecamatan Bogor Tengah, pengurus kejar paket B, tutor, dan Dinas PLS. Informasi yang diharapkan dari informan kunci ini terutama menyangkut manfaat keberadaan Paket B di masyarakat, sejauh mana keefektivan pelaksanaan program kejar paket B, dan dampak yang dihasilkan oleh Kejar Paket B terhadap keberlangsungan hidup warga belajar dalam hal peluang melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi (SLTA atau sederajat) dan peluang mendapatkan pekerjaan. Instrumen Penelitian Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan tertutup dan terbuka yang berhubungan dengan peubah yang dikaji dalam penelitian ini. Validitas instrumen adalah tingkat kesesuaian antara konsep dengan hasil dengan
pengukuran
dari
konsep
yang bersangkutan. Kesesuaian ditentukan
mengadakan perbandingan antara konsep nominal dengan definisi
operasional.
Validitas daftar pertanyaan diperlukan untuk mendapatkan data
yang sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan. Validitas dimaksud adalah validitas konstruk (construct validity), berkenaan dengan kesanggupan alat ukur mengenai pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya (Sujana, 1981). Menurut Ancok dalam Singarimbun dan Effendi (1995),
alat ukur
dikatakan sahih (valid) bila alat ukur tersebut dapat mengukur obyek yang sebenarnya ingin diukur. Terdapat beberapa cara untuk menetapkan kesahihan
34
atau keabsahan suatu alat ukur yang dipakai, yaitu (1) validitas konstruk; artinya peneliti menyusun tolok ukur operasional dari kerangka suatu konsep yang akan diukur tersebut, (2) validitas isi, di mana alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep; dan (3) validitas eksternal, artinya alat ukur baru yang akan digunakan tidak berbeda hasilnya jika dibandingkan dengan alat ukur yang sudah valid. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan cara validitas konstruk, yaitu menyusun tolok ukur operasional dari kerangka suatu konsep dengan cara pemahaman atau logika berfikir atas dasar pengetahuan ilmiah di mana isi kuesioner disesuaikan dengan konsep dan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli. Di samping itu, melakukan konsultasi secara intensif dengan pihak yang dianggap menguasai materi daftar kuesioner yang digunakan. Hasil faliditas dapat dilihat pada lampiran. Reliabilitas instrumen adalah tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi, apabila alat ukur tersebut mempunyai sifat konsisten, stabil atau ketepatan jika alat tersebut digunakan berulangkali terhadap suatu gejala yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda. Mantap jika dalam mengukur sesuatu secara berulang kali, alat ukur tersebut relatif memberikan hasil yang sama. Teknik untuk menguji realibilitas instrumen penelitian ini yaitu menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Responden berjumlah 10 orang lulusan Paket B.
Hasil uji menunjukkan adanya beberapa peubah yang perlu dikoreksi
dengan menghilangkan beberapa pertanyaan untuk menghasilkan peubah dengan tingkat keandalan yang cukup tinggi. (Tabel 1) Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas Peubah Motivasi Fasilitas Materi Pengajar Intensitas Jarak Sikap Ketrampilan Efektifitas Total
Cronbach’s Alph (standardized) 0.667 0.630 0.760 0.529 0.695 0.551 0.606 0.739 0.611
35
Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa instrumen yang dibuat memiliki tingkat reliabilitas yang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur peubah-peubah di atas.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Survei, yang meliputi kegiatan penyebaran kuesioner kepada 31 orang lulusan Kejar Paket B. Responden yang diambil adalah dua tahun terakhir semenjak kelulusan yaitu tahun 2005 dan 2006 berdasarkan data lulusan PKBM Citra Pakuan. Data yang diperoleh meliputi faktor internal, faktor eksternal warga belajar, dan keefektivan pembelajaran. 2. Wawancara, dilakukan melalui pertanyaan terbuka kepada Responden, pihak Kecamatan Bogor Tengah, Tutor, Pengelola, dan Dinas Pendidikan PLS Kota Bogor. Informasi yang ingin di dapat meliputi: (1) gambaran keadaan umum atau potensi aktual mengenai kondisi geografis dan demografis dari kantor kelurahan kota Bogor Tengah, (2) data mengenai perkembangan Kelompok Belajar Paket B dari seksi Dikmas Kantor Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kota Bogor, beserta dokumen-dokumen yang dibutuhkan sebagai penunjang hasil penelitian. Analisis Data Keseluruhan data yang sudah dikumpulkan, ditabulasi dan dianalisis sesuai kebutuhan. Data yang dikumpulkan dari lapangan diberi kode dan diberi skor sesuai dengan metode skoring yang telah ditetapkan. Hasil skoring data penelitian selanjutnya ditabulasikan untuk kemudahan melakukan analisis agar dapat dideskripsikan dan dijelaskan tingkat hubungan yang terjadi di antara beberapa peubah sesuai dengan tujuan penelitian. Pendeskripsian peubah faktor internal dan faktor eksternal warga belajar dan tingkat keefektivan Kejar paket B, maka masing-masing peubah diklasifikasikan dalam tiga atau empat kategori pada skala ordinal. Alat analisis yang akan digunakan adalah statistik deskriptif dan uji korelasi Rank Spearman sebagai uji korelasi bagi data non-parametrik di mana skala datanya tersusun secara ordinal (Siegel, 1994). Untuk menjamin ketepatan
36
dan mempercepat proses perhitungan maka pengolahan data untuk uji korelasi Spearman menggunakan alat komputer program SPSS. Definisi Operasional Peubah dan Pengukurannya Definisi operasional dalam penelitian ini ditetapkan untuk mencegah terjadinya kesalahan arah terhadap konsep yang ditetapkan, sehingga pengukuran terhadap peubah dapat dilakukan secara jelas dan terukur. Berikut ini beberapa definisi operasional dan pengukuran peubah dalam penelitian ini: Tabel 2. Pengukuran Peubah Faktor Internal Warga Belajar Peubah X1 Usia
X2 Jenis Kelamin responden
X3 Status Sosial Ekonomi orang tua
Definisi Oprasional
Indikator
Lamanya tahun usia warga belajar Kejar Paket B yang dihitung sejak lahir sampai menjadi responden penelitian. Laki-laki dan Perempuan
Jumlah tahun warga belajar dari lahir sampai menjadi responden.
Suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu di dalam struktur sosial masyarakat.
1. Pendidikan terakhir responden (jenjang pendidikan terakhir, lama waktu pendidikan), 2. Pekerjaan orang tua (jenis pekerjaan utama), 3. Penghasilan orang tua (Jenis penghasilan utama),
laki-laki dan perempuan
4.
X4 Motivasi Belajar Warga Belajar
X5 Pandangan warga belajar terhadap paket B
dorongan yang timbul dalam diri 1. warga belajar yang disadari karena adanya kebutuhan untuk mengetahui sesuatu sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. 2.
Pandangan yang responden terhadap kejar Paket B.
Tempat tinggal ( permanen, semi permanen, tidak permanen).
Kemauan warga belajar untuk secara aktif menghadiri kegiatan belajar Keaktifan menyelesaikan tugastugas di kelas, 3. Keaktifan mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. dimiliki Pengetahuan responden program tentang Paket B
Pengukuran Pertanyaan terbuka (tidak dikategorikan), menggunakan skala nominal dalam tahun. Pertanyaan terbuka (tidak dikategorikan), menggunakan skala nominal 1. laki-laki, 2. perempuan Rendah, skor =1, Sedang, skor =2 Tinggi, skor =3
Rendah, skor =1 Sedang, skor =2 Tinggi, skor =3 Rendah, < 750.000 skor =1 Sedang, 750.000 - 1 juta , skor =2 Tinggi, > 1 juta , skor 3 Tidak permanen, skor =1 Semi permanen, skor = 2 Permanen, skor = 3 Rendah, skor =1 Sedang, skor =2 Tinggi, skor =3 Tidak aktif, skor =1 Sedang, skor =2 aktif, skor =3 tidak aktif, skor=1 Sedang, skor =2 Aktif, skor =3 Tidak tahu, skor =1 Cukup tahu, skor =2 Sangat tahu,, skor =3
37
Tabel 3. Pengukuran Peubah Faktor Eksternal Responden Peubah X6 Fasilitas
Definisi Oprasional
Indikator
Sarana dan prasarana yang ada di Kelompok belajar kejar Paket B sebagai pendukung terhadap proses kegiatan pembelajaran.
1.
Ruang praktek,
2.
Ruang administrasi,
3.
X 7 Materi
X8 Lokasi Pembelajaran
X9 Intensitas Pengajaran
Materi yang digunakan untuk mencapai tujuan intruksional agar tujuan dapat tercapai dengan baik.
1.
kurang memadai, skor=1 cukup memadai, skor=2 sangat memadai, skor=3 kurang memadai, skor=1 cukup memadai, skor=2 sangat memadai, skor=3
Alat-alat media pengajaran.
kurang memadai, skor=1 cukup memadai, skor=2 sangat memadai, skor=3 Relevansi materi yang Tidak relevan, skor=1 diajarkan cukup relevan, skor=2 sangat relevan, skor=3
2.
Tingkat keterjangkauan susah dicerna, skor =1 cukup dicerna, skor=2 mudah dicerna, skor =3
3.
Tingkat kerumitan
Jarak antara tempat tinggal 1. warga belajar dengan tempat dimana proses belajar mengajar berlangsung.
Frekkuensi kegiatan pengajaran pada Kelompok belajar Kejar Paket B, yang merupakan proses pendidikan non formal.
Pengukuran
susah, skor =1 sedang , skor=2 mudah, skor =3 Jarak antara rumah Sulit dijangkau, skor=1 warga belajar ke Paket B, Sedang, skor=2 Mudah dijangkau, skor=3
2.
Alat transportasi yang dipakai warga belajar ke Paket B,
Sulit, skor=1 Sedang, skor=2 Mudah, skor=3
3.
Besarnya transportasi.
ongkos
1.
Banyaknya belajar,
waktu
Besar, skor=1 Sedang, skor-2 Kecil, skor=3 Kurang, skor =1 Cukup, skor=2 Banyak, skor =3
2.
Banyaknya jumlah jam dalam setiap pertemuan.
Kurang, skor =1 Cukup, skor=2 Banyak, skor =3
38
Tabel 3. Pengukuran Peubah Faktor Eksternal Responden (lanjutan) Peubah X10 Kualitas Pengajar
Definisi Oprasional
Indikator
Kemampuan tutor untuk 1. Kemampuan mengubah perilaku warga berkomunikasi belajar, dalam hal ini pengetahuan, sikap, keterampilan, sehingga akan 2. Kemampuan meningkatkan kemampuan memotivasi warga belajar.
Pengukuran Kurang baik, skor =1 Cukup baik, skor=2 Baik, skor =3 Kurang baik, skor =1 Cukup baik, skor=2 Baik, skor =3
3. Kemampuan melakukan Kurang baik, skor =1 transfer belajar Cukup baik, skor=2 Baik, skor =3
X11 Dorongan orang tua X12 Peluang kerja
X13 Peluang melanjutkan sekolah
Motivasi yang diberikan orang tua untuk mengikuti atau belajar di Kejar Paket B
seberapa besar dorongan yang diberikan orang tua dalam mengikuti Kejar Paket B. Kesempatan kerja yang Seberapa besar peluang yang dimiliki oleh lulusan paket B ada untuk bekerja setelah lulus Paket B. Kesempatan melanjutkan sekolah yang dimiliki oleh lulusan paket B
Seberapa besar peluang melanjutkan sekolah setelah lulus.
Sangat kecil, skor=1 Kecil, skor=2 Besar, skor=3 Sangat besar, skor=4 Sangat kecil, skor=1 Kecil, skor=2 Besar, skor=3 Sangat besar =4 Sangat kecil, skor=1 Kecil, skor=2 Besar, skor=3 Sangat besar =4
39
Tabel 4. Pengukuran Peubah Tingkat Keefektivan Pembelajaran Kejar Paket B Dimensi
Devinisi Oprasional
Indikator
Pengukuran
1. Pengetahuan (Kognitif)
Adanya pengetahuan yang lebih baik akan peluang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
Jumlah hasil evaluasi dari nilai Ijasah sebagai bukti hasil peningkatan pengetahuan untuk melanjutkan sekolah,
Rendah, skor=1 Sedang, skor=2 Tinggi, skor=3
2. Sikap (Afektif)
Adanya pendapat lulusan warga belajar tentang kemanfaatan tercapainya tujuan sehingga warga belajar dapat melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, atau Adanya kemauan untuk masuk dalam dunia kerja. Adanya keahlian yang dimiliki oleh lulusan warga belajar sebagai bekal untuk melanjutkan sekolah, atau Adanya keahlian yang dimiliki oleh lulusan warga belajar sebagai bekal untuk mencari kerja.
1.
kemanfaatan yang dirasakan oleh lulusan Paket B,.
Rendah, skor=1 Sedang, skor=2 Tinggi, skor=3
2.
keinginan untuk meraih kesempatan kerja dan melanjutkan sekolah,
Rendah, skor=1 Sedang, skor=2 Tinggi, skor=3
3.
semangat meraih kesempatan kerja dan melanjutkan sekolah tingkat keberhasilan untuk bersaing memasuki pendidikan selanjutnya (formal/non formal),
Rendah, skor=1 Sedang, skor=2 Tinggi, skor=3 Rendah, skor=1 Sedang, skor=2 Tinggi, skor=3
2.
tingkat keberhasilan untuk melakukan tindakan untuk meraih kesempatan kerja,
Rendah, skor=1 Sedang, skor=2 Tinggi, skor=3
3.
jenis usaha dilakukan,
Rendah, skor=1 Sedang, skor=2 Tinggi, skor=3
4.
kesesuaian keterampilan dimiliki keterampilan dibutuhkan.
3. Kemampuan (Psikomotoris)
1.
yang
yang dengan yang
Rendah, skor=1 Sedang, skor=2 Tinggi, skor=3